Peternakan Okta

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIKUM EKONOMI TERPADU PERTANIAN

BIDANG PETERNAKAN

Budidaya Ternak

NAMA : Muhammad Oktarizali Irsyad


NPP : 28.0400
PRODI : Politik Pemerintahan
KELAS : F-12
PELATIHAN : Peternakan

FAKULTAS POLITIK PEMERINTAHAN


INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sapi perah dan sapi potong merupakan golongan hewan ternak yang mendukung
pemenuhan kebutuhan bahan pangan bergizi tinggi yaitu susu dan daging. Perkembangan ini
senantiasa di dorong oleh pemerintah agar swasembada susu dan daging tercapai secepatnya. Hal
tersebut akan dapat terlaksana apabila peternak sapi perah dan sapi potong serta orang yang terkait
dengan pemeliharaan sapi perah dan sapi potong bersedia melengkapi diri dengan pengetahuan
tentang pemeliharaan sapi perah dan sapi potong.
Dalam meningkatkan kualitas serta kuantitas produksi sapi perah dan sapi potong, ada
beberapa faktor penting yang harus di terapkan secara profesional yaitu perlunya penanganan
manajemen pemeliharaan sapi perah dan sapi potong yang baik. Karena hal tersebut mempunyai
peran penting dalam peningkatan kualitas produk susu dan daging yang dihasilkan. Salah satu
aspek yang mempunyai pengaruh penting terhadap peningkatan produksi susu dan kualitas daging
adalah pemeliharaan atau penanganan sapi.
Dalam pola pendidikan di IPDN, pelatihan merupakan salah satu indikator yang diharapkan
dapat dikuasai secara optimal bagi seorang praja guna memberikan keterampilan yang nantinya
akan berguna dan mendukung profesi para purna praja sebagai seorang pamong. Guna menunjang
berlangsungnya kegiatan pelatihan secara otimal, maka disediakan fasilitas pelatihan peternakan
berupa kandang sapi yang diberdayakan bersama masyarakat.

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM


Guna memberikan bekal berupa keterampilan di bidang peternakan bagi seorang praja yang
mana diharapkan nantinya dapat berguna ketika kelak telah terjun ke masyarakat sebagai seorang
pamong aparatur sipil negara yang berkualitas.
BAB II
METODE

2.1 WAKTU DAN TEMPAT


Waktu : hari sabtu, tanggal 10 februari 2018 pukul 09.00 s/d 13.00 wib
Tempat: peternakan institut pemerintahan dalam negeri jatinangor

2.2 MATERI
Budidaya ternak sapi perah dan sapi potong

2.3 METODE
1. Observasi
Penelitian dilakukan dengan metode observasi langsung di lapangan guna melihat ternak
sapi yang dibudidayakan di lingkungan institut pemerintahan dalam negeri. Observasi dilakukan
secara berkelompok dengan mengamati bagaimana latar belakang ternak sapi yang dibudidayakan,
bagaimana kondisi kandang yang ideal, pakan apa yang diberikan kepada ternak, dan bagaimana
fisik sapi yang dibudidayakan.

2. Wawancara
Peneliti menggunakan metode wawancara langsung kepada peternak dan pelatih guna
mendapatkan bahan-bahan dan materi yang diperlukan untuk menyusun laporan hasil praktikum.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 HASIL DAN PEMBAHASAN


1) Jenis ternak :
a. Sapi perah
b. Sapi potong
c. Sapi dwiguna
2) Bangsa ternak :
a. Bos Taurus
b. Bos indicus
c. Bos sondaicus
3) Tipe ternak :
a. Perah
b. Pedaging
c. Pekerja
4) Ukuran kandang :
a. kurang lebih 50 m x 15m
5) Kondisi penampilan ternak :
a. Sehat, gemuk, tetapi ternak kurang bersih dikarenakan keadaan kandang yang belum
dibersihan dari kotoran ternak.
6) Jenis kandang:
a. Koloni tradisional
7) Peralatan kandang:
a. Alat perah
b. Kandang induk dan kandang anak
c. Milk can (tempat susu)
d. Selang dan keran (pembersihan)
e. Karpet karet
f. Sabun pembersih ternak
g. Bak air
h. Lampu (penerangan)
i. Tempat pakan (gudang konsentrat)
j. Papan jadwal kerja kandang
k. Mesin pendingin susu
l. Pagar pengaman ternak (perpindahan
8) jenis pakan:
a. Jerami padi
b. Jerami jagung
c. Konsentrat:
(a) BR (dedak)
(b) Bungkil kelapa
(c) Pollard
(d) Ampas tahu
(e) Ampas kedelai
(f) Onggok
d. Rumput gajah
e. Rumput digitaria
f. Sorgum
g. Kulit singkong
h. Leguminosa:
(a) Gamal
(b) Turi
(c) Arachis
(d) Indigofera
(e) Kaliandra
(f) Murbei
9) Komposisi pakan:
a. Kosentrat 30 % dari berat badan
b. Jerami 25 % dari berat badan
10) Pemberian makan : 2x sehari yaitu pagi dan sore
11) Sistem pemeliharaan: intensif
12) Jumlah sapi:
a. Sapi perah 25 ekor
b. Sapi lokal 18 ekor
c. Sapi BX 40 ekor
13) Breeding : menggunakan sistem inseminasi
14) Ras sapi :
a. Bos Sondaicus (Banteng), Merupakan sapi asli Indonesia yang sampai sekarang
masih ada di ujung kulon (Pulau Jawa). Contohnya sapi bali.
b. Bos Indicus/Zebu (sapi-sapi India), Merupakan sapi yang berasal dari India Dan
Menyebar ke daerah- daerah tropis. Contohnya sapi ognole dan sapi brahman
c. Bos Taurus (Sapi sapi Eropa), Merupakan sapi yang menurunkan sapi yang terkenal
dewasa ini. Contohnya sapi simmental dan sapi limousin.
b) Tipe ternak sapi :
a. Sapi perah, ciri-cirinya :
(a) Makan kuat dan temperamen tenang
(b) Bentuk badan segitiga
(c) Punggung luas
(d) Tulang rusuk belakang dalam, lebar dan luas
(e) Mulut lebar dan luas
(f) Ambing besar, putting simetris dan lunak
(g) Vena susu jelass, besar dan berkelok kelok
b. Sapi potong, ciri-cirinya :
(a) Bentuk badan seperti balok/segi empat
(b) Badan dalam dan lebar
(c) Leher dan bahu tebal
(d) Dada lebar dan dalam
(e) Segala garis lurus datar
15) Jadwal :
Waktu Kegiatan
07.00 – 07.30 Pembersihan bak pakan
07.30 – 08.30 Pemberian jerami
08.30 – 10.00 Pembersihan kotoran
10.00 – 11.00 Pemberian konsentrat
10.00 – 11.00 Pemberian jerami
11.00 – 12.00 Membersihan halaman kandang
12.00 – 13.00 Istirahat
13.00 – 14.00 Pemberian air minum
14.00 – 15.00 Membolak-balik konsentrat
15.00 – 15.30 Pakan jerami
16.00 – 17.00 Hijauan malam
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN
Terdapat 3 ras sapi yang diternakan di peternakan IPDN jatinangor. Mulai dari ras bos
sondaicus, bos indicus, hingga bos taurus. Di peternakan itu terdapat jenis sapi bali (sondaicus),
sapi ognole (indicus), sapi brahman (indicus), sapi limousin (taurus) dan sapi simmental (taurus).
Jenis pakan yang diberikan terdiri banyak jenis, seperti : jerami padi, jerami jagung, konsentrat,
rumput gajah, rumput digitaria, sorgum, kulit singkong, dan leguminosa.
Di peternakan tersebut juga sudah diatur jadwal makan sapi sehingga pemberian pakan jadi
teratur. Di peternakan itu juga telah di sediakan perlengkapan dan peralatan guna membantu serta
mempermudah dalam budidaya ternak sapi.

4.2 SARAN
Kurang kebersihan menjadi hal paling berkesan, dimana kotoran ternak tidak dibersihkan.
Sehingga aroma dari kotoran begitu tercium membuat kurangnya kenyamanan para praja ketika
berkunjung. Selain aroma yang tidak sedap, kotoran tersebut membuat sapi terlihat kotor.
DAFTAR PUSTAKA

www.litbang.pertanian.go.id
https://peternakkoplak.wordpress.com/

http://andyasafrizal.blogspot.co.id/2015/04/makalah-budidaya-peternakan.html

Anda mungkin juga menyukai