Kelas SGD J - Kelompok 2 - 3C - Askep Kesehatan Sekolah - Kep Komunitas Ii

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN AGREGAT DALAM KOMUNITAS:

KESEHATAN SEKOLAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas II

Disusun Oleh :

Cecep Mulyana AK.1.18.031 Mega Alisya P W AK.1.18.101


Firman Taufiq F AK.1.18.063 Mulyani Alrum S AK.1.18.115
Gita Aprilia AK.1.18.070 Ni Putu Wulan M AK.1.18.122
Hilfi Noer H AK.1.18.074 Rifki Afdilah F AK.1.18.145
Intan Asmarani AK.1.18.079 Tohari Wijaya AK.1.18.192
Irva Nurfadila AK.1.18.083 Vera Viana AK.1.18.196
Lia Nurcahyati AK.1.18.091

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
BANDUNG
2020
Jln. Soekarno Hatta No.754 Cibiru Bandung kec. Panyileukan kota Bandung
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas ridho dan
karunia-Nya kami dapat memenuhi tugas keperawatan komunitas II.

Dalam penyusunan makalah ini yang berjudul “MAKALAH ASUHAN


KEPERAWATAN AGREGAT DALAM KOMUNITAS : KESEHATAN SEKOLAH”
Tidak sedikit hambatan yang kami hadapi, namun dengan penuh kesabaran dan kerja
keras kami bisa menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. Dan kami menyadari tugas
ini tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa bimbingan dan dorongan dari beberapa
pihak yang terkait sehingga segala kendala dapat teratasi.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis kami masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu saya akan sangat mengharapkan serta menghargai segala saran
dan kritik yang bersifat membangun bagi perbaikan penulis berikutnya.

Sekian laporan ini kami buat, semoga makalah ini dapat diterima dan dipahami
oleh siapapun yang membacanya dan bisa menambah wawasan untuk para pembaca,
selain itu makalah ini dapat berguna bagi diri kami dan orang lain.

Bandung, 19 Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................i

DAFTAR ISI .........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................2
1.3 Tujuan ...............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep UKS .....................................................................................................3

2.2 Model-model Usaha kesehatan sekolah ............................................................12

2.3 Kebijakan UKS .................................................................................................13

2.4 Promosi kesehatan pada UKS ...........................................................................15

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian ........................................................................................................18

3.2 Diagnosa ...........................................................................................................19

3.3 Perencanaan ......................................................................................................20

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan .......................................................................................................25

4.2 Saran .................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Tujuan pembangunan bidang kesehatan adalah terwujudnya derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Dalam kehidupan sosial yang beragam di masyarakat, keluarga
adalah unit sosial terkecil, oleh karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan derajat
kesehatan keluarga terutama kesehatan ibu dan anak. Masa anak merupakan waktu yang
tepat untuk meletakkan landasan yang kokoh bagi terwujudnya manusia yang berkualitas.
Lingkungan tempat tinggal dan lingkungan sekolah merupakan dua tempat utama
yang digunakan oleh seorang anak untuk melakukan aktivitas. Sekolah merupakan
tempat anak-anak belajar, berkreasi, bersosialisasi dan bermain. Sehingga tidak
mengherankan jika sebagian besar waktu mereka dihabiskan di sekolah. Oleh karena itu,
konsep pemberian kesehatan di sekolah akan lebih efektif terutama pada sasaran target
anak sekolah. Jika ditilik selama ini, peran perawat di sekolah masih sangat minimal. Hal
ini dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya adalah kebijakan pemerintah terhadap
pengembangan peran perawat di sekolah juga masih belum ada. Sehingga yang sering
berhubungan dengan perawatan kesehatan sekolah adalah petugas dari puskesmas.
Lingkungan sekolah yang sehat akan memberikan dampak yang positif bagi
perkembangan anak. Sekolah seharusnya memiliki kepedulian terhadap kesehatan anak
didiknya, termasuk memberikan pengertian mengenai kesehatan itu sendiri, sehingga
siswa dapat membiasakan dirinya untuk hidup sehat. Mengingat begitu pentingnya arti
kesehatan dalam kehidupan serta begitu eratnya lingkungan sekolah dengan kehidupan
anak yang sedang berada dalam masa pertumbuhan, maka perlu digalakkan upaya
perawatan kesehatan sekolah dengan memaksimalkan peran perawat baik di puskesmas
maupun perawat yang terlibat langsung di sekolah tersebut.
Anak usia sekolah baik tingkat pra sekolah, sekolah dasar, sekolah menengah
pertama, dan sekolah menengah atas adalah suatu masa usia anak yang sangat berbeda
dengan usia dewasa. Didalam periode ini didapatkan banyak permasalahan kesehatan
yang sangat menentukan kualitas kesehatan anak dikemudian hari. Masalah kesehatan
tersebut meliputi kesehatan umum, gangguan perkembangan, gangguan perilaku dan

1
gangguan belajar. Permasalahan kesehatan tersebut pada umumnya akan menghambat
pencapaian presentasi pada peserta didik di sekolah. Kesempatan belajar tersebut
membutuhkan kondidi fisik prima yaitu tubuh yang sehat, oleh karena itu diperlukan
suatu upaya kesehatan untuk anak sekolah agar anak dapat tumbuh menjadi manusia yang
berkualitas dibutuhkan pendidikan di sekolah, salah satunya melalui UKS. Oleh karena
itu kami tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai peran UKS dalam anak yang
sehat.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Konsep UKS?
2. Apa saja Model-model Usaha kesehatan sekolah?
3. Bagaimana Kebijakan UKS?
4. Bagaimana Promosi kesehatan pada UKS?
5. Bagaimana Asuhan keperawatan pada tatanan sekolah?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui konsep UKS
2. Untuk mengetahui Model-model Usaha kesehatan sekolah
3. Untuk mengetahui Kebijakan UKS
4. Untuk mengetahui Promosi kesehatan pada UKS
5. Untuk mengetahui Asuhan keperawatan pada tatanan sekolah

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. KONSEP UKS


A. Definisi UKS
Hidup sehat seperti yang didefinisikan oleh badan kesehatan perserikatan bangsa-
bangsa (PBB) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan orang hidup secara produktif dan
ekonomi. Sedangkan kesehatan jiwa adalah keadaan yang mendukung perkembangan
fisik, mental, intelektual, emosional, dan sosial yang optimal dari seseorang. Dalam
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 pasal 45 tentang Kesehatan ditegaskan
bahwa ”Kesehatan Sekolah” diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup
sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat
belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal sehingga diharapkan
dapat menjadikan sumber daya manusia yang berkualitas. Menurut Sumantri
(2007), peserta didik itu harus sehat dan orang tua memperhatikan lingkungan yang
sehat dan makan makanan yang bergizi, sehingga akan tercapai manusia soleh,
berilmu dan sehat (SIS). Dalam proses belajar dan materi pembelajaran yang
berorientasi pada kepala, hati dan tangan, yaitu berkaitan dengan pengetahuan, sikap,
nilai dan keterampilan. Namun masih diperlukan faktor kesehatan (health) sehingga
peserta didik memiliki 4 H (kepala, hati, tangan dan kesehatan).
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah usaha untuk membina dan
mengembangkan kebiasaan dan perilaku yang sehat pada peserta didik usia sekolah
yang dilakukan secara menyeluruh (komprehensif) dan terpadu (integratif) melalui
program pendidikan dan penyuluhan kesehatan. UKS adalah bagian dari usaha
kesehatan pokok yang sesuia beban tugas puskesmas yang di tujukan kepada sekolah-
sekolah. Untuk mengoptimalkan program UKS perlu ditingkatkan peran serta peserta
didik sebagai subjek dan bukan hanya objek. Dengan UKS ini diharapkan mampu
menanamkan perilaku hidup sehat pada dirinya sendiri dan mampu menolong orang
lain. Dari pengertian ini maka UKS dikenal pula dengan program anak kepada

3
anak. Program dari anak, oleh anak, dan untuk anak untuk menciptakan anak yang
berkualitas.
B. Ruang lingkup kegiatan
Kegiatan utama usaha kesehatan sekolah di sebut dengan trias uks, yang terdiri dari:
1. Pendidikan kesehatan
2. Pelayanan kesehatan
3. Pembinanan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat

Dengan demikian trias uks perpaduan antara pendidikan dengan upaya pelayanan
keseahatan. Pendidikan kesehatan merupakan upaya pendidikan kesehatan yang di
laksanakan sesuai dengan kurikulum sekolah. Pelayanan kesehatan upaya kesehatan
untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik agar dapat tumbuh dan
berkembang secara sehat, yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas
belajar dan berprestasi belajar. Sedangkan pembinaan lingkungan sekolah yang sehat
merupakan gabungan antara upaya pendidikan dan upaya kesehatan untuk diterapkan
dalam lingkungan sekolah dan kehidupan sehari-hari peserta didik.

C. Tujuan usaha kesehatan sekolah


Secara umum UKS bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi
belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta
derajat kesehatan peserta didik. Selain itu juga menciptakan lingkungan yang sehat,
sehingga mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal
dalam rangka pemesanan manusia Indonesia berkualitas. Sedangkan secara khusus
tujuan UKS adalah menciptakan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat,
meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap dan perilaku masyarakat sekolah yang
sehat dan mandiri. Di samping itu juga meningkatkan peran serta peserta didik dalam
usaha peningkatan kesehatan di sekolah dan rumah tangga serta lingkungan
masyarakat, meningkatkan keteramplan hidup sehat agar mampu melindungi diri dari
pengaruh buruk lingkungan.
D. Sasaran usaha kesehatan sekolah

Sasaran pelayanan UKS adalah seluruh peserta didik dari tingkat pendidikan:
1. Sekolah taman kanak-kanak

4
2. Pendidikan dasar
3. Pendidikan menengah
4. Pendidikan agama
5. Pendidikan kejuruan
6. Pendidikan khusus (sekolah luar biasa)
Untuk sekolah dasar pendidikan sekolah di prioritaskan kelas I, III, dan kelas
VI. Alasannya adalah kelas I, merupakan fase penyusuaian dalam lingkungan
sekolah yang baru dan lepas dari pengawasan orang tua, kemungkinan kontak dengan
berbagai penyebab penyakit yang lebih besar karena ketidaktahuan dan
ketidakmengertian tentang kesehatan. Di samping itu kelas satu adalah yang lebih
baik untuk di berika imunisasi ulangan. Pada kelas I ini di lakukan penjaringan untuk
kemungkinan adanya kelainan yang mungkin timbul sehingga memudahkan
pengawasan untuk jenjang selanjutnya. Kelas III, dilaksanakan di kelas III untuk
memantau hasil pelaksanaan uks di kelas satu dahulu dan langkah-langkah
selanjutnya yang akan dilakukan dalam program pembinaan uks.Kelas VI, dalam
rangka mempersiapkan kesehatan peserta didik ke jenjang pendidikan selanjutnya,
sehingga memerlukan pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan yang ckup.
Untuk belajar dengan efektif peserta didik sebagai sasaran UKS memerlukan
kesehatan yang baik. Kesehatan menunjukkan keadaan yang sejahtera dari badan,
jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Kesehatan bagi peserta didik merupakan sangat mendukung belajarnya di
sekolah, karena kesehatan peserta didik dapat mengikuti pembelajaran terus
menerus. Kalau peserta didik tidak sehat bagaimana bisa belajar dengan baik. Oleh
karena itu kita mencermati konsep yang dikemukakan oleh Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB), bahwa salah satu indikator kualitas sumber daya manusia itu
kesehatan adalah, bukan hanya pendidikan. Ada tiga kualitas sumber daya manusia,
yaitu pendidikan yang berkaitan dengan berapa lama mengikuti pendidikan,
kesehatan yang berkaitan dengan sumber daya manusianya, dan ekonomi yang
berkaitan dengan daya beli. Untuk tingkat ekonomi Indonesia masih berada pada
urutan atau peringkat yang sangat rendah yaitu 108 pada tahun 2008, dibandingkan
dengan negara-negara tetangga. Kemajuan ekonomi suatu bangsa biasanya

5
berkorelasi dengan tingkat kesehatan masyarakatnya. Semakin maju
perekonomiannya, maka bangsa itu semakin baik pula tingkat kesehatannya. Oleh
karena itu, jika tingkat ekonomi masih berada di urutan yang rendah, maka tingkat
kesehatan masyarakat pada umumnya belum sesuai dengan harapan. Begitu pula
dengan sumber daya manusianya yang diharapkan berkualitas masih memerlukan
proses dan usaha yang lebih keras lagi. Kemajuan ekonomi suatu bangsa biasanya
berkorelasi dengan tingkat kesehatan masyarakatnya. Semakin maju
perekonomiannya, maka bangsa itu semakin baik pula tingkat kesehatannya. Oleh
karena itu, jika tingkat ekonomi masih berada di urutan yang rendah, maka tingkat
kesehatan masyarakat pada umumnya belum sesuai dengan harapan. Begitu pula
dengan sumber daya manusianya yang diharapkan berkualitas masih memerlukan
proses dan usaha yang lebih keras lagi. Kemajuan ekonomi suatu bangsa biasanya
berkorelasi dengan tingkat kesehatan masyarakatnya. Semakin maju
perekonomiannya, maka bangsa itu semakin baik pula tingkat kesehatannya. Oleh
karena itu, jika tingkat ekonomi masih berada di urutan yang rendah, maka tingkat
kesehatan masyarakat pada umumnya belum sesuai dengan harapan. Begitu pula
dengan sumber daya manusianya yang diharapkan berkualitas masih memerlukan
proses dan usaha yang lebih keras lagi.
E. Kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah
Nemir mengelompokkan usaha kesehatan sekolah menjadi 3 kegiatan pokok, yaitu:
1. Pendidikan kesehatan sekolah
- Kegiatan intra kurikuler, maksudnya adalah pendidikan kesehatan merupakan
bagian dari kurikulum sekolah, dapat berupa mata pelajaran yang berdiri
sendiri seperti mata pelajaran ilmu kesehatan atau disisipkan dalam ilmu-ilmu
laen seperti olah raga dan kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan sebagainya.
- Kegiatan ekstra kurikuler, maksudnya adalah pendidikan kesehatan yang di
masukan dalam kegiatan-kegiatan ekstarakulikuler dalam rangka
menanamkan prilaku sehat peserta didik.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dapat berupa :
a. Penyuluhan kesehatan dari petugas puskesmas yang berkaitan dengan :

6
1. Higien personal yang meliputi pemeliharaan gigi, dan mulut, kebersihan
kulit dan kuku, mata, telinga dan sebagainya.
2. Lomba poster sehat

3. Perlombaan kebersihan kelas

2. Pemeliharaan kesehatan sekolah

Pemeliharaan kesehatan sekolah, di maksudkan untuk memelihara ,


meningkatkan, dan menemukan secara dini gangguan kesehatan yag mungkin
terjadi terhadap peserta didik maupun gurunya.

Pemeliharaan kesehatan di sekolah di lakukan oleh petugas pusekesmas


yang merupakan tim yang di bentuk di bawah coordinator UKS yang terdiri dari
dokter, perawat, juru imunisasi dan sebagainya. Dan untuk koordinasi untuk
tingkat kecamatan di bentuk tim Pembina usaha kesehatan sekolah (TPUKS).
Kegitan-kegiatan yang di lakukan adalah :

a. Pemeriksaan kesehatan, yang meliputi gigi dan mulut, mata telingan dan
tenggorokan, kulit dan rambut dsb

b. Pemeriksaan perkembangan kecerdasan

c. Pemberian imunisasi

d. Penemuan kasus-kasus dini yang mungkin terjadi

e. Pengobatan sederhana

f. Pertolongan pertama

g. Rujukan bila menemukan kasus yang tidak dapat di tanggulangi di sekolah


termasuk juga adalah pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan guru.

F. Peran sekolah dalam meningkatkan kesehatan

7
Pada era globalisasi ini banyak tantangan bagi peserta didik yang dapat
mengancam kesehatan fisik dan jiwanya. Tidak sedikit anak yang menunjukkan
perilaku tidak sehat, seperti lebih suka mengkonsumsi makanan tidak sehat yang
tinggi lemak, gula, garam, rendah serat, meningkatkan risiko hipertensi, diabetes
melitus dan obesitas, dan sebagainya. Apalagi sebelum makan tidak mencuci tangan
terlebih dahulu, sehingga memungkinkan masukkan bibit penyakit ke dalam tubuh.
Selain itu meningkatnya perokok pemula, usia muda, atau usia peserta didik sekolah
sehingga risikonya akan mengakibatkan penyakit degeneratif. Perilaku tidak sehat
lainnya yang mengkhawatirkan adalah melakukan pergaulan bebas, sehingga
terjerumus ke dalam penyakit masyarakat seperti penggunaan narkoba atau tindakan
kriminal. Apalagi perilaku tidak sehat ini, disebabkan lingkungan yang tidak sehat,
seperti kurang bersihnya rumah, sekolah, atau lingkungan masyarakatnya.

Tantangan lain tentang perilaku tidak sehat muncul dari diri peserta didik sendiri.
Aktifitas fisik mereka kurang bergerak, olahraga pun kurang, malas sehingga tidak
bergairah baik di rumah maupun atau di sekolah. Peserta didik pun cenderung lebih
menyukai dan banyak menonton televisi, bermain videogames, dan play station,
sehingga mengakibatkan fisiknya kurang bugar. Akibatnya mereka rentan mengalami
sakit dan beresiko terhadap berbagai penyakit degeneratif di usia dini. Untuk itu
diperlukan fasilitas dan program pendidikan jasmani atau olah raga memadai dan
terprogram dengan baik, di sekolah dan di lingkungan masyarakat sekitar. Hal ini
sangat mendukung dan memungkinkan peserta didik untuk bergerak, berkreasi, dan
berolah raga dengan bebas, menyenangkan dan bermanfaat bagi kesehatan dan
kebugaran fisiknya. Kesehatan fisik peserta didik berkorelasi positif terhadap
kematangan emosi sosialnya. Guru atau orang tua perlu memberikan bekal yang
penting bagi peserta didik yaitu menciptakan kematangan emosi-sosialnya agar dapat
berhasil dalam menghadapi segala macam tantangan, termasuk tantangan untuk
berhasil secara akademik. Peserta didik pun akan mampu mengendalikan stress yang
dialaminya, karena jika stress tidak dikendalikan akan menyebabkan timbulnya
berbagai penyakit dan akan menjadi kendala untuk keberhasilan belajarnya.

8
Untuk menghadapi berbagai tantangan yang dapat mengancam kesehatan fisik
dan jiwanya tersebut sekolah memilkki peran yang penting untuk menciptakan dan
meningkatkan kesehatan peserta didik. Upaya yang dilakukan antara lain dengan
menciptakan lingkungan “Sekolah Sehat” (Health Promoting School/HPS) melalui
UKS. Konsep inilah yang oleh Badan Kesehatan Dunia WHO disebut HPS (Health
Promoting Schools) atau Sekolah Promosi Kesehatan sehingga “a health setting for
living, learning and working” dengan tujuan (goal) “Help School Become Health
Promoting Schools.” Program UKS ini hendaknya dilaksanakan dengan baik
sehingga sekolah menjadi tempat yang dapat meningkatkan atau mempromosikan
derajat kesehatan peserta didiknya.

Menurut WHO (Depkes, 2008) ada enam ciri utama sekolah yang dapat
mempromosikan atau meningkatkan kesehatan, yaitu

1. Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah, yaitu
peserta didik, orang tua, dan para tokoh masyarakat maupun organisasi-organisasi
di masyarakat.

2. Berusaha keras untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan aman, meliputi
sanitasi dan air yang cukup, bebas dari segala macam bentuk kekerasan, bebas
dari pengaruh negatif dan penyalahgunaan zat-zat berbahaya, suasana yang
mempedulikan pola asuh, rasa hormat dan percaya. Diciptakannya pekarangan
sekolah yang aman, adanya dukungan masyarakat sepenuhnya.

3. Memberikan pendidikan kesehatan dengan mengembangkan kurikulum yang


mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik yang positif terhadap
kesehatan, serta dapat mengembangkan berbagai keterampailan hidup yang
mendukung kesehatan fisik, mental dan sosial. Selain itu, memperhatikan
pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru maupun orang tua.

4. Memberikan akses (kesempatan) untuk dilaksanakannya pelayanan kesehatan di


sekolah, yaitu penyaringan, diagnose dini, pemantauan dan perkembangan,
imunisasi, serta pengobatan sederhana. Selain itu, mengadakan kerja sama dengan

9
puskesmas setempat, dan mengadakan program-program makanan begizi dengan
memperhatikan ‘keamanan’ makanan.

5. Menerapkan kebijakan-kebijakan dan upaya-upaya di sekolah untuk


mempromosikan atau meningkatkan kesehatan, yaitu kebijakan yang didukung
oleh seluruh staf sekolah termasuk mewujudkan proses pembelajaran yang dapat
menciptakan lingkungan psikososial yang sehat bagi seluruh masyarakat sekolah.
Kebijakan berikutnya memberikan pelayanan yang ada untuk seluruh peserta
didik. Terakhir. kebijakan-kebijakan dalam penggunaan rokok, penyalahgunaan
narkotika termasuk alkohol serta pencegahan segala bentuk kekerasan/pelecehan.

6. Bekerja keras untuk ikut atau berperan serta meningkatkan kesehatan masyarakat,
dengan cara memperhatikan masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat. Cara
lainnya berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat.

G. Kebijakan dalam peningkatan implementasi dalam peningkatan usaha kesehatan


sekolah

Untuk mendukung peningkatan proses pembelajaran yang lebih baik, maka


program peningkatan kualitas jasmani dan pengembangan sekolah sehat akan terus
dilaksanakan. Sehingga dapat terbentuk peserta didik yang sehat dan bugar serta
sekolah yang memenuhi standar sekolah sehat. Cara yang dilakukan adalah
mengoptimalkan berbagai upaya pengembangan sekolah sehat antara lain dilakukan
upaya peningkatan kemampuan profesionalisme guru dan tenaga pendidik melalui
berbagai pelatihan, bimbingan dan penyuluhan, serta upaya-upaya sosialisasi dan
implementasi di bidang UKS, pendidikan kesehatan, pendidikan kecakapan hidup,
pendidikan jasmani dan kebugaran jasmani. Mengefektifkan pengkajian dan
pengembangan pendidikan antara lain dengan lebih memfokuskan upaya pengkajian
dalam rangka meningkatkan kemampuan hidup sehat, melaksanakan evaluasi yang
sesuai dengan upaya peningkatan kualitas jasmani dan pengembangan sekolah sehat.
Mengintensifkan pengkajian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
antara lain dengan memantapkan pengembangan program dalam rangka

10
pengembangan ilmu pengetahuan dan melaksanakan pengkajian dan pengembangan
bidang pengukuran, standarisasi, evaluasi dalam rangka upaya peningkatan kualitas
jasmani dan pengembangan sekolah sehat. Meningkatkan kegiatan analisis kajian
kesegaran jasmani, pendidikan jasmani dan pendidikan rekreasi yang dapat
bermanfaat langsung bagi peserta didik, tenaga kependikan dan masyarakat serta
menunjang peningkatan mutu pendidikan.

H. Cara melaksanakan pendidikan kesehatan di sekolah

Pendidikan kesehatan memiliki beberapa tujuan, yaitu memiliki pengetahuan


tentang isu kesehatan, memiliki nilai dan sikap positif terhadap prinsip hidup sehat,
memiliki keterampilan dalam pemeliharaan, pertolongan dan perawatan kesehatan,
memiliki kebiasaan hidup sehat, mampu menularkan perilaku hidup sehat, peserta
didik tumbuh kembang secara harmonis, menerapkan prinsip-prinsip pencegahan
penyakit, memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar, memiliki
kesegaran jasmani dan kesehatan yang optimal Tujuan pendidikan kesehatan tersebut
akan tercapai dengan melakukan berbagai cara pelaksanaannya.

Cara melaksanakan pendidikan kesehatan di sekolah dilakukan melalui penyajian


dan penanaman kebiasaan. Cara penyajian pendidikan lebih menekankan peran aktif
peserta didik melalui kegiatan ceramah, diskusi, demonstrasi, pembimbingan,
permainan, dan penugasan. Cara penanaman kebiasaan dilakukan melalui penugasan
untuk melalukan cara hidup sehat sehari-hari dan pengamatan terus menerus oleh
guru dan kepala sekolah. Keberhasilan pendidikan kesehatan ditentukan dengan
adanya keteladanan dan dorongan dari kepala sekolah, guru, pegawai sekolah, dan
orang tua. Keberhasilan itu juga ditentukan adanya hubungan guru dengan orang tua
peserta didik, apa yang diberikan oleh guru di sekolah hendaknya juga didukung oleh
orang tua di rumah.

Materi pendidikan kesehatan yang diajarkan di sekolah berbeda-beda disesuaikan


dengan jenjang pendidikannya. Materi pendidikan itu antara lain demam berdarah, flu
burung, pelayanan gizi, kesehatan gigi dan mulut, pengelolaan sampah, pengelolaan

11
tinja, sarana pembuangan limbah, pengelolaan air bersih, penyediaan air bersih, air
dan sanitasinya, pegenalan pada penyakit menular dan pencegahannya. Khusus untuk
peserta didik SMP/MTs dan SMA/SMK/MA ditambah dengan kesehatan reproduksi,
bahaya rokok dan deteksi dini penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, minuman
keras, dan bahan-bahan yang berbahaya serta zat adiktif (NAPZA) dan HIV/AIDS.

UKS dilaksanakan mulai dari TK/RA sampai SLTA/MA, serta dilaksanakan


secara berjenjang dari sekolah/madrasah sampai pusat secara terkoordinasi baik
antara sekolah dengan Tim Pembina, Tim Pembina UKS di bawahnya dengan yang di
atasnya maupun antar sesama Tim Pembina UKS yang sejajar. Kegiatan UKS di
lingkungan sekolah meliputi beberapa kegiatan, yang pertama adalah rapat koordinasi
baik di tingkat pusat, propinsi, kabupaten serta tim Pembina. Semua dilakukan
dengan mengundang para anggota tim Pembina UKS baik dari bidang kesehatan
dalam negeri maupun dari pendidikan nasional. Kedua, memberikan bantuan
peningkatan kualitas kesehatan madrasah, kemudian orientasi dokter kecil untuk MI,
dan kader kesehatan remaja untuk MTs dan MA. Pembinaan UKS oleh TPUKS (Tim
Pembina UKS) masih rendah dan belum merata. Pendidikan kesehatan berbasis
kesehatan dengan program usaha kesehatan sekolah atau pelaksanaan sekolah sehat
ini, diharapkan menjadi bagian dari pelaksanaan pendidikan, bukan hanya di
madrasah tetapi juga di sekolah.

2.2. MODEL – MODEL USAHA KESEHATAN SEKOLAH


Model pelayanan UKS

1. Paket minimal
a. Penyuluhan kesehatan sekolah, termasuk UKSG tahap 1
b. Imunisasi
c. Pembinaan lingkungan sekolah sehat
2. Paket standar
a. Paket minimal +
b. Kader kesehatan sekolah (dokter kecil)
c. P3K dan P3P

12
d. Penjaringan kesehatan
e. Pemeriksaan kesehatan
f. Periodik tiap 6 bulan : TB, BB, visus, Hb
g. UKSG tahap II
h. Pengawasan warung sekolah

MODEL
1. Paket optimal
a. Paket standar +
b. Konseling kesehatan remaja
c. UKSG tahap III
d. Kebun sekolah
e. Dana sehat
2. Paket paripurna
a. Paket optimal +
b. Memantau kesegaran jasmani

2.3. KEBIJAKAN UKS


Kebijakan Strategi Pembinaan dan Pengembangan UKS
Kebijakan UKS dari pemerintah pusat berdasarkan pedoman pembinaan dan
pegembangan UKS terdiri dari dua kebijakan, yaitu kebijakan umum dan kebijakan
khusus.
a. Kebijakan Umum Kebijakan umum yang dimaksud adalah keijakan pelaksanaan dalam
rangka memberikan landasan dan pedoman pembinaan dan pengembangan UKS untuk
dilaksanakan secara terpadu, merata, menyeluruh, berhasil guna, dan berdayaguna.
Kebijakan umum adalah sebagai berikut:
1) Kesinambungan program UKS dari Pendidikan Anak Usia Dini sampai tingkat SMA.
Dengan sasaran cakupan anak umur 5-9 tahun baik anak yang normal maupun berlainan
yang berada di sekolah dan luar sekolah, meliputi kegiatan:
a) TK/RA

13
b) SD/MI/Paket A setara SD SLTP/MTs/Paket B setara SMP
c) SMA/SMK/MA/Paket C setara SMA, 4) Sanggar Kegiatan Belajar/PKBM
2) Segala upaya peningkatan dan pengembangan kesehatan warga sekolah dan
masyarakat lingkungan sekolah agar diupayakan melalui jalur Tim Pembina UKS Pusat
dan Tim Pembina UKS di daerah secara berjenjang (one gate policy)
3) Pembinaan dan pengembangan UKS dilaksanakan secara Lintas Program dan Lintas
Sektor melalui kegiatan yang terpadu dan berkesinambungan
4) Upaya pendidikan kesehatan diselenggarakan melalui kegiatan kurikuler dan
ekstrakurikuler
5) Upaya pelayanan kesehatan dilakukan secara menyeluruh baik yang meliputi upaya
promotif (peningkatan kesehatan), preventif (pencegahan), dan kuratif (pengobatan)
maupun (pemulihan), namun lebih diutamakan pada upaya promotif dan preventif yang
dilakukan secara terpadu dibawah koordinasi dan bimbingan teknis langsung dari
Puskesmas
6) Upaya peningkatan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat diarahkan untuk
mendukung tercapainya tujuan pendidikan dan pelayanan kesehatan serta UKS secara
keseluruhan, dengan 33 memberdayakan sumber daya yang ada dan meningkatkan peran
serta masyarakat
7) Tugas dan fungsi TP UKS pusat dan daerah disesuaikan pula dengan peraturan
perundangan yang berlaku
8) Optimalisasi program UKS pada setiap jenis dan jenjang pendidikan
9) Penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan UKS dilakukan dengan peran aktif
pemerintah (pusat dan daerah), komite sekolah dan masyarakat. Sedangkan kebijakan
pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
1) Pemberdayaan kabupaten/kota dalam perencanaan terpadu (lintas program/lintas
sektor), terkait operasional, serta tindak lanjut
2) Meninjau kembali program lama dan menyesuaikan dengan kebutuhan saat ini
termasuk mempertimbangkan adanya peraturan perundang-undangan yang baru.
3) Mengupayakan program UKS yang integrated (lintas program/lintas sektor).
4) Pemberdayaan masyarakat, dunia usaha dan LSM di dalam pengembangan program
UKS

14
5) Meningkatkan dan memantapkan program UKS melalui:
a) Workshop/Rapat Kerja/Rapat Koordinasi.
b) Pengembangan dan Akselerasi Program UKS.
c) Kemitraan. 34
6) Melengkapi sarana dan prasarana UKS yang memadai
7) Meningkatkan peran Sekretariat TP UKS lebih berdaya guna dan berhasil guna
8) Memfungsikan secara optimal peranan lembaga-lembaga pendidikan baik pada
pendidikan formal maupun non formal
9) Meningkatkan dan mensosialisasikan program UKS ke instansi terkait di pusat,
provinsi, kabupaten/kota dan legislatif.(Kemendikbud Direktorat Jenderal Pendidikan,
2012)

2.4. PROMOSI KESEHATAN PADA UKS


1. Promosi Kesehatan Di sekolah
Upaya meningkatkan kemampuan peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan
sekolah agar mandiri dalam mencegah penyakit, memelihara kesehatan, menciptakan dan
memelihara lingkungan sehat, terciptanya kebijakan sekolah sehat serta berperan aktif
dalam meningkatkan kesehatan masyarakat sekitar.
2. Tujuan promkes di sekolah
a) Meningkatkan peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah untuk ber-
PHBS
b) Meningkatkan lingkungan sekolah yang sehat, aman dan nyaman.
c) Meningkatkan penkes di sekolah
d) Meningkatkan akses untuk pelaksanaan pelaanan kesehatan di sekolah.
e) Meningkatan peran aktif peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah
untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di sekitar lingkungan sekolah.
f) Meningkatkan penerapan kebijakan sehat dan upaya di sekolah untuk
mempromosikan keshetan.
3. Dasar Kebijakan Promkes disekolah

15
a) UU No.23 Tahun 1992 pasal 45 tentang penyelenggaraan keehatan sekolah
b) UU No. 20 Tahun 2003 Tentang sisitem pendidikan nasional
c) SKB 4 menteri (menteri pendidikan nasional,agama, dan menteri dalam negeri)
No.1/U/SKB/2003,1067/menkes/SKB/VII/2003,MA/230 A/2003,dan 26 Tahun
2003 tentang pembinaan dan pengembangan usaha kesehatan sekolah.
d) SKB 4 Menteri (menteri pendidikan nasional,agama, dan menteri dalam negeri)
No.2/P/SKB/2003,No. 1068/menkes/SKB/VII/2003,MA/230 B/2003, dan 4415-
404 Tahun 2003 tentang tim pembinaan usaha kesehatan sekolah pusat.
e) Kepmenkes No 1193/menkes/SK/VIII/2004 tentang kebijakan nasional promosi
kesehatan.
f) Kepmenkes No.1114/Menkes/SK/VIII/2005 tentang pelaksanaan promosi
kesehatan

4. Kebijakan promkes disekolah


a) Promkes sekolah diselanggarakan kerangka desentralisasi( otonomi daerah bidang
kesehatan) visi kab/kota sehat, prov sehat dan IS
b) Pembinaan dilakukan kerjasama multi sektor wadah koordinasi yang ada ( tim
pembina UKS dan Tim pelaksana UKS)
c) Peningkatan PHBS melalui promkes sekolah terintegrasi dengan kegiatan UKS
didukung upaya kebijakan peraturan perundangan, sarana lingkungan sehat dll.
d) Promkes sekolah diselenggarakan sec. Nasional, tk prov, tk kab/kota serta
kemitraan.
e) Peningkatan kemampuan pelaksana promosi kesehatan disekolah di kab/kota,prov
dan pusat.
5. Strategi Promkes di UKS
a) Pengembangan kebijakan sekolah sehat
b) Pemberdayaan warga sekolah dan masyarakat lingkungan sekolah dalam
membangun lingkungan sekolah yang sehat.
c) Penggalangan pendidikan kesehatan bagi anak
d) Pengkajian untuk meningkatkan program promosi kesehatan disekolah

16
e) Memberikan akses pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan prventif bagi
peserta didik
f) Berperan akti dalam meningkatkan kesehtan masyarakat,
6. Cara promosi kesehatan pada UKS
Cara melaksanakan pendidikan kesehatan di sekolah dilakukan melalui
penyajian dan penanaman kebiasaan. Cara penyajian pendidikan lebih
menekankan peran aktif peserta didik melalui kegiatan ceramah, diskusi,
demonstrasi, pembimbingan, permainan, dan penugasan. Cara penanaman
kebiasaan dilakukan melalui penugasan untuk melalukan cara hidup sehat sehari-
hari dan pengamatan terus menerus oleh guru dan kepala sekolah. Keberhasilan
pendidikan kesehatan ditentukan dengan adanya keteladanan dan dorongan dari
kepala sekolah, guru, pegawai sekolah, dan orang tua. Keberhasilan itu juga
ditentukan adanya hubungan guru dengan orang tua peserta didik, apa yang
diberikan oleh guru di sekolah hendaknya juga didukung oleh orang tua di rumah.
Materi pendidikan kesehatan yang diajarkan di sekolah berbeda-beda disesuaikan
dengan jenjang pendidikannya. Materi pendidikan itu antara lain demam
berdarah, flu burung, pelayanan gizi, kesehatan gigi dan mulut, pengelolaan
sampah, pengelolaan tinja, sarana pembuangan limbah, pengelolaan air bersih,
penyediaan air bersih, air dan sanitasinya, pegenalan pada penyakit menular dan
pencegahannya. Khusus untuk peserta didik SMP/MTs dan SMA/SMK/MA
ditambah dengan kesehatan reproduksi, bahaya rokok dan deteksi dini
penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, minuman keras, dan bahan-bahan yang
berbahaya serta zat adiktif (NAPZA) dan HIV/AIDS.

17
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1. PENGKAJIAN
Kode KK : - Dusun: - RW: - RT: -

I. DATA INTI (penduduk)


1. DATA UMUM
a. DATA DEMOGRAFI (Data Tidak Terkaji)
b. GIZI
- Kebiasaan anak sekolah untuk sarapan (67.8%),
c. KESAKITAN (Data Tidak Terkaji)
d. KEMATIAN (Data Tidak Terkaji)
2. DATA KHUSUS
a. Pasangan Usia Subur (PUS) (Data Tidak Terkaji)
a) Penggunaan Alat kontrasepsi
b) Ibu hamil (Pada keluarga yang memiliki ibu hamil)
c) Persalinan (satu tahun yang lalu)
d) Buteki (pada klg yang memiliki anak usia menyusui)
b. Bayi/Balita (pada klg yg memiliki bayi/balita) (Data Tidak Terkaji)

18
c. Kesehatan usia pra sekolah (pada klg yg memiliki anak pra sekolah) (Data Tidak
Terkaji)
d. Kesehatan usia sekolah (pada klg yg memiliki anak usia sekolah)
1) Penyakit yang dialami anak usia sekolah 3 bulan terakhir
 TBC
 Asma
 Tiphoid
 Penyakit kulit
 Kecelakaan
 Lain-lain, sebutkan .............
Masalah :
- Status gizi overweight (18,5%),
- Konjungtiva anemis (16.7%),
- Karies (48.6 %),
- Kuku kotor (31.6%).
2) Kegiatan anak yang dilakukan di luar sekolah :
 Main game/PS
 les musik/bimbel/OR
 Agama/mengaji
 Lain-lain sebutkan ...............
Masalah :
- Injury pada saat olahraga (49.8%)
3) Kebiasaan tidak sehat :
 merokok
 makan jajanan pasar
 Lain-lain, sebutkan .........................
e. Kesehatan Remaja (pada klg yang memiliki remaja) (Data Tidak Terkaji)
f. Kesehatan Dewasa (pada keluarga dewasa) (Data Tidak Terkaji)
g. Kesehatan Lansia (pada keluarga yg memiliki lansia) (Data Tidak Terkaji).
II. LINGKUNGAN FISIK (Data Tidak Terkaji)
1. Perumahan
2. Pembuangan
3. Sumber air
4. Tempat penampungan air
5. Pembuangan sampah dan limbah
6. Kandang ternak
III. PELAYANAN KESEHATAN & SOSIAL (Data Tidak Terkaji)
IV. SOSIAL EKONOMI (Data Tidak Terkaji)
V. PENDIDIKAN
- Di SDN 1 ini belum mempunyai kader kesehatan sekolah.
- Pengetahuan siswa terhadap kesehatan reproduksi (50%)

19
VI. KEAMANAN DAN TRANSPORTASI (Data Tidak Terkaji)
VII. POLITIK DAN PEMERINTAHAN (Data Tidak Terkaji)
VIII. KOMUNIKASI (Data Tidak Terkaji)
IX. REKREASI (Data Tidak Terkaji)

3.2. DIAGNOSIS KEPERAWATAN


A. ANALISIS DATA
NO DATA INTERPRETASI MASALAH
DATA
1 DO : Tidak adanya kader Ketidakseimbahang
UKS nutrisi kurang dari
- Konjungtiva
kebutuhan tubuh
anemis (16,7%) berhubungan
- Status gizi dengan
ketidaktahuan siswa
overweight
tentang pemenuhan
(18,5%)
kebutuhan nutrisi
- Kebiasaan yang baik
sarapan (67,8%)

2 DO : Tidak adanya kader Kurang


UKS pengetahuan
- Karies (48,6%)
berhubungan
- Kuku kotor dengan
(31,6%) ketidaktahuan siswa
akan personal
hygiene
3 DO : Fasilitas olahraga Resiko cedera
tidak sesuai dengan berhubungan
- Injury setelah
standar keamanan dengan sarana dan
olahraga (49,8%) prasarana olahraga
yang tidak sesuai
dengan standar
keamanan

B. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. Ketidakseimbahang nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidaktahuan siswa tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi yang baik

20
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidaktahuan siswa akan personal
hygiene
3. Resiko cedera berhubungan dengan sarana dan prasarana olahraga yang tidak
sesuai dengan standar keamanan

3.3. PERENCANAAN
A. Prioritas diagnosis keperawatan
Diagnosis keperawatan komunitas :
1. Ketidakseimbahang nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidaktahuan siswa tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi yang baik
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidaktahuan siswa akan personal hygiene
3. Resiko cedera berhubungan dengan sarana dan prasarana olahraga yang tidak sesuai
dengan standar keamanan.

Masal Kesadar Motivasi Kemam Keterse Konsekue Percepat Jmlh priorit


ah an masy. masy. puan diaan nsi jika an as
kesh akan dalam perawat keahlian masalah penyeles
adanya menyelesa untuk yang tak aian
mslh ikan mslh mempen relevan terselesai maslh
garuhi kan yang
dalam dapat
penyeles dicapai
aian
masalah
Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria
Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
BOBOT BOBOT BOBOT BOBOT BOBOT BOBOT
5 10 5 7 8 8
DX 1 1 3 3 2 3 2 34,7 1
DX 2 1 2 3 2 2 3 31,4 2
DX 3 1 2 3 2 3 2 31,4 2

KETERANGAN:
TINGGI 3

21
SEDANG 2
RENDAH 1
B. FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DX TUM TUK STRATEGI RENCANA SUM TEM PJ
. INTERVENSI KEGIATA EVALUASI BER PAT
N
1 Setelah Siswa SD Prevensi Pendidikan Siswa SD Negeri Siswa SD Pusk
dilakuka Negeri 1, Primer : Kesehatan 1 menjelasakan : SD Negeri esma
n mengetahu Negeri 1 s
- Pengetahua a. Pengertian 1
pendidik tentang
an pengertian, n mengenai
kurang b. Dampak
kesehata dampak kekurangan
n, siswa dan cara nutrisi
nutrisi
SD mengatasi
- Promosi
Negeri kurang c. Cara
kesehatan
1. nutrisi, mengatasi
Mengeta dengan - Kepatuhan kekurangan
hui dan kriteria : nutrisi
melaksa setelah 1 x - Partisipasi
nakan pertemuan
agar Prevensi
a. Siswa Skunder :
nutrisi
mereka mengetah
ui - Statuskeseh
tidak atan siswa
kurang pengertia
atau n - Komunikasi
kekuran penuruna
gan n gizi Prevensi
nutrisi Tersier :
b. Siswa
mengetah - Status
ui kesehatan
dampak siswa
apabila
tubuh
kekurang
an nutrisi

c. Siswa
mengetah
u cara

22
mengatas
i dampak
kekurang
an nutrisi

2 Setelah Siswa SD Prevensi - Pendidika Siswa SD Negeri Siswa SD Pusk


dilakuka Negeri 1, Primer : n 1 menjelasakan : SD Negeri esma
n mengetahu Kesehatan Negeri 1 s
- Pengetahua a. Pengertian 1
pendidik tentang
an pengertian n dan cara - Promosi dan caranya
kesehata dan melakukan kesehatan
personal b. Dampak
n, siswa caranya, kekurangan
SD dampak hygiene
nutrisi
Negeri dan cara
- Promosi
1. melakuka c. Demonstrasi
kesehatan
Mengeta dirumah, Langkah-
hui dan dengan - Kepatuhan langkah
melaksa kriteria : proses
nakan setelah 1 x - Partisipasi personal
personal pertemuan
Prevensi hygiene
hygiene
a. Siswa Skunder : (sikat gigi
mengetah dan potong
ui - Status kuku)
pengertia kesehatan
n dan siswa d. Melakukan
cara personal
Prevensi hygiene di
personal Tersier :
hygiene rumah.
- Status
b. Siswa kesehatan
mengetah siswa
ui
dampak
apabila
tidak
dibersihk
an

c. Siswa
dapat
melakuka
n

23
personal
hygiene

3 Setelah Siswa SD Prevensi Pendidikan Siswa SD Negeri Siswa SD Pusk


dilakuka Negeri 1, Primer : Kesehatan 1 menjelasakan : SD Negeri esma
n mengetahu Negeri 1 s
- Pengetahua a. Pengertia
pendidik tentang 1
an pengertian, n tentang n tentang
kesehata bahaya dan resiko resiko
n, siswa cara cidera cidera
SD menghindar
- Promosi b. Bahaya
Negeri inya,
kesehatan resiko
1. dengan
cidera
Mengeta kriteria : - Kepatuhan
hui setelah 1 x c. Cara
bahaya pertemua - Partisipasi menghin
olahraga
a. Siswa Prevensi dari
yang
mengetah Skunder : resiko
keamana
ui cidera
nya - Status
kurang pengertia saat
kesehatan berolahra
n resiko
siswa ga
cidera
saat Prevensi
berolahra Tersier :
ga
- Status
b. Siswa kesehatan
mengetah siswa
ui bahaya
saat
berolahra
ga

c. Siswa
dapat
menghin
dari
resiko
cidera
saat
beolahrag

24
a

C. FORMAT RENCANA KERJA (POA) ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


(Data Tidak Terkaji)

N MASALA TUJUA RENCANA SASARA WAKT TEMPA DAN PJ


o H N KEGIATAN N U T A

BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Usaha kesehatan di sekolah (UKS) merupakan salah satu usaha kesehatan pokok
yang dilaksanakan oleh puskesmas dan juga usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan
di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan sekolahnya sebagai sasaran
utama.Untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik,
dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup sehat sedini mungkin melalui pendidikan
kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat yang dikenal
dengan istilah tiga program pokok (trias) UKS. Peran perawat kesehatan sekolah yang
paling utama yaitu sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah. Salah satu fungsi
peran perawat sekolah yaitu memberikan pelayanan serta meningkatkan kesehatan
individu dan memberikan pendidikan kesehatan kepada semua populasi yang ada di
sekolah.
4.2 SARAN
1. Dalam penyusunan makalah ini kami sangat mengharapkan kritikan dan saran yang
bisa membangun kami agar dalam hal penyusunan makalah dikedepannya bisa jauh lebih
baik.

25
2. Hendaknya semua yang membaca makalah ini dapat mengetahui dan memahami isi
dari makalah tersebut dan bisa mengaplikasikannya kepada orang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: PT Mancana Jaya Cemerlang.

Mubarak, Wahid Iqbal & Chayatin, Nurul(2009) , ilmu kesehatan masyarakat :


teori dan aplikasi, Jakarta : Salemba Medika
https://core.ac.uk/download/pdf/78034455.pdf Diakses Hari kamis, 17-10-2020

Ananto, p.2006. usaha kesehatan sekolah di sekolah dasar dan madrasah


ibtidaiyah.bandung: yrama widya

Departemen kesehatan republik indonesia.2003.pedoman untuk tenaga kesehatan,


usaha kesehatan sekolah di tingkat sekolah dasar.jakarta:depkes RI.

26

Anda mungkin juga menyukai