Kel1 Pen. Agama
Kel1 Pen. Agama
Kel1 Pen. Agama
Dosen pengampu:
Oyon Suryono S. Pd. I
Disusun oleh:
Cantika Anashwa Bardiawangi (0290223071)
Rika Sonia (0290223093)
Siti Asmaa Khairina (0290223097)
Apra Sulawati (0290223066)
Haikal Abrar (0290223075)
Ilham Nurcholis (0290223078)
Muhamad Aldi Alfiyansyah (0290223087)
Putri Ramadani (0290223091)
Habsa Fauzia
Elisa
Puji Syukur penyusun panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan Rahmat dan hidayahnya serta memberikan perlindungan dan Kesehatan
sehingga penyusun dapat Menyusun makalah dengan judul “KERUKUNAN ANTAR UMAT
BERAGAMA”. Dimana makalah ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas
PENDIDIKAN AGAMA.
Dalam kesempatan ini tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Sebagai manusia, penyusun
menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
penyusun mengharapkan keritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
perbaikan yang lebih baik di masa yang akan ating.
Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya, Amiin.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian kerukunan...................................................................................... 3
B. Kerukunan antar umat beragama..................................................................... 5
C. Tujuan kerukunan antar umat beragama.......................................................... 7
D. Faktor-Faktor terjadinya kerukunan antar umat beragama ............................ 8
E. Faktor-Faktor Penghambat terjadinya kerukunan antar umat beragama.........10
F. Faktor-Faktor Pendukung terjadinya kerukunan antar umat beragama...........11
G. Menjaga kerukunan hidup antar umat beragama............................................12
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara hukum yang mewajibkan warga negaranya memilih
satu dari 5 agama resmi di Indonesia. Namun kerukunan antar umat beragama di
Indonesia dinilai masih banyak menyisakan masalah. Kasus-kasus yang muncul
terkait masalah kerukunan beragama pun belum bisa terhapus secara tuntas. Kasus
Ambon, Kupang, Poso, forum-forum islam ekstrimis dan lainnya menyisakan
masalah ibarat api dalam sekam yang sewaktu-waktu siap membara dan
memanaskan suasana di sekelilingnya. Hal ini mengindikasikan bahwa
pemahaman masyarakat tentang kerukunan atar umat beragama perlu ditinjau
ulang. Dikarenakan banyaknya ditemukan ketidak adanya kerukunan antar agama,
yang menjadikan adanya saling permusuhan, saling merasa ketidak adilan.
1
yang diakui oleh pemerintah Indonesia adalah agama islam, Katolik, protestan,
Hindu, Budha, Kong Hu Chu. Dari agama-agama tersebut terjadilah perbedaan
agama yang dianut masing-masing masyarakat Indonesia. Dengan perbedaan
tersebut apabila tidak terpelihara dengan baik bisa menimbulkan konflik antar
umat beragama yang bertentangan dengan nilai dasar agama itu sendiri yang
mengajarkan kepada kita kedamaian, hidup saling menghormati, dan saling tolong
menolong.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragama
yang sejati, harus tercipta satu konsep hidup bernegara yang mengikat semua
anggota kelompok sosial yang berbeda agama guna menghindari "ledakan konflik
antarumat beragama yang terjadi tiba-tiba".
Makalah ini akan membahas tentang pentingnya menciptakan kerukunan antar
umat beragama dilingkungan masyarakat.
B. RUMUSAN MASALAH
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KERUKUNAN
Kerukunan adalah istilah yang dipenuhi oleh muatan makna "baik" dan "damai".
Intinya, hidup bersama dalam masyarakat dengan "kesatuan hati" dan "bersepakat untuk tidak
menciptakan perselisihan dan pertengkaran (Depdikbud, 1985:850) Bila pemaknaan tersebut
dijadikan pegangan, maka "kerukunan" adalah sesuatu yang ideal dan didambakan oleh
masyarakat manusia Kerukunan juga bisa bermakna suatu proses untuk menjadi rukun karena
sebelumnya ada ketidakrukunan; serta kemampuan dan kemauan untuk hidup berdampingan
dan bersama dengan damai serta tenteram. Langkah-langkah untuk mencapai kerukunan
seperti itu, memerlukan proses waktu serta dialog, saling terbuka, menerima dan menghargai
sesama, serta cinta-kasih. Kerukunan antarumat beragama bermakna rukun dan damainya
dinamika kehidupan umat beragama dalam segala aspek kehidupan, seperti aspek ibadah,
toleransi, dan kerja sama antarumat beragama.
Manusia ditakdirkan Allah Sebagai makhluk social yang membutuhkan hubungan dan
interaksi sosial dengan sesama manusia. Sebagai makhluk social, manusia memerlukan kerja
sama dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan material
maupun spiritual.
Ajaran Islam menganjurkan manusia untuk bekerja sama dan tolong menolong
(ta'awun) dengan sesama manusia dalam hal kebaikan. Dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan umat Islam dapat berhubungan dengan siapa saja tanpa batasan ras, bangsa,
dan agama.
Selain itu islam juga mengajarkan manusia untuk hidup bersaudara karena pada
hakikatnya kita bersaudara. Persaudaraan atau ukhuwah, merupakan salah satu ajaran yang
pada hakikatnya bukan bermakna persaudaraan antara orang- orang Islam, melainkan
cenderung memiliki arti sebagai persaudaraan yang didasarkan pada ajaran Islam atau
persaudaraan yang bersifat Islami. Sungguh bahwa Allah telah menempatkan manusia secara
keseluruhan sebagai Bani Adam dalam kedudukan yang mulia, walaqad karramina bam
Adam (QS 17:70)
3
Manusia diciptakan Allah SWT dengan identitas yang berbeda-beda agar mereka saling
mengenal dan saling memberi manfaat antara yang satu dengan yang lain (QS 49:13).
Tiap-tiap umat diberi aturan dan jalan yang berbeda, padahal andaikata Allah
menghendaki. Dia dapat menjadikan seluruh manusia tersatukan dalam kesatuan umat. Allah
SWT menciptakan perbedaan itu untuk member peluang berkompetisi secara sehat dalam
menggapai kebajikan, fastabiqul khairat (QS 5:48)
Sabda Rasul, seluruh manusia hendaknya menjadi saudara antara yang satu dengan yang lain,
wakunu ibadallahi ikhwana (Hadist Bukhari).
Dari ayat-ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa Al-Qur'an dan hadist sekurang-
kurangnya memperkenalkan empat macam ukhuwah, yakni:
1. Ukhuwah ubudiyyah, ialah persaudaraan yang timbul dalam lingkup sesama makhluk yang
tunduk kepada Allah.
2. Ukhuwah insaniyyah atau basyariyyah, yakni persaudaraan karena sama- sama memiliki
kodrat sebagai manusia secara keseluruhan (persaudaraan antarmanusia, baik itu seiman
maupun berbeda keyakinan).
Esensi dari persaudaraan terletak pada kasih sayang yang ditampilkan bentuk
perhatian, kepedulian, hubungan yang akrab dan merasa senasib sepenanggungan. Nabi
menggambarkan hubungan persaudaraan dalam haditsnya yang artinya Seorang mukmin
dengan mukmin yang lain seperti satu tubuh, apabila salah satu anggota tubuh terluka, maka
seluruh tubuh akan merasakan demamnya. Ukhuwwah adalah persaudaraan yang berintikan
kebersamaan dan kesatuan antar sesama. Kebersamaan di kalangan muslim dikenal dengan
istilah ukhuwwah Islamiyah atau persaudaraan yang diikat oleh kesamaan aqidah.
Kerja sama antar umat bergama merupakan bagian dari hubungan sosial anatar
manusia yang tidak dilarang dalam ajaran Islam. Hubungan dan kerja sama dalam bidang-
bidang ekonomi, politik, maupun budaya tidak dilarang, bahkan dianjurkan sepanjang berada
dalam ruang lingkup kebaikan.
4
B. KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA
Kerukunan antar umat beragama adalah suatu kondisi sosial ketika semua golongan
agama bisa hidup bersama tanpa mengurangi hak dasar masing-masing untuk melaksanakan
kewajiban agamanya. Masing-masing pemeluk agama yang baik haruslah hidup rukun dan
damai. Karena itu kerukunan antar umat beragama tidak mungkin akan lahir dari sikap
fanatisme buta dan sikap tidak peduli atas hak keberagaman dan perasaan orang lain. Tetapi
dalam hal ini tidak diartikan bahwa kerukunan hidup antar umat beragama memberi ruang
untuk mencampurkan unsur-unsur tertentu dari agama yang berbeda, sebab hal tersebut akan
merusak nilai agama itu sendiri.
Menurut Muhammad Maftuh Basyuni dalam seminar kerukunan antar umat beragama
tanggal 31 Desember 2008 di Departemen Agama, mengatakan bahwa kerukunan umat
beragama merupakan pilar kerukunan nasional adalah sesuatu yang dinamis, karena itu harus
dipelihara terus dari waktu ke waktu. Kerukunan hidup antar umat beragama sendiri berarti
keadaan hubungan sesama umat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian,
menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran agamanya dan kerja sama dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Kerukunan antar umat beragama itu sendiri juga bisa diartikan dengan toleransi antar umat
beragama. Dalam toleransi itu sendiri pada dasarnya masyarakat harus bersikap lapang dada
dan menerima perbedaan antar umat beragama. Selain itu masyarakat juga harus saling
menghormati satu sama lainnya misalnya dalam hal beribadah, antar pemeluk agama yang
satu dengan lainnya tidak saling mengganggu.
Kerukunan umat Islam dengan penganut agama lainnya telah jelas disebutkan dalam
Alqur'an dan Al-hadits. Hal yang tidak diperbolehkan adalah dalam masalah akidah dan
ibadah, seperti pelaksanaan sosial, puasa dan haji, tidak dibenarkan adanya toleransi, sesuai
dengan firman-Nya dalam surat Al Kafirun: 6, yang artinya: "Bagimu agamamu, bagiku
agamaku". Beberapa prinsip kerukunan antar umat beragama berdasar Hukum Islam:
a. Islam tidak membenarkan adanya paksaan dalam memeluk suatu agama (QS.Al-Baqarah:
256).
5
b. Allah SWT tidak melarang orang Islam untuk berbuat baik,berlaku adil dan tidak boleh
memusuhi penganut agama lain,selama mereka tidak memusuhi,tidak memerangi dan tidak
mengusir orang Islam (QS. Al- Mutahanah: 8).
Kerukunan antar umat beragama sangat diperlukan dalam kehidupan sehari- hari. Dengan
adanya kerukunan antar umat beragama kehidupan akan damai dan hidup saling
berdampingan. Perlu di ingat satu hal bahwa kerukunan antar umat beragama bukan berarti
kita megikuti agama mereka bahkan menjalankan ajaran agama mereka.
Untuk itulah kerukunan hidup antar umat beragama harus kita jaga agar tidak terjadi konflik-
konflik antar umat beragama. Terutama di masyarakat Indonesia yang multikultural dalam hal
agama, kita harus bisa hidup dalam kedamaian, saling tolong menolong, dan tidak saling
bermusuhan agar agama bisa menjadi pemersatu bangsa Indonesia yang secara tidak
langsung memberikan stabilitas dan kemajuan negara.
6
Maka pemerintah berupaya untuk mewujudkan agama agama kerukunan hidup beragama
dapat berjalan secara harmonis, sehingga bangsa ini dapat melangsungkan kehidupannya
dengan baik .
7
insaniah tersebut maka percekcokan dan perselisihan akan bisa teratasi.Itulah
antara lain hal-hal yang hendak dicapai oleh kerukunan antar umat beragama dan
hal tersebut sudah tentu menghendaki kesadaran yang sungguhsungguh dari
masing-masing penganut agama itu sendiri
D. FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA
1. Toleransi Menuju Kerukunan
Toleransi berasal dari bahasa Inggris, Tolerance. Menurut Webster’s New American
Dictionary (halaman 1050) arti tolerance adalah liberty to ward the opinions of others
diartikan dalam bahasa Indonesia artinya (lebih kurang) adalah: memberi kebebasan
(membiarkan) pendapat orang lain dan berlaku sabar menghadapi orang lain.
Dalam bahasa Arab toleransi adalah tasamuh, artinya membiarkan sesuatu untuk dapat
saling mengizinkan, saling memudahkan. Kamus Umum Indonesia mengertikan toleransi itu
sebagai sikap atau sikap menenggang, dalam makna menghargai, membiarkan, membolehkan
pendirian, pendapat, kepercayaan, kelakuan yang lain dari yang dimiliki oleh seseorang atau
yang bertentangan dengan pendirian seseorang. Sikap itu harus ditegakkan dalam pergaulan
sosial terutama antara anggota-anggota masyarakat yang berlainan pendirian, pendapat dan
keyakinan. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa toleransi adalah sikap lapang dada
terhadap prinsip orang lain, tanpa mengorbankan diri sendiri. Pada umumnya toleransi
diartikan sebagai pemberian kebebasan kepada sesama manusia atau kepada sesama warga
masyarakat untuk menjalankan keyakinan atau mengatur hidupnya dan menentukan nasibnya
masing-masing, selama di dalam menjalankan dan menentukan sikap itu tidak bertentangan
dengan syarat-syarat terciptanya ketertiban dan perdamaian masyarakat. Dari beberapa
definisi di atas dapat disimpulkan bahwa toleransi adalah suatu sikap yang memberi
kebebasan kepada orang lain tanpa ada unsur paksaan dan memberikan kebenaran atas
perbedaan tersebut sebagai pengakuan hak-hak asasi manusia. Jelas bahwa toleransi terjadi
dan berlaku terhadap perbedaan prinsip, dan menghormati perbedaan atau prinsip orang lain
tanpa mengorbankan prinsipnya sendiri.Dengan kata lain, pelaksanaanya hanya pada aspek-
aspek yang detail dan teknis bukan dalam persoalan yang prinsipil.
Al-Qur’an menjelaskan bahwa sikap toleransi dapat memudahkan dan mendukung etika
perbedaan. Dalam firman Allah SWT didalam surah Al- hujurat (49) Ayat 13.
Ayat ini menjelaskan bahwa keyataan dalam kehidupan bermasyarakat tidak ada
perbedaan antar kerukunan dan toleransi. Tanpa ada kerukunan toleransi tidak pernah ada,
sedangkan toleransi tidak pernah tercermin bila kerukunan belum tercapai.toleransi dalam
pergaulan hidup antar umat beragama yang didasarkan kepada setiap agama menjadi
tanggung jawab pemeluk agama itu sendiri dan mempunyai bentuk ibadat (ritual) dengan
sistem dan cara tersendiri yang ditaklifkan (dibebankan) serta menjadi tanggung jawab orang
yang memeluknya atas dasar itu, maka toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama
bukanlah toleransi dalam masalah-masalah keagamaan, melainkan perwujudan sikap
keberagamaan pemeluk suatu agama dalam pergaulan hidup antar orang yang tidak seagama,
dalam masalah-masalah kemasyarakatan atau kemaslahatan umum.
Dalam hidup antar umat beragama ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya
kerukunan antar umat beragama yaitu:
8
1. Memperkuat dasar-dasar kerukunan internal dan antar umat
beragama, serta antar umat beragama dengan pemerintah.
2. Membangun harmoni sosial dan persatuan nasional dalam bentuk
upaya mendorong dan mengarahkan seluruh umat untuk hidup rukun
dalam bingkai teologi dan implementasi dalam menciptakan
kebersamaan dan sikap toleransi.
9
E. FAKTOR PENGHAMBAT TERJADINYA KERUKUNAN HIDUP ANTAR UMAT
BERAGAMA
Dalam perjalanannya menuju kerukunan umat beragama selalu diiringi dengan
beberapa faktor, adanya yang beberapa diantara bersinggung secara langsung dimasyarakat,
ada pula terjadi akibat akulturasi budaya yang terkadang berbenturan dengan aturan yang
berlaku di dalam agama itu sendiri.
Faktor-faktor penghambat kerukunan umat beragama antara lain:
1. Pendirian rumah ibadah:
Apabila dalam mendirikan rumah ibadah tidak melihat situasi dan kondisi umat
beragama dalam kacamata stabilitas sosial dan budaya masyarakat setempat maka
akan tidak menutup kemungkinan menjadi biang dari pertengkaran atau munculnya
permasalahan umat beragama.
2. Penyiaran agama:
Apabila penyiaran agama bersifat agitasi dan memaksakan kehendak bahwa agama
sendirilah yang paling benar dan tidak mau memahami keberagamaan agama lain,
maka dapat memunculkan permasalahan agama yang kemudian akan menghambat
kerukunan antar umat beragama, karena disadari atau tidak kebutuhan akan penyiaran
agama terkadang berbenturan dengan aturan kemasyarakatan. Perkawinan beda
agama: Perkawinan beda agama disinyalir akan mengakibatkan hubungan yang tidak
harmonis, terlebih pada anggota keluarga masing-masing pasangan berkaitan dengan
perkawinan, warisan dan harta benda, dan yang paling penting adalah keharmonisan
yang tidak mampu bertahan lama di masingmasing keluarga.
3. Penodaan agama:
Melecehkan atau menodai dokterin suatu agama tertentu. Tindakan ini sering
dilakukan baik perorangan atau kelompok. Meski dalam skala kecil, baru-baru ini
bepenodaan agama banyak terjadi baik dilakukan oleh umat agama sendiri maupun
dilakukan oleh umat agama lain yang menjadi provokatornya.
4. Kegiatan aliran sempalan:
Suatu kegiatan yang menyimpang dari suatu ajaran yang sudah diyakini kebenarannya
oleh agama tertentu hal ini terkadang sulit di antisipasi oleh masyarakat beragama
sendiri, pasalnya akan menjadikan rancuh diantara menindak dan menghormati
perbedaan keyakinan yang terjadi didalam agama ataupun antar agama.
5. Berebut kekuasaan:
Saling berebut kekuasaan masing-masing agama saling berebut anggota/jamaat dan
umat, baik secara intern, antar umat beragama, maupun antar umat beragama untuk
memperbanyak kekuasaan.
6. Beda pentafsiran:
Masing-masing kelompok dikalangan antar umat beragama,mempertahankan
masalah-masalah yang prinsip,misalnya dalam perbedaan penafsiran terhadap kitab
suci dan ajaran-ajaran keagamaan lainya dan saling mempertahankan pendapat
masing-masing secara fanatik dan sekaligus menyalahkan yang lainya.
7. Kurang kesadaran :
Masih kurang kesadaran di antar umat beragama dari kalangan tertentu menggap
bahwa agamanya yang paling benar, misalnya di kalangan umat Islam yang dianggap
10
lebih memahami agama dan masyarakat Kristen menggap bahwa di kalangannya
benar.
6. Menempatkan cinta dan kasih dalam kehidupan umat beragama dengan cara
menghilangkan rasa saling curiga terhadap pemeluk agama lain, sehingga akan
terciptanya suasana kerukunan yang manusiawi tanpa dipengaruhi faktor-faktor
tertentu.
11
1. Para pembina format termasuk aparatur pemerintah dan para pembina non formal
yakni tokoh agama dan tokoh masyarakat merupakan komponen penting dalam
pembinaan kerukunan antar umat beragama.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pentingnya kerukunan hidup antar umat beragama adalah terciptanya kehidupan
masyarakat yang harmonis dalam kedamaian, saling tolong menolong, dan tidak saling
bermusuhan agar agama bisa menjadi pemersatu bangsa Indonesia yang secara tidak
langsung memberikan stabilitas dan kemajuan Negara. Cara menjaga sekaligus
mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragama adalah dengan mengadakan dialog
antar umat beragama yang di dalamnya membahas tentang hubungan antar sesama umat
beragama. Selain itu ada beberapa cara menjaga sekaligus mewujudkan kerukunan hidup
antar umat beragama antara lain:
1. Menghilangkan perasaan curiga atau permusuhan terhadap pemeluk agama lain
2. Jangan menyalahkan agama seseorang apabila dia melakukan kesalahan tetapi
salahkan orangnya.
3. Biarkan umat lain melaksanakan ibadahnya jangan mengganggu umat lain yang
sedang beribadah.
4. Hindari diskriminasi terhadap agama lain.
3.2. SARAN
Saran yang dapat diberikan untuk masyarakat di Indonesia supaya menanamkan sejak
dini pentingnya menjaga kerukunan antar umat beragama agar terciptanya hidup rukun antar
sesama sehingga masyarakat merasa aman, nyaman dan sejahtera.
13
DAFTAR PUSTAKA
Wahyuddin.dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta; PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia
Daud Ali, Mohammad, 1998. Pendidikan Agama Islam, Jakarata: Rajawalu pers.
Sairin, Weinata. 2002. Kerukunan umat beragama pilar utama kerukunan berbangsa: butir-
butir pemikiran
http://koswara.wordpress.com
http://www.hidayatulah.com
http://shuthajhi.blogspot.co.id
14