Buletin Triwulan IV

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 35

DINAS KESEHATAN

KABUPATEN CIREBON

2023
BULETIN EPICON
TRIWULAN IV
1
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
GAMBARAN PENYELENGGARAAN
PROGRAM TUBERKULOSIS (TB)
KABUPATEN CIREBON TAHUN 2022
M. Subhan, S.KM

PENDAHULUAN
Tuberkulosis (TB) sampai dengan saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat di dunia walaupun upaya penanggulangan TB telah dilaksanakan di banyak negara sejak
tahun 1995.
Secara global kasus TBC sebanyak 9.870.000 kasus, pria dewasa sebanayak 56% dari semua kasus
TBC pada tahun 2020, Indonesia termasuk delapan negara penyumbang 2/3 kasus TBC di Dunia,
Menempati posisi ketiga setelah India dan China dengan estimasi kasus sebanyak 824.000 kasus,
Cakupan penemuan dan pengobatan kasus TBC / treatment Coverage baru mencapai 47% (Global TB
report 2021)

Penyebab utama yang mempengaruhi meningkatnya beban TB antara lain:


a) Belum optimalnya pelaksanaan program TB selama ini diakibatkan karena masih kurangnya
komitmen pelaksana pelayanan, pengambil kebijakan, dan pendanaan untuk operasional,
bahan serta sarana prasarana.
b) Belum memadainya tata laksana TB terutama di fasyankes yang belum menerapkan layanan
TB sesuai dengan standar pedoman nasional dan ISTC seperti penemuan kasus/diagnosis yang
tidak baku, paduan obat yang tidak baku, tidak dilakukan pemantauan pengobatan, tidak
dilakukan pencatatan dan pelaporan yang baku.
c) Masih kurangnya keterlibatan lintas program dan lintas sektor dalam penanggulangan TB baik
kegiatan maupun pendanaan.
d) Belum semua masyarakat dapat mengakses layanan TB khususnya di Daerah Terpencil,
Perbatasan dan Kepulauan (DTPK), serta daerah risiko tinggi seperti daerah kumuh di
perkotaan, pelabuhan, industri, lokasi permukiman padat seperti pondok pesantren, asrama,
barak dan lapas/rutan.
e) Belum memadainya tatalaksana TB sesuai dengan standar baik dalam penemuan
kasus/diagnosis, paduan obat, pemantauan pengobatan, pencatatan dan pelaporan.
f) Besarnya masalah kesehatan lain yang bisa berpengaruh terhadap risiko terjadinya TB secara
signifikan seperti HIV, gizi buruk, diabetes mellitus, merokok, serta keadaan lain yang
menyebabkan penurunan daya tahan tubuh.
g) Meningkatnya jumlah kasus TB Resistant Obat (TB-RO) yang akan meningkatkan pembiayaan
program TB.
h) Faktor sosial seperti besarnya angka pengangguran, rendahnya tingkat pendidikan dan
pendapatan per kapita, kondisi sanitasi, papan, sandang dan pangan yang tidak memadai
yang berakibat pada tingginya risiko masyarakat terjangkit TB.
Berdasarkan Peraturan Presiden nomor 67 2021 Indonesia menargetkan eliminasi TBC pada
tahun 2030 dengan target penurunan angka kejadian (incidence rate TBC menjadi 65 (enam puluh lima)
per 100.000 (seratus ribu) penduduk dan penurunan angka kematian akibat TBC menjadi 6 (enam) per
100.000 (seratus ribu) penduduk.
Strategi untuk mencapai eliminasi TBC pada tahun 2030 adalah
a) Penguatan komitmen dan kepemimpinan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah provinsi, dan
Pemerintah Daerah kabupaten/kota
b) Peningkatan akses layanan TBC yang bermutu dan berpihak pada pasien
c) Intensifikasi upaya kesehatan dalam rangka Penanggulangan TBC
d) Peningkatan penelitian, pengembangan, dan inovasi di bidang Penanggulangan TBC
e) Peningkatan peran serta komunitas, Pemangku Kepentingan, dan multisektor lainnya dalam
Penanggulangan TBC
f) dan penguatan manajemen program

2
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
TUJUAN
a) Tujuan Umum
Melindungi kesehatan masyarakat dari penularan TB agar tidak terjadi kesakitan, kematian dan
kecacatan
b) Tujuan Khusus
 Menurunkan angka kesakitan tuberkulosis
 Menurunkan angka kematian tuberculosis

SASARAN DAN TARGET


Sasaran populasi pada program penanggulangan tuberkulosis 2020-2024 ialah semua orang
terduga tuberkulosis. Sedangkan intervensi penanggulangan tuberkulosis akan difokuskan pada
a) Orang yang tinggal serumah dengan kasus indeks
b) Populasi berisiko tinggi, yaitu perokok, orang yang mengalami malnutrisi, pasien diabetes
mellitus, kelompok lanjut usia, orang dengan HIV/AIDS, serta petugas kesehatan,
c) Congregate setting seperti lapas/rutan, wilayah padat kumuh, tempat kerja (sektor formal dan
informal), tambang tertutup, barak pengungsi, asrama dan pondok pesantren
Indikator utama dalam penanggulangan program tuberculosis berdasarkan permenkes no 67
tahun 2016 diantaranya
a) Cakupan pengobatan semua kasus TB (case detection rate/CDR) yang diobati
b) Angka notifikasi semua kasus TB (case notification rate/CNR) yang diobati per 100.000
penduduk
c) Angka keberhasilan pengobatan pasien TB semua kasus
d) Cakupan penemuan kasus resistan obat
e) Angka keberhasilan pengobatan pasien TB resistan obat
f) Persentase pasien TB yang mengetahui status HIV
Perhitungan target atau estimasi kasus TBC berdasarkan beberapa variabel diantara survey
prevalensi tuberculosis, Jumlah populasi, Persentase penduduk yang tinggal di daerah urban,
Persentase penduduk dengan luas tempat tinggal per kapita < 8m2, Persentase penduduk yang telah
menyelesaikan pendidikan hanya sampai tingkat SMP, Persentase penduduk yang terinfeksi HIV dan
Persentase penduduk yang terpapar polusi udara. Besaran target atau estimasi ini sudah ditetapkan
oleh dinas Kesehatan provinsi jawa Barat. Estimasi kasus tuberculosis pada tahun 2022 yaitu sebesar
5.915 kasus dengan target pemuan sebanyak 5.324 atau 90% dari estimasi yang sudah ditetapkan.
Sedangkan estimasi terduga TBC adalah estimasi penemuan kasus dikali 54% (Estimasi terduga TBC :
31.941)

KEBIJAKAN
Kabupaten Cirebon pada tahun 2021 sudah mempunyai rugalasi terkait penaggulangan TBC,
regulasi ini tertuang dalam peraturan Bupati nomor 15 tahun 2021 tentang penanggulangan TBC di
Kabupaten Cirebon.

STRATEGI
Program Pengendalian TB dalam strategi nasional diarahkan menuju akses universal terhadap
layanan TB yang berkualitas dengan upaya kegiatan Temukan Obati Sampai Sembuh (TOSS) untuk
semua pasien TB yang sistematis dengan pelibatan secara aktif seluruh penyedia layanan kesehatan
melalui pendekatan Public Private Mix/PPM (bauran layanan pemerintah-swasta).
Strategi penemuan kasus TBC terdiri dari
a) Penemuan kasus TB secara aktif dilakukan melalui:
 investigasi dan pemeriksaan kasus kontak;
 skrining secara massal terutama pada kelompok rentan dan kelompok berisiko; dan
 skrining pada kondisi situasi khusus.

3
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
b) Penemuan kasus TB secara pasif dilakukan melalui pemeriksaan pasien yang datang ke Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.

GAMBARAN UMUM
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium
tuberculosis. Terdapat beberapa spesies Mycobacterium, antara lain: M.tuberculosis, M.africanum, M.
bovis, M. Leprae dsb. Yang juga dikenal sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA). Kelompok bakteri
Mycobacterium selain Mycobacterium tuberculosis yang bisa menimbulkan gangguan pada saluran
nafas dikenal sebagai MOTT (Mycobacterium Other Than Tuberculosis) yang terkadang bisa
mengganggu penegakan diagnosis dan pengobatan TB. Sumber penularan adalah pasien TB terutama
pasien yang mengandung kuman TB dalam dahaknya. Pada waktu batuk atau bersin, pasien
menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei / percik renik). Infeksi akan
terjadi apabila seseorang menghirup udara yang mengandung percikan dahak yang infeksius. Sekali
batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak yang mengandung kuman sebanyak 0-3500
M.tuberculosis. Sedangkan kalau bersin dapat mengeluarkan sebanyak 4500 – 1.000.000 M.tuberculosis
Penemuan pasien bertujuan untuk mendapatkan pasien TB melalui serangkaian kegiatan mulai
dari penjaringan terhadap terduga pasien TB, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang
diperlukan, menentukan diagnosis, menentukan klasifikasi penyakit serta tipe pasien TB. Setelah
diagnosis ditetapkan dilanjutkan pengobatan yang adekuat sampai sembuh, sehingga tidak menularkan
penyakitnya kepada orang lain. Kegiatan ini membutuhkan adanya pasien yang memahami dan sadar
akan keluhan dan gejala TB, akses terhadap fasilitas kesehatan dan adanya tenaga kesehatan yang
kompeten untuk melakukan pemeriksaan terhadap gejala dan keluhan tersebut.
Strategi penemuan pasien TB dapat dilakukan secara pasif, intensif, aktif, dan masif.Upaya
penemuan pasien TB harus didukung dengan kegiatan promosi yang aktif, sehingga semua terduga TB
dapat ditemukan secara dini.
Diagnosis TB ditetapkan berdasarkan keluhan, hasil anamnesis, pemeriksaan klinis, pemeriksaan
labotarorium dan pemeriksaan penunjang lainnya. Pemeriksaan klinis berdasarkan gejala dan tanda TB
yang meliputi:
c) Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2 minggu atau
lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur
darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun,
berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan
fisik, demam meriang lebih dari satu bulan. Pada pasien dengan HIV
positif, batuk sering kali bukan merupakan gejala TB yang khas, sehingga
gejala batuk tidak harus selalu selama 2 minggu atau lebih.
d) Gejala-gejala tersebut diatas dapat dijumpai pula pada penyakit paru selain TB, seperti bronkiektasis,
bronkitis kronis, asma, kanker paru, dan lain-lain. Mengingat prevalensi TB di Indonesia saat ini
masih tinggi, maka setiap orang yang datang ke fasyankes dengan gejala tersebut diatas, dianggap
sebagai seorang terduga pasien TB, dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis
langsung.
e) Selain gejala tersebut, perlu dipertimbangkan pemeriksaan pada orang dengan faktor risiko, seperti :
kontak erat dengan pasien TB, tinggal di daerah padat penduduk, wilayah kumuh, daerah
pengungsian, dan orang yang bekerja dengan bahan kimia yang berrisiko menimbulkan paparan
infeksi paru.

SARANA PELAYANAN KESEHATAN


TB adalah penyakit menular yang wajib dilaporkan. Setiap fasilitas kesehatan yang memberikan
pelayanan TB wajib mencatat dan melaporkan kasus TB yang ditemukan dan/atau diobati sesuai dengan
format pencatatan dan pelaporan yang ditentukan. Pelanggaran atas kewajiban ini bisa mengakibatkan

4
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
sanksi administratif sampai pencabutan izin operasional fasilitas kesehatan yang bersangkutan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dikabupaten Cirebon jumlah pelayanan Kesehatan yang sudah bekerjasama dengan Dinas
Kesehatan dalam penanggulangan tuberkulosis adalah sebagai berikut

Tabel: Fasilitas Kesehatan yg sudah bekerjasama dalam penanggulangan TBC


No Fasiltas Kesehatan Jumlah
1 Rumah Sakit Paru 1
2 Rumah Sakit Daerah 2
3 Rumah Sakit Swasta 9
4 Puskesmas 60
5 Lapas 1
6 Klinik 1
Jumlah 74

TENAGA KESEHATAN
Sumber daya manusia dalam Program Penanggulangan TB ditujukan untuk memastikan
tersedianya kebutuhan tenaga terlatih demi terselenggaranya kegiatan Program Penanggulangan TB di
suatu faskes pelaksana, pelatihan merupakan salah satu upaya peningkatan sumber daya manusia TB
dengan cara meningktkan pengetahuan, sikap dan keterampilan petugas dalam rangka meningkatkan
kompetensi serta kinerja petugas TB.Pelatihan dapat dilaksanakan secara konvensional, klasikal
maupun metode pelatihan orang dewasa dan pelatihan jarak jauh (LJJ)
Tenaga Kesehatan dalam penanggulangan TBC di kabupaten Cirebon dapat dilhat dalam tabel
berikut ini:
Tabel: Situasi ketenagaan penanggulangan tuberculosis
No Tenaga Jumlah Terlatih %
1 Dokter 73 26 35,6
2 Perawat 78 53 67,9
3 Analis 69 11 40,2
4 Apoteker 56 0 0,0

SARANA / ALAT KESEHATAN TERKAIT


Untuk menunjang keberlangsungan kegiatan penanggulangan tuberkulosis memerlukan
beberapa sarana diantaranya:
a) Tes Cepat Molekuler
Sejak tahun 2010, WHO merekomendasikan penggunaan alat Xpert MTB/RIF sebagai
pemeriksaaan awal untuk diagnosis TB RO dan TB pada pasien HIV. Pemeriksaan Xpert MTB/RIF
merupakan pemeriksaan molekuler dengan teknologi Nucleic Acid Amplification Technology (NAAT)
yang dapat mendiagnosis TB dan resistansi terhadap Rifampisin dalam waktu 2 jam. Pemeriksaan
laboratorium dengan menggunakan alat TCM relatif lebih cepat dan mudah dibandingkan dengan
pemeriksaan biakan dan uji kepekaan dengan metode konvensional yang membutuhkan waktu 3 - 4
bulan. Tes cepat molekuler dengan metode Xpert MTB/RIF, TCM merupakan sarana untuk penegakan
diagnosis, namun tidak dapat dimanfaatkan untuk evaluasi hasil pengobatan.
Jumlah Faskes yang memiliki alat TCM sebanyak 9 Faskes yaitu Rumah Sakit Paru Sidawangi,
Rumah sakit Arjawinangun, Rumah sakit waled, Puskesmas Pangenan, Watubelah, Kedawung,
Sindanglaut, Panguragan dan Plumbon

MIKROSKOPI
Pemeriksaan mikroskopis sangat penting dilakukan untuk pemantauan kemajuan pengobatan
dan dengan pemeriksaan mikroskopis ini dapat diketahui tingkat keberhasilan pengobatan pasien TBC.

5
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
Mikroskopis sudah tersedia di Semua fasilitas pelayanan Kesehatan yang yang sudah bekerjasama
dalam penanggulangan TBC

BAHAN PENUNJANG LABORATORIUM


Bahan penunjang laboratorium dalam penanggulangan TBC ini diantara catride, reagen
zeilnelson, oil emersi, Slide, Pot dahak dan lain-lain, bahan penunjang tersebut bersumber dana dari
APBN dan APBD kabupaten

HASIL KEGIATAN
Menetapkan Sasaran
Penetapan sasaran sangat penting untuk dijadikan tolok ukur keberhasilan program,
penghitungan sasaran atau estimasi kasus TBC perfaskes dihitung berdasarkan target estimasi kasus
TBC kabupaten Cirebon dan penemuan kasus TBC perfaskes selama 5 (lima) tahun kebelakang. Sasaran
atau target kasus TBC ini diedarkan ke fasilitas Kesehatan melalui surat kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Cirebon Nomor 443.24/667/P2P/2022 tanggal 10 Maret 2022.

Perencanaan logistik
Pengelolaan logistik meliputi fungsi perencanaan, pengadaan, penyimpanan, distribusi dan
penggunaan. Logistik pada program TB di bagi menjadi dua bagian yaitu logistik OAT dan Non OAT.
Logistik OAT terdiri dari OAT kategori 1 intermittent, kategori 1 dayly dose , OAT Kategori 2 dan OAT
Kategori anak. Kebutuhan OAT ini seluruhnya di tanggung oleh biaya APBN yang didistribusikan melalui
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Stock awal tahun 2021 Jumlah OAT di kabupaten Cirebon adalah
Kategori 1 intermittent sebanyak xxx Paket, Kategori 2 sebanyak xxx Paket dan Kategori Anak sebanyak
xxx Paket. Sedangkan jumlah yang diterima dari dinkes kesehatan Provinsi Jawa barat sebanyak
Kategori 1 intermittent sebanyak 2100 Paket, Kategori 1 dayly dose 557 paket, Kategori 2 sebanyak 50
Paket dan Kategori Anak sebanyak 200 Paket. Sedangkan logistik non OAT terdiri dari bahan dan alat
penunjang Laboratorium (catride TCM, Pot dahak, Kaca sediaan, Masker, oli emersi dll) dan bahan
percetakan (Format TB01, 02, 03 dll). Untuk kebutuhan logistic Non OAT bersumber biaya dari APBN,
APBD1 dan APBD2

Penemuan kasus
Penemuan pasien bertujuan untuk mendapatkan pasien TB melalui serangkaian kegiatan mulai
dari penjaringan terhadap terduga pasien TB, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang
diperlukan, menentukan diagnosis, menentukan klasifikasi penyakit serta tipe pasien TB. Setelah
diagnosis ditetapkan dilanjutkan pengobatan yang adekuat sampai sembuh, sehingga tidak menularkan
penyakitnya kepada orang lain.
Strategi penemuan pasien TB dapat dilakukan secara pasif, intensif, aktif, dan masif.Upaya
penemuan pasien TB harus didukung dengan kegiatan promosi yang aktif, sehingga semua terduga TB
dapat ditemukan secara dini.
Penemuan secara pasif dilakukan di Fasilitas pelayanan kesehatan baik di Rumah Sakit ataupun di
Puskesmas, penemuan kasus TB dilakukan secara intensif pada kelompok terdampak TB dan kelompok
rentan di 73 Fasilitas kesehatan di wilayah kabupaten Cirebon. Selain penjaringan secara intensif
dilakukan juga kegiatan secara aktif melalui kegiatan penyuluhan baik individu maupun kelompok.
Kegiatan penemuan kasus TBC di Kabupaten Cirebon juga dilakukan oleh kader TBC. Dalam hal ini, Dinas
Kesehatan Kabupaten Cirebon bekerja sama dengan STPI penabulu. Untuk meningkatkan penemuan
kasus secara aktif dengan kegiatan investigasi kontak pada kasus TBC, tujuan dari kegiatan ini adalah
menemukan kasus TB secara dini dengan melaukan skrining gejala dan faktor resiko TB terhadap
seluruh kontak pasien TBC dengan sasaran 20 orang yang dilakukan skrining pada setiap pasiennya.
kegiatan ini dilakukan oleh petugas puskesmas dan kader TB dengan kasus indeks dari Puskesmas itu
sendiri maupun kasus indeks yang berobat di Rumah Sakit. Selain Investigasi kontak juga dilakukan

6
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
kegiatan skrining gejal TB pada kelompok atau daerah beresiko tinggi seperti Lapas, Pondok pesantren
dan desa atau wilayah dengan beban kasus TBC yang tinggi.
Untuk meningkatkan penemuan kasus TB dikabupaten Cirebon telah tersedia Tes Cepat
Molekuler (TCM) sebanyak 9 unit, alat ini di tempatkan di Rumah Sakit Paru Sidawangi Provinsi Jawa
Barat, Rumah Sakit Arjawinangun, Rumah Sakit Waled dan Puskesmas Pangenan, Watubelah,
Kedawung, Sindanglaut, Panguragan dan Plumbon adapun peperiksaan menggunakan alat TCM ini juga
dapat dilakuakn oleh faskes yg belum memiliki alat ini dengan cara bekerja sama dengan PT POS
menggunakan aplikasi Sintem tranportasi Uji specimen Tracking (SITRUST).

Pencatatan dan pelaporan


Kegiatan Pencatatan peloporan di tingkat faskes dimulai dari pencatatan terduga TB yang di catat
pada Form TB.06 dan TB.05.Untuk terduga TB yang dilakukan pemeriksaan dahak mikroskopis hasilnya
akan dicatat pada form TB.04 dan pada pasien yang di Diagnosa TB atau di Obati pasien akan dicatat
pada TB.01 atau kartu pengobatan pasien TB dan diberikan TB.02 sebagai kartu kontrol pengobatan.
TB.01 akan direkap oleh Faskes pada TB.03 Faskes atau Register TB Faskes. Selain mencatat secara
manual pencatatan dan pelaporan program TB juga dilakukan secara online menggunanakan sistem
pencatatan tuberculosis (SITB)

Pertemuan Surveilans TB
Surveilans TB merupakan pemantauan dan analisis sistematis terus menerus terhadap data dan
informasi tentang kejadian penyakit TB atau masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhinya
untuk mengarahkan tindakan penanggulangan yang efektif dan efisien
Kegiatan pertemuan surveilans TB dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 16 Maret 2022 di Hotel Patra
Jasa. Peserta pertemuan berasal dari Fasyankes pelaksana DOTS di Kabupaten Cirebon yaitu pengelola
program TB baik dari Dinas Kesehatan, Rumah Sakit maupun Puskesmas dengan jumlah peserta
sebanyak 72 orang.

Hasil kegiatan pertemuan surveilans :


a) Meningkatkan dukungan tingkat sektoral untuk penanggulangan TBC
b) Mengidentifikasi Kasus mangkir untuk pelacakan kasus mangkir
c) Petugas TBC Menginformasikan kasus mangkir ke petugas surveilans maupun ke Kader
TBC, untuk dilakukan pelacakan kasus
d) Rumah Sakit berkoordinasi dengan Puskesmas sesuai domisili pasien dan memastikan
sudah di tindaklanjuti oleh Puskesmas.
e) Melaksanakan Optimalisasi Kasus TBC dalam peringatan HTBS dan sudah di mulai dari
bulan maret sampai dengan Juni 2022
f) Dalam Optimalisasi Kasus ada tiga kegiatan yaitu, intensifikasi Kasus, kegiatan Actif Case
Finding, dan Investigasi Kontak serumah.
g) Mengingatkan Kembali pada puskesmas bahwa alur diagnose penegakan TBC
menggunakan TCM, Mikroskopis digunakan untuk follow up dan pemeriksaan akhir
pengobatan.
h) Dalam peringatan HTBS Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Program TBC memberikan
Reward kepada 3 Puskesmas dan 3 Rumah Sakit yang melakukan penanggulanag TBC
terbaik berupa Sertifikat.
Sumber anggaran APBD2

Validasi data SITB


Kegiatan validasi data SITB dilaksanakan pada tanggal 26 dan 27 April 2022 tempat Desa Alamanis
Resort, Jalan Cirebon Kuningan Gronggong, Patapan, Kec. Beber, Kabupaten Cirebon.

7
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
Peserta pertemuan berasal dari seluruh Fasyankes pelaksana DOTS di Kabupaten Cirebon yaitu
pengelola program TB dan petugas laboratorium Puskesmas, Rumah Sakit, Lapas, Kabupaten, dengan
jumlah peserta sebanyak 144.
Rencana tindak lanjut hasil kegiatan validasi data SITB
a) Data yang belum terinput dari bulan januari – April 2022 di input semua di SITB.
b) Di berikan waktu 2 minggu dari pertemuan untuk melengkapi data terduga, penemuan kasus
, hingga kesembuhan Triwulan 1 tahun 2021
c) Kolaborasi TB – HIV di laksanakan, pasien TB yang belum di cek status HIV , segera di periksa.
d) Permohonan Laboratorium yang belum lengkap, maupun hasil laboratorium TCM yang
belum di input segera di input.
e) Follow up bulan ke – 2 segera di input di SITB.
f) Alur diagnose menggunakan TCM
g) Mikroskopis digunakan untuk follow up , dan hasil akhir pengobatan
Sumber dana kegiatan ini menggunkan sumber anggaran APBD2

Supervisi
Tujuan kegiatan supervisi untuk meningkatkan kualitas kinerja pengelola TBC di Rumah Sakit dan
kinerja Puskesmas dalam penatalaksanaan terhadap pasien TBC, melalui proses bantuan teknis dan
bimbingan dari supervisor, sehingga SDM pengelola TBC di RS dan Puskesmas tersebut dapat
melaksanakan pelayanan kepada pasien TBC sesuai Standar Prosedur Operasional (SPO). Dengan
harapan pada akhirnya kualitas kinerja SDM di Rumah Sakit dan Puskesmas dapat terjaga dan terjadi
perbaikan secara terus menerus.
Hasil Kegiatan Supervisi ini diharapkan:
a) masalah yang dihadapi petugas TBC dan adanya rekomendasi untuk perbaikan penanggulangan
TBC baik di RS maupun di Puskesmas.
b) Menjalin kerja sama antara RS dan puskesmas terkait, sehingga dapat memberikan kontribusi
terhadap indikator program TBC yaitu : kontribusi terhadap pencapaian Case Detection Rate
(CDR), Success Rate, dan indikator yang lainnya.
c) Mengkaji kualitas Pemantapan Mutu Internal (PMI), yaitu persiapan pasien meliputi:
pengambilan dahak, pembuatan sediaan dahak, pewarnaan dan pemeriksaan dahak secara
mikroskopis
d) Mengkaji kualitas Pemantapan Mutu Eksternal (PME), yaitu penyimpanan spesimen dahak untuk
uji kualitas.
e) Merencanakan ketersediaan OAT, non OAT dan ketersediaan format pencatatan & pelaporan
TBC.
Sumber dana kegiatan ini menggunkan sumber anggaran APBD2

Validasi data TBHIV


Pertemuan Validasi Data TB-HIV bagi Petugas TB dan Petugas HIV di fasyankes ini bertujuan
meningkatkan kerjasama antara pengelola program TBC dan HIV di layanan agar semua Pasien TBC
mengetahui status HIVnya. Hasil dari kegiatan ini terjalinnya kerja sama antara Petugas TB dan Petugas
HIV di fasyankes dengan adanya pemeriksaan HIV pada Pasien TB dan sebaliknya pasien HIV dilakukan
skrining TB. Selain itu, terinputnya data TB-HIV pada SITB dan dilakukannya follow up pemeriksaan
dahak pada pasien HIV.
Kegiatan pertemuan Validasi data TB-HIV ini bersumber dana dari APBD2 yang dilakasnkan pada
tanggal 22 Desember 2022 di Hotel Aston Cirebon.
Hasil Kegiatan Tersebut :
a) Didapatkan data kegiatan kolaborasi TB-HIV yang valid dan benar
b) Menambah capaian TB-HIV, Karena ada beberapa faskes yang baru menginput data

8
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
c) Meningkatkan kerjasama antara pengelola program TBC dan HIV di layanan agar semua Pasien
TBC mengetahui status HIVnya
d) Mengetahui kendala-kendala yang ada di faskes terkait kolaborasi data TB-HIV
Rencana Tindak Lanjut :
a) Laporan Excel Validasi SIHA Paling lambat 26 Desember 2022
b) Laporan Surveilens Januari sampai dengan Desember 2022 paling lambat 31 Desember 2022
c) Laporan Logistik Bulan Desember 2022 paling lambat 3 Januari 2022
Sumber anggaran kegiatan ini adalah APBD2.

Asessment setup layanan tuberkulosis


Kegiatan Asessment setup layanan tuberkulosis ini bertujuan meningkatkan akses layanan
tuberculosis bagi masyarakat. Kegiatan Asessment dilakukan di fasilitas layanan kesehatan yang belum
melakukan kerjasama peanggulangan TBC dengan dinas kesehatan kabupaten Cirebon yaitu Rumah
sakit Hasna Medika, hasil kegiatan Asessment ini telah disepakati Kerjasama dalam penanggulangan
tuberkulosis antara dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Hasna Medika

Pertemuan validasi data TB-HIV


Pertemuan Validasi Data TB-HIV bagi Petugas TB dan Petugas HIV di fasyankes ini bertujuan
meningkatkan kerjasama antara pengelola program TBC dan HIV di layanan agar semua Pasien TBC
mengetahui status HIVnya. Hasil dari kegiatan ini terjalinnya kerja sama antara Petugas TB dan Petugas
HIV di fasyankes dengan adanya pemeriksaan HIV pada Pasien TB dan sebaliknya pasien HIV dilakukan
skrining TB. Selain itu, terinputnya data TB-HIV pada SITB dan dilakukannya follow up pemeriksaan
dahak pada pasien HIV.
Kegiatan pertemuan Validasi data TB-HIV ini bersumber dana dari APBD2 yang dilakasnkan pada
tanggal 26-27 April 2022 dan 08-09 Agustus 2022 di Desa Alamanis Resort, Jalan Cirebon Kuningan
Gronggong, Patapan, Kec. Beber, Kabupaten Cirebon.

b) Optimalisasi penemuan kasus di DPM/Klinik


Kegiatan ini bertujuan untuk Melakukan bimbingan teknis dan pendampingan ke DPM/Klinik,
menemukan kasus yang ternotifikasi di DPM/Klinik Pada tahun 2021 dan melakukan perjanjian
Kerjasama antara puskesmas dan DPM/Klinik, kegiatan ini dilaksakan di Klinik Pratama Arsy Medika,
Klinik Khalisah, Klinik Damar, Klinik Pratama Medika, Klinik, Pratama Sehat Sentosa, Klinik Pratama
Indocement, Klinik Pratama Dua Putra Medika, Klinik Setiadarma, Klinik Pratama Mitra Bakti, Klinik
Pratama Hakiki dan DPM dr Ramdhan Nur Hidayat.
Hasil kegiatan ini Kegiatan mengunjungi 10 Klinik dan 1 DPM di kabupaten Cirebon. data agregat
kegiatan OPK DPM/Klinik yaitu menemukan Terduga sebanyak 26 dan Kasus sebanyak 14. Terduga dan
Kasus sudah diinput di SITB oleh Puskesmas wilayah Klinik. Seluruh DPM/Klinik yang di kunjungi
dilakukan inisiasi MoU antara Klinik dan Puskesmas
Waktu pelaksanaan tanggal 04 sd 18 Februari 2022 sumber dana Global fund komponen TB tahun
2022.

Pertemuan Koordinasi dengan Organisasi Profesi dan Layanan


Tujuan kegiatan ini adalah Membangun koordinasi di seluruh fasyankes pemerintah dan swasta,
Meningkatkan keterlibatan sektor terkait dalam penanggulangan TBC, Membuat kesepakatan bersama
dalam implementasi penanggulangan TBC dan membangun kemitraan antara Dinas Kesehatan
Kabupaten Cirebon dengan fasyankes pemerintah dan swasta, Pembahasan SK KOPI TB Kab Cirebon,
dengan peserta perwakilan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Bidang Yankes, Organisasi Profese
Kesehatan, Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta.
Hasil kegiatan ini Pembahasaan Pembentukan KOPI TB sudah di tahun 2021 hanya saja masih
dalam bentuk Draft pada pertemuan ini dilakukan pembahasan pemilihan ketua KOPI TB dan Anggota

9
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
KOPI TB dari berbagai Organisasi Profesi, Rumah Sakit Pemerintah dan RS Swasta. Pada pertemuan ini di
sepakati untuk ketua KOPI TB yaitu dr Edy Kurniawan, Sp.P
Tindak Lanjut kegiatan ini yaitu penandatangan SK KOPI TB, Pemilihan anggota pada Struktur
KOPI TB dan selanjutnya akan dilakukan pembahasan lanjutan terkait SK Tim DPPM
Kegiatan ini dilaksankan pada tanggal 02 Juni 2022 di di Aula Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon
sumber dana GFTB 2022

Penguatan Kapasitas Jejaring Internal Rumah Sakit


Tujuan kegiatan ini untuk Update Tatalaksana TB, Penguatan Kapasitas jejaring Internal dari
seluruh Unit, Penyampaian Mandatory Notifikasi, Pencatatan Kasus dan Terduga TB dari seluruh
Unit/Poli. Kegiatan dilaksanakan di Rumah Sakit Mitra Plumbon, Rumah Sakit Jantung Hasna Medika
dan Rumah Sakit Permata.
Hasil kegiatan ini adalah : Penyebaran form Skrining TB dalam rangka intensifikasi dan
penguatan jejaring internal, Adanya pencatatan dan pelaporan dari seluruh unit jika ditemukan terduga
dan dilaporkan ke poli DOTS untuk di periksa TCM, Sosialisasi ke Puskesmas untuk merujuk pasien
Rujukan balik ke RS pasien TB terdiagnosa, Pertemuan internal untuk membahas pengobatan pasien TB
dari luar poli DOTS, Pemeriksaan follow up pasien TB wajid dilakukan, dengan specimen dahak maupun
air liur, Pemeriksaan HIV untuk seluruh pasien TB yang masih dalam pengobatan dan Pemeriksaan HIV
pada ibu hamil

Rapat koordinasi penanggulangan TBC di Kabupaten Cirebon


Tujuan kegiatan ini Pembahasan Pengembangan Jaringan TB dan Rencana Kerja KOPI TB. Hasil
kegiatan ini Dinas Kesehatan memberikan surat edaran terkait TPT kepada semua Faskes, Pembuatan
Kop Surat dan Logo KOPI TB Kab Cirebon. Usulan pelatihan untuk programmer dan Lab TB, Faskes TCM
diharapkan mempunyai Analis minimal 2 Orang. Dan KOPI TB ikut melaksanakan HTBCS Tahun 2023
dengan mengadakan seminar / Workshop.
Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 2022 di Aula Dinas kesehatansumber dana GFTB.

Lokakarya Pelibatan FKTP Swasta di Kabupaten Cirebon


Tujuan kegiatan ini Meningkatkan kapasitas staf DPM / Klinik Swasta Terkait program
Penanggulaangan TBC, Meningkatkan keterlibatan DPM / Klinik Swasta dalam jejaring layanan TBC,
Meningkatkan Kolaborasi Layanan antar Fasyankes melalui penguatan alur Jejaring TCM, Sosialisasi
wajib lapor Tuberkulosi kepada DPM / Klinik dan Sosialisasi Wajib Notifikasi (WIFI TB) kepada
Pusekesmas dan DPM /Klinik.
Kegiatan diikuti Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, KOPI TB , BPJS Kesehatan Kab Cirebon,
Puskesmas, DPM/Klinik dan STPI – Penabulu
Hasil kegiatan ini
a) Rujukan Terduga / Kasus Dari DPM/Klinik untuk di Input ke SITB oleh Puskesmas dengan
Rujukan Fasyankes – DPM/Klinik
b) DPM / Klinik Melakukan Pelaporan Terduga / Kasus ke Puskesmas Secara Real Time melalui
Aplikasi WiFi TB
c) DPM / Klinik dan Puskesmas Mendownload Aplikasi WiFi TB Versi Real.
d) Apabila ada TB Mangkir di DPM / Klinik, dapat berkoordinasi dengan Petugas Puskesmas dan
MK DPPM STPI – Penabulu
e) DPM/Klinik melakukan MoU dengan Puskesmas
f) Puskesmas melakukan identifikasi DPM/Klinik di wilayahnya sesuai pemilahan Opsi 1, 2, 3, atau
4
g) Petugas Puskesmas Melakukan sosialisasi WIFI TB ke DPM/Klinik di wilayahnya yg tidak hadir
pada hari ini

10
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
h) Rujukan MDR di P-Care sudah bisa dibuka untuk RSD Gunung Jati, RSUD Waled dan RS Paru
Sidawangi. Petugas P-Care dapat berkoordinasi dengan BPJS untuk penginputan di ke khususan.
Jika tidak ada kode diagnosa MDR maka dianggap kasus rujukan biasa.
i) DPM / Klinik yang hadir bekerjasama dengan puskesmas dalam pelaporan Terduga dan kasus TB
dengan aplikasi WIFI TB, Penanggung jawab DPM Klinik membuat akun WIFI TB dan praktek
penggunaan aplikasi WIFI TB
j) ada beberapa RS yang memiliki layanan poli TB, khusus untuk RS Paru dalam fasilitas kelas B
dan di BPJS dalam jenjang RS masuk kelas B. Yang menjadi kendala tidak bisa langsung merujuk
ke RS Paru Sidawangi dikarenakan ada pelayanan lain di RS Paru Sidawangi. Pelayanan Paru
masuk ke kelas B, sedangkan pelayanan poli lain masuk ke kelas C/D.
k) Pasien dari DPM/Klinik dapat dilakukan Investigasi Kontak oleh Kader STPI Penabulu atas
persetujuan Puskesmas
Kegiatan ini dilaksankan pada tanggal 14-15 September 2022 di Aston Hotel & Convertion Centre,
sumber dana GFTB

Peningkatan kapasitas petugas puskesmas dalam hal managemen program tuberculosis


Tujuan kegiatan ini meningkatkan kapasitas puskesmas agar mampu melakukan pelibatan,
pemantauan dan pembinaan FKTP swasta di wilayahnya terkait program TB dan mensosialisasikan isu
terkini terkait TB termasuk PPM
Hasil kegiatan ini adalah Petugas Puskesmas melakukan Identifikasi DPM/Klinik yang ada di
wilayahnya, Melakukan MoU terkait penanggulangan TB antara Puskesmas dengan DPM/Klinik,
Melaporkan terduga dan kasus dari DPM/Klinik, Melaporkan kepada dinas kesehatan jika ada
penambahan MoU antara puskesmas dan DPM/Klinik, Petugas puskesmas melakukan penyisiran kasus
ke DPM / Klinik untuk dibawa pada saat kegiatan Validasi data SITB agar data terduga dan kasus yang di
temukan oleh DPM / Klinik dapat terinputkan dan Petugas puskesmas melakukan penginputan data
rujukan DPM/Klinik dengan rujukan dari fasyankes dan memilih DPM atau Klinik
Kegiatan dilaksankan pada tanggal 14-15 Oktober 2022 sumber dana GFTB.

Pertemuan Koordinasi Lintas Program dalam Penanggulangan TBC di Kabupaten Cirebon


Pertemuan Koordinasi Lintas Program dalam Penanggulangan TBC di Kabupaten Cirebon
dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2022 di Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon dengan sumber dana
dari Global Fund Komponen TB. Tujuan kegiatan ini meningkatkan mutu pelaksanaan penanggulangan
Tuberkulosis Kabupaten Cirebon sehingga dapat mendukung keberhasilan program TBC menuju
Indonesia Eliminasi TBC tahun 2030. Pertemuan ini didapatkan rencana tindak lanjut dan kesepakatan
yang harus dilakukan oleh fasyankes dalam menanggulangi TB di Kabupaten Cirebon. Rencana tindak
lanjut dan kesepakatan berisi mengenai kegiatan yang berfokus dalam kegiatan Optimalisasi Penemuan
Kasus yaitu sebagai berikut :
a) Kegiatan Intensifikasi di Rumah Sakit Arjawinangun, Rumah Sakit Permata, Rumah Sakit
Pertamina dan Rumah Sakit Mitra Plumbon.
b) Investigasi Kontak
c) Active case finding dengan kegiatan skrining TB pada daerah beban TBC yang tinggi

Pertemuan Koordinasi dengan Program HIV dan Intensifikasi Validasi Data di Tingkat Kabupaten
Cirebon
Kegiatan Pertemuan Koordinasi dengan Program HIV dan Intensifikasi Validasi Data di Tingkat
Kabupaten Cirebon dilaksanakan pada tanggal 31 Mei 2022 di Rumah Makan Roso Echo dengan
sumber dana dari Global Fund Komponen TB. Tujuan dari kegiatan ini meningkatkan kerjasama antara
pengelola program TBC dan HIV di layanan agar semua Pasien TBC mengetahui status HIVnya dan
Pasien TB dengan HIV positif mendapatakan pengobatan HIV. Hasil kegiatan pada Pertemuan
Koordinasi dengan Program HIV dan Intensifikasi Validasi Data di Tingkat Kabupaten Cirebon didapatkan

11
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
bahwa fasyankes telah mencocokan status pasien mengetahui status HIVnya antara data diSITB dan
SIHA.

Kegiatan Pertemuan Monitoring dan Evaluasi TB untuk meningkatkan capaian Program Tuberculosis
Tahun 2022
Hasil kegiatan pada pertemuan Monitoring dan Evaluasi TB Kabupaten Cirebon Tahun 2022 telah
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 21 November 2022 di Hotel Aston Cirebon Hotel and Convention
Center yang diikuti oleh peserta kabupaten sebanyak 2 orang, peserta puskesmas 25 orang dan rumah
sakit 12 orang dengan sumber dana dari Global Fund Komponen TB. Pada pertemuan ini terdiri dari
berbagai rangkaian yaitu :
a) Materi Kebijakan, Analisis Situasi Program P2 TBC Tahun 2022 yang disampaikan oleh Kepala
Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon
b) Pengumuman Penghargaan Kegiatan Optimalisasi Penemuan Kasus TB dalam Rangka HTBS
Tahun 2022 yang diraih oleh Rumah Sakit Umum Daerah Waled, Rumah Sakit Permata,
Puskesmas Babakan dan Puskesmas Tegal Gubug.
c) Paparan Kegiatan Optimalisasi Penemuan Kasus TB Puskesmas Terbaik dan Rumah Sakit terbaik
d) Rencana Capaian Program TB Tahun 2023 yang disampaikan oleh Subkoordinator P2PM
Kemudian didapatkan rencana tindak lanjut mengenai kegiatan percepatan penemuan terduga
dan kasus pada puskesmas dan rumah sakit yang belum mencapai target yaitu :
a) Bagi faskes yang belum mencapai SPM dalam penemuan terduga diharuskan melaksanakan
kegiatan active case finding TB pada populasi beresiko dan melaksanakan penjaringan terduga
dari kegiatan investigasi kontak
b) Semua puskesmas diharuskan memberikan TPT pada kontak yang serumah dengan pasien TB
c) Bagi faskes yang sudah mencapai target SPM maka tetap melaksanakan kegiatan penjaringan
terduga melalui kegiatan acf TB atau investigasi kontak
d) Jejaring internal pada faskes FKRTL harus dilakukan untuk penjaringan terduga TB dan kasus TB
e) Puskesmas harus melaksanakan jejaring eksternal ke DPM dan Klinik
f) Rumah sakit harus melaksanakan jejaring eksternal ke puskesmas untuk pasien pindah, mangkir
dan kegiatan investigasi kontak
g) Angka keberhasilan pengobatan minimal 90% dari pasien yang diobati.

Pertemuan Rapat Koordinasi TB-HIV Kabupaten Cirebon untuk Kader Masyarakat dengan Petugas
Fasilitas Kesehatan
Kegiatan pertemuan Rapat Koordinasi TB-HIV Kabupaten Cirebon untuk Kader Masyarakat
dengan Petugas Fasilitas Kesehatan telah dilaksanakan pada hari Senin tanggal 27 Juni 2022 bertempat
di Aula Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon yang diikuti oleh 30 peserta dengan sumber dana dari
Global Fund Komponen TB. Pada pertemuan ini didapatkan hasil bahwa adanya peningkatan
pengetahuan tentang kolaborasi TB-HIV pada kader masyarakat. Selain itu, kader bersedia berkerja
sama dengan petugas faskes untuk memberikaan edukasi dan arahan bagi pasien TB yang belum
mengetahui status HIV tanpa mengurangi hak dan kewajiban pasien TB. Kemudian pada fasyankes yang
diundang pada pertemuan ini telah mencocokan data Pasien TB yang status pasien mengetahui status
HIVnya antara data diSITB dan SIHA. Namun ada beberapa pasien yang belum diperiksa status HIVnya.
Hal ini dikarenakan pasien baru pengobatan dan pasien anak. Pada pertemuan ini juga didapatkan
rencana tindak lanjut bagi petugas faskes dan kader STPI Penabulu.

Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan Intensifikasi Investigasi Kontak Rumah Tangga Kabupaten Cirebon
Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan Intensifikasi Investigasi Kontak Rumah Tangga
Kabupaten Cirebon telah dilaksanakan selama 2 hari pada hari Kamis dan Jumat tanggal 21 dan 22 Juli
2022 dengan sumber dana dari Global Fund Komponen TB. Tempat pelaksanaan kegiatan ini di
Puskesmas Susukan Lebak dengan peserta sebanyak 10 orang yang terdiri dari 3 orang kader STPI

12
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
Penabulu, 3 orang dari Dinas Kesehatan Kab.Cirebon dan 4 orang dari Puskesmas Susukan Lebak. Pada
pertemuan hari pertama yaitu materi yang disampaikan tentang pemaparan analis dan situasi P2 TB di
Kabupaten Cirebon yang disampaikan oleh Wasor TB dan dilanjutkan pemaparan materi Investigasi
Kontak. Setelah pemaparan tersebut selesai dilanjutkan pemaparan Kegiatan Investigasi Kontak di
Puskesmas Susukan Lebak yang disampaikan oleh Programer TB Puskesmas Susukan Lebak. Kemudian
acara selanjutnya diskusi dengan hasil diskusi yaitu:
a) Penemuan kasus TB bisa menggunakan surveilens aktif seperti investigasi kontak dengan
kolaborasi dan kerjasama kader STPI Penabulu
b) Pelaksanaan investigasi kontak pada 1 indeks kasus diharapkan minimal 20 orang yang
diskrining TB
c) Kader dan programer TB puskesmas harus saling bekerjasama satu sama lain dalam
pelaksanaan investigasi kontak
d) Sumber dana pelaksanaan investigasi kontak diperoleh dari BOK dan STPI Penabulu IK Rumah
Tangga
e) Pelaksanaan investigasi kontak dilakukan pada kontak erat dan kontak serumah
f) Investigasi kontak dilakukan pada kontak selama pasien dalam pengobatan dan dapat diulang
pelaksanaanya jika kontak ada gejala TB
g) Jika Programer TB dalam pelaksanaan investigasi kontak ada halangan maka investigasi kontak
dapat dilakukan oleh kader STPI Penabulu
h) Kegiatan investigasi kontak menscrining gejala TBC pada kontak jika kontak ada gejala TBC maka
kontak tersebut akan dirujuk ke faskes atau diambil dahaknya oleh kader, namun kontak jika
tidak ada gejala TBC maka akan diberikan TPT
Selanjutnya pada pertemuan hari kedua yaitu Bedah Data Kasus dan Investigasi Kontak tahun
2021dan 2022 Puskesmas Susukan Lebak. Materi kedua yaitu Validasi Data IK antara PKM dan
Komunitas dan dilanjutkan diskusi dengan hasil diskusi yaitu:
a) Adanya perbedaan data Investigasi kontak tahun 2021 dan 2022 antara SITB dan sistem
pencatatan pelaporan di STPI Penabulu
b) Data investigasi kontak tahun 2021 dan 2022 (Januari-Juni) di STPI Penabul lebih lengkap dan
banyak jumlah kontak dibandingkan dengan di SITB
c) Kader selalu melakukan kegiatan Investigasi kontak dan melaporkan hasil kegiatan IK pada
Programer TB Puskesmas
d) IK rujukan dari rumah sakit ada beberapa belum dilakukan karena alamat di SITB kurang
lengkap
e) Programer TB belum mengentry hasil kegiatan IK di SITB
f) Tidak ada rujukan terduga dalam pelaksanaan IK dalam SITB namun di pencatatan dan
pelaporan di STPI Penabulu ada rujukan terduga dalam kegiatan IK yang dilakukan oleh kader
g) Alur IK, programer dan IK bersam-sama melakukan kegiatan IK namun terkadang jalan sendiri-
sendiri dan melaporkan ke programer.
h) Belum adanya feedback jika ada terduga dalam pelaksaan IK
i) Hasil IK di sistem pencatatan dan pelaporan STPI Penabulu yang memenuhi syarat tahun 2021
sebanyak 59 orang namun hanya 1 orang yg dijadikan terduga, sedangkan 2022 yang memenuhi
syarat rujukan ada 45 orang namun hanya 2 orang yang dijadika terduga.
j) Program TB dengan penyulit bisa dirujuk ke FKRTL, namun pad TB tanpa penyulit merupakan
tanggung jawab dari puskesmas untuk membrikan layanan pengobatan TB sampai akhir.
Setelah diskusi selesai dilakukan acara selanjutnya yaitu rencana tindak lanjut, maka didapatkan
rencana tindak lanjut sebagai berikut :
a) Penginputan hasil Investigasi Kontak yang telah dilakukan maksimal tanggal 25 Juli 2022
b) Kontak yang telah dinyatakan terduga akan dicek dahak 1 orang (dewasa), dan sisanya 41 anak
akan dirujuk ke puskesmas dalam jangka waktu maksimal 2 bulan
c) 41 Anak dipisahkan sesuai dengan Indeks Kasus bakteriologis atau klinis

13
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
d) Pemberian TPT akan diberikan kepada kontak Indeks TB
e) Kader mengunjungi ulang pada kontak anak dan diatan umur 5 tahun, dan terduga atas nama
nur aman di kunjungi kembali
f) sumber Anggaran (BOK/JKN) untuk pelakasaan P2 TB
g) Penyediaan coldbox oleh puskesmas sebanyak 2 box
h) Bahan Habis Pakai (BHP) seperti parafilm akan disediakan terlebih dahulu oleh puskesmas
i) Penginputan kontak pada indeks kasus di SITB minimal 20 orang
j) Perencanaan investigasi kontak lebih dimatangkan terkait mekanisme dilapanganPengambilan
dahak pada kontak akan dilakukan oleh programer TB

Kegiatan Offline Training of Human Resource at Facility to Use SITB Kabupaten Cirebon
Kegiatan Sosialisasi Aplikasi Mobile Apps SITB Tingkat Faskes di Kabupaten Cirebon telah
dilaksanakan pada hari Kamis, 08 September 2022 bertempat di Aula Dinas Kesehatan Kabupaten
Cirebon diikuti oleh peserta kabupaten sebanyak 3 orang, peserta puskesmas sebanyak 42 orang dan
peserta rumah sakit sebanyak 6 orang dengan sumber dana dari Global Fund Komponen TB. Pada
pertemuan ini peserta diberikan pemaparan materi mengenai penegenalan SITB mobile fitur-fitur dan
menu dalam SITB mobile, pengenalan SITB mobile offline dan latihan penginputan data di SITB mobile.
Selanjutnya tanya jawab dan diskusi terkait pelaksanaan penggunaan SITB mobile ini. Hasil dari tanya
jawab dan diskusi dapat diambil kesimpulan bahwa peserta faskes telah memahami bahwa SITB mobile
merupakan aplikasi yang dapat membantu pencatatan dan pelaporan TB tanpa menggantikan peran
website SITB sebagai sistem pencatatan dan pelaporan yang paling utama. Kemudian didapatkan
rencana tindak lanjut mengenai penggunaan SITB mobile yaitu :
a) SITB mobile sudah dapat digunakan oleh faskes mulai tanggal 08 September 2022
b) Faskes lebih mengutamakan penggunaan SITB mobile Online untuk pencatatan dan pelaporan
TB dibandingkan penggunaan SITB mobile offline
c) Pencatatan dan pelaporan TB diharapkan secara realtime
d) Pengambilan sampel tiap terduga sebanyak 2 pot dahak
e) Jejaring TCM sewaktu – waktu dapat berubah dikarenakan kondisi modul dan lain-lain.
f) Pengiriman sempel diinput pada aplikasi sitrust
g) Dinas kesehatan Kabupaten Cirebon tidak memfasilitasi kuota internet pada faskes
h) Untuk pengklaiman faskes wajib mengajukan surat pengajuan klaim yang ditanda tangani oleh
Kapus/Direktur RS berlaku mulai TW 3 2022
i) Jika adanya ketidak pahaman dalam SITB mobile dapat menghubungi Wasor TB, TO TB dan
Analis Data TB

Sosialisasi Aplikasi Mobile Apps SITB Tingkat Faskes di Kabupaten Cirebon


Kegiatan Sosialisasi Aplikasi Mobile Apps SITB Tingkat Faskes di Kabupaten Cirebon telah
dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 20 Juli 2022 bertempat di Desa Alam Manis Resort Vila dengan
sumber dana dari Global Fund Komponen TB. Pertemuan ini diikuti oleh peserta kabupaten sebanyak 3
orang, peserta puskesmas sebanyak 60 orang, peserta rumah sakit sebanyak 10 orang, peserta Lapas
Narkotika 1 orang dan panitia sebanyak 1 orang. Pada pertemuan ini peserta diberikan kuis melalui
website kahoot.it untuk mengetahui pengetahuan peserta tentang website SITB. Setelah itu,
pemaparan materi mengenai penegenalan SITB mobile fitur-fitur dan menu dalam SITB mobile,
pengenalan SITB mobile offline dan latihan penginputan data di SITB mobile. Selanjutnya tanya jawab
dan diskusi terkait pelaksanaan penggunaan SITB mobile ini. Hasil dari tanya jawab dan diskusi dapat
diambil kesimpulan bahwa peserta faskes telah memahami bahwa SITB mobile merupakan aplikasi yang
dapat membantu pencatatan dan pelaporan TB tanpa menggantikan peran website SITB sebagai sistem
pencatatan dan pelaporan yang paling utama. Sebelum keacara rencana tindak lanjut, peserta diberikan
kuis kembali melalui website kahoot.it untuk mengetahui pengetahuan peserta mengenai SITB mobile.
Kemudian didapatkan rencana tindak lanjut mengenai penggunaan SITB mobile yaitu :

14
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
a) SITB mobile sudah dapat digunakan oleh faskes mulai tanggal 21 Juli 2022
b) Faskes lebih mengutamakan penggunaan SITB mobile Online untuk pencatatan dan pelaporan
TB dibandingkan penggunaan SITB mobile offline
c) Pencatatan dan pelaporan TB diharapkan secara realtime
d) Menu investigasi kontak diharapkan dimasukan dalam SITB mobile
e) Tidak adanya double data dan pemeriksaan terduga TB sebelumnya melihat riwayat diSITB
terlebih dahulu
f) Dinas kesehatan Kabupaten Cirebon tidak memfasilitasi kuota internet pada faskes

Mentoring Klinis TB RO RSP Sidawangi


asdsa Kegiatan Mentoring Klinis TB RO dilakukan pada tanggal 30 dan 31 Agustus 2022 di RSP
Sidawangi. Hasil kegiatan Mentoring Klinis TB RO RSP Sidawangi yaitu:
a) Kasus pasie TB RO yang menolak sudah dibaseline, pasien sudah di tes TCM dan sudah
diedukasi pengobatan namun pasien dan keluarga menolak pengobatan
b) Adanya kendala di rujukan BPJS dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) untuk rujukan
ke Pasien TB RO ke RSP Sidawangi
c) Pasien TB RO untuk saat ini pengobatannya dapat ditanggung dari Global Fund, namun Rumah
sakit tetap mengedukasi ke pasien untuk membuat atau mengaktifkan BPJSnya.
d) Terduga dengan kategori Terduga TB SO jika hasil TCM pertama Rif Res maka dilakukan
pengulangan satu kali lagi untuk menentukan diagnosis, namun untuk Terduga TB RO jika hasil
TCM pertamanya Rif Res maka tidak boleh ada pengulangan.
e) Pasien TB RO di RSP Sidawangi hampir 70% merupakan pasien TB RO Primer.
f) Kegiatan MICA idealnya dilakukan 1 bulan sekali untuk melihat permasalahan dan
memonitoring pasien TB RO, Kegiatan MICA RSP Sidawangi diharapkan dapat berjalan
secepatnya.
g) Terjadinya Delay Pengobatan pasien TB RO di RSP Sidawangi hal ini dikarenakan terlalu lama
menunggu hasil dari tim TAK.
h) Rapat TAK (Tim Ahli Klinis) di RSP Sidawangi telah dilaksanakan setiap Satu Minggu sekali
namun selama ini kurang maksimal. Hal ini dikarenakan terbatasnya informasi terkait kegitan
tersebut
i) Sistem pencatatan dan pelaporan di SITB bagi pasien TB RO di RSP Sidawangi sudah berjalan
namun ada beberapa yang belum maksimal dalam penginputan seperti rujukan investigasi
kontak, Meso, KTD dan sebagainya
j) Adanya kesalahan dalam penginputan kategori Terduga TB yang seharusnya terduga TB RO
namun dicatat sebagai terduga TB SO.
k) Selalu dilakukannya kegiatan OJT pada Puskesmas Satelit TB RO namun selama ini kurang
maksimal dalam pelaksanaanya.

Pertemuan Refreshment SITB, Pelatihan SITRUST dan Transportasi Spesimen


Tujuan Pertemuan ini untuk refreshment SITB pada modul laboratorium bagi petugas TB dan
petugas Laboratorium, meningkatkan pemahaman mengenai aplikasi SITURST dan meningkatkan
pengetahuan terkait pengemasan spesimen dan transportasi specimen
Pelaksaanaan kegiatan pada tanggal 4-5 Januari 2022 (dibagi menjadi 2 batch), bertempat di
Hotel Santika. Peserta terdiri dari 44 Fasyankes (Petugas TB dan Petugas Laboratorium), PT POS, Dinas
Kesehatan Kab. Cirebon, GF, GHSC-PSM
Hasil kegiatan Petugas TB dan Laboratorium memahami cara pengiriman spesimen melalui
SITRUST di SITB, Peserta memahami cara pengemasan spesimen yang sesuai standar, Adanya
kesepakatan batas waktu order dan penjemputan specimen dan Pengaturan ulang jejaring TCM

15
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
Training SITB Modul Logistik
Tujuan Meningkatkan pengetahuan Petugas Farmasi tentang pencatatan dan pelaporan logistic,
Pelatihan SITB modul Logistik bagi petugas Farmasi dan Update data real stok dan validasi data logistik
di Fasyankes
Pelaksanaan kegiatan tanggal 2-3 Februari 2022 (dibagi menjadi 2 batch), bertempat di RM
Pringsewu. Peserta terdiri dari Petugas Farmasi (60 Puskesmas, 10 Rumah Sakit, 1 LAPAS Narkotika),
Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kab. Cirebon, GF, GHSC-PSM
Hasil kegiatan Pembuatan akun SITB untuk petugas Farmasi, Petugas Farmasi dapat melakukan
permohonan Logistik melalui SITB, Petugas Farmasi dapat melakukan Update data Stok OAT di SITB dan
Petugas Farmasi dapat melakukan stok opname di SITB

Skrining TBC di Pondok pesantren


Pondok Pesantren adalah salah satu lingkungan tempat tinggal yang padat dengan penduduk,
atau santriwan dan santriwati. Dengan berbagai kegiatan santriwan dan santriwati yang padat dan
saling berinteraksi setiap harinya. Keadaan seperti ini merupakan salah satu risiko tinggi adanya
penularan penyakit TBC. Kegiatan skrining massal TBC pada pondok pesantren ini bekerjasma dengan
pengurung cabang nahdlatul ulama (PCNU kabupaten Cirebon).
1) 28-31 Maret 2022
Skrining TBC di Pondok pesantren wilayah kerja Puskesmas Dukupuntang, Sindang Jawa. Pada
kegiatan ini jumlah santri yang dilakukan Skrining adalah sebanyak 568 dan dilakukan pemeriksaan
dahak sebanyak 167 santri dan yang hasil rif sensitive sebanyak 1 orang.
2) 6 – 7 Juni 2022
Skrining TBC di Pondok pesantren wilayah kerja Puskesmas Ciwaringin dan Wiinong. Pada kegiatan
ini jumlah santri yang dilakukan Skrining adalah sebanyak 822 dan dilakukan pemeriksaan dahak
sebanyak 511 santri dan yang hasil rif sensitive sebanyak 1 orang.
3) 25-29 Juli 2022
Skrining TBC di Pondok pesantren wilayah kerja Puskesmas Pangenan dan Sidamulya. Pada kegiatan
ini jumlah santri yang dilakukan Skrining adalah sebanyak 1.724 dan dilakukan pemeriksaan dahak
sebanyak 584 santri dan yang hasil rif sensitive sebanyak 1 orang.
Kegiatan ini dilakukan dengan sumber anggaran dari GHSC-PSM.

Workshop Pengemasan dan Transportasi Spesimen bagi Kader


Kegiatan Pertemuan Workshop bagi kader untuk memberikan Pengetahuan tentang Pengemasan
Spesimen dan Sosialisasi Aplikasi SOBAT TB. Peserta merupakan Kader yang berasal dari 60 Puskesmas,
STPI Penabulu, Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, GF, YKI, GHSC-PSM.
Hasil kegiatan ini Kader memahami cara mengedukasi warga agar dapat mengeluarkan dahak
yang berkualitas, Kader dapat melakukan pengemasan sampel dahak sesuai standard, Sehingga pada
Kegiatan Investigasi Kontak maupun ACF Kader dapat membantu Petugas Laboratorium untuk
mengemas sampel dahak dan Kader sudah memiliki akun untuk memanfaatkan aplikasi SOBAT TB.
Sumber dana GHSC PSM

Advokasi Fasyankes Calon Rumah Sakit Pusat Rujukan TB RO


Kegiatan Advokasi dilaksanakan pada tanggal 22 April 2022 dilakukan kunjungan ke RSUD Waled
untuk menindaklanjuti rencana RSUD Waled menjadi Rumah Sakit PMDT.
Rencana tindak lanjut kegiatan ini Self Assesment akan dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi dan tim
TAK dari RSD Gunungjati Kota Cirebon, Pelatihan untuk SDM yang akan bertugas di Poli TB RO dan
Pembangunan gedung khusus untuk Poli TB RO dimasa yang akan datang.
Rumah sakit waled lounching sebagai RS rujukan TBRO pada tanggal 23 Juni 2023 yang
diresmikan oleh kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

16
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
Monitoring dan Evaluasi Jejaring Fasyankes TCM
Dilaksanakan pada tanggal 12-13 Juli 2022 (dibagi menjadi 2 batch), bertempat di Hotel Swiss-
Belhotel Cirebon. Peserta merupaka petugas Laboratorium dari 71 Fasyankes (60 Puskesmas, 10 Rumah
Sakit, 1 LAPAS Narkotika), Labkesda, Dinas Kesehtan Kabupaten Cirebon, GF, GHSC-PSM
Hasil kegiatan Peserta sudah memiliki akun eTb12 untuk pengiriman Uji Silang, peserta dapat
menginput identitas slide mikroskopis yang akan di uji silang ke eTB12 dan peserta sudah bisa
menghitung cara pemilihan slide yang akan dikirim ke Labkesda. Sumber dana kegiatan GHSC PSM.

On the Job Training Bagi Fasyankes yang Baru Melakukan MoU


Kegiatan ini dilaksankan pada tanggal 15-16 Juni 2022 dengan tujuan kegiatan ini untuk
Menambah pengetahuan terkait strategi Nasional tentang Program P2TBC, memberikan pemahaman
tentang penanggulangan TBC yang sesuai standar dan memberikan pemahaman tentang pencatatan
pelaporan di Program P2TBC kegiatan ini diikuti oleh petugas dari RSIA Khalishah, RS Jantung Hasn
Medika, RS Permata Cirebon, RS Sumber Hurip, RS Universitas Muhammadiyah Cirebon, RS Pasar
Minggu, Klinik Medical Center dan Klinik Khalishah
Hasil kegiatan OJT adalah Peserta dapat memahami tentang penanggulangan Program P2TBC
sesuai Strategi Nasional, Peserta sudah memiliki akun di SITB dan sudah memahami cara entry data ke
SITB dan Peserta mampu mengisi form manual TBC untuk pencatatan dan pelaporan.

Sosialisasi Infeksi Laten Tuberkulosis (ILTB)


Infeksi Laten Tuberkulosis (ILTB) adalah suatu keadaaan dimana sistem kekebalan tubuh orang
yang terinfeksi tidak mampu mengeliminasi bakteri Mycobacterium tuberculosis dari tubuh secara
sempurna tetapi mampu mengendalikan bakteri TBC sehingga tidak timbul gejala sakit TBC. Orang
dengan ILTB apabila dilakukan Tuberculin Skin Test (TST) atau pemeriksaan Interferon Gamma-Release
Assay (IGRA) hasilnya akan positif, tetapi hasil pemeriksaan rontgen thorax normal serta hasil
pemeriksaan dahak dan Xpert MTB/Rif® negatif
Kegiatan sosialiasi ILTB dilaksanakan pada tanggal 27, 28, Oktober 2022 dan 2,3 November 2022
bertempat di Puskesmas Palimanan, Kedawung, Sindanglaut dan Babakan dengan peserta Pengelola
Program TBC, Kegiatan sosialisasi ILTB juga dilaksanakan di Aula Dinas Kesehatan bekerja sama dengan
STPI=Penabulu yang dilaksankan pada bulan November 20203 dengan peserta dokter fungsional di
Fasyankes.

PENCAPAIAN INDIKATOR PROGRAM, KEGIATAN DAN SUB KEGIATAN


a. Capaian terduga TBC (Indikator SPM)
Penemuan terduga TBC ini merupakan salah satu indikator standar pelayanan minimal (SPM)
sesuai dengan peraturan menteri kesehatan nomor 4 tahun 2019 tentang standar teknis pemenuhan
mutu pelayanan dasar pada standar pelayanan minimal bidang kesehatan.Capaian penemuan terduga
TBC sesuai standar, target penemuan terduga TBC adalah 31.965 terduga (100%) dari estimasi yang
sudah ditetapkan sedangkan target
perbulan adalah 2.664. Untuk
mengetahui capaian terduga TBC
dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Dari tabel disamping dapat dilihat
capaian penemuan terduga TBC paling
tinggi di bulan Desember dan capaian
paling rendah bulan Februari.. Tren
kenaikan capaian terduga TBC mulai
bulan Juni dikarenakan adanya
optimalisasi penemuan kasus TBC

17
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
dengan kegiatan active case Finding yaitu kegiatan skrining TBC di daerah dengan kasus TBC yang tinggi
atau tempat resiko tinggi terjadinya penularan kasus TBC. untuk capaian total tahun 2022 sebesar
94,6%, angka ini masih dibawah target yang diharapkan yaitu 100%.

Capaian penemuan kasus TBCSO/ Treatment Coverage TBCSO


Cakupan Treatment Coverage (TC) adalah jumlah kasus TB yang diobati dan dilaporkan pada
tahun tertentu dibagi dengan perkiraan jumlah insiden kasus TB pada tahun yang sama dan dinyatakan
dalam persentase.
Perkiraan kasus TB tahun 2022 yaitu
5.915 kasus, sedangkan kasus yang
ditemukan minimal sebanyak 5.195
kasus dan target kasus yang diobati
5.324 atau 90% dari perkiraan kasus.
Capaian penemuan kasus TBC pada
tahun 2022 adalah 6.289 kasus atau
capaian Teatment Coverage sebesar
106,3%, penemuan kasus TBCSO ini
sudah sesuai dengan taget yang
diharapkan yaitu minimal 5.324 kasus.

Angka keberhasilan pengobatan pasien TBCSO / Success Rate (SR) TBCSO


Angka keberhasilan pengobatan pasien TBCSO adalah jumlah semua kasus TBC yang sembuh dan
pengobatan lengkap diantara semua
kasus TBC yang diobati dan
dilaporkan. Angka ini menggambarkan
kualitas pengobatan TBC, Ccpaian
angka keberhasilan pengobatan tahun
2021 adalah 90,6% atau dari 3.381
kasus yang diobati dinyatakan
sembuh dan pengobatan lengkap
3.062 kasus, target yang diharapkan
angka keberhasilan pengobatan
adalah minimal 90%.

Presentase pasien TBC yang mengetahui status HIV


Presentase pasien TBC yang mengetahui status HIV adalah jumlah pasien TBC yang mengetahui
status HIV bagik senelum ditegakan diagnose TBC maupun setelah ditegakan diagnose TBC. Indikator ini
akan optimal apabila pasien TB mengetahui status HIV ≤15 hari terhitung dari pasien memulai
pengobatan. Angka ini menggambarkan kemampuan program TB dan HIV dalam menemukan pasien TB
HIV sedini mungkin. Capaian ini menunjukan bahwa kolaborasi TB HIV sudah berjalan dengan baik atau
CAPAIAN TBHIV DI KAB. CIREBON TH 2022 belum.
Dari 6.289 kasus TBC yang sudah
mengetahui status HIV sebanyak 4.032
kasus atau baru 64%, sedangkan target
6.289
4.032
83 32
yang diharapkan adalah 70% kasus TBC
Mengetahui mengetahui status HIV. Dari 4.032
Kasus TBHIV ARV
Status HIV
kasus TBC yang diperiksa HIV sebanyak
83 orang dinyatakan reaktif dan 32
Sumber data SITB update 10/1/23
orang sudah menjalani terapi ARV.

18
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
Penemuan kasus TBCRO
Tuberkulosis Resistan Obat (TB RO) merupakan penyakit yang berdampak pada kesehatan
masyarakat, dengan jumlah kasus yang semakin meningkat sehingga memerlukan upaya
penanggulangan yang komprehensif
dari semua pihak. Tatalaksana
penanggulangan TB RO telah
dilaksanakan di Indonesia sejak tahun
2009 dan telah ditetapkan menjadi
bagian dari Program Penanggulangan
TB Nasional. Tuberkulosis Resiten Obat
atau biasa disebut TB RO adalah
infeksi Tuberkulosis yang menyerang
tubuh yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium Tuberculosis yang
kebal obat akibat dari pengobatan
yang tidak sesuai. Penemuan kasus TBRO tahun 2022 sebanyak 51 kasus dengan penemuan tertinggi di
September dan Desember.

Capaian Therapi pencagahan Tuberkulosisi


Infeksi Laten Tuberkulosis (ILTB) adalah suatu keadaaan dimana sistem kekebalan tubuh orang
yang terinfeksi tidak mampu mengeliminasi
bakteri Mycobacterium tuberculosis dari CAPAIAN TPT DI KAB CIREBON TAHUN 2022
SASARAN TPT JML ESTIMASI CAPAIAN %
tubuh secara sempurna tetapi mampu 11 2,0
Kontak Serumah (anak usia < 5 tahun) 561
mengendalikan bakteri TBC sehingga tidak Kontak Serumah (anak usia 5-14 tahun) 2 517 0,4
timbul gejala sakit TBC. Orang dengan ILTB Kontak Serumah Remaja dan Dewasa (usia > 15 tahun) 11 3497 0,3
Kelompok Risiko Lainnya (Semua umur) 17 340 5,0
apabila dilakukan Tuberculin Skin Test (TST) Jumlah 41 4.915 0,8
atau pemeriksaan Interferon Gamma-
Release Assay (IGRA) hasilnya akan positif, tetapi hasil pemeriksaan rontgen thorax normal serta hasil
pemeriksaan dahak dan Xpert MTB/Rif negatif. Risiko penyakit TBC pada ODHA, anak kontak serumah
dengan pasien TBC terkonfirmasi bakteriologis dan kelompok berisiko lainnya dapat dikurangi dengan
pemberian terapi pencegahan tuberkulosis (TPT). Pemberian TPT pada tahun adalah 41 kasus
sedangkan estimasi yang diberikan TPT sebesar 4.915 dengan capain 0,8% sedangkan angka yang
ditetapkan sebesar 2.360 atau 48% dari estimasi.

ANALISA HASIL SESUAI CAPAIAN INDIKATOR TERMASUK CAPAIAN SPM


a) Terduga TBC
Penjaringan terduga sangatlah penting dalam upaya penemuan kasus TBC secara dini, terduga
TBC terdiri dari terduga TBCSO (sensitif obat) dan terduga TBCRO (resisten obat).
Dilihat dari data tiga tahun kebelakang angka
penjaringan terduga TBC pada tahun 2022
meningkat signifikan hal ini dikarenakan adanya
optimalisasi penemuan kasus TBC dengan kegiatan
skrining massal, Intensifikasi, ekspansi layanan TBC
ke Rumah Sakit, Ealuasi secara rutin bagi Fasyankes
dengan capaian terndah dan Kegiatan surveilans
aktif baik penyisiran data di Rumah Sakit maupun
Validasi data yang dilakukan secara rutin.
Penjaringan terduga dilakukan secara pasif dilayanan Kesehatan maupun secara aktif
dimasyarakat melalui kegiatan Investigasi kontak, skrining massal pada populasi resiko tinggi (lapas
dan pondok pesantren) dan skrining masal pada populasi umum.

19
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
Kegiatan penjaringan secara aktif mempunyai konstribusi yang sangat signifikan dalam
meningkatkan penemuan terduga TBC. Kegiatan ACF ini selain dilakasanakan oleh Petugas
Puskesamas juga melibatkan Kader TBC.
KEGIATAN PENEMUAN TERDUGA TBC BERDASARKAN KEGIATAN ATAU RUJUKAN PASIEN

KEGIATAN JML TERDUGA KEGIATANTERDUGA


(blank)
Active Case Finding Investigasi Kontak 2139 4% Case Finding
Active 6270 Active Case
Skrining massal (desa/Ponpes) 161 Passive Case Finding
20622 Finding
Skrining massal (Lapas) 3970 Surveilans
Jejaring 692 21%
Passive Case Finding Datang Sendiri 19950 Aktif
Surveilans Aktif1560
Intensifikasi 672 (blank) 1093
Jejaring Eksternal DPM/KLINIK 252 30237
(Rujukan) Puskesmas 356 Jejaring
Rumah Sakit 84 Eksternal
Surveilans Aktif Penyisiran data 1091 (Rujukan) Passive Case
Validasi Data 469 Finding
(blank) 1093 68%
TOTAL 30237
Sumber data SITB update 10/1/23

Dari tabel dan grafik diatas dapat dilihat penemuan terduga TBC paling tinggi pada kegiatan Passive
case finding dimana pasien datang sendiri datang kelayanan Kesehatan dengan jumlah 6270 (68%).

b) Penemuan kasus
Penemuan dan penyembuhan pasien TB secara bermakna akan dapat menurunkan kesakitan
dan kematian akibat TB, Penemuan kasus yang tercatat di Program TB hanya dari faskes yang sudah
melaksanakan program DOTS, sedangkan pasien TB yang berobat di Dokter Praktik Mandiri (DPM)
dan RS yang belum DOTS belum dapat terlaporkan secara maksimal di Sistem Informasi Tuberkulosis
(SITB).
PENEMUAN KASUS TBC SO TAHUN 2020 SD 2022

Sumber data SITB update 10/1/23

Dari tabel diatas dapat dilihat penemuan kasus TBC SO ada peningkatan pada tahun 2022
dibandungkan dengan dua tahun sebelumnya hal ini erat kaitannya dengan meningkatkan tren
angka penjaringan terduga TBC pada tahun 2022, dimana tahun 2022 mulai dilaksanakan kegiatan
optimalisasi penemuan kasus. Total penemuan kasus TBCSO tahun 2022 sebesar 6.289 kasus dengan
tipe diagnose terbanyak adalah terkonfirmasi bakteriologis 3.156, terdiagnosa klinis 2.789 dan ekstra
paru 340.

c) Penemuan kasus TBCSO berdasarkan rujukan / kegiatan


Strategi penemuan pasien TB dapat dilakukan secara pasif, intensif, aktif, dan masif. Upaya
penemuan pasien TB harus didukung dengan kegiatan promosi yang aktif, sehingga semua terduga
TB dapat ditemukan secara dini. Untuk mengetahui penemuan kasus secara aktif atau pasif dapat
dilihat pada tabel dibawah ini

20
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
Dari tabel disamping dapat dilihat
PENEMUAN KASUS BERDASARKAN RUJUKAN / KEGIATAN penemuan kasus TBC paling banyak pasien
KEGIATAN/RUJUKAN KASUS TBC SO %
datang sendiri kelayanan kesehatan atau
Datang Sendiri 4883 77,6
Surveilans Aktif (Penyisiran Kasus di RS) 411 6,5 kegiatan passive case finding yanitu
Rujukan Rumah Sakit 203 3,2 sebanyak 4.883 (77,6%), kegiatan passive
Intensifikasi 169 2,7
Rujukan DPM / Klinik 166 2,6 case finding ini sangat dipengaruhi oleh
Investigasi kontak 161 2,6 factor jumlah pasien kunjungan kelayanan
Rujukan Puskesmas 98 1,6
ACF 93 1,5
Kesehatan, semakin tinggi kunjungan
Surveilans Aktif TBC ( Validasi Data ) 90 1,4 pasien kelayanan Kesehatan semakin
skrining masal lapas 14 0,2
tinggi jumlah pasien yang dilakukan
Lain-lain 1 0,0
TOTAL 6289 100,0 skrining TBC begitu pula sebaliknya.
Sedangkan kegiatan surveilans aktif
(penyisiran data kasus di Rumah) Sakit sebesar 411 (6,5%) kegiatan ini dilakukan untuk menghindari
under reporting kasus TBC. Kegiatan intensifikasi sebesar 169 (2,7%) angka ini menggambarkan
kegiatan jejaring internal di fasilitas Kesehatan sudah berjalan maksimal atau belum. Sedangkan
angka rujukan baik dari Rumah Sakit 203 kasus, Puskesmas 98 kasus dan DPM/klinik 166 kasus
rujukan dari Rumah sakit/Puskesmas dan DPM menggambarkan kegiatan jejaring eksternal layanan
TBC.

d) Penemuan kasus TBCSO berdasarkan jenis kelamin dan golongan umur


Untuk mengetahui sebaran kasus TBC pergolongan umur dan jenis kelammin dapat dilihat
pada table dibawah ini
Pada tabel
JUMLAH KASUS TBC SO BERDASARKAN JENIS KELAMIN
DI KAB CIREBON TH 2022
disamping dapat
dilihat kelompok
umur tertinggi
kasus TBCSO
yaitu pada
kelompok umur
45 tahun sampai
54 tahun
2.583 3.706
sebanyak 1160
dan terbanyak
urutan kedua adalah kelompok 55 tahun sampai 65 tahun, sedangkan jumlah laki-laki yang
menderita TBC lebih tinggi dari pada kasus TBC pada perempuan. Sedangkan kasus anak di bawah 15
tahun sebesar 752 kasus dimana kejadian kasus TBC anak kemungkinan besar adanya sumber
penularan dari orang dewasa terutama kontak keluarga, oleh karena itu perlu dilakukan lebih
ditingkatkan lagi kegiatan investigasi kontak dan ditindaklanjuti dengan kegiatan terapi pencegahan
tuberculosis (TPT) bagi penderita infeksi laten tuberculosis (ILTB).
Angka kesakitan TBC lebih tinggi dari pada jenis kelamin laki-laki dibandingkan perempuan
yaitu 3.706 berbanding 2.583 dan bila dilihat dari faktor risiko TBC memang karena laki-laki lebih
memiliki mobilitas tinggi. Aktivitas (di luar ruangan) lebih banyak dilakukan pria namun faktor ini
perlu diselidiki lagi.
PENEMUAN KASUS TBC SO BERDASRKAN FASKES
DI KAB. CIREBON TAHUN 2022
e) Penemuan kasus TBCSO berdasarkan faskes
FASKES KASUS TBC S0 %
Kontribusi tertinggi penemuan kasus
Rumah Sakit 3536 56,2
TBCSO di rumah sakit sebesar 3.536 kasus
Puskesmas 2731 43,4
(56,2%), pasien TBCSO yang berobat dirumah Lapas/Rutan 22 0,3
sakit perlu dilakukan kegiatan investigasi kontak DPM/KLINIK 0 0,0
hal ini perlu adanya Kerjasama atau kegiatan Grand Total 6289 100,0

21
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
jejaring eksternal antara Rumah Sakit dan Puskesmas sesuai domisili pasien. Pasien yang berobat
dirumah sakit akan dirujuk untuk kegiatan investigasi kontaknya melalui Sistem informasi
tuberculosis terpadu. Untuk penemuan kasus TBC SO di Puskesmas sebesar 2.731 kasus (43,4%)
sedangkan Lapas 22 kasus (0,3%). Untuk DPM atau Klinik sendiri penemuan kasus belum ada hal ini
dikarena DPM atau klinik cenderung merujuk terduga TBC baik kerumah sakit maupun kepuskesmas.

f) Penemuan kasus TBCSO berdasarkan alamat KTP/ Domisili


Penemuan kasus TBCSO pada tahun
PENEMUAN KASUS TBCSO BERDASARKAN DOMISILI/ ALAMAT KTP
KABUPATEN KASUS % 2021 yang berasal dari kabupaten Cirebon
Kab. Cirebon 5246 83,4 sebanyak 5.246 kasus (83,4%) dan sisanya
Kab. Majalengka 322 5,1 berasal dari luar wilayah Kabupaten
Kab. Indramayu 255 4,1
Kab. Kuningan 156 2,5
Cirebon. Kasus tertinggi dari luar wilayah
Kota Cirebon 75 1,2 kabupaten Cirebon adalah secara berturut-
Kab. Brebes 58 0,9 turut adalah, Kabupaten Majalengka 322
Lain-lain 177 2,8
kasus (5,1%), Kabupaten Indramayu 255
TOTAL 6289 100,0
kasus (4,1%) dan Kabupaten Kuningan 156
kasus (2,5%). Untuk kasus TBC yang berasal dari luar kabupaten Cirebon sudah dilakukan rujukan
investigasi kontak sesuai dengan domisili pasien.

g) Hasil akhir pengobatan pasien TBCSO tahun 2021


Evaluasi hasil akhir pengobatan pasien TBC ini menggambarkan kwalitas program TBC di
Fasilitas Kesehatan. Target angka keberhasilan pengobatan / success rate adalah sebesar 90%
sedangkan capaian pada tahun 2021 adalah 90,6%.

ANGKA KEBERHASILAN KASUS TBCSO DI KABUPATEN CIREBON TAHUN 2021


Tidak
Pengobatan Putus Success
FASKES KASUS Sembuh Gagal Meninggal dievaluasi/
Lengkap berobat Rate (%)
pindah
Kasus 848 864 54 2 49 3
Puskesmas 1820 94,1%
% 46,6% 47,5% 3,0% 0,1% 2,7% 0,2%

Kasus 160 1184 129 8 42 32


Rumah Sakit 1555 86,4%
% 10,3% 76,1% 8,3% 0,5% 2,7% 2,1%

Kasus 4 2 0 0 0 0 100,0%
Lapas/Rutan 6
% 66,7% 33,3% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0%

Kasus 1012 2050 183 10 91 35


Grand Total 3381 90,6%
% 29,9% 60,6% 5,4% 0,3% 2,7% 1,0%

Angka keberhasilan pengobatan tertinggi adalah apas sebesar 100% disusul dengan
Puskesmas 94,1% dan rumah sakit 86,4%. Sedangkan kasus yang putus berobat paling tinggi di
rumah sakit yaitu sebesar 129 kasus atau 8,3%. Rendahnya angka putus berobat dipuskesmas
dikarenakan puskesmas memppunyai wilayah kerja sehingga memudahkan puskesmas untuk
melakukan kegiatan pelacakan kasus TBC mangkir. Tingginya angka putus berobat dirumah sakit
perlu ditingkatkan kegiatan jejaring eksternal dengan Puskesmas agar puskesmas dapat segera
melakukan kegiatan kasus TBC mangkir yang berobat di rumah sakit.

Permasalahan yang dihadapi


1. Capaian terduga TBC 94,6%
2. Capaian kasus TBC yang mengetahui Status HIV 64%
3. Capaian TPT 0,8%

22
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
Rencana usulan kegiatan
 Asessment layanan Kesehatan yang belum melakukan Kerjasama dalam penanggulangan
tuberculosis
 Meningkatkan Kerjasama antara DPM dengan Puskesmas dalam penanggulangan TBC
a) Sosialisasi program penanggulangan TBC oleh Puskesmas ke DPM
b) MOU antara Puskesmas dan DPM dalm penanggulangan TBC
c) Validasi data atau pengambilan data oleh puskesmas ke DPM
 Kegiatan Active case finding
1. Populasi umum
2. Pondok pesantren
3. Lapas
4. Workplace / tempat kerja
 Pertemuan koordinasi faskes dan CSO tentang kegiatan Investigasi kontak
 Kegiatan jejaring Internal (under reporting, undetected kasus TBC)
 Rumah sakit (rajal, ranap, farmasi lab dll)
 Puskesmas (PTM, MTBS dll)
 Kegiatan jejaring eksternal
 Pertemuan rujukan pasien TBC (Pindahan, Rujukan, lost to follow up, pasien mangkir
dll)
 Monitoring kegiatan SITRUST
 Pertemuan jejaring eksternal wilayah ciayumajakuning
 Pertemuan monev kegiatan terapi pencegahan tuberculosis (TPT)
 Pertemuan KOPI TB
 Supervisi kelayanan Kesehatan
 Rumah Sakit
 Puskesmas
 DPM
 Pertemuan / Monitoring dan Evaluasi
 Pertemuan Validasi data SITB
 Perencanaan kebutuhan logistic OAT dan non OAT

Kesimpulan
Capaian program penanggulangan tuberculosis dikabupaten Cirebon tahun 2022 mengalami
peningkatan dibeberapa indikator diantaranya capaian terduga TBC (Indikator SPM) dan treatment
coverage, lebih tinggi dibandingkan capaian 2021, namun demikian masih ada beberapa indicator yang
masih belum mencapai target yang diharapkan diantaranya target koaboasi TBHIV dan capaian TPT.

Saran
a. Dinas kesehatan Kabupaten
 Meningkatkan kapasitas SDM dokter, perawat, laboratorium, Apoteker, kader dll
 Merencanakan kebutuhan logistik
 Meningkatkan kegiatan monitoring dan evaluasi
 Melakukan kegiatan supervisi secara rutin
b. Rumah Sakit
 Meningkatkan kegiatan jejaring internal antar poli
 Memastikan semua kasus TBC yang diobati ternotifikasi dan terlaporkan di SITB
 Meningkatkan kegiatan jejaring eksternal
 Meningkatkan capaian success referral rate baik rujakan diagnosa maupun rujuk pengobatan
 Mengaktifkan kembali kegiatan crosscheck

23
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
c. Puskesmas
 Meningkatkan kegiatan passive case finding
Penjaringan di Pustu, Posyandu, sekolah, MTBS, integrasi program PTM dll
 Meningkatkan kegiatan active case finding
o Meningkatkan kegiatan investigasi kontak pada kasus terkonfirmasi bakteriologis maupun
kasus anak (kasus indeks dari Puskesmas maupun dari Rumah sakit)
o Memaksimalkan peran kader dalam penanggulangan tuberculosis
 Meningkatkan kerjasama dengan DPM atau klinik dalam penanggulangan TBC
o Memastikan penatalaksaan kasus TBC di DPM/klinik sesuai dengan program
o Memastikan data terduga/kasus TBC dari DPM/klinik terlaporkan di SITB
 Mengusulkan kegiatan program termasuk kebutuhan logistik melalui anggran JKN,BOK, APBD2
dll.

24
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
BULETIN KEWASPADAAN DINI DAN RESPON
EARLY WARNING ALERT AND RESPONSE SYSTEM (EWARS)
MINGGU EPIDEMIOLOGI KE-52 TAHUN 2022
Dede Kurniawan, M.P.H

I. Kinerja SKDR Minggu ke-52


A. Kelengkapan laporan
Kelengkapan laporan minggu ke-52 di Kabupaten Cirebon, dapat dilihat pada Gambar 1 :
Gambar 1 menunjukkan bahwa
pada minggu ke-52 tahun 2022,
seluruh Puskesmas (100%)
mengirimkan laporan SKDR.

Gambar 1. Kelengkapan laporan SKDR


Kabupaten Cirebon Minggu ke-52 Tahun 2022

B. Ketepatan laporan
Ketepatan laporan minggu ke-52 di Kabupaten Cirebon, dapat dilihat pada Gambar 2 :
Gambar 2 menunjukkan bahwa
pada minggu ke-52 tahun
2022, seluruh Puskesmas
(100%) mengirimkan laporan
SKDR tepat waktu.

Gambar 2. Ketepatan laporan SKDR


Kabupaten Cirebon Minggu ke-52 Tahun 2022

C. Sinyal KLB dan Respons


Sinyal KLB yang muncul pada minggu ke-52 sebanyak 22 sinyal KLB. Distribusi sinyal KLB berdasarkan
jenis penyakit, dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 menunjukkan bahwa
Tabel 1. Distribusi sinyal KLB berdasarkan jenis penyakit dari 5 penyakit yang muncul
di Kabupaten Cirebon minggu ke-52 Tahun 2022 sebagai sinyal KLB, Suspek
Penyakit
Jumlah Sinyal
Proporsi (%)
Covid-19 merupakan jenis
KLB
penyakit dengan sinyal KLB
Suspek COVID-19 6 42,9 tertinggi (42,9%).
Suspek Campak 4 28,6
Suspek Demam Tifoid 2 14,3
Acute Flacid Paralysis (AFP) 1 7,1
Diare Akut 1 7,1
Total Sinyal KLB 14 100

25
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
Distribusi sinyal KLB dan respons berdasarkan wilayah kerja Puskesmas, dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Distribusi sinyal KLB berdasarkan Puskesmas, jenis penyakit, dan respons di Kabupaten Cirebon
minggu ke-52 Tahun 2022
Penyakit yang Muncul Jumlah % % direspons % Menjadi
No. Puskesmas
Sebagai Sinyal KLB Kasus diverifikasi <24 jam KLB
1 Tegalgubug Suspek Campak 5 100 100 0
2 Astanajapura Suspek COVID-19 1 100 100 0
3 Ciwaringin Diare Akut 23 100 100 0
4 Waruroyom Suspek Campak 2 100 100 0
5 Waruroyom Suspek Demam Tifoid 8 100 100 0
6 Winong Suspek Campak 1 100 100 0
7 Mayung Suspek COVID-19 1 100 100 0
8 Kedaton Suspek COVID-19 1 100 100 0
9 Sindanglaut Suspek COVID-19 1 100 100 0
10 Losari Suspek Demam Tifoid 4 100 100 0
11 Lurah Suspek COVID-19 1 100 100 0
12 Sedong Suspek Campak 1 100 100 0
13 Cibogo Acute Flacid Paralysis (AFP) 1 100 100 0
14 Cibogo Suspek COVID-19 1 100 100 0

Tabel 2 menunjukkan bahwa 14 sinyal KLB menyebar di 12 wilayah Puskesmas, seluruhnya sudah diverifikasi
dan direspons <24 jam. Tidak ada sinyal KLB yang menjadi KLB.

D. Morbiditas Minggu ke-52


Penyakit yang dilaporkan Puskesmas melalui SKDR minggu ke-52, dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Morbiditas di Kabupaten Cirebon Tabel 3 menunjukkan bahwa pada
Minggu ke-52 tahun 2022 minggu ke-52 terdapat 9 jenis
No. Penyakit Jml Kasus Proporsi (%) penyakit ditemukan dan
1 Diare Akut 340 1,02
dilaporkan. Diare akut merupakan
2 Pnemonia 75 0,22 penyakit dengan proporsi tertinggi
3 Suspek Dengue 23 0,07 dari 33373 total kunjungan yang
4 Suspek Demam T ifoid 21 0,06
5 Diare Berdarah/ Disentri 13 0,04
dilaporkan Puskesmas.
6 Suspek Campak 10 0,03
7 Suspek COVID-19 6 0,02
8 Acute Flacid Paralysis (AFP) 1 0,003
9 Gigitan Hewan Penular Rabies 1 0,003
Total Kunjungan 33373

II. Kinerja SKDR Minggu 1-52


A. Kelengkapan dan ketepatan laporan
Persentase kelengkapan
dan ketepatan laporan
minggu 1-52 tahun 2022
di Kabupaten Cirebon,
dapat dilihat pada
Gambar 3 :

Gambar 3 menunjukkan
bahwa sampai dengan
minggu ke-52, seluruh
Puskesmas mengirimkan
laporan SKDR setiap
minggu (kelengkapan
100%) secara tepat
waktu (ketepatan 100%).
Gambar 3. Kelengkapan dan ketepatan laporan SKDR
Kabupaten Cirebon Minggu 1-52 Tahun 2022

26
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
B. Sinyal KLB dan Respons
Sinyal KLB dan respons terhadap sinyal KLB minggu 1-52 tahun 2022 Kabupaten Cirebon, dapat dilihat
pada Gambar 4.

Gambar 4. Sinyal KLB dan respons terhadap sinyal KLB minggu 1-52 tahun 2022 Kabupaten Cirebon

Gambar 4 menunjukkan bahwa sinyal KLB yang muncul dari minggu ke-1 sampai dengan minggu ke-52 tahun
2022 sebanyak 582 sinyal, seluruhnya (100%) telah diverifikasi dan direspons <24 jam. Terdapat 1 sinyal KLB
yang menjadi KLB.

C. Morbiditas
Penyakit-penyakit potensial KLB/wabah yang dilaporkan oleh Puskesmas melalui https://skdr.surveilans.org
dari minggu ke-1 sampai dengan minggu ke-52 tahun 2022, sebagai berikut :

1. Diare Akut
Total kasus Diare akut sampai dengan minggu ke-52 berjumlah 17.124 kasus. Distribusi kasus
berdasarkan minggu, dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Disitribusi kasus Diare Akut berdasarkan minggu


di Kabupaten Cirebon tahun 2022

Gambar 5 menunjukkan bahwa penemuan kasus Diare tertinggi dilaporkan pada minggu ke-2 sedangkan
penemuan kasus Diare Akut terendah, dilaporkan pada minggu ke-17.

2. Malaria Konfirmasi
Total kasus Malaria Konfirmasi sampai dengan minggu ke-52 berjumlah 3 kasus. Distribusi kasus
berdasarkan minggu, dapat dilihat pada Gambar 6.

27
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
Gambar 6. Disitribusi kasus Malaria Konfirmasi berdasarkan minggu di Kabupaten Cirebon tahun 2022
Gambar 6 menunjukkan bahwa di Kabupaten Cirebon pada minggu ke-32, ke-39, dan ke-42 ditemukan
masing-masing 1 kasus Malaria Konfirmasi. Berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi, seluruh kasus
tersebut merupakan kasus import.

3. Suspek Dengue
Total kasus Suspek Dengue sampai dengan minggu ke-52 berjumlah 2.401 kasus. Distribusi kasus
berdasarkan minggu, dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Disitribusi kasus Suspek Dengue berdasarkan minggu di Kabupaten Cirebon tahun 2022

Gambar 7 menunjukkan bahwa kasus Suspek Dengue terbanyak ditemukan di minggu ke-3 dan terendah
pada minggu ke-46.

4. Pneumonia
Total kasus Pneumonia sampai dengan minggu ke-52 berjumlah 3.130 kasus. Distribusi kasus
berdasarkan minggu, dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Disitribusi kasus Pneumonia berdasarkan minggu di Kabupaten Cirebon tahun 2022

Gambar 8 menunjukkan bahwa kasus Pneumonia terbanyak ditemukan di minggu ke-50 sedangkan terendah
dilaporkan pada minggu ke-18.

5. Diare Berdarah/Disentri
Total kasus Diare Berdarah/Disentri sampai dengan minggu ke-52 berjumlah 714 kasus. Distribusi kasus
berdasarkan minggu, dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Disitribusi kasus Diare Berdarah/Disentri berdasarkan minggu di Kabupaten Cirebon tahun 2022

28
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
Gambar 9 menunjukkan bahwa kasus Diare Berdarah/Disentri terbanyak ditemukan di minggu ke-20 dan 36
sedangkan kasus terendah terjadi pada minggu ke-17.

6. Suspek Demam Thypoid


Total kasus Suspek Demam Thypoid sampai dengan minggu ke-52 berjumlah 1.283 kasus. Distribusi
kasus berdasarkan minggu, dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Disitribusi kasus Suspek Demam Thypoid berdasarkan minggu di Kabupaten Cirebon tahun 2022

Gambar 10 menunjukkan bahwa kasus Suspek Demam Thypoid terbanyak ditemukan di minggu ke-1 dan
terendah pada minggu ke-16,18, dan 20.

7. Sindrom Jaundince Akut


Total kasus Sindrom Jaundince Akut sampai dengan minggu ke-52 berjumlah 1 kasus. Distribusi kasus
berdasarkan minggu, dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Disitribusi kasus Jaundince akut berdasarkan minggu di Kabupaten Cirebon tahun 2022

Gambar 11 menunjukkan bahwa kasus Sindrom Jaundince Akut hanya ditemukan di minggu ke-22.

8. Suspek Chikungunya
Total kasus Suspek Chikungunya sampai dengan minggu ke-52 berjumlah 103 kasus. Distribusi kasus
berdasarkan minggu, dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Distribusi kasus Suspek Chikungunya berdasarkan minggu di Kabupaten Cirebon tahun 2022

29
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
Gambar 12 menunjukkan bahwa kasus Suspek Chikungunya ditemukan dalam kurun 12 minggu. Kasus
tertinggi ditemukan pada minggu ke-22.

9. Suspek Campak
Total kasus Suspek Campak sampai dengan minggu ke-52 berjumlah 243 kasus. Distribusi kasus
berdasarkan minggu, dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Distribusi kasus Suspek Campak berdasarkan minggu di Kabupaten Cirebon tahun 2022

Gambar 13 menunjukkan bahwa kasus Suspek Campak terbanyak ditemukan pada minggu ke-22.

10. Suspek Dipteri


Total kasus Suspek Dipteri sampai dengan minggu ke-52 berjumlah 2 kasus. Distribusi kasus berdasarkan
minggu, dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14. Distribusi kasus Suspek Dipteri berdasarkan minggu di Kabupaten Cirebon tahun 2022

Gambar 14 menunjukkan bahwa kasus Suspek Dipteri sampai dengan minggu ke-52, hanya ditemukan pada
minggu ke-21 dan minggu ke-36.

11. Acute Flacyd Paralysis (AFP)


Total kasus AFP sampai dengan minggu ke-52 sebanyak 35 kasus. Distribusi kasus berdasarkan minggu,
dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar 15. Distribusi kasus AFP berdasarkan minggu di Kabupaten Cirebon tahun 2022

Gambar 15 menunjukkan bahwa kasus AFP sampai dengan minggu ke-52, terbanyak ditemukan pada minggu
ke-36, 41 dan minggu ke-51 masing-masing sebanyak 3 kasus.

30
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
12. Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR)
Total kasus GHPR sampai dengan minggu ke-52 berjumlah 23 kasus. Distribusi kasus berdasarkan
minggu, dapat dilihat pada Gambar 16.

Gambar 16. Distribusi kasus GHPR berdasarkan minggu di Kabupaten Cirebon tahun 2022

Gambar 16 menunjukkan bahwa kasus GHPR sampai dengan minggu ke-52, terbanyak ditemukan pada
minggu ke-12 dan minggu ke-36 masing-masing sebanyak 2 kasus.

13. Influenza Like Illness (ILI)


Total kasus ILI sampai dengan minggu ke-52 berjumlah 106 kasus. Distribusi kasus berdasarkan minggu,
dapat dilihat pada Gambar 17.

Gambar 17. Distribusi kasus ILI berdasarkan minggu di Kabupaten Cirebon tahun 2022

Gambar 17 menunjukkan bahwa kasus ILI sampai dengan minggu ke-52, terbanyak ditemukan pada minggu
ke-13.

14. Suspek Hand, Foot, Mouth Disease (HFMD)


Total kasus HFMD sampai dengan minggu ke-52 berjumlah 6 kasus. Distribusi kasus berdasarkan minggu,
dapat dilihat pada Gambar 18.

Gambar 18. Distribusi kasus HFMD berdasarkan minggu di Kabupaten Cirebon tahun 2022

Gambar 18 menunjukkan bahwa kasus HFMD ditemukan pada minggu ke-20, 21, 22, 24, dan 50 tertinggi
minggu ke-21 sebanyak 2 kasus.

15. Suspek Leptospirosis


Total kasus Suspek Leptospirosis sampai dengan minggu ke-52 berjumlah 1 kasus. Distribusi kasus
berdasarkan minggu, dapat dilihat pada Gambar 20.

31
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
D. Distribusi Kinerja SKDR Berdasarkan Unit Pelapor
Kinerja SKDR berdasarkan unit pelapor (Puskesmas) sampai dengan minggu ke-52 tahun 2022 di
Kabupaten Cirebon, dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Rekap Kinerja SKDR berdasarkan unit pelapor (Puskesmas) sampai dengan minggu ke-52 tahun
2022 di Kabupaten Cirebon
Kelengkapan Total Sinyal % direspons % Menjadi
No. Puskesmas Ketepatan (%) % diverifikasi
(%) KLB <24 jam KLB

1 Astanajapura 100 100 14 100 100 0


2 Astanalanggar 100 100 5 100 100 0
3 Babakan 100 100 11 100 100 0
4 Bangodua 100 100 7 100 100 0
5 Beber 100 100 12 100 100 0
6 Bunder 100 100 4 100 100 0
7 Cibogo 100 100 7 100 100 0
8 Ciledug 100 100 14 100 100 0
9 Ciperna 100 100 4 100 100 0
10 Ciwaringin 100 100 3 100 100 0
11 Dukupuntang 100 100 8 100 100 0
12 Gebang 100 100 24 100 100 0
13 Gegesik 100 100 4 100 100 0
14 Gembongan 100 100 6 100 100 0
15 Gempol 100 100 2 100 100 0
16 Gunungjati 100 100 1 100 100 0
17 Jagapura 100 100 3 100 100 0
18 Jamblang 100 100 9 100 100 0
19 Kalimaro 100 100 7 100 100 0
20 Kalimukti 100 100 7 100 100 0
21 Kaliwedi 100 100 8 100 100 0
22 Kamarang 100 100 17 100 100 0
23 Karangsari 100 100 20 100 100 0
24 Karangsembung 100 100 8 100 100 0
25 Kedaton 100 100 18 100 100 0
26 Kedawung 100 100 6 100 100 0
27 Kepuh 100 100 12 100 100 0
28 Klangenan 100 100 8 100 100 0
29 Kubangdeleg 100 100 6 100 100 0
30 Losari 100 100 7 100 100 0
31 Lurah 100 100 10 100 100 0
32 Mayung 100 100 10 100 100 0
33 Mundu 100 100 20 100 100 0
34 Nanggela 100 100 11 100 100 0
35 Pabedilan 100 100 6 100 100 0
36 Pabuaran 100 100 7 100 100 0
37 Palimanan 100 100 5 100 100 0
38 Pamengkang 100 100 25 100 100 0
39 Pangenan 100 100 10 100 100 0
40 Pangkalan 100 100 4 100 100 0
41 Panguragan 100 100 6 100 100 0
42 Pasaleman 100 100 7 100 100 0
43 Plered 100 100 14 100 100 7,1
44 Plumbon 100 100 39 100 100 0
45 Sedong 100 100 12 100 100 0
46 Sendang 100 100 6 100 100 0
47 Sidamulya 100 100 9 100 100 0
48 Sindangjawa 100 100 2 100 100 0
49 Sindanglaut 100 100 24 100 100 0
50 Sumber 100 100 0 - - -
51 Suranenggala 100 100 8 100 100 0
52 Susukan 100 100 5 100 100 0
53 Susukanlebak 100 100 9 100 100 0
54 T alun 100 100 0 - - -
55 T egalgubug 100 100 7 100 100 0
56 T engah T ani 100 100 15 100 100 0
57 Waled 100 100 7 100 100 0
58 Waruroyom 100 100 33 100 100 0
59 Watubelah 100 100 2 100 100 0
60 Winong 100 100 7 100 100 0
Kabupaten 582 100 100 0,17

Tabel 4 menunjukkan bahwa kelengkapan dan ketepatan pengiriman laporan dari unit pelapor sampai
dengan minggu ke-52 mencapai 100%, seluruh (100%) sinyal KLB sudah diverifikasi dan direspon <24 jam,
serta hanya 1 sinyal KLB yang menjadi KLB.

32
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
III. Surveilans PD3I
A. Surveilans Campak
Situasi surveilans Campak di Kabupaten Cirebon sampai dengan minggu ke-52, dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Situasi Surveilans Campak di Kabupaten Cirebon
sampai dengan Minggu ke-52 Tahun 2022
Discarded
Total Diambil Positif Positif Equivocal Equivocal
No. Puskesmas Populasi Pending Discarded per 100 ribu
S uspek S ampel Campak Rubella Campak Rubella
penduduk

1 Astanajapura 57.414 0 0 0 0 0 0 0 0 0,0


2 Astanalanggar 24.189 0 0 0 0 0 0 0 0 0,0
3 Babakan 49.570 1 1 0 0 0 0 0 1 2,0
4 Bangodua 23.048 2 2 1 0 0 0 0 1 4,3
5 Beber 44.308 1 1 1 0 0 0 0 0 0,0
6 Bunder 24.359 1 1 1 0 0 0 0 0 0,0
7 Cibogo 28.176 1 1 0 0 0 0 0 1 3,5
8 Ciledug 45.881 1 1 1 0 0 0 0 0 0,0
9 Ciperna 26.474 0 0 0 0 0 0 0 0 0,0
10 Ciwaringin 41.448 2 2 0 0 0 0 1 1 2,4
11 Dukupuntang 29.507 2 2 1 0 0 0 0 1 3,4
12 Gebang 46.123 2 2 1 0 0 0 0 1 2,2
13 Gegesik 43.244 2 2 0 0 0 0 0 2 4,6
14 Gembongan 27.438 1 1 0 0 0 0 0 1 3,6
15 Gempol 20.815 1 1 0 0 0 0 0 1 4,8
16 Gunungjati 54.696 2 2 1 0 0 0 0 1 1,8
17 Jagapura 23.048 3 2 1 0 0 0 0 1 4,3
18 Jamblang 39.856 5 5 0 0 0 0 1 4 10,0
19 Kalimaro 19.616 1 1 1 0 0 0 0 0 0,0
20 Kalimukti 35.151 3 3 0 0 0 0 0 3 8,5
21 Kaliwedi 38.782 2 2 1 0 1 0 0 0 0,0
22 Kamarang 24.865 2 2 0 0 0 0 1 1 4,0
23 Karangsari 65.118 2 2 2 0 0 0 0 0 0,0
24 Karangsembung 38.356 2 2 0 0 0 0 0 2 5,2
25 Kedaton 50.458 2 2 1 0 0 0 1 0 0,0
26 Kedawung 64.980 3 3 2 0 0 0 1 0 0,0
27 Kepuh 21.773 8 8 0 0 0 0 0 8 36,7
28 Klangenan 29.537 4 4 3 0 0 0 0 1 3,4
29 Kubangdeleg 30.393 0 0 0 0 0 0 0 0 0,0
30 Losari 37.675 3 3 1 0 0 0 0 2 5,3
31 Lurah 31.872 3 3 1 1 0 0 0 1 3,1
32 Mayung 21.714 3 3 0 0 0 0 1 2 9,2
33 Mundu 38.438 7 5 1 1 0 0 0 3 7,8
34 Nanggela 35.693 1 1 0 0 0 0 0 1 2,8
35 Pabedilan 27.623 0 0 0 0 0 0 0 0 0,0
36 Pabuaran 35.924 0 0 0 0 0 0 0 0 0,0
37 Palimanan 38.118 2 2 1 0 0 0 0 1 2,6
38 Pamengkang 37.827 4 4 2 0 0 0 0 2 5,3
39 Pangenan 47.633 0 0 0 0 0 0 0 0 0,0
40 Pangkalan 19.593 0 0 0 0 0 0 0 0 0,0
41 Panguragan 47.190 1 1 1 0 0 0 0 0 0,0
42 Pasaleman 21.080 0 0 0 0 0 0 0 0 0,0
43 Plered 34.775 1 1 0 0 0 0 0 1 2,9
44 Plumbon 47.676 32 31 0 2 3 0 1 25 52,4
45 Sedong 44.053 3 3 1 0 0 0 1 1 2,3
46 Sendang 17.934 1 1 1 0 0 0 0 0 0,0
47 Sidamulya 29.071 2 2 0 0 0 0 0 2 6,9
48 Sindangjawa 29.259 2 2 0 0 0 0 1 1 3,4
49 Sindanglaut 54.162 1 1 1 0 0 0 0 0 0,0
50 Sumber 28.461 0 0 0 0 0 0 0 0 0,0
51 Suranenggala 48.094 2 2 0 0 0 0 0 2 4,2
52 Susukan 48.366 5 4 4 0 0 0 0 0 0,0
53 Susukanlebak 42.426 1 1 0 0 0 0 0 1 2,4
54 Talun 45.850 0 0 0 0 0 0 0 0 0,0
55 Tegalgubug 71.964 16 16 9 0 0 0 7 0 0,0
56 Tengah Tani 41.491 2 1 0 0 0 0 0 1 2,4
57 Waled 22.777 1 1 0 0 0 0 0 1 4,4
58 Waruroyom 63.411 84 58 6 1 1 2 1 47 74,1
59 Watubelah 42.156 6 6 5 0 0 0 0 1 2,4
60 Winong 24.759 3 3 1 0 0 0 1 1 4,0
Kabupaten 2.245.688 242 210 53 5 5 2 18 127 5,66

Tabel 5 menunjukkan bahwa total suspek yang dilaporkan sebanyak 242 suspek, hanya 210 suspek
(86,7%) yang diambil dan diperiksa sampel darahnya, 53 diantaranya positif Campak yang tersebar di 28
wilayah Puskesmas dan 5 diantaranya positif Rubella. Sebanyak 36 Puskesmas (60%) sudah mencapai target
discarded rate Campak, begitu pula untuk tingkat kabupaten sudah melebihi target 2/100.000 penduduk,
terdapat 18 kasus suspek Campak yang belum ada hasil laboratoriumnya.

33
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
B. Surveilans Polio
Surveilans Polio dilakukan dengan menemukan sebanyak-banyaknya kasus Acute Flacyd Paralysis pada
populasi berusia <15 tahun. Situasi penemuan kasus AFP di Kabupaten Cirebon sampai dengan minggu ke-52
tahun 2022 dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Situasi penemuan kasus AFP di Kabupaten Cirebon sampai dengan minggu ke-52 tahun 2022
Non Polio
AFP Rate
Populasi Negatif
No. Puskesmas Total Kasus Pending per 100 rb
<15 Tahun Polio
populasi
<15 thn
1 Astanajapura 14.908 0 0 0 0,0
2 Astanalanggar 6.281 0 0 0 0,0
3 Babakan 12.871 1 1 0 7,8
4 Bangodua 5.984 0 0 0 0,0
5 Beber 11.505 0 0 0 0,0
6 Bunder 6.325 0 0 0 0,0
7 Cibogo 7.316 1 0 1 0,0
8 Ciledug 11.913 4 3 1 25,2
9 Ciperna 6.874 0 0 0 0,0
10 Ciwaringin 10.762 3 3 0 27,9
11 Dukupuntang 7.661 1 1 0 13,1
12 Gebang 11.976 0 0 0 0,0
13 Gegesik 11.228 0 0 0 0,0
14 Gembongan 7.124 0 0 0 0,0
15 Gempol 5.404 0 0 0 0,0
16 Gunungjati 14.202 1 1 0 7,0
17 Jagapura 5.984 0 0 0 0,0
18 Jamblang 10.349 2 2 0 19,3
19 Kalimaro 5.653 0 0 0 0,0
20 Kalimukti 9.127 1 1 0 11,0
21 Kaliwedi 5.093 0 0 0 0,0
22 Kamarang 10.070 0 0 0 0,0
23 Karangsari 6.456 0 0 0 0,0
24 Karangsembung 16.908 1 1 0 5,9
25 Kedaton 9.959 1 1 0 10,0
26 Kedawung 13.102 1 1 0 7,6
27 Kepuh 16.872 1 1 0 5,9
28 Klangenan 7.669 0 0 0 0,0
29 Kubangdeleg 7.891 1 1 0 12,7
30 Losari 9.782 0 0 0 0,0
31 Lurah 8.275 0 0 0 0,0
32 Mayung 5.638 0 0 0 0,0
33 Mundu 9.981 1 1 0 10,0
34 Nanggela 9.268 1 1 0 10,8
35 Pabedilan 7.172 1 1 0 13,9
36 Pabuaran 9.328 2 2 0 21,4
37 Palimanan 9.897 0 0 0 0,0
38 Pamengkang 9.822 0 0 0 0,0
39 Pangenan 12.368 2 2 0 16,2
40 Pangkalan 5.087 0 0 0 0,0
41 Panguragan 12.253 1 1 0 8,2
42 Pasaleman 5.473 2 1 1 18,3
43 Plered 9.029 0 0 0 0,0
44 Plumbon 12.379 0 0 0 0,0
45 Sedong 11.438 1 1 0 8,7
46 Sendang 4.656 0 0 0 0,0
47 Sidamulya 7.548 0 0 0 0,0
48 Sindangjawa 7.597 0 0 0 0,0
49 Sindanglaut 14.063 1 0 1 0,0
50 Sumber 7.390 0 0 0 0,0
51 Suranenggala 12.488 0 0 0 0,0
52 Susukan 12.558 0 0 0 0,0
53 Susukanlebak 11.016 0 0 0 0,0
54 Talun 11.905 0 0 0 0,0
55 Tegalgubug 18.686 0 0 0 0,0
56 Tengah Tani 10.773 0 0 0 0,0
57 Waled 5.914 1 1 0 16,9
58 Waruroyom 16.465 3 3 0 18,2
59 Watubelah 10.946 0 0 0 0,0
60 Winong 6.429 0 0 0 0,0
Kabupaten 583.091 35 31 4 5,3
Tabel 6 menunjukkan bahwa 22 Puskesmas (36,7%) sudah mencapai target Non Polio AFP Rate, begitu
pula untuk tingkat kabupaten sudah melebihi target minimal 2/100.000 penduduk usia <15 tahun. dan masih
terdapat 4 kasus AFP yang belum ada hasil laboratoriumnya.

34
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved
IV. Situasi Kejadian Luar Biasa (KLB)
KLB yang terjadi di Kabupaten Cirebon sampai dengan minggu ke-52 tahun 2022 sebanyak 6 KLB.
Distribusi KLB berdasarkan tempat dan waktu KLB dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Situasi KLB di Kabupaten Cirebon sampai dengan minggu ke-52 tahun 2022
Jumlah
No Penyakit KLB Lokasi KLB Awal KLB Akhir KLB Ket
Kasus
1 Chikungunya Desa Depok Puskesmas 22 01-Apr 13-Apr T idak muncul sebagai
Waruroyom sinyal KLB di web SKDR
2 DBD Puskesmas Plered 9 19-Jun 25-Jun
3 Keracunan Desa Galagamba 61 01-Sep 03-Sep
Pangan Puskesmas Ciwaringin
4 Chikungunya Desa Karangwangi 12 01-Okt 14-Okt T idak muncul sebagai
Puskesmas Waruroyom sinyal KLB di web SKDR
5 Keracunan SDN I Sindangjawa 13 11-Nov 12-Nov
Pangan Puskesmas Sindangjawa
6 Chikungunya Desa Gombang Puskesmas 12 04-Okt Masih T idak muncul sebagai
Plumbon berlangsung sinyal KLB di web SKDR

Tabel 7 menunjukkan bahwa sampai dengan minggu ke-52 tahun 2022 telah terjadi 6 KLB yaitu Chikungunya
(3), DBD, dan keracunan pangan (2).

V. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
a. Kelengkapan laporan minggu ke-52 mencapai 100%;
b. Ketepatan laporan minggu ke-52 mencapai 100%;
c. Kelengkapan laporan minggu ke-1 sampai dengan minggu ke-52 mencapai 100%;
d. Ketepatan laporan minggu ke-1 sampai dengan minggu ke-52 mencapai 100%;
e. Sinyal KLB yang muncul pada minggu ke-52 sebanyak 14 sinyal KLB, terbanyak sinyal KLB suspek
Covid-19, seluruhnya (100%) telah diverifikasi dan dan direspons <24 jam, tidak ada sinyal KLB yang
menjadi KLB;
f. Sinyal KLB yang muncul dari minggu ke-1 sampai minggu ke-52 sebanyak 582 sinyal KLB, seluruhnya
(100%) telah diverifikasi dan direspons <24 jam, 1 sinyal KLB yang menjadi KLB;
g. Target discarded Campak tingkat kabupaten sudah tercapai, 28 Puskesmas (46,7%) sudah mencapai
target penemuan discarded Campak;
h. Terdapat 32 kasus positif Campak dan 5 kasus positif Rubella;
i. Target non polio AFP rate tingkat kabupaten sudah tercapai, 22 Puskesmas (36,7%) sudah mencapai
target penemuan non polio AFP rate;
j. Total KLB yang terjadi sebanyak 6 KLB.

VI. Rekomendasi
a. Pertahankan kelengkapan dan ketepatan laporan serta respons terhadap sinyal KLB;
b. Temukan dan laporkan kasus suspek Campak dan kasus AFP bagi Puskesmas yang belum mencapai
target penemuan;
c. Tingkatkan cakupan imunisasi Campak/MR yang tinggi dan merata guna mencapai kekebalan komunitas
terhadap penyakit Campak dan Rubella;
d. Setiap sinyal KLB agar dilakukan verifikasi dengan melakukan penyelidikan epidemiologi ke lapangan
untuk menemukan secara dini jika terdapat kasus lain di sekitar lokasi kasus;
e. Lakukan penanggulangan KLB melibatkan lintas program dan lintas sektoral.

35
Buletin Epicon Triwulan IV
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon © Copyright (2023) All Rights Reserved

Anda mungkin juga menyukai