Kwu Lainatussifa
Kwu Lainatussifa
Kwu Lainatussifa
NIM : 121111029
PRODI : PGSD
A. Konsep Wirausaha
Istilah entrepreneurship sebenarnya berasal dari kata entrepreneur (wirausahawan).Istilah
“entrepreneur” pertama kali oleh Cantilon dalam “Essai sur la nature du
commerce”(1755),yaitu sebutan bagi para pedagang yang membeli barang di daerah-daerah
dan kemudian menjualnya dengan harga yang tidak pasti.Sementara itu Soeharto
prawirokusumo menerjemahkan enterpreneurship sebagai “kewirausahaan” yang dapat
diartikan sebagai syaraf pusat prekonomian dan pengendali prekonomian suatu bangsa.Seperti
dikemukakan Soeparman Soemahamidjaja bahwa kewirausahaan meliputi semua aspek
pekerjaan baik karyawan swasta maupun pemerintah.Wirausahawan adalah mereka yang
melakukan usaha-usaha kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan meramu
sumberdaya untuk menemukan peluang dan perbaikan hidup.
Peter F.Drucker mengemukakan konsep kewirausahaan merujuk pada sifat,watak,dan ciri-ciri
yang melekat pada seseorang yang mempunyai kemauan keras untuk mewujudkan gagasan
inovatif ke dalam dunia usaha yang nyata dan dapat mengembangkannya dengan tangguh.
Thomas W. Zimmerer mengemukakan kewirausahaan adalah penerapan krativitas dan inovasi
untuk memecahkan masalah dan upaya memanfaatkan peluang yang dihadapi setiap hari.Maka
dari itu para wirausahawan akan berhasil apabila berpikir dan melakukan sesuatu yang
baru,atau sesuatu yang lama dikerjakan dengan cara yang baru.
Konsep kewirausahaan adalah suatu konsep yang perlu dipahami oleh para pengusaha agar
dapat menjalankan usaha bisnisnya dengan baik. Konsep tersebut perlu dimiliki serta
diterapkan oleh pengusaha agar bisa mencapai tujuan. Konsep kewirausahaan merupakan
kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang bisnis.
Menurut buku Kewirausahaan karya Abu Marlo, Berikut dua konsep kewirausahaan.
Ada peluang dan kemampuan memanfaatkan peluang.
a. Peluang
Peluang adalah kesempatan untuk mewujudkan dan melaksanakan usaha dengan
tetap mempertimbangkan risiko yang akan terjadi. Adanya peluang memungkinkan
seseorang untuk mengembangkan kreativitas yang dia miliki.
b. Kemampuan Memanfaatkan Peluang
Peluang akan selalu ada. Akan tetapi, keberhasilannya tentunya bergantung pada
usaha yang dilakukan, bagaimana seseorang memanfaatkan peluang yang sudah ada
di depan mata.
B. Inti Kewirausahaan
Inti dari kewirausahaan menurut Drucker adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang.
C. Pengertian Wirausaha dan Manajer
a. Wirausaha adalah orang yang melakukan kegiatan usaha yang ditandai dengan kecerdasan
atau bakatnya dalam mengenal produk baru, menentukan cara produksi baru,
menyelenggarakan manajemen pembelian produk baru, memasarkannya dan mengelola
modal kerjanya.
b. Manajer yaitu mereka yang mempunyai tanggungjawab dalam perjuangan memajukan dan
mempertahankan perusahaan,terutama pada saat-saat sulit. Manajer bertindak dalam
kekerabatan yang pengaruhnya menyebar kepada orang lain yang membuat orang lain
menjadi lebih baik. Lebih lanjut, pengertian manajer yaitu orang yang mempunyai
pengalaman, pengetahuan serta keterampilan yang baik dan diakui oleh organisasi atau
perusahaan tersebut untuk sanggup memimpin, mengendalikan mengelola, mengatur serta
menyebarkan organisasi dalam rangka mencapai visi (tujuan) perusahaan.
D. Skema Perbedaan Wirausaha, Manajer dan Kewirausahaan
Wirausaha adalah orang yang ingin/berani membuat sesuatu barang yang
sangat bernilai dengan menggunakan sumber daya alam yang ada dan
menggunakan kepandaian/keterampilan untuk menciptakan sebuah barang-
barang.
F. Ciri Kewirausahaan
a. Memiliki Perspektif ke Depan
Arah pandang seorang wirausaha harus berorientasi ke masa depan. Kata kunci
yang harus diingat adalah SMART (Specify, Measurable, Achievable, Reality-
based, Time-frame) yang berarti harus spesifik dan jelas, terukur, dapat dicapai,
berdasarkan realitas, dan memiliki jangka waktu dalam mencapai tujuan tersebut.
b. Memiliki Kreativitas Tinggi
Umumnya, seorang wirausaha memiliki daya kreasi dan inovasi yang lebih dari non
wirausaha. Wirausaha juga memiliki kemampuan mengubah hasil inovasi menjadi
permintaan.
c. Memiliki Sifat Inovasi Tinggi
Seorang wirausaha harus menerjemahkan mimpi-mimpinya menjadi inovasi untuk
mengembangkan bisnisnya. Impian harus ditunjang oleh inovasi sehingga sebuah
bangunan bisnis menjadi kokoh dalam situasi apapun.
d. Memiliki Tanggung Jawab
Ide serta perilaku seorang wirausaha tak terlepas dari tuntutan tanggung jawab. Jadi,
memiliki komitmen sangat diperlukan, sehingga mampu melahirkan tanggung
jawab.
e. Berani Menghadapi Risiko
Kunci utama dalam dunia usaha adalah keberanian dalam mengambil risiko. Risiko
yang telah diperhitungkan dengan baik akan lebih banyak memberi peluang
keberhasilan.
f. Selalu Mencari Peluang
Wirausaha tentunya selalu mencari peluang. Kemampuan mencari peluang akan
membuat seorang wirausaha piawai dalam menangani persoalan yang dihadapi
sebuah perusahaan.
g. Memiliki Kemampuan Manajerial dan Personal
Kemampuan manajerial adalah mampu menggunakan tenaga dan waktu orang lain
untuk mencapai impiannya. Sementara kemampuan personal adalah kemampuan
individu dari wirausaha.
G. Landasan Teori
Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam
menangani usaha atau kegiatan yang mengarah kepada upaya mencari, menciptakan,
menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi
dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan
yang lebih besar.
H. Hakekat Pembuatan Keputusan
Pada hakikatnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap
hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data. Hakikat pengambilan
keputusan adalah tindakan dalam mengeluarkan keputusan yang bersifat taktis maupun
operasional seperti memuat program yang ingin dicapai, strategi pelaksanaannya dan
strategi pemecahan masalah, melalui suatu keputusan yang didasarkan pada hasil
pemilihan beberapa alternatif masalah yang telah ditetapkan untuk pencapaian tujuan.
Pembuatan keputusan tersebut mencakup kegiatan identifikasi masalah, perumusan
masalah, dan pemilihan alternatif keputusan berda-sarkan perhitungan dan berbagai
dampak yang mungkin timbul. Dalam tahap implementasi atau operasionalnya.
pimpinan harus membuat banyak keputusan rutin dalam rangka mengendalikan
kegiatan sesuai dengan rencana dan kondisi yang berlaku. Sedangkan, dalam tahap
pengawasan yang mencakup pemantauan, pemeriksaan, dan penilaian terhadap hasil
pelaksanaan dilakukan untuk mengevaluasi pelaksanaan dari pembuatan keputusan
yang telah dilakukan.
I. Tantangan Setelah Membuat Keputusan
Secara umum, semakin banyak ketidakpastian dalam suatu keputusan, semakin sulit
untuk membuat kesimpulan. Ketidakpastian dalam pengambilan keputusan dapat
berupa banyak hal, salah satunya adalah tidak pastinya kemungkinan hasil dari berbagai
pilihan keputusan.
J. Tahapan Proses Pengambilan Keputusan
a. Identifikasi Masalah
Banyak organisasi atau perusahaan yang mengatur sistem komunikasi formal
sehingga masalah dilaporkan sejak awal, tetapi mau tidak mau sistem ini tidak
selalu berhasil. Dalam praktiknya, banyak masalah yang muncul di tengah-tengah
kegiatan atau pekerjaan. Karena itulah perlunya mengidentifikasi masalah yang
muncul. Setelah masalah diidentifikasi, maka yang perlu untuk ditentukan:
• Apa penghalang dari masalah tersebut?
• Apa tujuan yang ingin dicapai?
• Solusi apa yang bisa diberikan?
e. Kurangi Pilihan
Jika informasi yang masuk terlalu banyak, mulailah mengurangi pilihan dengan
membuang atau mengeliminasi pilihan yang berisiko paling tinggi. Jika perlu, buatlah
daftar prioritas berdasarkan tingkat risiko yang akan muncul dari keputusan yang akan
dibuat.
Terlalu lama menganalisis sebuah masalah, hanya akan membuat melebarnya masalah
tersebut. Jadi, jangan terlalu lama juga jangan terlalu cepat dan gegabah dalam
mengambil sebuah keputusan.
g. Evaluasi
Ketika keputusan telah diambil dan dijalankan, maka refleksikan keputusan tersebut.
Lihatlah apakah telah sesuai dengan ekspektasi atau tidak.
Jika tidak sesuai, maka segera evaluasi dan perbaiki. Hal ini akan menjadi pengalaman
yang sangat berharga nantinya untuk sebuah decision making di kemudian hari.