1152 - ACC - Surat Pengantar Ke Pusbuk Tentang CP
1152 - ACC - Surat Pengantar Ke Pusbuk Tentang CP
1152 - ACC - Surat Pengantar Ke Pusbuk Tentang CP
Dengan hormat, dalam rangka melaksanakan penyiapan kebijakan teknis, penyusunan kurikulum,
dan pengembangan pembelajaran, Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Badan Standar, Kurikulum,
dan Asesmen Pendidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah
melakukan kegiatan Umpan Balik Capaian Pembelajaran pada PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, SLB,
dan Kesetaraan pada bulan Januari sampai dengan Mei 2023. Berdasarkan hasil umpan balik terhadap
Capaian Pembelajaran tersebut, kami melakukan revisi Capaian Pembelajaran pada PAUD, SD,
SMP, dan SMA.
1. Capaian Pembelajaran untuk PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) pada Kurikulum Merdeka;
dan
2. Capaian Pembelajaran untuk SD/MI/Program Paket A, SMP/MTS/Program Paket B, dan
SMA/MA/Program Paket C pada Kurikulum Merdeka.
sebagai pertimbangan untuk revisi Buku Teks Pelajaran pada PAUD, SD, SMP, dan SMA pada
Kurikulum Merdeka.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami sampaikan terima kasih.
A. Rasional
Capaian Pembelajaran merupakan rujukan bagi satuan PAUD (TK/RA/BA, KB,
SPS, TPA) dalam merancang kegiatan di satuan pendidikan bagi peserta didik usia
dini. Capaian Pembelajaran memberikan kerangka pembelajaran yang memandu
pendidik di satuan PAUD dalam membangun nilai, pengetahuan, dan
keterampilan yang dibutuhkan oleh anak usia dini, serta untuk menjalankan
fungsi PAUD sebagai fondasi saat memasuki jenjang pendidikan dasar.
B. Tujuan
Tujuan Capaian Pembelajaran fase fondasi adalah untuk membangun
kemampuan fondasi dengan memperhatikan kesejahteraan (well-being) anak.
Well-being dimaknai sebagai keadaan/kondisi fisik, mental, dan sosial emosional
anak yang sehat, bahagia, aman, dan nyaman. Harapannya, anak usia dini
berkembang secara holistik, dalam hal nilai agama-moral, Pancasila, fisik motorik,
kognitif, bahasa, dan sosial-emosional.
C. Karakteristik
1. Karakteristik Lingkup Capaian Pembelajaran PAUD
Karakteristik lingkup Capaian Pembelajaran di PAUD berbeda dengan jenjang
pendidikan yang lebih tinggi. Luasnya Lingkup Capaian Pembelajaran di PAUD
dapat diibaratkan sebagai sejumlah mata pelajaran yang ada pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi. Capaian Pembelajaran di PAUD memuat enam
aspek perkembangan anak usia dini, yakni nilai agama dan moral, fisik
motorik, kognitif, sosial emosional, bahasa, dan nilai Pancasila yang
dirumuskan dalam elemen, agar dapat dibangun secara holistik dan
terintegrasi pada anak usia dini.
Pertimbangan Lingkup
Deskripsi Lingkup
Elemen konseptual untuk Capaian
Capaian Pembelajaran
perumusan elemen Pembelajaran
Elemen Jati 1. Rasa sayang dan Jati Diri Jati diri pada konteks di
Diri perhatian kepada PAUD meliputi mengenali
diri sendiri penting identitas diri, memiliki
dibiasakan sejak kematangan emosi dan
dini sebelum sosial untuk berkegiatan
memunculkan rasa di lingkungan belajar, dan
sayang dan menggunakan fungsi
perhatian kepada gerak.
orang maupun hal-
hal di luar diri
sendiri.
2. Kemampuan untuk
mengatur pikiran,
perasaan, dan
perilaku diri
menjadi dasar agar
dapat mencapai
tujuan belajar dan
pengembangan diri,
baik di bidang
akademik maupun
nonakademik.
3. Warga Indonesia
dengan
keberagamannya
perlu memiliki
perasaan bangga
terhadap identitas
diri, keluarga, serta
latar belakang
budaya dengan
berlandaskan
Pancasila.
D. Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase fondasi, anak memiliki serangkaian nilai, pengetahuan dan
keterampilan dasar yang akan menjadi bekalnya untuk melanjutkan ke jenjang
pendidikan selanjutnya, serta sebagai pembelajar sepanjang hayat.
Berikut adalah Capaian Pembelajaran fase fondasi berdasarkan tiga elemen yang
saling terkait:
1. Nilai Agama dan Budi Pekerti:
Anak mengenal konsep Tuhan Yang Maha Esa, mengenal kebiasaan praktik
ibadah agama atau kepercayaannya, menghargai diri, sesama manusia, dan
alam sebagai bentuk syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Jati Diri:
Anak mengenali identitas diri, mampu menggunakan fungsi gerak, memiliki
kematangan emosi dan sosial untuk berkegiatan di lingkungan belajar.
A. Rasional
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI dan BP) merupakan mata
pelajaran wajib sebagai perwujudan unsur pokok agama (iman, Islam, dan
ihsan). PAI dan BP diarahkan untuk menyiapkan peserta didik agar memiliki
pemahaman dan menerapkan dasar-dasar agama Islam pada kehidupan
sehari-hari dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia, meliputi (1)
kecenderungan kepada kebaikan (al-ḥanīfiyyah); (2) akhlak mulia (makārim al-
akhlāq); (3) sikap toleransi (al-samḥah); dan (4) kasih sayang untuk alam
semesta (raḥmat li al-ālamīn). Keempat hal tersebut tergambarkan melalui
elemen Al-Qur’an Hadis, akidah, akhlak, fikih, dan sejarah peradaban Islam.
Mata pelajaran PAI dan BP menjadi pedoman bagi peserta didik dalam
melaksanakan ajaran Islam dan menerapkan akhlak mulia dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan memahami PAI dan BP, peserta didik mampu
menghadapi tantangan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari sehingga
dapat mengoptimalkan potensi dirinya.
Ruang lingkup PAI dan BP mencakup hubungan manusia dengan Allah Swt.
(ḥabl min Allāh), sesama manusia (ḥabl min al-nās), dan lingkungan alam (ḥabl
min al-ālam). Untuk itu, perlu pendekatan beragam yang berpihak pada
peserta didik.
Muatan materi pada PAI dan BP terdiri atas 5 elemen, yaitu Al-Qur’an Hadis,
akidah, akhlak, fikih, dan sejarah peradaban Islam. Melalui muatan materi
tersebut, pembelajaran PAI dan BP dapat berkontribusi dan menguatkan
terbentuknya profil pelajar Pancasila yang memiliki kompetensi global dan
berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila, yaitu beriman, bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia; mandiri; bergotong royong;
berkebinekaan global; bernalar kritis; dan kreatif.
B. Tujuan
C. Karakteristik
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sebagai satu kesatuan sistem
pembelajaran untuk membangun dan mengembangkan peserta didik menjadi
hamba Allah Swt. yang berakhlak mulia berdasarkan pemahaman yang benar
dari bangunan ilmu yang terdiri atas Al-Qur’an Hadis, akidah, akhlak, fikih,
dan sejarah peradaban Islam.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti mencakup elemen yang meliputi (1)
Al-Qur’an Hadis, (2) akidah, (3) akhlak, (4) fikih, dan (5) sejarah peradaban
Islam.
Elemen Deskripsi
Al-Qur’an Hadis PAI dan BP menekankan pemahaman Al-Qur’an dan hadis
secara tekstual dan kontekstual yang teraktualisasikan
sebagai nilai kehidupan.
Akidah Akidah berkaitan dengan prinsip keyakinan yang akan
mengantarkan peserta didik dalam memahami iman
kepada Allah, para malaikat, kitab-kitab Allah, nabi dan
rasul, hari akhir serta qadā’ dan qadr. Keimanan ini
menjadi landasan dalam melakukan amal saleh dan
berakhlak mulia.
Akhlak Akhlak merupakan buah dari iman dan ilmu yang
mewarnai keseluruhan elemen dalam PAI dan BP. Akhlak
juga menjadi ukuran kesempurnaan manusia dalam
kehidupan pribadi dan sosial. Elemen akhlak
dikelompokkan dalam perilaku baik (maḥmūdah) dan
perilaku tercela (mażmūmah). Pemahaman ini dapat
mendorong peserta didik untuk berusaha memilih dan
melatih diri (riyāḍah), disiplin (tahżīb), dan upaya sungguh-
sungguh dalam mengendalikan diri (mujāhadah) supaya
berperilaku baik terhadap Allah Swt., diri sendiri, sesama
manusia, dan lingkungan alam.
Fikih Fikih merupakan interpretasi atas syariat. Fikih berisi
aturan hukum yang berkaitan dengan perbuatan mukalaf
-3-
Elemen Deskripsi
yang mencakup hubungan kepada Allah Swt. dan sesama
manusia.
Sejarah Peradaban Sejarah Peradaban Islam (SPI) mendeskripsikan
Islam perkembangan perjalanan hidup manusia dalam
membangun peradaban dari masa ke masa. Pembelajaran
SPI menekankan pada kemampuan memahami sejarah
untuk menjadi ibrah, teladan, dan inspirasi generasi
penerus bangsa dalam menyikapi dan menyelesaikan
berbagai permasalahan dalam membangun peradaban.
D. Capaian Pembelajaran
A. Rasional
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti disajikan dalam bentuk mata
pelajaran pada semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan yang mengacu pada
Capaian Pembelajaran yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Penyusunan
Capaian Pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi
Pekerti didasarkan pada dua elemen, yaitu: Allah Tritunggal dan Nilai-nilai
Kristiani. Dua elemen tersebut masih sangat umum dan belum dapat
menggambarkan substansi pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi
Pekerti secara spesifik. Secara spesifik, kedua elemen dikembangkan menjadi
-8-
empat sub elemen yaitu: Allah Berkarya; Manusia dan Nilai-nilai Kristiani;
Gereja dan Masyarakat Majemuk; serta Alam dan Lingkungan Hidup, yang
dapat mengakomodir seluruh substansi pembelajaran Pendidikan Agama
Kristen dan Budi Pekerti pada jenjang SD/Program Paket A, SMP/Program
Paket B, dan SMA/Program Paket C. Masing-masing elemen dan sub elemen
merupakan pilar dalam pengembangan Capaian Pembelajaran dan materi
pembelajaran.
B. Tujuan
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti bertujuan untuk
membantu peserta didik:
1. mengenal serta mengimani Allah yang berkarya menciptakan alam
semesta dan manusia;
2. mengimani keselamatan yang kekal dalam karya penyelamatan Yesus
Kristus;
3. mensyukuri Allah yang berkarya dalam Roh Kudus sebagai penolong dan
pembaru hidup manusia;
4. mewujudkan imannya dalam perbuatan hidup setiap hari ketika
berinteraksi dengan sesama dan memelihara lingkungan hidup;
5. memahami hak dan kewajibannya sebagai warga gereja dan warga negara
serta cinta tanah air;
6. membangun manusia Indonesia yang mampu menghayati imannya secara
bertanggung jawab dan berakhlak mulia serta menerapkan prinsip
moderasi beragama dalam masyarakat majemuk;
7. membentuk diri menjadi anak-anak dan remaja Kristen yang memiliki
kedewasaan berpikir, berkata-kata dan bertindak sehingga menampakkan
karakter kristiani;
8. membentuk sikap keterbukaan dalam mewujudkan kerukunan intern dan
antarumat beragama, serta umat beragama dengan pemerintah;
9. memiliki kesadaran untuk mengembangkan kreativitas dalam berpikir
dan bertindak berdasarkan Firman Allah; dan
10. mewujudkan peran nyata di tengah keluarga, sekolah, gereja, dan
masyarakat Indonesia yang majemuk.
C. Karakteristik
Fakta yang diperoleh dari kajian bagi program pendidikan Kristen, yaitu:
Pelaku telah diberi karunia Roh; Bertujuan mendewasakan umat untuk
melayani; Menghasilkan dan mewujudkan hubungan yang harmonis; Bersifat
kebenaran teologis; Penuh kasih karunia dan kebenaran; serta saling
membantu dan berkembang secara harmonis.
Elemen Deskripsi
Allah Berkarya Pada elemen Allah berkarya peserta didik belajar untuk
memahami Allah yang diimaninya sebagai Pencipta,
Pemelihara, Penyelamat, dan Pembaru. Manusia diciptakan
menurut gambar Allah yang diberi mandat untuk
membangun, memanfaatkan, dan memelihara ciptaan Allah
bagi kesejahteraan manusia. Allah memelihara manusia
dengan menciptakan flora dan fauna bagi keseimbangan
ekosistem dan kebutuhan manusia. Allah hadir dalam
berbagai peristiwa kehidupan. Allah melengkapi manusia
dengan kemampuan berpikir, berkarya dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Manusia diselamatkan melalui pengorbanan Yesus Kristus.
Manusia menjalani kehidupan sebagai makhluk sosial yang
berbudaya, mengembangkan demokrasi, dan hak azasi
manusia. Allah membarui manusia melalui karya Roh
Kudus.
Manusia dan Pada elemen manusia dan nilai-nilai kristiani peserta didik
Nilai-nilai belajar tentang hakikat manusia sebagai ciptaan Allah yang
Kristiani terbatas. Dalam keterbatasannya, manusia diberi hak dan
tanggung jawab. Memahami dan menerapkan nilai-nilai
kristiani dalam kehidupan sehari-hari, melalui sikap
rendah hati, peduli terhadap sesama, menerapkan kasih,
setia, dan keadilan dalam kehidupan. Perwujudan nilai-
nilai kristiani juga nampak melalui sikap kritis terhadap
berbagai bentuk diskriminasi, menghargai perbedaan,
rukun, toleran, serta menerapkan disiplin hidup dalam
masyarakat majemuk.
Gereja dan Pada elemen gereja dan masyarakat majemuk peserta didik
Masyarakat belajar tentang hidup bergereja dan bermasyarakat serta
Majemuk memahami tanggung jawab terhadap gereja, bangsa, dan
negara. Peserta didik memahami makna kehadiran gereja
bagi umat Kristen dan dunia serta mengkritisi berbagai
bentuk pelayanan gereja. Mensyukuri keragaman suku,
budaya bangsa, dan agama sebagai anugerah Allah.
Mengembangkan kehidupan harmonis dalam kehidupan
bersama melalui sikap terbuka, toleran, dan inklusif
terhadap sesama dalam masyarakat majemuk. Memahami
model-model dialog dan kerja sama antar umat beragama
dalam rangka moderasi beragama.
Alam dan Pada elemen alam dan lingkungan hidup, peserta didik
Lingkungan belajar membangun hubungan yang harmonis dengan
Hidup alam, memelihara dan melestarikan alam sebagai wujud
syukur kepada Allah. Pada elemen ini peserta didik
mensyukuri bahwa Allah Maha Kuasa hadir melalui alam
ciptaan. Menyadari bahwa manusia diberi tugas oleh Allah
untuk mengolah dan memelihara alam dengan mengkritisi
tindakan manusia yang merusak alam dan menerapkan
sikap ugahari.
Elemen dan Sub Elemen Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
D. Capaian Pembelajaran
Selanjutnya pada fase ini, peserta didik memahami bahwa Allah Pencipta
hadir dalam kehidupan masyarakat. Pemahaman itu diwujudkan dengan
mempraktikkan sikap peduli kepada sesama. Peserta didik juga belajar
dari teladan tokoh-tokoh Alkitab yang berkaitan dengan pertobatan dan
menjadi manusia baru. Dalam terang manusia baru peserta didik
menerapkan nilai-nilai Kristiani dalam interaksi dengan sesama untuk
membangun kepekaan terhadap bentuk-bentuk ketidakadilan termasuk
di dalamnya ketidakadilan terhadap mereka yang berkebutuhan khusus,
ketidakadilan terhadap alam dan lingkungan hidup. Fase ini merupakan
fase akhir dari pendidikan di SD/Program Paket A, peserta didik
mempersiapkan diri untuk masuk ke jenjang SMP/Program Paket B. Oleh
karena itu peserta didik dibekali dengan pemahaman mendasar tentang
Allah yang selalu hadir dalam kehidupan manusia. Pemahaman ini
memberikan penguatan pada peserta didik untuk lebih mendalami kasih
Allah dalam hidupnya. Kelak ketika di SMA/Program Paket C mereka
dapat bertumbuh menjadi manusia yang dewasa secara holistik.
Allah -
Pembaharu
Manusia dan Hakikat -
Nilai- nilai Manusia
Kristiani Nilai-nilai Memahami bahwa Allah membarui,
Kristiani memulihkan kehidupan keluarga, gereja,
bangsa dan negara
Gereja dan Tugas Mewujudkan tanggung jawabnya sebagai
Masyarakat Panggilan manusia dewasa serta memahami
Majemuk Gereja keadilan sebagai dasar demokrasi dan
HAM
Masyarakat -
Majemuk
Alam dan Alam Ciptaan -
Lingkungan Allah
Hidup Tanggung -
Jawab
Manusia
Terhadap
Alam
- 18 -
I.3. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI
A. Rasional
Hidup beriman menurut pola Yesus Kristus dalam Agama Katolik selalu
bersumber dari Kitab Suci, Tradisi Suci, dan Kuasa Mengajar Gereja
(Magisterium). Semua sumber ajaran itu perlu dikembangkan bertolak dari
pengalaman peserta didik, tokoh-tokoh umat, dan berbagai pengalaman
Gereja sebagai umat Allah, bahkan pengalaman-pengalaman dari umat
beragama lain. Oleh karena itu, kurikulum mata pelajaran Pendidikan Agama
Katolik dan Budi Pekerti disusun secara teratur dan berkesinambungan
berdasarkan fase-fase pencapaian kompetensi peserta didik dari fase A
sampai fase F. Pada setiap fase, peserta didik mempunyai kesempatan
mengembangkan ketakwaan menurut iman Gereja Katolik. Dengan cara ini
peserta didik mencapai kedewasaan iman. Kedewasaan dalam iman akan
memudahkan peserta didik menghargai sesama yang seagama, juga yang
beragama dan kepercayaan lain. Sikap seperti inilah yang mencerminkan
moderasi beragama dalam masyarakat Indonesia yang majemuk dari segi
budaya, suku, dan agama. Dengan demikian akan terwujud cita-cita
persatuan nasional dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia
- 19 -
(NKRI).
B. Tujuan
Mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti bertujuan agar
peserta didik:
1. memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap hidup yang semakin
berakhlak mulia menurut ajaran iman Katolik;
2. membangun hidup menurut iman kristiani dengan sikap setia kepada
Yesus Kristus, dan Injil-Nya tentang Kerajaan Allah, yang menggambarkan
situasi dan peristiwa penyelamatan, perjuangan untuk perdamaian dan
keadilan, kebahagiaan dan kesejahteraan, persaudaraan dan kesetiaan,
dan pelestarian lingkungan hidup;
3. menjadi manusia yang berkarakter mandiri, bernalar kritis, kreatif,
bergotong royong, dan berkebinekaan global sesuai dengan tata nilai
menurut pola hidup Yesus Kristus.
C. Karakteristik
Elemen Deskripsi
Pribadi Peserta Elemen ini membahas tentang diri peserta didik yang
Didik diciptakan secitra dengan Allah sebagai laki-laki atau
perempuan yang memiliki kemampuan dan keterbatasan,
yang dipanggil untuk membangun relasi dengan sesama
serta lingkungannya sesuai dengan ajaran iman Katolik
agar peserta didik menjadi pribadi yang tangguh imannya di
tengah masyarakat.
Yesus Kristus Elemen ini membahas tentang pribadi Yesus Kristus yang
mewartakan Injil Kerajaan Allah, seperti yang terungkap
dalam Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, agar
peserta didik berelasi dengan Yesus Kristus dan meneladani
cara hidup-Nya dalam kehidupan bersama orang lain.
Gereja Elemen ini membahas tentang Gereja sebagai umat Allah
dengan memahami struktur dan perwujudannya dalam
- 20 -
Elemen Deskripsi
kehidupan sebagai anggota masyarakat agar peserta didik
mampu mewujudkan kehidupan menggereja.
Masyarakat Elemen ini membahas tentang masyarakat sebagai
kelompok sosial yang terdiri dari pribadi-pribadi yang unik
dan sebagai lingkup pergaulan yang dapat mempengaruhi
dirinya untuk semakin dewasa dalam berpikir dan
bertindak, agar peserta didik tetap bersikap dan berakhlak
mulia sesuai ajaran agama Katolik.
D. Capaian Pembelajaran
A. Rasional
Agama Hindu merupakan sumber nilai yang menjadi acuan moralitas dalam
menumbuhkembangkan Sraddha dan Bhakti serta budi pekerti. Nilai-nilai
tersebut diimplementasikan melalui Tri Kerangka Dasar agama Hindu, yaitu
Tattwa, Susila, dan Acara yang merujuk pada kitab suci Weda sebagai
sumber ajaran dan sejarah Agama Hindu sebagai refleksi kehidupan untuk
mencapai Moksartham Jagadhita Ya Ca Iti Dharma sebagai tujuan agama
Hindu.
Peserta didik sebagai bagian dari warga negara memegang teguh Dharma
Negara dan Dharma Agama sebagai salah satu landasan penerapan moderasi
beragama. Hal ini penting untuk menguatkan nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, cinta tanah air, musyawarah, dan keadilan sosial yang
terkandung dalam ajaran-ajaran Hindu.
B. Tujuan
Mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti bertujuan agar
peserta didik mampu memahami:
1. Kitab Suci Weda sebagai sumber ajaran agama Hindu yang
mengedepankan nilai-nilai satyam (kebenaran), siwam (kesucian), dan
sundaram (keindahan) dalam kehidupan;
2. Sraddha dan Bhakti sebagai aspek keimanan dan ketakwaan terhadap
Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa beserta manifestasiNya;
3. Susila sebagai konsepsi tentang akhlak mulia dalam ajaran agama Hindu
untuk menumbuhkembangkan budi pekerti, etika, dan moral sehingga
tercipta insan-insan Hindu yang sadhu (bijaksana), siddha (kerja keras),
suddha (bersih), dan siddhi (cerdas);
4. Acara sebagai praktik baik dari Kitab Suci Weda sesuai kearifan lokal
Hindu di Indonesia;
- 25 -
5. Sejarah Agama Hindu sebagai refleksi untuk membangun kesadaran
kolektif guna menumbuhkan kecintaan terhadap agama Hindu dan
peninggalannya, serta bangsa dan negara.
C. Karakteristik
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti merupakan mata pelajaran yang
menitikberatkan pada aspek Tattwa yang mencakup pengetahuan,
penumbuhkembangan aspek Susila yang mencakup sikap dan kepribadian,
dan aspek Acara sebagai bentuk keterampilan melalui praktik-praktik
keagamaan yang bersumber pada ajaran agama Hindu.
Ketiga aspek tersebut merupakan bagian dari Tri Kerangka Dasar Agama
Hindu yang dikembangkan menjadi 5 (lima) elemen berdasarkan pada
rasional dan tujuan mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi
Pekerti. Kelima elemen dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan
Budi Pekerti terdiri dari: Kitab Suci Weda, Sraddha dan Bhakti, Susila, Acara,
dan Sejarah Agama Hindu. Adapun masing-masing elemen tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut.
Elemen Deskripsi
Kitab Suci Weda Kitab Suci Weda adalah sumber ajaran Agama Hindu yang
berasal dari wahyu Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha
Esa. Kitab Suci Weda ini bersifat Sanatana (abadi) dan
Nutana (fleksibel sesuai kearifan lokal yang ada),
Apauruseya (bukan karangan manusia), dan Anadi Ananta
(tidak berawal dan tidak berakhir). Kodifikasi Kitab Suci
Weda oleh Maharsi Wyasa terdiri dari 2 bagian utama, yaitu
Weda Sruti dan Weda Smerti.
a. Weda Sruti
Weda Sruti adalah wahyu yang didengarkan secara
langsung oleh para maharsi. Weda Sruti terdiri dari kitab
Mantra (Reg Weda, Yajur Weda, Sama Weda, dan Atharwa
Weda), Brahmana, Aranyaka, dan Upanisad.
b. Weda Smerti
Weda Smerti adalah Weda yang berdasarkan ingatan
maharsi dan Bhasya (penjelasan) dari Weda Sruti, yang
terdiri dari: Wedangga, Upaweda, dan Nibandha.
Sraddha dan Sraddha dan Bhakti adalah pokok keimanan dan
Bhakti ketakwaan Hindu yang berisi ajaran Tattwa. Dalam
berbagai teks lokal di Indonesia, istilah Tattwa merujuk
pada prinsip-prinsip kebenaran tertinggi. Tattwa agama
Hindu di Indonesia merupakan hasil konstruksi dari ajaran
filosofis yang terkandung dalam kitab suci Weda untuk
memperkuat keyakinan umat Hindu agar memiliki Sraddha
dan Bhakti.
Susila Susila adalah ajaran etika dan moralitas dalam Agama
Hindu yang bertujuan untuk mencapai kebajikan,
kedamaian, dan keharmonisan dalam masyarakat. Nilai-
nilai Susila ini diterapkan berdasarkan Wiweka, prinsip Tri
Hita Karana, Tri Kaya Parisudha, Tat Twam Asi, dan
Wasudaiwa Kutumbakam untuk penguatan moderasi
beragama dengan membangun kepekaan sosial.
Acara Acara merupakan praktik keagamaan Hindu dalam bentuk
Yadnya atau korban suci sesuai dengan nilai-nilai kearifan
lokal Hindu di Indonesia, misalnya aktivitas keagamaan,
- 26 -
Elemen Deskripsi
ritual, dan seni keagamaan yang dilestarikan sebagai
kekayaan budaya bangsa.
Sejarah Agama Sejarah Agama Hindu adalah kajian tentang peristiwa yang
Hindu terjadi pada masa lampau terkait perkembangan Agama
Hindu, peninggalan Hindu, corak keagamaan Hindu,
perkembangan organisasi keagamaan Hindu, dan tokoh-
tokoh Hindu yang dapat diteladani. Nilai-nilai kesejarahan
tersebut dapat dijadikan sebagai refleksi kehidupan untuk
menumbuhkembangkan kecintaan terhadap agama Hindu,
dan peninggalannya, serta bangsa dan negara.
D. Capaian Pembelajaran
A. Rasional
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti membentuk peserta didik yang
memiliki Profil Pelajar Pancasila berlandaskan pada nilai-nilai Agama Buddha
dan nilai-nilai Pancasila dasar negara. Konsep Pendidikan Agama Buddha
dan Budi Pekerti adalah belajar dari agama. Belajar dari agama melibatkan
peserta didik dalam mengevaluasi yang telah mereka pelajari dari agama, baik
secara impersonal maupun personal. Muatan materi belajar dari agama
merupakan nilai-nilai Agama Buddha yang terintegrasi dalam ajaran
moralitas, meditasi, dan kebijaksanaan yang selaras dengan nilai-nilai
Pancasila dasar negara. Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti secara
holistik menginternalisasi nilai- nilai Agama Buddha selaras dengan nilai-
nilai Pancasila dasar negara melalui pembelajaran nilai, pembelajaran
berpusat pada siswa, teladan, dan pembiasaan. Belajar dari Agama Buddha
akan membentuk mental peserta didik dengan kesadaran dapat
mengamalkan cara hidup, dalam keterhubungannya dengan Ketuhanan Yang
Maha Esa dan Triratna, diri sendiri, sesama manusia, negara dan bangsa
yang majemuk, makhluk lain, dan lingkungan alam.
B. Tujuan
C. Karakteristik
Mata pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti diarahkan untuk
mempelajari materi Pendidikan Agama Buddha pada penerapan esensi nilai,
tidak hanya berada pada ranah pengetahuan keagamaan. Proses
pelaksanaan Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti harus didukung
oleh pendidik dan lingkungan yang membudayakan pengembangan
kebijaksanaan dan cinta kasih serta dilakukan melalui tiga tahapan
- 30 -
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti yaitu mempelajari teori,
mempraktikkan teori, dan memperoleh hasil dari mempraktikkan teori secara
terintegrasi.
Elemen Deskripsi
Sejarah Elemen sejarah memuat sejarah dan kisah kehidupan
sebagai sarana untuk menyampaikan nilai-nilai sejarah
Agama Buddha, nilai-nilai Pancasila dasar negara, dan
nilai-nilai kebudayaan Indonesia. Pengetahuan pada elemen
sejarah bersumber dari kitab suci Agama Buddha, kitab
komentar, kitab subkomentar, kronik (catatan peristiwa
menurut urutan waktu kejadian), biografi, autobiografi,
peninggalan sejarah, peninggalan budaya, dan sumber
sejarah lainnya. Sejarah dan kisah dalam Agama Buddha
mencakup sejarah penyiaran agama, sejarah kitab suci
Agama Buddha, dan kisah kehidupan Buddha, Bodhisattva,
siswa utama, penyokong Agama Buddha, kisah inspiratif
tokoh Buddhis, identitas Agama Buddha, serta identitas diri
sebagai bagian dari Agama Buddha. Nilai-nilai dalam
elemen sejarah menjadi sumber internalisasi, sumber
keteladanan, sumber kesadaran dan peningkatan
keyakinan peserta didik dalam mengamalkan nilai-nilai
Pancasila dasar negara serta dalam mengekspresikan emosi
keagamaannya secara bijaksana. Hasil belajar dari elemen
sejarah tercermin melalui cara berpikir, berucap, bersikap
bijaksana sebagai bentuk pengembangan fisik, sosial,
mental, dan pengetahuan yang terbuka terhadap
kemajemukan dan keragaman budaya Agama Buddha
maupun budaya bangsa.
Ritual Elemen ritual merupakan sarana internalisasi pengetahuan
tentang keragaman dan nilai-nilai ritual dari berbagai aliran
atau tradisi dalam Agama Buddha serta keragaman agama
dan kepercayaan di Indonesia. Pengetahuan keragaman dan
nilai- nilai ritual dalam Agama Buddha secara holistik
menjadi landasan pengamalan nilai-nilai Pancasila dasar
negara dan Profil Pelajar Pancasila sebagai sarana
memperkuat keyakinan, pengembangan keterampilan
keagamaan dan pembentukan mental, kesadaran moral,
disiplin, serta sikap religius peserta didik. Pengalaman
nyata elemen ritual diwujudkan dalam kegiatan ibadah,
hidup berkesadaran, upacara, perayaan, ziarah,
menggunakan sarana ritual dan upacara, melibatkan diri
dalam menjalankan tradisi aliran Agama Buddha. Ritual
dalam kegiatan sehari-hari merupakan wujud akhlak mulia
yang dilandasi keyakinan terhadap Ketuhanan Yang Maha
Esa dan Triratna sebagai bentuk ekspresi emosi dan
- 32 -
Elemen Deskripsi
pengamalan keagamaan peserta didik. Sikap religius
mendukung peserta didik dalam mengembangkan
moralitas, meditasi, dan kebijaksanaan kaitannya dengan
Ketuhanan Yang Maha Esa dan Triratna, diri sendiri,
agama, lingkungan, dan negaranya. Elemen ritual yang
berhubungan dengan keragaman ritual atau tradisi dalam
Agama Buddha serta keragaman agama dan kepercayaan di
Indonesia merupakan sarana memperteguh pengamalan
Pancasila dasar negara, serta untuk menumbuhkan sikap
inklusif peserta didik terhadap kemajemukan dan
perbedaan. Pengetahuan dan pemahaman terhadap elemen
ritual dikembangkan melalui moderasi beragama sehingga
terbentuk peserta didik yang bersikap moderat dan
bijaksana.
Etika Elemen etika merupakan etika Buddhis selaras dengan
nilai- nilai Pancasila dasar negara minimal mencakup etika
sosial, etika ekonomi, dan etika alam. Elemen etika
berfungsi sebagai sarana membentuk Pelajar Pancasila
sebagai pedoman dalam pengembangan fisik, moral, sosial,
mental, dan pengetahuan secara holistik. Etika Buddhis
merupakan hasil proses pencarian makna kehidupan
berdasarkan nilai-nilai hukum kebenaran yang terdiri atas
Empat Kebenaran Mulia, Hukum Kelahiran Kembali,
Hukum Karma, Hukum Tiga Corak Universal, dan Hukum
Sebab Musabab yang Saling Bergantungan, yang selaras
dengan nilai-nilai Pancasila dasar negara. Nilai-nilai Agama
Buddha yang selaras dengan nilai- nilai Pancasila dasar
negara sebagai fondasi dalam mengamalkan etika Buddhis
antara lain kemurahan hati, moralitas, perbuatan baik,
empat sifat luhur, jalan Bodhisattva, sīla Bodhisattva,
meditasi, dan kebijaksanaan. Melalui elemen etika peserta
didik dapat mengamalkan nilai etis dan menerapkan
moderasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara yang dilandasi moralitas, meditasi, dan
kebijaksanaan.
D. Capaian Pembelajaran
Pada akhir Fase A, peserta didik memahami dan menerima dengan cinta
kasih identitas dirinya dan identitas keluarganya serta memiliki
keterbukaan untuk menghargai perbedaan identitas dan budaya teman-
temannya di lingkungan rumah, sekolah, dan rumah ibadah;
mengamalkan sifat-sifat bijaksana dan nilai-nilai kebajikan dari
kehidupan para Bodhisattva, para Buddha, siswa Buddha atau tokoh
Buddhis inspiratif dalam menyayangi diri sendiri dengan menjaga
kesehatan fisik dan batin, membiasakan diri untuk bersikap hormat dan
menjaga ucapan di lingkungan rumah dan sekolah; memahami dan
menerima keteladanan Bodhisattva dalam kisah Jataka dengan
menghargai sesama manusia di lingkungan terdekatnya dan lingkungan
tempat tinggalnya. Peserta didik memahami dan menerima keragaman
identitas dan simbol-simbol keagamaan Buddha serta agama dan
kepercayaan lain di lingkungan rumah dan sekolahnya; memahami
- 33 -
bahwa ia merupakan bagian dari suatu kelompok dengan anggota yang
beragam identitas agama dan kepercayaan di lingkungan rumah dan
sekolahnya; menghargai keragaman simbol keagamaan di lingkungan
rumah dan sekolahnya. Peserta didik mengamalkan aturan dan sopan
santun di lingkungan rumah, sekolah, dan rumah ibadah; memenuhi
kebutuhan pergaulan dan kebutuhan mempertahankan hidup dalam
hubungannya dengan orang terdekatnya; membantu antarsesama di
lingkungan rumah, sekolah, dan rumah ibadah; dan melakukan
musyawarah sederhana untuk mufakat di lingkungan sekolahnya
berlandaskan nilai-nilai empat sifat luhur, Hukum Karma dan Pancasila
dasar negara.
Pada akhir fase F, peserta didik memahami dan menghargai sikap tokoh
pendukung Agama Buddha dan pelaku sejarah Buddhis lokal, nasional,
dan dunia masa kini terhadap budaya Buddhis, keragaman agama,
maupun bangsa yang diekspresikan melalui kegiatan komunikasi lintas
budaya, lintas aliran atau tradisi Agama Buddha, dan kegiatan lainnya
dengan bersikap bijaksana dan terbuka. Peserta didik memahami dan
mengamalkan meditasi melalui pengembangan batin dan hidup
berkesadaran sebagai wujud individu yang beragama dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; mengamalkan ritual
keagamaan disertai keyakinan dan kebijaksanaan; menghargai orang lain
yang melakukan ritual keagamaan sesuai dengan agama dan
kepercayaannya dengan cara berperan aktif dalam kegiatan aksi sosial
dan budaya di wilayahnya. Peserta didik memahami peran nilai-nilai
Hukum Empat Kebenaran Mulia dan Hukum Tiga Corak Universal
sebagai dasar dalam memaknai fenomena dan menghadapi masalah
kehidupan terkait peran manusia terhadap alam semesta, alam
kehidupan, menjaga keseimbangan alam, berpartisipasi menghadapi
masalah perekonomian di dunia modern, dan isu-isu global; menerapkan
- 38 -
keseimbangan sosial dalam melestarikan seni dan budaya selaras dengan
nilai-nilai moral, meditasi, kebijaksanaan dan nilai-nilai Pancasila dasar
negara sebagai wujud manusia beragama, berbangsa, dan bernegara.
A. Rasional
Hakikat dan esensi Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti tertuang
dalam makna mendidik. Mendidik adalah proses atau usaha menumbuhkan
sifat-sifat baik manusia dan menolong dari kekhilafannya. Tersurat dalam
Catatan Kesusilaan (Lĭjì 礼记) tentang empat kekhilafan seorang pelajar, yaitu:
khilaf karena terlalu banyak yang dipelajari (duōshī 多失); khilaf karena terlalu
sedikit yang dipelajari (guăshī 寡失); khilaf karena menggampangkan (yìshī 易
失); dan khilaf karena ingin segera berhenti belajar (zhíshì 止失). Keempat
masalah ini timbul di hati yang tidak sama. Bila diketahui akan hatinya,
kemudian akan dapat menolong mereka dari kekhilafan itu. Sedangkan
Pendidikan sangat menekankan adanya suatu pandangan bahwa watak sejati
manusia itu pada dasarnya baik. Atas dasar keyakinan bahwa watak sejati
manusia itu baik, maka esensi pendidikan adalah mengajar sekaligus
- 39 -
mendewasakan, dan pendidikan dalam agama Khonghucu pada hakikatnya
menjadikan orang lebih baik, bertahan pada fitrah atau kodrat alaminya (xìng
性), dan menolong dari kekhilafan- kekhilafan.
Peran dan fungsi Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti sangat erat
hubungannya dengan keteladanan dan nasihat Nabi Kŏngzĭ (孔子). Nabi
Kŏngzĭ (孔子) memberikan bimbingan untuk senantiasa meneliti hakikat tiap
perkara sehingga mampu memiliki pengetahuan yang cukup. Pengetahuan
yang cukup, maka dapatlah dicapai tekad yang beriman. Dengan tekad yang
beriman, maka dapatlah meluruskan hati (mengendalikan nafsu) dan
bersikap tepat. Dengan hati lurus dan sikap yang tepat inilah seseorang
mampu membina dirinya dengan baik. Diri yang terbina akan mampu
membereskan rumah tangganya. Dengan rumah tangga yang beres, maka
barulah dapat dicapai negara teratur. Dan negara yang teratur barulah dapat
dicapai damai di dunia.
Semuanya itu dimulai dari pembinaan diri sebagai pokok. Apabila setiap insan
mampu membina diri dengan baik maka jalan suci (Dào 道)akan tumbuh
dan berkembang baik. Oleh karena itu, perilaku Jūnzĭ (君子) merupakan
tujuan utama yang ingin dan harus dicapai dalam Pendidikan Agama
Khonghucu dan Budi Pekerti baik di rumah, di sekolah maupun dalam
kelembagaan agama Khonghucu. Maka sudah sewajarnya aspek perilaku
Jūnzĭ (君子) harus menjadi porsi terbesar dan utama dalam Pendidikan Agama
Khonghucu dan Budi Pekerti di sekolah.
Siapa saja adalah guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja
adalah kelas, Kŏngzĭ (孔子) bersabda, “Tiap kali jalan bertiga, niscaya ada yang
dapat kujadikan guru; Ku pilih yang baik, Ku ikuti dan yang tidak baik Ku
“Biar ada makanan lezat, bila tidak dimakan, orang tidak tahu bagaimana
rasanya; biar ada Jalan Suci yang Agung, bila tidak belajar, orang tidak tahu
bagaimana kebaikannya. Maka belajar menjadikan orang tahu kekurangan
dirinya, dan mengajar menjadikan orang tahu kesulitannya. Dengan
mengetahui kekurangan dirinya, orang dipacu mawas diri; dan dengan
mengetahui kesulitannya, orang dipacu menguatkan diri (Zì Qiáng 自强). Maka
dikatakan, “Mengajar dan belajar itu saling mendukung. “Nabi Yue bersabda,
Mencari tahu, bukan diberi tahu; Nabi Kŏngzĭ (孔子) bersabda, “Kepada yang
tidak mau bersungguh-sungguh, tidak perlu diberi petunjuk. Kepada yang
tidak mau berterus-terang, tidak perlu diberi nasehat. Kepada yang sudah
diberi tahu tentang satu sudut, tetapi tidak mau berusaha mengetahui ketiga
sudut yang lain, tidak perlu diberitahu lebih lanjut.” (Lúnyŭ 论语 VII: 8) “Kalau
记 XVI: 10)
B. Tujuan
1. membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tiān (天) serta
berakhlak mulia, mampu menjaga kedamaian, kerukunan hubungan
inter dan antar umat beragama” dalam kehidupan pribadi, keluarga,
masyarakat, berbangsa dan bernegara serta kehidupan masyarakat
dunia;
2. membentuk manusia berbudi luhur (Jūnzĭ 君子) yang mampu
mengembangkan kebajikan watak sejatinya, mengasihi sesama dan
berhenti pada puncak kebaikan, menumbuhkan sifat-sifat baik peserta
didik dan menolongnya dari kekhilafan;
3. memastikan peserta didik teguh dalam usaha menumbuhkembangkan
iman melalui pemahaman, penghayatan, pengamalan, tentang watak
sejatinya (xìng 性) sehingga dapat bertahan pada kodrat suci yang
difirmankan Tiān (天);
4. mengembangkan pemahaman mewujudkan manusia yang sadar tugas
dan tanggung jawabnya baik secara vertikal kepada Tiān (天), maupun
secara horizontal kepada sesama manusia dan alam semesta.
C. Karakteristik
Agama Khonghucu diturunkan melalui para nabi lebih dari lima ribu tahun
yang lalu. Nabi Kŏngzĭ (孔子) sebagai penerima wahyu terakhir, menggenapi
tugas kenabianNya dengan menyunting dan memberikan beberapa catatan
kitab-kitab terdahulu sebagai karya kenabianNya. Hal ini dilakukan dengan
- 43 -
melakukan pengembaraan selama tiga belas tahun ke berbagai negeri. Kitab-
kitab tersebut dikenal sebagai Kitab yang Mendasari (Wŭjīng 五经) yakni Kitab
Sanjak (Shījīng 诗经), Kitab Dokumentasi Sejarah Suci (Shūjīng 书经), Kitab
tersusunnya Kitab Bakti (Xiàojīng 孝经) dan Kitab yang Pokok (Sìshū 四书).
Kitab Sìshū (四书) terdiri dari Kitab Ajaran Besar (Dàxué 大学), Tengah
Sempurna (Zhōngyōng 中庸), Sabda Suci (Lúnyŭ 论语) dan Mèngzĭ (孟子). Hal
Melalui kitab suci tersebut, kita dapat mempelajari keimanan dan hukum suci
perubahan; kehidupan dan kondisi masyarakat saat pemerintahan raja suci
Yáo (尧) dan Shùn (舜) serta raja suci pendiri ketiga dinasti sampai dengan
masa kehidupan Nabi Kŏngzĭ (孔子); ritual dan persembahyangan; sikap dan
perilaku seorang yang luhur budi (Jūnzĭ 君子). Inilah pentingnya kitab suci
sebagai sumber ajaran sebuah agama.
orang tua merupakan bakti tertinggi kepada manusia (rén 人). Inilah
pentingnya memahami landasan keimanan dalam agama Khonghucu.
Pada elemen Sejarah Suci, mempelajari tentang sejarah para nabi dan tokoh
agama Khonghucu; Pada elemen Kitab Suci, mempelajari kitab suci Sìshū (四
书), Wŭjīng (五经), dan Xiàojīng (孝经); Pada elemen Keimanan, mempelajari
tentang konsep Yīnyáng (阴阳), konsep sāncái (三才) (Tiāndìrén 天地人) dan
Nabi Kŏngzĭ (孔子) sebagai Tiān Zhī Mùduó (天之木铎); Pada elemen Tata
Ibadah, mempelajari tentang peribadahan dan kesusilaan (lĭ 礼); Pada elemen
Perilaku Jūnzĭ (君子), mempelajari tentang hidup mengikuti watak sejati (xìng
性).
Elemen Deskripsi
Sejarah Suci Mengkaji secara kritis dan komprehensif sejarah Agama
Khonghucu, teladan para nabi purba, raja suci, Nabi Kŏngzĭ
(孔子), para murid Nabi Kŏngzĭ (孔子) dan tokoh-tokoh
lainnya.
Kitab Suci Memahami makna ayat yang terkandung dalam Kitab Suci
agama Khonghucu: Kitab Yang Pokok Sìshū (四书), Kitab
Yang Mendasari Wŭjīng (五经) dan Kitab Bakti Xiàojīng (孝经
) sebagai pedoman perilaku seorang Jūnzĭ (君子).
Keimanan Memahami eksistensi Tiān (天) sebagai Maha Pencipta Alam
Semesta dan fungsi manusia sebagai co-creator, kenabian
Nabi Kŏngzĭ (孔子) sebagai Tiān Zhī Mùduó (天之木铎) serta
teladan para suci (shénmíng 神明) dan leluhur.
Tata Ibadah Memahami makna dan kesusilaan (lĭ 礼) dalam perayaan
- 45 -
Elemen Deskripsi
dan ritual persembahyangan kepada Tiān (天), Nabi Kŏngzĭ (
孔子), para suci (shénmíng 神明) serta leluhur.
Perilaku Jūnzĭ (君 Memahami dirinya sendiri, sebagai individu, bagian dari
子) masyarakat dan lingkungannya, sebagai warga negara
Indonesia dan warga negara dunia dan sikap menjunjung
nilai-nilai lima kebajikan (wŭcháng 五常), lima hubungan
kemasyarakatan (wŭlún 五伦) dan delapan kebajikan (bādé
八德).
D. Capaian Pembelajaran
suci yang terdapat dalam Kitab Bakti (Xiàojīng 孝经), Sìshū (四书) dan
Wŭjīng (五经) yang berkaitan dengan kisah anak berbakti dan keteladanan
天), Tiān Zhī Mùduó (天之木铎). Pada elemen Tata Ibadah, peserta didik
天) (Tiān Zhī Mùduó 天之木铎), tugas suci pengembaraan Nabi Kŏngzĭ (孔子
(Sìshū 四书) dan yang mendasari (Wŭjīng 五经), ayat dalam kitab Sìshū (四
Nabi Kŏngzĭ (孔子). Pada elemen tata ibadah, peserta didik memahami
peralatan dan perlengkapan sembahyang dan penataannya di altar
leluhur, tata cara menancapkan dupa dalam bersembahyang kepada Tiān
(天), Nabi Kŏngzĭ (孔子), para suci (shénmíng 神明) dan leluhur, sikap
berdoa (bào xīn bādé 抱心八德), Tata cara dan pelaksanaan ibadah di lĭtáng
(礼堂)/miào (庙)/klenteng/kelenteng. Pada elemen perilaku Jūnzĭ (君子),
peserta didik memahami sikap dan perilaku luhur Nabi Kŏngzĭ (孔子),
teladan murid-murid Nabi Kŏngzĭ (孔子), menghargai waktu, berhati-hati,
saling mengasihi sesama manusia, perilaku sesuai dengan delapan
kebajikan (bādé八德), mudah bergaul tanpa membedakan, mau mengakui
kesalahan dan memperbaiki diri.
Fase B Berdasarkan Elemen
peserta didik memahami ayat-ayat dalam kitab Sìshū (四书) dan Wŭjīng (
五经) tentang Nabi Kŏngzĭ (孔子) sebagai Tiān Zhī Mùduó (天之木铎),
(四书) dan Wŭjīng (五经) serta Xiàojīng (孝经) sebagai sumber pengetahuan
kebesaran jalan suci Tiān (天) (Tiāndào 天道), kekuasaan hukum suci Tiān
(天) (Tiānlĭ 天理), makna diturunkannya wahyu Tiān (天) dalam agama
Khonghucu, konsep dasar dan prinsip yīnyáng (阴阳). Pada elemen Tata
Ibadah, peserta didik memahami hakikat dan makna ibadah
persembahyangan kepada Tiān (天). Pada elemen Perilaku Jūnzĭ (君子),
- 51 -
peserta didik memahami hakikat dan sifat dasar manusia, serta sikap
moderasi beragama.
Fase E Berdasarkan Elemen
diajarkan Mèngzĭ (孟子), kisah Raja Suci Yáo (尧) dan Shùn (舜), kisah Nabi
Yī Yĭn (伊尹), jabatan yang pernah diemban oleh Nabi Kŏngzĭ (孔子) pada
zaman chūnqiū (春秋), serta kontribusi dan situs sejarah ajaran
Khonghucu di Indonesia dan dunia. Pada elemen Kitab Suci, peserta didik
memahami kitab suci yang pokok (Sìshū 四书), kitab suci yang mendasari
(Wŭjīng 五经), serta ayat suci mengenai wŭcháng (五常) dan wŭlún (五伦).
Mùduó (天之木铎), serta teladan para nabi, shénmíng (神明), dan leluhur.
Pada elemen Tata Ibadah, peserta didik memahami ritual dan makna
persembahyangan kepada Tiān (天), nabi, shénmíng (神明), leluhur dan
makna agamis hari raya keagamaan, serta atribut rohaniwan Khonghucu.
Pada elemen Perilaku Jūnzĭ (君子), peserta didik memahami perilaku bakti
(xiào 孝) sebagai pokok kebajikan, perilaku cinta kasih, kebenaran,
semangat belajar, dan konsep kebersamaan agung (dàtóng 大同).
A. Rasional
B. Tujuan
4. Memahami jati diri sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang berbineka
dan berupaya untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika, serta bersikap adil dan menghargai perbedaan
SARA, status sosial-ekonomi, jenis kelamin, dan penyandang disabilitas.
Elemen Deskripsi
D. Capaian Pembelajaran
A. Rasional
B. Tujuan
C. Karakteristik
Elemen Deskripsi
Menyimak Kemampuan peserta didik menerima, memahami informasi
yang didengar, dan menyiapkan tanggapan secara relevan
untuk memberikan apresiasi kepada mitra tutur. Proses
yang terjadi dalam menyimak mencakup kegiatan seperti
mendengarkan, mengidentifikasi, memahami,
menginterpretasi tuturan bahasa, memaknainya, dan/atau
menyiapkan tanggapan terhadap mitra tutur. Komponen-
komponen yang dapat dikembangkan dalam menyimak
diantaranya kepekaan terhadap bunyi bahasa, sistem
isyarat, kosakata, struktur bahasa (tata bahasa), makna,
dan metakognisi.
Membaca Membaca merupakan kemampuan peserta didik untuk
dan Memirsa memahami, memaknai, menginterpretasi, dan merefleksi
teks sesuai tujuan dan kepentingannya untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan potensi.
Memirsa merupakan kemampuan untuk memahami,
memaknai, menginterpretasi, dan merefleksi sajian visual
dan/atau audiovisual sesuai tujuan dan kepentingannya
untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan
potensi peserta didik. Komponen-komponen yang dapat
dikembangkan dalam membaca dan memirsa di antaranya
kepekaan terhadap fonem, huruf, sistem isyarat, kosakata,
struktur bahasa (tata bahasa), makna, dan metakognisi.
Berbicara dan Berbicara merupakan kemampuan menyampaikan
Mempresentasikan gagasan, tanggapan, dan perasaan dalam bentuk lisan.
Mempresentasikan merupakan kemampuan memaparkan
gagasan atau tanggapan secara fasih, akurat, bertanggung
jawab, dan/atau menyampaikan perasaan sesuai konteks
dengan cara yang komunikatif melalui beragam media
(visual, digital, audio, dan audiovisual). Komponen-
komponen yang dapat dikembangkan dalam berbicara dan
mempresentasikan di antaranya kepekaan terhadap bunyi
bahasa, sistem isyarat, kosakata, struktur bahasa (tata
bahasa), makna, dan metakognisi.
Menulis Kemampuan menyampaikan gagasan, tanggapan, dan
perasaan dalam bentuk tulis secara fasih, akurat,
bertanggung jawab, dan sesuai konteks. Komponen-
komponen yang dapat dikembangkan dalam menulis
diantaranya menerapkan penggunaan ejaan, kata, kalimat,
dan paragraf, struktur bahasa (tata bahasa), makna, dan
metakognisi dalam beragam tipe teks.
D. Capaian Pembelajaran
A. Rasional
B. Tujuan
C. Karakteristik
Elemen Deskripsi
Menyimak Kemampuan peserta didik menerima, memahami informasi
yang didengar, dan menyiapkan tanggapan secara relevan
untuk memberikan apresiasi kepada mitra tutur. Proses
yang terjadi dalam menyimak mencakup kegiatan seperti
mendengarkan, mengidentifikasi, memahami,
menginterpretasi tuturan bahasa, memaknainya, dan/atau
menyiapkan tanggapan terhadap mitra tutur. Komponen-
komponen yang dapat dikembangkan dalam menyimak
diantaranya kepekaan terhadap bunyi bahasa, sistem
isyarat, kosakata, struktur bahasa (tata bahasa), makna,
dan metakognisi.
Membaca Membaca merupakan kemampuan peserta didik untuk
dan memahami, memaknai, menginterpretasi, dan merefleksi
Memirsa teks sesuai tujuan dan kepentingannya untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan potensi.
Memirsa merupakan kemampuan untuk memahami,
memaknai, menginterpretasi, dan merefleksi sajian visual
dan/atau audiovisual sesuai tujuan dan kepentingannya
untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan
potensi peserta didik. Komponen-komponen yang dapat
dikembangkan dalam membaca dan memirsa di antaranya
kepekaan terhadap fonem, huruf, sistem isyarat, kosakata,
struktur bahasa (tata bahasa), makna, dan metakognisi.
Berbicara dan Berbicara merupakan kemampuan menyampaikan gagasan,
Mempresentasika tanggapan, dan perasaan dalam bentuk lisan.
n Mempresentasikan merupakan kemampuan memaparkan
gagasan atau tanggapan secara fasih, akurat, bertanggung
jawab, dan/atau menyampaikan perasaan sesuai konteks
dengan cara yang komunikatif melalui beragam media
(visual, digital, audio, dan audiovisual). Komponen-
komponen yang dapat dikembangkan dalam berbicara dan
mempresentasikan di antaranya kepekaan terhadap bunyi
bahasa, sistem isyarat, kosakata, struktur bahasa (tata
bahasa), makna, dan metakognisi.
Menulis Kemampuan menyampaikan gagasan, tanggapan, dan
perasaan dalam bentuk tulis secara fasih, akurat,
bertanggung jawab, dan sesuai konteks. Komponen-
komponen yang dapat dikembangkan dalam menulis
diantaranya menerapkan penggunaan ejaan, kata, kalimat,
dan paragraf, struktur bahasa (tata bahasa), makna, dan
metakognisi dalam beragam tipe teks.
D. Capaian Pembelajaran
A. Rasional
B. Tujuan
C. Karakteristik
Elemen Deskripsi
Bilangan Bidang kajian Bilangan membahas tentang angka
sebagai simbol bilangan, konsep bilangan, operasi
hitung bilangan, dan relasi antara berbagai operasi
hitung bilangan dalam subelemen representasi visual,
sifat urutan, dan operasi
Aljabar Bidang kajian Aljabar membahas tentang aljabar non-
formal dalam bentuk simbol gambar sampai dengan
aljabar formal dalam bentuk simbol huruf yang mewakili
bilangan tertentu dalam subelemen persamaan dan
pertidaksamaan, relasi dan pola bilangan, serta rasio
dan proporsi.
Pengukuran Bidang kajian Pengukuran membahas tentang besaran-
besaran pengukuran, cara mengukur besaran tertentu,
dan membuktikan prinsip atau teorema terkait besaran
tertentu dalam subelemen pengukuran besaran
geometris dan non-geometris.
Geometri Bidang kajian Geometri membahas tentang berbagai
bentuk bangun datar dan bangun ruang serta ciri -
cirinya dalam subelemen geometri datar dan geometri
ruang.
Analisis Data Bidang kajian Analisis Data dan Peluang membahas
dan Peluang tentang pengertian data, jenis-jenis data, pengolahan
data dalam berbagai bentuk representasi, dan analisis
data kuantitatif terkait pemusatan dan penyebaran data
serta peluang munculnya suatu data atau kejadian
tertentu dalam subelemen data dan representasinya,
serta ketidakpastian dan peluang.
Kalkulus Bidang kajian Kalkulus membahas tentang laju
(sebagai perubahan sesaat dari suatu fungsi kontinu, dan
pilihan untuk mencakup topik limit, diferensial, dan integral, serta
kelas XI dan penggunaannya.
XII)
Elemen Deskripsi
Penalaran Penalaran terkait dengan proses penggunaan pola
dan hubungan dalam menganalisis situasi untuk menyusun
Pembuktian serta menyelidiki praduga. Pembuktian matematis
Matematis terkait proses membuktikan kebenaran suatu prinsip,
rumus, atau teorema tertentu.
Pemecahan Pemecahan masalah matematis terkait dengan proses
Masalah penyelesaian masalah matematis atau masalah sehari-
Matematis hari dengan cara menerapkan dan mengadaptasi
berbagai strategi yang efektif. Proses ini juga mencakup
konstruksi dan rekonstruksi pemahaman matematika
melalui pemecahan masalah.
Komunikasi Komunikasi matematis terkait dengan pembentukan
alur pemahaman materi pembelajaran matematika
melalui cara mengomunikasikan pemikiran matematis
menggunakan bahasa matematis yang tepat.
Komunikasi matematis juga mencakup proses
menganalisis dan mengevaluasi pemikiran matematis
orang lain.
Representasi Representasi matematis terkait dengan proses membuat
Matematis dan menggunakan simbol, tabel, diagram, atau bentuk
lain untuk mengomunikasikan gagasan dan pemodelan
matematika. Proses ini juga mencakup fleksibilitas
dalam mengubah dari satu bentuk representasi ke
bentuk representasi lainnya, dan memilih representasi
yang paling sesuai untuk memecahkan masalah.
Koneksi Koneksi matematis terkait dengan proses mengaitkan
Matematis antar materi pembelajaran matematika pada suatu
bidang kajian, lintas bidang kajian, lintas bidang ilmu,
dan dengan kehidupan.
D. Capaian Pembelajaran
A. Rasional
Bahasa Inggris adalah salah satu bahasa yang digunakan secara global dalam
beberapa aspek pendidikan, bisnis, perdagangan, ilmu pengetahuan, hukum,
pariwisata, hubungan internasional, kesehatan, dan teknologi. Kemampuan
berbahasa Inggris diharapkan mampu memberikan peserta didik kesempatan
untuk berkomunikasi dengan warga dunia dari latar belakang budaya yang
berbeda. Dengan menguasai bahasa Inggris, maka peserta didik akan
memiliki kesempatan yang lebih besar untuk berinteraksi dengan
menggunakan berbagai jenis teks. Dari interaksi tersebut, mereka
memperoleh pengetahuan, mempelajari berbagai keterampilan, dan perilaku
manusia yang dibutuhkan untuk dapat hidup dalam budaya dunia yang
beraneka ragam.
Komunikasi akan terjadi pada tingkat teks, bukan hanya sekedar kalimat.
Artinya, makna tidak hanya disampaikan oleh kata-kata, melainkan harus
didukung oleh konteks. Oleh karena itu, dalam mempelajari dan
memproduksi berbagai jenis teks, peserta didik perlu memperhatikan fungsi
sosial, struktur organisasi, dan unsur kebahasaan yang tepat sesuai dengan
tujuan dan target pembaca/pemirsa. Dalam pelaksanaannya, selain
pendekatan berbasis teks, pembelajaran bahasa Inggris juga dapat
- 88 -
menggunakan pendekatan komunikatif, dan/atau berbagai pendekatan
pembelajaran bahasa lainnya yang relevan.
B. Tujuan
C. Karakteristik
1. Jenis teks yang diajarkan dalam bahasa Inggris beragam dan disajikan
bukan hanya dalam bentuk teks tulisan saja, tetapi juga teks lisan
(monolog atau dialog), teks visual, teks audio, dan teks multimodal (teks
yang mengandung aspek verbal, visual dan audio), baik otentik maupun
teks yang dibuat untuk tujuan pembelajaran, baik tunggal maupun teks
ganda, yang diproduksi dalam kertas maupun digital. Hal ini diupayakan
untuk memfasilitasi peserta didik agar terampil menggunakan teknologi
(literasi teknologi), sehingga dapat meningkatkan kemampuan mereka
dalam menavigasi informasi digital.
2. Guru dapat menentukan jenis teks yang ingin diajarkan sesuai dengan
kondisi di kelas. Pembelajaran dapat dimulai dari jenis teks yang memuat
topik yang sudah dikenal oleh peserta didik untuk membantu mereka
memahami isi teks yang dibacanya dan kemudian mampu menghasilkan
teks jenis tersebut dalam bentuk lisan dan tulisan. Selanjutnya, guru
- 89 -
dapat memperkenalkan peserta didik dengan jenis teks yang baru
diketahui oleh peserta didik. Guru dapat membantu mereka membangun
pemahaman terhadap jenis teks baru tersebut, sehingga peserta didik
mampu menghasilkan karya dalam jenis teks tersebut, baik lisan maupun
tulisan. Pemilihan jenis teks juga dapat disesuaikan dengan kondisi yang
sering dialami oleh peserta didik baik di dalam konteks sekolah, maupun
konteks di rumah agar peserta didik memiliki kesempatan untuk
mempelajari dan mempraktikkan teks tersebut dalam kehidupan nyata.
3. Pembelajaran bahasa Inggris berbasis teks menghendaki peserta didik
untuk memahami teks sesuai dengan tingkat kesulitannya. Peserta didik
perlu memahami tipe teks pendukung untuk mempelajari tipe teks yang
lebih kompleks (prerequisite). Oleh karena itu, guru perlu memerhatikan
gradasi tingkat kesulitan/kompleksitas jenis teks.
4. Proses belajar berfokus pada peserta didik, yakni upaya mengubah
perilaku peserta didik dari tidak mampu menjadi mampu, dalam
menggunakan bahasa Inggris pada enam keterampilan berbahasa dalam
berbagai jenis teks.
5. Pembelajaran bahasa Inggris difokuskan pada kemampuan berbahasa
peserta didik sesuai dengan tahapan perkembangan kemampuan
berbahasa. Pembelajaran bahasa Inggris umum mencakup elemen
keterampilan reseptif (menyimak, membaca, dan memirsa), serta
keterampilan produktif (berbicara, menulis, dan mempresentasikan).
Elemen Deskripsi
Menyimak - Kemampuan memahami informasi yang didengar,
Berbicara mengapresiasi lawan bicara dan menanggapi secara relevan dan
(Listening - kontekstual. Kemampuan menyimak memengaruhi komunikasi
Speaking) lisan peserta didik dalam menyampaikan gagasan, pikiran,
serta perasaan secara lisan dalam interaksi sosial.
Membaca - Kemampuan memahami, menggunakan dan merefleksi berbagai
Memirsa jenis teks (genre) sesuai tujuan/fungsi sosialnya sehingga
(Reading - peserta didik dapat berpartisipasi dalam masyarakat melalui
Viewing) pengetahuan dan kemampuan membaca-memirsanya.
Menulis - Kemampuan mengomunikasikan gagasan, mengekspresikan
Mempresentas kreativitas dan mencipta dalam berbagai jenis teks (genre),
ikan dengan cara yang efektif dan dapat dipahami, serta diminati
(Writing - oleh pembaca/pemirsa.
Presenting)
Pembelajaran bahasa Inggris diwajibkan mulai dari fase B. Hal ini karena
pada fase A peserta didik masih berfokus pada kemampuan literasi dalam
bahasa Indonesia terlebih dahulu sehingga peserta didik diharapkan dapat
lebih siap dalam proses pemerolehan bahasa Inggris sebagai bahasa asing.
Mengacu pada mayoritas kebijakan negara ASEAN di mana bahasa Inggris
sudah menjadi mata pelajaran wajib pada jenjang SD, kompetensi berbahasa
Inggris pada fase B sudah disesuaikan untuk mengampu kompetensi pada
fase A. Pada fase B, pembelajaran difokuskan pada kemampuan berbahasa
Inggris lisan dan pengenalan bahasa tulisan. Pada pembelajaran fase ini, guru
perlu membantu peserta didik memahami bahwa cara pengucapan bahasa
Inggris dengan penulisannya berbeda.
D. Capaian Pembelajaran
Pada akhir Fase C, peserta didik memahami dan merespons beberapa jenis
teks lisan, tulisan, dan visual sederhana serta menggunakan bahasa
Inggris sederhana untuk berkomunikasi dalam situasi yang
familiar/lazim/rutin. Peserta didik memahami hubungan bunyi huruf
pada kosakata sederhana dalam bahasa Inggris dan menggunakan
pemahaman tersebut untuk memahami dan memproduksi teks lisan,
tulisan dan visual sederhana dalam bahasa Inggris dengan bantuan
contoh.
Pada akhir Fase D, peserta didik menggunakan teks lisan, tulisan dan
visual dalam berbagai jenis teks untuk berinteraksi dan berkomunikasi
dalam konteks yang lebih beragam serta dalam situasi formal dan
informal. Peserta didik memahami tujuan dan target pembaca/pemirsa
ketika memproduksi teks lisan, tulisan dan visual dalam bahasa Inggris
yang terstruktur dengan kosakata yang lebih beragam untuk berdiskusi
dan menyampaikan keinginan/perasaan/pendapat. Pada fase ini,
pemahaman peserta didik terhadap teks lisan, tulisan dan visual semakin
berkembang dan keterampilan melakukan inferensi mulai tampak ketika
memahami informasi tersirat.
Pada akhir Fase E, peserta didik menggunakan teks lisan, tulisan dan
visual dalam berbagai jenis teks untuk berkomunikasi sesuai dengan
situasi, tujuan, dan target pemirsa/pembacanya. Peserta didik
- 95 -
memproduksi teks lisan, tulisan dan visual yang lebih beragam, dengan
pemahaman terhadap tujuan dan target pembaca/pemirsa untuk
menyampaikan keinginan/perasaan/pendapat dan berdiskusi mengenai
topik yang dekat dengan keseharian mereka atau isu yang hangat sesuai
usia peserta didik di fase ini. Peserta didik memahami teks lisan, tulisan
dan visual untuk mempelajari sesuatu/mendapatkan informasi.
Keterampilan inferensi tersirat ketika memahami informasi dalam bahasa
Inggris juga mulai berkembang.
Pada akhir Fase F, peserta didik menggunakan teks lisan, tulisan dan
visual dalam berbagai jenis teks dengan berbagai macam topik
kontekstual untuk berkomunikasi sesuai dengan situasi, tujuan, dan
target pemirsa/pembacanya. Peserta didik memproduksi teks lisan,
tulisan dan visual dalam bahasa Inggris yang terstruktur dengan kosakata
yang lebih beragam untuk berdiskusi dan menyampaikan
keinginan/perasaan/pendapat. Peserta didik memahami teks lisan,
tulisan dan visual untuk mempelajari sesuatu/mendapatkan informasi
dan untuk hiburan. Pemahaman mereka terhadap teks semakin
mendalam. Keterampilan inferensi tersirat ketika memahami informasi,
dan kemampuan evaluasi berbagai jenis teks dalam bahasa Inggris sudah
berkembang.
A. Rasional
Bahasa Inggris Tingkat Lanjut adalah program tambahan yang dapat dipilih
oleh peserta didik Kelas XI dan XII (SMA/MA/Program Paket C) yang sangat
berminat untuk mempelajari bahasa Inggris dengan lebih komprehensif dan
terfokus. Program ini diharapkan dapat membantu peserta didik agar berhasil
mencapai kemampuan akademik yang ditargetkan serta keterampilan hidup
(life skills) yang diperlukan untuk dapat hidup dalam tatanan dunia dan
teknologi yang berubah dengan cepat. Selain life skills, di dalam pembelajaran
Bahasa Inggris Tingkat Lanjut juga menekankan pada penguasaan
keterampilan abad 21 (kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif),
pengembangan karakter, dan peningkatan kemampuan berliterasi sesuai
kebutuhan.
B. Tujuan
C. Karakteristik
Elemen Deskripsi
Menyimak Kemampuan memahami gagasan utama dan informasi rinci dari
(Listening) teks lisan yang kompleks tentang topik konkrit dan abstrak
terkait kejadian di lingkungan sekitar, isu mutakhir, atau topik
terkait mata pelajaran lain dalam berbagai jenis teks.
Membaca Kemampuan memahami gagasan utama dan informasi rinci dari
(Reading) teks tulis yang kompleks tentang topik konkrit dan abstrak
dalam bentuk cetak dan digital, teks tunggal maupun ganda,
terkait kejadian di lingkungan sekitar, isu mutakhir, atau topik
terkait mata pelajaran lain dalam berbagai jenis teks.
Menulis Kemampuan memproduksi teks dengan struktur organisasi yang
(Writing) jelas dan rinci dalam berbagai jenis teks mengenai berbagai topik.
Teks yang ditulis menunjukkan pendapat atau pandangan
dengan menjelaskan manfaat dan kelemahan atau argumen yang
mendukung dan menentang tentang berbagai pilihan atau
pendapat.
Berbicara Kemampuan berinteraksi dengan lancar, spontan, teratur dan
(Speaking) tanpa ada hambatan untuk berkomunikasi secara lisan dalam
berbagai jenis teks.
- 102 -
D. Capaian Pembelajaran
Fase F tingkat lanjut, umumnya untuk Kelas XI dan XII (SMA/MA/ Program
Paket C)
Pada akhir Fase F tingkat lanjut, peserta didik menggunakan teks lisan,
tulisan dan visual dalam bahasa Inggris untuk berkomunikasi sesuai dengan
situasi, tujuan, dan target pemirsa/pembacanya dalam berbagai jenis teks
narasi, eksposisi, diskusi, teks sastra, teks otentik, dan/atau multiteks dalam
berbagai macam topik termasuk isu sosial dan konteks budaya.
A. Rasional
IPAS adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari makhluk hidup dan benda
mati di alam semesta beserta interaksinya. IPAS juga mempelajari kehidupan
manusia sebagai individu dan sebagai bagian dari masyarakat yang
berinteraksi dengan lingkungannya. Secara umum, ilmu pengetahuan
merujuk pada pengetahuan yang dikumpulkan, disusun secara logis, dan
sistematis dengan mempertimbangkan hubungan sebab-akibat. Ilmu
pengetahuan mencakup pengetahuan alam dan pengetahuan sosial.
C. Karakteristik
Dalam pembelajaran IPAS, ada 2 elemen utama yakni pemahaman IPAS (sains
dan sosial) dan keterampilan proses. Dalam melaksanakan pembelajaran,
elemen keterampilan proses adalah cara yang dilakukan untuk memperoleh
pemahaman IPAS, sehingga kedua elemen ini disampaikan dalam satu
kesatuan yang utuh yang tidak diturunkan menjadi tujuan pembelajaran
yang terpisah.
Elemen Deskripsi
Pemahaman Pemahaman IPAS merupakan pemahaman terhadap fakta,
IPAS konsep, prinsip, hukum, teori, dan model pada materi
makhluk hidup dan lingkungannya; zat dan perubahannya;
energi dan perubahannya; konektivitas antar ruang dan
waktu; interaksi, komunikasi, sosialisasi; institusi sosial;
perilaku ekonomi dan kesejahteraan; serta perubahan dan
keberlanjutan, yang sesuai untuk menjelaskan serta
memprediksi suatu fenomena atau fakta, dan menerapkannya
pada situasi baru.
Keterampilan Keterampilan inkuiri sains terkait dengan pemahaman peserta
proses didik tentang konten sains yang menyediakan struktur dan
proses dimana konten sains dapat tercakup, meliputi
mengamati; mempertanyakan dan memprediksi;
merencanakan dan melakukan penyelidikan; memproses,
menganalisis data dan informasi; mengevaluasi dan refleksi;
dan mengomunikasikan hasil.
Keterampilan proses tidak selalu merupakan urutan langkah,
melainkan suatu siklus yang dinamis yang dapat disesuaikan
berdasarkan perkembangan dan kemampuan peserta didik.
- 105 -
D. Capaian Pembelajaran
A. Rasional
Pada Kurikulum Merdeka, IPA menjadi mata pelajaran tersendiri pada fase D
dan fase E. Hal tersebut bertujuan memberikan kesempatan yang lebih luas
pada peserta didik untuk mempelajari topik-topik dalam bidang keilmuan
fisika, kimia, biologi, serta bumi dan antariksa. Pembelajaran IPA melatih
sikap ilmiah antara lain keingintahuan yang tinggi, berpikir kritis, analitis,
terbuka, jujur, bertanggung jawab, objektif, tidak mudah putus asa, tekun,
solutif, sistematis, dan mampu mengambil kesimpulan yang tepat.
Ilmu Pengetahuan Alam berperan sangat besar dalam kehidupan peserta didik
sehingga mereka dapat menjaga keselamatan diri, orang lain, dan alam,
mencari potensi-potensi yang terpendam dari alam, baik yang terbarukan
maupun yang tidak terbarukan, serta membantu manusia mengambil
keputusan dalam menyelesaikan masalah.
C. Karakteristik
IPA pada fase D diajarkan secara terpadu sedangkan pada fase E dapat
diajarkan tersendiri melalui mata pelajaran Fisika, Kimia, dan Biologi ataupun
terpadu seperti fase D. Materi IPA yang diajarkan terpadu pada fase E
dilaksanakan dengan unit of inquiry, yaitu sebuah proyek untuk
menyelesaikan sebuah masalah atau isu lingkungan dari berbagai sudut
pandang baik itu Fisika, Kimia, dan Biologi.
Ada dua elemen utama dalam pendidikan IPA, yakni pemahaman IPA dan
keterampilan proses untuk menerapkan sains dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam melaksanakan pembelajaran, elemen keterampilan proses adalah cara
yang dilakukan untuk memperoleh pemahaman IPA sehingga kedua elemen
ini disampaikan dalam satu kesatuan yang utuh dan tidak diturunkan
menjadi tujuan pembelajaran terpisah.
Elemen Deskripsi
Pemahaman Pemahaman fakta, konsep, prinsip, hukum, teori dan model
IPA pada materi makhluk hidup dan lingkungannya, zat dan
sifatnya, energi dan perubahannya, gelombang, serta bumi
dan antariksa yang sesuai untuk menjelaskan dan
memprediksi fenomena serta menerapkannya pada situasi
baru.
Keterampila Keterampilan inkuiri sains terkait dengan pemahaman
n Proses peserta didik tentang konten sains yang menyediakan
struktur dan proses dimana konten sains dapat tercakup.
Keterampilan tersebut meliputi keterampilan mengamati;
mempertanyakan dan memprediksi; merencanakan dan
melakukan penyelidikan; memproses, menganalisis data dan
informasi; mengevaluasi dan refleksi; dan mengomunikasikan
hasil.
Keterampilan proses tidak selalu merupakan urutan langkah,
melainkan suatu siklus yang dinamis yang dapat disesuaikan
berdasarkan perkembangan dan kemampuan peserta didik.
- 109 -
D. Capaian Pembelajaran
A. Rasional
Fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang mengkaji
sifat-sifat materi dalam ruang dan waktu beserta konsep-konsep gaya dan
energi terkait. Fisika mengkaji fenomena alam mulai dari skala atomik hingga
jagat raya dengan menggunakan nalar ilmiah secara objektif dan kuantitatif
yang terwujud dalam proses pengamatan, pengukuran, perancangan model
hubungan antar variabel yang terlibat yang mencerminkan keteraturan alam,
serta penarikan kesimpulan yang terwujud dalam suatu teori yang valid dan
dapat diaplikasikan. Fisika mendasari perkembangan khasanah bidang ilmu
pengetahuan alam lainnya serta perkembangan teknologi modern yang
memudahkan kehidupan manusia diawali dari perkembangan mekanik dan
permesinan, otomotif, komputer dan otomasi, serta teknologi informasi dan
komunikasi.
- 112 -
Pada kurikulum merdeka tingkat SMA, fisika diajarkan sebagai mata
pelajaran tersendiri dan juga sebagai bagian terpadu dari IPA dengan
beberapa pertimbangan. Pertama, pemahaman fisika yang benar dan
mendalam berguna untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-
hari. Kedua, pemahaman fisika yang digunakan secara terpadu dengan biologi
dan kimia dalam IPA mendorong inovasi dan perkembangan ilmiah. Ketiga,
pemahaman fisika yang kuat menjadi jembatan keberhasilan peserta didik
dalam menempuh studi lanjut di perguruan tinggi baik pada ilmu-ilmu
dasar/sains maupun ilmu-ilmu keteknikan/rekayasa dan teknologi.
B. Tujuan
C. Karakteristik
Elemen Deskripsi
Pemahaman fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan model
pada materi mekanika; fluida; osilasi dan gelombang;
Pemahaman
termodinamika; kelistrikan dan kemagnetan; dan fisika
Fisika
modern, yang sesuai untuk menjelaskan dan memprediksi
fenomena serta menerapkannya pada situasi baru.
Keterampilan inkuiri sains terkait dengan pemahaman
peserta didik tentang konten Fisika yang menyediakan
struktur dan proses dimana konten Fisika dapat tercakup.
Keterampilan tersebut meliputi keterampilan: mengamati;
mempertanyakan dan memprediksi; merencanakan dan
Keterampilan melakukan penyelidikan; memproses, menganalisis data
Proses dan informasi; mengevaluasi dan refleksi; dan
mengomunikasikan hasil.
Keterampilan proses tidak selalu merupakan urutan
langkah, melainkan suatu siklus yang dinamis yang dapat
disesuaikan berdasarkan perkembangan dan kemampuan
peserta didik.
D. Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase F, peserta didik mampu memahami konsep kinematika dan
dinamika; fluida; termodinamika; gelombang; kelistrikan dan kemagnetan;
fisika modern. Konsep-konsep tersebut memungkinkan peserta didik untuk
menerapkan dan mengembangkan keterampilan inkuiri sains mereka.
- 114 -
A. Rasional
Kimia adalah kajian teoritis dan praktis mengenai interaksi, struktur dan sifat
berbagai macam bahan, serta perubahannya dan energi yang menyertai
perubahan tersebut. Penyelidikan dan pengertian pada tingkat atom yang
mikroskopis dapat dipelajari dengan lebih mudah melalui simbol dan
visualisasi untuk memahami berbagai fenomena dunia nyata yang bersifat
makroskopis. Pemahaman tentang struktur dan proses kimia digunakan
untuk beradaptasi dan berinovasi guna memenuhi kebutuhan ekonomi,
lingkungan, sosial, dan perkembangan IPTEK di dunia yang terus
berkembang. Hal ini termasuk mengatasi tantangan perubahan iklim global
dan keterbatasan energi dengan merancang proses untuk memaksimalkan
penggunaan sumber daya bumi yang terbatas secara efisien.
B. Tujuan
C. Karakteristik
Pada fase F kelas 11 dan 12, mulai ada mata pelajaran pilihan, sehingga pada
fase ini materi Kimia dipelajari lebih mendalam melalui materi perhitungan
kimia; sifat, struktur dan interaksi partikel; energi yang menyertai perubahan
kimia, laju dan kesetimbangan kimia; dan konsep larutan. Selain itu, fase ini
juga mencakup konsep termokimia dan elektrokimia, serta kimia organik.
Ada 2 elemen dalam mata pelajaran Kimia yang mencakup (1) pemahaman
Kimia, (2) keterampilan proses. Pemahaman Kimia mencakup semua materi
yang dipelajari. Keterampilan proses mencakup keseluruhan proses ilmiah
dari mengamati fenomena sampai dengan mengkomunikasikan hasil
penyelidikan. Dalam melaksanakan pembelajaran, elemen keterampilan
proses adalah cara yang dilakukan untuk memperoleh pemahaman Kimia,
sehingga kedua elemen ini disampaikan dalam satu kesatuan yang utuh yang
tidak diturunkan menjadi tujuan pembelajaran yang terpisah.
Elemen Deskripsi
Pemahaman Mencakup pemahaman mengenai perhitungan kimia, sifat,
Kimia struktur dan interaksi partikel; laju reaksi dan
kesetimbangan kimia; konsep larutan; termokimia dan
elektrokimia; kimia organik.
Keterampilan Keterampilan inkuiri sains terkait dengan pemahaman
proses peserta didik tentang konten Kimia yang menyediakan
struktur dan proses dimana konten Kimia dapat tercakup.
- 117 -
Elemen Deskripsi
Keterampilan tersebut meliputi: mengamati;
mempertanyakan dan memprediksi; merencanakan dan
melakukan penyelidikan; memproses, menganalisis data
dan informasi; mengevaluasi dan refleksi; dan
mengomunikasikan hasil.
Keterampilan proses tidak selalu merupakan urutan
langkah, melainkan suatu siklus yang dinamis yang dapat
disesuaikan berdasarkan perkembangan dan kemampuan
peserta didik.
D. Capaian Pembelajaran
A. Rasional
Materi Biologi pada tingkatan Sekolah Menengah Atas mencakup biologi sel,
sistem organ, pewarisan sifat, pertumbuhan dan perkembangan serta evolusi.
Pemahaman materi ini akan membantu peserta didik memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, peserta didik menggunakan
pemahamannya untuk mengevaluasi hubungan sistem biologi dan
perubahannya akibat dampak aktivitas manusia sehingga dapat
mengusulkan penyelesaian permasalahan mengenai perubahan iklim. Peserta
didik juga dapat mengembangkan keterampilan proses berupa investigasi,
analisis, evaluasi, refleksi, dan keterampilan komunikasi melalui lingkungan
dan laboratorium. Selain itu, selama melakukan keterampilan proses, sikap
ilmiah peserta didik dan Profil Pelajar Pancasila dapat terbentuk. Melalui
kegiatan investigasi, peserta didik secara mandiri dapat mengasah nalar,
memunculkan kreativitas, mampu berkolaborasi dan berkomunikasi dengan
peserta didik lainnya. Dengan demikian, Biologi dapat mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan proses.
B. Tujuan
C. Karakteristik
Merujuk pada hakikat sains sebagai proses dan produk, maka ada dua elemen
dalam mata pelajaran ini yang mencakup: (1) pemahaman biologi dan (2)
keterampilan proses. Dalam melaksanakan pembelajaran, elemen
keterampilan proses adalah cara yang dilakukan untuk memperoleh
pemahaman Biologi, sehingga kedua elemen ini disampaikan dalam satu
kesatuan yang utuh yang tidak diturunkan menjadi tujuan pembelajaran
yang terpisah.
Elemen Deskripsi
Pemahaman Pemahaman tentang fakta, konsep, prinsip, hukum, teori,
Biologi dan model pada materi sel dan bioproses di dalamnya,
sistem organ, evolusi, pewarisan sifat, pertumbuhan dan
perkembangan.
Keterampilan Keterampilan inkuiri sains terkait dengan pemahaman
Proses peserta didik tentang konten Biologi yang menyediakan
struktur dan proses dimana konten Biologi dapat tercakup.
Keterampilan tersebut meliputi: mengamati;
mempertanyakan dan memprediksi; merencanakan dan
melakukan penyelidikan; memproses, menganalisis data dan
informasi; mengevaluasi dan refleksi; dan mengomunikasikan
hasil.
Keterampilan proses tidak selalu merupakan urutan langkah,
melainkan suatu siklus yang dinamis yang dapat disesuaikan
berdasarkan perkembangan dan kemampuan peserta didik.
D. Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase F, peserta didik memahami sel dan bioproses yang terjadi di
dalam sel; keterkaitan antar sistem organ dalam tubuh untuk merespon
stimulus internal dan eksternal; pewarisan sifat, pertumbuhan dan
- 121 -
perkembangan dalam kehidupan sehari-hari; dan teori evolusi. Konsep-
konsep tersebut memungkinkan peserta didik untuk menerapkan dan
mengembangkan keterampilan inkuiri sains mereka dalam memecahkan
permasalahan kehidupan sehari-hari.
A. Rasional
B. Tujuan
C. Karakteristik
Empat elemen mata pelajaran Informatika saling terkait satu sama lain,
dirancang untuk semua warga negara Indonesia yang bersekolah dengan
kondisi geografis dan fasilitas beragam. Kerangka kurikulum Informatika
dirancang sehingga dapat mudah diimplementasi secara inovatif dan
beradaptasi sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi digital yang
dapat dimanfaatkan untuk proses pembelajaran.
- 125 -
Mata pelajaran Informatika terdiri atas empat elemen berikut ini.
Elemen Deskripsi
Berpikir Keterampilan problem solving yang berjenjang melalui
komputasional pemodelan, simulasi untuk menghasilkan solusi efektif,
efisien, dan optimal yang dapat dijalankan oleh manusia
atau mesin meliputi penalaran logis, kritis, dan kreatif
berdasarkan data, baik secara mandiri maupun
berkolaborasi.
Literasi Digital Kecakapan bermedia digital, berperilaku etis dan berbudaya
di dunia digital, kemampuan menjaga keamanan diri dan
lingkungan, serta kenyamanan dan keseimbangan hidup di
dunia nyata sekaligus dunia maya.
Analisis Data Kemampuan untuk menstrukturkan, menginput,
memproses (antara lain menganalisis, mengambil
kesimpulan, membuat keputusan, dan memprediksi), dan
menyajikan data dalam berbagai bentuk representasi seperti
teks, audio, gambar dan video.
D. Capaian Pembelajaran
A. Rasional
B. Tujuan
C. Karakteristik
Karakteristik mata pelajaran IPS pada fase D dan E adalah mata pelajaran
dengan berbagai muatan seperti Sosiologi, Antropologi, Geografi, Ekonomi,
dan Sejarah. Mata pelajaran IPS mempelajari kehidupan manusia dalam
lingkup sosial, budaya, dan ekonomi di masyarakat serta dalam konteks
perubahan ruang dan waktu. Oleh karena itu, peristiwa dan fenomena
kehidupan manusia di masyarakat dan lingkungan menjadi fokus kajian
dalam mata pelajaran IPS.
Materi IPS yang diajarkan pada fase D dan fase E dilaksanakan dengan
keterampilan proses dengan cara mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, menganalisis, menyimpulkan, dan mengomunikasikan hasil
analisis dan simpulan tentang realitas kehidupan manusia. Selain itu peserta
didik dapat mengevaluasi hasil pengalaman belajar yang telah dilaluinya serta
dapat merencanakan projek tindak lanjut secara kolaboratif untuk
menyelesaikan masalah sosial atau isu lingkungan dari berbagai sudut
pandang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Adapun elemen serta ruang lingkup mata pelajaran IPS pada fase D dan fase
E sebagai berikut:
Elemen Deskripsi
Pemahaman Mata pelajaran IPS diawali dengan pemahaman terhadap
Konsep materi meliputi definisi dan konsep yang dikaitkan dengan
peristiwa dan fenomena manusia pada bidang sosial,
ekonomi, budaya, dan lingkungan. Pemahaman konsep mata
pelajaran IPS difokuskan pada materi yang akan digunakan
untuk menjawab pertanyaan kunci sehingga perlu
direkomendasikan materi ajar yang relevan. Elemen
pemahaman konsep adalah elemen berupa peserta didik
mendefinisikan, menafsirkan, dan merumuskan konsep atau
teori dengan bahasa mereka sendiri. Pada elemen ini, peserta
didik tidak hanya hafal secara verbal tetapi juga memahami
konsep dan konteks dari masalah atau fakta yang
ditanyakan.
Keterampilan Pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan
Proses pembelajaran yang fokus pada proses belajar, aktivitas, dan
kreativitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan,
nilai, dan sikap, serta mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari. Peserta didik perlu mengasah pengetahuan dan
keterampilan berpikir untuk memahami lebih dalam peristiwa
dan fenomena yang terjadi pada kehidupan manusia. Hal ini
untuk mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara
- 132 -
Elemen Deskripsi
yang berpartisipasi secara cerdas dalam masyarakat yang
berkebinekaan global.
Keterampilan proses dalam mata pelajaran IPS meliputi
kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengorganisasikan, menarik kesimpulan,
mengomunikasikan, merefleksikan, dan merencanakan
projek lanjutan.
D. Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase E, peserta didik memahami konsep dasar berbagai bidang
ilmu sosial sebagai ilmu yang mengkaji manusia dan lingkungannya
untuk memberikan landasan berpikir kritis, analitis, kreatif, adaptif, dan
solutif dalam merespon peristiwa dan fenomena sosial, budaya, dan
ekonomi yang terjadi di masyarakat dalam lingkup lokal, nasional, dan
global. Peserta didik memahami peran dan potensi dirinya dalam
beradaptasi dengan perubahan lingkungan fisik, sosial, budaya, dan
ekonomi. Peserta didik secara mandiri maupun berkolaborasi menggali
fenomena kehidupan manusia secara sistematis serta menemukan
persamaan dan perbedaannya dalam dimensi ruang dan waktu. Peserta
didik menganalisis, menarik simpulan, mengomunikasikan informasi dan
hasil analisis dari sumber primer dan/atau sekunder, hasil observasi dan
dokumentasi. Peserta didik mampu merefleksikan hasil analisis dari
informasi, hasil observasi, dan hasil dokumentasi, serta menyusun
rencana tindak lanjut.
- 134 -
Fase E berdasarkan elemen
A. Rasional
Mata pelajaran Sejarah adalah salah satu mata pelajaran pada jenjang
pendidikan menengah, khususnya SMA/MA pada fase F yang mengkaji
- 135 -
tentang konsep dasar ilmu sejarah dan berbagai kejadian atau peristiwa
penting menyangkut pengalaman manusia secara pribadi maupun kolektif di
masa lampau. Pada pengalaman pribadi akan membentuk kepribadian
seseorang sekaligus mencerminkan identitas dan jati dirinya, sementara pada
pengalaman kolektif sebagai sebuah bangsa akan membentuk kepribadian
nasional sekaligus identitas nasional. Mata Pelajaran Sejarah menyangkut
pengetahuan faktual masa lampau dan bahan analisis melalui kemampuan
berpikir historis dan kesadaran sejarah bagi peserta didik untuk menentukan
sikap, mengambil keputusan dan bertindak dalam kehidupannya sebagai
bagian dari entitas kehidupan berbangsa dan bernegara.
B. Tujuan
C. Karakteristik
Elemen Deskripsi
Pemahaman Pada akhir fase F, peserta didik memahami peristiwa-
Konsep peristiwa penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia
masa penjelajahan dan penjajahan bangsa Barat, masa
pergerakan kebangsaan Indonesia, Pendudukan Jepang dan
Proklamasi, masa mempertahankan kemerdekaan, masalah
disintegrasi bangsa, Orde Lama, Orde Baru dan Reformasi
menggunakan konsep dasar ilmu sejarah.
Keterampilan Secara umum peserta didik menerapkan proses berpikir
Proses Sejarah (berpikir historis), melakukan literasi sejarah dan
penelitian sejarah serta menunjukkan kesadaran sejarah
melalui proses inkuiri (mengamati fenomena Sejarah,
menanya, mengumpulkan sumber (heuristik), menganalisis
informasi, menafsirkan dan menarik kesimpulan) serta
mengomunikasikan hasil belajar Sejarah secara tertulis dan
non-tulisan atau dalam bentuk digital dan nondigital.
Secara spesifik keterampilan proses belajar Sejarah
mencakup keterampilan berpikir kronologis, berpikir kritis,
kemampuan riset dan literasi Sejarah, berempati dan
menemukan kebermaknaan (signifikansi) Sejarah serta
mengambil keputusan terbaik untuk masa depan
D. Capaian Pembelajaran
Pada akhir Fase F, peserta didik menguasai sejumlah kompetensi, yakni bisa
berpikir historis, melakukan literasi sejarah, penelitian dan penulisan sejarah
secara sederhana, menunjukkan sikap dan perilaku kesadaran Sejarah dan
empati Sejarah, serta menghasilkan projek Sejarah dalam bentuk produk
digital dan non digital. Kompetensi tersebut dikuasai setelah peserta didik
mempelajari berbagai peristiwa sejarah pada masa penjelajahan dan
penjajahan bangsa Barat, pergerakan kebangsaan Indonesia, Pendudukan
Jepang dan Proklamasi, masa mempertahankan kemerdekaan, masalah
disintegrasi bangsa Orde Lama, Orde Baru dan Reformasi. Kompetensi-
kompetensi itu dicapai melalui berbagai strategi (literasi, lawatan sejarah,
atau proyek kolaboratif ) dan proses inkuiri.
A. Rasional
Geografi sebagai ilmu yang termasuk dalam rumpun ilmu sosial adalah ilmu
yang mempelajari hubungan kausal berbagai fenomena di permukaan bumi,
baik secara fisik maupun yang menyangkut makhluk hidup beserta
- 139 -
permasalahannya melalui pendekatan keruangan, ekologi, dan regional yang
dapat dimanfaatkan untuk perencanaan dan evaluasi pembangunan. Kajian
tersebut dapat menjelaskan adanya persamaan dan perbedaan wilayah dalam
hal potensi, masalah, dan informasi geografis lainnya, dapat memprediksi
kondisi di masa depan berdasarkan data dari masa lalu dan masa kini, serta
menyusun dalil-dalil geografi baru yang dapat dimanfaatkan untuk
kesejahteraan manusia. Dengan mempelajari ilmu geografi, peserta didik
dapat mendeskripsikan, meneliti, menganalisis, dan menjelaskan berbagai
relasi antara manusia dan alam.
Sebagaimana bidang ilmu lain, ilmu geografi juga memiliki alat ukur
keruangan berupa jarak antara dua tempat, baik dalam satuan panjang,
satuan nilai ekonomi, satuan waktu, satuan luas (biasanya diekspresikan
dalam dalam hektare atau km2), hasil perhitungan jumlah objek yang berdiri
sendiri maupun dalam satuan luas (kepadatan), atau dalam satuan rasio. Di
samping penyajian dalam bentuk diagram, tabel atau gambar profil, informasi
geografis paling efektif disampaikan dalam bentuk data spasial karena sebuah
data spasial dapat memberikan penjelasan fenomena geografis dalam
perspektif keruangan. Oleh karena keterbatasan media penyajian ruang muka
bumi ke dalam bidang datar maka data spasial mensyaratkan skala.
B. Tujuan
C. Karakteristik
Elemen Deskripsi
Pemahaman Geografi berhubungan dengan konsep-konsep ilmu Geografi
Konsep dan fenomena geosfer keseharian yang bercirikan keruangan,
kewilayahan dan kebinekaan. Memanfaatkan pengetahuan
peta dan teknologi yang berkembang berupa penginderaan
jauh dan sistem informasi geografis dalam menganalisis
permasalahan atau fenomena geografis di kehidupan.
Melakukan penelitian sederhana untuk menjawab persoalan
yang ada
Peserta didik mampu menganalisis keuntungan dari posisi
strategis wilayah Indonesia dari sisi astronomis, geografis,
geologis dan pemanfaatan sumber daya alam yang ada.
Peserta didik memahami Pola Keanekaragaman Hayati
Indonesia dan Dunia. Peserta didik memahami karakteristik
Geografi Penduduk di wilayah-wilayah Indonesia. Peserta
didik memahami Perubahan iklim, Kebencanaan, dan
Lingkungan Hidup sebagai bagian yang tak terpisahkan dari
kondisi alam Indonesia. Peserta didik memahami
Kewilayahan dan Pembangunan serta Kerja Sama Antar
Wilayah yang terjadi.
Keterampilan Elemen keterampilan berpikir adalah elemen yang
Proses menekankan pembelajaran kepada tindakan mencari dan
menemukan sesuatu. Pembelajaran ditekankan pada proses
berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan
sendiri jawaban dari suatu masalah. Elemen keterampilan
proses terdiri atas:
● Mengamati
● Menanya
● Mengumpulkan Informasi
● Mengorganisasikan Informasi
● Menarik Kesimpulan
● Mengomunikasikan
● Merefleksikan dan Merencanakan Projek Lanjutan
D. Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase F peserta didik memahami berbagai fenomena geografis dan
permasalahan keruangan baik fisik maupun sosial. Peserta didik mampu
- 142 -
mencari ide solusi atas persoalan kelingkungan dan kewilayahan yang ada
terkait pengembagan wilayah dalam pembangunan dan kerjasama antar
wilayah. Peserta didik mampu merencanakan pembangunan wilayah
berdasarkan sumberdaya alam yang ada, karakteristik wilayah, kebencanaan
dan perubahan iklim yang menjadi tantangan abad ini. Peserta didik
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengorganisasikan
informasi, menarik kesimpulan, mengomunikasikan, dan merefleksikan dan
merencanakan projek lanjutan secara kolaboratif dalam ruang lingkup
pengembagan wilayah dan kerjasama antar wilayah.
A. Rasional
Pada praktiknya, perubahan belum tentu menjadi lebih baik. Namun tanpa
perubahan, kebaruan tidak akan terjadi. Perubahan paradigma dalam mata
pelajaran Ekonomi diharapkan akan diikuti dengan perubahan tindakan
ekonomi yang sesuai dengan perkembangan zaman. Perubahan paradigma
mata pelajaran Ekonomi diharapkan juga mendukung penyelesaian masalah-
masalah sosial kontemporer pada masyarakat seperti ketimpangan ekonomi,
kemiskinan, dan pengangguran.
B. Tujuan
C. Karakteristik
Elemen Deskripsi
Pemahaman Pemahaman konsep dalam mata pelajaran Ekonomi memuat
Konsep pemahaman terhadap materi meliputi definisi dan konsep
yang dikaitkan dengan fenomena dan masalah ekonomi yang
terjadi. Pemahaman konsep difokuskan pada materi yang
akan digunakan untuk menjawab pertanyaan kunci yang
juga dikaitkan dengan materi lain yang relevan sehingga
- 146 -
Elemen Deskripsi
perlu direkomendasikan materi ajar yang relevan. Elemen
pemahaman konsep adalah elemen dimana peserta didik
mendefinisikan, menafsirkan, dan merumuskan konsep atau
teori dengan bahasa mereka sendiri. Pada elemen ini, peserta
didik tidak hanya hafal secara verbal tetapi juga memahami
konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan.
Keterampilan Pendekatan keterampilan proses pada hakikatnya adalah
Proses suatu pengelolaan kegiatan belajar-mengajar yang berfokus
pada pelibatan peserta didik secara aktif dan kreatif dalam
proses pemerolehan hasil belajar. Pendekatan keterampilan
proses dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Elemen keterampilan proses terdiri atas proses
● mengamati,
● menanya,
● mengumpulkan informasi,
● mengorganisasikan informasi,
● menarik kesimpulan,
● mengomunikasikan, dan
● merefleksikan dan merencanakan projek lanjutan
secara kolaboratif.
D. Capaian Pembelajaran
A. Rasional
B. Tujuan
C. Karakteristik
Elemen Deskripsi
Pemahaman Pemahaman konsep Sosiologi berhubungan dengan konsep-
konsep konsep dasar Sosiologi seperti menjelaskan status dan peran
individu dalam kelompok sosial, permasalahan sosial, prinsip
kesetaraan dalam perbedaan sosial, konflik dan kekerasan,
integrasi sosial, perubahan sosial, ketimpangan sosial, dan
eksistensi kearifan lokal dalam kehidupan komunitas.
Peserta didik tidak hanya sekedar tahu dan hafal tentang
definisi konsep Sosiologi, tetapi dia juga memahami
bagaimana dan mengapa suatu realita dan gejala sosial-
budaya dapat terjadi. Pemahaman seperti itu dapat
digunakan untuk memahami masalah sosial-budaya yang
lebih luas, komprehensif, dan lebih bermakna.
Keterampilan Merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara
Proses maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari
dan menyelidiki suatu fenomena sosial-budaya secara
sistematis, kritis, analitis, logis dan solutif. Keterampilan
proses menuntut adanya keterlibatan intelektual dan
kesadaran sosial yang dapat digunakan untuk melatih dan
mengembangkan keterampilan melakukan penelitian
sederhana. Selain itu, juga dapat mengembangkan sikap-
sikap ilmiah dan kemampuan untuk menemukan serta
mengembangkan fakta, konsep, dan prinsip ilmu
pengetahuan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
masalah-masalah sosial dalam kehidupan secara objektif dan
rasional.
Keterampilan proses dalam Mata Pelajaran Sosiologi meliputi
kegiatan
● Mengamati;
- 150 -
Elemen Deskripsi
● Menanya;
● Mengumpulkan informasi;
● Mengorganisasikan;
● Menarik kesimpulan;
● Mengomunikasikan;
● Merefleksikan dan merencanakan projek
lanjutan.
D. Capaian Pembelajaran
A. Rasional
Indonesia adalah negeri yang kaya dan beragam. Kekayaan itu berasal dari
limpahan sumber daya alam dan kekayaan yang berasal dari kebudayaan
yang dimiliki ribuan kelompok etnik yang tersebar di puluhan ribu pulau.
Keragaman bahasa, etnik, ras, agama, kepercayaan, dan berbagai aspek
bendawi dan nonbendawi terbukti menjadi bagian tidak terpisahkan dari
kekayaan kebudayaannya. Mengakui keberagaman tersebut merupakan
modal dasar terciptanya masyarakat yang harmonis. Keberagaman itu telah
terdapat dalam sila-sila Pancasila dan ditegaskan dengan semangat Bhinneka
Tunggal Ika. Pemahaman akan keberagaman dan kekayaan kebudayaan tentu
akan menghasilkan kesadaran identitas diri di tengah kelompok masyarakat
lain yang berbeda.
Kesadaran ini perlu dilestarikan oleh peserta didik, pendidik, dan masyarakat
untuk mengelola perbedaan yang ada. Pengelolaan keberagaman yang
berujung pada upaya mempertemukan: (i) suatu kebudayaan dengan
kebudayaan lain yang memiliki dimensi emik (native point of view); dan (ii)
dimensi etik (scientist’s viewpoint).
Proses memantik refleksi ini juga mendorong untuk penguatan nalar kritis,
kreativitas, dan empati peserta didik dalam memposisikan dan mengelola diri
- 152 -
dengan tepat di tengah keragaman budaya. Seluruh proses pembelajarannya
akan tertuju pada penggalian nilai utama yang terkandung pada kebudayaan
sehingga proses penanaman dan transmisi nilai-nilai pelajar Pancasila
berjalan dinamis dan berkontribusi positif bagi pembentukan sumber daya
manusia yang maju dan warga negara yang beradab.
B. Tujuan
C. Karakteristik
Elemen Deskripsi
Pemahaman Pemahaman konsep mata pelajaran Antropologi meliputi
konsep definisi, konsep dan contoh dari Antropologi sebagai ilmu
yang mempelajari manusia dengan berbagai ragam
kebudayaannya; Etnografi; Antropologi ragawi; Arkeologi;
Etnologi-bahasa; Antropologi sosial-budaya; kelompok etnik
dan perilaku budaya global. Pemahaman konsep yang
dimaksud adalah peserta didik mampu menjelaskan contoh
dari berbagai praktik sosial budaya dan fenomena sosial
budaya yang terdapat di lingkungan sekitarnya.
Keterampilan Pembelajaran Antropologi mendorong peserta didik memiliki
proses kemampuan untuk meneliti, menganalisis, dan menyajikan
hasil pembelajaran secara logis, sistematis dan reflektif dari
perspektif emik dan etik. Guna mengembangkan kemampuan
berpikir dan praktik pembelajaran secara ilmiah, subelemen
keterampilan proses pembelajaran Antropologi adalah sebagai
berikut.
● Mengamati;
● Menanya;
● Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber;
● Mengorganisasikan informasi;
● Menarik kesimpulan;
● Mengomunikasikan dan menyajikan hasil pembelajaran;
● Merefleksikan hasil pembelajaran; dan merencanakan
projek lanjutan secara kolaboratif.
● Membentuk diri sebagai pelaku budaya yang beradab di
tengah disrupsi kebudayaan.
D. Capaian Pembelajaran
A. Rasional
Melalui pendidikan seni musik, manusia diajak untuk berpikir dan bekerja
artistik, estetik, memiliki daya apresiasi, menerima dan mampu
menyelaraskan perbedaan, sejahtera secara utuh (jasmani, mental psikologis,
dan rohani), yang pada akhirnya akan berdampak terhadap kehidupan
manusia (diri sendiri dan orang lain) dan pengembangan pribadi setiap orang
dalam proses pembelajaran yang berkesinambungan (terus menerus).
Pembelajaran seni musik mengolah kepekaan rasa dan karsa yang dapat
digunakan sebagai media pembentukan karakter Profil Pelajar Pancasila
sehingga peserta didik memiliki kompetensi dan karakter yang tangguh dalam
menghadapi fenomena dan tantangan kehidupan.
B. Tujuan
C. Karakteristik
Elemen Deskripsi
Mengalami Peserta didik mengenali, merasakan, menyimak,
(Experiencing) mencoba/bereksperimen, dan merespon bunyi musik dari
beragam sumber, dan beragam jenis/bentuk musik dari
berbagai konteks budaya dan era.
Peserta didik mengeksplorasi bunyi dan beragam karya-
karya musik, bentuk musik, alat-alat yang menghasilkan
bunyi-musik, dan penggunaan teknologi yang sesuai dalam
praktik bermusik.
Merefleksikan Peserta didik mampu memberi dan menerima umpan balik
(Reflecting) secara kritis mengenai suatu karya musik, praktik bermusik,
dan penciptaan karya seni musik secara runtut dan
terperinci dengan menggunakan kosa kata yang tepat.
Berpikir dan Peserta didik mengimitasi, memodifikasi, mengeksplorasi
Bekerja Artistik menata ulang, menghasilkan, dan mengembangkan bunyi-
(Thinking and bunyian yang dihasilkan anggota tubuhnya, instrumen
Working musik, atau penggunaan medium penghasil bunyi lainnya.
Artistically) Peserta didik mengeksplorasi aneka genre dan medium
bermusik yang dipilihnya atau yang tersedia di lingkungan
sekitar. Peserta didik berkolaborasi dengan individu,
kelompok, dan bidang keilmuan seni atau non seni lainnya
untuk menghasilkan karya musik.
Peserta didik menjalani kebiasaan disiplin secara kreatif
sebagai sarana melatih kelancaran, keluwesan, dan
kemampuan bermusik.
Menciptakan Peserta didik melakukan praktik bermusik melalui vokal
(Creating) atau menghasilkan musik melalui permainan instrumen
musik atau penggunaan medium penghasil bunyi lainnya
yang tersedia di lingkungan sekitarnya.
Peserta didik melakukan praktik bermusik untuk
mengekspresikan perasaan, pengalaman, minat, empati,
perspektif, dan budaya dirinya.
Berdampak Peserta didik menjalankan praktik bermusik yang
(Impacting) bagi memberikan dampak positif bagi dirinya dan lingkungan
diri sendiri dan sekitarnya.
orang lain
- 158 -
D. Capaian Pembelajaran
Pada akhir Fase A, peserta didik mampu memproduksi bunyi dengan cara
mengimitasi bunyi musik sederhana, bernyanyi, atau bermain alat musik.
Peserta didik mampu memberikan umpan balik atas praktik bermusik
dirinya maupun orang lain dengan menggunakan bahasa sehari-hari.
Pada akhir Fase B, peserta didik mampu memproduksi bunyi dengan cara
mengimitasi bunyi, bernyanyi, atau bermain alat musik dengan
menggunakan teknik dasar yang telah dipelajari. Peserta didik mampu
memberikan umpan balik atas praktik bermusik dirinya maupun orang
lain dengan menggunakan kosa kata seni musik yang telah dipelajari.
Pada akhir Fase E, peserta didik mampu menyimak dengan baik dan
cermat, melibatkan diri secara aktif dalam pengalaman atas unsur-unsur
bunyi musik dan sajian musik dengan teknologi yang sesuai kondisi
setempat. Peserta didik dapat memberi kesan atas hasil analisis, dan
mendokumentasikan beragam praktik bermusik baik sendiri maupun
bersama-sama sebagai media komunikasi, serta menyadari hubungannya
dengan konteks dan praktik-praktik lain (di luar musik) yang lebih luas
untuk perbaikan hidup baik diri sendiri, sesama, lingkungan dan alam
semesta. Peserta didik mampu menjalani kebiasaan praktik musik yang
baik dan rutin dalam melakukan praktik musik mulai persiapan,
penyajian, maupun setelah melakukan praktik musik dengan kesadaran
untuk perkembangan, perbaikan, kelancaran serta keluwesan dalam
melakukan praktik musik. Peserta didik mampu memilih, memainkan,
menghasilkan, menganalisis, merefleksi karya-karya musik secara aktif,
kreatif, artistik, dan musikal secara bebas dan bertanggung jawab, serta
sensitif terhadap fenomena kehidupan manusia serta terus berusaha
mendapatkan pengalaman dan kesan baik dan berharga bagi perbaikan
dan kemajuan diri sendiri secara utuh dan bagi kemajuan bersama.
Pada akhir Fase F, peserta didik mampu menyimak dengan baik dan
cermat, melibatkan diri, mampu mengevaluasi karya-karya musik secara
aktif dan kreatif dalam pengalaman atas bunyi musik dan sajian musik
dengan teknologi yang sesuai kondisi setempat. Peserta didik mampu
memberi kesan dan merekam beragam praktik bermusik baik sendiri
maupun bersama-sama baik sebagai dokumentasi maupun alat
komunikasi secara umum serta berkolaborasi sesuai konteks dan praktik-
praktik lain (di luar musik) yang lebih luas untuk perbaikan hidup baik
diri sendiri, sesama, dan lingkungan. Peserta didik menunjukkan
kepekaan yang tinggi terhadap unsur-unsur bunyi musik dan
menunjukan adanya penambahan wawasan atas beragam konteks dari
sajian musik melalui lirik lagu, kegunaan musik yang dimainkan, era,
style, kondisi sosial-budaya, ekologis, dan sebagainya. Peserta didik
mampu menghasilkan gagasan dan karya musik yang otentik dengan
menunjukkan kepekaan terhadap unsur-unsur bunyi musik dan
memperlihatkan pengetahuan dan pemahaman atas keragaman konteks.
Peserta didik mampu melibatkan praktik-praktik selain musik (bentuk
- 163 -
seni lain, pelibatan dan penggunaan teknologi yang sesuai) baik secara
terencana maupun situasional sesuai kaidah tata bunyi/musik.
A. Rasional
B. Tujuan
C. Karakteristik
Elemen Deskripsi
Mengalami Peserta didik mengidentifikasi, mengeksplorasi, dan
(Experiencing) membandingkan unsur rupa, prinsip desain, dan gaya seni
rupa dalam kehidupan sehari-hari (diri sendiri, lingkungan
sekitarnya) atau karya seni rupa orang lain.
Merefleksikan Peserta didik mempresentasikan, memberi dan menerima
(Reflecting) umpan balik secara kritis mengenai suatu karya dan
penciptaan karya seni rupa secara runtut dan terperinci
dengan menggunakan kosa kata yang tepat.
Berpikir dan Peserta didik membuat konsep dan perencanaan untuk
Bekerja Artistik menciptakan karya seni rupa, dengan menggunakan
(Thinking and berbagai pengetahuan dan keterampilan seni rupa yang
Working dimiliki. Peserta didik mampu mengeksplorasi alat dan
Artistically) bahan yang tersedia di lingkungan sekitar.
Menciptakan Peserta didik membuat karya seni rupa berdasarkan
(Making/ gagasannya sendiri atau mengambil inspirasi dari luar
Creating) dirinya, dengan menggunakan unsur rupa, prinsip desain,
gaya seni rupa, dan teknik yang telah dipelajari
Berdampak Peserta didik merespon dan mengaitkan dirinya terhadap
(Impacting) lingkungan sekitar untuk menghasilkan sebuah karya seni
rupa yang memberi dampak positif bagi dirinya sendiri dan
lingkungan sekitarnya
D. Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase A, peserta didik mampu membuat karya seni rupa dengan
menggunakan hasil pengamatan, pengalaman, perasaan, dan minatnya.
Dalam mewujudkan gagasannya menjadi sebuah karya seni, peserta didik
mampu mengeksplorasi alat dan bahan dasar yang tersedia di sekitar,
serta mampu menjelaskan karya seni dan proses penciptaannya dengan
menggunakan bahasa sehari-sehari.
Elemen Deskripsi
Mengalami Pada akhir fase A, peserta didik memahami unsur rupa
di lingkungan sekitarnya dan menyimpulkan hasil
pemahaman atas dua unsur rupa.
Merefleksikan Pada akhir fase A, peserta didik menilai karya dan
penciptaan karya seni rupa dengan menggunakan kosa
kata sehari-hari.
Berpikir dan Pada akhir fase A, peserta didik menggunakan
Bekerja Artistik pengalaman visualnya sebagai sumber gagasan dalam
berkarya.
Peserta didik mengeksplorasi alat dan bahan dasar
yang tersedia di lingkungan sekitar.
Menciptakan Pada akhir fase A, peserta didik membuat karya seni
rupa menggunakan hasil pengamatannya terhadap
lingkungan sekitar, menggunakan unsur garis, bentuk,
dan/atau warna.
Berdampak Peserta didik memberikan respon terhadap kejadian
sehari-hari dan keadaan lingkungan sekitar melalui
karya seni rupa yang memberi dampak positif bagi
dirinya..
Elemen Deskripsi
Mengalami Pada akhir fase B, peserta didik memahami unsur
rupa dan prinsip desain di lingkungan sekitarnya.
Peserta didik mampu menyimpulkan hasil
pengamatan dan pemahaman dua atau lebih unsur
rupa dan satu prinsip desain.
Merefleksikan Pada akhir fase B, peserta didik menilai karya dan
penciptaan karya seni rupa dengan menggunakan
kosa kata seni rupa yang telah dipelajari.
Berpikir dan Pada akhir fase B, peserta didik menerapkan
Bekerja Artistik pengalamannya sebagai sumber gagasan dalam
berkarya.
Peserta didik mampu mengenali karakteristik khusus
suatu alat dan bahan dasar yang tersedia di
lingkungan sekitar, kemudian secara mandiri
menggunakan alat dan bahan tersebut.
Menciptakan Pada akhir fase B, peserta didik mampu membuat
karya rupa berdasarkan gagasannya sendiri atau
mengambil inspirasi dari luar dirinya dengan
menggunakan unsur garis, warna, bentuk dan
bangun. Peserta didik menerapkan prinsip
keseimbangan dalam menyusun unsur-unsur rupa
yang digunakan.
Berdampak Peserta didik memberikan respon terhadap kejadian
sehari-hari dan keadaan lingkungan sekitar melalui
karya seni rupa yang memberi dampak positif bagi
dirinya dan lingkungan terkecilnya.
Pada akhir fase C, peserta didik mampu membuat karya seni rupa dengan
menggunakan hasil pengamatan, pengalaman, perasaan, minat, baik
berdasarkan gagasannya sendiri maupun mengambil inspirasi dari luar
dirinya dengan menggunakan dan menggabungkan unsur garis, warna,
tekstur, bentuk, dan bangun, serta menerapkan prinsip desain dan
perspektif dalam membuat karya 2 dimensi.
Elemen Deskripsi
Mengalami Pada akhir fase C, peserta didik memahami unsur
rupa dan prinsip desain di lingkungan sekitarnya.
Peserta didik menyimpulkan hasil pengamatan dan
pemahaman pada perpaduan unsur dalam prinsip
desain.
Merefleksikan Pada akhir fase C, peserta didik mempresentasikan
penilaian karya dan penciptaan karya seni rupa
dengan menggunakan kosa kata seni
Berpikir dan Pada akhir fase C, peserta didik mampu
Bekerja Artistik menggunakan pengalaman, keterampilan, dan
pengetahuan yang diperoleh dalam mata pelajaran
seni rupa atau mata pelajaran lain sebagai sumber
gagasan dalam berkarya.
Peserta didik mampu secara mandiri menggunakan
variasi teknik dasar berkarya rupa.
Menciptakan Pada akhir fase C, peserta didik mampu membuat
karya rupa berdasarkan gagasannya sendiri atau
mengambil inspirasi dari luar dirinya dengan
menggunakan dan menggabungkan unsur garis,
warna, tekstur, bentuk dan bangun.
Peserta didik mampu menggunakan perspektif dalam
membuat karya 2 dimensi.
Berdampak Peserta didik mampu memberikan respon terhadap
kejadian sehari-hari, keadaan lingkungan sekitar, dan
perasaan atau emosinya melalui karya seni rupa yang
memberi dampak positif bagi diri dan lingkungan
terkecilnya.
Pada akhir fase D, peserta didik mampu membuat karya seni rupa dengan
menggunakan hasil pengamatan, pengalaman, perasaan, minat, peristiwa
aktual, baik berdasarkan gagasannya sendiri maupun mengambil
inspirasi dari luar dirinya dengan menggunakan dan mengembangkan
unsur rupa, prinsip desain, gaya, atau teknik yang telah dipelajari.
Peserta didik terampil menggunakan variasi alat, bahan, dan teknik serta
pengetahuan interdisipliner. Peserta didik mampu mempresentasikan
serta membandingkan beberapa unsur rupa dan prinsip desain yang
digunakan dalam karya seni rupa dengan menggunakan kosa kata seni
rupa yang tepat.
Elemen Deskripsi
Mengalami Pada akhir fase D, peserta didik memahami unsur
rupa dan prinsip desain di lingkungan sekitarnya dan
pada sebuah karya seni rupa.
Peserta didik memahami gaya seni rupa yang
digunakan pada sebuah karya seni rupa.
Peserta didik menyimpulkan pemahaman unsur rupa,
prinsip desain dan gaya seni rupa.
Merefleksikan Pada akhir fase D, peserta didik mempresentasikan
pemahaman penilaian dengan membandingkan
beberapa unsur rupa dan prinsip desain karya seni
rupa menggunakan kosa kata seni rupa yang tepat.
Berpikir dan Pada akhir fase D, peserta didik mampu
Bekerja Artistik mengembangkan pengalaman, keterampilan, dan
- 169 -
Elemen Deskripsi
pengetahuan yang diperolehnya dalam mata pelajaran
seni rupa atau mata pelajaran lain sebagai sumber
gagasan dalam berkarya.
Peserta didik menerapkan secara terampil
menggunakan variasi alat, bahan, dan teknik untuk
menciptakan karya.
Menciptakan Pada akhir fase D, peserta didik mampu membuat
karya rupa berdasarkan gagasannya sendiri atau
mengambil inspirasi dari luar dirinya dengan
menggunakan dan menggabungkan pengetahuan
unsur rupa, prinsip desain, gaya, atau teknik yang
telah dipelajari.
Peserta didik menerapkan prinsip-prinsip desain
dalam menyusun unsur rupa pada karyanya.
Berdampak Peserta didik mampu memberikan respon terhadap
kejadian sehari-hari, isu sosial di masyarakat,
perasaan atau emosinya, minat, dan pengalaman
dirinya melalui karya seni rupa yang memberi
dampak positif bagi diri dan lingkungan sekitarnya.
Pada akhir fase E, peserta didik mampu membuat karya rupa berdasarkan
perasaan, minat, pengetahuan, peristiwa aktual, pengalaman, dan respon
terhadap isu sosial dalam masyarakat, menggunakan gagasannya sendiri
atau mengambil inspirasi dari luar dirinya dengan menggunakan dan
mengembangkan variasi unsur rupa, prinsip desain, gaya, atau teknik
tertentu yang dipilihnya, serta pengetahuan interdisipliner.
Elemen Deskripsi
Mengalami Pada akhir fase E, peserta didik mengeksplorasi
unsur-unsur rupa dan prinsip desain di lingkungan
sekitarnya dan pada sebuah karya seni rupa.
Peserta didik mengeksplorasi gaya seni rupa yang
digunakan pada sebuah karya seni rupa.
Peserta didik menyimpulkan hasil eksplorasi unsur-
unsur rupa, prinsip desain, dan gaya seni rupa.
Merefleksikan Pada akhir fase E, peserta didik mempresentasikan,
memberi dan menerima umpan balik, menyatakan
pendapat mengenai karya dan penciptaan karya seni
rupa secara runtut dan terperinci dengan
menggunakan kosa kata seni rupa yang tepat.
Berpikir dan Pada akhir fase E, peserta didik mengeksplorasi dan
Bekerja Artistik mengembangkan gagasan atau rencana untuk
menciptakan karya seni rupa berdasarkan
pengalaman, keterampilan, dan pengetahuan yang
diperoleh dalam mata pelajaran seni rupa atau mata
pelajaran lain.
Peserta didik berkolaborasi dengan individu,
kelompok, atau bidang keilmuan lain untuk
menciptakan karya seni rupa.
- 170 -
Elemen Deskripsi
Peserta didik secara terampil menggunakan jenis alat,
bahan, dan teknik spesifik yang dipilih untuk
menciptakan karya seni rupa.
Menciptakan Pada akhir fase E, peserta didik membuat karya rupa
berdasarkan gagasannya sendiri atau mengambil
inspirasi dari luar dirinya dengan menggunakan dan
menggabungkan pengetahuan unsur rupa, prinsip
desain, gaya, atau teknik tertentu yang dipilihnya.
Berdampak Peserta didik memberikan respon terhadap kejadian
sehari-hari, keadaan lingkungan sekitar, isu-isu
kontemporer di masyarakat, perasaan atau emosinya,
minat, dan pengalaman dirinya melalui karya seni
rupa yang memberi dampak positif bagi diri dan
lingkungan sekitarnya.
Pada akhir fase F, peserta didik mampu membuat karya rupa berdasarkan
perasaan, minat, pengetahuan, peristiwa aktual, pengalaman, dan respon
terhadap masalah sosial dan lingkungan, menggunakan gagasannya
sendiri atau mengambil inspirasi dari luar dirinya dengan menggunakan
dan mengembangkan unsur rupa, prinsip desain, gaya, atau teknik
tertentu yang dikuasainya, serta pengetahuan interdisipliner.
Elemen Deskripsi
Mengalami Pada akhir fase F, peserta didik memahami,
membandingkan unsur-unsur rupa, prinsip desain di
lingkungan sekitar dan pada karya seni rupa.
Peserta didik membandingkan gaya seni rupa yang
digunakan pada dua atau lebih karya seni rupa.
Peserta didik mempresentasikan hasil perbandingan
unsur-unsur rupa, prinsip desain, dan gaya seni
rupa.
Merefleksikan Pada akhir fase F, peserta didik mempresentasikan,
memberi dan menerima umpan balik, menyatakan
pendapat, serta mengevaluasi efektivitas suatu karya
dan penciptaan karya seni rupa secara runtut dan
terperinci dengan menggunakan kosa kata seni rupa
yang tepat.
Berpikir dan Pada akhir fase F, peserta didik mengeksplorasi dan
Bekerja Artistik mengembangkan gagasan atau rencana untuk
menciptakan karya seni rupa berdasarkan
pengalaman visualnya, keterampilan, dan
pengetahuan interdisipliner.
Peserta didik menunjukkan hubungan antara seni
rupa dan mata pelajaran lain serta berkolaborasi
dengan bidang keilmuan lain untuk menciptakan
karya seni rupa.
Peserta didik secara terampil menggunakan jenis alat,
bahan, dan teknik spesifik yang dipilih untuk
menciptakan karya seni rupa.
- 171 -
Elemen Deskripsi
Menciptakan Pada akhir fase F, peserta didik membuat karya
berdasarkan gagasannya sendiri atau mengambil
inspirasi dari luar dirinya dengan menggunakan dan
menggabungkan pengetahuan unsur rupa, prinsip
desain, gaya, atau teknik tertentu yang dikuasainya.
Berdampak Peserta didik memberikan respon terhadap kejadian
sehari-hari, keadaan lingkungan sekitar, isu-isu
kontemporer di masyarakat, kesejahteraan emosinya,
minat, dan pengalaman dirinya melalui karya seni
rupa yang memberi dampak positif bagi diri dan
lingkungan sekitarnya.
A. Rasional
B. Tujuan
C. Karakteristik
Elemen Deskripsi
Mengalami Mendapatkan kesempatan melihat untuk memahami seni
(Experiencing) pertunjukan tari dari berbagai sumber pertunjukan
langsung, koreografi, dan rekaman dalam aktivitas
mengamati, menggali, merangkai, mengaitkan, merancang
dan menata berbagai pertunjukkan tari dalam konteks
sejarah dan budaya.
Mengembangkan kepercayaan diri melalui gerak koordinasi
tubuh, keseimbangan, dan kekuatan serta keluwesan.
Merefleksikan Mengenal, mengidentifikasi, mengelompokkan,
(Reflecting) membandingkan dan mengevaluasi unsur utama tari, gerak
ditempat dan berpindah, level, perubahan arah, desain
lantai, unsur pendukung tari, makna, simbol dan nilai
estetis tari tradisi dan kreasi.
Menilai kekuatan dan kelemahan untuk mendukung dan
mengembangkan kemampuan diri atau pribadinya
Berpikir dan Merancang, menata, mencipta ulang, menghasilkan serta
bekerja menunjukkan ide tari, baik secara individual maupun
artistik kelompok yang diperoleh dari hasil apresiasi.
(Thinking and Mengembangkan ide dengan memperhatikan unsur utama
working dan unsur pendukung tari seperti musik, properti, tata rias,
artistically) tata busana, panggung, dan juga merancang manajemen
pertunjukannya.
Menciptakan Meniru, mengembangkan, merangkai, membuat,
(Creating) mengkomposisikan dan mengubah dengan menerapkan
prinsip dan prosedur penciptaan tari untuk memotivasi
kreativitas dalam bentuk gerak tari yang inovatif.
Menunjukkan kreativitas dalam mengekspresikan diri
melalui gerak yang diciptakan berdasarkan gagasan sendiri
atau kelompok.
Berdampak Merespon dirinya dan lingkungan sekitar untuk menerima,
(Impacting) menghargai, dan mengaktualisasi diri dalam berkarya yang
dikomunikasikan dalam bentuk karya tari sehingga dapat
mempengaruhi diri sendiri dan orang lain serta lingkungan
sekitar.
- 174 -
Elemen Deskripsi
Memilah, memilih, menganalisa, dan menghasilkan karya
tari untuk mengembangkan kepribadian dalam membentuk
karakter bagi diri sendiri, sesama, lingkungan sekitar dan
bangsa.
D. Capaian Pembelajaran
A. Rasional
Pembelajaran seni teater, melatih berpikir kritis, mengolah imajinasi dan rasa,
menumbuhkan empati, merasakan, membayangkan situasi yang dialami
orang lain, dan mengelola konflik dengan terstruktur. Seni teater
mengajarkan cara berkomunikasi baik secara verbal maupun non-verbal,
peserta didik dapat berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya, serta
menyampaikan pesan dengan efektif dan menarik melalui olah gerak tubuh,
ekspresi, dan suara. Hal ini dipraktikkan dalam bentuk eksperimen
pertunjukan di kelas, kegiatan permainan peran, menulis naskah, dan latihan
repetisi gladi bersih.
B. Tujuan
Elemen Deskripsi
Mengalami Peserta didik memahami, mengalami, merasakan, merespon,
(Experiencing) dan bereksperimen dengan ragam pengetahuan, gaya dan
bentuk seni teater. Peserta didik melakukan olah rasa,
tubuh, suara, eksplorasi alat, media, atau mengumpulkan
informasi melalui observasi dan interaksi dengan seniman
untuk memperkaya wawasan dalam berteater.
Merefleksikan Peserta didik menggali pengalaman dan ingatan emosi
(Reflecting) melalui hasil pengamatan, membaca, apresiasi, dan interaksi
sosial individu dan kelompok, selama atau sesudah
mengalami proses berseni teater.
Peserta didik mengapresiasi, memberikan, dan menerima
umpan balik atas karya diri sendiri atau orang lain.
Peserta didik mengomunikasikan secara runut dan terperinci
menggunakan kosakata seni teater yang tepat.
Berpikir dan Peserta didik mengelaborasi elemen tata artistik panggung
Bekerja Secara (tata panggung, cahaya, kostum, rias, suara), dan keaktoran
Artistik (Thinking (gerak, ekspresi dan suara).
Artistically) Peserta didik mengomunikasikan proses penyatuan semua
elemen tata artistik tersebut ke dalam wujud karya
pertunjukan.
Menciptakan Peserta didik menggali pengalaman untuk menuangkan,
(Making/Creating meniru, membuat ulang, mengkreasi, menemukan, dan
) merangkai ide-ide kreatif tata artistik seni teater untuk
kemudian diwujudkan ke sebuah karya pertunjukan.
Peserta didik mengekspresikan dirinya melalui penggalian
karakter/ tokoh dan menampilkannya dalam wujud sebuah
karya pertunjukan.
Berdampak Peserta didik memaknai cara berpikir dan perubahan
(Impacting) perilaku serta kepribadian, untuk membentuk karakter yang
mencerminkan profil pelajar Pancasila bagi diri sendiri,
sesama, lingkungan sekitar, dan bangsa.
- 180 -
D. Capaian Pembelajaran
Pada akhir Fase A, peserta didik merespon dan meniru gerak tubuh dan
suara untuk mengkomunikasikan emosi, personifikasi identitas diri, dan
tokoh lain atau perilaku objek sekitar (mimesis), sehingga tumbuh rasa
empati terhadap peran yang dibawakan. Peserta didik mengeksplorasi tata
artistik panggung. Peserta didik dapat memainkan sebuah peran yang
didasari hasil pengamatannya terhadap lingkungan sekitar.
A. Rasional
Mata pelajaran Prakarya Budi daya mengacu pada konsep hasta karya Ki
Hajar Dewantara yaitu mengembangkan cipta, rasa, dan karsa dengan
menghasilkan produk yang berdampak pada diri serta lingkungan menuju
keseimbangan antara nature dan culture. Prakarya Budi daya
mengembangkan kemampuan dan keterampilan peserta didik dengan
mengintegrasikan, mengkorelasikan, dan mengkolaborasikan berbagai
pengetahuan dan disiplin ilmu untuk menciptakan inovasi produk yang efektif
dan efisien melalui pembelajaran kolaborasi dengan dunia kerja dan jenjang
pendidikan selanjutnya Kemampuan keterampilan kreatif pada Prakarya-
Budi daya berpeluang mewujudkan jiwa kewirausahaan dimulai sejak
pendidikan dasar hingga pendidikan menengah melatih kemampuan
kepemimpinan (leadership), berinisiatif tinggi dan merespon kebutuhan
sekitar, kerjasama (teamwork), serta berani mengambil risiko (risk-taking).
Akhirnya, melalui penguasaan ilmu dan pengetahuan alam, teknologi budi
daya, budaya, ekonomi dengan semangat kewirausahaan diharapkan dapat
mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.
B. Tujuan
C. Karakteristik
Elemen Deskripsi
Observasi dan Elemen observasi dan eksplorasi adalah pengamatan dan
Eksplorasi penggalian (bahan, alat dan teknik) secara sistematis dan
kontekstual untuk memperoleh peluang menghasilkan
produk yang kreatif dan inovatif
Desain/ Elemen desain atau perencanaan adalah penyusunan atau
Perencanaan pengembangan rencana produk (penciptaan, rekonstruksi,
dan modifikasi) berdasarkan hasil observasi dan eksplorasi.
Produksi Elemen Produksi adalah keterampilan
membudidayakan/menghasilkan produk budi daya yang
kreatif dan atau inovatif melalui uji coba dan penelitian yang
menumbuhkan jiwa kewirausahaan.
Refleksi dan Elemen refleksi dan evaluasi adalah kemampuan
Evaluasi pengamatan, apresiasi, identifikasi, analisis, penilain, dan
pemberian saran perbaikan/pengembangan
produk/kelayakan produk.
D. Capaian Pembelajaran
Pada akhir Fase D (Kelas VII, VIII dan IX SMP) Peserta didik mampu
menghasilkan produk budi daya berdasarkan modifikasi bahan, alat, dan
teknik sesuai potensi lingkungan/kearifan lokal untuk mengembangkan
jiwa wirausaha serta memberikan penilaian produk budi daya
berdasarkan fungsi/nilai budaya/nilai ekonomis secara lisan dan atau
tertulis.
A. Rasional
Indonesia memiliki potensi besar bagi pasar dunia industri, oleh karena itu,
generasi muda perlu memiliki jiwa yang tangguh untuk berwirausaha dan
keberanian untuk memulai di dalam dunia usaha. Pendekatan pada
kemampuan keterampilan kreatif dalam Prakarya Kerajinan berpeluang
untuk memperkenalkan dan melatih jiwa kewirausahaan seperti kemampuan
kepemimpinan (leadership), kerja sama (team work), berinisiatif tinggi dan
merespon kebutuhan sekitar, serta berani mengambil risiko (risk-taking),
sehingga diharapkan mampu berkontribusi dalam mewujudkan Profil Pelajar
Pancasila pada peserta didik.
B. Tujuan
C. Karakteristik
Elemen Deskripsi
Observasi dan Elemen observasi dan eksplorasi adalah kemampuan
Eksplorasi mengamati dan mengeksplorasi (bahan, alat, teknik dan
prosedur pembuatan) secara sistematis dan kontekstual
untuk menciptakan peluang dalam membuat produk yang
kreatif dan inovatif.
Desain/ Elemen desain atau perencanaan adalah keterampilan
Perencanaan dalam menyusun, membuat dan mengembangkan rencana
produk (membuat, merekonstruksi, dan memodifikasi)
berdasarkan hasil observasi dan eksplorasi.
Produksi Elemen produksi adalah keterampilan membuat produk
setengah jadi dan/atau produk jadi yang kreatif dan inovatif
melalui kegiatan uji coba dan penelitian yang
menumbuhkan jiwa kewirausahaan.
Refleksi dan Elemen refleksi dan evaluasi adalah kemampuan
Evaluasi mengamati, mengapresiasi, mengidentifikasi, menganalisis,
menilai, dan memberi saran perbaikan/pengembangan
produk/kelayakan produk.
D. Capaian Pembelajaran
A. Rasional
Indonesia memiliki potensi besar bagi pasar dunia industri, oleh karena itu,
generasi muda perlu memiliki jiwa yang tangguh untuk berwirausaha dan
- 194 -
keberanian untuk memulai di dalam dunia usaha. Pendekatan pada
kemampuan keterampilan kreatif dalam Prakarya Rekayasa berpeluang
untuk memperkenalkan dan melatih jiwa kewirausahaan seperti kemampuan
kepemimpinan (leadership), kerja sama (team work), berinisiatif tinggi dan
merespon kebutuhan sekitar, serta berani mengambil risiko (risk-taking),
sehingga diharapkan mampu berkontribusi dalam mewujudkan Profil Pelajar
Pancasila pada peserta didik.
B. Tujuan
Elemen Deskripsi
Observasi dan Elemen observasi dan eksplorasi adalah kemampuan
Eksplorasi mengamati dan mengeksplorasi (bahan, alat, teknik dan
prosedur pembuatan) secara sistematis dan kontekstual
untuk menciptakan peluang dalam membuat produk
yang kreatif dan inovatif.
Desain/Perencanaan Elemen desain atau perencanaan adalah keterampilan
dalam menyusun, membuat dan mengembangkan
rencana produk (membuat, merekonstruksi, dan
memodifikasi) berdasarkan hasil observasi dan
eksplorasi.
Produksi Elemen produksi adalah keterampilan membuat produk
setengah jadi dan/atau produk jadi yang kreatif dan
inovatif melalui kegiatan uji coba dan penelitian yang
menumbuhkan jiwa kewirausahaan.
D. Capaian Pembelajaran
Refleksi dan Evaluasi Peserta didik mampu memberi penilaian dan saran
produk rekayasa teknologi terapan karya teman
sendiri maupun dari sumber yang lain serta
merefleksikan terhadap karya ciptaannya
berdasarkan kajian ilmiah terhadap fungsi, nilai guna
dan nilai ekonomis.
A. Rasional
Bagian bawah dari bangun belah ketupat menyajikan fase-fase awal di mana
peserta didik dikenalkan dengan keterampilan gerak fundamental dan
- 200 -
pemahaman konsep gerak. Sebagaimana anak mulai berkembang,
pengenalan keterampilan gerak dirancang lebih mengarah pada kompetensi
dasar yang akan menjadi fondasi untuk terampil bergerak, tahu dan paham
bergerak, serta bersikap dalam konteks gerak. Fondasi ini nantinya akan
berperan sebagai penyangga yang dibutuhkan untuk berolahraga dan
beraktivitas jasmani di masa remaja dan dewasa mereka.
Manfaat paling nyata dari aktif secara jasmani adalah kesehatan. Kurikulum
PJOK harus menyertakan dimensi manfaat kesehatan sebagai bagian tidak
terpisahkan dari pengalaman belajar peserta didik. Menyertakan
pembelajaran kesehatan dapat memfasilitasi peserta didik guna
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan
untuk memahami isu-isu kesehatan dan mengambil keputusan yang tepat
terkait dengan kesehatan mereka. Kompetensi ini akan menjadi bekal penting
bagi mereka dalam dalam mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan
diri sendiri dan masyarakat.
B. Tujuan
C. Karakteristik
Elemen Deskripsi
Terampil Elemen ini merujuk pada pembelajaran keterampilan gerak
Bergerak (fundamental dan spesifik) yang esensial untuk dapat terlibat
dalam aktivitas jasmani dan gaya hidup sehat. Peserta didik
juga menerapkan konsep dan strategi gerak untuk
meningkatkan penampilan dan bergerak dengan kompeten
dan serta kepercayaan diri. Konten dan aktivitas
pembelajaran ini beragam jenis sesuai dengan minat peserta
didik, kebutuhan dan konteks di mana mereka tinggal.
Beberapa contohnya termasuk permainan tradisional,
olahraga individu maupun tim, bela diri, permainan
kooperatif, latihan kebugaran, aktivitas luar ruang dan
kepetualangan. Terampil bergerak bertujuan untuk
- 203 -
Elemen Deskripsi
membangun fondasi dasar keterampilan motorik dan literasi
jasmani, memeroleh dan menghaluskan berbagai
keterampilan aktivitas jasmani, dan pada akhirnya menjadi
mumpuni dalam aktivitas jasmani yang menjadi minat dan
kegemaran masing-masing. Pengalaman pembelajaran dalam
elemen ini harus memaksimalkan waktu belajar untuk
menerapkan dan mempraktikkan gerak.
Belajar Melalui Konten PJOK dalam elemen ini difokuskan pada keterampilan
Gerak personal dan sosial yang dikembangkan melalui partisipasi
dalam gerak dan aktivitas jasmani. Keunikan PJOK dalam
memfasilitasi keterampilan ini adalah melalui pembelajaran
yang menekankan fair play dan kerja tim. Potensi yang dapat
dicapai adalah keterampilan komunikasi, kerjasama,
pengambilan keputusan, pemecahan masalah, berpikir kritis
dan kreatif, kolaborasi, dan kepemimpinan. Aktivitasnya
meliputi pembelajaran secara mandiri maupun berkelompok
untuk menampilkan gerak atau memecahkan masalah gerak.
Pengalaman belajar peserta didik juga dapat dikembangkan
melalui pembelajaran pengambilan berbagai peran dalam
konteks olahraga dan aktivitas jasmani.
Bergaya Hidup Elemen ini menitikberatkan pada promosi gaya hidup aktif
Aktif dan mengembangkan kapasitas peserta didik untuk
merancang, menerapkan, dan mengevaluasi kebugaran
mereka sendiri. Tujuannya adalah untuk membekali mereka
dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
dibutuhkan untuk mengambil keputusan yang tepat tentang
pilihan aktivitas jasmani dan memprioritaskan keseluruhan
kesehatan dan well-being mereka. Konten dalam elemen ini
mencakup manfaat hidup aktif dan partisipasi dalam
aktivitas jasmani untuk kebugaran. Peserta didik juga belajar
tentang aspek-aspek perilaku yang terkait dengan aktivitas
fisik yang teratur dan mengembangkan disposisi yang akan
mendorong mereka menjadi individu yang aktif.
Memilih Hidup Elemen Memilih Hidup Sehat menekankan pentingnya
Sehat menentukan pilihan positif yang terkait dengan kesehatan.
Kompetensi ini dimungkinkan ketika peserta didik memiliki
kapasitas literasi kesehatan, yakni mendapatkan, memahami,
dan menerapkan informasi dan layanan kesehatan dalam
rangka mempromosikan dan menjaga kesehatan. Area konten
yang dapat dicakup dalam elemen ini meliputi nutrisi dan
pola makan sehat, kebugaran dan aktivitas fisik, lingkungan
dan masyarakat yang sehat, keselamatan dan pencegahan
cidera.
D. Capaian Pembelajaran
A. Rasional
B. Tujuan
C. Karakteristik
Bahasa Arab memiliki karakteristik yang unik. Adapun beberapa ciri khusus
bahasa Arab yang dianggap unik dan tidak dimiliki bahasa-bahasa lain di
dunia adalah aspek sistem bunyi (nizham shauty), sistem kata (nizham
sharfy), dan sistem kalimat (nizham nahwi). Penggunaan jenis teks yang
diajarkan dalam bahasa Arab dapat beragam dan disajikan dalam bentuk teks
lisan dan tulisan (monolog atau dialog), teks visual, teks audio dan teks
multimodal (teks yang mengandung aspek verbal, visual dan audio) baik
otentik maupun teks yang dibuat untuk tujuan pembelajaran.
Elemen Deskripsi
Menyimak Menyimak (al-Istima’) merupakan aktivitas yang
(al-Istima’) melibatkan penggunaan alat pendengaran (telinga),
pikiran dan konsentrasi penuh terhadap apa yang
sedang didengar. Aktivitas menyimak ini memuat
kegiatan peserta didik untuk mendengarkan huruf
hijaiyah, kosakata (mufradat) sehari-hari, kalimat-
kalimat (al- jumlah al-arabiyyah), paragraf (al-
faqrah), teks- teks bahasa Arab sederhana (al-
nushus al-basyitah).
Berbicara Berbicara (al-kalam) merupakan kegiatan untuk
- 210 -
Elemen Deskripsi
(al-Kalam) mengungkapkan dan menjelaskan sesuatu sesuai
dengan maksud pembicara. Kegiatan berbicara
dalam bahasa Arab meliputi menyampaikan
ungkapan, menjawab pertanyaan, menjelaskan
maksud, menjabarkan sifat, dan menyampaikan
pesan-pesan, serta mempresentasikan suatu
aktivitas sederhana secara lisan.
Membaca Membaca (al-qira’ah) merupakan kegiatan
(al-Qira’ah) memahami teks bahasa Arab. Kegiatan membaca ini
memuat kegiatan peserta didik yang terkait dengan
aktivitas memahami makna dan pesan dari teks-teks
bahasa Arab yang tersurat dan tersirat (fahm al
maqru’).
Menulis (al- Menulis (al-kitabah) merupakan kegiatan berbahasa
Kitabah) dalam menyusun teks sederhana secara tertulis
dalam bahasa Arab dengan benar dan tepat.
D. Capaian Pembelajaran
A. Rasional
B. Tujuan
Elemen Deskripsi
Menyimak Menyimak merupakan keterampilan untuk menerima
(聞く) informasi, memberikan apresiasi kepada lawan bicara, dan
memahami informasi yang didengar sehingga peserta didik
dapat menyampaikan tanggapan secara relevan dan
kontekstual.
Berbicara Berbicara merupakan keterampilan untuk menyampaikan
(話す) gagasan, pikiran, serta perasaan secara lisan dalam
interaksi sosial.
Membaca Membaca merupakan keterampilan untuk memahami,
(読む) menggunakan, dan merefleksi teks sesuai tujuan dan
kepentingannya untuk mengembangkan pengetahuan dan
potensinya.
Menulis Menulis merupakan keterampilan untuk menyampaikan,
(書く) mengomunikasikan gagasan, mengekspresikan kreativitas,
dan mencipta dalam beragam genre teks tertulis, dengan
cara yang efektif dan dapat dipahami serta diminati oleh
pembaca.
D. Capaian Pembelajaran
A. Rasional
Saat ini negara Jerman juga membuka peluang bagi peserta didik untuk
mengikuti pendidikan vokasi (Ausbildung) dan dapat langsung bekerja di
Jerman atau kembali ke negara asal untuk bekerja dengan kompetensi di
bidangnya, seperti bidang pariwisata dan perhotelan, gastronomi,
perkantoran, teknik informatika, serta bidang kesehatan. Jerman menjadi
salah satu pasar utama pariwisata Indonesia di kawasan Eropa. Di Indonesia,
beberapa perusahaan Jerman juga memberikan kontribusi bagi roda
perekonomian Indonesia.
Bahasa Jerman merupakan salah satu mata pelajaran bahasa asing pilihan
yang ditawarkan di sekolah pada jenjang menengah atas (SMA/SMK/MA)
pada Kurikulum Merdeka.
C. Karakteristik
Elemen Deskripsi
Menyimak Menyimak adalah kemampuan memahami ungkapan-
(Hӧren) ungkapan komunikatif sehari-hari, hal-hal konkret dan
rutin dalam kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitar
yang bersumber dari teks lisan sederhana
Berbicara Berbicara adalah keterampilan mengungkapkan ide,
(Sprechen) pikiran, atau perasaan secara lisan tentang hal-hal konkret
dan rutin dalam kehidupan sehari-hari dan lingkungan
sekitar dengan menggunakan ungkapan-ungkapan
komunikatif yang sederhana.
Membaca (Lesen) Membaca adalah kemampuan memahami informasi yang
terkait dengan ungkapan-ungkapan komunikatif sehari-
hari, hal-hal konkret dan rutin dalam kehidupan sehari-
hari dan lingkungan sekitar yang bersumber dari teks tulis
sederhana.
Menulis Menulis adalah keterampilan mengungkapkan ide, pikiran,
(Schreiben) atau perasaan secara tulis tentang hal-hal konkret dan
rutin dalam kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitar
dengan menggunakan ungkapan-ungkapan komunikatif
yang sederhana.
D. Capaian Pembelajaran
A. Rasional
Dengan belajar bahasa Korea, Peserta Didik dapat mengembangkan diri dan
bersaing di dalam maupun luar negeri. Peserta didik dapat memahami K-Pop,
drama Korea, dan atau film Korea yang besar pengaruhnya di Indonesia.
Selain itu, dengan kemampuan bahasa Korea, peserta didik memperoleh
kemampuan bahasa Korea setara TOPIK 1 yang dapat membantu peserta
didik jika ingin mengikuti tes TOPIK yang menjadi syarat untuk mendaftar
kuliah atau bekerja di Korea. Dengan adanya Kerjasama bilateral Indonesia-
Korea, peserta didik juga dapat terbuka peluang untuk dapat bekerja di
perusahaan-perusahaan Korea yang ada di Indonesia.
C. Karakteristik
Bahasa Korea memiliki karakteristik yang unik dan universal. Unik karena
bahasa Korea memiliki huruf khas bernama hangeul yang menggunakan
sistem silabik dan fonetik. Selain itu, bahasa Korea adalah verb-final
language, bahasa yang verbanya selalu berada di akhir kalimat. Bahasa Korea
juga merupakan bahasa aglutinatif yang melekatkan bentuk-bentuk
gramatikal untuk menandai fungsi kata dalam kalimat.
Elemen Deskripsi
Menyimak 듣기 Keterampilan untuk menerima informasi, memberikan
apresiasi kepada lawan bicara, dan memahami informasi yang
didengar, sehingga peserta didik dapat menyampaikan
tanggapan secara relevan dan kontekstual. Proses yang terjadi
- 218 -
Elemen Deskripsi
dalam menyimak mencakup kegiatan mendengarkan,
mengidentifikasi, memahami, menginterpretasi bunyi bahasa
lalu menyimpulkan makna. Kemampuan peserta didik
berkomunikasi nonverbal yang mencakup seberapa baik
menangkap makna (tersirat dan tersurat) pada sebuah paparan
lisan.
Berbicara말하기 Keterampilan untuk menyampaikan gagasan, pikiran, serta
perasaan secara lisan dalam interaksi sosial secara sederhana.
Peserta didik mampu melakukan percakapan sederhana yang
berkaitan dengan rutinitas sehari-hari, meminta bantuan,
menggunakan fasilitas publik, berinteraksi dengan lingkungan
sekolah, dan tempat tinggal.
Membaca읽기 Keterampilan untuk dapat mengartikulasikan bunyi sesuai
dengan aturan pelafalan dalam Bahasa Korea, memahami,
menggunakan, dan merefleksi kalimat dan teks sederhana
sesuai tujuan dan kepentingannya, untuk mengembangkan
pengetahuan dan potensinya.
Menulis쓰기 Keterampilan untuk menuliskan kembali kosakata atau kalimat
(받아 쓰기), menyampaikan gagasan sederhana, membuat
kalimat formal dan informal yang sesuai dengan konteks, serta
membuat teks deskripsi, narasi dan teks prosedur sangat
sederhana menggunakan aksara Hangeul.
D. Capaian Pembelajaran
Pada akhir Fase F, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa Korea setara
TOPIK 1 untuk berbagai konteks situasi (field, tenor, moda) dan konteks
budaya.
A. Rasional
B. Tujuan
C. Karakteristik
1. Sebagai bahasa tonal atau bahasa yang memiliki tona (tonal language),
bahasa Mandarin memiliki keunikan dalam tataran fonetik atau tata
bunyi, yaitu memiliki tona berbeda yang berfungsi membedakan arti.
Perbedaan tona tersebut memengaruhi makna, baik makna kata maupun
makna kalimat secara keseluruhan. Oleh karena itu, pembelajaran tona
bahasa Mandarin menjadi bagian atau tahap krusial yang memiliki porsi
khusus yang dibelajarkan, baik secara terpisah maupun terintegrasi
dalam pembelajaran fonetik secara keseluruhan.
2. Bahasa Mandarin pun memiliki keunikan dalam pembentukan kata,
struktur kalimat, serta penulisan Hanzi.
3. Penulisan bahasa Mandarin menggunakan Hanzi yang merupakan bagian
tersulit dalam pembelajaran karena jumlah aksara yang banyak (kira-kira
tiga ribu aksara) serta bentuk yang kompleks berupa guratan membentuk
gambar bermakna.
4. Pembelajaran empat keterampilan kebahasaan dibelajarkan dalam setiap
pertemuan dengan persentase yang berbeda pada setiap keterampilan.
Pembelajaran keterampilan menyimak dan berbicara diutamakan.
Keterampilan membaca lebih diutamakan pada membaca Hanyu Pinyin
(sistem Latinisasi Hanzi) dan bukan pada membaca Hanzi. Sementara itu,
keterampilan menulis juga hanya memberi dasar-dasar penulisan guratan
dan urutan penulisan Hanzi dan menyusun kalimat sangat sederhana.
Elemen Deskripsi
Menyimak Menyimak merupakan keterampilan memahami informasi
lisan yang disampaikan, baik berupa kosakata, kalimat,
dan teks sederhana.
Berbicara Berbicara merupakan keterampilan mengucapkan kosakata
dan kalimat sederhana untuk mengekspresikan,
menyatakan, atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan
perasaan secara lisan.
Membaca Membaca merupakan keterampilan memahami informasi
tertulis yang terdapat dalam bahan/teks bacaan.
Menulis Menulis merupakan keterampilan menuangkan informasi
atau gagasan tertulis dalam bentuk teks sangat sederhana
menggunakan Hanzi.
D. Capaian Pembelajaran
A. Rasional
B. Tujuan
C. Karakteristik
Elemen Deskripsi
Menyimak Keterampilan seseorang menerima informasi, memberikan
(Compréhensio apresiasi kepada lawan bicara, dan memahami informasi
n orale) yang didengar, sehingga ia dapat menyampaikan tanggapan
secara relevan dan kontekstual berkaitan dengan
ungkapan-ungkapan komunikatif sehari-hari, hal-hal
konkrit dan rutin dalam kehidupan sehari-hari dan
lingkungan sekitar, yang bersumber dari teks lisan
sederhana.
Berbicara Keterampilan untuk menyampaikan gagasan, pikiran, serta
(Production perasaan secara lisan dalam interaksi sosial dengan cara
orale) yang sederhana, perlahan, jelas, dan kooperatif untuk
mengungkapkan sesuatu dan berinteraksi: ide, pikiran atau
perasaan secara lisan tentang hal-hal konkret dan rutin
dalam kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitar dengan
menggunakan ungkapan-ungkapan komunikatif yang
sederhana.
Membaca Keterampilan seseorang untuk memahami, menggunakan,
(Compréhensio dan merefleksi teks sesuai tujuan dan kepentingannya untuk
n écrite) mengembangkan pengetahuan dan potensinya agar ia
dapat berpartisipasi dengan masyarakat untuk memahami
informasi yang terkait dengan ungkapan- ungkapan
komunikatif sehari-hari, hal-hal konkret dan rutin dalam
kehidupan sehari- hari dan lingkungan sekitar, yang
bersumber dari teks tulis sederhana.
Menulis Keterampilan seseorang untuk menyampaikan,
(Production mengomunikasikan gagasan, mengisi formulir; menulis
écrite) beberapa kalimat dan ungkapan sederhana tentang dirinya
atau lingkungan terdekatnya sesuai konteks untuk
mengungkapkan ide, pikiran atau perasaan secara tulis
tentang hal-hal konkret dan rutin dalam kehidupan sehari-
hari dan lingkungan sekitar dengan menggunakan
ungkapan-ungkapan komunikatif yang sederhana.
D. Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase F, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa Prancis baik
lisan, tulisan maupun multimodal, minimal setara level A2.2 CECRL (Cadre
Européen Commun de Références pour Les Langues) dalam berbagai konteks
situasi dan konteks budaya.