A1D022027 Imam Rajuna Rombongan 1 Acara 1
A1D022027 Imam Rajuna Rombongan 1 Acara 1
A1D022027 Imam Rajuna Rombongan 1 Acara 1
ACARA I
PENGENALAN ALAT PENELITIAN PEMULIAAN TANAMAN
Semester:
Genap 2023
Oleh:
Imam Rajuna
A1D022027
Rombongan 1
Puji syukur penulis panjatkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha esa. Atas
berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
praktikum yang berjudul “Laporan Praktikum Teknik Dasar Laboratorium” ini
dengan tepat waktu. Tugas ini diselesaikan sebagai bentuk laporan atas praktikum
yang telah dilaksanakan.
Terlebih dahulu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Zulfa
Ulinnuha, S.P., M.Si., Bapak Dr. Agus Riyanto, S.P., M.Si., dan Ibu Eka Oktaviani,
S.Si., M.Biotech., yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan, terima kasih atas bantuan yang telah diberikan sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan praktikum ini.
Penulis menyadari bahwa laporan praktikum Teknik Dasar Laboratorium ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
segala kritik maupun saran yang membangun dari berbagai pihak agar laporan
praktikum ini menjadi lebih baik dan bermanfaat.
i
DAFTAR ISI
PRAKATA ....................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ............................................................................................ iii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................. 2
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 3
III. METODE PRAKTIKUM .......................................................................... 6
A. Bahan dan Alat ..................................................................................... 6
B. Prosedur Kerja ...................................................................................... 6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 7
A. Hasil ..................................................................................................... 7
B. Pembahasan .......................................................................................... 11
V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 20
A. Kesimpulan .......................................................................................... 20
B. Saran ..................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 21
LAMPIRAN ..................................................................................................... 22
ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Alat-alat Penelitian Pemuliaan Tanaman ............................................... 7
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. ACC Praktikum Acara 1 ...................................................................... 22
2. Dokumentasi Praktikum ....................................................................... 26
3. Pustaka ................................................................................................. 27
iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Tujuan
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
1. Peralatan kategori 1
Peralatan kategori 1 merupakan peralatan dengan cara penggunaan yang
terbilang cukup mudah. Peralatan kategori 1 mempunyai tingkat ketelitian
rendah. Sistem kerja pada alat kategori 1 masih sederhana sehingga untuk
3
menggunakan alat kategori 1 dengan baik cukup dengan mempelajari buku
panduan.
2. Peralatan kategori 2
Peralatan kategori 2 merupakan peralatan dengan cara penggunaan cukup
sulit atau sedang. Peralatan kategori 2 mempunyai tingkat ketelitian sedang.
Sistem kerja yang pada alat kategori 2 tidak rumit sehingga untuk
menggunakan alat kategori 2 dengan baik cukup dengan berlatih terlebih
dahulu.
3. Peralatan kategori 3
Peralatan kategori 3 merupakan peralatan dengan cara penggunaan susah.
Peralatan kategori 3 mempunyai tingkat ketelitian tinggi sampai satuan
tertentu. Sistem kerja pada alat kategori 3 rumit sehingga untuk menggunakan
alat kategori 3 dengan baik membutuhkan pelatihan khusus karena berisiko
tinggi.
4
Tahap paling awal sebelum dilakukannya proses ekstraksi DNA adalah
mempersiapkan peralatan. Peralatan yang disiapkan harus sesuai dengan kebutuhan
dan tidak boleh kurang karena dapat menghambat tahapan proses lainnya. Setiap
peralatan yang akan digunakan dalam kegiatan ekstraksi DNA harus dalam kondisi
steril. Untuk mencegah dan menghindari peralatan laboratorium yang akan
digunakan terkontaminasi oleh mikroorganisme pengganggu, terlebih dahulu
dilakukan proses sterilisasi pada alat yang akan digunakan. Peralatan yang tidak
steril atau terkontaminasi mikroorganisme dapat mempengaruhi DNA hasil proses
ekstraksi DAN. Proses sterilisasi peralatan dilakukan menggunakan metode
sterilisasi basah, yaitu dengan autoklaf yang memiliki prinsip kerja menggunakan
uap bersuhu dan bertekanan tinggi, sedangkan proses pengeringan alat dilanjutkan
dengan menggunakan oven (Surya & Ismaini, 2021).
Rekayasa genetika tanaman dapat melalui metode pelipatgandaan atau
amplifikasi DNA yang biasa disebut Polymerase Chain Reaction (PCR). Tujuan
utama dari proses PCR adalah menggandakan atau amplifikasi urutan DNA genom
tertentu yang sudah ditentukan (Arlisyah, 2015). Peralatan yang digunakan pada
proses amplifikasi DNA yang terdapat pada laboratorium pemuliaan tanaman dan
bioteknologi antara lain, thermocycler, mikrotube 0,2 ml, dan mikropipet. Selain
itu, dibutuhkan peralatan untuk memvisualisasikan hasil amplifikasi urutan DNA
tertentu yaitu elektroforesis gel dan UV transilluminator. Berdasarkan fungsinya,
terdapat ELISA reader sebagai alat pendeteksi makromolekul tertentu dan lemari
pendingin untuk menyimpan sampel atau bahan kimia.
5
III. METODE PRAKTIKUM
Bahan yang digunakan dalam praktikum acara satu mengenai pengenalan alat
penelitian pemuliaan tanaman adalah, gelas ukur, labu erlenmeyer, gelas ukur, gelas
beaker, tabung reaksi, spatula logam, hot plate magnetic stirrer, oven, autoklaf,
mortar dan pestle, mikropipet, mikrotube 1,5 ml, tabung koleksi 2 ml, water
incubator, microcentrifuge, rak tabung mikro, ice gel pack, parafilm, thermocycler,
spektrofotometer UV VIS, spektrofotometer nano drop, elektroforesis gel, UV
transilluminator, ELISA reader, lemari pendingin, cetakan agar dan sendok agar,
timbangan analitik, timbangan digital, tip putih 5-10 𝜇l, tip kuning 20-200 𝜇l, dan
tip biru dengan volume maksimal 1000 𝜇l.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah buku panduan, bolpoin,
pensil, penggaris, penghapus, dan kertas HVS
B. Prosedur Kerja
6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabung reaksi
5. Mengaduk larutan atau cairan
dan mengambil zat-zat kimia
padat yang berukuran kecil.
Spatula logam
7
6. 1. Tombol heating Memanaskan dan membantu
2. Tombol stirring menghomogenisasi suatu
3. Hot plate larutan.
4. Tombol ON/OFF
Hot plate
magnetic stirrer
Mikrotube 1,5 ml
12. 1. Penutup tabung Tempat untuk mengumpulkan
koleksi atau menampung sampel-
2. Badan tabung sampel dengan volume
koleksi maksimal 2 ml.
Tabung koleksi 2
ml
8
13. 1. Chamber/bejana Mempertahankan suhu pada
2. Panel display kondisi tertentu dalam proses
3. Tombol pemanasan reagen atau cairan
Water incubator operasional lainnya.
14. 1. Penutup Memisahkan bagian-bagian
2. Rotor dari suatu campuran
3. Chamber berdasarkan berat jenisnya,
4. LCD display bagian ringan (supernatan)
5. Control panel berada di atas dan bagian
Microcentrifuge berat (pelet) berada di bawah.
15. 1. Lubang pada Menyimpan atau
tabung menempatkan mikrotube
Rak tabung mikro yang jumlahnya banyak.
16. Mengondisikan atau menjaga
suhu agar tetap dingin pada
bahan atau sampel yang
disimpan.
Ice gel pack
17. 1. Untuk memastikan larutan
pada mikrotube tidak tumpah.
2. Untuk menutup mulut
tabung reaksi dan
Parafilm membungkus bejana.
18. 1. Panel display 1. Memperbanyak segmen
2. Tombol DNA melalui proses PCR.
operasional 2. Memfasilitasi reaksi lain
yang membutuhkan reaksi
yang sensitif terhadap suhu.
Thermocycler
19. 1. Penutup ruang Mengukur atau membaca
sampel berat DNA atau sampel pada
2. Ruang sampel panjang gelombang tertentu.
3. LCD display
4. Control panel
Spektrofotometer
UV VIS
20. 1. Tampilan layar Menghitung atau mengukur
2. Control panel kuantitas DNA atau sampel
3. Pengatur panjang pada panjang gelombang
gelombang tertentu dan menghitung
Spektrofotometer 4. Tampilan nilai penyerapan cahaya.
nano drop panjang gelombang
5. Ruang sampel
6. Sampel holder
9
21. 1. Power supply Mengamati dan
2. Katode memvisualisasikan hasil
3. Anode ekstraksi DNA dan
4. Gel tank amplifikasi urutan DNA
Elektroforesis gel tertentu. Elektroforesis gel
memutar DNA agar
memisahkan suatu DNA.
22. 1. Pelindung UV Untuk memvisualisasikan
2. Layar tampilan DNA setelah proses
DNA elektroforesis.
3. Tombol interlock
UV
4. Tombol ON/OFF
transilluminator
23. 1. Tampilan layar Untuk membaca plate ELISA
LCD yang menentukan konsentrasi
2. Tombol menu antigen dan antibodi pada
3. ELISA plate sampel.
ELISA reader
24. 1. Rak Menyimpan sampel, bahan,
3. Badan lemari dan RNA pada suhu yang
pendingin sangat rendah.
Lemari pendingin
25. 1. Cetakan agar 1. Cetakan agar berfungsi
2. Sumur sebagai media atau tempat
3. Sendok agar bagi agar.
2. Sumur berfungsi
Cetakan agar dan melubangi akar.
sendok agar 3. Sendok agar berfungsi
mengambil agar dari cetakan
agar.
26. 1. Menu function Menimbang atau mengukur
2. Tampilan layar massa suatu bahan yang
LCD ukurannya amat ringan.
3. Piringan
timbangan
Timbangan 4. Pintu timbangan
analitik
27. 1. Menu function Mengukur massa atau berat
2. Tampilan layar suatu benda yang akan
LCD digunakan.
3. Piringan
Timbangan timbangan.
digital
10
28. Sebagai wadah untuk
menampung sampel pada
rentang volume 5-10 𝜇l
Tip putih 5-10 𝜇l dengan ketelitian 0,05 𝜇l.
29. Sebagai wadah untuk
menampung sampel pada
rentang volume 20-200 𝜇l
Tip kuning 20- dengan ketelitian 0,1 𝜇l.
200 𝜇l
30. Sebagai wadah untuk
menimbang sampel dengan
kapasitas maksimal 1000 𝜇l
dengan ketelitian 1 𝜇l.
Tip biru max
1000 𝜇l
B. Pembahasan
11
a. Timbangan analitik
Timbangan analitik merupakan alat ukur massa yang fungsinya
untuk menimbang atau mengukur massa suatu bahan yang ukurannya amat
ringan dengan tingkat ketelitian tinggi hingga 0,0001 gram. Prinsip kerja
timbangan analitik adalah membandingkan antara massa bahan yang
ditimbang dengan anak timbangan yang terukur. Timbangan analitik
memiliki beberapa bagian penting, seperti menu function, LCD display,
piringan timbangan, dan pintu timbangan.
b. Timbangan digital
Timbangan digital merupakan alat ukur massa yang fungsinya untuk
menimbang atau mengukur massa suatu bahan yang akan digunakan.
Timbangan digital mempunyai beberapa bagian penting, seperti menu
function, LCD display, dan piringan timbangan.
c. Labu erlenmeyer
Labu erlenmeyer merupakan peralatan laboratorium yang fungsinya
untuk mencampur, mengukur, dan menyimpan cairan. Selain itu, labu
erlenmeyer juga digunakan sebagai tempat penampung larutan yang akan
dititrasi. Labu erlenmeyer terbagi menjadi beberapa bagian, seperti mulut
erlenmeyer, skala volume, badan erlenmeyer, dan dasar erlenmeyer.
d. Gelas beaker
Gelas beaker merupakan peralatan laboratorium yang fungsinya
untuk mencampur, mengaduk, dan memanaskan suatu larutan. Gelas beaker
memiliki diameter besar dengan skala di dindingnya dan berbentuk silinder
dengan alas datar. Gelas beaker terbuat dari kaca borosilikat yang memiliki
ketahanan terhadap panas yang tinggi (Noer & Ritonga, 2021).
e. Gelas ukur
Gelas ukur merupakan peralatan laboratorium yang terbuat dari
material kaca. Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume suatu larutan
atau zat cair. Gelas ukur terbagi menjadi beberapa bagian, seperti mulut
gelas, skala volume, badan gelas, dan dasar gelas.
12
f. Tabung reaksi
Tabung reaksi merupakan peralatan laboratorium yang terbuat dari
material kaca atau plastik. Fungsi utama tabung reaksi adalah sebagai
tempat kultur suatu jaringan tanaman. Selain itu, tabung reaksi juga dapat
digunakan sebagai tempat kultur suatu jaringan tanaman.
g. Spatula logam
Spatula logam merupakan perlatan laboratorium yang terbuat dari
material logam. Spatula logam berperan sebagai pengaduk larutan atau
cairan yang berada dalam peralatan gelas. Selain itu, spatula logam juga
dapat digunakan untuk mengambil serbuk atau zat kimia padat yang
berukuran kecil.
h. Hot plate magnetic stirrer
Hot plate magnetic stirrer merupakan peralatan yang berfungsi
untuk memanaskan atau menghangatkan sekaligus mencampurkan atau
menghomogenkan larutan suatu larutan. Pada umumnya, hot plate magnetic
stirrer digunakan untuk menganalisis suatu sampel berupa cairan atau
larutan (Irsyad et al., 2016). Hot plate magnetic stirrer terbagi menjadi
beberapa bagian penting, seperti tombol heating untuk mengatur suhu
pemanasan, tombol stirring untuk mengatur kecepatan pengadukan, hot
plate sebagai tempat meletakkan sampel, dan tombol ON/OFF untuk
mematikan atau menyalakan alat.
2. Alat sterilisasi
Sterilisasi merupakan suatu proses pemusnahan atau penghilangan
kontaminan seperti mikroorganisme pengganggu yang terdapat pada benda,
alat, atau bahan laboratorium. Adapun alat yang digunakan dalam tahap
sterilisasi adalah sebagai berikut:
a. Oven
Oven merupakan peralatan laboratorium yang berfungsi untuk
mensterilisasi peralatan gelas agar bebas dari kontaminan. Oven terbagi
13
menjadi beberapa bagian penting, seperti panel display, thermostat pengatur
suhu, rak, dan gagang pintu.
b. Autoklaf
Autoklaf merupakan peralatan laboratorium yang berfungsi untuk
mensterilisasi peralatan gelas agar bebas dari kontaminan. Prinsip kerja
autoklaf adalah dengan menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi
sampai suhu maksimal 121°C selama 15 menit. Autoklaf terbagi menjadi
beberapa bagian penting, seperti pengatur tekanan, katup uap, tutup
pengaman, dan skrup pengaman.
14
Mikrotube 1,5 ml merupakan peralatan laboratorium yang berfungsi
sebagai tempat untuk menyimpan sampel dengan volume maksimal 1,5 ml.
Mikrotube terdiri dari bagian penutup, badan, dan skala volume. Mikrotube
1, 5 ml digunakan sebagai salah satu perlatan dalam proses ekstraksi DNA.
d. Tabung koleksi 2 ml
Tabung koleksi 2 ml merupakan perlatan laboratorium yang
berfungsi sebagai tempat untuk mengumpulkan atau menampung sampel
dengan volume maksimal 2 ml. Tabung koleksi 2 ml terdiri dari bagian
penutup, badan, dan skala volume. Tabung koleksi 2 ml digunakan sebagai
salah satu peralatan dalam proses ekstraksi DNA.
e. Water incubator
Water incubator merupakan perlatan laboratorium yang berfungsi
untuk mempertahankan suhu pada kondisi tertentu dalam proses pemanasan
reagen atau cairan lainnya. Water incubator memiliki beberapa bagian
penting, seperti chamber/bejana, panel display, dan tombol operasional.
f. Microcentrifuge
Microcentrifuge merupakan peralatan laboratorium yang berfungsi
untuk memisahkan bagian-bagian dari suatu campuran berdasarkan berat
jenisnya. Bagian yang lebih ringan (supernatan) berada di atas bagian yang
lebih berat (pelet). Microcentrifuge memiliki beberapa bagian penting,
seperti penutup, rotor, chamber, LCD display, dan control panel.
g. Rak tabung mikro
Rak tabung mikro adalah peralatan laboratorium yang difungsikan
untuk menyimpan atau menempatkan mikrotube dalam jumlah banyak.
Pada umumnya, rak tabung mikro terbuat dari material plastik. Rak tabung
mikro termasuk peralatan pelengkap dalam proses ekstraksi DNA.
h. Ice gel pack
Ice gel pack merupakan alat untuk mengondisikan atau menjaga
suhu agar tetap dingin pada bahan atau sampel yang disimpan. Ice gel pack
termasuk alat yang digunakan dalam proses ekstraksi DNA.
i. Parafilm
15
Parafilm merupakan plastik yang digunakan untuk menutup mulut
tabung reaksi dan mikrotube. Parafilm juga dapat digunakan sebagai
pembungkus bejana. Fungsi utama dari alat ini adalah memastikan suatu
larutan tidak tumpah keluar.
j. Tip putih
Tip putih merupakan alat yang digunakan sebagai wadah untuk
menampung sampel pada rentang volume 5-10 𝜇l dengan ketelitian 0,05 𝜇l.
Tip putih umumnya dipasangkan dengan mikropipet putih dengan volume
maksimal sampel yang sama.
k. Tip kuning
Tip kuning digunakan sebagai wadah untuk menampung sampel
pada rentang volume 20-200 𝜇l dengan ketelitian 0,1 𝜇l. Tip kuning
umumnya dipasangkan dengan mikropipet kuning dengan volume
maksimal sampel yang sama.
l. Tip biru
Tip biru merupakan alat yang digunakan sebagai wadah untuk
menimbang sampel dengan kapasitas maksimal 1000 𝜇l dengan ketelitian 1
𝜇l. Tip biru umumnya dipasangkan dengan mikropipet biru dengan volume
maksimal sampel yang sama.
16
Thermocycler berfungsi untuk memperbanyak segmen DNA melalui proses
PCR. Selain itu, thermocycler dapat memfasilitasi reaksi lain yang
membutuhkan reaksi yang sensitif terhadap suhu. Thermocycler memiliki
panel display untuk menampilkan keterangan secara rinci dan tombol
operasional untuk mengatur kecepatan pemanasan atau pendinginan.
b. Mikropipet
Mikropipet adalah alat untuk memindahkan larutan atau cairan yang
volumenya sangat kecil dari satu tempat ke tempat lainnya. Sebelum
melakukan pengambilan larutan, mikropipet dipasangkan dengan tip pada
pangkal mikropipet terlebih dahulu. Mikropipet terdiri dari beberapa
bagian, seperti tombol penekan yang berfungsi untuk mengambil atau
menarik larutan ke dalam tip, tombol pelepas yang berfungsi untuk melepas
tip, volume display yang menampilkan volume larutan yang diambil, dan
ujung pipet yang berfungsi sebagai tempat memasang tip.
17
seperti control panel, pengatur panjang gelombang, display nilai panjang
gelombang, ruang sampel, sampel holder, dan LCD display keseluruhan.
6. Alat untuk visualisasi hasil ekstraksi DNA dan amplifikasi urutan DNA tertentu
Visualisasi DNA merupakan suatu proses atau upaya menampakkan DNA
agar DNA dapat diamati. Terdapat tiga alat yang dapat digunakan untuk
visualisasi DNA, yaitu:
a. Elektroforesis gel
Elektroforesis gel merupakan peralatan yang digunakan dalam
proses visualisasi hasil ekstraksi DNA dan amplifikasi urutan DNA tertentu.
Elektroforesis gel berfungsi untuk memisahkan molekul makro, seperti
asam nukleat atau protein berdasarkan ukuran, muatan listrik, dan sifat fisik
lainnya. Prinsip kerja elektroforesis gel adalah pemisahan DNA atau protein
melalui aliran listrik sehingga molekul akan bergerak menuju anode atau
katode berdasarkan muatan yang terkandung didalamnya.. Elektroforesis
gel memiliki beberapa bagian penting, seperti power supply, katode, anode,
dan gel tank.
b. UV transilluminator
UV transilluminator merupakan peralatan yang digunakan untuk
visualisasi DNA yang telah diwarnai dengan pewarna DNA. Prinsip kerja
UV transilluminator adalah dengan memancarkan sinar UV sehingga DNA
dapat dilihat atau diamati. UV transilluminator memiliki beberapa bagian
penting, seperti pelindung UV, layar tampilan DNA, tombol interlock, dan
tombol ON/OFF.
c. Cetakan agar dan sendok agar
Cetakan agar dan sendok agar terdiri dari tiga bagian penting, yaitu
cetakan agar, sendok agar, dan sumur. Cetakan agar berfungsi sebagai
media atau tempat bagi agar. Sendok agar berfungsi untuk mengambil agar
dari cetakan agar, sedangkan sumur berfungsi untuk melubangi agar.
18
ELISA (Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay) reader merupakan
peralatan yang digunakan untuk mendeteksi kadar suatu makromolekul tertentu
dalam suatu sampel. Prinsip kerja ELISA reader adalah reaksi atau interaksi
dari antigen dan antibodi. ELISA reader memiliki beberapa bagian penting,
seperti LCD display, tombol menu, dan ELISA plate sebagai tempat
meletakkan sampel.
19
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
Arlisyah, A. 2015. Identifikasi Gen Transgenik Pada Produk Susu Bubuk Kedelai
Dengan Metode PCR (Polymerase Chain Reaction). Thesis. Fakultas
Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang.
Emda, A. 2017. Laboratorium sebagai sarana pembelajaran kimia dalam
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kerja ilmiah. Lantanida
Journal, 5(1): 83–92.
Hewajuli, D.A., & Dharmayanti, N.L.P.I. 2014. Perkembangan teknologi reverse
transcriptase-polymerase chain reaction dalam mengidentifikasi genom
avian influenza dan newcastle disease. Wartazoa, 24(1): 16-29.
Irsyad, L. P., Yudianingsih, & Lestari, S. 2016. Perancangan alat magnetic stirrer
dengan pengaturan kecepatan pengaduk dan pengaturan waktu
pengadukan. Jurnal InFact, 1(2): 22–29.
Kertiasih, N. L. P. 2016. Peranan laboratorium pendidikan untuk menunjang
proses perkuliahan jurusan keperawatan gigi Poltekkes Denpasar. Jurnal
Kesehatan Gigi, 4(2): 59–66.
Marwayana, O. N. 2015. Ekstraksi asam deoksiribonukleat (DNA) dari sampel
jaringan otot. Jurnal Oseana, 11(2): 1–9.
Noer, Z., & Ritonga, S. I. 2021. Alat-alat Laboratorium Tingkat Universitas
Kategori I. Bogor: Guepedia.
Putri, L.M.A., Prihandino, T., & Supriadi, B. 2017. Pengaruh konsentrasi larutan
terhadap laju kenaikan suhu larutan. Jurnal Pembelajaran Fisika, 6(2):
147-153.
Raharjo, & Harjanto, S. 2017. Penanganan alat dan bahan yang baik dalam rangka
menunjang kegiatan di laboratorium kimia. Jurnal Metana, 13(2): 58-60.
Surya, M. I., & Ismaini, L. 2021. Perbandingan metode sterilisasi untuk
perbanyakan Rubus rosifolius secara in vitro. Al-Kauniyah: Jurnal Biologi,
14(1): 127-137.
Tando, E., & Juradi, M. A. 2019. Efforts to improve quality of soybean plant
(Glycine max L. Merill) through the use of biotechnology in overcoming
food scarcity. Jurnal Agrotek, 3(2): 113–128.
Tanzili, A., Sasongko, R. N., & Sumarsih. 2018. Pengelolaan sarana laboratorium
bahasa. Manajer Pendidikan: Jurnal Ilmiah Manajemen Pendidikan
Program Pascasarjana, 12(3): 41–47.
21
LAMPIRAN
22
23
24
25
Lampiran 2. Dokumentasi Praktikum
26
Lampiran 3. Pustaka
27
28
29