Bab I
Bab I
Bab I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan sangat berperan penting bagi manusia. Khususnya peserta didik yang
masih menempuh di Sekolah Menengah Pertama. Di Indonesia, menjadi pelajar IPA
memanglah tidak mudah karena IPA adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang
makhluk hidup dan benda mati di alam semesta serta interaksinya, dan mengkaji
kehidupan manusia sebagai individu sekaligus sebagai makhluk sosial yang berinteraksi
dengan lingkungannya. Selain itu, banyak kompleksitas yang harus dikuasai agar dapat
mengetahui kehidupan manusia dengan benar. Para pelajar IPA sebagai ilmu
pengetahuan alam yang mengalami banyak kendala selama proses pembelajarannya. Ini
karena mereka harus menguasai materi baru dan yang telah diajarkan oleh guru
sebagaimana yang telah disampaikan guru pada saat proses belajar mengajar dengan
menyusun suatu materi yang mudah dipahami kata atau kalimat secara teoritis.
Beberapa mata pelajaran dan topik yang akan dibawakan untuk peserta didik, agar
seorang guru dapat mencapai target pembelajaran yang sesuai didalam kelas maka
seorang guru harus memiliki strategi yang tepat. Pada proses pembalajaran berlangsung
harus memiliki keterampilan seperti menyimak, membaca (keterampilan reseptif) dan
berbicara atau menulis (keterampilan produktif) bersama dengan sistematis dan teoritis.
Tantangan terbesar mengajarkan IPA atau sains adalah banyak di antara siswa yang
menganggap sains sebagai pelajaran hafalan. Guru juga mengajar siswa dengan metode
ceramah, menjelaskan semua hal yang dianggapnya perlu diketahui siswa. Guru
memilih metode ceramah karena metode ini dapat menyampaikan banyak sekali materi
pelajaran dalam waktu singkat. Pembelajaran yang menekankan fungsi dari
pembelajaran adalah suatu perubahan yang dapat memberikan hasil jika peserta didik
berinteraksi dengan informasi yang berupa materi, kegiatan dan pengalaman.
1
2
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Model Pembelajaran Think Pair Share
2.1.1 Pengertian Model Think Pair Share
Strategi pembelajaran didefinisikan sebagai "tindakan, perilaku, langkah, atau
teknik tertentu, seperti mencari mitra percakapan, atau memberikan dorongan kepada
diri sendiri untuk menangani objek atau suatu pedoman yang sulit digunakan oleh siswa
untuk meningkatkan pembelajaran mereka sendiri" (Oxford, RL, 2003 : 2). Ketika
pelajar secara sadar memilih strategi yang sesuai dengan gaya belajarnya, strategi ini
menjadi alat yang berguna untuk pengaturan diri belajar yang aktif, sadar, dan terarah.
Oleh karena itu, strategi pembelajaran dapat menjadi prosedur yang memfasilitasi suatu
tugas pembelajaran. Strategi paling sering dilakukan secara sadar dan didorong oleh
tujuan, terutama pada tahap awal menangani tugas pengetahuan alam yang tidak
dikenal. Setelah strategi pembelajaran menjadi akrab melalui penggunaan berulang,
mungkin digunakan dengan beberapa otomatisitas, tetapi kebanyakan pelajar akan, jika
diperlukan, dapat memanggil strategi ke kesadaran sadar (Chamot, 2005). Selain itu,
Million (1987) menyatakan bahwa guru yang efektif merancang pelajaran dan
menggunakan metode penyampaian yang memenuhi kebutuhan siswa.
Pembelajaran kooperatif salah satu metode pengajaran yang melibatkan peserta
didik secara sadar (Avcı et al., 2019). Pembelajaran kognitif ialah sesatu cara telah
digunakan dengan disadari sehingga terlibat kontan terhadap peserta didik. Saat
pembelajaran kooperatif bermacam-macam cirinya, contoh model Think Pair Share.
Model Pembelajar yang telah digunakan seorang guru saat mengajar dengan pemilihan
model TPS ini sangat menguntungkan dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran kolaboratif dan kooperatif memiliki banyak kesamaan. Gagasan
bahwa peran guru dalam membimbing pembelajaran kooperatif atau kolaboratif serupa
5
6
sangat relevan dengan ulasan ini: dia dipandang sebagai fasilitator untuk membimbing
kelompok siswa" (Van Leeuwen dkk, 2019).
Model pembelajaran kooperatif terbagi atas beberapa tipe, salah satunya adalah
Think Pair Share. Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) adalah
salah satu model pembelajaran yang cukup efektif untuk meningkatkan aktivitas belajar
IPA siswi karena siswa dituntut untuk melakukan aktivitas yang lebih banyak saat
belajar. TPS memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja
sama dengan orang lain.
Pelaksanaan pembelajaran TPS ini diawali dari berpikir (think) sendiri mengenai
pemecahan suatu masalah. Tahap berpikir menuntut siswa untuk lebih tekun dalam
belajar dan aktif mencari referensi agar lebih mudah dalam memecahkan masalah atau
soal yang diberikan guru. Siswa kemudian diminta untuk mendiskusikan hasil
pemikirannya secara berpasangan (pair). Tahap diskusi merupakan tahap menyatukan
pendapat masing-masing siswa guna memperdalam pengetahuan mereka. Diskusi dapat
mendorong siswa untuk aktif menyampaikan pendapat dan mendengarkan pendapat
orang lain dalam kelompok, serta mampu bekerja sama dengan orang lain. Setelah
mendiskusikan hasil pemikirannya, pasangan-pasangan siswa yang ada diminta untuk
berbagi (share) hasil pemikiran yang telah dibicarakan bersama pasangannya masing-
masing kepada seluruh kelas. Tahap berbagi menuntut siswa untuk mampu
mengungkapkan pendapatnya secara bertanggung jawab, serta mampu mempertahankan
pendapat yang telah disampaikannnya.
Think Pair Share (TPS) merupakan teknik pembelajaran dalam pembelajaran
kooperatif yang pertama kali dikembangkan oleh Frank Lyman pada tahun 1981. TPS
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa. Teknik ini menghendaki siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama
saling membantu dengan siswa lain dalam suatu kelompok kecil. Dengan metode
klasikal yang memungkinkan hanya satu siswa yang maju dan membagikan hasilnya
7
untuk seluruh kelas, teknik Think Pair Share memberi sedikitnya delapan kali
kesempatan lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukkan
partisipasi mereka kepada orang lain (Anita Lie, 2008:57)
Think Pair Share merupakan pembelajaran kooperatif dengan menggunakan
tahaptahap pembelajaran, yakni tahap berpikir, tahap berpasangan dan tahap
berbagi.Dalam TPS, guru memberikan isu atau suatu masalah dan kepada siswa
kemudian memberikan waktu beberapa saat untuk memikirkan hal tersebut. Hal ini
dimaksudkan untuk memberikan kesempatan siswa merumuskan jawaban dengan
mengambil informasi dari memori jangka panjang. Siswa kemudian dibentuk kelompok
kecil, biasanya terdiri dari dua sampai enam orang, untuk mendiskusikan ide-ide mereka
tentang masalah yang diangkat selama beberapa menit. Setelah beberapa menit guru
dapat memilih secara acak kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya di
hadapan kelas.
Think Pair Share terdiri dari tahapan thinking atau berpikir, bahwasanya seorang
pengajar membuat suatu pertanyaan/permasalahan kepada peserta didik. Pertama-tama
tahapan ini peserta didik diberikan waktu untuk berpikir perorang. Selanjutnya tahap
pairing atau berama, peserta didik diberikan masing-masing tim untuk dijadikan rekan
kerja untuk bekerja sama agar mendapatkan hasil diperoleh saat tahapan berpikir. Oleh
karena itu tahapan terakhir dalam model pembelajaran ini yaitu membagi hasil kerja
samanya dengan tim rekan kepada kelompok lain, kemudian membagi usaha yang
diperoleh dari rekan tim yang dibentuk sebelumnya kepada semua peserta didik didepan
kelas.
Menurut teori J.B. Waston (Sumadi Suryabrata, 2002: 268) merupakan suatu
reaksi objektif dari individu terhadap situasi sebagai perangsang yang wujudnya dapat
bermacam-macam seperti reflek patella, memukul bola, mengambil makanan, menutup
pintu, dan sebagainya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997: 746) respons
juga dapat diartikan sebagai tanggapan. Tanggapan merupakan salah satu fungsi
8
Widayanti (2014), dari usaha komunikasi saat proses belajar mengajar (Dimyati &
Mudjiono, 2006).
Hasil belajar bisa diterapkan kriteria sebagai pengenalan dan menyurvei arah
pengkajian (Aziz dkk, 2012). Menjadi sesuatu tolak ukur pada saat menakar kesuksesan
pelajaran berlangsung, hasil belajar mencerminkan hasil dari proses pembelajaran yang
ditunjukan sepanjang pengetahuan peserta didik, guru, proses pembelajaran, dan
lembaga pendidikan telah mencapai tujuan pendidikan yang telah diterapkan (Kpolovie
dkk, 2014). Hasil belajar juga adalah informasi tentang apa yang telah dihasilkan oleh
peserta didik saat proses pembelajaran (Popenici, 2015). Oleh karena itu, kesimpulan
dari beberapa ahli sebelumnya yaitu kapabilitas dan kemampuan diperoleh dari peserta
didik saat pembelajaran dimulai (Molstad, 2016).
Taksonomi Bloom hasil belajar berbagai bentuk ilmu pencapaian memiliki tiga
ranah, yaitu kognitif, afektif, psikomotor (Sudjana, 2009). Ranah kognitif, berhubungan
pada hasil belajar cendekiawan terdapat enam bagian ialah pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian. Ranah afektif, berkaitan dengan sikap dan
nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab, atau
reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasidengan suatu nilai atau kompleks nilai.
Ranah psikomotor meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi
neuromuscular (menghubungkan, mengamati).
2.3 Materi Sistem Pencernaan Makanan
Sistem pencernaan adalah organ-organ yang terdiri dari mulut hingga anus, serta
berfungsi untuk mengolah makanan yang masuk ke tubuh. Dengan adanya sistem ini,
tubuh bisa menyerap nutrisi yang didapatkan dari makanan. Sebagai sebuah sistem,
setiap organ pencernaan saling bekerjasama untuk mengolah makanan. Proses
pencernaan makanan dibedakan menjadi 3 cara antara lain: 1. Pencernaan mekanik.
Pada pencernaan mekanik akan mengubah bentuk makanan menjadi bentuk yang lebih
halus supaya mudah untuk ditelan dan juga dicerna lebih lanjut. 2. Pencernaan kimiawi.
11
Pada pencernaan kimiawi dilakukan dengan memakai bantuan enzim pencernaan untuk
mengurai makanan yang masuk sehingga akan menjadikan lebih mudah untuk diserap
oleh sel tubuh. 3. Pencernaan biologis. Pada pencernaan biologis dilakukan dengan
memakai bantuan dari organisme lain dalam rangka untuk menguraikan dan untuk
membusukkan makanan.
Sistem pencernaan manusia terdiri dari : 1). saluran pencernaan dan 2). kelenjar
pencernaan. Dalam sistem saluran pencernaan makanan pada manusia dapat dilihat pada
gambar 2.1 :
a). Kelenjar ludah (glandula salivaris); b). Hati (hepar); c). Kelenjar dinding lambung;
d). Pankreas. Rongga Mulut. Pada rongga mulut terdapat adanya : 1. Lidah. Adalah
merupakan salah satu panca indra manusia yang mempunyai fungsi sebagai indra
pengecap makanan, mengatur makanan pada saat mengunyah dan menelan makanan. 2.
Kelenjar ludah. Menghasilkan air ludah yang di dalamnya terdapat enzim ptialin yang
mempunyai fungsi untuk merubah karbohidrat menjadi maltosa. 3. Gigi. Organ ini
mempunyai fungsi pada saat terjadinya proses pencernaan mekanis.
Kerongkongan adalah tempat untuk menghubungkan antara rongga mulut dengan
lambung. Faring terletak pada pangkal kerongkongan sebagai persimpangan antara jalan
nafas dengan jalan makanan. Pada dinding kerongkongan terdiri dari otot polos yang
bisa mengerut dan juga bisa mengendur secara bergantian sehingga akan menimbulkan
gerakan remasan dan akan mendorong makanan ke dalam lambung atau dikenal sebagai
gerak peristaltik.
Pada lambung memiliki 3 bagian yaitu antara lain : 1). bagian atas (kardiak), 2).
bagian tengah (fundus) dan 3). bagian bawah (pilorus). Pada dinding lambung di bagian
tengah terdapat adanya suatu kelenjar lambung yang dapat memproduksi getah lambung
yang terdiri dari air, lendir, asam klorida, enzim pepsinogen dan renin. Fungsi asam
klorida (HCL) yaitu : Membantu membunuh mikroorganisme yang masuk ke dalam
pencernaan bersamaan dengan makanan. Untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi
pepsin. Untuk menyederhanakan protein jaringan ikat sehingga akan mudah untuk
dicerna. Pepsinogen setelah aktif maka akan menjadi pepsin yang akan menguraikan
protein menjadi pepton. Sedangkan renin mempunyai fungsi untuk mengumpulkan
protein susu (kasein) dari air susu.
Bagian usus halus yaitu yang pertama usus dua belas jari (duodenum); yang kedua
adalah usus kosong (jejunum); dan yang ketiga adalah usus penyerapan (ileum). Untuk
keterangan masing-masing bagian usus halus adalah sebagai berikut: 1. Usus dua belas
jari (duodenum) di usus dua belas jari bermuara. Terdapat dua saluran yaitu a. saluran
13
empedu, yang menyalurkan getah empedu untuk mengemulsikan lemak dan b. saluran
pankreas, yang menyalurkan getah pankreas yang mengandung enzim berikut: Amilase,
yaitu enzim yang mempunyai fungsi untuk menguraikan karbohidrat menjadi glukosa.
Tripsin, yaitu enzim yang mempunyai fungsi untuk menguraikan protein menjadi asam
amino Lipase, yaitu enzim yang mempunyai fungsi untuk menguraikan lemak menjadi
asam lemakdan gliserol. 2. Usus kosong (jejunum) adalah sebagai tempat lokasi
pencernaan dari makanan terakhir sebelum sari makanan diserap tubuh. 3. Usus
penyerapan (ileum) pada usus ini terdapat jonjot-jonjot untuk memperluas bidang
penyerapan, dengan demikian kesempatan untuk dapat menyerap makanan akan lebih
besar. Pada jonjot-jonjot tersebut di dalamnya terdapat adanya pembuluh kapiler yang
berisi darah dan juga pembuluh kil yang mempunyai isi getah bening. Pembuluh kapiler
tersebut memiliki fungsi yang sangat penting karena berfungsi untuk menyerap dan juga
untuk mengangkut sari makanan yang antara lain berupa glukosa, asam amini, vitamin,
mineral menuju seluruh tubuh. Sedangkan untuk pembuluh kil memiliki fungsi untuk
menyerap dan untuk mengangkut asam lemak dan gliserol yang menuju ke pembuluh
balik besar di bawah tulang selangka.
Pada usus besar dibedakan menjadi 3 yaitu : a). bagian naik, b). mendatar, dan c).
menurun. Pada pangkal usus besar terdapat adanya usus buntu dan umbai cacing. Pada
usus besar ini terdapat adanya bakteri Escherichia coli yang akan membantu dalam
proses pembusukan sisa dari makanan dan sintesis vitamin K. Fungsi utama usus besar
adalah sebagai tempat untuk mengatur kadar air pada sisa makanan. Bagian akhir usus
besar dinamakan rektum (peleasan) yang bermuara di anus.
2.4 Kerangka Berpikir
Adapun kerangka berpikir yang telah disusun oleh peneliti agar pembelajaran terlaksana
dengan baik dalam gambar 2.3 :
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 3 Biluhu Barat Kabupaten Gorontalo
pada semester ganjil 2023/2024.
3.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan berupa Quasi Eksperiment (eksperimen semu) dengan
desain penelitian Posttest Only Control Group Design. Desain penelitian Posttest
Control Group Design ini melibatkan dua kelas yakni kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Di dalam desain ini, peneliti menggunakan satu kelompok eksperimen dengan
kelompok control diawali dengan sebuah tes awal (pre-test) yang diberikan kepada satu
kelompok, kemudian diberikan perlakuan (treatment). Penelitian kemudian diakhiri
dengan sebuah tes akhir (post-test) yang diberikan kepada kedua kelompok. Pada kelas
eksperimen adalah kelas yang memperoleh pembelajaran menggunakan model Think
Pair Share sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang menerapkan keterampilan
berpikir kritis.
3.3 Desain Penelitian
Desain penelitian Pretest-Posttest Control Group Design ini melibatkan dua kelas
yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Dengan menggunakan desain ini kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki
karakteristik yang sama, karena diambil secara acak (random) dari populasi yang
homogen pula. Dalam desain ini kedua kelas terlebih dahulu diberi tes awal (pretest)
dengan tes yang sama. Kemudian kelompok eksperimen diberi perlakuan khusus yaitu
pembelajaran dengan menggunakan model TPS, sedangkan kelas kontrol diberi
perlakuan seperti biasanya yaitu terhadap hasil belajar peserta didik. Setelah diberi
perlakuan kedua kelas di tes dengan tes yang sama sebagai tes akhir (postest) hasil
kedua tes akhir dibandingkan, demikian juga antara hasil tes awal dengan tes akhir pada
15
16
Keterangan:
X2 = harga Chi-kuadrat yang dicari
fo = frekuensi yang ada (frekuensi observasi atau frekuensi sesuai dengan
keadaan)
fh = frekuensi yang diharapkan, sesuai dengan teori
18