Laporan Praktikum Winita - 1
Laporan Praktikum Winita - 1
Laporan Praktikum Winita - 1
B. TUJUAN
1. Mengetahui jenis umpan dan cara penangkapan tikus.
2. Mengetahui jenis/spesies melalui ciri-ciri morfologi tikus.
3. Mengetahui cara penangkapan ektoparasit pada tikus.
1
C. DASAR TEORI
Tikus merupakan satwa liar dan sangat sering berhubungan dengan manusia. Tikus
merupakan binatang yang paling menikmati positif dari kemajuan ekonomi negara – negara
Asia. Hubungan tikus dengan manusia seringkali bersifat parasitisme, (Priyambodo S, 2006)
tikus dan mencit adalah hewan mengerat (rodensia) yang lebih dikenal sebagai hama tanaman
pertanian, perusak barang digudang dan hewan penggangu yang menjijikan di perumahan.
Belum banyak diketahui dan disadari bahwa kelompok hewan ini juga membawa,
menyebarkan dan menularkan berbagai penyakit kepada manusia, ternak dan hewan
peliharaan. Menimbulkan rasa takut/jijik pada orang tertentu. Hampir tidak ada informasi
menguntungkan tentang tikus bagi manusia, terkecuali untuk binatang percobaan bagi
pengembangan ilmu pengetahuan.
2
D. PROSEDUR KERJA
Alat
1. Perangkap tikus
2. Cutter
3. Jarum
4. Benang
5. Jarum/ spoid 5cc dan 3cc
6. Penggaris
7. Sisir kutu
8. Wadah/baskom
Bahan
1. Formalin
2. Alqohol
3. Kapas
4. kloroform
E. CARA KERJA
1. Pre Biting
3
2. Trapping
a. Semua perangkap yang akan dipakai, dicuci terlebih dahulu, dengan
memasukanya pada air panas, untuk menghilangkan lemak/bau khas tikus. Gunakan
perangkap tikus hidup (Cage Trap)
b. Pasanglah perangkap dibeberapa tempat (sesuai dengan kaidah sampling),
dengan menggunakan umpan berdasarkan data dari Pre Biting. Waktu pemasangan
dilakukan sore hari.
c. Pada pagi hari berikutnya, semua perangkap diambil. Pisahkan antara perangkap
yang kosong dan perangkap yang ada tikusnya.
d. Perangkap yang ada tikusnya dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi
tikusnya dan ektoparasitnya
2. Identificating
4
(H&B), ekor (T), Cakar/kaki belakang (HF), telinga (E), tengkorak (SK), dan
susunan susu (Mamae).
i. Interpretasi data diatas, sesuai dengan kunci identifikasi, atau mencocokan
pada tabel deskripsi tikus.
F. HASIL IDENTIFIKASI
N P.
JENIS P. P. P. SATU U. P. L. JMLH U. W. W.
O TIKUS EKOR BADAN KEPALA BADAN TANGAN KAKI BADAN MAMAE TELINGA KUKU W. EKOR DADA
DOKUMENTASI
Penyisiran Tikus
5
Pengukuran
Pembedahaan
6
G. PEMBAHASAN
Mengambil tikus dari perangkap
Pada dasarnya tikus tidak nyaman berada dalam perangkap dan
berusaha untuk keluar atau melawan, proses memasukkan tikus ke dalam
kantong harus dilakukan dengan hati hati agar tidak lepas. Siapkan label berisi
kode/nomor rumah tikus tertangkap kemudian kantong diletakkan diujung
perangkap dan usahakan rapat dengan perangkap. Tekan dengan hati hati
pengungkit untuk membuka perangkap, perlu diperhatikan ujung perangkap
sering tertahan oleh kantong dan apabila dipaksa bisa berakibat kantong
terbuka sehingga tikus dapat lepas. Setelah tikus masuk kedalam kantong
tekan ujung kantong dekat perangkap kemudian lepaskan dari perangkap dan
ditali. Pasang label lapangan pada masing masing kantong bertikus sesuai
dengan nomor rumah tikus tertangkap,1 kantong berisi 1 tikus.
Pembiusan
Salah satu metode aplikasi obat bius paling efektif adalah dengan cara
penyuntikan formalin pada tikus. Dengan tujuan menghilangkan fungsi panca
indera, aktifitas motorik, ingatan dan aktivitas emosional otak tanpa
mengganggu serebral kortex sehingga mempermudah prosesing tikus.
Pengambilan Ektoparasit
Ektoparasit pada tikus dikelompokkan menjadi 5 group: pinjal, kutu,
caplak, tungau dan larva tungau. Spesies beberapa ektoparasit sangat spesifik
dan terbagi menurut bagian badan dan spesies inangnya. Merupakan vektor
dari beberapa penyakit bersumber virus, bakteri, dan riketsia (Pes, murine
thypus, encephalitis, haemoragic with renal syndrom). Distribusi kutu dan
pinjal pada badan tikus baik dorsal maupun ventral, caplak pada lipatan leher
dan kaki depan sedangkan tungau berada di punggung bagian belakang.
Pengukuran dilakukan untuk identifik asi jenis tikus, satuan panjang dalam
milimeter (mm) dan berat dalam gram. Selain pengukuran penghitungan
jumlah puting susu juga menentukan jenis spesies, rumus penghitungan
jumlah pasang putting susu dibagian dada ditambah jumlah di bagian perut
(2+2, 2+3, 3+2 atau 3+3). (lihat hal 24) Langkah langkah pengukuran pada
tikus meliputi:
7
Panjang Total (Total Length): tikus diletakkan telentang disisi/diatas
penggaris, diukur dari ujung moncong sampai ujung ekor.
Panjang ekor (Tail): diukur dari pangkal sampai ujung ekor
Panjang kaki belakang (Hind Foot): diukur dari ujung tumit sampai ujung
daging paling panjang, apabila kuku ikut diukur harus diberi tanda
Panjang telinga (Ear): diukur dari pangkal telinga sampai ujung daun telinga
tertinggi.
Panjang kepala, diukur menggunakan caliper dari tengkuk sampai moncong
(penghitungan kira kira untuk mendapatkan panjang tengkorak: panjang
kepala terukur dikurangi 0,3-0,5 mm)
Pencatatan jumlah puting susu pada tikus betina dan besar testis pada tikus
jantan (panjang x lebar) 7.
8
Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang dilakukan mengenai penangkapan Ekstoparasit pada tikus yang
tertangkap dipasar hygine Gamalama dapat disimpulkan sebagai berikut:
a) Dapat mengetahui jenis atau spesies tikus yang ada melalui identifikasi maupun
deskripsi. Jenis tikus yang ditangkap yaitu tikus got (Rattus Norvegicus) dan berjenis
kelamin betina.
b) Jumlah tikus yang tertangkap yaitu satu ekor.
c) Untuk mengetahui jenis umpan yang diberikan terhadap tikus, yaitu dengan
menggnakan umpan ikan asin.
9
DAFTAR PUSTAKA
B. Yuliadi, Muhidin, Siska Indriyani / tikus jawa teknik survey di bidang kesehatan,
2016
10