Makalah Pendidikan Agama Kerukunan Antar Umat Beragama Kelompok 6

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA


Kelompok 6

Oleh:
ALFARIZ PRATAMA

NIM 21010

REVAN MUHAEMIN

NIM 2101058

RIZKI HARDIYANSYAH

NIM 2101060

JURUSAN TEKNIK

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmatanya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan tugas makalah yang berjudul “Kerukunan
antar umat beragama”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang
diberikan dalam mata kuliah pendidikan agama islam.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihaksangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Semoga makalah yang kami tulis ini bisa bermanfaat bagi yang pembaca
makalah kami dan bisa buat refrensi, Dan kami mohon maaf para pembaca harap
memaklumi jika ada salah kata dan dalam penulisan di makalah yang kami buat
ini. Karena kita sebagai manusia tidak luput dari kesalahan.

Indramayu, 4 mei 2024

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1

A. LATAR BELAKANG.............................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................3
C. MAKSUD DAN TUJUAN......................................................................3
D. MANFAAT.............................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................4

1. PENGERTIAN KERUKUNAN..............................................................4
2. KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA....................................6
3. MENJAGA KERUKUNAN HIDUP ANTAR UMAT BERAGAMA...8
4. MANFAAT KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA..............12

BAB III PENUTUP...........................................................................................14

A. KESIMPULAN.....................................................................................14
B. SARAN..................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia adalah negara hukum yang mewajibkan warga negaranya memilih


satu dari 5 agama resmi di Indonesia. Namun kerukunan antar umat beragama di
Indonesia dinilai masih banyak menyisakan masalah. Kasus-kasus yang muncul
terkait masalah kerukunan beragama pun belum bisa terhapus secara tuntas. Kasus
Ambon, Kupang, Poso, forum-forum islam ekstrimis dan lainnya menyisakan
masalah ibarat api dalam sekam yang sewaktu-waktu siap membara dan
memanaskan suasana di sekelilingnya. Hal ini mengindikasikan bahwa
pemahaman masyarakat tentang kerukunan atar umat beragama perlu ditinjau
ulang. Dikarenakan banyaknya ditemukan ketidak adanya kerukunan antar agama,
yang menjadikan adanya saling permusuhan, saling merasa ketidak adilan.

Maka dari itulah pentingnya kerukunan umat beragama, agar semua


masyarakat yang mengalami dan tidak mengalami efek negative dari ketidak
rukunan agama bahwa kerukunan agama itu sangatlah penting.

Islam Agama Rahmat bagi Seluruh Alam. Kata islam berarti damai, selamat,
sejahtera, penyerahan diri, taat dan patuh. Pengertian tersebut menunjukkan
bahwa agama islam adalah agama yang mengandung ajaran untuk menciptakan
kedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan hidup umat manusia pada khususnya
dan seluruh alam pada umumnya. Agama islam adalah agama yang Allah
turunkan sejak manusia pertama, Nabi pertama, yaitu Nabi Adam AS. Agama itu
kemudian Allah turunkan secara berkesinambungan kepada para Nabi dan Rasul-
rasul berikutnya.

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari


beragam agama. Kemajemukan yang ditandai dengan keanekaragaman agama itu
mempunyai kecenderungan kuat terhadap identitas agama masing- masing dan
berpotensi konflik. Indonesia merupakan salah satu contoh masyarakat yang
multikultural. Multikultural masyarakat Indonesia tidak saja kerena
keanekaragaman suku, budaya,bahasa, ras tapi juga dalam hal agama. Agama
yang diakui oleh pemerintah Indonesia adalah agama islam, Katolik, protestan,
Hindu, Budha, Kong Hu Chu. Dari agama-agama tersebut terjadilah perbedaan
agama yang dianut masing-masing masyarakat Indonesia. Dengan perbedaan
tersebut apabila tidak terpelihara dengan baik bisa menimbulkan konflik antar
umat beragama yang bertentangan dengan nilai dasar agama itu sendiri yang
mengajarkan kepada kita kedamaian, hidup saling menghormati, dan saling tolong
menolong.

Oleh karena itu, untuk mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragama
yang sejati, harus tercipta satu konsep hidup bernegara yang mengikat semua
anggota kelompok sosial yang berbeda agama guna menghindari ”ledakan konflik
antarumat beragama yang terjadi tiba-tiba”.

Makalah ini akan membahas tentang pentingnya menciptakan kerukunan antar


umat beragama dilingkungan masyarakat.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi dari kerukunan?


2. Apakah definisi dari kerukunan antar umat beragama?
3. Bagaimana menjaga kerukunan hidup antar umat beragama?
4. Apakah manfaat dari terciptannya kerukunan antar umat beragama?

C. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini antara lain, yaitu:


1. Mengetahui definisi dari kerukunan
2. Mengetahui definisi kerukunan antar umat beragama
3. Mengetahui cara menjaga kerukunan hidup antar umat beragama
4. Mengetahui manfaat dari terciptannya kerukunan antar umat beragama

D. MANFAAT

Manfaat yang dapat diperoleh dari menciptakan suasana rukun antar umat
beragama dilingkungan masyarakat yaitu dengan rasa aman, nyaman dan
sejahtera.
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN KERUKUNAN

Kerukunan adalah istilah yang dipenuhi oleh muatan makna “baik” dan
“damai”. Intinya, hidup bersama dalam masyarakat dengan “kesatuan hati” dan
“bersepakat” untuk tidak menciptakan perselisihan dan pertengkaran (Depdikbud,
1985:850) Bila pemaknaan tersebut dijadikan pegangan, maka “kerukunan”
adalah sesuatu yang ideal dan didambakan oleh masyarakat manusia

Kerukunan juga bisa bermakna suatu proses untuk menjadi rukun karena
sebelumnya ada ketidakrukunan; serta kemampuan dan kemauan untuk hidup
berdampingan dan bersama dengan damai serta tenteram. Langkah-langkah untuk
mencapai kerukunan seperti itu, memerlukan proses waktu serta dialog, saling
terbuka, menerima dan menghargai sesama, serta cinta-kasih. Kerukunan
antarumat beragama bermakna rukun dan damainya dinamika kehidupan umat
beragama dalam segala aspek kehidupan, seperti aspek ibadah, toleransi, dan kerja
sama antarumat beragama.

Manusia ditakdirkan Allah Sebagai makhluk social yang membutuhkan


hubungan dan interaksi sosial dengan sesama manusia. Sebagai makhluk social,
manusia memerlukan kerja sama dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya, baik kebutuhan material maupun spiritual.

Ajaran Islam menganjurkan manusia untuk bekerja sama dan tolong


menolong (ta’awun) dengan sesama manusia dalam hal kebaikan. Dalam
kehidupan sosial kemasyarakatan umat Islam dapat berhubungan dengan siapa
saja tanpa batasan ras, bangsa, dan agama.

Selain itu islam juga mengajarkan manusia untuk hidup bersaudara karena
pada hakikatnya kita bersaudara. Persaudaraan atau ukhuwah, merupakan salah
satu ajaran yang pada hakikatnya bukan bermakna persaudaraan antara orang-
orang Islam, melainkan cenderung memiliki arti sebagai persaudaraan yang
didasarkan pada ajaran Islam atau persaudaraan yang bersifat Islami.

Sungguh bahwa Allah telah menempatkan manusia secara keseluruhan


sebagai Bani Adam dalam kedudukan yang mulia, walaqad karramna bani Adam
(QS 17:70).

Manusia diciptakan Allah SWT dengan identitas yang berbeda-beda agar


mereka saling mengenal dan saling memberi manfaat antara yang satu dengan
yang lain (QS 49:13).

Tiap-tiap umat diberi aturan dan jalan yang berbeda, padahal andaikata
Allah menghendaki, Dia dapat menjadikan seluruh manusia tersatukan dalam
kesatuan umat. Allah SWT menciptakan perbedaan itu untuk member peluang
berkompetisi secara sehat dalam menggapai kebajikan, fastabiqul khairat (QS
5:48).

Sabda Rasul, seluruh manusia hendaknya menjadi saudara antara yang


satu dengan yang lain, wakunu ibadallahi ikhwana (Hadist Bukhari).

Dari ayat-ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an dan hadist


sekurang-kurangnya memperkenalkan empat macam ukhuwah, yakni:

1. Ukhuwah ‘ubudiyyah, ialah persaudaraan yang timbul dalam lingkup


sesama makhluk yang tunduk kepada Allah.
2. Ukhuwah insaniyyah atau basyariyyah, yakni persaudaraan karena sama-
sama memiliki kodrat sebagai manusia secara keseluruhan (persaudaraan
antarmanusia, baik itu seiman maupun berbeda keyakinan).
3. Ukhuwah wataniyyah wa an nasab, yakni persaudaraan yang didasari
keterikatan keturunan dan kebangsaan.
4. Ukhuwah diniyyah, yakni persaudaraan karena seiman atau seagama.

uk
Esensi dari persaudaraan terletak pada kasih sayang yang ditampilkan
bentuk perhatian, kepedulian, hubungan yang akrab dan merasa senasib
sepenanggungan. Nabi menggambarkan hubungan persaudaraan dalam haditsnya
yang artinya ” Seorang mukmin dengan mukmin yang lain seperti satu tubuh,
apabila salah satu anggota tubuh terluka, maka seluruh tubuh akan merasakan
demamnya. Ukhuwwah adalah persaudaraan yang berintikan kebersamaan dan
kesatuan antar sesama. Kebersamaan di kalangan muslim dikenal dengan istilah
ukhuwwah Islamiyah atau persaudaraan yang diikat oleh kesamaan aqidah.

Kerja sama antar umat bergama merupakan bagian dari hubungan sosial
anatar manusia yang tidak dilarang dalam ajaran Islam. Hubungan dan kerja sama
dalam bidang-bidang ekonomi, politik, maupun budaya tidak dilarang, bahkan
dianjurkan sepanjang berada dalam ruang lingkup kebaikan.

2. KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

Kerukunan antar umat beragama adalah suatu kondisi sosial ketika semua
golongan agama bisa hidup bersama tanpa menguarangi hak dasar masing-masing
untuk melaksanakan kewajiban agamanya. Masing-masing pemeluk agama yang
baik haruslah hidup rukun dan damai. Karena itu kerukunan antar umat beragama
tidak mungkin akan lahir dari sikap fanatisme buta dan sikap tidak peduli atas hak
keberagaman dan perasaan orang lain. Tetapi dalam hal ini tidak diartikan bahwa
kerukunan hidup antar umat beragama memberi ruang untuk mencampurkan
unsur-unsur tertentu dari agama yang berbeda , sebab hal tersebut akan merusak
nilai agama itu sendiri.

Menurut Muhammad Maftuh Basyuni dalam seminar kerukunan antar umat


beragama tanggal 31 Desember 2008 di Departemen Agama, mengatakan bahwa
kerukunan umat beragama merupakan pilar kerukunan nasional adalah sesuatu
yang dinamis, karena itu harus dipelihara terus dari waktu ke waktu. Kerukunan
hidup antar umat beragama sendiri berarti keadaan hubungan sesama umat
beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian, menghargai kesetaraan
dalam pengamalan ajaran agamanya dan kerja sama dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Kerukunan antar umat beragama itu sendiri juga bisa diartikan dengan
toleransi antar umat beragama. Dalam toleransi itu sendiri pada dasarnya
masyarakat harus bersikap lapang dada dan menerima perbedaan antar umat
beragama. Selain itu masyarakat juga harus saling menghormati satu sama lainnya
misalnya dalam hal beribadah, antar pemeluk agama yang satu dengan lainnya
tidak saling mengganggu.

Kerukunan umat Islam dengan penganut agama lainnya telah jelas


disebutkan dalam Alqur’an dan Al-hadits. Hal yang tidak diperbolehkan adalah
dalam masalah akidah dan ibadah, seperti pelaksanaan sosial, puasa dan haji, tidak
dibenarkan adanya toleransi, sesuai dengan firman-Nya dalam surat Al Kafirun: 6,
yang artinya: “Bagimu agamamu, bagiku agamaku”.Beberapa prinsip kerukunan
antar umat beragama berdasar Hukum Islam :

a. Islam tidak membenarkan adanya paksaan dalam memeluk suatu agama


(QS.Al-Baqarah : 256).
b. Allah SWT tidak melarang orang Islam untuk berbuat baik,berlaku adil
dan tidak boleh memusuhi penganut agama lain,selama mereka tidak
memusuhi,tidak memerangi dan tidak mengusir orang Islam.(QS. Al-
Mutahanah : 8).
c. Setiap pemeluk agama mempunyai kebebasan untuk mengamalkan
syari'at agamanya masing-masing (QS.Al-Baqarah :139).
d. Islam mengharuskan berbuat baik dan menghormati hak-hak tetangga,
tanpa membedakan agama tetangga tersebut. Sikap menghormati
terhadap tetangga itu dihubungkan dengan iman kepada Allah SWT dan
iman kepada hari akhir (Hadis Nabi riwayat Muttafaq Alaih).
e. Barangsiapa membunuh orang mu'ahid, orang kafir yang mempunyai
perjanjian perdamaian dengan umat Islam, tidak akan mencium bau
surge, padahal bau surga itu telah tercium dari jarak perjalanan empat
puluh tahun (Hadis Nabi dari Abdullah bin 'Ash riwayat Bukhari). Sudah
banyak perjanjian damai dan perjanjian HAM yang dibuat oleh Negara
Islam dan seluruh Negara di dunia soal itu. Dan hanya sedikit yang
melanggar, diantara yang melanggar itu diantaranya Israel, sedangkan
yang tidak melanggar dan sangatlah banyak, seperti Jerman, Cheko,
Irlandia dan masih sangat banyak yang tidak saya sebut satu persatu yang
tetap menjaga perdamaian. Jadi mereka yang menjaga perjanjian damai
dengan orang Islam. Tidaklah dibenarkan membunuh orang-orang yg
tetap menjaga perdamaian dengan orang Islam. Bahkan menurut hadis
tersebut tidak akan mencium bau surga bagi yang membunuh orang
tersebut tanpa kesalahan yang jelas.

Kerukunan antar umat beragama sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-


hari. Dengan adanya kerukunan antar umat beragama kehidupan akan damai dan
hidup saling berdampingan. Perlu di ingat satu hal bahwa kerukunan antar umat
beragama bukan berarti kita megikuti agama mereka bahkan menjalankan ajaran
agama mereka.

Untuk itulah kerukunan hidup antar umat beragama harus kita jaga agar
tidak terjadi konflik-konflik antar umat beragama. Terutama di masyarakat
Indonesia yang multikultural dalam hal agama, kita harus bisa hidup dalam
kedamaian, saling tolong menolong, dan tidak saling bermusuhan agar agama bisa
menjadi pemersatu bangsa Indonesia yang secara tidak langsung memberikan
stabilitas dan kemajuan negara.

3. MENJAGA KERUKUNAN HIDUP ANTAR UMAT BERAGAMA

Menjaga Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama salah satunya dengan


dialog antar umat beragama. Salah satu prasyarat terwujudnya masyarakat yang
modern yang demokratis adalah terwujudnya masyarakat yang menghargai
kemajemukan (pluralitas) masyarakat dan bangsa serta mewujudkannya dalam
suatu keniscayaan. Untuk itulah kita harus saling menjaga kerukunan hidup antar
umat beragama. Secara historis banyak terjadi konflik antar umat beragama,
misalnya konflik di Poso antara umat islam dan umat kristen. Agama disini
terlihat sebagai pemicu atau sumber dari konflik tersebut. Sangatlah ironis konflik
yang terjadi tersebut padahal suatu agama pada dasarnya mengajarkan kepada
para pemeluknya agar hidup dalam kedamaian, saling tolong menolong dan juga
saling menghormati. Untuk itu marilah kita jaga tali persaudaraan antar sesama
umat beragama.

Konflik yang terjadi antar umat beragama tersebut dalam masyarakat yang
multkultural adalah menjadi sebuah tantangan yang besar bagi masyarakat
maupun pemerintah. Karena konflik tersebut bisa menjadi ancaman serius bagi
integrasi bangsa jika tidak dikelola secara baik dan benar. Supaya agama bisa
menjadi alat pemersatu bangsa, maka kemajemukan harus dikelola dengan baik
dan benar, maka diperlukan cara yang efektif yaitu dialog antar umat beragama
untuk permasalahan yang mengganjal antara masing-masing kelompok umat
beragama. Karena mungkin selama ini konflik yang timbul antara umat beragama
terjadi karena terputusnya jalinan informasi yang benar diantara pemeluk agama
dari satu pihak ke pihak lain sehingga timbul prasangka-prasangka negatif.

Menurut Prof. Dr. H Muchoyar H.S, MA dalam menyikapi perbedaan


agama terkait dengan toleransi antar umat beragama agar dialog antar umat
beragama terwujud memerlukan 3 konsep yaitu :

1. Setuju untuk tidak setuju, maksudnya setiap agama memiliki akidah


masing- masing sehingga agama saling bertoleransi dengan perbedaan
tersebut.
2. Setuju untuk setuju, konsep ini berarti meyakini semua agama memiliki
kesamaan dalam upaya peningkatan kesejahteraan dan martabat umatnya.
3. Setuju untuk berbeda, maksudnya dalam hal perbedaan ini disikapi
dengan damai bukan untuk saling menghancurkan.
Tema dialog antar umat beragama sebaiknya bukan mengarah pada masalah
peribadatan tetapi lebih ke masalah kemanusiaan seprti moralitas, etika, dan nilai
spiritual, supaya efktif dalam dialog aantar umat beragama juga menghindari dari
latar belakang agama dan kehendak untuk memdominasi pihak lain. Model dialog
antar umat beragama yang dikemukakan oleh Kimball adalah sebagai brikut :

1. Dialog Parlementer ( parliamentary dialogue ). Dialog ini dilakukan


dengan melibatkan tokoh-tokoh umat beragama di dunia. Tujuannya
adalah mengembangkan kerjasama dan perdamaian antar umat beragama
di dunia.
2. Dialog Kelembagaan ( institutional dialogue ). Dialog ini melibatkan
organisasi-organisasi keagamaan. Tujuannya adalah untuk
mendiskusikan dan memecahkan persoalan keumatan dan
mengembangkan komunikasi di antara organisasi keagamaan.
3. Dialog Teologi ( theological dialogue ). Tujuannya adalah membahas
persoalan teologis filosofis agar pemahaman tentang agamanya tidak
subjektif tetapi objektif.
4. Dialog dalam Masyarakat ( dialogue in society ). Dilakukan dalam
bentuk kerjasama dari komunitas agama yang plural dalam menylesaikan
masalah praktis dalam kehidupan sehari-hari.
5. Dialog Kerohanian (spiritual dialogue). Dilakukan dengan tujuan
mengembangkan dan memperdalam kehidupan spiritual di antara
berbagai agama.
Indonesia yang multikultural terutama dalam hal agama membuat Indonesia
menjadi sangat rentang terhadap konflik antar umat beragama. Maka dari itu
menjaga kerukunan antar umat beragama sangatlah penting. Dalam kaitannya
untuk menjaga kehidupan antar umat beragama agar terjaga sekaligus tercipta
kerukunan hidup antar umat beragama dalam masyarakat khususnya masyarakat
Indonesia misalnya dengan cara sebagai berikut:
1. Menghilangkan perasaan curiga atau permusuhan terhadap pemeluk
agama lain yaitu dengan cara mengubah rasa curiga dan benci menjadi
rasa penasaran yang positf dan mau menghargai keyakinan orang lain.
2. Jangan menyalahkan agama seseorang apabila dia melakukan kesalahan
tetapi salahkan orangnya. Misalnya dalam hal terorisme.
3. Biarkan umat lain melaksanakan ibadahnya jangan olok-olok mereka
karena ini bagian dari sikap saling menghormati.
4. Hindari diskriminasi terhadap agama lain karena semua orang berhak
mendapat fasilitas yang sama seperti pendidikan, lapangan pekerjaan dan
sebagainya.

Dengan memperhatikan cara menjaga kerukunan hidup antar umat


beragama tersebut hendaknya kita sesama manusia haruslah saling tolong
menolong dan kita harus bisa menerima bahwa perbedaan agama dengan orang
lain adalah sebuah realitas dalam masyarakat yang multikultural agar kehidupan
antar umat beragma bisa terwujud.
4. MANFAAT KERUKUNAN ANAT UMAT BERAGAMA

Umat Beragama Diharapkan menjunjung tinggi Kerukunan antar umat


beragama sehingga dapat dikembangkan sebagai faktor pemersatu maka yang
akan memberikan stabilitas dan kemajuan negara.

Dalam pemberian stabilitas dan kemajuan negara, perlu diadakannya dialog


singkat membahas tentang kerukunan antar umat beragama dan masalah yang
dihadapi dengan selalu berpikir positif dalam setiap penyelesaiannya.

Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni berharap dialog antar-umat


beragama dapat memperkuat kerukunan beragama dan menjadikan agama sebagai
faktor pemersatu dalam kehidupan berbangsa.

"Sebab jika agama dapat dikembangkan sebagai faktor pemersatu maka ia


akan memberikan sumbangan bagi stabilitas dan kemajuan suatu negara," katanya
dalam Pertemuan Besar Umat Beragama Indonesia untuk Mengantar NKRI di
Jakarta, Rabu.

Pada pertemuan yang dihadiri tokoh-tokoh agama Islam, Kristen, Katolik,


Hindu, Buddha, dan Konghucu itu Maftuh menjelaskan, kerukunan umat
beragama di Indonesia pada dasarnya telah mengalami banyak kemajuan dalam
beberapa dekade terakhir namun beberapa persoalan, baik yang bersifat internal
maupun antar-umat beragama, hingga kini masih sering muncul.

Dalam hal ini, Maftuh menjelaskan, tokoh dan umat beragama dapat
memberikan kontribusi dengan berdialog secara jujur, berkolaborasi dan
bersinergi untuk menggalang kekuatan bersama guna mengatasi berbagai masalah
sosial termasuk kemiskinan dan kebodohan.

Ia juga mengutip perspektif pemikiran Pendeta Viktor Tanja yang


menyatakan bahwa misi agama atau dakwah yang kini harus digalakkan adalah
misi dengan tujuan meningkatkan sumber daya insani bangsa, baik secara ilmu
maupun karakter. "Hal itu kemudian perlu dijadikan sebagai titik temu agenda
bersama lintas agama," katanya.

Mengelola kemajemukan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf


Amin mengatakan masyarakat Indonesia memang majemuk dan kemajemukan itu
bisa menjadi ancaman serius bagi integrasi bangsa jika tidak dikelola secara baik
dan benar.

"Kemajemukan adalah realita yang tak dapat dihindari namun itu bukan
untuk dihapuskan. Supaya bisa menjadi pemersatu, kemajemukan harus dikelola
dengan baik dan benar," katanya. Ia menambahkan, untuk mengelola
kemajemukan secara baik dan benar diperlukan dialog berkejujuran guna
mengurai permasalahan yang selama ini mengganjal di masing-masing kelompok
masyarakat.

Senada dengan Ma'ruf, Ketua Konferensi Waligereja Indonesia Mgr.M.D


Situmorang, OFM. Cap mengatakan dialog berkejujuran antar umat beragama
merupakan salah satu cara untuk membangun persaudaraan antar- umat beragama.

Menurut Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Khonghucu Budi S


Tanuwibowo, agenda agama-agama ke depan sebaiknya difokuskan untuk
menjawab tiga persoalan besar yang selama ini menjadi pangkal masalah internal
dan eksternal umat beragama yakni rasa saling percaya, kesejahteraan bersama
dan penciptaan rasa aman bagi masyarakat. "Energi dan militansi agama
seyogyanya diarahkan untuk mewujudkan tiga hal mulia itu," demikian Budi S
Tanuwibowo.

Dengan adanya dialog antar agama ini juga diharapkan dapat menumbuh
kembangkan sikap optimis terhadap tujuan untuk mencapai kerukunan antar umat
beragama.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pentingnya kerukunan hidup antar umat beragama adalah terciptanya
kehidupan masyarakat yang harmonis dalam kedamaian, saling tolong menolong,
dan tidak saling bermusuhan agar agama bisa menjadi pemersatu bangsa
Indonesia yang secara tidak langsung memberikan stabilitas dan kemajuan
Negara. Cara menjaga sekaligus mewujudkan kerukunan hidup antar umat
beragama adalah dengan mengadakan dialog antar umat beragama yang di
dalamnya membahas tentang hubungan antar sesama umat beragama. Selain itu
ada beberapa cara menjaga sekaligus mewujudkan kerukunan hidup antar umat
beragama antara lain:

1. Menghilangkan perasaan curiga atau permusuhan terhadap pemeluk


agama lain
2. Jangan menyalahkan agama seseorang apabila dia melakukan kesalahan
tetapi salahkan orangnya.
3. Biarkan umat lain melaksanakan ibadahnya jangan mengganggu umat
lain yang sedang beribadah.
4. Hindari diskriminasi terhadap agama lain.

B. SARAN
Saran yang dapat diberikan untuk masyarakat di Indonesia supaya
menanamkan sejak dini pentingnya menjaga kerukunan antar umat beragama agar
terciptanya hidup rukun antar sesama sehingga masyarakat merasa aman, nyaman
dan sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA

Wahyuddin.dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi.


Jakarta; PT. Gramedia Widiasarana Indonesia

Daud Ali, Mohammad, 1998. Pendidikan Agama Islam, Jakarata: Rajawalu pers.

Sairin, Weinata. 2002. Kerukunan umat beragama pilar utama kerukunan


berbangsa: butir-butir pemikiran

http://koswara .wordpress.com

http://www.hidayatulah.com

http://shuthajhi.blogspot.co.id

Anda mungkin juga menyukai