Laporan Praktikum Mikroba
Laporan Praktikum Mikroba
Laporan Praktikum Mikroba
“MIKROBIOLOGI UMUM”
Dosen Pembimbing :
Candra Catur Nugroho, S.P., M.Si.
Disusun Oleh:
Muchammad Zulkifli Ramadhan (190410689)
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan atas ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia yang diberikan serta tidak lupa salawat dan salam kita haturkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW, sehingga Laporan Praktikum Mikrobiologi Umum ini bisa
terselesaikan dengan baik. Adapun laporan ini saya susun sebagai bagian dari tugas mata
kuliah Mikrobiologi Umum.
Dalam penyusunan laporan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu menyelesaikan laporan ini. Adapun pihak-pihak tersebut antara lain:
1. Bapak Candra Catur Nugroho, S.P., M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah
Mikrobiologi Umum.
2. Seluruh petugas laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Kutai Kartanegara.
3. Dan orang tua, sahabat, kerabat, dan pihak-pihak lainnya yang tidak bisa penyusun
sebutkan satu persatu.
Saya selaku penyusun menyadari bahwa laporan praktikum ini belum dapat dikatakan
sempurna. Untuk itu, kami dengan sangat terbuka menerima kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sekalian. Semoga laporan praktikum ini bermanfaat untuk kita
semua.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul......................................................................................................... i
Kata Pengantar......................................................................................................... ii
Daftar Tabel.............................................................................................................. iv
Daftar Gambar......................................................................................................... v
1. Pendahuluan................................................................................................... 1
2. Alat dan Bahan............................................................................................... 2
3. Prosedur Kerja................................................................................................ 3
4. Hasil dan Pembahasan.................................................................................... 3
5. Kesimpulan dan Saran.................................................................................... 8
1. Pendahuluan................................................................................................... 9
2. Alat dan Bahan............................................................................................... 10
3. Prosedur Kerja................................................................................................ 10
4. Hasil dan Pembahasan.................................................................................... 11
5. Kesimpulan dan Saran.................................................................................... 13
1. Pendahuluan................................................................................................... 14
2. Alat dan Bahan............................................................................................... 15
3. Prosedur Kerja................................................................................................ 15
4. Hasil dan Pembahasan.................................................................................... 19
5. Kesimpulan dan Saran.................................................................................... 20
1. Pendahuluan................................................................................................... 21
2. Alat dan Bahan............................................................................................... 24
3. Prosedur Kerja................................................................................................ 24
4. Hasil dan Pembahasan.................................................................................... 25
5. Kesimpulan dan Saran.................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 27
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
I. Pengenalan Alat, Bahan, dan Simbol dalam Kimia
1. Pendahuluan
A. Dasar Teori
1
B. Rumusan Masalah
1. Aquades
2. Alkohol
3. Agar
4. Gula Pasir
2
3. Prosedur Kerja
3
(Gambar 1.1 Mikroskop) (Gambar 1.2 Enkas)
4
(Gambar 1.5 Hotplate) (Gambar 1.6 Erlenmeyer)
5
(Gambar 1.9 Tabung Reaksi) (Gambar 1.10 Botol Kultur)
6
(Gambar 1.13 Alkohol) (Gambar 1.14 Aquades)
7
5. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Dari acara praktikum yang telah dilaksanakan, dapat diambil kesimpulan bahwa
setiap alat mempunyai fungsi dan spesifikasi yang berbeda tergantung jenis alatnya.
Namun ada juga alat-alat yang sama sehingga fungsinya juga sama, hanya saja
spesifikasi dari dua alat yang sama tersebut berbeda.
Penyelamatan dan pengamanan bahan kimia bisa mengurangi resiko-resiko ini.
Tindakan yang meningkatkan keselamatan juga meningkatkan keamanan, termasuk:
· Meminimalkan pengguna bahan kimia berbahaya untuk mengurangi resiko
· Meminimalkan persediaan bahan yang dimiliki
· Meminimalkan waktu penyimpanan yang diperlukan untuk bahan tersebut
· Membatasi akses bagi mereka yang membutuhkan penggunaan bahan yang
berbahaya dan memahami resiko keselamatan dan keamanan
· Mengetahui apa yang harus dilakukan dalam keadaan darurat dan mengenali
ancaman.
Ada empat prinsip mendasari semua praktik kerja dengan zat kimia:
1. Rencana sebelumnya
2. Batasi paparan ke bahan kimia
3. Jangan meremehkan risiko
4. Bersiaplah jika kecelakaan terjadi
Untuk tingkat bahaya bahan kimia dalam kaitan dengan penyimpanannya: cara
menyimpan bahan laboratorium engan memperhatikan kaidah penyimpanan seperti
halnya pada penyimpanan alat laboratorium.
Alat – alat gelas aupun kelompok alat alat laboratorium lainya sebaiknya sebelum
di gunakan harus di periksa terlebih dahulu baik kebersihannya, atau keadaan alat
tersebut Karena apabila alat tersebut mengalami kerusakan dan tidak di bersihkan
terlebih dahulu maka akan mempengaruhi hasil pengamatan.
Dalam menggunakan alat-alat harus berhati-hati demi menghindari kecelakaan atau
menghindari hal-hal yang tidak di inginkan.
5.2 Saran
Pada saat melakukan praktikum diharapkan mahasiswa melakukan dengan teliti
agar didapat hasil sesuai dengan harapan serta berhati-hatilah dalam melakukan
percobaan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kerusakan alat,
kecelakaan dll.
8
II. Sterilisasi Bahan dan Peralatan
1. Pendahuluan
A. Dasar Teori
Secara umum sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 metode; mekanis, fisis dan
secara kimia. Sterilisasi mekanis diantaranya menggunakan microfilter. Fisis
terbagi menjadi 2 yaitu penyinaran dan pemanasan. Sedangkan secara kimia
adalah dengan menggunakan bahan kimia (disenfektan).
Bahan, alat dan meja kerja yang akan digunakan dalam praktik di laboratorium
mikrobiologi harus melalui tahap sterilisasi terlebih dahulu, hal ini bertujuan
supaya pekerjaan yang dikerjakan secara aseptis atau terbebas dari mikroba
pencemar yang tidak diinginkan. Adapun sterilisasi yang sering digunakan dalam
praktik dasar mikrobiologi adalah sterilisasi secara fisis dengan pemanasan, yang
dibagi menjadi sterilisasi kering dan sterilisasi basah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sterilisasi?
2. Ada berapa metode sterilisasi?
3. Apa fungsi dari sterilisai alat dan bahan?
4. Apa saja alat dan bahan yang diperlukan dalam sterilisasi?
5. Bagaimana langkah kerja/prosedur kerjanya?
9
3. Untuk membersihkan alat dan bahan dari organisme dengan sterilisasi
4. Dapat mengetahui cara dan proses sterilisasi
2. Alat dan Bahan
3. Prosedur Kerja
1. Semua alat yang akan disterilkan terlebih dahulu dicuci bersih dengan air
dan deterjen.
2. Bilas hingga bersih, keringkan lalu cawan petri dibungkus kertas.
Sedangkan untuk botol, setelah kering botol langsung dimasukkan ke
dalam autoclave/panic dalam posisi terbalik (tengkurap), sisanya botol
diiisi air aquades lalu ditutup plastic dan diikat dengan karet.
3. Alat-alat tersebut disterilkan dalam autoclave pada suhu 121 ͦ C dan
tekanan 17,5 psi selama 30 menit (waktu sterilisasi terhitung setelah suhu
dan tekanan tercapai). Jika menggunakan pemanas kompor, alat-alat
tersebut dimasukkan ke dalam panic yang telah diisi air kemudian
dipanaskan selama 45-60 menit (waktu mulai dihitung ketika air di dalam
panic sudah mendidih, kondisi panic selama pemanasan adalah tertutup
rapat).
4. Setelah itu, cawa petri disimpan dalam oven, sedangkan air steril
disimpan dalam ruang kultur.
10
4. Hasil dan Pembahasan
Pada percobaan ini alat yang digunakan untuk mensterilkan alat yaitu oven,
oven merupakan alat sterilisasi dengan cara fisik yaitu panas kering. Oven (Hot Air
Sterilizer), digunakan untuk mensterilisasi alat yang terbuat dari kaca dan kertas yang
tahan terhadap suhu tinggi. Oven terbuat dari kotak logam, udara yang didalamnya
mandapat udara yang panas melalui panas daya listrik. Sebelum dimasukkan alat-alat
seperti erlenmeyer, cawan petri, gelas ukur, tabung reaksi atau alat-alat yang terbuat
dari kaca dibungkus dengan kertas terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya
keretakan dan kontaminasi pada saat alat dikeluarkan dari dalam oven. Alat-alat yang
akan disterilisasi dicuci dan dikeringkan, alat yang mempunyai mulut ditutup dengan
kapas seperti erlenmeyer, dan gelas ukur. Setelah ditutup dengan kapas, dibungkus
lagi dengan kertas.
11
tahan terhadap suhu tinggi. Autoclave juga dapat digunakan untk mensterilkan
mikroba.
Adapun bagian-bagian dari autoclave adalah panik luar, panik dalam untuk
meletakkan alat dan saluran uap, bagian penutup terdiri dari penunjuk tekanan dan
saluran uap, terdapat katup dan pengunci. Untuk mematikan spora diperlukan panas
basah selama 15 menit pada suhu 121o C dan tekanan 2 atm. Ketika ingin
menggunakan autoclave, harus diisi dengan air sampai batas atau dasar yang
berlubang- lubang tempat meletakkan alat. Alat-alat yang ingin disterilkan harus
terlebih dahulu dibungkus dengan alumunium foil dan bagian mulutnya ditutup
dengan kapas. Hal ini dilakukn untuk menghindari terbentuknya uap air didinding dan
didalam alat-alat yang dipanaskan. Alat-alat yang ingin dipanaskan kemudian
dimasukkan kedalam autoclave, selanjutnya tutup dipasang hingga pas. Kran pengatur
tempat keluar air dibiarkan terbuka sampai uap air saja dan semua udara terdesak
keluar dengan demikian didalam bejana hanya terdapat tekann uap air saja. Besarnya
tekanan yang digunakan tergantung pada jenis bahan atau alat yang disterilisasi.
Berdasarkan literatur suhu yang digunakan pada oven pada saat sterilisasi
sesuai dengan literatur yang menyatakan “ Pemanasan kering sering dilakukan dalam
sterilisasi alat-alat gelas di laboratorium, dimana menggunakan oven dengan suhu
160-180o C selama 1,5-2 jam dengan sistem udara statis (Fardiaz, 1992). Suhu yang
digunakan pada autoklaf 121o C hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan
“Pemanasan basah adalah sterilisasi panas yang digunakan bersama-sama dengan uap
air. Pemanasan basah biasanya dilakukan didalam autoklaf atau aterilisator uap yang
mudah diangkat dengan menggunakan uap air jenuh bertekanan 2 atm pada suhu 121o
C selama 15 menit (Hadioetomo, 1985). Laminar air flow (LAF) digunakan sebagai
ruangan untuk bekerja secara steril. Alat ini berbentuk seperti meja, prinsip kerjanya
adalah pengaseptian suatu ruangan berdasarkan aliran udara laminar secara horizontal
dari dalam keluar sehingga kontaminasi udara dapat diminimalkan. Sebelum
menggunakan alat ini, sebaiknya tangan kita diberi alkohol terlebih dahulu.
12
5. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
1. Sterilisasi merupakan suatu usaha untuk mensterilasasi alat agar tidak
terkontaminasi dengan mikroba, atau dengan kata lain sterilisasi merupakan
kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan
mikroba.
2. Setiap alat sterilisasi memiliki fungsi dengan dan teknik penggunaan yang
berbeda-beda.
3. Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara
mekanik, fisik dan kimiawi. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan
suatu saringan yang berpori sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikrob)
sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk
sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik.
Sterilisasi secara fisik dilakukan dengan cara pemanasan atau penyinaran.
Sterilisasi secara kimiawi yaitu menggunakan desinfektan.
4. Alat yang digunakan dalam sterilisasi yakni bunsen digunakan untuk
memanaskan dan mensterilkan alat-alat yang terbuat dari platina. Autoclave
digunakan untuk mensterilisasi alat-alat gelas, kayu, plastik, larutan dan
medium yang tidak tahan terhadap suhu tinggi sedangkan Oven (Hot Air
Sterilizer), digunakan untuk mensterilisasi alat yang terbuat dari kaca dan
kertas yang tahan terhadap suhu tinggi.
5.2 Saran
Pada praktikum ini dibutuhkan pemahaman prosedur kerja dan ketelitian
dalam sterilisasi. Oleh karena itu, Diharapkan untuk praktikum selanjutnya, praktikan
harus lebih tertib lagi dalam menjalankan praktikum agar bisa mendapatkan hasil
yang lebih baik.
13
III. Pembuatan Media Dasar Pertumbuhan Mikroba
1. Pendahuluan
A. Dasar Teori
Media merupakan bahan yang terdiri dari zat-zat makanan (nutrient) yang
diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Sedangkan larutan pengencer
adalah larutan yang digunakan untuk memperkecil jumlah mikroorganisme yang
tersuspensi.
Media dapat memanipulasi tempat tumbuhnya perkembangbiakkan mikroba
atau menjadikan media sebagai isolate tempat tumbuhnya, dan sekaligus
memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Media terdiri dari bahan dasar
nutrient ataupun bahan tambahan. Media dapat dibedakan berdasarkan sifat fisis,
komposisi dan berdasarkan tujuannya.
Media sebelum digunakan harus disterilisasi terlebih dahulu, sterillisasi yang
digunakan adalah sterilisasi panas basah (autoclave/panci).
14
2. Alat dan Bahan
3. Prosedur Kerja
Pembuatan Media Kentang dan Kecambah I Liter :
1. Timbang gula pasir seberat 10 kg.
2. Kentang atau kecambah yang telah dikupas dan dicuci bersih ditimbang
seberat 150 g lalu diiris dan diblender.
3. Kentang atau kecambah yang telah diblender kemudian disaring untuk
diambil sarinya..
4. Pindahkansari kentang atau kecambah ke dalam gelas piala 1 L,
masukkan 10 g gula pasir, lalu aduk hingga merata. Tambahkan aquades
hingga volume tepat 1 L.
5. Masukkan 7 g agar-agar ke dalam larutan media lalu panaskan. Aduk
merata hingga larutan media mendidih.
15
6. Setelah mendidih, angkat larutan media lalu tuangkan ke dalam cawan
petri.
7. Beri kode media pada tutup media, kemudian sterilisasi di panci yang
telah diisi air selama 30-40 menit ( waktu dihitung ketika panci sudah
mendidih).
8. Setelah disterilisasi, letakkan cawan petri yang berisi media ke dalam
ruang kultur.
16
(Gambar 2.1 Pembuatan Larutan) (Gambar 2.2 Gula dan Agar-Agar (2,5 gr))
17
(Gambar 2.5 Pembuatan larutan) (Gambar 2.6 Air Kelapa)
18
(Gambar 2.9 Proses Penuangan) (Gambar 2.10 Proses Pembuatan
Media)
19
microwave dan sesekali diaduk, diikutioleh pengadukan dengan tujuan dari
pemanasan dan pengadukan ini untukmenghomogenkan PDA dengan aquades.
Setelah dipanaskan beberapa menitlarutan berubah warna dari keruh menjadi kuning
tua. Setelah itu dimasukkankedalam autoklaf tetapi sebelum dimasukkan mulut
erlenmeyer ditutupdengan kapas dan kemudian dibungkus dengan kertas, hal ini
bertujuan agar meminimalkan kontaminasi.Jika terjadi kesalahan,
5.1 Kesimpulan
1. Metode sterilisasi yang dilakukan adalah dengan menggunakan autoklaf
untuk menghilangkan mikroorganisme pada alat dan bahan yang akan
digunakan dalam praktikum selanjutnya.
2. Media NA instant dan manual, NB instant dan PDA dibuat berdasarkan
perhitungan yang sesuai dengan aturannya. Media NA berfungsi sebagai
penumbuhan bakteri/mikroba dalam bentuk padat, media NB berfungsi
sebagai penumbuhan bakteri/mikroba dalam bentuk cair sedangkan media
PDAberfungsi untuk menumbuhan jamur.
5.2 Saran
Diharapkan semua praktikan dalam praktikum pembuatan
media dansterilisasi lebih memperhatikan arahan dari asisten sehingga pada
saat praktikumtidak terjadi kesalahan
20
IV. Penggunaan Mikroskop
1. Pendahuluaan
A. Dasar Teori
Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil
untuk dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop berasal dari bahasa latin,
yaitu “mikro” yang berarti kecil dan kata “scopein” yang berarti melihat.
Mikroskop ditemukan oleh Anthony Van Leewenhoek, penemuan ini sangat
membantu peneliti dan ilmuan untuk mengamati objek mikroskopis. Ada
banyak jenis mikroskop dan biasanya dikelompokkan berdasarkan fungsi
atau kegunaannya masing-masing. Berdasarkan sumber cahaya yang di
hasilkan oleh mikroskop itu sendiri terdiri atas mikroskop cahaya dan
mikroskop elektro. Mikrosoft cahaya dapat dibagi menjadi 2 kelompok
bagian yang terdiri dari kegiatan pengamatan dan kerumitan kegiatan
pengamatan yang di lakukan.
Dengan mikroskop, bayangan benda mampu diperbesar hingga 40 kali, 100 kali,
bahkan sampai 1000 kali lipat. Perbesaran yang semakin tinggi ini dapat semakin
meningkat lagi seiring dengan teknologi yang juga semakin berkembang. Ilmu yang
mempelajari objek-objek berukuran sangat kecil dengan menggunakan mikroskop
21
disebut Mikroskopi. Mikroskop juga memiliki struktur yang pada umumnya menata
mikroskop seperti Optik memiliki bagian-bagian tersendiri yaitu kondensor, lensa
obyektif dan lensa okuler memiliki lensa cembung yang dimilikinya. Secara ilmuwan
lensa objektif menghasilkan bayangan sementara yang memiliki sifat semu, terbalik
dan diperbesar.
Fungsi utama adalah untuk melihat dan mengamati objek yang sangat kecil dan tidak
bisa terlihat oleh mata telanjang. Fungsi lain mikroskop tetap akan berakar pada
fugsi utamanya, bedanya beberapa jenis mikroskop dibuat untuk fungsi yang lebih
detail, contohnya ada jenis mikroskop yang dibuat hanya untuk mengamati satu
jenis objek mikroskopis saja.
Intinya Fungsi utama mikroskop untuk mengamati objek yang sangat kecil(mikroskopis) yang tak
mampu terlihat oleh mata telanjang.
Mikroskop
ditemukan
pertaman
kali
oleh Zacha
r ies
Jansen pad
a tahun
1590. Di
zamannya,
teknologi yang canggih ini sangat bermanfaat sebab dapat melihat benda
dengan ukuran yang sangat kecil. Namun pada tahun 1665, ilmuwan yang
bernama Robert Hook dari kebangsaan Inggris berhasil merancang
mikroskop dengan memiliki sumber cahaya. Mikrosop rancangan terbarunya
itu mampu melihat benda dengan pembesaran hingga 30 kali. Lalu Antony
Van Leuwenhoek mengembangkan lensa sederhana itu menjadi lebih
kompleks agar dapat mengamati protozoa, bakteri dan berbagai makhluk
kecil lainnya. Setelah itu pada sekitar tahun 1600 Hanz dan Z Jansen telah
menemukan mikroskop yang dikenal dengan mikroskop ganda yang lebih
baik dari pada mikroskop yang dibuat oleh Antony Vaan Leuwenhoek.
Bagian dan Spesifikasi Mikroskop
Lensa Mata: lensa di bagian atas mikroskop yang Anda lihat. Lensa mata tersebut
biasanya memiliki kekuatan 10x atau 15x.
22
Tube : Menghubungkan lensa mata ke lensa objektif.
Lengan : Mendukung tabung dan menghubungkannya ke dasar mikroskop.
Basis : Bagian bawah mikroskop, digunakan untuk penyangga.
Illuminator : Sumber cahaya stabil (110v) yang digunakan sebagai pengganti cermin.
Jika mikroskop Anda memiliki cermin, ia digunakan untuk memantulkan cahaya dari
sumber cahaya eksternal ke atas melalui bagian bawah panggung.
Panggung : Platform datar tempat Anda meletakkan slide. Klip panggung menahan
slide di tempatnya. Jika mikroskop Anda memiliki tahap mekanis, Anda akan dapat
memindahkan slide dengan memutar dua tombol. Satu bergerak ke kiri dan ke
kanan, yang lain bergerak maju dan mundur.
Menghapus Nosepiece atau Turet : Ini adalah bagian dari mikroskop yang memegang
dua atau lebih lensa objektif dan dapat diputar untuk dengan mudah mengubah
daya (perbesaran).
Lensa Objektif
Biasanya Anda akan menemukan 3 atau 4 lensa objektif pada mikroskop. Setiap
jenis mikroskop hampir selalu terdiri dari kekuatan 4x, 10x, 40x dan 100x. Ketika
digabungkan dengan lensa lensa mata 10x (paling umum), kami mendapatkan
pembesaran total 40x (4x kali 10x), 100x, 400x, dan 1000x.
Rack Stop
Ini adalah penyesuaian yang menentukan seberapa dekat lensa objektif dapat
sampai ke slide. Sudah diatur di pabrik dan menjaga siswa dari cranking lensa
objektif daya tinggi ke slide dan merusak barang-barang. Anda hanya perlu
menyesuaikan ini jika Anda menggunakan slide yang sangat tipis dan Anda tidak
dapat fokus pada spesimen dengan daya tinggi. (Jika Anda menggunakan slide tipis
dan tidak bisa fokus, alih-alih mengatur pemberhentian rak, letakkan kaca bening di
bawah kaca asli untuk menaikkannya sedikit lebih tinggi).
Lensa Kondensor
Tujuan lensa kondensor adalah memfokuskan cahaya pada spesimen. Lensa
kondensor paling berguna pada kekuatan tertinggi (400x ke atas). Mikroskop
23
dengan lensa kondensor panggung menghasilkan gambar yang lebih tajam dari
pada yang tidak memiliki lensa (pada 400x).
Diafragma atau Iris
Banyak mikroskop memiliki disk yang berputar di bawah panggung. Diafragma ini
memiliki ukuran lubang yang berbeda dan digunakan untuk memvariasikan
intensitas dan ukuran kerucut cahaya yang diproyeksikan ke atas ke dalam slide.
Tidak ada aturan yang mengatur tentang pengaturan yang digunakan untuk
kekuatan tertentu. Sebaliknya, pengaturan adalah fungsi dari transparansi
spesimen, tingkat kontras yang Anda inginkan dan lensa objektif tertentu yang
digunakan.
3. Prosedur Kerja
24
glass sehingga cairan enutup celah antar kaca, kemudian lepaskan
cover glass secara perlahan. Ini untuk menghindari
terperangkapnya gelembung udara.
Tabel Pengamatan
No Sampel Presentase Mikroba(%) kategori
.
1. Larutan Kentang: Lebih Banyak
-Jamur 40% Mikroba Jenis
-Bakteri 60% Bakteri
2. Larutan Kecambah: Lebih Banyak
-Jamur 80% Mikroba Jenis
-Bakteri 20% Jamur
3. Larutan Air Ikan: Hanya Mikroba
-Jamur 10% Jenis Jamur
-Bakteri -
4. Larutan Air Kelapa: Hanya Mikroba
-Jamur - Jenis Bakteri
-Bakteri 100%
25
26
27
5. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum pengenceran dan pencampuran larutan, yaitu:
1. Cara pengenceran larutan yakni dengan dihitung terlebih dahulu volume larutan
yang akan diencerkan dengan menggunakan rumus pengenceran yaitu M1 x V1 =
M2 x V2. Setelah itu campur dengan menggunakan zat pelarut aquadest lalu
homogenkan.
2. Cara pencampuran yaitu dengan menggabungkan antara dua zat yang berbeda
dan menghitung molaitas zat rersebut.
5.2 Saran
Pada praktikum kali ini, kurangnya ketelitian sehingga banyak kesalahan yang
terjadi sewaktu praktikum berlangsung maka perlu di tingkatkan ketelitian dan
memperdulikan praktikan sewaktu praktikum berlangsung.
Daftar Pustaka
28