LK Nifas Fauza

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGI HOLISTIK NIFAS DAN MENYUSUI


DI PMB SUSIYANTI JL SAENTIS KEC. PERCUT SEI TUAN

Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Praktik Asuhan Kebidanan Pada Nifas dan
Menyusui

Oleh :

Disusun Oleh :
Nama : Fauza Ilma
NIM : P07524723033

Dosen Pembimbing : Ardiana Batubara,SST. M.Keb

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES MEDAN
2023/2024
HALAMAN PENGESAHAN

JUDUL KASUS : Asuhan Kebidanan Fisiologi Holistik Nifas dan


Menyusui Pada Ny. A Di PMB Susiyanti Jl Saentis
Kec. Percut Sei Tuan
NAMA MAHASISWA : Fauza Ilma
NIM : P07524723033

Medan, Oktober 2023

Menyetujui,

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

Ardiana Batubara,SST.M.Keb Susianti, S.Keb, Bd.


NIP. 196605231986012001 NIP. 197711032019052001

Mengetahui,
Ketua Prodi Kebidanan Poltekkes Kemenkes Medan

Tri Marini SN, SST, M.Keb


NIP. 1980030820001122002

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya,
penulis dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Fisiologi Holistik Nifas dan Menyusui Pada Ny. A di PMB Susiyanti
Jl Saentis Kec. Percut Sei Tuan” tepat pada waktunya. Penulis menyadari dalam
penyusunan laporan ini penulis banyak mendapatkan bimbingan, arahan serta
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar- besarnya kepada :
1. R.R Sri Arini Winarti Rinawati, SKM., M. Kep, selaku Direktur Poltekkes
Kemenkes Medan.
2. Arita Sembiring, SST, M. Keb, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Medan.
3. Ibu Tri Marini SN, SST, M.Keb sebagai Kaprodi Profesi Kebidanan
Poltekkes RI Medan yang telah memberikan kesempatan kepada kami
untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan
4. Ardiana Batubara, S.ST, M.Keb, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan kesempatan bagi penulis untuk berkonsultasi dan
bersedia memberikan masukan, kritik, saran dan motivasi dalam
menyelesaikan laporan ini
5. Susianti, S.Keb, Bd., selaku selaku pembimbing lahan praktik yang telah
memfasilitasi, membimbing, serta mendampingi penulis selama
melakukan asuhan kebidanan holistik pada nifas dan menyusui.
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, penulis menyadari bahwa
laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan
laporan ini.
Medan, Oktober 2023
Penulis

Fauza Ilma

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................................2
1.3 Manfaat ..........................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Nifas........................................................................................3
2.2 Manajemen Asuhan Kebidanan......................................................................11
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian.......................................................................................................25
BAB 4 PEMBAHASAN......................................................................................35
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan.....................................................................................................37
5.2 Saran...............................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kematian dan kesakitan ibu masih merupakan masalah kesehatan yang
serius di Negara berkembang. Menurut laporan World Health Organization
(WHO) tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa per
100.000 kelahiran hidup. Beberapa Negara memiliki AKI cukup tinggi seperti
Afrika Sub-Sahata 179.000 jiwa per 100.000 kelahiran hidup, Asia Selatan 69.000
jiwa per 100.000 kelahiran hidup, dan Asia Tenggara 16.000 jiwa per 100.000
kelahiran hidup. Angka kematian ibu di Negara-Negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia 190 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 49 per 100.000 kelahiran
hidup, Thailand 26 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 27 per 100.000 kelahiran
hidup, dan Malaysia 29 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014). Pada tahun
2012 SDKI kembali mencaat kenaikan AKI yang signifikan, yakni dari 228
menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan target yang
diharapkan berdasarkan Melenium Development Goals (MDSGs) pada tahun
2015 yaitu 102/100.000 kelahiran hidup. Hal ini berarti AKI di Indonesia jauh
diatas target yang ditetapkan WHO patau hampir dua kali lebih besar dari target
WHO (Depkes Kesehatan Indonesia, 2018).
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandung kemih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa difas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan
akan pulih dalm waktu 3 bulan ( Zubaidah, 2021). Masa nifas (puerperium) adalah
masa setelah keluarnya plasenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum
hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari
( Zubaidah, 2021).
Salah satu masalah yang sering dihadapi pada masa nifas adalah nyeri.
Gangguan rasa nyeri pada masa nifas banyak dialami meskipun pada persalinan
normal tanpa komplikasi. Hal tersebut menimbulkan ketidaknyamanan pada ibu.
Gangguan rasa nyeri yang dialami ibu diantaranya adalah after pains (kram perut),
yang disebabkan karena kontraksi dan relaksasi yang terus menerus pada uterus,

1
2

pembengkakan payudara, nyeri perineum, konstipasi, hemoroid, dan diuresis dan


nyeri perineum akibat adanya laserasi perineum merupakan kasus paling banyak
terjadi pada ibu nifas karena adanya tindakan penjahitan jalan lahir. Laserasi
perineum adalah laserasi obstetrik yang terjadi pada daerah perineum akibat
ketidakmampuan otot dan jaringan lunak pelvik untuk mengakomodasi lahirnya
fetus.
1.2. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep dasar nifas
2. Untuk mengetahui asuhan dari nifas
3. Untuk mengetahui tinjauan kasus asuhan nifas
4. Untuk mengetahui pembahasan asuhan nifas
1.3. Manfaat
1. Bagi Pelayanan Kesehatan
Bagi pelayanan kesehatan sebagai bahan masukan kepada bidan
sebagai petugas kesehatan maupun tempat pelayanan kesehatan untuk
memberikan pengetahuan yang baik kepada ibu nifas
2. Bagi Penulis
Dengan penulisan laporan ini diharapkan mahasiswa dapat memberikan
pengetahuan pada ibu nifas dengan penatalaksanaan pencegahan dan
penanganan ketidaknyaman pada ibu nifas dengan cepat dan tepat.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar Nifas


2.1.1. Pengertian Nifas
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandung kemih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa difas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan
akan pulih dalm waktu 3 bulan ( Zubaidah, 2021). Masa nifas (puerperium) adalah
masa setelah keluarnya plasenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum
hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari
(Zubaidah, 2021).
Menurut Zubaidah (2021) tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah
sebagai berikut:
a. Puerpurium dini
Masa pemulihan, dimana ibu telah diperbolehkan berjalan. Pada masa ini ibu
tidak perlu ditahan untuk telentang di tempat tidurnya selama 7-14 hari setelah
persalinan.
b. Puerpurium Intermedia
Pemulihan menyeluruh alat-alat genetalia eksterna dan interna yang lamanya 6-
8 minggu.
c. Remote Puerpurium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bagi ibu
selama hamil atau melahirkan mempunyai komplikasi.

2.1.2. Perubahan Fisiologis Masa Nifas


Menurut Juneris (2021) perubahan fisiologis yang terjadi berkaitan dengan
pengaruh hormone selama kehamilan masa nifas dapat dicapai kondisi seperti
sebelum hamil.perubahan fisiologi yang terjadi selama nifas meliputi:
a. Uterus
Fundus uteri berada pada pertengahan simfisis pubis dan pusat, 12 jam
kemudian akan naik menjadi setinggi pusat atau sedikit di atas atau

3
4

dibawah. Penurunan dann tinggi fundus uteri dapat terjadi lebih lambat
pada kehamilan dengan janin lebih dari satu,janin besar dan hidramion.
Berat uterus setelah bayi lahir adalah sekitar 1000 gram,satu minggu sekitar
500 gram dan minggu ke enam turun menjadi 60 gram. Namun pada
multipara berat uterus lebih berat dibanding primipara
Tinggi Fundus Uteri, Diameter Uterus dan Berat Uterus masa Involusi
Involusi Tinggi Fundus Uterus Berat Diameter
Uterus Uterus Uterus
Plasenta lahir Setinggi pusat 100 Gram 12,5 cm
1 minggu Antara pusat dengan simfisis 500 Gram 7,5 cm
2 minggu Tidak teraba 350 Gram 5 cm
6 minggu Normal 60 Gram 2,5 cm
b. Lochea
Lochea adalah cairan/ secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina
dalam masa nifas. Macam-macam lochea (Juneris,2021):
1) Lochea rubra : berisi darah segar dan sisa–sisa selaput ketuban dan
mekonium, lanugo dan mekonium,selama 4 hari masa postpartum.
2) Lochea sanguinolenta : berwarna merah kecoklatan dan lendir,hari 4-7
postpartum.
3) Lochea serosa : berwarna kuning kecoklatan cairan ini tidak berdarah
lagi pada hari ke 7-14 nifas.
4) Lochea alba : cairan putih mengandung leukosit, sel epitel selaput
lendir serviks dan serabut jaringan mati. Loche alba ini dapat
berlangsung selama 2-6 minggu.
c. Perineum
Setelah Lahir melahirkan, perineum menjadi kendur karena
sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada
post natal hari ke 5, perineum sudah mendapatkan sebagian besar tonusnya
sekalipun tetap lebih kendur dari pada keadaan sebelum melahirkan.
d. Serviks
Serviks mengalami perubahan meliputi bentuk menjadi tidak teratur,
sangat lunak, kendur dan terkulai, tampak kemerahan karena banyaknya
vaskularisasi serviks, kadang-kadang dijumpai memar, laserasi dan odema,
(Juneris,2021).
5

e. Perubahan perkemihan
Buang air kecil sering sulit selam 24 jam pertama kemungkinan
terdapat spasine sfingter dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini
mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang pubis selama
persalinan. Urine dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12-
36 jam sesudah melahirkan, setelah plasenta dilahirkan kadar hormone
esterogen yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang
mencolok. Keadaan ini menyebabkan dieresis. Ureter yang berdilatasi akan
kembali normal dalam tempo 6 minggu (Juneris,2021).
f. Perubahan tanda- tanda vital pada masa nifas
Menurut Juneris (2021), tanda-tanda vital pada masa nifas diantaranya
adalah:
1) Suhu Badan
Pasca melahirkan,suhu tubuh dapat naik kurang lebih 0,5 derajat
celcius dari keadaan normal. Kenaikan suhu badan ini akibat dari kerja
keras sewaktu melahirkan,kehilangan caairan maupun kelelahan. Suhu
kembali normal dan stabil dalam 24 jam setelah melahirkan. Pada hari
ke-4 post partum,suhu badan kan naik lagi. Hal ini diakibatkan ada
pembentukan ASI
2) Denyut Nadi
Setelah persalinan jika ibu dalam istirahat penuh, denyut nadi
sekitar 60 x/menit dan terjadi terutama pada minggu pertama masa nifas.
Frekuensi nadi normal yaitu 60-80 x/menit. Denyut nadi masa nifas
umumnya lebih stabil dibandingkan suhu badan. Pada ibu yang nervous,
nadinya akan lebih cepat kira-kira 110x/menit, bila disertai peningkatan
suhu tubuh bias juga terjadi shock karena infeksi.
3) Tekanan darah
Tekanan darah <140/90 mmHg dan bisa meningkat dari sebelum
persalinan sampai 1-3 hari masa nifas bila tekanan menjadi rendah
menunjukan adanya darah menjadi rendah adanya perdarahan masa
nifas.Sebaiknya bila tekanan darah tinggi merupakan petunjuk
kemungkinan adanya preeklamsi yang bias timbul pada masa nifas dan
6

diperlukan penanganan lebih lanjut.


4) Pernafasan
Respirasi/pernafasan umunya lambat atau normal. Pernafasan yang
normal setelah persalinan adalah 16-24 x/menit atau rata-ratanya
18x/menit.

2.1.3. Perubahan Psikologis Masa Nifas


Menurut Zubaidah (2021) periode masa nifas merupakan waktu untuk
terjadi stres, terutama ibu primipara. Masa nifas juga merupakan perubahan besar
bagi ibu dan keluarganya. Peran dan harapan sering berubah sebagai keluarga
yang menyesuaikan diri dengan perubahan ini dan meringankan transisi ke peran
orangtua.
Periode masa nifas ini diekspresikan oleh Reva Rubin yaitu dalam
memasuki peran menjadi seorang ibu, seorang wanita mengalami masa adaptasi
psikologis yang terbagi dalam fase-fase berikut (Zubaidah,2021) :
a. Fase Taking In
Fase taking in merupakan fase ketergantungan yang berlangsung dari hari
pertama sampai hari ketiga setelah melahirkan. Pada fase ini ciri-ciri yang bisa
diperlihatkan adalah :
1) Ibu nifas masih pasif dan sangat ketergantungan dan tidak bias
2) membuat keputusan.
3) Fokus perhatian ibu adalah pada dirinya sendiri
4) Ibu nifas lebih mengingat pengalaman melahirkan dan persalinan
5) yang dialami sehingga pengalaman selama proses persalinan
6) diceritakan secara berulang-ulang dan lebih suka didengarkan.
b. Fase Taking Hold
Fase taking hold berlangsung mulai hari ketiga sampai kesepuluh masa
nifas. Adapun ciri-ciri fase taking hold antara lain :
1) Ibu nifas sudah aktif,mandiri,dan bisa membuat keputusan
2) Ibu nifas mulai belajar merawat bayi tetapi masih membutuhkan orang lain
3) Ibu nifas lebih berkonsentrasi pada kemampuannya menerima tanggung
jawab terhadap perawatan bayi
Fase ini merupakan saat yang tepat untuk memberikan penyuluhan tentang
7

perawatan bayi ataupun perawatan masa nifas kepada ibu.


c. Fase Letting Go
Fase Letting Go Fase ini terjadi setelah hari kesepuluh masa nifas sampai
enam minggu postpartum. Pada fase ini ibu nifas sudah bisa menikmati dan
menyesuaikan diri dengan tanggungjawab peran barunya. Selain itu keinginan
untuk merawat bayi secara mandiri serta bertanggungjawab terhadap diri dan
bayinya sudah meningkat.

2.1.4. Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas


Menurut Juneris (2021), kebutuhan dasar masa nifas adalah sebagi berikut:
a. Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
Berikut ini merupakan zat-zat yang dibutuhkan ibu nifas diantaranya adalah:
1) Kalori
Kalori untuk memenuhi kebutuhan ibu dan produkssi ASI sebaanyak
2700-2900 kalori. Karbohidrat mempunyai manfaaat sebagai sumber energy
yang dapat diperoleh dari sumber makanan dari gandum dan beras.
Kebuttuhan energy dari karbohidrat dalam masa nifas adalah 60-7-% dari
seluruh kebutuhan kalori total. Protein membantu dalam penyembuhan
jaringan dan produksi ASI, yang bersumber dari: daging
sapi,ayam,ikan,telur,susu dan kacang-kacangan jumlah kebutuhan 10-20%
dari total kalori.Kebutuhan protein adalah 3 porsi per hari. Satu porsi protein
setara dengan tiga gelas susu, dua butir telur, lima putih telur, 120 gram
keju, 1 3 /4 gelas youghurt, 120-140 gram ikan/daging/unggas, 200-240
gram tahu atau 5-6 sendok selai kacang.
2) Kalsium dan Vitamin D
Kalsium dan vitamin D berguna untuk pembentukan tulang dan gigi,
kalsium dan vitamin D dapat diperoleh dari susu rendah kalori ataur
berjemur dipagi hari.
3) Sayuran hijau dan buah
Kebutuhan sayuran hijau dan buah yang diperlukan pada masa nifas
dan menyusui sedikitnya tiga porsi sehari.
8

4) Lemak
Rata-rata kebutuhan lemak dewasa adalah 41 /2 porsi lemak (14 gram
per porsi) per hari.
5) Cairan
Pada masa nifas konsumsi cairan sebanyaknya 8 gelas per hari.
Minum sedikitnya 3 liter tiap hari. Kebuthan cairan dapat diperoleh dari air
putih, sari buah dan sup
b. Defekasi
Selama persalinan, ibu megkonsumsi sedikit, makanan dan kemungkinan
juga telah terjadi proses pengosongan usus pada saat persalinan. Gerakan usus
mungkin tidak ada pada hari pertama dan kedua setelah melahirkan, hal ini
dapat menyebabkan timbulnya heamoroid. Ibu diharapkan sudah berhasil
Buang air besar minimal tiga kali setelah melahirkan (Juneris,2021).
c. Eliminasi
Kandung kemih harus segera dikosongkan setelah partus, paling kama
dalam waktu 6 jam setelah melahirkan. Bila dalam waktu empat jam setelah
melahirkan belum miksi,lakukan ambulasi ke kamar kecil, kalau terpaksa
pasang kateter setelah 6 jam (Juneris,2021).
d. Kebersihan diri
Ibu nifas yang harus menjaga kebersihan seluruh tubuh dengan sabun dan
air, membersihkan daerah kelamin dari depan ke belakang setiap kali selesai
BAB atau BAK,mengagganti pembalut minimal dua kali dalam sehari.
e. Istirahat
Istirahat cukup untuk mencegah kelelahan. Kembali ke kegiatan rumah
tangga secara perlahan dan tidur siang atau istirahat setiap bayi tidur, jika ibu
kurang istirahat dapat mempengaruhi jumlah ASI,memperlambat involusi
uterus,dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya (Juneris,2021).
f. Seksualitas dan keluarga berencana
Seksual boleh dilakukan setelah darah berhenti keluar dan ibu dapat
memasukkan satu jari kedalam vaggina tanpa rasa nyeri, sehingga hubungan
seksual boleh dilakukan dengan syarat sudah terlindungi dengan kontrasepsi.
Ibu perlu mendapatkan informasi mengenai penggunaan alat kontrasepsi pasca
9

persalinan secara dini untuk mencegah kehamilan dalam waktu yang terlalu
dekat atau kehamilan yang tidak diingnkan karena berbagai resiko yang dapat
terjadi (Juneris,2021).

2.1.5. Kunjungan Masa Nifas


Menurut Zubaidah (2021), dalam masa nifas perlu dilakukan pengawasan
secara umum bertujuan untuk :
a. Membantu ibu dan pasangannya selama masa ransisi awal mengasuh anak.
b. Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologisnya.
c. Melaksanakan skrining yang komperenshif.
d. Memberikan pendidikan kesehatan,tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
kb, menyusui,pemberian imunisasi dan perawatan bayi sehat.
e. Memberikan pelayanan keluarga berencana.
Jadwal kunjungan massa nifas (Permenkes No 21 Tahun 2021 halaman 82):
a. Kunjungan I (6-8 jam setelah persalinan)
1) Mencegah perdarahan masa nifas karena persalinan atonia uteri.
2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk bila perdarahan
berlanjut.
3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana
mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri,
4) Pemberian ASI awal
5) Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
6) Menjaga bayi tetap sehat agar terhindar hipotermia. Bidan harus menjaga
ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu
dan bayi baru lahir dalam keadaan stabil.
b. Kunjungan II (3-7 hari setelah persalinan)
1) Memastikan involusio uterus berjalan dengan normal, uterus berkontraksi
dengan baik, tinggi fundus uteri dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan
normal.
2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan normal.
3) Memastikan ibu mendapatkan makanan yang cukup, minum dan istirahat.
10

4) Memastikan ibu menyusui dengan benar serta tidak ada tanda-tanda


kesulitan menyusui.
5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat dan perawatan bayi sehari-hari.
c. Kunjungan III (8 – 28 hari setelah persalinan)
1) Memastikan involusi uterus berjalan normal, tinggi fundus dibawah
umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal dan tidak ada bau.
2) Menilai adanya tanda-tanada demam, infeksi, cairan dan istirahat.
3) Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan dan istirahat.
4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan
tandatanda penyulit.
5) Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
d. Kunjungan IV (29-42 hari setelah persalinan)
1) Menanyakan kesulitan-kesulitan yang dialami ibu selama masa nifas.
2) Memberikan konseling KB secara dini.

2.1.6. Daftar Masalah Menurut Kepmenkes 320 Tahun 2020 Pada Nifas
Lingkup Asuhan Kebidanan 1. Keputihan
Masa Nifas 2. Sering Buang Air Kecil (BAK)
3. Rasa terbakar saat BAK
4. Sulit tidur
5. Sesak nafas
6. Sembelit
7. Mulas
8. Perdarahan hebat
9. Ibu letih, lelah,lesu,lemah
10. Emosi ibu tidak stabil
11. Ibu sering menangis
12. Luka bekas jahitan terasa nyeri dan berbau
busuk

13. Cairan vagina berbau (lochea)


11

14. Perut mulas


15. Susah BAK/BAB
16. Perdarahan nifas lebih dari 40 (empat puluh)
hari
17. Perdarahan nifas berhenti sebelum 40 (empat
puluh) hari
18. Rasa nyeri di daerah betis sejak setelah
bersalin
19. Hilang nafsu makan
20. Nyeri bekas jahitan luka operasi
21. Nyeri bekas jahitan jalan lahir
22. Susah tidur
23. Belum haid setelah masa nifas selesai
24. Ibu tidak menyusui bayinya
25. Ibu tidak bisa merawat bayinya
26. ASI tidak lancar
27. Periksa rutin/kontrol
(Kepmenkes 320 Tahun 2020 halaman. 42)
2.2. Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori
ilmiah, penemuan – penemuan keterampilan dalam rangkaian/ tahapan yang logis
untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien. ( Yulizawati et
al,2018).
Tahapan Asuhan Kebidanan ( Siti dkk ,2022)
a. Data Subjektif
Riset diseluruh dunia menunjukkan anamnesa harus difokuskan pada
pertanyaan yang menapis dan mendeteksi komplikasi yang membahayakan
jiwa. Para Bidan harus meluangkan waktu untuk mendiskusikan riwayat
ini yang terbukti menunjukkan adanya komplikasi yang membahayakan
jiwa. Beberapa bagian riwayat dituliskan dengan huruf tebal yang
merupakan bagian yang penting bertalian dengan upaya pengurangan
kematian ibu yang harus dimasukkan.
12

1. Data Istri dan Data Suami


a) Nama
Nama sebagai tanda pengenal dan mendukung pemberian
tindakan yang tepat pada orang yang dimaksud
b) Umur
Umur dalam reproduksi dikenal bahwa umur umum untuk
kehamilan dan persalinan sserta nifas adalah 20 – 35 tahun. Umur
penting karena ikut menentukan prognosa kehamilan dan
persalinan serta nifass, kalau umur terlalu lanjut (> 35 tahun) atau
terlalu muda (< 16 tahun) sebagai primigravida maka
peralinannya beresiko.
c) Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan pasien penting untuk mengetahui apakah
pasien berada dalam keadaan utuh dan untuk mengkaji potensi
kelahiran premature pada pasien yang bekerja pada lingkungan
kerja yang berbahaya.
d) Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat intelektual dan mempengaruhi sikap
perilaku seseorang.
e) Suku / bangsa
Untuk dapat menyesuaikan bahasa apa yang dapat kita gunakan
untuk berkomunikasi dengan baik.
f) Agama
Untuk mengetahui keyakinan pasien dan menyesuaikan asuhan
dengan agama yang dianut.
g) Alamat & no telp
Untuk mempermudah hubungan kalau diperlukan/keadaan yang
mendesak. Bidan dapat mengetahui tempat tinggal pasien dan
lingkungannya selain itu untuk menjaga kemungkinan bila ada
pasien dengan nama yang sama.

2. Keluhan Utama
13

Penjelasan pasien tentang tujuannya mencari perawatan


kesehatan dicatat kata perkata dalam catatan pasien / rekam medik.
Mencatat tujuan utama suatu kunjungan menggunakan kata-kata
pasien sendiri membantu personal lain melihat kebutuhan utama
pasien.
3. Riwayat Pernikahan
Ini penting untuk dikaji karena dari data ini kita akan
mendapatkan gambaran mengenai suasana rumah tangga pasaangan.
Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan antara lain:
- Berapakah tahun usia ibu ketika menikah pertama kali ?
- Status pernikahan (sah/tidak)
- Lama pernikahan
- Ini adalah suami yang ke?
- Jumlah anak dan jarak anak?
- Pernah dilakukan edukasi tentang imunisasi TT?
4. Riwayat kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu
Artinya ibu dalam keadaan hamil anak keberapa saat ini, jumlah
anak yg hidup saat ini dan dipertanyaan apakah ibu pernah
keguguran , dipertanyakan kehamilan sebelumnya apakah ibu bersalin
nomal atau tidak di bantu bidan atau dirujuk ke RS. Apakah anak ibu
sebelumnya disusui atau tidak dan Apakah dikehamilan sebelumnya
ibu ada komplikasi.
5. Riwayat persalinan sekarang
Bidan perlu mengetahui tanggal persalinan, jenis persalinan,
jenis kelamin anak dan keadaan bayi (BB,PB, dan penolong).
Tujuannya untuk mengetahui proses persalinan mengalami masalah
atau tidak sehingga berpengaruh ke masa nifas.
6. Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita ibu dan keluarga
 Riwayat kesehatan keluarga pada kunjungan pra konsepsi dikaji
untuk mengidentifikasi penyakit tertentu yang diwariskan dari
keluarga seperti: Jantung, hypertensi, DM, gemeli
 Tanyakan apakah ada riwayat keguguran
14

 Tanyakan apakah ibu pernah mengkonsumsi obat-obatan untuk


mencegah keguguran
 Tanyakan masalah yang berhubungan dengan tekanan darah tinggi
selama hamil kepada ibu / saudara perempuan pasien
 Tanyakan riwayat penyakit mental pada keluarga
 Tanyakan apa ibu pernah menderita atau sedang menderita
penyakit seperti: Jantung, ginjal,asma,tbc paru, hepatitis, epilepsi.
7. Riwayat penyakit operasi
Tanyakan juga ibu tentang pernah dioperasi tentang penyakit
tertentu atau pernah ibu menderita penyakit seperti: infertilitas,
cervisitis kronis, polip servis, infeksi virus, endometrium,kanker
rahim.
8. Riwayat kontrasepsi
 Metode kontrasepsi yang pernah dipakai :
 Data riwayat kontasepsi diperlukan karena kontrasepsi hormonal
dapat mempengaruhi HPHT
9. Riwayat penyakit sekarang
a) Seandainya ada penyakit yang menyertai kehamilan ibu harus
disembuhkan selekas mungkin sebelum bayi lahir
b) Pengobatan yang sedang dilakukan
c) Upaya pengobatan diri sendiri sebaiknya tidak dilakukan. Semua
obat termasuk aspirin harus dibatasi dan setiap obat yang
digunakan harus dicatat dengan teliti dan dikonsultasikan dengan
dokter
10. Riwayat penyakit yang lalu
a) Untuk mendapatkan profil penyakit, cidera / operasi yang pernah
dialami individu sebelumnya.
b) Ditanyakan penyakit yang pernah dialami bisa timbul karena
keadaan ibu yang lemah waktu hamil / setelah melahirkan
c) Apabila ibu pernah mengalami operasi ditanyakan operasi apa dan
kalau bisa minta ibu untuk mendapatkan pengawasan yang lebih
ketat oleh dokter
15

11. Pola makan,minum,istirahat,dan eliminasi


a) Nutrisi
Status diet dan nutrisi ibu nifas mempunyai dampak langsung
pada perjalanan masa nifas dan bayi yang seang menyusui.
Malnutrisi dapat mempengaruhi pertumbuhan bayi.
b) Nasihat tentang makanan dalam masa nifas meliputi diet berimbang
yang mengandung ± 35 kal tiap kg BB optimal + 300 kalori
 Pola makanan berapaka kali dalam sehari dan jenis makanan
yang dimakan
 Buah-buahan berapa porsi,frekuensi makan,pantangan makan,
dan ditanyak apakah ibu ada nafsu makan?
c) Eliminasi
 Dalam masa nifas perubahan hormonal mempengaruhi aktivitas
usus halus dan usus besar sehingga BAB mengalami konstipasi /
sembelit
 Ditanyakan berapa kali ibu BAK dan BAB serta warnanya serta
menanyakan adakah keluhan saat BAK dan BAB
 Untuk mengurangi konstipasi ibu dianjurkan:
a. Meningkatkan gerak / aktivitas
b. Makan makanan tinggi serat
c. Bila diperlukan dapat dibantu dengan obat pelunak faeces
d) Pola istirahat/tidur
 Tanyakan berapa jam ibu istirahat siang dan malam
 Hindari aktivitas yang membutuhkan koordinasi, keseimbangan,
dan konsentrasi
 Upayakan untuk istirahat, susun jadwal baru untuk aktivitas
harian yang memungkinkan ibu nifas mendapat cukup istirahat
dan relaksasi
 Hindari aktivitas yang menurut anda menahan nafas dan gerakan
melompat sebaiknya dihindari
 Rekreasi; apabila bepergian jauh, jadwalkan waktu untuk
melakukan gerakan bebas dan beristirahat
16

 Hindari keletihan
 Hindari lingkungan yang terlalu panas dan pengap
e) Personal Hygiene
 Berapa kali ibu mandi dan membersihkan diri daerah genetali
dalam sehari, cara ganti pembalut, cara membersihkan genetalia
terutama ibu nifas dengan bekas luka perineum.
f) Riwayat psikososial
 Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga mengenai kelahiran
bayinya.
g) Seksual
Jangan melakukan hubungan seksual selama masa nifas

b. Data Objektif
Setelah data subjektif kita dapatkan, untuk melengkapi data kita dalam
menegakkan diagnosis, maka kita haus melakukan pengkajian data objektif
melalui pemeriksaan inspeksi,palpasi,auskultasi dan perkusi yang dilakukan
secara berurutan.
Langkah – langkah pemeriksaan sebagai berikut :
1. Pemeriksaan umum
 Keadaan umum pasien atau k/u pasien diamati mulai pertama kali
bertemu dengan pasien, dilanjutkan sewaktu mengukur tanda-tanda
vital
 Beberapa hal yang perlu diamati untuk mengetahui keadaan umum
pasien yaitu suku, jenis kelamin, perkiraan umur pasien, status gizi,
kondisi psikologis, cara berbaring, mobilitas, pakaian, kebersihan,
perkawinan dan kesadaran
 Amati keadaan pasien apakah berat, sedang, ringan atau tidak tampak
sakit. Amati pula status gizi pasien apakah gemuk, normal atau kurus.
 Selama pemeriksaan lihat cara berbaring dan mobilitas pasien, apakah
aktif/pasif, sikap terpaksa karena nyeri, apatis/gelisah
2. Kesadaran diamati apakah sadar sepenuhnya / komposmentis, apatis,
samnolen, delirium, semikoma / koma
17

Kesadaran Tanda – tanda


Komposmentis Sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua
pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya
Apatis Keadaan kesadaran yang segan untuk
berhubungan dengan kehidupan sekitarnya,
sikapnya acuh, tak acuh
Samnolen Keadaan kesadaran yang mau tidur saja. Dapat
dibangunkan dengan rangsangan nyeri, akan
tetapi jatuh tidur lagi
Delirium Keadaan kacau motorik yang sangat,
memberontak, berteriak- teriak dan tidak sadar
terhadap orang lain, tempat waktu
Sopor/ Keadaan kesadaran yang menyerupai koma,
semikoma reaksi hanya dapat ditimbulkan dengan
rangsang nyeri
Koma Keadaan kesadaran yang hilang sama sekali dan
tidak dapat dibangunkan dengan rangsang
apapun

3. Tanda – tanda vital


Hal-hal yang perlu diukur disini adalah tekanan darah, suhu, nadi,
pernafasan. Dalam mengukur TTV bidan perlu mempertimbangkan data
yang diperoleh dari riwayat kebidanan, keluhan, status
perkembangan/pertumbuhan serta keadaan emosi pasien karena hal ini
sangat berpengaruh terhadap hasil pengukuran TTV
18

a) Tekanan darah
 Tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan diastolik ≥ 90 mmHg
memberi kesan hipertensi
 Perubahan 30 mmHg systole dan 15 mmHg diastole diatas
sebelum hamil menandakan toxemia gravidarum
 Apabila tidak diketahui riwayat tekanan darah sebelumnya, hasil
pemeriksaan TD saat ini bisa ditentukan normal tidaknya
dengan memakai batasan tidak boleh lebih dari sama dengan
140/90 mmHg (Tidak boleh ≥ 140/90 mmHg)
b) Suhu
 Suhu tubuh ibu hamil > 37,5 oC dikatakan demam berarti ada
infeksi dalam kehamilan. Hal ini merupakan penambahan beban
bagi ibu dan harus dicari penyebabnya
 Suhu tubuh normal 36 0C – 37,5 0C
c) Nadi
 Dalam keadaan sehat denyut nadi ibu 60 – 80 x/menit, jika
denyut nadi ibu > 100x/menit, mungkin ia mengalami salah
satu / lebih keluhan berikut ini :
- Tegang
- Ketakutan / cemas akibat masalah tertentu
- Perdarahan hebat
- Anemia
- Sakit/ demam
- Gangguan tiroid
- Gangguan jantung
- Penggunaan obat ( kokain, pil diet, heroin, morfin )
 Kecepatan denyut nadi secara normal menurut usia adalah > 14
tahun 60 – 100 x/menit dengan irama yang teratur dan
amplitudonya kuat serta mudah dipalpasi
d) Pernafasan
 Dalam menopang janin / ibu kebutuhan tubuh akan O2
mengalami peningkatan, fungsi dan anatomi saluran pernafasan
19

juga berubah, sebagian besar pernafasan dilakukan secara


diafragmatik.
 Diafragmatik terdorong keatas, sedangkan tulang rusuk
menonjol. Progesteron merelaksasikan otot polos alveoli dan
meskipun uterus menahan diafragma dari bawah pernafasan
berlangsung lebih lama, frekuensi tidak berubah
4. Berat badan (BB)
 Untuk mengetahui apakah ada perubahan BB sebelum melahirkan dan
setelah melairkan.
5. Pemeriksaan Head to Toe
a) Kepala dan Muka
 Kepala merupakan organ tubuh yang perlu dikaji, karena pada
kepala terdapat organ- organ yang sangat penting
 Inspeksi dengan memperhatikan kesimetrisan muka, tengkorak,
warna dan distribusi rambut serta kulit kepala. Muka normalnya
simetris antara kanan dan kiri
- Ketidaksimetrisan muka dapat merupakan suatu petunjuk
adanya kelumpuhan/ parese saraf VII.
- Apakah terlihat pucat, perubahan warna kulit muka (chloasma
gravidarum)
- Periksa adanya oedema / bengkak pada muka
- Bentuk tengkorak yang normal adalah simetris dengan bagian
frontal menghadap ke depan dengan bagian parietal menghadap
ke belakang
- Distribusi rambut sangat bervariasi pada setiap orang dan kulit
kepala normalnya tidak mengalami peradangan, tumor maupun
bekas luka/sikatrik
- Palpasi untuk mengetahui keadaan rambut, massa,
pembengkakan, nyeri tekan, keadaan tengkorak dan kulit kepala,
oedema pada muka
b) Mata
20

 Tujuan pengkajian mata adalah untuk mengetahui bentuk dan


fungsi mata. Sebelum melakukan pengkajian maka pemeriksa harus
meyakinkan tersedianya sumber penerangan yang baik.
 Pasien harus diberitahu sebelumnya, sehingga ia akan dapat
bekerjasama.
 Dalam setiap pengkajian selalu dibandingkan antara mata yang
kanan dengan mata kiri dan ingatlah bahwa normalnya mata
berbentuk bulat/sperik
 Inspeksi :
- Amati bola mata terhadap gerakan mata, medan penglihatan dan
visus
- Amati keadaan konjungtiva dan sclera
- Konjungtiva normal warna merah muda, bila pucat menandakan
anemia.
- Sclera normal warna putih, bila kuning menandakan ibu
mungkin terinfeksi hepatitis, bila merah mungkin ada
konjungtivitis
 Palpasi
Palpasi untuk mengetahui adanya nyeri tekan dan bengkak pada
kelopak mata / palpebra
c) Leher
 Leher dikaji setelah pengkajian kepala selesai dikerjakan
 Tujuan pengkajian leher secara umum adalah untuk mengetahui
bentuk leher serta organ-organ penting yang berkaitan
 Inspeksi :
- Inspeksi mengenai bentuk leher, warna kulit, pembengkakan,
jaringan parut dan adanya massa
- Warna kulit leher normalnya sama dengan kulit sekitarnya.
Dapat menjadi kuning pada semua jenis ikterus dan menjadi
merah, bengkak, panas dan nyeri tekan bila mengalami
peradangan
21

- Inspeksi tiroid dengan cara pasien disuruh menelan dan amati


gerakan kelenjar tiroid pada takik suprasternal. Normalnya
gerakan tiroid tidak dapat dilihat kecuali pada orang yang sangat
kurus
 Palpasi :
- Palpasi untuk mengetahui keadaan dan lokasi kelenjar limfe,
kelenjar tiroid dan trakea
- Kelenjar limfe pada leher dapat dikelompokkan ke dalam
beberapa kelompok dan sulit dipalpasi pada orang yang sehat
atau orang gemuk. Pembesaran limfe terjadi pada beberapa
kasus infeksi ; tuberkulose / spilis
- Palpasi kelenjar tiroid dilakukan untuk mengetahui adanya
pembesaran tiroid/gondok karena kekurangan yodium
- Letak kelenjar tiroid dibawah tulang rawan krikoid, setinggi
cincin trakea ke- 2 sampai ke-4
- Bentuk kelenjar tiroid dapat diketahui jika kepala pasien
ditengadahkan sambil pasien disuruh menelan ludah (air),
sementara petugas melakukan palpasi darerah tiroid
d) Dada & Paru – Paru
 Inspeksi : Dada diinspeksi terutama mengenai postur, bentuk dan
kesimetrisan ekspansi serta keadaan kulit. Inspeksi dada dikerjakan
pada saat dada bergerak / pada saat diam, terutama untuk
mengamati pergerakan pernafasan.
 Palpasi : Dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji keadaan kulit
pada dinding dada, nyeri tekan, massa, peradangan, kesimetrisan
ekspansi dan tactil vremitus ( vibrasi yang dapat teraba yang
dihantarkan melalui sistem bronkopulmonal). Pada saat bernafas,
normalnya dada bergerak secara simetris
e) Payudara/ Mammae
 Pada saat melaksanakan pemeriksaan payudara, aspek psikososial
harus dipertimbangkan tidak hanya faktor fisik saja
22

 Ibu nifas terjadi perubahan mammae membesar karena mengalami


peningkatan jumlah dan pembesaran sel-sel asini dan duktus
laktiferus

 Inspeksi:
 Amati ukuran payudara kecil, sedang, besar, simetris apa tidak
kedua payudaranya.
 Perhatikan kondisi payudara warna kulit, bengkak, strie, ada lesi
atau sirkulasi darah dipayudara.
 Untuk melihat kondisi payudara dengan mengangkat kedua
tangan sampai axila terlihat
 Perhatikan kesimetrisan dari kedua payudara
 Papila mammae menonjol, datar atau tenggelam
 Warna puting dan areolla; ada pigmentasi / tidak
 Keadaan kelenjar Montgomery
 Adakah benjolan/tumor pada mammae
 Adakah pembekakan pada kelenjar diaxila
 Adakah tarikan pada papila mammae
 Pengamatan juga dilakukan pada klavikula dan axila apakah ada
oedem dan tanda rubor.
 Palpasi
 Raba seluruh area payudara untuk mengetahui adanya nyeri
tekan, benjolan pada payudara, lakukan penekanan pada puting
susu
 Lakukan perabaan diarea klavikula dan kelenjar limfe axila
f) Abdomen
Meraba konsistensi dan TFU ( tinggi fundus uteri ) serta pemeriksaan
kandung kemih
j) Pemeriksaan pada alat genitalia
 Pengeuaran lochea : warna, julah, bau, konsistensinya, lochea ada
kelainan atau tidak.
23

 Perineum untuk mengetahui ada/ tidak bekas jahitan, kebersihan


luka perineum.
k) Pemeriksaan pada ekstremitas seperti adakah varices pada bagian kaki
ibu,atau odema pada tangan/jari, dan adakah odema pada bagian
bawah/kaki
6. Pemeriksaan Penunjang :
a. Pemeriksaan Darah
a) Pemeriksaan HB
Tujuan : Untuk mengetahui Kadar hemoglobin dalam sel darah
merah pada ibu. Jika kadar hemoglobin rendah menunjukkan
mengalami anemia
 Kadar Hb yang tidak normal menunjukkan adanya anemia,
berikut pembagian dari anemia yaitu:
- Anemia Ringan 9 sampai dengan kurang dari 11 gr/dl
- Anemia Sedang 7 sampai dengan kurang 9 gr/dl
- Anemia Berat kurang dari 7 gr/dl
b) Pemeriksaan Golongan darah
c) Pemeriksaan lain :
- Pemeriksaan kadar gula
- Pemeriksaan skrinning HIV
- Sifilis
- HBSag
- Protein Urine
- Glucose Urine
c. Analisa
1) Diagnosa Kebidanan
Dalam asuhan kebidanan maka diagnosa kebidanan yang muncul adalah
P...A... hari ... postpartum normal keadaan ibu baik / tidak. (Kepmenkes
320 Tahun 2020 halaman. 42)
2) Masalah
Jika hasil analisa data menunjukkan ibu mengalami masalah yang
memerlukan penanganan namun tidak dapat dimasukkan dalam kattegori
24

diagnosa, maka tuliskan sebagai masalah (Kepmenkes 320 Tahun 2020


halaman. 42)
3) Diagnosa potensial
Diagnosa potensial ditentukan atas dasar diagnosa dan masalah yang
telah dilakukan tersebut. Untuk kehamilan fisiologis tidak perlu
merumuskan diagnosa potensial karena tidak ada data yang mendukung (
Siti dkk ,2022).
4) Kebutuhan
Ibu nifas membutuhkan kebutuhan baik fisik maupun psikologis.
Kebutuhan ini sebagai pemecahan masalah yang dirasakan. Jika ibu
mengalami keputihan maka ibu memliki kebutuhan tentang personal
hygiene. Jika status gizi ibu kurang, maka ibu perlu pemahaman tentang
pemenuhan kebuttuhan gizi ibu bersalin ( Siti dkk ,2022).
d. Penatalaksanaan
Menurut ( Siti dkk ,2022) berdasarkan diagnosa yang ditegakkan bidan
menyusun rencana kegiatan mencakup tujuan langkah – langkah yang
akan dilakukan oleh bidan dalam melakukan intervensi untuk membantu
mengatasi keluhan klien. Penatalaksanaan diawali dengan perencanaan
yang disusun berdasarkan rasional sesuai dengan diagnosa dan masalah,
kemudian perencanaan diimplementasikan dan dilakukan evaluasi
terhadap hasilnya.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Tanggal masuk rawat inap : 2 Oktober 2023
Tanggal pengkajian : 2 Oktober 2023
Jam Pengkajian : 12.00 WIB
Tempat Pengkajian : PMB Susiyanti

A. DATA SUBJEKTIF
Istri Suami
Nama : Ny. A Nama : Tn. H
Umur : 26 Tahun Umur : 30 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Minang Suku : Jawa
Pendidikan : S1 Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Rejo Alamat : Rejo
No.Telp : 0823-2994-XXX No.Telp : 0853-5278-XXX
1. Biodata
2. Keluhan utama
( ) Keputihan
( ) Sering Buang Air Kecil (BAK)
( ) Rasa terbakar saat BAK
( ) Sulit tidur
( ) Sesak nafas
( ) Sembelit
( ) Mulas
( ) Perdarahan hebat
( ) Ibu letih, lelah,lesu,lemah
( ) Emosi ibu tidak stabil
( ) Ibu sering menangis
( ) Luka bekas jahitan terasa nyeri dan berbau busuk
( ) Cairan vagina berbau (lochea)

25
26

() Perut mulas


( ) Susah BAK/BAB
( ) Perdarahan nifas lebih dari 40 (empat puluh) hari
( ) Rasa nyeri di daerah betis sejak setelah bersalin
( ) Hilang nafsu makan
( ) Nyeri bekas jahitan luka operasi
() Nyeri bekas jahitan jalan lahir
( ) Susah tidur
( ) Belum haid setelah masa nifas selesai
( ) Ibu tidak menyusui bayinya
( ) Ibu tidak bisa merawat bayinya
( ) ASI tidak lancar
() Periksa rutin/kontrol
3. Riwayat perkawinan : kawin 1 kali
a. Pranikah (program catin) : ya/tidak
b. Riwayat Pernikahan sekarang
- Lama Pernikahan : 3 Tahun
- Jumlah anak :1
- Jarak antara anak : 2 tahun
- Usia anak terakhir : tidak ada
- Permasalahan infertilitas : tidak ada
- Status kesehatan pasangan saat ini : baik
- Adanya perilaku riwayat seksual beresiko : tidak
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu :
G2 P1 A0 H1
Tgl Penyulit Keadaan
N Tempat Umur Jenis Penolong Kondisi
Tahun (Kompli- Anak
o Partus Hamil Persalinan Persalinan Bayi/BB
Partus kasi) Sekarang

2 juli Pmb Tidak Sehat /


1 aterm Normal Bidan Sehat
2021 susiyanti ada 3100gr
Hamil
2
ini

5. Riwayat hamil dan persalinan sekarang


27

Masa Kehamilan : 39 minggu 4 hari


Tempat Persalinan : PMB Susiyanti
Penolong : Bidan Susiyanti
Jenis Persalinan : Spontan
Plasenta : lengkap
 Lahir : spontan
 Kelainan : Tidak ada
Perineum : ruptur (derajat 2)
Lama persalinan: Kala I : 6 jam
Kala II : 30 menit
Kala III : 15 menit
Keadaan bayi baru lahir
Lahir tanggal : 02 Oktober 2022, 18.00 WIB
Masa gestasi : 39 minggu 4 hari
BB/PB lahir : 3.400 gram/48 cm
Cacat bawaan : Tidak ada
Rawat Gabung : Ya
6. Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita
- Penyakit jantung : Tidak ada
- Penyakit Ginjal : Tidak ada
- Penyakit Asma : Tidak ada
- Penyakit TBC Paru : Tidak ada
- Penyakit Hepatitis : Tidak ada
- Penyakit Epilepsi : Tidak ada
7. Riwayat Penyakit yang lalu / Operasi
 Pernah dirawat : tidak pernah
 Pernah dioperasi : tidak pernah
8. Riwayat Penyakit Keluarga ( Ayah, ibu, adik, paman, bibi) yang pernah
menderita sakit
Kanker Penyakit hati Hipertensi DM Penyakit ginjal
28

Penyakit jiwa Jantung Kelainan bawaan Hamil kembar


TBC Epilepsi Alergi,……. ✘ dll : Tidak ada

9. Riwayat Penyakit Gynekologi


- Penyakit infertilitas : tidak ada
- Penyakit cervisitis kronis : tidak ada
- Penyakit polip serviks : tidak ada
- Penyakit infeksi virus : tidak ada
- Penyakit endometrosis : tidak ada
- Penyakit Kanker rahim : tidak ada
- Penyakit menular seksual (PMS) : tidak ada
- Myoma : tidak ada
- Operasi kandungan : tidak ada
Masalah-masalah khusus:
 Kehamilan yang lalu : Ada/Tidak
Jika ada sebutkan.................... (Abortus, Pre Eklamsia, KEK, dsb)
 Persalinan yang lalu : Ada/Tidak
Jika ada sebutkan.................... (PPH, Retensio Plasenta, dsb)
 Nifas yang lalu : Ada/Tidak

Jika ada sebutkan.................... (Pospartum blus, Bendungan ASI, dsb)


10. Riwayat Keluarga Berencana : ibu tidak pernah menggunakan KB
11. Pola makan/ minum/ eliminasi/ istirahat/ psikososial
a. Pola makan
Jenis makanan : ikan, ayam, sayuran, tahu, tempe, daging
Frekuensi makanan : 3 kali sehari
Pantangan makanan : tidak ada
Nafsu makan : bertambah dan ada
b. Pola minum : 7-8 gelas/hari
c. Personal hygiene
a) Mandi : 2 kali/hari
b) Keramas : 2 kali seminggu
c) Gosok gigi : 3 kali sehari
d) Ganti pakaian : 2-3 x sehari
29

e) Perawatan Genetalia : ganti pembalut 3-4x sehari


f) warna lochea : Rubra
d. Pola eliminasi
- BAK
Frekuensi : 5-6 kali/hari
Warna : kuning terang
Keluhan : tidak ada
- BAB
Frekuensi : 1 kali/hari
Karakteristik : padat
Keluhan : tidak ada
e. Pola Istirahat
Tidur malam : 7 jam/hari
Tidur siang : 2 jam/hari
Tidur terakhir jam : 23.00 WIB
f. Psikososial
- Penerimaan Ibu terhadap Kehamilan : sangat diinginkan
- Gangguan Kesehatan Jiwa : tidak
- Sosial Support dari Keluarga :ada/tidak ✘ Suami

Orang tua Mertua Keluarga lain……:


g. Perilaku yang beresiko
Merokok : tidak ada
Minum minuman keras/alkohol : tidak ada
Mengkonsumsi obat terlarang : tidak ada

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Emosional : Stabil
d. BB sebelum hamil : 57 kg
e. BB saat hamil : 67 kg
30

f. Pertambahan BB : 10 kg
g. TB : 152 cm
h. Tanda – tanda vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Suhu : 36,5 ˚C
Nadi : 81 x/menit
Pernafasan : 22 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Kulit kepala : bersih
Distribusi rambut : merata
Warna rambut : hitam
b. Wajah
Oedema : tidak ada
Cloasma Gravidarun : tidak ada
Warna : Tidak pucat
c. Mata
Pandangan kabur : tidak ada
Pemandangan dua : tidak ada
Sclera cleric : tidak ada
Conjunctiva pucat : tidak ada
d. Hidung
Polip : tidak ada
Pengeluaran : tidak ada
e. Mulut
Lidah : Bersih, tidak ada kelainan
Stomatitis : Tidak Ada
f. Gigi : Tidak Ada
Carries : Ada
Berlubang : Tidak Ada
Epulsi pada gusi : Tidak Ada
Tonsil : Tidak ada tanda peradangan
31

Pharynx : Tidak ada tanda peradangan


g. Telinga
Serumen : Tidak Ada
Pengeluaran : Tidak Ada
h. Leher
Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran
Tumor : Tidak teraba benjolan abnormal
Luka Bekas Operasi : Tidak Ada
Pembesaran kelenjar limfe : Tidak Ada
i. Dada
Bentuk Payudara : Simetris
Benjolan : Tidak Ada
Areola mamae : hyperpigmentasi
Puting susu : Menonjol
Pengeluaran pada puting susu : Tida Ada
ASI : ada
j. Ekstremitas
1) Atas
- Bentuk : Simetris/ Tidak
- Oedema : Ada/ Tidak
- Kelainan : Ada/ Tidak, bila Ada, sebutkan : ............
2) Bawah :
- Bentuk : Simetris/ Tidak
- Oedema : Ada/ Tidak
- Kelainan : Ada/ Tidak
- Refleks Patela :+
Sistem Kardio : Dyspneu Orthopneu Thacypneu
Batuk Wheezing Sputum
Batuk darah Nyeri dada Keringat malam
3. Pemeriksaan khusus dan nifas
1) Obstetric
Abdomen
32

a) Inspeksi
- Pembesaran perut : memanjang
- Melebar : tidak
- Pelebaran vena : tidak
- Linea nigra : nigra
- Striae livide : tidak ada
- Striae Alican : Tidak Ada
- Bekas luka operasi : Tidak Ada
- Linea alba : Tidak ada
b) Palpasi
TFU : 2 jari bawah pusat
Kontraksi : baik
Nyeri tekan : tidak ada
Kandung kemih : tidak penuh
2) Gynekologi
Anogenital
 Inspeksi vulva dan vagina
Pengeluaran per Vulva : Darah Lendir ✘ Lochea Varices
Pembengkakan Oedem Luka Kemerahan Nyeri
✘ Perineum bekas luka parut

Tanda-tanda IMS,sebutkan……
C. ANALISA
1. Diagnosa Ibu : P2A0, postpartum 6 jam normal, keadaan umum ibu baik
dengan Nyeri bekas jahitan jalan lahir (Kepmenkes 320 Tahun 2020
halaman. 42)
2. Masalah : Nyeri bekas jahitan jalan lahir (Kepmenkes 320 Tahun
2020 halaman. 42)
3. Kebutuhan : pendkes tentang nyeri luka perineum dan perawatan luka
perineum.
D. PERENCANAAN
1. Informasikan hasil pemeriksaan
2. Memberitahu ibu untuk menjaga kebersihan luka jahitan
33

3. Menganjurkan ibu personal hygiene


4. Mengajarkan ibu teknik menyusui yang baik dan benar
5. Mengajarkan ibu cara perawatan payudara
6. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan penuhi kebutuhan nutrisi
7. Menganjurkan ASI ekslusif
8. Memberitahu tanda bahaya nifas
E. PELAKSANAAN
1. Memberikan informasi kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan bahwa keadaan ibu baik. TD : 120/ 70, mmHg nadi : 82x/I, Suhu :
37ºC, Pernafasan : 22x/I. Ibu dan keluarga telah mengetahui hasil
pemeriksaannya dalam keadaan baik.
2. Memberikan KIE kepada ibu tentang :
a. Tentang penanganan ketidaknyamanan yang dirasakan ibu yaitu perut
terasa mules adalah normal, ini disebabkan karena kontraksi rahim yang
terjadi saat involusi uteri (kembali nya rahim kebentuk semula) dan
menganjurkan ibu untuk BAB dan tidak mengkhawatirkan dengan rasa
nyeri yang dialami saat BAK dan BAB karena akan ada pemulihan
dengan sendirinya.
b. Tentang tanda - tanda bahaya masa nifas, seperti pendarahan pervaginam,
pengeluaran cairan berbau busuk, demam tinggi, pembengkakan pada
wajah, tangan dan kaki, demam, muntah, rasa sakit waktu berkemih,
tidak nafsu makan, sakit kepala, penglihatan kabur, payudara menjadi
merah, panas, dan nyeri. Jika mengalami hal tersebut segera datang
kepetugas kesehatan untuk mendapat pertolongan segera.
c. Memberikan penkes tentang kebutuhan nutrisi pada ibu yaitu : tambahan
kalori, protein mineral, mengkonsumsi zat besi dan vitamin A. Ibu
mengerti dan bersedia melakukannya sesuai anjuran.
3. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi miring kanan/miring kiri secara
bertahap dan menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri, terutama
pada genetalia dengan mengganti pembalut setelah mandi atau bila ibu
merasa tidak nyaman.
34

4. Menjelaskan kepada ibu tentang perawatan payudara selama menyusui


bayinya, yaitu dengan mengoleskan baby oil pada kedua puting susu,
lalumengerakkan/ mengurut dengan kedua tangan searah jarum jam
sebanyak 30 kali kemudian mengompres payudara dengan air hangat dan air
dingin selama 1 menit. Tujuannya untuk menjaga kebersihan payudara
sehingga terhidar dari infeksi, payudara tidak mudah lecet, menunjolkan
puting susu, untuk memperbanyak produksi ASI, dan untuk mengetahui
adanya kelaianan payudara.
5. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI Eksklusif yaitu hanya ASI
dengan sesering mungkin (on demand) saja sampai usia 6 bulan. Ibu mau
untuk memberikan ASI Ekslusif kepada bayinya.
6. Memperagakan cara menyusui yang benar dengan posisi duduk atau miring:
a. Bayi menghadap perut ibu.
b. Telinga bayi berada 1 garis dengan lengan.
c. Sentuh bibir bayi dengan puting susu agar mulut bayi terbuka.
d. Mengarahkan mulut bayi keputing.
e. Memasukkan puting susu ke mulut bayi.

Untuk memastikan bayi sudah benar menghisap puting ibu yaitu :


a) Dagu bayi menempel pada payudara.
b) Mulut terbuka lebar.
c) Bibir melengkung keluar.
d) Areola lebih banyak terlihat diatas mulut dari pada dibawah mulut.
7. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dengan tidur pada saat bayi
tidur untuk memulihkan tenaga. Ibu dalam keadaan istirahat.
8. Memberikan terapi sederhana sesuai dengan kondisi kesehatan ibu, yaitu :
Amoxicillin 500 mg : 3x1 tablet / hari, Asam mefenamat 500 mg : 3x1 tablet
/ hari, Hufabion : 1x1 tablet / hari, dan vit A : 1 x 1 selama 2 hari.
9. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang satu minggu yang akan datang
atau apabila ada keluhan. Ibu bersedia untuk kunjungan ulang.
BAB 4
PEMBAHASAN

Pada tanggal 2 Oktober 2023 pukul 12:00 WIB atau 6 jam postpartum,
keadaan ibu dan bayi baik, tidak ada dijumpai penyulit, perdarahan ± 100 cc,
Lochea rubra, kontraksi baik, kandung kemih tidak penuh, ibu telah memberikan
ASI pada bayinya dan bayi mau menyusu. Nutrisi pada Ny.A sudah dipenuhi
dengan memberi ibu makan dan minum, 2 jam setelah melahirkan ibu sudah dapat
miring ke kiri atau kanan dan ibu BAK menggunakan pispot.
Moilisasi dini pada ibu post partum harus dilakukan secepat mungkin, ibu
post partum sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam,
sebaiknya ibu sudah diperbolehkan untuk mandi dan pergi ke kamar mandi
dengan dibantu setelah 1 atau 2 jam melahirkan (Saleha, 2013).
Mochtar (2012) menyatakan bahwa hal yang perlu dipantau pada kunjungan
masa nifas 6-8 jam postpartum adalah memastikan bahwa tidak terjadi
perdarahan, pemberian ASI awal dan tetap menjaga bayi agar dingin.
Menurut asumsi penulis, dari teori yang ada bahwa tidak ada kesenjangan
antara teori dan asuhan yang sudah diberikan pada Ny.A. Pada kunjungan ini
pengeluaran ASI masih berupa colostrum. Berdasarkan teori, ASI matur atau ASI
yang sebenarnya akan keluar setelah 2-3 hari setelah persalinan. Hal ini
disebabkan karena masih tingginya kadar hormon hormon didalam tubuh ibu.
Dimana setelah plasenta lahir, kadar hormon hormon seperti esterogen dan
progesteron serta hormon plasenta lactogen (HPL) berangsur-angsur akan turun,
namun Hormon Plasenta Lactogen (HPL) ini tidak sepenuhnya langsung turun
kadarnya dalam tubuh ibu, sehingga produksi hormon prolaktin masih ditekan
pengeluarannya. ASI mulai lancar pada hari ke 2-3 setelah persalinan. Adapun
cara mempercepat pengeluaran ASI tersebut adalah dengan sering menyusui bayi ,
karena pada saat menyusui terdapat rangsangan pada puting susu ibu.
Asuhan dan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada Ny.
A selama masa nifas sesuai dengan “Permenkes No 21 Tahun
2021 halaman 82 ” dimana kunjungan ibu nifas dilakukan minimal
4 kali dengan kunjungan ibu dan bayi baru lahir bersamaan.

35
36

Kunjungan pertama dilakukan 6 jam – 2 hari setelah persalinan.


Pelayanan yang dilakukan yaitu di klinik setelah 6 jam post partum
dimulai dengan pemeriksaan TTV, TFU, kontraksi, pemeriksaan
kandung kemih, perdarahan , pendampingan pemerian ASI ekslusif.
Kunjungan kedua yaitu pada waktu 3-7 hari setelah
melahirkan . Kunjungan dilakukan ke rumah ibu post partum hari
ke 3 (tanggal 4 oktober 2023). Kunjungan ketiga pada waktu 8 – 28
hari setelah melahirkan . Kunjungan dilakukan ke rumah ibu post
partum hari ke 8 (tanggal 9 oktober 2023). Pelayanan yang
dilakukan yaitu dimulai dengan pemeriksaan TTV, TFU, kontraksi,
pemeriksaan kandung kemih, perdarahan , pendampingan pemerian
ASI ekslusif. Kunjungan keempat yaitu pada waktu 29 - 42 hari
setelah melahirkan. Kunjungan akan dilakukan ke rumah ibu post
partum hari ke 29 (tanggal 30 oktober 2023). Pelayanan yang
dilakukan yaitu dimulai dengan pemeriksaan TTV, TFU, kontraksi,
pemeriksaan kandung kemih, perdarahan , pendampingan pemerian
ASI ekslusif, konseling KB.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan asuhan kebidanan yang telah diberikan dan
pembahasan Asuhan Kebidanan pada Ny. A di PMB Susiyanti
menggunakan SOAP sesuai dengan “Kepmenkes 938 No. 8 Tahun
2007”mulai dari pengumpulan data subjektif sampai dengan
pelaksanaan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan yaitu
Pelayanan kesehatan pada Ny. A selama masa nifas sesuai dengan
“Permenkes No 21 Tahun 2021 halaman 82 ” dimana kunjungan
ibu nifas dilakukan minimal 4 kali dengan kunjungan ibu dan bayi
baru lahir bersamaan. Kunjungan pertama dilakukan 6 jam – 2 hari
setelah persalinan. Pelayanan yang dilakukan yaitu di klinik setelah
6 jam post partum dimulai dengan pemeriksaan TTV, TFU,
kontraksi, pemeriksaan kandung kemih, perdarahan , pendampingan
pemerian ASI ekslusif.
Kunjungan kedua yaitu pada waktu 3-7 hari setelah
melahirkan . Kunjungan dilakukan ke rumah ibu post partum hari
ke 3 (tanggal 4 oktober 2023). Kunjungan ketiga pada waktu 8 – 28
hari setelah melahirkan . Kunjungan dilakukan ke rumah ibu post
partum hari ke 8 (tanggal 9 oktober 2023). Pelayanan yang
dilakukan yaitu dimulai dengan pemeriksaan TTV, TFU, kontraksi,
pemeriksaan kandung kemih, perdarahan , pendampingan pemerian
ASI ekslusif. Kunjungan keempat yaitu pada waktu 29 - 42 hari
setelah melahirkan. Kunjungan akan dilakukan ke rumah ibu post
partum hari ke 29 (tanggal 30 oktober 2023). Pelayanan yang
dilakukan yaitu dimulai dengan pemeriksaan TTV, TFU, kontraksi,
pemeriksaan kandung kemih, perdarahan , pendampingan pemerian
ASI ekslusif, konseling KB.
5.2 Saran
5.1.1 Bagi Institusi Kesehatan

37
38

Diharapkan sebagai tambahan referensi sehingga dapat memberikan


pengetahuan mengenai asuhan kebidaan pada masa nifas.
5.1.2 Bagi Profesi Bidan
Agar lebih meningkatkan dan mengembangkan lagi pengetahuan tentang asuhan
kebidanan pada masa nifas sehingga kedepannya dapat memberikan asuhan
yang komprehensif dan meningkatkan pelayanan berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA

Aritonang, Juneris,dkk. 2021. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Yogtakarta:


Deepublish.
Fitriani, Lina . dkk. 2021. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta :
Deepublish.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
hk.01.07/menkes/320/2020 Tentang Standar Profesi Bidan.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
hk.08.07/menkes/938/2007 Tentang Standar Asuhan Kebidanan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, No 21 Tahun 2021 Tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil,
Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan, Pelayanan Kontrasepsi, Dan
Pelayanan Kesehatan Seksual.
Siti,dkk.2022.Buku Ajar Kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan. Sidoarjo: Umsida
Press
Zubaidah, dkk. 2021. Asuhan Keperawatan Nifas. Yogyakarta : Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai