Tugas Makalah SDM
Tugas Makalah SDM
Tugas Makalah SDM
Oleh:
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER MANAJEMEN KEUANGAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS NOBEL INDONESIA
2022
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI ……………………………………………………… 1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………….. 2
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………….. 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sumber Daya Manusia (SDM) …………………………………………….. 4
2.2 Kompetensi …………………………………………….. 5
2.3 Manajemen SDM Berbasis Kompetensi …………………………………….. 6
2.4 Revolusi Industri …………………………………………….. 8
2.5 Kompetensi SDM menjadi Kunci Hadapi Revolusi Industri 4.0 …………….. 12
2.6 Revolusi Industri 4.0 dan Dampak terhadap Sumber Daya Manusia ……. 14
DAFTAR RUJUKAN…………………………………………………………... 17
2
BAB I
PENDAHULUAN
peralihan penggunaan tenaga kerja manusia dan hewan menjadi penggunaan mesin produksi
massal. Dilain sisi, Indonesia saat revolusi industry hanya sebatas ladang bagi para penjajah
untuk memperkaya diri. Namun kini kehadiran revolusi industry generasi ke empat dapat
menjadi suatu berkah sekaligus musibah bagi Indonesia. Bagaimana tidak, Indonesia kini
dihadapkan pula dengan persoalan jumlah usia produktif yang terus meningkat setiap tahunnya.
terhadap kondisi social, ekonomi dan budaya khususnya pada peningkatan pendapatan rata-
rata suatu negara dan pertumbuhan penduduk. Pada generasi kedua dengan hadirnya pemangkit
tenaga listrik dan motor pembakaran memicu kemunculan kendaraan bermotor, pesawat
telepon yang membuat waktu dan jarak semakin dekat. Namun kemunculan teknologi digital
dan internet pada masa generasi ketiga berhasil melampaui dan menyatukan kedua hal tersebut.
Saat ini, revolusi industry generasi keempat merupakan suatu terobosan berbasis cyber-
physical system berupa integrasi antara komputasi, jaringan, dan proses fisik yang diyakini
Pertumbuhan ekonomi yang stabil diikuti dengan investasi sumber daya manusia yang
bernilai saing serta infrastruktur yang mendukung akan memberikan dampak positif bagi
penyerapan lapangan kerja kedepannya. Namun apabila Indonesia tidak memberikan perhatian
khusus dan tidak melakukan persiapan secara maksimal terhadap sumber daya yang
3
ada maka tenaga kerja Indonesia akan dinilai murah tanpa kompetensi bahkan
Indonesia dapat dihadapkan pada permasalahan pengangguran serta tingkat kriminalitas yang
tinggi.
Industry kreatif dapat menjadi pilihan bagi para wirausahawan untuk menghadapi
menjadi peluang bisnis fintech dan start up. Hal ini dapat terjadi dikarenakan adanya perubahan
perilaku transaksi yang dulunya bersifat konvensional menjadi transaksi online. Dengan
adanya infrastruktur online yang semakin mudah dan cepat menjadikan peluang pemanfaatan
bonus demografi dalam industry 4.0 meningkat yang mana semuanya terintegrasi secara online.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Mulai dari sumber daya manusia, peralatan, mesin, keuangan, dan sumber daya informasi.
Setiap sumber daya memiliki tugas dan fungsinya masing-masing. Sebagai suatu sistem,
sumber daya-sumber daya tersebut akan berinteraksi dan saling bekerja sama sehingga tujuan
Sumber daya manusia sebagai salah satu sumber daya yang ada dalam organisasi
memegang peranan yang penting dalam keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Sumber
daya manusia menggunakan sumber daya-sumber daya lain yang dimiliki oleh organisasi
dalam rangka mencapai tujuan. Mesin-mesin berteknologi canggih sekalipun tidak akan ada
artinya, jika sumber daya manusia yang menjalankannya tidak berkualifikasi untuk
mengerjakannya. Demikian juga dengan sumber daya informasi. Sebaik dan selengkap apapun
informasi yang diterima oleh organisasi, tidak akan berarti apa-apa, jika kualitas sumber daya
manusia yang ada tidak mampu menterjemahkannya menjadi informasi yang berguna bagi
SDM atau sumber daya manusia adalah mesin penggerak sebuah perusahaan. Ketika
mesin tersebut berjalan tidak sebagaimana mestinya, maka tentu saja kelancaran operasional
perusahaan akan mengalami gangguan. Jika hal tersebut terjadi, maka visi maupun misi yang
dirancang oleh perusahaan akan sulit dicapai. Oleh karena itulah, diperlukan sebuah strategi
manajemen yang baik supaya performa karyawan bisa lebih optimal. Sumber Daya Manusia
5
(SDM) menurut Wirawan (2015:20) adalah orang yang disebut sebagai manajer, pegawai,
karyawan, buruh atau tenaga kerja yang bekerja untuk organisasi. SDM merupakan dasar dan
kunci dari semua sumber daya organisasi. Sumber-sumber lainnya hanya dapat diperoleh dan
berfungsi jika organisasi mempunyai SDM yang berkualitas. SDM yang berkualitas
jiwa yang prima, bertalenta, mempunyai etos kerja dan motivasi kerja tinggi yang dapat
membuat organisasi berbeda antara sukses dan kegagalan. Efektivitas dan efisiensi sumber-
sumber organisasi lainnya hanya dapat dicapai kalua sumber daya manusianya berkualitas.
2.2 Kompetensi
Secara harfiah (terjemahan) kompetensi berasal dari kata competence yang artinya
kecakapan, kemampuan, dan wewenang. Adapun secara etimologi (asal-usul kata), kompetensi
diartikan sebagai dimensi perilaku keahlian atau keunggulan seorang pemimpin atau staf yang
keterampilan yang diperlukan seseorang yang ditunjukkan oleh kemampuannya untuk dengan
konsisten memberikan tingkat kinerja yang memadai atau tinggi dalam suatu fungsi pekerjaan
spesifik. Kompeten harus dibedakan dengan kompetensi, walaupun dalam pemakaian umum
istilah ini digunakan dapat dipertukarkan. Kompetensi mencakup melakukan sesuatu, tidak
hanya pengetahuan yang pasif. Seorang karyawan mungkin pandai, tetapi jika mereka tidak
tidak berguna. Jadi kompetensi tidak hanya mengetahui apa yang harus dilakukan.
sikap dan nilai-nilai pribadi, dan kemampuan untuk membangun pengetahuan dan
keterampilan yang didasarkan pada pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan. Secara
6
general, kompetensi sendiri dapat dipahami sebagai sebuah kombinasi antara ketrampilan
(skill), atribut personal, dan pengetahuan (knowledge) yang tercermin melalui perilaku kinerja
(job behavior) yang dapat diamati, diukur dan dievaluasi. Dalam sejumlah literatur, kompetensi
sering dibedakan menjadi dua tipe, yakni soft competency atau jenis kompetensi yang berkaitan
erat dengan kemampuan untuk mengelola proses pekerjaan, hubungan antar manusia serta
membangun interaksi dengan orang lain. Contoh soft competency adalah: leadership,
communication, interpersonal relation, dan lain-lain. Tipe kompetensi yang kedua sering
disebut hard competency atau jenis kompetensi yang berkaitan dengan kemampuan fungsional
atau teknis suatu pekerjaan. Dengan kata lain, kompetensi ini berkaitan dengan seluk beluk
yang baik, Wirawan (2015: 39) mengemukakan bahwa tenaga kerja harus memenuhi standar
kompetensi, mempunyai ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku tertentu dalam
melaksanakan pekerjaannya
untuk mengetahui kesesuaian antara posisi dan pemegang jabatan. Menempatkan orang yang
tidak tepat pada satu posisi, khususnya pada bagian inti, tentunya dapat berdampak buruk pada
keseluruhan operasional. Menurut Wirawan (2015: 40) bagi professional dalam bidang tertentu
yang tidak melaksanakan profesinya atau bekerja dalam profesi lain, kopetensi profesinya
dapat merosot, berkurang, memudar, bahkan hilang. Professional yang seperti ini akan
perusahaan, kompetensi dapat dilihat dari penilaian terhadap keterampilan atau skill, atribut
7
perseorangan atau personal’s atribute serta pengetahuan atau knowledge yang kombinasi dari
Saat ini paradigma tentang Human Resources mulai berkembang ke arah pengertian
bahwa SDM harus memiliki peran yang lebih luas di dalam pengelolaan perusahaan. Di dalam
pelaksanaan perusahaan SDM tidak lagi diarahkan kepada obyek semata, namun telah bergeser
ke arah keikutsertaan mereka sebagai subyek perusahaan. Artinya SDM memiliki peran serta
2. Kedua, karyawan yang puas merupakan kondisi awal dari pelanggan yang puas
Pengelolaan yang baik atas aspek SDM berpengaruh positif terhadap kinerja
perusahaan atau keberlanjutan dan kelanggengan usaha. Apabila daya dukung organisasi sudah
dapat berjalan secara simultan maka pengembangan sumberdaya manusia berbasis kompetensi
akan dapat memberikan dampak baik bagi peningkatan kinerja organisasi. Hal ini terjadi karena
sumberdaya manusia yang berkembang secara kompeten merupakan suatu kondisi dimana
seluruh elemen internal organisasi siap untuk bekerja dengan mengandalkan kualitas diri dan
Pada level tertentu dimana kondisi di atas sudah mampu tercipta dalam suatu organisasi
maka kinerja individu organisasi menjadi cerminan bagi kinerja organisasi. Terdapat banyak
tantangan dalam menciptakan situasi kondusif bagi organisasi untuk meningkatkan kinerjanya
8
dan pengembangan SDM merupakan salah satu hal yang patut dilakukan. Organisasi yang
menghendaki kinerja yang optimal dibutuhkan pula konsistensi dari manajemen mengenai
pengelolaan pegawai yang baik dan proporsional serta menciptakan hubungan kerja yang
efektif.
yang terjadi di Inggris atau Britania Raya yang selanjutnya menyebar ke seluruh eropa.
Revolusi Industri terjadi pada periode antara tahun 1750 sampai 1850, perubahan terjadi pada
Saat itu mulai terjadi revolusi besar besaran diberbagai bidang seperti pertanian, manuvaktur,
pertambangan dan transportasi. Munculnya mesin seakan menggantikan peran manusia atau
hewan seutuhnya yang masih terbatas. Walaupun pada awalnya sedikit ditentang oleh kasta
pekerja, namun mereka lebih terbantu dalam efisiensi jumlah beban pekerjaan.
Revolusi Industri Kedua, setelah dirasa bidang bidang tersebut dengan optimal, segala
industri semakin berkembang dengan pesat. Ini mendorong proses energi yang menunjang
setiap mesin berjalan dengan semestinya. Permasalahan listrik, gas, air dan telegraf jadi awal
setelah industri tahap pertama. Revolusi model ini lahir setelahnya yaitu di awal abad 20 yaitu
rentang tahun 1850 – 1940. Saat itu listrik mulai ditemukan,perkembangan pipa gas,air,dan
alat komunikasi.
Revolusi Industri Ketiga, pasca perang kedua terjadi revolusi industri lanjutan yang
sering disebut revolusi teknologi, Manusia mulai sadar muncul era baru setelahj mesin yakni
era teknologi. Semua itu dimulai dengan ditemukannya ponsel genggam, mesin kontrol dan
komputer. Tanda itu semakin jelas memudahkan pekerjaan manusia yang bersinggungan
9
dengan data. Telepone umum digantikan oleh hand phone, mesin ketik digantikan dengan
komputer. Kemunculan ini mulai lahir abad ke 20, yang mengarahkan manusia ke arag digital.
Revolusi Industri Keempat, Saat ini kita hidup diera industri ke empat, semua ini
diawali dari revolusi internet yang bukan hanya sebagai mesin pencari, naum lebih dari itu
semua bisa terhubung dengan cerdas. Mulai dari penyimpanan awan, perangkat yang terhubung
dengan cerdas, sistem fisik fiber dan robotik. Revolusi industri generasi keempat ini telah
ditandai dengan kemunculan superkomputer, robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi, editing
Menurut Mello sedikitnya terdapat tiga dampak bagi organisasi untuk merespon
4. Kehidupan pekerja era industri 4.0 didominasi oleh self directed striving for personally
The McKinsey Global Institute (2017) memperkirakan bahwa 50% daro lapangan
seperti mengumpulkan dan memproses data, aktivitas fisik dan mengoperasikan mesin
memiliki potensi teknis tertinggi untuk dilakukan otomatisasi. Di sisi lain, kegiatan yang
keputusan, perencanaan dan tugas-tugas kreatif, atau mengelola dan mengembangkan orang
Manufaktur yang terhubung secara digitas, yang disebut industry 4.0, mencakup
berbagai jenis teknologi, mulai dari 3D printing hingga robotik, jenis material baru serta sistem
10
produksi. Bagi negara negara maju, industri 4.0 dapat menjadi cara untuk mendapatkan
kembali daya saing infrastruktur, khususnya bagi negara-negara eropa barat. I negara negara
produksi yang sangat dibutuhkan guna mensiasati biaya tenaga kerja yang semakin meningkat.
Dalam menghadapi revolusi industry 4.0 sedikitnya ada 3 hal yang perlu diperhatikan
semua pihak. Pertama, kualitas, yaitu menghasillkan SDM yang berkualitas agar sesuai dengan
kebutuhan pasar kerja yang berbasis teknologi digital. Kedua, adalah masalah kuantitas, yaitu
menghasilkan jumlah SDM yang berkualitas, kompeten dan sesuai kebutuhan industri. Ketiga,
upaya yang aktif melalui lembaga lembaga pelatihan kerja, badan sertifikasi profesi yang
sedang dilakukan pemerintah melalui pelatihan di Balai Latihan Kerja dan program-program
pemagangan.
Untuk menjawab tantangan era revolusi 4.0 tidak cukup hanya dengan literasi manusia
lama, yang hanya mendasarkan pada kemampuan membaca, menulis dan menghitung.Menurut
Aoun (2017), untuk mendapat SDM yang kompetitif dalam industri 4.0, kurikulum pendidikan
harus dirancang agar out put –nya mampu mengatasi literasi baru,yaitu : (1) literasi data,yaitu
kemampuan membaca,menganalisis dan memanfaatkan informasi big data dalam dunia digital,
(2) literasi teknologi, yaitu memahami cara kerja mesin, aplikasi teknologi (coding,artificial
intelligence dan enginneering principles, dan (3) literasi manusia, humanities,komunikasi dan
desain.
Dalam perspektif literasi manusia, tujuannya adalah agar manusia dapat berfungsi
dengan baik di lingkungan manusia yang semakin dinamis. Perguruan tinggi perlu mencari
cara baru untuk mengembangkan kapasitas kognisi manusia yaitu : higher order mental
skills,berfikir kritis dan sistematik.Dalam industry 4.0, modal dasar SDM yang harus dimiliki
11
adalah : keterampilan yaitu kepemimpinan (leadership) dan bekerja dalam team (teamwork),
kelincahan dan kematangan budaya (cultural agility), dengan latar belakang budaya yang
berbeda tetap bisa bekerjasama, dan enteprenurship. Menurut Direktur Utama PT.Multi
Kontrol Nusantara, Didit Ardyanto, SDM yang dibutuhkan oleh industri saat ini adalah yang
memiliki kompetensi dalam pemanfaatan teknologi digital. Kompetensi ini untuk mewujudkan
pabrik cesdas (smart factories) seperti salah satunya Internet of Things (IoT). Didit
mengatakan, penerapan industri 4.0 tidak akan menggantikan atau mengutangi peran tenaga
kerja manusia, melainkan dapat mendorong peningkatan kompetensi SDM untuk memahami
Untuk meningkatkan kompetensi SDM dibidang industri 4.0 itu, sejumlah lembaga
mengadakan “Indonesia First LoRa Conference” Lembaga itu antara lain Semtech, PT.Multi
Kontrol Nusantara (MKN), LoRa Alliance dan Komunitas IoT DycodeX. Didit mengatakan,
sejumlah industri seperti manufactur, retail, transportasi, tambang, kesehatan dan pemanfaatan
sektor publik dengan memanfaatkan LoRa atau Long Range yang merupakan teknologi yang
memungkinkan suatu perangkat IoT terkoneksi dengan jarak yang cukup jauh dengan
konsumsi power rendah. Semoga pemerintah sudah lebih siap untuk menghadapi revolusi
industri 4.0 ini yang dampaknya sangat masif dan berbahaya karena dengan jumlah populasi
Indonesia yang tidak lama mengarah ke 300 juta orang, perlu kecerdasan dan ketulusan
Pemerintahan yang baru nanti untuk mengarahkan negara yang daya tahan dan masa depan
ekonominya yang selama ini mengandalkan komoditas asli negeri ini yang semakin lama
12
2.5 Kompetensi SDM menjadi Kunci Hadapi Revolusi Industri 4.0
Sumber daya manusia (SDM) dinilai menjadi faktor utama untuk mendukung
implementasi revolusi industri 4.0, seperti yang dicanangkan pemerintah. Apalagi mengingat
era sekarang memasuki zaman digital sehingga menuntur kemampuan SDM. Hal itu
disampaikan Direktur Utama PT Multi Kontrol Nusantara, Didit Ardyanto. PT Multi Kontrol
Nusantara merupakan salah satu perusahaan teknologi informasi dan komunikasi di Bakrie
Group. "Meski sekarang sudah memasuki era digital, SDM tetaplah menjadi faktor paling
penting," kata Didit di pergelaran 'Indonesia LoRa Conference', di Wisma 77 Tower 2, Jakarta,
yang disampaikan dalam keterangan tertulisnya, Kamis 26 April 2018. Menurut dia, SDM yang
dibutuhkan oleh industri saat ini adalah yang memiliki kompetensi dalam pemanfaatan
teknologi digital. Kompetensi ini untuk mewujudkan pabrik cerdas (smart factories), seperti
salah satunya Internet of Things (IoT). Didit mengatakan, penerapan industri 4.0 tidak akan
menggantikan atau mengurangi peran tenaga kerja manusia. Melainkan dapat mendorong
13
peningkatan kompetensi SDM untuk memahami penggunaan teknologi terkini di dunia
industri.
Untuk merespons perubahan pada era Industri 4.0, pemerintah telah bersiap dengan
merancang peta jalan (road map) berjudul Making Indonesia 4.0, sebagai strategi Indonesia
memasuki era digital saat ini. Making Indonesia 4.0 menetapkan arah yang jelas bagi masa
depan industri nasional. Negara berketetapan untuk fokus pada pengembangan lima sektor
manufaktur yang akan menjadi percontohan, serta menjalankan 10 inisiatif nasional untuk
Belum lama ini, Presiden Joko Widodo juga mengungkapkan bahwa pemerintah telah
mengelompokkan lima industri utama yang disiapkan untuk Revolusi Industri 4.0. "Lima
industri yang jadi fokus implementasi Industri 4.0 di Indonesia yaitu industri makanan dan
minuman, tekstil, otomotif, elektronik, dan kimia," kata Presiden saat membuka Indonesia
Industrial Summit 2018 di Jakarta Convention Center (JCC) pada pekan pertama April 2018.
Menurut Presiden, kelima industri tersebut ditetapkan menjadi tulang punggung guna
meningkatkan daya saing. Lima sektor tersebut juga dinilai Presiden akan menyumbang
penciptaan lapangan kerja lebih banyak serta investasi baru berbasis teknologi. Memang, era
Industri 4.0 sudah menghadirkan pabrik cerdas karena kecerdasan buatan atau artificial
intelligence (AI). Namun, peluang bagi tercipta dan tersedianya lapangan kerja baru tetap
terbuka.
2.6 Revolusi Industri 4.0 dan Dampak terhadap Sumber Daya Manusia
14
Bisnis proses yang perlu menyesuaikan perkembangan zaman dan kebutuhan pasar
secara efektif dan efisien agar mampu memberikan added value yang signifikan bagi
perusahaan. Treatment terhadap sumber daya manusia juga menjadi perhatian yang sangat
penting bagi perusahaan. Selain itu, Perubahan hubungan industrial juga perlu dibangun secara
harmonis agar pencapaian tujuan perusahaan dapat secara bersama - sama dijalankan.
Bagaimana bisnis proses dapat disesuaikan dengan target yang hendak dicapai secara efektif
dan efisien. Bagaimana sumber daya manusia yang tersedia mampu menjalankan bisnis proses
tersebut sesuai dengan kompetensi yang dimiliki secara professional. Dan bagaimana relasi
antara pekerja dengan perusahaan dapat berjalan seirama untuk menyesuaikan perkembangan
zaman.
Bagi Perusahaan perubahan tersebut tentu sangat menguntungkan, tetapi dari aspek
sumber daya manusia akan membawa dampak yang cukup berbahaya apabila tidak dikelola
dengan baik. Penyesuaian kerja manusia menjadi robotik tentunya membawa dampak pada
pengurangan jumlah tenaga kerja yang ada dalam perusahaan. Akan banyak aktivitas manusia
yang punah karena telah digantikan oleh mesin -- mesin melalui artificial intelligence. Secara
culture akan berdampak pada perubahan hubungan dan aktivitas manusia dan atau robot di
dalam Perusahaan. Jika hubungan industrial sudah terbangun secara harmonis tentu akan
sangat membantu tetapi apabila kondisi tersebut tidak terjadi maka akan menjadi persoalan
baru bagi perusahaan. Alih -- alih ingin menyesuaikan perkembangan zaman berakibat pada
Melihat keadaan yang yang dihadapi dalam penerapan industri 4.0, bukan untuk
mengurangi tenaga kerja. Tetapi justru sebaliknya, apabila anak-anak muda dipersiapkan
dengan meningkatkan keterampilannya, akan memberi peluang lebih besar dalam menyerap
tenaga kerja. Revolusi industri 4.0 merupakan lompatan besar di sektor manufaktur,dengan
15
pemanfaatan teknologi otomatisasi tinggi yang ditopang infrastruktur berbasis internet. Tidak
hanya dalam proses produksi, melainkan juga di seluruh rantai nilai proses produksinya.
BAB III
16
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sumber daya manusia (SDM) dinilai menjadi faktor utama untuk mendukung
implementasi revolusi industri 4.0, seperti yang dicanangkan pemerintah. Apalagi mengingat
era sekarang memasuki zaman digital sehingga menuntur kemampuan SDM. SDM yang
dibutuhkan oleh industri saat ini adalah yang memiliki kompetensi dalam pemanfaatan
teknologi digital. Kompetensi ini untuk mewujudkan pabrik cerdas (smart factories), seperti
salah satunya Internet of Things (IoT). penerapan industri 4.0 tidak akan menggantikan atau
mengurangi peran tenaga kerja manusia. Melainkan dapat mendorong peningkatan kompetensi
SDM untuk memahami penggunaan teknologi terkini di dunia industri. pemerintah dan pelaku
bisnis IoT punya peran masing-masing dalam membentuk target. sejumlah industri seperti
manufaktur, retail, transportasi, tambang, agrikultur, kesehatan dan pemanfaatan sektor publik
3.2 Saran
Era revolusi industri 4.0 membuka kesempatan bagi sumber daya manusia (SDM) di
sektor manufaktur untuk memiliki keahlian yang sesuai dengan perkembangan teknologi
atau pembaruan keterampilan (reskilling) para tenaga kerja berdasarkan kebutuhan dunia
17
DAFTAR RUJUKAN
18