Hasruddin 220109502011
Hasruddin 220109502011
Hasruddin 220109502011
NIM : 220109502011
ABSTRAK.
penulisan ini diharapkan untuk mengetahui sebagaimana besar pemanfaatan dalam pengelolaan
budi daya perairan terhadap porsi dan idealnya suatu perairan untuk dikelola agar dapat
memberikan manfaat bagi masyarakat setempat dan nilai tambah terhadap kelangsungan
perairan yang lestari dan memberikan manfaat kepada masyarakat takabonerate baik dalam
sector pariwisata maupun sebagai sector pencarian pendapatan lainnya. Semakin
berkembangnya kegiatan wisata telah mendiversifikasi mata pencaharian utama penduduknya
dari nelayan menjadi pedagang atau pekerja lain di sektor pariwisata. Namun kenyataannya,
banyaknya peraturan ataupun kebijakan yang ada, masih belum cukup optimal dalam
melakukan pengelolaan pariwisata diwilayah peisir, hal ini disebabkan oleh kurang
konsistennya pemerintah dalam mengelola sektor pariwisata sebagai salah satu bentuk
pengelolaan wilayah pesisir di selayar. Hal tersebut ditandai dengan belum adanya objek wisata
yang dikelola oleh pemerintah yang berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan daerah.
Maka dari ituperlu konsistensi dan kolaborasi yang baik untuk melakukan upaya pemberdayaan ini
agarbetul-betul dapat dirasakan manfaatnya.
PENDAHULUAN.
Barang dan jasa dari ekosistem terumbu karang merupakan hal utama yang menopang
kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat pesisir. Faktor-faktor sosial dan ekonomi sangat
mempengaruhi kondisi ekosistem terumbu karang. Diperlukan pemahaman dengan pendekatan
sistem sosial-ekologi didalam menangani masalah penurunan kondisi ekosistem terumbu karang
serta menentukan penyebab utama dari faktor sosial-ekonomi yang kompleks yang
mempengaruhi bagaimana masyarakat memanfaatkan dan mengelola sumberdaya terumbu
karang yang ada di taka bonerate. Seiring dengan perkembangan zaman, wilayah pesisir menjadi
salah satu tempat atau lokasi yang sangat penting karena sumberdaya yang terkandung
didalamnya yang beragam. Banyak kegiatan pengelolaan sumber daya wilayah pesisir seperti
konservasi, reklamasi, budidaya dan pariwisata. Di Selayar sendiri, telah banyak objek
pembangunan, salah satunya dibidang pariwisata. Saat ini terdapat beberapa objek wisata telah
dibangun pada wilayah pesisir pantai Selayar, diantaranya Taman Pusaka,Taman nasional taka
bonerate, Taman Wisata Norsyah, Sunari, Taman Melo dan lain sebagainya. Objek-objek wisata
tersebut diharapkan dapat mendorong meningkatnya jumlah kunjungan wisatwan ke Kabupaten
Kepulauan Selayar.
Kegiatan pengelolaan wilayah pesisir kerap kali menimbulkan efek negatif bagi sumber
daya alam yang tersedia, sebab dengan mudah djumpai pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab yang melakukan perusakan lingkungan pada sekitaran wilayah pesisir pantai,
mulai dari nelayan yang menangkap ikan menggunakan alat terlarang seperti bius, bom dan
pukat harimau, membuang sampah ke laut dan juga pembangunan secara illegal di pesisir pantai
yang dapat merusak lingkungan, hal tersebut tentunya sangat merisaukan, sehingga sangat
mendesak dan diperlukan kebijakan pengelolaan wilayah pesisir agar halhal tersebut bisa di
hindari. Karena seyogyanya, keberadaan pesisir dimanfaatkan untuk kesejahteraan para nelayan,
sehingga semua pihak bertanggungjawab untuk menjaga dan melestarikan.
TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan ini yaitu untuk mengetahui sebagaimana besar pemanfaatan dalam
pengelolaan budi daya perairan terhadap porsi dan idealnya suatu perairan untuk dikelola agar
dapat memberikan manfaat dan nilai tambah terhadap kelangsungan perairan yang lestari dan
memberikan manfaat kepada masyarakat takabonerate baik dalam sector pariwisata maupun
sebagai sector pencarian pendapatan lainnya.
METODE PENULISAN
Metode pada penulisan ini yaitu dengan mengambil suber rujukan yaitu dari jurnal-jurnal
terbaru 5 tahun terakhir atau menggunakan metode kajian literature. Sebagai penguat narasi dari
apa yang saya ingin sampaikan mengenai pengelolaan SDA di kampong halaman saya
bijaksana agar dapat dimanfaatkan secara berdayaguna dan berhasil guna bagi generasi
sekarang tanpa mengorbankan kebutuhan generasi yang akan datang dan sebesar besarnya
kemakmuran bangsa
Nelayan pada kawasan TNTB telah mengetahui fungsi balai TNTB selaku pengelola kawasan,
zonasi yang di lindungi, dan alat tangkapan serta hasil tangkapan yang di larang. Nelayan juga
mengetahui bahwa penggunaan bom ikan dan bius menyebabkan berkurangnya sumberdaya ikan
dari penurunan hasil tangkapan dalam beberapa tahun yang disebabkan oleh kerusakan terumbu
karang akibat praktik perikanan destruktif. Nelayan mengakui masih melakukan kegiatan
penangkapan ikan menggunakan bom dan bius karena dianggap lebih mudah dan cepat
menghasilkan. Fenomena ini juga terjadi di daerah lain.
Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat saya disimpulkan bahwa pengelolaan wilayah
pesisir di Kabupaten Kepulauan Selayar, termasuk pengelolaan destinasi wisata telah didukung
oleh beberapa kebijakan dari pemerintah, salah satunya adalah Perda Nomor 10 Tahun 2011.
Namun kenyataannya, banyaknya peraturan ataupun kebijakan yang ada, masih belum cukup
optimal dalam melakukan pengelolaan pariwisata diwilayah peisir, hal ini disebabkan oleh
kurang konsistennya pemerintah dalam mengelola sektor pariwisata sebagai salah satu bentuk
pengelolaan wilayah pesisir di selayar. Hal tersebut ditandai dengan belum adanya objek wisata
yang dikelola oleh pemerintah yang berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan daerah.
DAFTAR PUSTAKA
HIDAYAT ,Achmad S.DAMPAK PENETAPAN WISATA ALAM TERHADAP EKONOMI
RUMAH TANGGA NELAYAN . in: prosiding seminar Nasional kelautan dan perikanan
UNPATTI.2019.p 300-306
..