Buku Pedoman Panduan Skripsi Unimuda Sorong
Buku Pedoman Panduan Skripsi Unimuda Sorong
Buku Pedoman Panduan Skripsi Unimuda Sorong
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak
suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama
7 (tujuh) tahun dan atau denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual
kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
dan atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa ijin
tertulis dari penulis
ii
Panduan Penulisan Skripsi
Tim Penyusun:
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
atas segala hidayah dan nikmatNya. Shalawat dan salam tercurah pada junjungan kita,
Sang Pencerah Peradaban Guru Paripurna yang memegang lisensi pendidik terbaik
dari Sang Khaliq, Rasulullah Muhammad SAW.
Kami atas nama Rektor Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong
mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun yang telah bekerja keras menyusun
Buku Pedoman Penulisan Skripsi bagi mahasiswa Universitas Pendidikan
Muhammadiyah Sorong. Semoga hasil jerih payah ini dicatat oleh Allah SWT
sebagai amal shalih dan diganjar dengan kebaikan yang berlimpah.
Buku Pedoman Penulisan Skripsi ini akan menjadi acuan baik bagi mahasiswa
maupun bagi dosen pembimbing dalam menulis skripsi. Buku ini akan membawa
kedua belah pihak (mahasiswa dan dosen pembimbing) untuk memadukan dan
menyamakan persepsi dalam penulisan skripsi. Persamaan persepsi memungkinkan
terhindarnya kesalahpahaman antara mahasiswa dan dosen pembimbing dalam
penulisan skripsi.
Buku Pedoman Penulisan Skripsi ini ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan
Rektor Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong No. 024/I.3AU/D/2022.
Dengan senantiasa bekerja keras yang dilandasi niat ikhlas untuk beribadah
kepada Allah SWT, serta doa yang tidak henti-hentinya kami panjatkan kepada Allah
SWT, mudah- mudahkan kita diberi bimbingan dan kekuatan dalam menggapai cita-
cita kita yang setinggi bintang, kemudian menebarnya menjadi manfaat yang
berlimpah bagi alam di sekitar. Amin
Sorong, 3 Januari 2022
Rektor,
iv
DAFTAR ISI
v
BAB V. SISTEMATIKA PENYUSUNAN ARTIKEL ILMIAH ............. 60
5.1 Pendahuluan .................................................................................... 60
5.2 Informasi Umum ............................................................................. 61
5.3 Sistem Penulisan ............................................................................. 61
BAB VI PLAGIASI ...................................................................................... 66
6.1 Pendahuluan .................................................................................... 66
6.2 Pengertian Plagiarisme .................................................................... 66
6.3 Sanksi Plagiarisme .......................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 72
LAMPIRAN .................................................................................................. 76
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Dasar Pemikiran
1.2. Tujuan
Setiap dosen memiliki keahlian dalam satu disiplin ilmu, lebih khusus
lagi bidang tertentu. Misalnya, seorang dosen mempunyai kualifikasi
pendidikan magister dalam disiplin linguistik Bahasa Inggris. Seorang
magister linguistik Bahasa Inggris diyakini menguasai berbagai cabang
linguistik. Namun demikian, tidak semua cabang linguistik tersebut
dikuasai secara tuntas. Kemungkinan dosen yang bersangkutan lebih
tertarik pada satu atau dua cabang itu. Oleh karena itu, dosen tersebut hanya
mengkhususkan diri pada satu atau dua cabang yang sangat diminati itu.
Sebagai contoh dosen hanya tertarik dalam disiplin phonetics dan
phonology Bahasa Inggris. Dengan demikian, dosen tersebut akan lebih
mendalami dua macam disiplin linguistik tersebut.
6
prosedur dan waktunya ditentukan oleh Ketua Program Studi.
2.3.2 Prosedur Pembimbingan Skripsi
Adapun proses pembimbingan proposal dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut:
7
BAB III
SISTEMATIKA PENULISAN
1. Bagian Awal
DAFTAR ISI
2. Bagian Utama
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
A. Kajian Teori
8
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
F. Instrumen Penelitian
3. Bagian Akhir
DAFTAR PUSTAKA
9
3.2 Penjelasan Bagian Proposal
b) Halaman Persetujuan
Halaman persetujuan terdiri dari judul proposal, nama, NIM , nama dan
NIDN dosen pembimbing I dan II beserta tanda tangan sebagai legalitas
bahwa proposal siap untuk di ujikan dalam seminar proposal. (lampiran)
c) Daftar Isi
Daftar isi memberikan gambaran isi proposal secara menyeluruh hal ini
untuk memudahkan pembaca untuk melihat isi proposal.
2. Bagian Utama
I. PENDAHULUAN
a) Latar Belakang
c) Tujuan Penelitian
10
Tujuan penelitian merupakan target yang ingin dicapai dalam
penelitian. Tujuan penelitian biasanya berusaha menjawab
permasalahan yang diteliti. Namun demikian, banyaknya tujuan
penelitian tidak selalu harus sama dengan banyaknya permasalahan
dalam penelitian.
d) Manfaat Penelitian
11
III. Metode Penelitian
a) Jenis Penelitian
12
sedang diteliti atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
Penentuan metode pengumpulan data harus relevan dengan
masalah penelitian. Contoh teknik pengumpulan data adalah
dengan cara Uji Laboratorium, Wawancara, Observasi, Kuesioner,
Survey dan Analisis Dokumen.
f) Instrumen Penelitian
3. Bagian Akhir
a) Daftar Pustaka
b) Lampiran
13
3.3 Sistematika Skripsi
Bagian ini merupakan kelanjutan dari bagian-bagian yang terdapat
dalam proposal penelitian. Jika dalam proposal penelitian baru terdapat
pendahuluan, kajian pustaka dan metode penelitian, dalam skripsi dilanjutkan
dengan bagian hasil dan pembahasan serta bagian penutup (kesimpulan dan
saran). Berikut Sistematika Skripsi:
1. Bagian Awal
ABSTRAK (ABSTRACT)
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
2. Bagian Utama
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
14
E. Definisi Operasional Variabel/Definisi Konsep/Deskripsi Fokus
(pilih sesuai jenis penelitian)
A. Kajian Teori
A. Jenis Penelitian
F. Instrumen Penelitian
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
A. Kesimpulan
B. Saran
3. Bagian Akhir
DAFTAR PUSTAKA
15
3.4 Penjelasan Bagian Proposal
c) Halaman Persetujuan
Halaman persetujuan terdiri dari judul proposal, nama, NIM , nama dan
NIDN dosen pembimbing I dan II beserta tanda tangan sebagai legalitas
bahwa proposal siap untuk di ujikan dalam seminar proposal. (lampiran)
d) Halaman Pengesahan
e) Daftar Isi
Daftar isi memberikan gambaran isi proposal secara menyeluru hal ini
untuk memudahkan pembaca untuk melihat isi proposal.
2. Bagian Utama
I. Pendahuluan
a) Latar Belakang
16
b) Rumusan Masalah/Fokus Penelitian
c) Tujuan Penelitian
d) Manfaat Penelitian
17
penelitian yang akan dilakukan. Alur penelitian menggabungkan
rencana penelitian dengan kajian teoritis yang digunakan untuk dapat
menghasilkan jawaban dari permasalahan yang diteliti.
c) Hipotesis (jika ada)/Model Hipotetik (untuk R&D)
Hipotesis (jika ada) merupakan jawaban sementara dari rumusan
masalah penelitian berdasarkan hasil kajian teori dan masih harus
diuji kebenarannya melalui fakta-fakta empiris.
III. Metode Penelitian
a) Jenis Penelitian
18
suatu populasi.
f) Instrumen Penelitian
3. Bagian Akhir
a) Daftar Pustaka
19
Contoh cara penulisan daftar pustaka berbagai sumber dapat dilihat
pada bab selanjutnya.
b) Lampiran
20
BAB IV
TEKNIK PENULISAN
a. Sampul.
21
c. Tulisan pada sampul.
Tulisan yang tercetak pada sampul depan, mulai dari judul skripsi
sampai dengan tahun dicetak menggunakan tinta emas. Pada
punggung skripsi hendaknya dimuat nama penulis dan judul.
Contohnya dapat dilihat pada (Lampiran) sampul proposal yang telah
diujikan dan direvisi dijilid soft dengan kulit sampul warna fakultas
keguruan dan ilmu pendidikan UNIMUDA Sorong tanpa warna tinta
emas.
d. Naskah.
Naskah skripsi dibuat di atas kertas HVS (dari bahasa Belanda houtvrij
schrijf, yang artinya kertas bebas kayu) dengan ukuran berat 80 gram,
warna putih. Naskah ditulis satu muka, tidak bolak balik.
e. Ukuran kertas.
Naskah diketik menggunakan kertas A4 (21,0 cm x 29,7 cm atau dalam
inchi 8.27” x 11.69”). Kertas ukuran ini merupakan anjuran UNESCO,
terutama untuk penulisan karya ilmiah seperti jurnal-jurnal ilmiah dan
majalah ilmiah masa depan.
f. Penjilidan.
Skripsi dijilid sebanyak 3 eksemplar (1 untuk program studi, 1 untuk
perpustakaan, dan 1 untuk arsip penulis).
4.1.2 Teknik pengetikan
Teknik pengetikan skripsi meliputi aturan huruf (jenis, ukuran, dan modus
huruf), jarak (antar baris dan antarkata), bidang pengetikan, pengisian
ruang, alinea baru, penataan isi dalam bentuk bab, perincian ke bawah, dan
letaksimetris. Aturan tersebut diuraikan sebagai berikut.
a. Aturan huruf.
Skripsi hendaknya diketik dengan komputer menggunakan program
Windows dengan aturan penggunaan huruf sebagai berikut.
• Naskah diketik dengan jenis huruf pica (10 ketikan per-inchi). Jenis
huruf pica yang dimaksud biasanya adalah huruf Times New Roman.
Seluruh naskah skripsi ditulis dengan jenis huruf (font) yang sama.
• Ukuran huruf pada bagian-bagian skripsi berbeda-beda dengan
aturan sebagai berikut:
22
12 point Judul bab, judul subbab, teks induk, abstrak, lampiran,
dan daftar pustaka
10 point Kutipan blok, abstrak artikel, judul tabel, judul gambar/
bagan, teks tabel, teks gambar/bagan, catatan akhir, catatan kaki,
indeks, header, dan footer
• Gaya huruf (font style) atau aturan penggunaan huruf normal, miring
(italic), dan tebal (bold) diatur sebagai berikut:
Normal Teks induk, abstrak, kata kunci, tabel, gambar, bagan,
catatan, lampiran.
Miring Kata asing, istilah yang belum lazim, contoh yang disajikan
pada teks utama, bagian penting (untuk bagian penting tidak boleh
menggunakan bold-normal, tetapi boleh italic-bold), judul buku,
jurnal, majalah, dan surat kabar dalam teks utama dan daftar pustaka.
Tebal judul bab, judul subbab (heading), bagian penting dari
suatu contoh dicetak bold-italic. Perhatikan contoh kalimat berikut
ini. Siska anak Subroto sedang belajar di Akademi Kebidanan.
b. Jarak.
Aturan jarak meliputi aturan jarak antar baris dan jarak antar kata
yang akan diuraikan sebagai berikut.
• Antarbaris.
Skripsi dicetak dengan spasi 2 (ganda), kecuali keterangan gambar,
grafik, tabel, lampiran, dan daftar pustaka dicetak dengan spasi 1
(tunggal). Judul bab dicetak turun 4 spasi dari garis tepi atas bidang
pengetikan. Jarak antara akhir judul bab dan awal teks adalah 4
spasi. Jarak antara akhir teks dengan subjudul 3 spasi dan jarak
antara subjudul dengan awal teks berikutnya 2 spasi (Lampiran).
Jarak antara paragraf sama dengan jarak antarbaris, yaitu 2 spasi
untuk skripsi. Jarak antara satu macam bahan pustaka dengan bahan
pustaka lainnya dalam daftar pustaka menggunakan spasi 2 (ganda),
contoh dapat dilihat pada (Lampiran).
• Antarkata.
Spasi antara dua kata tidak boleh terlalu renggang (maksimal
sama dengan ukuran satu huruf). Tepi kanan boleh rata (full
justification) atau tidak rata. Berikut contoh teks dengan spasi
23
antarkata rapat dan kurang rapat.
Contoh :
Salah
Spasi antarkata pada teks ini terlalu lebar dan tidak rapi. Spasi seperti
ini tidak diperkenankan dalam atura penulisan. Spasi antarkata pada
teks ini terlalu lebar dan tidak rapi. Spasi seperti ini tidak
diperkenankan dalam aturan penulisan.
Benar
Spasi antarkata pada teks ini cukup rapat dan tampak rapi. Spasi seperti
ini yang diperkenankan dalam aturan penulisan. Spasi antarkata pada
teks ini cukup rapat dan tampak rapi. Spasi seperti ini yang
diperkenankan dalam aturan penulisan.
c. Bidang pengetikan.
Bidang pengetikan berjarak 4 cm dari tepi kiri kertas, 3,5 cm dari tepi
atas kertas, dan 3 cm dari tepi kanan dan bawah kertas (lampiran).
d. Pengisian ruang.
Ruangan yang terdapat pada halaman naskah seharusnya diisi penuh,
artinya pengetikan harus dimulai dari batas margin kiri sampai margin
kanan, dari margin atas ke margin bawah. Hindari ruangan yang
terbuang-buang, kecuali akan dimulai dengan alinea baru, persamaan,
tabel, gambar, judul, subjudul atau hal-hal yang khusus.
e. Alinea baru.
Alinea baru diawali dengan menekan tabulasi (TAB) pada keyboard
komputer atau setara dengan ketukan yang ke tujuh dari margin kiri.
f. Penataan isi dalam bentuk bab.
Setiap bab terdiri atas beberapa sub-bab yang disusun sesuai dengan
hirarki isinya. Penataan isi dalam bentuk bab diuraikan sebagai berikut.
• Judul bab harus ditulis dengan huruf kapital dan tebal (bold). Semua
tulisan diatur secara simetris dari kiri dan kanan. Judul bab tanpa
diakhiri tanda titik.
• Judul sub-bab atau subjudul ditulis rata kiri (left) atau dimulai dari
kiri. Semua kata dimulai dengan huruf kapital, kecuali kata
24
penghubung dan kata depan. Semua tulisan tidak perlu diberi garis
bawah, ditulis dengan huruf tebal (bold) tanpa diakhiri dengan tanda
titik. Kalimat pertama setelah sub-bab dimulai dengan alinea baru.
• Judul sub-subbab atau sub-subjudul diketik mulai dari kiri, dengan
huruf tebal, tanpa garis bawah, dan hanya huruf pertama pada kata
pertama dengan huruf besar (kapital). Penulisan sub-subbab tanpa
diakhiri tanda titik. Kalimat pertama setelah sub-subbab dimulai
dengan alinea baru.
• Judul bagian dari sub-subbab atau sub-subjudul diketik mulai dari
kiri, dengan huruf tebal, tanpa garis bawah, hanya huruf pertama
pada kata pertama dengan huruf besar (kapital) dan diakahiri dengan
tanda titik. Kalimat pertama sesudah judul bagian sub-subbab
mengikuti baris judul terus ke kanan.
Contoh
BAB III
METODE PENELITIAN
..............................................................................................................
........................................................................................................................
Data Penelitian
......................................................................................................
...............................................................................................................
Instrumen penelitian
......................................................................................................
...............................................................................................................
g. Perincian ke bawah.
25
lainnya yang ditempatkan di depan perincian tidak dibenarkan.
h. Letak simetris.
Judul bab, tabel, gambar dan persamaan ditulis simetris terhadap kiri
dan kanan margin.
4.1.3 Penomoran
Beberapa hal berkaitan dengan penomoran meliputi nomor-nomor:
halaman, tabel, gambar dan persamaan.
a. Halaman.
Aturan penomoran halaman dijelaskan sebagai berikut.
• Bagian awal skripsi dimulai dari halaman judul sampai ke daftar
lampiran diberi nomor halaman dengan angka romawi kecil. Contoh:
i,ii, iii, iv, dst.
• Bagian utama dan bagian akhir skripsi dimulai dari Pendahuluan (Bab
I) sampai ke daftar pustaka menggunakan angka Arab sebagai nomor
halaman. Contoh: 1, 2, 3, 4, dst.
• Nomor halaman ditempatkan di pojok kanan atas pada setiap halaman,
kecuali pada halaman awal setiap bab dan halaman Bagian Awal
dituliskan di tengah bagian bawah halaman.
• Nomor halaman di pojok kanan atas diketik dengan jarak 3cm dari tepi
kanan, 2 cm dari tepi atas dan 1,5 cm dari tepi bawah. Nomor halaman
di tengah bagian bawah diketik dengan jarak 1,5 cm dari tepi atas dan
tepi bawah (Lampiran).
b. Tabel.
Tabel diberi nomor urut tabel dengan angka Arab sesuai dengan bab
tempat tabel itu dimuat. Judul tabel tanpa diakhiri tanda titik.
c. Gambar.
Gambar diberi nomor urut gambar dengan angka Arab sesuai dengan
bab tempat gambar itu dimuat. Judul gambar tidak diakhiri dengan
tanda titik.
d. Persamaan.
26
tabel dan gambar dipandang sebagai salah satu cara yang efektif untuk
membantu pembaca memahami dan menafsirkan isi dari tulisan. Tabel
yang baik seharusnya sederhana dan dipusatkan pada beberapa ide saja,
disaikan secara sistematis memuat data statistik dalam kolom dan lajur
sesuai klasifikasi masalah. Istilah gambar mengacu kepada foto, grafik,
chart, peta, sketsa, diagram, bagan, dan gambar lainnya yang digunakan
untuk menyajikan data secara visual. Aturan penyajian tabel dan
gambar diuraikan sebagai berikut.
• Tabel harus diberi identitas (berupa nomor dan judul tabel) dan
ditempatkan di atas tabel untuk memudahkan perujukan. Kata
“Tabel” ditulis di pinggir, diikuti nomor dan judul tabel dan diketik
tebal (bold). Semua kata pertama dalam judul tabel menggunakan
huruf kapital, kecuali kata depan dan kata sambung. Jika judul tabel
lebih dari satu baris, baris kedua dan seterusnya ditulis sejajar
dengan huruf awal judul dengan jarak satu spasi. Judul tabel
diakhiri tanpa tanda titik. Beri jarak 3 spasi antara teks sebelum dan
sesudah tabel.
• Tabel seyogyanya tidak dipenggal, kecuali jika tabel tersebut
panjang sehingga tidak mungkin ditempatkan pada satu halaman.
Jika tabel lebih dari satu halaman, bagian kepala tabel (termasuk
teksnya) harus diulang pada halaman selanjutnya dan dituliskan
Lanjutan Tabel… pada tepi kiri,tiga spasi dari garis horizontal teratas
tabel. Tabel yang bersambung atau yang panjang, jika tidak penting
sekali (merupakan suatu keharusan), sebaiknya ditempatkan di
bagian lampiran, sehingga tidak mengganggu pembaca.
• Jika tabel lebih besar dari ukuran kertas tegak (portrait), sehingga
harus dibuat memanjang (landscape), maka bagian atas tabel harus
diletakkan di bagian kiri kertas (bagian yang dijilid).
• Tabel yang lebih dari satu halaman harus dilipat sehingga tampak
rapi. Tabel yang dilipat sebaiknya tidak banyak, cukup satu atau dua
27
tabel saja. Tabel yang dilipat sebaiknya ditempatkan di bagian
lampiran.
• Pada model-model penulisan karya ilmiah mutakhir, kolom tidak
dipisahkan secara tegas dengan garis, namun hanya dengan jarak
ketikan. Garis (horizontal) digunakan jika dipandang lebih
mempermudah pembacaan tabel, tetapi garis vertikal di bagian kiri,
tengah, dan kanan tabel tidak diperlukan. Tabel pada umumnya
hanya menggunakan tiga garis pemisah, yakni garis pertama dan
kedua berisi pokok-pokok tabel, serta garis terakhir sebagai penutup
tabel.
• Kolom pengepalaan (heading) dan deskripsi tentang ukuran atau
unit data harus dicantumkan. Jika terdapat istilah seperti nomor,
persen, frekuensi harus dituliskan dalam bentuk singkatan/lambang
seperti No., %, dan f. data yang terdapat dalam tabel ditulis
menggunakan spasi tunggal. Ukuran huruf dalam tabel satu poin
lebih kecil dibandingkan dengan ukuran huruf dalam teks.
• Tabel yang dikutip dari sumber lain wajib diberi keterangan
mengenai nama akhir penulis, tahun publikasi, dan nomor halaman
tabel asli, diletakkan di bawah tabel dengan jarak satu setengah atau
dua spasi dari garis horizontal terbawah, mulai dari tepi kiri. Jika
diperlukan catatan untuk menjelaskan butir-butir tertentu yang
terdapat dalam tabel, gunakan symbol dan ditulis dalam bentuk
superskrip. Catatan kaki untuk tabel ditempatkan di bawah tabel, dua
spasi di bawah sumber, bukan pada bagian bawah halaman.
Contoh tabel.
Tabel 3.1 Aspirasi Siswa Kelas XII SMA Kota Jayapura terhadap Jenis-
Jenis Pekerjaan
No Jenis Pekerjaan f %
1 ABRI, POLRI 71 11,53
2 Ahli Bahasa 2 0,33
3 Ahli mesin, elektro, arsitek, tambang 35 5,68
4 Apoteker 20 3,25
5 Bank, akuntan, pajak 45 7,31
6 Dokter 115 18,67
28
7 Guru, dosen 50 8,12
8 Jaksa, hakim, pengacara 20 3,25
9 Jurnalis 4 0,65
10 Pemusik 1 0,16
11 Pendeta 14 2,27
12 Peneliti 3 0,49
13 Pengusaha, swasta 31 5,03
14 Perawat 24 3,90
15 Pilot 10 1,62
16 PNS non guru 82 13,31
16 Pramugari 2 0,32
17 Psikolog 8 1,30
18 Restoran, hotel, pariwisata, 13 1,79
19 Tidak tahu 68 11,04
Jumlah 616 100.00
29
memanjang, maka bagian atas gambar harus diletakkan di sebelah
kiri kertas (bagian yang dijilid).
• Ukuran gambar sebaiknya proporsional, tidak terlalu kurus dan tidak
terlalu gemuk, sehingga tampak wajar dengan satu halaman
maksimal terdiri dari dua buah gambar. Gambar yang memakan
tempat lebih dari setengah halaman harus ditempatkan pada halaman
tersendiri.
• Perbandingan sumbu antara Y dan sumbu X (kotak dalam grafik)
sebaiknya menggunakan perbandingan yang bersifat umum,
misalnya 1:1; 2:3; atau 8:10.
• Gambar yang dikutip dari sumber lain wajib diberi keterangan
mengenai nama akhir penulis, tahun publikasi, dan nomor halaman
gambar asli, diletakkan sebaris dengan judul gambar.
Contoh gambar (perhatikan pada halam berikutnya)
Layanan Efikasi-diri
Persepsi Kematangan
Karir
Riwayat Prestasi
Hidup
30
4.2. TEKNIK BAHASA PUEBI
1) Huruf Kapital
31
• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar
kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama
orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang.
Misalnya:
Raden Fatah Sultan Hasanuddin
Dr. Rustamadji, M.Si.
• huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti
nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Misalnya:
Gubernur Papua Barat
tahun
Hijriah
Agustus
hari
Natal
hari raya Idul Fitri
• huruf kapital dipakai sebagai huruf unsur nama peristiwa sejarah.
Misalnya:
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Jakarta
Papua
Danau
32
Toba
Teluk
Bintuni
• huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk
unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel,
dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas,
seperti di, ke, dari, dan, yang, untuk, di, ke, dari, dan, yang,
untuk,yang tidak terletak pada posisi awal.
• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama
gelar, pangkat, atau sapaan. Misalnya:
S.H.
S.Pd.
M.Pd.
M.Si.
2) Huruf Miring
1) Bentuk Ulang
33
unsur-unsurnya. Misalnya:
anak-anak
buku-buku
lauk-pauk
2) Gabungan Kata
3) Kata Depan
• Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya. Misalnya:
Di mana dia sekarang?
• Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau
organisasi, serta nama dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital
34
tanpa tanda titik. Misalnya:
NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)
• Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan nama
diri ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Misalnya:
PT (Perseroan Terbatas)
• Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dengan tanda
titik. Misalnya:
hlm.
dll.
dsb.
dst
• Singkatan terdiri atas diua huruf yang lazim dipakai dalam surat-
menyurat masing-masing diikuti oleh atnda titik..
• Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan
mata uang tidak diikuti tanda titik.
• Akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis
dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
• Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan
huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan hufur awal
kapital.
• Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan
suku kata atau gabungan suku kata ditulis dengan huruf kecil
5) Angka dan Bilangan
35
Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah,
apartemen, atau kamar pada alamat. Misalnya:
Jalan Tanah Abang I No.
15Hotel Indonesia,
Kamar 169
Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan,
ikhtisar, atau daftar.
Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka diantara nama penulis,
tahun, judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau
tanda seru, dan tempat terbit.
Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya yang menunjukkan jumlah.
2) Tanda Koma (,)
36
3) Tanda Titik Koma (;)
Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa.
Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang
diikuti pemerincian atau penjelasan.
Tanda titik dua tidak dipaaki jika pemerincian atau penjelasan itu
merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang
memerlukan pemerian.
Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman,
(b) surah dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu
karangan,s erta (d) nama kota dan penerbit dalam daftar pustaka.
5) Tanda Hubung (-)
37
(se-Indonesia);
- ke- dengan angka (peringkat ke-2);
a. Kutipan
38
penulis sebaiknya tidak melakukan pengutipan yang terlalu panjang,
misalkan sampai satu halaman atau lebih, hingga pembaca lupa
bahwa apa yang dibacanya adalah kutipan. Kutipan dilakukan
seperlunya saja sehingga tidak merusak alur tulisan.
39
kutipan dengan menggunakan tanda kurung.
b. Catatan kaki (footnote), dilakukan apabila penulis mencantumkan
nomor indeks di akhir sebuah kutipan, lalu di bagian bawah
halaman tersebut (bagian kaki halaman) terdapat keterangan nomor
indeks yang menjelaskan sumber kutipan tersebut.
Sebuah tulisan ilmiah harus menggunakan salah satu jenis
penulisan referensi tersebut, serta harus konsisten dengan jenis
tersebut. Artinya, ketika sebuah tulisan menggunakan bodynote, maka
seluruh referensi dari awal hingga akhir tulisan harus menggunakan
bodynote. Atau, jika seorang penulis menggunakan catatan kaki, sejak
awal hingga akhir tulisan, penulis harus menggunakan catatan kaki
untuk menuliskan referensinya.
40
otomatis dilakukan oleh program Microsoft Word dengan cara
mengklik insert, kemudian reference, kemudian footnote.
2) Nomor cacatan kaki ditulis secara urut pada tiap bab, mulai dari
nomor satu. Artinya, cacatan kaki pertama di tiap awal bab
menggunakan nomor satu, begitu seterusnya.
3) Catatan kaki ditulis dengan satu spasi.
4) Pilihan huruf dalam catatan kaki harus sama dengan pilihan huruf
dalam naskah skripsi, hanya ukurannya lebih kecil, yaitu:
✓ Times New Roman (size 10)
✓ Arial (size 9)
✓ Tahoma (size 9)
1
David Barrat, Media Sociology (London and New York:
41
Routledge, 1994), hal. 273.
Buku terjemahan
Nama pengarang asli, judul buku, terj. nama penerjemah (kota
penerbit: nama penerbit, tahun terbit), halaman.6
Perhatikan: singkatan terj. menunjukkan bahwa buku tersebut
telah diterjemahkan dan penulis mengutip dari terjemahan tersebut.
2
Hubert L. Dreyfus, Paul Rabinow, Beyond Structuralism and
Hermeneutics (Chicago: University of Chicago Press, 1982), hal.
72 - 76.
3
Idi Subandi Ibrahim, et al., Hegemoni Budaya (Yogyakarta:
Bentang,1997), hal. 52 - 54.
4
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (rev.ed.; Bandung:
RemajaRosdakarya, 2003), hal. 55.
5
Ira M. Lapidus, A History of Islamic Societes (Vol.1;
Cambridge:Cambridge University Press, 1988), hal. 131.
6
Arthur Asa Berger, Media Analysis Techniques, terj. Setio Budi
HH. (Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya, 2000), hal.
44 – 45.
42
Kamus
Nama pengarang, judul kamus (kota penerbit: nama penerbit,
tahun terbit), halaman.7
Berita koran/majalah
”Judul berita,” nama media, tanggal terbit, tahun, halaman.11
7
Lorens Bagus, Kamus Filsafat (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 1994), hal. 595.
8
Rudi Harisyah Alam, “Perspektif Pasca-Modernisme dalam
Kajian Keagamaan,” Kajian Keagamaan dalam Tradisi Baru
Penelitian Agama Islam Tinjauan Antardisiplin Ilmu, eds.
Prof. Dr. Mastuhu, M.Ed., M. Deden Ridwan (Bandung:
Penerbit Nuansa dan PUSJARLIT, 1998), hal. 67-77.
9
Dedy N. Hidayat, "Paradigma dan Perkembangan Penelitian
Komunikasi," Jurnal Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia,
No. 2 (Oktober, 1998), hal. 25-26.
10
Francis Fukuyama, “Benturan Islam dan Modernitas,” Koran
Tempo, 22 November, 2001, hal. 4.
43
Skripsi/Tesis/Disertasi yang belum diterbitkan
Nama penulis, ”judul skripsi/tesis/disertasi,” (level karya,
fakultas dan universitas, nama kota, tahun terbit), halaman.12
11
“Islam di AS Jadi Agama Kedua,” Republika, 10 September,
2002, hal. 6.
12
Muzayin Nazaruddin, “War Against Terrorism: Critical
Discourse Analysis,” (Skripsi Sarjana, Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2004), hal.
205.
13
Muzayin Nazaruddin, “Dua Tipe Perempuan dalam Film dan
Sinetron Mistik Indonesia,” (Makalah disampaikan dalam Temu
Ilmiah Nasional, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia,
Jakarta, 26 – 28 Juni, 2007).
14
U.S. Department of Foreign Affairs, Testimony by John. J.
Maresca, Vice President International Relations Unocal
Corporation to House Committee on International Relations
Subcommittee on Asia and The Pacific (Washington D.C., 12
February, 1998).
15
Robert McChesney, “Rich Media Poor Democracy,”
44
www.thirdworldtraveler.com/Robert_McChesney_page.html
(akses 16 Agustus 2006).
16
“Pengelolaan Bencana: Pengelolaan Kerentanan Masyarakat,”
www.walhi.or.id/kampanye/bencana (akses 17 Agustus 2006).
Pernyataan lisan
Nama narasumber, jenis pernyataan (wawancara atau pidato),
tanggal pernyataan dilakukan.17
1) Ibid.
2) Op.Cit.
45
17
Samijan, wawancara dengan penulis, 11 November 2006.
18
Karl Marx, Selected Writings in Sociology and Social
Philosophy, eds. T.B. Bottomore and Maximilien Rubel (New
York: McGraw-Hill, 1964), hal. 78, seperti dikutip oleh Arthur
Asa Berger, Media Analysis Techniques, terj. Setio Budi HH.
(Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya, 2000), hal.
44 – 45.
3) Loc.Cit.
Contoh penggunaan:
1 Arthur Asa Berger, Media Analysis Techniques, Terjemah. Setio
Budi (Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya, 2000), hal.
45.
2 Ibid.
46
8 Francis Fukuyama, “Benturan Islam dan Modernitas,” Koran
Tempo, 22 November, 2001, hal. 45.
9 Robert McChesney, “Rich Media Poor Democracy,”
www.thirdworldtraveler.com/Robert_McChesney_page.html
(akses 16Agustus 2006).
10 Arthur Asa Berger, Op.Cit., hal. 96.11 Ibid., hal. 99.
11 Ibid.
47
menggunakan Loc.Cit., serta menuliskan halamannya.
✓ Catatan kaki nomor (14) referensinya sama persis, termasuk
halamannya, dengan nomor (8), karena telah diselingi oleh
catatan kaki lain dan nomor (8) berbentuk artikel (bukan buku)
maka menggunakan Loc.Cit.
✓ Catatan kaki nomor (15) referensinya sama dengan nomor (7),
hanya beda halaman, karena telah diselingi oleh catatan kaki
lain dan nomor (7) berbentuk buku (bukan artikel) maka
menggunakan Op.Cit., serta menuliskan halamannya.
a). Nama penulis, tahun terbit dan halaman berada dalam tanda
kurung, ditempatkan setelah selesainya sebuah kutipan. Jika
kutipan ini merupakan akhir kalimat, maka tanda titik
ditempatkan setelah kurung tutup catatan tubuh. Contoh:
Di titik inilah esensi hegemoni: hubungan di antara
agen- agen utama yang menjadi alat sosialisasi dan orientasi
48
ideologis, yang berinteraksi, kumulatif, dan diterima oleh
masyarakat (Lull, 1995: 31-38).
Buku terjemahan
✓ (Berger, terj., Setio Budi, 2000: 44 – 45).
49
Perhatikan: jika editor satu orang maka menggunakan singkatan
ed., namun jika editor dua orang atau lebih menggunakan
singkatan eds.
Berita koran/majalah
50
✓ ….. (Chesney, www.thirdworldtraveler.com/
Robert_McChesney_ page.html, akses 15 Juni 2007).
✓ Mengutip Chesney (www.thirdworldtraveler.com/Robert_
McChesney_page.html, akses 15 Juni 2007), …..
Perhatikan: alamat web yang dicantumkan adalah alamat
lengkap, dengan cara copy-paste dari address web secara langsung.
Pernyataan lisan
d). Kutipan diawali dan diakhiri dengan tanda kutip (boleh tidak).
51
tersebut adalah bukti diri bahwa mereka melakukan tersebut
dalam jangkauannya kepada yang lainnya, memegang peranan
sekaligus pula sebagai pemikir-pemikir, sebagai pemproduksi ide
serta mengatur produksi dan distribusi idenya pada masa
tersebut.” (Berger, 2000: 44 – 45)
52
19
Arthur Asa Berger, Media Analysis Techniques, terj. Setio Budi
(Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya, 2000), hal. 44
– 45.
20
Arthur Asa Berger, Media Analysis Techniques, terj. Setio Budi
(Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya, 2000), hal. 44
– 45. Cukup jelas, Marx menawarkan gagasan bahwa ide-ide
atau gagasan pada suatu masa adalah yang disebarluaskan dan
dipopulerkan oleh kelas berkuasa sesuai kepentingannya.
Kelas penguasa itu, seperti ditegaskan Marx, merupakan
pemikir, pemproduksi ide sekaligus mengatur distribusi
idenya. Dalam hal produksi dan penyebarluasan ide inilah kita
bisa mengurai saling keterkaitan antara kelas penguasa,
ideologi, wacana dan media.
53
d). Jika menggunakan catatan kaki, contoh:
21
R.P. Hardt, The Sound of Leadership: Presidential
Communication in the Modern-Age (Chicago: Chicago
University Press, 1987), hal. 61.
22
Pada dasarnya tiap pemimpin politik selalu menciptakan
54
bahasa politik yang menjadi kekuatan utama konsolidasi
simbolik dalam rangka mendukung politik dijalankan serta
meneguhkan ideologi kekuasaan. Dalam sebuah studinya
mengenai pidato kemenangan presiden di Amerika, Corcohan
menunjukkan bahwa tiap presiden ternyata mempunyai gaya
bahasa serta strategi wacana yang berbeda. Lihat lebih jauh di
R.P. Hardt, The Sound of Leadership: Presidential
Communication in the Modern-Age (Chicago: Chicago
University Press, 1987), hal. 61.
7. Daftar Pustaka
55
23
David Barrat, Media Sociology (London and New York: Routledge,
1994), hal. 51-52. Lihat juga Janet Wollacott, “Message and
Meanings”, dalam Culture, Society and the Media, eds. Michael
Gurevitch, James Curran and James Wollacott (London: Methuen,
1982), hal. 109.
24
Keberpihakan media akan menampilkan kelompok dominan dalam
pemberitaan. Lebih jauh, media bukan hanya alat bagi ideologi
dominan, tetapi juga memproduksi ideologi dominan itu sendiri.
Lihat David Barrat, Media Sociology (London and New York:
Routledge, 1994), hal. 51-52. Lihat juga Janet Wollacott, “Message
and Meanings”, dalam Culture, Society and the Media, eds. Michael
Gurevitch, James Curran and James Wollacott (London: Methuen,
1982), hal. 109. bibliografi mutlak ada dalam sebuah karya ilmiah,
menunjukkan sifat referensial atas karya tersebut. Bibliografi
disusun secara alfabetis (Lampiran VI.3).
Unsur-unsur dalam sebuah daftar pustaka:
56
Nama pengarang 1 (dibalik), nama pengarang 2 (tidak dibalik),
nama pengarang 3 (tidak dibalik). Judul buku. Kota penerbit: nama
penerbit, tahun terbit.
Buku terjemahan
Nama pengarang asli (dibalik). Judul buku, terj. nama penerjemah.
Kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit.
Kamus
Nama pengarang kamus (dibalik). Judul kamus. Kota penerbit: nama
penerbit,tahun terbit.
57
Artikel dari sebuah buku antologi
Nama pengarang artikel (dibalik). ”Judul artikel,” Judul buku, ed.
nama editor. Kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit.
Alam, Rudi Harisyah. “Perspektif Pasca-Modernisme dalam Kajian
Keagamaan,” Kajian Keagamaan dalam Tradisi Baru
Penelitian Agama Islam Tinjauan Antardisiplin Ilmu, eds.
Prof. Dr. Mastuhu, M.Ed., M. Deden Ridwan. Bandung:
Penerbit Nuansa dan PUSJARLIT, 1998.
Berita koran/majalah
”Judul berita,” Nama media, tanggal dan tahun terbit.
“Islam di AS Jadi Agama Kedua,” Republika, 10 September 2002.
Skripsi/Tesis/Disertasi yang belum diterbitkan
Nama penulis (dibalik). ”Judul skripsi/tesis/disertasi.” Level karya,
fakultas dan universitas, nama kota, tahun terbit.
58
Analysis.” Skripsi Sarjana, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2004.
Artikel di internet
59
BAB V
SISTEMATIKA PENYUSUNAN ARTIKEL ILMIAH
5.1 Pendahuluan
Artikel ilmiah merupakan naskah yang sistematik dan utuh berupa
garis- garis besar (outlines) mengenai suatu masalah, dan ditulis dengan
pendekatan satu atau lebih disiplin keilmuan yang ilmiah untuk dimuat di
jurnal atau buku kumpulan artikel yang ditulis sesuaikan dengan konvensi
dan syarat yang berlaku. Artikel ilmiah merupakan hal yang tidak asing lagi
bagi cendikiwan akademik. Dalam hal ini ada dua bentuk artikel ilmiah,
artikel konseptual merupakan gagasan atau ide yang diangkat dari ide
penulis, dimana diantara bagian pendahuluan dan bagian penutup dapat
berisi beberapa subbab dan artikel penelitian merupakan artikel yang
diangkat dari hasil penelitian, dimana diantara bagian pendahuluan dan
bagian penutup terdapat bagian landasan teoritis, metodologi penelitian,
hasil, dan pembahasan. Artikel ilmiah dapat dianggap valid setelah melalui
proses peer review oleh satu atau beberapa pemeriksa (yang juga merupakan
akademisi di bidang yang sama) dalam rangka untuk memeriksa isi makalah
apakah telah sesuai untuk dipublikasikan di jurnal. Sebuah makalah dapat
mengalami beberapa kali pemeriksaan dan revisi, sebelum akhirnya dapat
diterima untuk publikasi.
Cara penyajian artikel ilmiah sangat beragam tergantung pada
bidang ilmu (sosial atau eksakta) dan macam artikel yang dipublikasikan,
apakah hasil eksperimen (original article) ataukah kajian kepustakaan
(review article). Namun demikian, meskipun tidak ada format baku yang
berlaku universal, suatu artikel ilmiah harus mengandung unsur-unsur utama
seperti judul artikel, identitas penulis, batang tubuh dan daftar pustaka.
Setiap penerbit memiliki petunjuk redaksi (instruction for authors) yang
mutlak harus diikuti oleh penulis. Oleh karena itu perlu untuk mempelajari
format, teknik penulisan, persyaratan administrasi serta ketentuan lainnya
dari penerbit yang dituju.
60
5.2 Informasi Umum
1. Artikel ilmiah harus original dan belum dipublikasi pada jurnal manapun.
Artikel ilmiah juga belum di submit untuk dipublikasi di jurnal manapun
dan tidak akan di submit sebelum dosen pembimbing memberikan
persetujuan.
2. Artikel ilmiah tidak memiliki permasalahan dengan bioethical research.
3. Artikel ilmiah harus ditulis dalam bahasa indonesia dengan baik dan
benar (sesuai dengan PUEBI yang berlaku)
4. Bagi penulis yang menargetkan jurnal internasional, artikel ilmiah dapat
ditulis dalam Bahasa Inggris.
5. Artikel ilmiah harus dipersiapkan menggunakan format microsoft word
kecuali grafik menggunakan microsoft excel dan gambar menggunakan
format JPEG atau JPG dengan resolusi minimal 300 dpi
6. Artikel ilmiah ditulis dengan menggunakan tipe font time new roman
dengan size 12.
7. Artikel ilmiah harus dibuat spasi ganda kecuali judul, tabel, judul
grafik/gambar, dan total 12-20 halaman.
8. Tabel, grafik dan gambar diletakan setelah daftar pustaka
9. Menggunakan page number dan line number
10. Konten artikel ilmiah harus meliputi judul, nama dan institusi outor,
abstrak, pendahuluan, metode (untuk sosial ekonomi), materi dan
metode (untuk non sosial ekonomi), hasil dan pembahasan, kesimpulan,
ucapan terima kasih (jika ada) dan daftar pustaka.
61
5.3.1 Bagian Awal
Bagian awal suatu artikel ilmiah mencakup informasi umum
diantaranyayaitu judul, nama penulis, abstrak, kata kunci.
a. Judul
Judul harus singkat, jelas, spesifik dan informatif dengan isi artikel
ilmiah. Panjang judul maksimal 14 kata. Masing-masing kata pada
judul harus dimulai dengan hurup kapital.
b. Nama Penulis
c. Abstrak
Abstrak harus ditulis dengan single paragraph dan tidak lebih dari
250 kata. Abstrak harus meliputi pendahuluan, tujuan, metode,
hasil dan kesimpulan dengan tanpa sitasi abstrak disajikan dalam 2
bahasa, untuk bahasa Inggris digaris miring atau italic tetapi tidak
untuk bahasa Indonesia.
d. Kata Kunci
62
dilakukan penelusuran pustaka. Kata kunci tidak lebih dari 5
kata/frasa.
a. Pendahuluan
63
analisis.
64
membantu proses penelitian. Penulis juga harus memberikan nama
dan nomor kontrak penelitian (jika ada).
b. Daftar pustaka
Daftar Pustaka yang dimunculkan adalah referensi yang ada
didalam artikel ilmiah.
a. Penulis direkomendasikan menggunakan aplikasi reference
manager seperti End Note, Mendeley, Zotero dan lainnya untuk
mempersiapkan sitasi dan list daftar pustaka
b. Referensi yang digunakan harus terbitan dari 10 tahun terakhir
(80%). Referensi yang digunakan harus 80% berasal dari jurnal.
c. Khusus untuk artikel ilmiah review harus mencantumkan paling
sedikit 60 referensi terbitan 10 tahun terakhir (80%).
d. Cara sitasi seperti Latifah in Hartatik et al. (2017) dan
menggunakan ‘anonim’ tidak diperbolehkan.
e. Cara penulisan sitasi dalam teks: Hartatik (2016) atau (Hartatik,
2016); Maharani et al. (2018) atau (Maharani et al., 2018); Gissi,
& Liuni (2002) atau (Gissi & Liuni, 2002)
f. Penulis tidak menggunakan skripsi, tesis dan disertasi sebagai
referensi.
g. Daftar pustaka harus disusun berdasarkan alfabetik.
65
BAB VI
PLAGIARISME
A. Pendahuluan
66
kutip tentu membawa konsekuensi untuk menuliskan sumber yang kita rujuk.
Serupadengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (PERMENDIKNAS)
Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan
Plagiat Di Perguruan Tinggi Pasal 1 ayat 1 mengatakan bahwa:
67
Relatif sulit dibuktikan karena ide atau gagasan itu bersifat abstrak dan
berkemungkinan memiliki persamaan dengan ide orang lain. Oleh
karena itu, perlu bahan bukti yang cukup untuk memastikan adanya
plagiarisme. Cara paling mudah untuk membuktikan adanya
plagiarisme adalah dengan mempertanyakan apakah ia mendapatkan
keuntungan dari pemikiran orang lain. Plagiarisme atas ide banyak
terjadi dalam kehidupan berkesenian dan kebudayaan. Di Indonesia,
karya film, tari maupun novel lazim diakui sebagai karya adaptasi,
gubahan atau saduran. Sesungguhnya semua itu merupakan plagiarisme
ide, sejauh apabila tidak dinyatakan sumber yang menjadi rujukannya.
Dalam UU Hak Cipta, karya-karya adaptasi, gubahan, dan saduran
mendapatkan perlindungan tersendiri. Demikian pula karya tafsir dan
terjemahannya. Plagiarisme seperti ini mendapat dukungan yang lemah
dari undang-undang. Sebab, secara konseptual UU Hak Cipta hanya
komit untuk melindungi ekspresi bukan ide. Jadi, sepanjang masih
berupa ide atau gagasan, UU Hak Cipta tidak menjamin perlindungan
hukumnya.
b) Plagiarisme Kata Demi Kata (Word-for-word plagiarism)
Serupa dengan slavis copy, yaitu menhutip karya orang lain secara
kata demi kata tanpa menyebutkan sumbernya.
c) Plagiarisme atas sumber (Plagiarism of source)
68
3. Pencegahan Plagiat
69
Tinggi.
Pasal 8
(1) Karya Ilmiah yang digunakan untuk pengangkatan awa atau keaikan
jabatan akademim dan kenaikan pangkat dosen selain harus memenuhi
ketentuan Pasal 7 juga harus dilakukan penilaian sejawat sebidang (peer
review) oleh paling sedikit 2 (orang) dosen yang memiliki jabatan
akademik dan kualifikasi akademik dosen diusulkan.
(1) Karya Ilmiah yang digunakan untuk pengangkatan awal atau kenaikan
jabatan fungsional dan kenaikan pangkat peneliti/tenaga kependidikan
selain harus memenuhi ketentuan Pasal 7 juga harus dilakukan
penilaian sejawat sebidang (peer review) oleh paling sedikit 2 (orang)
sejawat sebidang yang memiliki jabatan fungsional dan kualifikasi
akademik yang setara atau lebih tinggi dari jabatan fungsional dan
kualifikasi akademik peneliti/tenaga kependidikan yang diusulkan.
(2) Penilaian sejawat sebidang sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan pada saat usul pengangkatan awal atau kenaikan jabatan
fungsional tersebut diproses pada perguruan tinggi yang
bersangkutan.
4. Penanggulangan Plagiat
70
dilakukan oleh Pimpinan Perguruan Tinggi dengan menjatuhkan sanksi
kepada plagiator di lingkungan perguruan tingginya yang bertujuan
mengembalikan kredibilitas akademik perguruan tinggi yang
bersangkutan. Hal ini diatur lebih lanjut pada PERMENDIKNAS
Nomor 17 Tahun 2010 Bab V Penanggulangan Pasal 10 dan Pasal 11.
Pasal 10
(1) Dalam hal diduga telah terjadi plagiat oleh mahasiswa, ketua
jurusan/departemen/bagian membuat persandingan antara karya
ilmiah mahasiswa dengan karya dan/atau karya ilmiah yang diduga
merupakan sumber yang tidak dinyatakan oleh mahasiswa.
(2) Ketua jurusan/departemen/bagian meminta seorang dosen sejawat
sebidang untuk memberikan kesaksian secara tertulis tentang
kebenaran plagiat yang diduga telah dilakukan mahasiswa.
(3) Apabila berdasarkan persandingan dan kesaksian telah terbukati
terjadi plagiat, maka ketua jurusan/departemen/bagian menjatuhkan
sanksi kepada mahasiswa sebagai plagiator.
(4) Apabila salah satu dari persandingan atau kesaksian, ternyata tidka
dapat membuktikan terjadinya plagiat, maka sanksi tidak dapat
dijatuhkan keapda mahasiswa yang diduga melakukan plagiat.
Pasal 11
71
a. Kebenaran plagiat,
C. Sanksi Plagiat
72
akademik,
profesi, atau vokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 Ayat (2)
terbukti merupakan jiplakan dipidana dengan pidana penjara paling lama
dua tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah).
Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun 2010 telah mengatur sanksi
bagi mahasiswa yang melakukan tindakan plagiat. Jika terbukti melakukan
plagiasi maka seorang mahasiswa akan memperoleh sanksi sebagai
berikut:
1. Teguran.
2. Peringatan tertulis.
4. Pembatalan nilai.
73
DAFTAR PUSTAKA
Partino, H.R. (2005a). Kematangan Karir Siswa SMA Kota Jayapura Provinsi
Papua. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada (Disertasi doktor Psikologi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta).
74
Malang: Universitas Negeri Malang.
Yani. (2006). Aspek Kebahasaan dalam Tulisan Ilmiah. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.
75
DAFTAR LAMPIRAN
76
Lampiran 1. Halaman Judul Proposal
PROPOSAL
PRODI PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH SORONG
2022
77
Lampiran 2. Contoh Halaman Persetujuan Pembimbing
HALAMAN PERSETUJUAN
HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN
TRANSFORMASIONAL DENGAN
KONFLIK ORGANISASI
Pembimbing I
Pembimbing II
78
Lampiran 3. Lembar Pengesahan
LEMBAR PENGESAHAN
79
Lampiran 4. Contoh Lembar Pernyataan
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali
yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka.
Sorong, .............................
Yang membuat pernyataan,
Nama
NIM .. . .
76
Lampiran 5. Validasi Instrumen
SURAT KETERANGAN
VALIDASI
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
NIDN :
Jabatan Fungsional :
Unit Kerja :
Menyatakan dengan sesungguhnya telah melakukan validasi Instrumen/produk
mahasiswa:
Nama :
NIM :
Berupa :
Media pembelajaran
Modul atau bahan ajar
Model Pembelajaran
Instrumen penelitian
Lain-lain : ...........................
Dengan judul :
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
Keputusan hasil validasi adalah : Sangat Baik/Baik/Cukup Baik*)
Demikianlah keterangan validitas ini dibuat sesuai dengan kaidah akademik dan
keilmuan serta dapat dipertanggungjawabkan. Selanjutnya agar dapat dipergunakan
sebagaimana seperlunya.
77
Lampiran 6. Halaman Motto dan Persembahan
MOTTO
❖ (KATA-KATA MOTIVASI HIDUP, DLL)
PERSEMBAHAN
1. ……
2. …….
dst.
78
Lampiran 7. Contoh Lembar Pengesahan Penguji
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini telah disahkan oleh Dekan Fakultas ….. Universitas Pendidikan
Muhammadiyah Sorong.
Sorong, …………….
Dekan Fakultas ….....
Nama .......................
NIDN. ……………..
(nama dosen Penguji I, lengkap dengan gelar) (tanda tangan dosen penguji)
1. ………………………………… …………..………………………
NIDN. ……………………..
(nama dosen Penguji I, lengkap dengan gelar) (tanda tangan dosen penguji)
2. ………………………………… …………..………………………
NIDN. ……………………..
(nama dosen Penguji I, lengkap dengan gelar) (tanda tangan dosen penguji)
3. ………………………………… …………..………………………
NIDN. ……………………..
79
Lampiran 8. Contoh Penulisan Abstrak
ABSTRAK
Semua organisasi pastinya memiliki masalah atau konflik tidak terkecuali OMEK (organisasi
mahasiswa ekstra kampus) yang mana memiliki tingkat heterogenitas yang tinggi, baik
mengenai perbedaan kultur, kualitas SDM atau anggota, adanya perbedaan tujuan, saling
ketergantungan, dan sebagainya sehingga hal ini memungkin akan terjadinya pertentangan
dalam tubuh organisasi tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara
gaya kepemimpinan transformasional dengan konflik organisasi. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif, jumlah subjek yang dilibatkan adalah 317 anggota organisasi
mahasiswa ekstra kampus (OMEK) dari tahun diklat 2011 sampai 2015. Metode
pengambilan subjek menggunakan purposive sampling dan menggunakan teknik analisis
regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan negatif dan signifikan antara
gaya kepemimpinan transformasional dengan konflik organisasi, nilai koefisien korelasinya
0.471 dan signifikansinya 0.000. Ini menunjukan semakin tinggi gaya kepemimpinan
transformasional maka semakin rendah konflik organisasi. Sumbangan efektif gaya
kepemimpinan transformasional terhadap konflik organisasi sebesar 22.2%, sehingga masih
ada 77.8% konflik organisasi dipengaruhi variabel lain.
80
Lampiran 9. Contoh Penulisan Tabel
Tabel 5. Aspirasi Siswa Kelas III SMA Kota Sorong terhadap Jenis-jenis Pekerjaan
81
Lampiran 10. Contoh Penulisan Gambar
Layanan Efikasi-diri
Bimbingan
Persepsi Kematangan
Penjurusan Karir
Riwayat Prestasi
Hidup Akademik
82
Lampiran 11. Daftar ISI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................
HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................
HALAMAN PERNYATAAN .............................................................
HALAMAN MOTTO ..........................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN ..........................................................
KATA PENGANTAR ..........................................................................
DAFTAR GAMBAR ............................................................................
DAFTAR TABEL ................................................................................
DAFTRA LAMPURAN ......................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................
1.1. .......................................................................................
1.2. .......................................................................................
1.3. .......................................................................................
1.4. ......................................................................................
1.5. .......................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................
3.1. ......................................................................................
3.2. ......................................................................................
3.3. ......................................................................................
3.4. ......................................................................................
3.5. ......................................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...........................................
4.1.........................................................................................
4.2.........................................................................................
BAB V PENUTUP...............................................................................
5.1 .........................................................................................
5.2 .........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
83
Lampiran 12. Daftar Tabel
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Halaman
84
Lampiran 14. Daftar Lampiran
DAFTAR LAMPIRAN
85
Lampiran 15. Contoh Penulisan Daftar Pustaka
15.1. Buku
Bandura, A. (1986). Social Foundation of Thought and Action: A social cognitive
theory. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall.
Boelaars, J. (1992). Manusia Irian: Dahulu, Sekarang, dan Masa Depan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Crites, J.O. (1997). Career Counseling: Models, Methods, and Materials. New
York:McGraw-Hill Book Company.
Joreskog, K.G. & Sorbon, D. (1996). LISREL 8.3: User’s Reference Guide.
Chicago: Scientific Software International.
Luzzo, D.A. (1995). Gender and Ethnic Differencees in the Perception of Barriers
to Career Development. Denver: American Counseling Association
Conference Paper.
Super, D.E. (1996). “Life Span, Life Space Approach to Career Development”.
Dalam Duane Brown & Linda Brooks, Career Choice and Development:
Applying Contemporary Theories to Practice, 197-261. San Fransisco:
Jossey- Bass Publisher.
Triandis, H.C. (1994). Culture and Sosial Behavior. New York: Mac Graw-Hill
Book Company.
Creed, P.A. and Patton, W. (2003). Predicting two components of career maturity
in school based adolescents. Journal of Career Development, 29, 277-290.
Gillies, R.M. (2003). The behaviors, interactions, and perceptions of junior high
school students during small-group learning. Journal of Educational
Psychology. 95, 137-147.
86
Hackett, G. (1985). “ The role of mathematics self-efficacy in the choice of math-
related majors of college women and men: A Path analysis.” Journal of
Counseling Psychology. 32, 47-56.
Hardin, E,F., Leong, F.T.L., & Osipow, S.H. (2001). Cultural relativity in the
conceptualization of career maturity. Journal of Vocational Behavior, 58,
36- 52.
Lee, K.H. (2001). A cross-cultural study of the career maturity of Korean and
United States high school students. Journal of Career Development. 28, 43-
57.
Lunedborg, D.J., Osborn, W.L. & Miner, C.U. (1997). Career maturity and
personality preference of Mexican-American and Anglo-American
adolescent. Journal of Career Development, 23, 202-213.
Mau, W., C. (2000). Cultural differences in career decision-making styles and self-
efficacy. Journal of Vocational Behavior, 57, 365 – 378.
Naidoo, A.V., Bowman, S.L. & Gerstein, L.H. (1998). Demographics, causality,
work salience, and the career maturity of African-American student: A
causal model. Journal of Vocational Behavior, 53, 15-27.
Partino. (1999). Hubungan antara efikasi-diri dengan unjuk kerja: Suatu studi
meta- analisis. Psikologika: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi, 8,
53-68.
Rangel, E.B., Church, A.T., Szendre, D., and Reeves, C. (1990). Self-efficacy in
relation to occupational consideration and academic performance in high
school equivalency students. Journal of Counseling Psychology, 4, 407-418.
West, D.K. (1998). Comparisons of career maturity and its relationship with
academic performance. Journal of American Indian Education, 27, 213 –
322.
87
15.3. Internet
Casto, M.L. (2004). What is career?. Guest Article Archive. Guest @ AghilhaM.
http://www.getsmartseries.com/. 2 Agustus 2005
Coertse, S., and Schepers, J.M. (2004). Some Personality and Cognitive Correlates
of Career Maturity. SA Journal of Industrial Psychology, 30, 2.
www.siopsa.org.za/Conference/04 conference archives.htm - 8k –
6 Agustus 2005
Esbroeck, R.V. & Watts, T. (1998). New skill for a holistic careers guidance
model. The International Careers Journal. (June 26, 1998 -
http://www.careers- journal.com). 20 Agustus 2005.
15.4. Lain-lain
Wrobel, K., Raskin, P. , Maranzano, V., Frankel, J.L., & Beacom, A. (2004).
Career Stage: Sloan work and family encyclopedia entry. Sloan Work and
Family Research Network. Michigan State University.
Ellis, T.I. (1991). Guidance, the heart of education: Three exemplary approach.
ERICClearinghouse on Counseling and Personnel Services. Ann Arbor MI.
Martaniah, S.M. (1982). Motif sosial remaja Jawa dan Keturunan Cina: Suatu
studi perbandingan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. (Disertasi Doktor
Psikologi,Universitas Gadjah Mada Yogyakarta).
88
Lampiran 16. Lembar Bimbingan
NAMA : ................................................................................
NIM : .................................................................................
JUDUL : .................................................................................
.................................................................................
Paraf Dosen
MATERI Pembimbing
NO TANGGAL CATATAN REVISI
KONSULTASI
1 2
89