Laporan Praktikum Mikroba

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM

“MIKROBIOLOGI UMUM”

Dosen Pembimbing :
Candra Catur Nugroho, S.P., M.Si.

Disusun Oleh:
Muchammad Zulkifli Ramadhan (190410689)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
TAHUN AKADEMIK 2020

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan atas ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia yang diberikan serta tidak lupa salawat dan salam kita haturkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW, sehingga Laporan Praktikum Mikrobiologi Umum ini bisa
terselesaikan dengan baik. Adapun laporan ini saya susun sebagai bagian dari tugas mata
kuliah Mikrobiologi Umum.

Dalam penyusunan laporan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu menyelesaikan laporan ini. Adapun pihak-pihak tersebut antara lain:

1. Bapak Candra Catur Nugroho, S.P., M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah
Mikrobiologi Umum.
2. Seluruh petugas laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Kutai Kartanegara.
3. Dan orang tua, sahabat, kerabat, dan pihak-pihak lainnya yang tidak bisa penyusun
sebutkan satu persatu.

Saya selaku penyusun menyadari bahwa laporan praktikum ini belum dapat dikatakan
sempurna. Untuk itu, kami dengan sangat terbuka menerima kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sekalian. Semoga laporan praktikum ini bermanfaat untuk kita
semua.

Tenggarong, 06 Desember 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul......................................................................................................... i

Kata Pengantar......................................................................................................... ii

Daftar Isi................................................................................................................... iii

Daftar Tabel.............................................................................................................. iv

Daftar Gambar......................................................................................................... v

CHAPTER I : Pengenalan Alat dan Bahan........................................................... 1

1. Pendahuluan................................................................................................... 1
2. Alat dan Bahan............................................................................................... 2
3. Prosedur Kerja................................................................................................ 3
4. Hasil dan Pembahasan.................................................................................... 3
5. Kesimpulan dan Saran.................................................................................... 8

CHAPTER II : Sterilisasi Bahan dan Peralatan................................................... 9

1. Pendahuluan................................................................................................... 9
2. Alat dan Bahan............................................................................................... 10
3. Prosedur Kerja................................................................................................ 10
4. Hasil dan Pembahasan.................................................................................... 11
5. Kesimpulan dan Saran.................................................................................... 13

CHAPTER III : Pembuatan Media Dasar Pertumbuhan Mikroba.................... 14

1. Pendahuluan................................................................................................... 14
2. Alat dan Bahan............................................................................................... 15
3. Prosedur Kerja................................................................................................ 15
4. Hasil dan Pembahasan.................................................................................... 19
5. Kesimpulan dan Saran.................................................................................... 20

CHAPTER IV : Penggunaan Mikroskop.............................................................. 21

1. Pendahuluan................................................................................................... 21
2. Alat dan Bahan............................................................................................... 24
3. Prosedur Kerja................................................................................................ 24
4. Hasil dan Pembahasan.................................................................................... 25
5. Kesimpulan dan Saran.................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 27

iii
DAFTAR TABEL

1. Nama-nama alat yang ada dalam laboratorium beserta fungsinya.......................... 3


2. Nama-nama bahan yang ada di laboratorium beserta fungsinya............................. 3
3. Pengamatan media pertumbuhan mikroba............................................................... 25

iv
DAFTAR GAMBAR

1. Alat-alat dan bahan yang ada di laboratorium........................................................ 4


2. Proses dan hasil pembuatan media pertumbuhan mikroba...................................... 16
3. Proses dan hasil pengamatan menggunakan mikroskop.......................................... 25

v
I. Pengenalan Alat, Bahan, dan Simbol dalam Kimia

1. Pendahuluan

A. Dasar Teori

Pengenalan alat-alat praktikum penting dilakukan guna untuk keselamatan kerja


dalam melakukan proses penelitian. Selain itu juga pengenalan alat praktikum bertujuan agar
mahasiswa mengetahui nama dan fungsi dari alat-alat tersebut. Alat-alat praktikum sangat di
butuhkan dalam proses penilitian atau pun praktikum terutama dalam proses praktikum
kimia. Ada banyak sekali alat-alat yang digunakan dan mempunyai fungsi masing-masing
didalam bidang keilmuan atau pun proses penilitian tentu alat-alat ini sangat di butuhkan
sekali. Alat-alat laboratorium juga dapat berbahaya jika terjadi kesalahan dalam prosedur
pemakaiannya. Maka diperlukannya pengenalan alat-alat laboratorium agar penggunaan alat
tersebut dapat dipergunakan dengan fungsi dan prosedur yang baik dan benar, sehingga
kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir sedikit mungkin. Hal ini penting agar
mendapatkan hasil penelitian yang baik dan benar. Data-data yang tepat akan meningkatkan
kualitas penelitian seseorang.

Dalam praktikum pengenalan alat-alat laboratorium dan alat-alat sterilisasi akan


dijelaskan secara detail mengenai fungsi dan spesifikasi masing-masing alat tersebut.
Sterilisasi adalah usaha untuk membebaskan bahan-bahan dari mikrobia yang tidak
diinginkan. Jadi Alat-alat sterilisasi adalah alat yang digunakan untuk membebaskan suatu
bahan atau alat lain dari mikrobia yang tidak diinginkan. Pada umumnya kegiatan praktek
laboratorium diarahkan pada upaya agar mahasiswa dituntut untuk menguji, memverifikasi
atau membuktikan hukum atau prinsip ilmiah yang sudah dijelaskan oleh dosen, asisten
dosen atau buku teks.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa saja alat yang diperkenalkan?


2. Apa saja bahan yang diperkenalkan?
3. Bagaimana langkah prosedur kerjanya?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang benda-benda yang akan


dipergunakan praktikum
2. Memahami berbagai kegunaan alat dan bahan yang ada dalam laboratorium
3. Mengetahui karakteristik bahan-bahan kimia yang ada di laboratorium
4. Mahasiswa dapat mengetahui jenis dan fungsi beberapa peralatan
laboratorium yang dibutuhkan dalam pengujian mikrobiologis.
5. Mahasiswa dapat mengoperasikan peralatan dan mengetahui cara penanganan
agar dapat berfunsgsi dengan benar.

2. Alat dan Bahan

 Alat yang digunakan dalam laboratorium:

1. Mikroskop 7. Botol Kultur


2. Autoclave 8. Erlenmeyer
3. Enkas 9. Bunsen
4. Oven 10. Cawan Petri/Petridish
5. Gelas Ukur 11. Hotplate
6. Tabung Reaksi 12. Timbangan Analitik

 Bahan yang diperlukan:

1. Aquades
2. Alkohol
3. Agar
4. Gula Pasir

2
3. Prosedur Kerja

1. Semua alat diperkenalkan, termasuk fungsi dan cara kerjanya.


2. Memperkenalkan bahan-bahan kimia yang sering digunakan dalam
kegiatan mikrobiologi umum.
3. Memberikan pemahaman tentang cara-cara pemeliharaan atau
perawatan peralatan mikrobiologi umum.

4. Hasil dan Pembahasan

No Nama Alat Fungsi


.
1. Mikroskop Untuk mengamati benda-benda yang memiliki
ukuran sangat kecil
2. Autoclave Untuk mensterilkan peralatan dan perlengkapan
3. Enkas Untuk menjaga stabilitas dan sterilisasi alat kultur
jaringan
4. Oven Untuk mengeringkan alat-alat sebelum digunakan
dan digunakan untuk mengeringkan bahan yang
dalam keadaan basah
5. Gelas Ukur Untuk mengukur volume suatu larutan yang akan
digunakan
6. Tabung Reaksi Untuk mereaksikan dua zat atau lebih
7. Botol Kultur Sebagai wadah sample/ekspan budidaya
8. Erlenmeyer Tempat membuat larutan
9. Bunsen Wadah untuk mengaduk, mencampur dan
memanaskan cairan
11. Hotplate Untuk memanaskan larutan
12. Timbangan Analitik Untuk menimbang massa suatu zat

No Nama Bahan Fungsi


.
1. Aquades Sebagai reagent, pencampur zat, dan dan pembersih
alat-alat
2. Alkohol Sebagai pelarut dan bahan pembersih kaca
3. Agar Untuk memadatkan/mengeraskan suatu media
4. Gula Pasir Sebagai tekanan osmotik media dan sumber energi

3
(Gambar 1.1 Mikroskop) (Gambar 1.2 Enkas)

(Gambar 1.3 Autoclave) (Gambar 1.4 Timbangan Analitik)

4
(Gambar 1.5 Hotplate) (Gambar 1.6 Erlenmeyer)

(Gambar 1.7 Gelas Ukur) (Gambar 1.8Oven)

5
(Gambar 1.9 Tabung Reaksi) (Gambar 1.10 Botol Kultur)

(Gambar 1.11 Cawan Petri) (Gambar 1.12 Bunsen)

6
(Gambar 1.13 Alkohol) (Gambar 1.14 Aquades)

7
5. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan
Dari acara praktikum yang telah dilaksanakan, dapat diambil kesimpulan bahwa
setiap alat mempunyai fungsi dan spesifikasi yang berbeda tergantung jenis alatnya.
Namun ada juga alat-alat yang sama sehingga fungsinya juga sama, hanya saja
spesifikasi dari dua alat yang sama tersebut berbeda.
Penyelamatan dan pengamanan bahan kimia bisa mengurangi resiko-resiko ini.
Tindakan yang meningkatkan keselamatan juga meningkatkan keamanan, termasuk:
· Meminimalkan pengguna bahan kimia berbahaya untuk mengurangi resiko
· Meminimalkan persediaan bahan yang dimiliki
· Meminimalkan waktu penyimpanan yang diperlukan untuk bahan tersebut
· Membatasi akses bagi mereka yang membutuhkan penggunaan bahan yang
berbahaya dan memahami resiko keselamatan dan keamanan
· Mengetahui apa yang harus dilakukan dalam keadaan darurat dan mengenali
ancaman.
Ada empat prinsip mendasari semua praktik kerja dengan zat kimia:
1. Rencana sebelumnya
2. Batasi paparan ke bahan kimia
3. Jangan meremehkan risiko
4. Bersiaplah jika kecelakaan terjadi
Untuk tingkat bahaya bahan kimia dalam kaitan dengan penyimpanannya: cara
menyimpan bahan laboratorium engan memperhatikan kaidah penyimpanan seperti
halnya pada penyimpanan alat laboratorium.
Alat – alat gelas aupun kelompok alat alat laboratorium lainya sebaiknya sebelum
di gunakan harus di periksa terlebih dahulu baik kebersihannya, atau keadaan alat
tersebut Karena apabila alat tersebut mengalami kerusakan dan tidak di bersihkan
terlebih dahulu maka akan mempengaruhi hasil pengamatan.
Dalam menggunakan alat-alat harus berhati-hati demi menghindari kecelakaan atau
menghindari hal-hal yang tidak di inginkan.

5.2 Saran
Pada saat melakukan praktikum diharapkan mahasiswa melakukan dengan teliti
agar didapat hasil sesuai dengan harapan serta berhati-hatilah dalam melakukan
percobaan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kerusakan alat,
kecelakaan dll.

8
II. Sterilisasi Bahan dan Peralatan

1. Pendahuluan

A. Dasar Teori

Sterilisasi adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang


terdapat dalam suatu benda (alat atau bahan). Tujuan sterilisasi dalam
mikrobiologi adalah mematikan, menghambat pertumbuhan dan menyingkirkan
semua mikroorganisme yang ada pada alat dan bahan yang akan digunakan dalam
suatu pekerjaan guna menciptakan suasana aseptic.

Secara umum sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 metode; mekanis, fisis dan
secara kimia. Sterilisasi mekanis diantaranya menggunakan microfilter. Fisis
terbagi menjadi 2 yaitu penyinaran dan pemanasan. Sedangkan secara kimia
adalah dengan menggunakan bahan kimia (disenfektan).

Bahan, alat dan meja kerja yang akan digunakan dalam praktik di laboratorium
mikrobiologi harus melalui tahap sterilisasi terlebih dahulu, hal ini bertujuan
supaya pekerjaan yang dikerjakan secara aseptis atau terbebas dari mikroba
pencemar yang tidak diinginkan. Adapun sterilisasi yang sering digunakan dalam
praktik dasar mikrobiologi adalah sterilisasi secara fisis dengan pemanasan, yang
dibagi menjadi sterilisasi kering dan sterilisasi basah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sterilisasi?
2. Ada berapa metode sterilisasi?
3. Apa fungsi dari sterilisai alat dan bahan?
4. Apa saja alat dan bahan yang diperlukan dalam sterilisasi?
5. Bagaimana langkah kerja/prosedur kerjanya?

C. Tujuan dan Manfaat


1. Untuk memahami dan mempraktikkan proses sterilisasi
2. Untuk mematikan dan menghambat pertumbuhan semua mikroorganisme

9
3. Untuk membersihkan alat dan bahan dari organisme dengan sterilisasi
4. Dapat mengetahui cara dan proses sterilisasi
2. Alat dan Bahan

 Alat yang digunakan:


1. Autoclave/Panci
2. Kompor + Gas
3. Botol Kultur
4. Cawan Petri
 Bahan yang diperlukan:
1. Aquades

3. Prosedur Kerja

 Sterilisasi Alat dan Bahan:

1. Semua alat yang akan disterilkan terlebih dahulu dicuci bersih dengan air
dan deterjen.
2. Bilas hingga bersih, keringkan lalu cawan petri dibungkus kertas.
Sedangkan untuk botol, setelah kering botol langsung dimasukkan ke
dalam autoclave/panic dalam posisi terbalik (tengkurap), sisanya botol
diiisi air aquades lalu ditutup plastic dan diikat dengan karet.
3. Alat-alat tersebut disterilkan dalam autoclave pada suhu 121 ͦ C dan
tekanan 17,5 psi selama 30 menit (waktu sterilisasi terhitung setelah suhu
dan tekanan tercapai). Jika menggunakan pemanas kompor, alat-alat
tersebut dimasukkan ke dalam panic yang telah diisi air kemudian
dipanaskan selama 45-60 menit (waktu mulai dihitung ketika air di dalam
panic sudah mendidih, kondisi panic selama pemanasan adalah tertutup
rapat).
4. Setelah itu, cawa petri disimpan dalam oven, sedangkan air steril
disimpan dalam ruang kultur.

10
4. Hasil dan Pembahasan

Sterilisasi merupakan kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari


semua bentuk kehidupan mikroba. Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan
3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. Sterilisai secara mekanik (filtrasi)
menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45
mikrob) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk
sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik. Sterilisasi
secara fisik dilakukan dengan cara pemanasan atau penyinaran. Pemanasan dapat
dilakukan dengan cara pemijaran, pemanasan kering, menggunakan uap air panas, dan
menggunakan uap air panas bertekanan. Berdasarkan hasil pengamatan yang
digunakan untuk mensterilisasi adalah oven dalam mensterilisasi dapat dilakukan
dengan dua jenis cara yaitu sterilisasi fisik dan kimia. Sterilisasi fisik terdiri dari
pemanasan, filtrasi atau penyaringan, dan radiasi. Tujuan dari sterilisasi adalah usaha
untuk membebaskan alat dari kontaminasi mikroba.

Pada percobaan ini alat yang digunakan untuk mensterilkan alat yaitu oven,
oven merupakan alat sterilisasi dengan cara fisik yaitu panas kering. Oven (Hot Air
Sterilizer), digunakan untuk mensterilisasi alat yang terbuat dari kaca dan kertas yang
tahan terhadap suhu tinggi. Oven terbuat dari kotak logam, udara yang didalamnya
mandapat udara yang panas melalui panas daya listrik. Sebelum dimasukkan alat-alat
seperti erlenmeyer, cawan petri, gelas ukur, tabung reaksi atau alat-alat yang terbuat
dari kaca dibungkus dengan kertas terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya
keretakan dan kontaminasi pada saat alat dikeluarkan dari dalam oven. Alat-alat yang
akan disterilisasi dicuci dan dikeringkan, alat yang mempunyai mulut ditutup dengan
kapas seperti erlenmeyer, dan gelas ukur. Setelah ditutup dengan kapas, dibungkus
lagi dengan kertas.

Tujuan dari pembungkusan yaitu agar alat-alat tidak terkontaminasi dengan


bakteri luar dan alat tidak pecah karena pada umumnya alat terbuat dari karca. Alat-
alat yang sudah dibungkus dimasukkan kedalam oven dengan temperature 170o C-
180o C selama 1-2 jam. Setelah pemanasan selesai oven dimatikan sampai mencapai
suhu kamar. Hal ini bertujuan untuk menghindari keretakan alat atau masuknya udara
yang mengandung partikel debu. Setelah dilakukan sterilisasi alat siap digunakan
untuk melakukan percobaan. Suhu yang digunakan 170o C-180o C karena panas
kering kurang efektif untuk membunuh mikroba dibandingkan dengan uap air panas
maka metode ini memerlukan temperature yang lebih tinggi dan waktu yang lebih
panjang. Alat lain yang digunakan dalam sterilisasi adalah Bunsen yang berfungsi
untuk memanaskan dan mensterilkan alat-alat yang terbuat dari platina dan autoclave
yang berfungsi untuk sterilisasi dengan uap panas bertekanan. Autoclave digunakan
untuk mensterilisasi alat-alat gelas, kayu, plastik, larutan dan medium yang tidak

11
tahan terhadap suhu tinggi. Autoclave juga dapat digunakan untk mensterilkan
mikroba.

Adapun bagian-bagian dari autoclave adalah panik luar, panik dalam untuk
meletakkan alat dan saluran uap, bagian penutup terdiri dari penunjuk tekanan dan
saluran uap, terdapat katup dan pengunci. Untuk mematikan spora diperlukan panas
basah selama 15 menit pada suhu 121o C dan tekanan 2 atm. Ketika ingin
menggunakan autoclave, harus diisi dengan air sampai batas atau dasar yang
berlubang- lubang tempat meletakkan alat. Alat-alat yang ingin disterilkan harus
terlebih dahulu dibungkus dengan alumunium foil dan bagian mulutnya ditutup
dengan kapas. Hal ini dilakukn untuk menghindari terbentuknya uap air didinding dan
didalam alat-alat yang dipanaskan. Alat-alat yang ingin dipanaskan kemudian
dimasukkan kedalam autoclave, selanjutnya tutup dipasang hingga pas. Kran pengatur
tempat keluar air dibiarkan terbuka sampai uap air saja dan semua udara terdesak
keluar dengan demikian didalam bejana hanya terdapat tekann uap air saja. Besarnya
tekanan yang digunakan tergantung pada jenis bahan atau alat yang disterilisasi.

Berdasarkan literatur suhu yang digunakan pada oven pada saat sterilisasi
sesuai dengan literatur yang menyatakan “ Pemanasan kering sering dilakukan dalam
sterilisasi alat-alat gelas di laboratorium, dimana menggunakan oven dengan suhu
160-180o C selama 1,5-2 jam dengan sistem udara statis (Fardiaz, 1992). Suhu yang
digunakan pada autoklaf 121o C hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan
“Pemanasan basah adalah sterilisasi panas yang digunakan bersama-sama dengan uap
air. Pemanasan basah biasanya dilakukan didalam autoklaf atau aterilisator uap yang
mudah diangkat dengan menggunakan uap air jenuh bertekanan 2 atm pada suhu 121o
C selama 15 menit (Hadioetomo, 1985). Laminar air flow (LAF) digunakan sebagai
ruangan untuk bekerja secara steril. Alat ini berbentuk seperti meja, prinsip kerjanya
adalah pengaseptian suatu ruangan berdasarkan aliran udara laminar secara horizontal
dari dalam keluar sehingga kontaminasi udara dapat diminimalkan. Sebelum
menggunakan alat ini, sebaiknya tangan kita diberi alkohol terlebih dahulu.

12
5. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan
1. Sterilisasi merupakan suatu usaha untuk mensterilasasi alat agar tidak
terkontaminasi dengan mikroba, atau dengan kata lain sterilisasi merupakan
kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan
mikroba.
2. Setiap alat sterilisasi memiliki fungsi dengan dan teknik penggunaan yang
berbeda-beda.
3. Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara
mekanik, fisik dan kimiawi. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan
suatu saringan yang berpori sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikrob)
sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk
sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik.
Sterilisasi secara fisik dilakukan dengan cara pemanasan atau penyinaran.
Sterilisasi secara kimiawi yaitu menggunakan desinfektan.
4. Alat yang digunakan dalam sterilisasi yakni bunsen digunakan untuk
memanaskan dan mensterilkan alat-alat yang terbuat dari platina. Autoclave
digunakan untuk mensterilisasi alat-alat gelas, kayu, plastik, larutan dan
medium yang tidak tahan terhadap suhu tinggi sedangkan Oven (Hot Air
Sterilizer), digunakan untuk mensterilisasi alat yang terbuat dari kaca dan
kertas yang tahan terhadap suhu tinggi.

5.2 Saran
Pada praktikum ini dibutuhkan pemahaman prosedur kerja dan ketelitian
dalam sterilisasi. Oleh karena itu, Diharapkan untuk praktikum selanjutnya, praktikan
harus lebih tertib lagi dalam menjalankan praktikum agar bisa mendapatkan hasil
yang lebih baik.

13
III. Pembuatan Media Dasar Pertumbuhan Mikroba

1. Pendahuluan

A. Dasar Teori
Media merupakan bahan yang terdiri dari zat-zat makanan (nutrient) yang
diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Sedangkan larutan pengencer
adalah larutan yang digunakan untuk memperkecil jumlah mikroorganisme yang
tersuspensi.
Media dapat memanipulasi tempat tumbuhnya perkembangbiakkan mikroba
atau menjadikan media sebagai isolate tempat tumbuhnya, dan sekaligus
memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Media terdiri dari bahan dasar
nutrient ataupun bahan tambahan. Media dapat dibedakan berdasarkan sifat fisis,
komposisi dan berdasarkan tujuannya.
Media sebelum digunakan harus disterilisasi terlebih dahulu, sterillisasi yang
digunakan adalah sterilisasi panas basah (autoclave/panci).

B. Tujuan dan Manfaat

1. Untuk mengetahui pembuatan larutan dengan berbagai konsentrasi tertentu.


2. Untuk mengetahui cara pengenceran larutan.
3. Untuk mengetahui cara pencampuran larutan.
Kegunaan dari praktikum ialah agar setiap praktikan dapat mengerti cara untuk
membuat larutan serta pengenceran dengan baik dan benar, sehingga dapat diterapkan
dalam praktikum lain yang berhubungan dengan pembuatan larutan, pengenceran, dan
pencampuran.

14
2. Alat dan Bahan

 Alat yang digunakan:


1. Timbangan Analitik 6. Pipet + Bola Hisap
2. Saringan 7. Kompor + Gas
3. Blender 8. Panci
4. Gelas Piala 9. Hot Plate Stirer
5. Botol kultur 10. Cawan Petri

 Bahan yang diperlukan:


1. Kentang (150 g/l)
2. Kecambah (150 g/l)
3. Air cucian daging/ikan (150 ml/l)
4. Air Kelapa (150 ml/l)
5. Gula Pasir (10 g/l)
6. Agar (7 g/l)
7. Aquades
8. Plastik
9. Kertas Label
10. Spidol
11. Karet

3. Prosedur Kerja
 Pembuatan Media Kentang dan Kecambah I Liter :
1. Timbang gula pasir seberat 10 kg.
2. Kentang atau kecambah yang telah dikupas dan dicuci bersih ditimbang
seberat 150 g lalu diiris dan diblender.
3. Kentang atau kecambah yang telah diblender kemudian disaring untuk
diambil sarinya..
4. Pindahkansari kentang atau kecambah ke dalam gelas piala 1 L,
masukkan 10 g gula pasir, lalu aduk hingga merata. Tambahkan aquades
hingga volume tepat 1 L.
5. Masukkan 7 g agar-agar ke dalam larutan media lalu panaskan. Aduk
merata hingga larutan media mendidih.

15
6. Setelah mendidih, angkat larutan media lalu tuangkan ke dalam cawan
petri.
7. Beri kode media pada tutup media, kemudian sterilisasi di panci yang
telah diisi air selama 30-40 menit ( waktu dihitung ketika panci sudah
mendidih).
8. Setelah disterilisasi, letakkan cawan petri yang berisi media ke dalam
ruang kultur.

 Pembuatan Media air Cucian Ikan/Daging dan Air Kelapa I Liter :


1. Timbang gula pasir 10 g.
2. Ambil air cucian daging/ikan atau air kelapa sebanyak 150 ml dan
masukkan ke dalam gelas piala 1 L.
3. Ke dalam gelas piala 1 L, masukkan 10 g gula pasir, lalu aduk hingga
merata. Tambahkan aquades hingga volume tepat 1 L.
4. Masukkan 7 g agar-agar ke dalam larutan media lalu panaskan. Aduk
merata hingga larutan media mendidih.
5. Setelah mendidih, angkat larutan media lalu tuangkan ke dalam botol
kultur.
6. Tutup botol yang telah berisi dengan plastic tahan panas, beri kode
pada tutup media, kemudian sterilisasi ke dalam autoclave selama 15-
20 menit (suhu 121ͦC tekanan 17,5 psi). jika menggunakan pemanas
kompor , kemudian dimasukkan ke dalam panci yang telah diisi air
kemudian di panaskan selama 30-40 menit (waktu mulai dihitung
ketika panci mendidih)
7. Setelah sterilisasi, letakkan botol yang berisi media ke ruang kultur.
8. Pengamatan dilakukan selama 1 minggu setelah pembuatan media.

16
(Gambar 2.1 Pembuatan Larutan) (Gambar 2.2 Gula dan Agar-Agar (2,5 gr))

(Gambar 2.3 Proses Sterilisasi) (Gambar 2.4 Gula Pasir)

17
(Gambar 2.5 Pembuatan larutan) (Gambar 2.6 Air Kelapa)

(Gambar 2.7 Penyaringan Media) (Gambar 2.8 Kentang)

18
(Gambar 2.9 Proses Penuangan) (Gambar 2.10 Proses Pembuatan
Media)

4. Hasil dan Pembahasan

NA (nutrient agar) digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri. Pembuatan


medium percobaan ini dengan menggunakan NA (nutrient agar ), dimana dalam
pembuatan NA instant terlebih dahulu dengan cara menimbang bahan yang sudah
tersedia dan diproduksi secara paten kedalam neracaanalitik sesuai dengan
jumlah yang diperlukan kemudian memasukkan bahankedalam erlenmeyer 250 ml,
dimana bahan tersebut adalah aquades 150 ml, NA 4,2 gram menggunakan
microwave dan sesekali diaduk, tujuan daripemanasan dan pengadukan ini adalah
untuk menghomogenkan NA denganaquades, dimana dengan pemanasan dapat
mempercepat pelarutan dari NA dan aquades. Setelah dipanaskan beberapa menit
larutan berubah warna dari keruh menjadi kuning kecoklatan hal ini menandakan
larutan telah homogen.

Sama halnya dengan pembuatan NA manual, yaitu dengan


menimbangbahannya tersendiri, yaitu iodium chloride, yeast, peptone dan agar
danterakhir ditambahkan aquadest. Lalu dibuat media miring dan tegak
yangselanjutnya akan diautoklaf. NB (Natrium Brost) pun sama, yang digunakanpada
praktikum kali ini menggunakan yang instant, dimana sudah ada dalambentuk sediaan
yang sudah dibuat oleh pabrik. Kemudian dimasukkankedalam autoklaf dengan mulut
erlenmeyer disumbat dengan kapas dandilapisi kertas aluminium diluarnya.

PDA (Potato Dextrose Agar) digunakan untuk menumbuhkan fungiatau jamur.


Pembuatan medium pada percobaan ini dengan menggunakanPDA (Potato Dextrose
Agar) instant dimana dalam pembuatannya terlebihdahulu dengan cara memasukkan
9,75 gram PDA instant lalu 250 ml aquades, kemudian dipanaskan menggunakan

19
microwave dan sesekali diaduk, diikutioleh pengadukan dengan tujuan dari
pemanasan dan pengadukan ini untukmenghomogenkan PDA dengan aquades.
Setelah dipanaskan beberapa menitlarutan berubah warna dari keruh menjadi kuning
tua. Setelah itu dimasukkankedalam autoklaf tetapi sebelum dimasukkan mulut
erlenmeyer ditutupdengan kapas dan kemudian dibungkus dengan kertas, hal ini
bertujuan agar meminimalkan kontaminasi.Jika terjadi kesalahan,

Faktor yang menyebabkan kesalahan padapraktikum ini ialah saat


menuangkan ekstrak tidak hati-hati akanmenyebabkan ekstrak tumpah, tidak tepat
saat menimbang komposisi mediaakan menyebabkan tidak homogennya media yang
dibuat.

5. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan
1. Metode sterilisasi yang dilakukan adalah dengan menggunakan autoklaf
untuk menghilangkan mikroorganisme pada alat dan bahan yang akan
digunakan dalam praktikum selanjutnya.
2. Media NA instant dan manual, NB instant dan PDA dibuat berdasarkan
perhitungan yang sesuai dengan aturannya. Media NA berfungsi sebagai
penumbuhan bakteri/mikroba dalam bentuk padat, media NB berfungsi
sebagai penumbuhan bakteri/mikroba dalam bentuk cair sedangkan media
PDAberfungsi untuk menumbuhan jamur.

5.2 Saran
Diharapkan semua praktikan dalam praktikum pembuatan
media dansterilisasi lebih memperhatikan arahan dari asisten sehingga pada
saat praktikumtidak terjadi kesalahan

20
IV. Penggunaan Mikroskop

1. Pendahuluaan

A. Dasar Teori
Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil
untuk dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop berasal dari bahasa latin,
yaitu “mikro” yang berarti kecil dan kata “scopein” yang berarti melihat.
Mikroskop ditemukan oleh Anthony Van Leewenhoek, penemuan ini sangat
membantu peneliti dan ilmuan untuk mengamati objek mikroskopis. Ada
banyak jenis mikroskop dan biasanya dikelompokkan berdasarkan fungsi
atau kegunaannya masing-masing. Berdasarkan sumber cahaya yang di
hasilkan oleh mikroskop itu sendiri terdiri atas mikroskop cahaya dan
mikroskop elektro. Mikrosoft cahaya dapat dibagi menjadi 2 kelompok
bagian yang terdiri dari kegiatan pengamatan dan kerumitan kegiatan
pengamatan yang di lakukan.
Dengan mikroskop, bayangan benda mampu diperbesar hingga 40 kali, 100 kali,
bahkan sampai 1000 kali lipat. Perbesaran yang semakin tinggi ini dapat semakin
meningkat lagi seiring dengan teknologi yang juga semakin berkembang. Ilmu yang
mempelajari objek-objek berukuran sangat kecil dengan menggunakan mikroskop

21
disebut Mikroskopi. Mikroskop juga memiliki struktur yang pada umumnya menata
mikroskop seperti Optik memiliki bagian-bagian tersendiri yaitu kondensor, lensa
obyektif dan lensa okuler memiliki lensa cembung yang dimilikinya. Secara ilmuwan
lensa objektif menghasilkan bayangan sementara yang memiliki sifat semu, terbalik
dan diperbesar.
Fungsi utama adalah untuk melihat dan mengamati objek yang sangat kecil dan tidak
bisa terlihat oleh mata telanjang. Fungsi lain mikroskop tetap akan berakar pada
fugsi utamanya, bedanya beberapa jenis mikroskop dibuat untuk fungsi yang lebih
detail, contohnya ada jenis mikroskop yang dibuat hanya untuk mengamati satu
jenis objek mikroskopis saja.
Intinya Fungsi utama mikroskop untuk mengamati objek yang sangat kecil(mikroskopis) yang tak
mampu terlihat oleh mata telanjang.

Mikroskop
ditemukan
pertaman
kali
oleh Zacha
r ies
Jansen pad
a tahun
1590. Di
zamannya,
teknologi yang canggih ini sangat bermanfaat sebab dapat melihat benda
dengan ukuran yang sangat kecil. Namun pada tahun 1665, ilmuwan yang
bernama Robert Hook dari kebangsaan Inggris berhasil merancang
mikroskop dengan memiliki sumber cahaya. Mikrosop rancangan terbarunya
itu mampu melihat benda dengan pembesaran hingga 30 kali. Lalu Antony
Van Leuwenhoek mengembangkan lensa sederhana itu menjadi lebih
kompleks agar dapat mengamati protozoa, bakteri dan berbagai makhluk
kecil lainnya. Setelah itu pada sekitar tahun 1600 Hanz dan Z Jansen telah
menemukan mikroskop yang dikenal dengan mikroskop ganda yang lebih
baik dari pada mikroskop yang dibuat oleh Antony Vaan Leuwenhoek.
Bagian dan Spesifikasi Mikroskop
Lensa Mata: lensa di bagian atas mikroskop yang Anda lihat. Lensa mata tersebut
biasanya memiliki kekuatan 10x atau 15x.

22
Tube : Menghubungkan lensa mata ke lensa objektif.
Lengan : Mendukung tabung dan menghubungkannya ke dasar mikroskop.
Basis : Bagian bawah mikroskop, digunakan untuk penyangga.
Illuminator : Sumber cahaya stabil (110v) yang digunakan sebagai pengganti cermin.
Jika mikroskop Anda memiliki cermin, ia digunakan untuk memantulkan cahaya dari
sumber cahaya eksternal ke atas melalui bagian bawah panggung.
Panggung : Platform datar tempat Anda meletakkan slide. Klip panggung menahan
slide di tempatnya. Jika mikroskop Anda memiliki tahap mekanis, Anda akan dapat
memindahkan slide dengan memutar dua tombol. Satu bergerak ke kiri dan ke
kanan, yang lain bergerak maju dan mundur.
Menghapus Nosepiece atau Turet : Ini adalah bagian dari mikroskop yang memegang
dua atau lebih lensa objektif dan dapat diputar untuk dengan mudah mengubah
daya (perbesaran).

Lensa Objektif
Biasanya Anda akan menemukan 3 atau 4 lensa objektif pada mikroskop. Setiap
jenis mikroskop hampir selalu terdiri dari kekuatan 4x, 10x, 40x dan 100x. Ketika
digabungkan dengan lensa lensa mata 10x (paling umum), kami mendapatkan
pembesaran total 40x (4x kali 10x), 100x, 400x, dan 1000x.
Rack Stop
Ini adalah penyesuaian yang menentukan seberapa dekat lensa objektif dapat
sampai ke slide. Sudah diatur di pabrik dan menjaga siswa dari cranking lensa
objektif daya tinggi ke slide dan merusak barang-barang. Anda hanya perlu
menyesuaikan ini jika Anda menggunakan slide yang sangat tipis dan Anda tidak
dapat fokus pada spesimen dengan daya tinggi. (Jika Anda menggunakan slide tipis
dan tidak bisa fokus, alih-alih mengatur pemberhentian rak, letakkan kaca bening di
bawah kaca asli untuk menaikkannya sedikit lebih tinggi).
Lensa Kondensor
Tujuan lensa kondensor adalah memfokuskan cahaya pada spesimen. Lensa
kondensor paling berguna pada kekuatan tertinggi (400x ke atas). Mikroskop

23
dengan lensa kondensor panggung menghasilkan gambar yang lebih tajam dari
pada yang tidak memiliki lensa (pada 400x).
Diafragma atau Iris
Banyak mikroskop memiliki disk yang berputar di bawah panggung. Diafragma ini
memiliki ukuran lubang yang berbeda dan digunakan untuk memvariasikan
intensitas dan ukuran kerucut cahaya yang diproyeksikan ke atas ke dalam slide.
Tidak ada aturan yang mengatur tentang pengaturan yang digunakan untuk
kekuatan tertentu. Sebaliknya, pengaturan adalah fungsi dari transparansi
spesimen, tingkat kontras yang Anda inginkan dan lensa objektif tertentu yang
digunakan.

2. Alat dan Bahan

 Alat yang digunakan :


1. Mikroskop Cahaya
2. Kaca Objek+Cover Glass
3. Labu Semprot
4. Jarum Ose
5. Bunsen

 Bahan yang digunakan :


1. Biakkan Jamur/Bakteri
2. Tisu
3. Alkohol 70%
4. Aquades Steril

3. Prosedur Kerja

1. Gambar lingkaran bagian bawah-tengah dari kaca objek dengan


spidol non permanen.
2. Ambil secara aseptis 1 ose aquades steril. Taruh aquades pada
bagian atas yang telah ditandai lingkaran tersebut.
3. Secara aseptis, cuplik 1 ose koloni bakteri dan goreskan pada
permukaan kaca objek yang telah diberi air.
4. Campurkan dengan mengaduk pelan secara melingkar. Hindari
memperbesar lingkaran, cairan harus terkonsentrasi pada titik tak
lebih besar dari 1 cm.
5. Tutup dengan hati-hati menggunakan cover glass. Metode
menutup adalah dengn menjatuhkan dari jarak dekat satu sisi cover

24
glass sehingga cairan enutup celah antar kaca, kemudian lepaskan
cover glass secara perlahan. Ini untuk menghindari
terperangkapnya gelembung udara.

4. Hasil dan Pembahasan

Tabel Pengamatan
No Sampel Presentase Mikroba(%) kategori
.
1. Larutan Kentang: Lebih Banyak
-Jamur 40% Mikroba Jenis
-Bakteri 60% Bakteri
2. Larutan Kecambah: Lebih Banyak
-Jamur 80% Mikroba Jenis
-Bakteri 20% Jamur
3. Larutan Air Ikan: Hanya Mikroba
-Jamur 10% Jenis Jamur
-Bakteri -
4. Larutan Air Kelapa: Hanya Mikroba
-Jamur - Jenis Bakteri
-Bakteri 100%

25
26
27
5. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum pengenceran dan pencampuran larutan, yaitu:
1. Cara pengenceran larutan yakni dengan dihitung terlebih dahulu volume larutan
yang akan diencerkan dengan menggunakan rumus pengenceran yaitu M1 x V1 =
M2 x V2. Setelah itu campur dengan menggunakan zat pelarut aquadest lalu
homogenkan.
2. Cara pencampuran yaitu dengan menggabungkan antara dua zat yang berbeda
dan menghitung molaitas zat rersebut.
5.2 Saran
Pada praktikum kali ini, kurangnya ketelitian sehingga banyak kesalahan yang
terjadi sewaktu praktikum berlangsung maka perlu di tingkatkan ketelitian dan
memperdulikan praktikan sewaktu praktikum berlangsung.

Daftar Pustaka

Dwidjoeseputro, D. 1985. Dassar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan, Malang. 20 hal.


Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktik. PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Rahayu, W.P., dan C.C. Nurwitri. 2012. Mikrobiologi Pangan. IPB Press, Bogor. 132 hal.
Tim Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Biologi Universitas Jendral Sudirman. 2008.
Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Dasar. Universitas Jendral Sudirman, Purwokerto.
Volk, W.A., and Wheeler. 1987. Mikrobiologi Dasar. Jilid I.Edisi ke 5. Editor. Sumartono.
Erlangga. Jakarta.
Waluyo, L. 2004. Mikrobiologi Umum. UMM Press, Malang.
White, D. 1995. The Phisiology and Biochemistry Prokaryotes. Oxford University Press.,
USA.

28

Anda mungkin juga menyukai