MAKALAH B.indo Kel 4

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“KALIMAT EFEKTIF, TUNGGAL DAN MAJEMUK”

Sebagai salah satu tugas terstruktur Mata Kuliah Bahasa Indonesia


Dosen Pengampu : Agi Priatna, M.Pd

Disusun oleh :
Kelompok 4

HARYONO
AGUS SAPARUL FAHMI
MUNAROH
ANAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


(PRODI PGSD)
STKIP BABUNNAJAH PANDEGLANG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat, karunia
serta kasih sayang-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah Mata Kuliah Bahasa
Indonesia yang berjudul “Kalimat Efektif Tunggal dan Majemuk”.
Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Agi Priatna, M.Pd
selaku dosen pengampu Mata Kuliah Bahasa Indonesia yang telah membimbing kami
para mahasiswanya dan juga terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian tugas makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, kami masih menyadari masih banyak terdapat
kekurangan serta kesalahan, baik yang disengaja ataupun tidak disengaja, baik yang
berkenaan dengan materi pembahasan dan lain-lain. Walaupun demikian, ini semua
adalah usaha maksimal yang telah dilakukan oleh penulis. Semoga dalam makalah ini,
kami, dosen, dan para pembaca dapat menambah wawasan pengetahuan serta menjadi
ilmu yang bermanfaat untuk orang sekitar. Kami berharap kepada dosen dan para
pembaca untuk memberi kritik serta saran untuk memperbaiki kesalahan penulisan
makalah dengan sebagaimana mestinya.

Cigeulis, 09 Okotober 2023

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN....................................................................................................................3

2.1 Pengertian Kalimat Efektif....................................................................................................3

2.2 Pengertian Kalimat Tunggal..................................................................................................7

2.3 Pengertian Kalimat Majemuk................................................................................................9

BAB 3 PENUTUP...........................................................................................................................13

3.1 Kesimpulan............................................................................................................................13

3.2 Saran......................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................14

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kalimat adalah bagian terkecil ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran
yang utuh secara ketatabahasaan (Balai Pustaka, 1988: 254). Kalimat menurut Fokker
(Djonhar, 1980: 11), adalah ucapan bahasa yang mempunyai arti penuh dan batas
keseluruhannya ditentukan oleh turunnya suara. Jadi kriterium yang akan dipakai
untuk menentukan apakah akan dihadapkan dengan kalimat atau tidak ialah yang
dinamakan bunyi kaliamat atau intonasi. Kalimat adalah kesatuan ujar yang
megungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan (Moeliono, 1999:434). Kaliamat
juga mempunyai pengertian sebagai satuan bahasa terkecil yang dapat mengungkapkan
pikiran yang utuh. Pikirang yang utuh itu dapat diwujudkan dalam bentuk lisan atau
tulisan. Dalam bentuk lisan, kalimata ditandai dengan alunan titinada, keras lembutnya
suara, dan disela jeda, serta diakhiri dengan nada selesai. Adapun dalam bentuk
tulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda itik, tanda
seeu, atau tanda tanya (UNS Press, 2008: 83).
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan
suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir.
Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?), dan tanda seru (!).Sekurang- kurangnya kalimat
dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki subjek (S) dan predikat
(P), kalau tidak memiliki unsur subjek dan unsur predikat, pernyataan itu bukanlah
kalimat. Dengan kata yang seperti itu hanya dapat disebut sebagai frasa. Inilah yang
membedakan kalimat dengan frasa. Jenis Kalimat adalah gabungan dari beberapa kata
yang mengungkapkan suatu maksud. Secara lisan, kalimat diiringi dengan nada bicara,
jeda dan intonasi. Secara tertulis, kalimat ditandai dengan huruf kapital dan tanda baca
yang sesuai.
Setiap gagasan, pikiran, atau konsep yang dimiliki seseorang pada prakteknya harus
dituangkan ke dalam bentuk kalimat. Tanpa teori pun seseorang

1
dapat membuat kalimat. Akan tetapi, apakah kalimat yang dibuatnya itu sudah benar?
Kalimat yang benar pertama-tama haruslah memenuhi persyaratan gramatikal. Hal ini
berarti bahwa kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah- kaidah yang berlaku.
Kaidah-kaidah tersebut meliputi: (1) unsur-unsur penting yang ada dalam kalimat, (2)
aturan-aturan tentang ejaan yang disempurnakan, dan (3) cara-cara memilih kata dalam
kalimat (Akhadiah dkk., 1984/1985:1) Kalimat yang jelas dan baik akan dengan mudah
dipahami orang lain secara tepat. Kalimat yang demikian dapatlah dikatakan sebagai
kalimat yang efektif. Sebuah kalimat efektif haruslah secara tepat dapat mewakili
pikiran dan keinginan penulis atau pembicara. Hal ini berarti bahwa kalimat efektif
haruslah disusun secara sadar untuk mencapai daya informasi yang tepat.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif ,tunggal dan majemuk ?
1.2.2 Bagaimana ciri-ciri kalimat efektif tunggal dan majemuk ?
1.2.3 Bagaimana jenis-jenis kalimat efektif tunggal dan majemuk ?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk mengetahui pengertian kalimat efektif tunggal dan majemuk.
1.3.2 Untuk mengetahui ciri-ciri kalimat efektif tunggal dan majemuk.
1.3.3 Untuk mengetahui ragam jenis kalimat efektif tunggal dan majemuk.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kalimat Efektif


Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur/penulisnya
secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Efektif
dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan gagasan
atau pikiran pada pendengar atau pembaca. Dengan kata lain, kalimat efektif adalah
kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga
pndengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap
seperti apa yang dimasud oleh penulis atau pembicaranya.
1.) Ciri dan Syarat Kalimat Efektif
a. Ciri – ciri Kalimat Efektif
1. Memiliki unsur penting atau pokok minimal unsur subjek (S) danPredikat (P).
2. Taat terhadap tata aturan ejaan yang berlaku.
3. Menggunakan diksi yang tepat.
4. Menggunakan kesepadanan antara struktur Bahasa dan jalan pikiran yang logis dan
sistematis
5. Menggunakan kesejajaran bentuk Bahasa yang di pakai.
6. Melakukan penekanan ide pokok
7. Mengacu pada kehematan penggunaan kata.
8. Menggunakan variasi struktur kalimat. Contoh Kalimat
Efektif :
Kalimat tidak efektif : “Surabaya adalah merupakan salah satu kotabesar di Indonesia”
Kalimat efektif : “Surabaya merupakan satu di antara kota besar diIndonesia.”

3
lOMoARcPSD|31385821

b. Syarat – syarat Kalimat Efektif


1. Kelogisan
Suatu ide kalimat dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan
ejaan yang berlaku. Selain itu, unsur-unsur dalam kalimat juga harus memiliki
hubungan yang logis dan masuk akal. Berikut contoh kalimatnya:
Kalimat tidak efektif: “Untuk mempercepat waktu, mari langsung saja kita selesaikan
acara ini.”
Kalimat Efektif : Untuk menghemat waktu, langsung saja kitamulai acara ini.
2. Ketegasan
Melakukan penonjolan terhadap ide pokok dari suatu kalimat. Ada beberapa cara yang
dapat dilakukan untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, yaitu:
Meletakkan kata yang ditonjolkan di awal kalimat, contohnya: “Presiden
mengharapkan agar rakyat membangun bangsa & negara dengan kemampuan yang ada
pada masing-masing individu.” Penekanan : Presiden mengharapkan
Membuat urutan kata yang logis, contohnya:
Kalimat tidak efektif: “Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapiberjuta-juta rupiah”
Kalimat efektif: “Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah.”
Melakukan repetisi (pengulangan kata), seperti:
“Saya suka akan wanginya, saya suka akan keindahannya.” Melakukan pertentangan
terhadap ide yang ditonjolkan, contohnya: “Bruno bukan anak yang nakal dan pemarah,
tetapi baik danpenyabar.”
Menggunakan partikel penekan/penegas, seperti: “Jihanlah yang
bertanggung jawab atas kejadian ini.”

4
lOMoARcPSD|31385821

3. Kehematan
Gunakan kata-kata secara hemat, namun tidak mengurangi makna atau mengubah
informasi yang ingin disampaikan. Dalam menyusun kalimat efektif, penggunaan
kata, frasa, atau bentuk lain yang tidak dibutuhkan harus dihindari. Seperti:
 Hindari pengulangan subjek
Jika subjek dalam sebuah kalimat hanya satu, penyebutannya tidak perlu
diulang. Sebagai contoh:
Kalimat tidak efektif: “Karena dia rajin, dia menjadi juarasatu.”
Kalimat efektif: “Karena rajin, dia menjadi juara satu.”
 Hindari sinonim kata
Jika dalam sebuah kalimat terdapat dua kata yang memiliki makna serupa,
cukup gunakan salah satu saja. Sebagai contoh: Kalimat tidak efektif: “Yarsa rajin
olahraga agar supaya sehat.”Kalimat efektif: “Yarsa rajin olahraga agar sehat.”
 Perhatikan bentuk kata jamak
JIka sebuah kata telah memiliki makna jamak, maka tidak perlu ditambahkan
kata yang bermakna jamak lagi. Sebagai contoh:
Kalimat tidak efektif: “Para hadirin dimohon berdiri.” Kalimat efektif:
“Hadirin dimohon berdiri.”
4. Ketepatan
Informasi yang akan disampaikan dalam suatu kalimat harus jitu (sesuai dengan
sasaran), sehingga dibutuhkan ketelitian yang tinggi. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan untuk menciptakan ketepatan kalimat yaitu; memakai kata yang tepat,
kata berpasangan harus sesuai, dan hindari peniadaan preposisi.
Berikut contohnya:
Kalimat tidak efektif: “Jam tangan Ayah yang antik itu dijual dengan harga murah.”

5
lOMoARcPSD|31385821

Kalimat efektif: “Jam tangan antik milik Ayah itu dijual denganharga murah.”
5. Kecermatan
Kalimat efektif tidak boleh menimbulkan tafsir ganda/kalimat yang ambigu.
Perhatikan penggunaan kata atau diksi. Sebab kalimat efektif hanya memiliki satu
makna, tidak menyimpang ataupunambigu.
Sebagai contoh:
“Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.” Kalimat tersebut
terkesan ambigu karena tidak dapat menunjukkan siapa yang disebut terkenal, apakah
‘mahasiswa’ atau ‘perguruantinggi’?
• “Mahasiswa yang terkenal itu menerima hadiah.”
 “Mahasiswa dari perguruan tinggi itu menerima hadiah.”
6. Kepaduan
Kepaduan artinya informasi yang disampaikan tidak terpecah- pecah dan tidak
bertele-tele. Tidak perlu menyisipkan kata seperti ‘daripada’ atau ‘tentang’ antara
predikat kata kerja dan objek penderita.
Contohnya yaitu:
Kalimat tidak efektif: “Novel ini membahas tentang persahabatandi sekolah.”
Kalimat efektif: “Novel ini membahas persahabatan di sekolah.” Supaya efektif,
kalimat tersebut dapat diubah menjadi salah satu dari dua bentuk berikut, sesuai
dengan makna yang dituju:
7. Kesejajaran
Kalimat efektif harus memiliki kesamaan bentuk kata atau makna yang dipakai
dalam kalimat. Kesejajaran terletak pada penggunaan imbuhan, sedangkan dalam hal
struktur, kesejajaran ada pada klausa-klausa yang mengisi kalimat majemuk.
Sebagai contoh:

6
lOMoARcPSD|31385821

Kalimat tidak efektif: “Junot menolong anak itu dengan dipapahnyake pinggir jalan.”
Kalimat efektif: “Junot menolong anak itu dengan memapahnya kepinggir jalan.”
8. Kesepadanan
Struktur kalimat efektif wajib memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur SPOK,
minimal Subjek (S) dan Predikat (P).
Contoh : “Johan belajar di kelas.”
Subjek kalimat tersebut adalah ‘Johan’ dan predikatnya adalah‘belajar.’

2.2 Pengertian Kalimat Tunggal


Kalimat tunggal adalah kalimat yang disusun oleh satu pola unsur lengkap, yaitu
subjek, predikat, objek, dan keterangan. Kalimat tunggal sering disebut kalimat
sederhana atau kalimat simpleks, yaitu kalimat hanya terdiri dari satu predikat saja
atau satu klausa bebas.
2.2.1 Ciri – Ciri kalimat tunggal
1. Tidak mengandung kata penghubung atau konjungsi
2. Memiliki satu unsur penyusun kalimat
3. Hanya memiliki satu peristiwa Contoh
kalimat tunggal :
 Fathan (S) bernyanyi (P)
 Adi (S) membeli (P) semangka (O)
 Salwa (S) menggosok (P) baju (O) dengan rapi (K).
 Vikra (S) mengunjungi (P) rumah Azzahra (O) kemarin (K).

2.2.2 Ragam Kalimat Tunggal


1. Kalimat tunggal Adjectiva
Kalimat tunggal adjektiva merupakan jenis kalimat tunggal yang memiliki satu
predikat berupa kata sifat. Kata sifat yaitu kata yang dipakai untuk menjelaskan
sifat, kualitas atau kondisi suatu hal seperti makhluk hidup, benda mati, tempat,
waktu, dan lainnya. Pada

7
lOMoARcPSD|31385821

kalimat “Andi memiliki meja belajar yang besar.” merupakan kalimat tunggal
adjektiva karena besar termasuk ke dalam sebuah predikat yang mengacu pada
sebuah kata sifat.Tas adik menjadikotor.
Contoh Kalimat tumggal adjectiva :
 Sepatu adik menjadi kotor
 Sekolah itu angker.
 Bunga tulip sangat indah.
 Ayah sangat lelah.

2. Kalimat tunggal nomina


Kalimat tunggal nomina merupakan jenis kalimat tunggal yang memiliki satu
predikat berupa kata benda. Kalimat “Kakak adalah seorang pelaut.” merupakan
kalimat tunggal nomina karena pelaut termasuk predikat yang mengacu pada
sebuah profesi (kata benda).
Contoh Kalimat Tungga Nomina :
 Dokter gigi itu adalah Ayah Egi.
 Shintia adalah seorang penari di sekolahnya.
 Melly adalah seorang pelajar.
 Iqbaal Ramadhan adalah seorang aktor.
3. Kalimat Tunggal Numeral
Kalimat tunggal numeral merupakan jenis kalimat tunggal yang memiliki satu
predikat berupa kata bilangan. Kalimat “Sepatunya tiga pasang.” merupakan
kalimat tunggal berpredikat numeral karena memiliki predikat bilangan yaitu tiga.
Contoh kalimat Tunggal Numeral :
 Kakak membeli enam apel.
 Harga sepatu ini adalah Rp150.000,-
 Marcella memiliki satu ekor kucing.
 Farisska memiliki sepasang cincin.

4. Kalimat tunggal verba

8
lOMoARcPSD|31385821

Verba atau kata kerja digunakan untuk menggambarkan proses, menunjukkan


perbuatan, atau keadaan. Predikat yang terdapat pada kalimat tunggal verba
berupa kata kerja. Kalimat “Sindi memasak opor” memiliki unsur predikat yang
menunjukkan sebuah perbuatan yang dilakukan oleh Sindi yaitu memasak.
Contoh kalimat tunggal verba:
 Rahmadiva membaca novel.
 Riri mencuci sepatu.
 Sidiq menendang bola.
 Tohari memukul meja.
5. Kalimat tunggal preposisional
Kalimat tunggal preposisional merupakan jenis kalimat tunggal yang memiliki
satu predikat bentuk kata depan. Misalnya, pada kalimat “Saya di kantor” kata di
kantor merupakan predikat yang berupa kata depan atau preposisi.
Contoh kalimat preposisional
 Perpustakaan di belakang sekolah.
 Damar pergi ke toko alat tulis.
 Zaki tiba di rumah.
 Pak Feri ayah dari Alfie.

2.3 Pengertian Kalimat Majemuk


Kalimat Majemuk adalah bentuk alimat luas sebagai hasil dari penggabungan atau
perluasan kalimat tunggal, sehingga membentuk satu pola atau pola kalimat baru
tertentu yang berbeda dengan pola yang sudah ada. Hal lain yang juga perlu
diperhatikan dalam menyusun kalimat majemuk adalah penggunaan kata hubung atau
konjungsi. Dalam suatu kalimat majemuk, konjungsi memiliki peranan yang cukup
penting untuk menjadi sebuah jembatan antara dasar kalimat dengan kalimat yang
lain dalam satu kalimat majemuk.Kalimat mejemuk adalah kalimat yang terdiri dari 2
klausa utama atau lebih yang dapat berdiri sendiri sebagai kalimat yang lepas.
Mengutip buku “Seri penyuluhan Bahasa Indonesia:

9
lOMoARcPSD|31385821

KALIMAT” oleh Sry Satriya Tjatur Wisnu Sasangka, hubungan antara klausa yang
satu dan yang lain dalam kalimat ini menyatakan hubungan koordinatif. Kalimat
majemuk juga diartikan oleh KBBI sebagai kalimat yang terjadi dari 2 klausa atau
lebih yang dipadukan menjadi satu.
2.3.1 Ciri-ciri Kalimat Majemuk
1. Adanya perluasan pada kalimat inti.Perluasan maupun penggabungan di dalam
kalimat, nantinya juga akan menghasilkan pola kalimat baru
2. Mempunyai lebih dari satu subjek/predikat.
2.3.2 Ragam Kalimat Majemuk
Melansir dari buku “Inti sari lengkap bahasa indonesia untuk SD, SMP, SMA, dan
Umum” oleh Moh. Kusnadi Wasrie, kalimat mejemuk dibagi menjadi 4 jenis
diantaranya:
1. Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang klausanya berkedudukan
sederajat. Kedua klausa itu tidak saling bergantung, tetapi dapat dihubungkan
dengan penghubung intrakalimat. Kata yang menjadi penghubung dalam kalimat
mejemuk setara adalah konjungtor koordinatif, seperti dan, atau, tetapi, sedangkan,
lalu, dan kemudian.
Contoh kalimat mejemuk setara:
• Guru berbicara di depan kelas dan seorang murid bertanya dengan lantang.
• Saya bersedia memaafkannya, tetapi dia tidak mengakuikesalahannya.
• Ceramah yang kedua menarik sedangkan ceramah yang pertama tidak begitu
menarik.
2. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah jenis kalimat yang memiliki anak kalimat
(kalimat yang bergantung pada kalimat lainnya) dan

10
lOMoARcPSD|31385821

induk kalimat (kalimat yang tidak bergantung pada kalimat manapun). Kalimat
majemuk bertingkat sering juga disebut kalimat kompleks. Jenis kalimat majemuk
ini biasanya menggunakan kata penghubung tidak setara, seperti meskipun,
walaupun, supaya, karena, sebab, sehingga, maka, ketika, setelah jika, apabila,
bahwa, dan sebagainya.
Contoh kalimat majemuk bertingkat :
 Meskipun agak sulit, soal matematika itu tetap dapat dijawabAndi.
 Dia sering marah karena bawahannya sering mengecewakanhatinya.
 Ibu Asni berkata kepada saya bahwa Pak Rahmat tidak dapat menghadiri
rapat koperasi.
3. Kalimat majemuk campuran
Kalimat majemuk campuran adalah jenis kalimat yang merupakan gabungan dari
kalimat setara dan kalimat beertingkat. Salah satu dari jenis-jenis kalimat majemuk
ini memiliki tiga klausa karena kalimat majemuk memiliki dua klausa yang tak
setara.
Contoh kalimat majemuk campuran:
 Keinginan itu selalu tertunda karena dedi lebih berkonsentrasi kelembaga
pendidikan diluar negeri, sedangkan orang tuanya memilih pendidikan
didalam negeri.
 Ketika malam mulai mencengkram, kutarik selimut itu dan kupejamkan mata
ini, tetapi rasa takut itu tidak juga pergi dari hatiku dan pikiranku.
4. Kalimat majemuk rapatan
Kalimat majemuk rapatan merupakan kalimat majemuk yang terdiri dari beberapa
kalimat tunggal yang digabunggkan menjadi satu, tanpa menyebutkan kata- kata
yang sama. Dalam majemuk rapatan,

11
lOMoARcPSD|31385821

klausa yang digabung dipisahkan dengan tanda baca (,). Konjungsi yang biasa
digunakan meliputi dan, juga, serta, dan lain-lain.
Contoh kalimat majemuk rapatan :
 Diah memilih buah. Diah membeli sayur. Diah membeli sembako. Digabung
menjadi kalimat majemuk rapatan : Diah membeli buah, sayur, dan sembako

12
lOMoARcPSD|31385821

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kalimat adalah sebuah kumpulan kata-kata yang mempunyai arti dan suatu bahasa yang
terdiri atas dua kata atau lebih yang memiliki suatu pengertian dan pola intonasi akhir.
Kalimat tunggal disebut juga kalimat sederhana. Tidak ada kata penghubung atau
konjungsi dalam kalimat tunggal. Kalimat sederhana atau kalimat tunggal adalah
kalimat yang hanya terdiri dari satu klausa atau satu kerangka. Sederhananya, kalimat
tunggal terdiri dari satu klausa dan memenuhi syarat sebagai kalimat utuh.
Kalimat majemuk diartikan sebagai kata-kata yang memiliki struktur kalimat yang di
dalamnya terdapat beberapa kalimat dasar. Kalimat majemuk dibagi menjadi tiga, yaitu
kalimat majemuk setara, bertingkat, dan campuran.

3.2 Saran
Sebaiknya kita memahami dengan seksama dan bena tentang bahasa indnesia yang
memiliki berbagai ragam bahasa supaya dalam proses kegiatan belajar mengajar teradisi
komunikasi yang baik dan tepat penggunaan bahasanya antara pendidik dengan peserta
didik.

13
lOMoARcPSD|31385821

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti, dkk. 1984/985. Bahasa Indonesia: KalimatEfektif. karta: Universitas


Te rbuka.

Anton M. Moeliono, dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cetakan ke-3. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, dan Balai Pustaka, 1990.

Anton M, Moeliono, dkk, 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: BalaiPustaka.

Departemen Pendidikan Nasional. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka

Djonhar. 1980. Pengantar : Sintaksis Indonesia. Jakarta : Pradnya Paramita. Muhammad

Rohamdi, dkk.2008. Teori dan Aplikasi: Bahasa Indonesia di


Perguruan Tinggi. Surakarta: UNS press.

Samsuri Baku: dkk. 1988. Tata Bahasa Bahasa Indonesia. Jakarta Balai Pustaka. (Balai Pustaka,
1988: 254).

https://www.ruangguru.com/blog/contoh-kalimat-tunggal-berdasarkan-jenisnya
https://www.brainacademy.id/blog/cara-memahami-kalimat-efektif
https://www.ruangguru.com/blog/contoh-kalimat-tunggal-berdasarkan-jenisnya
https://www.ruangguru.com/blog/mengenal-kalimat-majemuk

14

Anda mungkin juga menyukai