Tugas 1 Karya Ilmiah - Wulan Maulida

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE

DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA


PELAJARANPKN DI KELAS II SDN LEUWINUTUG 03 KECAMATAN
CITEUREUP KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

LAPORAN
Karya Ilmiah
Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Karya Ilmiah
PDGK 4560.1.679

Oleh :

WULAN MAULIDA RAHMAWATI


NIM 857360572
E-mail : [email protected]
PROGRAM S-1 PGSD

UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH BOGOR
KELOMPOK BELAJAR BOGOR
2023
JUDUL : EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE
DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARANPKN DI KELAS II SDN LEUWINUTUG 03
NAMA : Wulan Maulida Rahmawati
NIM : 857360572
EMAIL : [email protected]
PROGRAM STUDI S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Pendahuluan

Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam


mengembangkan serta memajukan kehidupan suatu bangsa atau negara. Hal ini
dapat dilihat dari bagaimana negara hadir untuk mengatur berbagai aturan main
terkait dunia pendidikan. Suatu negara dapat dikategorikan berhasil atau maju
serta berkembang, jika dalam hal dunia pendidikan negara atau pemegang
kebijakan suatu negara sudah memprioritaskan, bahwa pendidakan menjadi hal
yang sangat fundamental. Tentunya tidak hanya elemen dunia pendidikan saja,
melainkan juga ada factor lain atau elemen lain yang mendukung dalam
memajukan suatu bangsa atau negara. Seperti halnya kesehatan, perekonomian,
budaya, dan hukum di suatu negara.

Pendidikan kewarganegaraan atau yang biasa dikenal dengan PKn,


merupakan salah satu mata pelajaran umum yang wajib ada dalam setiap jenjang
pendidikan, mulai Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah
Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan bahkan sampai Perguruan Tinggi.
Hal ini membuktikan bahwa pendidikan kewarganegaraan memiliki peran vital
dan harus ada di setiap satuan pendidikan, baik sekolah umum maupun sekolah
yang berbasis agama.

Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan mata


pelajaran yang memiliki peran yang sangat penting bagi siswa. Hal ini di
sebabkan karena pelajaran PKn mengajarkan kepada siswa tentang cara hidup
berinteraksi, berkomunikasi, berhubungan dan menaati perundang-udangan yang
berlaku. Puncaknya, adalah bagaimana generasi penerus bangsa memiliki rasa
cinta terhadap bangsa dan negaranya, serta memiliki jiwa nasionalisme yang
sangat kokoh. Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan oleh salah satu kyai
pendiri bangsa dan negara kita, yakni Indonesia, bahwa cinta terhadap tanah air,
itu sebagian dari iman.
Dalam bahasa lain, pembelajaran PKn diarahkan untuk membentuk warga
negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya
untuk menjadi warga Negara yang baik, cerdas, terampil dan berkarakter yang
diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945. (Anonim, 2010).
Untuk dapat mengajarkan PKn dengan baik, serta mewujudkan apa yang
telah dicita-citakan oleh pendidikan melalui PKn, maka harus didukung oleh
tenaga pendidik atau guru yang kompeten. Tingkat keberhasilan tenaga pengajar
atau guru dapat dilihat dari perubahan pengetahuan siswa yang sebelumnya tidak
mengerti menjadi mengerti, serta sikap maupun tingkah laku siswa menjadi lebih
baik setelah selesai proses pembelajaran.
Proses pembelajaran akan berhasil dengan baik apabila seorang guru atau
tenaga pengajar dapat menggunakan atau mengkreasikan berbagai macam metode,
strategi, media maupun model dalam setiap pembelajarannya. Contohnya seperti
penggunaan model pembelajaran harus disesuaikan dengan materi yang diajarkan.
Sebab, model pembelajaran merupakan salah satu pedoman bagi perancang
pengajaran, serta membantu para guru dalam merencanakan dan melaksanakan
aktivitas belajar mengajar.
Melalui penciptaan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan,
seperti suasana yang membuat siswa aktif bertanya serta mengemukakan pendapat
dengan menggunakan media pembelajaran atau alat bantu dan lain sebagainya.
Termasuk pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan
pembelajaran menarik, menyenangkan dan cocok bagi siswa.
Tenaga pedidik atau guru merupakan salah satu faktor yang menjadi kunci
kesuksesan peserta didik. Untuk itu, guru atau tenaga pendidik harus mampu
dalam memilih metode, strategi, media atau model pembelajaran yang akan
digunakan dalam setiap proses pembelajaran. Seperti halnya dalam pembelajaran
PKn terdapat berbagai macam model pembelajaran yang dapat digunakan salah
satunya adalah model pembelajaran example non example yang akan peneliti teliti
dalam pembelajaran PKn di kelas II.
Model Pembelajaran example non example ini menggunakan gambar
sebagai media dalam proses pembelajaran. Hal ini disesuaikan dengan materi dan
tujuan pembelajaran yang sedang dihadapi atau dibutuhkan oleh peserta didik.
Melalui media gambar, proses pembelajaran yang biasa menggunakan metode
ceramah, menjadi lebih menarik untuk disimak oleh para peserta didik, sebab
telah menggugurkan metode pengajaran yang monoton serta membuat bosan dan
digantikan oleh metode serta model pembelajaran yang secara tidak langsung
akan menarik perhatian siswa dan dapat merangsang keberanian siswa untuk
berpendapat, mengajukan pertanyaan terhadap gambar yang telah diamati. Selain
itu, melaui model pembelajaran example non example, siswa juga diharapkan
dapat bekerjasama dalam kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan-
permasalahan yang terkandung dalam gambar selama proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi awal, kenyataan yang ditemui di kelas II SDN
Leuwinutug 03, khususnya dalam pembelajaran PKn yang sebelumnya kurang
diminati oleh siswa. Sebab, ternyata tidak semua siswa atau peserta didik tidak
ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Realitas ini dapat dilihat pada
saat proses pembelajaran PKn di kelas II SDN Leuwinutug, dari 33 orang siswa,
yakni 13 laki-laki, 20 perempuan yang ada di kelas II, hanya sebagian siswa yang
memperhatikan guru saat menjelaskan materi sedangkan yang lainnya tidak.
Berangkat realitas tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Efektifitas Metode Pembelajaran Example Non Example Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaranpkn Di Kelas Ii Sdn
Leuwinutug 03 Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor Jawa Barat”.
RANGKUMAN 5 JURNAL BEREPUTASI DAN BUKU TERBITAN 5 TAHUN TERAKHIR
JURNAL :
1. Minartin, (2017), Penerapan Model Pembelajaran Example Non Example Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Randuagung 01 Pada Pelajaran IPS
Tahun Pelajaran 2017/2018. Jurnal PTK dan Pendidikan.

 Penggunaan model examples dan non-examples diharapkan akan dapat


mendorong siswa untuk menuju pemahaman yang lebih dalam mengenai materi
yang ada. Pada siklus I jumlah siswa yang telah tuntas belajar sebanyak 15 siswa
dan yang belum tuntas mencapai 13 siswa atau dengan prosentase ketuntasan
statistik klasikal adalah hanya 54 % dengan tingkat kehadiran 100%. KKM pada
mata pelajaran IPS kelas IV adalah 70. Pada siklus kedua yang dilaksanakan pada
3 Oktober 2017 terjadi peningkatan pada hasil tes formatif yang dilakukan oleh
siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari jumlah yang tuntas mencapai 26 dan
tidak tuntas hanya 2 orang saja atau dengan prosentase ketuntasan belajar sebesar
93%.

2. Fendi Lestiawan dan Arif Bintoro Johan, (2018), Penerapan Metode Pembelajaran
Example Non Example Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Dasar-dasar
Pemesinan. Jurnal Taman Vokasi.

 Penelitian ini dilakukan disekolah Dasar Negeri 38 Pontianak Utara tahun ajaran
2018/2019. Dengan menggunakan dua kelas yaitu kelas IIIa sebagai kelas
eksperimen dan kelas IIIb sebagai kelas kontrol. Penelitian dilakukan sebanyak
empat kali pertemuan untuk setiap kelas. Setiap satu kali pertemuan waktu yang
disediakan adalah 2 x 35 menit. Hasil belajar siswa dikelas eksperimen
rataratanya lebih tinggi dibanding kelas kontrol karena diberi perlakuan
menggunakan model Examples Non Example
.
3. Fitria Ulfa, (2019), Pengaruh Model Examples Non Examples Pada Pembelajaran PKn
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas III. Jurnal UNTAN.

 Penelitian ini dilakukan disekolah Dasar Negeri 38 Pontianak Utara tahun ajaran
2018/2019. Dengan menggunakan dua kelas yaitu kelas IIIa sebagai kelas
eksperimen dan kelas IIIb sebagai kelas kontrol. Penelitian dilakukan sebanyak
empat kali pertemuan untuk setiap kelas. Setiap satu kali pertemuan waktu yang
disediakan adalah 2 x 35 menit. Hasil belajar siswa dikelas eksperimen
rataratanya lebih tinggi dibanding kelas kontrol karena diberi perlakuan
menggunakan model Examples Non Example.

5
4. Tyaswati NA, (2019) Implementasi Model Pembelajaran Example Non Example Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Tematik. Jurnal Riset Pendidikan Dasar.

 Berdasarkan hasil pada pra siklus pada pembelajaran tema 1 Diriku dengan
subtema 2 Tubuhku diperoleh data bahwa dari 24 siswa ada 13 siswa belum
tuntas belajar (sesuai KKM yaitu ≥ 70), sedangkan 11 siswa telah tuntas belajar.
Persentase ketuntasan belajar siswa di kelas I A yaitu 46% siswa tuntas dan 54%
siswa tidak tuntas. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa
melalui model pembelajaran Examples Non Examples siswa kelas I A. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas I A SD Negeri Panjang 03 tahun pelajaran
2019/2020 yang berjumlah 24 siswa. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
tindakan kelas terdiri dari siklus I dan siklus II. Pengumpulan data diperoleh dari
hasil tes dan observasi. Sedangkan analisis data meliputi data kualitatif dan data
kuantitatif. Berdasarkan analisis data penelitian hasil tes formatif dari siklus 1 ke
siklus 2 yaitu ada peningkatan hasil belajar siswa kelas IA melalui implementasi
model pembelajaran Examples Non Examples. Hal ini dibuktikan dengan hasil
belajar siswa yang mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2. Pada siklus 1
ketuntasan klasikal sebesar 79% dan 100% pada siklus 2.

5. Masruroh, (2021) Metode Example Non Example Tingkatkan Belajar Sikap Rendah Hati.
Jawa Pos Radar Semarang.

 Penelitian ini melihat kelebihan model pembelajaran Examples Non Examples


yaitu situasi kelas menyenangkan, siswa berangkat dari satu definisi yang
selanjutnya digunakan untuk memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih
mendalam dan lebih kompleks. Siswa terlibat dalam satu proses discovery
(penemuan), yang mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif
melalui pengalaman dari Example dan Non Example. Dan siswa diberi sesuatu
yang berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan
mempertimbangkan bagian Non Example yang dimungkinkan masih terdapat
beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah
dipaparkan pada bagian Example. Hal yang perlu diantisipasi adalah penggunaan
waktu, karena jika antusias tinggi maka akan memakan waktu yang lama. Maka
diperlukan kecakapan dalam memanajemen waktu.

6. Amiruddin, (2021),Trik Example Non Example Dalam Merdeka Belajar, Penerbit Buku
Pendidikan Deepublish.

 Buku ini bisa dijadikan referensi dan inspirasi oleh guru, pendidik, dan calon
pendidik dalam menyukseskan program “merdeka belajar” Program merdeka
6
belajar adalah program Kemendikbud dalam menjawab tantangan dan
permasalahan pendidikan di Indonesia. Prinsip program merdeka belajar dalam
PBM adalah menjadikan peserta didik sebagai pusat kegiatan belajar (student
center), memberi ruang kepada pendidik untuk berkreasi dan berinovasi dalam
PBM. Model belajar example non example adalah salah satu model belajar yang
dapat dijadikan referensi dalam kegiatan belajar di kelas maupun di luar kelas
guna meningkatkan aktivitas dan keaktifan siswa dalam belajar. Model example
non example adalah model belajar yang menggunakan media gambar dalam
penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong siswa untuk belajar
berpikir kritis dengan jalan memecahkan permasalahan yang terkandung dalam
contoh gambar yang disajikan. “Satu gambar sering lebih bermakna dari seribu
kata”, ungkapan ini sangat sesuai dengan isi buku ini. Hanya dengan
menggunakan gambar yang begitu mudah didapat, kegiatan PBM akan berjalan
penuh aktivitas, mulai dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran.
“Waktu berlalu begitu cepat”, begitu pengakuan beberapa teman-teman guru yang
melaksanakan model pembelajaran ini.

7. Nining Mariyaningsih dan Mistina Hidayati, (2018) Bukan Kelas Biasa Teori dan Praktik
Berbagai Model dan Metode Pembelajaran Menerapkan Inovasi Pembelajaran di Kelas-
kelas Isnpiratif. Surakarta: Kekata Publisher.

 Buku ini mengulas tentang berbagai model pendekatan serta strategi atau metode
atau teknik pembelajaran. serta menguraikan menjelaskan tetang bagaimana
metide atau model pembelajaran yang tepat untuk diaplikasian di kelas. Selain itu,
dalam buku ini juga menguraikan bagaimana menerapkan inovasi pembelajaran di
kelas-kelas inspiratif, diantaranya ialah memadukan media pembelajaran dengan
games yang disesuaikan dengan keadaan situasi proses pembelajaran di kelas.
dimulai dengan pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode
pembelajaran, teknik pembelajaran serta taktik dalam pembelajaran.

BUKU REFERENSI :
1. Fika H. M dkk (2021) Model dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Surabaya:
Scopindo Media Pustaka.
2. Amiruddin, (2021),Trik Example Non Example Dalam Merdeka Belajar, Yogyakarta:
Penerbit Buku Pendidikan Deepublish.
3. Amin dan Linda Yurike Susan Sumendap, (2022), 164 Model Pembelajaran
Kontemporer. Bekasi: Pusat Penerbitan LPPM
4. Andika Kaharuddin, (2020) Pembelajaran Inovatif dan Variatif. Makasar: Pusaka
Amaida.

7
5. Sunarti dkk, (2021), Praktik Baik Pembelajaran Terbaik. Jombang: Penerbit Delta
Pustaka.
6. Nining Mariyaningsih dan Mistina Hidayati, (2018) Bukan Kelas Biasa Teori dan Praktik
Berbagai Model dan Metode Pembelajaran Menerapkan Inovasi Pembelajaran di Kelas-
kelas Isnpiratif. Surakarta: Kekata Publisher.

KERANGKA TULISAN ILMIAH


BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Peneelitian Pelaksanaan Pembelajaran
D. Manfaat Penelitian
BAB II
Kajian Pustaka
BAB III
Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
A. Subjek, Tempat dan Waktu Serta Pihak yang Membantu Penelitian
B. Prosedur Perbaikan Pembelajaran
C. Teknik Analisis Data
BAB IV
Hasil Pembahasan
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
B. Pembahasan dari setiap Siklus
BAB V
Simpulan dan Saran Tindak Lanjut
A. Simpulan
B. Saran Tindak Lanjut
BAB VI
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai