Bab 1 ..
Bab 1 ..
Bab 1 ..
PROPOSAL
DESI
2013101037
PENDAHULUAN
tuberculosis (Mtb). Tuberkulosis ditularkan melalui udara dari pasien TBC yang
bakteriologis yang tidak diobati secara tepat dan berkualitas dapat menginfeksi
sekitar 10 orang per tahun. Sekitar5-10% orang-orang yang kontak akan sakit
TBC dan sekitar sepertiganya akan terinfeksi tetapi tidak sakit TBC. Kelompok
yang berisiko tinggi untuk terinfeksi adalah orang yang kontak erat dengan
pasien TBC, antara lain anak, lansia dan orang dengan gangguan sistem
Dunia setelah India. Secara global, diperkirakan 10 juta orang menderita TB pada
tahun 2019. Meskipun terjadi penurunan kasus baru TB, tetapi tidak cukup cepat
untuk mencapai target Strategi END TB tahun 2020, yaitu pengurangan kasus
TB sebesar 20% antara tahun 2015 – 2020. Pada tahun 2015 – 2019 penurunan
kumulatif kasus TB hanya sebesar 9% (WHO, Global Tuberculosis Report,
kasus/diagnosis yang tidak baku, paduan obat yang tidak baku, tidak dilakukan
Kepulauan (DTPK), serta daerah risiko tinggi seperti daerah kumuh di perkotaan,
(TB-RO) yang akan meningkatkan pembiayaan program TB; faktor sosial seperti
pengobatan (success rate) dan semua faktor risiko TBC. Selain itu, insiden
berasosiasi dengan GDP per kapita, kemiskinan, gizi buruk, diabetes dan beban
eliminasi global adalah Eliminasi TB pada tahun 2035 dan Indonesia bebas TB
pengobatan penderita; tapi tidak kalah penting adalah upaya penemuan kasus
baru. Beberapa studi menunjukkan bahwa angka penemuan kasus baru masih
rendah atau dibawah cakupan target nasional. Faktor penting yang menyebabkan
masih rendahnya cakupan penemuan kasus baru adalah strategi yang digunakan
puskesmas secara kuantitas terbatas dan umumnya telah memiliki beban tugas
kasus baru yang dapat ditemukan untuk diobati. Penemuan kasus baru sedini
Salah satu target SPM bidang kesehatan yang tertuang dalam Peraturan
merubah strategi penemuan pasien TBC tidak hanya “secara pasif dengan aktif
promotif” tetapi juga melalui “penemuan aktif secara intensif dan masif berbasis
layanan yang bermutu sesuai standar. Beberapa program sudah diluncurkan oleh
rumah untuk mendata warga yang mengidap penyakit tuberculose (TBC) paru.
penemuan kasus TB secara aktif dan masif yang melibat seluruh pihak baik
kegiatan dilakukan bersama dan terkoordinasi dengan lintas sektor dan organisasi
ditujukan pada orang-orang yang kontak dengan pasien TBC (indeks kasus)
meningkatkan penemuan kasus TBC dengan cara mendeteksi secara dini dan
sistematis terhadap orang yang kontak dengan sumber infeksi TBC. Pedoman
secara dini, mencegah penyakit yang lebih berat serta mengurangi penularan
TBC pada orang lain. Selain itu, IK dapat juga menemukan orang dengan infeksi
yang tepat dan sedini mungkin. Kegiatan investigasi kontak dapat diulang pada
kontak serumah setelah minimal 6 bulan pada kasus indeks yang sama. IK
menemukan kasus TBC secara dini dengan melakukan skrining gejala dan faktor
risiko TBC terhadap seluruh kontak dari pasienTBC; menemukan TBC laten
dengan segera; mencegah penularan pada kontak yang sehat dengan cara
memberikan edukasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat; memutus mata
bahwa kasus TB yang ditemukan dan diobati tahun 2017 sebanyak 446,732
kasus, tahun 2018 terjadi peningkatan kasus yang cukup besar yaitu sebanyak
570.289 kasus, tahun 2019 sebanyak 568.987 kasus, tahun 2020 sebanyak
392.323 kasus dan tahun 2021 sebanyak 385.295 kasus. Angka kasus TB yang
ditemukan dan diobati selama 10 tahun terakhir paling banyak di temukan pada
Begitu juga dengan kematian akibat TB, jumlah kematian pada tahun
2019 sebesar 1,4 juta. Secara global kematian akibat TB per tahun menurun
secara global, tetapi tidak mencapai target Strategi END TB tahun 2020 sebesar
35% antara tahun 2015 – 2020. Jumlah kematian kumulatif antara tahun 2015 –
2019 sebesar 14%, yaitu kurang dari setengah dari target yang ditentukan (WHO,
Tahun 2020 sebanyak 6.370 kasus dengan TB Sensitif obat sebanyak 6.296 kasus
dan 74 kasus merupakan TB Resistan Obat. Dalam artian hanya bisa mencapai
27,7% dari total perkiraan kasus (22.971 kasus) TB tahun 2020. Sedangkan
sebanyak 8.299 kasus dan TB Resisten obat sebanyak 94 kasus. (SITB Online,
2022)
yaitu sebesar 8,8% namun hal ini masih belum bisa mencapai target SPM.
Dimana capaian SPM tahun 2020 sebesar 47,32% dan tahun 2021 sebesar
yang ada di Sumatera Barat dengan luas wilayah 80,43 KM² dengan jumlah
penduduk Tahun 2021 141.147 ribu jiwa. Kota Payakumbuh terdiri dari 5
diberikan oleh pusat. Target untuk tahun 2021 sama dengan tahun 2020, dimana
target untuk angka penemuan kasus (treatment coverage) sebanyak 811 kasus
tahun 2020 hanya sebanyak 433 (5,3%) specimen. Sedangkan pada tahun 2021
terjadi penurunan kasus, dimana hanya sebanyak 156 (19,2%) kasus yang bisa
terjaring, dimana semua kasusnya adalah TB Sensitif Obat, dan capaian jumlah
terduga TB tahun 2021 sebanyak 603 (7,4%) spesimen. Prevalen rate kasus TB
Kota Payakumbuh Tahun 2021 127,5 per seratus ribu penduduk. Sedangkan
Insiden rate kasus TB Kota Payakumbuh Tahun 2021 adalah 94,2 per seratus ribu
2021 sebanyak 51(32,6) kasus, yang seharusnya dari 156 kasus. Dari semua
kontak yang berjumlah 1020 orang dilakukan investigasi tidak ada ditemukan
dimana tahun 2020 hanya bisa mencapai 13,38% dan pada tahun 2021 terjadi
tahun 2019 menyampaikan bahwa Program Ketuk Pintu Layani dengan Hati
Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Maulida Shafi tahun
Pintu TB mampu menjaring 38 orang suspek TB dari 970 warga yang dilakukan
penemuan kasus baru dan 1 penderita merupakan kasus drop out pengobatan TB.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Holis
2018 yang menyatakan bahwa hasil investigasi kontak sebagai inovasi penemuan
2020 juga menemukan hal yag serupa dimana dalam penelitiannya di dapatkan
bahwa pencarian kasus aktif berbasis masyarakat melalui skrining dari rumah ke
rumah terbukti efektif dalam penemuan kasus TB. Begitu juga penelitian yang
dilakukan Elizabeth L Corbett dkk, tahun 2010 juga mengungkapkan hal yang
sama dimana penemuan kasus secara aktif yang turun dari rumah kerumah sangat
Payakumbuh.
1.2 Rumusan Masalah
2021 masih rendah yaitu sebesar 19,2% dan capaian jumlah terduga TB di Kota
Payakumbuh Tahun 2021 juga sangat rendah yaitu sebesar 7,4% dan hasil
capaian Investigasi Kontak 32,6% dan capaian SPM Tahun 2021 masih rendah
lain di Kota Payakumbuh sehingga bisa mencapai target baik itu angka
berikutnya.
3. Bagi peneliti
angka penemuan kasus Kota Payakumbuh Tahun 2021 masih rendah yaitu
sebesar 19,2%, capaian jumlah terduga TB yang rendah yaitu sebesar 7,4%, hasil
capaian Investigasi Kontak 32,6% dan capaian SPM Tahun 2021 masih rendah
yaitu sebesar 15,31%. Penelitian ini di rencanakan akan dilakukan pada bulan
sedang makan obat (3 orang). Untuk jumlah sampel dalam penelitian kuantitatif
yaitu semua kontak dari kasus indek yg berjumlah 220 orang. Metoda penelitian
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif.
univariat, bivariat dengan uji chi square dan analisis multivariat dengan Multiple
Regresi Logistic. teknik pengolahan data untuk penelitian kualitatif dengan cara
TANJAUAN PUSTAKA
Tuberkulosis (TB) sampai dengan saat ini masih merupakan salah satu
juta kasus TB baru dengan 3,2 juta kasus diantaranya adalah perempuan.
perempuan. Dari kasus TB tersebut ditemukan 1,1 juta (12%) HIV positif
480.000 TB Resistan Obat (TB-RO) dengan kematian 190.000 orang. Dari 9,6
juta kasus TB baru, diperkirakan 1 juta kasus TB Anak (di bawah usia 15
diperkirakan ada 1 juta kasus TB baru pertahun (399 per 100.000 penduduk)
diperkirakan sebanyak 6700 kasus yang berasal dari 1,9% kasus TB-RO dari
kasus baru TB dan ada 12% kasus TB-RO dari TB dengan pengobatan ulang.
lain:
ISTC seperti penemuan kasus/diagnosis yang tidak baku, paduan obat yang
lapas/rutan.
5. Belum memadainya tatalaksana TB sesuai dengan standar baik dalam
tubuh.
pendidikan dan pendapatan per kapita, kondisi sanitasi, papan, sandang dan
sebesar > 900 per 100.000 penduduk, pada tahun 2015 menjadi 647 per
ini baru target penurunan angka insidens yang sudah tercapai. Untuk itu perlu
upaya yang lebih besar dan terintegrasi supaya Indonesia bisa mencapai target
yang bisa menimbulkan gangguan pada saluran nafas dikenal sebagai MOTT
• Berbentuk batang dengan panjang 1-10 mikron, lebar 0,2 – 0,6 mikron.
Ogawa.
• Tahan terhadap suhu rendah sehingga dapat bertahan hidup dalam jangka
• Kuman sangat peka terhadap panas, sinar matahari dan sinar ultra violet.
Paparan langsung terhada sinar ultra violet, sebagian besar kuman akan mati
dalam waktu beberapa menit. Dalam dahak pada suhu antara 30-37°C akan
2. Penularan TB
a. Sumber Penularan TB
percik renik). Infeksi akan terjadi apabila seseorang menghirup udara yang
1.000.000 M.tuberculosis.
meliputi tahap paparan, infeksi, menderita sakit dan meninggal dunia, sebagai
berikut:
1) Paparan
2) Infeksi
Reaksi daya tahan tubuh akan terjadi setelah 6–14 minggu setelah
infeksi. Lesi umumnya sembuh total namun dapat saja kuman tetap hidup
dalam lesi tersebut (dormant) dan suatu saat dapat aktif kembali tergantung
3) Faktor Risiko
akan menjadi sakit TB. Namun pada seorang dengan HIV positif
pula.
4) Meninggal dunia
dan risiko ini meningkat pada pasien dengan HIV positif. Begitu pula
1. Tujuan
2. Target
eliminasi global adalah Eliminasi TB pada tahun 2035 dan Indonesia bebas
jutapenduduk.
1. Strategi
meliputi:
a. Penguatan kepemimpinan program TB di kabupaten/kota
private mix)
yang baru
holding
pusat
daerah
dan masyarakat
1) SDM
2) Logistik
Sakit Pemerintah, non pemerintah dan Swasta, Rumah Sakit Paru (RSP),
penanggulangan TB
f. Penanggulangan TB dilaksanakan melalui penggalangan kerjasama dan
perundang-undangan.
sistem elektronik sesuai dengan tata cara dan sistem yang ditentukan oleh
wajib pasien TB untuk FKTP (klinik dan dokter praktik mandiri) disampaikan
FKTP (klinik dan dokter praktik mandiri) maka harus disiapkan sistem
dilakukan secara rutin dan berkala sebagai deteksi awal masalah dalam
dilakukan untuk menilai sejauh mana pencapaian tujuan, indikator, dan target
yang sah atau valid untuk diolah, dianalisis, diinterpretasi, disajikan dan
2. Indikator Program TB
operasional.
a. Indikator Dampak
dampak adalah:
1) Angka Prevalensi TB
2) Angka Insidensi TB
3) Angka Mortalitas TB
b. Indikator Utama
yang diobati
yaitu:
c. Indikator Operasional
diantaranya adalah:
kedua
pengobatan TB
yaitu:
PPM
kasus TB anak
6) Persentase kabupaten/kota yang mencapai target indikator cakupan
Data Indikator
ab
ot
1 2 3 4 5 6 7
Indikator Utama
diobati jumlah
semua
kasus
TB
(inside
n)
uk
semua kasus
ahun
sebelu
mnya
Data Indikator
1 2 3 4 6 7
keberhasilan
pengobatan Tahunan
pasien TB
resistan obat
pasien TB Tahunan
yang
mengetahui
status HIV
Indikator Operasional
kasus Tahunan
pengobatan
ulang TB
yang
diperiksa uji
kepekaan
obat dengan
tes cepat
molukuler
atau metode
konvensional
kasus TB TB.06
resistan obat Tahunan
yang
memulai
pengobatan
lini kedua
HIV yang
mendapatkan
ARV selama
pengobatan
TB
Data Indikator
1 2 3 4 6 7
mikroskopik kota
yang
mengikuti uji
silang
mikroskopis kota
yang
mengikuti uji
silang
dengan hasil
baik
kasus TB kasus TB
anak anak,
Perkiraan
jumlah semua
kasus TB
(insiden)
ditemukan di di lapas/rutan
Lapas/Rutan
mendapat kontak),
pengobatan perkiraan
yang
memenuhi
Data Indikator
1 2 3 4 6 7
kasus TB Tahunan
yang
ditemukan
dan dirujuk
oleh
masyarakat
atau
organisasi
kemasyaraka
tan
3. Analisis Indikator
Indikator yang harus dianalisa secara rutin (triwulan dan tahunan) adalah sebagai
berikut;
a. Indikator Dampak
Insiden adalah jumlah kasus TB baru dan kambuh yang muncul selama periode waktu
Mortalitas karena TB adalah jumlah kematian yang disebabkan oleh TB pada orang
dengan HIV negatif sesuai dengan revisi terakhir dari ICD-10 (international
diklasifikasikan sebagai kematian HIV. Oleh karena itu, perkiraan kematian TB pada
Puskesmas Parit
RS 128
Kerangka Teori
Pembuatan jadwal
Diagnosis
sesuai standar
Keterangan :
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi tentang hubungan atau
kaitan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diamati atau diukur
Bagan 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
Input Proses Output
Keterangan :
B. Defenisi Istilah
konsep penelitian kualitatif ini, maka peneliti membuat defenisi istilah yang akan
diteliti yaitu:
1. Masukan (input) adalah sumber daya yang terlibat dalam pelaksanaan sistem
keselamatan dan kesehatan kerja di Rumah Sakit yang terdiri dari tenaga,
Cara ukur dan alat ukur yang digunakan untuk meneliti masukan (input)
pengawasan
Cara ukur dan alat ukur yang digunakan untuk meneliti proses (process)
C. Defenisi Operasional
Pada penelitian kuantitatif yang akan diteliti adalah Sputum Kasus Index. Untuk
Sputum kontak kasus index merupakan bahan yang dikeluarkan dari paru dan
b) Negatif TB
BAB IV
METODE PENELITIAN
(Sugiyono, 2014), yang dikenal dengan nama mixed methods. Pada model ini ada
penelitian kuantitatif sebagai metode primer digunakan untuk memperoleh data yang
dan variabel dependen dikumpulkan dan dinilai dalam satu waktu kemudian
Payakumbuh.
1) Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan pada bulan Mei - Juni tahun 2022. Penelitian ini
1) Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang sedang makan obat
11 Orang.
2) Sampel
atau key informant dalam penelitian ini adalah penyelenggara penemuan kasus
TB yang, meliputi:
3. Pengelola Program TB
4. Kader TB
6. Untuk kelompok pendukung (20 orang kontak erat dari 11 pasien yaitu
makan obat dengan kontar erat 20 orang, jadi total sampel semua kontak dari
untuk lebih efektifnya melakukan penelitian supaya setiap sampel yang sudah
ditunjuk mendapatkan hasil yang lebih baik, sehingga jumlah tersebut dapat
1. Data Kuantitatif
Pengumpulan data kuantitatif dibagi atas data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
b. Data Sekunder
2. Data Kualitatif
suatu informasi spesifik yang muncul dari informan tetapi tidak terdapat
dalam panduan. Hal ini bertujuan untuk menemukan masalah lebih terbuka
E. Instrumen Penelitian