1786 4241 1 PB

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 14

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dasar 2021

INOVASI PEMBELAJARAN BERKEARIFAN LOKAL MELALUI MEDIA


RAMAH LINGKUNGAN

Puji Ingtiyasningsih
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Muhammadiyah
Purworejo, Indonesia
[email protected]

Dwi Nur Aisyah


Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Muhammadiyah
Purworejo, Indonesia
[email protected]

Nur ngazizah
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Muhammadiyah
Purworejo, Indonesia
[email protected]

Abstract

The current technological development is arguably increasing rapidly.


Technological developments must pay attention to environmental balance.
Technology that is not environmentally friendly is a serious problem for the
community and also in the educational environment, including elementary
schools. One alternative solution to this problem is through learning local
wisdom through environmentally friendly media by utilizing used goods that
are around. Local wisdom is an important investment to give students the
skills, abilities and qualities themselves to face the global world without
leaving their regional identity. This writing aims to determine local wisdom
learning innovations through environmentally friendly media. The method
used is a literature study from a journal with national and international
reputation as the source of the literature. The results of the innovation of local
wisdom learning through environmentally friendly media are able to create
more meaningful learning, increase student learning effectiveness, and
prepare young people who are responsive to local excellence in their area.

Keywords: Learning innovation, local wisdom, environmentally friendly


media
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dasar 2021

Abstrak

Perkembangan teknologi saat ini bisa dibilang semakin pesat.


Perkembangan teknologi harus memperhatikan keseimbangan lingkungan.
Teknologi yang tidak ramah lingkungan menjadi permasalahan serius bagi
masyarakat dan juga di lingkungan pendidikan termasuk sekolah dasar.
Salah satu alternatif solusi permasalahan tersebut adalah melalui
pembelajaran berkearifan lokal melalui media ramah lingkungan dengan
memanfaatkan barang-barang bekas yang ada disekitar. Kearifan lokal
adalah sebuah investasi penting untuk memberikan siswa keterampilan,
kemampuan dan kualitas diri dalam menghadapi dunia global tanpa
meninggalkan identitas daerahnya. Penulisan ini bertujuan untuk
mengetahui inovasi pembelajaran berkearifan lokal melalui media ramah
lingkungan. Metode yang digunakan adalah studi literatur dari jurnal yang
bereputasi nasional dan internasional sebagai sumber literaturnya. Hasil
adanya inovasi pembelajaran berkearifan lokal melalui media ramah
lingkungan mampu menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna,
meningkatkan efektifitas belajar siswa, serta mempersiapkan generasi
muda yang tanggap akan keunggulan lokal daerahnya.

Kata kunci: Inovasi pembelajaran, kearifan lokal, media ramah lingkungan


Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dasar 2021

A. Pendahuluan
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang
dinamis dan sarat perkembangan (Feni Sariyati dan Siska Giyan Kurniasari 2020,537).
Dunia pendidikan saat ini menggunkan kurikulum 2013, dimana kurikulum ini
mengupayakan guru mampu menggunakan bahan ajar, model pembelajaran, media
pembelajaran atau mampu mengembangkan pendekatan pembelajaran. Hal ini seiring
dengan perkembangan psikologi peserta didik, dinamika sosial, serta dinamika sistem
pendidikan pada negara yang terus berubah. Oleh karena itu, perancangan dan
perkembangan pembelajaran harus sesuai dengan perkembangan IPTEK, serta
mampu memanfaatkan bahan-bahan ramah lingkungan, agar menciptakan kreativitas
siswa dan pengalaman bagi peserta didik. Perkembangan teknologi berdampak pada
bidang pendidikan Proses belajar mengajar di sekolah saat ini belum memberi
kesempatan maksimal kepada siswa untuk mengembangkan kreatifitasnya.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar (Febry Hidayanto, dkk 2016,24). Suasana dan
lingkungan belajar yang kondusif dan nyaman untuk pembelajaran itu beragam, tetapi
dalam salah satu sudut pandang, misalnya dalam sudut pandang konteks, peserta didik
akan lebih tepat jika mengoptimalkan kearifan lokal. Pengetahuan peserta didik
mengenai kearifan lokal daerah tempat tinggalnya masih kurang. Penerapan kearifan
lokal dibutuhkan agar peserta didik dapat mengenal kebudayaan daerah dan mampu
untuk tetap melestarikannya. Kearifan lokal sendiri pada dasarnya adalah nilai-nilai
kebaikan dari budaya lokal dan sudah mendapat pengakuan oleh mayoritas
masyarakat tentang kebaikannya. Dengan kata lain, kearifan lokal adalah sebuah
investasi yang penting untuk memberikan siswa keterampilan, kemampuan dan
kualitas diri dalam menghadapi dunia global tanpa meninggalkan identitas diri
ataupun identitas bangsa. Menurut Nafia Wafiqni dan Siti Nurani (2018,258)
Pendidikan berkualitas adalah pendidikan yang mampu mengangkat nilai-nilai
kearifan lokal yang dapat membantu siswa dalam proses pengembangan diri guna
memperkuat identitas dan jati diri kebangsaan yang telah dimilikinya. Hal ini sesuai
dengan pendapat Tilaar (dalam Nafia Wafiqni dan Siti Nurani 2018,258) yang
mengatakan bahwa pemahaman kearifan lokal dalam perspektif pendidikan menjadi
modal dasar bagi proses pertumbuhan pendidikan. Senada dengan pendapat
tersebut, Utari (2016) mengatakan bahwa untuk mengkontekstualkan pembelajaran
salah satunya bisa dilakukan melalui penanaman nilai-nilai kearifan lokal di mana
siswa berada. Pengenalan kearifan lokal yang ada di sekitar, penting sebagai bentuk
pelestarian budaya lokal
Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam inovasi pembelajaran berkearifan
lokal adalah dengan menggunakan media ramah lingkungan. Media ramah lingkungan
dirasa mampu membantu peserta didik dan guru dalam proses pembelajaran. Media
juga merupakan salah satu sumber pendukung yang cukup besar kontribusinya dalam
pelaksanaan pembelajaran, tetapi terdapat beberapa guru yang hanya menggunakan
buku sebagai satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Selain itu juga, pengggunaan
media ramah lingkungan dan model pembelajaran yang tepat dan efektif merupakan
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dasar 2021

salah satu faktor ekstern yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan keefektivan
belajar mengajar. Media juga merupakan faktor yang perlu diperhatikan dalam
menunjang kegiatan belajar. Selain itu, Pemilihan media dan sumber belajar
merupakan hal yang perlu dipertimbangkan salah satunya yaitu biaya dan
ketersediaan sumber setempat. Menurut (Feni Sariyati dan Siska Giyan Kurniasari
2020,539) pembuatan media pembelajaran menggunakan bahan ramah lingkungan
akan meminimalisir pengeluaran biaya, karena sebagian besar bahannya diperoleh
dari barang bekas. Selain itu, mampu meningkatkan kreativitas siswa. karena siswa
lebih termotivasi untuk belajar dan mengenal hal baru yang terkait dengan
penggunakan bahan ramah lingkungan. Tujuan media pembelajaran dalam kegiatan
pembelajaran yaitu untuk membantu siswa agar lebih cepat mengetahui, memahami,
dan upaya terampil dalam mempelajari sebuah materi yang dipelajari, juga untuk
menciptakan suasana pembelajaran yang menarik, aktif, efektif, dan efisien (Fadlillah:
2014). Supriyono (2018) mengemukakan, media pembelajaran mempunyai peran
penting untuk meningkatkan minat belajar siswa, teruatama siswa sekolah dasar, hal
tersebut disebabkan siswa sekolah dasar belum mampu berfikir abstrak. Oleh karena
itu dengan adanya media pembelajaran, tujuan pembelajaran akan tercapai dengan
mudah. Media pembelajaran mempunyai dua fungsi utama yakni media pembelajaran
sebagai alat bantu dalam pemebelajaran dan sebagai sumber belajar (Gafur: 2016).
Media pembelajaran dapat dibuat dari bahan bekas yang ada di sekitar rumah (Siarni,
2015). Media pembelajaran yang dapat digunakan dalam media pembelajaran ini
menggunakan barang bekas, salah satunya botol plastik, plastik bening dll.
Berdasar latar belakang diatas maka didapat rumusan masalah dalam
penulisan ini bagaimana inovasi pembelajaran berkearifan lokal melalui media ramah
lingkungan. Tujuan dari penulisan ini untuk untuk mengetahui inovasi pembelajaran
berkearifan lokal melalui media ramah lingkungan
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dasar 2021

B. Pembahasan

1. Metode Penulisan

Metode penulisan artikel ini adalah studi literatur dari hasil penelitian
yang sudah dipublikasikan dalam jurnal maupun prosiding baik nasional ataupun
intrnasional. Studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan
metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelolah
bahan penelitian (Dwitri Pilendia 2020,3). Studi literatur merupakan mencari
acuan teori yang relefan dengan kasus atau Permasalahan yang ditemukan.
Referensi ini dapat dicari dari buku, jurnal, artikel laporan penelitian, dan situs
situs di internet. Hasil akhir dari studi literatur ini adalah terkoleksinya referensi
yang relefan dengan perumusan masalah.

2. Kajian Teori
a. Inovasi Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses penyampaian suatu materi pembelajaran


yang dilakukan antara pendidik dan peserta didik di lingkungan belajar
(Rumiris Lumban Gao dan Anton Sitepu 2020,51). Menurut Febry Hidayanto,
dkk (2016,24) pembelajaran adalah proses yang sengaja dirancang untuk
menciptakan terjadinya aktivitas belajar dalam diri individu. pembelajaran
merupakan sesuatu hal yang bersifat eksternal dan sengaja dirancang untuk
mendukung terjadinya proses belajar internal dalam diri individu. ivitas
pembelajaran akan memudahkan terjadinya proses belajar apabila mampu
mendukung peristiwa internal yang terkait dengan pemrosesan informasi

b. Kearifan Lokal

Kearifan lokal dapat didefinisikan sebagai kebijaksanaan atau nilai-nilai


luhur yang terkandung dalam kekayaan-kekayaan budaya lokal, berupa
tradisi, petatah petitih, dan semboyan hidup (Muhamad, 2017:1313). Kearifan
lokal atau sering disebut local Wisdom dapat dipahami sebagai usaha manusia
dengan menggunakan akal budinya (kognisi) untuk bertindak dan bersikap
terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi dalam ruang tertentu
(Rokhimatul, 2019:617). Kearifan lokal merupakan identitas masyarakat
sebagai suatu kekayaan daerah yang dapat berupa pandangan hidup, ilmu
pengetahuan, adat istiadat, dan kebudayaan (Utari dan Degeng, 2017).
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dasar 2021

c. Media Ramah Lingkungan


Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium”
yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau
pengantar sumber pesan dengan penerima pesan Menurut Khadijah, (2016)
menyatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan sehingga
dapat merangsang pikiran perasaan, perhatian dan minat serta perhatian anak
usia dini sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Media ramah
lingkungan adalah media pembelajaran yang dikembangkan dengan
mempertimbangkan faktor-faktor pendukung keseimbangan lingkungan.
Selain sebagai sarana atau alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pendidik kepada peserta didik, media juga bermanfaat mengurangi limbah
atau sampah yang selama ini menjadi permasalahan besar di lingkungan
masyarakat (Ayu Rahayu dan Dinar Westri Andini 2019,67)
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dasar 2021

3. Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan hasil dari literatur yang telah penulis lakukan, bahwa dalam
mewujudkan kemampuan guru yang terampil dalam mengembangkan media
pembelajaran perlu memahami konsep dan aplikasi media dalam pembelajaran.
Salah satu kreatifitas yang perlu dikembangkan pendidik yaitu pembelajaran
dengan mengenalkan kearifan lokal daerah nya melalui pemanfaatan barang-
barang tidak terpakai yang ada di lingkungan sekolah untuk digunakan sebagai
media pembelajaran ramah lingkungan.
Langkah yang dapat dilakukan guru dalam pelaksanaan pembelajaran
berbasis kearifan lokal adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi keadaan dan
potensi daerah Mengidentifikasi potensi daerah dipandang sangat penting untuk
mengetahui potensi atau keberagaman seperti apa saja yang berkembang dalam
daerah tersebut kemudian nantinya dapatkah diintegrasikan dalam materi
pelajaran yang dilaksanakan. Kearifan lokal dapat ditinjau dari potensi alam
daerah tersebut, kepercayaan, potensi sejarah, potensi budaya, dan lain
sebagainya. 2. Menentukan fungsi dan tujuan Untuk merancang guru harus
menentukan fungsi dan tujuan apa yang hendak dicapai dalam pembelajaran
berbasis kearifan lokal sebagai batasan dan panduan. Fungsi dan tujuan ini harus
dapat mengembangkan pengetahuan, sikap serta keterampilan bagi peserta
didik. 3. Menentukan kriteria dan bahan kajian Kriteria dan bahan kajian dapat
meliputi kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa, kesediaan sarana dan
prasarana yang mendukung, tidak bertentangan dengan nilai luhur kearifan lokal
yang ada serta kelayakan apabila diterapkan 4. Menyusun rencana pembelajaran
Langkah yang dapat dilakukan adalah penentuan topik keunggulan lokal yang
dipilih sesuai kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator yang
dikembangkan. Menelaah kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator
untuk memastikan bahwa inovasi penyajian konsep sesuai dengan kompetensi
yang telah ditetapkan. Pengorganisasian materi atau kompetensi muatan
keunggulan lokal ke pembelajaran dan menentukan evaluasi pembelajaran untuk
mengetahui kelayakan pembelajaran (Naela Khusna Faela Shufa 2018,51-52).
Pemanfaatan barang bekas dan peralatan sederhana sebagai media
bukanlah hal yang baru dalam dunia pendidikan. Sebelum media modern hadir,
para guru telah menggunakan berbagai media dan alat peraga buatannya sendiri
untuk menjelaskan materi pelajarannya. Para guru terdahulu mungkin lebih
banyak memiliki kreativitas karena dipaksa oleh keadaan yang masih serba
terbatas. Mereka harus bekerja keras agar siswanya bisa belajar dan menyerap
materi pelajaran semaksimal mungkin. Dengan datangnya media berteknologi
modern menyebabkan berbagai masalah yang selama ini tidak dapat dipecahkan
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dasar 2021

telah mampu dipecahkan dan memungkinkan mata ajaran apapun diajarkan dan
dijelaskan dengan sebaik-baiknya. Untuk mengembangkan atau memunculkan
kreativitas guna memanfaatkan barang bekas yang ada, berikut disajikan
beberapa cara yang harus dilakukan seperti sebelum menentukan media
sederhana yang akan dikembangkan dari barang bekas maka rencanakannlah
terlebih dulu program pengembangan yang akan dilakukan berdasarkan garis-
garis besar program pengajaran, mengalisis kematangan dan kemampuan peserta
didik yang akan mengikuti pelajaran, mengamatilah lingkungan sekolah dan
rumah peserta untuk menemukan barang bekas yang bisa digunakan (Siarni dkk
2015,96)
Guru dapat menggunakan barang-barang bekas seperti botol plastik,
plastik bekas, dan lain sebagainya. Dengan kreativitas guru, benda-benda
tersebut akan lebih memiliki nilai guna dan daya tarik yang lebih dalam
pembelajaran. Pemanfaatan barang bekas sederhana sebagai media bukanlah hal
yang baru dalam pembelajaran. Sebelum media modern hadir, para guru telah
menggunakan berbagai media dan alat peraga buatannya sendiri dalam
pembelajaran. Para guru terdahulu mungkin lebih banyak memiliki kreativitas
karena dipaksa oleh keadaan yang masih serba terbatas. Mereka harus bekerja
keras agar siswanya bisa belajar dan menyerap materi pelajaran semaksimal
mungkin (Siarni, Marungkil Pasaribu, dan Amran Rede, 2015: 94).
Beberapa cara yang efektif untuk merancang media pembelajaran yang
baik. Antara lain, (1) media harus dirancang sesederhana mungkin sehingga jelas
dan mudah dipahami oleh siswa; (2) media hendaknya dirancang sesuai dengan
pokok bahasan yang akan diajarkan; (3) media hendaknya dirancang tidak terlalu
rumit dan tidak membuat anak-anak menjadi bingung; (4) media hendaknya
dirancang dengan bahan-bahan yang sederhana dan mudah didapat, tetapi tidak
mengurangi makna dan fungsi media itu sendiri; (5) media dapat dirancang
dalam bentuk model, gambar, bagan berstruktur, dan lain-lain, tetapi dengan
bahan yang murah dan mudah didapat sehingga tidak menyulitkan guru dalam
merancang media dimaksud.
Tujuan dari penggunaan media pembelajaran supaya dapat memenuhi
kebutuhan siswa sesuai dengan karakteristik siswa. Media yang digunakan oleh
siswa tentu menjadikan siswa terlibat secara langsung, sehingga dapat
mengoptimalkan potensi dan kemampuan siswa.
Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu untuk
mengajar yang akan menarik perhatian peserta didik, mengunggah emosi dan
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dasar 2021

sikap peserta didik untuk menikmati pembelajaran, untuk menyampaikan pesan


ataupun materi yang akan diberikan dalam suatu pembelajaran.
Menurut Sanaky (dalam Yanuari Dwi Puspitarini dan Muhammad Hanif
2018) manfaat media pembelajaran antara lain: (a) Dengan menggunakan media
pembelajaran maka proses pembelajaran akan lebih menarik, sehingga dapat
memotivasi pembelajaran siswa; (b) Dapat memperjelas materi pembelajaran,
sehingga siswa dapat dengan mudah memahami materi tersebut dan
memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran; (c) Dengan menggunakan
media pembelajaran, proses pembelajaran menjadi lebih bervariasi. Materi tidak
hanya disampaikan secara lisan, agar siswa tidak cepat bosan dan lebih efektif
dan efisien; dan (d) Siswa mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru,
lebih banyak melakukan kegiatan pembelajaran seperti: mengamati,
mengerjakan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.
Didalam pembelajaran media pembelajaran secara umum media
mempunyai kegunaan diantaranya:1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu
verbalistis. 2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indera. 3.
Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan
sumber belajar. 4. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan
kemampuan visual, auditori & kinestetiknya. 5. Memberi rangsangan yang sama,
mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama. (Ni Luh Putu
Ekayani 2017,6-7)
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dasar 2021

C. Simpulan
Hasil dari kajian yang dilakukan menunjukkan bahwa inovasi
pembelajaran berkearifan lokal melalui media ramah lingkungan mampu
menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna, meningkatkan efektifitas
belajar siswa, serta mempersiapkan generasi muda yang tanggap akan
keunggulan lokal daerahnya.
Penulis berharap guru dapat menerapkan pembelajaran berbasis
pembelajaran berkearifan lokal melalui media ramah lingkungan pada peserta
didik. Guru juga perlu menambah wawasan tentang kearifan lokal yang dimiliki
oleh daerahnya bias melalui media pembelajaran yang dibuat dari bahan-bahan
yang ramh lingkungan, sehingga pembelajaran akan lebih menarik dan inovatif.
Pembelajaran yang demikian akan dapat mendorong minat siswa untuk mencintai
budaya mereka.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dasar 2021

DAFTAR PUSTAKA

Denico, A. (2020). Media Pembelajaran Ramah Lingkungan Sekolah Dasar Negeri Inklusi
Di Pekanbaru Di Era Revolusi Industri 4.0. Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian Dan
Kajian Sosial Keagamaan, 17(1), 62-74.

Ekayani, P. (2017). Pentingnya penggunaan media pembelajaran untuk meningkatkan


prestasi belajar siswa. Jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan
Ganesha Singaraja, 2(1), 1-11.

Gaol, R. L., & Sitepu, A. EFEKTIFITAS MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS BERANG BEKAS
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK. JGK
(Jurnal Guru Kita), 4(4), 51-57

Hidyanto, F., Sriyono, S., & Ngazizah, N. (2016). Pengembangan Modul Fisika SMA
Berbasis Kearifan Lokal Untuk Mengoptimalkan Karakter Peserta Didik. RADIASI:
Jurnal Berkala Pendidikan Fisika, 9(1), 24-29.

Istiana, I., & Fathir, A. (2020, November). Media Pembelajaran Dari Bahan Bekas Pada
Materi Cahaya Dan Sifat-Sifatnya. In Seminar Nasional Hasil Pengabdian Kepada
Masyarakat (Vol. 4, No. 1, pp. 296-300).

Mario, M., Zaki, A., & Thamrin, M. I. (2019, December). Upaya meningkatkan kompetensi
profesional guru dan pendampingan pengembangan media pembelajaran berbasis
ramah lingkungan pada program PKM. In Seminar Nasional Pengabdian Kepada
Masyarakat (Vol. 2019, No. 7)

Pilendia, D. (2020). Pemanfaatan Adobe Flash Sebagai Dasar Pengembangan Bahan Ajar
Fisika: Studi Literatur. Jurnal Tunas Pendidikan, 2(2), 1-10.

Priyatna, M. (2017). Pendidikan karakter berbasis kearifan lokal. Edukasi Islami: Jurnal
Pendidikan Islam, 5(10).

Puspitarini, Y. D., & Hanif, M. (2019). Using Learning Media to Increase Learning
Motivation in Elementary School. Anatolian Journal of Education, 4(2), 53-60

Qomah, I., Andini, D. W., & Rahayu, A. (2020). BOJAR HURIKA MEDIA PEMBELAJARAN
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dasar 2021

RAMAH LINGKUNGAN WUJUD AKOMODASI PADA PEMBELAJARAN


TEMATIK. Exponential (Education For Exceptional Children) Jurnal Pendidikan Luar
Biasa, 1(1), 68-74.

Khotimah, R., & Ngazizah, N. (2019, March). BAHAN AJAR TEMATIK INTEGRATIF
BERBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK MENANAMKAN KARAKTER PADA SISWA
SEKOLAH DASAR. In SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN DASAR (Vol. 1).

Sariyati, F., & Kurniasari, S. G. (2020, March). KETERKAITAN FLIPCHART BERBASIS


BAHAN RAMAH LINGKUNGAN DENGAN KREATIVITAS SISWA PADA
PEMBELAJARAN IPA SEKOLAH DASAR. In SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
DASAR (Vol. 2).

Shufa, N. K. F. (2018). Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal Di Sekolah Dasar: Sebuah


Kerangka Konseptual. INOPENDAS: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 1(1).

Siarni, S., Pasaribu, M., & Rede, A. (2015). Pemanfaatan Barang Bekas Sebagai Media
Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 07 Salule
Mamuju Utara. Jurnal Kreatif Online, 3(2).

Supriyono, S. (2019). Pentingnya Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Minat Belajar


Siswa Sd. Edustream: Jurnal Pendidikan Dasar, 2(1), 43-48.

Utari, Unga. (2016). Pembelajaran Tematik Berbasis Kearifan Lokal di Sekolah Dasar
dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Jurnal Teori Dan Praksis
Pembelajaran IPS. Vol. 1 No. 1 April 2016, Issn 2503 – 1201.

Utari, U., & Degeng, I. N. S. (2017). Pembelajaran tematik berbasis kearifan lokal di
sekolah dasar dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Jurnal Teori
dan Praksis Pembelajaran IPS, 1(1), 39-44
Afcariono, M. (2008). Penerapan pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan
kemampuan berpikir siswa pada mata pelajaran biologi. Jurnal Pendidikan
Inovatif, 3(2), 65-68.

Arif, A., & Mukhaiyar, R. (2020). Pengembangan Multimedia Interaktif pada Mata
Pelajaran Dasar Listrik dan Elektronika Kelas X Teknik Instalasi Tenaga Listrik di
SMK Muhammadiyah 1 Padang. JTEV (Jurnal Teknik Elektro dan Vokasional), 6(1),
114-119.

Astatin, G. R., & Nurcahyo, H. (2016). Pengembangan media pembelajaran biologi


berbasis adobe flash untuk meningkatkan penguasaan kompetensi pada
Kurikulum 2013. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2(2), 165-176.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dasar 2021

Astuti, P., Ashari, A., & Kurniawan, E. S. (2018). Pengembangan Handout Fisika Berbasis
Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kritis Peserta Didik SMA. Radiasi: Jurnal Berkala Pendidikan Fisika, 11(1), 11-16.

Fahmi, A. M. M. (2017). Efektivitas Media Pembelajaran CD Interaktif Berbasis Adobe


Flash CS5 dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMK PGRI Pandaan. Al-GHAZWAH, 1(2), 261-280.

Herdyansyah, E. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbantuan


Software Adobe Captivate 9 Pada Mata Pelajaran Teknik Listrik Kelas X TAV di
SMK Negeri 1 Sidoarjo. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, 6(1).

Husein, S., Herayanti, L., & Gunawan, G. (2017). Pengaruh penggunaan multimedia
interaktif terhadap penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa pada
materi suhu dan kalor. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, 1(3), 221-225.
Kurnia, K., & Ngazizah, N. (2019, March). Strategi Kontruktivisme Berbasis Lingkungan
Dalam Keterampilan Berpikir Siswa. In Seminar Nasional Pendidikan Dasar (Vol. 1).

Pilendia, D. (2020). Pemanfaatan Adobe Flash Sebagai Dasar Pengembangan Bahan Ajar
Fisika: Studi Literatur. Jurnal Tunas Pendidikan, 2(2), 1-10.

Pujiana, P., & Taali, T. (2020). Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Teknik
Digital menggunakan Software Adobe Flash. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, 1(1),
126-129.

Pramuji, L., Permanasari, A., & Ardianto, D. (2018). Multimedia interaktif berbasis stem
pada konsep pencemaran lingkungan untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa. Journal of Science Education and Practice, 2(1), 1-15.

Rezeki, S. (2018). Pemanfaatan adobe flash cs6 berbasis problem based learning pada
materi fungsi komposisi dan fungsi invers. Jurnal Pendidikan Tambusai, 2(2), 856-
864.

Septiana, N. (2018). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif


Pada Pemahaman Konsep Siswa. Jurnal Studi Islam: Pancawahana, 13(1), 84-90.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dasar 2021

Shalikhah, N. D. (2017). Media pembelajaran interaktif lectora inspire sebagai inovasi


pembelajaran. Warta LPM, 20(1), 9-16.

Wahyuningsih, Y., & Ngazizah, N. (2020, March). Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Dan Karakter Siswa Pada Materi Perpindahan Panas Dengan Pembelajaran
Kooperatif Kelas V Sd. In Seminar Nasional Pendidikan Dasar (Vol. 2).

Yuniati, N., Purnama, B. E., & Nugroho, G. K. (2017). Pembuatan Media Pembelajaran
Interaktif Ilmu Pengetahuan Alam Pada Sekolah Dasar Negeri Kroyo 1 Sragen.
Speed-Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi, 3(4).

Zulhelmi, Z., Adlim, A., & Mahidin, M. (2017). Pengaruh media pembelajaran interaktif
terhadap peningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Jurnal Pendidikan Sains
Indonesia (Indonesian Journal of Science Education), 5(1), 72-80 Pada Sekolah Dasar
Negeri Kroyo 1 Sragen. Speed-Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi, 3(4).

Anindita Trinura Novitasari, Indah Purnama Sari, & Zaeni Miftah. (2020). Pelatihan
Membuat Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Teknologi Informasi. Jurnal
Pengabdian UntukMu NegeRI, 4(1), 66–73.
https://doi.org/10.37859/jpumri.v4i1.1848

Elmawati, B. I., Priyono, A., & Saihul Atok AH. (2020). Educatio and Management Studies
BERBASIS ADOBE FLASH CS3 PROFESSIONAL. Journal of Educatio n and
Management Studies, 3((3)), 25–32.

Hidayanto, F., Sriyono, & Ngazizah, N. (2016). Pengembangan Modul Fisika Sma Berbasis
Kearifan Lokal Untuk Mengoptimalkan Karakter Peserta Didik. RADIASI: Jurnal
Berkala Pendidikan Fisika, 9(1), 24–29.

Anda mungkin juga menyukai