Kelas SGD J - Kelompok 2 - 3C - Askep Kesehatan Sekolah - Kep Komunitas Ii
Kelas SGD J - Kelompok 2 - 3C - Askep Kesehatan Sekolah - Kep Komunitas Ii
Kelas SGD J - Kelompok 2 - 3C - Askep Kesehatan Sekolah - Kep Komunitas Ii
KESEHATAN SEKOLAH
Disusun Oleh :
Puji serta syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas ridho dan
karunia-Nya kami dapat memenuhi tugas keperawatan komunitas II.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis kami masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu saya akan sangat mengharapkan serta menghargai segala saran
dan kritik yang bersifat membangun bagi perbaikan penulis berikutnya.
Sekian laporan ini kami buat, semoga makalah ini dapat diterima dan dipahami
oleh siapapun yang membacanya dan bisa menambah wawasan untuk para pembaca,
selain itu makalah ini dapat berguna bagi diri kami dan orang lain.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
gangguan belajar. Permasalahan kesehatan tersebut pada umumnya akan menghambat
pencapaian presentasi pada peserta didik di sekolah. Kesempatan belajar tersebut
membutuhkan kondidi fisik prima yaitu tubuh yang sehat, oleh karena itu diperlukan
suatu upaya kesehatan untuk anak sekolah agar anak dapat tumbuh menjadi manusia yang
berkualitas dibutuhkan pendidikan di sekolah, salah satunya melalui UKS. Oleh karena
itu kami tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai peran UKS dalam anak yang
sehat.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Konsep UKS?
2. Apa saja Model-model Usaha kesehatan sekolah?
3. Bagaimana Kebijakan UKS?
4. Bagaimana Promosi kesehatan pada UKS?
5. Bagaimana Asuhan keperawatan pada tatanan sekolah?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui konsep UKS
2. Untuk mengetahui Model-model Usaha kesehatan sekolah
3. Untuk mengetahui Kebijakan UKS
4. Untuk mengetahui Promosi kesehatan pada UKS
5. Untuk mengetahui Asuhan keperawatan pada tatanan sekolah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
anak. Program dari anak, oleh anak, dan untuk anak untuk menciptakan anak yang
berkualitas.
B. Ruang lingkup kegiatan
Kegiatan utama usaha kesehatan sekolah di sebut dengan trias uks, yang terdiri dari:
1. Pendidikan kesehatan
2. Pelayanan kesehatan
3. Pembinanan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat
Dengan demikian trias uks perpaduan antara pendidikan dengan upaya pelayanan
keseahatan. Pendidikan kesehatan merupakan upaya pendidikan kesehatan yang di
laksanakan sesuai dengan kurikulum sekolah. Pelayanan kesehatan upaya kesehatan
untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik agar dapat tumbuh dan
berkembang secara sehat, yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas
belajar dan berprestasi belajar. Sedangkan pembinaan lingkungan sekolah yang sehat
merupakan gabungan antara upaya pendidikan dan upaya kesehatan untuk diterapkan
dalam lingkungan sekolah dan kehidupan sehari-hari peserta didik.
Sasaran pelayanan UKS adalah seluruh peserta didik dari tingkat pendidikan:
1. Sekolah taman kanak-kanak
4
2. Pendidikan dasar
3. Pendidikan menengah
4. Pendidikan agama
5. Pendidikan kejuruan
6. Pendidikan khusus (sekolah luar biasa)
Untuk sekolah dasar pendidikan sekolah di prioritaskan kelas I, III, dan kelas
VI. Alasannya adalah kelas I, merupakan fase penyusuaian dalam lingkungan
sekolah yang baru dan lepas dari pengawasan orang tua, kemungkinan kontak dengan
berbagai penyebab penyakit yang lebih besar karena ketidaktahuan dan
ketidakmengertian tentang kesehatan. Di samping itu kelas satu adalah yang lebih
baik untuk di berika imunisasi ulangan. Pada kelas I ini di lakukan penjaringan untuk
kemungkinan adanya kelainan yang mungkin timbul sehingga memudahkan
pengawasan untuk jenjang selanjutnya. Kelas III, dilaksanakan di kelas III untuk
memantau hasil pelaksanaan uks di kelas satu dahulu dan langkah-langkah
selanjutnya yang akan dilakukan dalam program pembinaan uks.Kelas VI, dalam
rangka mempersiapkan kesehatan peserta didik ke jenjang pendidikan selanjutnya,
sehingga memerlukan pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan yang ckup.
Untuk belajar dengan efektif peserta didik sebagai sasaran UKS memerlukan
kesehatan yang baik. Kesehatan menunjukkan keadaan yang sejahtera dari badan,
jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Kesehatan bagi peserta didik merupakan sangat mendukung belajarnya di
sekolah, karena kesehatan peserta didik dapat mengikuti pembelajaran terus
menerus. Kalau peserta didik tidak sehat bagaimana bisa belajar dengan baik. Oleh
karena itu kita mencermati konsep yang dikemukakan oleh Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB), bahwa salah satu indikator kualitas sumber daya manusia itu
kesehatan adalah, bukan hanya pendidikan. Ada tiga kualitas sumber daya manusia,
yaitu pendidikan yang berkaitan dengan berapa lama mengikuti pendidikan,
kesehatan yang berkaitan dengan sumber daya manusianya, dan ekonomi yang
berkaitan dengan daya beli. Untuk tingkat ekonomi Indonesia masih berada pada
urutan atau peringkat yang sangat rendah yaitu 108 pada tahun 2008, dibandingkan
dengan negara-negara tetangga. Kemajuan ekonomi suatu bangsa biasanya
5
berkorelasi dengan tingkat kesehatan masyarakatnya. Semakin maju
perekonomiannya, maka bangsa itu semakin baik pula tingkat kesehatannya. Oleh
karena itu, jika tingkat ekonomi masih berada di urutan yang rendah, maka tingkat
kesehatan masyarakat pada umumnya belum sesuai dengan harapan. Begitu pula
dengan sumber daya manusianya yang diharapkan berkualitas masih memerlukan
proses dan usaha yang lebih keras lagi. Kemajuan ekonomi suatu bangsa biasanya
berkorelasi dengan tingkat kesehatan masyarakatnya. Semakin maju
perekonomiannya, maka bangsa itu semakin baik pula tingkat kesehatannya. Oleh
karena itu, jika tingkat ekonomi masih berada di urutan yang rendah, maka tingkat
kesehatan masyarakat pada umumnya belum sesuai dengan harapan. Begitu pula
dengan sumber daya manusianya yang diharapkan berkualitas masih memerlukan
proses dan usaha yang lebih keras lagi. Kemajuan ekonomi suatu bangsa biasanya
berkorelasi dengan tingkat kesehatan masyarakatnya. Semakin maju
perekonomiannya, maka bangsa itu semakin baik pula tingkat kesehatannya. Oleh
karena itu, jika tingkat ekonomi masih berada di urutan yang rendah, maka tingkat
kesehatan masyarakat pada umumnya belum sesuai dengan harapan. Begitu pula
dengan sumber daya manusianya yang diharapkan berkualitas masih memerlukan
proses dan usaha yang lebih keras lagi.
E. Kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah
Nemir mengelompokkan usaha kesehatan sekolah menjadi 3 kegiatan pokok, yaitu:
1. Pendidikan kesehatan sekolah
- Kegiatan intra kurikuler, maksudnya adalah pendidikan kesehatan merupakan
bagian dari kurikulum sekolah, dapat berupa mata pelajaran yang berdiri
sendiri seperti mata pelajaran ilmu kesehatan atau disisipkan dalam ilmu-ilmu
laen seperti olah raga dan kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan sebagainya.
- Kegiatan ekstra kurikuler, maksudnya adalah pendidikan kesehatan yang di
masukan dalam kegiatan-kegiatan ekstarakulikuler dalam rangka
menanamkan prilaku sehat peserta didik.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dapat berupa :
a. Penyuluhan kesehatan dari petugas puskesmas yang berkaitan dengan :
6
1. Higien personal yang meliputi pemeliharaan gigi, dan mulut, kebersihan
kulit dan kuku, mata, telinga dan sebagainya.
2. Lomba poster sehat
a. Pemeriksaan kesehatan, yang meliputi gigi dan mulut, mata telingan dan
tenggorokan, kulit dan rambut dsb
c. Pemberian imunisasi
e. Pengobatan sederhana
f. Pertolongan pertama
7
Pada era globalisasi ini banyak tantangan bagi peserta didik yang dapat
mengancam kesehatan fisik dan jiwanya. Tidak sedikit anak yang menunjukkan
perilaku tidak sehat, seperti lebih suka mengkonsumsi makanan tidak sehat yang
tinggi lemak, gula, garam, rendah serat, meningkatkan risiko hipertensi, diabetes
melitus dan obesitas, dan sebagainya. Apalagi sebelum makan tidak mencuci tangan
terlebih dahulu, sehingga memungkinkan masukkan bibit penyakit ke dalam tubuh.
Selain itu meningkatnya perokok pemula, usia muda, atau usia peserta didik sekolah
sehingga risikonya akan mengakibatkan penyakit degeneratif. Perilaku tidak sehat
lainnya yang mengkhawatirkan adalah melakukan pergaulan bebas, sehingga
terjerumus ke dalam penyakit masyarakat seperti penggunaan narkoba atau tindakan
kriminal. Apalagi perilaku tidak sehat ini, disebabkan lingkungan yang tidak sehat,
seperti kurang bersihnya rumah, sekolah, atau lingkungan masyarakatnya.
Tantangan lain tentang perilaku tidak sehat muncul dari diri peserta didik sendiri.
Aktifitas fisik mereka kurang bergerak, olahraga pun kurang, malas sehingga tidak
bergairah baik di rumah maupun atau di sekolah. Peserta didik pun cenderung lebih
menyukai dan banyak menonton televisi, bermain videogames, dan play station,
sehingga mengakibatkan fisiknya kurang bugar. Akibatnya mereka rentan mengalami
sakit dan beresiko terhadap berbagai penyakit degeneratif di usia dini. Untuk itu
diperlukan fasilitas dan program pendidikan jasmani atau olah raga memadai dan
terprogram dengan baik, di sekolah dan di lingkungan masyarakat sekitar. Hal ini
sangat mendukung dan memungkinkan peserta didik untuk bergerak, berkreasi, dan
berolah raga dengan bebas, menyenangkan dan bermanfaat bagi kesehatan dan
kebugaran fisiknya. Kesehatan fisik peserta didik berkorelasi positif terhadap
kematangan emosi sosialnya. Guru atau orang tua perlu memberikan bekal yang
penting bagi peserta didik yaitu menciptakan kematangan emosi-sosialnya agar dapat
berhasil dalam menghadapi segala macam tantangan, termasuk tantangan untuk
berhasil secara akademik. Peserta didik pun akan mampu mengendalikan stress yang
dialaminya, karena jika stress tidak dikendalikan akan menyebabkan timbulnya
berbagai penyakit dan akan menjadi kendala untuk keberhasilan belajarnya.
8
Untuk menghadapi berbagai tantangan yang dapat mengancam kesehatan fisik
dan jiwanya tersebut sekolah memilkki peran yang penting untuk menciptakan dan
meningkatkan kesehatan peserta didik. Upaya yang dilakukan antara lain dengan
menciptakan lingkungan “Sekolah Sehat” (Health Promoting School/HPS) melalui
UKS. Konsep inilah yang oleh Badan Kesehatan Dunia WHO disebut HPS (Health
Promoting Schools) atau Sekolah Promosi Kesehatan sehingga “a health setting for
living, learning and working” dengan tujuan (goal) “Help School Become Health
Promoting Schools.” Program UKS ini hendaknya dilaksanakan dengan baik
sehingga sekolah menjadi tempat yang dapat meningkatkan atau mempromosikan
derajat kesehatan peserta didiknya.
Menurut WHO (Depkes, 2008) ada enam ciri utama sekolah yang dapat
mempromosikan atau meningkatkan kesehatan, yaitu
1. Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah, yaitu
peserta didik, orang tua, dan para tokoh masyarakat maupun organisasi-organisasi
di masyarakat.
2. Berusaha keras untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan aman, meliputi
sanitasi dan air yang cukup, bebas dari segala macam bentuk kekerasan, bebas
dari pengaruh negatif dan penyalahgunaan zat-zat berbahaya, suasana yang
mempedulikan pola asuh, rasa hormat dan percaya. Diciptakannya pekarangan
sekolah yang aman, adanya dukungan masyarakat sepenuhnya.
9
puskesmas setempat, dan mengadakan program-program makanan begizi dengan
memperhatikan ‘keamanan’ makanan.
6. Bekerja keras untuk ikut atau berperan serta meningkatkan kesehatan masyarakat,
dengan cara memperhatikan masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat. Cara
lainnya berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat.
10
pengembangan ilmu pengetahuan dan melaksanakan pengkajian dan pengembangan
bidang pengukuran, standarisasi, evaluasi dalam rangka upaya peningkatan kualitas
jasmani dan pengembangan sekolah sehat. Meningkatkan kegiatan analisis kajian
kesegaran jasmani, pendidikan jasmani dan pendidikan rekreasi yang dapat
bermanfaat langsung bagi peserta didik, tenaga kependikan dan masyarakat serta
menunjang peningkatan mutu pendidikan.
11
tinja, sarana pembuangan limbah, pengelolaan air bersih, penyediaan air bersih, air
dan sanitasinya, pegenalan pada penyakit menular dan pencegahannya. Khusus untuk
peserta didik SMP/MTs dan SMA/SMK/MA ditambah dengan kesehatan reproduksi,
bahaya rokok dan deteksi dini penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, minuman
keras, dan bahan-bahan yang berbahaya serta zat adiktif (NAPZA) dan HIV/AIDS.
1. Paket minimal
a. Penyuluhan kesehatan sekolah, termasuk UKSG tahap 1
b. Imunisasi
c. Pembinaan lingkungan sekolah sehat
2. Paket standar
a. Paket minimal +
b. Kader kesehatan sekolah (dokter kecil)
c. P3K dan P3P
12
d. Penjaringan kesehatan
e. Pemeriksaan kesehatan
f. Periodik tiap 6 bulan : TB, BB, visus, Hb
g. UKSG tahap II
h. Pengawasan warung sekolah
MODEL
1. Paket optimal
a. Paket standar +
b. Konseling kesehatan remaja
c. UKSG tahap III
d. Kebun sekolah
e. Dana sehat
2. Paket paripurna
a. Paket optimal +
b. Memantau kesegaran jasmani
13
b) SD/MI/Paket A setara SD SLTP/MTs/Paket B setara SMP
c) SMA/SMK/MA/Paket C setara SMA, 4) Sanggar Kegiatan Belajar/PKBM
2) Segala upaya peningkatan dan pengembangan kesehatan warga sekolah dan
masyarakat lingkungan sekolah agar diupayakan melalui jalur Tim Pembina UKS Pusat
dan Tim Pembina UKS di daerah secara berjenjang (one gate policy)
3) Pembinaan dan pengembangan UKS dilaksanakan secara Lintas Program dan Lintas
Sektor melalui kegiatan yang terpadu dan berkesinambungan
4) Upaya pendidikan kesehatan diselenggarakan melalui kegiatan kurikuler dan
ekstrakurikuler
5) Upaya pelayanan kesehatan dilakukan secara menyeluruh baik yang meliputi upaya
promotif (peningkatan kesehatan), preventif (pencegahan), dan kuratif (pengobatan)
maupun (pemulihan), namun lebih diutamakan pada upaya promotif dan preventif yang
dilakukan secara terpadu dibawah koordinasi dan bimbingan teknis langsung dari
Puskesmas
6) Upaya peningkatan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat diarahkan untuk
mendukung tercapainya tujuan pendidikan dan pelayanan kesehatan serta UKS secara
keseluruhan, dengan 33 memberdayakan sumber daya yang ada dan meningkatkan peran
serta masyarakat
7) Tugas dan fungsi TP UKS pusat dan daerah disesuaikan pula dengan peraturan
perundangan yang berlaku
8) Optimalisasi program UKS pada setiap jenis dan jenjang pendidikan
9) Penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan UKS dilakukan dengan peran aktif
pemerintah (pusat dan daerah), komite sekolah dan masyarakat. Sedangkan kebijakan
pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
1) Pemberdayaan kabupaten/kota dalam perencanaan terpadu (lintas program/lintas
sektor), terkait operasional, serta tindak lanjut
2) Meninjau kembali program lama dan menyesuaikan dengan kebutuhan saat ini
termasuk mempertimbangkan adanya peraturan perundang-undangan yang baru.
3) Mengupayakan program UKS yang integrated (lintas program/lintas sektor).
4) Pemberdayaan masyarakat, dunia usaha dan LSM di dalam pengembangan program
UKS
14
5) Meningkatkan dan memantapkan program UKS melalui:
a) Workshop/Rapat Kerja/Rapat Koordinasi.
b) Pengembangan dan Akselerasi Program UKS.
c) Kemitraan. 34
6) Melengkapi sarana dan prasarana UKS yang memadai
7) Meningkatkan peran Sekretariat TP UKS lebih berdaya guna dan berhasil guna
8) Memfungsikan secara optimal peranan lembaga-lembaga pendidikan baik pada
pendidikan formal maupun non formal
9) Meningkatkan dan mensosialisasikan program UKS ke instansi terkait di pusat,
provinsi, kabupaten/kota dan legislatif.(Kemendikbud Direktorat Jenderal Pendidikan,
2012)
15
a) UU No.23 Tahun 1992 pasal 45 tentang penyelenggaraan keehatan sekolah
b) UU No. 20 Tahun 2003 Tentang sisitem pendidikan nasional
c) SKB 4 menteri (menteri pendidikan nasional,agama, dan menteri dalam negeri)
No.1/U/SKB/2003,1067/menkes/SKB/VII/2003,MA/230 A/2003,dan 26 Tahun
2003 tentang pembinaan dan pengembangan usaha kesehatan sekolah.
d) SKB 4 Menteri (menteri pendidikan nasional,agama, dan menteri dalam negeri)
No.2/P/SKB/2003,No. 1068/menkes/SKB/VII/2003,MA/230 B/2003, dan 4415-
404 Tahun 2003 tentang tim pembinaan usaha kesehatan sekolah pusat.
e) Kepmenkes No 1193/menkes/SK/VIII/2004 tentang kebijakan nasional promosi
kesehatan.
f) Kepmenkes No.1114/Menkes/SK/VIII/2005 tentang pelaksanaan promosi
kesehatan
16
e) Memberikan akses pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan prventif bagi
peserta didik
f) Berperan akti dalam meningkatkan kesehtan masyarakat,
6. Cara promosi kesehatan pada UKS
Cara melaksanakan pendidikan kesehatan di sekolah dilakukan melalui
penyajian dan penanaman kebiasaan. Cara penyajian pendidikan lebih
menekankan peran aktif peserta didik melalui kegiatan ceramah, diskusi,
demonstrasi, pembimbingan, permainan, dan penugasan. Cara penanaman
kebiasaan dilakukan melalui penugasan untuk melalukan cara hidup sehat sehari-
hari dan pengamatan terus menerus oleh guru dan kepala sekolah. Keberhasilan
pendidikan kesehatan ditentukan dengan adanya keteladanan dan dorongan dari
kepala sekolah, guru, pegawai sekolah, dan orang tua. Keberhasilan itu juga
ditentukan adanya hubungan guru dengan orang tua peserta didik, apa yang
diberikan oleh guru di sekolah hendaknya juga didukung oleh orang tua di rumah.
Materi pendidikan kesehatan yang diajarkan di sekolah berbeda-beda disesuaikan
dengan jenjang pendidikannya. Materi pendidikan itu antara lain demam
berdarah, flu burung, pelayanan gizi, kesehatan gigi dan mulut, pengelolaan
sampah, pengelolaan tinja, sarana pembuangan limbah, pengelolaan air bersih,
penyediaan air bersih, air dan sanitasinya, pegenalan pada penyakit menular dan
pencegahannya. Khusus untuk peserta didik SMP/MTs dan SMA/SMK/MA
ditambah dengan kesehatan reproduksi, bahaya rokok dan deteksi dini
penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, minuman keras, dan bahan-bahan yang
berbahaya serta zat adiktif (NAPZA) dan HIV/AIDS.
17
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1. PENGKAJIAN
Kode KK : - Dusun: - RW: - RT: -
18
c. Kesehatan usia pra sekolah (pada klg yg memiliki anak pra sekolah) (Data Tidak
Terkaji)
d. Kesehatan usia sekolah (pada klg yg memiliki anak usia sekolah)
1) Penyakit yang dialami anak usia sekolah 3 bulan terakhir
TBC
Asma
Tiphoid
Penyakit kulit
Kecelakaan
Lain-lain, sebutkan .............
Masalah :
- Status gizi overweight (18,5%),
- Konjungtiva anemis (16.7%),
- Karies (48.6 %),
- Kuku kotor (31.6%).
2) Kegiatan anak yang dilakukan di luar sekolah :
Main game/PS
les musik/bimbel/OR
Agama/mengaji
Lain-lain sebutkan ...............
Masalah :
- Injury pada saat olahraga (49.8%)
3) Kebiasaan tidak sehat :
merokok
makan jajanan pasar
Lain-lain, sebutkan .........................
e. Kesehatan Remaja (pada klg yang memiliki remaja) (Data Tidak Terkaji)
f. Kesehatan Dewasa (pada keluarga dewasa) (Data Tidak Terkaji)
g. Kesehatan Lansia (pada keluarga yg memiliki lansia) (Data Tidak Terkaji).
II. LINGKUNGAN FISIK (Data Tidak Terkaji)
1. Perumahan
2. Pembuangan
3. Sumber air
4. Tempat penampungan air
5. Pembuangan sampah dan limbah
6. Kandang ternak
III. PELAYANAN KESEHATAN & SOSIAL (Data Tidak Terkaji)
IV. SOSIAL EKONOMI (Data Tidak Terkaji)
V. PENDIDIKAN
- Di SDN 1 ini belum mempunyai kader kesehatan sekolah.
- Pengetahuan siswa terhadap kesehatan reproduksi (50%)
19
VI. KEAMANAN DAN TRANSPORTASI (Data Tidak Terkaji)
VII. POLITIK DAN PEMERINTAHAN (Data Tidak Terkaji)
VIII. KOMUNIKASI (Data Tidak Terkaji)
IX. REKREASI (Data Tidak Terkaji)
20
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidaktahuan siswa akan personal
hygiene
3. Resiko cedera berhubungan dengan sarana dan prasarana olahraga yang tidak
sesuai dengan standar keamanan
3.3. PERENCANAAN
A. Prioritas diagnosis keperawatan
Diagnosis keperawatan komunitas :
1. Ketidakseimbahang nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidaktahuan siswa tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi yang baik
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidaktahuan siswa akan personal hygiene
3. Resiko cedera berhubungan dengan sarana dan prasarana olahraga yang tidak sesuai
dengan standar keamanan.
KETERANGAN:
TINGGI 3
21
SEDANG 2
RENDAH 1
B. FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DX TUM TUK STRATEGI RENCANA SUM TEM PJ
. INTERVENSI KEGIATA EVALUASI BER PAT
N
1 Setelah Siswa SD Prevensi Pendidikan Siswa SD Negeri Siswa SD Pusk
dilakuka Negeri 1, Primer : Kesehatan 1 menjelasakan : SD Negeri esma
n mengetahu Negeri 1 s
- Pengetahua a. Pengertian 1
pendidik tentang
an pengertian, n mengenai
kurang b. Dampak
kesehata dampak kekurangan
n, siswa dan cara nutrisi
nutrisi
SD mengatasi
- Promosi
Negeri kurang c. Cara
kesehatan
1. nutrisi, mengatasi
Mengeta dengan - Kepatuhan kekurangan
hui dan kriteria : nutrisi
melaksa setelah 1 x - Partisipasi
nakan pertemuan
agar Prevensi
a. Siswa Skunder :
nutrisi
mereka mengetah
ui - Statuskeseh
tidak atan siswa
kurang pengertia
atau n - Komunikasi
kekuran penuruna
gan n gizi Prevensi
nutrisi Tersier :
b. Siswa
mengetah - Status
ui kesehatan
dampak siswa
apabila
tubuh
kekurang
an nutrisi
c. Siswa
mengetah
u cara
22
mengatas
i dampak
kekurang
an nutrisi
c. Siswa
dapat
melakuka
n
23
personal
hygiene
c. Siswa
dapat
menghin
dari
resiko
cidera
saat
beolahrag
24
a
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Usaha kesehatan di sekolah (UKS) merupakan salah satu usaha kesehatan pokok
yang dilaksanakan oleh puskesmas dan juga usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan
di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan sekolahnya sebagai sasaran
utama.Untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik,
dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup sehat sedini mungkin melalui pendidikan
kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat yang dikenal
dengan istilah tiga program pokok (trias) UKS. Peran perawat kesehatan sekolah yang
paling utama yaitu sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah. Salah satu fungsi
peran perawat sekolah yaitu memberikan pelayanan serta meningkatkan kesehatan
individu dan memberikan pendidikan kesehatan kepada semua populasi yang ada di
sekolah.
4.2 SARAN
1. Dalam penyusunan makalah ini kami sangat mengharapkan kritikan dan saran yang
bisa membangun kami agar dalam hal penyusunan makalah dikedepannya bisa jauh lebih
baik.
25
2. Hendaknya semua yang membaca makalah ini dapat mengetahui dan memahami isi
dari makalah tersebut dan bisa mengaplikasikannya kepada orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: PT Mancana Jaya Cemerlang.
26