JagungEko1 - ANALISIS USAHATANI JAGUNG PIPIL PROGRAM NASIONAL UPAYA - Saputra 2017
JagungEko1 - ANALISIS USAHATANI JAGUNG PIPIL PROGRAM NASIONAL UPAYA - Saputra 2017
JagungEko1 - ANALISIS USAHATANI JAGUNG PIPIL PROGRAM NASIONAL UPAYA - Saputra 2017
ABSTRAK
Kata kunci: Jagung Pipil, Analisis Usahatani Jagung Pipil, Efisiensi Usahatani
Jagung Pipil
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian
sebagai mata pencaharian utama masyarakat. Selain itu sektor pertanian menjadi
unggulan penopang perekonomian dan pembangunan di Indonesia. Hal ini
dikarenakan pertanian memberikan porsi yang cukup besar dalam pendapatan negara.
Sektor pertanian menjadi pasar yang potensial bagi produk-produk dalam negeri,
seperti untuk barang produksi maupun barang konsumsi, terutama produk yang
dihasilkan oleh subsektor tanaman pangan.
Jagung merupakan tanaman pangan kedua setelah padi di Indonesia,bahkan di
beberapa tempat, jagung merupakan bahan makanan pokok utama pengganti beras
atau sebagai campuran beras. Produksi jagung di indonesia tahun 2015 mencapai
20,67 juta ton pipilan kering dengan luas panen 3.787.367 hektar atau mengalami
kenaikan sebanyak 1,66 juta ton dibandingkan tahun 2014. Peningkatan produksi
diperkirakan terjadi karena kenaikan luas panen seluas 160,48 ribu hektar
dan kenaikan produktivitas sebesar 2,16 kwintal/hektar (Badan Pusat Statistik
Nasional, 2016).
Jagung merupakan salah satau komoditas utama tanaman pangan yang
mempunyai peranan strategis dalam pembangunan pertanian dan perekonomian
nasional. Salah satu daerah di Kota Pekanbaru yang membudidayakan jagung adalah
Kecamatan Rumbai Pesisir tepatnya di Kelurahan Tebing Tinggi Okura. Komoditas
ini mempunyai fungsi multiguna, baik untuk konsumsi langsung maupun sebagai
bahan baku utama industri pakan dan industri pangan.
Kelurahan Tebing Tinggi Okura merupakan salah satu daerah penghasil
jagung pipil di Kota Pekanbaru. Jagung pipil yang ada di Kelurahan Tebing Tinggi
Okura dalam proses panen tidak seperti panen jagung manis. Panen jagung pipil
dilakukan saat tongkol jagung sudah kering ditanaman lalu jagung pipil tersebut
dipetik dan dipisahkan antara biji dan tongkol menggunakan mesin treser. Mesin
tersebut merupakan bantuan pemerintah kepada kelompok tani. Pemasaran jagung
pipil djiual kepada tengkulak yang sama setiap kelomopok tani.
Usahatani jagung pipildi Kelurahan Tebing Tinggi Okura mengalami
permasalahan yaitu masalah iklim yang tidak menentu serta pengaruh asap kebakaran
lahan dan hutan yang mempengaruhi produksi jagung pipil. Selain faktor tersebut
permasalahan yang ada adalah masih bergantungnya kelompok tani kepada bantuan
pemerintah, seperti bantuan pupuk kimia, benih, dan alat pertanian. Sehingga petani
menjadi kurang mandiri dalam berusahtani jagung pipil. Produksi jagung pipil yang
dihasilkan tidak mencukupi untuk memenuhi permintaan pasar dikarenakan produksi
mengalami fluktuatif ditambah lagirata-rata luas lahan yang digarap petani sebesar 1
Ha. Kemudian terbatasnya pengetahuan petani mengenai analisis usahataninya
menyebabkan petani belum mengetahui dengan tepat apakah usahatani jagung yang
dilakukan memberikan keuntungan yang signifikan dan efisien dilihat dari Return
Cost Ratio (RCR) sehingga apakah layak untuk diusahakan kedepannya.
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah: menganalisis
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tebing Tinggi Okura Kecamatan
Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru. Penelitian ini terhitung mulai dari bulan Agustus
2016 sampai April 2017.
Metode pengambilan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh dari wawancara berdasarkan kuesioner terhadap responden (ketua
kelompoktani usahatani jagung pipil). Data sekunder diperoleh dari instansi atau
lembaga yang terkait, data sekunder dalam penelitian ini antara lain meliputi keadaan
daerah penelitian, jumlah penduduk, pendidikan, mata pencaharian, jumlah petani,
jumlah kelompoktani dan anggota kelompok, luas lahan yang digarap petani, dan
sebagainya.
Analisis Data
Data yang diperoleh dilapangan kemudian dianalisis sesuai dengan tujuan
penelitian, dalam menganalisis data yang diperoleh dari objek penelitian untuk tujuan
penelitiayaitu:menganalisis biaya produksi, pendapatan kotor, pendapatan bersih
usahatani jagung pipil dan menganalisis efisiensi usahatani jagung pipil.
a. Biaya produksi
Biaya produksi dapat dirumuskan sebagai berikut :
TC = TFC + TVC
b. Penyusutan Peralatan
Besarnya nilai penyusutan alat-alat pertanian yang memiliki umur ekonomis
dalam usahatani jagung pipil, menggunakan metode straight line method (Sinuraya,
1995)sebagai berikut :
−
=
Keterangan :
D = Nilai penyusutan Alat
SV = Nilai sisa (Rp/unit)
C = Nilai beli (Rp/unit)
UL = Masa pakai (tahun)
c. Penerimaan
Menurut (Soekartawi, 2010)bahwa penerimaan total (Total Revenue) dari
suatu usaha dapat diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah produk yang dihasilkan
(terjual) dengan harga dari produk tersebut. Secara matematis dituliskan dengan
rumus :
TR =Y x Py
Keterangan :
TR= Total penerimaan usahatani jagung pipil (Rp/kg/periode tanam)
Y= Produksi jagung pipil (kg/periode tanam)
Py= Harga jagung pipil (Rp/kg/periode tanam)
π = TR –TC
Keterangan :
π = Keuntungan usahatani jagung pipil(Rp/kg/periode tanam)
TR = Total penerimaan usahatanijagung pipil(Rp/kg/periode tanam)
TC = Total biaya usahatani jagung pipil(Rp/kg/periode tanam)
e. Efisiensi Usahatani
Efisiensi usahatani jagung dapat dihitung dengan menggunakan analisis R/C
ratio dengan rumus Soekartawi (2011):
RCR =
Keterangan :
RCR =Return Cost Ratio
TR =Total Penerimaan (Rp/ kg/ periode tanam)
TC = Total Biaya(Rp/ kg/ periode tanam)
tenaga kerja berasal dari anggota kelompok tani jagung pipil, tidak ada yang berasal
dari tenaga kerja lainnya. Kemudian penjabaran mengenai biaya variabel usahatani
jagung pipil dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Rata-rata biaya variabel pada usahatani jagung pipil di Kelurahan Tebing
Tinggi Okura Kec. Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru
Total
No Uraian Biaya Jumlah (Rp)
(Rp/ha/musim tanam)
1 Benih 1.100.000
Total 1.100.000
2 Pupuk
a. Kandang 342.857
b. Urea 321.429
c. KCL 312.143
d. Dolomit 210.000
Total 1.186.429
3 Pestisida
a. Kalaris
a. 60.000
b. Regen
b. 35.000
c. Atonik 36.000
Total 131.000
4 Bahan Bakar Minyak 296.400
Total 296.400
5 TKLK
Pembukaan Lahan 200.000
Penanaman 150.000
Penyiangan 150.000
Pemupukan 150.000
Pemanenan 150.000
Total 800.000
Jumlah 3.513.829
Total biaya variabel di dapat dari penjumlahan dari seluruh biaya-biaya variabel
yang dikeluarkan yaitu biaya benih, biaya pupuk, pestisida, bahan bakar minyak, dan
biaya tenaga kerja luar keluarga. Berdasarkan tabel total biaya variabel usahatani
jagung di lokasi penelitian rata-rata Rp.3.513.829/ha/musim tanam. Rincian dari
biaya variabel yang terbesar yaitu pada bibit (Rp.1.186.429/ha/musim tanam)
danbiaya terkecil pada pestisida (Rp.131.000/ha/musim tanam).
Penggunaan benih jagung rata-rata dalam satu kali periode tanam pada ke
tujuh kelompok tani berjumlah 15 Kg/Ha. Kebutuhan benih jagung pipil ini
bersumber dari bantuan pemerintah. Setiap kelompok tani mendapat benih jagung
pipil yang sama dengan kelompok tani lainnya. Apabila diuangkan bantuan benih
jagung pipil sebesar Rp 1.100.000.
Sebelum ditanam benih jagung, lahan sudah diberi pupuk kandang. Setelah
seminggu pemberian pupuk kandang barulah benih jagung ditanam. Pupuk anorganik
diberikan setelah dua minggu penanaman benih jagung. Pemberian pupuk ini
dilakukan oleh semua kelompok tani jagung pipil. Pupuk organik yaitu pupuk
kandang berasal dari daerah kelompok tani dan modal berasal dari masing-masing
kelompok tani, sedangkan pupuk anorganik diberikan oleh pihak pemerintah kepada
kelompok tani.
Pestisida yang digunakan kelompok tani jagung pipil di Kelurahan Tebing
Tinggi Okura semua nya sama pada tujuh kelompok tani yang ada. Pestisida Kalaris
merupakan pestisida yang banyak digunakan kelompok tani untuk mengendalikan
hama jagung pipil. Pengaplikasian pestisida dilahan dilakukan hanya sekali
pemberian selama musim tanam.
Bahan bakar minyak digunakan untuk menjalankan mesin alat pertanian yaitu
traktor, hand traktor, treser (mesin pipil) dan traktor rotari. Setiap mesin memiliki
bahan bakar yang berbeda seperti alat pertanian treser menggunakan bahan bakar
premium sedangkan alat yang lainnya menggunakan solar karena mesin
menggunakan diesel.
Alat pertanian seperti traktor, hand traktor, dan traktor rotari berasal dari
bantuan pemerintah yang diberikan kepada kelompok tani, sedangkan alat lainnya
berasal dari petani. Namun dalam hal pembiayaan bahan bakar minyak dibebankan
kepada kelompok tani. Berikut.
Tabel 3.Total biaya usahatani jagung pipil di Kelurahan Tebing Tinggi Okura Kec.
Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru
No Uraian Biaya
(Rp/Ha/Musim Tanam)
1 Biaya Tetap
a. Penyusutan Alat 35.562
b. TKDK 300.000
Jumlah 335.562
2 Biaya Variabel
a. Benih 1.100.000
b. Pupuk 1.186.429
c. Pestisida 131.000
d.Bahan Bakar Minyak 296.400
e. TKLK 800.000
Jumlah 3.513.829
Total Biaya (1+2) 3.849.391
b.Produksi
Produksi total rata-rata per musim tanam yang dihasilkan kelompok tani
jagung pipil adalah 1.414 Kg/Musim Tanam. Namun hasil ini tidak sesuai dengan
produktifitas nya sekitar 2 sampai 3 ton/ha/musim tanam. Hasil jagung pipil ini
semua dijual kepada tengkulak (Tauke) yang datang ke lahan pertanian, tidak ada
yang dikonsumsi kelompok tani. Harga yang ditawarkan semua kelompok tani sama
dikarenakan tauke yang ada adalah tauke yang sama.Hasil jagung ini digunakan
untuk pakan ternak. Produksi jagung tertinggi terdapat pada kelompok 2 yaitu
kelompok tani Sejahtera dan terendah adalah kelompok tani 4 yaitu kelompok tani
Bukit Makmur. Penjabaran rata-rata produksi jagung pipil di daerah penelitian
sebagai berikut.
Tabel 4. Rata-rata produksi kelompok tani jagung pipil Kelurahan Tebing Tinggi
Okura tahun 2016
Kelompok Tani Rata-Rata Produksi (Kg/Musim Tanam)
1 1.300
2 1.700
3 1.500
4 1.200
5 1.300
6 1.400
7 1.500
Total 9.900
Rata-Rata 1.414
jagung masing-masing kelompok tani dan harga yang berlaku di daerah penelitian.
Perbedaan jumlah produksi tersebut dikarenakan berbagai sebab seperti perawatan
tanaman, dan pemberian pupuk. Harga yang berlaku di daerah sama (Rp 3.500/Kg)
setiap kelompok tani dikarenakan tauke setiap kelompok tani adalah sama yaitu 1
tauke.
Menurut Soekartawi (2010), menyatakan pendapatan bersih usaha adalah
selisih antara penerimaan kotor dengan pengeluaran usaha dalam periodik tertentu
baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Penerimaan dihitung dengan mengalikan
produksi total dengan harga yang berlaku dipasar. Pendapatan bersih berguna untuk
mengukur imbalan/penghasilan yang diperoleh dari penggunaan faktor-faktor
produksi seperti modal, benih, tenaga kerja, pestisida, pupuk dan lain-lain.
Pendapatan kotor jagung pipil diperoleh dari jumlah produksi rata-rata per tiga
bulan dikali dengan harga yang berlaku setiap masa panen dan belum dikurangi
dengan biaya produksi yang digunakan. Pendapatan kotor rata-rata per masa panen
adalah Rp. 4.950.000. Pendapatan ini cukup rendah dikarenakan lahan yang diolah
seluas satu ha dan belum dibagi dengan banyaknya anggota kelompok tani. Selain itu
produksi setiap kelompktani berbeda, kemungkinan ini berdasarkan atas faktor
produksi yang berbeda setiap kelompok tani seperti dalam pengadaan pupuk. Pupuk
anorganik setiap kelompok tani bersumber dari bantuan pemerintah yang jumlah nya
sama diberikan masing-masing kelompok tani, namun untuk input pupuk organik
tidak berasal dari bantuan pemerintah tetapi berasal dari masing-masing kelompok
tani.
Pendapatan bersih merupakan pendapatan kotor setelah dikurangi dengan
semua biaya produksi yang telah dikeluarkan. Pendapatan bersih merupakan indikator
yang dapat mengukur secara langsung keberhasilan usahatani yang dilakukan. Pada
tabel dapat dilihat kelompktani mendapatkan pendapatan bersih rata-rata per masa
panen kelompok tani jagung pipil sebesar Rp 1.094.724. Hal ini dikarenakan
dimasukkannya faktor produksi yang diberikan pemerintah kedalam analisis
usahatani kelompok tani jagung pipil, seperti peralatan traktor, cangkul, treser, dan
lain-lain.
Tabel 5. Rata-rata pendapatan dan nilai RCR usahatani jagung pipil di Kelurahan Tebing
Tinggi Okura per musim tanam menurut kelompok tani tahun 2016
Total Biaya Pendapatan Kotor Kelompok
No RCR
(Rp) tani (Rp)
1 3.775.062 4.550.000 1,21
2 4.026.462 5.950.000 1,48
3 3.784.562 5.250.000 1,39
4 3.880.512 4.200.000 1,08
5 3.869.412 4.550.000 1,18
6 3.877.962 4.900.000 1,26
7 3.772.962 5.250.000 1,39
Total 26.986.933 34.650.000 8,98
Rata-rata 3.849.391 4.950.000 1,28
kelompok tani Okura Jaya sebesar 1,08, Artinya setiap pengeluaran usahatani sebesar
Rp 1,00 maka akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 0,08. Rata-rata nilai RCR
dari 7 kelompok tani tersebut sebesar 1,28. Artinya setiap pengeluaran usahatani
sebesar Rp.1,00 maka akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp.0,28. Secara
keselurahan kelompok tani merupakan usahatani yang efisien dan layak untuk
diteruskan.
Efisiensi dalam usahatani sebenarnya ditentukan bagaimana masing-masing
kelompok tani menggunakan semua faktor-faktor input, agar semua faktor produksi
dapat dimanfaatkan dengan baik dan tidak terjadi pemborosan. Selain itu dapat
memanajemenkan usahatani secara bijak baik pengelolaan kelompok tani dan
keuangan kelompok tani. Berikut penjabaran mengenai perbandingan penerimaan
berdasarkan biaya kelompok dengan bantuan pemerintah dapat dilihat pada Tabel 6
dan Tabel 7.
kepada kelompoktani. Hal tersebut berbanding lurus dengan nilai RCR usahatani
jagung pipil. Walaupun demikian usahatani jagung pipil ini sudah menunjukkan
layak dan menguntungkan untuk dilanjutkan kedepannya di daerah penelitian.
Tabel 7. Penerimaan berdasarkan Biaya Bantuan Pemerintah
Uraian
Bantuan Pemerintah Biaya (Rp/Ha/Musim Tanam)
a. Penyusutan
Traktor 12.381
Traktor Rotari 7.143
Treser (Mesin Pipil) 8.571
Hand Traktor 3.571
b. Benih 1.100.000
c. Pupuk
Urea 321.429
KCL 312.143
Dolomit 210.000
d. Pestisida
Kalaris 60.000
Regen 35.000
Atonik 36.000
Jumlah 2.106.238
Penerimaan (Rp/Ha/Musim Tanam)
Pendapatan Kotor 4.950.000
Pendapatan Bersih berdasarkan 2.843.762
Bantuan Pemerintah
RCR berdasarkan Bantuan Pemerintah 2,35
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statitik. 2016. Luas Panen dan Produksi Jagung Nasional. Jakarta.
--------------. 2010. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori da Aplikasinya. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta