Makalah - 1 - Problematika Pembelajaran Daring
Makalah - 1 - Problematika Pembelajaran Daring
Makalah - 1 - Problematika Pembelajaran Daring
PENDAHULUAN
1
Muhardi, “KONTRIBUSI PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS BANGSA INDONESIA”, XX.4 (2005)
92
2
Jeffry Handika dkk, Pembelajaran Sains Di Era Akselerasi Digital, 2020, Magetan Jawa Timur : CV AE MEDIA
GRAFIKA, h. 1-2.
adalah suatu sistem pendidikan yang memiliki karakteristik terbuka, belajar mandiri,
dan belajar tuntas dengan memanfaatkan Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK)
dan/atau menggunakan teknologi lainnya, dan/atau berbentuk pembelajaran terpadu
perguruan tinggi.
Secara empirik realisasi kebijakan tersebut sangat bergantung pada berbagai faktor.
Pertama, pemerintah pusat mesti menjamin dengan menyediakan koneksi internet yang
lancar dan stabil, subsidi kuota, bantuan perangkat digital, dan peningkatan kapasitas
digital juga meminimalisir ketimpangan akses di berbagai wilayah. Harus ada alokasi
anggaran secara khusus utuk mendukung lancarnya kegiatan pembelajaran daring
tersebut. Pembelajaran daring tidak dapat dilakukan jika sekolah maupun orangtua
tidak memiliki kapasitas memadai untuk mengakses perangkatnya. Pembelajaran ini
tidak akan terjadi ketika guru dan siswa sama-sama tidak memiliki komputer,
handphone, atau kuota dan jaringan internet yang memadai untuk menunjang
pelaksanaan pembelajaran daring.
Karena pendidikan sangat penting untuk suatu Negara maka dalam keadaan apapun
pendidikan harus selalu diusahakan untuk berjalan dengan baik. Sehingga pemerintah
mengeluarkan kebijakan-kebijakan seperti pembelajaran jarak jauh dan kebijakan lain
untuk mengupayakan pendidikan di Indonesia terus berjalan.
Pembelajarang daring ini tentu bukanlah hal yang mudah, karena belum
sepenuhnya siap yang sejatinya dapat dilihat seluruh sekolah tingkat pendidikan
apapun 'dipaksa' bertransformasi untuk beradaptasi secara tiba-tiba untuk melakukan
pembelajaran dari rumah melalui media daring. Problematika dunia pendidikan yaitu
belum seragamnya proses pembelajaran, baik standar maupun kualitas capaian
pembelajaran yang diinginkan. Hal ini tentu dirasa berat oleh pendidik dan peserta
didik. Terutama bagi pendidik, dituntut kreatif dalam penyampaian materi melalui
media pembelajaran daring. Ini perlu disesuaikan juga dengan jenjang pendidikan
dalam kebutuhannya. Dampaknya akan menimbulkan tekanan fisik maupun psikis
(mental). Maka dari itu, pemikiran yang positif, kreatif dan inovatif dapat membantu
mengatasi berbagai problematika dalam proses pembelajaran jarak jauh dengan
menerapkan media pembelajaran daring yang menyenangkan, sehingga menghasilkan
capaian pembelajaran yang tetap berkualitas. pembelajaran jarak jauh dengan
menggunakan media daring mengharapkan siswa bisa mengikuti pembelajaran dengan
maksimal.
Proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama masa pandemi Covid-19 ini seharusnya
tetap dapat mengakomodasi kebutuhan belajar siswa untuk mengembangkan bakat dan
minat sesuai dengan jenjang pendidikannya. Namun untuk mewujudkan hal tersebut
diperlukan kesiapan pendidik, kurikulum yang sesuai, ketersediaan sumber belajar,
serta dukungan peranti dan jaringan yang stabil sehingga komunikasi antar peserta
didik dan pendidik dapat efektif. Kondisi PJJ saat ini belum dapat disebut ideal sebab
masih terdapat berbagai hambatan yang dihadapi. Sejak 16 Maret 2020, Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima sekitar 213 pengaduan baik dari orang
tua maupun siswa terkait pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Pengaduan tersebut
berkaitan dengan: Pertama, penugasan yang terlalu berat dengan waktu yang singkat.
Kedua, banyak tugas merangkum dan menyalin dari buku. Ketiga, jam belajar masih
kaku. Keempat, keterbatasan kuota untuk mengkuti pembelajaran daring. Dan kelima,
sebagian siswa tidak mempunyai gawai pribadi sehingga kesulitan dalam mengikuti
ujian daring.
Perubahan kondisi lingkungan belajar dari yang biasanya anak datang ke sekolah
menjadi tidak bisa datang ke sekolah terdakang terjadi dikarenakan suatu penyebab.
Penyebab perubahan cara belajar anak saat ini adalah masa pandemik Covid –19 yang
memaksa guru menggunakan cara pembelajaran yang berbeda dari biasanya yaitu
dengan daring. Pembelajaran daring dilakukan dengan menggunakan elektronik dalam
proses pelaksanaanya.
Pada saat inilah guru dituntut mampu melakukan pembelajaran daring dengan baik
demi menjaga kualitas pembelajaran yang mempengaruhi hasil pendidikan. Masa
pandemi Covid–19 yang memaksa guru menggunakan cara pembelajaran yang berbeda
dari biasanya yaitu dengan daring. Pembelajaran daring dilakukan dengan
menggunakan elektronik dalam proses pelaksanaanya. Pada saat inilah guru dituntut
mampu melakukan pembelajaran daring dengan baik demi menjaga kualitas
pembelajaran yang mempengaruhi hasil pendidikan. Selain itu berkaitan salah kode
etik guru yaitu tanggung jawab dan selalu meningkatkan kapasitas dan kualitas
profesinya. Sehingga guru harus siap untuk melakukan pembelajaran secara daring.
Kesiapan yang dimaksud adalah kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan
teknologi, pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak lain (kolaborasi) dan keselarasan
pelatihan yang diikuti dengan dilakukannya latihan secara mandiri oleh guru.3
Perubahan cara pelaksanaan pembelajaran yang terjadi mengakibatkan inovasi
pembelajaran daring yang selama ini dilakukan oleh lembaga tertentu saat harus
dilakukan semua jenis lembaga pendidikan. Guru harus siap dalam melaksanakan
pembelajaran daring. Kesiapan guru dalam pembelajaran daring ini akan
mempertahankan tujuan dan kualitas pembelajaran. Perlu adanya pengukuran kesiapan
guru dalam pembelajaran daring sebelum pihak lembaga membentuk sistem
pembelajaran. Kesiapan guru dalam pembelajaran akan menentukan kesiapan lembaga
untuk melakukan pembelajaran daring pula. Kesiapan guru dalam pembelajaran daring
di lembaga pendidikan harus mempunyai kemampuan penggunaan teknologi serta
kemampuan berkomunikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik
subjek yang lingkungan subjek.
3
Waryanto, N. H., & Setyaningrum, W. (2014). E-Learning Readiness In Indonesia : A Case Study In Junior
High School Yogyakarta. International Seminar on Innovation in Mathematics and Mathematics Education
1st ISIM-MED, 1, 645–654.
Berdasarkan uraian di atas, makalah ini akan membahas tentang Problematika
Pembelajaran Daring, dengan judul: “Problematika Pembelajaran Daring Tingkat
Madrasah Ibtidaiyah”.
B. Permasalahan
C. Tujuan Penulisan
A. Konsep pembelajaran
Pembelajaran berasal dari kata dasar “belajar” yang memiliki arti suatu bentuk
usaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu. Dalam belajar seseorang akan
memperoleh pengertian yang lebih luas serta mengumpulkan pengalaman untuk
menghadapi situasi yang akan datang. Karena proses belajar adalah proses jangka
panjang.4
Sedangkan pembelajaran adalah segala aktifitas atau kegiatan dalam proses
pendidikan atau belajar mengajar baik yang mencakup tentang perencanaan sampai
tujuan untuk mendapatkan efektifitas pembelajaran. Pembelajaran terkait dengan
bagaimana (how do) membelajarkan siswa atau bagaimana membuat siswa dapat
belajar dengan mudah dan terdorong oleh kemauannya sendiri untuk mempelajari apa
(what to) yang teraktualisasikan dalam kurikulum sebagai kebutuhan (needs) peserta
didik.5
Menurut Bagne dalam Abdul Rachman Shaleh mengungkapkan bahwa
pembelajaran diartikan sebagai acara dari peristiwa eksternal yang dirancang oleh guru
guna mendukung terjadinya kegiatan belajar yang dilakukan siswa. Kegiatan
pembelajaran lebih menekankan kepada semua peristiwa yang dapat berpengaruh
secara langsung kepada efektivitas belajar siswa, dengan kata lain pembelajaran adalah
upaya guru agar terjadi peristiwa belajar yang dilakukan siswa.6
4
Abdul Manab, Manajemen Kurikulum Pembelajaran di Madrasah (Yogyakarta: Kalimedia, 2015), 163
5
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), 145
6
Abdur Rachman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa (Jakarta: Raja Gratindo Perdasa, 2004),
217
Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran,
tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru
mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai
sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan
sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik,
namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu
pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara
pengajar dengan peserta didik.
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan
kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan
pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada
keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan
sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik,
ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat
peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah sebuah usaha yang
dilakukan untuk memudahkan proses internal yang berlangsung ketika seseorang
belajar, serta upaya untuk mewujudkan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan
peserta didik agar mencapai tujuan tertentu.
7
Bilfaqih Y & Qomarudin Nur M. (2015). Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring.Yogyakarta:
Deepublish.
Sedangkan menurut Thome pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang
memanfaatkan teknologi multimedia, video, teks online animasi, pesan suara, email,
telepon konferensi, dan video streaming online8
Sehingga pembelajaran daring dapat diartikan sebagai suatu pembelajaran yang
dalam pelaksanaannya menggunakan jaringan internet, intranet dan ekstranet atau
komputer yang terhubung langsung dan cakupannya global (luas). Kehadiran aplikasi
pembelajaran daring saat ini pun menjadi solusi efektif untuk memudahkan kegiatan
belajar mengajar secara online bagi para guru dan siswa. Kehadiran platform belajar
daring yang semakin mudah ditemukan tentu membantu pelajar di Indonesia tetap
aman belajar di rumah, tanpa dibatasi tempat dan waktu. Dengan hadirnya aplikasi
pembelajaran daring terpercaya di Indonesia, kegiatan belajar mengajar akan tetap
efektif dan efisien.
Menurut Charismiadji (2020:10) secara proses, model pembelajaran modern ini
sudah diatur dalam Permendikud No.22 Tahun 2016 tentang Standar Proses dengan
prinsip sebagai berikut:
1) Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
2) Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka
sumber belajar;
3) Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan
pendekatan ilmiah;
4) Dari pembelajaran persial menuju pembelajaran terpadu;
5) Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran
dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
6) Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran
dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
7) Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
8
Kuntarto Eko. (2017). Keefektifan Model Pembelajaran Daring dalam Perkuliahan Bahasa Indonesia di
Perguruan Tinggi.
8) Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan
keterampilan mental (softskills);
9) Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik sebagai pembelajar sepajang hayat;
10) Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan membari keteladanan (ing
ngarso sing tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
mengembangka kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri
handayani);
11) Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan masyarakat;
12) Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja
adalah peserta didik, dan dimana saja adalah kelas;
13) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efesisensi dan efektivitas pembelajaran;
14) Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peseta didik.
BAB III
PEMBAHASAN
11
Pengalaman Baik Mengajar di Masa Pandemi Covid-19 Mapel Bahasa Indonesia (Kemdikbud, 2020)
jaringan internet, sementara dari orangtua berupa keterbatasan waktu dalam
mendampingi anaknya di saat pembelajaran daring.
B. Kesiapan Guru dalam Menyesuaikan Pembelajaran Darurat
Guru sebagai seorang pendidik dituntut untuk selalu mumpuni dalam setiap
kinerjanya dan fleksibel atau mengikuti sesuai dengan perkembangan arus pendidikan
dan keadaan yang ada. Yang dimana saat ini guru diminta untuk melakukan kegiatan
pembelajaran yang awalnya melalui tatap muka menjadi kegiatan pembelajaran daring
dengan menggunakan teknologi pembelajaran yang tersedia sekarang.
Pada saat ini kemampuan penguasaan pembelajaran daring bagi guru dirasakan
masih kurang dan jauh dari kata baik, karena adanya pandemi yang mendadak ini
mengakibatkan kurangnya informasi yang diterima oleh guru dan pelatihan yang
dilakukan sebelumnya sehingga beberapa guru kurang siap untuk mengadaptasikan
pola pembelajaran daring. Keefektifan pembelajaran daring pim masih kurang karena
guru tidak langsung bisa mengawasi dan berinteraksi dalam proses belajar siswa dan
tidak mengetahui apakah siswa paham atau dengan materi karena terbatasnya materi
elektronik yang dimiliki oleh guru dan juga apabila tidak diawasi dan dibimbing oleh
guru sendiri apakah siswa mengerjakan sendiri tugas yang telah diberikan.
Pembelajaran daring juga mengakibatkan kurangnya interaksi antara guru dan
siswa bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat
terbentuknya values dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran saat ini menjadi hal
baru yang dirasakan oleh guru maupun peserta didik.12
Guru saat ini diperhadapkan dengan tantangan mengenai penyajian pembelajaran
yang terencana dan efektif di keterbatasan waktu. Kemudian merancang atau mencari
bahan belajar yang sesuai dengan bahan materi dan adanya peserta didik yang mangkir
dalam pembelajaran daring. Padahal hanya cara ini yang dapat digunakan pada
pandemi. Namun saat belajar daring tidak semua pelajar dapat langsung mengerti dan
12
Putria, H., Maula, L H., & Uswatun, D. A. (2020). Analisis Proses Pembelajaran Dalam Jaringan (DARING)
Masa Pandemi COVID-19 pada Guru Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu. 4(4).( 861 – 872).
untuk membuat mengerti pun sulit. Sistem pembelajaran daring hanya efektif untuk
penugasan.
Belajar daring ini, guru pun harus memantau karakter peserta didik pada saat
memberikan penjelasan materi, guru pun harus kreatif menyelipkan kata-kata yang
dapat membangun karakter peserta didik. Guru juga harus memberikan umpan balik
pada pembelajaran agar peserta didik lebih serius dalam belajar. Tantangan tidak kalah
penting mengajar peserta didik yang pertama kali masuk pelajaran baru. Pastinya, guru
harus membimbing peserta didik untuk tetap tangguh selama pembelajaran yang sangat
berbeda sekarang ini. Guru yang mendidik, bukan menjadi guru yang hanya mencatat
tugas dan memberikan tugas yang banyak dengan rentang waktu yang sedikit.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran daring atau online selama masa pandemi covid-19 masih menjadi
tantangan bagi masyarakat Indonesia terutama orang tua, murid, dan juga guru. Bukan
hanya karena masalah teknis yang menjadi keluhannya, tetapi juga problematika
lainnya yang cukup menguras energi.
Harus ada upaya maksimal dari semua pihak untuk mewujudkan pembelajaran
daring yang lebih maksimal dalam pelaksanaanya. Tidak terkecuali keberadaan guru
sebagai tenaga pendidik kepada peserta didik diharapkan mempunyai inovasi dalam
pelaksanaan pembelajaran daring agar peserta didik tidak cepat bosan pada saat
pembelajaran berlangsung.
Untuk itu evaluasi secara komprehensif perlu dilakukan pemangku kepentingan,
dari pihak sekolah, komite sekolah, tokoh masyarakat, para orang tua, wali murid serta
Dinas Pendidikan perlu dilakukan agar kualitas pendidikan tidak merosot. Karena
pendidikan adalah investasi jangka panjang bagi sebuah bangsa. Menyangkut masa
depan.
B. Saran-Saran
Dari uraian diatas, maka penulis mencoba memberikan saran-saran kepada pihak
sekolah antara lain :
1. Bagi Kepala Sekolah
Kepala sekolah diharapkan mengadakan rapat secara berkala melalui grup
whatsapp selama masa belajar dirumah agar mengetahui apa saja yang menjadi
hambatan-hambatan guru selama pelaksanaan kelas daring pada masa pandemi
covid-19.
2. Bagi Guru
Guru hendaknya menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua siswa
agar siswa konsentrasi selama pembelajaran yang dilakukan secara daring
(online) berlangsung.
3. Bagi Siswa
Siswa diharapkan terus mengulang materi pembelajaran yang belum
dimengerti dan mendiskusikannya dengan orang tua agar kesulitan yang dialami
selama belajar daring dapat teratasi.
4. Bagi Orang Tua / Wali Murid
Orang tua diharapkan selalu mendampingi siswa pada saat pembelajaran
sedang berlangsung agar siwa bisa berkonsentrasi dan tidak jenuh dan juga
mengajak siswa mengulang kembali agar siswa tidak cepat lupa dengan materi.
Daftar Pustaka
Abdul Manab, Manajemen Kurikulum Pembelajaran di Madrasah (Yogyakarta:
Kalimedia, 2015)
Abdur Rachman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa (Jakarta: Raja
Gratindo Perdasa, 2004)
Bilfaqih Y & Qomarudin Nur M. (2015). Esensi Pengembangan Pembelajaran
Daring.Yogyakarta: Deepublish.
Hamzah. B Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAIKEM,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2012)
Jeffry Handika dkk, Pembelajaran Sains Di Era Akselerasi Digital, 2020, Magetan
Jawa Timur : CV AE MEDIA GRAFIKA
Kuntarto Eko. (2017). Keefektifan Model Pembelajaran Daring dalam Perkuliahan
Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi.
Mohammad Jauhar, Implementasi Paikem dari Behavioristik sampai
Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011)
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001)
Muhardi, “KONTRIBUSI PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS
BANGSA INDONESIA”, XX.4 (2005)
Putria, H., Maula, L H., & Uswatun, D. A. (2020). Analisis Proses Pembelajaran
Dalam Jaringan (DARING) Masa Pandemi COVID-19 pada Guru Sekolah Dasar. Jurnal
Basicedu. 4(4)
Waryanto, N. H., & Setyaningrum, W. (2014). E-Learning Readiness In Indonesia :
A Case Study In Junior High School Yogyakarta. International Seminar on Innovation in
Mathematics and Mathematics Education 1st ISIM-MED