LK Nifas Fauza
LK Nifas Fauza
LK Nifas Fauza
Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Praktik Asuhan Kebidanan Pada Nifas dan
Menyusui
Oleh :
Disusun Oleh :
Nama : Fauza Ilma
NIM : P07524723033
Menyetujui,
Mengetahui,
Ketua Prodi Kebidanan Poltekkes Kemenkes Medan
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya,
penulis dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Fisiologi Holistik Nifas dan Menyusui Pada Ny. A di PMB Susiyanti
Jl Saentis Kec. Percut Sei Tuan” tepat pada waktunya. Penulis menyadari dalam
penyusunan laporan ini penulis banyak mendapatkan bimbingan, arahan serta
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar- besarnya kepada :
1. R.R Sri Arini Winarti Rinawati, SKM., M. Kep, selaku Direktur Poltekkes
Kemenkes Medan.
2. Arita Sembiring, SST, M. Keb, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Medan.
3. Ibu Tri Marini SN, SST, M.Keb sebagai Kaprodi Profesi Kebidanan
Poltekkes RI Medan yang telah memberikan kesempatan kepada kami
untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan
4. Ardiana Batubara, S.ST, M.Keb, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan kesempatan bagi penulis untuk berkonsultasi dan
bersedia memberikan masukan, kritik, saran dan motivasi dalam
menyelesaikan laporan ini
5. Susianti, S.Keb, Bd., selaku selaku pembimbing lahan praktik yang telah
memfasilitasi, membimbing, serta mendampingi penulis selama
melakukan asuhan kebidanan holistik pada nifas dan menyusui.
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, penulis menyadari bahwa
laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan
laporan ini.
Medan, Oktober 2023
Penulis
Fauza Ilma
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................................2
1.3 Manfaat ..........................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Nifas........................................................................................3
2.2 Manajemen Asuhan Kebidanan......................................................................11
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian.......................................................................................................25
BAB 4 PEMBAHASAN......................................................................................35
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan.....................................................................................................37
5.2 Saran...............................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
3
4
dibawah. Penurunan dann tinggi fundus uteri dapat terjadi lebih lambat
pada kehamilan dengan janin lebih dari satu,janin besar dan hidramion.
Berat uterus setelah bayi lahir adalah sekitar 1000 gram,satu minggu sekitar
500 gram dan minggu ke enam turun menjadi 60 gram. Namun pada
multipara berat uterus lebih berat dibanding primipara
Tinggi Fundus Uteri, Diameter Uterus dan Berat Uterus masa Involusi
Involusi Tinggi Fundus Uterus Berat Diameter
Uterus Uterus Uterus
Plasenta lahir Setinggi pusat 100 Gram 12,5 cm
1 minggu Antara pusat dengan simfisis 500 Gram 7,5 cm
2 minggu Tidak teraba 350 Gram 5 cm
6 minggu Normal 60 Gram 2,5 cm
b. Lochea
Lochea adalah cairan/ secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina
dalam masa nifas. Macam-macam lochea (Juneris,2021):
1) Lochea rubra : berisi darah segar dan sisa–sisa selaput ketuban dan
mekonium, lanugo dan mekonium,selama 4 hari masa postpartum.
2) Lochea sanguinolenta : berwarna merah kecoklatan dan lendir,hari 4-7
postpartum.
3) Lochea serosa : berwarna kuning kecoklatan cairan ini tidak berdarah
lagi pada hari ke 7-14 nifas.
4) Lochea alba : cairan putih mengandung leukosit, sel epitel selaput
lendir serviks dan serabut jaringan mati. Loche alba ini dapat
berlangsung selama 2-6 minggu.
c. Perineum
Setelah Lahir melahirkan, perineum menjadi kendur karena
sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada
post natal hari ke 5, perineum sudah mendapatkan sebagian besar tonusnya
sekalipun tetap lebih kendur dari pada keadaan sebelum melahirkan.
d. Serviks
Serviks mengalami perubahan meliputi bentuk menjadi tidak teratur,
sangat lunak, kendur dan terkulai, tampak kemerahan karena banyaknya
vaskularisasi serviks, kadang-kadang dijumpai memar, laserasi dan odema,
(Juneris,2021).
5
e. Perubahan perkemihan
Buang air kecil sering sulit selam 24 jam pertama kemungkinan
terdapat spasine sfingter dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini
mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang pubis selama
persalinan. Urine dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12-
36 jam sesudah melahirkan, setelah plasenta dilahirkan kadar hormone
esterogen yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang
mencolok. Keadaan ini menyebabkan dieresis. Ureter yang berdilatasi akan
kembali normal dalam tempo 6 minggu (Juneris,2021).
f. Perubahan tanda- tanda vital pada masa nifas
Menurut Juneris (2021), tanda-tanda vital pada masa nifas diantaranya
adalah:
1) Suhu Badan
Pasca melahirkan,suhu tubuh dapat naik kurang lebih 0,5 derajat
celcius dari keadaan normal. Kenaikan suhu badan ini akibat dari kerja
keras sewaktu melahirkan,kehilangan caairan maupun kelelahan. Suhu
kembali normal dan stabil dalam 24 jam setelah melahirkan. Pada hari
ke-4 post partum,suhu badan kan naik lagi. Hal ini diakibatkan ada
pembentukan ASI
2) Denyut Nadi
Setelah persalinan jika ibu dalam istirahat penuh, denyut nadi
sekitar 60 x/menit dan terjadi terutama pada minggu pertama masa nifas.
Frekuensi nadi normal yaitu 60-80 x/menit. Denyut nadi masa nifas
umumnya lebih stabil dibandingkan suhu badan. Pada ibu yang nervous,
nadinya akan lebih cepat kira-kira 110x/menit, bila disertai peningkatan
suhu tubuh bias juga terjadi shock karena infeksi.
3) Tekanan darah
Tekanan darah <140/90 mmHg dan bisa meningkat dari sebelum
persalinan sampai 1-3 hari masa nifas bila tekanan menjadi rendah
menunjukan adanya darah menjadi rendah adanya perdarahan masa
nifas.Sebaiknya bila tekanan darah tinggi merupakan petunjuk
kemungkinan adanya preeklamsi yang bias timbul pada masa nifas dan
6
4) Lemak
Rata-rata kebutuhan lemak dewasa adalah 41 /2 porsi lemak (14 gram
per porsi) per hari.
5) Cairan
Pada masa nifas konsumsi cairan sebanyaknya 8 gelas per hari.
Minum sedikitnya 3 liter tiap hari. Kebuthan cairan dapat diperoleh dari air
putih, sari buah dan sup
b. Defekasi
Selama persalinan, ibu megkonsumsi sedikit, makanan dan kemungkinan
juga telah terjadi proses pengosongan usus pada saat persalinan. Gerakan usus
mungkin tidak ada pada hari pertama dan kedua setelah melahirkan, hal ini
dapat menyebabkan timbulnya heamoroid. Ibu diharapkan sudah berhasil
Buang air besar minimal tiga kali setelah melahirkan (Juneris,2021).
c. Eliminasi
Kandung kemih harus segera dikosongkan setelah partus, paling kama
dalam waktu 6 jam setelah melahirkan. Bila dalam waktu empat jam setelah
melahirkan belum miksi,lakukan ambulasi ke kamar kecil, kalau terpaksa
pasang kateter setelah 6 jam (Juneris,2021).
d. Kebersihan diri
Ibu nifas yang harus menjaga kebersihan seluruh tubuh dengan sabun dan
air, membersihkan daerah kelamin dari depan ke belakang setiap kali selesai
BAB atau BAK,mengagganti pembalut minimal dua kali dalam sehari.
e. Istirahat
Istirahat cukup untuk mencegah kelelahan. Kembali ke kegiatan rumah
tangga secara perlahan dan tidur siang atau istirahat setiap bayi tidur, jika ibu
kurang istirahat dapat mempengaruhi jumlah ASI,memperlambat involusi
uterus,dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya (Juneris,2021).
f. Seksualitas dan keluarga berencana
Seksual boleh dilakukan setelah darah berhenti keluar dan ibu dapat
memasukkan satu jari kedalam vaggina tanpa rasa nyeri, sehingga hubungan
seksual boleh dilakukan dengan syarat sudah terlindungi dengan kontrasepsi.
Ibu perlu mendapatkan informasi mengenai penggunaan alat kontrasepsi pasca
9
persalinan secara dini untuk mencegah kehamilan dalam waktu yang terlalu
dekat atau kehamilan yang tidak diingnkan karena berbagai resiko yang dapat
terjadi (Juneris,2021).
2.1.6. Daftar Masalah Menurut Kepmenkes 320 Tahun 2020 Pada Nifas
Lingkup Asuhan Kebidanan 1. Keputihan
Masa Nifas 2. Sering Buang Air Kecil (BAK)
3. Rasa terbakar saat BAK
4. Sulit tidur
5. Sesak nafas
6. Sembelit
7. Mulas
8. Perdarahan hebat
9. Ibu letih, lelah,lesu,lemah
10. Emosi ibu tidak stabil
11. Ibu sering menangis
12. Luka bekas jahitan terasa nyeri dan berbau
busuk
2. Keluhan Utama
13
Hindari keletihan
Hindari lingkungan yang terlalu panas dan pengap
e) Personal Hygiene
Berapa kali ibu mandi dan membersihkan diri daerah genetali
dalam sehari, cara ganti pembalut, cara membersihkan genetalia
terutama ibu nifas dengan bekas luka perineum.
f) Riwayat psikososial
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga mengenai kelahiran
bayinya.
g) Seksual
Jangan melakukan hubungan seksual selama masa nifas
b. Data Objektif
Setelah data subjektif kita dapatkan, untuk melengkapi data kita dalam
menegakkan diagnosis, maka kita haus melakukan pengkajian data objektif
melalui pemeriksaan inspeksi,palpasi,auskultasi dan perkusi yang dilakukan
secara berurutan.
Langkah – langkah pemeriksaan sebagai berikut :
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum pasien atau k/u pasien diamati mulai pertama kali
bertemu dengan pasien, dilanjutkan sewaktu mengukur tanda-tanda
vital
Beberapa hal yang perlu diamati untuk mengetahui keadaan umum
pasien yaitu suku, jenis kelamin, perkiraan umur pasien, status gizi,
kondisi psikologis, cara berbaring, mobilitas, pakaian, kebersihan,
perkawinan dan kesadaran
Amati keadaan pasien apakah berat, sedang, ringan atau tidak tampak
sakit. Amati pula status gizi pasien apakah gemuk, normal atau kurus.
Selama pemeriksaan lihat cara berbaring dan mobilitas pasien, apakah
aktif/pasif, sikap terpaksa karena nyeri, apatis/gelisah
2. Kesadaran diamati apakah sadar sepenuhnya / komposmentis, apatis,
samnolen, delirium, semikoma / koma
17
a) Tekanan darah
Tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan diastolik ≥ 90 mmHg
memberi kesan hipertensi
Perubahan 30 mmHg systole dan 15 mmHg diastole diatas
sebelum hamil menandakan toxemia gravidarum
Apabila tidak diketahui riwayat tekanan darah sebelumnya, hasil
pemeriksaan TD saat ini bisa ditentukan normal tidaknya
dengan memakai batasan tidak boleh lebih dari sama dengan
140/90 mmHg (Tidak boleh ≥ 140/90 mmHg)
b) Suhu
Suhu tubuh ibu hamil > 37,5 oC dikatakan demam berarti ada
infeksi dalam kehamilan. Hal ini merupakan penambahan beban
bagi ibu dan harus dicari penyebabnya
Suhu tubuh normal 36 0C – 37,5 0C
c) Nadi
Dalam keadaan sehat denyut nadi ibu 60 – 80 x/menit, jika
denyut nadi ibu > 100x/menit, mungkin ia mengalami salah
satu / lebih keluhan berikut ini :
- Tegang
- Ketakutan / cemas akibat masalah tertentu
- Perdarahan hebat
- Anemia
- Sakit/ demam
- Gangguan tiroid
- Gangguan jantung
- Penggunaan obat ( kokain, pil diet, heroin, morfin )
Kecepatan denyut nadi secara normal menurut usia adalah > 14
tahun 60 – 100 x/menit dengan irama yang teratur dan
amplitudonya kuat serta mudah dipalpasi
d) Pernafasan
Dalam menopang janin / ibu kebutuhan tubuh akan O2
mengalami peningkatan, fungsi dan anatomi saluran pernafasan
19
Inspeksi:
Amati ukuran payudara kecil, sedang, besar, simetris apa tidak
kedua payudaranya.
Perhatikan kondisi payudara warna kulit, bengkak, strie, ada lesi
atau sirkulasi darah dipayudara.
Untuk melihat kondisi payudara dengan mengangkat kedua
tangan sampai axila terlihat
Perhatikan kesimetrisan dari kedua payudara
Papila mammae menonjol, datar atau tenggelam
Warna puting dan areolla; ada pigmentasi / tidak
Keadaan kelenjar Montgomery
Adakah benjolan/tumor pada mammae
Adakah pembekakan pada kelenjar diaxila
Adakah tarikan pada papila mammae
Pengamatan juga dilakukan pada klavikula dan axila apakah ada
oedem dan tanda rubor.
Palpasi
Raba seluruh area payudara untuk mengetahui adanya nyeri
tekan, benjolan pada payudara, lakukan penekanan pada puting
susu
Lakukan perabaan diarea klavikula dan kelenjar limfe axila
f) Abdomen
Meraba konsistensi dan TFU ( tinggi fundus uteri ) serta pemeriksaan
kandung kemih
j) Pemeriksaan pada alat genitalia
Pengeuaran lochea : warna, julah, bau, konsistensinya, lochea ada
kelainan atau tidak.
23
A. DATA SUBJEKTIF
Istri Suami
Nama : Ny. A Nama : Tn. H
Umur : 26 Tahun Umur : 30 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Minang Suku : Jawa
Pendidikan : S1 Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Rejo Alamat : Rejo
No.Telp : 0823-2994-XXX No.Telp : 0853-5278-XXX
1. Biodata
2. Keluhan utama
( ) Keputihan
( ) Sering Buang Air Kecil (BAK)
( ) Rasa terbakar saat BAK
( ) Sulit tidur
( ) Sesak nafas
( ) Sembelit
( ) Mulas
( ) Perdarahan hebat
( ) Ibu letih, lelah,lesu,lemah
( ) Emosi ibu tidak stabil
( ) Ibu sering menangis
( ) Luka bekas jahitan terasa nyeri dan berbau busuk
( ) Cairan vagina berbau (lochea)
25
26
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Emosional : Stabil
d. BB sebelum hamil : 57 kg
e. BB saat hamil : 67 kg
30
f. Pertambahan BB : 10 kg
g. TB : 152 cm
h. Tanda – tanda vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Suhu : 36,5 ˚C
Nadi : 81 x/menit
Pernafasan : 22 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Kulit kepala : bersih
Distribusi rambut : merata
Warna rambut : hitam
b. Wajah
Oedema : tidak ada
Cloasma Gravidarun : tidak ada
Warna : Tidak pucat
c. Mata
Pandangan kabur : tidak ada
Pemandangan dua : tidak ada
Sclera cleric : tidak ada
Conjunctiva pucat : tidak ada
d. Hidung
Polip : tidak ada
Pengeluaran : tidak ada
e. Mulut
Lidah : Bersih, tidak ada kelainan
Stomatitis : Tidak Ada
f. Gigi : Tidak Ada
Carries : Ada
Berlubang : Tidak Ada
Epulsi pada gusi : Tidak Ada
Tonsil : Tidak ada tanda peradangan
31
a) Inspeksi
- Pembesaran perut : memanjang
- Melebar : tidak
- Pelebaran vena : tidak
- Linea nigra : nigra
- Striae livide : tidak ada
- Striae Alican : Tidak Ada
- Bekas luka operasi : Tidak Ada
- Linea alba : Tidak ada
b) Palpasi
TFU : 2 jari bawah pusat
Kontraksi : baik
Nyeri tekan : tidak ada
Kandung kemih : tidak penuh
2) Gynekologi
Anogenital
Inspeksi vulva dan vagina
Pengeluaran per Vulva : Darah Lendir ✘ Lochea Varices
Pembengkakan Oedem Luka Kemerahan Nyeri
✘ Perineum bekas luka parut
Tanda-tanda IMS,sebutkan……
C. ANALISA
1. Diagnosa Ibu : P2A0, postpartum 6 jam normal, keadaan umum ibu baik
dengan Nyeri bekas jahitan jalan lahir (Kepmenkes 320 Tahun 2020
halaman. 42)
2. Masalah : Nyeri bekas jahitan jalan lahir (Kepmenkes 320 Tahun
2020 halaman. 42)
3. Kebutuhan : pendkes tentang nyeri luka perineum dan perawatan luka
perineum.
D. PERENCANAAN
1. Informasikan hasil pemeriksaan
2. Memberitahu ibu untuk menjaga kebersihan luka jahitan
33
Pada tanggal 2 Oktober 2023 pukul 12:00 WIB atau 6 jam postpartum,
keadaan ibu dan bayi baik, tidak ada dijumpai penyulit, perdarahan ± 100 cc,
Lochea rubra, kontraksi baik, kandung kemih tidak penuh, ibu telah memberikan
ASI pada bayinya dan bayi mau menyusu. Nutrisi pada Ny.A sudah dipenuhi
dengan memberi ibu makan dan minum, 2 jam setelah melahirkan ibu sudah dapat
miring ke kiri atau kanan dan ibu BAK menggunakan pispot.
Moilisasi dini pada ibu post partum harus dilakukan secepat mungkin, ibu
post partum sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam,
sebaiknya ibu sudah diperbolehkan untuk mandi dan pergi ke kamar mandi
dengan dibantu setelah 1 atau 2 jam melahirkan (Saleha, 2013).
Mochtar (2012) menyatakan bahwa hal yang perlu dipantau pada kunjungan
masa nifas 6-8 jam postpartum adalah memastikan bahwa tidak terjadi
perdarahan, pemberian ASI awal dan tetap menjaga bayi agar dingin.
Menurut asumsi penulis, dari teori yang ada bahwa tidak ada kesenjangan
antara teori dan asuhan yang sudah diberikan pada Ny.A. Pada kunjungan ini
pengeluaran ASI masih berupa colostrum. Berdasarkan teori, ASI matur atau ASI
yang sebenarnya akan keluar setelah 2-3 hari setelah persalinan. Hal ini
disebabkan karena masih tingginya kadar hormon hormon didalam tubuh ibu.
Dimana setelah plasenta lahir, kadar hormon hormon seperti esterogen dan
progesteron serta hormon plasenta lactogen (HPL) berangsur-angsur akan turun,
namun Hormon Plasenta Lactogen (HPL) ini tidak sepenuhnya langsung turun
kadarnya dalam tubuh ibu, sehingga produksi hormon prolaktin masih ditekan
pengeluarannya. ASI mulai lancar pada hari ke 2-3 setelah persalinan. Adapun
cara mempercepat pengeluaran ASI tersebut adalah dengan sering menyusui bayi ,
karena pada saat menyusui terdapat rangsangan pada puting susu ibu.
Asuhan dan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada Ny.
A selama masa nifas sesuai dengan “Permenkes No 21 Tahun
2021 halaman 82 ” dimana kunjungan ibu nifas dilakukan minimal
4 kali dengan kunjungan ibu dan bayi baru lahir bersamaan.
35
36
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan asuhan kebidanan yang telah diberikan dan
pembahasan Asuhan Kebidanan pada Ny. A di PMB Susiyanti
menggunakan SOAP sesuai dengan “Kepmenkes 938 No. 8 Tahun
2007”mulai dari pengumpulan data subjektif sampai dengan
pelaksanaan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan yaitu
Pelayanan kesehatan pada Ny. A selama masa nifas sesuai dengan
“Permenkes No 21 Tahun 2021 halaman 82 ” dimana kunjungan
ibu nifas dilakukan minimal 4 kali dengan kunjungan ibu dan bayi
baru lahir bersamaan. Kunjungan pertama dilakukan 6 jam – 2 hari
setelah persalinan. Pelayanan yang dilakukan yaitu di klinik setelah
6 jam post partum dimulai dengan pemeriksaan TTV, TFU,
kontraksi, pemeriksaan kandung kemih, perdarahan , pendampingan
pemerian ASI ekslusif.
Kunjungan kedua yaitu pada waktu 3-7 hari setelah
melahirkan . Kunjungan dilakukan ke rumah ibu post partum hari
ke 3 (tanggal 4 oktober 2023). Kunjungan ketiga pada waktu 8 – 28
hari setelah melahirkan . Kunjungan dilakukan ke rumah ibu post
partum hari ke 8 (tanggal 9 oktober 2023). Pelayanan yang
dilakukan yaitu dimulai dengan pemeriksaan TTV, TFU, kontraksi,
pemeriksaan kandung kemih, perdarahan , pendampingan pemerian
ASI ekslusif. Kunjungan keempat yaitu pada waktu 29 - 42 hari
setelah melahirkan. Kunjungan akan dilakukan ke rumah ibu post
partum hari ke 29 (tanggal 30 oktober 2023). Pelayanan yang
dilakukan yaitu dimulai dengan pemeriksaan TTV, TFU, kontraksi,
pemeriksaan kandung kemih, perdarahan , pendampingan pemerian
ASI ekslusif, konseling KB.
5.2 Saran
5.1.1 Bagi Institusi Kesehatan
37
38