Rekayasa Dan Manajemen Lalu Lintas Pada Ruas Dan Simpang Di Jalan Ibrahim Adjie Kota Bandung
Rekayasa Dan Manajemen Lalu Lintas Pada Ruas Dan Simpang Di Jalan Ibrahim Adjie Kota Bandung
Rekayasa Dan Manajemen Lalu Lintas Pada Ruas Dan Simpang Di Jalan Ibrahim Adjie Kota Bandung
Amiruddin1, Moch. Duddy Studyana, Ir., MT.2, dan Erwin Kusnandar, Ir., MT.3
ABSTRAK
Ruas jalan Ibrahim Adjie adalah salah satu ruas jalan yang mengalami peningkatan volume lalu
lintas serta kebutuhan akan adanya prasarana transportasi. Permasalahan yang terjadi pada area jalan
Ibrahim Adjie yaitu sering mengalami kemacetan akibat hambatan samping yang dipicu oleh parkir,
pejalan kaki, kendaraan lambat (becak, gerobak, sepeda), pedagang kaki lima, angkutan umum yang
menaikkan dan menurunkan penumpang pada sisi badan jalan, pengecilan lebar jalur efektif, dan konflik
baik antar kendaraan dengan kendaraan maupun antar kendaraan dengan pejalan kaki yang bisa
menyebabkan terjadinya kecelakaan.
Proses perancangan diawali dengan survey dan identifikasi masalah, pengambilan data baik primer
maupun sekunder, analisa dan evaluasi data berlandaskan SPM, dan melakukan analisis perancangan
dengan menggunakan software KAJI.
Hasil analisa perancangan yaitu dengan menjadikan simpang Ibrahim Adjie - Jakarta - Terusan
Jakarta sebagai simpang bersinyal 3 dan 4 fase menjadi 2 fase, pengurangan titik konflik primer dari 8
titik konflik menjadi 1 titik konflik dan konflik sekunder dari 18 titik konflik menjadi 12 titik konflik,
dan pengalihan arus pergerakan lalu lintas berupa arus dari jl. Terusan Jakarta tidak boleh lurus menuju jl.
Jakarta harus belok kiri melalui jl. Terusan Ibrahim Adjie, dan arus jl. Jakarta hanya 1 (satu) arah. Dari
hasil perancangan yang dilakukan diperoleh peningkatan kinerja baik di simpang maupun di ruas jalan.
Pada simpang derajat kejenuhan pada awalnya rata-rata mendekati / melebihi 1,00 tahun 2010 dengan
panjang antrian mencapai 400 meter dan tundaan 213,7 dtk/smp sedangkan untuk prediksi tahun 2015
derajat kejenuhan sudah melebihi 1,00 dengan panjang antrian mencapai 2252 meter dan tundaan 1540
dtk/smp, kesimpulan hasil perancangan yang dilakukan prediksi tahun 2015 derajat kejenuhan menjadi
0,732 dengan panjang antrian 57 meter dan tundaan 14,47 dtk/smp. Berdasarkan SPM, untuk kinerja
minimal persimpangan derajat kejenuhan < 0,75 dengan panjang antrian < 50 meter dan tundaan < 250
detik/smp. Dan pada ruas jalan khusus jam sibuk sore derajat kejenuhan pada awalnya 0,802 dengan
kecepatan 38,46 km/jam, dan dari hasil perancangan derajat kejenuhan menjadi 0,697 dengan kecepatan
47,49 km/jam. Sedangkan untuk kecepatan rencana berdasarkan fungsi jalan kolektor primer > 40
km/jam.
1
Alumnus dari Program Diploma IV Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung
Kerjasama Pusat Pelatihan dan Pendidikan Sekretariat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum, Bandung.
2
Dosen Pembimbing Politeknik Negeri Bandung, Bandung.
3
Dosen Pembimbing Kementerian PU, Pusat Jalan dan Jembatan – Balai Lalu Lintas, Bandung
1
Jurnal Tugas Akhir Amiruddin
Amiruddin1, Moch. Duddy Studyana, Ir., MT.2, dan Erwin Kusnandar, Ir., MT.3
ABSTRACT
Ibrahim Adjie is one of the roads that experienced traffic volume increases and the need for
transportation infrastructure. Problems that often occur in this area is the congestion that caused by
lateral clearance triggered by the side parking, pedestrians, slow vehicles (tricycles, wagons, bicycles),
street vendors, public transport passengers up and down on the side of the road, the downsizing of
effective line width, and conflicts between vehicles and between vehicles with pedestrians can cause
accidents.
The design process begins with the survey and identification of problems, collecting both primary
and secondary data, analysis and evaluation based on SPM data, design and analysis using software
KAJI.
Result of design analysis is to make intersections Ibrahim Adjie - Jakarta - Jakarta as the
intersection of traffic signal from three-phase and four-phase signalization into two-phase signalization,
point reduction in the primary conflicts of the eight points of conflicts to one point of conflicts and
secondary conflicts from the point of conflict eighteen to twelve points of conflicts, and redirects the flow
of traffic movement of Jl. Terusan Jakarta should not be straight to Jl. Jakarta but should turn left
through Jl.Terusan Ibrahim Adjie, and traffic flow on Jl. Jakarta is one direction only. From the result of
design obtained the improvement of performance both on the intersections and roads. At the beginning
degree of saturation in the intersection approach/exceed 1.00 in 2010 with the queue length reaches 400
meters and delays 213.7 sec/pcu while for the prediction in 2015 the degree of saturation has exceeded
1.00 with the queue length reaches 2252 meters and delays 1540 sec/pcu, the conclusion of the design
that made prediction in 2015 the degree of saturation becomes 0.732 with a queue length of 57 meters
and delays 14.47 sec/pcu. Based on the SPM, for the performance of the intersection degree of saturation
of at least < 0.75 with queue length < 50 meters and a delays of < 250 sec / smp.And in peak hour on the
afternoon degree of saturation at the beginning is 0.802 with a speed of 38.46 km/h, and the degree of
saturation of the design to be 0.697 with a speed of 47.49 km/h. As for the speed of the plan based on
primary collector road function > 40 km/h.
1
Alumnus dari Program Diploma IV Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung
Kerjasama Pusat Pelatihan dan Pendidikan Sekretariat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum, Bandung.
2
Dosen Pembimbing Politeknik Negeri Bandung, Bandung.
3
Dosen Pembimbing Kementerian PU, Pusat Jalan dan Jembatan – Balai Lalu Lintas, Bandung
2
Jurnal Tugas Akhir Amiruddin
3
Jurnal Tugas Akhir Amiruddin
4
Jurnal Tugas Akhir Amiruddin
i. Marka
Berdasarkan Pedoman Marka Jalan 2. Parameter Perencanaan Persimpangan
Departemen Kimpraswil Nomor Pd T-12- Menurut Standar Perencanaan Geometrik
2004-B Tahun 2004 Untuk Jalan Perkotaan Dirjen. Bina Marga
(Maret 1992) bahwa untuk persimpangan
(dalam hal ini simpang sebidang) bahwa
DASAR TEORI parameter perencanaan antara lain meliputi
sebagai berikut :
1. Parameter Perencanaan Jalan a. Kecepatan Rencana
Berdasarkan Tata Cara Perencanaan
Kecepatan rencana menjelang
Geometrik Jalan Perkotaan Departemen
persimpangan, pada prinsipnya sama dengan
Permukiman dan Pengembangan Wilayah 1999,
kecepatan rencana bagian jalan/kakinya.
bahwa parameter perencanan jalan perkotaan
Bila perlu kecepatan rencana dari lalu lintas
antara lain meliputi sebagai berikut :
menerus dapat dikurangi sampai 20 km/jam
(kecepatan di ruas jalan dikurangi 20
km/jam)
5
Jurnal Tugas Akhir Amiruddin
b. Angka Henti
Angka henti adalah (NS) yaitu jumlah METODOLOGI
berhenti rata-rata per-kendaraan (termasuk
berhenti terulang dalam antrian) sebelum 1. Alur Kerja
melewati suatu simpang, dihitung sebagai:
c. Tundaan
Tundaan adalah waktu tempuh tambahan
yang diperlukan untuk melalui simpang
apabila dibandingkan dengan lintasan tanpa
melalui suatu simpang.
d. Kecepatan
Kecepatan yang dipilih untuk mengikat
komponen perencanaan geometri jalan
dinyatakan dalam kilometer per jam (km/h).
MKJI 1997 menggunakan kecepatan tempuh
sebagai ukuran utama kinerja segmen jalan
terhadap kecepatan rencana (VR), karena
mudah dimengerti dan diukur, dan
merupakan masukan yang penting untuk
biaya pemakai jalan dalam analisa ekonomi.
Kecepatan tempuh didefinisikan dalam
manual ini sebagai kecepatan rata-rata ruang
Gambar 1; Bagan Alir Pelaksanaan Tugas Akhir
6
Jurnal Tugas Akhir Amiruddin
PAGI
(Kosambi) ke 44 888 1508 62 1246 2116
Ibrahim Adjie
Jend. A. Yani
(Cicaheum) ke 28 536 2756 40 752 3866
Ibrahim Adjie
Jend. A. Yani
(Kosambi) ke 40 456 2220 57 640 3114
Cicaheum
Gambar 2; Sketsa Arah Pergerakan Kendaraan Pada
SORE
Jend. A. Yani
Simpang Jend. Ahmad Yani (Kosambi)
8 1376 2756 12 1930 3866
Sumber : Hasil survey lapangan 2010
Jend. A. Yani
Simpang Jend. Ahmad Yani adalah simpang (Cicaheum) ke 28 404 1732 40 567 2430
tiga lengan dengan arah pergerakan arus Ibrahim Adjie
Sumber : Hasil olahan data survey 2010
kendaraan searah
Tabel 4; Prediksi pertumbuhan arus kendaraan pada
simpang Ibrahim Adjie - Jakarta - Terusan Jakarta sampai
tahun 2015
Wak Tahun 2010 Tahun 2015
Ruas
tu HV LV MC HV LV MC
Ibrahim Adjie 84 1428 4744 118 2003 6654
Terusan
44 1208 3256 62 1695 4567
PAGI
Jakarta
Gambar 3; Sketsa arah pergerakan kendaraan simpang
Terusan
Ibrahim Adjie - Jakarta - Terusan Jakarta pagi hari Ibrahim Adjie
48 1040 4464 68 1459 6261
Sumber : Hasil survey lapangan 2010
Jakarta - - - - - -
Ibrahim Adjie 36 1812 4636 51 2542 6503
Terusan
28 728 2168 40 1022 3041
SORE
Jakarta
Terusan
36 928 3348 51 1302 4696
Ibrahim Adjie
Jakarta 0 552 1256 0 775 1762
Sumber : Hasil olahan data survey 2010
Terusan Jakarta
Cicaheum
Kosambi
Kosambi
1 2 3 1 2 3 4
Jakarta
Jakarta
G 51 26 60 49 25 59 21
HV 44 28 20 20 44 62 39 28 28 62
IG 6 6 6 6 6 6 6
PAGI
Sumber : Hasil survey lapangan 2010 LV 888 536 364 544 520 1245 752 511 763 729
MC 1508 2756 872 1348 2524 2115 3865 1223 1891 3540
Total 2440 3320 1256 1912 3088 3422 4656 1762 2682 4331
2. Volume Kendaraan
(%) 42,36 57,64 20,08 30,56 49,36 42,36 57,64 20,08 30,56 49,36
Volume kendaraan yang terjadi pada
HV 8 28 8 12 16 12 40 12 17 23
area studi tahun 2010 dengan skenario sampai
SORE
LV 1376 404 940 464 408 1930 567 1319 651 573
tahun 2015 dengan tingkat pertumbuhan
MC 2756 1732 1544 1664 1428 3866 2430 2166 2335 2003
kendaraan sebesar 7% (sumber : Puslitbang
Kota Bandung) dapat dilihat pada tabel 3, 4 dan Total 4140 2164 2492 2140 1852 5808 3037 3497 3003 2559
5 berikut : (%) 65,67 34,33 38,43 33,01 28,56 65,66 34,34 38,43 33,00 28,56
Sumber : Hasil olahan data survey 2010
7
Jurnal Tugas Akhir Amiruddin
(D) dtk/smp)
Wak
tu
Ruas Ket. peruntukannya, maka dilakukan penanganan
berupa :
1. Melakukan sosialisasi kepada
masyarakat tentang dampak dari
Ibrahim Adjie 1,376 2180 750,1
pelanggaran garis sempadan bangunan
Terusan Jakarta 1,798 2252 1540
Pagi 155
l-o-s sehingga pemilik bangunan dapat
Terusan Ibrahim F
Adjie
0,986 80 131,5 menyesuaikan bangunannya sesuai
Jakarta - - - dengan peraturan yang ditetapkan.
Ibrahim Adjie 1,488 1436 971,4
2. Penegasan aparat terkait terhadap
bangunan yang melanggar garis
Terusan Jakarta 1,155 489 361,2
Sore 178
l-o-s sempadan jalan.
Terusan Ibrahim F
1,502 374 1006
Adjie
b. Perancangan Manajemen Lalu Lintas
Jakarta 4,193 1631 5904
Perancangan manajemen lalu lintas
Sumber : Hasil olahan data survey, 2010
dilakukan guna mengatasi masalah yang terjadi
8
Jurnal Tugas Akhir Amiruddin
pada lokasi studi. Seperti yang telah diuraikan, Tabel 9; Perancangan Geometrik Ruas dan Simpang
bahwa masalah tersebut terjadi penurunan
Fungsi Jalan
Mini-
kinerja ruas dan simpang akibat dari hambatan Rencana mum
Ruas Eksis-
No Uraian Ran- Berdasar
samping, konflik, peningkatan volume lalu Jalan ting
cangan kan
lintas, dan pengaturan persimpangan yang sudah NSPM
tidak mampu untuk melewatkan arus lalu lintas, A RUAS IBRAHIM ADJIE
sehingga terjadi antrian dan kemacetan.
Type Jalan 4/1 UD Tetap -
Untuk meningkatkan kinerja ruas dan
Lebar
Kolektor Primer
simpang, maka strategi manajemen yang Ruas Perkerasan
12,0 m Tetap 9,00 m
diterapkan yaitu : 1
jalan Lbr. Trotoar
1,1 m 2,0 m 2,00 m
Ibrahim (kiri)
1. Menjadikan simpang Ibrahim Adjie - Lbr. Trotoar
Adjie
Jakarta - Terusan Jakarta sebagai simpang 1,0 m 2,0 m 2,00 m
(kanan)
bersinyal dengan 3 (tiga) fase pada pagi Kecepatan
-
40 - km/ 40 - km/
rencana 80 jam 80 jam
hari dan 4 (empat) fase pada siang dan sore
B SIMPANG JEND. AHMAD YANI
hari menjadi 2 (dua) fase baik pada waktu
pagi, siang maupun sore hari dan Type Jalan 4/1 D Tetap -
pengalihan arus berupa : Lebar
14,0 m Tetap 11,0 m
Perkerasan
a. Arus dari jl. Terusan Jakarta tidak boleh Ruas
Arteri Sekkunder
jalan Separator 1,0 m Tetap 1,0 m
lurus menuju jl. Jakarta harus belok kiri Jend. Lbr. Trotoar
melalui jl. Terusan Ibrahim Adjie. 2 Ahmad (kiri)
3,0 m Tetap 2,0 m
b. Arus jl. Jakarta hanya 1 (satu) arah Yani Lbr. Trotoar
(Kosam 3,4 m Tetap 2,0 m
2. Pengendalian hambatan samping (kanan)
bi) Jari-jari
Penertiban PKL pada ruas studi dengan 7,7 m 15,0 m 15,0 m
Tikungan
melakukan pengarahan atau sosialisasi oleh Kecepatan
- 20,0
km/ 30, - km/
rencana jam 80 jam
dinas terkait agar tidak melakukan kegiatan
Type Jalan 4/2 D Tetap -
perdagangan pada trotoar maupun pada sisi
Lebar
badan jalan sehingga trotoar maupun badan Perkerasan
14,0 m Tetap 11,0 m
jalan dapat berfungsi sebagaimana mestinya Ruas Khu
Arteri Sekkunder
serta kendaraan lambat (becak, gerobak, jalan Median 1,0 m Tetap sus m
Jend. 1,0
sepeda) dilarangan beroperasi pada ruas 3 Ahmad Lbr. Trotoar
3,0 m Tetap 2,0 m
studi. Yani (kiri)
(Cica Lbr. Trotoar
3. Larangan parkir heum) (kanan)
3,0 m Tetap 2,0 m
Melakukan kegiatan larangan parkir pada Jari-jari
11,0 m 15,0 m 15,0 m
ruas studi yang bukan pada tempatnya. Tikungan
Kecepatan km/ 30 – km/
4. Re-Setting APILL rencana
- 20,0
jam 80 jam
Melakukan pengaturan fase sinyal (re- Type Jalan 4/1 UD Tetap -
setting APILL) seperti pada tabel 8 berikut : Lebar
Kolektor Primer
9
Jurnal Tugas Akhir Amiruddin
Fungsi Jalan
Mini-
Rencana mum Rekapitulasectioni Perancangan Lalu Lintas Pada Ruas Jalan
Ruas Eksis-
No Uraian Ran- Berdasar
Jalan ting Berdasarkan Hasil Analisis
cangan kan
MKJI
NSPM
Kece 2015
Type Jalan 4/2 D Tetap - patan NSPM
Direction
rata-
Waktu
19,0 Ruas rata Hasil
Lebar Eksisting
s/d m Tetap 9,00 m setem Perancangan
Perkerasan
25,3 pat
Kolektror Sekunder
(V) V
1,5 - 2,5 - V V
Median m m 1,50 m DS (km/ DS (km/
DS (km/
Ruas 2,5 4,3 (<) jam)
jam) jam)
jalan Lbr. Trotoar (>)
6 1,2 m 2,5 m 2,00 m
Terusan (kiri) Jend.
Jakarta Pagi 1 21,08 0.568 47,23 0,509 53,89 0,75 30
Lbr. Trotoar Ahmad
1,2 m 2,5 m 2,00 m Yani
(kanan)
(Kosam
Sore 1 14,45 0,777 42,72 0,696 50,01 0,75 30
Jari-jari bi)
15,0 m Tetap 15,0 m
Tikungan
1 0,654 41,23 0,546 50,49 0,75 30
Kecepatan 20 - km/ 20 - km/ Jend. Pagi 18,92
-
rencana 50 jam 50 jam Ahmad 2 0,506 43,59 0,422 52,42 0,75 30
Yani
Type Jalan 6/2 D Tetap - (Cica 1 0,453 44,28 0,378 53,01 0,75 30
heum) Sore 21,87
Lebar 2 0,550 42,94 0,460 51,88 0,75 30
26,0 m Tetap 1,00 m
Perkerasan
Pagi 1 20,26 0,702 40,83 0,610 49,39 0,75 40
Ibrahim
Median 1,5 m 1,75 m 1,50 m
Kolektor Primer
Ruas Adjie
Sore 1 11,48 0,802 38,46 0,697 47,49 0,75 40
jalan Lbr. Trotoar Teta
2,5 m 2,00 m Sumber : Hasil olahan data survey 2010
7 Terusan (kiri) p
Ibrahim Lbr. Trotoar
Adjie 1,2 m 2,50 m 2,00 m Terjadinya perbedaan kecepatan eksisting antara
(kanan)
Jari-jari
20,0 m Tetap
30,0
m
kecepatan berdasarkan kondisi lapangan dan
Tikungan 0 kecepatan berdasarkan analisis MKJI
Kecepatan km/ 40 - km/
rencana
- 20
jam 80 jam
disebabkan karena pada waktu pembuatan
4/1 UD
analisis MKJI tahun 1992 komposisi lalu lintas
Type Jalan 4/1 UD -
4/2 UD sepeda motor hanya 30% sedangkan sekarang
14,0 komposisi sepeda motor sudah mencapai 70% -
Kolektror Sekunder
Lebar
s/d m Tetap 9,00 m
Perkerasan
30,6 80%.
Ruas
8 jalan Lbr. Trotoar 2,5 -
2,0 m m 2,00 m
Jakarta (kiri) 3,2 Tabel 11; Rekapitulasi Hasil Perancangan Lalu Lintas Pada
Lbr. Trotoar 2,5 - Simpang Ibrahim Adjie - Jakarta - Terusan Jakarta
1,65 m m 2,00 m
(kanan) 2,7 Rekapitulasi Perancangan Lalu Lintas Pada
Kecepatan 20 - km/ 20, - km/ Simpang Ibrahim Adjie - Jakarta - Terusan Jakarta
-
rencana 50 jam 50 jam 2015
NSPM
Sumber : Hasil Survey Lapangan 2010 dan Rencana Rancangan
Waktu
LOS
QL c QL c DS
DS (dtk/ DS (dtk/
Perlengkapan Jalan (m)
smp)
(dtk) (m)
smp)
(dtk) (<)
Jakarta - - - - - - 0,75
6. Evaluasi Hasil Perancangan
Ibrahim
1,488 1436 971,4 0,732 57 14,47 0,75
a. Geometrik Adjie
b. Lalu Lintas
Dari hasil penanganan yang dilakukan Ket :
DS : Derajat Kejenuhan
pada lalu lintas, menghasilkan kinerja ruas dan V : Kecepatan (km/jam)
simpang seperti tabel 10 dan 11 berikut : QL : Panjang Antrian (meter)
10
Jurnal Tugas Akhir Amiruddin
Jl. Jakarta
Jl. Jakarta
Jl. Terusan
Jakarta
Saran
1. Dalam perencanaan suatu pembangunan
Jl. Ibrahim Adjie
Jl. Terusan
Ibrahim Adjie hendaknya melihat skala prioritas
Eksisting Hasil Perancangan berdasarkan kemampuan keuangan daerah
serta AMDAL yang ditimbulkannya.
Keterangan : 2. Perlu adanya upaya peningkatan disiplin
Konflik Primer dan kesadaran masyarakat sebagai
Konflik Sekunder
Arus Kendaraan
pengguna jalan untuk mengetahui dan
Arus Pejalan Kaki mematuhi peraturan berlalu - lintas untuk
menciptakan kondisi berkendara yang aman
Dan dari pola pengaturan pergerakan dan nyaman.
arus lalu lintas yang dilakukan pada simpang 3. Perlunya sosialisasi, pengawasan dan
Ibrahim Adjie - Jakarta - Terusan Jakarta, penindakan secara serius terhadap kegiatan
diperoleh pengurangan jumlah titik konflik baik PKL, parkir, dan kendaraan lambat (becak,
konflik primer maupun konflik sekunder. Dari sepeda, gerobak) yang melakukan aktifitas
kondisi eksisting konflik primer sebanyak 8 titik di badan jalan maupun di trotoar.
konflik dan konflik sekunder sebanyak 18 titik
konflik, sementara dari hasil penanganan yang
dilakukan jumlah titik konflik primer turun
menjadi 1 titik konflik dan konflik sekunder
turun menjadi 12 titik konflik.
11
Jurnal Tugas Akhir Amiruddin
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional. 2004. Geometrik Jalan Perkotaan. Rencana Standar Nasional Indonesia.
Bappeda Kotamadya Bandung. 1993. Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Wilayah Karees.
Pemerintah Kota Bandung, Bandung.
Bappeda Kotamadya Bandung. 2004. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandung 2013.
Pemerintah Kota Bandung, Bandung.
Departemen Pekerjaan Umum. 1987. Produk Standar Untuk Jalan Perkotaan. Direktorat Jenderal Bina
Marga.
Departemen Pekerjaan Umum. 1995. Tata Cara Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki Di Kawasan
Perkotaan. Direktorat Jenderal Bina Marga.
Departemen Pekerjaan Umum. 1999. Pedoman Perencanaan Jalur Pejalan Kaki Pada Jalan Umum.
Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum
Departemen Perhubungan. 1996. Pedoman Teknis Perekayasaan Tempat Pemberhentian Kendaraan
Penumpang Umum. Direktur Jenderal Perhubungan Darat.
Departemen Perhubungan. 2006. Panduan Penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan. Direktur Jenderal
Perhubungan Darat.
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. 2002. Tata Cara Perencanaan Geometrik
Persimpangan Sebidang. Pedoman Konstruksi dan Bangunan.
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. 2004. Marka Jalan. Pedoman Konstruksi dan
Bangunan.
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. 2004. Penanganan Praktis Kemacetan Lalu Lintas Di
Jalan Perkotaan. Pedoman Konstruksi dan Bangunan.
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. 2004. Perencanaan Bundaran Untuk Persimpangan
Sebidang. Pedoman Konstruksi dan Bangunan.
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. 2004. Perencanaan Median Jalan. Pedoman
Konstruksi dan Bangunan.
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. 2004. Perencanaan Separator Jalan. Pedoman
Konstruksi dan Bangunan.
Direktorat Pembinaan Jalan Kota. 1990. Panduan Survey dan Perhitungan Waktu Perjalanan Lalu
Lintas. Direktorat Jenderal Bina Marga.
Direktorat Pembinaan Jalan Kota. 1990. Petunjuk Perencanaan Trotoar. Direktorat Jenderal Bina Marga.
Direktorat Pembinaan Jalan Kota. 1990. Petunjuk Tertib Pemanfaatan Jalan. Direktorat Jenderal Bina
Marga.
Direktorat Pembinaan Jalan Kota. 1990. Tata Cara Perencanaan Penghentian Bus. Direktorat Jenderal
Bina Marga.
Direktorat Pembinaan Jalan Kota. 1991. Spesifikasi Lampu Penerangan Jalan Perkotaan. Direktorat
Jenderal Bina Marga.
Direktorat Pembinaan Jalan Kota. 1991. Tata Cara Pemasangan Rambu dan Marka Jalan Perkotaan.
Direktorat Jenderal Bina Marga.
Direktorat Pembinaan Jalan Kota. 1992. Standar Perencanaan Geometrik Untuk Jalan Perkotaan.
Direktorat Jenderal Bina Marga.
Direktorat Pembinaan Jalan Kota. 1992. Tata Cara Perencanaan Persimpangan Sebidang Jalan
Perkotaan. Direktorat Jenderal Bina Marga.
Erwin Kusnadar. 2009. Materi Kuliah Sistem Manajemen Jalan. Kerjasama Pusbiktek Kementrian
Pekerjaan Umum – Politeknik Negeri Bandung.
Menteri Perhubungan. 2006. Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Di Jalan. Peraturan Menteri
Perhubungan. Nomor KM 14 Tahun 2006.
Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan
R. Desutama, RBP, ST, MT. 2003. Materi Mata Kuliah Rekayasa Lalu Lintas. Kerjasama Pusbiktek
Kementrian Pekerjaan Umum – Politeknik Negeri Bandung.
R. Desutama, RBP, ST, MT. 2007. Materi Mata Kuliah Manajemen Lalu Lintas. Kerjasama Pusbiktek
Kementrian Pekerjaan Umum – Politeknik Negeri Bandung.
Shirley L. Hendarsin. 2008. Perencanaan Teknik Jalan Raya. Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik
Sipil.
Undang-undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan
Walikotamaya Kepala Daerah Tingkat II Bandung. 1999. Bangunan Di Wilayah Kotamadya Daerah
Tingkat II Bandung. Peraturan Daerah Kotamadya Tingkat II Bandung. Nomor 14 Tahun 1998.
12