RPD Kabupaten Buol 2023-2026
RPD Kabupaten Buol 2023-2026
RPD Kabupaten Buol 2023-2026
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2023-2026
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
izin dan karuniaNya jualah, sehingga penyusunan Rencana Pembangunan Daerah
(RPD) Kabupaten Buol Tahun 2023-2026 dapat terselesaikan. Saya menyambut
baik ditetapkannya Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2022 tentang Rencana
Pembangunan Daerah (RPD) Kabupaten Buol Tahun 2023-2026.
Penyusunan RPD Kabupaten Buol Tahun 2023-2026 merupakan tindak
lanjut dari diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2017 tentang
Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata
Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,
Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah serta Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2021 tentang
Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah Dengan Masa Kepala Daerah Berakhir
Tahun 2022
Saya berharap RPD Kabupaten Buol Tahun 2023-2026 ini menjadi pedoman
dalam penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah dan menjadi acuan dasar
penyusunan RENSTRA (Rencana Strategis) Perangkat Daerah Tahun 2023-2026
serta menjadi dasar penyusunan perencanaan lainnya yang dilakukan oleh
instansi pemerintah daerah, masyarakat dan kalangan lembaga swadaya
masyarakat serta dunia usaha dan berkewajiban melaksanakan sesuai tugas
pokok dan fungsinya masing-masing.
Semoga segala upaya yang mulia dari kita dalam menata pembangunan
Kabupaten Buol ke depan selalu mendapatkan bimbingan dan Ridho Allah SWT,
sehingga membuahkan hasil yang berdaya guna memberikan maslahat bagi rakyat
Kabupaten Buol.
BUPATI BUOL
AMIRUDIN RAUF
ii
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 I
BAB I
PENDAHULUAN
1
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 I
pembangunan daerah Tahunan RKPD, yang lebih lanjut akan menjadi pedoman
penyusunan rancangan KUA-PPAS sebagai rangkaian penyusunan APBD.
Terkait dengan Perencanaan Pembangunan Daerah, Pemerintah telah
menerbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 86 Tahun 2017 Tentang Tata
Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerahtentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD),
Serta Tatacara Perubahan rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah(RJPD),
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah(RPJMD), Dan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah.
Ketentuan lebih lanjut Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 70 tahun
2021 kepada Gubernur dan Bupati/Walikota, agar KESATU : a). Gubernur yang
masa jabatannya berakhir Tahun 2022, agar menyusun Dokumen Perencanaan
Pembangunan Menengah Daerah Tahun 2023-2026 yang selanjutnya disebut
sebagai Rencana Pembangunan Daerah Provinsi Tahun 2023-2026, serta
memerintahkan seluruh kepala perangkat daerah (PD) untuk menyusun Rencana
Strategis Perangkat Daerah (RENSTRA PD) Provinsi Tahun 2023-2026; b).
Bupati/Walikota yang masa jabatannya berakhir Tahun 2022, agar menyusun
Dokumen Perencanaan Pembangunan Menengah Daerah Tahun 2023-2026 yang
selanjutnya disebut sebagai Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten/Kota
tahun 2023-2026, serta memerintahkan seluruh kepala Perangkat Daerah (PD)
untuk menyusun Renacana Strategis Perangkat Daerah (Renstra PD)
Kabupaten/Kota Tahun 2023-2026. Dan c). Dokumen Perencanaan Pembangunan
Menengah Daerah Tahun 2023-2026 akan digunakan oleh penjabat (Pj.) Kepala
Daerah sebagai pedoman untuk penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan
Daerah Tahun 2023-2026.
Selanjutnya KEDUA, Rencana Pembangunan Daerah Tahun 2023-2026 dan
Renstra PD Tahun 2023-2026 ditetapkan dengan Perkada. KETIGA, Rencana
Pembangunan Daerah Provinsi Tahun 2023-2026 ditetapkan paling lambat Minggu
Pertama bulan maret Tahun 2022 dan Rencana Pembangunan Daerah
Kabupaten/Kota Tahun 2023-2026 ditetapkan paling lambat Minggu Kedua Bulan
Maret Tahun 2022. KEEMPAT, Renstra PD Provinsi Tahun 2023-2026 ditetapkan
paling lambat Minggu Ketiga Bulan Maret Tahun 2022 dan Renstra PD
Kabupaten/Kota Tahun 2023-2026 ditetapkan paling lambat Minggu Keempat
Bulan Maret Tahun 2022, KELIMA, Rencana Pembangunan Daerah Tahun 2023-
2026 sebagaimana di maksud pada Diktum KETIGA dan Renstra PD Tahun 2023-
2
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 I
3
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 I
4
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 I
dengan kategori C dan selanjutnya Tahun 2020 dengan kategori CC. Hal ini belum
cukup untuk memberikan nilai tambah bagi Dana Insentif Daerah (DID). Oleh
karena itu Rencana Pembangunan Daerah (RPD) 2023-2026 ini merupakan suatu
kebutuhan untuk menguatkan komponen Perencanaan pada Evaluasi SAKIP.
Berdasarkan ketentuan diatas maka Pemerintah Kabupaten Buol perlu
melakukan Rencana Pembangunan Daerah (RPD) 2023-2026. Secara singkat, hal-
hal yang melatarbelakangi Rencana Pembangunan Daerah (RPD) Kabupaten Buol
Tahun 2023-2026 ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 Tentang perubahan kedua atas
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang
Pemilihan Gubernur, Bupati Dan Walikota Menjadi Undang-Undang, Yang
Salah Satu Amanatnya Adalah Dilaksanakan Pemilu Kepala Daerah Serentak
Secara Nasioanal Pada Tahun 2024
2. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2021 Tentang Penyusunan
Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Bagi Daerah Dengan Masa
Jabatan Kepala Dearah Berakhir Pada Tahun 2022
3. Dinamika pembangunan daerah yang diperhadapkan dengan hasil-hasil
Evaluasi capaian arah kebijakan pembangunan daerah
4. Permendagri Nomor 70 Tahun 2019 tentang Sistem Informasi Pemerintahan
Daerah (SIPD)
5. Adanya review dan refocusing dokumen perencanaan yang dianjurkan oleh
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi untuk
melakukan: a) restrukturisasi misi, tujuan, sasaran, program dan lain-lain; b)
penyesuaian target program akibat adanya perubahan asumsi terhadap
lingkungan eksternal daerah.
6. Evaluasi Tahunan Capaian RPJMD, dimana beberapa target capaian yang
menjadi kurang realistis.
Pedoman penyusunan Rencana Pembangunan Daerah (RPD) 2023-2026
Kabupaten Buol harus memperhatikan : a). Penyelarasan program prioritas
nasional dalam RPJMN Tahun 2020-2024. b). Evaluasi hasil capaian kinerja
tujuan, sasaran dan hasil (outcome) Renstra PD masing-masing melalui evaluasi
capaian RKPD atau Renja PD sampai tahun 2021. c). Evaluasi kontribusi keluaran
(output) dari seluruh kegiatan /sub kegiatan sampai dengan Tahun 2021 dalam
pencapaian hasil (outcome). d).Isu-isu strategis yang terkait dengan bidang urusan
dan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) Perangkat Daerah. e). Kebijakan Nasioanal.
5
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 I
f). Regulasi yang berlaku. g). Saran dan/atau masukan dari pemangku kepentingan
(stakeholders) pembangunan daerah.
Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah (RPD) 2023-2026 tidak terlepas
dari dokumen perencanaan lainnya dengan mempedomani dokumen RPJPD
Kabupaten Buol Tahun 2005-2025.
6
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 I
7
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 I
8
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 I
9
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 I
Pemerintah Pusat
Pemerintah Daerah
Diacu Dijabarkan Pedoman
RPJM RPD LP2KD RKPD RAPBD APBD
Provinsi Kab/Kota
Pedoman Diacu
Pedoman Pedoman
Renstra Renja RKA SKPD Rincian
SKPD SKPD APBN
10
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 I
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata
Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah.
Rencana Pembangunan Daerah (RPD) Tahun 2023-2026 ini nantinya akan
memberikan arahdan pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan baik
pemerintahpusat, pemerintah daerah, masyarakat, maupun dunia usaha
dalammembangun kesepahaman, kesepakatan, dan komitmen bersama
gunamewujudkan pembangunan dalam rangka peningkatan dan pemerataan
masyarakat, kesempatan kerja, lapangan usaha, meningkatkan akses dan kualitas
pelayanan publik dan daya saing daerah secara berkesinambungan serta
mendukung perwujudan tata kelolapemerintahan yang efektif, efisien, transparan,
akuntabel danpartisipatif. Selanjutnya, tujuan dari penyusunan dokumen Rencana
Pembangunan Daerah (RPD) Tahun 2023-2026:
1. Sebagai pedoman dalam penyusunan perubahan Rencana Strategis Perangkat
Daerah (Renstra-PD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana
Kerja Perangkat Daerah (Renja-PD) dan penyusunan RAPBD;
2. Memperkuat fondasi dalam pembangunan dan reformasi penyelenggaraan,
pengendalian, dan evaluasi kinerja di masa mendatang;
3. Sebagai pedoman dalam pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
Pembangunan Daerah;
4. Sebagai pedoman seluruh pemangku kepentingan dalam melaksanakan
transisi pembangunan di Kabupaten Buol;
5. Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan terpadu
antara perencanaan pembangunan Nasional, Provinsi, dan Kabupaten;
6. Menjadi pedoman DPRD dalam melaksanakan fungsi legislasi, fungsi
pengawasan dan fungsi anggaran dalam rangka mengendalikan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah agar sejalan
dengan aspirasi masyarakat sesuai dengan prioritas dan sasaran program
pembangunan yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang Rencana
Pembangunan Daerah (RPD) ini.
11
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 I
BAB I. PENDAHULUAN
Pada bagian ini dijelaskan mengenai gambaran umum penyusunan dokumen
Rencana Pembangunan Daerah (RPD) agar substansi pada bab-bab berikutnya
dapat dipahami dengan baik.
1.1 Latar Belakang
Mengemukakan pengertian ringkas tentang Rencana Pembangunan Daerah
(RPD), proses penyusunan Rencana Pembangunan Daerah (RPD), kedudukan
Rencana Pembangunan Daerah (RPD) tahun rencana dalam RPJPD,
keterkaitan antara dokumen RPJMD dengan dokumen RKPD dan Renstra
Perangkat Daerah.
1.2 Dasar Hukum Penyusunan
Memberikan uraian ringkas tentang dasar hukum yang digunakan dalam
penyusunan Rencana Pembangunan Daerah (RPD), baik yang berskala
nasional, maupun lokal.
1.3 Hubungan Antar Dokumen
Bagian ini menjelaskan hubungan Rencana Pembangunan Daerah (RPD)
dengan dokumen lain yang relevan beserta penjelasannya. Keterhubungan
dengan dokumen lain seperti: RPJMD, RPJPD, RPJMD Provinsi dan RTRW
kabupaten/kota.
1.4 Maksud dan Tujuan
Memberikan uraian ringkas tentang tujuan penyusunan dokumen Rencana
Pembangunan Daerah (RPD) bagi daerah yang bersangkutan dan sasaran
penyusunan dokumen Rencana Pembangunan Daerah (RPD) bagi daerah
yang bersangkutan.
1.5 Sistematika Penulisan
Mengemukakan organisasi penyusunan dokumen Rencana Pembangunan
Daerah (RPD) terkait dengan pengaturan bab serta garis besar isi setiap bab
didalamnya.
12
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 I
13
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 I
14
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 I
BAB IX PENUTUP
15
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
1
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Gambar 2.1.
Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Buol
2
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
a. Posisi Astronomis
Kabupaten Buol terletak di sebelah utara garis khatulistiwa. Secara geografis
wilayah Kabupaten Buol terletak diujung utara Provinsi Sulawesi Tengah dengan
letak astronomisnya dalam koordinat 0,35º-1,20º lintang utara dan 120º-122,09º
bujur timur.
b. Posisi Geostrategik
Kabupaten Buol berbatasan dengan Provinsi Gorontalo, memiliki peran yang
cukup strategis secara kewilayahan dalam skala nasional maupun provinsi. Peran
strategis Kabupaten Buol dalam konstelasi regional dapat dilihat dalam beberapa
aspek yaitu keterkaitan sistem perkotaan dan pusat pelayanan wilayah, serta
keterkaitan sumber daya alam. Dilihat dalam sistem perkotaan baik sistem
perkotaan nasional maupun provinsi Kabupaten Buol memiliki peran sebagai kota
pendukung percepatan kota-kota pusat pertumbuhan nasional dalam hal ini
adalah pendukung Kawasan Andalan (KA) Tolitoli dan sekitarnya.
Keberadaan Buol yang terletak di sekitar Alur Laut Kepulauan Indonesia
(ALKI) yang mendukung pelayaran pada sabuk tengah Kepulauan Indonesia
berpotensi untuk semakin memperkuat peran Buol dalam konstelasi regional,
tentu saja peran ini harus saling sinergi dengan Tolitoli yang secara hierarki
memiliki pelabuhan laut dengan hierarki lebih tinggi yaitu sebagai pelabuhan
nasional. Keberadaan Buol dengan kedekatan dengan ALKI harus dimanfaatkan
oleh Kabupaten Buol sebagai pendorong pertumbuhan wilayah, khususnya untuk
memperlancar transportasi barang dan orang dari Buol menuju ke wilayah lainnya
di sekitar Kabupaten Buol.
c. Kondisi/Kawasan
Jika ditelaah dari sisi geomorfologi, beberapa pulau yang termasuk dalam
wilayah Kabupaten Buol berupa pulau kecil dengan morfologi yang tidak rumit, di
antaranya Pulau Busak, Pulau Raja, Pulau Boki, Pulau Panjang dan Pulau Lesman
di perairan Laut Sulawesi. Berdasarkan pada proses geologi, pengelompokan
umum morfologi laut dan daratan wilayah Kabupaten Buol, dapat dibagi dalam:
1) Lereng/tebing depresi, menghubungkan daerah depresi yang dalam dengan
daerah paparan yang relatif dangkal. Pada beberapa bagian laut, lereng yang
3
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
4
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Gambar 2.2.
Peta Kondisi Geomorfologi Kabupaten Buol
3) Topografi
a. Kemiringan Lahan
Secara garis besar, kemiringan tanah di Kabupaten Buol terbagi atas 4
kelompok yaitu: datar, bergelombang, curam dan sangat curam dengan rincian
sebagai berikut: 429,43 km2 (10,62%) antara 0-2o (datar), 866,54 km2 (21,43%)
memiliki kemiringan 2-15o (bergelombang), 1.066,29 km2 (26,375%) memiliki
kemiringan 16-40o (curam) dan 1.666,76 km2 (41,22%) memiliki kemiringan diatas
40o (sangat curam). Kemiringan lahan Kabupaten Buol divisualisasikan melalui
gambar berikut:
Gambar 2.3.
Peta Kemiringan Kabupaten Buol
5
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
b. Ketinggian Lahan
Ketinggian ibukota Kabupaten Buol adalah 525 meter di atas permukaan
laut (dpl), sedangkan ketinggian ibukota kecamatan di Kabupaten Buol ialah
berkisar antara 475-2000 mdpl. Wilayah dengan letak paling dekat dengan
permukaan laut adalah Kecamatan Karamat yang berada 475 mdpl, sedangkan
wilayah dengan letak paling tinggi adalah Kecamatan Tiloan yang terletak 2000
mdpl. Secara rinci tinggi wilayah menurut kecamatan dapat dilihat pada tabel 2.2
berikut:
Tabel 2.2.
Tinggi Wilayah Kabupaten Buol Menurut Kecamatan Tahun 2020
Kecamatan Tinggi Wilayah (mdpl)
Lakea 1375
Karamat 475
Biau 525
Momunu 875
Tiloan 2000
Bokat 775
Bukall 800
Bunobogu 1300
Gadung 1900
Paleleh Barat 1300
Paleleh 1550
Buol 525
Sumber: BPS Kabupaten Buol Tahun 2022
Wilayah bertopografi tinggi pada wilayah Kabupaten Buol terdiri dari deretan
perbukitan dan pegunungan dengan puncak tertinggi lebih dari 2.000 m di atas
permukaan laut (dpl). Selain itu terdapat pula perbukitan yang sebagian berupa
karst, ada yang menjorok hingga ke batas garis pantai dengan elevasi antara 100-
300 m, yaitu Tanjung Dako di Kecamatan Karamat.
6
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Gambar 2.4.
Peta Topografi Kabupaten Buol
4) Geologi
Secara regional, wilayah Kabupaten Buol termasuk dalam Mendala Geologi
Sulawesi Barat. Dari sisi kompleksitas struktur geologi, bagian timur wilayah ini
relatif lebih teRp.engaruhi secara tektonik dibanding bagian baratnya. Di bagian
timur, sesar-sesar vertikal dengan 2 arah utama yaitu tenggara-barat laut dan
timur laut-barat daya. Di samping itu, juga terdapat sesar-sesar dekstral di
Pegunungan Paleleh dan G. Tentalomatinan. Adapun bagian timur Buol, gejala
struktur relatif tidak dominan, hanya terdapat 2 struktur utama, yaitu sesar
sungkup di barat Momunu dan sesar vertikal di sebelah barat Leok. Struktur
geologi lainnya yang dijumpai adalah lipatan antiklin dan kekar-kekar yang banyak
terdapat pada seluruh formasi batuan yang ada di wilayah ini.
Secara regional, jika dilihat dari sisi Stratigafi dan Litologi wilayah
Kabupaten Buol terletak pada Mandala Geologi Sulawesi Barat. Stratigrafi batuan
wilayah ini disusun berdasarkan umur dari tua ke muda sebagai berikut:
- Formasi Tinombo
Litologi penyusun formasi ini berupa lava basal, basal spilitan, lava andesit,
breksi gunung api, batupasir wake, batulanau, patupasir hijau, batugamping
merah, batugamping kelabu dan batuan termetamorfosa lemah. Di Kabupaten
Buol batuan ini terdapat di bagian selatan dengan arah memanjang relatif
timur-barat relatif pada wilayah batas dengan kabupaten lain. Umur formasi
ini diduga Eosen-Oligosen, dengan tebal formasi lebih dari 500 m.
7
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
- Diorit Bone
Merupakan batuan beku menengah, terdiri dari diorit, diorit kwarsa,
granodiorit dan andesit. Penyebaran batuan ini relatif sempit setempat-
setempat. Penyebaran terluas di Kabupaten Buol kurang dari 600 ha. Umur
batuan diperkirakan Miosen Awal sampai Miosen Tengah.
- Diorit Boliohuto
Terdiri dari diorit dan granodiorit dan tergolong dalam jenis batuan beku dalam
yang bersifat menengah sampai asam. Di Kabupaten Buol batuan ini hanya
terdapat di sekitar G. Tentolomatinan sebelah selatan Lokodoka. Umur batuan
adalah Miosen Tengah sampai Miosen Atas.
- Formasi Dolokapa
Litologi terdiri dari batupasir wake, batulanau, batulumpur, kongtomerat, tufa,
tufa lapili, aglomerat, breksi vulkanik dan lava yang bersifat andesit serta
basal. Penyebaran formasi ini relatif luas, relatif memanjang dari sebelah
selatan Momunu dan Mopu ke arah ke arah timur laut sampai mencapai
daerah Paleleh. Umur formasi adalah Miosen Tengah- Miosen Atas.
- Breksi Wobudu
Merupakan batuan vulkanik, terdirl dari breksi vulkanik, aglomerat, tufa, tufa
lapili dan lava yang bersifat andesit sampai basal. Penyebarannya di bagian
selatan Bunobogu dan wilayah yang luas sepanjang pegunungan Peleleh ke
arah timur laut, yaitu G. Tentolomatinan dan G. Boondalo. Umur batuan
diperkirakan Pliosen.
- Molasa Celebes Sarasin dan Sarasin (- Formasi Lokodidi)
Formasi ini terdiri dari konglomerat, batupasir, batulanau dan batulempung,
batugamping koral, tufa, seRp.ih hitam dan napal. Sebagian batuan ini
mengeras lemah, terutama batugamping dan batulempung gampingan. Secara
regional, formasi ini tersebar tuas di Provinsi Sulawesi Tengah dan di wilayah
Kabupaten Buol formasi ini merupakan penyusun utama wilayah Bakat,
Momunu dan Mopu. Penyebaran setempat-setempat di Bunobogu, Taang,
Tunggulo dan Bungalon di pesisir pantai utara. Umur formasi ini adalah
Pliosen-Pleistosen.
- Batuan Vulkanik
Batuan vulkanik ini berkomposisi aglomerat, tufa dan lava yang bersifat
andesit-basal. Penyebarannya di Kabupaten Buol hanya setempat, yaitu di
daerah Busak dengan luasan sekitar 150 ha.
8
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
- Batugamping Terumbu
Batugamping koral merupakan penyusun utama satuan batuan ini.
Penyebaran terluas terdapat di pesisir utara Buol. Penyebaran setempat-
setempat dijumpai sepanjang pantai dari Tamila sampai Paleleh dengan umur
formasi yaitu Pleistosen-Holosen.
- Aluvium
Terdiri dari material pasir, lempung, lanau, lumpur, kerikil dan kerakal.
Endapan terluas terdapat di dataran Kabupaten Buol yang melebar ke arah
Leok, Lamolan, Bokat dan Momunu terutama dataran banjir sekitar wilayah
Momunu. Tebal satuan dari beberapa meter sampai puluhan meter.
Secara regional, jika dilihat dari sisi Stratigafi dan Litologi wilayah
Kabupaten Buol terletak pada Mandala Geologi Sulawesi Barat. Stratigrafi batuan
wilayah ini disusun berdasarkan umur dari tua ke muda sebagai berikut:
Gambar 2.5.
Peta Kondisi Geologi Kabupaten Buol
5) Hidrologi
Sumberdaya air terdiri dari air permukaan, air tanah dan mata air dalam
berbagai lokasi yang tersebar di Kabupaten Buol, sumberdaya air merupakan
sumberdaya yang memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia
karena air merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan baik manusia,
tumbuhan, maupun hewan. Di Kabupaten Buol secara hidrologis terdapat air
tanah bebas pada lapisan akifer, tersusun dari kerakal, kerikil, pasir kasar, sampai
9
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
pasir halus. Air tanah bebas ini terdiri dari air tanah dangkal dan air tanah dalam.
Secara keseluruhan ketersediaan air tanah di Kabupaten Buol tidak merata karena
sangat tergantung pada faktor iklim, geologi, morfologi, vegetasi dan tata guna
lahan.
Keadaan hidrologi di Kabupaten Buol pada umumnya sama dengan daerah
lain di Provinsi Sulawesi Tengah. Terdapat 38 sungai, dimana 15 sungai memiliki
panjang lebih dari 20 kilometer dan 18 sungai kurang dari 20 kilometer. Sungai-
sungai tersebut tersebar di seluruh wilayah kecamatan yang ada di Kabupaten
Buol. Beberapa sungai telah dimanfaatkan sebagai sumber irigasi baik teknis
maupun non teknis.
Gambar 2.6.
Peta Cekungan Air Tanah Kabupaten Buol
10
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
6) Klimatologi
Sampai saat ini, iklim merupakan salah satu faktor yang belum bisa diatur
dengan kemampuan teknologi manusia. Oleh karena itu, dalam melaksanakan
kegiatan yang berkaitan dengan iklim, hal yang dapat dilakukan hanya
menyesuaikan kegiatan tersebut dengan kondisi iklim yang ada untuk mencapai
tujuan yang diharapkan secara optimal. Dari hasil analisis curah hujan oleh
Stasiun Meteorologi Lalos Tolitoli, diketahui pada Tahun 2020 jumlah curah hujan
di Kabupaten Buol berkisar diangka 61,90-727,30 mm per bulan dengan jumlah
hari hujan berkisar antara 10-28 hari/bulan, yang secara rinci dapat dilihat pada
tabel 2.3 berikut:
Tabel 2.3.
Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan di Kabupaten Buol Tahun 2021*
11
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Secara umum, suhu udara minimum di Kabupaten Buol pada Tahun 2020
sebesar 21,00ºC yang terjadi pada Bulan Februari dan Mei Tahun 2020 dan suhu
udara maksimum sebesar 34,70ºC yang terjadi pada Bulan Maret Tahun 2020.
Sedangkan kelembaban udara minimum sebesar 49% yang terjadi pada Bulan
Desember Tahun 2020, kemudian kelembaban udara maksimum sebesar 100%
yang terjadi pada bulan Februari, juni dan oktober Tahun 2020, yang secara rinci
dapat dilihat pada tabel 2.4 berikut :
Tabel 2.4.
Suhu dan Kelembaban Udara di Kabupaten Buol Tahun 2021*
Suhu (ºC) Kelembaban (%)
Bulan
Minimum Maksimum Minimum Maksimum
Januari 22,30 34,00 61,00 98,00
Februari 21,00 33,80 61,00 100,00
Maret 21,70 34,70 50,00 99,00
April 22,50 34,60 54,00 99,00
Mei 21,00 34,10 61,00 99,00
Juni 22,70 32,80 62,00 100,00
Juli 22,40 32,50 58,00 98,00
Agustus 22,40 33,00 57,00 99,00
September 22,60 32,00 63,00 99,00
Oktober 22,00 33,00 61,00 100,00
November 23,00 32,60 62,00 98,00
Desember 23,00 34,10 49,00 99,00
Sumber: BPS Kabupaten Buol Tahun 2022
Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan geografi
dan peputaran/pertemuan arus udara. Pada musim hujan, angin bertiup agak
menurun dibandingkan dengan keadaan angin pada musim kering. Pada tahun
2020 di Kabupaten Buol kecepatan angin berkisar antara 1,34 – 1,78 m/det.
Tekanan udara sepanjang Tahun 2020 berkisar antara 1007,62-1010,46 mb.
Secara rinci kecepatan angin maupun tekanan udara dapat dilihat pada tabel 2.5
berikut:
12
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Tabel 2.5.
Rata-rata Kecepatan Angin dan Tekanan Udara
di Kabupaten Buol Tahun 2021*
Kecepatan Angin Tekanan Udara
Bulan
(m/det) (mb)
Januari 1,44 1.009,20
Februari 1,34 1.010,46
Maret 1,43 1.009,80
April 1,78 1.009,70
Mei 1,58 1.008,85
Juni 1,60 1.008,98
Juli 1,50 1.008,27
Agustus 1,64 1.008,73
September 1,44 1.008,71
Oktober 1,68 1.008,03
November 1,51 1.008,50
Desember 1,63 1.007,62
Sumber: BPS Kabupaten Buol Tahun 2022
7) Penggunaan Lahan
Penggunaan dan fungsi lahan ialah pengkajian keadaan penggunaan lahan
dan fungsi lahan saat sekarang berdasarkan atas: (1) Penutup lahan yang ada di
atas permukaan bumi, dan (2) Kegunaan penutup lahan tersebut sesuai dengan
maksud si pengguna. Kajian penggunaan dan fungsi lahan pada umumnya
dilaksanakan untuk melengkapi (dalam batas keruangan) informasi bagi rencana
pengembangan daerah perkotaan dan daerah pedesaan dalam pengambilan
keputusan.
Pengembangan biasanya menyangkut pengubahan keadaan pada saat
sekarang dalam hal ini alasan serta sebab-sebab yang menjadi latar belakang
rencana perubahan keadaan tersebut di atas dianggap sudah diketahui dengan
pasti dan telah dimengerti sepenuhnya. Alasan-alasan dan sebab-sebab tersebut
dapat bersifat alami (lingkungan: iklim, bentuk kegunaan dan fungsi lahan, tanah,
kondisi hidrologi, flora dan fauna) atau lebih bersifat sosial ekonomi (infrastruktur,
pendidikan, agama, tradisi, kondisi kesehatan, perdagangan dan sebagainya).
Kondisi penggunaan lahan di kabupaten Buol dapat disimpulkan didominasi
oleh hutan dan kebun. Hal tersebut diperkuat dengan data penggunaan lahan yang
menunjukan 90% Kabupaten Buol di dominasi oleh penggunaan hutan dan
perkebunan. Sedangkan sisanya adalah perairan, permukiman, sawah, semak
belukar, dan tegalan. Berikut tabel luasan penggunaan lahan di Kabupaten Buol :
13
9
8
7
6
5
4
3
2
1
No
Kec.
Kec.
Kec.
Kec.
Kec.
Paleleh
Gadung
Karamat
Momunu
Kec. Biau
Bunobogu
Kec. Bukal
Kec. Bokat
Kec. Lakea
Kecamatan
Fasilitas
5,97 116,87 7,33 7,4 11,77 8,6 10,58 19,8 26,12
Umum
19741,07 5087,2 21963,29 8714,99 14195,29 23266,92 32092,42 8091,7 2363,93 Hutan
Perkantoran
0,83 1,35 39,59
Luas (Ha)
Pemerintah
112,31 664,37 134,13 63,19 128,21 13,6 6998,85 1077,64 85,15 Perkebunan
147,17 168,08 115,01 93,28 120,77 118,21 218,35 196,22 360,99 Permukiman
950,81 1065,16 595,22 27,24 53,56 442,97 5206,78 1236,44 599,19 Sawah
Semak
5121,94 4606,67 1562,1 446,64 563,72 578,51 3968,17 1485,7 844,95
Belukar
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026
3445,26 5064,78 2176,13 1253,3 3791,29 3789,84 2991,78 4106,57 2070,05 Tegalan
Luasan Penggunaan Lahan Kabupaten Buol Menurut Kecamatan
29651 17003,85 26706,43 10672,72 19667,02 28662,43 51630,23 16531,04 6584,64 Jumlah
II
14
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Luas (Ha)
Hutan Bakau
Kilang Sawit
Permukiman
Perkantoran
Perkebunan
Pemerintah
Jumlah
Fasilitas
Perairan
Terbuka
Tambak
Tegalan
Belukar
Semak
Sawah
Umum
Lahan
Hutan
No Kecamatan
Pasir
10390,28
14848,26
Kec.
4296,8
25,01
13,27
47,75
60,25
14,04
0,86
10 Paleleh
Barat
148577,84
134150,6
7237,91
1687,51
1285,27
3297,99
575,62
51,35
285,3
6,29
11 Kec. Tiloan
280057,69
370535,46
16515,36
11864,88
20477,71
36283,79
1283,14
1438,08
1883,63
221,59
338,52
69,22
40,44
19,64
41,77
Jumlah
15
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Tabel 2.7.
Analisis Arahan Pemanfaatan Ruang Kabupaten Buol
Jumlah
Luas (Ha)
(Ha)
No. Kecamatan
Kawasan Kawasan Kawasan
Lindung Penyangga Budidaya
1 Kec. Biau - - 9.268,13 9.268,13
2 Kec. Bokat 1.854,61 - 16.151,35 18.005,96
3 Kec. Bukal 14.028,76 2,04 35.646,84 49.677,64
4 Kec. Bunobogu 7.347,07 21.499,54 28.846,61
5 Kec. Gadung 3.611,83 117,63 15.787,89 19.517,35
6 Kec. Karamat - - 9.073,73 9.073,73
7 Kec. Lakea 921,62 - 30.323,46 31.245,08
8 Kec. Momunu - - 17.702,31 17.702,31
9 Kec. Paleleh 467,8 375,5 28.819,86 29.663,16
10 Kec. Paleleh Barat 1.142,67 - 13.707,98 14.850,65
11 Kec. Tiloan 31.257,13 530,94 121.728,93 153.517,00
Jumlah 60.631,49 1.026,11 319.710,02 381.367,62
Sumber: Revisi RTRW Kabupaten Buol Tahun 2012-2032
16
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Agropolitan yang sudah dirintis oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
melalui pengembangan KTM Air Terang di Kecamatan Tiloan. Kecamatan-
kecamatan yang berpotensi sebagai kawasan pengembangan agropolitan antara
lain adalah wilayah yang mempunyai nilai daya saing komoditas unggulan sektor
pertanian, antara lain Kecamatan Tiloan, Bukal, Bokat. Tentu saja pengembangan
kawasan agropolitan ini perlu didukung dengan infrastruktur yang memadai.
Kendala utama pengembangan kawasan di Kabupaten Buol sebagaimana diuraikan
dalam pembahasan sebelumnya adalah keterbatasan infrastruktur pendukung
pengembangan wilayah, seperti aksesibilitas, energi, dan telekomunikasi.
3. Kawasan Bahari Terpadu Lokodidi
Merupakan salah satu kawasan prioritas dalam rangka mengurangi
kesenjangan pembangunan antara wilayah timur dan wilayah barat Kabupaten
Buol yang memiliki ketimpangan sangat besar. Ide dasar pengembangan Kawasan
Bahari TeRp.adu adalah rencana keberadaan pelabuhan regional. Untuk
mendukung keberadaan pelabuhan regional dan memanfaatkannya secara optimal
dalam rangka pengembangan wilayah, maka muncul ide untuk
mengintegrasikannya dengan upaya pengembangan ekonomi lokal di kawasan
Lokodidi dan sekitarnya dalam bentuk Kawasan Bahari TeRp.adu, yang di
dalamnya mengintegrasikan aktivitas perikanan dan kelautan, perhubungan,
industri pengolahan, pariwisata, dan pengelolaan lingkungan hidup.
4. Kawasan Pertambangan
Kabupaten Buol memiliki Kawasan pertambangan mineral yang cukup
potensial untuk dikembangkan dan lokasinya berada di luar kawasan lindung,
yaitu di Kecamatan Paleleh dan Paleleh Barat. Tetapi kawasan ini berpotensi
menimbulkan konflik lingkungan dengan kawasan sekitarnya, sehingga
pertumbuhan dan perkembangannya perlu mendapat prioritas penanganan dari
pemerintah Kabupaten Buol.
B. Kawasan Strategis Lingkungan
Terdapat tiga kawasan yang memiliki fungsi strategis lingkungan hidup di
Kabupaten Buol yaitu kawasan hutan lindung, kawasan cagar alam, dan kawasan
Cekungan Air Tanah Buol.
1. Kawasan Cagar Alam G. Dako
Kawasan Cagar Alam G. Dako ditetapkan dalam RTRW Provinsi Sulawesi
Tengah sebagai kawasan Hutan Suaka Alam dan Wisata, dengan luas lebih kurang
818 Ha atau 0,21% dari luas wilayah Kabupaten Buol. Kawasan Cagar Alam G.
17
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
18
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Keberadaan hutan lindung yang berada pada wilayah perbatasan dengan Provinsi
Gorontalo dan Kabupaten Parigi Moutong harus menjadi perhatian serius untuk
menjamin sinkronisasi pola ruang pada kedua wilayah perbatasan tersebut agar
tidak saling merugikan.
C. Kawasan Strategis Pemerintahan
1. Kawasan Pusat Pemerintahan Buol
Pusat pemerintahan Kabupaten Buol saat ini dalam tahap penyelesaian
pembangunan fisik kawasan. Keberadaan kawasan pusat pemerintahan ini akan
memberikan fungsi strategis pelayanan umum kepada masyarakat Kabupaten
Buol. Ketersediaan akses yang memadai pada kawasan ini akan semakin
menambah peran dan fungsinya dalam pelayanan jasa pemerintahan skala
kabupaten. Kebutuhan utama dalam rangka pengembangan kawasan ini adalah
pengendalian pemanfaatan ruang kawasan sekitar pusat pemerintahan yang
secara fisik akan berbatasan langsung dengan pusat perekonomian di Kabupaten
Buol. Diharapkan dengan upaya pengendalian pemanfaatan ruang yang ketat
potensi konflik yang mungkin timbul dapat diminimalisir.
2. Kawasan Ibukota Kecamatan
Kawasan ibukota kecamatan ditempatkan sebagai kawasan strategis karena
setiap pemerintahan kecamatan harus dapat melayani penduduknya dengan suatu
sistem pelayanan yang cepat dan teRp.adu. Hal ini disebabkan karena kondisi
wilayah perdesaan di Kabupaten Buol pada umunya berjauhan letaknya, sehingga
penduduk akan sangat terbantu apabila pelayanan yang mereka butuhkan pada
saat datang ke ibukota kecamatan tersedia di satu tempat, dengan kelengkapan
dan tingkat pelayanan yang memuaskan.
Gambaran selengkapnya mengenai potensi kawasan strategis di Kabupaten
Buol dapat dilihat pada gambar berikut:
19
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
1°20'0"N 1°20'0"N
Karamat
Biau
1°10'0"N Lakea 1°10'0"N
P. Raja
P. Boki
Momunu
P. Lamari P. Tolinggula
P. Lespan P. Lringit
Paleleh Barat
Bokat
1°0'0"N Gadung Paleleh 1°0'0"N
Bunobogu
Bukal
Tiloan
0°50'0"N 0°50'0"N
SKPD DEKONSENTRASI
BIDANG PENATAAN RUANG
DINAS PEKERJAAN UMUM
PROVINSI SULAWESI TENGAH
BANTUAN TEKNIS PENYUSUNAN RTRW
KABUPATEN BUOL, PROVINSI SULAWESI TENGAH
Gambar 2.7.
Peta Kawasan Strategis Kabupaten Buol
20
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Gambar 2.8.
Peta Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Buol
21
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
22
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
di utara Irian Jaya. Berdasarkan pada data tersebut terlihat bahwa potensi
kegempaan di Kabupaten Buol masuk dalam kategori Gempa besar, karena
keberadaan Kabupaten Buol yang berada pada sekitar Laut Sulawesi yang memiliki
resiko gempa > 7Ms.
Gempa bumi tektonik selalu terjadi secara tiba-tiba dan terkadang
menimbulkan korban jiwa dan harta benda. Jika pusat gempanya di dasar laut
dapat menimbulkan tsunami, yang juga dapat menyebabkan korban jiwa dan
kerusakan besar. Peristiwa tsunami adalah munculnya gelombang pasang
beramplitudo besar dengan panjang gelombang yang panjang. Naik-turunnya
gelombang ini dapat memakan waktu sampai 1 jam. Kerusakan akibat tsunami
bisa saja lebih besar dibandingkan akibat langsung dari getaran gempa itu sendiri.
Gempa juga dapat menimbulkan liquifaksi yang dapat menyebabkan miring
atau ambruknya bangunan. Liquifaksi adalah peristiwa hilangnya air dalam pori-
pori tanah pada saat terjadi gempa dan di atas tanah tersebut terdapat beban
berat, misalnya gedung bertingkat tinggi. Ancaman gempa terbesar adalah apabila
terjadi gempa di Provinsi Gorontalo yang memiliki pusat gempa dengan skala lebih
dari V2I MMI yang memiliki daya rusak sangat dahsyat dan bukan tidak mungkin
mampu merusakkan kawasan di Kabupaten Buol, baik kerusakan bangunan
maupun korban jiwa.
Gambar 2.9.
Peta Kerawanan Gempa Bumi Kabupaten Buol
23
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
24
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
terjal dengan formasi batuan yang telah mengalami pelapukan dan erosi berat, dan
juga pada wilayah rawan gempa. Agen utamanya adalah hujan dan kadang-kadang
dipicu oleh beban dan getaran serta akar tunggang. Lokasi longsor dan rawan
longsor banyak ditemui di sisi-sisi jalan, tebing-tebing dekat sungai (di bagian
hulu), tebing sungai dan lahan perkebunan. Berdasarkan pada data dari Dinas
ESDM Provinsi Sulteng, kawasan rawan longsor di Kabupaten Buol terdapat di
Kecamatan Bukal, Bokat, dan Bunobogu. Lokasinya tepat berada pada lokasi
sesar.
Gambar 2.11
Peta Kerawanan Tsunami Kabupaten Buol
25
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
26
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Tabel 2.9
Distribusi dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan
di Kabupaten Buol Tahun 2021*
Jumlah Persentase Kepadatan
Luas Wilayah
Kecamatan Penduduk Penduduk Penduduk
(Km2)
(Jiwa) (%) (Per Km2)
Lakea 208,55 11.040 7,60 52,90
Karamat 153,10 9.734 6,70 63,60
Biau 217,80 29.516 20,32 135,50
Momunu 400,40 15.665 10,78 39,10
Tiloan 1.437,70 9.384 6,46 6,50
Bokat 196,10 15.045 10,36 76,70
Bukal 355,52 14.746 10,15 41,50
Bunobogu 160,38 9.764 6,72 29,80
Gadung 327,15 11.912 8,20 74,30
Paleleh Barat 200,68 6.106 4,20 30,40
Paleleh 386,19 12.342 8,50 32,00
Kabupaten Buol 4.043,57 145.254 100,00 35,90
Sumber: BPS Kabupaten Buol Tahun 2022
27
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun dasar tertentu. Produk
domestik regional bruto atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat
pergeseran dan struktur ekonomi, sedangkan harga konstan digunakan untuk
mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Perkembangan
pertumbuhan PDRB Kabupaten Buol selama lima tahun terakhir dapat dilihat
pada gambar berikut:
4
2
0
-2 Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
-4 Tahun 2020
Tahun 2021
Gambar 2.12
Pertumbuhan PDRB Kabupaten Buol Tahun 2017-2021 (%)
28
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Tahun 2020
Tahun 2021
Gambar 2.13
Laju Inflasi Kabupaten Buol Tahun 2017-2021 (%)
3. PDRB Perkapita
Nilai PDRB Per Kapita adhb Kabupaten Buol sejak Tahun 2016 hingga
Tahun 2019 senantiasa mengalami kenaikan, namun mengalami penurunan di
Tahun 2020, yakni pada Tahun 2016 PDRB Per Kapita adhb tercatat sebesar
Rp.31.576.482,-, meningkat menjadi sebesar Rp.33.076.46,- di Tahun 2017,
kemudian pada Tahun 2018 meningkat menjadi sebesar Rp.34.775.321,-,
meningkat lagi menjadi sebesar Rp.35.267.721,-, dan pada Tahun 2020 mengalami
penurunan hingga menjadi sebesar Rp.34.120.247,-. PDRB per Kapita adhb dapat
29
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
40.000.000
30.000.000
20.000.000
10.000.000
-
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Gambar 2.15
PDRB Per Kapita Kab. Buol Tahun 2017-2021 (Rp)
4. Indeks Gini
Indeks gini merupakan salah satu indikator untuk mengetahui distribusi
dan ketimpangan pendapatan penduduk. Tingkat ketimpangan pendapatan dapat
dilihat melalui koefisien gini yang berkisar antara 0 dan 1. Semakin mendekati 0
artinya distribusi pendapatan semakin merata. Sebaliknya, semakin mendekati 1
30
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
artinya distribusi pendapatan semakin merata. Indeks gini Kabupaten Buol selama
periode 2016-2020 memiliki tren fluktuatif namun memiliki kecenderungan
mengalami penurunan pada tahun terakhir. Pada Tahun 2017 indeks gini
Kabupaten Buol sebesar 0,329, meningkat menjadi sebesar 0,348 di Tahun 2018,
kemudian pada Tahun 2019 menurun menjadi sebesar 0,309, kemudian menurun
lag menjadi sebesar 0,289 di Tahun 2020, dan pada Tahun 2021 tidak terjadi
penurunan maupun peningkatan yakni sebesar 0,289. Berdasarkan
pengelompokkannya berarti tingkat ketidakmerataan distribusi pendapatan di
Kabupaten Buol termasuk ke dalam kategori sedang. Perkembangan indeks gini
Kabupaten Buol dalam kurun waktu lima tahun terakhir dapat dilihat pada
gambar berikut:
0,35
0,3
0,25
0,2
0,15
0,1
0,05
0
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Gambar 2.14
Indeks Gini Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
31
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Gambar 2.15
Persentase Penduduk Diatas Garis Kemiskinan dan
Tingkat Kemiskinan Kabupaten Buol Tahun 2017-2021 (%)
32
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Buol sebesar 2,65 di Tahun 2017, kemudian pada Tahun 2018 menurun lagi
menjadi sebesar 2,15, mengalami peningkatan hingga menjadi sebesar 2,89 di
Tahun 2019, dan pada Tahun 2020 kembali menurun hingga menjadi sebesar
1,97. Dan di tahun 2021 menjadi 2,01. Nilai indeks kedalaman kemiskinan ini
mengindikasikan secara rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung
mendekati garis kemiskinan. Adapun perkembangan indeks kedalaman
kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan dalam kurun waktu lima tahun
terakhir dapat dilihat pada gambar berikut:
3,5
3
2,89
2,65
2,5
2,15 Indeks kedalaman
2 1,97 2,01
kemiskinan
1,5 indeks keparahan
kemiskinan
1
0,78
0,65
0,5 0,54 0,47 0,51
0
2017 2018 2019 2020 2021
Sumber: BPS Kabupaten Buol Tahun 2022
Gambar 2.16
Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan Kabupaten
Buol Tahun 2017-2021
33
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
68,5
68
67,5
67
66,5
66
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Gambar 2.17
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
34
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Tahun 2021
Tahun 2020
Tahun 2019
Tahun 2018
Tahun 2017
Gambar 2.18
Angka Melek Huruf Kab. Buol Tahun 2017-2021 (%)
35
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Chart Title
Tahun 2021
Tahun 2020
Tahun 2019
Tahun 2018
Tahun 2017
0 2 4 6 8 10 12 14
Gambar 2.19
Angka Rata-rata Lama Sekolah dan Angka Harapan Lama Sekolah Kabupaten
Buol Tahun 2016-2020 (Tahun)
36
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
70
69,5
69 69,05
68,76
68,5
68 68,17
67,5 67,59
67 67
66,5
66
65,5
65
2017 2018 2019 2020 2021
Sumber : Data Profil Kesehatan Kabupaten Buol, BPS Kabupaten Buol, Buol Dalam Angka
Tahun 2021
Gambar 2.20
Angka Harapan Hidup Kab. Buol Tahun 2017-2021
37
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
sebesar 68,76 tahun di Tahun 2020 dan pada Tahun 2021 secara perlahan
meningkat hingga menjadi sebesar 69,05 tahun. Angka usia harapan hidup terus
mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan di bidang
kesehatan di Kabupaten Buol telah memberi dampak positif pada perbaikan umur
hipotesis yang makin Panjang. Faktor lain yang memberikan sumbangan positif
dalam meningkatnya angka harapan hidup adalah kesadaran masyarakat dalam
membudayakan pola hidup sehat. Pergeseran nilai budaya tradisional menuju
hidup sehat yang lebih modern, juga menentukan kemampuan mental dan fisik
penduduk.
0,2
0,2
0,15 0,16
0,1 0,16
0,1
0,08
0,05
0
2017
2018
2019
2020
2021
Presentase Balita Gizi Buruk
Sumber: Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten Buol Tahun 2022
Gambar 2.21
Presentase Gizi Buruk Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
38
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
6 6,83 7,42
4 3,82
2,91
2
0
2,13
2017
2018
2019
2020
2021
Prevalensi Balita Gizi Kurang
Sumber: Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten Buol Tahun 2022
Gambar 2.22
Prevalensi Gizi Kurang Kab. Buol Tahun 2017-2021
39
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Kabupaten Buol. Sesuai dengan standar WHO (World Health Organization), suatu
wilayah dikatakan mengalami masalah gizi akut bila bila prevalensi balita pendek
kurang dari 20% dan prevalensi balita kurus kurang dari 5%
50
41,3
40
30
20
14,79
10
9,57 11,77
0
2017 8,4
2018
19-Feb
2020
2021
Sumber: Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten Buol Tahun 2022
Gambar 2.23
Prevalensi Balita Stunting Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
40
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
akut bila bila prevalensi balita pendek kurang dari 20% dan prevalensi balita kurus
kurang dari 5%.
2021 100
2020 100
2019 100
2018 100
2017 100
0 20 40 60 80 100 120
Sumber: Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten Buol Tahun 2022
Gambar 2.24
Cakupan Desa Siaga Aktif Kab. Buol Tahun 2017-2021
41
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
79,22
68,29 68,34
65,67
52,03
Gambar 2.25
Angka Partisipasi Angk. Kerja Kab. Buol 2017-2021 (%)
42
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
71
70
69,75
69
68 67,52
67,02 66,93
67
66 65,56
65
64
63
2017 2018 2019 2020 2021
Gambar 2.26
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Kabupaten Buol Tahun 2017-2021 (%)
43
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
5
4.40 4,57
4 4,05 4,36
3 3,64
2
1
0
2017
2018 Tingkat Penangguran Terbuka
2019
2020
2021
Gambar 2.27
Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Buol Tahun 2017-2021 (%)
44
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
97
4.40
96,5
96
95,95
95,5 95,43 95,64
95,64
95
94,5
2017
2018 Rasio Penduduk Yang Bekerja
2019
2020
2021
Gambar 2.28
Rasio Penduduk yang Bekerja Kabupaten Buol Tahun 2017-2021 (%)
45
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
10
0
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Tahun 2020
Tahun 2021
Gambar 2.29
Persentase PAD Terhadap Pendapatan Kabupaten Buol
Tahun 2017-2021 (%)
46
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
2021 84,7
2020 84,7
2019 84,7
2018 84,7
2017 84,7
0 20 40 60 80 100
Sumber: Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Buol Tahun 2022(data diolah)
Gambar 2.30
Pencapaian Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Kabupaten Buol
Tahun 2017-2021
47
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
12,27
20
60
Sumber: Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Buol Tahun 2022(data diolah)
Gambar 2.31
Penguatan Cadangan Pangan Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
48
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
49
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
34,47
33,63
32,25
31,48
29,68
50
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
2021 797.870,49
127.330,40
221.304,08
2020
141.643,95
239.569,56
2019
130.931,35
275.753,18
2018
84.229,13
239.866,89
2017 95.516,00
Sumber: Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Buol Tahun 2022(data diolah)
Gambar 2.33.
Produksi Sektor Pertanian dan Sektor Perkebunan
Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
Gambar 2.33 menunjukkan tren angka yang fluktuatif baik produksi sektor
perkebunan maupun pertanian, pada Tahun 2017 produksi sektor perkebunan
mencapai 239.866,89 ton dan naik hingga 275.753,18 ton di Tahun 2018, kembali
turun hingga sebesar 239.569,56 ton di Tahun 2019 dan 221.304,08 Ton di Tahun
2020. Pada tahun 2021 jumlah produksi sektor perkebunan naik drastis hingga
mencapai 797.870,49 ton, peningkatan sektor perkebunan pada tahun 2021
mengalami peningkatan pada produksi kelapa sawit plasma mandiri. Penurunan
produksi disektor perkebunan terjadi disebabkan beberapa Faktor yaitu curah
hujan, topografi, jenis pupuk, umur tanaman, jumlah populasi tanaman per hektar
(SPH), serta faktor penyebab kehilangan produksi, yaitu buah mentah dipanen dan
buah busuk. Sedangkan pada sektor produksi pertanian pada tahun 2017 sebesar
96,115 ton turun hingga 84,229 ton di Tahun 2018, dan kembali naik menjadi
sebesar 130,931 ton tahun 2019, tahun 2020 sebesar 141,644 ton dan turun pada
tahun 2021 sebesar 127.330 ton. Secara umum pertumbuhan produksi berasal
dari dua sumber yaitu peningkatan luas panen dan peningkatan hasil per hektar
yang ditunjang dengan perbaikan saluran irigasi, penggunaan pupuk yang
berimbang serta benih unggul bermutu. Pencapaian produksi tanaman pangan
bagi penduduk utamanya beras, jagung, kacang tanah, kacang hijau dan ubi jalar
dipenuhi dari produksi sendiri, dan hanya beberapa komoditi dari daerah lain
sebagai tambahan.
51
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
4,18
3,98
3,82 3,85
3,8
Sumber: Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Buol Tahun 2022(data diolah)
Gambar 2.34
Kontribusi Sektor Kehutanan terhadap PDRB
Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
52
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
bumi (migas), pertambangan batubara dan lignit, pertambangan bijih logam serta
pertambangan dan penggalian lainnya. Sepanjang Tahun 2017 sampai dengan
2021, kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB di Kabupaten Buol
mengalami penurunan pada tahun terakhir, yakni pada Tahun 2017 sebesar
1,75%, perlahan bergerak naik menjadi sebesar 1,84% di Tahun 2018, pada Tahun
2019 meningkat menjadi sebesar 2.09%, kemudian menurun kembali menjadi
sebesar 1.83% di Tahun 2020, dan pada Tahun 2021 tidak mengalami penurunan
maupun peningkatan dengan angka tetap sebesar 1,83%. Adapun perkembangan
kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB dalam kurun waktu lima tahun
terakhir dapat dilihat pada gambar berikut:
2,5
1,5
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Tahun 2020
Tahun 2021
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Kontribusi Sektor
Pertambangan Terhadap PDRB 1.75 1.84 2.09 1.83 1.83
Gambar 2.35
Kontribusi Sektor Pertambangan Terhadap PDRB
Kabupaten Buol Tahun 2017-2021 (%)
53
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
penyiapan makanan atau minuman bukan untuk dikonsumsi segera atau yang
melalui kegiatan perdagangan besar dan eceran. Sejak Tahun 2016-2020,
kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB di Kabupaten Buol mengalami
penurunan pada tahun terakhir. Capaian kontribusi sektor pariwisata terhadap
PDRB Kabupaten Buol pada Tahun 2016 sebesar 0,56%, meningkat menjadi
sebesar 0,57% di Tahun 2017, kemudian pada Tahun 2018 meningkat lagi menjadi
sebesar 0,58%, meningkat drastis hingga menjadi sebesar 0,63% di Tahun 2019,
dan pada Tahun 2020 mengalami penurunan hingga menjadi sebesar 0,58%.
Perkembangan kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB selama lima tahun
terakhir dapat dilihat pada gambar berikut:
0,64
0,62
0,6
0,58
0,56
0,54
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Tahun 2020
Tahun 2021
Gambar 2.36
Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap PDRB
Kabupaten Buol Tahun 2017-2021 (%)
54
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
3,05
3,24
3,32
3,51
3,36
Gambar 2.37
Kontribusi Sektor Perikanan dan Kelautan Terhadap PDRB
Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
55
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Tahun 2021
Tahun 2020
Tahun 2019
Tahun 2018
Tahun 2017
Gambar 2.38
Kontribusi Sektor Perdagangan Terhadap PDRB
Kabupaten Buol Tahun 2017-2021 (%)
56
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
maklon atau kegiatan penjualan produk yang dibuat di tempat yang sama dimana
produk tersebut dijual dan unit yang melakukan pengolahan bahan-bahan dari
pihak lain atas dasar kontrak. Adapun perkembangan kontribusi sektor industri
terhadap PDRB dalam kurun waktu lima tahun terakhir dapat dilihat pada gambar
berikut:
14
13,5
13
12,5
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Gambar 2.39
Kontribusi Sektor Industri Terhadap PDRB
Kabupaten Buol Tahun 2017-2021 (%)
57
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya; industri kertas dan barang
dari kertas, percetakan dan reproduksi media rekaman; industri furniture; industri
barang galian bukan logam; dan industri rumah tangga. Secara umum kontribusi
industri rumah tangga terhadap PDRB sektor industri Kabupaten Buol terus
mengalami peningkatan, namun menurun pada tahun terakhir, yakni pada Tahun
2016 sebesar 7,24%, meningkat menjadi sebesar 7,41% di Tahun 2017, kemudian
pada Tahun 2018 meningkat menjadi sebesar 7,48%, meningkat lagi menjadi
sebesar 7,84% di Tahun 2019, dan pada Tahun 2020 mengalami penurunan
hingga menjadi sebesar 7,72%. Perkembangan kontribusi industri rumah tangga
terhadap PDRB sektor industri Kabupaten Buol selama lima tahun terakhir dapat
dilihat pada gambar berikut:
7,9
7,8
7,7
7,6
7,5 7,84
7,72 7,72
7,4
7,3 7,48
7,41
7,2
7,1
Sumber: BPS Kabupaten Buol Tahun 2022, Data Diolah Kembali
Gambar 2.40
Kontribusi Industri Rumah Tangga Terhadap
PDRB Sektor Industri Kabupaten Buol Tahun 2017-2021 (%)
58
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
59
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
900.000 827.343
779.958 777.442
800.000
699.378
700.000 618.326
600.000
500.000
400.000
300.000
200.000
100.000
-
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
Gambar 2.41
Rata-rata Pengeluaran Per Kapita
Kabupaten Buol Tahun 2017-2021 (Rp.)
60
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
2021 95,44
2020 96.22
95.73
2019
95.40
2018
2017 95,04
Gambar 2.42
Nilai Tukar Petani Kabupaten Buol Tahun 2017 - 2021
61
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
47,99
48,00
45,78
46,00
44,00 42,08
41,92
42,00 40,79
40,00
38,00
36,00
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
Gambar 2.43
Persentase Pengeluaran Konsumsi Non Pangan Per Kapita
Kabupaten Buol Tahun 2017-2021 (%)
62
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Gambar 2.44
Produktivitas Total Daerah Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
63
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
sebesar 17,39 persen di Tahun 2018, kemudian pada Tahun 2019 mengalami
stagnansi sebesar 17,39 persen, meningkat menjadi sebesar 25,22 persen di Tahun
2020, dan pada Tahun 2021 meningkat lagi menjadi sebesar 28,70 persen,
Perkembangan persentase desa berstatus swasembada terhadap total desa
Kabupaten Buol selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut:
28,70
25,22
15,65 17,39
17,39
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Tahun 2020
Gambar 2.45
Persentase Desa Berstatus Swasembada Terhadap Total Desa
Kabupaten Buol Tahun 2017-2021 (%)
64
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
20,00
16,97
15,00 14,36
10,00
9,67 10,36
5,00 10,78
-
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Tahun 2020
Gambar 2.46
Angka Kriminalitas yang Tertangani Kabupaten Buol
Tahun 2017-2021 (%)
65
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Gambar 2.47
Rasio Ketergantungan Kabupaten Buol Tahun 2016-2020 (%)
66
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
semakin kecil kesempatan bagi penduduk usia produktif Kabupaten Buol untuk
meningkatkan kualitas hidupnya
44,52
74,04
67,14
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
67,34
73
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Gambar 2.48
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
67
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
74,04% dari total jumlah anak usia 4-6 tahun di Kabupaten Buol sudah
menduduki jenjang pendidikan usia dini, tetapi di tahun 2021 turun menjadi
44,52%.
101,70
112,85
108,22
APK SD/MI 97,16
104,49
101,70
100,83
98,16
APK SMP/MTS 112,27
98
Gambar 2.49
APK (Perkembangan Angka Partisipasi Kasar) Kabupaten Buol
Tahun 2017-2021
68
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
100,83. Data tersebut menunjukan bahwa di Tahun 2020 anak usia diatas
dan bawah 13-15 tahun pada jenjang SMP/MTS telah bersekolah sesuai
dengan usia sekolah yang seharusnya, namun di tahun 2021 terjadi
penurunan sebesar 97,16%.
Dari data yang dinyatakan dalam Persentase diatas, APK pada jenjang
pendidikan SD/MI hingga SMP/MTs di Kabupaten Buol, menunjukkan bahwa
penduduk dengan usia sekolah sekolah telah menduduki jenjang Pendidikan.
94
98,59
APM SD/MI/Paket A 98,71
88,78
78
82
82,23
APM SMP/MTs/Paket B 84,95
74,97
79
0 20 40 60 80 100 120
Gambar 2.50
APM (Perkembangan Angka Partisipasi Murni) SD/MI/Paket A dan
SMP/MTs/Paket B Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
69
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Gambar 2.51
Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
70
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
3,17
0,01
0,01
APS SMP/MTs 0,98
0,16
0,9
0,03
0,01
APS SD/MI 0,72
0,23
Gambar 2.52
Angka Putus Sekolah Jenjang Pendidikan SD/MI,SMP/MTS
Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
71
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
menjadi 0,72%, dan turun kembali hingga 0.01% di Tahun 2019. Naik menjadi
sebesar 0.03% di Tahun 2020 dan di tahun 2021 kenaikan sangat signifikan
sebesar 0,90%. Sedangkan angka putus sekolah SMP/MTs juga berfluktuatif,
dimana pada Tahun 2017 sebesar 0,16% dan Kembali naik menjadi sebesar 0,98%
di Tahun 2018, turun lagi menjadi sebesar 0.01% di Tahun 2020 dan di tahun
2021 kenaikan sangat signifikan sebesar 3,17%. Hal ini disebabkan oleh
perpindahan orang tua siswa ke daerah lain, juga disebabkan masih terdapatnya
orang tua siswa yang tidak menekankan pentingnya pendidikan kepada anak,
walaupun dari Dinas Pendidikan telah berusaha mendatangi langsung langsung
orang tua siswa, selain itu juga terdapat siswa yang meninggal dunia sebelum
pelaksanaan UNAS.
98,96
98,82
ANGKA KELULUSAN SMP/MTS (%) 97,13
97,13
97,35
99,44
99,4
98,37
ANGKA KELULUSAN SD/MI (%)
98,37
98,04
Gambar 2.53
Angka Kelulusan SD/MI-SMP/MTs di Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
Gambar 2.53, Angka kelulusan SD/MI dan SMP/MTs sejak Tahun 2017-
2021 menunjukkan tren peningkatan angka kelulusan, dimana pada Tahun 2017
angka kelulusan SD/MI sebesar 98,04% naik hingga sebesar 98,96 % sampai akhir
72
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Tahun 2021. Sedangkan untuk angka kelulusan SMP/MTs pada Tahun 2017
97,35% terus meningkat hingga sebesar 98,96% hingga akhir Tahun 2021. Data
tersebut menunjukkan bahwa ada sebesar 0.6% siswa yang tidak lulus pada
jenjang pendidikaan SD/MI dan sebesar 1.18% siswa yang tidak lulus pada jenjang
pendidikan SMP/MTS. Hal ini terjadi karena sebahagian peserta ujian pindah ke
luar daerah dan meninggal dunia. Disamping itu juga sebahagian siswa putus
sekolah tanpa alasan yang jelas dari pihak keluarga.
7) Angka Melanjutkan
AM (Angka Melanjutkan) dari SD/MI Ke SMP/MTs dan SMP/MTs ke
SMA/SMK/MA Angka melanjutkan adalah satuan jumlah siswa yang dinyatakan
lulus dari jenjang pendidikan tertentu sebelumnya, kemudian melanjutkan pada
jenjang pendidikan yang lebih tinggi dari jenjang sebelumnya. Adapun angka
melanjutkan pendidikan untuk siswa SD/MI ke SMP/MTs dan SMP/MTs ke
SMA/SMK/MA Kabupaten Buol disajikan pada Gambar 2.54 berikut:
Gambar 2.54
Jumlah Angka Melanjutkan dari SD/MI Ke SMP/MTs dan SMP/MTS Ke
SMA/SMK/MA di Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
73
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
8) Fasilitas Pendidikan
Adapun fasilitas pendidikan yang dimaksud adalah jumlah ruang belajar
yang dalam kondisi baik dalam pengertian dapat digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar. Berikut ini disajikan ruang kelas dari tingkat SD/MI sampai
tingkat SMA/SMK/MA di Kabupaten Buol, sebagaimana Gambar 2.55 berikut:
78,31
44,1
Ruang Kelas KondisiBaik SD/MI 14,61
16,32
81,3
63,85
38,79
Ruang Kelas Kondisi Baik SMP/MTs 24,11
25,26
63,51
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Gambar 2.55
Ruang Kelas SD/MI,SMP/MTs dan SMA/SMK/MA
di Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
74
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
831
777
699
911
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
Gambar 2.56
Rasio Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar
Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
75
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
1.099
625
635
Rasio Guru Terhadap Murid pendidikan Menengah
622
592
Gambar 2.57
Rasio Guru/Murid Pendidikan Menengah Kab. Buol 2017-2021
11) Angka Melek Huruf Penduduk Usia 15-24 Tahun, Perempuan dan Laki-
Laki
Angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun, perempuan dan laki-laki
adalah banyaknya penduduk usia 15-24 tahun yang melek huruf dibagi dengan
banyaknya penduduk usia 15-24 tahun dikali dengan 100%. Angka melek huruf
penduduk usia 15-24 tahun, perempuan dan laki-laki sepanjang Tahun 2017-2021
76
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
100
100
100
Angka Melek Huruf Usia 15-24
100
100
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Gambar 2.58
Angka Melek Huruf Penduduk Usia 15-24 Tahun
Perempuan dan Laki-Laki Tahun 2017-2021 Kabupaten Buol
12) Penduduk Yang Berusia >15 Tahun Melek Huruf (tidak buta aksara)
Persentase penduduk yang berusia >15 tahun melek huruf (tidak buta
aksara) adalah jumlah capaian kinerja penduduk yang berusia >15 tahun melek
huruf Kabupaten Buol dibagi dengan jumlah seluruh penduduk yang berusia >15
tahun yang melek huruf di Kabupaten Buol dikali dengan 100%. data penduduk
melek huruf Tahun 2017-2021 di Kabupaten Buol disajikan pada Gambar 2.59
berikut:
77
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
99,90
99,89
99,71
>15 Tahun Melek Huruf (tidak buta aksara)
99,70
99,69
Gambar 2.59
Penduduk Yang Berusia >15 Tahun Melek Huruf
(tidak buta aksara) Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
78
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
78,11
72,15
66,9
Guru Yang Memiliki Kualifikasi SI/DIV
61,27
61
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Gambar 2.60
Guru yang memenuhi Kualifikasi SI/D-IV
2. Kesehatan
1) Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup
Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup menggambarkan keadaan
sosial ekonomi masyarakat dimana angka kematian itu dihitung. Kegunaan AKB
untuk pengembangan perencanaan. Terdapat perbedaan antara kematian Neo-
Natal dan kematian bayi yang lain. Karena kematian Neo-Natal disebabkan oleh
faktor endogen yang berhubungan dengan kehamilan maka program-program
untuk mengurangi angka kematian Neo-Natal adalah yang bersangkutan dengan
program pelayanan kesehatan ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi dan
suntikan anti tetanus. Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup dapat
dilihat pada Gambar 2.61 berikut:
79
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
20
18
16
14
12
10 19
16
8
6 11 10
4
2 3
0
2017 2018 2019 2020 2021
Sumber : Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk Dan KB Kab. Buol, 2021 (data diolah)
Gambar 2.61
Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup
di Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
Gambar 2.61, AKB (Angka Kematian Bayi) dari 1000 kelahiran hidup di
Kabupaten Buol sepanjang Tahun 2017-2021 berfluktuatif. Pada Tahun 2017
sebanyak 3 jiwa meningkat hingga 19 jiwa di Tahun 2018, kemudian terjadi
penurunan angka kematian Bayi per 1000 kelahiran hidup hingga sebanyak 10
jiwa di Tahun 2021. Kematian bayi atau kematian Neo-Natal disebabkan oleh
faktor endogen yang berhubungan dengan kehamilan maka program-program
untuk mengurangi angka kematian Neo-Natal adalah yang bersangkutan dengan
program pelayanan kesehatan ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi dan
suntikan anti tetanus harus lebih ditingkatkan.
80
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
0 1 2 3 4 5 6 7
Sumber : Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk Dan KB Kab. Buol, 2022 (data diolah)
Gambar 2.62
Angka Kematian Balita per 1.000 Kelahiran Hidup
di Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
Gambar 2.62 diatas menunjukkan bahwa angka kematian Balita per 1.000
kelahiran hidup di Kabupaten Buol berfluktuatif, pada Tahun 2017 sebesar 1 per
1.000 kelahiran hidup, naik menjadi sebesar 6 per 1.000 kelahiran hidup di Tahun
2018. Pada Tahun 2019-2021 angka kematian Balita 1 per 1.000 kelahiran hidup.
AKABA adalah jumlah penduduk yang meninggal sebelum usia 5 tahun yang
dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama, AKABA
menggambarkan tingkat permasalahan Kesehatan anak balita.
81
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
13
0 2 4 6 8 10 12 14
Sumber : Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk Dan KB Kab. Buol, 2022 (data diolah)
Gambar 2.63
Angka Kematian Neonatal per 1.000 Kelahiran Hidup
di Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
82
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
127
63
64
63
Sumber : Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk Dan KB Kab. Buol, 2022 (data diolah)
Gambar 2.64
Angka Kematian Neonatal per 100.000 Kelahiran Hidup
di Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
Gambar 2.64 diatas, angka kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup
sepanjang Tahun 2017-2021 berfluktuatif. Pada Tahun 2017 angka kematian ibu
63 per 100.000 kelahiran hidup, ditahun 2018 meningkat sedikit sebanyak 64 per
100.000 kelahiran hidup meningkat hingga menjadi sebesar 247 per 100.000
kelahiran hidup di Tahun 2019. Pada Tahun 2020 angka kematian Ibu kembali
turun menjadi 63 per 100.000 kelahiran hidup. Kemudian naik Kembali pada
tahun 2021 angka kematian ibu 127 per 100.000 kelahiran hidup. Faktor
penyebab meningkatnya AKI di Kabupaten Buol antara lain, kesehatan Ibu,
Ketersediaan dokter speasialis serta kehadiran fasilitas layanan kesehatan dalam
kasus-kasus emergensi. Selain itu juga dari data Rikesdas 2018 menunjukkan
masih ada 48% ibu hamil yang anemia, hal ini dapat meningkatkan resiko
kematian. Belum lagi jika masih ada Ibu yang melahirkan di rumah, persalinan di
rumah cenderung beresiko dibandingkan difasilitas layanan kesehatan.
83
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
dari jumlah posyandu dibagi jumlah balita kali 1000. Data mengenai keadaan rasio
posyandu per satuan balita di Kabupaten Buol terdapat pada Gambar 2.65 berikut:
11
12
11
0 2 4 6 8 10 12 14
Sumber : Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk Dan KB Kab. Buol, 2022 (data diolah)
Gambar 2.65
Rasio Posyandu per Satuan Balita di Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
Gambar 2.65, Rasio Posyandu per 1.000 Balita sepanjang Tahun 2017-2021
menunjukkan tren angka yang fluktuatif. Pada Tahun 2017 sebanyak 12
posyandu per 1.000 balita, naik menjadi 12 posyandu di Tahun 2018. kemudian
kembali bertambah hingga 13 posyandu per 1000 balita di Tahun 2019, turun
Kembali ditahun 2020 sebesar 11 posyandu per 1.000 balita dan Kembali
berkurang hingga 9 posyandu per 1.000 balita di Tahun 2021. Data tersebut
menunjukkan bahwa rasio ketersediaan posyandu per 1.000 balita di Kabupaten
Buol sudah memenuhi standar, dimana idealnya satu posyandu melayani 100
Balita. Hanya saja perlu adanya pemerataan penyebaran jumlah posyandu
berdasarkan jumlah balita di tiap wilayah, selain itu juga pembentukan posyandu
baru sebaiknya tidak terlalu dekat dengan Puskesmas agar pendekatan pelayanan
kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai. Oleh karena itu perlu dihitung
rasio ketersediaan posyandu per balita. Kegunaannya untuk mengetahui berapa
selayaknya jumlah posyandu yang efektif tersedia sesuai dengan tingkat
penyebarannya serta sebagai dasar untuk merevitalisasi fungsi dan peranannya
dalam pembangunan daerah.
84
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
0,08
0,08
0,44
Sumber : Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk Dan KB Kab.Buol, 2022 (data diolah)
Gambar 2.66
Jumlah Puskesmas, Poliklinik dan Pustu
Tahun 2017 s.d 2021 Kabupaten Buol
85
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
0,01
0,01
0,01
0,006
0 0,001 0,002 0,003 0,004 0,005 0,006 0,007 0,008 0,009 0,01
Sumber : Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk Dan KB Kab. Buol, 2022 (data diolah)
Gambar 2.67
Jumlah dan Rasio Rumah Sakit Per Jumlah Penduduk
Tahun 2017-2021 Kabupaten Buol
86
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
0,14
0,13
0,11
0,15
Sumber : Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk Dan KB Kab.Buol, 2021 (data diolah)
Gambar 2.68
Rasio Dokter per 1.000 Penduduk Tahun 2017-2021 Kabupaten Buol
Gambar 2.68, Rasio dokter per per satuan penduduk di Kabupaten Buol
menunjukkan tren angka yang fluktuatif sepanjang Tahun 2017-2021, data
tersebut menggambarkan jumlah ketersediaan/kebutuhan dokter per jumlah
penduduk yang ada di Kabupaten Buol. Pada Tahun 2017 rasio dokter per satuan
penduduk sebesar 0.15 menurun menjadi 0.11 di Tahun 2018. Kemudian terjadi
penurunan jumlah lagi hingga akhir tahun 2019 menjadi sebesar 0.09, kembali
naik menjadi 0.13 sampai akhir Tahun 2020, dan Kembali naik menjadi 0,14
tahun 2021. Data tersebut menunjukkan masih kurangnya jumlah tenaga Dokter
yang tersebar di pusat pelayanan Kesehatan yang berada diwilayah Kabupaten
Buol, yaitu sebanyak 23 dokter, jika berdasarkan jumlah penduduk jumlah
ketersediaan dokter minimal 58 dokter.
87
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
0 1 2 3 4 5 6
Sumber : Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk Dan KB Kab. Buol, 2021 (data diolah)
Gambar 2.69
Jumlah Tenaga Medis Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
88
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
100
49
21,18
71,11
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Sumber : Data Kesehatan, Pengendalian Penduduk Dan KB Kab. Buol, 2022 (data diolah)
Gambar 2.70
Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang Ditangani
Di Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
89
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
36
102
88
81
0 20 40 60 80 100 120
Sumber : Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk Dan KB Kab. Buol, 2021 (data diolah)
Gambar 2.71
Cakupan Desa/Kelurahan UCI di Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
90
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
95
86
100
100
75 80 85 90 95 100
Sumber : Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk Dan KB Kab. Buol, 2021 (data diolah)
Gambar 2.72
Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan, 2017-2021
91
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
42
28
0 10 20 30 40 50 60
Sumber : Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk Dan KB Kab. Buol, 2021 (data diolah)
Gambar 2. 73
Cakupan Penanganan Penderita Penyakit TBC BTA
di Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
92
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
100
100
100
100
0 20 40 60 80 100
2021 2020 2019 2018 2017
Sumber : Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk Dan KB Kab. Buol, 2022 (data diolah)
Gambar 2.74
Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita
Penyakit DBD Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
93
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
44
63
105
124
Sumber : Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk Dan KB Kab. Buol, 2021 (data diolah)
Gambar 2.75
Penderita Diare Yang Ditangani di Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
94
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
100
189
Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan 293
Masyarakat Miskin
165
187
Sumber : Dinas, Kesehatan Pengendalian Penduduk Dan KB Kab. Buol, 2021 (data diolah)
Gambar 2.76
Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Masyarakat Miskin
di Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
95
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
96
92
92
82
70 75 80 85 90 95 100
Sumber : Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk Dan KB Kab Buol 2021 (data diolah)
Gambar 2.77
Cakupan Kunjungan Bayi di Kab. Buol Tahun 2017-2021
96
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
127
109
100
100
Sumber : Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk Dan KB Kab. Buol, 2022 (data diolah)
Gambar 2.78
Cakupan Puskesmas Terhadap Kecamatan
di Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
51
52
51
51
Sumber : Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk Dan KB Kab. Buol, 2022 (data diolah)
Gambar 2.79
Cakupan Puskesmas Pembantu Terhadap DesaTahun 2017-2021
97
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
70
67
71
69
62 64 66 68 70 72 74
Sumber : Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk Dan KB Kab. Buol, 2021 (data diolah)
Gambar 2.80
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
98
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
80
75
75
74
71 72 73 74 75 76 77 78 79 80
Sumber : Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk Dan KB Kab. Buol, 2021 (data diolah)
Gambar 2.81
Cakupan Pelayanan Nifas di Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
99
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
kesehatan sesuai standar pada Ibu mulai dari 6 jam sampai 42 hari pasca
persalinan oleh tenaga kesehatan sampai akhir Tahun 2021 sudah baik.
0,011
0,011
0,002
0,002
Sumber : Data Profil Kesehatan Pengendalian Penduduk Dan KB Kabupaten Buol, Tahun 2021 (data diolah)
Gambar 2.82
Prevalensi HIV/AIDS Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
100
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Cakupan Desa/Kelurahan Mengalami KLB (%) 100 100 100 100 100
Sumber : Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk Dan KB Kab. Buol, 2022 (data diolah)
Gambar 2.83
Persentase KLB di Desa/Kelurahan yang Mengalami KLB
di Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
101
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Buol, Tahun 2022
Gambar 2.84
Proporsi Panjang Jaringan Jalan Dalam Kondisi Baik
di Kabupaten Buol Tahun 2017 – 2021
102
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Buol, Tahun 2022
Gambar 2.85
Proporsi Panjang Jaringan Jalan di Kabupaten Buol Tahun 2017 – 2021
103
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
2021 0,01
2020 0,01
2019 0,01
2018 0,01
2017 0,01
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Buol, Tahun 2022
Gambar 2.86
Proporsi Panjang Jalan dengan Jumlah Penduduk
104
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
0,8
0,6
0,4
0 0 0 0 0
0,2
0
2017 2018 2019 2020 2021
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Buol, Tahun 2022
Gambar 2.87
Persentase Kawasan Permukiman yang belum dapat dilalui Kendaraan Roda
Empat di Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
105
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Buol Tahun 2022.
Gambar 2.88
Persentase Jalan Kabupaten Dalam Kondisi Baik
di Kabupaten Buol Tahun 2017 – 2021
Berdasarkan Gambar 2.88 panjang jalan dalam kondisi baik yang bisa
dilalui kendaraan dengan kecepatan lebih dari 40 km/jam dari Tahun 2017
mengalami kenaikan pada Tahun 2018 sebesar 1,61% dan Tahun 2019 turun
sebesar 12,76% dan Tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 4,02% pada
Tahun 2021 naik sebesar 3,38%, ini diakibatkan anggaran untuk pemeliharaan
rutin dan berkala jalan yang masih terbatas serta terjadi perubahan penilaian
kinerja jalan, dan pada Tahun 2020 adanya refocusing anggaran terkait
pemeliharaan jalan untuk penanganan Covid-19, sementara ada kondisi yang
sudah ditingkatkan dalam beberapa tahun terakhir telah mengalami kerusakan.
106
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
0,2 0,2
0,2 0,2
0,15
0,05
0
2017 2018 2019 2020 2021
Persentase Jalan yang memilikiTrotoar dan Drainase/Saluran Pembuangan Air (Minimal 1,5 M)
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Buol, Tahun 2022
Gambar 2.89
Persentase Jalan yang Memiliki Trotoar dan Drainase / Saluran Pembuangan
Air (minimal 1,5 m) (km) di Kabupaten Buol Tahun 2017 – 2021
107
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Persentase Sempadan Jalan yang dipakai Pedagang Kaki Lima atau Bangunan
Liar
0,2 0,09
0,09
0,1 0,07 0,13 0,13
0
2017
2018
2019
2020
2021
Persentase Sempadan Jalan yang dipakai Pedagang Kaki Lima atau Bangunan Liar
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Buol Tahun 2022
Gambar 2.90
Persentase Sempadan Jalan Yang Dipakai Pedagang Kaki Lima atau Bangunan
Rumah Liar di Kabupaten Buol Tahun 2017 – 2021
108
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
80 65 73 78
50 75,43
60
40
20
0
2017
2018
2019
2020
2021
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Buol Tahun 2022
Gambar 2.91
Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi di Kabupaten Buol Tahun 2017 – 2021
109
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
1,76
1,74
1,72 1,76 1,76
1,7
1,7 1,7 1,7
1,68
1,66
2017 2018 2019 2020 2021
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Buol, Tahun 2022
Gambar 2.92
Persentase Sempadan Sungai yang Dipakai Bangunan Liar
di Kabupaten Buol Tahun 2017 – 2021
110
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
100
90
84,63
80 88,77 92,48 95,28
70 91,4
2017
2018
2019
2020
2021
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Buol, Tahun 2022
Gambar 2.93
Persentase Drainase dalam Kondisi Baik / Pembuangan Aliran Air yang Tidak
Tersumbat di Kabupaten Buol Tahun 2017 – 2021
111
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Sumber: Dinas Pekerjaan Uumum dan Penataan Ruang Kabupaten Buol, Tahun 2022
Gambar 2.94
Persentase Daerah/Wilayah yang Tidak Terjadi Genangan > 2 Kali Setahun
112
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
40
20
0
2017
2018
2019
2020
2021
Persentase Pembangunan Turap di Wilayah Jalan Penghubung dan Aliran Sungai Rawan Longsor
Sumber: Dinas Pekerjaan Uumum dan Penataan Ruang Kabupaten Buol, Tahun 2022
Gambar 2.95
Persentase Pembangunan Turap dan Tanggul di Wilayah Jalan Penghubung dan
Aliran Sungai Rawan Longsor di Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
113
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
100
73,31 78,94
50 74,15
79,32
65,05
0
2017
2018
2019
2020
2021
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Buol, Tahun 2022
Gambar 2.96
Persentase Irigasi Kabupaten Dalam Kondisi Baik
di Kabupaten Buol Tahun 2017 – 2021
114
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
70
71,86
65 66,29 66,98 68,6
67,66
60
2017
2018
2019
2020
2021
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Buol, Tahun 2022
Gambar 2.97
Rasio Jaringan Irigasi Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
115
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
24,14
92,22
61,16
73,38
92.72
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Buol, Tahun 2022
Gambar 2.98
Persentase Penduduk Berakses Air Minum di Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
116
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
bersih belum tersedia, sehingga tidak dapat disajikan. Data persentase penduduk
berakses air minum disajikan pada Gambar 2.99 berikut:
62
80,40 2017
2018
55
2019
81,55
2020
65 2021
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kaupaten Buol, Tahun 2022
Gambar 2.99
Proporsi Rumah Tangga Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum
Layak, Perkotaan dan Perdesaan di Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
117
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
2,05% 2,05 %
2,05% 2,05%
2,05%
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Buol, tahun 2022
Gambar 2.100
Persentase Areal Kawasan Kumuh Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
118
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
1
0,8
0,6
0,4
0 0 0 0 0
0,2
0
2017 2018 2019 2020 2021
Gambar 2.101
Tersedianya Fasilitas Pengurangan Sampah di Perkotaan
di Kabupaten Buol Tahun 2017 – 2021
119
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
75,73
76 74,55
74
70,7
72
69,27
70 67,83
68
66
64
62
2017 2018 2019 2020 2021
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Buol 2022
Gambar 2.102
Rasio Tempat Pemakaman Umum Per satuan Penduduk
di Kabupaten Buol Tahun 2017 – 2021
120
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
2,43
2,41
2,45
2,4
2,31
2,35
2,26
2,3
2,25 2,17
2,2
2,15
2,1
2,05
2
2017 2018 2019 2020 2021
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Buol, Tahun 2022
Gambar 2.103
Rasio Tempat Ibadah Per Satuan Penduduk
Kabupaten Buol Tahun 2017 – 2021
20) Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB
Melihat Kabupaten Buol secara keseluruhan terutama kawasan perkotaan,
dimana kawasan perkotaan tersebut masih cukup luas untuk bisa dijadikan ruang
terbuka hijau, dimana kawasan perkotaan Kabupaten Buol masih dalam tahap
perkembangan dan pertumbuhan yang wajar, belum bertumbuh secara tak
terkendali. Untuk kawasan ruang terbuka hijau yang dibangun oleh pemerintah
daerah baru seluas kurang lebih 2 Ha, untuk lebih jelasnya ruang terbuka hijau
dapat dilihat pada Gambar 2.104 berikut:
121
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
0,0038 0,0008
0,0031
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Buol Tahun 2022
Gambar 2.104
Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB
di Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
21) Luasan RTH Publik Sebesar 20% dari Luas Wilayah Kota / Kawasan
Perkotaan
Luasan RTH Publik Sebesar 20 % dari Luas Wilayah Kota / Kawasan
Perkotaan adalah Luasan RTH publik Yang Tersedia diakhir tahun pencapaian
SPM di bagi Luasan RTH publik Yang Seharusnya Tersedia di Wilayah
Kota/Kawasan Perkotaan dapat dilihat pada Gambar 2.105 berikut:
122
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
1,48 0,94
0,94
1,48
1,25
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Buol, Tahun 2022
Gambar 2.105
Luasan RTH Publik Sebesar 20 % dari Luas Wilayah Kota/ Kawasan
Perkotaan Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
0,025
0,02
0,015
0,02 0,022 0,023
0,01 0,018 0,019
0,005
0
2017 2018 2019 2020 2021
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Buol Tahun 2022.
Gambar 2.106
Rasio Bangunan ber – IMB per Satuan Bangunan
Kabupaten Buol Tahun 2017 – 2021
123
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Berdasarkan Gambar 2.106, Rasio bangunan ber – IMB Tahun 2017 sebesar
0,018; Tahun 2018 sebesar 0,019; Tahun 2019 sebesar 0,020, Tahun 2020 sebesar
0,022 dan Tahun 2021 sebesar 0,023. Walaupun terjadi kenaikan untuk rasio
bangunan ber IMB tetapi kesadaran masyarakat untuk mengurus IMB masih
kurang, sehingga masih perlu upaya - upaya untuk mendorong masyarakat
memiliki IMB.
1
0,8
0,6
0,4
0,2 0 0 0 0 0
0
2017 2018 2019 2020 2021
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Buol Tahun 2022
Gambar 2.107
Ruang Publik Yang Berubah Peruntukannya Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
124
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
pepohonan berdasarkan hasil pemotretan citra satelit dan survei foto udara di bagi
Luas Daratan dapat dilihat pada Gambar 2.108 berikut:
1 0,79
2017
2018
0,79
0,79 2019
2020
0,79
2021
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Buol, Tahun 2022
Gambar 2.108
Rasio Luas Kawasan Tertutup Pepohonan Berdasarkan Hasil Pemotretan Citra
Satelit dan Survei Foto Udara Terhadap Luas Daratan
Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
125
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Buol, Tahun 2022
Gambar 2.109
Ketaatan Terhadap RTRW Kabupaten Buol Tahun 2017 – 2021
Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Buol menjadi salah satu
dokumen yang menjadi dasar dalam melakukan perencanaan, sehingga
penyusunan berbagai dokumen perencanaan dan pengembangan wilayah mengacu
pada Dokumen RTRW yang memuat berbagai rencana peruntukan/pengembangan
yang akan dilakukan pada wilayah Kabupaten Buol, adapun rencana peruntukan
tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut :
Berdasarkan Gambar 2.109 diatas bahwa ketaatan terhadap RTRW dari
Tahun 2017 sebesar 60% Tahun 2018 sebesar 70%, Tahun 2019 sampai dengan
Tahun 2021 sebesar 0%, hal ini dapat dijelaskan bahwa ada 10 kegiatan rencana
peruntukan/rencana pengembangan, dan rencana peruntukan yang sudah
terealisasi dari Tahun 2012 sampai dengan Tahun 2016 ada 5 (Lima) rencana
peruntukan, dan yang terealisasi dari Tahun 2017 sampai dengan Tahun 2021 ada
2 (Dua) rencana peruntukan, jadi ada 3 (Tiga) rencana peruntukan lagi yang belum
direalisasikan.
126
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
menciptakan rumah layak huni adalah kebutuhan minimal masa (penampilan) dan
ruang (luar-dalam) (kebutuhan luas); Kebutuhan kesehatan dan kenyamanan; dan
kebutuhan minimal keamanan dan keselamatan. Secara sederhana dapat
dimaknai sebuah rumah dan pemukiman yang layak adalah tempat tinggal
keluarga dan warga dengan dukungan fasilitas lingkungan yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan dasar, mulai dari air bersih, penerangan, sanitasi saluran
pembuangan limbah, serta aman bagi aktivitas penghuninya. Rasio rumah layak
huni dihitung dengan membandingkan luas rumah layak huni dengan jumlah
penduduk, rasio rumah layak huni dari Tahun 2017 -2021 dapat dilihat pada
Gambar 2.110 berikut:
0,196
0,2
0,195 0,188 0,189
0,19
0,185
0,18 0,172
0,175
0,166
0,17
0,165
0,16
0,155
0,15
2017 2018 2019 2020 2021
Sumber: Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Kab. Buol Tahun 2021 (Data Diolah)
Gambar 2.110
Rasio Rumah Layak Huni Tahun 2017-2021
127
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
2021 0,00025
2020 0,00041
2019
0,00049
2018
0,00106
2017
0,00053
0
0,0002
0,0004
0,0006
0,0008
0,001
0,0012
Sumber: Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Kab. Buol Tahun 2022 (Data Diolah)
Gambar 2.111
Rasio Rumah Layak Huni Tahun 2017-2021
128
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
ketersediaan rumah layak huni dan terjangkau adalah harga rumah dikategorikan
terjangkau apabila mempunyai median multiple sebesar 3, median harga rumah
berdasarkan harga rumah layak huni sesuai peraturan perundangan-undangan.
Serta median penghasilan rumah tangga berdasarkan penghasilan rumah tangga
yang masuk dalam kategori Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Untuk
mencapai target cakupan ketersediaan rumah layak huni dan terjangkau yang
telah ditetapkan maka perlu adanya langkah kegiatan diantaranya menjalin
kebersamaan dan kemitraan dengan instansi lain, kemudian melakukan sosialisasi
kepada masyarakat maupun stakekholders terkait dengan skim dan mekanisme
bantuan pembiayaan perumahan bagi masyarakat. Selanjutnya melakukan
pengumpulan, pengolahan dan analisa data khususnya data harga rumah layak
huni dan besaran penghasilan rumah tangga (khususnya rumah tangga yang
masuk kategori Berpenghasilan rendah).Dan memberikan fasilitasi rumah layak
huni dan terjangkau kepada masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) untuk
menghuni rumah, baik untuk dimiliki maupun cara lain sesuai peraturan
perundang-undangan. Data terkait cakupan ketersediaan rumah layak huni
disajikan pada gambar 2.112 berikut:
68 67,75
67,56
67,25
66,88
67
66,03
66
65
2017 2018 2019 2020 2021
Sumber: Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kab. Buol 2022 (Data Diolah)
Gambar 2.112
Cakupan Ketersediaan Rumah Layak Huni Tahun 2017-2021
129
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
layak huni dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2021 terus mengalami
peningkatan.
130
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
2021; 0,3
2017; 0,64
2020; 0,49
2019; 0,59
2018; 1,28
Sumber: Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kab. Buol 2022(Data Diolah
Gambar 2.113
Cakupan Layanan Rumah Layak Huni Yang Terjangkau
Tahun 2017-2021
131
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
sarana prasarana dasar permukiman seperti air minum, sanitasi, jalan lingkungan,
revitalisasi kawasan dan peningkatan kualitas permukiman serta penyediaan
Rumah Sususn Sederhana Sewa (Rusunawa). Pelaksanaan pembangunan
prasarana dan sarana permukiman tersebut juga dilaksanakan dengan model
pemberdayaan yang melibatkan masyarakat sejak perencanaan sampai dengan
operasi dan pemeliharaan infrastruktur. Data Persentase Lingkungan Pemukiman
Kumuh disajikan pada Gambar 2.114 berikut ini :
0
2017 2018 2019 2020 2021
Sumber: Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Kab. Buol Tahun 2022 (Data Diolah)
Gambar 2.114
Persentase Lingkungan Pemukiman Kumuh Tahun 2017-2021
132
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
P E R S E N TA S E L UA S A N P E R M U K I M A N K U M U H D I
K AWA S A N P E R KO TA A N
Persentase Luasan Permukiman Kumuh di Kawasan Perkotaan
1,5
0,5
0
2017 2018 2019 2020 2021
Sumber: Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Kab. Buol Tahun 2022 (Data Diolah)
Gambar 2.115
Persentase Lingkungan Pemukiman Kumuh
di Kawasan Perkotaan Tahun 2017-202
133
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
2021 32,25
2020 32,44
2019 32,75
2018 33,12
2017 33,97
Sumber: Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Kab. Buol Tahun 2022 (Data Diolah)
Gambar 2.116
Proporsi Rumah Tangga Kumuh Perkotaan Tahun 2017-2021
134
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Cakupan Lingkungan Yang Sehat dan Aman Yang Didukung Dengan PSU
3,2
8,2
2020 2021
Sumber: Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Kab. Buol Tahun 2022 (Data Diolah)
Gambar 2.117
Cakupan Lingkungan Yang Sehat dan Aman
Yang Didukung Dengan PSU Tahun 2020-2021
135
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
136
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
6. Sosial
PMKS (Penyandang masalah kesejahteraaan sosial) adalah seseorang atau
keluarga yang karena suatu hambatan, kesulitan, atau gangguan, tidak dapat
melaksanakan fungsi sosialnya dan karenanya tidak dapat menjalin hubungan
yang serasi dan kreatif dengan lingkunganya sehingga tidak dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya. Data jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial
Tahun 2017 sampai Tahun 2021 di Kabupaten Buol disajikan pada gambar 2.118
berikut:
Gambar 2.106
Jumlah Penyandang dan Jenis PMKS di Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
137
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Gambar 2.118 di atas, diketahui bahwa terdapat 13 jenis PMKS yang ada di
Kabupaten Buol dari 26 jenis PMKS yang masuk dalam ketentuan Kementerian
Sosial Republik Indonesia. Anak jalanan hingga Tahun 2021 belum terdata,
sedangkan penderita sakit jiwa semenjak Tahun 2017-2018 sebanyak 5 jiwa, tahun
2019-2020 terdata sebanyak 7 jiwa dan 2021 terdata sebanyak 3 jiwa. Pecandu
Narkoba hingga Akhir Tahun 2021 tercatat sebanyak 5 Orang. Anak terlantar
terdata sebanyak 142 orang di tahun 2021. Lanjut usia terlantar di Tahun 2017
sebanyak 1.020 jiwa dan di tahun 2021 terjadi peningkatan hingga sebesar 1435
Jiwa.
Tuna Netra tercatat semenjak Tahun 2017 -2021 sebesar 26 orang dan
diakhir tahun 2021 turun menjadi 7 orang. Tuna rungu sebanyak 10 jiwa di akhir
Tahun 2021. Tuna daksa meningkat hingga 215 jiwa di akhir Tahun 2021. Tuna
susila tercatat hingga akhir Tahun 2021 sebesar 0 jiwa. Disabilitas intelektual
sebesar 66 jiwa di tahun 2021. Cacat ganda juga turun hingga 3 jiwa di tahun
2021. Jumlah narapidana mengalami kenaikan sebesar 73 jiwa ditahun 2021.
Jumlah pengungsi banjir tercatat di tahun 2019 868 jiwa dan ditahun 2020
sebesar 112 jiwa dan di tahun 2021 sebesar 72 jiwa.
90,00
80,00
83,15
70,00
60,00 68,35
50,00
40,00
30,00 37,04
20,00
10,00 18,96 18,96
0,00
2017 2018 2019 2020 2021
Series1
Gambar 2.119
Persentase Penanganan PMKS di Kabupaten Buol Tahun 2017-2022
138
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
60
40
20
0
2017 2018 2019 2020 2021
Series1
Gambar 2.120
Persentase panti sosial yang menerima program pemberdayaan sosial melalui
kelompok usaha bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis
lainnya Kab. Buol 2017-2021
139
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
kelompok usaha bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya
sebesar signifikan sebesar 100% kemudian di tahun 2018 menurun sebesar
81,97%. Namun pada tahun 2019 naik menjadi 86,96% ,dan tahun 2020 hingga
2021 naik kembali sebesar 100%.
80
60
40
20
0
2017 2018 2019 2020 2021
Series1
Gambar 2.122
Persentase Korban Bencana yang Menerima Bantuan Sosial selama Masa
Tanggap Darurat Lengkap Kab. Buol 2017-2021
140
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
4) Persentase Penyandang Cacat Fisik dan Mental, Serta Lanjut Usia Tidak
Potensial Yang Telah Menenerima Jaminan Sosial
Persentase penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak
potensial yang telah menerima jaminan sosial adalah Persentase perbandingan
antara jumlah penyandang cacat fisik dan mental, serta lansia tidak potensial yang
telah menerima jaminan sosial dalam 1 tahun dengan jumlah penyandang cacat
fisik dan mental, serta lansia tidak potensial yang seharusnya menerima jaminan
sosial dalam 1 tahun. Seperti disajikan pada Gambar 2.123 berikut:
Persentase penyandang cacat fisik dan mental serta lanjut usia tidak
potensial yang telah menerima jaminan sosial
70,00
62,72
60,00 57,02
50,00
40,67
40,00
30,00
21,01 21,01
20,00
10,00
0,00
2017 2018 2019 2020 2021
Gambar 2.123
Persentase Penyandang Cacat Fisik dan Mental, Serta LanjutUsia Tidak
Potensial yang Telah Menerima Jaminan Sosial Kab. Buol 2017-2021
Gambar 2.123 data Persentase penyandang cacat fisik dan mental, serta
lanjut usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial sepanjang Tahun
2011-2021 trend berfluktuatif dan menurun. Dimana pada Tahun 2017-2018
40,67% hingga 62,72%. Kemudian turun menjadi 57,02% di tahun 2019.
Kemudian penurunan kembali menjadi 21,01% di tahun 2020 dan tahun 2021.
Penurunan tersebut disebabkan jumlah penyandang cacat fisik dan mental serta
lansia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial dalam 1 tahun
berkurang.
141
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
24
11
Angka Sengketa Pengusaha-Pekerja per
17,39
Tahun
8,2
69,31
0 10 20 30 40 50 60 70
Sumber: Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kab. Buol Tahun 2022(data diolah)
Gambar 2.124
Angka Sengketa Pengusaha-Pekerja Per Tahun
Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
142
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
100
0
Besaran Kasus Yang diselesaikan
50
Dengan PB (%)
100
43
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Sumber: Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kab. Buol Tahun 2022(data diolah)
Gambar 2.125
Besaran Kasus Yang Diselesaikan Dengan Perjanjian Bersama
Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
143
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
8,49
2,09
Besaran pencari kerja yang terdaftar yang 2,89
ditempatkan (%)
20,22
30,95
0 5 10 15 20 25 30 35
Sumber: Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kab. Buol Tahun 2022(data diolah)
Gambar 2.126
Besaran Pencari Kerja Yang Terdaftar Yang Ditempatkan
Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
144
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
82,15
74,61
82,60
87,73
68 70 72 74 76 78 80 82 84 86 88
Gambar 2.127
Besaran Pekerja/Buruh Yang Menjadi Peserta Program Jamsostek
Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
145
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
0
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan 83,33
83,33
pelatihan berbasis kewirausahaan 10
25
0
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan 40
40
pelatihan berbasis masyarakat 40
50
50
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan 50
50
pelatihan berbasis kompetensi 66,66
10
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Gambar 2.128
Besaran Tenaga Kerja Yang Mendapatkan Pelatihan Berbasis Kompetensi,
Masyarakat, dan Kewirausahaan Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
146
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Gambar 2.129
Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah
Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
147
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
25 24 24
20
16 16 16
15
10
0
2017 2018 2019 2020 2021
Sumber: Dinas PMD dan P3A Anak Kabupaten Buol Tahun 2022
Gambar 2.130
Proporsi Kursi Perempuan di DPRD Kab. Buol 2017-2022
148
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
4) Rasio KDRT
Rasio KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) adalah Persentase
perbandingan jumlah KDRT dengan jumlah rumah tangga. Data mengenai Rasio
KDRT disajikan pada Gambar 2.132 berikut:
0,08
0,02
0
2017 2018 2019 2020 2021
Series1
Sumber: Dinas PMD dan P3A Anak Kabupaten Buol Tahun 2022
Gambar 2.132
Rasio KDRT di Kabupaten Buol Tahun 2017-2022
149
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
3. Pangan
1) Ketersediaan Pangan Utama
Ketahanan Pangan adalah ketersediaan pangan dan kemampuan seseorang
untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dikatakan memiliki ketahanan
pangan jika penghuninya tidak berada dalam kondisi kelaparan atau dihantui
ancaman kelaparan. Ketahanan pangan merupakan ukuran terhadap gangguan
pada masa depan atau ketiadaan suplai pangan penting akibat berbagai faktor.
Penilaian ketahanan pangan dibagi menjadi keswadayaan atau kewasemdaan
peroarangan (self-sufficienncy) dan ketergantungan ekseternal yang membagi
serangkaian faktor resiko.
Implementasi program pembangunan ketahanan pangan dilaksanakan
dengan memperhatikan sub sistem ketahanan pangan yaitu:
a) Sub sistem ketersediaan pangan, melalui upaya peningkatan produksi,
ketersediaan dan penanganan kerawanan pangan;
b) Sub sistem distribusi pangan melalui pemantapan distribusi dan analisis
harga serta cadangan pangan;
c) Sub sistem konsumsi pangan melalui peningkatan kualitas konsumsi dan
keamanan pangan.
Program - program pembangunan pertanian dan ketahanan pangan tersebut
diarahkan untuk mendorong terciptanya kondisi sosial, budaya dan ekonomi yang
kondusif, menuju ketahanan pangan yang mantap dan berkelanjutan.
Beberapa kegiatan yang akan dilakukan Pemerintah kabupaten buol melalui
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Buol sebagai tolok ukur
keberhasilan Ketahanan Pangan diantaranya ketersediaan pangan utama. Adapun
yang telah dicapai pemerintah Pemerintah Kabupaten Buol dalam hal ketersediaan
pangan utama dalam waktu 5 (Lima) tahun sebelumnya disajikan pada Gambar
2.133 berikut:
150
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
92,75 91,85
77,41
56,74
38,21
Sumber: Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kab. Buol Tahun 2022 (data diolah)
Gambar 2.133
Persentase Ketersediaan Pangan di Kabupaten Buol Tahun 2017 – 2021
4. Pertanahan
1) Persentase Luas Tanah PEMDA Bersertifikat
Persentase Luas Lahan Tanah PEMDA Bersertifikat merupakan persentase
jumlah luas tanah PEMDA bersertifikat terhadap jumlah luas tanah PEMDA.
Indikator ini mengukur untuk menjamin kepastian hukum hak atas tanah PEMDA.
Tujuan Luas Tanah PEMDA Bersertifikat antara lain yaitu memberi kepastian
hukum dan perlindungan hukum kepada hak atas suatu bidang tanah PEMDA.
Untuk menyediakan informasi pihak-pihak yang berkepentingan agar dengan
mudah memperoleh data yang diperlukan, Selanjutnya untuk terselenggaranya
tertib administrasi pertanahan. Selain itu tanah PEMDA yang bersertifikat memiliki
fungsi surat tanda bukti yang berlaku sebagai alat pembuktian kuat mengenai data
fisik dan data yuridis. Data mengenai persentase luas tanah PEMDA bersertifikat
Kabupaten Buol disajikan pada Gambar 2.134 berikut:
151
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
2021 7,06
2020 6,54
2019 6,54
Sumber: Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Kab. Buol Tahun 2022 (Data Diolah)
Gambar 2.134
Persentase Luas Tanah PEMDA Bersertifikat
di Kabupaten Buol Tahun 2017 – 2021
152
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Berdasarkan table 2.14 penyelesaian kasus tanah Negara pada Tahun 2021
sebesar 100%. Permohonan izin lokasi ada dua izin dan jumlah izin lokasi yang
diterbitkan ada dua. Penyelesaian izin lokasi datanya hanya tersaji satu tahun
dikarenakan bidang khusus pertanahan baru terbentuk satu tahun terakhir pada
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman sehingga OPD terkait baru
bisa menyajikan data tahun 2021 saja.
153
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
5. Lingkungan Hidup
1) Tersusunnya RP.PLH Kabupaten, Terintegrasinya RP.PLH dalam
Rencana Pembangunan Kabupaten dan Terselenggaranya KLHS untuk K
/ R / P Tingkat Daerah Kabupaten
Lingkungan hidup dalam hal ini adalah kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya
yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum. Rencana
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) adalah perencanaan
tertulis yang memuat potensi, masalah lingkungan hidup, serta upaya
perlindungan dan pengelolaannya dalam kurun waktu tertentu.
Dokumen RPPLH disusun guna memberikan arahan melestarikan jasa
Lingkungan Hidup dalam rangka mendukung terlaksananya pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan dan mengarahkan terselenggaranya
pembangunan rendah karbon, yaitu membangun kota-kota rendah karbon dan
hemat energi, dan menciptakan keserasian atau keseimbangan antara
pembangunan ekonomi dan perlindungan Lingkungan Hidup. Pada dasarnya
terintegrasinya RPPLH dalam rencana pembangunan Kabupaten/Kota sangat
diperlukan untuk mendukung kelangsungan pencapaian pelestarian lingkungan
hidup.
Kajian lingkungan hidup strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah
rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan
terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana,
dan/atau program. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) bertujuan untuk
memastikan bahwa prinsip Pembangunan Berkelanjutan telah menjadi dasar dan
terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah, yang mampu memberikan
rekomendasi pertimbangan lingkungan pada tingkatan pengambilan keputusan
yang bersifat strategis, yakni pada arah kebijakan, rencana dan program
pembangunan (KRP). Data mengenai indikator-indikator pencapaian di Bidang
154
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Lingkungan Hidup dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir disajikan pada tabel 2.15
berikut:
Tabel 2.15
Tersusunnya RPPLH Kabupaten, Terintegrasinya RPPLH dalam Rencana
Pembangunan Kabupaten dan terselenggaranya KLHS untuk K/R/P Tingkat
Daerah Kabupaten di Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
TAHUN
NO URAIAN
2017 2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5 6 7
155
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
sektor industri, pertanian dan domestik. Pengukuran indikator ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar hasil pengukuran indeks kualitas air dalam menilai
kualitas badan air dan kesesuaian peruntukan badan air tersebut.
Indeks kualitas udara adalah ukuran yang digunakan untuk menilai
pencemaran udara. Setiap daerah memiliki indeks yang berbeda bergantung pada
standar kualitas udara di daerah masing-masing. Penghitungan indeks kualitas
udara menggunakan dua parameter yaitu NO2 dan SO2 Parameter NO2 mewakili
emisi dari kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar bensin, dan SO2
mewakili emisi dari industri dan kendaraan diesel yang menggunakan bahan bakar
solar serta bahan bakar yang mengandung sulfur lainnya. Nilai indeks kualitas
udara dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain keadaan iklim, arah angin,
topograf dan sumber pencemar udara, yang terdiri dari sumber alami/biogenic
(letusan gunung berapi, dekomposisi biotik) dan antropogenik. Sumber pencemar
antropogenik adalah pencemaran akibat aktivitas manusia, baik dari sumber tidak
bergerak seperti emisi cerobong pada industri maupun dari sumber bergerak yaitu
kendaraan bermotor.
Indeks kualitas tutupan lahan (IKTL) merupakan nilai luas tutupan lahan
bervegetasi. Nilai IKTL dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kegiatan
pembukaan lahan, kejadian kebakaran hutan/lahan, penebangan liar, kegiatan
rehabilitasi hutan/lahan, rehabilitasi kawasan pesisir, kegiatan pemulihan lahan
bekas tambang, dan pemulihan lahan terkontaminasi B3. Faktor-faktor yang
mempengaruhi nilai IKTL, antara lain pembukaan lahan, kebakaran hutan/lahan,
penebangan liar, dan rehabilitasi hutan/lahan. Pengukuran indikator ini bertujuan
untuk mengetahui seberapa besar hasil pengukuran indeks kualitas tutupan
lahan. Hasil pengukuran untuk indeks kualitas air, indeks kualitas udara dan
indeks kualitas tutupan lahan disajikan pada gambar berikut :
156
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
95,34
100
86,33
90
80
70
60 53,33
50
40
30
20
10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
2017 2018 2019 2020 2021
Indeks Kualitas Udara Indeks Kualitas Air Indeks Kualitas Tutupan Lahan
Gambar 2.135
Hasil Pengukuran Indeks Kualitas Air, Hasil Pengukuran Indeks Kualitas
Udara, dan Hasil Pengukuran Indeks Kualitas Tutupan Lahan
di Kabupaten Buol Tahun 2017 - 2021
157
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
84
75
20 22
18
Gambar 2.136
Timbulan Sampah yang Ditangani di Kabupaten Buol Tahun 2017 – 2021
158
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
30,00
25,00
20,00
15,00
10,00
5,00
-
2017 2018 2019 2020 2021
Rasio Penduduk ber-KTP per Satuan
26,94 26,94 13,99 14,04 13,06
Penduduk
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Buol, Tahun 2022 (Data Diolah)
Gambar 2.137
Rasio Penduduk ber-KTP per Satuan Penduduk
di Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
159
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Persern, yaitu jumlah penduduk usia >17 yang ber KTP lebih besar dibandingkan
dengan jumlah penduduk usia >17 atau telah menikah.
1,40
1,20
1,00
0,80
0,60
0,40
0,20
-
2017 2018 2019 2020 2021
Rasio Bayi ber-Akte Kelahiran 0,64 0,64 0,64 0,73 1,26
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Buol, Tahun 2022 (Data Diolah)
Gambar 2.138
Rasio Bayi ber-Akte Kelahiran di Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
Berdasarkan Gambar 2.138 maka dapat diketahui bahwa rasio bayi berakte
kelahiran sepanjang Tahun 2017-2021 sebesar 1, yaitu antara jumlah bayi berakte
kelahiran dan total jumlah bayi secara keseluruhan di Kabupaten Buol telah
memiliki akta kelahiran.
160
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
2,24 2,24
1,94
1,73 1,67
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Buol, Tahun 2022 (Data Diolah)
Gambar 2.139
Rasio Pasangan ber-Akte Nikah di Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
161
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
30,00
26,85 26,85
25,00
20,00
5,00
-
2017 2018 2019 2020 2021
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Buol, Tahun 2022 (Data Diolah)
Gambar 2.140
Cakupan Penerbitan KTP di Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
162
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
90,00 80,84
80,00 73,44
70,00 66,30
62,93 62,93
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
-
2017 2018 2019 2020 2021
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Buol, Tahun 2022 (Data Diolah)
Gambar 2.141
Cakupan Penerbitan Akta Kelahiran di Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
163
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
102
100 100 100
100
98
96
94 92,59 92,59
92
90
88
2017 2018 2019 2020 2021
Sumber: Dinas PMD dan P3A Anak Kabupaten Buol Tahun 2022
Gambar 2.142
Cakupan Sarana Prasarana Perkantoran Pemerintahan Desa Yang Baik
di Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
164
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
1,02
1 1 1 1
1
0,98
0,96
0,94
0,92
0,9
0,9
0,88
0,86
0,84
2017 2018 2019 2020 2021
Sumber: Dinas PMD dan P3A Anak Kabupaten Buol Tahun 2022
Gambar 2.143
Rata-rata Jumlah Kelompok Binaan LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat)
Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
165
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
1,02
1 1 1 1
1
0,98
0,96
0,94
0,92
0,9
0,9
0,88
0,86
0,84
2017 2018 2019 2020 2021
Sumber: Dinas PMD dan P3A Anak Kabupaten Buol Tahun 2022
Gambar 2.129
Rata-rata Jumlah Kelompok Binaan PKK di Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
Series1
Sumber: Dinas PMD dan P3A Anak Kabupaten Buol Tahun 2022
Gambar 2.145
Persentase PKK Aktif di Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
166
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
80
60
40
20
0
2017 2018 2019 2020 22021
Series1
Sumber: Dinas PMD dan P3A Anak Kabupaten Buol Tahun 2022
Gambar 2.131
Persentase Posyandu Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
167
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
1,5
1,39
Rata-Rata Jumlah Anak per Keluarga 1,19
1,48
1,42
Sumber: Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk & KB Kabupaten Buol Tahun 2022
Gambar 2.147.
Rata-Rata Jumlah Anak per Keluarga Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
2) Ratio Akseptor KB
Rasio akseptor KB adalah Persentase jumlah akseptor KB dibandingkan
jumlah pasangan usia subur. Data rasio akseptor KB di kabupaten Buol Tahun
2017 hingga 2021 disajikan pada Gambar 2.148 berikut:
82,87
70,73
88,13
65,35
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Sumber: Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk & KB Kabupaten Buol Tahun 2022
Gambar 2.148
Rasio Akseptor KB di Kab. Buol Tahun 2017- 2021
168
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
9. Perhubungan
1) Jumlah arus penumpang angkutan umum
Jumlah arus penumpang angkutan umum (bis/kereta api/kapal
laut/pesawat udara) yang masuk/keluar daerah selama 1 (satu) tahun merupakan
jumlah pemindahan manusia dari tempat satu ketempat lain selama kurun waktu
1 (satu) tahun. Pengkuran indikator bertujuan untuk membantu orang
menjangkau berbagai tempat yang dikehendaki selama kurun waktu 1 (satu)
tahun. Angkutan umum penumpang adalah angkutan penumpang yang dilakukan
dengan sistem sewa atau bayar. Termasuk dalam pengertian dalam angkutan
umum penumpang adalah bus, mini bus, mikrolet, kereta api, angkutan air dan
angkutan darat. Tujuan umum keberadaan angkutan umum penumpang adalah
menyelenggarakan pelayanan angkutan yang baik dan layak bagi masyarakat.
Perubahan gaya hidup, pola perkembangan kota, dan pertumbuhan kepemilikan
kendaraan pribadi memang mengurangi sumbangan angkutan umum bagi
mobilitas suatu kota. Orang memerlukan angkutan untuk mencapai tempat kerja,
untuk berbelanja, berwisata maupun untuk memenuhi 7 kebutuhan sosial-
ekonomi lainnya. Tujuan pelayanan angkutan umum adalah memberikan
pelayanan yang aman, cepat dan murah pada masyarakat yang mobilitasnya
semakin meningkat terutama pada paksawan (tidak mampu memiliki kendaraan
sendiri atau menyewa secara pribadi) dalam menjalankan kegiatannya. dengan
kata lain adalah efektifitas dan efisien. Data mengenai Jumlah arus penumpang
angkutan umum disajikan pada Gambar 2.149 berikut :
169
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
91.381 95.021
88.595
100.000
80.000
60.000
40.000 19.750
12.683
20.000
0
2017 2018 2019 2020 2021
Gambar 2.149
Jumlah Arus Penumpang Umum (Orang) Tahun 2017-2021
170
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
0,00089
0,001
0,0008
0,0006
0,0004
0,0002 0,00004 0 0 0
0
2017 2018 2019 2020 2021
Gambar 2.150
Rasio Izin Trayek Tahun 2017-2021
Berdasarkan Gambar 2.150 diatas bahwa pada tahun 2019 sampai dengan
tahun 2021 tidak ada izin trayek yang dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan
Kabupaten Buol, hal ini dikarenakan ada kaitan erat dengan lolos uji kendaraan.
Sementara Kabupaten Buol tidak memiliki sarana uji kendaraan.
171
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
58
2017
398 421 2018
2019
2020
2021
372
Gambar 2.152
Jumlah Uji KIR Angkutan Umum Tahun 2017-2022
172
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
7
6 6 6
6
3
2
1
0
2017 2018 2019 2020 2021
Gambar 2.153
Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis Tahun 2017-2021
173
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
energi. Data Persentase Layanan Angkutan Darat disajikan pada Gambar 2.154
berikut :
2021 6,15
2020 5,99
2019 0,24
2018 0,37
2017 0,31
0 1 2 3 4 5 6 7
Gambar 2.154
Persentase Layanan Angkutan Darat Tahun 2017-2021
6) Pemasangan Rambu-Rambu
Rambu lalu lintas merupakan bagian perlengkapan jalan berupa lambang,
huruf, angka, kalimat, atau peRp.aduan semuanya yang berfungsi sebagai
perintah, petunjuk, atau larangan bagi pengguna jalan. Indikator ini mengukur
terciptanya tertib lalu lintas dan terjaminnya rasa nyaman serta keselamatan
pengguna jasa transportasi darat. Pemasangan rambu lalu lintas dan marka jalan
harus tepat sasaran, untuk memudahkan dan mengefektifkan dalam mengatur
arus lalu lintas. Karena pemasangan rambu yang tepat dapat membantu para
pengguna jalan yang mematuhi rambu-rambu yang berada di bagian atau sudut
jalan. Rambu-rambu lalu lintas yang terpasang semestinya harus informatif,
sehingga menghindari keraguan bagi pengendara. Begitu juga dalam penindakan,
dengan adanya aturan melalui rambu-rambu lalu lintas atau marka jalan yang
sudah terpasang, membuat para pelanggar dapat langsung dikenakan sanksi yang
manfaat utamanya meningkatkan kesadaran berlalu lintas. Pemasangan rambu
lalu lintas atau marka jalan yang tepat diharapkan dapat membantu menurunkan
174
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
angka kecelakaan lalu lintas. Disamping itu, pengendara harus sadar dalam
mengendarai kendaraan dengan mentaati peraturan yang ada. Data pemasangan
rambu-rambu dilihat pada Gambar 2.155 berikut :
3 3
2,5
2
2
1,5
0,5
0 0 0
0
2017 2018 2019 2020 2021
Gambar 2.155
Jumlah Pemasangan Rambu-rambu Tahun 2017-2021
175
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
diperhitungkan bobot perbedaan jenis kendaraan. Data Rasio panjang jalan per
jumlah kendaraan disajikan pada Gambar 2.156 berikut :
0,05021 0,05040
0,05026
0,05035
0,05030
Gambar 2.156
Rasio Panjang Jalan Per Jumlah Kendaraan Tahun 2017-2021
Berdasarkan Gambar 2.156 diatas terlihat rasio panjang jalan per jumlah
kendaraan Tahun 2017 adalah sebesar 0.05040, Tahun 2018 sebesar 0.05035,
Tahun 2019 sebesar 0.05030, pada tahun 2020 sebesar 0.05026 dan pada tahun
2021 sebesar 0.05021.
176
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
177
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
178
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Tabel 2.18
Capaian Indikator Persentase Penduduk yang menggunakan HP/Telepon
Pada Tabel 2.18 terlihat bahwa pada Tahun 2018 Capaian Persentase
Penduduk yang menggunakan Hp/Telepon sebesar 34,66% dan pada tahun 2021
mengalami peningkatan sebesar 53,72%.
179
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Berdasarkan tabel 2.20 terlihat bahwa Tahun 2018 sampai dengan 2021
Capaian jumlah Jumlah rumah tangga yang memiliki computer pribadi meningkat
dr 14.513 Rumah tangga menjadi 15.964 Rumah tangga. Dan jumlah rumah
tangga dari tahun 2018 sampai dengan Tahun 2021 meningkat.
180
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
250
150
50
50 52 50,22 53
42 23,8 23,5
0
2017 2018 2019 2020 2021
Jumlah Koperasi Aktif Jumlah Seluruh Koperasi Presentase Koperasi Aktif
Gambar 2.157
Persentase Koperasi Aktif di Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
Persentase UKM non BPR/LKM aktif adalah jumlah UKM non BPR dibagi
dengan jumlah seluruh UKM non BPR di Kabupaten Buol. Persentase UKM non
BPR/LKM Aktif disajikan pada Gambar 2.158 berikut:
181
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
6000
4000
3000
Jumlah UKM Non BRL/LKM Aktif Jumlah seuluh UKM Non BRL/LKM Aktif
Gambar 2.158
Persentase UKM non BPR/LKM Aktif di Kab. Buol Tahun 2017-2021
182
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Tahun 2017 -2021
Gambar 2.159
Persentase BPR/LKM Aktif di Kab. Buol Tahun 2017-2021
Adapun Data mengenai Persentase usaha mikro dan kecil disajikan pada
Gambar 2.160 berikut:
2556 27452749
3000
2000
1000
216 0,06 63 99,85 100 100
0
2017 2018 2019 2020 2021
Jumlah Usaha Mikro dan Kecil Jumlah Seluruh UKM Persentase Usaha Mikro dan Kecil
Gambar 2.160
Persentase Usaha Mikro dan Kecil di Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
183
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
184
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
berskala nasional (PMDN/ PMA) kabupaten Buol dapat disajikan pada tabel 2.22
Berikut :
Tabel 2.22
Jumlah Nilai Investasi berskala Nasional (PMDN/PMA)
NO URAIAN 2017 2018 2019 2020 2021
Jumlah
Insvestasi 343.975.0 1.308.645.29 1.589.136.4 1.556.974.25 17.534.00
1
Berskala Nasional 00.000 0.680 56.440 6.440 0.000
(PMDN/PMA)
Sumber: Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kab. Buol
Sumber: Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kab. Buol
Gambar 2.161
Rasio Daya Serap Tenaga Kerja Kab. Buol 2017-2021
185
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Gambar 2.161 diatas menunjukan bahwa Rasio daya serap tenaga kerja
tahun 2017-2021 mencapai Nilai rata-rata 0,08%.
270
100
74,48
19,14
2,07
2017 2018 2019 2020 2021
Sumber: Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kab. Buol
Gambar 2.162
Kenaikan/penurunan Nilai Realisasi PMDN (milyar rupiah)
186
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
10,26
4
4
Persentase Organisasi Pemuda Yang Aktif
36
27
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Sumber: Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Buol Tahun 2022
Gambar 2.163
Persentase Organisasi Pemuda yang Aktif di Kab. Buol Tahun 2017-2021
187
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
100
100
28,57
25
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Sumber: Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Buol Tahun 2021
Gambar 2.164
Persentase Wirausaha Muda di Kab. Buol Tahun 2016-2020
188
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
0
33,33
33,33
Cakupan Pembinaan Atlet Muda
13,15
13,15
0 5 10 15 20 25 30 35
Sumber: Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Buol Tahun 2022
Gambar 2.165
Cakupan Pembinaan Atlet Muda Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
0
21,05
21,05
Cakupan Pembinaan Olahraga
31,57
23,52
0 5 10 15 20 25 30 35
Sumber: Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Buol Tahun 2022
Gambar 2.166
Cakupan Pembinaan Olahraga Kab. Buol 2017-2021
189
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
2
2
2
Jumlah Prestasi Olahraga
5
4
13
1
1
Jumlah Atlet Berprestasi
2
2
0 2 4 6 8 10 12 14
Sumber: Dinas Pemuda Olahraga & Pariwisata Kabupaten Buol Tahun 2022
Gambar 2.167
Jumlah Atlet Berprestasi dan Jumlah Prestasi Olahraga
Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
190
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
4 (empat) cabang olahraga, naik menjadi 5 (lima) cabang olahraga di Tahun 2018.
Sampai akhir Tahun 2020 kembali turun hingga menjadi 2 (dua) jumlah prestasi
cabang olahraga. Perlu adanya pembinaan atlet-atlet baru, sehingga cabang
olahraga yang akan diikuti nantinya bisa lebih banyak.
33
33
33
Cakupan Pelatih Bersertifikasi
13
13
0 5 10 15 20 25 30 35
Sumber: Dinas Pemuda Olahraga & Pariwisata Kabupaten Buol Tahun 2022
Gambar 2.168
Cakupan Pelatih Bersertifikasi di Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
14. Kebudayaan
1) Penyelenggaraan Festifal Seni dan Budaya
Pembangunan Bidang Seni Budaya sangat terkait erat dengan kualitas
hidup manusiadan masyarakat, yaitu untuk mewujudkan masyarakat Indonesia
yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya dan beradab. Kabupaten
Buol yang terdiri dari 11 (sebelas) kecamatan dan 108 (seratus delapan) desa dan
7 (tujuh) kelurahan, memiliki adat-istiadat serta berbagai kesenian yang
menggambarkan dinamika yang ada dalam masyarakat, sekaligus sebagai potensi
191
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
1
2
0 1 2 3 4
Gambar 2.169
Penyelenggaraan Seni & Budaya Kab. Buol Tahun 2017-2021
192
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
100
100
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Gambar 2.169 menunjukkan Benda, situs dan kawasan cagar budaya yang
dilestarikan sepanjang Tahun 2017-2021 sebanyak 100%.
7
Jumlah Cagar Budaya yang Dikelola Secara Terpadu
7
0 1 2 3 4 5 6 7
Gambar 2.170
Jumlah Cagar Budaya Yang Dikelola Secara Terpadu
di Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
193
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
15. Perustakaan
Perpustakaan merupakan institusi yang berfungsi sebagai pengelola karya
tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara professional dengan sistem yang
baku guna memenuhi kebutuhan Pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi
dan rekreasi para pemustaka. Dilihat dari fungsi Perpustakaan tersebut, maka
Perpustakaan memiliki peran yang sangat penting dalam peningkatan kecerdasan
dan kapasitas sumber daya manusia. Dalam menyelenggarakan urusan
Perpustakaan, Pemerintah Kabupaten Buol memiliki kewenangan untuk
melaksanakan pengelolaan Perpustakaan dan pembudayaan gemar membaca
tingkat kabupaten serta pelestarian naskah kuno milik daerah dan pengembangan
budaya etnis nusantara yang ditemukan oleh Pemerintah Kabupaten Buol.
Pelaksanaan pembangunan urusan Perpustakaan terdiri 6 (enam) indikator
yaitu:
1) Jumlah Pengunjung Perpustakaan Per Tahun
Jumlah pengunjung Perpustakaan per tahun adalah perbandingan antara
jumlah kunjungan ke Perpustakaan selama 1 tahun dengan jumlah orang dalam
populasi yang harus dilayani. Indikator efektivitas penyediaan pelayanan
Perpustakaan di daerah dapat dilihat dari banyaknya pengunjung Perpustakaan.
Banyaknya jumlah pengunjung Perpustakaan dapat menggambarkan tingginya
budaya baca di daerah.
2) Koleksi Buku yang Tersedia di Perpustakaan Daerah
Koleksi buku yang tersedia di Perpustakaan Daerah adalah perbandingan
antara jumlah koleksi judul buku yang tersedia di Perpustakaan Daerah dengan
jumlah koleksi jumlah buku yang tersedia di Perpustakaan Daerah. Banyaknya
koleksi buku yang tersedia dapat menggambarkan kapasitas yang dimiliki oleh
daerah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat umum dalam
memberikan bahan pustaka kepada masyarakat pengguna Perpustakaan.
3) Rasio Perpustakaan Per Satuan Penduduk
194
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Jumlah Pengunjung
1 1,15 1,32 1,43 0,002 0,02
Perpustakaan Per Tahun
Koleksi Buku yang Tersedia di
2 0,21 0,21 0,20 0,21 0,21
Perpustakaan Daerah
Rasio Perpustakaan Per Satuan
3 0,01 0,01 2,14 3,32 0,24
Penduduk
Jumlah Rata-rata Pengunjung
4 2.298 2.298 1.968 1.439 898
Perpustakaan/Tahun
Jumlah Koleksi Judul Buku
5 4.872 4.872 4.872 4.879 4.898
Perpustakaan
Jumlah Pustakawan, Tenaga
6 Teknis, dan Penilai yang 0 0 0 0 0
memiliki sertifikat
Sumber: Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
195
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
16. Kearsipan
Kearsipan adalah suatu proses pengaturan dan penyimpanan bahan-bahan
secara sistematis sehingga bahan-bahan tersebut dengan cepat dicari atau
diketahui tempatnya setiap kali diperlukan. Pengertian arsip menurut Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang kearsipan adalah rekaman kegiatan atau
peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan
196
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
teknologi infomasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh Lembaga negara,
pemerintah daerah, Lembaga Pendidikan, perusahaan, organisasi politik,
organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sebagai salah satu penopang pelaksanaan pelayanan dan pemerintahan,
pengelolaan arsip perlu dibuat sebuah keseragaman dalam sistem yang baku.
Sistem tersebut harus menjadi acuan bagi semua pelaksana pemerintahan dalam
hal ini Perangkat Daerah untuk mengelola arsip di institusinya masing-masing.
Selain itu, penanganan arsip yang baik juga membutuhkan tenaga/SDM yang
mengerti tentang sistem kearsipan, karena dalam penanganan dan pengelolaan
arsip harus teliti dan terstruktur. Adanya tenaga/SDM yang mengerti tentang
sistem kearsipan sangat menunjang kinerja aparatur pemerintah daerah.
Gambaran mengenai penyelenggaraan kearsipan di tingkat kabupaten dari
tahun 2017 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada tabel 2.24 berikut:
Tabel 2.24
Capaian Kinerja Urusan Bidang Kearsipan di Kab. Buol 2017-2021
No URAIAN 2017 2018 2019 2020 2021
Persentase Perangkat
1 Daerah yang Mengelola 66,67 66,67 80,00 21,54 61,54
Arsip Secara Baku
Menunjukkan jumlah
2 kegiatan peningkatan SDM 1 3 4 3 3
pengelola kearsipan
Sumber: Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
197
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
298
298
Kunjungan Wisata
714
714
Sumber : Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Buol Tahun 2022
Gambar 2.171
Kunjungan Wisata di Kab. Buol Tahun 2017-2021
198
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
0
3
3
Lama Kunjungan Wisata (Hari)
6
6
0 1 2 3 4 5 6
Sumber : Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Buol Tahun 2022
Gambar 2.172
Lama Kunjungan Wisata Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
199
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
1,30
1,30
PAD Sektor Pariwisata
1,33
1,13
1,14
Sumber : Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Buol Tahun 2022
Gambar 2. 173
PAD Sektor Pariwisata Kab. Buol Tahun 2017-2021
2. Pertanian
1) Kontribusi Sektor Pertanian/Perkebunan Terhadap PDRB
PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasil oleh
berbagai untik produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (satu
tahun). PDRB memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi
suatu daerah dimana semakin tinggi PDRB maka pertumbuhan ekonomi juga akan
tinggi. PDRB dipandang sebagai indikator yang sangat penting serta memiliki
banyak manfaat karena dapat menggambarkan tingkat kemajuan dan
perkembangan ekonomi, keunggulan dan kelemahan yang terdapat pada berbagai
sektor dalam struktur perekonomian. Sektor pertanian/perkebunan memberikan
kontribusi terhadap pembentukan PDRB. Kontribusi sektor Pertanian/Perkebunan
merupakan kondisi perekonomian daerah sektor Pertanian/Perkebunan dalam
200
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
201
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Kontribusi sektor
1. pertanian/perkebunan 34.47 33,63 31,48 32,25 29,68
terhadap PDRB (%)
Kontribusi sektor
2. pertanian (palawija) 3,42 3,43 3,50 3,51 3,23
terhadap PDRB (%)
Kontribusi sektor
perkebunan (tanaman
3. 30,24 29,37 27,52 28,17 25,93
Keras) terhadap PDRB
(%)
Sumber: Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Buol, Tahun 2022 (Data diolah kembali)
4) Produktivitas Padi atau Bahan Pangan Utama Lokal Lainnya Per Hektar
Produktivitas padi adalah produksi padi (padi sawah dan padi ladang) yang
dihitung per satuan luas lahan. Produktivitas padi dihitung berdasarkan jumlah
produksi padi dalam bentuk Gabah Kering Giling (GKG) per satuan luas lahan,
yaitu kuintal per hektar. Permasalahan yang dihadapi oleh sebagian besar petani
Indonesia dalam upaya peningkatan produktivitas pertanian antara lain serangan
hama dan penggunaan pupuk. Peningkatan produktivitas tidak hanya tentang
objek pertanian, yaitu benih, lahan, pupuk dan lain sebagainya, melainkan juga
subjek (pelaku) usaha pertanian tersebut, yaitu petani. Indonesia harus mencetak
202
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
6,0
5,0
4,0
3,0
2,0
1,0
-
2017 2018 2019 2020 2021
Produktivitas Padi 4,5 3,2 4,5 3,8 4,8
Sumber Data : Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Buol Tahun 2021, (Data diolah)
Gambar 2.175
Produktivitas Padi Per Hektar di Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
203
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
100 100
49,61
27,13
21,63
Sumber: Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Buol Tahun 2022 (Data Diolah)
Gambar 2.176
Cakupan Bina Kelompok Petani di Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
Berdasarkan data yang tersaji pada Gambar 2.176, cakupan bina kelompok
tani sepanjang Tahun 2018-2019 mengalami penurunan yang cukup signifikan,
dimana pada Tahun 2019 kelompok tani yang mendapatkan bantuan sebesar 389
Kelompok dari total jumlah kelompok tani yang ada sebesar 1.434 kelompok tani.
Data tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2017 – 2018 sudah secara
keseluruhan kelompok tani yang tersebar di Kabupaten Buol telah menerima
bantuan sedangkan pada tahun 2019 hanya sebagian kecil yang mendapatkan
bantuan dari Pemerintah dari total jumlah kelompok tani yang ada. Hal ini
disebabkan terdapat beberapa kelompok yang sudah tidak aktif kepengurusannya.
Pada Tahun 2020 mengalami kenaikan dari tahun sebelumya dimana kelompok
tani yang mendapatkan bantuan dari pemda sebanyak 885 kelompok dari total
kelompok tani sebanyak 1.784 kelompok. Pada Tahun 2021 mengalami penurunan
cakupan bina kelompok tani dimana pada tahun total kelompok sebanyak 1.956
Kelompok dan yang mendapatkan bantuan sebanyak 423 kelompok. Dalam hal ini
Pemerintah Kabupaten Buol mengharapkan kelompok tani yang telah diberikan
bantuan dapat meningkatkan hasil produksinya dan dapat berusaha secara
mandiri di periode berikutnya walaupun tanpa bantuan.
204
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
3. Perdagangan
1) Cakupan Bina Kelompok Pedagang/Usaha Informal
Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal adalah Persentase jumlah
kelompok pedagang/usaha informal yang mendapatkan bantuan binaan pada
Tahun n dibandingkan dengan jumlah kelompok pedagang/usaha informal. Data
mengenai cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal disajikan pada
Gambar berikut:
1000
800
600
400
200 82
0 0 0 0 0 0 0 0 0 12 1 5,5
0
2017 2018 2019 2020 2021
Gambar 2.177
Cakupan Bina Kelompok Pedagang/Usaha Informal Di Kab. Buol 2017-2021
205
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
206
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Tabel 2.26
Capaian Kinerja Kelautan Dan Perikanan Tahun 2017-2021
Tahun
No. Uraian Satuan
2017 2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Produksi perikanan % 73,00 75,95 84,73 92,17 92,19
207
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
106
105 104,9
104,32
104
103,54
103
102,6
102
101,6
101
100
99
2017 2018 2019 2020 2021
Gambar 2.179
Nilai Tukar Nelayan Kabupaten Buol Tahun 2017 – 2021
208
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Tabel 2.27
Perencanaan Pembangunan Di Kabupaten Buol
Tahun 2017-2021
Tahun
No. URAIAN
2017 2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5 6 7
Tersedianya dokumen perencanaan
1. RPJPD yang telah ditetapkan dengan Ada Ada Ada Ada Ada
PERDA
Tersedianya Dokumen Perencanaan :
2. RPJMD yang telah ditetapkan dengan Ada Ada Ada Ada Ada
PERDA/PERKADA
209
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
100
73,61
56,32 60,53
0,47
2017 2018 2019 2020 2021
Penjabaran Konsistensi Program RPJMD ke Dalam RKPD
Gambar 2.180
Prentase Penjabaran Konsistensi program RPJMD ke dalam RKPD
Gambar 2.180 menunjukan bahwa pada tahun pertama
ditetapkannya RPJMD tahun 2017 penjabaran konsistensi Program RPJMD
ke dalam RKPD dapat terlaksana dengan baik atau mencapai 100 %
konsistensi mulai terjadi pada tahun 2018 sebesar 73,61 % kemudian
pada tahun 2019 menurun menjadi 56,32 % di tahun 2020 mencapai
60,53 % tingkat konsistensi antara APBD terhadap RPJMD berdasarkan
momenklatur program dan kegiatan dan pagu indikatifnya menunjukan
konsistensi yang renda dan sangat renda.ikonsistensi yang sangat besar
terjadi pada tahun 2021 adalah 0,47 % hal ini terjadi karena adanya
rekofusing anggaran diakibatkan adanya bencana non alam Covid -19.
2) Penjabaran Konsistensi Program RKPD Ke Dalam APBD
Penjabaran konsistensi program RKPD ke dalam APBD merupakan
perbandinagan antara jumlah program APBD Tahun berkenaan dengan
jumlah program RKPD yang harus dilaksanakan tahun berkenaan.Data
Penjabaran konsistensi program RKPD ke dalam APBD di Kabupaten Buol
dapat disajikan pada Gambar Berikut :
210
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
2017 2018 2019 2020 2021
0
2017 2018 2019 2020 2021
211
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
100 100
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10 0 0 0
0
2017 2018 2019 2020 2021
212
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
100 100
100
80
60
40
20
0 0 0 P…
0
2017 2018 2019 2020 2021
Gambar 2.184
Persentase Pemanfaatan Hasil Kelitbangan Kab. Buol
Tahun 2017-2021
7,69
5,13
2,56
0 0
2017 2018 2019 2020 2021
213
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
67
0 0
Tabel 2.28
Opini BPK Terhadap Laporan Keuangan
NO URAIAN 2017 2018 2019 2020 2021
214
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
0,04
0,03
0,02 0,02
0,02
0,01 0,01
0,01
215
0
2017 2018 2019 2020 2021
Persentase SILPA Terhadap APBD (%)
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kab. Buol 2017-202
Gambar 2.164 Presentase SiLPA Terhadap APBD Kab. Buol Tahun 2017-
2021
0,24 0,24
0,23
0,22
0,2
Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kab. Buol 2017-2021
Gambar 2.188 Presentase Belanja Pendidikan Kab. Buol Tahun 2017-
2021
Gambar 2.188 Diatas Menunjukan Bahwa Presentase Belanja
Pendidikan (20%) tercapai sebesar 24,38% pada tahun 2017 dan tahun
2018 mengalami penurunan sebesar 22,26% sampai dengan tahun 2019
mencapai 23,16% pada tahun 2020 naik menjadi 24,41% diakhir tahun
2021 menurun menjadi 20,11%.
216
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
8,73
Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kab. Buol 2017-2021
Gambar 2.189 Presentas Presentase Belanja Kesehatan (10%)
Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
217
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
0
2017 2018 2019 2020
Belanja Langsung Kabupaten Buol 2017 - 2020 Belanja Tidak Langsung
Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kab. Buol 2017-2021
Gambar 2.190 Perbandingan antara Belanja Langsung dan belanja tidak
Langsung Kabupaten Buol 2017-2021
Gambar 2.190 diatas menunjukan bahwa presentase belanja
langsung mencapai 0,51% di tahun 2017 kemudian pada tahun 2018 naik
0,54%, menurun hingga 0,50% tahun 2019 di tahun 2020 turun mencapai
0,47% sedangkan belanja tidak langsung menunjukan bahwa di tahun
2017 mencapai 0,49 % menurun 0,46% ditahun 2018 kemudian naik
menjadi 0,50 % pada tahun 2019 dan pada tahun 2020 meningkat 0,53 %.
hal ini menunjukan bahwa belanja tidak langsung lebih meningkat di akhir
tahun 2020 dari belanja langsung dan ditahun 2021 belanja tidak langsung
dan belanja langsung tidak digunakan lagi sesuai dengan Permendagri 90
tahun 2019.
7) Persentase Program Yang Tidak Terlaksana
Persentase program yang tidak terlaksana adalah perbandingan
antara jumlah program dalam APBD yang tidak dilaksanakan dengan total
program dalam APBD.Data mengenai Presentase program yang tidak
terlaksanakan di Kabupaten Buol dapat disajikan Pada Gambar 2.191
berikut :
218
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
0,17
0,04
0,03
0,01
0
2017 2018 2019 2020 2021
Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kab. Buol 2017-2021
0,24
0,08
0,04
0,02
0 0 0 0 0
2017 2018 2019 2020 2021
Presentase kegiatan yang tidak terlaksana
Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kab. Buol 2017-2021
Gambar 2.192 Persentase Kegiatan Yang Tidak Terlaksana
Gambar 2.192 diatas menunjukan bahwa presentase kegiatan yang
tidak terlaksana ditahun 2017 mencapai 0,04 % dan ditahun 2018 naik
menjadi 0,08 % kemudian menurun 0,02 % tahun 2019 meningkat pada
219
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
tahun 2020 mencapai 0,24 % dan di akhir tahun 2021 menurun menjadi 0
% menurunya angka tersebut karena keterbatasan anggaran untuk
pelaksanaan kegiatan.
4. Kepegawaian serta Pendidikan dan Pelatihan
Bidang Urusan Kepegawaian serta Pendidikan dan Pelatihan memiliki
6 (enam) indikator. Indikator capaian urusan bidang kepegawaian serta
pendidikan dan pelatihan antara lain:
1) Rata-rata Lama Pegawai Mendapatkan Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan pelatihan pegawai sering diartikan dengan usaha-
usaha untuk meningkatkan keterampilan maupun pengetahuan umum bagi
para pegawai, agar pegawai mampu melaksanakan tugas-tugasnya. Rata-
rata lama pegawai mendapatkan pendidikan dan pelatihan di Kabupaten
Buol disajikan pada Gambar 2.193 berikut:
74
90
Rata-Rata Lama Pegawai Mendapatakan Pendidikan 90
dan Pelatihan 7
7
7
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
220
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
2,87
1,96
Persentase ASN Yang Mengikuti Pendidikan dan 4,59
Pelatihan Formal 2,75
1,63
1,64
221
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
1,19
1,96
Persentase ASN Yang Mengikuti Pendidikan dan 4,59
Pelatihan Struktural 2,75
1,63
1,34
29
31
Jumlah Jabatan Pimpinan Tinggi Pada Instansi 30
Pemerintah 32
38
38
0 5 10 15 20 25 30 35 40
222
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
1974
1,875
Jumlah Jabatan Fungsional Tertentu 1,824
1,866
1,934
1726
1,862
Jumlah Jabatan Administrasi 2,086
1,966
2,036
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000
223
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
5. Pengawasan
Dalam melaksanakan tugas Pengawasan urusan pemerintahan,
inspektorat mempunyai beberapa fungsi pertama Perencanaan Program
Pengawasan. kedua, meruuskan kebijakan dan fasilitas pengawasan. Ketiga,
pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan.
Adapun indikator Pengawasan dapat dilihat berdasarkan Tabel 2.30 berikut
:
Tabel 2.30
Persentase Tindak Lanjut, Pelanggaran dan Jumlah Temuan BPK
No URAIAN 2017 2018 2019 2020 2021
1. 27 27 45 66 43
Presentase tindak lanjut
3. 11 13 22 20 13
Jumlah Temuan BPK
Sumber : Inspektorat Daerah Kabupaten Buol Tahun 2022
6. Sekretariat Dewan
Hasil pencapaian Bidang Sekretariatan Dewan sejak Tahun 2012
hingga Tahun 2016 disajikan pada Tabel 2.31
224
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Tabel 2.31
Rencana Kerja Tahunan Sekretariat Dewan
No URAIAN 2017 2018 2019 2020 2021
Tersedianya Rencana Kerja
Tahunan pada setiap Alat-alat
1 Ada Ada Ada Ada Ada
Kelengkapan DPRD
Provinsi/Kab/Kota
Tersusun dan terintegrasinya
Program-Program Kerja DPRD
untuk melaksanakan Fungsi
Pengawasan, Fungsi
2 Pembentukan Perda, dan Fungsi Ada Ada Ada Ada Ada
Anggaran dalam Dokumen
Rencana Lima Tahunan (RP.JM)
maupun Dokumen Rencana
Tahunan (RKPD)
Terintegrasi program-program
DPRD untuk melaksanakan fungsi
pengawasan, pembentukan Perda
3 Ada Ada Ada Ada Ada
dan Anggaran ke dalam Dokumen
Perencanaan dan Dokumen
Anggaran Setwan DPRD
Sumber : Kantor DPRD Kabupaten Buol Tahun 2022
Pada Tabel 2.31 terlihat bahwa sejak Tahun 2012 hingga Tahun 2016 sudah
tersedia rencana kerja tahunan pada setiap alat – alat kelengkapan DPRD (Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah) Kabupaten Buol, Sudah tersusun dan terintegrasinya
program – program kerja DPRD untuk melaksanakan fungsi pengawasan, fungsi
pembentukan Perda, dan fungsi anggaran dalam dokumen Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah maupun Rencana Tahunan Kabupaten Buol, serta
sudah terintegrasi program– program DPRD untuk melaksanakan fungsi
pengawasan.
225
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Capaian Kinerja
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Target Interpretasi
No. Satuan
Kinerja Pembangunan Daerah 2021* 2017-2021**
2017 2018 2019 2020 2021
I. KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
1.1.1.1 Pertumbuhan PDRB (HK 2010) % 4% 2,89% 2,89% 2,89% 2,89% 4,75% <
1.1.1.2 Laju Inflasi % 2,90% 4,28% 1,29% 1,61% 2,90% 4,78% <
1.1.1.3 PDRB Per Kapita (HB Rp Juta) Juta Rp 33.076.746,- 34.775.321,- 35.267.721,- 34.120.247,- 23.257.752 49.473.917.- <
1.1.1.4 Indeks Gini Indeks 0,329 0,348 0,309 0,289 0,289 0,27 >
1.1.1.7 Persentase penduduk di atas garis kemiskinan % 83,42% 83,92% 84,81% 86,07% 85,94% 87,33% <
1.1.1.8 Indeks Kedalaman Kemiskinan Indeks 2,65 2,15 2,89 1,97 2,01 2,01 =
1.2.1 Pendidikan
1.2.1.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indeks 66,69 67,30 67,69 67,82 68,25 70,87 <
1.2.1.2 Angka Melek Huruf % 98,97% 99,27% 99,32% 99,33% 100% 99,11% >
1.2.2 Kesehatan
1.2.2.1 Angka Usia Harapan Hidup 67 67,59 68,17 68,76 69,05 68,28 >
1.2.2.2 Persentase Balita Gizi Buruk % 0,10% 0,88% 1,26% 0,20% 0,16% 0,06% >
1.2.2.3 Prevalensi Balita Gizi Kurang % 2,91% 3,82% 6,83% 2,13% 7,42% 0,01% >
226
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Capaian Kinerja
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Target Interpretasi
No. Satuan
Kinerja Pembangunan Daerah 2021* 2017-2021**
2017 2018 2019 2020 2021
1.2.2.4 Cakupan Desa Siaga Aktif % 100% 100% 100% 100% 100% 100% =
1.2.2.5 Prevalensi Balita Stunting % 41,3% 14,79% 9,57% 11,77% 8,4% 8,4% =
1.2.3.1 Persentase Angka Partisipasi Angkatan Kerja, % 65,67% 68,29% 68,34% 79,22% 52,03% 64,32% <
1.2.3.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja % 65,56% 67,02% 66,93% 69,75% 67,52% 69,88% <
1.2.3.3 Tingkat Pengangguran Terbuka % 4,40% 4,57% 4,05% 4,36% 3,64% 2,45% <
1.2.3.4 Rasio Penduduk yang bekerja rasio 4,40 95,43 95,95 94,64 95,64 0,98 >
1.2.4 Pendapatan
1.2.5 Keuangan
1.2.5.1 Opini Badan Pemeriksa Keuangan Opini WTP WTP WTP WTP WTP WTP =
1.2.6.1 Pencapaian Skor PPH (Pola Pangan Harapan) % 84,70% 84,70% 84,70% 84,70% 84,70% 84% =
1.2.6.4 Produksi Sektor Pertanian Ton 95,516 84,229 130,931 141,644 127,330 25,735,71
1.2.6.6 Produksi Sektor Perkebunan Ton 239,867 275,829 239,570 221,304 797,871 38,586,47
1.2.1.21 Kontribusi Sektor Kehutanan terhadap PDRB % 3,80% 3,82% 3,98% 4,18% 3,85%
1.2.7 Pertambangan
227
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Capaian Kinerja
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Target Interpretasi
No. Satuan
Kinerja Pembangunan Daerah 2021* 2017-2021**
2017 2018 2019 2020 2021
1.2.8 Pariwisata
1.2.1.23 Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDRB % 0,57% 0,58% 0,63% 0,58% 1,85% >
1.2.8 Perdagangan
1.2.1.26 Kontribusi Sektor Industri terhadap PDRB % 13,98% 13,77% 13,01% 13,34% 14,30% >
2.2 Nilai Tukar Patani % 95,40 95,73 96,22 95,27 100,00 110 <
2.4 Produktivitas Total Daerah 76,30 77,14 78,17 71,18 6294,82 729,304 <
228
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Capaian Kinerja
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Target Interpretasi
No. Satuan
Kinerja Pembangunan Daerah 2021* 2017-2021**
2017 2018 2019 2020 2021
3.1.1 Pendidikan
3.1.1.1 Pendidikan Anak Usia Dini % 73% 67,34% 67,14% 74,04% 44,52% 66% <
3.1.1.2 Angka Partisipasi Kasar SD/MI % 104,49% 97,16% 108,22% 112,85% 101,70% 102,89% <
3.1.1.3 Angka Partisipasi Kasar SMP/MTS % 98% 112,27% 98,16% 100,83% 101,70% 95% >
3.1.1.4 Angka Partisipasi Murni SD/MI/ Paket A % 78% 88,78% 98,71% 98,59% 94% 99% <
3.1.1.5 Angka Partisipasi Murni SMP/MTs/ Paket B % 79% 74,97% 84,95% 82,23% 82% 76% >
3.1.1.6 Angka Partisipasi Sekolah SD/MI/Paket A Angka 816,81 887,83 987,06 985,92 935,07 935,07 =
3.1.1.7 Angka Partisipasi Sekolah SMP/MTs/Paket B Angka 794,78 749,7 849,47 822,29 817,44 817,44 =
3.1.1.8 Angka Putus Sekolah SD/MI/Paket A % 0,23% 0,72% 0,01% 0,03% 0,9% 0,49% >
3.1.1.9 Angka Putus Sekolah SMP/MTs/Paket B % 0,16% 0,98% 0,01% 0,01% 3,17% 0,45% >
3.1.1.10 Angka Kelulusan SD/MI/Paket A % 98,04% 98,37% 98,37% 99,4% 99,44% 99% >
3.1.1.11 Angka Kelulusan SMP/MTs/Paket B % 97,35% 97,13% 97,13% 98,82% 98,96% 97% >
3.1.1.12 Angka Melanjutkan SD/MI ke SMP/MTs % 79% 73,78% 72,56% 95,73% 102,47% 97% >
Angka Melanjutkan SMP/MTs ke %
3.1.1.13 81% 82,01% 92,12% 95,73% 99,65% 99,60% >
SMA/SMK/MA
3.1.1.16 Rasio Guru/Murid Sekolah Pendidikan Dasar 911 699 730 777 831 330 >
Rasio Guru terhadap Murid Pendidikan
3.1.1.17
Menengah
592 622 635 625 1,099 330 >
229
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Capaian Kinerja
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Target Interpretasi
No. Satuan
Kinerja Pembangunan Daerah 2021* 2017-2021**
2017 2018 2019 2020 2021
3.1.1.20 Guru yang memenuhi Kualifikasi SI/D-IV % 61% 61,27% 66,9% 72,15% 78,11% 69,25% >
3.1.2 Kesehatan
3.1.2.7 Rasio Rumah Sakit per Satuan Penduduk 0,006 0,01 0,01 0,01 0,01 0,0073 >
3.1.2.8 Rasio Dokter per Satuan Penduduk 0,15 0,11 0,09 0,13 0,14 0,23 <
3.1.2.9 Rasio Tenaga Medis per Satuan Penduduk 3 5 2 3 6 40 <
Cakupan Komplikasi Kebidanan yang
3.1.2.10
ditangani
71,11 21,18 100 49 100 95 >
230
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Capaian Kinerja
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Target Interpretasi
No. Satuan
Kinerja Pembangunan Daerah 2021* 2017-2021**
2017 2018 2019 2020 2021
3.1.2.17 Cakupan Kunjungan Bayi % 82% 92% 80% 92% 96% 94% >
3.1.2.18 Cakupan Puskesmas % 100% 100% 100% 109% 127% 100% >
3.1.2.19 Cakupan Pembantu Puskesmas % 51% 51% 51% 52% 51% 58% <
3.1.2.20 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 % 69% 71% 74% 67% 70% 91% <
3.1.2.21 Cakupan Pelayanan Nifas % 74% 75% 78% 75% 80% 89% <
Prevalensi HIV/AIDS (persen) dari total %
3.1.2.22
populasi
0,002% 0,002% 0,011% 0,011% 0,011% 0,00065% >
%
Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB
3.1.2.23 yang dilakukan penyelidikan Epidemologi < 24 100% 100% 100% 100% 100% 100% =
jam
231
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Capaian Kinerja
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Target Interpretasi
No. Satuan
Kinerja Pembangunan Daerah 2021* 2017-2021**
2017 2018 2019 2020 2021
3.1.3.7 Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi % 50% 65% 73% 78% 75,43% 85% <
Persentase Sempadan Sungai yang dipakai %
3.1.3.8
bangunan liar
1,76% 1,76% 1,7% 1,7% 1,7% <2,5 >
%
Persentase Drainase dalam Kondisi
3.1.3.9 Baik/Pembangunan Aliran Air tidak 85% 85% 89% 91,4% 95,28% 90% >
tersumbat
3.1.3.16 Persentase Areal Kawasan Kumuh % 2,05% 2,05% 2,05% 2,05% 2,05% 2,05% =
Tersedianya fasilitas pengurangan sampah di
3.1.3.17
perkotaan
0 0 0 0 0 0 =
Rasio Tempat Pemakaman Umum Per Satuan %
3.1.3.18
Penduduk
70,7% 69,27% 67,83% 75,73% 74,55% 100 <
3.1.3.19 Rasio Tempat Ibadah Per Satuan Penduduk 2,31 2,26 2,17 2,43 2,41 2,75 <
Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas
3.1.3.20
Wilayah ber HPL/HGB
0,0007 0,0007 0,0008 0,0031 0,0038 0,2 >
Luasan RTH Publik sebesar 20% dari Luas %
3.1.3.21
Wilayah Kota/ Kawasan Perkotaan
0,94% 0,94% 1,25% 1,48% 1,48% 20% <
Rasio Bangunan ber-IMB per satuan %
3.1.3.22
bangunan
0,018% 0,019% 0,02% 0,022% 0,023% 0,7% <
232
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Capaian Kinerja
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Target Interpretasi
No. Satuan
Kinerja Pembangunan Daerah 2021* 2017-2021**
2017 2018 2019 2020 2021
3.1.4.1 Rasio Rumah Layak Huni Rasio 0,172 0,196 0,166 0,188 0,189 0,196 <
3.1.4.2 Rasio Permukiman Layak Huni Rasio 0,00053 0,00106 0,00049 0,00041 0,00025 0,99 <
3.1.4.3 Cakupan Ketersediaan Rumah Layak Huni % 66,03% 66,88% 67,25% 67,56% 67,75% 73,22% <
Cakupan Layanan rumah Layak Huni yang %
3.1.4.4
terjangkau
0,64% 1,28% 0,59% 0,49% 0,30% 80% <
3.1.4.5 Persentase Lingkungan Permukiman Kumuh % 4,52% 4,52% 4,52% 4,52% 4,52% 0 <
Persentase Luasan Permukiman Kumuh di %
3.1.4.6
Kawasan Perkotaan
2,34% 2,34% 2,34% 2,34% 2,34% 0,02 <
3.1.4.7 Proporsi Rumah Tangga Kumuh Perkotaan % 33,97% 33,12% 32,75% 32,44% 32,25% 10% <
Cakupan Lingkungan yang sehat dan aman %
3.1.4.8
yang didukung dengan PSU
27,94% 42,87% 60% <
Ketentraman, Ketertiban Umum, dan
3.1.5
Perlindungan Masyarakat
3.1.5.1 Cakupan Petugas Linmas % 98% 98% 88% 88% 87% 35% >
Tingkat Penyelesaian Pelanggaran K3 %
3.1.5.2
(ketertiban, ketentraman, keindahan)
71% 73% 70% 83% 89% 100% <
Cakupan Pelayanan bencana kebakaran
3.1.5.3
kabupaten/kota
5 5 5 5 5 50 <
%
Tingkat Waktu Tanggap (response time rate)
3.1.5.4 daerah layanan WMK (Wilayah Manajemen 83% 87% 66% 85% 100% 50% >
Kebakaran)
3.1.5.5 Persentase Penegakan PERDA % 76% 73% 73% 82% 100% 90% >
233
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Capaian Kinerja
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Target Interpretasi
No. Satuan
Kinerja Pembangunan Daerah 2021* 2017-2021**
2017 2018 2019 2020 2021
3.1.6 Sosial
3.2.1.1 Angka Sengketa Pengusaha-Pekerja per Tahun Angka 69,31 8,2 17,39 11 24 0 <
Besaran kasus yang diselesaikan dengan %
3.2.1.2
perjanjian Bersama
43% 100% 50% 0% 100% 80% >
Besaran pencari kerja yang terdaftar yang %
3.2.1.3
ditempatkan
30,95% 20,22% 2,89% 2,09% 8,49% 35% <
Besaran Pekerja/buruh yang menjadi peserta %
3.2.1.4
program jamsostek
87,73% 82,60% 82,60% 74,61% 82,15% 55% >
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan %
3.2.1.5
pelatihan berbasis kompetensi
10% 66,66% 50% 50% 50% 70% <
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan %
3.2.1.6
pelatihan berbasis masyarakat
50% 40% 40% 40% 0% 85% <
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan %
3.2.1.7
pelatihan berbasis kewirausahaan
25% 10% 83,33% 83,33% 0% 70% <
Pemberdayaan Perempuan dan
3.2.2
Perlindungan Anak
234
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Capaian Kinerja
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Target Interpretasi
No. Satuan
Kinerja Pembangunan Daerah 2021* 2017-2021**
2017 2018 2019 2020 2021
3.2.2.3 Partisipasi Perempuan di Lembaga Swasta % 92,45% 93,12% 91,66% 93,4% 93,45% 49% >
3.2.2.4 Rasio KDRT Rasio 0,09 0,04 0,05 0,05 0,04 0,03 <
3.2.3 Pangan
3.2.3.1 Ketersediaan Pangan Utama % 97,84% 97,84% 97,82% 97,91% 99,02% 100% <
3.2.4 Pertanahan
3.2.4.1 Persentase Luas Tanah PEMDA bersertifikat % 6,54 6,54 7,06 48%
3.2.5.1 Tersusunnya RPPLH Kabupaten Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Ada <
Terintegrasinya RPPLH dalam rencana Ada
3.2.5.2
pembangunan kabupaten/kota
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada <
Terselenggaranya KLHS untuk K/R/P tingkat Ada
3.2.5.3
daerah kabupaten
Ada Ada Ada Ada Ada =
3.2.5.4 Timbulan sampah yang ditangani % 84% 18% 20% 22% 75% 68% >
Hasil pengukuran indeks kualitas air, Hasil
3.2.5.5 pengukuran indeks kualitas udara, dan Hasil
pengukuran indeks kualitas tutupan lahan
235
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Capaian Kinerja
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Target Interpretasi
No. Satuan
Kinerja Pembangunan Daerah 2021* 2017-2021**
2017 2018 2019 2020 2021
3.2.6.3 Rasio Pasangan ber-Akte Nikah Rasio 2,24 2,24 1,94 1,73 1,67 1 >
Ketersediaan Database Kependudukan Skala Tersedia
3.2.6.4
Provinsi
ada ada ada ada Ada Ada =
3.2.6.5 Penerapan KTP Nasional Berbasis NIK Sudah ada Sudah ada Sudah ada Sudah ada Sudah ada Sudah ada =
3.2.6.6 Cakupan Penerbitan KTP % 26,85% 26,85% 14,98% 14,98% 12,93% 1 >
3.2.6.7 Cakupan Penerbitan Akta Kelahiran % 62,93% 62,93% 66,30% 73,44% 80,84% 85% <
3.2.7 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
3.2.8.1 Rata-rata Jumlah Anak per Keluarga 1,42 1,48 1,19 1,39 1,5 2,1 <
3.2.8.2 Ratio Akseptor KB % 65,35% 88,13% 88,16% 70,73% 82,87% 99% <
3.2.9 Perhubungan
Orang
Jumlah arus penumpang angkutan umum
3.2.9.1 (bis/kereta api/kapal laut/pesawat udara 79,472 82,532 85,742 19,750 26,036 92,007 <
yang masuk /keluar daerah selama 1 tahun)
3.2.9.3 Rasio Izin Trayek Rasio 0,00089 0,00004 0.000 0.000 0.000 0,001 <
3.2.9.4 Jumlah uji KIR angkutan umum Unit 421 372 398 58 0 666 <
3.2.9.5 Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Termina Bis Unit 8 8 6 6 6 10 <
236
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Capaian Kinerja
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Target Interpretasi
No. Satuan
Kinerja Pembangunan Daerah 2021* 2017-2021**
2017 2018 2019 2020 2021
3.2.9.6 Persentase layanan Angkutan Darat % 0,31 0,37 0,24 5,99 6.15 0,60 >
3.2.9.7 Pemasangan Rambu-rambu % 0 2 3 0 0 85% <
3.2.9.8 Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kenderaan Rasio 0.05040 0.05035 0.05030 0.05026 0.05021 0,07 <
3.2.10 Komunikasi dan Informatika
Kecamatan
Cakupan Pengembangan dan pemberdayaan
3.2.10.1 Kelompok Informasi Masyarakat di Tingkat - - 2,36 2,36 4,00 100%
Kecamatan
3.2.10.4 Proporsi rumah tangga dengan akses internet Orang 0,409 0,407 3,274 0,195 0,35 <
Proporsi Rumah tangga yang memiliki Orang
3.2.10.5
computer pribadi
0,366 0,363 0,201 0,201 0,46 <
3.2.11.1 Persentase Koperasi Aktif % 52% 50,22% 23,8% 23,5% 66% <
3.2.11.2 Persentase UKM non BPR/LKM Aktif % 43,83% 43,83% 100% 100% 100% 80% >
3.2.11.3 Persentase BPR/LKM Aktif % 100% 100% 100% 100% 100% 100% =
3.2.11.4 Persentase Usaha Kecil dan Mikro % 0,06% 63% 99,85% 100% 3044% 64,32
237
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Capaian Kinerja
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Target Interpretasi
No. Satuan
Kinerja Pembangunan Daerah 2021* 2017-2021**
2017 2018 2019 2020 2021
3.2.13.1 Persentase Organisasi pemuda yang aktif % 27% 36% 4% 4% 10,26% 90% <
3.2.13.2 Persentase Wirausaha Muda % 25% 28,57% 42,85% 100% 100% 85% >
3.2.13.3 Cakupan Pembinaan Atlet Muda % 13,15% 13,15% 33,33% 33,33% 0% 78% <
3.2.13.4 Cakupan Pembinaan olahraga % 23,52% 31,57% 21,05% 21,05% 0% 100% <
3.2.13.5 Jumlah atlet berprestasi jumlah 2 2 1 1 13 1 >
3.2.13.6 prestasi olahraga jumlah 4 5 2 2 2 3 <
3.2.13.7 Cakupan pelatih yang bersertfikasi Jumlah 13 13 33 33 33 60 <
3.2.14 Kebudayaan
3.2.15 Perpustakaan
3.2.15.1 Jumlah Pengunjung perpustakaan per tahun % 1,15 1,32 1,43 0,002 0,02 0,73 <
Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan %
3.2.15.2
daerah
0,21 0,21 0,20 0,21 0,21 0,1 >
3.2.15.3 Rasio perpustakaan per satuan penduduk % 0,01 0,01 2,14 3,32 0,24 0,095 >
Jumlah rata-rata pengunjung perpustakaan Jumlah
3.2.15.4
per tahun
2,298 2,298 1,968 1,439 898 2,074 <
3.2.15.5 Jumlah koleksi judul buku perpustakaan Jumlah 4,872 4,872 4,872 4,879 4,898 6,418 <
Jumlah pustakawan, tenaga teknis dan penilai Jumlah
3.2.15.6
yang memiliki sertifikat
0 0 0 0 0 40 <
3.2.16 Kearsipan
238
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Capaian Kinerja
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Target Interpretasi
No. Satuan
Kinerja Pembangunan Daerah 2021* 2017-2021**
2017 2018 2019 2020 2021
3.3.1 Pariwisata
3.3.1.1 Kunjungan Wisata Jumlah 714 714 298 298 0 93,640 <
3.3.1.2 Lama kunjungan wisata Hari 3 6 3 3 0 7 <
3.3.1.3 PAD sektor pariwisata % 1,14% 1,13% 1,33% 1,30% 1,30% 2,35% <
3.3.2 Pertanian
3.3.4 Perindustrian
3.3.5 Perikanan
3.3.5.1 Produksi Perikanan Ton 73,00 75,95 84,73 92,17 92,19 83% >
3.3.5.2 Konsumsi Ikan Kg 98,62 98,98 99,82 96,52 99,55 93,66% >
3.3.5.3 Cakupan Bina Kelompok Nelayan % 87,50 79,62 65,00 66,67 96,67 77% >
3.3.5.4 Produksi Perikanan Kelompok Nelayan % 80,05 81,78 90,45 97,35 97,72 18,5% >
3.3.5.5 Nilai tukar nelayan 101,6 102,6 103,54 104,32 104,9 109 <
239
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Capaian Kinerja
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Target Interpretasi
No. Satuan
Kinerja Pembangunan Daerah 2021* 2017-2021**
2017 2018 2019 2020 2021
D Urusan Penunjang
3.4.3 Keuangan
Opini badan pemeriksa keuangan terhadap WTP WTP WTP WTP WTP WTP
3.4.3.1 WTP
laporan keuangan
Tepat waktu Tepat waktu Tepat waktu Tepat Tepat waktu Tepat waktu
3.4.3.2 Penetapan APBD Tepat waktu
waktu
3.4.3.3 Persentase SILPA terhadap APBD % 0% 1,53% 1,47% 0% 5,46% 0,00% >
240
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Capaian Kinerja
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Target Interpretasi
No. Satuan
Kinerja Pembangunan Daerah 2021* 2017-2021**
2017 2018 2019 2020 2021
3.4.3.4 Persentase belanja Pendidikan % 24,38% 22,26% 23,16% 24,41% 20,11% >20 >
3.4.3.5 Persentase belanja Kesehatan (10%) % 14,42% 18,18% 17,81% 19,6% 872,6% >20 >
Perbandingan antara belanja langsung dan %
3.4.3.6
belanja tidak langsung
51,44% 54,23% 50,22% 47,26% >10 >
3.4.3.7 Persentase program yang tidak terlaksana % 2,66% 4,3% 1,4% 17,21% 0,42%
3.4.3.8 Persentase kegiatan yang tidak terlaksana % 3,91% 8,13% 2,36% 24,27% 0,46%
3.4.5.1 Persentase tindak lanjut % 27% 27% 45% 66% 43% 55% <
3.4.5.2 Persentase pelanggaran pegawai % 0,4% 0% 0,004% 0,008% 0,006% 2% <
3.4.5.3 Jumlah temuan BPK Jumlah 11 13 22 20 13 7 <
3.4.6 Secretariat Dewan
241
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 II
Capaian Kinerja
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Target Interpretasi
No. Satuan
Kinerja Pembangunan Daerah 2021* 2017-2021**
2017 2018 2019 2020 2021
242
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
BAB III
GAMBARAN KEUANGAN DAERAH
1
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
pokok dan fungsi sesuai kondisi, potensi, aspirasi dan kebutuhan riil di
masyarakat untuk suatu tahun tertentu.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah terdiri atas Pendapatan Daerah,
Belanja Daerah dan Pembiayaan Daerah. Dengan demikian dalam menganalisis
pengelolaan keuangan daerah, terlebih dahulu harus memahami jenis obyek
Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan Daera sesuai dengan
kewenangan Daerah. Analisis tersebut diperlukan sebagai dasar untuk
menentukan kerangka pendanaan di masa yang akan datang.
2
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
3
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
Tabel 3.1
Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Buol Tahun 2023-2026
Sumber: BPKAD Kabupaten Buol dan Analisis Tim Penyusun Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol Tahun 2023-2026
*) Data Unaudited
4
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
8
5,58
6
4,07
4
2 0,65 0,34
0
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
-2
-4
-6 -6,81
-8
Sumber: BPKAD Kabupaten Buol dan Data Olah Tim Penyusun RPD Buol 2023-2026
Gambar 3.1
Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah
Kabupaten Buol Tahun 2017-2021 (%)
5
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
menurun hingga Tahun 2021 menjadi sebesar -6,81%. Kemudian proporsi realisasi
pendapatan daerah Kabupaten Buol dapat dilihat pada gambar berikut:
1,75 3,03 2,97 5,86 3,49
Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Transfer Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Sumber: BPKAD Kabupaten Buol dan Data Olah Tim Penyusun RPD Buol 2023-2026
Gambar 3.2
Proporsi Realisasi Pendapatan Daerah Kab. Buol Tahun 2017-2021 (%)
6
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
sebesar 8,12 % menurun menjadi 7,25 % pada Tahun 2018, kemudian pada
Tahun 2019 menurun menjadi 6,21 % meningkat menjadi 7,06 % pada Tahun
2020 dan kembali menurun pada Tahun 2021 menjadi 6,08 %.
B. Belanja Daerah
Belanja Daerah adalah semua kewajiban Pemerintah Daerah yang diakui
sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran
berkenaan. Belanja daerah dipergunakan untuk mendanai pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi atau kabupaten/kota yang
terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam
bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah. Secara
umum belanja dikelmpokkan menjadi 4 jenis belanja yaitu:
a. Belanja operasi, merupakan pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari
pemerintah daerah yang memberi manfaat jangka pendek. Belanja operasi
terdiri atas 6 (enam) komponen yaitu belanja pegawai, belanja barang dan jasa,
belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah dan belanja bantuan sosial.
b. Belanja modal, yaitu pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan
aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari 1 (satu) periode akuntansi.
c. Belanja tidak terduga, adalah pengeluaran anggaran atas beban Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah untuk keperluan darurat termasuk keperluan
mendesak yang tidak dapat diprediksi sebelumnya.
d. Belanja transfer, merupakan pengeluaran uang dari Pemerintah Daerah
kepada Pemerintah Daerah lainnya dan/atau dari Pemerintah Daerah kepada
Pemerintah Desa. Belanja transfer ini terdiri atas belanja bagi hasil dan
belanja bantuan keuangan.
Selama 5 (lima) tahun terakhir Pemerintah Kabupaten Buol telah
mengalokasikan belanja daerah sebagaimana disajikan pada tabel berikut:
7
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
Tabel 3.2
Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
Realisasi Belanja Daerah (Rp.) Rata-rata
No. Uraian Pertumbuhan
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021*) (%)
2. Belanja 935.356.140.152,30 983.582.355.889,01 981.939.169.737,67 940.304.119.179,34 898.474.868.328,08 (1,12)
2.1 Belanja Operasi 554.743.641.308,47 574.698.877.374,37 602.951.960.584,83 573.569.444.431,69 585.005.866.685,90 0,25
2.1.1 Belanja Pegawai 301.766.433.642,82 303.079.177.946,67 337.009.493.433,00 335.323.688.937,00 341.023.607.597,00 1,06
Belanja Barang dan
2.1.2 230.112.735.081,65 253.540.159.427,70 256.469.207.651,83 228.564.211.394,69 220.217.510.151,90 0,48
Jasa
2.1.3 Belanja Hibah 14.424.734.184,00 9.036.540.000,00 5.146.259.500,00 8.123.044.100,00 11.088.109.340,00 (7,03)
Belanja Bantuan
2.1.4 8.439.738.400,00 9.043.000.000,00 4.327.000.000,00 1.558.500.000,00 12.676.639.597,00 123,86
Sosial
2.2 Belanja Modal 236.927.585.105,68 269.853.274.545,68 227.428.102.853,00 187.303.569.968,00 165.840.810.089,18 (7,23)
Belanja Modal
8.939.992.561,00 544.200.800,00 2.849.371.000,00 2.541.000.000,00 4.022.046.100,00 75,26
Tanah
Belanja Modal
2.2.1 Peralatan dan 34.556.377.303,68 37.375.603.142,68 46.569.041.752,00 41.250.778.323,00 56.709.849.020,18 3,54
Mesin
Belanja Modal
2.2.2 Gedung dan 51.628.765.332,00 110.212.757.883,00 72.016.512.166,00 66.723.153.463,00 45.108.773.726,00 6,57
Bangunan
Belanja Modal
2.2.3 Jalan, Jaringan 136.878.881.945,00 117.577.269.807,00 102.933.486.469,00 75.252.046.542,00 58.145.363.857,00 (13,67)
dan Irigasi
Belanja Modal Aset
2.2.4 4.923.567.964,00 4.143.442.913,00 3.059.691.466,00 1.536.591.640,00 1.854.777.386,00 261,21
Tetap Lainnya
Belanja Tidak
2.3 890.296.007,00 852.243.606,00 119.757.500,00 31.624.459.304,00 1.392.464.344,00 5.367,62
Terduga
2.4 Belanja Transfer 142.794.617.731,15 138.177.960.362,96 151.439.348.799,84 147.806.645.475,65 146.235.727.209,00 3,77
2.4.1 Belanja Bagi Hasil 935.453.157,06 897.205.369,00 955.799.156,03 983.290.957,99 1.096.428.509,00 142,17
Belanja Bantuan
2.4.2 141.859.164.574,09 137.280.754.993,96 150.483.549.643,81 146.823.354.517,66 145.139.298.700,00 6,02
Keuangan
Sumber: BPKAD Kabupaten Buol dan Data Olah Tim Penyusun RPD Buol 2023-2026 *) Data Unaudited
8
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
5,16
-0,17
-1,89
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Tahun 2020
Tahun 2021
-4,24
-4,45
Sumber: BPKAD Kabupaten Buol dan Data Olah Tim Penyusun RPD Buol 2023-2026
Gambar 3.3
Pertumbuhan Realisasi Belanja Daerah Kab. Buol Tahun 2017-2021 (%)
9
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
Tahun 2020 menurun lagi menjadi -4,24% dan menurun lagi pada Tahun 2021
menjadi sebesar -4,45%. Kemudian proporsi realisasi belanja daerah Kabupaten
Buol dapat dilihat pada gambar berikut:
65,11
61,4 61,00
59,31 58,43
27,44
25,33
23,16
19,92 18,46
15,27 15,42 15,72 16,28
14,05
3,36
0,1 0,09 0,01 0,15
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Sumber: BPKAD Kabupaten Buol dan Data Olah Tim Penyusun RPD Buol 2023-2026
Gambar 3.4
Proporsi Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Buol Tahun 2017-2021 (%)
10
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
Tahun 2017 sebesar 15,27% menurun menjadi 14,05% di Tahun 2018, kemudian
kembali meningkat menjadi 15,42% pada Tahun 2019, kembali meningkat di
Tahun 2020 menjadi sebesar 15,72% dan terus meningkat di Tahun 2021 menjadi
sebesar 16,28%.
C. Pembiayaan
Pembiayaan merupakan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali
dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggarn
berkenaan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan
ditetapkan untuk menutup defisit yang disebabkan oleh lebih besarnya belanja
daerah dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh. Penyebab utama
terjadinya defisit anggaran adalah adanya kebutuhan pembangunan daerah yang
semakin meningkat, namun dari sisi pembiayaan sumber pendapatannya sangat
terbatas.
Pembiayaan terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan. Penerimaan pembiayaan mencakup sisa lebih perhitungan anggaran
tahun sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah
yang dipisahkan, penerimaan pinjaman dan penerimaan kembali pemberian
pinjaman. Sedangkan pengeluaran pembiayaan mencakup pembentukan dana
cadangan, penyertaan modal pemerintah daerah, pembayaran pokok utang dan
pemberian pinjaman. Anggaran pembiayaan netto yang merupakan selisih antara
pembiayaan penerimaan dan pembiayaan pengeluaran merupakan anggaran yang
dimaksud untuk menutup selisih antara anggaran pendapatan daerah dan
anggaran belanja daerah. Kinerja pembiayaan daerah dalam kurun waktu tahun
2017-2021 dapat dilihat pada tabel berikut:
11
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
Tabel 3.3
Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
Penerimaan
3.1 17.766.808.486,16 14.986.035.066,59 11.727.664.171,91 6.189.074.268,51 52.459.988.183,59 117,39
Pembiayaan
Sisa Lebih
Perhitungan
3.1.1 17.766.808.486,16 14.986.035.066,59 11.727.664.171,91 6.189.074.268,51 52.459.988.183,59 117,39
Anggaran Tahun
Sebelumnya
Pengeluaran
3.2 5.500.000.000,00 7.500.000.000,00 8.289.894.581,00 1.500.000.000,00 0,00 (24,94)
Pembiayaan
Penyertaan Modal
3.2.1 5.500.000.000,00 7.500.000.000,00 8.289.894.581,00 1.500.000.000,00 0,00 63,00
Daerah
Sumber: BPKAD Kabupaten Buol dan Data Olah Tim Penyusun RPD Buol 2023-2026
*) Data Unaudited
12
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
13
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
14
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
telah ditetapkan pada standar yang tinggi dengan biaya yang rendah. Kinerja yang
baik bagi pemerintah daerah dicapai ketika administrasi dan penyediaan jasa
dilakukan pada tingkat yang ekonomis, efektif dan efisien.
Untuk mengidentifikasi kemampuan dan kinerja keuangan daerah, maka
dilakukan analisis terhadap Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dengan
menggunakan metode perhitungan rasio-rasio tertentu. Adapun hasil analisis
tersebut disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3.4
Analisis Kemampuan dan Kinerja Keuangan Daerah
Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
Tahun Anggaran
No. Uraian
2017 2018 2019 2020 2021
A. Analisis Kemampuan Keuangan Daerah
1. Rasio Pajak (Tax Rasio) 0,13 0,13 0,14 0,11 0,10
2. Derajat Desentralisasi Fiskal 8,12 7,25 6,21 7,02 6,08
15
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
Kabupaten Buol pada Tahun 2017 sebesar 0,13%, dan masih tetap sama pada
Tahun 2018 yaitu sebesar 0,13%, kemudian pada Tahun 2019 meningkat
menjadi sebesar 0,14%, menurun lagi menjadi sebesar 0,11% di Tahun 2020,
dan pada Tahun 2021 kembali menurun menjadi sebesar 0,10%. Hasil
perhitungan tersebut menunjukkan bahwa nilai rasio pajak Kabupaten Buol
tergolong rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa upaya-upaya yang ditempuh
Pemerintah Kabupaten Buol dalam meningkatkan pendapatan asli daerah,
khususnya yang bersumber dari perpajakan belum berjalan secara efektif, dan
kemungkinan besar dipengaruhi oleh perkembangan kebijakan perpajakan
nasional maupun yang dilakukan oleh daerah.
2. Derajat desentralisasi fiskal menunjukkan tingkat kewenangan dan tanggung
jawab yang diberikan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk
melaksanakan pembangunan. Desentralisasi fiskal dapat diartikan sebagai
pelimpahan kewenangan di bidang penerimaan anggaran atau keuangan yang
sebelumnya tersentralisasi. Dengan terjadinya pelimpahan sebagian
kewenangan terhadap sumbersumber penerimaan Negara kepada pemerintah
di daerah, diharapkan daerah-daerah akan dapat melaksanakan tugas-tugas
rutin, pelayanan publik dan meningkatkan investasi yang produktif di
daerahnya. Oleh karena itu, salah satu makna desentralisasi fiskal dalam
bentuk pemberian otonomi di bidang keuangan (sebagian sumber penerimaan)
kepada daerah-daerah merupakan suatu proses intensifikasi peran dan
pemberdayaan daerah dalam pembangunan. Tingkat desentralisasi fiskal
diukur dengan menggunakan realisasi pendapatan asli daerah terhadap total
pendapatan daerah. Semakin tinggi kontribusi pendapatan asli daerah, maka
semakin tinggi kemampuan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan
desentralisasi. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa derajat
desentralisasi fiskal Kabupaten Buol pada Tahun 2017 sebesar 8,12%,
menurun menjadi sebesar 7,25% di Tahun 2018, kemudian pada tahun 2019
menurun lagi menjadi sebesar 6,21%, kemudian meningkat menjadi sebesar
7,02% di Tahun 2020, dan pada Tahun 2021 menurun menjadi sebesar 6,08%.
Hasil perhitungan tersebut menunjukkan derajat desentralisasi fiskal
Kabupaten Buol masuk dalam kategori sangat rendah (skala 0-25%).
Rendahnya derajat desentralisasi fiskal tersebut, mengindikasikan bahwa
pemerintah daerah belum secara optimal mampu mengelola dana transfer
pusat untuk meningkatkan nilai pendapatan asli daerah. Namun apabila kita
16
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
17
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
18
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
19
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
20
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
yang dimiliki oleh daerah secara efisien dan efektif. Selain itu, neraca daerah
memberikan informasi mengenai posisi keuangan berupa aset, kewajiban (utang),
dan ekuitas pada tanggal neraca tersebut dikeluarkan. Aset, kewajiban dan
ekuitas kepada manajemen pemerintahan daerah mengenai likuiditas keuangan
dan informasi mengenai fleksibilitas keuangan. Adapun perkembangan neraca
keuangan Pemerintah Kabupaten Buol Tahun 2023-2026 dapat dilihat pada tabel
berikut:
21
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
Tabel 3.5
Rata-rata Pertumbuhan Neraca Daerah Kabupaten Buol Tahun 2017-2020
22
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
ASET TETAP
Tanah 136.288.907.520 139.474.575.194 141.981.410.445 145.229.942.445 2,57
Peralatan dan Mesin 295.700.681.099 331.326.098.950 356.296.912.134 401.872.371.055 10,75
Gedung dan Bangunan 699.140.651.600 727.888.695.323 733.601.493.456 891.645.092.505 7,93
Jalan, Irigasi, dan Jaringan 985.682.050.216 1.087.595.650.287 1.165.299.180.180 1.232.762.962.376 9,86
Aset Tetap Lainnya 11.858.695.792 12.130.985.292 12.559.867.292 20.542.098.292 14,84
Konstruksi Dalam Pengerjaan 40.772.685.900 127.893.994.445 159.985.065.587 78.017.888.440 37,02
Akumulasi Penyusutan (654.346.771.342) (780.337.508.415) (885.471.661.358) (854.561.795.462) 12,24
JUMLAH ASET TETAP 1.515.096.900.785 1.645.972.491.077 1.684.252.267.737 1.915.508.559.651 7,39
DANA CADANGAN
Dana Cadangan
JUMLAH DANA CADANGAN
ASET LAINNYA
Tagihan Jangka Panjang 902.961.518 3.824.533.559 3.512.084.746 3.459.926.302 72,99
Kemitraan dengan Pihak Ketiga 7.010.486.000 7.010.486.000 -
Aset Tidak Berwujud 1.610.162.548 4.131.916.819 4.505.960.636 1.882.082.703 47,91
Aset Lain-lain 12.466.479.728 81.027.957.204 129.085.667.780 129.231.827.958 131,50
Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berwujud (25,00)
Akumulasi Penyusutan Barang Rusak Berat (25,00)
Akumulasi Penyusutan Dikuasai Pihak lain -
JUMLAH ASET LAINNYA 14.979.603.794 88.984.407.581 144.114.199.162 141.584.322.963 138,49
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) 1.257.704.307 1.404.680.423 1.318.133.073 1.318.260.273 11,81
Utang Bunga -
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang -
23
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
Sumber: BPKAD Kabupaten Buol dan Data Olah Tim Penyusun RPD Buol 2023-2026
24
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
25
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
Tahun Anggaran
No. Uraian
2017 2018 2019 2020
Analisis Neraca
A Rasio Likuiditas:
1 Rasio Lancar 1,56 4,71 2,05 10,15
2 Rasio Quick 1,20 3,08 1,05 8,21
B Rasio Solvabilitas:
1 Rasio Hutang Terhadap Aset 0,019 0,004 0,009 0,003
2 Rasio Hutang Terhadap Modal 0,019 0,004 0,009 0,003
C Rasio Aktivitas:
1 Rata-Rata Umur Piutang 7,90 4,99 3,17 3,17
Sumber: BPKAD Kabupaten Buol dan Data Olah Tim Penyusun RPD Buol 2023-2026
26
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
27
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
kewajiban terhadap aset. Nilai tersebut relatif kecil karena dibawah angka 0,75
sehingga kemampuan keuangan daerah cukup kuat untuk membayar jika
Pemerintah Kabupaten Buol melakukan pinjaman kepada kreditur.
3. Untuk mengukur sampai seberapa jauh aktivitas pemerintah daerah dalam
menggunakan dana-dananya secara efektif dan efisien digunakan rasio
aktivitas. Rasio ini dapat mengukur efisiensi kegiatan operasional birokrasi
pemerintah daerah, karena rasio ini didasarkan pada perbandingan antara
pendapatan dengan pengeluaran pada periode tertentu. Untuk neraca
keuangan daerah, rasio aktivitas yang digunakan adalah rata-rata umur
piutang dan rata-rata umur persediaan. Rata-rata umur piutang yaitu rasio
untuk melihat berapa lama hari yang diperlukan untuk melunasi piutang
(merubah piutang menjadi kas). Semakin besar periode rata-rata, semakin
besar resiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang dan sebaliknya. Dari hasil
perhitungan dapat diketahui bahwa rata-rata umur piutang pada Tahun 2020
adalah 3,17 hari, artinya Pemerintah Kabupaten Buol memiliki kemampuan
yang sangat baik dalam menagih piutang atau mengubah piutang menjadi kas.
28
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
29
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
30
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
31
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
32
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
33
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
Tabel 3.7
Proporsi Realisasi terhadap Anggaran Belanja Daerah Kabupaten Buol Tahun 2017-2021
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Kode Uraian
Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %
5 BELANJA
849.179,13 792.561,52 93,33 882.406,92 845.404,40 95,81 883.961,35 830.499,82 93,95 855.678,71 792.497,47 92,62 960.810,99 865.849,82 90,12
DAERAH
5.1 BELANJA
604.017,84 554.743,64 91,84 601.596,48 574.698,88 95,53 636.529,84 602.951,96 94,72 601.820,83 573.569,44 95,31 627.203,79 562.090,15 89,62
OPERASI
5.1.01 Belanja
321.538,90 301.766,43 93,85 315.296,79 303.079,18 96,13 347.242,56 337.009,49 97,05 344.097,56 335.323,69 97,45 347.755,73 340.961,71 98,05
Pegawai
5.1.02 Belanja
279.099,26
Barang dan 262.691,68 230.112,74 87,60 267.681,04 253.540,16 94,72 256.469,21 91,89 247.333,43 228.564,21 92,41 252.841,44 199.303,54 78,83
Jasa
5.1.05 Belanja
11.346,00 14.424,73 127,14 9.316,60 9.036,54 96,99 5.720,01 5.146,26 89,97 8.831,35 8.123,04 91,98 12.401,66 11.088,11 89,41
Hibah
5.1.06 Belanja
Bantuan 8.441,26 8.439,74 99,98 9.302,05 9.043,00 97,22 4.468,00 4.327,00 96,84 1.558,50 1.558,50 100,00 14.204,97 10.736,79 75,58
Sosial
5.2 BELANJA
242.661,30 236.927,59 97,64 279.310,43 269.853,27 96,61 246.931,52 227.428,10 92,10 218.423,70 187.303,57 85,75 182.753,92 156.270,98 85,51
MODAL
5.2.01 Belanja
Modal 11.845,45 8.939,99 75,47 575,00 544,20 94,64 3.044,66 2.849,37 93,59 2.541,00 2.541,00 100,00 4.288,77 4.022,05 93,78
Tanah
5.2.02 Belanja
Modal
34.148,44 34.556,38 101,19 41.858,87 37.375,60 89,29 52.713,45 46.569,04 88,34 47.137,30 41.250,78 87,51 66.522,82 48.613,48 73,08
Peralatan
dan Mesin
5.2.03 Belanja
Modal
Gedung 52.444,71 51.628,77 98,44 111.433,14 110.212,76 98,90 79.661,23 72.016,51 90,40 68.770,55 66.723,15 97,02 48.323,08 44.609,34 92,31
dan
Bangunan
5.2.04 Belanja
Modal
Jalan, 140.605,20 136.878,88 97,35 119.851,79 117.577,27 98,10 107.835,83 102.933,49 95,45 98.292,45 75.252,05 76,56 61.223,49 58.100,86 94,90
Jaringan,
dan Irigasi
5.2.05 Belanja
Modal Aset
3.617,49 4.923,57 136,10 5.591,63 4.143,44 74,10 3.676,35 3.059,69 83,23 1.682,41 1.536,59 91,33 2.395,76 925,24 38,62
Tetap
Lainnya
5.3 BELANJA
TIDAK 2.500,00 890,30 35,61 1.500,00 852,24 56,82 500,00 119,76 23,95 35.434,18 31.624,46 89,25 4.589,19 1.252,97 27,30
TERDUGA
5.3.01 Belanja
Tidak 2.500,00 890,30 35,61 1.500,00 852,24 56,82 500,00 119,76 23,95 35.434,18 31.624,46 89,25 4.589,19 1.252,97 27,30
Terduga
5.4 BELANJA 143.057,37 142.794,62 99,82 138.653,76 142.690,49 102,91 151.850,44 151.439,35 99,73 147.931,61 147.806,65 99,92 146.264,08 146.235,73 99,98
34
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Kode Uraian
Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %
TRANSFER
5.4.01 Belanja
943,63 935,45 99,13 1.056,43 897,21 84,93 1.118,45 955,80 85,46 986,77 983,29 99,65 1.124,78 1.096,43 97,48
Bagi Hasil
5.4.02 Belanja
Bantuan 142.113,74 141.859,16 99,82 137.597,33 141.793,28 103,05 150.731,99 150.483,55 99,84 146.944,84 146.823,35 99,92 145.139,30 145.139,30 100,00
Keuangan
Sumber: BPKAD Kabupaten Buol dan Data Olah Tim Penyusun RPD Buol 2023-2026
35
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
99,82
93,40 91,52
46,59
Sumber: BPKAD Kabupaten Buol dan Data Olah Tim Penyusun RPD Buol 2023-2026
Gambar 3.5
Persentase Capaian Rata-Rata Realisasi Anggaran berdasarkan
Kelompok Belanja Tahun 2017-2021
36
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir tampak terjadi penurunan jumlah
total belanja pemenuhan kebutuhan aparatur. Kendati demikian, jika
dibandingkan terhadap total pengeluaran, proporsi total belanja pemenuhan
kebutuhan aparatur cenderung mengalami penurunan setiap tahunnya. Secara
garis besar, gambaran proporsi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur di
Kabupaten Buol dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur meningkat secara konsisten
dari Rp.613.774.941.354,- pada Tahun 2017 menjadi Rp.543.648.331.103,-
pada Tahun 2021 atau mengalami penurunan rata-rata -2,33% per tahun.
Sementara itu, dilain pihak total pengeluaran juga mengalami penurunan,
yaitu dari Rp.940.856.140.152,- pada Tahun 2017 menjadi
Rp.871.349.822.860,- pada Tahun 2021 atau menurun -8,09% per tahun;
2. Implikasi dari rata-rata Persentase meningkatnya total pengeluaran yang lebih
tinggi dari pada rata-rata Persentase meningkatnya belanja aparatur menjadi
semakin kecil, yaitu dari 65,24% pada Tahun 2017 menjadi 62,39% pada
Tahun 2021; dan
3. Menurunnya Persentase belanja aparatur dalam total pengeluaran menjadikan
Persentase belanja publik menjadi semakin besar. Hal ini menunjukkan
perubahan yang nyata dari pengelolaan belanja belanja daerah kepada
orientasi pada belanja publik.
37
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
Sumber: BPKAD Kabupaten Buol dan Data Olah Tim Penyusun RPD Buol 2023-2026
38
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
39
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
dapat dilakukan analisis dalam rangka pendanaan program kegiatan pada periode
Tahun 2023-2026.
40
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
Tabel 3.11
Proyeksi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Buol Tahun 2023-2026
Proyeksi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Rp)
Kode Uraian APBD 2022 (Rp)
Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026
4.1.04 Lain-lain PAD yang Sah 48.492.060.000 42.895.816.244 46.617.799.787 50.603.821.355 55.107.709.057
4.2.01 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat 747.545.253.000 863.803.445.348 924.825.985.241 992.050.179.514 1.066.504.543.142
4.2.01.01.01 Dana Transfer Umum-Dana Bagi Hasil (DBH) 35.320.996.000 41.185.095.024 48.724.134.161 58.453.439.188 71.051.923.301
4.2.01.01.02 Dana Transfer Umum-Dana Alokasi Umum (DAU) 477.755.362.000 545.085.183.000 572.339.442.150 600.956.414.258 631.004.234.970
4.2.01.02 Dana Insentif Daerah (DID) 1.205.659.000 28.296.406.750 29.711.227.088 31.196.788.442 32.756.627.864
4.2.02 Pendapatan Transfer Antar Daerah 24.087.697.785 29.091.691.390 30.546.275.960 32.073.589.757 33.677.269.245
4.3 Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 8.100.000.000 8.100.000.000 8.505.000.000 8.930.250.000 9.376.762.500
41
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
5.1.02 Belanja Barang dan Jasa 200.061.909.980 287.698.219.301 314.714.177.900 378.957.813.530 431.930.977.476
6 Pembiayaan 8.092.312.698 - - - -
42
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
43
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
44
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
Tabel 3.12
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Untuk Mendanai Pembangunan
Daerah Kabupaten Buol Tahun 2023-2026 (Rp.)
Proyeksi
No. Uraian
Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026
Pendapatan
1. 957.458.525.149 1.025.033.966.974 1.099.495.308.249 1.182.286.983.061
Daerah
Pencairan Dana
Cadangan
2. (Sesuai - - - -
Peraturan
Daerah)
Sisa Lebih Riil
3. Perhitungan - - - -
Anggaran
Total
957.458.525.149 1.025.033.966.974 1.099.495.308.249 1.182.286.983.061
Penerimaan
Dikurangi:
Belanja Tidak
4. 539.315.168.988 572.133.143.344 573.818.802.327 594.148.510.370
Langsung
Pengeluaran
5. - - - -
Pembiayaan
Kapasitas riil
kemampuan 418.143.356.161 452.900.823.630 525.676.505.922 588.138.472.691
keuangan
Sumber: Data Olah Tim Penyusun RPD Kabupaten Buol Tahun 2023-2026
45
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 III
46
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
BAB IV
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH
1
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
2) Urusan Kesehatan
1. Masih terdapat 20 balita gizi buruk prevalensi gizi buruk;
2. Prevalensi gizi kurang 7,42%;
3. Prevalensi balita stunting 8,4%;
4. Pengembangan desa siaga aktif masih dalam level pratama;
2
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
3
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
4
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
6) Urusan Sosial
1. Masih tingginya jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial, yang
memperoleh bantuan;
2. Rendahnya kepedulian masyarakat termasuk dunia usaha dalam
memberikan perlindungan dan jaminan sosial terhadap Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial masyarakat;
3. Kurangnya lembaga masyarakat dan lembaga pemerintahan yang
fokus/peduli pada pada masalah kerawanan sosial;
4. Meningkatnya kasus anak yang berhadapan dengan masalah hukum dan
korban konflik yang membutuhkan pelayanan dan perlindungan;
5. Belum terintegrasinya sistem sosial yang berwawasan gender dalam
program pemberdayaan dan kesejahteraan sosial;
6. Alokasi dana daerah maupun APBD 1 yang masih sangat rendah dalam
meningkatkan perlindungan dan jaminan sosial terhadap Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial Masyarakat.
5
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
9) Urusan Pangan
1. Konsumsi masyarakat terhadap pangan utama pertahunnya semakin
meningkat;
2. Indikator Angka Kecukupan Gizi (AKG) belum diterjemahkan dalam satuan
volume bahan pangan atau kelompok pangan yang menjadi aspek yang
dianalisis dalam menentukan angka skor PPH;
3. Terbatasnya alokasi anggaran dalam penyediaan cadangan pangan daerah.
6
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
7
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
15) Perhubungan
1. Kurangnya arus penumpang angkutan umum (Darat, Laut dan Udara)
yang keluar/masuk daerah selama satu tahun;
2. Masih banyak kendaraan yang belum dilakukan uji KIR;
3. Kurangnya layanan angkutan darat;
4. Kurangnya orang/barang yang terangkut angkutan umum;
5. Kurangnya orang/barang yang mealui dermaga/ bandara/ terminal
pertahun.
8
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
9
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
10
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
11
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
12
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
13
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
14
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
15
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
16
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
17
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
tingkat daerah maupun nasional yang dilakukan memalui stimulus bantuan sosial
maupun penataan kelembagaan ekonomi untuk mendorong peningkatan efisiensi,
produktivitas masyarakat dalam kegiatan perekonomian. Keterkaitan sektor lain
juga tidak kalah penting untuk tetap terjaga konsistensinya seperti pembangunan
infrastruktur dan lain sebagainya.
18
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
Gambar 4.2
Kesesuaian Visi, Misi Pemerintah Tahun 2019-2024 dan Pemerintah
Kabupaten tahun 2023-2026
19
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
20
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
21
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
Gambar 4.4
Hubungan Harmonisasi Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah
dan Tujuan Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026
22
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
23
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
Penuruan gas emisi karbon ini turut dipengaruhi oleh menurunnya laju
transportasi. Hasil kajian menunjukan bahwa, langkah untuk menekan
penyebaran virus dengan menerapkan physical distancing dan memotong
perjalanan yang tidak perlu telah menurunkan kontribusi gas emisi di dunia,
dimana transportasi telah berkontribusi sebesar 72% pada emisi gas rumah kaca.
Secara sosial masyarakat, pandemik global Covid-19 telah mampu menata
kembali kerjasama (gotong royong) seluruh elemen masyarakat untuk mengatasi
penyebaran virus Covid-19 ini. Kondisi ini juga meningkatkan kepedulian sosial
yang tinggi dengan adanya donasi yang secara swadaya dilakukan oleh para tokoh
masyarakat selebriti, pengusaha maupun masyarakat umum. Selain kepedulian
sosial, kondisi pandemik ini juga telah mengubah pola hidup masyarakat menjadi
lebih terbiasa hidup sehat dengan mencuci tangan serta menggunakan masker jika
bepergian keluar rumah.
Secara ekonomi International Monetary Fund (IMF) menyatakan ekonomi
dan keuangan global saat ini tengah mengalami krisis akibat pandemi virus
corona. Hal tersebut dikarenakan pendorong utama pergerakan perekonomian
yaitu konsumsi rumah tangga belakangan terus melambat. Bukan hanya pada
sektor konsumsi rumah tangga, virus corona juga turut menyerang pasar saham.
Investor di berbagai dunia khawatir penyebaran virus corona akan menghancurkan
pertumbuhan ekonomi dan tindakan pemerintah bahkan tidak sanggup
menghentikan penuruan tersebut.
Di Indonesia sendiri Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun hingga
24 persen. Sementara kurs rupiah melemah hingga 5,41 persen dalam kurun
waktu 6 bulan terakhir sebagai akibat dari keluarnya dana asing. Menurut Asian
Development Bank (ADB), sebanyak 38,5 persen surat utang pemerintah Indonesia
dipegang oleh investor asing, lebih tinggi dari negara Asia lainnya. Jika terjadi aksi
jual secara serentak tentunya ini beresiko tinggi terhadap krisis ekonomi
2. Hutang Luar Negeri
Hutang luar negeri pemerintah berdasarkan prioritas belanja terbesar
sektor terbesar adalah jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 23.7 persen dari
total hutang luar negeri. Disusul oleh jasa konstruksi, jasa pendidikan,
administrasi pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib serta jasa keuangan
dan asuransi. Kondisi ini tidak terlepas dari penarikan pinjaman dari lembaga
multi-lateral, untuk penanganan covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.
Bank Indonesia mencatat hutang luar negeri Indonesia pada Mei 2021
sebesar USD415 miliar, turun 0,6 persen dibanding hutang luar negeri periode
24
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
April 2020 sebesar USD417,6 miliar. Secara tahunan, hutang luar negeri
Indonesia pada Mei 2021 meningkat sebesar 3,1 persen, lebih rendah dibanding
bulan sebelumnya sebesar 4,9 persen. Posisi hutan luanr negeri ini akan
berpotensi buruk terhadap pengelolaan keuangan negara jika tidak dikelolah
dengan hati-hati.
3. Rivalitas Dagang AS dan Tingkok
Pakar ekonomi internasional memproyeksikan terdapat empat tingkatan
konflik yang mungkin terjadi dalam proses menuju perang dagang. Pertama, AS
melakukan kebijakan tarif impor baru yang cukup tinggi. Kedua, negara-negara di
luar AS bereaksi dengan melakukan kebijakan yang sama terhadap impor produk
AS ke negaranya. Ketiga, ekonomi global menuju kondisi perang dagang pada
tahap-tahap selanjutnya. Keempat, terjadi perang dagang yang sesungguhnya
yang melibatkan banyak negara dan mempengaruhi perekonomian global. Volume
perdagangan dunia akan melambat dan itu sangat tidak diharapkan terjadi karena
akan berpengaruh kepada semua negara. Perang dagang akan mempengaruhi
rantai pasokan global sehingga banyak perusahaan harus menghitung lagi jalur
produksi, distribusi, dan biayanya. Dalam kondisi tersebut setiap negara,
perusahaan, hingga konsumen harus siap dengan kondisi perekonomian baru.
Dalam upaya meredakan ketegangan ekonomi AS–China, Presiden China Xi
Jinping menyatakan negaranya akan menerapkan sistem ekonomi terbuka.
Termasuk menurunkan tarif impor mobil dan melindungi kekayaan intelektual
perusahaan-perusahaan asing yang berada di China. Kebijakan tersebut ditempuh
karena reformasi ekonomi China terjadi secara perlahan. China memilih untuk
mengendurkan perang dagang agar mengurangi eskalasi dan sesuai yang
diinginkan pasar. China menyadari jika perang dagang antar kedua negara terjadi,
perekonomiannya akan mengalami kemunduran yang besar, akan berdampak
sangat serius terhadap proses ekonomi yang digagaskan oleh Xi Jinping. Oleh
sebab itu, China melakukan segala upaya untuk berkompromi.
Banyak pihak menilai terlalu dini untuk menyimpulkan perang dagang
antara China dan AS akan membawa dampak negatif bagi Indonesia, sebab
pertumbuhan ekonomi Indonesia sebagian besar didukung oleh faktor dalam
negeri. Akan tetapi kedua negara merupakan mitra dagang utama Indonesia. Oleh
karena itu Pemerintah harus siap menghadapi dampak perang dagang AS-China
dengan mencari pasar baru bagi produk ekspor Indonesia. Ancaman perang
dagang ini menjadi peringatan bagi Indonesia agar tidak menggantungkan pasar
ekspor ke pasar tradisional. Di sisi lain perang dagang dua raksasa ekonomi dunia
25
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
26
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
27
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
melalui peta yang dibuat pada tahun 1947, akan menyebabkan interupsi pada
wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) serta landas kontinen Indonesia.
Oleh karena itu, peran Indonesia ditunjukkan melalui sejumlah
perundingan yang dibentuk diantara negara-negara yang bertikai. Salah satu
wujud upaya Indonesia adalah dengan melaksanakan South China Sea Informal
Meetings yang diadakan hampir setiap tahun. Signifikansi pertemuan ini
menghasikan sebuah kesepakatan antara Indonesia dan negara-negara yang
bertikai untuk mendirikan sebuah wilayah politik guna melancarkan hubungan
diplomatik dan kerjasama satu sama lain. Selain itu, usaha untuk meningkatkan
confidence building measures menjadi bagian penting disetiap agenda pertemuan.
Selain South China Sea Informal Meetings, upaya Indonesia juga diwujudkan dalam
sejumlah perundingan damai lainnya, sepertiTechnical Working
Groups (TWGs), Groups of Experts (GEs) dan Study Groups (SGs)
6) Lingkungan Strategis Nasional
Di antara negara-negara tetangga, Indonesia merupakan negara demokrasi
terbesar dalam konteks regional, dan terbesar ketiga di dunia. Pada konteks geo-
politik nasional, Indonesia menghadapi suatu lingkungan strategis yang akan
mempengaruhi eksistensi demokrasi dan kemajuan Indonesia. Sepanjang sejarah
negara ini, Indonesia menghadapi fakta bahwa kebhinekaan bangsa dari segi
geografis, etnis, kebudayaan, agama telah menjadi modalitas dan unsur-unsur
penguat bangunan bangsa Indonesia. Pendiri bangsa Indonesia secara positif
berhasil menjadikan perbedaan-perbedaan dalam unsur pembentuk bangsa
Indonesia sebagai potensi yang memperkaya Indonesia, terutama dalam
menjadikan Indonesia faktor penting dalam konteks regional maupun global.
Namun, sejarah juga mencatat bahwa perbedaan dapat dieksploitasi menjadi faktor
yang berpotensi untuk merenggangkan, bahkan memecah ikatan persaudaraan
kebangsaan. Bahkan tidak jarang, faktor yang merenggangkan adalah kepentingan
politik-ideologis yang datang dari luar Indonesia, termasuk persaingan Blok Barat-
Blok Timur dan perang dingin di masa lalu, dan pada masa sekarang menghadapi
pengaruh gagasan ideologi tertentu yang membenarkan tindakan terorisme untuk
mendirikan negara baru melawan Pancasila.
7) Pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs)
SDGs adalah (a) sebuah kesepakatan pembangunan baru pengganti MDGs.
Masa berlakunya 2015-2030; (b) sebuah dokumen setebal 35 halaman yang
disepakati oleh lebih dari 190 negara; (c) berisikan 17 goals dan 169 sasaran
pembangunan. Tujuh belas tujuan dengan 169 sasaran diharapkan dapat
28
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
29
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
30
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
poin), Morowali (173,80 poin), Banggai Kepulauan (163,42 poin), Banggai (163,20
poin), Banggai Laut (163,20), Kota Palu (162,70 poin), Tolitoli (159,20 poin),
Donggala (157,12 poin), Buol (149,60 poin). Sedangkan empat daerah lainnya
berada pada kategori IRBI sedang yakni Kabupaten Sigi (48,13 poin), Parigi
Moutong (108,39 poin), Poso (121,14 poin), dan Kabupaten Tojo Una-Una (137,60
poin). Sedangkan empat daerah lainnya berada pada kategori IRBI sedang yakni
Kabupaten Sigi (48,13 poin), Parigi Moutong (108,39 poin), Poso (121,14poin), dan
Kabupaten Tojo Una-Una (137,60 poin).
Bencana yang mengancam Sulteng meliputi gempa, Tsunami, banjir
bandang, tanah longsor, kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, abrasi,
gelombang ekstrim.
31
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
32
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
33
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
34
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
35
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
Dari sekian banyak dan besar peluang pasar tersebut sebagian sudah
termanfaatkan yaitu jasa rumah makan/warteg, kos-kosan, toko/kios barang
kebutuhan sehari-hari yang pada umumnya dilakukan oleh pendatang secara
tidak teratur. Ketidakteraturan ini menimbulkan masalah baru berupa kemacetan
arus lalu lintas, kesehatan lingkungan, dan keamanan. Di lain pihak,
ketidakteraturan tersebut berakibat hilangnya potensi PAD bagi Pemerintah
Daerah.
Peluang lainnya seperti kebutuhan bahan makanan, pakaian seragam,
cleaning service masih belum termanfaatkan. Koneksitas antar Kawasan Industri
dengan Pelaku Ekonomi Lokal (Petani, Nelayan, Peternak, Usaha Industri
Garmen/Pejahitan dan lainnya) dalam memenuhi kebutuhan kawasan industri
akan bahan makanan, dan lainnya yang belum terbangun secara baik harus segera
diprogramkan secara baik dan berkelanjutan agar kawasan industri juga dapat
berfungsi sebagai lokomotif ekonomi lokal secara nyata.
h. Pertanian dan Ketahanan Pangan
Isu penting dalam ketahanan pangan di Sulawesi Tengah adalah harga
pangan yang kurang kompetitif. Harga menjadi pertimbangan penting ketika
konsumen membeli bahan pangan/makanan. Harga ratarata pangan lokal saat ini
tidak kompetitif dibandingkan dengan beras dan terigu karena masih relatif lebih
mahal. Di wilayah sentra produksi, harga pangan lokal mentah/segar relatif
murah, namun dapat meningkat 2-3 kali lipat harganya di perkotaan, apalagi
untuk pangan lokal yang telah diolah. Hal ini terjadi karena jumlah produksi
rendah dan masih terbatas di wilayah tertentu saja sehingga harga bahan baku
cenderung mahal. Harga bahan baku yang mahal menyebabkan olahan pangan
lokal menjadi tidak murah. Harga pangan lokal dapat lebih kompetitif apabila
produksi dapat ditingkatkan hingga mencapai kapasitas produksi maksimumnya.
Selain itu, biaya pengolahan produk pangan lokal juga cukup tinggi sehingga
menyebabkan harga jual produk pangan lokal kurang kompetitif dibandingkan
beras dan terigu.
Selain harga dan kemudahan akses, konsumsi juga dipengaruhi oleh selera
dan preferensi masyarakat terhadap makanan. Preferensi masyarakat terhadap
pangan lokal sebagai pangan pokok ternyata tidak setara dengan beras atau terigu.
Walaupun di beberapa kabupaten seperti Donggala, Sigi, Tojo Una-Una, Buol dan
Morowali, diversifikasi pangan antara beras, jagung, ubi kayu dan sagu berjalan
cukup baik, sehingga tetap dipertahankan, dan jika perlu ditingkatkan seperti
diperlukan upaya pengolahan untuk memperpanjang masa simpan dengan tetap
36
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
menjaga nilai gizi. Dari sisi ketersediaan pangan terutama beras, menurut laporan
dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tengah,
daerah ini masih surplus lebih kurang 90 ribu ton beras dengan asumsi konsumsi
beras 118 kg per kapita pada Tahun 2020 atau saat pandemi covid-19 dimulai.
Meskipun begitu ada beberapa wilayah di Sulteng karena kondisi lahannya
yang kering sehingga tidak signifikan pada panen padi nanti seperti Banggai Laut,
Banggai Kepulauan dan Tojo Una-Una. Kondisi itu selanjutnya, dapat disiasati
petani dengan menanam komoditi pangan yang cocok dengan lahan kering seperti
jagung atau dengan menerapkan sistem pertanian ladang. Pada akhir Tahun 2020
juga provinsi ini dihadapkan bencana alam seperti banjir di beberapa kabupaten.
Berdasarkan data BPS (2021), luas panen padi pada 2020 sebesar 178,07
ribu hektar, mengalami penurunan sebanyak 8,03 ribu hektar atau 4,32 persen
dibandingkan 2019 yang sebesar 186,10 ribu hektar. Produksi padi pada 2020
sebesar 792,25 ribu ton gabah kering giling (GKG), mengalami penurunan
sebanyak 52,65 ribu ton atau 6,23 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 844,90
ribu ton GKG. Jika dilihat menurut subround, terjadi penurunan produksi padi
pada seluruh subround yaitu Januari-April, Mei-Agustus dan September-Desember
2020, masing-masing sebesar 8,02 ribu ton GKG (3,14 persen), 1,15 ribu ton GKG
(0,45 persen) dan 43,49 ribu ton GKG (12,92 persen) dibandingkan subround yang
sama pada 2019. Jika dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan
penduduk, produksi beras pada 2020 sebesar 465,24 ribu ton, mengalami
penurunan sebanyak 30,92 ribu ton atau 6,23 persen dibandingkan 2019 yang
sebesar 496,16 ribu ton. Potensi produksi padi pada subround Januari-April 2021
diperkirakan sebesar 301,83 ribu ton GKG, mengalami kenaikan sebanyak 54,33
ribu ton atau 21,95 persen dibandingkan subround yang sama pada 2020 yang
sebesar 247,50 ribu ton GKG.
Kondisi ketahanan pangan di Provinsi Sulteng berada pada tingkat
terendah di Pulau Sulawesi dengan nilai Indeks Ketahanan Pangan (IKP) sebesar
75,10 poin atau berada pada urutan ke 17 dari 34 provinsi di Indonesia. Sulteng
memerlukan kebijakan pemanfaatan secara optimal ketersediaan lahan pangan
pertanian dan berkelanjutan (LP2B) dengan upaya mendukung kebijakan
pemerintah pusat berupa pembangunan Kawasan Pertanian Food Estate yang
terintegrasi.
Pemerintah Provinsi Sulteng menyiapkan lahan pertanian dalam Kawasan
LP2B yang produktif untuk dikelola oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
masyarakat petani dan swasta dengan mekanisme pola kerja yang saling
37
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
38
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
39
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
40
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
41
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
42
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
yang besar bagi produk-produk lokal seperti bahan makanan, pakaian seragam
pekerja, usaha pemondokan/kos-kosan, rumah makan, cleaning service, dan
lain-lainnya. Dari sekian banyak dan besar peluang pasar tersebut sebagian sudah
termanfaatkan yaitu jasa rumah makan/warteg, kos-kosan, toko/kios barang
kebutuhan seharihari yang pada umumnya dilakukan oleh pendatang secara tidak
teratur. Ketidakteraturan ini menimbulkan masalah baru berupa kemacetan arus
lalu lintas, kesehatan lingkungan, dan keamanan. Di lain pihak ketidakteraturan
tersebut berakibat hilangnya potensi PAD bagi Pemerintah Daerah. Peluang lainnya
seperti kebutuhan bahan makanan, pakaian seragam, cleaning service masih
belum termanfaatkan.
Koneksitas antar Kawasan Industri dengan Pelaku Ekonomi Lokal (Petani
penghasil pangan utama, nelayan untuk menyediakan ikan, Peternak untuk
penyediaan kebutuhan daging, Usaha Industri Garmen/Pejahitan dan lainnya)
dalam memenuhi kebutuhan kawasan industri akan bahan makanan, dan lainnya
yang belum terbangun secara baik harus segera diprogramkan secara baik dan
berkelanjutan agar kawasan industri juga dapat berfungsi sebagai lokomotif
ekonomi lokal secara nyata. Selain itu, mendorong kegiatan transaksi less contact
melalui adopsi teknologi digital dalam transaksi pembayaran pada kegiatan
ekonomi lokal maupun di Kawasan industri untuk mengoptimalkan kontribusi sub
sector tanaman pangan dan hortikultura, perikanan, perkebunan, peternakan, dan
hasil hutan.
p. Potensi Geopark Sulawesi Tengah
Geopark sendiri adalah sebuah wilayah geografi tunggal atau gabungan,
yang memiliki Situs Warisan Geologi (Geosite) dan bentang alam yang bernilai,
terkait aspek Warisan Geologi (Geoheritage), Keragaman Geologi (Geodiversity),
Keanekaragaman Hayati (Biodiversity), dan Keragaman Budaya (Cultural Diversity),
serta dikelola untuk keperluan konservasi, edukasi, dan pembangunan
perekonomian masyarakat secara berkelanjutan dengan keterlibatan aktif dari
masyarakat dan Pemerintah Daerah, sehingga dapat digunakan untuk
menumbuhkan pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap bumi dan
lingkungan sekitarnya. Kondisi geologi Indonesia yang terletak pada pertemuan 3
(tiga) lempeng tektonik mengakibatkan Indonesia memiliki Keragaman Geologi
(Geodiversity) yang bernilai, Keragaman Geologi (Geodiversity).
Keragaman ini memiliki nilai Warisan Geologi (Geoheritage) yang terkait
dengan Keanekaragaman Hayati (Biodiversity) dan Keragaman Budaya (Cultural
Diversity). Nilai-nilai inilah yang dapat dimanfaatkan melalui konsep
43
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
44
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
memiliki keunikan dan kekhasan yang luar biasa. Selain bagi para peneliti dan
akademisi, Danau Poso merupakan sumber kehidupan masyarakat Poso. Selama
ratusan tahun, Danau Poso dimanfaatkan oleh warga sebagai sumber air minum
dan irigasi, menjadi sarana transportasi, menjadi obyek wisata, membuka
lapangan pekerjaan yang menunjang perekonomian warga antara lain dengan
menjadi nelayan, atau membuka usaha kecil. Di Danau Poso, ada kebudayaan
warga yang berkembang. Beberapa kebudayaan danau yang berkembang adalah
wayamasapi, sebuah cara menangkap ikan secara tradisional menggunakan pagar
dari bambu; ada juga monyilo atau cara menangkap ikan menggunakan tombak
dengan bantuan lampu petromaks pada malam hari, serta mosango.
Sebagai aset kehidupan masyarakat, tentu saja Danau Poso perlu untuk
dikelola dengan konsep pembangunan yang berkelanjutan. Dalam setiap
pemerintahan di Kabupaten Poso, telah mendengar banyak cerita dari masyarakat
tentang makna Danau Poso bagi mereka. Salah satunya dari komunitas yang
menamakan diri sebagai penjaga Danau Poso. Mereka menyebutkan bahwa Danau
Poso bukan sekedar sekumpulan air, tetapi sebuah kehidupan. Pemahaman yang
komprehensi mengenai geopark dan mengenai potensi geopark di Danau Poso
yang sedang diusulkan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk model
pembangunan berbasis danau dan sungai di Kabupaten Poso. Bukan hanya model
pembangunan berkelanjutan yang melindungi alam, melestarikan keanekaragaman
hayati, menjaga sejarah dan kebudayaan tapi juga model pembangunan dimana
pemerintah daerah berkolaborasi langsung dengan masyarakat serta para
akademisi dalam mewujudkannya.
q. Isu Disabilitas
Penyandang disabilitas adalah kelompok masyarakat yang memiliki
keterbatasan yang dapat menghambat partisipasi dan peran serta mereka dalam
kehidupan bermasyarakat. Penyandang disabilitas yang dalam percakapan sehari-
hari disebut sebagai orang cacat, sering dianggap sebagai warga masyarakat yang
tidak produktif, tidak mampu menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sehingga
hak-haknya pun diabaikan. Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai
risiko untuk kecacatan.
Konflik bersenjata berkepanjangan di Aceh dan Papua, konflik horizontal di
kepulauan Maluku dan di berbagai daerah di seluruh Indonesia karena perebutan
lahan, pekerjaan, atau pelanggaran adat tertentu, berbagai bencana alam yang
datang bertubi-tubi di berbagai daerah sepanjang tahun, masih adanya insiden
penyakit polio dan lepra, kekurangan vitamin A, tingginya insiden stroke, serta
45
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
46
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
penyandang Disabilitas. Salah satu poin dari PP tersebut terkait ketersediaan Data
Nasional Disabilitas. Salah satu kelompok yang paling rentan dalam situasi
pandemik Covid 19 ini adalah penyandang disabilitas, dengan ragam disabilitasnya
sebagian penyandang disabilitas tidak dapat menerapkan aturan untuk social
distancing atau physical distancing, karena dalam kesehariannya mereka
membutuhkan pendamping, artinya mereka harus selalu berinteraksi dengan
pihak lain untuk melakukan aktivitasnya dalam rangka untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya sehari-hari
Isu penyandang disabilitas adalah masih ada stigma negatif di masyarakat
bahwa penyandang disabilitas ini masih dianggap masyarakat kelas dua, jadi tidak
diperhatikan aksesibilitasnya, contoh bagaimana di banyak daerah di Indonesia,
bahkan di kota besar seperti Jakarta, masih terdapat gedung yang tidak memiliki
jalan akses untuk disabilitas seperti tangga ram untuk mereka yang kesulitan
mobilitas. Penyandang disabilitas juga masih mengalami kesulitan untuk
mengakses transportasi umum meski sudah ada beberapa yang menyediakan
fasilitas untuk mempermudah akses bagi mereka, tetapi jumlahnya terbatas.
Aksesibilitas juga belum diberikan dalam forumforum seperti rapat yang
melibatkan komunitas tuli, tetapi tidak menyediakan penerjemah bahasa isyarat
atau alat running text untuk melibatkan mereka dalam diskusi. Pemerintah
Indonesia sendiri telah menjamin kesempatan kepada kelompok disabilitas dengan
UndangUndang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas yang di
dalamya termasuk mengatur kuota untuk mereka. Pemerintah Pusat maupun
daerah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
wajib mempekerjakan paling sedikit dua persen penyandang disabilitas dari jumlah
pegawai. Sementara itu, perusahaan swasta wajib mempekerjakan paling sedikit
satu persen penyandang disabilitas.
Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) menyebutkan terdapat 15.790
penyandang disabilitas di Provinsi Sulteng dengan jumlah terbanyak di Kabupaten
Banggai Kepulauan mencapai 3.925 jiwa, sebaliknya, jumlag tersedikit berada di
Kabupaten Buol sebanyak 173 jiwa. Beberapa organisasi LSM yang bergerak dalam
pemberdayaan Penyandang Disabilitas se-Sulteng (PPDI) telah bekerjasama dengan
Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tengah dalam beberapa program yakni: BRSPDI
Nipotowe di Palu, JBI dan beberapa NGO seperti PKBI-JMKOxfam, YEU dan ASB,
DW Nipotowe serta Forum Komunitas Keren.
47
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
48
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
49
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
(Berjarak) yang berperan untuk melindungi perempuan dan anak dari wabah virus
corona (COVID-19). Tim ini telah terbentuk dan telah ditetapkan melalui
Keputusan Gubernur Sulteng Nomor 463/129/DP3A/2020 tentang tim gerakan
Berjarak ini ditunjuk Kepala DP3A Sulteng sebagai ketua tim pelaksana, dan
seluruh bidang dan sub bagian di lingkup OPD tersebut menjadi anggota dari
susunan keanggotaan tim itu. Selain dari pihak Pemerintah Pusat, Pemerintah
Provinsi Sulawesi Tengah, juga melibatkan pihak non-pemerintah seperti lembaga
kemanusiaan/LSM yang fokus dan peduli terhadap perempuan dan anak, serta
komponen gender. Sasaran kegiatan ini, lanjut dia, keluarga terutama anggota
keluarga, perempuan, anak, lansia dan penyandang disabilitas, termasuk keluarga
yang terdapat perempuan pelaku usaha kecil atau mikro yang terdampak Covid-19.
Indeks Pembangunan Gender (IPG) Provinsi Sulteng selama periode 2016-
2020 mengalami penurunan dari 91,97 poin pada 2016 menjadi menjadi 91,87
poin pada 2020. Demikian pula pada periode 2019-2020 menurun dari 92,01 poin
menjadi 91,87 poin. Secara historis, penurunan IPG dimulai dari Tahun 2014
yakni sebesar 92,69 poin menjadi 92,25 poin atau terjadi penurunan terbesar
yakni 0,44 poin pada periode tersebut. Lalu pada periode 2015-2016 menurun lagi
menjadi 91,91 poin atau menurun 0,34 poin, lalu menurun lagi menjadi 91,66 poin
atau mengalami penurunan sebesar 0,25 poin pada periode 2016-2017, sebelum
meningkat lagi sebesar 0,42 poin menjadi 92,08 pada 2018. Ada tiga dimensi
komponen pembentuk IPG yakni Umur Harapan Hidup (UHH) laki-laki dan
perempuan, Harapan Rata-Rata Lama Sekolah (HLS) laki-laki dan perempuan,
Rata-Rata Lama Sekolah Perempuan (RLS), Pengeluaran Perkapita Pertahun
(Purchasing Power Parity, PPP). Pada Tahun 2020, komponen UHH, UHH laki-laki
lebih singkat daripada perempuan masing-masing 66,77 tahun 70,72 tahun. Pada
komponen HLS, laki-laki lebih singkat daripada perempuan masing-masing 13,07
tahun dan 13,51 tahun. Sebaliknya, pada komponen RLS, RLS laki-laki lebih lama
daripada perempuan yakni masing-masing 9,07 tahun dan 8,58 tahun. Hal ini
berarti kecenderungan perempuan bersekolah justru dikorbankan demi Pendidikan
laki-laki di dalam setiap keluarga. Komponen terakhir yakni pengeluaran perkapita
(PPP) laki-laki lebih besar daripada perempuan yakni masing-masing Rp 12,99 juta
dan Rp 7,7 juta. Penurunan IPG menjadi tantangan bagi Provinsi Sulteng periode
2021-2026.
s. Reformasi Birokrasi di Provinsi Sulteng
Reformasi Birokrasi konteks daerah Sulawesi Tengah tetap mengacu pada
pada Rood Map Reformasi Birokrasi yang ditetapkan oleh Kementerian Reformasi
50
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
51
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
Tahun 2021, telah disahkan Peraturan Daerah Nomor Nomor 8 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Kebudayaan Daerah. Komitmen Pemerintah Provinsi
Sulteng berusaha menyusun strategi bertumpu pada beberapa permasalahan (i)
Belum tersedianya secara komprehensif, by name by address dan by cases data
dan informasi lengkap, mutakhir tentang potensi dan khazanah kebudayaan
daerah yang ada yang berorientasi pada cultural evidence based policy; (ii)
Sumberdaya Manusia yang bekerja di sektor Kebudayaan baik dari kalangan
instansi pemerintah maupun masyarakat relatif tingkat penghidupannya kurang
memadai; (iii) Belum adanya titik temu pemahaman antara hubungan agama dan
kegiatan budaya; (iv) Kegiatan dan Upaya Pemajuan Kebudayaan Daerah belum
menjadi isu utama, baik dalam suksesi politik maupun dalam isu perencanaan
pembangunan, kebijakan pembangunan dan politik anggaran; (v) Peran
Negara/pemerintah dalam penangan budaya masih bersifat intervesionist.
pemerintah dalam upaya pemajuan kebudayaan sepatutunya berperan dalam
posisi fasilitatif dan enabling setting sebagaimana dikehendaki oleh Undang-
undang Pemajuan Kebudayaan; (vi) Masalah desentralisasi dan jarak pengambilan
keputusan tentang pemajuan kebudayaan cenderung terjadi re-sentralisasi,
lemahnya upaya pemajuan cagar budaya di Sulawesi Tengah; (vii) Upaya
Pelembagaan Nilai-nilai dan Pemajuan budaya daerah melalui lembaga pendidikan
belum optimal, sehingga pemuatan nilai dan pemajuan kebudayaan daerah melalui
lembaga pendidikan masih bersifat opsional dan sekunder baik secara kurikuler
maupun kelembagaan pendidikan; (viii) Banyak produk budaya lokal, terutama
produk hasil teknologi/pengetahuan lokal belum terlindungi oleh hukum secara
memadai. Dalam konteks ini, kinerja Pemerintah Provinsi Sulteng Periode 2021-
2024 terletak pada tercapainya pelembagaan kebudayaan di Sulteng yang
tercermin dari berdiri sendirinya Perangkat Daerah Kebudayaan yang berdiri
sendiri sehingga secara kelembagaan pemajuan kebudayaan terintegrasi dan
terwadahi dalam Lembaga Pemerintah yang saling sinergi dalam semangat
Pentahelix Pemajuan Kebudayaan Sulteng.
u. Isu Stunting
Data elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM)
Dinas Kesehatan Provinsi Sulteng Tahun 2019-2020 menyebutkan bahwa Angka
Stunting di Provinsi Sulteng menurun dari 29.205 balita pada 2019 atau
proporsinya mencapai 21,3 persen menjadi 25.500 balita pada 2020 atau
proporsinya mencapai 16,2 persen. Selama periode tersebut, jumlah balita
stunting terbanyak di Kabupaten Donggala mencapai 6.977 jiwa pada 2019 atau
52
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
proporsinya sebesar 34,9 persen dari 19.983 jiwa balita terintry menjadi 4.370 jiwa
balita stunting di Kabupaten Donggala atau proporsinya mencapai 27,1 persen
dari total balita terentry yakni sebesar 16.096 jiwa. Jumlah balita stunting kedua
terbanyak berada di Kabupaten Parigi Moutong yakni 4.033 jiwa balita dari 18.733
jiwa balita terentry pada 2019 menjadi 3.805 jiwa balita atau proporsinya mencapai
11,4 persen pada 2020. Jumlah tersedikit balita stunting berada di Kabupaten
Banggai Laut mencapai 541 jiwa balita pada 2019 dari 2.601 jiwa balita terentry.
Sedangkan di Tahun 2020, jumlah balita stunting tersedikit berada di Kabupaten
Morowali Utara mencapai 646 jiwa balita dari 3.706 jiwa balita terentry.
p. Daerah Tertinggal, Kawasan Desa dan Perdesaan, Kawasan
Transmigrasi, serta Kinerja Dana Desa
Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2020 menyatakan bahwa terdapat 62
daerah tertinggal di Indonesia. Dari 62 daerah tertinggal tersebut, satu-satunya
provinsi di daratan Sulawesi yang masih memiliki daerah tertinggal adalah Provinsi
Sulteng yakni Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi, Kabupaten Tojo Una-Una. Di
Tahun 2020, Indeks Desa Membangun (IDM) Provinsi Sulteng mencapai 0.6484
poin berada pada posisi 21 nasional dan berada di bawah IDM nasional yang
mencapai 0,693 poin. pada Selama periode 2016-2020, di Tahun 2016, dari 1.842
desa di Provinsi Sulteng, 204 desa berada pada kategori “Sangat Tertinggal” atau
proporsinya mencapai 11,07 persen, “Desa Tertinggal” mencapai 1.100 desa atau
proporsinya mencapai 59,72 persen, 523 desa termasuk kategori “Berkembang”
atau proporsinya 28,39 persen, 15 desa berada pada kategori “Maju” atau
proporsinya 0,81 persen, serta belum ada desa kategori “Mandiri”. Di Tahun 2020,
jumlah desa kategori “Sangat Tertinggal” menurun drastis sebesar 37,56 persen
atau proporsinya tinggal 1,68 persen, sedangkan desa „Tertinggal” berkurang lebih
dari separuhnya dari 1.100 desa menjadi 436 atau berkurang 20,65 persen atau
proporsinya tinggal 23,67 persen, selanjutnya desa “Berkembang” meningkat dari
523 desa menjadi 1.096 desa atau terjadi kenaikan sebesar 20,32 persen atau
proporsinya di Tahun 2020 mencapai 59,50 persen, desa kategori “Maju”
meningkat dari 15 desa menjadi 267 desa, mengalami kenaikan sebesar 105,40
persen. Selanjutnya, desa kategori “Mandiri” berjumlah 12 desa di Tahun 2020.
Berkurangnya desa kategori “Sangat Tertinggal” dan “Tertinggal” patut
dipahami bahwa Pemerintah Provinsi Sulteng dengan 12 kabupaten masih
mempunyai pekerjaan rumah dalam mendorong transformasi desa menuju
“Mandiri”. Apalagi saat ini, Dana Desa (DD) yang disalurkan oleh Pemerintah Pusat
melalui Kementrian Desa Daerah Tertinggal dan Transmigrasi meningkat dari Rp
53
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
54
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
55
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
terbentuknya dunia yang tanpa batas (Borderless Word) yakni batas-batas politik,
ekonomi dan budaya antar bangsa menjadi samar sehingga tidak jelas mana yang
baik dan mana yang buruk. Meningkatnya gangguan kamtibmas yang dapat
menyebabkan terganggunya stabilitas nasional juga menjadi salah satu dampak
negatif dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) di era globalisasi
saat ini, tentunya keadaan tersebut dapat memberikan dampak pada menurunnya
produktifitas dan aktifitas industrialisasi nasional. Dalam upaya menurunkan
tingkat gangguan kamtibmas, tentunya Polri dengan kewenangan tugasnya
menjaga keamanan dalam negeri (Kamdagri) lebih meningkatkan profesionalitas
serta menciptakan program-program masyarakat untuk dapat meminimalisir
resiko terjadinya gangguan kamtibmas yang dapat menurunkan stabilitas
keamanan nasional. Salah satu syarat dalam membangun iklim investasi adalah
ketersediaan suprastruktur atau kondisi non fisik yang terbangun disuatu daerah.
Hal ini dapat dirasakan melalui rasa aman dan nyaman bagi para investor untuk
menanamankan modalnya di suatu daerah. Penciptaan rasa aman dan nyaman
bagi investor dapat dilihat dari kondisi keamanan daerah, suhu politik dan
kepastian hukum yang berlaku. Khusus keamanan di Provinsi Sulawesi Tengah,
saat ini masih tergolong kurang menguntungkan bagi investor. Isu konflik yang
sering terjadi khususnya Kabupaten Poso, Sigi dan bahkan Kota Palu menjadi
sorotan nasional bahkan internasional. Stigma Sulawesi Tengah sebagai daerah
yang belum aman sebagai konsekuensi dari konflik horizontal di Poso pada Tahun
2000 masih melekat setiap orang yang berasal dari luar Sulawesi Tengah ketika
akan datang ke wilayah ini. Berita perkelahian antar desa yang sering terjadi di
wilayah Sigi yang sering terjadi bahkan menimbulkan korban jiwa menjadikan
penilaian negatif bagi investor yang akan menanamkan modalnya di wilayah
Provinsi Sulawesi Tengah, khususnya di Kota Palu.
x. Pengarusutamaan Transformasi Digital
Sesuai Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, Pasal
34A dan 34B serta regulasi turunannya berupa Peraturan Pemerintah Nomor 46
Tahun 2021 tentang Pos, Telekomunikasi dan Penyiaran, maka isu strategis terkait
pengarusutamaan transformasi digital adalah pertama, infrastruktur digital. Selain
infrastruktur terkait konektivitas antar penduduk secara fisik berupa jalan,
jembatan, pelabuhan, bandara maupun infrastruktur fisik lainnya berupa irigasi
maupun Prasarana Sarana dan Utilitas (PSU), infrastruktur digital menjadi sarana
dan prasarana yang menghubungkan antar penduduk sebagai wahana
pembangunan berbasis pembangunan komunitas. Pemerintah Provinsi Sulteng
56
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
57
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
58
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
perkebunan seperti sawit, kopi, kakao, cengkeh, jambu mete, lada, pala, dan vanili,
serta dengan tetap dengan komoditas andalan ekspor yaitu kelapa sawit, karet,
kelapa, teh, dan tembakau. Dalam pelaksanaannya Kementan tidak berkerja
sendiri, Kementan akan merangkul berbagai pihak, termasuk BUMN dan swasta,
sehingga diharapkan nantinya terbangun Korporasi petani. Petani dan pekebun
harus berada dan menjadi mitra Swasta dan BUMN, sehingga petani terangkat
pendapatan dan kesejahteraannya. Impor Eropa pada tahun 2018 didominasi oleh
biji kakao dengan volume mencapai 2,3 juta ton yang diikuti dengan cocoa butter,
fat and oil dengan jumlah volume mencapai 604.529 ton, cocoa paste (excluding
defatted) dengan volume mencapai 502.866 ton dan cocoa paste, wholly or partly
defatted dengan volume mencapai 139.253 ton. Program BUN500 yang bertujuan
untuk meningkatkan produksi dan produktivitas kakao nasional melalui
penyediaan bibit kakao unggul. Ketersediaan benih unggul merupakan faktor
penentu untuk meningkatkan produksi yang berdaya saing, dalam lima tahun ke
depan BUN 500 diharapkan dapat menggenjot capaian ekspor perkebunan lebih
agresif. Jika diliat dari sisi kontribusi ekonomi, Pertumbuhan ekonomi Indonesia
di Kuartal II 2021 tumbuh sebesar 7,07% (yoy) dan ekspor tumbuh 31,78% (yoy).
Tahun 2020, share pertanian terhadap PDB sebesar 13,70% (penyumbang
terbesar kedua setelah sektor manufaktur). Sektor Pertanian tetap tangguh selama
pandemi karena pertumbuhannya selalu positif. Pada Kuartal II-2021, sektor
pertanian tumbuh sebesar 0,38% (yoy) setelah menjadi satu-satunya lapangan
usaha utama yang tumbuh positif di Kuartal II tahun lalu. Salah satu bukti kinerja
positif sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan yakni kakao, kopi dan
kelapa sawit dari Pulau Sulawesi, khususnya Sulawesi Tengah Indonesia
merupakan produsen kakao terbesar ketiga di dunia setelah negara Pantai Gading
dan Ghana. Tiga besar negara penghasil kakao sebagai berikut ; Pantai Gading
(1.276.000 ton), Ghana (586.000 ton), Indonesia (456.000 ton). Luas lahan
tanaman kakao Indonesia lebih kurang 992.448 Ha dengan produksi biji kakao
sekitar 456.000 ton per tahun, dan produktivitas rata-rata 900 Kg per ha. Daerah
penghasil kakao Indonesia adalah sebagai berikut: Sulawesi Selatan 184.000 ton
(28,26%), Sulawesi Tengah 137.000 ton (21,04%), Sulawesi Tenggara 111.000 ton
(17,05%), Sumatera Utara 51.000 ton (7,85%), Kalimantan Timur 25.000 ton
(3,84%), Lampung 21.000 ton (3,23%) dan daerah lainnya 122.000 ton (18,74%).
Pemerintah menetapkan empat provinsi di Sulawesi sebagai produsen utama kakao
nasional. Keempat provinsi yang menjadi produsen utama kakao nasional adalah
Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Barat.
59
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
Keempat provinsi itu sudah sejak lama bergelut dengan komoditas kakao sehingga
lebih potensial dikembangkan sebagai sentra pengembangan kakao berikut
industri pengolahannya. Selain itu juga didukung dengan kondisi alam beriklim
tropis yang dibutuhkan bagi tanaman budidaya kakao.
Pada 2020, keempat provinsi tersebut masih tercatat sebagai provinsi
penghasil kakao tertinggi yakni Sulawesi Tengah sebanyak 127,3 ribu ton,
Sulawesi Tenggara sebanyak 114,9 ribu ton, Sulawesi Selatan sebanyak 103,5 ribu
ton dan Sulawesi Barat sebanyak 71,3 ribu ton. Komoditi kakao menjadi
primadona petani di Provinsi Sulawesi Tengah, utamanya di Kabupaten Sigi. Lima
desa yang telah ditetapkan sebagai sentra pengembangan komoditas perkebunan
khususnya kakao organik adalah Desa Berdikari, Desa Karunia, Desa Bahagia,
Desa Sintuwu dan Desa Petimbe.
Isu strategis lainnya terkait dengan pengembangan tanaman perkebunan
adalah deforestrasi terutama dari kelapa sawit. Realitanya Industri kelapa sawit
nasional telah berkontribusi mengentaskan kemiskinan dan penciptaan lapangan
kerja untuk lebih dari 16 juta pekerja. pada tahun 2021 ini Pemerintah juga tetap
berkomitmen untuk melakukan peremajaan (replanting) sebanyak 180 ribu
hektar kebun kelapa sawit milik petani. Upaya ini dilakukan dengan tujuan dapat
meningkatkan produktivitas kebun sawit rakyat dengan umur tanaman tua yang
produktivitasnya kurang dari 3-4 ton/ha. Replanting dilakukan dengan
penggunaan bibit unggul dan penerapan Good Agriculture Practices (GAP),
sehingga terjadi peningkatan produktivitas kebun kelapa sawit yang pada akhirnya
dapat meningkatkan pendapatannya secara optimal.
Pemerintah juga berupaya meningkatkan keberterimaan minyak sawit
Indonesia dengan Sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia
atau Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). ISPO menegaskan komitmen
Indonesia dalam penurunan deforestasi dan emisi gas rumah kaca dari sektor
kelapa sawit. Salah satu data global yang digunakan untuk men-judge Indonesia
adalah data yang baru-baru ini dirilis Global Forest Watch (GFW) yang merupakan
data dari global land analysis and discovery, University of Marryland menyebutkan
Indonesia berada pada posisi 10 teratas dengan laju deforestasi tertinggi. Dengan
menggunakan informasi tutupan lahan, GFW mengkategorikan hutan primer
sebagai area dengan kerapatan tutupan pohon minimum 30%. Konversi lahan
perkebunan sawit di Indonesia bermula dari penanaman kelapa sawit pada lahan
yang terlebih dahulu terdegradrasi akibat kegiatan industri lain seperti kegiatan
penebangan dan karet. Data yang disampaikan oleh Yanto Santosa (2018)
60
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
mengungkapkan 22% lahan sawit berasal dari hutan sekunder dan 72% berasal
dari semak belukar, rawa, lahan terbuka, bekas perkebunan lain, bahkan dari
bekas lokasi penambangan.
Sulawesi Tengah memiliki luasan area 6.106.800,69 hektar dan terbagi
dalam 7 status Kawasan hutan berdasarkan SK 869 Tahun 2014. Dari hasil remote
sensing dengan menggunakan data citra satellite landsat 7,8 dan citra satellite
sentinel yang termonitor sejak tahun 2000 hingga tahun 2018, aktivitas deforestasi
di wilayah Sulawesi tengah terjadi sangat signifikan. Pada tahun 2000 sampai
dengan tahun 2010 terjadi deforestasi seluas 86.352 hektar, kemudian aktivitas
paling masif terjadi pada rentan waktu tahun 2010 sampai dengan tahun 2018
yang luasnya mencapai 473.609,14 hektar. Jika di jumlahkan dalam kurun waktu
18 tahun terakhir, aktivitas deforestasi mencapai 559.961,15 hektar.
Salah satu penyebab dari tingginya angka deforestasi tersebut dipengaruhi
pemberian izin baik perkebunan maupun pertambangan. Saat ini terdapat 54
perusahaan yang mengantongi izin usaha perkebunan (IUP) dan izin lokasi (Inlok)
dengan luas total mencapai 713.217 hektare, tersebar di Kabupaten Donggala,
Buol, Morowali, Banggai, Tojo Unauna, Tolitoli dan Morowali Utara. Sedangkan
untuk sector pertambangan terdata kurang lebih 196 perusahaan tambang yang
mendapatkan izin usaha pertambangan eksplorasi dan operasi produksi dengan
luasan total mencapai 469.965,81 hektar.
61
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
62
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
63
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
64
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
Tabel 4.4
Bobot Kriteria Isu-isu Strategis Pembangunan Kabupaten Buol
No Kriteria Bobot
65
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IV
66
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 V
BAB V
TUJUAN DAN SASARAN
(Impact)
Indikator Kinerja
Bisa Lintas OPD Daerah (IKU)
Indikator Kinerja Daerah (IKU) Misi
Tujuan
(Outcome)
PMDN 90
(Program Perangkat Daerah)
Sumber: Hasil Analisis Tim Penyusun RPD Kabupaten Buol Tahun 2023-2026
Gambar 5.1
Lineritas Tujuan, Sasaran dan Program
1
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 V
2
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 V
Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Inklusif dan Berkelanjutan yang Berdampak pada Penurunan Kemiskinan
Tujuan
Indikator
Tujuan Pertumbuhan Ekonomi Persentase Penduduk Miskin
Meningkatnya Produktifitas, Pendapatan Daerah dan Daya Saing Meningkatnya Lapangan Kerja dan Pemerataan
Sasaran Potensi Unggulan Daerah yang Berkelanjutan Pendapatan untuk Keberdayaan Keluarga
Percepatan Pengurangan
Penguatan Pembangunan Sektor
Program Pertanian, Perikanan, UMKM/ Koperasi Percepatan Pemerataan Infrastrukrur dengan Kemiskinan melalui Pemulihan Perlindungan Perempuan, Anak, Difabel dan
Ekonomi & Pembukaan Lapangan Kelompok Marginal
Prioritas dan Pariwisata M emperhatikan Ekologi Lingkungan Kerja
Sumber: Hasil Analisis Tim Penyusun RPD Kabupaten Buol Tahun 2023-2026
Gambar 5.2
Cascading Pencapaian Tujuan 1
3
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 V
4
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 V
masyarakat yang miskin absolut artinya secara fisik sudah tidak berdaya. Keempat,
peran perempuan dalam aktivitas ekonomi diperlukan untuk keberdayaan dari
keluarga serta memberikan perhatian kepada perlindungan perempuan dan anak.
FOKUS 2 Membangun Sumber Daya Manusia Unggul Berkharakter dan Harmonisasi Sosial yang Kondusif
Indikator
Tujuan
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)
Meningkatnya Akses dan Kualitas Pendidikan, Kesehatan, Komoditas Meningkatnya Stabilitas Sosial Masyarakat yang
Sasaran Pangan dan Non Pangan Berkarakter dan Berbudaya
Indikator
Sasaran Purchasing Power Indeks Indeks Kesehatan Indeks Kegotong Indeks Pembangunan
Parity (PPP) Pendidikan Kebudayaan
Program Percepatan Pengurangan Peningkatan Akses dan Peningkatan Akses dan Kualitas
Prioritas Kemiskinan Kualitas Pendidikan Kesehatan Beroreintasi pada Peningkatan Stabilitas Sosial. Keagamaan dan Kerukunan W arga
dan SDM Unggul Preventif
Program Stabilitas Harga Program Pemenuhan Upaya Kesehatan Program Penguatan Idiologi
Program Pengelolaan
Barang Kebutuhan Pokok Perorangan Dan Upaya Kesehatan Pancasila dan Karakter Program Pengembangan Kebudayaan
Pendidikan
Program dan Barang Penting M asyarakat Kebangsaan
PMDN 90 Program Stabilitas
Program Pemberdayaan dan
Sumberdaya Ekonomi Program Pendidikan Dan Program Sediaan Farmasi dan Alat Program Peningkatan Ketentraman dan
Pengawasan Organisasi
Untuk Kedaulatan dan Tenaga Kependidikan Kesehatan , M akanan Dan M inuman Ketertiban Umum
Kemasyarakatan
Kemandirian Pangan
Program Pengelolaan Dan Pengembangan
Sistem Penyediaan Air M inum
Sumber: Hasil Analisis Tim Penyusun RPD Kabupaten Buol Tahun 2023-2026
Gambar 5.3
Cascading Pencapaian Tujuan 2
5
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 V
6
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 V
FOKUS 3 Membangun Layanan Publik dan Tatakelola Pemerintahan yang Inovatif dan Dinamis
Indikator
Tujuan
INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM)
Sasaran Meningkatnya Tata Kelola Pemerintahan yang Beroreintasi pada Layanan Sampai Desa
Indikator
Sasaran NILAI SAKIP Indeks Reformasi Birokrasi Nilai LPPD Indeks Inovasi Daerah
Program
Prioritas PEMANTAPAN TRANSFORMASI DIGITAL DAN REFORMASI BIROKRASI
Sumber: Hasil Analisis Tim Penyusun RPD Kabupaten Buol Tahun 2023-2026
Gambar 5.4
Cascading Pencapaian Tujuan 3
7
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 V
Tabel 5.1
Logical Framework Fokus Pembangunan Daerah, Tujuan, Indikator Tujuan, Sasaran, dan Indikator Sasaran
RPD Kabupaten Buol Tahun 2023-2026
KONDISI
FOKUS AWAL TARGET KINERJA KE TAHUN ….
PEMBANGUNAN TUJUAN SASARAN INDIKATOR SATUAN
DAERAH BUOL KINERJA UTAMA 2022 2023 2024 2025 2026
Membangun Meningkatkan
Pertumbuhan
Struktur Ekonomi Pertumbuhan % 4,88 5,25 5,39 5,59 6,15
Ekonomi
Inklusif dan Ekonomi
Pemerataan Inklusif dan
Kontribusi PDRB
Infrastruktur Berkelanjutan % 68,58 69,33 70,50 71,03 73,12
Sektor Unggulan
yang mampu yang
mengungkit Berdampak
produktivitas pada Meningkatnya Indeks Kepuasan
sektor unggulan Penurunan Produktifitas dan Layanan Skor 78,00 79,58 81,16 82,74 84,32
Berdaya Saing Kemiskinan Daya Saing Infrastruktur
dan menguatkan Potensi Unggulan
ketahanan Daerah yang Indeks Kualitas
lingkungan Berkelanjutan Lingkungan Hidup Indeks 69,31 69,64 69,97 70,30 70,63
berkelanjutan (IKLH)
Indeks Risiko
Indeks 65 68 72 75 80
Bencana
Tingkat
Pengangguran % 3,64 2,15 1,93 1,79 1,64
Meningkatnya
Terbuka
Lapangan Kerja
dan Pemerataan
Pendapatan Gini Ratio Rasio 0,316 0,304 0,299 0,293 0,288
untuk
Keberdayaan
Indeks
Keluarga
Pemberdayaan Skor 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00
Perempuan
8
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 V
KONDISI
FOKUS AWAL TARGET KINERJA KE TAHUN ….
PEMBANGUNAN TUJUAN SASARAN INDIKATOR SATUAN
DAERAH BUOL KINERJA UTAMA 2022 2023 2024 2025 2026
9
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 V
10
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 V
11
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 V
12
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 V
13
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VI
BAB VI
STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PRIORITAS
1
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VI
2
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VI
3
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VI
4
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VI
mana dapat memiliki akses dan kualitas pada sektor pendidikan, kesehatan,
dan komoditas pangan dan non pangannya. Untuk mencapai hal tersebut
Pemerintah Kabupaten Buol menetapkan poin-poin penting strategi
pengemgembangan SDM yakni pendidikan dasar yang terjangkau hingga
pendidikan tinggi, peningkatan preventif dan promotive kesehatan, dan
stabilisasi harga pangan guna menjangkau daya beli masyarakat. Harapannya
dengan demikian akan terciptanya tujuan pembangunan SDM yang Unggul dan
Berkarakter.
Dalam pencapaian tujuan dan sasaran pemerintah daerah Kabupaten Buol,
strategi kemudian akan dijabarkan dalam arah kebijakan yang merupakan
program prioritas dalam pencapaian pembangunan. Arah kebijakan
pembangunan disusun lebih konkrit yang sekaligus memberikan arahan dan
panduan agar strategi dapat berjalan lebih optimal. Berikut merupakan arah
kebijakan dalam pembangunan SDM Kabupaten Buol:
Peningkatan ketersediaan , akses, distribusi, keamanan, dan penguatan
cadangan, serta konsumsi pangan yang beragam dalam stabilitas harga
pangan dan barang penting;
Peningkatan Kualitas Pendidikan yang mengedepankan nilai nilai agama,
etika, dan budaya lokal serta keberpihakan beasiswa lanjut yang dapat
menjangkau seluruh desa dan mendukung kebutuhan pasar tenaga kerja;
Peningkatan kemandirian masyarakat dalam upaya kesehatan promotif dan
preventif, serta penyediaan sarana dan prasarana yang menjangkau seluruh
desa;
Peningkatan kesejahteraan, Kompetensi dan Profesionalisme Pendidik dan
Tenaga Kependidikan; dan
Penguatan literasi berbasis digital.
4. Strategi keempat adalah penguatan modal sosial yang meletakkan kapitalisasi
atas nilai-nilai dan kekayaan budaya melalui proses modernisasi, serta menjaga
kondusifitas daerah.
Strategi menciptakan penguatan modal sosial masyarakat Kabupaten Buol
tentunya memperhatikan Tujuan dan Sasaran Pembangunan SDM Kabupaten
Buol. Pembangunan modal sosial yang dibangun dilandaskan dalam ruang
lingkup masyarakat yang berkarakter dan berbudaya. Modal sosial yang
kondusif tentunya menjadi modal utama dalam pembangunan daerah. Modal
sosial yang kuat akan meningkatkan semangat gotong-royong, meningkatkan
5
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VI
6
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VI
7
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VI
Tabel 6.1
Tujuan, Sasaran dan Strategi Pembangunan Daerah Kabupaten Buol Periode 2023-2026
8
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VI
Meningkatnya
Membangun Mengembangkan sistem
Meningkatkan Tata Kelola
Layanan Publik pemerintahan yang dinamis dan
Kepuasan Pemerintahan
FRPD dan Tatakelola Tujuan Sasaran Strategi adaptif melalui reformasi manajemen
Masyarakat yang
3. Pemerintahan 3. 3.1 3.1.1 pemerintahan dan menguatkan
Terhadap berorientasi
yang Inovatif dan inovasi pelayanan keseluruh layanan
Pelayanan Publik Pada Layanan
Dinamis sampai desa.
sampai Desa
9
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VI
10
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VI
11
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VI
12
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VI
Tabel 6.2
Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah
Kabupaten Buol Periode 2023-2026
13
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VI
14
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VI
15
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VI
16
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VI
Penekanan fokus atau tema setiap tahun pada periode RPD memiliki
kesinambungan dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Tema pembangunan daerah Kabupaten Buol Tahun 2023-2026 disajikan dalam
tabel 6.3 sebagai berikut:
Tabel 6.3
Tema Pembangunan Daerah Kabupaten Buol
Periode Tahun 2023-2026
17
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VI
Penguatan Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam Menunjang Penguatan Kapitalisasi atas Nilai Nilai dan Kekayaan melalui
Keseimbangan Aktivitas Perekonomian Modernisasi
PRIORITAS TEMA RPD TAHUN 2025 PRIORITAS TEMA RPD TAHUN 2026
Gambar 6.1
Prioritas Tema Pembangunan Daerah
Kabupaten Buol Periode Tahun 2023-2026
18
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VI
19
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VI
20
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VI
21
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VII
BAB VII
KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN
PROGRAM PERANGKAT DAERAH
1
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VII
Tabel 7.1.
Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Buol Tahun 2023-2026
Proyeksi
Kode Kapasitas Riil / Belanja
Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026
Sumber: Hasil Analisis Tim Penyusun Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol Tahun 2023-2026
2
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VII
3
Tabel 7.2.
Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai Kebutuhan Pendanaan
Kabupaten Buol
Urusan Pemerintahan
Wajib Yang Berkaitan
1 515.405.259.618 540.897.223.347 580.131.995.312 612.920.427.229 750.064.516.458
Dengan Pelayanan
Dasar
1.01 Pendidikan 256.255.353.679 269.152.265.661 286.438.536.918 305.698.428.632 279.277.067.989
Program Penunjang
Cakupan Pelayanan
1.01.01 Urusan Pemerintahan 100% 100% 191.091.814.904 100% 197.826.810.061 100% 203.851.532.758 100% 213.671.683.939 100% 213.671.683.939
Administrasi Perkantoran
Daerah Kabupaten/Kota
Persentase Kurikulum
Program Pengembangan
1.01.03 Muatan Lokal Yang 100% 100% 249.868.250 100% 512.000.000 100% 512.000.000 100% 512.000.000 100% 512.000.000
Kurikulum
Dikembangkan
Persentase Rekomendasi
Program Pengendalian perizinan Pendidikan yang
1.01.05 100% 100% 10.010.000 100% 45.000.000 100% 45.000.000 100% 45.000.000 100% 45.000.000
Perizinan Pendidikan diterbitkan
(PAUD/SD/SMP)
Persentase Bahasa dan
Program Pengembangan
1.01.06 sastra yang telah 100% 100% 73.593.750 100% 40.000.000 100% 160.000.000 100% 172.801.075 100% 172.801.075
Bahasa Dan Sastra
dikembangkan
Dinas Kesehatan,
Dinas Kesehatan,
Pengendalian
1.02.2.14.0. Pengendalian Penduduk
160.128.993.449 169.280.595.347 180.596.264.647 190.377.968.263 191.064.992.469 Penduduk dan
00.03.0000 dan Keluarga Berencana
Keluarga Berencana
Kabupaten Buol
Kabupaten Buol
Program Penunjang
Cakupan Pelayanan
1.02.01 Urusan Pemerintahan 100% 100% 97.166.445.821 100% 103.326.269.094 100% 111.822.614.013 100% 117.759.870.071 100% 117.759.870.071
Administrasi Perkantoran
Daerah Kabupaten/Kota
Halaman 4
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kondisi
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kinerja Awal Kondisi Kinerja pada akhir Perangkat Daerah
Kode Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026
Program Prioritas (Outcome) RPJMD periode RPD Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah (Tahun 2022)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Program Pemenuhan
Presentase Capaian
Upaya Kesehatan
1.02.02 Indikator SPM yang 100% 100% 36.783.236.098 100% 39.775.014.723 100% 42.594.339.104 100% 46.438.786.662 100% 47.125.810.868
Perorangan Dan Upaya
memenuhi target
Kesehatan Masyarakat
Dinas Pekerjaan
Dinas Pekerjaan Umum
1.03.0.00.0. Umum Dan
Dan Penataan Ruang 66.610.562.728 66.916.406.372 74.690.186.420 77.750.657.172 230.073.412.900
00.01.0000 Penataan Ruang
Kabupaten Buol
Kabupaten Buol
Program Penunjang
Cakupan Pelayanan
1.03.01 Urusan Pemerintahan 100% 100% 8.610.142.822 100% 8.915.986.466 100% 14.639.325.197 100% 14.835.477.347 100% 47.000.931.832
Administrasi Perkantoran
Daerah Kabupaten/Kota
Persentase Irigasi
Kabupaten Dalam Kondisi 66,68% 68,76% 72,67% 78,89% 85,41% 85,41%
Program Pengelolaan Baik
1.03.02 22.639.667.333 22.639.667.333 10.615.065.126 11.464.270.336 11.464.270.336
Sumber Daya Air (Sda)
Persentase Pembangunan
9,03% 9,03% 9,48% 9,95% 10,44% 10,44%
Tanggul
Persentase Drainase
Program Pengelolaan Dan
Dalam Kondisi
1.03.06 Pengembangan Sistem 95,43% 95,53% 700.000.000 95,80% 700.000.000 95,99% 833.972.854 96,19% 1.801.381.364 96,19% 4.035.354.218
Baik/Pembuangan Aliran
Drainase
Air Tidak Tersumbat
Persentase Jalan
Program Penyelenggaraan
1.03.10 Kabupaten dalam Kondisi 56% 58% 19.095.495.781 60% 19.095.495.781 63% 26.707.712.484 65% 26.009.585.321 65% 90.908.289.366
Jalan
Mantap
Halaman 5
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kondisi
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kinerja Awal Kondisi Kinerja pada akhir Perangkat Daerah
Kode Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026
Program Prioritas (Outcome) RPJMD periode RPD Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah (Tahun 2022)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Persentase Peningkatan
Program Pengembangan
1.03.11 Kapasitas Penyedia Jasa 100% 100% 1.079.345.000 100% 1.079.345.000 100% 462.141.655 100% 493.416.171 100% 3.114.247.826
Jasa Konstruksi
Konstruksi
Program Penyelenggaraan
1.03.12 Ketaatan Terhadap RTRW 70% 70% 400.000.000 80% 400.000.000 90% 706.238.792 100% 762.737.896 100% 2.268.976.688
Penataan Ruang
Dinas Perumahan
Dinas Perumahan
Rakyat Dan
1.04.2.10.0. Rakyat Dan Kawasan
11.691.714.978 13.986.205.043 15.398.513.313 15.883.217.479 15.883.217.479 Kawasan
00.01.0000 Permukiman Kabupaten
Permukiman
Buol
Kabupaten Buol
Program Penunjang
Cakupan Pelayanan
1.04.01 Urusan Pemerintahan 100% 100% 5.174.942.441 100% 5.842.634.273 100% 6.184.634.273 100% 6.242.564.542 100% 6.242.564.542
Administrasi Perkantoran
Daerah Kabupaten/Kota
Program Pengembangan
1.04.02 Rasio Rumah Layak Huni 0,192 0,194 256.267.775 0,195 287.765.875 0,195 289.415.875 0,195 292.000.875 0,195 296.098.375
Perumahan
Cakupan Lingkungan
Program Peningkatan
yang Sehat dan Aman
1.04.05 Prasarana, Sarana Dan 25% 30% 352.580.912 35% 385.293.344 40% 385.293.344 45% 385.293.344 50% 385.293.344
Yang didukung Dengan
Utilitas Umum (PSU)
PSU
Ketenteraman Dan
Ketertiban Umum Serta
1.05 13.761.275.240 14.541.330.874 15.423.436.946 15.558.845.671 26.114.515.609
Perlindungan
Masyarakat
Satuan Polisi
1.05.0.00.0. Satuan Polisi Pamong
10.380.931.860 11.096.395.825 11.693.045.437 11.792.111.290 11.792.111.290 Pamong Praja
00.03.0000 Praja Kabupaten Buol
Kabupaten Buol
Program Penunjang
Cakupan Pelayanan
1.05.01 Urusan Pemerintahan 100% 100% 9.034.700.668 100% 9.692.750.036 100% 10.278.460.591 100% 10.365.493.482 100% 10.365.493.482
Administrasi Perkantoran
Daerah Kabupaten/Kota
Halaman 6
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kondisi
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kinerja Awal Kondisi Kinerja pada akhir Perangkat Daerah
Kode Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026
Program Prioritas (Outcome) RPJMD periode RPD Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah (Tahun 2022)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Program Pencegahan,
Penanggulangan, Cakupan Penanggulangan
1.05.04 Penyelamatan Kebakaran Bencana Kebakaran dan 100% 100% 241.809.650 100% 282.759.650 100% 282.759.650 100% 282.759.650 100% 282.759.650
Dan Penyelamatan Non Non Kebakaran
Kebakaran
Badan
Badan Penanggulangan
1.05.0.00.0. Penanggulangan
Bencana Daerah 3.380.343.380 3.444.935.049 3.730.391.509 3.766.734.381 14.322.404.319
00.04.0000 Bencana Daerah
Kabupaten Buol
Kabupaten Buol
Program Penunjang
Cakupan Pelayanan
1.05.01 Urusan Pemerintahan 100% 100% 3.178.485.441 100% 3.209.676.277 100% 3.271.685.073 100% 3.383.936.516 100% 13.043.783.307
Administrasi Perkantoran
Daerah Kabupaten/Kota
Program Penunjang
Cakupan Pelayanan
1.06.01 Urusan Pemerintahan 100% 100% 5.880.426.344 100% 5.755.289.065 100% 6.225.041.258 100% 6.189.293.016 100% 6.189.293.016
Administrasi Perkantoran
Daerah Kabupaten/Kota
Cakupan Perlindungan
Program Perlindungan
1.06.05 dan Jaminan Sosial bagi 100% 100% 236.117.500 100% 252.621.880 100% 271.568.520 100% 291.936.159 100% 291.936.159
Dan Jaminan Sosial
Fakir Miskin
Cakupan Penanganan
Program Penanganan
1.06.06 bagi Korban Bencana 100% 100% 289.641.700 100% 327.028.395 100% 351.555.526 100% 377.922.190 100% 377.922.190
Bencana
Alam/Sosial
Persentase Peningkatan
Program Pengelolaan Pengelolaan Taman
1.06.07 100% 100% 69.730.500 100% 67.037.806 100% 72.065.642 100% 77.470.566 100% 77.470.566
Taman Makam Pahlawan Makam Pahlawan
Kelembagaannya
Urusan Pemerintahan
Wajib Yang Tidak
2 69.916.907.632 72.312.118.426 77.695.135.204 81.416.393.040 81.203.215.106
Berkaitan Dengan
Pelayanan Dasar
Halaman 7
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kondisi
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kinerja Awal Kondisi Kinerja pada akhir Perangkat Daerah
Kode Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026
Program Prioritas (Outcome) RPJMD periode RPD Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah (Tahun 2022)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Program Penunjang
Cakupan Pelayanan
2.07.01 Urusan Pemerintahan 100% 100% 5.043.709.448 100% 5.333.375.127 100% 5.852.292.877 100% 6.420.985.772 100% 6.420.985.772
Administrasi Perkantoran
Daerah Kabupaten/Kota
Presentase lulusan
Program Pelatihan Kerja
pelatihan yang memiliki
2.07.03 Dan Produktivitas Tenaga 96 96,50% 54.678.750 96,50% 36.830.460 96,50% 43.000.000 97,50% 38.000.000 97,50% 38.000.000
keterampilan/
Kerja
kompetensi
Presentase perencanaan
Program Perencanaan
tenaga kerja daerah yang 96,50% 96,50% - 96,50% 30.000.000 96,50% 35.000.000 97,50% 35.000.000 97,50% 35.000.000
Tenaga Kerja
disusun
Pemberdayaan
2.08 Perempuan Dan 515.734.500 702.592.410 687.856.666 623.926.280 623.926.280
Perlindungan Anak
Dinas
Pemberdayaan
Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan
Perempuan dan
Perlindungan Anak
2.08.2.13.0. Perlindungan Anak
515.734.500 702.592.410 687.856.666 623.926.280 623.926.280 Serta
00.04.0000 Serta Pemberdayaan
Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa
Masyarakat dan
Kabupaten Buol
Desa Kabupaten
Buol
Persentase peningkatan
Program koordinasi dan
Pengarusutamaan Gender sinkronisasi
2.08.02 100% 100% 14.770.000 100% 18.150.000 100% 19.965.000 100% 20.461.500 100% 20.461.500
Dan Pemberdayaan Pengarusutamaan Gender
Perempuan dan Pemberdayaan
Perempuan
Halaman 8
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kondisi
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kinerja Awal Kondisi Kinerja pada akhir Perangkat Daerah
Kode Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026
Program Prioritas (Outcome) RPJMD periode RPD Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah (Tahun 2022)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Persentase peningkatan
Program Perlindungan
2.08.07 Perlindungan khusus 100% 100% 316.397.575 100% 333.766.617 100% 392.991.389 100% 394.290.538 100% 394.290.538
Khusus Anak
Anak
Dinas Ketahanan
Dinas Ketahanan
2.09.3.27.0. Pangan dan
Pangan dan Pertanian 2.338.021.610 2.397.272.144 2.558.213.861 2.735.781.963 2.735.781.963
00.02.0000 Pertanian
Kabupaten Buol
Kabupaten Buol
Program Pengelolaan
Sumber Daya Ekonomi Penguatan Cadangan
2.09.02 9% 15% 1.058.800.000 27% 1.091.300.000 46% 1.137.175.000 72% 1.176.931.250 72% 1.176.931.250
Untuk Kedaulatan Dan Pangan
Kemandirian Pangan
Program Peningkatan
Diversifikasi Dan Skor Pola Pangan
2.09.03 85,97% 87,26% 959.812.000 88,57% 948.492.600 89,90% 1.068.038.800 91,25% 1.174.991.768 91,25% 1.174.991.768
Ketahanan Pangan Harapan
Masyarakat
Persentase Pengawasan
Program Pengawasan
2.09.05 dan Pembinaan 4,02% 8,04% 135.175.000 12,06% 158.830.625 16,09% 182.486.250 20,11% 206.141.875 20,11% 206.141.875
Keamanan Pangan
Keamanan Pangan
Dinas Perumahan
Dinas Perumahan
Rakyat Dan
1.04.2.10.0. Rakyat Dan Kawasan
12.140.127.478 448.412.500 541.767.000 573.952.336 573.952.336 573.952.336 Kawasan
00.01.0000 Permukiman Kabupaten
Permukiman
Buol
Kabupaten Buol
Program Survei
Persentase Tanah Pemda
2.10.09 Pengukuran dan 100% 100% 5.000.000 100% 5.000.000 100% 5.000.000 100% 5.000.000 100% 5.000.000
Belum Bersertifikat
Pemetaan
Halaman 9
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kondisi
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kinerja Awal Kondisi Kinerja pada akhir Perangkat Daerah
Kode Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026
Program Prioritas (Outcome) RPJMD periode RPD Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah (Tahun 2022)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Dinas Lingkungan
2.11.0.00.0. Dinas Lingkungan
8.682.380.522 9.269.077.447 9.887.441.795 9.957.515.252 9.957.515.252 Hidup Kabupaten
00.01.0000 Hidup Kabupaten Buol
Buol
Program Penunjang
Cakupan Pelayanan
2.11.01 Urusan Pemerintahan 100% 100% 7.829.180.272 100% 8.683.066.331 100% 8.894.048.008 100% 8.782.965.116 100% 8.782.965.116
Administrasi Perkantoran
Daerah Kabupaten/Kota
Persentase Dokumen
Program Perencanaan
2.11.02 Perencanaan Lingkungan 100% 100% 69.082.500 100% 80.069.972 100% 163.000.000 100% 258.156.349 100% 258.156.349
Lingkungan Hidup
Hidup
Persentase Ketersediaan
Program Pengendalian
Data Pengendalian
Pencemaran Dan/Atau
2.11.03 Pencemaran dan/atau 100% 100% 170.320.000 100% 235.000.000 100% 337.000.000 100% 507.000.000 100% 507.000.000
Kerusakan Lingkungan
Kerusakan Lingkungan
Hidup
Hidup
Program Pengelolaan
Persentase Ketersediaan
2.11.04 Keanekaragaman Hayati 58,59% 58,59% 9.937.500 58,93% 80.000.000 59,27% 171.932.000 59,61% 201.932.000 59,95% 201.932.000
Ruang Terbuka Hijau
(Kehati)
Persentase Pembinaan
dan Pengawasan Terkait
Ketaatan Penanggung
Program Pembinaan Dan
Jawab Usaha dan/atau
Pengawasan Terhadap
Kegiatan yang Diawasi
Izin Lingkungan Dan Izin
2.11.06 Ketaatannya Terhadap 100% 100% 17.541.750 100% 30.000.000 100% 60.000.000 100% 30.000.000 100% 30.000.000
Perlindungan Dan
Izin Lingkungan, Izin
Pengelolaan Lingkungan
PPLH dan PUU LH d yang
Hidup (Pplh)
Diterbitkan oleh
Pemerintah Daerah
Kabupaten
Program Pengakuan
Persentase keberadaan
Keberadaan Masyarakat
Masyarakat Hukum Adat
Hukum Adat (Mha),
2.11.07 dan Kearifan Lokal atau 12,50% 0% - 25% 25.000.000 37.5% 25.000.000 50% 10.000.000 50% 10.000.000
Kearifan Lokal Dan Hak
Pengetahuan Tradisional
Mha Yang Terkait Dengan
yang diakui
Pplh
Persentase Peningkatan
Program Peningkatan
Lembaga Masyarakat dan
Pendidikan, Pelatihan
Lembaga Pendidikan yang
2.11.08 Dan Penyuluhan 22,22% 100% - 100% 39.619.357 100% 70.000.000 100% 40.000.000 100% 40.000.000
Mengikuti Pendidikan dan
Lingkungan Hidup Untuk
Pelatihan Penyuluhan
Masyarakat
Lingkungan Hidup
Program Penanganan
Persentase Pengaduan
2.11.10 Pengaduan Lingkungan 100% 0% - 100% 10.000.000 100% 10.000.000 100% 6.000.000 100% 6.000.000
Masyarakat
Hidup
Halaman 10
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kondisi
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kinerja Awal Kondisi Kinerja pada akhir Perangkat Daerah
Kode Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026
Program Prioritas (Outcome) RPJMD periode RPD Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah (Tahun 2022)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Kependudukan Dan
2.12 4.891.368.386 4.980.035.259 5.290.168.804 5.351.805.688 5.351.805.688
Pencatatan Sipil
Dinas
Dinas Kependudukan
2.12.0.00.0. Kependudukan dan
dan Pencatatan Sipil 4.891.368.386 4.980.035.259 5.290.168.804 5.351.805.688 5.351.805.688
00.01.0000 Pencatatan Sipil
Kabupaten Buol
Kabupaten Buol
Program Penunjang
Cakupan Pelayanan
2.12.01 Urusan Pemerintahan 100% 100% 4.620.020.636 100% 4.808.031.009 100% 4.979.248.104 100% 5.005.884.988 100% 5.005.884.988
Administrasi Perkantoran
Daerah Kabupaten/Kota
Cakupan Pelayanan
2.12.03 Program Pencatatan Sipil Dokumen Pencatatan 100% 100% 34.999.750 100% 35.000.000 100% 50.000.000 100% 50.000.000 100% 50.000.000
Sipil
Pemberdayaan
2.13 4.932.694.682 4.893.766.087 5.534.872.565 5.734.504.393 5.734.007.926
Masyarakat Dan Desa
Dinas
Pemberdayaan
Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan
Perempuan dan
Perlindungan Anak
2.08.2.13.0. Perlindungan Anak
4.932.694.682 4.893.766.087 5.534.872.565 5.734.504.393 5.734.007.926 Serta
00.04.0000 Serta Pemberdayaan
Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa
Masyarakat dan
Kabupaten Buol
Desa Kabupaten
Buol
Program Penunjang
Cakupan Pelayanan
2.13.01 Urusan Pemerintahan 100% 100% 4.845.152.682 100% 4.811.495.515 100% 5.426.130.036 100% 5.618.877.121 100% 5.618.380.654
Administrasi Perkantoran
Daerah Kabupaten/Kota
Halaman 11
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kondisi
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kinerja Awal Kondisi Kinerja pada akhir Perangkat Daerah
Kode Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026
Program Prioritas (Outcome) RPJMD periode RPD Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah (Tahun 2022)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Pengendalian Penduduk
2.14 2.625.051.460 2.625.051.460 2.625.051.460 2.625.051.460 2.625.051.460
Dan Keluarga Berencana
Dinas Kesehatan,
Dinas Kesehatan,
Pengendalian
1.02.2.14.0. Pengendalian Penduduk
2.625.051.460 2.625.051.460 2.625.051.460 2.625.051.460 2.625.051.460 Penduduk dan
00.03.0000 dan Keluarga Berencana
Keluarga Berencana
Kabupaten Buol
Kabupaten Buol
Cakupan anggota
Program Pemberdayaan
kelompok kegiatan (BKB,
2.14.04 Dan Peningkatan 100% 100% 228.750.000 100% 228.750.000 100% 228.750.000 100% 228.750.000 100% 228.750.000
BKL, BKR, PPPKS, Pik-R
Keluarga Sejahtera (KS)
dan UPPKS )
Program Penunjang
Cakupan Layanan
2.15.01 Urusan Pemerintahan 100% 100% 5.306.411.770 100% 5.133.700.433 100% 5.771.108.636 100% 5.504.205.407 100% 5.504.205.407
Perkantoran
Daerah Kabupaten/Kota
Komunikasi Dan
2.16 6.675.591.888 6.725.361.393 7.289.308.982 7.312.142.494 7.312.142.494
Informatika
Dinas Komunikasi,
Dinas Komunikasi,
Informatika,
2.16.2.20.2. Informatika, Statistik
6.675.591.888 6.725.361.393 7.289.308.982 7.312.142.494 7.312.142.494 Statistik dan
21.04.0000 dan Persandian
Persandian
Kabupaten Buol
Kabupaten Buol
Program Penunjang
Cakupan Pelayanan
2.16.01 Urusan Pemerintahan 100% 100% 4.978.951.744 100% 4.907.948.165 100% 4.951.789.565 100% 4.990.404.325 100% 4.990.404.325
Administrasi Perkantoran
Daerah Kabupaten/Kota
Halaman 12
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kondisi
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kinerja Awal Kondisi Kinerja pada akhir Perangkat Daerah
Kode Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026
Program Prioritas (Outcome) RPJMD periode RPD Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah (Tahun 2022)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Persentase perangkat
daerah dalam
penyelenggaraan SPBE
melalui layanan
Program Pengelolaan
2.16.03 infrastruktur TIK, 100% 1.362.114.969 100% 1.332.743.819 100% 1.845.784.129 100% 1.824.372.718 100% 1.824.372.718
Aplikasi Informatika
Layanan pengembangan
aplikasi, data centre dan
keamanan informasi e-
government
Dinas Koperasi,
Dinas Koperasi, Usaha
Usaha Kecil dan
Kecil dan Menengah,
2.17.3.31.3. Menengah,
Perindustrian dan 12.549.569.368 12.333.343.592 13.160.803.326 13.813.739.327 13.172.592.460
30.07.0000 Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten
Perdagangan
Buol
Kabupaten Buol
Program Penunjang
Cakupan Pelayanan
2.17.01 Urusan Pemerintahan 100% 100% 6.527.065.498 100% 6.891.018.092 100% 7.702.107.166 100% 8.313.368.319 100% 7.702.107.166
Administrasi Perkantoran
Daerah Kabupaten/Kota
Presentase penerbitan
Program Pelayanan Izin
2.17.02 rekomendasi izin usaha 22,73% 22,73% 21.718.028 45,45% 9.379.000 68,18% 10.316.900 90,91% 11.348.590 90,91% 11.348.590
Usaha Simpan Pinjam
simpan pinjam koperasi
Program Penilaian
Presentase KSP/USP
2.17.04 Kesehatan Ksp/Usp 100% 100% 20.113.600 100% 7.927.000 100% 8.719.700 100% 9.591.670 100% 8.719.700
Sehat
Koperasi
Program Pemberdayaan
Persentase Pemberdayaan
2.17.06 Dan Perlindungan 17,70% 17,70% 114.038.350 22,56% 120.890.600 28,76% 145.068.720 30,97% 174.082.464 30,97% 145.068.720
dan Pembinaan Koperasi
Koperasi
Program Pemberdayaan
Usaha Menengah, Usaha Persentase Pemberdayaan
2.17.07 1,92% 1,92% - 9,58% 2.696.040.000 9,58% 2.696.040.000 9,58% 2.696.040.000 9,58% 2.696.040.000
Kecil, Dan Usaha Mikro dan Pembinaan UMKM
(Umkm)
Halaman 13
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kondisi
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kinerja Awal Kondisi Kinerja pada akhir Perangkat Daerah
Kode Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026
Program Prioritas (Outcome) RPJMD periode RPD Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah (Tahun 2022)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Program Penunjang
Cakupan Pelayanan
2.18.01 Urusan Pemerintahan 100% 100% 4.787.886.164 100% 4.882.563.103 100% 5.053.856.965 100% 5.167.122.824 100% 5.167.122.824
Administrasi Perkantoran
Daerah Kabupaten/Kota
Persentase Peraturan
Daerah Rencana Umum
Penanaman Modal dan
Program Pengembangan
2.18.02 Potensi Investasi dan 0% 0% - 0% - 100% 70.000.000 100% 31.000.000 100% 31.000.000
Iklim Penanaman Modal
peluang berusaha serta
promosi penanaman
modal
Persentase Peraturan
Daerah/Dokumen yang
Program Promosi mengatur Promosi
2.18.03 100% 100% 32.632.375 100% 32.632.375 100% 52.632.375 100% 40.000.000 100% 40.000.000
Penanaman Modal Penanaman Modal yang
menjadi kewenangan
Kabupaten/Kota
Kepemudaan Dan
2.19 6.057.879.504 6.153.827.595 6.721.424.388 6.790.711.100 7.160.709.900
Olahraga
Program Penunjang
Cakupan Pelayanan
2.19.01 Urusan Pemerintahan 100% 100% 4.687.885.016 100% 4.783.833.107 100% 5.351.429.900 100% 5.420.716.612 100% 5.790.715.412
Administrasi Perkantoran
Daerah Kabupaten/Kota
Halaman 14
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kondisi
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kinerja Awal Kondisi Kinerja pada akhir Perangkat Daerah
Kode Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026
Program Prioritas (Outcome) RPJMD periode RPD Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah (Tahun 2022)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Presentase
Program Pengembangan Kelompok/Organisasi
2.19.04 100% 100% - 100% - 100% - 100% - 100% -
Kapasitas Kepramukaan Pemuda Aktif dan
Produktif
Dinas Komunikasi,
Dinas Komunikasi,
Informatika,
2.16.2.20.2. Informatika, Statistik
78.896.225 79.650.000 96.920.000 118.014.750 118.014.750 Statistik dan
21.04.0000 dan Persandian
Persandian
Kabupaten Buol
Kabupaten Buol
Persentase perangkat
Program Penyelenggaraan
daerah yang menerapkan
2.21.02 Persandian Untuk 100% 113.184.950 100% 151.400.915 100% 130.391.052 100% 148.175.709 100% 148.175.709
pengamanan infoermasi
Pengamanan Informasi
dan persandian
Persentase kebudayaan
Program Pengembangan
2.22.02 daerah yang telah 70% 70% 372.586.837 72% 758.852.169 74% 919.403.185 76% 988.852.169 76% 988.852.169
Kebudayaan
dikembangkan
Persentase kesenian
Program Pengembangan
2.22.03 daerah yang telah 70% 70% 90.228.950 71% 174.000.000 72% 174.000.000 73% 174.000.000 73% 174.000.000
Kesenian Tradisional
dikembangkan
Halaman 15
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kondisi
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kinerja Awal Kondisi Kinerja pada akhir Perangkat Daerah
Kode Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026
Program Prioritas (Outcome) RPJMD periode RPD Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah (Tahun 2022)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Program Penunjang
Cakupan Pelayanan
2.23.01 Urusan Pemerintahan 100% 100% 2.741.073.225 100% 2.847.369.163 100% 3.348.367.163 100% 3.410.271.001 100% 3.423.737.601
Administrasi Perkantoran
Daerah Kabupaten/Kota
Persentase Rata-rata
Program Pembinaan
2.23.02 Kunjungan Ke 100% 100% 104.276.700 48.174.150 67.174.150 -
Perpustakaan
Perpustakaan
Persentase perangkat
Program Pengelolaan
2.24.02 daerah yang mengelolah 100% 100% 49.253.014 100% 54.837.000 100% 35.198.000 100% 71.288.500 100% 71.288.500
Arsip
arsip secara baku
Urusan Pemerintahan
3 64.086.382.452 55.409.231.142 65.370.340.401 71.088.289.535 71.514.855.751
Pilihan
Program Penunjang
Cakupan Pelayanan
3.25.01 Urusan Pemerintahan 100% 100% 7.042.951.608 100% 7.173.936.548 100% 10.243.606.079 100% 13.874.857.411 100% 13.874.857.410
Administrasi Perkantoran
Daerah Kabupaten/Kota
Persentase Ketersediaan
Data Hasil Pengawasan
Program Pengawasan
Sumber Daya Perikanan
3.25.05 Sumber Daya Kelautan 100% 100% 158.516.500 100% 158.516.500 100% 158.516.500 100% 158.516.500 100% 158.516.500
Tangkap dan Usaha
Dan Perikanan
Perikanan Bidang
Pembudidayaan Ikan
Halaman 16
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kondisi
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kinerja Awal Kondisi Kinerja pada akhir Perangkat Daerah
Kode Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026
Program Prioritas (Outcome) RPJMD periode RPD Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah (Tahun 2022)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Program Pengembangan
Ekonomi Kreatif Melalui Persentase Capaian
3.26.04 Pemanfaatan Dan Perlindungan Hasil 100% 100% 41.380.325 100% 41.380.325 100% 41.380.325 100% 41.380.325 100% 41.380.325
Perlindungan Hak Kreativitas
Kekayaan Intelektual
Program Pengembangan
Persentase Pendapatan
3.26.05 Sumber Daya Pariwisata 100% 100% 143.621.550 100% 143.621.550 100% 143.621.550 100% 143.621.550 100% 143.621.550
Ekonomi Kreatif
Dan Ekonomi Kreatif
Dinas Ketahanan
Dinas Ketahanan
2.09.3.27.0. Pangan dan
Pangan dan Pertanian 45.570.430.628 37.622.498.090 42.178.642.488 44.627.524.000 44.627.523.999
00.02.0000 Pertanian
Kabupaten Buol
Kabupaten Buol
Program Penunjang
Cakupan Pelayanan
3.27.01 Urusan Pemerintahan 100% 100% 17.699.306.200 100% 18.186.410.386 100% 19.041.985.516 100% 19.690.313.774 100% 19.690.313.773
Administrasi Perkantoran
Daerah Kabupaten/Kota
Program Pengendalian
Kesehatan Hewan Dan Cakupan Penanganan
3.27.04 27,78% 26,39% 783.782.428 25% 556.485.524 23,61% 612.134.077 22,22% 642.740.780 22,22% 642.740.780
Kesehatan Masyarakat Kesehatan Hewan
Veteriner
Halaman 17
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kondisi
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kinerja Awal Kondisi Kinerja pada akhir Perangkat Daerah
Kode Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026
Program Prioritas (Outcome) RPJMD periode RPD Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah (Tahun 2022)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Dinas Koperasi,
Dinas Koperasi, Usaha
Usaha Kecil dan
Kecil dan Menengah,
2.17.3.31.3. Menengah,
Perindustrian dan 2.206.950.287 1.399.331.938 3.676.141.468 3.278.601.595 3.707.864.363
30.07.0000 Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten
Perdagangan
Buol
Kabupaten Buol
Program Standardisasi
Persentase UTTP yang di
3.30.06 Dan Perlindungan 1,40% 1,40% 355.004.913 1,90% 20.568.900 2,20% 40.678.200 2,50% 50.000.000 2,50% 50.000.000
Tera dan di Tera Ulangi
Konsumen
Dinas Koperasi,
Dinas Koperasi, Usaha
Usaha Kecil dan
Kecil dan Menengah,
2.17.3.31.3. Menengah,
Perindustrian dan 2.417.665.150 2.575.426.850 2.596.923.100 2.619.186.625 2.616.490.075
30.07.0000 Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten
Perdagangan
Buol
Kabupaten Buol
Program Pengendalian
Persentase izin usaha
3 31 03 Izin Usaha Industri 0% 0% - 10% 10.780.150 15% 11.367.400 18% 10.956.825 18% 10.956.825
industri
Kabupaten /Kota
Program Pengelolaan
Persentase pertumbuhan
3.31.04 Sistem Informasi Industri 0% 0% - 25% 7.860.800 32,50% 9.960.750 40% 12.657.300 40% 9.960.750
IKM
Nasional
Halaman 18
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kondisi
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kinerja Awal Kondisi Kinerja pada akhir Perangkat Daerah
Kode Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026
Program Prioritas (Outcome) RPJMD periode RPD Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah (Tahun 2022)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Persentase Kesesuaian
Program Perencanaan Perencanaan dan
3.32.02 100% 100% 183.915.000 100% - 100% 15.107.362 100% 16.700.000 100% 16.700.000
Kawasan Transmigrasi Pelaksanaan Kawasan
Transmigrasi
Program Penunjang
Cakupan Pelayanan
4.01.01 Urusan Pemerintahan 100% 100% 22.309.541.001 100% 23.387.211.586 100% 25.158.972.907 100% 25.381.755.300 100% 25.381.755.300
Administrasi Perkantoran
Daerah Kabupaten/Kota
Cakupan layanan
Program Pemerintahan
administrasi
4.01.02 Dan Kesejahteraan 100% 100% 2.055.027.663 100% 2.833.086.322 100% 3.412.673.677 100% 3.412.673.677 100% 3.412.673.677
pemerintahan dan
Rakyat
kesejahteraan rakyat
Cakupan Layanan
Program Perekonomian Administrasi dan
4.01.03 100% 100% 435.330.007 100% 501.648.252 100% 967.648.252 100% 967.648.252 100% 967.648.252
Dan Pembangunan Fasilitasi Perekonomian
dan Pembangunan
Program Penunjang
Cakupan Pelayanan
4.02.01 Urusan Pemerintahan 100% 100% 22.805.787.067 100% 22.385.561.221 100% 23.174.835.842 100% 23.938.442.786 100% 23.938.442.786
Administrasi Perkantoran
Daerah Kabupaten/Kota
Tersusunnya dan
Terintegrasinya Program
Program Kerja DPRD
untuk Melaksanakan
Fungsi Pengawasan,
Program Dukungan
Fungsi Pembentukan
4.02.02 Pelaksanaan Tugas Dan 100% 100% 2.719.938.875 100% 2.719.938.875 100% 2.991.932.762 100% 3.291.126.039 100% 3.291.126.039
Perda, dan Fungsi
Fungsi Dprd
Anggaran dalam
Dokumen Rencana Lima
Tahunan (RPJMD)
Maupun Dokumen
Rencana Tahunan (RKPD)
Halaman 19
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kondisi
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kinerja Awal Kondisi Kinerja pada akhir Perangkat Daerah
Kode Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026
Program Prioritas (Outcome) RPJMD periode RPD Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah (Tahun 2022)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Program Penunjang
Cakupan Pelayanan
5.01.01 Urusan Pemerintahan 100% 100% 6.412.311.554 100% 6.712.186.851 100% 8.045.036.011 100% 15.426.332.720 100% 15.426.332.721
Administrasi Perkantoran
Daerah Kabupaten/Kota
Persentase kesesuaian,
keselarasan dan
Program Perencanaan, ketepatan waktu
Pengendalian Dan penyusunan dokumen
5.01.02 100% 100% 628.654.865 100% 628.654.865 100% 2.212.594.410 100% 1.470.381.835 100% 1.470.381.835
Evaluasi Pembangunan hasil perencanaan,
Daerah pengendalian dan
evaluasi program
pembangunan daerah
Presentase keselarasan
dan sinkronisasi
Program Koordinasi Dan
perencanaan OPD dengan
5.01.03 Sinkronisasi Perencanaan 100% 100% 456.988.210 100% 480.782.210 100% 1.425.175.310 100% 1.457.907.355 100% 1.457.907.355
perencanaan
Pembangunan Daerah
pembangunan daerah
yang telah ditetapkan
Badan Pengelolaan
Badan Pengelolaan
5.02.0.00.0. Keuangan dan Aset
Keuangan dan Aset 171.522.464.365 197.040.782.632 226.667.026.733 242.508.126.981 242.508.126.981
00.02.0000 Daerah Kabupaten
Daerah Kabupaten Buol
Buol
Program Penunjang
Cakupan Pelayanan
5.02.01 Urusan Pemerintahan 100% 100% 17.033.630.574 100% 34.661.281.246 100% 55.299.031.014 100% 64.146.345.751 100% 64.146.345.751
Administrasi Perkantoran
Daerah Kabupaten/Kota
Persentase Optimalisasi
Program Pengelolaan
5.02.02 Pengelolaan Keuangan 100% 100% 153.838.238.285 100% 160.779.101.501 100% 168.652.117.114 100% 175.157.044.476 100% 175.157.044.476
Keuangan Daerah
Daerah
Persentase Optimalisasi
Program Pengelolaan
5.02.03 Pengelolaan Barang Milik 100% 100% 650.595.506 100% 1.600.399.885 100% 2.715.878.605 100% 3.204.736.754 100% 3.204.736.754
Barang Milik Daerah
Daerah
Badan Pendapatan
5.02.0.00.0. Badan Pendapatan
6.716.562.577 5.804.459.372 13.502.875.166 23.548.702.987 23.548.702.987 Daerah Kabupaten
00.03.0000 Daerah Kabupaten Buol
Buol
Program Penunjang
Cakupan Pelayanan
5.02.01 Urusan Pemerintahan 100% 100% 5.981.556.596 100% 5.172.354.230 100% 12.004.785.978 100% 20.942.027.798 100% 20.942.027.798
Administrasi Perkantoran
Daerah Kabupaten/Kota
Halaman 20
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kondisi
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kinerja Awal Kondisi Kinerja pada akhir Perangkat Daerah
Kode Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026
Program Prioritas (Outcome) RPJMD periode RPD Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah (Tahun 2022)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Persentase Optimalisasi
Program Pengelolaan
5.02.02 Pengelolaan Keuangan 100% 100% 21.247.905 100% 18.273.197 100% 43.307.479 100% 75.355.014 100% 75.355.014
Keuangan Daerah
Daerah
Persentase Ketersediaan
Program Pengelolaan
5.02.04 Dokumen Pengelolaan 100% 100% 713.758.076 100% 613.831.945 100% 1.454.781.709 100% 2.531.320.175 100% 2.531.320.175
Pendapatan Daerah
Pendapatan Daerah
Badan Kepegawaian
Badan Kepegawaian dan
5.03.5.04.0. dan Pengembangan
Pengembangan SDM 6.323.888.905 5.089.346.416 5.536.868.712 6.085.579.064 6.085.579.064
00.01.0000 SDM Kabupaten
Kabupaten Buol
Buol
Program Penunjang
Cakupan Pelayanan
5.03.01 Urusan Pemerintahan 100% 100% 3.942.983.202 100% 3.789.346.416 100% 4.165.868.712 100% 4.235.579.064 100% 4.235.579.064
Administrasi Perkantoran
Daerah Kabupaten/Kota
Pendidikan Dan
5.04 802.526.134 502.526.134 602.526.134 602.526.134 602.526.134
Pelatihan
Badan Kepegawaian
Badan Kepegawaian dan
5.03.5.04.0. dan Pengembangan
Pengembangan SDM 802.526.134 502.526.134 602.526.134 602.526.134 602.526.134
00.01.0000 SDM Kabupaten
Kabupaten Buol
Buol
Penelitian Dan
5.05 123.581.650 123.581.650 1.577.045.000 5.577.045.000 5.577.045.000
Pengembangan
Halaman 21
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kondisi
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kinerja Awal Kondisi Kinerja pada akhir Perangkat Daerah
Kode Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026
Program Prioritas (Outcome) RPJMD periode RPD Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah (Tahun 2022)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Program Penunjang
Cakupan Pelayanan
6.01.01 Urusan Pemerintahan 100% 100% 8.590.176.407 100% 8.736.413.760 100% 9.169.145.714 100% 9.103.344.247 100% 9.103.344.247
Administrasi Perkantoran
Daerah Kabupaten/Kota
Program Penunjang
Cakupan Pelayanan
7.01.01 Urusan Pemerintahan 100% 2.361.051.574 100% 2.483.498.901 100% 2.453.569.286 100% 2.671.492.431 100% 2.671.492.431
Administrasi Perkantoran
Daerah Kabupaten/Kota
Persentase
Program Penyelenggaraan
Penyelenggaraan
7.01.02 Pemerintahan Dan 100% 73.039.875 100% 5.594.875 100% 119.494.875 100% 7.500.000 100% 7.500.000
Pemerintahan Dan
Pelayanan Publik
Pelayanan Publik
Kecamatan
7.01.0.00.0. Kecamatan Karamat
2.634.551.151 2.695.998.788 2.778.232.616 2.961.272.289 2.961.272.289 Karamat Kabupaten
00.02.0000 Kabupaten Buol
Buol
Program Penunjang
Cakupan Pelayanan
7.01.01 Urusan Pemerintahan 100% 100% 2.504.147.151 100% 2.546.732.088 100% 2.631.828.616 100% 2.774.192.809 100% 2.774.192.809
Administrasi Perkantoran
Daerah Kabupaten/Kota
Persentase
Program Penyelenggaraan
Penyelenggaraan
7.01.02 Pemerintahan Dan 100% 100% 101.640.000 100% 120.502.700 100% 111.640.000 100% 131.977.740 100% 131.977.740
Pemerintahan Dan
Pelayanan Publik
Pelayanan Publik
Halaman 22
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kondisi
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kinerja Awal Kondisi Kinerja pada akhir Perangkat Daerah
Kode Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026
Program Prioritas (Outcome) RPJMD periode RPD Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah (Tahun 2022)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Program Penunjang
Cakupan Pelayanan
7.01.01 Urusan Pemerintahan 100% 100% 11.039.647.622 100% 10.914.720.311 100% 11.082.916.714 100% 11.356.068.028 100% 11.356.068.028
Administrasi Perkantoran
Daerah Kabupaten/Kota
Presentase
Program Penyelenggaraan
Penyelenggaraan
7.01.02 Pemerintahan Dan 100% 100% 189.604.750 100% 23.965.250 100% 23.965.250 100% 23.965.250 100% 23.965.250
Pemerintah dan
Pelayanan Publik
pelayanan Publik
Kecamatan
7.01.0.00.0. Kecamatan Momunu
2.864.085.038 2.931.708.651 3.020.272.855 3.209.801.164 3.219.801.164 Momunu
00.04.0000 Kabupaten Buol
Kabupaten Buol
Program Penunjang
Cakupan Pelayanan
7.01.01 Urusan Pemerintahan 100% 100% 2.688.282.538 100% 2.723.996.151 100% 2.839.512.855 100% 3.049.409.195 100% 3.059.409.195
Administrasi Perkantoran
Daerah Kabupaten/Kota
Halaman 23
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kondisi
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kinerja Awal Kondisi Kinerja pada akhir Perangkat Daerah
Kode Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026
Program Prioritas (Outcome) RPJMD periode RPD Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah (Tahun 2022)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Program Penunjang
Cakupan Pelayanan
7.01.01 Urusan Pemerintahan 100% 100% 2.359.731.448 100% 2.411.462.466 100% 2.446.892.378 100% 2.691.070.395 100% 2.691.070.395
Administrasi Perkantoran
Daerah Kabupaten/Kota
Persentase
Program Penyelenggaraan
Penyelenggaraan
7.01.02 Pemerintahan Dan 100% 100% 1.010.503.519 100% - 100% 80.000.000 100% - 100% -
pemerintahan dan
Pelayanan Publik
Pelayanan Publik
Persentase Partisipasi
Program Pemberdayaan
Masyarakat dalam
7.01.03 Masyarakat Desa Dan 100% 100% 16.922.900 100% 16.322.900 100% 18.501.025 100% 22.501.025 100% 22.501.025
Pembangunan Desa dan
Kelurahan
Kelurahan
Persentase
Program Pembinaan Dan Penyelenggaraan
7.01.06 Pengawasan Pembinaan dan 100% 100% 32.890.000 100% 32.890.000 100% 34.160.000 100% 42.160.000 100% 42.160.000
Pemerintahan Desa pengawasan
Pemerintahan Desa
Program Penunjang
Cakupan Pelayanan
7.01.01 Urusan Pemerintahan 100% 100% 3.516.522.821 100% 3.601.723.211 100% 3.668.334.599 100% 3.714.493.044 100% 3.714.493.044
Administrasi Perkantoran
Daerah Kabupaten/Kota
Persentase
Program Penyelenggaraan
Penyelenggaraan
7.01.02 Pemerintahan Dan 100% 100% 123.284.600 100% 84.374.900 100% 146.099.125 100% 160.887.925 100% 160.887.925
Pemerintahan Dan
Pelayanan Publik
Pelayanan Publik
Halaman 24
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kondisi
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kinerja Awal Kondisi Kinerja pada akhir Perangkat Daerah
Kode Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026
Program Prioritas (Outcome) RPJMD periode RPD Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah (Tahun 2022)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Program Penunjang
Cakupan Pelayanan
7.01.01 Urusan Pemerintahan 100% 100% 2.654.018.539 100% 2.829.684.650 100% 2.909.887.376 100% 3.085.385.611 100% 3.085.385.611
Administrasi Perkantoran
Daerah Kabupaten/Kota
Persentase
Penyelenggaraan
Program Penyelenggaraan
Pemerintahan dan
7.01.02 Pemerintahan Dan 100% 100% 125.011.900 100% 19.368.900 100% 25.000.000 100% 30.000.000 100% 30.000.000
Pelayanan Publik yang
Pelayanan Publik
dilaksanakan di
Kecamatan
Program Pemberdayaan Persentase Pemberdayaan
7.01.03 Masyarakat Desa Dan Masyarakat Desa Dan 100% 100% 10.459.450 100% 10.499.450 100% 15.000.000 100% 17.500.000 100% 17.500.000
Kelurahan Kelurahan
Persentase Pembinaan
Program Pembinaan Dan
Dan Pengawasan
7.01.06 Pengawasan 100% 100% 39.407.000 100% 38.694.500 100% 38.694.500 100% 40.000.000 100% 40.000.000
Pemerinta Desa Dan
Pemerintahan Desa
Kelurahan
Kecamatan
7.01.0.00.0. Kecamatan Bunobogu
2.656.152.734 2.722.853.001 2.810.470.774 2.999.028.992 3.037.028.992 Bunobogu
00.08.0000 Kabupaten Buol
Kabupaten Buol
Program Penunjang
Cakupan Pelayanan
7.01.01 Urusan Pemerintahan 100% 2.527.321.184 100% 2.629.016.751 100% 2.655.470.774 10000% 2.896.028.992 100% 2.964.028.992
Administrasi Perkantoran
Daerah Kabupaten/Kota
Persentase
Program Penyelenggaraan
Penyelenggaraan
7.01.02 Pemerintahan Dan 100% 94.345.300 100% 48.800.000 100% 100.000.000 100% 20.000.000 100% 20.000.000
Pemerintahan dan
Pelayanan Publik
Pelayanan Publik
Halaman 25
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kondisi
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kinerja Awal Kondisi Kinerja pada akhir Perangkat Daerah
Kode Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026
Program Prioritas (Outcome) RPJMD periode RPD Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah (Tahun 2022)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Program Penunjang
Cakupan Pelayanan
7.01.01 Urusan Pemerintahan 100% 100% 2.698.156.869 100% 2.746.496.573 100% 2.836.125.657 100% 3.011.542.343 100% 3.011.542.343
Administrasi Perkantoran
Daerah Kabupaten/Kota
Persentase
Program Penyelenggaraan
Penyelenggaraan
7.01.02 Pemerintahan Dan 100% 100% 83.582.464 100% 95.000.000 100% 85.375.000 100% 89.375.000 100% 89.375.000
Pemerintahan Dan
Pelayanan Publik
Pelayanan Publik
Kecamatan Paleleh
7.01.0.00.0. Kecamatan Paleleh
2.146.138.790 2.201.092.020 2.276.669.081 2.452.885.569 2.452.885.569 Barat Kabupaten
00.10.0000 Barat Kabupaten Buol
Buol
Program Penunjang
Cakupan Pelayanan
7.01.01 Urusan Pemerintahan 100% 100% 2.012.468.390 100% 2.067.421.620 100% 2.043.978.081 100% 2.249.044.569 100% 2.249.044.569
Administrasi Perkantoran
Daerah Kabupaten/Kota
Persentase
Program Penyelenggaraan
Penyelenggaraan
7.01.02 Pemerintahan Dan 100% 100% 38.004.000 100% 38.004.000 100% 90.000.000 100% 61.150.000 100% 61.150.000
Pemeritahan dan
Pelayanan Publik
Pelayanan Publik
Program Penunjang
Cakupan Pelayanan
7.01.01 Urusan Pemerintahan 100% 100% 2.728.754.671 100% 2.767.695.671 100% 2.836.498.063 100% 2.974.811.356 100% 2.989.811.356
Administrasi Perkantoran
Daerah Kabupaten/Kota
Persentase
Program Penyelenggaraan
Penyelenggaraan
7.01.02 Pemerintahan Dan 100% 100% 41.825.000 100% 58.250.000 100% 28.000.000 100% 73.000.000 100% 73.000.000
Pemerintah dan
Pelayanan Publik
pelayanan Publik
Halaman 26
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kondisi
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kinerja Awal Kondisi Kinerja pada akhir Perangkat Daerah
Kode Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026
Program Prioritas (Outcome) RPJMD periode RPD Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah (Tahun 2022)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Unsur Pemerintahan
8 14.511.014.550 38.863.493.538 9.913.321.765 9.964.395.698 9.964.395.698
Umum
Program Penunjang
Cakupan Pelayanan
8.01.01 Urusan Pemerintahan 100% 100% 3.497.960.210 100% 7.849.861.828 100% 8.899.690.055 100% 8.950.763.988 100% 8.950.763.988
Administrasi Perkantoran
Daerah Kabupaten/Kota
Persentase Generasi
Program Penguatan Muda yang diberikan
8.01.02 Ideologi Pancasila Dan Pemahaman Ideologi 100% 100% 33.832.400 100% 28.504.750 100% 28.504.750 100% 28.504.750 100% 28.504.750
Karakter Kebangsaan Pancasila dan Karakter
Kebangsaan
Persentase Kebijakan
Teknis dan Pemantapan
Pelaksanaan Bidang
Pendidikan Politik, Etika
Program Peningkatan Budaya Politik,
Peran Partai Politik Dan Peningkatan Demokrasi,
Lembaga Pendidikan Fasilitasi Kelembagaan
8.01.03 100% 100% 10.860.233.690 100% 30.882.728.810 100% 882.728.810 100% 882.728.810 100% 882.728.810
Melalui Pendidikan Politik Pemerintahan, Perwakilan
Dan Pengembangan Etika dan Partai Politik,
Serta Budaya Politik Pemilihan
Umum/Pemilihan Umum
Kepala Daerah, serta
Pemantauan Situasi
Politik
Pesentase Kegiatan
Program Pembinaan Dan Kebijakan Teknis dan
Pengembangan Pemantapan Pelaksanaan
8.01.05 100% 100% 25.997.500 100% 38.032.650 100% 38.032.650 100% 38.032.650 100% 38.032.650
Ketahanan Ekonomi, Bidang Ketahanan
Sosial, Dan Budaya Ekonomi, Sosial dan
Budaya
Halaman 27
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kondisi
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kinerja Awal Kondisi Kinerja pada akhir Perangkat Daerah
Kode Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026
Program Prioritas (Outcome) RPJMD periode RPD Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah (Tahun 2022)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Program Peningkatan
Kewaspadaan Nasional Persentase Masyarakat
Dan Peningkatan Kualitas yang memahami aspek-
8.01.06 100% 100% 48.740.250 100% 48.740.250 100% 48.740.250 100% 48.740.250 100% 48.740.250
Dan Fasilitasi aspek Kewaspadaan Dini
Penanganan Konflik di Daerah
Sosial
Halaman 28
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VIII
BAB VIII
KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
1
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VIII
Tabel 8.1
Penetapan Indikator Kinerja Utama Kabupaten Buol Tahun 2022-2026
Kondisi Kinerja
Target Kinerja (Tahun)
Kondisi Kinerja Akhir
Indikator Satuan
Awal
2023 2024 2025 2026 Tahun 2026
1 PDRB Sektor Unggulan 68,58 69,33 70,50 71,03 73,12 73,12 Persen
5 Tingkat Pengangguran Terbuka 3,64 2,15 1,93 1,79 1,64 1,64 Persen
7 Indeks Pemberdayaan Perempuan 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 Skor
8 Puschasing Power Parity (PPP) 63,09 64,35 65,75 66,25 67,45 67,45 Persen
11 Indeks Kegotong Royongan 75,12 77,42 78,67 80,25 81,45 81,45 Persen
12 Indeks Pembangunan Kebudayaan 56,34 57,80 60,00 61,15 61,18 61,18 Persen
16 Indeks Inovasi Daerah Inovatif Inovatif Sangat Inovatif Sangat Inovatif Sangat Inovatif Sangat Inovatif Kategori
2
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VIII
Tabel 8.2
Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Pembangunan
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Buol Tahun 2022-2026
1 Pertumbuhan PDRB (ADHK) % 4,88 4,92 5,25 5,39 5,59 6,15 6,15
4 Indeks Gini Indeks 0,316 0,310 0,304 0,299 0,293 0,288 0,288
5 Persentase penduduk diatas garis kemiskinan % 85,49 88,29 90,30 91,68 92,41 93,51 93,51
6 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indeks 68,25 68,68 69,10 69,53 69,96 70,39 70,39
7 Angka melek huruf % 100 100 100 100 100 100 100
8 Angka rata - rata lama sekolah Tahun 13,10 13,10 13,11 13,12 13,13 13,14 13,14
9 Angka usia harapan hidup Tahun 69,32 69,32 69,59 68,86 70,13 70,4 70,4
10 Persentase balita gizi buruk % 7,5 7,5 7,3 7,2 7,0 6,8 6,8
11 Prevalensi balita gizi kurang % 7,5 7,5 7,3 7,2 7,0 6,8 6,8
12 Cakupan desa siaga aktif % 100 100 100 100 100 100 100
14 Angka partisipasi angkatan kerja % 64,06 64,13 64,19 64,26 64,32 64,38 64,38
15 Tingkat partisipasi angkatan kerja % 67,52 71,92 72,46 72,95 73,41 73,83 73,83
16 Tingkat pengangguran terbuka % 3,64 2,97 2,15 2,09 1,77 1,21 1,21
17 Rasio penduduk yang bekerja Rasio 0,96 0,97 0,97 0,98 0,98 0,99 0,99
18 Persentase PAD terhadap pendapatan % 5,90 5,96 5,99 6,02 6,05 6,08 6,08
3
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VIII
19 Opini BPK Opini WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
20 Pencapaian skor Pola Pangan Harapan (PPH) % 85.97 85.97 87.26 88.57 89.9 91.25 91.25
22 Penanganan Daerah Rawan Pangan % 1.74 1.74 1.74 1.74 2.61 2.61 2.61
Kontribusi Sektor Pertanian Perkebunan
23 % 31,50 31,50 32,50 33,50 34,50 35,50 35,50
Terhadap PDRB
Kontribusi sektor pertanian (palawija) terhadap
24 % 3,50 3,50 3,51 3,52 3,53 3,54 3,54
PDRB
25 Produksi sektor pertanian Ton 127.602 127.602 132.538 137.640 142.743 144.845 144.845
Kontribusi sektor perkebunan (tanaman keras)
26 % 29,50 29,50 30,25 31,00 31,50 32,50 32,50
terhadap PDRB
27 Produksi sektor perkebunan Ton 796.258,24 796.258,24 808.339,14 1.009.642,74 6.843.242,06 6.934.902,11 6.934.902,11
Kontribusi sektor kelautan dan perikanan
28 % 4 4 4.5 5 6 10 10
terhadap PDRB
29 Kontribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB % 48,30 49,23 50,25 51,26 52,28 52,33 52,33
30 Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB % 4,45 4,54 4,63 4,72 4,82 4,91 4,91
Kontribusi industri rumah tangga terhadap
31 % 48,30 49,23 50,25 51,26 52,28 52,33 52,33
PDRB sektor Industri
32 Pertumbuhan Industri % 15 17 19 21 23 25 25
1 Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita Rp 618,326 675,000 700,000 725,000 750,000 775,000 775,000
2 Nilai tukar petani % 96,00 96,00 95,80 96,10 96,37 96,79 96,79
Persentase pengeluaran konsumsi non pangan
3 % 41.92 47.5 50.00 52.5 55.00 57,00 57,00
perkapita
4 Produktivitas total daerah Rp 600,000 630,000 661,500 694,575 729,304 765,769 765,769
4
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VIII
9 Angka kriminalitas yang tertangani Angka 15,38 15,38 15,38 15,38 15,38 15,38 15,38
10 Rasio ketergantungan Persen 0.59 0.56 0.54 0.52 0.5 0.48 0.48
Pendidikan
1 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) % 67.34 67.34 67.14 74.04 44.52 47 47
2 Angka partisipasi kasar SD / MI % 97.16 97.16 108.22 112, 85 101.6 101.7 101.7
3 Angka partisipasi kasar SMP / MTs % 112.27 112.27 98.16 100.83 97.16 97.3 97.3
5 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A % 88.78 88.78 98.71 98.59 93.51 94 94
Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket
6 % 74.97 74.97 84.95 82.23 81.74 81.9 81.9
B
Angka Partisipasi Murni (APM)
7 % 65.24 65.35 65.8 70 70.3 70.83 70.83
SMA/SMK/MA/Paket C
Angka partisipasi sekolah
8 Angka partisipasi sekolah (APS) SD/MI/Paket A % 887.8 887.8 987.1 985.9 935.1 940 940
Angka partisipasi sekolah (APS) SMP/MTs/Paket
9 % 749.7 749.7 849.5 822.3 817.4 819 819
B
5
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VIII
11 Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI % 0.66 0.66 0.41 1.02 0.90 0.80 0.80
12 Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs % 0.66 0.66 1.09 3.25 3.17 2.90 2.90
Angka Kelulusan:
13 Angka Kelulusan (AL) SD/MI (%) % 98.37 98.37 98.37 99.4 99.44 100 100
14 Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs % 97.13 97.13 97.13 98.82 98.82 100 100
Kesehatan
6
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VIII
3 Angka Kematian Balita Angka 1,5 1,5 1,2 0,9 0,6 0,3 0,3
5 Angka Kematian Ibu Angka 205 205 194 183 172 161 161
9 Rasio dokter per satuan penduduk Rasio 0.039 0.039 0.042 0.045 0.046 0.046 0.046
10 Rasio tenaga medis per satuan penduduk Rasio 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001
11 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani % 100 100 100 100 100 100 100
Cakupan Desa/kelurahan Universal Child
12 % 85 85 86 87 90 95 95
Immunization (UCI)
13 Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan % 96 96 97 98 99 100 100
Cakupan penemuan dan penanganan penderita
14 % 50 50 60 70 80 90 90
penyakit TBC BTA
Cakupan penemuan dan penanganan penderita
15 % 100 100 100 100 100 100 100
penyakit DBD (%)
16 Penderita diare yang ditangani % 60 60 70 80 90 100 100
17 Prevalensi HIV/AIDS (persen) dari total populasi % 0,00011 0,00011 0,00011 0,00011 0,00011 0,00011 0,00011
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien
18 % 100 100 100 100 100 100 100
masyarakat miskin
19 Cakupan kunjungan bayi % 90 90 92 95 97 98 98
21 Cakupan pembantu puskesmas % 100 100 100 100 100 100 100
7
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VIII
13 Rasio Jaringan Irigasi % 71,86 71,86 71,86 71,86 71,86 71,86 71,86
14 Persentase penduduk berakses air minum % 94,54 94,54 96,79 98,48 99,71 99,99 99,99
8
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VIII
16 Persentase areal kawasan kumuh % 2,05 2,05 2,05 2,05 2,05 2,05 2,05
Tersedianya fasilitas pengurangan sampah di
17 % 0 0 0 0 0 0 0
perkotaan
Rasio tempat pemakaman umum per satuan
18 Rasio 74,55 74,55 74,55 74,55 74,55 74,55 74,55
penduduk
19 Rasio tempat ibadah per satuan penduduk Rasio 2,41 2,41 2,41 2,41 2,41 2,41 2,41
Penataan Ruang :
Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas
1 Rasio 1,84 1,84 1,93 2,02 2,12 2,23 2,23
Wilayah ber HPL/HGB
Luasan RTH publik sebesar 20% dari luas
2 % 0,02 0,02 0,021 0,022 0,023 0,024 0,024
wilayah kota/kawasan perkotaan
3 Rasio bangunan ber- IMB per satuan bangunan Rasio 0,023 0,023 0,024 0,025 0,026 0,027 0,027
1 Rasio Rumah Layak Huni Rasio 0,192 0,192 0,194 0,195 0,195 0,195 0,195
2 Rasio Permukiman Layak Huni Rasio 0,00035 0,00035 0,00041 0,00046 0,00052 0,00057 0,00057
3 Cakupan Ketersediaan Rumah Layak Huni % 68,01 68,01 68,31 68,34 68,38 68,42 68,42
Cakupan Layanan Rumah Layak Huni yang
4 % 0,42 0,42 0,48 0,06 0,06 0,06 0,06
Terjangkau
5 Persentase Lingkungan Pemukiman Kumuh % 0.00035 0.00035 0.00041 0.00046 0.00052 0.00057 0.00057
Persentase Luasan Permukiman Kumuh di
6 % 2,34 2,34 2,34 2,34 2,34 2,34 2,34
Kawasan Perkotaan
7 Proporsi Rumah Tangga Kumuh Perkotaan % 31,99 31,99 31,69 31,66 31,62 31,58 31,58
9
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VIII
Sosial
Persentase PMKS yang memperoleh bantuan
1 % 84.05 84.05 85.02 85.63 85.7 86.23 86.23
sosial
2 Persentase PMKS yang tertangani % 54 54 56 60 60.55 70.25 70.25
Persentase PMKS skala yang memperoleh
3 bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan % 54 54 56 60 60.55 70.25 70.25
dasar
Persentase panti sosial yang menerima program
pemberdayaan sosial melalui kelompok usaha
4 % 86.7 86.7 88.49 89.23 90 95 95
bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi
sejenis lainnya
Persentase panti sosial yang menyediakan
5 % 30 30 40 50 60 80 80
sarana prasarana pelayanan kesehatan sosial
Persentase wahana kesejahteraan sosial berbasis
6 masyarakat (WKBSM) yang menyediakan sarana % 62 62 64 66 68 80 80
prasarana pelayanan kesejahteraan sosial
Persentase korban bencana yang menerima
7 % 90 90 90 90 100 100 100
bantuan sosial selama masa tanggap darurat
10
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VIII
Tenaga Kerja
3 Partisipasi perempuan di lembaga swasta % 94.5 94.5 94.5 94.5 94.5 94.5 94.5
11
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VIII
15 Rasio APM perempuan/laki‐laki di SMP Rasio 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85
16 Rasio APM perempuan/laki‐laki di SMA Rasio 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85
Rasio APM perempuan/laki‐laki di Perguruan
17 Rasio 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85
Tinggi
Rasio melek huruf perempuan terhadap laki‐laki
18 Rasio 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85
pada kelompok usia 15‐24 tahun
Kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan
19 % 32 32 34 36 38 40 40
di sektor nonpertanian
12
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VIII
Pangan
1 Ketersediaan pangan utama (kg/perkapita) % 99.09 99.09 99.17 99.5 99.61 99.71 99.71
2 Ketersediaan energi dan protein perkapita 2,863.00 2,863.00 2,835.00 2,808.00 2,781.00 2,754.00 2,754.00
3 - energi (kkal/kapita/hari) Kalori Kalori 72.56 72.56 71.86 71.16 70.47 69.79 69.79
4 - protein (gram/kapita/hari) Gram Gram 29.84 29.84 29.55 29.27 28.98 28.70 28.70
5 Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan % 4.02 4.02 8.04 12.06 16.09 20.11 20.11
Pertanahan
1 Persentase Luas Tanah Bersertifikat % 7,74 7,74 7,74 7,74 7,74 7,74 7,74
5 Hasil Pengukuran Indeks Kualitas Udara Indeks 94.22 94.22 94.33 94.44 94.55 94.66 94.66
Hasil Pengukuran Indeks Kualitas Tutupan
6 Indeks 87.81 87.81 88.68 89.55 90.42 91.29 91.29
Lahan
Pembinaan dan Pengawasan Terkait Ketaatan
Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan
yang Diawasi Ketaatannya Terhadap Izin
7 % 63.16% 63.16% 73.68% 84.21% 89.47% 94.74% 94.74%
Lingkungan, Izin PPLH dan PUU LH d yang
Diterbitkan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota
13
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VIII
8 Jumlah PPLHD yang dilatih dan/atau dibina Jumlah 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang
13 Timbulan Sampah yang Ditangani Ton 1,031,274 1,031,274 1,051,899 1,072,936 1,094,394 1,115,852 1,137,310
Sampah yang terkurangi melalui 3R adalah
jumlah sampah yang dikelola melalui aktifitas
14 3R seperti bank sampah, pusat daur ulang, Jumlah 268,132 268,132 284,031 300,423 328,319 356,215 384,111
pengomposan, dan lain-lain dan tidak diangkut
ke TPA atau dibuang ke lingkungan
15 Persentase Cakupan Area Pelayanan % 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3%
16 Persentase Jumlah Sampah yang Tertangani % 91% 91% 92% 93% 94% 95% 95%
Ada/Tida
17 Nilai TPA (program Adipura) ≥ 71 Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
k Ada
Ada/Tida
18 Laporan Inventarisasi Gas Rumah Kaca Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
k Ada
19 Luas Ruang Terbuka Hijau Jumlah 7.76 7.76 7.76 7.76 7.76 7.76 7.76
1 Rasio penduduk ber-KTP per satuan penduduk Rasio 14.36 14.36 37.08 40.78 44.85 49.35 49.35
2 Rasio bayi berakte kelahiran Rasio 1.83 1.83 2.01 2.21 2.43 2.67 2.67
3 Rasio pasangan berakte nikah Rasio 1.83 1.83 2.01 2.21 2.43 2.67 2.67
14
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VIII
6 Persentase PKK aktif % 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9
7 Persentase Posyandu aktif % 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9
Swadaya Masyarakat terhadap Program
8 % 30 30 45 45 45 45 45
pemberdayaan masyarakat
Pemeliharaan Pasca Program pemberdayaan
9 % 60 60 60 60 60 60 60
masyarakat
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
1 Laju pertumbuhan penduduk (LPP) % 2,2 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4
2 Rata-rata jumlah anak per keluarga Jumlah 2.73 2.73 2.63 2.53 2.43 2.25 2.25
Perhubungan
2800000.0 3000000.0
1 Jumlah arus penumpang angkutan umum Orang 2900000% 3000000.0%
25,000 25,000 27,000 % %
15
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VIII
2 Rasio ijin trayek Rasio 0,00004 0,00004 0,00005 0,00005 0,00006 0,00007 0,00007
3 Persentase BPR/LKM aktif % 100 100 100 100 100 100 100
16
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VIII
Penanaman Modal
Statistik
Tersedianya sistem data dan statistik yang Ada /
1 Tidak Tidak Ada Ada Ada Ada Ada
terintegrasi tidak
Ada /
2 Buku ”Kabupaten Dalam Angka” Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
tidak
Ada /
3 Buku ”PDRB” Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
tidak
Persandian
Persentase Perangkat daerah yang telah
1 menggunakan sandi dalam komunkasi % 64 64 74 85 95 100 100
Perangkat Daerah %
17
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VIII
Kebudayaan
1 Penyelenggaraan festival seni dan budaya Kali 100 100 100 100 100 100 100
Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang
2 % 4 4 2 2 1 1 1
dilestarikan
Jumlah karya budaya yang direvitalisasi dan
3 Unit 4 4 5 7 7 8 8
inventarisasi
Jumlah cagar budaya yang dikelola secara
4 Unit 7 7 7 7 7 7 7
terpadu
Perpustakaan
Rasio
1 Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun kunjunga 1.11 1.11 1.21 1.21 1.41 1.41 1.41
n
Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan
2 Rasio 1.61 1.61 1.61 1.61 1.61 1.61 1.61
daerah
3 Rasio perpustakaan persatuan penduduk Rasio 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40
Jumlah rata-rata pengunjung
4 Orang 1374 1374 1474 1574 1674 1774 1774
pepustakaan/tahun
judul
5 Jumlah koleksi judul buku perpustakaan
buku 4,917 4,917 4,936 4,955 4,974 4,993 4,993
Jumlah pustakawan, tenaga teknis, dan penilai
6 % 3 3 3 3 3 3 3
yang memiliki sertifikat
Kearsipan
Persentase Perangkat Daerah yang mengelola
1 % 68.25 68.25 61.54 68.25 61.54 68.25 68.25
arsip secara baku
Jumlah
2 Peningkatan SDM pengelola kearsipan 3 3 3 3 3 3 3
Kegiatan
Layanan Urusan Pilihan
Pariwisata
18
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VIII
3 PAD sektor pariwisata % 2.23 2.23 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5
Pertanian
5 Cakupan Bina Kelompok Petani % 10.38 10.38 9.41 7.98 9.41 7.77 7.77
Perdagangan
Rp Rp
1 Ekspor Bersih Perdagangan Rp. Rp28,986,8 Rp28,986,8 Rp30,436,1 Rp31,957,9 Rp33,555,8
28,986,810,985 33,555,857,066
10,985 10,985 51,534 59,111 57,066
Cakupan bina kelompok pedagang/usaha
2 % 20 20 20 27 33 33 33
informal
Perindustrian
1 Cakupan bina kelompok pengrajin % 45,10 45,10 45.25 45.45 45,60 45,60 45,60
Transmigrasi
3 Produksi perikanan kelompok nelayan % 96.43 96.43 97.59 98.38 98.73 99.58 99.58
4 Nilai Tukar Nelayan % 105 105 106 107 108 109 109
19
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VIII
Penunjang Urusan
Perencanaan Pembangunan
Keuangan
1 Opini BPK terhadap laporan keuangan WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
20
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VIII
1 Persentase Implementasi Rencana Kelitbangan % 100 100 100 100 100 100 100
2 Persentase Pemanfaatan Hasil Kelitbangan % 100 100 100 100 100 100 100
Pengawasan
Sekretariat Dewan
21
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 VIII
22
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IX
BAB IX
PENUTUP
1
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IX
2
Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Buol 2023-2026 IX