LP Isolasi Sosial-2
LP Isolasi Sosial-2
LP Isolasi Sosial-2
PENGERTIAN
Isolasi sosial adalah keadaan di mana seseorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di
sekitarnya (Damaiyanti, 2008)
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang
karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Farida, 2012)
2. RENTANG RESPON
Berdasarkan buku keperawatan jiwa dari Stuart (2006) menyatakan bahwa
manusia adalah makhluk sosial, untuk mencapai kepuasan dalam kehidupan, mereka
harus membina hubungan interpersonal yang positif. Individu juga harus membina
saling tergantung yang merupakan keseimbangan antara ketergantungan dan
kemandirian dalam suatu hubungan
Respon adaptif adalah respon individu dalam penyelesaian masalah yang masih
dapat diterima oleh norma-norma sosial dan budaya lingkungannya yang umum
berlaku dan lazim dilakukan oleh semua orang. respon ini meliputi:
a. Solitude (menyendiri)
Adalah respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang telah
dilakukan di lingkungan sosialnya juga suatu cara mengevaluasi diri untuk
menentukan langkah-langkah selanjutnya.
b. Otonomi
Adalah kemampuan individu dalam menentukan dan menyampaikan ide, pikiran,
perasaan dalam berhubungan sosial.
c. Mutualisme (bekerja sama)
Adalah suatu kondisi dalam hubungan interpersonal dimana individu mampu
untuk saling memberi dan menerima.
d. Interdependen (saling ketergantungan)
Adalah suatu hubungan saling tergantung antara individu dengan orang lain dalam
rangka membina hubungan interpersonal.
Respon maladaptif adalah respon individu dalam penyelesaian masalah yang
menyimpang dari norma-norma sosial budaya lingkungannya yang umum berlaku dan
tidak lazim dilakukan oleh semua orang. Respon ini meliputi:
a. Kesepian adalah kondisi dimana individu merasa sendiri dan terasing dari
lingkungannya, merasa takut dan cemas.
3. PENYEBAB
A. Faktor predisposisi
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan isolasi sosial adalah:
1) Faktor perkembangan
Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas perkembangan
yang harus dilalui individu dengan sukses agar tidak terjadi gangguan dalam
hubungan sosial. Apabila tugas ini tidak terpenuhi, akan mencetuskan seseorang
sehingga mempunyai masalah respon sosial maladaptif. (Damaiyanti, 2012)
2) Faktor biologis
Faktor genetik dapat berperan dalam respon sosial maladaptif
3) Faktor sosial budaya
Isolasi sosial merupakan faktor utama dalam gangguan berhubungan. Hal
ini diakibatkan oleh norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain,
atau tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak produktif seperti lansia,
orang cacat, dan penderita penyakit kronis.
4) Faktor komunikasi dalam keluarga
Pada komunikasi dalam keluarga dapat mengantarkan seseorang dalam
gangguan berhubungan, bila keluarga hanya menginformasikan hal-hal yang
negative dan mendorong anak mengembangkan harga diri rendah. Seseorang
anggota keluarga menerima pesan yang saling bertentangan dalam waktu
bersamaan, ekspresi emosi yang tinggi dalam keluarga yang menghambat untuk
berhubungan dengan lingkungan diluar keluarga.
B. Stressor presipitasi
Data subyektif
a. Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain
b. Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain
c. Pasien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain
d. Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
e. Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
f. Pasien merasa tidak berguna
g. Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup
Data obyektif
h. Tidak memiliki teman dekat
i. Menarik diri
j. Tidak komunikatif
k. Tindakan berulang dan tidak bermakna
l. Asyik dengan pikirannya sendiri
m. Tak ada kontak mata
n. Tampak sedih, afek tumpul
(Yosep iyus, 2009)
5. AKIBAT
Akibat isolasi sosial adalah resiko perubahan sensori persepsi halusinasi.
Halusinasi adalah suatu keadaan yang merupakan gangguan pencerapan
(persepsi) panca indra tanpa ada rangsangan dari luar yg dapat meliputi
semua system penginderaan pada seseorang dalam keadaan sadar penuh (
baik ).
Gejala Klinis :
6. PENATALAKSANAAN
1. Farmakologi
Obat anti psikosis : Penotizin
Obat anti depresi : Amitripilin
Obat anti ansietas : Diasepam, Bromozepam, Clobozam
Obat anti insomnia : Phneobarbital
2. Terapi
1. Terapi keluarga
Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi
masalah klien dengan memberikan perhatian
1. BHSP
2. Jangan memancing emosi klien
3. Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan
keluarga
4. Berikan kesempatan klien mengemukakan pendapat
5. Dengarkan , bantu dan anjurkan pasien untuk
mengemukakan masalah yang dialaminya
2. Terapi kelompok
Berfokus pada dukungan dan perkembangan, ketrampilan sosial, atau
aktivitas lain dengan berdiskusi dan bermain untuk mengembalikan
keadaan klien karena masalah sebagian orang merupkan perasaan
dan tingkah laku pada orang lain.
3. Terapi musik
Dengan musik klien terhibur, rileks dan bermain untuk mengembalikan
kesadaran pasien.
7. POHON MASALAH
8. ASUHAN KEPERAWATAN
a. FOKUS PENGKAJIAN
Data Obyektif: Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh
memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.
Data obyektif:
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.
b. DIAGNOSA
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi
Tujuan Khusus :
3. FASE TERMINASI
a. Mengevaluasi respon pasien terhadap tindakan
1) Data subjektif
2) Data objektif
b. Melakukan rencana tindak lanjut : memasukkan ke jadwal kegiatan
c. Melakukan kontrak untuk pertemuan berikutnya
1) Waktu
2) Tempat
3) Topic
4. HAL- HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
a. SIKAP TERAPEUTIK
1) Berhadapan dan mempertahankaan kontak mata
2) Membungkuk karah pasien dengan sikap terbuka dan rileks
3) Menggunakan jarak terapeutik
b. TEKNIK KOMUNIKASI
1) Menggunakan kata- kata yang mudah dimengerti
2) Menggunakan teknik komunikasi yang tepat
A. PERSIAPAN ALAT SP 3
1. Baju ganti pasien + celana
2. Kertas/ jadwal harian pasien
B. INSTRUKSIONAL KERJA SP 3 : BERKENALAN DENGAN 2 ORANG
ATAU LEBIH
1. FASE ORIENTASI
a. Memberikan salam terapeutik dan kenalan
1) Memberikan salam
2) Memperkenalkan diri dan menanyakan nama pasien
3) Memanggil nama panggilan yang disukai
4) Menyampaikan tujuan interaksi
b. Melakukan evaluasi dan validasi data
1) Menanyakan perasaan pasien hari ini
2) Memvalidasi / evaluasi masalah pasien
c. Melakukan kontrak
1) Waktu
2) Tempat
2. FASE KERJA
a. Melakukan evaluasi pertemuan sebelumnya (SP 1 DAN SP 2)
b. Melatih berkenalan dengan 2 orang atau lebih
c. Minta pasien untuk mendemonstrasikan kembali
d. Memberikan reinforcement positif
3. TERMINASI
a. Mengevaluasi respon pasien terhadap tindakan
1) Data subjektif
2) Data objektif
b. Melakukan rencana tindak lanjut : memasukkan ke jadwal kegiatan
c. Melakukan kontrak untuk pertemuan berikutnya
1) Waktu
2) Tempat
3) Topic
4. HAL- HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
a. SIKAP TERAPEUTIK
1) Berhadapan dan mempertahankaan kontak mata
2) Membungkuk karah pasien dengan sikap terbuka dan rileks
3) Menggunakan jarak terapeutik
b. TEKNIK KOMUNIKASI
1) Menggunakan kata- kata yang mudah dimengerti
2) Menggunakan teknik komunikasi yang tepat
A. PERSIAPAN ALAT SP 1 KELUARGA
1. Leaflet/ lembar balik isolasi social/ menarik diri
2. Kertas
3. Bolpoint
10. INSTRUKSIONAL KERJA SP 1: IDENTIFIKASI MASALAH KELUARGA,
MENJELASKAN PROSES TERJADINYA ISOLASI SOSIAL DAN
MENJELASKAN CARA MERAWAT PASIEN SOLASI SOSIAL
1. FASE ORIENTASI
a. Memberikan salam terapeutik dan kenalan
1) Memberikan salam
2) Memperkenalkan diri dan menanyakan nama keluarga pasien
3) Memanggil nama panggilan yang disukai
4) Menyampaikan tujuan interaksi
b. Melakukan evaluasi dan validasi data
1) Menanyakan perasaan keluarga pasien hari ini
2) Memvalidasi / evaluasi masalah pasien
c. Melakukan kontrak
1) Waktu
2) Tempat
3) Topik
2. FASE KERJA
a. Mengidentifikasi masalah keluarga dalam merawat pasien
b. Menjelaskan proses terjadinya isolasi social/ menarik diri
c. Latih (stimulasi) cara merawat
d. RTL Keluarga / jadwal untuk merawat pasien
3. FASE TERMINASI
a. Mengevaluasi respon keluarga pasien terhadap tindakan
1) Data subjektif
2) Data objektif
b. Melakukan rencana tindak lanjut : memasukkan ke jadwal kegiatan
c. Melakukan kontrak untuk pertemuan berikutnya
1) Waktu
2) Tempat
3) Topic
4. HAL- HAL YANG DIPERHATIKAN
a. SIKAP TERAPEUTIK
1) Berhadapan dan mempertahankaan kontak mata
2) Membungkuk ke arah pasien dengan sikap terbuka dan rileks
3) Menggunakan jarak terapeutik
b. TEKNIK KOMUNIKASI
1) Menggunakan kata- kata yang mudah dimengerti
2) Menggunakan teknik komunikasi yang tepat
A. PERSIAPAN ALAT SP 2 KELUARGA
1. Leaflet/ lembar balik Isolasi Sosial
2. Kertas
3. Bolpoint
B. INSTRUKSIONAL KERJA SP 2: MERAWAT LANGSUNG KE PASIEN
1. FASE ORIENTASI
a. Memberikan salam terapeutik dan kenalan
1) Memberikan salam
2) Memperkenalkan diri dan menanyakan nama keluarga pasien
3) Memanggil nama panggilan yang disukai
4) Menyampaikan tujuan interaksi
b. Melakukan evaluasi dan validasi data
1) Menanyakan perasaan keluarga pasien hari ini
2) Memvalidasi / evaluasi masalah pasien
c. Melakukan kontrak
1) Waktu
2) Tempat
3) Topik
2. FASE KERJA
a. Evaluasi kemampuan keluarga SP 1
b. Latih keluarga cara merawat (langsung ke pasien)
c. Menyusun RTL keluarga
3. FASE TERMINASI
a. Mengevaluasi respon keluarga pasien terhadap tindakan
1) Data subjektif
2) Data objektif
b. Melakukan rencana tindak lanjut : memasukkan ke jadwal kegiatan
c. Melakukan kontrak untuk pertemuan berikutnya
1) Waktu
2) Tempat
3) Topic
4. HAL- HAL YANG DIPERHATIKAN
a. SIKAP TERAPEUTIK
1) Berhadapan dan mempertahankaan kontak mata
2) Membungkuk karah pasien dengan sikap terbuka dan rileks
3) Menggunakan jarak terapeutik
b. TEKNIK KOMUNIKASI
1) Menggunakan kata- kata yang mudah dimengerti
2) Menggunakan teknik komunikasi yang tepat
3. FASE TERMINASI
a. Mengevaluasi respon keluarga pasien terhadap tindakan
1) Data subjektif
2) Data objektif
b. Melakukan rencana tindak lanjut : memasukkan ke jadwal kegiatan
c. Melakukan kontrak untuk pertemuan berikutnya
1) Waktu
2) Tempat
3) Topic
4. HAL- HAL YANG DIPERHATIKAN
a. SIKAP TERAPEUTIK
1) Berhadapan dan mempertahankaan kontak mata
2) Membungkuk kearah pasien dengan sikap terbuka dan rileks
3) Menggunakan jarak terapeutik
b. TEKNIK KOMUNIKASI
1) Menggunakan kata- kata yang mudah dimengerti
2) Menggunakan teknik komunikasi yang tepat
Fitria, Nita.2010.Prinsip Dasar dan aplikasi penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan keperawatan ( LP dan SP). Jakarta: Salemba Medika
Keliat A,Budi Akemat. 2009. Model Keperawatan Profesional Jiwa, Jakarta
Yosep Iyus, 2009. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.
Lampiran
STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
Masalah : Isolasi sosial (ISOS)
Pertemuan ke I (satu)
PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi pasien
1) Klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain
2) Klien mengatakan orang-orang jahat dengan dirinya
3) klien tampak menyendiri
4) klien terlihat mengurung diri
5) klien tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain
2. Diagnosa keperawatan
Isolasi sosial
3. Tujuan
Tujuan khusus :
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
2) Klien dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial
3) Klien mampu menyebutkan keuntungan dan kerugian hubungan dengan
orang lain
Tujuan umum :
1) Klien dapat berinteraksi dengan orang lain
4. Tindakan keperawatan
1) Membina hubungan saling percaya
2) Mengidentifikasi penyebab ISOS pasien
3) Berdiskusi dengn pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang
lain
4) Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian berinteraksi dengan orang
lain
SP 1 PASIEN :
Membina hubungan saling percaya, membantu pasien mengenal penyebab ISOS,
membantu pasien mengenal keuntungan berhubungan dan kerugian untuk
berhubungan dengan orang lain, dan mengajarkan pasien berkenalan, sebagai berikut :
ORIENTASI
“Assalamualaikum”
“Saya Fenny, Saya senang dipanggil ibu Fen…..,Saya merawat diruang mawar
ini…..yang akan merawat ibu. “Siapa nama mbak? Senang dipanggil siapa?”.
“Apa keluhan Sisi hari ini?” Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluarga dan
teman-teman Sisi? Bagaiman kalau 15 menit”
KERJA
“Siapa saja yang tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan Sisi? Siapa yang
jarang bercakap-cakap dengan Sisi? Apa yang membuat Sisi jarang bercakap-cakap
dengannya?’
“Apa yang Sisi rasakan selama Sisi dirawat disini? O…..Sisi merasa sendirian? Siapa saja
yang Sisi kenal diruang ini?”
“Apa saja kegiatan yang biasa Sisi lakukan dengan teman-teman yang Sisi kenal?”
“Apa yang menghambat Sisi dalam berteman atau bercakap-cakap dengan pasien yang
lain?”
“Menurut Sisi apa saja keuntungan kalau kita mempunyai teman? Wah benar, ada teman
bercakap-cakap. Apa lagi? (sampai pasien data menyebutkan beberapa)
“Nah kalau kerugiannya tidak mempunyai teman apa ya Sisi? Ya, apa lagi? (sampai
pasien dapat ,menyebutan beberapa)
“Jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya. Kalau begitu inginkah Sisi belajar
bergaul dengan orang lain?
“Bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain”
“Begini lho Sisi, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan
nama panggilan yang kita suka, asal kita dan hobi. Contoh: Nama Saya Sisi, senang
dipanggil Sisi. Asal saya dari karawang, Hobi memasak”
“Selanjutnya Sisi menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya begini:
Nama Bapak siapa? Senang dipanggil apa? Asal dari mana/hobinya apa?”
“Ayo Sisi dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan Sisi. Coba berkenalan dengan
saya!”.
“Setelah Sisi berkenalan dengan orang tersebut, Sisi bisa melanjutkan percakapan tentang
hai-hal yang menyenangkan Sisi bicarakan. Misalnya tentang cuaca, tentang hobi,
tentang keluarga, pekerjaan dan sebagainya.
TERMINASI
“Selanjutnya Sisi dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari selama saya tidak ada,
sehingga Sisi lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain. Sisi mau praktekan ke
pasien lain. Mau jam berapa mencobanya.mari kita masukkan pada jadwal hariannya.
“Besok pagi jam 10 saya akan datang kesini untuk mengajak Sisi berkenalan dengan
teman saya, perawat Tata. Bagaimana, Sisi mau kan?”
“Assalamualaikum”