PRAKTIKUM Urin
PRAKTIKUM Urin
PRAKTIKUM Urin
Tujuan
Mahasiswa mampu memahami prinsip pemeriksaan terhadap urin sebagai
Prinsip Kerja
Melakukan pemeriksaan urin dengan pengujian berat jenisnya, uji
Dasar Teori
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan
oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses
urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam
darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.
Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana
komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju
kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau
obat-obatan dari dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai zat
yang "kotor". Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari
ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi, sehingga urinnya pun akan
mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing
yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang
dihasilkan berasal dari urea. Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu merupakan
zat yang steril. Urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak
menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita
dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat
Urin merupakan keluaran akhir yang dihasilkan ginjal sebagai akibat
kelebihan urine dari penyaringan unsur-unsur plasma. Urine atau urin merupakan
cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh
melalui proses urinasi. Eksreksi urine diperlukan untuk membuang molekulmolekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga
homeostasis cairan tubuh. Urine disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter
menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Proses
pembentukan urin di dalam ginjal melalui tiga tahapan yaitu filtrasi
(penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali), dan augmentasi (penambahan).
Filtrasi darah terjadi di glomerulus, yaitu kapiler darah yang bergelunggelung di dalam kapsul Bowman. Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium
sehingga memudahkan proses penyaringan. Selain itu, di glomerulus juga terjadi
pengikatan sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma agar
tidak ikut dikeluarkan. Hasil proses infiltrasi ini berupa urine primer (filtrate
glomerulus) yang komposisinya mirip dengan darah, tetapi tidak mengandung
protein. Di dalam urine primer dapat ditemukan asam amino, glukosa, natrium,
kalium, ion-ion, dan garam-garam lainnya.
Proses reabsorpsi terjadi di dalam pembuluh (tubulus) proksimal. Proses
ini terjadi setelah urine primer hasil proses infiltrasi mengalir dalam pembuluh
(tubulus) proksimal. Bahan-bahan yang diserap dalam proses reabsorpsi ini adalah
bahan-bahan yang masih berguna, antara lain glukosa, asam amino, dan sejumlah
besar ion-ion anorganik. Selain itu, air yang terdapat dalam urine primer juga
mengalami reabsorpsi melalui proses osmosis, sedangkan reabsorpsi bahan-bahan
lainnya berlangsung secara transpor aktif. Proses penyerapan air juga terjadi di
dalam tubulus distal. Kemudian, bahan-bahan yang telah diserap kembali oleh
tubulus proksimal dikembalikan ke dalam darah melalui pembuluh kapiler yang
ada di sekeliling tubulus. Proses reabsorpsi ini juga terjadi di lengkung Henle,
khususnya ion natrium. Hasil proses reabsorpsi adalah urine sekunder yang
memiliki komposisi zat-zat penyusun yang sangat berbeda dengan urine primer.
Dalam urine sekunder tidak ditemukan zat-zat yang masih dibutuhkan tubuh dan
kadar urine meningkat dibandingkan di dalam urine primer.
Pada augmentasi, terjadi proses sebagai berikut. Urine sekunder
selanjutnya masuk ke tubulus kontortus distal dan saluran pengumpul. Di dalam
saluran ini terjadi proses penambahan zat-zat sisa yang tidak bermanfaat bagi
tubuh. Kemudian, urine yang sesungguhnya masuk ke kandung kemih (vesika
urinaria) melalui ureter. Selanjutnya, urine tersebut akan dikeluarkan dari tubuh
melalui uretra. Urine mengandung urea, asam urine, amonia, dan sisa-sisa
pembongkaran protein. Selain itu, mengandung zat-zat yang berlebihan dalam
darah, seperti vitamin C, obat-obatan, dan hormon serta garam-garam.
Urin yang normal tidak mengandung protein dan glukosa. Jika urin
mengandung protein, berarti telah terjadi kerusakan ginjal pada bagian
glomerulus. Jika urin mengandung gula, berarti tubulus ginjal tidak menyerap
kembali gula dengan sempurna. Hal ini dapat diakibatkan oleh kerusakan tubulus
ginjal. Dapat pula karena kadar gula dalam darah terlalu tinggi atau melebihi batas
normal sehingga tubulus ginjal tidak dapat menyerap kembali semua gula yang
ada pada filtrat glomerulus. Kadar gula yang tinggi diakibatkan oleh proses
pengubahan gula menjadi glikogen terlambat, kerena produksi hormon insulin
terhambat. Orang yang demikian menderita penyakit kencing manis (diabetes
melitus). Zat warna makanan juga dikeluarkan melalui ginjal dan sering memberi
warna pada urin. Bahan pengawet atau pewarna membuat ginjal bekerja keras
sehingga dapat merusak ginjal. Adanya insektisida pada makanan karena
pencemaran atau terlalu banyak mengkonsumsi obat obatan juga dapat merusak
ginjal.
IV.
Alat
Bahan :
Gelas ukur
Gelas beker
Pipet tetes
Urinometer
Lakmus
- Urin
V.
Cara kerja
1. Uji organoleptis urin (bau, warna, volume, dan kekeruhan)
Diambil sampel urin (pagi,siang,malam) dan masingmasing urin masukkan dalam gelas ukur/beaker glass
Amati & catat
Volume, bau, warna, dan kekeruhan dari ke 3 sampel urin
2. Uji keasaman urin
Diambil sampel urin (pagi,siang,malam) dan masing-masing
urin masukkan dalam gelas ukur/beaker glass
Masukkan
Kertas lakmus kedalam masing-masing sampel urin
amati
Warna pada kertas lakmus. Merah (asam), biru (basa)
3. Uji berat jenis urin
Diambil sampel urin (pagi,siang,malam) dan masing-masing
urin masukkan dalam gelas ukur sampai hampir penuh
masukkan
Urinometer pada masing-masing sampel urin dengan cara
mengukur dan memutar pada sumbu penyangganya
baca
Bagian meniscusnya
VI.
1.Volume
NO
1
2
3
Urin
Urin pagi
Urin siang
Urin
Volume urin
273ml
166ml
76ml
malam
Volume urin
2. Uji Kekeruhan
No
1
2
3
Urin
Urin pagi
Urin siang
Urin malam
Kekeruhan
Tidak keruh
Tidak keruh
Tidak keruh
3. Warna
No
1
2
3
Urin
Urin pagi
Urin siang
Urin malam
Warna
Oren pekat
Oren muda
Oren
4. Bau
no
1
2
3
Urin
Urin pagi
Urin siang
Urin malam
Bau
Tidak berbau
Lebih bau dari urin pagi
Lebih bau dari urin siang
Urin pagi
Urin siang
Urin malam
5.keasaman
No
Urin
Urin pagi
Urin siang
Urin malam
Keasaman
Asam, kertas lakmus biru menjadi
merah
Basa. Kertas lakmus merah
menjadi biru
Asam.
Kertas lakmus biru menjadi
merah.
Kertas lakmus merah tetap merah.
Urin pagi
urin siang
urin malam
6. Berat Jenis
No
Urin
1
2
3
Urin pagi
Urin siang
Urin malam
Urin siang
VII.
Pembahasan
urinometer
1,020 g/ml
1,023 g/ml
1,022 g/ml
suhu
1,024 g/ml
1,027 g/ml
1,026 g/ml
Urin pagi
Urin malam
urine
(urinalisis)
tidak
hanya
memberikan
informasi
tentang
keadaan ginjal dan saluran kemih, tetapi juga informasi tentang faal hati,
saluran empedu, pankreas, korteks adrenal, abnormalitas genetik, dan lainlain. Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada urine meliputi pemeriksaan
makroskopis, mikroskopis, mikrobiologi, dan kimia. Pada percobaan kali ini
hanya akan melakukan pemeriksaan urine secara makroskopis. Tes urin
digunakan secara luas untuk skrining, diagnosis dan memantau efektivitas
pengobatan. Tes urin rutin dapat dilakukan ketika Anda dirawat di rumah sakit
atau menjadi bagian dari medical checkup, uji kehamilan atau persiapan operasi.
Pada pengujian yang pertama yaitu volume urin, pengukuran volume
urine
berguna
untuk
menentukan
adanya
gangguan faal
ginjal
dan
dan
obat-obat
yang
berpengaruh pada warna urin, termasuk banyaknya cairan yang diminum, jenis
makanan yang dimakan, obat-obatan dan penyakit tertentu yang dimiliki. Bila
kurang minum, warna urin cenderung gelap. Dehidrasi dan demam juga
menyebabkan urin lebih pekat sehingga berwarna lebih gelap. Suplemen vitamin
B dapat membuat urin berwarna kuning cerah. Obat-obatan dapat membuat urin
berwarna merah kecoklatan.
Bau pada urin pagi yaitu tidak berbau, urin siang lebih bau dari urin pagi,
dan urin malam lebih bau dari urin siang. Bau urine normal disebabkan oleh
asam organik yang mudah menguap. Bau urine dipengaruhi pula oleh jenis
makanan dan obat-obat tertentu. Bau busuk dapat disebabkan oleh perombakan
protein, bau amoniak oleh perombakan ureum, dan bau aseton pada
ketonuria.
Pada pengujian kekeruhan baik urin pagi, siang, dan malam tidak ada yang
keruh. Urin pada umumnya memang jernih. Banyak zat yang dapat menyebabkan
urin menjadi keruh. Zat yang menyebabkan kekeruhan namun dianggap normal
adalah lendir, sperma dan cairan prostat, sel-sel kulit, kristal urin normal, dan
kontaminan seperti salep dan bedak. Zat lain yang bisa membuat urin keruh dan
mengindikasikan penyakit adalah sel darah merah, sel darah putih atau bakteri.
Diketahui bahwa pada pengujian keasaman, urin pagi bersifat asam karena
kertas lakmus yang dicelupkna berubah warna menjadi merah. Urin siang bersifat
basa karena ketika dicelupkan lakmus merah berubah menjadi biru. Dan pada urin
malam bersifat asam karena kertas lakmus berwarna biru berubah warna menjadi
merah dan lakmus merah yang dicelupkan warnanya tetap. Pada pengujian ini
hanya diketahui apakah urin bersifat asam atau basa namun tidak dapat diketahui
nilah pH dari urin karena hanya menggunakan kertas lakmus.
Ginjal berperan penting dalam menjaga keseimbangan asam-basa tubuh.
Oleh karena itu, kondisi apapun yang menghasilkan asam atau basa dalam tubuh
atau konsumsi makanan yang bersifat asam atau basa, secara langsung dapat
memengaruhi pH urin. Keasaman diukur dengan pH. Urin bersifat asam jika pHnya kurang dari 7, bersifat basa jika pH-nya lebih dari 7. Urin yang bersifat terlalu
asam berkaitan dengan risiko penyakit asam urat dan batu ginjal. Sebagian besar
penyakit degeneratif berkaitan dengan defisiensi mineral yang menyebabkan
cairan tubuh, termasuk urin, menjadi lebih asam. Diet dapat digunakan untuk
mengendalikan pH urin. Diet tinggi protein akan membuat urin lebih asam. Diet
vegetarian, diet rendah karbohidrat, atau konsumsi buah akan membuat urin lebih
basa.
Pengujian yang terakhir yaitu berat jenis dengan menggunakan
urinometer.BJ urine normal berkisar antara 1,016-1,022, berarti urin yang
digunakan pada praktikum ini masuk kedalam rentang tersebut dimana urin pagi
berat jenisnya yaitu 1,020, urin siang yaitu 1,023, dan urin malam berat jenisnya
yaitu 1,022. Ketika meminum banyak cairan maka ginjal akan membuat urin yang
encer sehingga berat jenisnya rendah. Sedangkan jika tidak minum cukup cairan
maka ginjal akan membuat urin yang pekat sehingga berat jenisnya tinggi.
VIII.
Kesimpulan
1. Pengukuran
volume
urine
berguna
untuk
menentukan
adanya
penyakit tertentu yang dimiliki. Bila kurang minum, warna urin cenderung
gelap
4. Bau urine normal
disebabkan
oleh asam
organik
yang
mudah
menguap. Bau urine dipengaruhi pula oleh jenis makanan dan obat-obat
tertentu
5. Pada pengujian kekeruhan baik urin pagi, siang, dan malam tidak ada yang
keruh yang menunjukkan bahwa urin tersebut termasuk urin yang normal
karena umumnya memang jernih.
6. Urin normal bersifat asam.
7. BJ urine normal berkisar antara 1,016-1,022 hal ini menunjukkan urin
yang diuji msh termasuk urin yang normal.
DAFTAR PUSTAKA
Scanlon, Valerie C. dan Tina Sanders. 2000. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Ethel, S. 2003. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : EGC.