Laprak Pengamatan Terhadap Pengamatan Spesimen Urine-2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIK PENGAMATAN TERHADAP PENAMPILAN

SPESIMEN URINE
Dosen pengampu : Dr. Singgih Nugroho

Disusun oleh :
Kelompok 4
Andini Nefertiti (S23105)
Claudea Pratama Sari (S23111)
Daniah Azahra (S23112)
Dhea Syaffira Wulandari (S23113)
Dhiya Naswa Luthfiyah (S23114)
Fatikha Brilian Fairuz Syifa (S23115)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2023/2024
I. TUJUAN
Tujuan praktik pengamatan terhadap penampilan spesimen urin adalah untuk
mendapatkan informasi mengenai status kesehatan individu. Penilaian urin
melibatkan aspek-aspek seperti jumlahnya, warnanya, tingkat kekeruhan, tingkat
keasaman (pH), bau, dan berat jenisnya, yang semuanya membantu dalam
mengevaluasi kondisi kesehatan seseorang.

II. DASAR TEORI


Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan ole ginjal
yang kemudian aakan di keluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.
Pengeluaran urin diperlukan untuk membuang molekul molekul sisa dalam darah
yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.
Secara umum urin berwarna kuning. Urin encer warna kuning pucat (kuning jernih).
Urin kental berwarna kuning pekat, dan urin baru / segar berwarna kuning jernih.
Urin yang didiamkan agak lama akan berbau ammonia. Ph urin berkisar antara 4,8 –
7,5, urin akan menjadi lebih asam jika mengkonsumsi banyak protein dan urin akan
menjadi lebih bass ajika menkonsumsi banyak sayuran.
Secara kimiawi kandungan zat dalam urin diantaranya adalah nitrogen (ureum,
kreatinin, dan asam urat), asam hipurat zat sisa pencernaan sayuran dan buah,bandan
keton zat sisa metabolisme lemak, ion ion elektrolit (Na, Cl, K, Amonium, Sulfat, Ca
dan Mg), hormone,zat toksin (obat, vitamin dan zat kimia asing), zat abnormal
(protein, glukosa, sel darah, kristal kapur,dsb). Proses pembentukan urin di dalam
ginjal melalui 3 tahapan, yaitu filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan
Kembali), dan argumentasi (penambahan).
1. Filterisasi (penyaringan)
Filerasi darah terjadi di glomerulus, yaitu kapiler dareah yang bergelung gelung di
dalam kapsul Bowman. Pada glomerulus terdapat sel sel endothelium sehingga
memudahkan proses penyaringan. Di dalam glomerulus terjadi peningkatan sel sel
darah, keeping darah, dan Sebagian besar protein plasma agar tidak ikut
dikeluarkan. Proses filterasi ini berupa urin primer yang di dalamnya dapat
ditemukan asam amino, glukosa, natrium,kalium,ion ion, dan garam lainnya.
2. Reabsorpsi (penyerapan kembali)
Proses reabsorpsi terjadi di dalam pembulu (tubulus) proksimal. Proses ini terjadi
setelah urin primer hasil proses infilasi mengalir dalam pembuluh (tubulus)
proksimal. Bahan yang diserap dalam proses reabsorpsi yaitu bahan bahan yang
masih berguna, antara lain glukosa, asam amino, ion anorganik. Hasil proses
reabsorpsi adalah urin sekunder yang memiliki komposisi zat zat penyusun yang
sangat berbeda dengan urin.
3. Argumentasi (pembahasan)
Urin sekunder selanjutnya masuk ke tubulus kontrotus diastal dan saluran
pengumpul. Urin mengandung urea, asam urin, ammonia, dan sisa sisa
pembongkar protein. Urin yang normal tidak mengandung protein dan glukosa.
Jika urin mengandung protein berarti terjadi kerusakan ginjal pada bagian
glomerulus. Jika urin mengandung gula berarti tubulus ginjal tidak menyerap
Kembali gula dengan sempurna.

III. ALAT DAN BAHAN


Alat :
1. Gelas ukur
2. Urinemeter
3. Kertas indikator urinalis
4. Table indikator urinalis
5. Handscoon
6. Bengkok
Bahan :
1. Urine ibu hamil
2. Urine lansia
3. Urine anak – anak
4. Urine dewasa
5. Urine pasien diabetes

IV. CARA KERJA


1. Siapkan urine normal, urine penyakit, dan air bersih
2. Ukur volume urine dengan gelas ukur satu persatu
3. Tes urine menggunakan strip pH / pH paper
4. Cek keasaman pH urine
5. Cek bau pada urine
6. Kemudian ukur berat jenis urin menggunakan alat Hydrometer, dengan cara
membiarkan hydrometer mengapung dengan sendirinya
7. Bandingkan berat jenis antara urine normal, urine penyakit, dan juga air bersih
8. Catat hasil pengukuran dibuku catatan

V. HASIL PERCOBAAN
Hasil dari percobaan yang dilakukan yaitu:
1. Urine ibu hamil
pH: 6
Bau: Sangat menyengat
Warna: Kuning pekat keruh (lebih gelap)

2. Urine lansia
pH: 6
Bau: Sangat menyengat
Warna: Kuning
(lebih gelap karena proses penuaan)
3. Urine dewasa
pH: 6
Bau: Normal/Tidak menyengat
Warna: Kuning muda

4. Urine anak-anak
pH: 6
Bau: Tidak menyengat
Warna: kuning terang atau bening

5. Urine pasien diabetes:


pH: 5
Bau: manis karena ada glukosa di dalamnya
Warna: lebih gelap

VI. DOKUMENTASI
VII. PEMBAHASAN
Urin adalah salah satu hasil ekskresi dari organ ginjal. Urin terbentuk melalui 3
tahap yaitu proses filtrasi, reabsorpsi dan augmentasi. Setelah ketiga tahap tersebut
selesai maka urin akan masuk ke pelvis/rongga => ureter => kantong urin/vesika
urinaria => uretra dan selanjutnya akan dikeluarkan. Setiap hasil ekskresi yang
dikeluarkan oleh organ tertentu mengandung beberapa zat seperti keringat: air, garam,
urea, dll. Begitu juga dengan hasil ekskresi organ ginjla yaitu urin. Untuk mengetahui
kandungan yang ada dalam urin maka dilakukan uji kandungan urin, yaitu:

1. Uji pH urin
Uji pH urin dilakukan dengan memasukkan kertas indicator pH universal ke
dalam urin dan mengamati perubahan warnanya. Ternyata urin yang diuji mempunyai
pH=8 yang artinya basa. Karena jika pH asam, pH=7 =>netral, pH>7 =>basa. Basa
tersebut disebabkan adanya urea, amoniak dan beberapa zat lainnya yang terkandung
dalam urin yang mempunyai sifat basa. Seharusnya urin normal bersifat netral
(pH=7).

2. Uji kandungan pigmen empedu


Adanya kandungan pigmen empedu dalam urin diketahui dengan cara mengocok
urin yang telah dimasukkan dalam tabung. Hasilnya, urin berbui warna putih,
sehingga urin tersebut tidak mengandung pigmen empedu. Jika urin dikocok dan
berbui warna kuning maka urin mengandung pigmen empedu. Warna kuning tersebut
berasal dari hemin (pigmen) bilirubin dan biliverdin yang telah dioksidasi menjadi
urobilin (zat warna feses dan urin), sehinga menjadikan warna bui kuning.
3. Uji protein
Urin yang diuji untuk mengetahui ada tidaknya protein, setelah melalui tahap
pemberian 5 tetes biuret ternyata berubah warna menjadi kuning kehitaman/cokelat
gelap. Jika urin = 5 tetes biuret berubah menjadi ungu maka dapat dipastikan urin
mengandung protein. Karena urin yang diuji tidak berwarna ungu maka urin tidak
mengandung protein. Tetapi jika urin mengandung protein, ini ada ketidakberesan
pada ginjal orang yang urinnya diuji. Seharusnya, ginjal yang normal tidak akan
meloloskan protein bersama urin. Protein (asam amino) pada ginjal yang normal,
akan diserap pada proses filtrasi sebab protein (asam amino) termasuk zat yang
berguna bagi tubuh. Selain itu jika ada protein (asam amino) yang masih berada pada
urin primer, pada tahap re-absorpsi tepatnya di bagian Tubulus Kontortus Proksimal,
semua protein (asam amino) sudah harus diserap oleh tubuh. Artinya, urin yang
dikeluarkan sudah tidak lagi mengandung protein. Jadi, jika hasil praktikum
menunjukkan adanya kandungan protein dalam urin, maka ginjal orang yang urinnya
diuji mengalami masalah terutama pada Tubulus Kontortus Proksimal.

4. Uji glukosa
Adanya kandungan glukosa dalam urin dapat diketahui melalui perubahan warna
yang terjadi setelah urin ditetesi 5 tetes benedict dan berubah warna menjadi merah
bata. Namun, data yang didapatkan setelah urin ditetesi benedict ternyata berwarna
hijau kebiruan, artinya urin yang diuji tidak mengandung glukosa. Adanya kandungan
glukosa juga harus diperhatikan. Sama halnya dengan protein, jika urin mengandung
glukosa maka ada masalah yang terjadi pada ginjal khususnya pada bagian Tubulus
Kontortus Proksimal.
Dengan uji glukosa, juga dapat diketahui jika urin menghasilkan endapan maka
orang yang urinnya diuji menderita diabetes. Hal ini berhubungan dengan pancreas
karena pancreas menghasilkan sedikit insulin bahkan tidak, sehingga menyebabkan
diabetes. Dari pengujian urin, didapatkan data bahwa urin yang diuji tidak terbentuk
endapan yang artinya orang yang urinnya diuji tidak menderita diabetes.

VIII. KESIMPULAN
Sistem ekskresi adalah sistem yang berperan dalam proses pembuangan zat yang
sudah tidak diperlukan atau zat yang membahayakan tubuh,dalam bentuk larutan.
Urine adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian dikeluarkan
dalam tubuh melalui proses urinasi. Urine berbau khas jika diberikan agak
lama,berbau amonia pada kisar 6,8-7,2. Volume urine normal berkisar 900-1200 ml
per hari.Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas,maka dapat disimpulkan bahwa
ciri-ciri dan komposisi urin yang normal adalah urin berwarna kuning muda ataupun
tua (pekat), memiliki pH 6- 7,memiliki(atau tidak memiliki) aroma ammonia.
DAFTAR PUSTAKA

Dikutip dari "Laporan Hasil Praktikum Urine" di SlideShare.


Tautan: [https://www.slideshare.net/remajawaroeng/laporan-hasil-praktikum-urine](https://
www.slideshare.net/remajawaroeng/laporan-hasil-praktikum-urine)

Dikutip dari "Kelompok 1 Praktikum Urine" di Studocu. Tautan:


[https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-semarang/chemistry/kelompok-1-
praktikum-urine-urine-urine/14524182](https://www.studocu.com/id/document/universitas-
negeri-semarang/chemistry/kelompok-1-praktikum-urine-urine-urine/14524182)

Dikutip dari "BIOLOGI Laporan Uji Kandungan Urine" di Academia.edu. Tautan:


[https://www.academia.edu/38849234/_BIOLOGI_Laporan_Uji_Kandungan_Urine](https://
www.academia.edu/38849234/_BIOLOGI_Laporan_Uji_Kandungan_Urine)

Anda mungkin juga menyukai