Bab Ii
Bab Ii
Bab Ii
A. Irigasi
musim yaitu musim kemarau dan penghujan. Pada musim kemarau jumlah air
yang ada tentu tidak sebanyak seperti pada musim penghujan. Pada musim
kemarau inilah para lahan pertanian memerlukan air untuk tanaman, maka
saluran air yang dapat mengairi lahan pertanian. Inilah yang dimaksud dengan
jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah,
irigasi pompa dan irigasi tambak. Penyediaan air untuk memenuhi kebutuhan
pokok sehari-hari dan irigasi bagi pertanian rakyat dalam sistem irigasi yang
sudah ada merupakan prioritas utama penyediaan sumber daya air di atas
semua kebutuhan.
28
29
oleh masyarakat daerah tersebut, irigasi juga menurut Pasal di atas dijelaskan
terdapat beberapa jenis antara lain: irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air
bawah tanah, irigasi pompa dan irigasi tambak. Bentuk-bentuk irigasi tersebut
Tentang Irigasi pada Bab II menerangkan tentang asas, tujuan dan fungsi
Pasal 2
Irigasi diselenggarakan berdasarkan asas keadilan, keseimbangan
sosial, ekonomi, teknis, efisiensi, efektivitas, berkelanjutan,
kemandirian, transparansi dan akuntabilitas publik.
Pasal 2 di atas menerangkan tentang asas yang harus ada dalam sistem
irigasi, bahwa irigasi harus bersifat adil, seimbang bagi masyarakat, efisien
Pasal 3
Irigasi diselenggarakan dengan tujuan untuk mewujudkan
kemanfaatan air yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran masyarakat
pemakai air secara menyeluruh, terpadu dan berwawasan lingkungan.
30
Pasal 4
Irigasi berfungsi mendukung produktivitas usaha tani guna
meningkatkan produksi pertanian dalam rangka ketahanan pangan dan
kesejahteraan masyarakat, khususnya petani.
telah dilakukan oleh masyarakat sekitar dalam rangka ketahanan pangan dna
pertanian.
1. Air Irigasi
pernafasan tumbuhan yang disebut dengan transpirasi. Air yang ada pada
permukaan tanah akan terkena sinar matahari dan akan menguap atau yang
biasa disebut dengan evaporasi. Apabila kedua proses diatas terjadi secara
yang kelebihan air tentu tidak baik bagi tanaman. Tanaman tidak akan
mengurangij umlah air yang ada pada lahan pertanian, agar tanaman dapat
yang diairi dan sebagainya. Cara pemakaian air dapat dibedakan menjadi
keadaan topografi, biaya, dan teknologi yang tersedia. Berikut ini akan
saat air surut maka ada sedikit sisa air yang tertinggal
b) Irigasi Banjir
2
Ibid, hlm 12
33
sungai. Bila air mulai surut maka pintu air ditutup agar
a) Irigasi Genangan
basah.
Pada sistem irigasi ini air dialirkan melalui jaringan pipa dan
1) Pipa Tetap
2) Pipa Bergerak
pohon;
B. Jaringan irigasi
merupakan satu kesatuan dan diperlukan untuk pengaturan air irigasi mulai
1. Jaringan irigasi utama adalah jaringan irigasi yang berada dalam satu
prasarana pelayanan air di dalam petak tersier yang terdiri dari saluran
gangguan binatang.
C. Bangunan Irigasi
Bangunan irigasi dalam jaringan irigasi teknis mulai dari awal sampai
pembagian air;
4
Mawardi, Erman, Desain Hidrolik Bangunan Irigasi, Jakarta, Alfabeta, 2007, hlm. 10
38
pengambilan bebas.
sebagainya.
D. Efisiensi Irigasi
tanaman, yang diambil dari sumber air atau sungai yang dialirkan ke areal
irigasi sangat diketahui merupakan parameter yang susah diukur. Akan tetapi
39
berlebihan.
air sampai pada sesuatu intlet jalur. Untuk mendapatkan gambaran efesiensi
gabungan saluran irigasi dan drainase mulai dari bendung: saluran irigasi
luas areal daerah irigasi, metode pemberian air secara rutinitas atau kontinyu
Peneliti dalam hal ini akan membahas terkait kewenangan yang harus
dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam hal
pengelolaan saluran irigasi yang terdapat pada sektor pertanian agar dapat
5
Sudjarwadi, Dasar-Dasar Teknik Irigasi, Fakultas Teknik Universitas, Gajahmada,
Yogyakarta, 1987, hlm. 39.
40
memiliki asas legalitas dalam mengelola saluran irigasi pada sektor pertanian.
Asas legalitas adalah salah satu asas yang sangat mendasar dalam
hukum Indonesia. Asas legalitas merupakan salah satu prinsip utama yang
terjadi karena setiap orang yang berada dalam situasi seperti ditentukan
dalam undang-undang itu berhak dan berkewajiban untuk berbuat seperti apa
ini menurut Bagir Manan bahwa semua aspek kehidupan yang ada didalam
6
Juniarso Ridwan dan achmad Sodik Sudrajat, Hukum Administrasi Negara dan Kebijakan
Layanan Publik, Bandung, Nuansa Cendekia, 2017, hlm. 133.
7
Ni’matul Huda, Dinamika Ketatanegaraan Indonesia Dalam Putusan Mahkamah Konstitusi,
Yogyakarta, FH UII, 2011, hlm, 16.
8
Ibid., hlm. 133.
41
dan tidak dinamis seperti perkembangan masyarakat.9 Oleh karena itu, dalam
ditetapkan.
dibuktikan kemudian.
dijunjung tinggi.
9
Ibid., hlm. 134.
10
Ibid., hlm. 135.
42
baiknya.
yang telah ada oleh Badan atau Jabatan TUN yang telah memperoleh suatu
dibuat.12
berbuat atau tidak berbuat. Wewenang berarti hak dan kewajiban (rechten en
3 Tahun 2008 Tentang Irigasi yang terdapat pada Pasal 1 angka 8 sebagai
dilihat secara jelas bahwa Pasal ini menegaskan bahwa dinas yang berwenang
adalah dinas yang membidangi urusan irigasi dan dapat diketahui bahwa
dinas yang berwenang adalah dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
13
Bagir Manan, Wewenang Provinsi, Kabupaten, dan Kota dalam Rangka Otonomi Daerah,
Fakultas Hukum Universitas Padjajaran, Bandung, 2000, hlm 1-2.
44
Pasal 21
(1) Wewenang dan tanggung jawab pemerintah kabupaten dalam
urusan pemerintahan bidang pengembangan dan pengelolaan
sistem irigasi meliputi:
a. Menetapkan kebijakan kabupaten dalam pengembangan dan
pengelolaan sistem irigasi berdasarkan kebijakan
pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi nasional dan
provinsi dengan memperhatikan kepentingan kabupaten
sekitarnya;
b. Melaksanakan pengembangan sistem irigasi primer dan
sekunder penggunaan dan penguasaan air tanah di wilayah
kabupaten/kota yang bersangkutan untuk keperluan daerah
irigasi dalam satu kabupaten;
c. Melaksanakan pengelolaan sistem irigasi primer dan sekunder
pada daerah irigasi dalam satu kabupaten/kota yang luasnya
kurang dari 1.000 ha;
d. Memberi ijin penggunaan dan penguasaan air tanah di wilayah
kabupaten yang bersangkutan untuk keperluan irigasi;
e. Menjaga efektivitas, efisiensi dan ketertiban pelaksanaan
sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi yang
utuh dalam satu kabupaten;
f. Menjaga efektivitas, efisiensi dan ketertiban pelaksanaan
sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi dalam
satu kabupaten yang luasnya kurang dari 1.000 ha;
g. Memfasilitasi penyelesaian sengketa antar daerah irigasi yang
berada dalam satu kabupaten yang dengan pengembangan dan
pengelolaan sistem irigasi;
h. Memberikan bantuan kepada masyarakat petani dalam
pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi yang menjadi
tanggung jawab masyarakat petani atas permintaannya
berdasarkan prinsip kemandirian;
i. Membentuk komisi irigasi kabupaten;
j. Melaksanakan pemberdayaan perkumpulan petani pemakai air;
dan
k. Memberikan ijin pembangunan, pemanfaatan, pengubahan
dan/atau pembongkaran bangunan dan/atau saluran irigasi
primer dan sekunder dalam satu kabupaten.
(2)Wewenang dan tanggung jawab pemerintah desa meliputi :
a. Melaksanakan peningkatan dan pengelolaan sistem irigasi
yang dibangun pemerintah desa;
b. Menjaga efektivitas, efisiensi dan ketertiban pelaksanaan
peningkatan sistem irigasi yang dibangun oleh pemerintah
desa; dan
c. Menjaga efektivitas, efisiensi dan ketertiban pelaksanaan
pengelolaan sistem irigasi yang dibangun oleh pemerintah
desa.
45
primer maupun sekunder pada satu kabupaten/kota yang luasnya kurang dari
1.000 ha, memberikan izin serta penguasaaan saluran irigasi untuk hal
negara Indonesia pada saat ini yaitu Negara Kesejahteraan (Welfare State).
harus memikirkan terlebih dahulu setiap tindakan yang akan dilakukan agar
sesuai dengan konsep negara kesejahteraan yang dianut oleh Indonesia. Hal
ini berbeda seperti konsep yang dianut oleh Indonesia pada zaman dulu,
konsep yang dianut pada zaman dulu adalah konsep negara penjaga malam
yaitu negara hanya menjaga ketertiban semata, tidak ikut andil dalam
atau asas berasal dari konsep dasar negara Indonesia yaitu Negara
14
Angger Sigit Pramukti dan Meylani Chahyaningsih, Pengawasan Hukum Terhadap
Aparatur Negara, Pustaka Yustisa, Bandung, 2016, hlm. 6.
47
1. Asas Desentralisasi
sendiri.
15
Nomensen Sinamo, Hukum Pemerintahan Daerah, Jakarta, Pustaka Mandiri, 2010, hlm.
80-101.
16
Juniarso Ridwan & Achmad Sodik Sudrajat, Hukum Administrasi Negara Dan Kebijakan
Layanan Publik, Bandung, Nuansa Cendikia, 2017, hlm. 124.
48
2. Asas Dekonsentrasi
pembiayaan.17
atasannya.20
dengan adanya prinsip dasar ini diharapkan tujuan dari negara dapat
20
Ibid., hlm. 94.