Jurnal Manajemen Lalu Lintas
Jurnal Manajemen Lalu Lintas
Jurnal Manajemen Lalu Lintas
OLEH :
C2
MAKASSAR
2022
1
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesibukan lalu lintas itu sering terjadi pada ruas jalan atau persimpangan
jalan.
1.508.154 jiwa dengan kepadatan mencapai 8.580 jiwa/ km2 (BPS Kota
Makassar, 2018).
nasional sepanjang 35,64 km, jalan provinsi sepanjang 19,52 km, jalan
kabupaten sepanjang 2977,50 km, dan jalan tol sepanjang 17,00 km. Jika
2
sibuk.
3
DENGAN VISSIM “
B. Rumusan Masalah
Vissim?
C. Tujuan Penelitian
Vissim.
D. Batasan Masalah
terhadap tinjauan yang dilakukan agar tidak menyimpang dari tujuan yang
CPI Makassar .
Vissim.
E. Manfaat Penelitian
dilakukan.
6
A. Jalan
lalu lintas antar suatu daerah dengan daerah lainnya, baik itu barang
kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, maka jalan sedikit demi sedikit
permukaan tanah dan atau air, serta diatas permukaan air, kecuali jalan
kereta api dan jalan kabel. Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan
bagi lalu lintas umum, jalan khusus adalah jalan yang dibangun oleh
kepentingan sendiri.
jumlah penduduk yang kurang dari 100.000 juga dapat digolongkan pada
Jalur lalu lintas adalah bagian jalan yang digunakan untuk lalu lintas
2) Median
dua aliran lalu lintas yang berlawanan, ruang lapak tunggu penyeberang
silau dari lampu kendaraan pada malam hari dari arah berlawanan.
3) Bahu Jalan
8
Bahu jalan adalah bagian jalan yang berdampingan ditepi jalur lalu
lintas, dan harus diperkeras, berfungsi untuk lajur lalu lintas darurat, ruang
4) Saluran Tepi/Samping
Lajur lalu lintas adalah bagian jalur lalu lintas yang memanjang,
dibatasi oleh marka lajur jalan, meiliki lebar yang cukup untuk dilewati
6) Trotoar
Trotoar adalah jalur pejalan kaki yang terletak pada Damija, diberi
melakukan interaksi antara yang satu dengan yang lainnya pada suatu
lalu lintas tidak dapat diseragamkan lebih lanjut, arus lalu lintas akan
pengemudi. Arus lalu lintas pada suatu ruas jalan karakteristiknya lokal
dan kebiasaan pengemudi. Arus lalu lintas pada suatu ruas jalan
Hicks, 1999).
Lalu lintas secara makro mempelajari operasional dari keseluruhan sistem yang ad
1) Volume (q)
melintas pada suatu titik tertentu yang dengan kuantitas arus lalu lintas
10
yang selalu berubah – berubah pada tiap – tiap periode tertentu dan
2) Kecepatan (s)
2005).
kecepatan sesaat di lokasi tertentu pada suatu ruas jalan. Terdapat dua
tertentu.
3) Kepadatan (k)
suatu panjang tertentu dari lajur atau lajur atau jalan, dirata-ratakan
terhadap waktu, dan secara umum dinyatakan dalam kendaraan per mil
yang sangat penting dalam lalu lintas karena sangat memengaruhi kinerja
itu sendiri dalam berlalu lintas di jalan raya adapun parameter – parameter
Menurut Khisty dan Lall (2005), karakteristik mikro lalu lintas yaitu:
di dalam suatu aliran lalu lintas yang diukur dari bemper depan satu
waktu antara dua kenderaan yang berurutan ketika melalui sebuah titik
yang digunakan dalam pengawasan jalan tol. Lane occupancy dapat juga
C. Persimpangan
jaringan jalan yang merupakan tempat titik konflik dan tempat kemacetan
karena bertemunya dua ruas jalan atau lebih. Karena merupakan tempat
lurus atau berbelok dan pindah jalan untuk mencapai satu tujuan.
13
baik sebidang maupun tak sebidang atau titik jaringan jalan dimana jalan-
lintas lainnya.
a) Persimpangan sebidang
14
lebih saling bertemu tidak dalam satu bidang tetapi salah satu ruas
2) Jenis pengendaliannya
perlu memberi hak jalan pada jalan utama, kondisi berhenti tidak
elektronik yang memberi hak jalan pada salah satu arus atau lebih
pada satu titik titik konflik. Konflik ini akan menghambat pergerakan dan
(kecelakaan). Arus lalu lintas yang terkena konflik pada suatu simpang
17
persimpangan, yaitu:
Weaving adalah pertemuan dua arus lalu lintas atau lebih yang
raya tanpa bantuan rambu lalu lintas. Gerakan ini sering terjadi
pada suatu kendaraan yang berpindah dari suatu jalur ke jalur lain,
tersebut.
bermotor dapat bergerak dalam arah yang berbeda dan pada waktu yang
(manuver) tersebut.
a) Konflik primer yaitu konflik yang terjadi antara gerakan lalu lintas
b) Konflik sekunder yaitu konflik yang terjadi antara gerakan lalu lintas
berlawanan atau lalu lintas belok kiri dengan para pejalan kaki yang
tergantung dari :
(Tamin, 2000) :
1) Solusi Time-sharing,
Kanan
2) Solusi Space-sharing
Prinsip roundabout ini juga bias diterapkan pada jaringan jalan yaitu
titik konflik, bentuknya dapat berupa jalan layang dan jalan bawah tanah.
Cloverleaf Interchange)
D. Kinerja Simpang
Manajemen dan rekayasa lalu lintas adalah kegiatan yang dilakukan untuk
sebaik mungkin.
efisien.
adalah:
berikut :
jalan.
mudah disurvei. Oleh sebab itu, manajemen kapasitas adalah hal yang
termudah dan teknik manajemen lalu lintas yang paling efektif untuk
diterapkan.
2) Manajemen Prioritas
Prioritas persimpangan
3) Manajemen Demand
angkutan umum pada jam sibuk. Hal ini berarti penyediaan prioritas
ke angkutan umum.
kemacetan.
bersifat dinamis dan sangat luas, konsep lalu lintas yang sangat luas yang
kelakuan sistem fisik atau sistem yang abstrak tertentu (Aryandi dan
Munawar, 2014).
maka pada sistem seperti ini model simulasi yang dibangun disebut
dengan berjalan terlebih dahulu yang dikendalikan oleh lampu lalu lintas.
di Indonesia.
Serikat HCM (1985). Model analisa yang digunakan pada HCM (1985)
dan didominasi oleh tipe kendaraan mobil penumpang, serta aliran lalu
dua. Pergerakan arus lalu lintas tidak mengikuti aliran perlajur (non-lane
32
sinyal hijau menyala. Ini merupakan sebuah bukti bahwa konsep dasar
adopsi, tanda adanya proses kalibrasi dan validasi akan tidak handal.
berdasarkan pada kondisi non-mixed traffic, fokus pada lalu lintas dengan
kendaraan. Kondisi tersebut tidak cocok untuk Indonesia di mana arus lalu
dan proporsi sepeda motor yang tinggi dan kedisiplinan penggunaan lajur
yang rendah, terutama saat antrian di kaki simpang (Yulianto dan Setiono,
2013).
individu dalam jaringan jalan yang telah ditetapkan dan digunakan untuk
dihasilkan dari perubahan arus lalu lintas atau dari perubahan lingkungan
33
et al., 2013).
sempurna.
yang diinginkan.
alat yaitu Car Following Weidemann 74 dan Car Following Weidemann 99.
H. PTV Vissim
kali dikembangkan di Jerman pada tahun 1992 yang saat ini menjadi
seluruh dunia oleh publik, perusahaan dan universitas. Vissim alat mikro-
lalu lintas untuk perkotaan mau pun pada pedesaan baik untuk analisis
35
arus kendaraan atau pun arus pejalan kaki serta memiliki kemampuan
3) Analisis kapasitas
data yang digunakan oleh Vissim, metode yang digunakan mengacu pada
dari setiap segmen jalan. Metode kalkulasi tingkat pelayanan jalan bebas
tingkat akurasi yang tinggi. Meski demikian, Vissim sebagai alat mikro-
2010 membagi tingkat pelayanan jalan raya (LOS) menjadi 2 yaitu tingkat
Bersinyal
A 0 - 10 Free flow
B > 10 - 15 Stable flow (slight delays)
C > 15 – 25 Stable flow (acceptable delays)
Approaching unstable flow (tolerance
D > 25 - 35 delay, occasionally wait through mpre
than one signal cycle before
proceeding)
E > 35 - 50 Unstable flow (intolerable delay)
F Forced flow (congested and queues fail
> 50
to clear)
tiga) dan kendaraan tidak bermotor (sepeda, gerobak, dll.). Aspek lain
berkendara yang sesuai dengan kondisi lalu lintas heterogen yang ada di
antara lain:
1) Parameter Following
belakangnya.
3) Parameter Lateral
agar dapat menyiap baik dari sisi sebelah kanan mau pun sisi
sebelah kiri.
atau negara.
nilai parameter yang sesuai sehingga model dapat mereplikasi lalu lintas
mutlak. Rumus GEH sendiri dapat dilihat pada Persamaan 2.6 dan
memiliki ketentuan khusus dari nilai error yang dihasilkan seperti pada
Tabel 2.5.
(𝑞
𝑠i𝑚u𝑙𝑎𝑡𝑒𝑑 −𝑞 )2
𝑜𝑏𝑠𝑒r𝑣𝑒𝑑
𝐺𝐸𝐻 = √0,5×(𝑞 𝑠i𝑚u𝑙𝑎𝑡𝑒𝑑+𝑞𝑜𝑏𝑠𝑒r𝑣𝑒𝑑)
(2.6)
41
Dimana :
Nilai Keterangan
observasi. Rumus umum Chi- square (𝑥2) dapat dilihat pada persamaan
𝑥2 = ∑𝑘 0i−𝐸i 2
i=1 | | (2.7)
𝐸i
Dimana :
𝑂i = Data observasi
𝐸i = Data ekspektasi
sebesar 95 % atau α = 0.05 dan kriteria uji yaitu hasil diterima apabila hasil