Peran Modal Sosial Dalam Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa Maju

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 15

PERSPEKTIF, 9 (2) (2020): 168-182

DOI: https://doi.org/10.31289/perspektif.v9i2.3346

PERSPEKTIF
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/perspektif

Peran Modal Sosial dalam Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa Maju
Bersama di Desa Sei Jawi-Jawi Kecamatan Sei Kepayang Barat
Kabupaten Asahan

The Role of Social Capital in the Management of Maju Village-Owned


Enterprises
Together in Sei Jawi-Jawi Village, Sei Kepayang Barat District, Asahan
Regency
Zulpahmi*, Badaruddin & Humaizi
Magister Studi Pembangunan, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara, Indonesia

Diterima: 16 Januari 2020; Disetujui: 25 Maret 2020; Diterbitkan: 01 Juli 2020.


Abstrak
BUMDes Maju Bersama adalah program pemerintah untuk membantu perekonomian masyarakat Desa Sei Jawi-jawi serta
mencapai kesejahteraan masyarakat sehingga masyarakat sei jawi-jawi mendapatkan hidup yang cukup layak. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui peran modal sosial yang menjadi kekuatan penggerak dalam pengelolaan BUMDes Maju Bersama di
Desa Sei Jawi-jawi Kecamatan Sei Kepayang Barat Kabupaten Asahan. Modal sosial memegang peran penting dalam memperkuat
masyarakat Desa. BUMDes maju bersama bisa berkembang dengan adanya modal sosial. BUMDes Maju Bersama didirikan
sebagai bentuk usaha untuk meningkatkan pembangunan ekonomi masyarakat desa serta menciptakan kemandirian bagi
masyarakat di Desa Sei Jawi-jawi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian adalah di Desa Sei
Jawi-jawi Kecamatan Sei Kepayang Barat Kabupaten Asahan. Objek penelitian ini adalah BUMDes Maju Bersama Desa Sei Jawi-
jawi. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dalam pembentukan BUMDes Maju Bersama dilaksanakan dengan 3 (tiga) tahapan yaitu dengan tahap pra musyawarah
desa, musyawarah desa dan pasca musyawarah desa. Jadi, Kegiatan musyawarah ini bertujuan untuk menetukan jenis BUMDes
apa yang akan dibentuk dengan harapan dapat bermanfaat bagi masyarakat. Modal sosial berupa jaringan, Norma dan
Kepercayaan yang berperan dalam pengelolaan BUMDes Maju Bersama dapat dikatakan belum cukup baik walaupun BUMDes
Maju Bersama sudah beroperasional dan dapat memberikan kontribusi kepada Desa. Hal ini dilihat dari jaringan kerja sama
BUMDes Maju Bersama masih sedikit, adanya agunan atau jaminan yang diberikan BUMDes, bunga yang diberikan oleh pengurus
terlalu tinggi hampir sama dengan koperasi yang ada dan masih adanya penunggakan hutang masyakat. Adapun subjek informan
dari penelitian ini adalah Kepala Desa, Perangkat Desa, Pengurus BUMDes Maju Bersama, Pengawas BUMDes, pihak yang
mengetahui BUMDes dan Masyarakat yang mengentahui tentang BUMDes Maju Bersama.
Kata Kunci: Modal Sosial, Pembangunan, Sosial dan Ekonomi, BUMDes.
Abstract
BUMDes Maju Bersama is a government program to help the economy of the people of Sei Jawi-jawi Village and achieve community
welfare so that the Sei Jawi-jawi people get a decent living. This study aims to determine the role of social capital which is a driving
force in the management of the Joint Forward BUMDes in Sei Jawi-jawi Village, Sei Kepayang Barat District, Asahan Regency. Social
capital plays an important role in strengthening village communities. BUMDes can advance together with social capital. BUMDes
Maju Bersama was established as an effort to increase the economic development of rural communities and create independence for
the people in Sei Jawi-jawi Village. This research is a qualitative descriptive study. The location of the study was in Sei Jawi-jawi
Village, Sei Kepayang Barat District, Asahan Regency. The object of this research is BUMDes Maju Bersama Sei Jawi-jawi Village.
Data collection techniques using observation, interviews, and documentation. The results showed that the formation of BUMDes Maju
Bersama was carried out in 3 (three) stages, namely the pre-village deliberations, village deliberations and post-village
deliberations. So, this deliberation activity aims to determine what type of BUMDes will be formed in the hope that it will benefit the
community. Social capital in the form of networks, norms and beliefs that play a role in the management of BUMDes Maju Bersama
can be said to be not good enough even though BUMDes Maju Bersama is already operational and can contribute to the Village. This
can be seen from the BUMDes Maju Bersama cooperation network that is still small, with collateral or collateral provided by
BUMDes, the interest given by the management is too high, almost the same as the existing cooperatives and there is still public debt
arrears. The informant's subjects from this study were the Village Head, Village Officials, BUMDes Maju Bersama Management,
BUMDes Supervisor, parties who knew BUMDes and the Community who knew about BUMDes Maju Bersama.
Keywords: Social Capital, Development, Social and Economy, BUMDes.

How to Cite: Zulpahmi, Badaruddin & Humaizi (2020). Peran Modal Sosial dalam Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa Maju
Bersama di Desa Sei Jawi-Jawi Kecamatan Sei Kepayang Barat Kabupaten Asahan. PERSPEKTIF, 9 (2): 168-182
*Corresponding author: ISSN 2085-0328 (Print)
E-mail: [email protected] ISSN 2541-5913 (online)

168
PERSPEKTIF, 9 (2) (2020): 168-182

PENDAHULUAN pedesaan. Sistem dan mekanisme


Semangat reformasi tahun 1998, telah kelembagaan ekonomi di pedesaan tidak
memberikan perubahan yang mendasar dalam berjalan efektif dan berimplikasi pada
perkembangan demokrasi di Indonesia. ketergantungan terhadap bantuan pemerintah
Otonomi daerah menjadi salah-satu konsep sehingga mematikan semangat kemandirian.
pembagian kekuasaan terhadap daerah- Menurut Sumpeno (2011), strategi
daerah. Otonomi daerah tersebut, telah pembangunan desa merupakan langkah-
mengubah paradigma model pembangunan langkah yang akan ditempuh oleh seluruh
yang sentralistik menjadi desentralisasi atau perangkat organisasi, yang berisi program
penyerahan wewenang kepada daerah-daerah. untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan yang
Otonomi daerah dan dentralisasi bukan hanya ditetapkan. Beberapa strategi yang secara
penyerahan kekuasaan. Namun juga umum diimplementasikan dalam membangun
memberikan kewenangan kepada kemandirian desa antara lain; (1) membangun
pemerintahan daerah hingga desa untuk kapasitas warga dan organisasi masyarakat
mengelola sumber daya alamnya (Widjaya, sipil di desa yang kritis dan dinamis, (2)
2014). memperkuat kapasitas pemerintahan dan
Dengan potensi sumber daya alam yang interaksi dinamis antara organisasi warga
dimiliki tersebut, mampu mencukupi dalam penyelenggaran pemerintahan desa, (3)
kebutuhan seluruh warga masyarakat. Setiap membangun sistem perencanaan dan
wilayah atau desa memiliki potensi yang penyelenggaraan desa yang responsif dan
berbeda-beda, dimana potensi tersebut partisipatif, dan (4) membangun kelembagaan
dimanfaatkan masyarakat desa untuk ekonomi lokal yang mandiri dan produktif.
meningkatkan taraf perekonomian keluarga. Teori pertumbuhan ekonomi yang
Pembangunan Desa hakekatnya merupakan diketahui dari jurnal maupun buku bacaaan
basis dari pembangunan nasional. Sebab, bahwa ada tiga modal yang menjadi kunci
apabila setiap desa telah mampu keberhasilan pembangunan suatu wilayah
melaksanakan pembangunan secara mandiri atau desa, yaitu modal alam, modal fisik,
maka kemakmuran masyarakat akan mudah (uang dan bangunan), dan modal manusia.
terwujud dan secara nasional akan Ketiga macam modal tersebut seolah menjadi
meningkatkan indeks kemakmuran faktor penentu untuk keberhasilan suatu
masyarakat Indonesia. pembangunan.
Pembangunan nasiaonal pada Modal sosial diyakini sebagai salah satu
hakekatnya merupakan suatu usaha yang komponen dalam menggerakkan
terencana untuk meningkatkan seluruh aspek kebersamaan, mobilitas ide, saling percaya,
kehidupan berbangsa dan bernegara. Adapun dan saling menguntungkan untuk mencapai
tujuan dari pembangunan itu sendiri adalah tujuan bersama. Fukuyama (2001)
untuk mencapai kemandirian, termasuk menyakinkan bahwa modal sosial memegang
pembangunan desa. Indonesia adalah negara peran yang sangat penting dalam
agraria. Dari Sabang hingga Merauke, ujung memfungsikan dan memperkuat kehidupan
Barat ke Timur, masyarakat sebagian besar masyarakat moderen. Modal sosial adalah
mendiami desa-desa. Oleh karena itu, kombinasi norma-norma yang berada dalam
pembangunan desa merupakan kunci dalam sistem sosial yang mengarah pada
pembangunan nasional. Kemajuan desa adalah peningkatan kerja sama antar anggota
cerminan peningkan pembangunan nasional di masyarakat, dalam arti modal sosial
Indonesia (Adisasmita, 2006). bergantung pada hubungan individu dengan
Pembangunan yang berbasiskan kelompok sosial sehingga dengan adanya
ekonomi pedesaan sebenarnya sudah modal sosial ini maka pembangunan ekonomi
semenjak lama dijalankan oleh pemerintah. di desa dapat meningkat.
Namun tingkat keberhasilannya belum secara Pembangunan desa antara lain bertujuan
optimal tercapai. Salah satu faktor yang paling mendorong prakarsa, gerakan dan partisipasi
dominan adalah intervensi pemerintah terlalu masyarakat desa untuk pengembangan potensi
besar, akibatnya justru menghambat daya dan aset desa guna kesejahteraan bersama,
kreativitas dan inovasi masyarakat desa dalam serta memajukan perekonomian masyarakat
mengelola dan menjalankan mesin ekonomi di Desa serta mengatasi kesenjangan

169
Zulpahmi, Badaruddin & Humaizi, Peran Modal Sosial dalam Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa Maju

pembangunan nasional. Namun saat ini masih yang berfungsi sebagai lembaga sosial (social
sangat sedikit desa yang mampu institution) dan komersial (commercial
mengembangkan potensinya. Hal ini institution). Pendirian BUMDes dilandasi oleh
disebabkan selama ini desa lebih banyak UU No. 32 tahun 2004 jo. UU No. 23 tahun
diposisikan sebagai obyek pembangunan 2014 tentang Pemerintahan Daerah, UU No. 6
sehingga sangat menggantungkan diri pada tahun 2014 tentang Desa, PP No.43 tahun
bantuan pemerintah pusat. Rendahnya 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
kreatifitas sumberdaya manusia di desa undang nomor 6 tahun 2014 tentang Desa
sebagai akibat dari sistem pembangunan yang serta PP No. 47 tahun 2015 tentang Perubahan
bersifat sentralistik pada masa lalu Peraturan Pelaksanaan Undang-undang nomor
mengakibatkan banyak potensi dibiarkan 6 tahun 2014 tentang Desa, Peraturan Menteri
terbengkalai tidak dikembangkan untuk Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
sumber kemakmuran masyarakat. Sekarang Trasmigrasi No. 4 tahun 2015 tentang
saatnya kita membangun desa berbasis pada Pendirian, Pengurusan dan Pembubaran
potensi desa yang dimiliki. (Kurniawan, 2015). Badan Usaha Milik Desa. Maka semakin jelas,
Asumsi itulah yang mendorong bahwa BUMDes sebagai kerangka dasar
keberadaan desa mendapatkan perhatian yang otonomi daerah yang mengamanatkan
serius dari pemerintah pusat dengan dilaksanakannya perencanaan pembangunan
melahirkan kebijakan-kebijakan terkait dari bawah (Bottom- up planning) (Soemantri,
pemberdayaan ekonomi yang dilakukan 2011).
dengan cara menghimpun dan melembagakan Sejak UU Desa No. 6 Tahun 2014
kegiatan ekonomi masyarakat. Tahun 2015 diterbitkan, semakin melegitimasi penguatan
merupakan tahun pertama dilaksanakannya pengembangan Badan Usaha Milik Desa. Ide ini
UU No.6 Tahun 2014 Tentang desa, yang menjadi bagian penting dari bentuk
merupakan bagian dari ikhtiar mencapai pemberdayaan ekonomi masyarakat di tingkat
keberdayaan negara dan bangsa Indonesia desa sejak dimasukkan dalam klausul penting
dari kemandirian desadesanya. Adapun untuk UU Desa. BUMDes ini mirip Badan Usaha Milik
mewujudkan desa yang mandiri diperlukan Negara (BUMN) di tingkat pemerintah pusat
adanya strategi pembangunan. atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di
Kementerian Negara Pembangunan tingkat pemerintahan daerah. Sebagaimana
Daerah Tertinggal (KPDT) yang telah diatur dalam UU, BUMDes adalah badan usaha
melakukan perubahan paradigma yang dimiliki pemerintah dan masyarakat di
pembangunan daerah tertinggal yang tingkat desa atau kerja sama antar desa yang
sebelumnya berbasis pada kawasan menjadi mekanisme pembentukannya melalui
berbasis pada pedesaan (Based on village). musyawarah desa.
Dengan demikian, skala prioritas yang Sei Jawi-jawi merupakan salah
dilakukan KPDT bagi pembangunan daerah satu desa yang ada di Kecamatan Sei Kepayang
berbasis pedesaan antara lain mencakup: (1) Barat Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera
pengembangan kelembagaan; (2) Utara. Desa Sei Jawi-jawi mengembangkan
pemberdayaan masyarakat; (3) BUMDes yang diberi nama BUMDes Maju
pengembangan ekonomi lokal, dan (4) Bersama.
pembangunan sarana dan prasarana. Skala BUMDes Maju bersama ini dibentuk
prioritas tersebut diharapkan mampu dengan kesepakatan bersama melalui
menstimulus dan menggerakkan roda musyawarah Pemerintah Desa, Badan
perekonomian di pedesaan dengan Perrmusyawaratan Desa dan Masyarakat Desa.
didirikannya lembaga ekonomi desa, yakni BUMDes Maju Bersama ini bergerak di bidang
salah satunya adalah BUMDes (Badan Usaha Bank Desa/simpan pinjam sebagai prioritas
Milik Desa). utamanya. Dalam tahun 2016 BUMDes Maju
BUMDes merupakan lembaga usaha desa Bersama membukukan laba bersih (SHU)
yang dikelola oleh masyarakat dan sebesar Rp. 25.376.625 juta dengan modal
pemerintahan desa dalam upaya memperkuat awal sebesar Rp. 44 juta. Hal ini disampaikan
perekonomian desa dan dibentuk berdasarkan Rabiah, Ketua BUMDes Maju Bersama dalam
kebutuhan dan potensi desa. BUMDes acara laporan tahunan BUMDes Maju Bersama
merupakan pilar kegiatan ekonomi di desa Tahun 2016 di Aula Kantor Desa Sei Jawi-jawi.

170
PERSPEKTIF, 9 (2) (2020): 168-182

Dari hasil laba bersih itu, dialokasikan menjelaskan definisi modal sosial adalah
40% untuk dana penguatan modal, 20% untuk jumlah sumber-sumber daya, aktual atau
Pendapatan Asli Desa (PADes), 20% untuk virtual (tersirat) yang berkembang pada
dana pengurus, 10% dana cadangan serta seorang individu atau sekelompok individu
masing-masing 5% untuk dana sosial dan karena kemampuan untuk memiliki suatu
pendidikan. Setahun berdirinya BUMDes Maju jaringan yang dapat bertahan lama dalam
Bersama ini langsung memberikan kontribusi hubungan-hubungan yang lebih kurang telah
dalam pembangunan ekonomi Desa dan diinstitusikan berdasarkan pengetahuan dan
kesejahteraan masyarakat Desa. pengenalan timbal balik. Konsep definisi
Ibu Rabiah selaku ketua BUMDes modal sosial lainnya yang sering digunakan
menjelaskan bahwa partisipasi masyarakat adalah menurut Coleman (dalam Yustika,
sangat aktif untuk mengembangkan BUMDes 2013:111) yang mendefinisikan modal sosial
Maju Bersama, sehingga diklaim berdampak menurut fungsinya yaitu modal sosial itu
pada peningkatan kesejahteraan ekonomi bukanlah entitas tunggal, tetapi entitas
masyarakat. Prinsip transparansi secara majemuk yang mengandung dua elemen
terperinci dalam menyampaikan laporan ertama, modal sosial mencakup beberapa
tahunan BUMDes Maju Bersama, menjadi aspek dari struktur sosial. Kedua modal sosial
pertama yang melaporkan hasil memfasilitasi tindakan tertentu dari pelaku
pertanggungjawaban se-Kabupaten Asahan. dalam struktur tersebut.
Dalam 1 (satu) tahun beroperasi Modal sosial selama ini dipandang
BUMDes di Desa Sei Jawi-jawi telah memiliki peran dalam pengembangan suatu
menunjukkan kontribusnya terhadap masyarakat dan menjadi kunci keberhasilan.
pembangunan ekonomi desa. Hal ini kemudian Komponen modal sosial yaitu rasa saling
sangat menarik diteliti untuk memahami percaya, jaringan kerjasama dan norma, dinilai
proses terbentuknya Badan Usaha Milik Desa mempunyai hubungan positif dengan
dan bagaimana peran modal sosial dalam pertumbuhan ekonomi wilayah terutama
pengelolaan badan usaha milik desa sehingga dalam interaksi ekonomi baik di negara
mampu menggerakan pembangunan ekonomi berkembang maupun di negara maju
Desa Sei Jawi-Jawi Kecamatan Sei Kepayang (Vipriyanti, 2011).
Barat. Meskipun sudah berjalanan selama 3 Pentingnya peran modal sosial dalam
tahun namun BUMDes Maju Bersama memiliki pembangunan tersebut tentu saja ada
beberapa masalah dalam pengembangannya. hubungannya dengan pembangunan ekonomi
Berdasarkan Wawancara dari Ibu Rabiah desa yaitu pengelolaan BUMDes. Bahkan
selaku ketua BUMDes Maju Bersama, beliau pentingnya modal sosial dalam pengelolaan
mengatakab bahwa dalam pengembangan ini BUMDes ini akan memberikan keuntungan
masih ada beberapa masalah yang kami alami yang baik terhadap individu maupun
yaitu kami masih membutuhkan banyak modal kelompok penerima manfaat sebab Modal
untuk pengelolaan BUMDes ini karena banyak sosial akan mengacu kepada hubungan antar
permintaan masyarakat untuk peminjaman invidu yakni kepercayaan, norma dan jaringan
uang/modal untuk kelangsungan usaha yang timbul dari individu ataupun kelompok
mereka kemudian masalah berikutnya adalah tersebut.
ada juga beberapa masyarakat yang masih Berdasarkan paparan di atas, maka
menunggak pembayran pinjaman mereka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dalam arti masih ada masyarakat yang belum tesis dengan Judul Peran BUMDes Maju
melunasi hutangnya, kemudian kami juga Bersama dalam Pengelolaan Badan Usaha
membutuhkan pelatihan BUMDes sehingga Milik Desa Sei Jawi-jawi Kecamatan Sei
BUMDes ini tidak hanya bergerak di usaha Kepayang Barat Kabupaten Asahan Provinsi
simpan pinjam namun bisa kami kembangkan Sumatera utara.
kepada bidang lain.
Melihat dari situasi dan Kondisi BUMDes METODE PENELITIAN
Maju Bersama yang sudah dianggap berhasil Adapun jenis penelitian dalam tesis ini
maka hal inilah mendorong peneliti untuk adalah deskriptif kualitatif. Dalam penelitian
mengkaitkan dengan Konsep Modal Sosial. deskkriptif kualitatif ini mengidentifikasi
Menurut Bourdieu (dalam Davin W, 2009:38) tentang proses pembentukan BUMDes Maju

171
Zulpahmi, Badaruddin & Humaizi, Peran Modal Sosial dalam Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa Maju

Bersama di Desa Sei Jawi-jawi. Dari proses mencakup tentang sejarah berdirinya BUMDes,
tahapan pembentukan BUMDes Maju Bersama peran kepercayaan, norma dan jaringan dalam
di Desa Sei Jawi-jawi, dan juga menganalisis Pengelolaan dan pengoperasian BUMDes Maju
peran Modal Soisal dalam pengelolaan Badan Bersama di Desa Sei Jawi-jawi Kecamatan Sei
Usaha Milik Desa Maju Bersama di Desa Sei Kepayang Barat.
Jawi-jawi Kecamatan Sei Kepayang Barat. Dalam penelitian ini, dokumen internal
Penelitian tesis ini dilakukan di Desa Sei yang digunakan antara lain struktur Profil
Jawi-jawi Kecamatan Sei Kepayang Barat Desa Sei Jawi-jawi, Buku Kecamatan Dalam
Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera utara. Angka, data tingkat pengangguran, profil
Adapun alasan mengambil penelitian pada BUMDes, Peraturan Desa tentang BUMDes,
BUMDes Maju Bersama karena BUMDes ini Standar Operasional Prosedur serta laporan
merupakan salah satu BUMDes yang berhasil pertanggungjawaban BUMDes Maju Bersama.
di Kabupaten Asahan dan dapat memberikan Sedangkan dokumen eksternal yang
kontribusinya kepada pembangunan Desa Sei digunakan peneliti antara lain adalah koran-
Jawi-Jawi. BUMDes Maju Bersama mampu koran local yang memuat berita tentang
memberikan Kontribusi berupa menambah BUMDes Maju Bersama. Selain itu juga peneliti
PADesa. Selain dapat memberikan kontribusi melakukan pencarian (searching) berita-berita
terhdap PAD Desa, Dalam pengelolaannya yang berkaitan dengan pengelolaan Badan
BUMDes ini juga cukup baik dalam Usaha Milik Desa.
memberikan laporan tahunan terhadap Kegiatan pengamatan terhadap objek
perkembangan BUMDes Maju Bersama. penelitian ini untuk memperoleh keterangan
Adapaun waktu pelaksanaan penelitian ini data yang lebih akurat mengenai hal-hal yang
dilakukan pada tahun 2018 diteliti serta untuk mengetahui relevansi
Penetapan informan dalam penelitian ini antara jawaban informan dengan kenyataan
didasari dari kapasitas yang menyangkut yang terjadi di lapangan. Aspek observasi
konsep penelitian yaitu Peran Modal Sosial dalam penelitian ini adalah pengamatan
dalam Pembentukan dan Pengelolaan BUMDes terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan
Maju. Bersama di Desa Sei Jawi-Jawi oleh pengurus BUMDes dan Pemerintah Desa.
Kecamatan Sei Kepayang Barat. Beberapa Adapun kegiatan yang diamati di
informan ini dapat memberikan berbagai data lapangan adalah peneliti melihat dan
untuk dapat menjawab permasalahan mengamati proses kegitan simpan pinjam yang
penelitian. Adapun informan dalam penelitian dilakukan oleh BUMDes Maju Bersama.
ini adalah sebagai berikut: Kepala Desa Sei Adapun kegiatan tersebut dilakukan di Kantor
Jawi - Jawi Kecamatan Sei Kepayang Barat. BUMDes Maju Bersama. Kemudian Peneliti
Perangkat Desa Sei Jawi-Jawi sebanyak 1 juga mengamati Buku dan Dokumen
(satu) orang. Pengurus BUMDes Sei Jawi-jawi penunjang BUMDes. Dokumen tersebut
Kecamatan Sei Kepayang Barat sebanyak 3 merupakan dasar hukum pengurus BUMDes
(tiga) orang. Masyarakat Desa pengguna untuk melakukan pengelolaan BUMDes.
layanan BUMDes sebanyak 7 (tujuh) orang. Dokumen tersebut berupa Laporan Tahunan
Pihak-pihak yang memahami BUMDes yaitu BUMDes, Perdes tentang pembentukan
Pengawas BUMDes sebanyak 1 (orang). BUMDes Maju Bersama dan AD/ART serta
Teknik Pengumpulan Data Wawancara Standar Operasional Prosedur (SOP). Selain
dilakukan menggunakan pendekatan dalam bentuk dokumen, laporan kamajuan
wawancara semi terstruktur dengan BUMDes Maju Bersama juga dituangkan di
menggunakan petunjuk umum atau panduan Papan Tulis pengumuman Kantor BUMDes
wawancara. Wawancara ini dilakukan dengan Maju Bersama. Dalam Papan Tulis tersebut
Kepala Desa Sei Jawi-jawi, pengurus BUMDes ditulis kemajuan BUMDes, Saldo BUMDes dan
Maju Bersama, petugas Pemerintahan Desa, Pinjaman masyarakat serta tunggakan
Pengawas BUMDes dan masyarakat Desa yang pinjaman masyarakat desa.
mendapatkan bantuan pinjaman dari BUMDes Sumber Data yang digunakan dalam
Maju Bersama. Pemilihan subjek wawancara penelitian ini adalah sebagai berikut: Data
ini dengan mempertimbangkan pengetahuan primer, berdasarkan hasil wawancara dari
subjek tentang informasi yang akan para informan dan buku laporan BUMDes Sei
ditanyakan. Aspek pertanyaan wawancara Jawi-jawi Kecamatan Sei Kepayang Barat

172
PERSPEKTIF, 9 (2) (2020): 168-182

Data Sekunder didapatkan dari buku- usaha sehingga meningkatkan kehidupan


buku, jurnal, hasil penelitian terdulu, ekonomi masyarakat desa.
peraturan-peraturan dan media massa. Dengan dibentuknya BUMDes Maju
Langkah yang dilakukan dalam Bersama memberikan kemudahan kepada
menganalisis data adalah; Pengumpulan data masyarakat untuk memperoleh modal untuk
adalah mencari, mencatat, serta mengembangkan usaha masyarakat Desa Sei
mengumpulkan data secara objektif dan apa Jawi-jawi. Namun peminjaman uang hanya
adanya sesuai dengan hasil wawancara dengan diperuntukan kepada masyarakat yang
informan penelitian dan dokumen di lapangan mempunyai usaha untuk menambah modal
yang berkaitan dengan pembentukan dan usaha bukan untuk kebutuhan membeli alat
pengelolaan BUMDes Maju Bersama di Desa rumah tangga atau sebagainya.
Sei Jawi-jawi Kecamatan Sei Kepayang Barat. Malik (2016) menyatakan bahwa
Dalam penelitian ini peneliti mereduksi Pembentukan BUMDes dimaksudkan sebagai
dan memilah data hasil observasi, wawancara, upaya bersama antara masyarakat dengan
maupun dokumentasi. Karena data yang pemerintah desa untuk mengembangkan
diperoleh dari lapangan masih kompleks dan potensi ekonomi desa dan kebutuhan
bersifat mentah. Maka peneliti hanya akan masyarakat guna mengingkatkan
memilih data yang benar-benar relevan kesejahteraan seluruh masyarakat dan
berkaitan dengan peran modal sosial dalam berkontribusi bagi pendapatan desa.
pembentukan Badan Usaha Milik Desa Maju Salah satu Tujuan pembentukan atau
Bersama di Sei Jawi-Jawi Kecamatan Sei Pendirian Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
Kepayang Barat. berdasarkan Permendesa PDT dan
Data disajikan dalam bentuk teks narasi Transmigrasi NO. 4 Tahun 2015 adalah untuk
untuk menjelaskan proses pembentukan dn meningkatkan perekonomian desa dan
pengelolaan Badan Usaha Milik Desa Maju meningkatkan usaha masyarakat dalam
Bersama di Desa Sei Jawi-jawi serta peran pengelolaan potensi ekonomi desa. Sasaran
modal sosial terhadap pembentukan dan dari pembentukan BUMDes ini adalah untuk
pengelolaan Badan Usaha Milik Desa Maju melayani masyarakat desa dalam
Bersama. Dari data yang telah disajikan mengembangkan usaha produktif.
tersebut kemudian diolah berdasarkan teori- Malik (2016) menjelaskan bahwa
teori yang telah dikemukakan sebelumnya Pendirian BUMDes dimaksudkan sebagai
untuk memperoleh gambaran secara jelas. upaya bersama antara masyarakat dengan
Keseluruhan data yang telah diolah peneliti pemerintah desa, untuk mengembangkan
tersebut kemudian dikumpulkan menjadi satu potensi ekonomi desa dan kebutuhan
oleh peneliti kemudian disajikan hingga masyarakat guna meningkatkan kesejahteraan
mencapai tahap kesimpulan. seluruh masyarakat dan berkontribusi bagi
Pengambilan kesimpulan diarahkan pendapatan desa. Namun pendirian BUMDes
kepada hal-hal yang umum untuk mengetahui hendaknya dipersiapkan dengan baik dan
jawaban dari permasalahan. Permasalahan matang agar tidak menimbulkan
penelitian ini berkaitan dengan Modal Sosial permasalahan dikemudian hari.
dalam pembentukan dan pengelolaan Badan Pembentukan BUMDes Maju Bersama di
Usaha Milik Desa Maju Bersama di Desa Sei Desa Sei Jawi-jawi dilakukan dengan beberapa
Jawi-jawi Kecamatan Sei Kepayang Barat Tahapan. Adapun tahap-tahapnya adalah
sebagai berikut: Tahap Pertama (Pra
HASIL DAN PEMBAHASAN Musyawarah Desa): Melakukan Sosialisasi
Proses Pembentukan BUMDes Maju kepada warga Desa Sei Jawi-jawi mengenai
Bersama pembentukan BUMDes. Sosialisasi yang ini
Pembentukan BUMDes Maju Bersama di dilakukan dengan tujuan untuk memberikan
Desa Sei Jawi-jawi memiliki peran yang pemahaman kepada masyarakat tentang
penting dalam perkembangan ekonomi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), bagaimana
masyarakat Desa Sei Jawi-jawi. BUMDes Maju cara kerja nya dan bagaimana cara
Bersama mulai berproses pada akhir 2015. pembentukan serta keuntungan dengan
Dengan dibentuknya BUMDes ini dapat adanya BUMDes. Dalam sosialisasi tersebut
membantu masyarakat desa dalam pemodalan juga menampung ide atau gagasan serta saran

173
Zulpahmi, Badaruddin & Humaizi, Peran Modal Sosial dalam Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa Maju

dari masyarakat atau pemerintah desa untuk Tahap Kedua (Musyawarah Desa),
kelangsungan terbentuknya BUMDes. Kegiatan Undang-undang No.6 Tahun 2014 tentang
sosialisasi ini dihadiri oleh stakeholder terkait Desa menyebutkan bahwa Musyawarah Desa
dan masyarakat setempat. Bapak Daud selaku atau yang disebut dengan nama lain adalah
Kepala Desa Sei Jawi-jawi menjelaskan bahwa Musyawarah antara Badan Permusyawaratn
ada beberapa orang yang hadir pada acara Desa, Pemerintah Desa dan unsur masyarakat
sosialisasi tentang pembentukan BUMDes yang diselenggarakan oleh Badan
Maju Bersama diantaranya adalah pihak Permusyawaratan Desa untuk menyepakati
Pemerintah Kabupaten sebagai Narasumber, hal yang bersifat startegis. Pada Pasal 54
pihak Kecamatan, Pemerintah Desa, BPD, LPM, Undang-undang Desa bahwa lebih lanjut
Tokoh Agama dan Tokah Masyarakat. Dan menjelaskan salah satu hal yang dianggap
harapan kami program BUMDes Maju Bersama startegis adalah pembentukan BUMDes.
dapat berjaya sampai kedepannya serta dapat Kegitan Musyawarah Desa dilakukan untuk
dukungan dari seluruh masyarakat desa Sei mendapatkan kesepakatan tentang
Jawi-jawi. pembentukan Badan Usaha Milik Desa
Melakukan pembahasan mengenai (BUMDes). Musyawarah ini dihadiri oleh Ketua
pemetaan kebutuhan warga desa. Melakukan BPD, Anggota BPD, Perangkat Desa dan
kajian ringkas mengenai potensi apa yang ada perwakilan Masyarakat dan Musyawarh
di desa dan apa saja yang dibutuhkan oleh dipimpin langsung Kepala Desa dan Ketua
masyarakat desa untuk menunjang dan BPD.
mengembangkan ekonomi desa. Pada hal ini Adapun hal-hal pokok yang dibahas
masyarakat Desa Sei Jawi-jawi membutuhkan dalam Musyawarah Desa meliputi:
modal usaha untuk mengembagkan usaha Menyampaikan hasil pemetaan dan jenis
yang mereka jalani. usaha. Hasil pemetaan dan pemilihan jenis
Penyusunan Draf Anggaran Dasar dan usaha yang dibentuk untuk BUMDes Maju
Anggaran Rumah Tangga BUMDes Maju Bersama disampaiakan pada Musyawarah
Bersama. Penyusunan Draf Anggaran Dasar Desa, dan Musyawarah Desa ini dihadiri oleh
dan Anggaran Rumah Tangga BUMDes Pihak-pihak terkait seperti Pemerintah Desa,
dilakukan oleh perangakat Pemerintah Desa BPD, dan Tokoh Masyarakat. Menyepakati
beserta masyarakat. Draf AD/ART inilah yang pendirian BUMDes sesuai dengan kondisi
akan dibahas ketika Musyawarah Desa. Bapak ekonomi.
Heri selaku Sekdes Sei Jawi-jawi mengatakan Membahas AD/ART. Malik (2016)
bahwa pihak Desa membentuk tim untuk menjelaskan bahwa AD/ART BUMDes adalah
menyusun Draf AD/ART dan kami juga dokumen penting yang menunjukkan tata
berkonsultasi kepada pihak kecamatan yaitu kelola BUMDes dan Mekanisme
Kasi PMK Kecamatan Sei Kepayang Barat dan pertanggungjawabannya sebagai lembaga
Dinas PMD Kabupaten Asahan untuk tindak ekonomi yang melaksanakan usaha bisnis
lanjut penyusunan AD/ART untuk BUMDes milik desa. Pada dasarnya Anggaran dasar
Maju Bersama. BUMDes memuat paling sedikit Nama, Tempat,
Menentukan kriteria kepengurusan Kedudukan, Maksud dan Tujuan, Modal,
organisasi pengelola BUMDesa.. Dalam Kegiatan Usaha, Jangka Waktu berdirinya
penentuan kriteria kepengurusan BUMDes BUMDes, Organisasi pengelola serta tata cara
Maju Bersama harus memiliki komitmen yang penggunaan dan pembagian keuntungan.
kuat dalam pengembangan ekonomi desa serta Ibu Rabiah selaku Ketua BUMDes
memahami kondisi Desa Sei Jawi-jawi. Bapak mengatakan bahwa pada musyawarah Desa
Heri selaku Sekdes mengatakan bahwa kriteria kemaren kami membahas tentang anggaran
yang kami pilih sebagai pengurus BUMDes dasar Badan Usaha Milik Desa bersama
adalah memiliki pemahan dan pengalaman seluruh peserta musyawarah, jadi isi dari
mengenai pengelolaan keuangan serta pembahasannya ada mengenai lokasi dari
berkomitmen untuk kemajuan BUMDes dan BUMDes , Visi dan Misi dan juga asas, fungsi
juga pengurusnya harus berdomisili di desa ini dan prinsip dibangunnya BUMDes Maju
sehingga beliau paham tentang kondisi Desa Bersama. Kami juga membuat AD/ART
Sei Jawi-jawi. BUMDes Maju bersama dalam bentuk
dokumen/berkas jadi dokumen tersebut

174
PERSPEKTIF, 9 (2) (2020): 168-182

sebagai arsip dan pertanggungjawaban kami dari BUMDes Maju Bersama Desa Sei Jawi-Jawi
dalam mengelola BUMDes Maju Bersama. ini berasal dari penyertaan modal desa yang
Pemilihan kepengurusan atau pengelola dialokasikan pada APBDes kemudian
BUMDes Maju Bersama. Pemilihan diberikan kepada pengurus BUMDes untuk
kepengurusan BUMDes harus sesuai dengan dikelola, kemaren kai mendapatkan
kriteria dan kentuan yang berlaku. penyertaan modal sebesar Rp. 44.644.439. itu
Persyaratan dan kriteria menjadi lah modal awal kami untuk mengelola BUMDes
kepengurusan BUMDes menurut pasal 14 Maju Bersama ini.
Permendesa PDT dan Transmigrasi No.4 Tahap Ketiga (Pasca Musyawarah Desa).
Tahun 2015 tentang BUMDes meliputi Menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang
masyarakat Desa yang meiliki jiwa wirausaha, Penetapan Pendirian Badan Usaha Milik Desa
berdomisili dan menetap di Desa sekurang- yang mengacu pada UU Desa, Peraturan
kurangnya 2 (dua) Tahun, kepribadian baik, Pelaksanaan dan Peraturan Menteri Desa,
jujur, adil, cakap, dan perhatian terhadap Pembangunan Daerah Tertinggal dan
usaha ekonomi Desa, dan berpendidikan Transmigrasi. Dalam Pemendagri No.111
minimal SLTA atau sederajat. Tahun 2015 tentang Pedoman Teknis
Pemerintah Desa dan masyarakat telah Peraturan di Desa menerangkan bahwa
memilih kepengurusan BUMDes sesuai dengan Peraturan Desa adalah peraturan perundang-
peraturan yang berlaku serta memilih undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa
pengurus yang memilki pengetahuan tentang setelah dibahas dan disepakati bersama Badan
pengelolaan keuangan serta memiliki Permusyawaratan Desa (BPD). Rancangan
komitmen yang tinggi untuk mengelola Peraturan Desa mengenai pembentukan dan
BUMDes menjadi usaha yang menguntungkan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa disusun
bagi masyarakat dan pemerintah Desa. oleh pihak pemerintah desa untuk dibahas
Penyampaian Sumber Pemodalan bersama Badan Permusyawaran Desa. Bapak
BUMDes Maju Bersama. Penyampaian Heri selaku Sekdes Sei Jawi-jawi menjelaskan
Pemodalan BUMDes dibahas pada pelaksanaan bahwa kami membuat rancangan perdes
Musyawarah Desa. Malik (2016) mengatakan mengenai pembentukan dan pengelolaan
Modal awal BUMDes berasal dari pernyataan BUMDes Maju Bersama setelah acara
modal desa yang dialokasikan melalui musyawarah desa mengenai pembentukan
anggaran pendapatan dan belanja desa BUMDes Maju Bersama selesai kemudai
(APBDes). Modal awal untuk BUMDes tidak rancangan itu dibahas bersama Badan
harus berasal atau dialokasikan dari transfer Permusyaratan Desa Sei Jawi-jawi.
dana desa. Modal awal untuk BUMDes dapat Dari paparan Sekdes di atas bahwa
diaolokasikan dari dana manapun yang sudah ketika Musyawarah Desa mengenai
masuk ke rekening desa sebagai pendapatan pembentukan BUMDes Maju Bersama di Desa
desa di dalam APBDes. Sei Jawi-jawi selesai dan mendapat
UU No.6 Tahun 2014 tentang Desa kesepakatan bersama maka pihak Pemerintah
menjelaskan Pendapatan Desa terdiri dari 7 Desa membuat suatu rancangan Peraturan
(tujuh) sumber yaitu Pendapatan Asli Desa, Desa tentang Pembentukan dan Pengelolaan
Transfer Dana Desa dari APBN, Bagian dari Badan Usaha Milik jDesa Maju Bersama.
hasil pajak daerah dan retribusi daerah Rancangan ini dibahas bersama Badan
Kabupaten/Kota (paling sedikit 10% dari Permusyawaratan Desa Sei Jawi-jawi.
pajak dan retribusi daerah, Alokasi Dana Desa Pembahasan Rancangan Peraturan
(ADD) yang merupakan bagian dari dana Desa dilakukan bersama-sama antara
perimbangan yang diterima Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa dan Badan
Bantuan Keuangan dari Anggaran Pendapatan Permusyawaran Desa. Setelah BPD
dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota, Hibah
menyetujui atas Rancangan Peraturan
dan sumbangan yang tidak mengikat dari
Desa tersebut maka akan ditetapkan
pihak ketiga dan lain-lain pendapatan desa
yang sah seperti contoh kerjasama dengan Peraturan Desa tentang Pendirian Badan
pihak ketiga atau bantuan perusaan/CSR. Usaha Milik Desa. Penetapan Peraturan
Ibu Rabiah selaku Ketua BUMDes Desa tentang Penetapan Pendirian Badan
menjelaskan bahwa sumber pemodalan awal Usaha Milik Desa.

175
Zulpahmi, Badaruddin & Humaizi, Peran Modal Sosial dalam Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa Maju

Peran Modal Sosial terhadap Pengelolaan Modal sosial bentuk jaringan yang
BUMDes Maju Bersama dibangun dalam pengelolan BUMDes
Modal sosial diyakini sebagai salah satu memungkinkan terjadinya kemudahan
komponen dalam menggerakkan mendapatkan dukungan dalam pemberdayaan
kebersamaan, mobilitas ide, saling percaya, ekonomi masyarakat, kemudahan
dan saling menguntungkan untuk mencapai mendapatkan informasi kebutuhan
tujuan bersama. Fukuyama (2001) masyarakat pemanfaatan BUMDes, perasaan
menyakinkan bahwa modal sosial memegang ikut memiliki, memperkuat komitmen kerja,
peran yang sangat penting dalam kemudahan menyusun rencana kerja, dan
memfungsikan dan memperkuat kehidupan terjaminnya pemenuhan kebutuhan pemanfaat
masyarakat moderen. Modal sosial adalah BUMDes serta peningkatan pelayanan bagi
kombinasi norma-norma yang berada dalam masyarakat pemanfaat BUMDes agar tetap
sistem sosial yang mengarah pada peningkatan terpuaskan.
kerja sama antar anggota masyarakat. Secara Berdasakan penelitian yang telah
konseptual modal sosial bisa dikatakan sangat dilakukan, ditemukan bahwa dalam
bergantung kepada hubungan sosial. pengelolaan BUMDes Maju Bersama ada pihak-
Implikasinya jika dilihat pada individunya pihak yang tergabung atau terlibat dalam
maka fitur yang dimaksud adalah norma, nilai- pembentukan dan pengelolaan BUMDes Maju
nilai atau secara umum kekayaan budaya Bersama, adapun pihak-pihak yang terlibat
struktural. Jika dengan fitur tersebut berhasil anatara lain:
diciptakan dalam sebuah relasi antara manusia Masyarakat Desa Jawi-jawi. Jaringan ini
dengan manusia lainnya maka secara tidak terbentuk karena masyarakat Desa Jawi-jawi
langsung sesungguhnya telah tercipta apa yang sebagai anggota pengelola BUMDes Maju
disebut oleh fukuyama sebagai modal sosial. Bersama melalui rekruitmen anggota
Hasil dari musyawarah dan rembuk pengelola BUMDes bergerak bersama kepala
warga, Pemerintah Desa Sei Jawi-jawi Desa Sei Jawi-jawi membentuk BUMDes Maju
menetapkan pendirian BUMDes Maju Bersama Bersama. Masyarakat Desa Sei Jawi-jawi juga
Desa Sei Jawi-jawi pada tanggal 02 Oktober sebagai nasabah atau mitra usaha BUMDes
2015, Musyawarah tersebut dihadiri oleh Maju Bersama dalam berinvestasi demi
Kepala Desa, BPD, Tokoh Masyarakat dan kelangsungan BUMDes Maju Bersama.
Tokoh Agama Desa. Berdirinya BUMDes Setiap masyarakat Desa sei jawi-jawi
tersebut juga didasari oleh keputusan Kecamatan Sei Kepayang Barat boleh
diterbitkannya Undang-Undang No 8 Tahun mengajukan permohonan pinjaman dana
2005 tentang perubahan atas Undang-Undang kepada BUMDes Maju Bersama namun
No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah demikian masyarakat harus memenuhi
sebagaimana diamanatkan dalam Bab VII persyaratan yang telah ditetapkan oleh
bagian kelima yang menyatakan Pemerintah pengurus Bumdes Maju Bersama sehingga
Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik permohonan pinjaman segera diproses dan
Desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi ditindaklanjuti oleh pengurus BUMDes Maju
desa. Dengan harapan dapat meningkatkan Bersama.
pendapatan masyarakat desa tersebut. BUMDes Maju Bersama, juga melakukan
Pendirian BUMDes Maju Bersama juga musyawarah kepada tokoh masyarakat dan
diperkuat dengan penetapan Peraturan Desa Kepala Desa. Musywarah ini dilaksanakan di
Sei Jawi-jawi tentang Pembentukan BUMDes Kantor Balai Desa Sei Jawi-jawi, karena kantor
Maju Bersama Desa Sei Jawi-jawi. BUMDes Maju Bersama terletak 1 (satu) lokasi
Peran Jaringan. Jaringan sosial adalah dengan Balai Desa. Tujuan dilakukannya
suatu hubungan sosial yang melibatkan musyawarah ini untuk membentuk pola
sekelompok orang dengan nilai-nilai atau pikiran masyarakat, untuk bersama
norma-norma informal disamping nilai-nilai membangun dan mengembangkan potensi
atau norma-norma yang diperlukan untuk desa yang dimiliki serta mengevaluasi
dapat menghubungkan orang yang dipandang mengenai keberadaan BUMDes.
sebagai titik dan hubungan sosial dipandang Selain melakukan musyawarah tahunan,
sebagai suatu saluran untuk mengalirkan BUMDes maju bersama juga memberikan
sesuatu. santunan atau bantuan kepada masyarakat

176
PERSPEKTIF, 9 (2) (2020): 168-182

kurang mampu berupa paket sembako. ketiga semakin memberikan sedikit kemajuan
Keberadaan BUMDes Maju bersama ini terhadap BUMDes,
pastinya memiliki manfaat terhadap desa sei Melakukan jaringan kepada pihak ketiga
jawi-jawi dan juga kepada masyarakat diharapkan mampu mengembangkan BUMDes
setempat. Adanya bantuan pendanaan ini Maju Bersama menjadi lebih baik. Hal ini lah
memberikan keringanan kepada masyarakat yang dilakukan oleh pengurus BUMDes
dalam pemodalan usaha mereka. melakukan kerjasama kepada pihak ketiga
Dari penjelasan ibu Misbun tersebut yang ada di Desa Sei Jawi-jawi. Walupun hanya
bahwa dengan adanya BUMDes maju Bersama 2 (dua) Cv yang berjejaring dengan BUMDes
ini memberikan kemudahan bagi masyarakat Maju Bersama namun harapan dari pengurus
desa untuk memperoleh modal usaha. BUMDes, mereka mampu mengembangkan
Terbentuknya BUMDes ini sangat bermanfaat dan bisa bekerjasama dengan BANK Komersial
bagi masyarakat, manfat lain adalah adanya yang ada di Desa Sei Jawi-jawi.
keuntungan dari kedua belah pihak, yang Adanya peran jaringan ini memberikan
mana BUMDes memperoleh keuntungan dari keuntungan bagi BUMDes dan juga pihak yang
hasil persen pinjaman modal tersebut bersangkutan. Sehinga keberadaan jaringan
sehingga dapat menambah PADes kepada Desa menumbuhkan kerjasama yang baik antara
sei jawi-jawi. Begitu pula dengan masyarakat, keduanya. Hal ini juga berkaitan dengan
manfaat yang diterima adalah mereka penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
mendapatkan modal untuk mengembangkan Syahputra (2015). Penelitian tersebut
usaha dan ekonomi masyarakat tersebut membahas tentang BUMDes Al-Madina dalam
Instansi Pemerintah. Kedudukan Perspektif Modal Sosial James S. Coleman
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Maju (Penelitian tentang Pengembangan
Bersama dalam hal ini adalah membantu Perekonomian Desa). Hasil temuan dari
pemerintahan daerah untuk mendorong penelitiannya adalah modal sosial untuk
berkembangnya perekonomian desa melalui pengembangan ekonomi Desa Tumerejo
kreativitas peluang usaha ekonomi produktif melalui serangkaian hubungan yang dilakukan
(berwirausaha) dan juga membantu oleh BUMDes Al-Madina dengan pihak lain
Pemerintah Desa untuk memperoleh yang berkompeten berperan menciptakan
pendapatan asli Desa Sei Jawi-jawi. jaringan sosial dalam bentuk kerjasama.
Dari hasil wawancara terhadap Kepala Keberadaan jaringan sosial tersebut
Desa Sei Jawi-jawi bahwa Badan Usaha Milik menciptakan lingkaran kerjasama dalam
Desa (BUMDes) Maju Bersama telah mampu pelaksanaan program pengembangan ekonomi
memberikan kontribusinya kepada Desa Sei desa. Adanya jaringan sosial memberikan
jawi-jawi, salah satunya adalah BUMDes manfaat bagi terbukanya pengetahuan,
mampu menambah Pendaparan Asli Desa informasi, pengalaman dan akses kekuasaan
(PADes). Hal ini dibuktikan dengan laporan bagi terbentuknya sember daya manusia yang
tahunan BUMDes Maju Bersama. berkualitas sehingga pengembangan BUMDes
Pihak Swasta (Pihak Ketiga). UD Izzara Al-Madina dapat berkembang sampai saat ini.
dan CV Akbar Jaya merupakan pihak swasta penelitian tersebut berkaitan dengan
atau pihak ketiga yang mengembangkan pola penelitian ini bahwa dibutuhkan modal sosial
kemitraan dengan BUMDes Maju Bersama. supaya BUMDes dapat beroperasi dengan baik.
Kedua instansi swasta ini, tentu memberikan Dan adanya peran jaringan sosial sangat
sumbangsih besar untuk meningkatkan membantu dalam pengelolaan BUMDes sebab
pembangunan ekonomi Desa Sei Jawi-jawi. jaringan sosial membentuk kerjasama antara
Jaringan yang terbangun diantara BUMDes Sei BUMDes dengan Masyarakat sehingga akan
Jawi-jawi dengan pihak ketiga ini, diperoleh mitra kerja.
menunjukkan adanya hubungan yang saling Penelitian terdahulu yang juga berkaitan
menguntungkan dari segi bisnis. dengan penelitian ini adalah Yudiardi (2015)
Di satu sisi pihak ketiga menjadi salah- Beliau membahas tentang Strategi
satu roda penggerak aktivitas perekonomian Pengembangan BUMDes Dalam Meningkatkan
di BUMDes Maju Bersama, di sisi lain Perekonomian Masyarakat Pedesaan
permodalan BUMDes Maju Bersama ke pihak Kabupaten Garut. Adapun kesimpulan dari
penelitiannya adalah Perumusan strategi

177
Zulpahmi, Badaruddin & Humaizi, Peran Modal Sosial dalam Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa Maju

pengembangan BUMDes dilakukan dengan anggaran rumah tangga (AD/ART) Badan


menganalisis faktor internal dan eksternal Usaha Milik Desa (BUMDes) Maju Bersama
BUMDes. Analisis tersebut digunakan untuk yang diresmikan pada 02 Oktober 2015 di
mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan Desa Jawi-jawi. AD/ART ini digunakan untuk
ancaman yang dimiliki oleh BUMDes. Hasil menjalankan organisasi/lembaga sosial Badan
analisis kemudian digunakan untuk Usaha Milik Desa (BUMDes) Maju Bersama.
melakukan pembobotan dan penentuan rating Prinsip pengelolaan BUMDes Maju Bersama
sehingga diketahui posisi BUMDes saat ini yang dicantumkan di AD/ART dan SOP
yaitu dalam posisi yang baik dan strategi yang peminjaman yang merupakan wujud norma
dapat diterapkan adalah grow and build yang diterapkan.
strategy. Alternatif strategi kemudian disusun Sedangkan aspek norma profesionalisme
berdasarkan posisi BUMDes saat ini dan dapat dilihat juga dari pemberian pinjaman
berdasarkan analisis kekuatan, kelemahan, oleh BUMDes Maju Bersama ke warga desa Sei
peluang dan ancaman melalui matriks SWOT. jawi-jawi. Terdapat beberapa persyaratan
Kemudian Pembentukan ikatan kerjasama peminjaman yakni peminjaman bagi warga
dengan lembaga pengembangan lain yang mengembangkan usahanya, peminjaman
merupakan prioritas strategi yang dapat harus disertai jaminan dan siap diaudit apakah
diterapkan dalam upaya pengembangan layak atau tidak menerima pinjaman.
BUMDes. Kaitannya dengan penelitian ini Sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan
adanya kerja sama dengan lembaga lain. pengurus BUMDes Maju
BUMDes Maju Bersama juga melakukan BUMDes Maju Bersama menerapkan
kerjsama dengan pemerintah desa, masyarakat efisiensi dalam mengoperasionalkan aktivitas
desa dan beberapa CV yang ada di Desa Sei ekonominya. Pengurus berusaha untuk
Jawi-jawi. Ini dilakukan supaya masyarakat meminimalisir pengeluaran seperti anggaran
dapat meningkatkan ekonominya dan juga bisa rapat-rapat, pembinaan, dan urusan
memberikan kontribusi dalam pembangunan administrasi. Nilai efisiensi dijadikan sebagai
Desa Sei Jawi-jawi. internalisasi dalam menjalankan aktivitas
Pada masyarakat Desa Sei Jawi-jawi, ekonomi, sehingga berdampak pada
norma dan nilai kehidupan budaya masih penekanan pengeluaran dan dapat
tercermin dalam kehidupan sehari-hari. meningkatkan dengan profit yang maksimal
Mereka tetap mempertahankan budaya “Saling bisa dicapai.
Bantu-membantu” yang merupakan modal Sementara norma transparansi dapat
sosial yang kuat untuk mengantisipasi prilaku- dilihat dari penyajian laporan keuangan secara
prilaku negatif seperti kecurangan dan rutin diterbitkan setiap bulan di papan
individualisme yang dapat mengancam pengumuman kantor. Jadi, seluruh warga desa
kegiatan usaha. Peran BUMDes dalam Sei Jawi-jawi dapat mengakses laporan
pengelolaan dana pinjaman sangat dijunjung keuangan baik pengeluaran dan pendapatan
tinggi oleh masyarakat setempat. Pengelolaan BUMDes Maju Bersama. Demikian dengan
dana pinjaman BUMDes relatif bisa di handle, hasil-hasil rapat, juga dimuat di papan
meskipun dalam prakteknya pekerjaan pengumuman di kantor BUMDes Maju
pengelola bukan sebagai pengurus BUMDes Bersama. Sehingga masyarakat dapat
saja. Peran dalam pelayanan BUMDes sangat mengetahui seluruh informasi maupun ativitas
menentukan tingkat keberhasilan program dari pengurus BUMDes Maju Bersama.
yang sedang dijalankan. Pengurus BUMDes Maju Bersama juga
Mawardi M. J. (2007) berargumen norma mempunyai SOP terkait keluh kesah warga
sosial akan sangat berperan dalam mengontrol desa khususnya nasabah/mitra terhadap
bentuk-bentuk perilaku yang tumbuh dalam BUMDes Maju Bersama.
masyarakat. Norma-norma ini biasanya Dalam norma partisipasi dan demokrasi,
terinstitusionalisasi dan mengandung sangsi seluruh warga desa Sei Jawi-jawi mempunyai
sosial yang dapat mencegah individu berbuat hak yang sama untuk dipilih dan memilih
sesuatu yang menyimpang dari kebiasaan. pengurus BUMDes Maju Bersama. Tidak ada
Norma sosial yang ada di Badan Usaha diskriminasi yang membedakan suku, agama,
Milik Desa (BUMDes) Maju Bersama secara ras dan golongan, semua mempunyai hak dan
tertulis tertuang dalam anggaran dasar dan

178
PERSPEKTIF, 9 (2) (2020): 168-182

kewajiban yang sama dalam BUMDes Maju Burjo di Salatiga. Hasil penelitiannya adalah
Bersama. modal sosial terbentuk karena terjadinya
Norma yang tertulis yang mengatur proses jual beli antara pedagang Burjo dan
hubungan kerjasama antara Pengurus BUMDes pembeli, kemudian adanya ikatan saling
Maju Bersama dengan Nasabah/Mitra, percaya (trust) dan membangun ikatan
dituangkan sebagaimana dalam AD/ART kekerabatan atau jaringan dalam kesepakatan
maupun SOP-SOP yang diberlakukan oleh bersama sehingga menghasilkan usaha burjo
BUMDes Maju Bersama yang ditetapkan dalam yang terus maju dan berkembang. Kaitannya
Musyawarah bersama pemerintah desa dan dengan penelitian ini adalah adanya saling
pengurus BUMDes maju bersama. percaya antara BUMDes Maju Bersama dan
Subki (2011) menyatakan bahwa masyarakat, kepercayaan tersebut juga
Kepercayaan (trust) muncul jika suatu didasari dengan adanya SOP dan Peraturan
kelompok terdapat nilai (shared value) sebagai Desa tentang BUMDes Maju Bersama sehingga
dasar dari kehidupan untuk mencapai memberikan rasa percaya dan aman terhadap
pengharapan umum dan kejujuran. masyarakat.
Kepercayaa yang tumbuh didalam pengelolaan Menurut Pretty dan Ward (2000) bahwa
BUMDes Maju Bersama adalah adanya bukti Terdapat dua macam kepercayaan,
pembentukan BUMDes Maju Bersama berupa kepercayaan terhadap individu yang kita
Peraturan Desa Sei Jawi-jawi tentang mengenalnya, dan kepercayaan terhadap
Pembentukan BUMDes Maju Bersama. orang yang kita tidak tahu, namun akan
Kedudukan BUMDes Maju Bersama meningkat karena kenyamanan kita dalam
adalah benar adanya dengan dibuktikan oleh pengetahuan struktur sosial. Jadi untuk
Peraturan desa tentang BUMDes Maju memberikan kepercayaan dalam memberikan
Bersama. Hal ini dilakukan untuk memperkuat pinjaman modal kepada masyarakat, nasabah
kedudukan tentang keberadaan BUMDes Maju yang ingin meminjam uang harus memiliki
Bersama dan memberikan rasa aman dan jaminan,
percaya kepada masyarakat sehingga Masyarakat Desa Sei jawi-jawi ingin
masyarakat tidak takut atau khawatir dalam melakukan permohonan pinjaman uang
bermitra kepada BUMDes Maju Bersama. kepada BUMDes Maju Bersama, maka
Selain itu di dalam Standar Operasional masyarakat tersebut harus memiliki sebuah
Prosedur (SOP) dalam melakukan pinjaman di jaminan, seperti surat berharga ataupun BPKB
BUMDes Maju Bersama telah jelas diterangkan kendaraan sehingga pihak pengurus BUMDes
bahwa masyarakat harus memunuhi akan memberikan pinjaman sesuai diinginkan,
persyaratan dalam meminjam uang, dan dan itu juga diberikan setelah melakukan
peminjam harus adanya jaminan pinjaman survei lapangan terhadap sipeminjam uang.
seperti BPKP kendaraan ataupun surat Pembentukan dan pengelolaan Badan
berharga lainnya sebagai jaminan untuk Usaha Milik Desa (BUMDes) Maju Bersama
peminjaman uang, tujuannya adalah supaya nantinya menjadi forum pemberdayaan
masyarakat memiliki tanggungjawab untuk potensi Desa Sei Jawi-jawi. Dengan harapan
membayar hutang mereka. pengelolaan BUMDes harus aktif dan memiliki
Keberadaan BUMDes Maju Bersama inovasi dan gagasan untuk lebih
namun ketika masyarakat yang ingin mengembangkan BUMDes Maju Bersama
meminjam uang, masyarakat peminjam harus sehingga kedepannya BUMDes Maju Bersama
menyerahkan jaminan peminjam supaya dapat mengembangkan potensi desa dan
pinjaman dapat diproses. kegaitan lain selain simpan pinjam.
Dari uraian di atas, hal ini juga sama Pemerintahan Desa Sei Jawi-jawi juga
seperti penelitan terdahulu yang dilakukan mengembangkan kegiatan sosial, seperti
oleh Pandi (2016). Judul dari penelitiannya memberikan santunan, pelatihan
adalah Peran Modal Sosial Terhadap keterampilan, dan pelatihan dalam
Keberlangsungan Usaha Pedagang Burjo Di pengurusan BUMDes. Dalam bidang ekonomi
Salatiga. Penelitian ini menggunakan metode berupaya menumbuhkan semangat wirausaha
kualitatif. Peneltian Pandi memiliki fokus bagi masyarakat melalui bantuan modal dan
kajian pada keberlangsungan usaha melalui pelatihan.
modal sosial dengan unit amatan pedagang

179
Zulpahmi, Badaruddin & Humaizi, Peran Modal Sosial dalam Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa Maju

Pemberian santunan tersebut sama dengan koperasi yang ada. Kemudian


merupakan salah satu program dari BUMDes masih adanya masyarakat yang tidak
Maju Bersama sehingga ketika akhir tahun membayar atau belum melunasi pinjaman
pengurus BUMDes memberikan sedikit mereka ke BUMDes Maju Bersama hal ini
santunan kepada masyarakat yang kurang dibuktikan dari Laporan Tahunan yang
mampu dan anak yatim piatu. Dan pemberian direkap oleh pengurus BUMDes Maju Bersama
santunan ini bersumber dari pembagian laba Desa Sei Jawi-jawi.
dari BUMDes Maju Bersama.
DAFTAR PUSTAKA
SIMPULAN Adidjoyo, M dan Tjokromidjojo, B, (1988). Teori
Pendirian BUMDes Maju Bersama di Dan Strategi Pembangunan Nasional, Jakarta:
Desa Sei Jawi-jawi dimaksudkan untuk upaya CV. Haji Masagung,
Adisasmita, R. (2006). Pembangunan Pedesaan dan
bersama antara masyarakat dengan
Perkotaan. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Pemerintah Desa untuk mengembangkan Agusyanto, R. (2007). Jaringan Soial Dalam
potensi desa serta memenuhi kebutuhan Organisasi. Jakarta: PT Raja Grafindo.
masyarakat desa. Dalam Proses Pembentukan Arikunto, S, (1998). pengelolaan kelas dan siswa.
BUMDes Maju Bersama di Desa Sei Jawi-jawi CV. Rajawali, Jakarta.
dilakukan dengan beberapa tahapan, tahapan Badarruddin, (2005). Modal Sosial dan
tersebut dibagi menjadi 3 (tiga) Tahapan yaitu Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Dalam
Pra Musyawarah Desa, Musyawarah Desa dan Arif Nasution, Sublihar, Badaruddin (ed). Isu-
Pasca Musyawarah Desa. Hal ini dilakukan isu kelautan : Dari Kemiskinan Hingga Bajak
untuk memberikan sosialisasi ide dan gagasan Laut. Pustaka Pelajar : Yogyakarta.
Bannock, G, Baxter, R.E. dan Davis. E. (2004). A
kepada masyarakat mengenai Badan Usaha
Dictionary Of Economics. Penguin Books Ltd,
Milik Desa. Selain itu di dalam Musyawarah Inggris.
Desa dilakukan tinjauan dan kajian ringkas Bratakusumah. (2004). Perencanaan Pembangunan
mengenai potensi yang ada di desa sehingga Daerah. PT. Gramedia Pustaka Utama,
muncul jenis usaha yang akan didirikan dalam Jakarta.
Badan Usaha Milik Desa. Kemudian tahapan Bryan & White. (1987). Manajemen Pembangunan
akhir adalah menetapkan Perdes mengenai Negara Berkembang. LP3ES, Jakarta.
pembentukan Badan Usaha milik Desa Sei Damsar. (1997). Sosiologi Ekonomi. Bielefeld: PT
Jawi-jawi Kecamatan Sei Kepayang Barat. Raja Grafindo Persada
Hasil atau keuntungan dari BUMDes Daryanto, (1997). Kamus Indonesia Lengkap,
Surabaya : Apollo.
Maju Bersama sebagian dialokasikan untuk
Didjaja, M. (2003). Transparansi Pemerintah.
Penyertaan Modal, PADes, honor pengurus Jakarta: Rineka Cipta
BUMDes, dana pendidikan dan dana sosial Eko. (2015). Pemberdayaan Masyarakat Desa.
kepada Masyarakat Desa Sei Jawi-jawi. Peran PustaAka Pelajar, Yogyakarta.
modal sosial dalam pengelolaan Badan Usaha Field, J. (2011). Modal Sosial (Social Capital). Edisi
Milik Desa Maju Bersama di Desa Sei Jawi-jawi Indonesia. Kreasi Wacana, Yogyakarta
Kecamatan Sei Kepayang Barat ini dianggap Fukuyama, F. (2001). Sosial Capitalc; Civil Soceity
masih belum cukup baik. Hal ini dilihat dari and Development, Third World Quarterly, Vol
masih sedikitnya jaringan kerja sama antara 22.
BUMDes Maju Bersama dengan pihak ketiga. Fukuyama, F. (2002). Guncangan Besar: Kodrat
Manusia dan Tata Sosial. Gramedia, Jakarta.
BUMDes Maju Bersama hanya bekerjasama
Harahap, S.S,, (1996), Teori Akuntansi Laporan
dengan dua pengusaha kecil di wilayah Desa Keuangan, Bumi Aksara, Jakarta.
Sei Jawi-jawi Kecamatan Sei Kepayang Barat Hasbullah, (2006). Otonomi Pendidkan. PT. Raja
sehingga pengembangan BUMDes sedikit Grafindo Persada. Jakarta.
lambat dan kurang berkembang. Kemudian Hasibuan, M.S.P. (2001). Manajemen Sumber Daya
adanya Agunan dan jaminan pinjaman bagi Manusia, Bumi Aksara. Jakarta.
masyarakat yang ditetapkan oleh Pihak Hasibuan, M.S.P. (2004). Manajemen Edisi Revisi,
BUMDes dan ini menunjukkan tidak adanya Bumi Aksara. Jakarta.
peran kepercayaan antara masyarakat dan Ibrahim, M, dkk. (2002). ”Pembelajaran Kooperatif”.
pihak BUMDes Maju Bersama. Bunga pinjaman Surabaya: University Press
Jalal, F. dan Supriadi, D, (2001). Reformasi
yang ditentukan oleh BUMDes Maju Bersama
Pendidikan dalam konteks otonomi daerah,
terlalu tinggi dan besaran bunganya hampir Adicita Karya Nusa. Yogyakarta.
180
PERSPEKTIF, 9 (2) (2020): 168-182

Jamaludin, Nasrullah, Abdon. 2015. Sosiologi Soekanto, S. (1990). Sosiologi Suatu Pengantar. PT.
Pedesaan. Pustaka Setia, Bandung. Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Jhingan, M.L. (2000). Ekonomi Pembangunan dan Soemantri. (2011). Pedoman Penyelenggaraan
Perencanaan. PT. Raja Grafindo Persada, Pemerintahan Desa. Fokusmedia, Bandung.
Jakarta Stoner, F. dan Gilbert (1995). Pengantar Bisnis.
Krisna, L.L. (2003). Indikator & Alat Ukur Prinsip Graha Ilmu. Yogyakarta.
Akuntabilitas, Transparansi & Partisipasi. Sudarsono. (2010). Koperasi Dalam Teori Dan
Jakarta : Sekretariat Good Public Governance Praktek. Rineka Cipta, Jakarta.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Sukirno, S. (2006). Mikroekonomi Teori Pengantar.
Kurniawan & Borni. (2015). Desa Membangun Rajawali Pers, Jakarta.
Indonesia. FPPD, Jakarta. Sule, E.T. & Saefullah, K, (2009). Pengantar
Lawang, R.M, (2004). Kapitasl Sosial Dalam Manajemen. Kencana Perdana Media, Jakarta.
Perspektif Sosiologi. Jakarta : FISIP Press Sumpeno, W. (2011). Perencanan Desa Terpadu.
Leibo, J. (1995). Sosiologi Pedesaan. Andi Offset, Edisi Kedua. Reinforcement Action and
Yogyakarta. Development. Banda Aceh.
Manulang, M. (1990). Dasar-dasar Manajemen, Suryana. (2013). Ekonomi Kreatif. Salemba, Jakarta.
Jakarta: Galiando. Syahrudin, dkk. (2000). Manajemen Pemerintah
Maryuni. (2008). Pembangunan Bumdes dan Baru, Edisi Satu. Cetakan Pertama, Jakarta
Pemberdayaan Pemerintah Desa. Pustaka Tanjung, A.H, (2010). Penata usahaan dan
Setia, Bandung. Akuntansi Keuangan Daerah Edisi 3. Jakarta.
Mawardi, M.J. (2007). Peranan Sosial Capitaldalam Salemba Empat.
Pemberdayaan Masyarakat.Jurnal Terry, G. R. (2003). Prinsip-prinsip Manajemen. PT.
Pengembangan Masyarakat Islam. Volume III Bumi Aksara : Jakarta.
Nomor 2 Tahun 2007. Jurusan Tjokroamdjojo, B (1997). Manajemen
Pengembangan Masyarakat Islam. Fakultas Pembangunan. LP3ES, Jakarta.
Dakwah IAIN Raden Intan. Bandar Lampung Vipriyanti, N.U.. (2011). Modal Sosial &
Nurcholis, H. (2011). Pertumbuhan dan Pembangunan Wilayah (mengkaji succes
penyelenggaraan Pemerintahan Desa. PT. story pembangunan di Bali). Universitas
Erlangga, Jakarta. Brawijaya Press : Malang.
Nurhadi. (2003). Pendekatan Kontekstual. Wahyudin, S. (2011). Buku Perencanaan Desa
Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta Terpadu. Pustaka Indonesia, Jakarta
Pusat Kajian Dinamika Sistem Pembangunan. Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja. Jakarta : PT.
(2007). Buku Panduan Pendirian dan Raja Grafindo Parsada.
Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa. Widjaya, H. (2003). Otonomi Desa. PT. Grafindo
Departemen Pendidikan Nasional. Fakultas Persada, Jakarta.
Ekonomi. Universitas Brawijaya. Widjaya, H. (2014). Otonomi Daerah dan Daerah
Putnam, R.D. (1993). The Prosperous Community : otonom. PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.
sosial Capital and Public life. The American Yustika, A.E. et al, (2013), Proyeksi Ekonomi 2014:
Prospect. Akankah Krisis Berlanjut? INDEF, Jakarta
Putnam, R.D. (1995). Bowling Alone: The Collapse Zulkarnaen, M.R. (2016). Pengembangan Potensi
and Revival of American Community. Ekonomi Desa Melalui Badan Usaha Milik
America's Declining Social Capital. Desa (BUMDes) Pondok Salam Kabupaten
Rahadjo. (1999). Sosiologi Pedesaan dan Pertanian. Purwakarta. Jurnal Dharmakarya Unpad,
Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Vol.5, No.1.
Ritzer, George – Douglas J. Goodman. (2007). Teori
Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana Predanan Peraturan-Peraturan
Media Group. UU Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Robbins SP, dan Judge. (2008). Prilaku Organisasi Daerah
Buku 2, Jakarta : Salemba Empat UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
Salam, D.S. (2004). Manajemen Pemerintahan PP Nomor 72 tahun 2005 tentang Desa
Indonesia. Jakarta : Penerbit Djambatan. PP Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Saragi. T.P. (2004). Mewujudkan Otonomi pelaksanaan undang-undang Nomor 6 Tahun
Masyarakat Desa Alternatif Pemberdayaan 2014 tentang Desa
Masyarakat. IRE Press, Jakarta. PP Nomor 47 tahun 2015 tentang Perubahan
Siagian, S.P. (2016). Sitem Informasi Manajemen. tentang Peraturan pelaksanaan undang-
Bumi Aksara. Jakarta. undang Nomor 6 Tahun 2016 tentang Desa
Siti Irene Astuti D. 2009. Desentralisasi dan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Partisipasi dalam Pendidikan, UNY : Tertinggal dan Transmigras No. 4 Tahun
Yogyakarta

181
Zulpahmi, Badaruddin & Humaizi, Peran Modal Sosial dalam Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa Maju

2015 tentang pendirian, pengurusan dan Pembubaran BUMDes

182

Anda mungkin juga menyukai