Buletin Triwulan IV
Buletin Triwulan IV
Buletin Triwulan IV
KABUPATEN CIREBON
2023
BULETIN EPICON
TRIWULAN IV
1
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
GAMBARAN PENYELENGGARAAN
PROGRAM TUBERKULOSIS (TB)
KABUPATEN CIREBON TAHUN 2022
M. Subhan, S.KM
PENDAHULUAN
Tuberkulosis (TB) sampai dengan saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat di dunia walaupun upaya penanggulangan TB telah dilaksanakan di banyak negara sejak
tahun 1995.
Secara global kasus TBC sebanyak 9.870.000 kasus, pria dewasa sebanayak 56% dari semua kasus
TBC pada tahun 2020, Indonesia termasuk delapan negara penyumbang 2/3 kasus TBC di Dunia,
Menempati posisi ketiga setelah India dan China dengan estimasi kasus sebanyak 824.000 kasus,
Cakupan penemuan dan pengobatan kasus TBC / treatment Coverage baru mencapai 47% (Global TB
report 2021)
2
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
TUJUAN
a) Tujuan Umum
Melindungi kesehatan masyarakat dari penularan TB agar tidak terjadi kesakitan, kematian dan
kecacatan
b) Tujuan Khusus
Menurunkan angka kesakitan tuberkulosis
Menurunkan angka kematian tuberculosis
KEBIJAKAN
Kabupaten Cirebon pada tahun 2021 sudah mempunyai rugalasi terkait penaggulangan TBC,
regulasi ini tertuang dalam peraturan Bupati nomor 15 tahun 2021 tentang penanggulangan TBC di
Kabupaten Cirebon.
STRATEGI
Program Pengendalian TB dalam strategi nasional diarahkan menuju akses universal terhadap
layanan TB yang berkualitas dengan upaya kegiatan Temukan Obati Sampai Sembuh (TOSS) untuk
semua pasien TB yang sistematis dengan pelibatan secara aktif seluruh penyedia layanan kesehatan
melalui pendekatan Public Private Mix/PPM (bauran layanan pemerintah-swasta).
Strategi penemuan kasus TBC terdiri dari
a) Penemuan kasus TB secara aktif dilakukan melalui:
investigasi dan pemeriksaan kasus kontak;
skrining secara massal terutama pada kelompok rentan dan kelompok berisiko; dan
skrining pada kondisi situasi khusus.
3
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
b) Penemuan kasus TB secara pasif dilakukan melalui pemeriksaan pasien yang datang ke Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
GAMBARAN UMUM
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium
tuberculosis. Terdapat beberapa spesies Mycobacterium, antara lain: M.tuberculosis, M.africanum, M.
bovis, M. Leprae dsb. Yang juga dikenal sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA). Kelompok bakteri
Mycobacterium selain Mycobacterium tuberculosis yang bisa menimbulkan gangguan pada saluran
nafas dikenal sebagai MOTT (Mycobacterium Other Than Tuberculosis) yang terkadang bisa
mengganggu penegakan diagnosis dan pengobatan TB. Sumber penularan adalah pasien TB terutama
pasien yang mengandung kuman TB dalam dahaknya. Pada waktu batuk atau bersin, pasien
menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei / percik renik). Infeksi akan
terjadi apabila seseorang menghirup udara yang mengandung percikan dahak yang infeksius. Sekali
batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak yang mengandung kuman sebanyak 0-3500
M.tuberculosis. Sedangkan kalau bersin dapat mengeluarkan sebanyak 4500 – 1.000.000 M.tuberculosis
Penemuan pasien bertujuan untuk mendapatkan pasien TB melalui serangkaian kegiatan mulai
dari penjaringan terhadap terduga pasien TB, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang
diperlukan, menentukan diagnosis, menentukan klasifikasi penyakit serta tipe pasien TB. Setelah
diagnosis ditetapkan dilanjutkan pengobatan yang adekuat sampai sembuh, sehingga tidak menularkan
penyakitnya kepada orang lain. Kegiatan ini membutuhkan adanya pasien yang memahami dan sadar
akan keluhan dan gejala TB, akses terhadap fasilitas kesehatan dan adanya tenaga kesehatan yang
kompeten untuk melakukan pemeriksaan terhadap gejala dan keluhan tersebut.
Strategi penemuan pasien TB dapat dilakukan secara pasif, intensif, aktif, dan masif.Upaya
penemuan pasien TB harus didukung dengan kegiatan promosi yang aktif, sehingga semua terduga TB
dapat ditemukan secara dini.
Diagnosis TB ditetapkan berdasarkan keluhan, hasil anamnesis, pemeriksaan klinis, pemeriksaan
labotarorium dan pemeriksaan penunjang lainnya. Pemeriksaan klinis berdasarkan gejala dan tanda TB
yang meliputi:
c) Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2 minggu atau
lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur
darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun,
berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan
fisik, demam meriang lebih dari satu bulan. Pada pasien dengan HIV
positif, batuk sering kali bukan merupakan gejala TB yang khas, sehingga
gejala batuk tidak harus selalu selama 2 minggu atau lebih.
d) Gejala-gejala tersebut diatas dapat dijumpai pula pada penyakit paru selain TB, seperti bronkiektasis,
bronkitis kronis, asma, kanker paru, dan lain-lain. Mengingat prevalensi TB di Indonesia saat ini
masih tinggi, maka setiap orang yang datang ke fasyankes dengan gejala tersebut diatas, dianggap
sebagai seorang terduga pasien TB, dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis
langsung.
e) Selain gejala tersebut, perlu dipertimbangkan pemeriksaan pada orang dengan faktor risiko, seperti :
kontak erat dengan pasien TB, tinggal di daerah padat penduduk, wilayah kumuh, daerah
pengungsian, dan orang yang bekerja dengan bahan kimia yang berrisiko menimbulkan paparan
infeksi paru.
4
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
sanksi administratif sampai pencabutan izin operasional fasilitas kesehatan yang bersangkutan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dikabupaten Cirebon jumlah pelayanan Kesehatan yang sudah bekerjasama dengan Dinas
Kesehatan dalam penanggulangan tuberkulosis adalah sebagai berikut
TENAGA KESEHATAN
Sumber daya manusia dalam Program Penanggulangan TB ditujukan untuk memastikan
tersedianya kebutuhan tenaga terlatih demi terselenggaranya kegiatan Program Penanggulangan TB di
suatu faskes pelaksana, pelatihan merupakan salah satu upaya peningkatan sumber daya manusia TB
dengan cara meningktkan pengetahuan, sikap dan keterampilan petugas dalam rangka meningkatkan
kompetensi serta kinerja petugas TB.Pelatihan dapat dilaksanakan secara konvensional, klasikal
maupun metode pelatihan orang dewasa dan pelatihan jarak jauh (LJJ)
Tenaga Kesehatan dalam penanggulangan TBC di kabupaten Cirebon dapat dilhat dalam tabel
berikut ini:
Tabel: Situasi ketenagaan penanggulangan tuberculosis
No Tenaga Jumlah Terlatih %
1 Dokter 73 26 35,6
2 Perawat 78 53 67,9
3 Analis 69 11 40,2
4 Apoteker 56 0 0,0
MIKROSKOPI
Pemeriksaan mikroskopis sangat penting dilakukan untuk pemantauan kemajuan pengobatan
dan dengan pemeriksaan mikroskopis ini dapat diketahui tingkat keberhasilan pengobatan pasien TBC.
5
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
Mikroskopis sudah tersedia di Semua fasilitas pelayanan Kesehatan yang yang sudah bekerjasama
dalam penanggulangan TBC
HASIL KEGIATAN
Menetapkan Sasaran
Penetapan sasaran sangat penting untuk dijadikan tolok ukur keberhasilan program,
penghitungan sasaran atau estimasi kasus TBC perfaskes dihitung berdasarkan target estimasi kasus
TBC kabupaten Cirebon dan penemuan kasus TBC perfaskes selama 5 (lima) tahun kebelakang. Sasaran
atau target kasus TBC ini diedarkan ke fasilitas Kesehatan melalui surat kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Cirebon Nomor 443.24/667/P2P/2022 tanggal 10 Maret 2022.
Perencanaan logistik
Pengelolaan logistik meliputi fungsi perencanaan, pengadaan, penyimpanan, distribusi dan
penggunaan. Logistik pada program TB di bagi menjadi dua bagian yaitu logistik OAT dan Non OAT.
Logistik OAT terdiri dari OAT kategori 1 intermittent, kategori 1 dayly dose , OAT Kategori 2 dan OAT
Kategori anak. Kebutuhan OAT ini seluruhnya di tanggung oleh biaya APBN yang didistribusikan melalui
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Stock awal tahun 2021 Jumlah OAT di kabupaten Cirebon adalah
Kategori 1 intermittent sebanyak xxx Paket, Kategori 2 sebanyak xxx Paket dan Kategori Anak sebanyak
xxx Paket. Sedangkan jumlah yang diterima dari dinkes kesehatan Provinsi Jawa barat sebanyak
Kategori 1 intermittent sebanyak 2100 Paket, Kategori 1 dayly dose 557 paket, Kategori 2 sebanyak 50
Paket dan Kategori Anak sebanyak 200 Paket. Sedangkan logistik non OAT terdiri dari bahan dan alat
penunjang Laboratorium (catride TCM, Pot dahak, Kaca sediaan, Masker, oli emersi dll) dan bahan
percetakan (Format TB01, 02, 03 dll). Untuk kebutuhan logistic Non OAT bersumber biaya dari APBN,
APBD1 dan APBD2
Penemuan kasus
Penemuan pasien bertujuan untuk mendapatkan pasien TB melalui serangkaian kegiatan mulai
dari penjaringan terhadap terduga pasien TB, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang
diperlukan, menentukan diagnosis, menentukan klasifikasi penyakit serta tipe pasien TB. Setelah
diagnosis ditetapkan dilanjutkan pengobatan yang adekuat sampai sembuh, sehingga tidak menularkan
penyakitnya kepada orang lain.
Strategi penemuan pasien TB dapat dilakukan secara pasif, intensif, aktif, dan masif.Upaya
penemuan pasien TB harus didukung dengan kegiatan promosi yang aktif, sehingga semua terduga TB
dapat ditemukan secara dini.
Penemuan secara pasif dilakukan di Fasilitas pelayanan kesehatan baik di Rumah Sakit ataupun di
Puskesmas, penemuan kasus TB dilakukan secara intensif pada kelompok terdampak TB dan kelompok
rentan di 73 Fasilitas kesehatan di wilayah kabupaten Cirebon. Selain penjaringan secara intensif
dilakukan juga kegiatan secara aktif melalui kegiatan penyuluhan baik individu maupun kelompok.
Kegiatan penemuan kasus TBC di Kabupaten Cirebon juga dilakukan oleh kader TBC. Dalam hal ini, Dinas
Kesehatan Kabupaten Cirebon bekerja sama dengan STPI penabulu. Untuk meningkatkan penemuan
kasus secara aktif dengan kegiatan investigasi kontak pada kasus TBC, tujuan dari kegiatan ini adalah
menemukan kasus TB secara dini dengan melaukan skrining gejala dan faktor resiko TB terhadap
seluruh kontak pasien TBC dengan sasaran 20 orang yang dilakukan skrining pada setiap pasiennya.
kegiatan ini dilakukan oleh petugas puskesmas dan kader TB dengan kasus indeks dari Puskesmas itu
sendiri maupun kasus indeks yang berobat di Rumah Sakit. Selain Investigasi kontak juga dilakukan
6
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
kegiatan skrining gejal TB pada kelompok atau daerah beresiko tinggi seperti Lapas, Pondok pesantren
dan desa atau wilayah dengan beban kasus TBC yang tinggi.
Untuk meningkatkan penemuan kasus TB dikabupaten Cirebon telah tersedia Tes Cepat
Molekuler (TCM) sebanyak 9 unit, alat ini di tempatkan di Rumah Sakit Paru Sidawangi Provinsi Jawa
Barat, Rumah Sakit Arjawinangun, Rumah Sakit Waled dan Puskesmas Pangenan, Watubelah,
Kedawung, Sindanglaut, Panguragan dan Plumbon adapun peperiksaan menggunakan alat TCM ini juga
dapat dilakuakn oleh faskes yg belum memiliki alat ini dengan cara bekerja sama dengan PT POS
menggunakan aplikasi Sintem tranportasi Uji specimen Tracking (SITRUST).
Pertemuan Surveilans TB
Surveilans TB merupakan pemantauan dan analisis sistematis terus menerus terhadap data dan
informasi tentang kejadian penyakit TB atau masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhinya
untuk mengarahkan tindakan penanggulangan yang efektif dan efisien
Kegiatan pertemuan surveilans TB dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 16 Maret 2022 di Hotel Patra
Jasa. Peserta pertemuan berasal dari Fasyankes pelaksana DOTS di Kabupaten Cirebon yaitu pengelola
program TB baik dari Dinas Kesehatan, Rumah Sakit maupun Puskesmas dengan jumlah peserta
sebanyak 72 orang.
7
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
Peserta pertemuan berasal dari seluruh Fasyankes pelaksana DOTS di Kabupaten Cirebon yaitu
pengelola program TB dan petugas laboratorium Puskesmas, Rumah Sakit, Lapas, Kabupaten, dengan
jumlah peserta sebanyak 144.
Rencana tindak lanjut hasil kegiatan validasi data SITB
a) Data yang belum terinput dari bulan januari – April 2022 di input semua di SITB.
b) Di berikan waktu 2 minggu dari pertemuan untuk melengkapi data terduga, penemuan kasus
, hingga kesembuhan Triwulan 1 tahun 2021
c) Kolaborasi TB – HIV di laksanakan, pasien TB yang belum di cek status HIV , segera di periksa.
d) Permohonan Laboratorium yang belum lengkap, maupun hasil laboratorium TCM yang
belum di input segera di input.
e) Follow up bulan ke – 2 segera di input di SITB.
f) Alur diagnose menggunakan TCM
g) Mikroskopis digunakan untuk follow up , dan hasil akhir pengobatan
Sumber dana kegiatan ini menggunkan sumber anggaran APBD2
Supervisi
Tujuan kegiatan supervisi untuk meningkatkan kualitas kinerja pengelola TBC di Rumah Sakit dan
kinerja Puskesmas dalam penatalaksanaan terhadap pasien TBC, melalui proses bantuan teknis dan
bimbingan dari supervisor, sehingga SDM pengelola TBC di RS dan Puskesmas tersebut dapat
melaksanakan pelayanan kepada pasien TBC sesuai Standar Prosedur Operasional (SPO). Dengan
harapan pada akhirnya kualitas kinerja SDM di Rumah Sakit dan Puskesmas dapat terjaga dan terjadi
perbaikan secara terus menerus.
Hasil Kegiatan Supervisi ini diharapkan:
a) masalah yang dihadapi petugas TBC dan adanya rekomendasi untuk perbaikan penanggulangan
TBC baik di RS maupun di Puskesmas.
b) Menjalin kerja sama antara RS dan puskesmas terkait, sehingga dapat memberikan kontribusi
terhadap indikator program TBC yaitu : kontribusi terhadap pencapaian Case Detection Rate
(CDR), Success Rate, dan indikator yang lainnya.
c) Mengkaji kualitas Pemantapan Mutu Internal (PMI), yaitu persiapan pasien meliputi:
pengambilan dahak, pembuatan sediaan dahak, pewarnaan dan pemeriksaan dahak secara
mikroskopis
d) Mengkaji kualitas Pemantapan Mutu Eksternal (PME), yaitu penyimpanan spesimen dahak untuk
uji kualitas.
e) Merencanakan ketersediaan OAT, non OAT dan ketersediaan format pencatatan & pelaporan
TBC.
Sumber dana kegiatan ini menggunkan sumber anggaran APBD2
8
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
c) Meningkatkan kerjasama antara pengelola program TBC dan HIV di layanan agar semua Pasien
TBC mengetahui status HIVnya
d) Mengetahui kendala-kendala yang ada di faskes terkait kolaborasi data TB-HIV
Rencana Tindak Lanjut :
a) Laporan Excel Validasi SIHA Paling lambat 26 Desember 2022
b) Laporan Surveilens Januari sampai dengan Desember 2022 paling lambat 31 Desember 2022
c) Laporan Logistik Bulan Desember 2022 paling lambat 3 Januari 2022
Sumber anggaran kegiatan ini adalah APBD2.
9
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
KOPI TB dari berbagai Organisasi Profesi, Rumah Sakit Pemerintah dan RS Swasta. Pada pertemuan ini di
sepakati untuk ketua KOPI TB yaitu dr Edy Kurniawan, Sp.P
Tindak Lanjut kegiatan ini yaitu penandatangan SK KOPI TB, Pemilihan anggota pada Struktur
KOPI TB dan selanjutnya akan dilakukan pembahasan lanjutan terkait SK Tim DPPM
Kegiatan ini dilaksankan pada tanggal 02 Juni 2022 di di Aula Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon
sumber dana GFTB 2022
10
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
h) Rujukan MDR di P-Care sudah bisa dibuka untuk RSD Gunung Jati, RSUD Waled dan RS Paru
Sidawangi. Petugas P-Care dapat berkoordinasi dengan BPJS untuk penginputan di ke khususan.
Jika tidak ada kode diagnosa MDR maka dianggap kasus rujukan biasa.
i) DPM / Klinik yang hadir bekerjasama dengan puskesmas dalam pelaporan Terduga dan kasus TB
dengan aplikasi WIFI TB, Penanggung jawab DPM Klinik membuat akun WIFI TB dan praktek
penggunaan aplikasi WIFI TB
j) ada beberapa RS yang memiliki layanan poli TB, khusus untuk RS Paru dalam fasilitas kelas B
dan di BPJS dalam jenjang RS masuk kelas B. Yang menjadi kendala tidak bisa langsung merujuk
ke RS Paru Sidawangi dikarenakan ada pelayanan lain di RS Paru Sidawangi. Pelayanan Paru
masuk ke kelas B, sedangkan pelayanan poli lain masuk ke kelas C/D.
k) Pasien dari DPM/Klinik dapat dilakukan Investigasi Kontak oleh Kader STPI Penabulu atas
persetujuan Puskesmas
Kegiatan ini dilaksankan pada tanggal 14-15 September 2022 di Aston Hotel & Convertion Centre,
sumber dana GFTB
Pertemuan Koordinasi dengan Program HIV dan Intensifikasi Validasi Data di Tingkat Kabupaten
Cirebon
Kegiatan Pertemuan Koordinasi dengan Program HIV dan Intensifikasi Validasi Data di Tingkat
Kabupaten Cirebon dilaksanakan pada tanggal 31 Mei 2022 di Rumah Makan Roso Echo dengan
sumber dana dari Global Fund Komponen TB. Tujuan dari kegiatan ini meningkatkan kerjasama antara
pengelola program TBC dan HIV di layanan agar semua Pasien TBC mengetahui status HIVnya dan
Pasien TB dengan HIV positif mendapatakan pengobatan HIV. Hasil kegiatan pada Pertemuan
Koordinasi dengan Program HIV dan Intensifikasi Validasi Data di Tingkat Kabupaten Cirebon didapatkan
11
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
bahwa fasyankes telah mencocokan status pasien mengetahui status HIVnya antara data diSITB dan
SIHA.
Kegiatan Pertemuan Monitoring dan Evaluasi TB untuk meningkatkan capaian Program Tuberculosis
Tahun 2022
Hasil kegiatan pada pertemuan Monitoring dan Evaluasi TB Kabupaten Cirebon Tahun 2022 telah
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 21 November 2022 di Hotel Aston Cirebon Hotel and Convention
Center yang diikuti oleh peserta kabupaten sebanyak 2 orang, peserta puskesmas 25 orang dan rumah
sakit 12 orang dengan sumber dana dari Global Fund Komponen TB. Pada pertemuan ini terdiri dari
berbagai rangkaian yaitu :
a) Materi Kebijakan, Analisis Situasi Program P2 TBC Tahun 2022 yang disampaikan oleh Kepala
Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon
b) Pengumuman Penghargaan Kegiatan Optimalisasi Penemuan Kasus TB dalam Rangka HTBS
Tahun 2022 yang diraih oleh Rumah Sakit Umum Daerah Waled, Rumah Sakit Permata,
Puskesmas Babakan dan Puskesmas Tegal Gubug.
c) Paparan Kegiatan Optimalisasi Penemuan Kasus TB Puskesmas Terbaik dan Rumah Sakit terbaik
d) Rencana Capaian Program TB Tahun 2023 yang disampaikan oleh Subkoordinator P2PM
Kemudian didapatkan rencana tindak lanjut mengenai kegiatan percepatan penemuan terduga
dan kasus pada puskesmas dan rumah sakit yang belum mencapai target yaitu :
a) Bagi faskes yang belum mencapai SPM dalam penemuan terduga diharuskan melaksanakan
kegiatan active case finding TB pada populasi beresiko dan melaksanakan penjaringan terduga
dari kegiatan investigasi kontak
b) Semua puskesmas diharuskan memberikan TPT pada kontak yang serumah dengan pasien TB
c) Bagi faskes yang sudah mencapai target SPM maka tetap melaksanakan kegiatan penjaringan
terduga melalui kegiatan acf TB atau investigasi kontak
d) Jejaring internal pada faskes FKRTL harus dilakukan untuk penjaringan terduga TB dan kasus TB
e) Puskesmas harus melaksanakan jejaring eksternal ke DPM dan Klinik
f) Rumah sakit harus melaksanakan jejaring eksternal ke puskesmas untuk pasien pindah, mangkir
dan kegiatan investigasi kontak
g) Angka keberhasilan pengobatan minimal 90% dari pasien yang diobati.
Pertemuan Rapat Koordinasi TB-HIV Kabupaten Cirebon untuk Kader Masyarakat dengan Petugas
Fasilitas Kesehatan
Kegiatan pertemuan Rapat Koordinasi TB-HIV Kabupaten Cirebon untuk Kader Masyarakat
dengan Petugas Fasilitas Kesehatan telah dilaksanakan pada hari Senin tanggal 27 Juni 2022 bertempat
di Aula Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon yang diikuti oleh 30 peserta dengan sumber dana dari
Global Fund Komponen TB. Pada pertemuan ini didapatkan hasil bahwa adanya peningkatan
pengetahuan tentang kolaborasi TB-HIV pada kader masyarakat. Selain itu, kader bersedia berkerja
sama dengan petugas faskes untuk memberikaan edukasi dan arahan bagi pasien TB yang belum
mengetahui status HIV tanpa mengurangi hak dan kewajiban pasien TB. Kemudian pada fasyankes yang
diundang pada pertemuan ini telah mencocokan data Pasien TB yang status pasien mengetahui status
HIVnya antara data diSITB dan SIHA. Namun ada beberapa pasien yang belum diperiksa status HIVnya.
Hal ini dikarenakan pasien baru pengobatan dan pasien anak. Pada pertemuan ini juga didapatkan
rencana tindak lanjut bagi petugas faskes dan kader STPI Penabulu.
Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan Intensifikasi Investigasi Kontak Rumah Tangga Kabupaten Cirebon
Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan Intensifikasi Investigasi Kontak Rumah Tangga
Kabupaten Cirebon telah dilaksanakan selama 2 hari pada hari Kamis dan Jumat tanggal 21 dan 22 Juli
2022 dengan sumber dana dari Global Fund Komponen TB. Tempat pelaksanaan kegiatan ini di
Puskesmas Susukan Lebak dengan peserta sebanyak 10 orang yang terdiri dari 3 orang kader STPI
12
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
Penabulu, 3 orang dari Dinas Kesehatan Kab.Cirebon dan 4 orang dari Puskesmas Susukan Lebak. Pada
pertemuan hari pertama yaitu materi yang disampaikan tentang pemaparan analis dan situasi P2 TB di
Kabupaten Cirebon yang disampaikan oleh Wasor TB dan dilanjutkan pemaparan materi Investigasi
Kontak. Setelah pemaparan tersebut selesai dilanjutkan pemaparan Kegiatan Investigasi Kontak di
Puskesmas Susukan Lebak yang disampaikan oleh Programer TB Puskesmas Susukan Lebak. Kemudian
acara selanjutnya diskusi dengan hasil diskusi yaitu:
a) Penemuan kasus TB bisa menggunakan surveilens aktif seperti investigasi kontak dengan
kolaborasi dan kerjasama kader STPI Penabulu
b) Pelaksanaan investigasi kontak pada 1 indeks kasus diharapkan minimal 20 orang yang
diskrining TB
c) Kader dan programer TB puskesmas harus saling bekerjasama satu sama lain dalam
pelaksanaan investigasi kontak
d) Sumber dana pelaksanaan investigasi kontak diperoleh dari BOK dan STPI Penabulu IK Rumah
Tangga
e) Pelaksanaan investigasi kontak dilakukan pada kontak erat dan kontak serumah
f) Investigasi kontak dilakukan pada kontak selama pasien dalam pengobatan dan dapat diulang
pelaksanaanya jika kontak ada gejala TB
g) Jika Programer TB dalam pelaksanaan investigasi kontak ada halangan maka investigasi kontak
dapat dilakukan oleh kader STPI Penabulu
h) Kegiatan investigasi kontak menscrining gejala TBC pada kontak jika kontak ada gejala TBC maka
kontak tersebut akan dirujuk ke faskes atau diambil dahaknya oleh kader, namun kontak jika
tidak ada gejala TBC maka akan diberikan TPT
Selanjutnya pada pertemuan hari kedua yaitu Bedah Data Kasus dan Investigasi Kontak tahun
2021dan 2022 Puskesmas Susukan Lebak. Materi kedua yaitu Validasi Data IK antara PKM dan
Komunitas dan dilanjutkan diskusi dengan hasil diskusi yaitu:
a) Adanya perbedaan data Investigasi kontak tahun 2021 dan 2022 antara SITB dan sistem
pencatatan pelaporan di STPI Penabulu
b) Data investigasi kontak tahun 2021 dan 2022 (Januari-Juni) di STPI Penabul lebih lengkap dan
banyak jumlah kontak dibandingkan dengan di SITB
c) Kader selalu melakukan kegiatan Investigasi kontak dan melaporkan hasil kegiatan IK pada
Programer TB Puskesmas
d) IK rujukan dari rumah sakit ada beberapa belum dilakukan karena alamat di SITB kurang
lengkap
e) Programer TB belum mengentry hasil kegiatan IK di SITB
f) Tidak ada rujukan terduga dalam pelaksanaan IK dalam SITB namun di pencatatan dan
pelaporan di STPI Penabulu ada rujukan terduga dalam kegiatan IK yang dilakukan oleh kader
g) Alur IK, programer dan IK bersam-sama melakukan kegiatan IK namun terkadang jalan sendiri-
sendiri dan melaporkan ke programer.
h) Belum adanya feedback jika ada terduga dalam pelaksaan IK
i) Hasil IK di sistem pencatatan dan pelaporan STPI Penabulu yang memenuhi syarat tahun 2021
sebanyak 59 orang namun hanya 1 orang yg dijadikan terduga, sedangkan 2022 yang memenuhi
syarat rujukan ada 45 orang namun hanya 2 orang yang dijadika terduga.
j) Program TB dengan penyulit bisa dirujuk ke FKRTL, namun pad TB tanpa penyulit merupakan
tanggung jawab dari puskesmas untuk membrikan layanan pengobatan TB sampai akhir.
Setelah diskusi selesai dilakukan acara selanjutnya yaitu rencana tindak lanjut, maka didapatkan
rencana tindak lanjut sebagai berikut :
a) Penginputan hasil Investigasi Kontak yang telah dilakukan maksimal tanggal 25 Juli 2022
b) Kontak yang telah dinyatakan terduga akan dicek dahak 1 orang (dewasa), dan sisanya 41 anak
akan dirujuk ke puskesmas dalam jangka waktu maksimal 2 bulan
c) 41 Anak dipisahkan sesuai dengan Indeks Kasus bakteriologis atau klinis
13
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
d) Pemberian TPT akan diberikan kepada kontak Indeks TB
e) Kader mengunjungi ulang pada kontak anak dan diatan umur 5 tahun, dan terduga atas nama
nur aman di kunjungi kembali
f) sumber Anggaran (BOK/JKN) untuk pelakasaan P2 TB
g) Penyediaan coldbox oleh puskesmas sebanyak 2 box
h) Bahan Habis Pakai (BHP) seperti parafilm akan disediakan terlebih dahulu oleh puskesmas
i) Penginputan kontak pada indeks kasus di SITB minimal 20 orang
j) Perencanaan investigasi kontak lebih dimatangkan terkait mekanisme dilapanganPengambilan
dahak pada kontak akan dilakukan oleh programer TB
Kegiatan Offline Training of Human Resource at Facility to Use SITB Kabupaten Cirebon
Kegiatan Sosialisasi Aplikasi Mobile Apps SITB Tingkat Faskes di Kabupaten Cirebon telah
dilaksanakan pada hari Kamis, 08 September 2022 bertempat di Aula Dinas Kesehatan Kabupaten
Cirebon diikuti oleh peserta kabupaten sebanyak 3 orang, peserta puskesmas sebanyak 42 orang dan
peserta rumah sakit sebanyak 6 orang dengan sumber dana dari Global Fund Komponen TB. Pada
pertemuan ini peserta diberikan pemaparan materi mengenai penegenalan SITB mobile fitur-fitur dan
menu dalam SITB mobile, pengenalan SITB mobile offline dan latihan penginputan data di SITB mobile.
Selanjutnya tanya jawab dan diskusi terkait pelaksanaan penggunaan SITB mobile ini. Hasil dari tanya
jawab dan diskusi dapat diambil kesimpulan bahwa peserta faskes telah memahami bahwa SITB mobile
merupakan aplikasi yang dapat membantu pencatatan dan pelaporan TB tanpa menggantikan peran
website SITB sebagai sistem pencatatan dan pelaporan yang paling utama. Kemudian didapatkan
rencana tindak lanjut mengenai penggunaan SITB mobile yaitu :
a) SITB mobile sudah dapat digunakan oleh faskes mulai tanggal 08 September 2022
b) Faskes lebih mengutamakan penggunaan SITB mobile Online untuk pencatatan dan pelaporan
TB dibandingkan penggunaan SITB mobile offline
c) Pencatatan dan pelaporan TB diharapkan secara realtime
d) Pengambilan sampel tiap terduga sebanyak 2 pot dahak
e) Jejaring TCM sewaktu – waktu dapat berubah dikarenakan kondisi modul dan lain-lain.
f) Pengiriman sempel diinput pada aplikasi sitrust
g) Dinas kesehatan Kabupaten Cirebon tidak memfasilitasi kuota internet pada faskes
h) Untuk pengklaiman faskes wajib mengajukan surat pengajuan klaim yang ditanda tangani oleh
Kapus/Direktur RS berlaku mulai TW 3 2022
i) Jika adanya ketidak pahaman dalam SITB mobile dapat menghubungi Wasor TB, TO TB dan
Analis Data TB
14
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
a) SITB mobile sudah dapat digunakan oleh faskes mulai tanggal 21 Juli 2022
b) Faskes lebih mengutamakan penggunaan SITB mobile Online untuk pencatatan dan pelaporan
TB dibandingkan penggunaan SITB mobile offline
c) Pencatatan dan pelaporan TB diharapkan secara realtime
d) Menu investigasi kontak diharapkan dimasukan dalam SITB mobile
e) Tidak adanya double data dan pemeriksaan terduga TB sebelumnya melihat riwayat diSITB
terlebih dahulu
f) Dinas kesehatan Kabupaten Cirebon tidak memfasilitasi kuota internet pada faskes
15
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
Training SITB Modul Logistik
Tujuan Meningkatkan pengetahuan Petugas Farmasi tentang pencatatan dan pelaporan logistic,
Pelatihan SITB modul Logistik bagi petugas Farmasi dan Update data real stok dan validasi data logistik
di Fasyankes
Pelaksanaan kegiatan tanggal 2-3 Februari 2022 (dibagi menjadi 2 batch), bertempat di RM
Pringsewu. Peserta terdiri dari Petugas Farmasi (60 Puskesmas, 10 Rumah Sakit, 1 LAPAS Narkotika),
Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kab. Cirebon, GF, GHSC-PSM
Hasil kegiatan Pembuatan akun SITB untuk petugas Farmasi, Petugas Farmasi dapat melakukan
permohonan Logistik melalui SITB, Petugas Farmasi dapat melakukan Update data Stok OAT di SITB dan
Petugas Farmasi dapat melakukan stok opname di SITB
16
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
Monitoring dan Evaluasi Jejaring Fasyankes TCM
Dilaksanakan pada tanggal 12-13 Juli 2022 (dibagi menjadi 2 batch), bertempat di Hotel Swiss-
Belhotel Cirebon. Peserta merupaka petugas Laboratorium dari 71 Fasyankes (60 Puskesmas, 10 Rumah
Sakit, 1 LAPAS Narkotika), Labkesda, Dinas Kesehtan Kabupaten Cirebon, GF, GHSC-PSM
Hasil kegiatan Peserta sudah memiliki akun eTb12 untuk pengiriman Uji Silang, peserta dapat
menginput identitas slide mikroskopis yang akan di uji silang ke eTB12 dan peserta sudah bisa
menghitung cara pemilihan slide yang akan dikirim ke Labkesda. Sumber dana kegiatan GHSC PSM.
17
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
dengan kegiatan active case Finding yaitu kegiatan skrining TBC di daerah dengan kasus TBC yang tinggi
atau tempat resiko tinggi terjadinya penularan kasus TBC. untuk capaian total tahun 2022 sebesar
94,6%, angka ini masih dibawah target yang diharapkan yaitu 100%.
18
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
Penemuan kasus TBCRO
Tuberkulosis Resistan Obat (TB RO) merupakan penyakit yang berdampak pada kesehatan
masyarakat, dengan jumlah kasus yang semakin meningkat sehingga memerlukan upaya
penanggulangan yang komprehensif
dari semua pihak. Tatalaksana
penanggulangan TB RO telah
dilaksanakan di Indonesia sejak tahun
2009 dan telah ditetapkan menjadi
bagian dari Program Penanggulangan
TB Nasional. Tuberkulosis Resiten Obat
atau biasa disebut TB RO adalah
infeksi Tuberkulosis yang menyerang
tubuh yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium Tuberculosis yang
kebal obat akibat dari pengobatan
yang tidak sesuai. Penemuan kasus TBRO tahun 2022 sebanyak 51 kasus dengan penemuan tertinggi di
September dan Desember.
19
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
Kegiatan penjaringan secara aktif mempunyai konstribusi yang sangat signifikan dalam
meningkatkan penemuan terduga TBC. Kegiatan ACF ini selain dilakasanakan oleh Petugas
Puskesamas juga melibatkan Kader TBC.
KEGIATAN PENEMUAN TERDUGA TBC BERDASARKAN KEGIATAN ATAU RUJUKAN PASIEN
Dari tabel dan grafik diatas dapat dilihat penemuan terduga TBC paling tinggi pada kegiatan Passive
case finding dimana pasien datang sendiri datang kelayanan Kesehatan dengan jumlah 6270 (68%).
b) Penemuan kasus
Penemuan dan penyembuhan pasien TB secara bermakna akan dapat menurunkan kesakitan
dan kematian akibat TB, Penemuan kasus yang tercatat di Program TB hanya dari faskes yang sudah
melaksanakan program DOTS, sedangkan pasien TB yang berobat di Dokter Praktik Mandiri (DPM)
dan RS yang belum DOTS belum dapat terlaporkan secara maksimal di Sistem Informasi Tuberkulosis
(SITB).
PENEMUAN KASUS TBC SO TAHUN 2020 SD 2022
Dari tabel diatas dapat dilihat penemuan kasus TBC SO ada peningkatan pada tahun 2022
dibandungkan dengan dua tahun sebelumnya hal ini erat kaitannya dengan meningkatkan tren
angka penjaringan terduga TBC pada tahun 2022, dimana tahun 2022 mulai dilaksanakan kegiatan
optimalisasi penemuan kasus. Total penemuan kasus TBCSO tahun 2022 sebesar 6.289 kasus dengan
tipe diagnose terbanyak adalah terkonfirmasi bakteriologis 3.156, terdiagnosa klinis 2.789 dan ekstra
paru 340.
20
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
Dari tabel disamping dapat dilihat
PENEMUAN KASUS BERDASARKAN RUJUKAN / KEGIATAN penemuan kasus TBC paling banyak pasien
KEGIATAN/RUJUKAN KASUS TBC SO %
datang sendiri kelayanan kesehatan atau
Datang Sendiri 4883 77,6
Surveilans Aktif (Penyisiran Kasus di RS) 411 6,5 kegiatan passive case finding yanitu
Rujukan Rumah Sakit 203 3,2 sebanyak 4.883 (77,6%), kegiatan passive
Intensifikasi 169 2,7
Rujukan DPM / Klinik 166 2,6 case finding ini sangat dipengaruhi oleh
Investigasi kontak 161 2,6 factor jumlah pasien kunjungan kelayanan
Rujukan Puskesmas 98 1,6
ACF 93 1,5
Kesehatan, semakin tinggi kunjungan
Surveilans Aktif TBC ( Validasi Data ) 90 1,4 pasien kelayanan Kesehatan semakin
skrining masal lapas 14 0,2
tinggi jumlah pasien yang dilakukan
Lain-lain 1 0,0
TOTAL 6289 100,0 skrining TBC begitu pula sebaliknya.
Sedangkan kegiatan surveilans aktif
(penyisiran data kasus di Rumah) Sakit sebesar 411 (6,5%) kegiatan ini dilakukan untuk menghindari
under reporting kasus TBC. Kegiatan intensifikasi sebesar 169 (2,7%) angka ini menggambarkan
kegiatan jejaring internal di fasilitas Kesehatan sudah berjalan maksimal atau belum. Sedangkan
angka rujukan baik dari Rumah Sakit 203 kasus, Puskesmas 98 kasus dan DPM/klinik 166 kasus
rujukan dari Rumah sakit/Puskesmas dan DPM menggambarkan kegiatan jejaring eksternal layanan
TBC.
21
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
jejaring eksternal antara Rumah Sakit dan Puskesmas sesuai domisili pasien. Pasien yang berobat
dirumah sakit akan dirujuk untuk kegiatan investigasi kontaknya melalui Sistem informasi
tuberculosis terpadu. Untuk penemuan kasus TBC SO di Puskesmas sebesar 2.731 kasus (43,4%)
sedangkan Lapas 22 kasus (0,3%). Untuk DPM atau Klinik sendiri penemuan kasus belum ada hal ini
dikarena DPM atau klinik cenderung merujuk terduga TBC baik kerumah sakit maupun kepuskesmas.
Kasus 4 2 0 0 0 0 100,0%
Lapas/Rutan 6
% 66,7% 33,3% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0%
Angka keberhasilan pengobatan tertinggi adalah apas sebesar 100% disusul dengan
Puskesmas 94,1% dan rumah sakit 86,4%. Sedangkan kasus yang putus berobat paling tinggi di
rumah sakit yaitu sebesar 129 kasus atau 8,3%. Rendahnya angka putus berobat dipuskesmas
dikarenakan puskesmas memppunyai wilayah kerja sehingga memudahkan puskesmas untuk
melakukan kegiatan pelacakan kasus TBC mangkir. Tingginya angka putus berobat dirumah sakit
perlu ditingkatkan kegiatan jejaring eksternal dengan Puskesmas agar puskesmas dapat segera
melakukan kegiatan kasus TBC mangkir yang berobat di rumah sakit.
22
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
Rencana usulan kegiatan
Asessment layanan Kesehatan yang belum melakukan Kerjasama dalam penanggulangan
tuberculosis
Meningkatkan Kerjasama antara DPM dengan Puskesmas dalam penanggulangan TBC
a) Sosialisasi program penanggulangan TBC oleh Puskesmas ke DPM
b) MOU antara Puskesmas dan DPM dalm penanggulangan TBC
c) Validasi data atau pengambilan data oleh puskesmas ke DPM
Kegiatan Active case finding
1. Populasi umum
2. Pondok pesantren
3. Lapas
4. Workplace / tempat kerja
Pertemuan koordinasi faskes dan CSO tentang kegiatan Investigasi kontak
Kegiatan jejaring Internal (under reporting, undetected kasus TBC)
Rumah sakit (rajal, ranap, farmasi lab dll)
Puskesmas (PTM, MTBS dll)
Kegiatan jejaring eksternal
Pertemuan rujukan pasien TBC (Pindahan, Rujukan, lost to follow up, pasien mangkir
dll)
Monitoring kegiatan SITRUST
Pertemuan jejaring eksternal wilayah ciayumajakuning
Pertemuan monev kegiatan terapi pencegahan tuberculosis (TPT)
Pertemuan KOPI TB
Supervisi kelayanan Kesehatan
Rumah Sakit
Puskesmas
DPM
Pertemuan / Monitoring dan Evaluasi
Pertemuan Validasi data SITB
Perencanaan kebutuhan logistic OAT dan non OAT
Kesimpulan
Capaian program penanggulangan tuberculosis dikabupaten Cirebon tahun 2022 mengalami
peningkatan dibeberapa indikator diantaranya capaian terduga TBC (Indikator SPM) dan treatment
coverage, lebih tinggi dibandingkan capaian 2021, namun demikian masih ada beberapa indicator yang
masih belum mencapai target yang diharapkan diantaranya target koaboasi TBHIV dan capaian TPT.
Saran
a. Dinas kesehatan Kabupaten
Meningkatkan kapasitas SDM dokter, perawat, laboratorium, Apoteker, kader dll
Merencanakan kebutuhan logistik
Meningkatkan kegiatan monitoring dan evaluasi
Melakukan kegiatan supervisi secara rutin
b. Rumah Sakit
Meningkatkan kegiatan jejaring internal antar poli
Memastikan semua kasus TBC yang diobati ternotifikasi dan terlaporkan di SITB
Meningkatkan kegiatan jejaring eksternal
Meningkatkan capaian success referral rate baik rujakan diagnosa maupun rujuk pengobatan
Mengaktifkan kembali kegiatan crosscheck
23
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
c. Puskesmas
Meningkatkan kegiatan passive case finding
Penjaringan di Pustu, Posyandu, sekolah, MTBS, integrasi program PTM dll
Meningkatkan kegiatan active case finding
o Meningkatkan kegiatan investigasi kontak pada kasus terkonfirmasi bakteriologis maupun
kasus anak (kasus indeks dari Puskesmas maupun dari Rumah sakit)
o Memaksimalkan peran kader dalam penanggulangan tuberculosis
Meningkatkan kerjasama dengan DPM atau klinik dalam penanggulangan TBC
o Memastikan penatalaksaan kasus TBC di DPM/klinik sesuai dengan program
o Memastikan data terduga/kasus TBC dari DPM/klinik terlaporkan di SITB
Mengusulkan kegiatan program termasuk kebutuhan logistik melalui anggran JKN,BOK, APBD2
dll.
24
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
BULETIN KEWASPADAAN DINI DAN RESPON
EARLY WARNING ALERT AND RESPONSE SYSTEM (EWARS)
MINGGU EPIDEMIOLOGI KE-52 TAHUN 2022
Dede Kurniawan, M.P.H
B. Ketepatan laporan
Ketepatan laporan minggu ke-52 di Kabupaten Cirebon, dapat dilihat pada Gambar 2 :
Gambar 2 menunjukkan bahwa
pada minggu ke-52 tahun
2022, seluruh Puskesmas
(100%) mengirimkan laporan
SKDR tepat waktu.
25
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
Distribusi sinyal KLB dan respons berdasarkan wilayah kerja Puskesmas, dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Distribusi sinyal KLB berdasarkan Puskesmas, jenis penyakit, dan respons di Kabupaten Cirebon
minggu ke-52 Tahun 2022
Penyakit yang Muncul Jumlah % % direspons % Menjadi
No. Puskesmas
Sebagai Sinyal KLB Kasus diverifikasi <24 jam KLB
1 Tegalgubug Suspek Campak 5 100 100 0
2 Astanajapura Suspek COVID-19 1 100 100 0
3 Ciwaringin Diare Akut 23 100 100 0
4 Waruroyom Suspek Campak 2 100 100 0
5 Waruroyom Suspek Demam Tifoid 8 100 100 0
6 Winong Suspek Campak 1 100 100 0
7 Mayung Suspek COVID-19 1 100 100 0
8 Kedaton Suspek COVID-19 1 100 100 0
9 Sindanglaut Suspek COVID-19 1 100 100 0
10 Losari Suspek Demam Tifoid 4 100 100 0
11 Lurah Suspek COVID-19 1 100 100 0
12 Sedong Suspek Campak 1 100 100 0
13 Cibogo Acute Flacid Paralysis (AFP) 1 100 100 0
14 Cibogo Suspek COVID-19 1 100 100 0
Tabel 2 menunjukkan bahwa 14 sinyal KLB menyebar di 12 wilayah Puskesmas, seluruhnya sudah diverifikasi
dan direspons <24 jam. Tidak ada sinyal KLB yang menjadi KLB.
Gambar 3 menunjukkan
bahwa sampai dengan
minggu ke-52, seluruh
Puskesmas mengirimkan
laporan SKDR setiap
minggu (kelengkapan
100%) secara tepat
waktu (ketepatan 100%).
Gambar 3. Kelengkapan dan ketepatan laporan SKDR
Kabupaten Cirebon Minggu 1-52 Tahun 2022
26
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
B. Sinyal KLB dan Respons
Sinyal KLB dan respons terhadap sinyal KLB minggu 1-52 tahun 2022 Kabupaten Cirebon, dapat dilihat
pada Gambar 4.
Gambar 4. Sinyal KLB dan respons terhadap sinyal KLB minggu 1-52 tahun 2022 Kabupaten Cirebon
Gambar 4 menunjukkan bahwa sinyal KLB yang muncul dari minggu ke-1 sampai dengan minggu ke-52 tahun
2022 sebanyak 582 sinyal, seluruhnya (100%) telah diverifikasi dan direspons <24 jam. Terdapat 1 sinyal KLB
yang menjadi KLB.
C. Morbiditas
Penyakit-penyakit potensial KLB/wabah yang dilaporkan oleh Puskesmas melalui https://skdr.surveilans.org
dari minggu ke-1 sampai dengan minggu ke-52 tahun 2022, sebagai berikut :
1. Diare Akut
Total kasus Diare akut sampai dengan minggu ke-52 berjumlah 17.124 kasus. Distribusi kasus
berdasarkan minggu, dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5 menunjukkan bahwa penemuan kasus Diare tertinggi dilaporkan pada minggu ke-2 sedangkan
penemuan kasus Diare Akut terendah, dilaporkan pada minggu ke-17.
2. Malaria Konfirmasi
Total kasus Malaria Konfirmasi sampai dengan minggu ke-52 berjumlah 3 kasus. Distribusi kasus
berdasarkan minggu, dapat dilihat pada Gambar 6.
27
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
Gambar 6. Disitribusi kasus Malaria Konfirmasi berdasarkan minggu di Kabupaten Cirebon tahun 2022
Gambar 6 menunjukkan bahwa di Kabupaten Cirebon pada minggu ke-32, ke-39, dan ke-42 ditemukan
masing-masing 1 kasus Malaria Konfirmasi. Berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi, seluruh kasus
tersebut merupakan kasus import.
3. Suspek Dengue
Total kasus Suspek Dengue sampai dengan minggu ke-52 berjumlah 2.401 kasus. Distribusi kasus
berdasarkan minggu, dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Disitribusi kasus Suspek Dengue berdasarkan minggu di Kabupaten Cirebon tahun 2022
Gambar 7 menunjukkan bahwa kasus Suspek Dengue terbanyak ditemukan di minggu ke-3 dan terendah
pada minggu ke-46.
4. Pneumonia
Total kasus Pneumonia sampai dengan minggu ke-52 berjumlah 3.130 kasus. Distribusi kasus
berdasarkan minggu, dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Disitribusi kasus Pneumonia berdasarkan minggu di Kabupaten Cirebon tahun 2022
Gambar 8 menunjukkan bahwa kasus Pneumonia terbanyak ditemukan di minggu ke-50 sedangkan terendah
dilaporkan pada minggu ke-18.
5. Diare Berdarah/Disentri
Total kasus Diare Berdarah/Disentri sampai dengan minggu ke-52 berjumlah 714 kasus. Distribusi kasus
berdasarkan minggu, dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Disitribusi kasus Diare Berdarah/Disentri berdasarkan minggu di Kabupaten Cirebon tahun 2022
28
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
Gambar 9 menunjukkan bahwa kasus Diare Berdarah/Disentri terbanyak ditemukan di minggu ke-20 dan 36
sedangkan kasus terendah terjadi pada minggu ke-17.
Gambar 10. Disitribusi kasus Suspek Demam Thypoid berdasarkan minggu di Kabupaten Cirebon tahun 2022
Gambar 10 menunjukkan bahwa kasus Suspek Demam Thypoid terbanyak ditemukan di minggu ke-1 dan
terendah pada minggu ke-16,18, dan 20.
Gambar 11. Disitribusi kasus Jaundince akut berdasarkan minggu di Kabupaten Cirebon tahun 2022
Gambar 11 menunjukkan bahwa kasus Sindrom Jaundince Akut hanya ditemukan di minggu ke-22.
8. Suspek Chikungunya
Total kasus Suspek Chikungunya sampai dengan minggu ke-52 berjumlah 103 kasus. Distribusi kasus
berdasarkan minggu, dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12. Distribusi kasus Suspek Chikungunya berdasarkan minggu di Kabupaten Cirebon tahun 2022
29
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
Gambar 12 menunjukkan bahwa kasus Suspek Chikungunya ditemukan dalam kurun 12 minggu. Kasus
tertinggi ditemukan pada minggu ke-22.
9. Suspek Campak
Total kasus Suspek Campak sampai dengan minggu ke-52 berjumlah 243 kasus. Distribusi kasus
berdasarkan minggu, dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Distribusi kasus Suspek Campak berdasarkan minggu di Kabupaten Cirebon tahun 2022
Gambar 13 menunjukkan bahwa kasus Suspek Campak terbanyak ditemukan pada minggu ke-22.
Gambar 14. Distribusi kasus Suspek Dipteri berdasarkan minggu di Kabupaten Cirebon tahun 2022
Gambar 14 menunjukkan bahwa kasus Suspek Dipteri sampai dengan minggu ke-52, hanya ditemukan pada
minggu ke-21 dan minggu ke-36.
Gambar 15. Distribusi kasus AFP berdasarkan minggu di Kabupaten Cirebon tahun 2022
Gambar 15 menunjukkan bahwa kasus AFP sampai dengan minggu ke-52, terbanyak ditemukan pada minggu
ke-36, 41 dan minggu ke-51 masing-masing sebanyak 3 kasus.
30
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
12. Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR)
Total kasus GHPR sampai dengan minggu ke-52 berjumlah 23 kasus. Distribusi kasus berdasarkan
minggu, dapat dilihat pada Gambar 16.
Gambar 16. Distribusi kasus GHPR berdasarkan minggu di Kabupaten Cirebon tahun 2022
Gambar 16 menunjukkan bahwa kasus GHPR sampai dengan minggu ke-52, terbanyak ditemukan pada
minggu ke-12 dan minggu ke-36 masing-masing sebanyak 2 kasus.
Gambar 17. Distribusi kasus ILI berdasarkan minggu di Kabupaten Cirebon tahun 2022
Gambar 17 menunjukkan bahwa kasus ILI sampai dengan minggu ke-52, terbanyak ditemukan pada minggu
ke-13.
Gambar 18. Distribusi kasus HFMD berdasarkan minggu di Kabupaten Cirebon tahun 2022
Gambar 18 menunjukkan bahwa kasus HFMD ditemukan pada minggu ke-20, 21, 22, 24, dan 50 tertinggi
minggu ke-21 sebanyak 2 kasus.
31
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
D. Distribusi Kinerja SKDR Berdasarkan Unit Pelapor
Kinerja SKDR berdasarkan unit pelapor (Puskesmas) sampai dengan minggu ke-52 tahun 2022 di
Kabupaten Cirebon, dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Rekap Kinerja SKDR berdasarkan unit pelapor (Puskesmas) sampai dengan minggu ke-52 tahun
2022 di Kabupaten Cirebon
Kelengkapan Total Sinyal % direspons % Menjadi
No. Puskesmas Ketepatan (%) % diverifikasi
(%) KLB <24 jam KLB
Tabel 4 menunjukkan bahwa kelengkapan dan ketepatan pengiriman laporan dari unit pelapor sampai
dengan minggu ke-52 mencapai 100%, seluruh (100%) sinyal KLB sudah diverifikasi dan direspon <24 jam,
serta hanya 1 sinyal KLB yang menjadi KLB.
32
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
III. Surveilans PD3I
A. Surveilans Campak
Situasi surveilans Campak di Kabupaten Cirebon sampai dengan minggu ke-52, dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Situasi Surveilans Campak di Kabupaten Cirebon
sampai dengan Minggu ke-52 Tahun 2022
Discarded
Total Diambil Positif Positif Equivocal Equivocal
No. Puskesmas Populasi Pending Discarded per 100 ribu
S uspek S ampel Campak Rubella Campak Rubella
penduduk
Tabel 5 menunjukkan bahwa total suspek yang dilaporkan sebanyak 242 suspek, hanya 210 suspek
(86,7%) yang diambil dan diperiksa sampel darahnya, 53 diantaranya positif Campak yang tersebar di 28
wilayah Puskesmas dan 5 diantaranya positif Rubella. Sebanyak 36 Puskesmas (60%) sudah mencapai target
discarded rate Campak, begitu pula untuk tingkat kabupaten sudah melebihi target 2/100.000 penduduk,
terdapat 18 kasus suspek Campak yang belum ada hasil laboratoriumnya.
33
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
B. Surveilans Polio
Surveilans Polio dilakukan dengan menemukan sebanyak-banyaknya kasus Acute Flacyd Paralysis pada
populasi berusia <15 tahun. Situasi penemuan kasus AFP di Kabupaten Cirebon sampai dengan minggu ke-52
tahun 2022 dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Situasi penemuan kasus AFP di Kabupaten Cirebon sampai dengan minggu ke-52 tahun 2022
Non Polio
AFP Rate
Populasi Negatif
No. Puskesmas Total Kasus Pending per 100 rb
<15 Tahun Polio
populasi
<15 thn
1 Astanajapura 14.908 0 0 0 0,0
2 Astanalanggar 6.281 0 0 0 0,0
3 Babakan 12.871 1 1 0 7,8
4 Bangodua 5.984 0 0 0 0,0
5 Beber 11.505 0 0 0 0,0
6 Bunder 6.325 0 0 0 0,0
7 Cibogo 7.316 1 0 1 0,0
8 Ciledug 11.913 4 3 1 25,2
9 Ciperna 6.874 0 0 0 0,0
10 Ciwaringin 10.762 3 3 0 27,9
11 Dukupuntang 7.661 1 1 0 13,1
12 Gebang 11.976 0 0 0 0,0
13 Gegesik 11.228 0 0 0 0,0
14 Gembongan 7.124 0 0 0 0,0
15 Gempol 5.404 0 0 0 0,0
16 Gunungjati 14.202 1 1 0 7,0
17 Jagapura 5.984 0 0 0 0,0
18 Jamblang 10.349 2 2 0 19,3
19 Kalimaro 5.653 0 0 0 0,0
20 Kalimukti 9.127 1 1 0 11,0
21 Kaliwedi 5.093 0 0 0 0,0
22 Kamarang 10.070 0 0 0 0,0
23 Karangsari 6.456 0 0 0 0,0
24 Karangsembung 16.908 1 1 0 5,9
25 Kedaton 9.959 1 1 0 10,0
26 Kedawung 13.102 1 1 0 7,6
27 Kepuh 16.872 1 1 0 5,9
28 Klangenan 7.669 0 0 0 0,0
29 Kubangdeleg 7.891 1 1 0 12,7
30 Losari 9.782 0 0 0 0,0
31 Lurah 8.275 0 0 0 0,0
32 Mayung 5.638 0 0 0 0,0
33 Mundu 9.981 1 1 0 10,0
34 Nanggela 9.268 1 1 0 10,8
35 Pabedilan 7.172 1 1 0 13,9
36 Pabuaran 9.328 2 2 0 21,4
37 Palimanan 9.897 0 0 0 0,0
38 Pamengkang 9.822 0 0 0 0,0
39 Pangenan 12.368 2 2 0 16,2
40 Pangkalan 5.087 0 0 0 0,0
41 Panguragan 12.253 1 1 0 8,2
42 Pasaleman 5.473 2 1 1 18,3
43 Plered 9.029 0 0 0 0,0
44 Plumbon 12.379 0 0 0 0,0
45 Sedong 11.438 1 1 0 8,7
46 Sendang 4.656 0 0 0 0,0
47 Sidamulya 7.548 0 0 0 0,0
48 Sindangjawa 7.597 0 0 0 0,0
49 Sindanglaut 14.063 1 0 1 0,0
50 Sumber 7.390 0 0 0 0,0
51 Suranenggala 12.488 0 0 0 0,0
52 Susukan 12.558 0 0 0 0,0
53 Susukanlebak 11.016 0 0 0 0,0
54 Talun 11.905 0 0 0 0,0
55 Tegalgubug 18.686 0 0 0 0,0
56 Tengah Tani 10.773 0 0 0 0,0
57 Waled 5.914 1 1 0 16,9
58 Waruroyom 16.465 3 3 0 18,2
59 Watubelah 10.946 0 0 0 0,0
60 Winong 6.429 0 0 0 0,0
Kabupaten 583.091 35 31 4 5,3
Tabel 6 menunjukkan bahwa 22 Puskesmas (36,7%) sudah mencapai target Non Polio AFP Rate, begitu
pula untuk tingkat kabupaten sudah melebihi target minimal 2/100.000 penduduk usia <15 tahun. dan masih
terdapat 4 kasus AFP yang belum ada hasil laboratoriumnya.
34
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
IV. Situasi Kejadian Luar Biasa (KLB)
KLB yang terjadi di Kabupaten Cirebon sampai dengan minggu ke-52 tahun 2022 sebanyak 6 KLB.
Distribusi KLB berdasarkan tempat dan waktu KLB dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Situasi KLB di Kabupaten Cirebon sampai dengan minggu ke-52 tahun 2022
Jumlah
No Penyakit KLB Lokasi KLB Awal KLB Akhir KLB Ket
Kasus
1 Chikungunya Desa Depok Puskesmas 22 01-Apr 13-Apr T idak muncul sebagai
Waruroyom sinyal KLB di web SKDR
2 DBD Puskesmas Plered 9 19-Jun 25-Jun
3 Keracunan Desa Galagamba 61 01-Sep 03-Sep
Pangan Puskesmas Ciwaringin
4 Chikungunya Desa Karangwangi 12 01-Okt 14-Okt T idak muncul sebagai
Puskesmas Waruroyom sinyal KLB di web SKDR
5 Keracunan SDN I Sindangjawa 13 11-Nov 12-Nov
Pangan Puskesmas Sindangjawa
6 Chikungunya Desa Gombang Puskesmas 12 04-Okt Masih T idak muncul sebagai
Plumbon berlangsung sinyal KLB di web SKDR
Tabel 7 menunjukkan bahwa sampai dengan minggu ke-52 tahun 2022 telah terjadi 6 KLB yaitu Chikungunya
(3), DBD, dan keracunan pangan (2).
V. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
a. Kelengkapan laporan minggu ke-52 mencapai 100%;
b. Ketepatan laporan minggu ke-52 mencapai 100%;
c. Kelengkapan laporan minggu ke-1 sampai dengan minggu ke-52 mencapai 100%;
d. Ketepatan laporan minggu ke-1 sampai dengan minggu ke-52 mencapai 100%;
e. Sinyal KLB yang muncul pada minggu ke-52 sebanyak 14 sinyal KLB, terbanyak sinyal KLB suspek
Covid-19, seluruhnya (100%) telah diverifikasi dan dan direspons <24 jam, tidak ada sinyal KLB yang
menjadi KLB;
f. Sinyal KLB yang muncul dari minggu ke-1 sampai minggu ke-52 sebanyak 582 sinyal KLB, seluruhnya
(100%) telah diverifikasi dan direspons <24 jam, 1 sinyal KLB yang menjadi KLB;
g. Target discarded Campak tingkat kabupaten sudah tercapai, 28 Puskesmas (46,7%) sudah mencapai
target penemuan discarded Campak;
h. Terdapat 32 kasus positif Campak dan 5 kasus positif Rubella;
i. Target non polio AFP rate tingkat kabupaten sudah tercapai, 22 Puskesmas (36,7%) sudah mencapai
target penemuan non polio AFP rate;
j. Total KLB yang terjadi sebanyak 6 KLB.
VI. Rekomendasi
a. Pertahankan kelengkapan dan ketepatan laporan serta respons terhadap sinyal KLB;
b. Temukan dan laporkan kasus suspek Campak dan kasus AFP bagi Puskesmas yang belum mencapai
target penemuan;
c. Tingkatkan cakupan imunisasi Campak/MR yang tinggi dan merata guna mencapai kekebalan komunitas
terhadap penyakit Campak dan Rubella;
d. Setiap sinyal KLB agar dilakukan verifikasi dengan melakukan penyelidikan epidemiologi ke lapangan
untuk menemukan secara dini jika terdapat kasus lain di sekitar lokasi kasus;
e. Lakukan penanggulangan KLB melibatkan lintas program dan lintas sektoral.
35
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved