Psikologi
Psikologi
Psikologi
BAB III
Pasal 7
Ruang Lingkup Kompetensi
BAB IV
BAB IV HUBUNGAN ANTAR ORANG
Pasal 13
Sikap Profesional
Psikolog dan/atau psikolog yang memberikan pelayanan psikologi, baik perorangan,
kelompok, lembaga maupun organisasi/badan, harus sesuai dengan keahlian dan
kompetensinya serta harus:
1. Utamakan alasan profesional.
2. Tawarkan layanan kepada siapa saja yang membutuhkannya.
3. Perlindungan pengguna layanan psikologis terhadap konsekuensi merugikan yang
diakibatkan oleh layanan psikologis yang mereka gunakan.
4. Mengutamakan ketidakberpihakan demi kepentingan pengguna layanan psikologis
dan pihak-pihak yang terlibat dalam penyediaan layanan tersebut.
5. Penggunaan layanan psikologis membawa kemungkinan efek negatif yang tak
terhindarkan Karena penyediaan layanan psikologis oleh psikolog dan/atau psikolog,
pengguna layanan psikolog tersebut harus diberitahu.
Pasal 14 pelecehan
A. Pelecehan seksual
Psikolog dan/atau psikolog tidak terlibat dalam penerapan ilmunya pertanyaan tentang
hubungan seksual, belaian fisik, perilaku seksual atau non-verbal yang berkaitan dengan
aktivitas atau peran psikolog dan/atau peneliti psikologis.
Tingkah laku dalam pengertian ini adalah perbuatan atau tingkah laku yang dianggap sebagai:
1. Tidak diinginkan, kasar, dapat menimbulkan atau menyebabkan perasaan sakit hati
2. Menimbulkan suasana cemas, takut, mengandung permusuhan, dalam hal ini psikolog
dan/atau peneliti psikologi mengetahui atau mengetahui hal tersebut atau
3. Kasar dalam konteks ini atau cenderung kejam atau menghina seseorang,
4. Hal-hal yang cukup berbahaya atau dicurigai secara hukum harus dihindari
5. Dapat merugikan pengguna layanan psikologis atau pihak lain.
B. Gangguan lain
Psikolog dan/atau peneliti psikologi tidak boleh dengan sengaja terlibat dalam perilaku
yang melecehkan atau mencemarkan nama baik orang yang berinteraksi dengan mereka
selama bekerja, baik karena usia, jenis kelamin, ras, etnis, asal kebangsaan, agama, orientasi
atau disabilitas seksual, bahasa . atau status sosial ekonomi.
Pasal 15
Penghindaran pengaruh yang merugikan
Psikolog dan/atau peneliti psikologis mengambil tindakan yang wajar untuk menghindari
efek berbahaya pada pengguna layanan psikologis dan orang lain yang terlibat dalam
pekerjaan mereka dan untuk meminimalkan efek buruk pada keadaan yang tidak dapat
dihindari tetapi dapat diperkirakan.
Pasal 16 Hubungan Rangkap
Hubungan sintetis terjadi ketika:
1. Seorang psikolog dan/atau peneliti psikologis dalam peran profesionalnya bersama
seseorang dan pada saat yang sama melakukan tugas lain pada orang yang sama, atau
2. Seorang psikolog sekaligus memiliki hubungan dengan seseorang yang berkerabat
dekat dengan orang yang memiliki hubungan profesional dengan seorang psikolog
. Pasal 17 Konflik kepentingan
Psikolog dan/atau psikolog menghindari asumsi peran profesional dalam bidang pribadi,
ilmiah, profesional, hukum, keuangan,kepentingan atau hubungan lain diyakini
adamengganggu objektivitas, kompetensi, atau efisiensi mereka dalam menjalankan
profesinya sebagai psikolog dan/atau psikolog atau merugikan pengguna layanan psikologis
dan perusahaan yang berafiliasi dengan pengguna layanan psikologis tersebut.
Pasal 18
Penggunaan
Psikolog dan/atau psikolog tidak melakukan hal-hal yang dapat dianggap sebagai
pelanggaran, yaitu:
1. Eksploitasi atau penyalahgunaan terhadap seseorang atau organisasi yang diarahkan,
dinilai atau diberi wewenang oleh mereka, seperti B. Pelajar, karyawan, subjek
penelitian, orang yang melakukan studi psikologi atau di bawah pengawasan mereka.
2. Partisipasi dalam hal-hal yang mengarah ke hubungan seksual dengan siswa atau
pengawas, di mana psikolog dan/atau psikolog 41 memiliki kewenangan diskresi atau
tanggung jawab langsung.
3. Eksploitasi atau pelecehan atau keterlibatan dalam hal-hal yang mengarah pada
hubungan seksual dengan pengguna layanan psikologis.
Penggunaan Informasi Psikolog dan/atau psikolog tidak melakukan apapun yang dapat
dianggap sebagai bagian dari penggunaan atau pemanfaatan informasi oleh orang yang
berada di bawah pengawasan, evaluasi atau supervisi.
Pasal 20
Lembar persetujuan
Bentuk persetujuan adalah persetujuan yang diberikan oleh seseorang yang menjalani proses
di bidang psikologi yang melibatkan pendidikan/pelatihan/penelitian evaluatif.Persetujuan
diberikantertulis dan ditandatangani oleh orang yang diperiksa dan saksi. Pernyataan
persetujuan harus mencakup hal-hal berikut:
1. Kesediaan untuk mengikuti proses tanpa paksaan.
2. Perkiraan waktu yang telah berlalu.
3. Gambaran umum tentang apa yang harus dilakukan.
4. Keuntungandan/atau risiko yang dialami selama proses tersebut.
5. Jaminankerahasiaanselamaprosestersebut.