Modul Diklat MMI

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 19

PENDAHULUAN

Salam Sahabat Master Matematika Indonesia, Untuk Guru Sekolah Dasar di seluruh
Indonesia, Kami sangat bangga bisa memberikan warna didalam Pendidikan Matematika
pada Workshop Matematika Program Peningkatan Mutu Guru Sekolah Dasar, dikarenakan
akar permasalahan matematika adalah pada tingkat dasar ini. Pada tingkat dasar ini, anak
harus bisa menguasai perkalian, pembagian penjumlahan dan pengurangan atau disingkat
"KaBaTaKu” Kali Bagi Tambah Kurang.
Sebagai literatur, bahwa pelajaran yang paling tidak disukai guru dan siswa adalah
matematika dari sekian pelajaran yang ada di bangku sekolah, survey kami mengatakan
masih di atas 70 % siswa yang menyatakan pelajaran Matematika paling sulit untuk
dikerjakan dan dipelajari.
Sahabat Guru menciptakan inovasi dan berimajinasi membuat aplikasi alat peraga
atau menggunakan alat bantu sederhana supaya membantu siswa mudah belajar, dan
menumbuhkan rasa senang didalam pembelajaran bersama guru dan teman siswa lainnya.
Begitu juga dengan Kami, Master Matematika Indonesia akan lebih memperkaya cara dan
metode, karena tujuan dari Master Matematika Indonesia tidak lain adalah membuat
perkembangan yang lebih mudah dalam mempelajari matematika, atau biasa Kami Sebut
dengan “Revolusi Matematika”, Sehingga Guru dan Siswa akan merasa begitu mudahnya
mempelajari matematika dalam Kegiatan Belajar Mengajar di kelas masing-masing.
Bangsa Indonesia saat ini sangat membutuhkan generasi penerus yang suka dan
menguasai matematika untuk bisa meneruskan ilmunya di bidang Ekonomi, Industri,
Kedokteran/Kesehatan dan yang sangat penting yaitu Teknologi yang sangat dibutuhkan di
Era yang akan datang.
Dengan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, kami akan memberikan suatu
revolusi tentang Matematika dengan memperkaya cara dan metode penyelesaian persoalan
matematika dengan sederhana, mudah dan menyenangkan untuk guru dan siswa.
Akhirnya, Kami mengucapkan Selamat untuk Seluruh Sahabat Kami, Para Guru
Sekolah Dasar, Anda adalah Garda Terdepan dalam Revolusi Matematika ini, dan menjadi
Cakrawala kemajuan Bangsa Indonesia melalui Anak Didik Anda yang hebat di masa yang
akan datang. Itulah alasan Anda disebut Pahlawan Tanpa Tanda Jasa yang akan dikenang
Seumur Hidup.

“Tidak ada orang yang ahli matematika kecuali TEKUN dan BERLATIH”

Sahabat Guru dan Siswa


MASTER MATEMATIKA INDONESIA
BAB I PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN
 PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN ≤ 10 (KURANG DARI ATAU SAMA DENGAN 10)
Ajarkan anak dengan memakai bantuan jari tangannya, Luar biasa Tuhan menciptakan jari manusia
masing – masing ada 5 jari kanan dan 5 jari kiri dan kalau dijumlahkan ada 10 (sepuluh).
Disini akan kita bahas semua penjumlahan dan Pengurangan dari yang sederhana sampai yang paling
sulit dengan cara tetap sederhana dan mudah. Pustaka Lidi Indah 2005
2 + 3 = || + ||| = |||||= 5
1 + 2 = | + || = ||| = 3
4 - 1 = |||| - | = ||| = 3
6 - 4 = ||||||-|||| = || =2
Anak harus mahir dan hafal penjumlahan dan pengurangan ≤ 10 (kurang dari atau sama dengan 10)
Tahap ini penjumlahan dibatasi sampai jumlah 10 jangan lebih dahulu karena jari manusia kanan kiri
berjumlah 10 atau lidinya akan terlalu banyak apabila angkanya sangat banyak.

 PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN > 10 (LEBIH DARI 10)


Pada tahap Selanjutnya perkenalkan permainan matematika angka berjumlah 10 yaitu :

Satu 1----9 Sembilan


Dua 2----8 Delapan
Tiga 3----7 Tujuh
Empat 4----6 Enam
Lima 5----5 Lima

Bermain dengan KAKAK dan ADIK


Kakak 1 = 2 Adik 9 = 8
Kakak 3 = 4 Adik 7 = 6
Kakak 5 = 6 Adik 5 = 4
Kakak 8 = 9 Adik 3 = 2 dst…
Karena anak akan menjumlah atau mengurangi angka lebih dari sepuluh berilah
pengertian bahwa angka itu disamakan dengan dasar seperti ini :
6 = 06 12 - 8 = 12 - 08
8 = 08 26 - 9 = 26 - 09
7+ 8 = 07 + 08 9 + 25 = 09 + 25 dst…..
 Contoh 7 + 8 = …
Metode yang digunakan adalah:
Satuan Dikurangi (-) Teman satuan, Puluhan Ditambah (+) 1
+1
0 7 + 0 8 =1 5
- 2 (teman 8 = 2)
 Contoh 24 – 7 = …
INGAT!!!
Metode yang digunakan adalah:
Bahwa penjumlahan
Satuan Ditambah (+) Teman satuan, Puluhan Dikurangi (-)1 mengandung operasi
pengurangan dan
- 1 sebaliknya
2 4 - 0 7 =1 7
+ 3 ( Teman 7 = 3 ) Kebalikan yang diatas

Dasar Matematika Pertama Adalah Penjumlahan Dan Pengurangan : Pustaka Jari Magic 2008

 PENJUMLAHAN DENGAN MENCORET


Metode ini digunakan ketika hasil penjumlahan lebih dari 10, hanya perlu mencoret saja
tanpa perlu mengingat simpanan ( Simpanan dalam bentuk coretan ). Metode ini sangat berguna
ketika menghitung penjumlahan berderet yang panjang. Seperti contoh berikut ini;
5 + 8 + 9 + 7 + 6 =
3 2 9 7
5 + 8 + 9 + 7 + 8 = 3 7
( 3 coretan )

Dengan metode tersebut diatas, kita hanya menjumlahkan paling banyak adalah 18, karena
angka tertinggi adalah 9 + 9 = 18, tidak ada yang lebih banyak daripada itu. Pastikan anak berlatih
sampai Mahir, Supaya mudah menjumlah pada angka puluhan dan Ratusan.

 PENJUMLAHAN KOTAK DIAGONAL (ABDOLIS)

Kolom Puluhan

Kolom Satuan

6 9 3 6 9 5 6 7

7 5 + 7 9 8 + 8 2 4 +

1 1 1 1 1 1 1
3 4 0 5 7 3 8 1
5
1 4 4 1 1 6 7 1 3 9 1

Ingat operasi bilangan (+) dan (-) harus mendahulukan (+) daripada (-) jadi, kadang kita harus
menata soal dahulu sebelum menyelesaikan perhitungan.
Contoh :
7 - 9 + 8 = 7 + 8 - 9 = 15 – 9 = 6 (kedisiplinan operasi)
Juga disiplin memecah puluhan menjadi satuan pada operasi pengurangan
9 0 8 10
4 6 _ 4 6 _
4 4
Disiplin memecah angka akan membuat teliti dalam pengerjaan soal matematika
7 8 2 7 7 12
5 4 8 _ 5 4 8 _
2 3 4

∞ LANGKAH∞
 PENJUMLAHAN ANGKA BERURUTAN
ANGKA PALING
Dimana : (A = Angka Awal, B = Angka Belakang, dan K = Kakak)
Contoh : 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 = (B x K) : 2 BELAKANG DIKALIKAN
= (8 x 9) : 2 KAKAKNYA LALU
= 72 : 2 =36 DIBAGI DUA

∞ LANGKAH∞
 PENJUMLAHAN ANGKA GANJIL BERURUTAN ANGKA AWAL DAN
Contoh : 1 + 3 + 5 + 7 + 9 + 11 + 13 = [(A + B ) : 2]2
BELAKANG DIJUMLAHKAN,
= [( 1 + 13 ) : 2 ]2
DIBAGI DUA, LALU
= (14 : 2 )2
= 7² = 49 DIKUADRATKAN

 PENJUMLAHAN ANGKA GENAP BERURUTAN ∞ LANGKAH∞


Contoh : 2 + 4 + 6 + 8 + 10 + 12 + 14 = (( A + B ) : 2) X ADIK ANGKA AWAL DAN
= ((2 + 14 ) : 2) X ADIK BELAKANG DIJUMLAHKAN,
= 8 x 7 = 56
DIBAGI DUA, LALU DIKALI
ADIKNYA BILANGAN TSB

BAB II PERKALIAN DAN PEMBAGIAN


1. METODE PERKALIAN LIDI
Untuk mempelajari perkalian angka besar, siswa diajarkan perkalian angka kecil karena
perkalian angka selalu terkait dengan angka tersebut. Siapkan Lidi dengan bersih dan dipotong 10
cm biar rapi dan sehat.
Contoh :

1 X 3 = Yang berpotongan 3 titik Jadi 1 x 3 = 3

2 X 4 = Yang berpotongan 8 titik jadi 2 x 4 = 8

Dan anak langsung diajari kebalikkan dari perkaliaannya


1x3=3 3:3=1 3:1=3
2x4=8 8:4=2 8:2=4
Ajarkan dengan bantuan anak panah naik dan turun buka tutup angkanya
2x3=6
: 2

: 3

X 6

Kebiasaan berlatih dengan soal yang mudah akan mendapatkan tingkat hafalan yang sangat baik.

2. PERKALIAN BERTEMAN ANGKA ≥ 6


8 X 7 =5 6 (dimana 8 - 3 = 5) dan (2 x 3 = 6)
-
2 X 3
( Teman 8 = 2 ) ( Teman 7 = 3 )
9 X 6 =5 4 (dimana 6 - 1 = 5) dan (1 x 4 = 4 )
-
1 X 4
( Teman 9 = 1 ) ( Teman 6 = 4 )
Kebalikannya, yaitu pembagian tanpa sisa
Teman Pembagi + puluhan
5 6 : 8 = 8 1 : 9 =

2 + 5 = 7 1 + 8 = 9
(Puluhan = 5, dan teman 8 = 2) (Puluhan = 8, dan teman 9 = 1)
3. PERKALIAN 9
Satuan  Adik 1
Perkalian Satuan Adik 1
Belasan  Adik 2
6 X 9 =5 4 ( Adik 1 Dari 6 = 5, 9–5=4)
Hasilnya 5 4 Duapuluhan  Adik 3

8 X 9 =7 2 ( Adik 1 Dari 8 = 7, 9 – 7 = 2 ) Tigapuluhan  Adik 4


Hasilnya 7 2
Empatpuluhan  Adik 5
Perkalian Belasan Adik 2
12 X 9 = 10 8 ( Adik 2 dari 12 = 10, 9 - 1 – 0 = 8 ) Limapuluhan  Adik 6
Hasilnya 108
Perkalian Dua Puluhan Adik 3 Enampuluhan  Adik 7
26 X 9 = 23 4 ( Adik 3 dari 26 = 23, 9 - 2 – 3 = 4 )
dst…….
Hasilnya 234
∞ PERKALIAN 5 ∞
4. PERKALIAN 5
Angka Pengali dibagi 2,
4 X 5 = 20 (4 : 2 = 2 tidak sisa, jadi satuannya ditambah 0) apabila tidak sisa (Habis
7 X 5 = 35 (7 : 2 = 3 sisa 1 jadi satuannya ditambah 5 ) dibagi )belakangnya
24 X 5 = 120 (24 : 2 = 12 tidak sisa, Jadi satuannya tambah 0) ditambah “0”. Kalau sisa
37 X 5 = 185 (37 : 2 = 18 sisa 1, tambah 5) dst… belakangnya ditambah
“5”.

∞ PEMBAGIAN 5 ∞
5. PEMBAGIAAN 5
Angka Pembagi dikali
12 : 5 = 2,4 (12 x 2 = 24.…… Depan 4 diberi Koma. Jadi 2,4 )
2, Hasilnya didepan
8 : 5 = 1,6 (8 x 2 = 16……. Depan 6 diberi Koma. Jadi 2,6 ) satuan diberi Koma.
20 : 5 = 4,0 (20 x 2 = 40……. Depan 0 diberi Koma. Jadi 4,0 )

6. PERKALIAN BELASAN
12 X 13 = 1 5 6 (2 x 3 = 6 dan 12 + 3 = 15)
14 X 11 = 1 5 4 (4 x 1 = 4 dan 14 + 1 = 15)
14 X 16 = 2 2 4 (4 x 6 =24 tulis 4 sisa 2 dan 14 + 6 20 + sisa 2 =22)

7. PERKALIAN DENGAN ANGKA KEMBAR (11, 22, 33 DST)


13 X 11 = 1 4 3 (13 X 1 = 1…..3 dan 1 + 3 = 4 ditaruh ditengahnya)
12 X 22 = 2 6 4 (12 X 2 = 2…..4 dan 2 + 4 = 6 ditaruh ditengahnya)
15 X 44 = 6 6 0 (15 X 4 = 6…..0 dan 6 + 0 = 6 ditaruh ditengahnya)

8. PERKALIAN DENGAN PULUHAN YANG SAMA ∞ LANGKAH∞


▪ Satuan x Satuan
21 x 23 = 483 (1 x 3 = 3 ) Satuan
(1 + 3) x 2 = 8 ) Puluhan ▪ (Satuan + Satuan) x Puluhan
(2 x 2 = 4 ) Ratusan ▪ Puluhan x Puluhan
32 x 34 = 1088 (2 x 4 ) , ( 2 + 4 ) x 3 = 18 tulis 8 simpan 1, dan ( 3 x 3 = 9 + simpanan 1 = 10)

∞ LANGKAH∞
9. PERKALIAN PULUHAN SAMA DAN SATUAN BERJUMLAH 10
22 x 28 = 616 (2 x 3 = 6 dan 2 x 8 = 16) Kalikan puluhan
dengan kakaknya,
34 x 36 = 1224 (3 x 4 = 12 dan 4 x 6 = 24)
dan satuan kali
73 x 77 = 5521 (7 x 8 = 56 dan 3 x 7 = 21) satuan

BAB III PEMBAGIAN BERJENJANG


Apabila angka pembaginya 2 angka maka penyelesaiannya di jenjang menjadi 2 kali
Apabila angka pembaginya 3 angka maka penyelesaiannya di jenjang menjadi 3 kali
Contoh :
72 : 12 = 72 : 6 : 2 Atau 72 : 12 = 72 : 4 : 3
= 72 : 6 = 12 72 : 4 = 18
= 12 : 2 = 6 18 : 3 = 6
544 : 16 = 544 : 4 : 4 6850 : 25 = 6850 : 5 : 5
= 544 : 4 = 136 = 6850 : 5 = 1370
= 136 : 4 = 34 = 1370 : 5 = 274

BAB IV PERKALIAN KOTAK DIAGONAL (PERKALIAN ABDOLIS)


Perkalian Diagonal (Abdolis) relatif lebih cepat dan akurat, karena hanya mengalikan setiap Kotak,
lalu menjumlahkan sisi miring (Diagonal). Metode ini sangat bermanfaat ketika mengalikan digit
banyak.
17 x 35 = 595
1 7
kotak 1 = 1 x 3 = 3 kotak 2 = 7 x 3 = 21
2 kotak 3 = 1 x 5 = 5 kotak 4 = 7 x 5 = 35
3 1 3 ( 2 + 3 = 5, 1 + 3 + 5 = 9, 5)

3
5 5 5

5 9 5

BAB V OPERASI HITUNG


CATATAN :
“ Ka Ba Ta Ku “ Kali Bagi Tambah Kurang (x : + -)
Contoh : OPERASI HITUNG
8 : 4 x 3= 2 x 3 8 : 4 x 3= 8 x 3 : 4 YANG BENAR
=6 = 24 : 4 ADALAH YANG
=6 SEBELAH KANAN
KIRI KANAN
Mari kita Buktikan :
9 : 4 x 8 = 2,25 x 8 9 : 4 x 8 =9 x 8 : 4 Atau 9 : 4 x 8 = 9 x 8 : 4
= 18 = 72 : 4 =9x2
= 18 = 18
Sisi paling kanan adalah Aturan Baku yang paling sering dipakai, setelah mengurutkan tanda operasi
hitungnya, baru menyederhanakan bilangannya.
Biarpun hasilnya sama tapi yang kiri lebih sulit, kita lihat pada pengerjaan system olimpiade
Contoh : 9 : 4 : 7 x 16 x 35 = 9 x 16 x 35 : 4 : 7
= 9 x 16 x 5 : 4
=9 x 4 x 5
= 9 x 20 = 180
OPERASI HITUNG CAMPURAN
8 x 2 + 4 = 16 + 4 24 – 3 x 7 + 3 = 24 + 3 - 3 x 7
= 20 = 24 + 3 – 21
= 27 - 21 = 6

BAB VI KONVERSI SATUAN

Km

Hm
:10
Dam

Dm

Cm x10

Mm

1. GARISAN SATUAN PANJANG


Buatlah suatu penggaris dari sebuah kertas tebal atau kertas karton sebagai alat bantu berbentuk
seperti ini :
Km Hm Dam M Dm Cm Mm
3 0 0 0
3 Km = 3000 M
Letakkan Satuan Bilangan Pada Satuan Panjang, lalu tarik sampai satuan konversi yang diminta.

2. GARISAN SATUAN BERAT


Ton Kw Kg Ons Dag Gram
4 0 0 0 0
4 ton = 40000 ons
Lakukan dengan cara yang sama seperti satuan panjang.

3. GARISAN SATUAN LUAS


Contoh Soal : 2,5 Ha + 2000 m2 = ………. Are
Ha Are M2 Dm2 Cm2
2 5

2 0 0 0 +
Ha = hm2 Atau hektar
2 7 0 , 0 0
Are = Dam2
hasilnya 270 are (dibelakang are dikasih koma)

Garisan Luas sering dipergunakan untuk mengukur sebuah bidang tanah, karpet rumah, sesuatu
yang terkait dengan luas bidang datar suatu benda dengan satuan pangkat 2 atau disebut persegi.
4. GARISAN SATUAN VOLUME Dm3 = Liter
3 3 3
Contoh Soal : 2,7 M – 560 Dm = ……. Cm
Cm3 = cc = ml

M3 Dm3 Cm3
2 7
5 6 0 -
2 1 4 0 0 0 0
Jadi = 2.140.000 Cm3

BAB VII PECAHAN


Menyederhanakan Pecahan : Pengurangan berulang Pembilang dan Penyebut (Pembilang dikurangi
Penyebut sampai Pembilang Lebih kecil dari penyebut)
=  7-5 = 2, Hanya 1 Kali Pengurangan
Atau Pembagian Bersisa  7 : 5 = 1 sisa 2

1. Menentukan Lebih Besar (>), Lebih Kecil (<) Dan Sama Dengan (=)
Contoh :
….. …..  a x d …… b x c
2 x 4 = 8 < 5 x 3 = 15
2. PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN
Bilangan bulat dan pecahan dikerjakan terpisah dan apabila ada faktor penyebut yang bisa saling
membagi maka bisa dikerjakan lebih dahulu.

+ = = = =1  ± =

3. PERKALIAN DAN PEMBAGIAN PECAHAN


x =
Jika ada Pecahan campuran, maka Harus dijadikan pecahan biasa supaya memudahkan pengerjaan
( )
soal. =
Pembagian adalah perkalian terbalik : = x

SUDUT TERKECIL PADA JAM


( selisih angka pada menit dan jam ) × 30° - (½ × menitnya)

Contoh
Jam 01.20 sudut terkecil nya = (4 - 1 ) × 30° - ½ x 20 = 90 - 10 = 80°
BAB VIII PANGKAT & AKAR PANGKAT
1. PANGKAT 2
AB2 = A2 2 AB B2 ( A = angka Awal, dan B = angka Belakang)
Langkah:
1. Belakang dikuadratkan (satu angka)
2. Semua angka dikalikan (satu angka)
3. Awal dikuadratkan
122 = 144  (12 = 4, 1 x 2 x 2 = 4, 22 = 4 )
412 = 16 8 1 dst….

2. AKAR PANGKAT 2
Asal Satuan :
1 2 3 4
1 4 9 6 5 5 0 0
9 8 7 6
Langkah :
1. Ambil dua angka dari belakang
2. Pisahkan (seakan jadi 2 akar)
3. Cari asal satuan ekor
4. Cari bilangan kuadrat yang tidak melebihi angka depan
5. Kalikan (no. 4) dengan “kakak” buat pembanding
6. Apabila no. 5 lebih kecil, maka pilih ekor besar
7. Sebaliknya

3. PANGKAT 3
AB3 = A3 3A2B 3 AB2 B3 (4 tahap penyelesaian)
1. B3
2. B x semua angka
3. A x Semua angka
4. A3

123= 1728 13 = 1, 1 x (1 x 2 x 3) = 6 + simpanan 1 = 7, 2 x (1 x 2 x 3 )= 12 tulis 2 simpan 1, 23 = 8

4. AKAR PANGKAT 3
Ciri khas bilangan berpangkat 3 yaitu jumlah angkanya = 1, 8, 9
Langkah :
1. Ambil 3 Angka Dari Belakang 1< X< 8 X=1
2. Pisahkan Jadi 2 Akar 8 < X < 27 X=2
3. Tentukan “ Teman” Satuan/Ekor 27 < X < 64 X = 3 dst…..
4. Tentukan Batas
BAB IX POLA JARING KUBUS

1. Pola 1, 4, 1 ( 6 pola)
2. Pola 2, 3, 1 (3 Pola)
3. Pola 2, 2, 2 (1 Pola)
4. Pola 3, 3 (1 Pola)
Total ada 11 pola jaring Kubus (6 kotak persegi)

BAB X PERBANDINGAN
1. Perbandingan Lingkaran Prosen atau Derajat
2. Perbandingan Umur, Uang, Hewan, Makhluk Hidup atau Benda Mati (Jika selisih Dikurangi
Perbandingannya, Jika Jumlah Ditambah Perbandingannya)
3. Kecepatan Berpapasan (+), Saling Susul (-)
4. Suhu antara Celsius, Reamur dan Fahrenheit

Contoh:
Berapa Jumlah Hewan masing masing jika diketahui kambing sejumlah 25 ekor dengan perbandingan
sbb:
Kambing Sapi Kerbau Kelinci
5 7 8 9

X5 X5 X5

25 35 45 55
Yang diketahui kambing 25 : 5 = 5

BAB XI FPB dan KPK


KPK dalam soal Cerita membahas masalah Waktu (detik, menit, senin, jumat, juni, tanggal)
FPB membahas Benda Hidup atau Benda mati (Jambu, Meja, Baju, Merah, Putri dIl) Cara
menyelesaikan perhitungan FPB dan KPK melihat soal yang akan dikerjakan karena terkadang soal
hanya meminta jawaban dari FPB nya saja atau Sebaliknya, bahkan keduanya.
1. CARA FAKTOR PERKALIAN
Faktorkan salah satu Bilangan, Jika salah satu Faktor bisa membagi bilangan Lainnya, maka Faktor
tersebut adalah FPB.
KPK nya adalah Hasil kali dari Faktor lain dengan Bilangan Lain tsb.
6 9 10 35 KPK= 10 X 7
= 70
3 2 x 9 = 18 adalah KPK nya 7
2 (3 bisa membagi 9 maka 3 = FPB) 5
(karena bisa membagi 10, maka 5 = FPB)
2. CARA SELISIH ANGKA
Ini juga bisa memperkaya cara menyelesaikan soal FPB dan KPK, yaitu selisihkan terus sampai salah
satu angkanya bisa membagi kedua angka pada soal.

10 15
5 5 bisa membagi angka 10 dan 15 maka 5 = FPB
Maka KPK nya adalah (10 x 15) : 5 = 30.
8 18

2 10 ternyata 10 tidak bisa membagi, jadi 10 bukan FPB, selisihkanlah lagi sampai
bisa membagi, selisih 10 - 8 = 2, 2 Bisa membagi 8 dan 18, maka 2 adalah FPB. KPK =(8 x 18) : 2 = 72

3. SISA HASIL BAGI


Sisa hasil bagi bisa dipergunakan apabila selisih angka satu dengan yang lain cukup jauh, apabila
diselisihkan akan berulang sampai banyak. Sisa Hasil Bagi dari Kedua Bilangan adalah FPB nya.

1. Berapa FPB dan KPK dari 14 dan 72


72 : 14 = 5 sisa 2, iadi 2 adalah FPB
KPK = (72 x 14) : 2 = 72 x 7 = 504

2. Berapa FPB dan KPK 15 dan 50


50 : 15 = 3 sisa 5, jadi 5 adalah FPB
KPK = (50 x 15) : 5 = 10 x 15 = 150

4. CARA HABIS DIBAGI


Apabila dua buah angka saling membagi habis maka angka terkecil adalah FPB dan
terbesar adalah KPK nya.
a. 12 dan 24, 12 = FPB dan KPK = 24
b. 35 dan 105 35 = FPB dan KPK = 105

Pengetahuan dasar
 Apabila dua bilangan mengandung bilangan prima yang tidak saling membagi maka FPB nya
adalah 1 dan KPK nya adalah hasil kali kedua bilangan tersebut.
 Apabila semua angka kembar atau kelipatan angka kembar maka bisa FPB 11 atau
kelipatannya.
KPK nya = (angka 1 x angka 2) : FPB
5. FPB KPK 3 BILANGAN
a. FPB adalah selisihnya
b. KPK: apabila ada angka yang menjadi faktor angka lain salah satu diabaikan

I. FPB dan KPK dengan Selisih berbeda


a. Selisih terkecil adalah FPB (cek kembali supaya akurat)
b. KPK : apabila ada angka yang menjadi faktor angka lain abaikanlah selisih yang
bukan FPB

II. Menggunakan Faktorisasi Prima


Apabila ketiga angka tidak saling membagi faktornya maka akan bisa dikerjakan
dengan 2 langkah:
a. Faktorisari Prima
b. Bagilah semua angkanya dengan FPB nya dan kalikanlah hasil baginya dengan FPB maka
akan menyelesaikan KPK nya
Dengan menguasai 8 cara diatas, maka akan sangat sederhana menyelesaikan soal FPB dan
KPK. Karena cara in efektif menyelesaikan soal dengan yang sering dihadapi siswa minimal
90 % soal di Indonesia bisa dikerjakan dengan 8 kriteria di atas.

BAB XII BIDANG DATAR DAN BANGUN RUANG SEDERHANA


Kuasai materi ini dengan baik vaitu kuasai operasi hitung (komutatif, ditributif dan asosiatif),
perkalian istimewa, perkalian silang, ilmu taksiran angka (kelas 4) dengan menguasai itu maka sangat
cepat dan mudah dalam menyelesaikan soal soal di materi berikut ini.
a. Lingkaran
Yang paling sering dipakai dalam soal adalah Luas dan Keliling Lingkaran.
Luas Lingkaran = π x r x r jangan membiasakan πr2 LL = π x r x r
Luas Lingkaran (LL) dengan r = 7 cm biasanya menggunakan π = 22/7
Luas Lingkaran (LL) dengan r = 10 cm biasanya menggunakan π = 3,14 π adalah phi 22/7
LL dengan r= 7 cm  22/7 x7 x7 = 22 x7 = 154 cm2 atau 3,14
LL dengan r= 10 cm  3,14 x 10 x 10 = 314 cm2
r adalah jari – jari
Keliling Lingkaran = 2 π r atau π x D
D adalah Diameter
b. Keliling bangun datar : kuasai penjumlahan diagonal dan Tanda
Penggabungan Bangun antara Kotak dan Segitiga (kuasai aljabar sederhana)
Berapa luas yang tidak diarsir pada bangun datar gabungan dibawah ini
34 cm

25 cm 10 cm
Cara 1
Luas yang diarsir = Luas persegi panjang - luas segitiga
= ( 34 × 25 ) - ( ½ x 34 x 10 )
= 850 - 170 = 680 cm2
Cara 2
Luas yang diarsir = Luas persegi panjang - luas segitiga
= (34 × 25) - (5x 34)
= 34 x (25 -5 )
= 34 × 20 = 680 cm2
Berikut rumus dari Luas dan Keliling Bangun datar:

Bangun Datar Rumus Luas Rumus Keliling

Persegi s×s 4×s

Persegi Panjang p×l 2 × (p + l)

Segitiga 1/2 × a × t s+s+s

Trapesium 1/2 × (a + b) × t s+s+s+s

Jajar Genjang a×t 2 × (a + b)

Belah Ketupat 1/2 × d1 × d2 4×s

Layang-Layang 1/2 × d1 × d2 s+s+s+s

Lingkaran π × r² 2×π×r

PENGETAHUAN UMUM
Dalam mengerjakan soal Pilihan Ganda (multiple Choice), sangat dibutuhkan penguasaan hitungan
Taksiran dalam memilih jawaban, Tidak perlu mengalikan semua angka-angka yang diminta karena
akan sangat menyita waktu. Dalam mengerjakan soal, perlu angka Taksiran untuk menjawab dengan
cepat.

BAB XIII STATISTIKA DAN PENGOLAHAN DATA


Siswa pada tingkat sekolah dasar kelas 6 diperkenalkan mengolah suatu data sederhana vaitu
1. MODUS
Modus : data yang sering keluar / muncul.
2. MEDIAN
Median adalah angka tengah dalam suatu data
Langkah : Tidak perlu mengurutkan, coret angka terendah bergantian dengan yang tertinggi
2, 8, 4, 10, 14, 4, 3, 9, 7
Median adalah 7
Bila data ganjil, angka yang tersisa adalah median
Bila data genap, mediannya adalah 2 angka tersisa dijumlahkan lalu dibagi 2
3. RATA - RATA ATAU MEAN
Rata-Rata atau Mean adalah hasil penjumlahan semua angka dibagi jumlah karakter angka
tersebut. Gunakanlah Standarisasi Angka dalam mengolah data dengan tujuan memperkecil
angka yang dibagi. Angka standar yang dipilih boleh sembarang saja tidak perlu ditentukan
atau bebas.
Standar paling ideal apabila data soal mengandung Modus.
LANGKAH :
1. Tentukan angka standar (jadikan 0) pada salah satu data
2. Selisihkan dengan data lainnya
3. Jumlahkan langkah no.2 dan bagilah dengan jumlah data
4. Hasil akhir ditambah angka standar (std)

Ciri Angka Yang Habis Dibagi

1. Habis dibagi 1 adalah semua bilangan Asli


2. Habis dibagi 2 adalah semua bilangan cacah genap
3. Habis dibagi 3 adalah Jumlah bilangan yang bisa habis dibagi 3
4. Habis dibagi 4 adalah bilangan yang dua angka terakhir habis dibagi 4
5. Habis dibagi 5 adalah bilangan yang satuannya 0 dan 5
6. Habis dibagi 6 adalah bilangan genap dan jumlahnya angka habis dibagi 3
7. Habis dibagi 8 adalah bilangan yang 3 angka terakhir habis dibagi 8
8. Habis dibagi 9 adalah bilangan yang mempunyai jumlah angka 9
9. Habis dibagi 11 adalah bilangan yang diberi + dan - bergantian berjumlah nol

Ciri ini harus dikuasai dengan baik dengan berlatih maka dalam pelajaran membuat soal dan analisa
soal olimpiade sangat penting. Ciri ini muncul di buku kelas 4 SD.
Kuasai pembagian dengan pola pembaginya bilangan prima.
39 : 13 = 3
156 : 13 = 12 Bagaimana caranya?
LATIHAN SOAL

PENJUMLAHAN BERDERET
1. 9+9+6+8+7+9+4+5+9=
2. 8+6+9+7+5+6+8+4+8+9+6=
3. 6+7+7+8+6+9+5+9+4+8+7+9=
4. 5+7+8+9+4+8+7+6+9+9+5+7+8=
5. 7+8+5+8+9+6+7+8+7+5+9+9+3+7=

PENJUMLAHAN BERSUSUN
2345 6576 7856 78
1398 4623 6598 69
3569 3976 5287 57
------- + ------- + ------- + 49
98
865 728 549 77
926 689 876 69
237 456 398 88
564 867 785 67
------ + ------ + ------ + 62
75
65978 35698 59
54395 78649 94
63986 65823 83
45999 26785 59
38765 87390 63
67536 56826 79
--------- + --------- + ---- +

PERKALIAN BELASAN

11 X 13 = 15 X 17 =
12 X 16 = 12 X 18 =
14 X 17 = 13 X 16 =
16 X 18 = 14 X 19 =
17 X 12 = 17 X 17 =

PERKALIAN ANGKA ACAK

24 X 32 = 123 X 45 = 212 X 313 =


43 X 26 = 234 X 32 = 342 X 215 =
21 X 63 = 212 X 43 = 425 X 221 =
36 X 25 = 321 X 52 = 132 X 325 =
72 X 53 = 345 X 21 = 152 X 423 =
PEMBAGIAN

32 : 2 = 7614 : 18 =
798 : 3 = 2775 : 25 =
665 : 5 = 8775 : 27 =
854 : 7 = 3312 : 72 =
2064 : 4 = 3510 : 45 =

OPERASI HITUNG

12 x 5 – 90 : 9 = 3+3x3–3:3+3 =
8:3x6 = 9 : 7 + 5 x 28 =
36 x (-54) : (-18) = - (- 12 x 5) + (-48 : 4) =
24 – 2 x 5 + 3 = 9 x25 – 8 : 5 + 100 =

KUADRAT

152 = 572 =
172 = 652 =
242 = 722 =
532 = 912 =

AKAR PANGKAT 2

√ = √ =
√ = √ =
√ = √ =
√ = √ =

AKAR PANGKAT 3

√ = √ =
√ = √ =
√ = √ =
√ = √ =

PANGKAT 3
83 = 523 =
143 = 603 =
233 = 713 =
313 = 853 =

FPB KPK
12 dan 18 = 27 dan 72 =
15 dan 25 = 12, 36 dan 48 =
24 dan 36 = 21, 28 dan 35 =
KONVERSI SATUAN

3 Km + 52 Dam + 5,72 M =….Cm 52 Are + 35 Ha + 0,05 Km2 =….Ha

2,5 Hm + 0,07 Km – 235 M =….Dam 43 Dm3 + 5600 ml + 0,5 L =…. cc

3 Ha + 6528 M2 + 7,5 Km2 =….M2 550 L -3300 cc =…..ml


7,5 Kg + 0,5 Kw + 100 gram =…. Ton 7 Ton – 550 Kg + 12.500 Gram =….Ons

BANGUN DATAR

Sebuah segitiga memiliki ukuran sisi alas 10 cm dan tinggi 7 cm. Jika ukuran sisi-sisi miringnya adalah
8 cm dan 9 cm, hitunglah berapa luas dan keliling segitiga tersebut!

Perhatikan gambar trapesium di bawah. Hitunglah berapa luas dan keliling trapesium tersebut!

STATISTIK

Data nilai ulangan Bahasa Indonesia kelas 1 SD Sukareja adalah sebagai berikut :

9 , 8 , 7 , 8 , 8 , 9 , 10 , 10 , 9 , 8 , 7 , 7 , 6 , 6 , 7 , 8 , 8 , 10 , 8

Median dari data tersebut adalah ....

Nilai ulangan matematika anak kelas 5 adalah sebagai berikut : 8 7 7 8 9 10 7 8 . Rata-rata ulangan
mereka adalah …

PECAHAN
Tentukan Hasil dari Penjumlahan dan pengurangan pecahan berikut ini.
a. 3/4 + 4/7 - 6/14
b. 2/3 - 4/7 + 5/21
c. 3/8 + 1/3 - 7/24
Ubahlah pecahan - pecahan dibawah ini menjadi pecahan desimal.
A. 8/5 b. 9/12 C. 125/100 D. 85/100 E. 24/16
PENUTUP

S
ahabat guru dan siswa, untuk mengolah soal matematika harus dibutuhkan kesabaran dan
suasana yang menyenangkan.
Modul ini menerapkan ilmu yang tujuannya tidak bertentangan dengan kurikulum di
Indonesia, tetapi untuk Memperkaya metode yang sudah ada.
Apabila modul ini ada kemiripan dengan modul pembelajaran atau buku yang lain, ini bukan
plagiat tapi suatu metode yang harus dikembangkan untuk meningkatkan karya anak bangsa
Indonesia. Kami sudah memberikan sumber yang kami tulis untuk menghindari kesalahpahaman
antar institusi atau lembaga pendidikan yang mungkin saat ini sedang mengembangkan pada bidang
yang sama.
Modul ini digunakan untuk pembelajaran di Kampung Matematika Kabupaten Karanganyar
Jawa Tengah, di Kecamatan Tawangmangu dan telah dilindungi oleh undang-undang yang berlaku,
Dan pembelajaran pada workshop guru Master Matematika Indonesia.

asar hukum Yayasan Master Matematika Indonesia Keputusan Menteri Hukum dan Hak

D Asasi Manusia Republik Indonesia Nomer Ahu0000051.Ah.01.04.Tahun 2015 dengan Akta


Lembaga Master Matematika Indonesia nomer 79 tanggal 21 November 2014 Oleh Tegar
Pembangun Dayu Putro, SH. Ditetapkan sebagai Lembaga yang bergerak dalam dunia
Pendidikan Dasar Matematika. Dengan Kuasa Hukum MMI yaitu MT. Heru Buwono SH &
Partners.
Semoga pembelajarannya bermanfaat dan bisa diaplikasikan dalam pembelaiaran di sekolah
dengan mudah dan berharap guru bersama siswanya menyenangi metode pembelajaran yang kami
sajikan dengan sederhana ini.
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu, berpartisipasi, dan
mengembangkan ilmu matematika dasar ini, Terutama ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,
atas karunia nikmat yang diberikanNya kepada kami semua.

SALAM SAHABAT GURU DAN SISWA DI SELURUH INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai