Artikel PLP Kel. 5

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

ARTIKEL ILMIAH

KARAKTERISTIK UMUM PESERTA DIDIK YANG KELAK


MENJADI TANGGUNG JAWAB DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Pada Mata Kuliah
Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP)

Dosen Pengampu: Dewi Maharani, MA

Disusun oleh: Kelompok 5

Aulia Amanni (20312316)


Lisa Kurniati (20312326)
Lusi Meilani (20312327)
Nurhaliza Sy (20312330)
Rohemi (20312338)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
1442 H/2023 M
i
KARAKTERISTIK UMUM PESERTA DIDIK YANG KELAK
MENJADI TANGGUNG JAWAB DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN

Aulia Amanni, Lisa Kurniati, Lusi Meilani, Nurhaliza Sy, Rohemi


Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta
[email protected], [email protected],
[email protected], [email protected],
[email protected]

Abstrak
Dalam proses pembelajaran terdapat beberapa komponen, salah satunya
terdapat pendidik dan peserta didik serta tujuan yang ingin di capai pada
proses pembelajaran tertentu. Untuk menjalankan proses pembelajaran yang
optimal pendidik harus menganalisis peserta didiknya terlebih dahulu yang
meliputi karakteristik umum, karakteristik akademik, maupun karakteristik
uniknya yang dapat mempengaruhi kemampuan, intelektual, dan proses
belajarnya. Di samping itu, karakteristik peserta didik terkait dengan
beberapa elemen penting seperti aspek intelektual, aspek fisik, emosional,
dan moral. Kesemua aspek tersebut penting diperhatikan bahwasanya
perbedaan zaman akan menentukan perbedaan perlakuan. Perbedaan
perlakuan semakin dituntut seiring dengan perubahan dan perkembangan
ilmu pengetahuan teknologi. Dan hal inilah yang menjadi tanggung jawab
pendidik agar mampu memahami karakteristik peserta ddiknya dalam praksis
pendidikan.
Kata Kunci :Karakteristik Umum Peserta Didik, Pendidikan

Abstract
In the learning process there are several components, one of which is
educators and students and the goals to be achieved in a particular learning
process. To carry out an optimal learning process educators must first
analyze their students which include general characteristics, academic
characteristics, as well as unique characteristics that can affect their
abilities, intellectuals, and learning processes. In addition, the
characteristics of students are related to several important elements such as
intellectual, physical, emotional, and moral aspects. All of these aspects are
important to note that the difference in time will determine the difference in

ii
treatment. Differences in treatment are increasingly demanded along with
the changes and developments in science and technology. And this is what is
the responsibility of educators to be able to understand the characteristics of
their students in educational praxis.
Keywords: General Characteristics of Learners, Education

iii
PENDAHULUAN

Dalam proses pendidikan nasional, karakteristik peserta didik


merupakan unsur pokok (subkompetensi) penting dalam kompetensi
pedagogis. Menguasai karakteristik peserta menjadi mutlak bagi tenaga
pendidik, bahkan penguasaan karakteristik tersebut menjadi salah satu
indikator profesional atau tidaknya seorang tenaga pendidik. Sebagai sebuah
kompetensi, karakteristik peserta didik tidak hanya dijadikan sebagai sebuah
variabel kognitif, tetapi karakteristik peserta didik mutlak dipahami, dikuasai,
dan di implementasikan dalam proses pembelajaran, baik bagi tenaga
pendidik di tingkat pendidikan dasar, menengah, maupun perguruan tinggi.
Perbedaan tingkat pendidikan hanya menunjukkan perbedaan kategori
peserta didik. Memahami karakteristik peserta didik termasuk di perguruan
tinggi tidak dapat diabaikan. Bila diabaikan, proses pembelajaran tidak akan
mencapai hasil maksimal. Pada perkembangannya, pembentukan karakter
anak didik sulit dicapai. Atas dasar tersebut, menurut Janawi, pendidik atau
guru perlu menyelami dunia anak, potensi, minat, bakat, motivasi belajar dan
permasalahan lain yang berhubungan dengan anak.

METODE :

Metode yang kami gunakan untuk melakukan penelitian dalam judul


artikel ini adalah metode library search, yaitu metode penelitian yang
pengumpulan datanya dilakukan dengan menghimpun data dari berbagai
literatur. Literatur yang diteliti tidak terbatas pada buku-buku tetapi dapat
juga berupa bahan-bahan dokumentasi, majalah, jurnal, dan surat kabar.
Penekanan penelitian kepustakaan adalah ingin menemukan berbagai teori,
hukum, dalil, prinsip, pendapat, gagasan dan lain-lain yang dapat dipakai
untuk menganaliis dan memecahkan masalah yang diteliti.

3
PEMBAHASAN

A. Pengertian Karakteristik Peserta Didik

Apa itu karakteristik peserta didik? Karakteristik berasal dari kata


karakter yang berarti ciri, tabiat, watak, dan kebiasaan yang dimiliki oleh
seseorang yang sifatnya relatif tetap. Karakteristik pada peserta didik
dapat diartikan keseluruhan pola kelakuan atau kemampuan yang dimiliki
peserta didik sebagai hasil pembawaan dan lingkungan, sehingga
menentukan aktivitasnya dalam mencapai cita-cita atau tujuannya.
Informasi terkait karakteristik peserta didik sangat diperlukan untuk
kepentingan-kepentingan dalam perancangan pembelajaran. Suatu proses
pembelajaran akan dapat berlangsung secara efektif atau tidak, sangat
ditentukan oleh seberapa tinggi tingkat pemahaman pendidik terhadap
karakteristik peserta didiknya. Pemahaman karakteristik peserta didik
sangat menentukan hasil belajar yang akan dicapai, aktivitas yang perlu
dilakukan, dan assemen yang tepat bagi peserta didik. Dari pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa pemahaman atas karakteristik peserta
didik yang dimaksudkan untuk mengenali ciri-ciri dari setiap peserta
didik yang nantinya akan meghasilkan berbagai data terkait siapa peserta
didik dan sebagai informasi penting yang nantinya dijadikan pijakan
dalam menentukan berbagai metode yang optimal guna mencapai
keberhasilan kegiatan pembelajaran.1
Menurut Moh Uzer Usman karakteristik adalah mengacu kepada
karakter dan gaya hidup seseorang serta nilai-nilai yang berkembang
secara teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan mudah
diperhatikan.

1
Isniatun Munawaroh, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan, Modul Pendidikan Profesi
Guru, (T. tp: T.pn, 2019), h. 45-46.

4
Menurut Hamzah B. Uno karakteristik siswa adalah aspek-aspek atau
kualitas perseorangan siswa yang terdiri dari minat, sikap, motivasi
belajar, gaya belajar kemampuan berfikir, dan kemampuan awal yang
dimiliki siswa. Pserta didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh
dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan pendidikan.
Anak didik adalah unsur paling penting dalam kegiatan interaksi edukatif
karena setiap pokok persoalan dalam semua aktifitas pembelajaran.
Semua karakteristik yang bersifat umum pertu dipertimbangkan
dalam menciptakan proses belajar yang dapat membantu individu
mencapai kemampuan yang optimal. Analisis karakteristik awal siswa
merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk memperoleh
pemahaman tentang: Tuntutan, minat, bakat, kebutuhan dan kepentingan
siswa, berkaitan dengan suatu program pembelajaran tertentu. Tahapan
ini dipandang begitu perlu mengingat banyak pertimbangan seperti:
Siswa, perkembangan sosial, budaya, ekonomi, ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta kepentingan program pendidikan atau pembelajaran
tertentu yang akan diikuti siswa.2
Karakteristik peserta didik pembelajar:
1. Selalu memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap pengetahuan,
teknologi, dan seni, dan informasi baru yang ada di dunia. Mereka
belajar dari berbagai sudut pandang dan cara, serta memiliki sikap
proaktif dengan selalu mencari informasi menggunakan caranya
sendiri.
2. Memiliki motvasi internal, dan rasa ingin tahu merupakan kebutuhan
yang muncul, karena mereka adanya tujuan yang ingin dicapai.
Seorang peserta didik pembelajar mampu melakukan kegiatan refleksi

2
Hani Hanifah, Susi Susanti, Ari Setiawan Adji, Perilaku dan Karakteristik Peserta
Didik Berdasarkan Tujuan Pembelajaran, Jurnal Manajemen dan Ilmu Pendidikan, Volume
2 Nomor 1, Februari 2020:105-117. h. 107-110

5
diri untuk mengenali kekuatan dan kelemahannya bahkan mampu
mengukur kemajuan dalam mempelajari keterampilan maupun
pengetahuan.
3. Mengetahui apa yang seharusnya dilakukan tanpa sering diingatkan
karena adanya motivasi untuk menyelesaikan tugas-tugasnya dan
hanya sedikit motivasi dari luar untuk membuatnya menjadi disiplin.
4. Memiliki kemampuan berfikir kritis dalam mengahadapi situasi
tertentu, berjiwa mandiri, melihat sesuatu atau kejadian dari berbagai
kemungkinann. Peserta didik pembelajar tidak hanya menghafal,
tetapi juga bertanya “mengapa” dan menyusun jawaban berdasarkan
pengamatan atau kemampuan berfikir.
5. Memiliki kemampuan memahami dengan sedikit atau tanpa instruksi.
Seorang peserta didik pembelajar mandiri memiliki kemampuan yang
baik dalam mempelajari sebuah topik baik secara verbal, visual, atau
karakteristik bahkanimajinatif. Mereka selalu bisa menemukan cara
belajar melalui berbagai macam cara.
6. Tidak mudah menyerah, sedikit mungkin ingin menguasai sebuah
konsep secara mandiri sebelum minta bantuan kepada orang lain.
Karakter itulan yang membuat mereka berani mencoba dan tekun
berlatih untuk menguasai sesuatu yang dapat dilakukan.3

Mengenal dan memahami karakter peserta didik memberikan manfaat


yang banyak bagi peserta didik sendiri maupun bagi guru yang berperan
mendampingi peserta didik. Yaitu akan merasakan suasana belajar yang
menyenangkan, pelayanan prima, perlakuan adil, tidak ada diskriminasi,
merasakan bimbingan yang maksimal. Bagi guru, manfaat mengenal dan
memahami karakteristik peserta didik merupakan langkah awal untuk
3
Taufik Eko Yanto, Karakteristik Peserta Didik, Guru Pembelajar Modul Pelatihan
Guru, Direktorat Jenderal Guru Tenaga Kependidikan Kementrian Pendidikan dan
Kebuadayaan 2016, h. 3-4

6
memetakan kondisi peserta didik sesuai karakter masing-masing. Guru
dapat meyiapkan perencanaan pembelajaran dengan baik, memberikan
pelayanan prima, dan memberi tugas sesuai kebutuhan kompetensi yang
ingin dicapai dan sesuai kesanggupan peserta didik. Dengan demikian
guru dapat mengembangkan potensi yang dimiliki berupa minat, bakat,
dan kegemerannya serta berusaha menekan potensi negatif yang mungkin
muncul dari karakter peserta didik tidak baik yang dimilikinya. Begitu
pentingnya mengenal dan memahami karakter peserta didik dengan itu
guru harus meluangkan waktu bersama peserta didik dan memberikan
perhatian yang maksimal dalam membimbing mereka untuk mencapai
standar kompetensi yang ditentukan.4

B. Karakteristik Umum Peserta Didik dari Segi Usia


Faktor usia dapat dijadikan patokan dalam memahami karakteristik
peserta didik. Memahami usia peserta didik akan berpengaruh terhadap
pemilihan pendekatan pembelajaran yang akan dilakukan. Pendekatan
belajar yang digunakan terhadap usia kanak-kanak tertentu saja berbeda
dengan pendekatan belajar yang digunakan terhadap anak remaja atau
dewasa. Dalam praktik pendidikan dikenal dengan istilah paedagogi dan
andragogi. Pedagogi berasal dari bahasa Yunani “Paid” artinya anak dan
“Agogos” artinya membimbing. Itulah sebabnya istilah pedagogi dapat
diartikan sebagai ilmu dan seni mengajar anak-anak. Sedangkan
andragogi berasal dari bahasa Yunani yakni “Andra” artinya orang
dewasa dan “Agogos” artinya memimpin. Definisi istilah andragogi
kemudian dapat diartikan sebagai suatu seni dan ilmu untuk membantu
orang dewasa belajar.5
Fase- Fase Perkembangan Manusia:
4
Taufik Eko Yanto, Karakteristik Peserta Didik, Guru Pembelajar Modul Pelatihan
Guru, Direktorat Jenderal Guru Tenaga Kependidikan Kementrian Pendidikan dan
Kebuadayaan 2016, h. 16-17

7
1. Permulaan kehidupan (konsepsi)
2. Fase prenatal (dalam kandungan)
3. Proses kelahiran (± 0-9 bulan)
4. Masa bayi/anak balita (± 0-1 tahun)
5. Masa kanak-kanak (± 1-5 tahun)
6. Masa anak-anak (± 5-12 tahun)
7. Masa remaja (± 12-18 tahun)
8. Masa dewasa awal (± 18-25 tahun)
9. Masa dewasa (± 25-45 tahun)
10. Masa dewasa akhir (± 45- 55 tahun)
11. Masa akhir kehidupan (± 55 tagu ke atas)

Pada pembahasan ini, kami hanya membahas materi sejak masa


kanak-kanak hingga masa dewasa awal saja sesuai usia pendidikan. Ada
beberapa aspek yang dipengaruhi oleh usia:

1. Aspek Fisik
Secara Anatomis yaitu:
a. Perubahan kuantitatif struktur tulang
b. Indeks tinggi dan berat badan
c. Proporsi antar bagian

Secara Fisiologi yaitu:

a. Pada masa bayi (± 0-1 tahun) tulangnya masih lentur dan


berpori, persambungannya masih longgar) dengan BB: 2-4 kg,
TB: 50-60 cm
b. Masa kanak-kanak, BB: 12-15 kg TB: 90-120 cm
c. Masa remaja awal, BB: 30-40 kg TB: 140-160 cm

5
Ahmad Taufik, Analisis Karakteristik Peserta Didik, Jurnal el-Ghiroh, Vol. XVI,
No. 01. Februari 2019, h. 6

8
Selanjutnya keceptan berangsur menurun bahkan menjadi mapan.
Proporsi tinggi kepala, badan bayi dan anak sekita 1:4 menjelang
dewasa menjadi 1:8 atau 0.

2. Aspek Intelektual
Menurut John dan Conrad:
a. Laju perkembangan intelegensi berlangsung sangat pesat sampai
masa remaja awal, setelah itu kepesatannya langsung menurun.
b. Puncak perkembangan pada umumnya dicapai dipenghujung masa
remaja akhir (sekitar usia 20-an), selanjutnya perubahan-
perubahan masa tipis berlangsung sampai dengan usia 50 tahun.
Setelah itu terjadi plateau (mapan)sampai usia 60 tahun untuk
selanjutnya berangsur-angsur turun (deklinasi).
c. Terdapat variasi dalam waktu dan laju kecepatan deklinasi
menurut jenis-jenis kecakapan tertentu.
3. Aspek Sosial
a. Masa kanak-kanak awal (0-3 tahun): subjektif
b. Masa krisis (3-4 tahun): trotz alter
c. Masa kanak-kanak akhir (4-6 tahun): subjektif menuju objktif
d. Masa anak sekolah (6-12 tahun): objektif
e. Masa kritis II (12-13 tahun): pre-puber (anak tanggung)6
4. Aspek Psikososial
Menurut Eric Erikson:
a. Anak adalah makhluk yang aktif dan penjelajah yang adaptif
b. Ego berfungsi untuk memahami realitas dunia social.
c. Secara mendasar manusia adalah makhluk yang rasional, pikiran,
perasaan, dan tindakannya sebagian besar dikontrol oleh ego.
6
Nur Anna Irvanda Dan Nurhasana Karunia, Karakteristik Umum Peserta Didik
(Usia, Gender, Latar Belakang), (Universitas Negeri Jakarta: Teknologi Pendidikan fakultas
Ilmu Pendidikan, 2013), h. 5

9
d. Prinsip epigenetik

Delapan tahap perkembangan psikososial:

a. Basic trust Vs Mistrust (± sejak lahir – 1 tahun)


b. Autonomy Vs Shame Doubt (± 2-3 tahun)
c. Initiative Vs Guilt (± 4-5 tahun)
d. Industry Vs Inferiority (± 6 tahun – pubertas)
e. Identity & Repudiation Vs Identity Difusion (masa remaja)
f. Intimacy % Solidarity Vs Isolation (masa muda)
g. Generativity Vs Stagnation & Self Absorption (masa dewasa)
h. Integrity Vs Despair (masa tua)
5. Aspek Perspektif Kognitif
Menurut Jean Piaget:
a. Suatu fungsi kehidupan yang mendasar yang membantu
organisme untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
b. Tujuan aktivitas intelektual adalah untuk mencapai keseimbangan.
c. Lingkungan adalah suatu tempat yang menarik penuh dengan
berbagai rangsangan baru yang tidak segera dapat dipahami anak
yang aktif dengan penuh rasa ingin tahu.7
d. Suatu atribut yang sangat majemuk, yang terdiri dari 3 komponen
yang saling berhubungan yaitu isi intelegensi, struktur kognitif,
dan fungsi intelektual.

Tingkat perkembangan Kognitif:

a. Periode sensori motor (± sejak lahir – 2 tahun)


b. Periode praoperasional (± 2-7 tahun)
c. Periode operasional konkret (± 7-11 tahun)
7
Nur Anna Irvanda Dan Nurhasana Karunia, Karakteristik Umum Peserta Didik
(Usia, Gender, Latar Belakang), (Universitas Negeri Jakarta: Teknologi Pendidikan fakultas
Ilmu Pendidikan, 2013), h. 6

10
d. Periode operasional formal (± 11-15 tahun)

Menurut Kurnia, karakteristik atau kepribadian seseorang dapat


berkembang secara bertahap. Berikut ini adalah krakteristik
perkembangan pada masa anak samapai masa puber:8

1. Krakteristik perkembangan masa anak awal (2-6 tahun)


Masa anak awal berlangsung dari usia 2-6 tahun, yaitu setelah
anak meninggalkan masa bayi dan mulai mengikuti Pendidikan
formal di SD. Tekanan dan harapan sosial untuk mengikuti
pendidikan sekolah menyebabkan perubahan perilaku, minat, dan
nilai pada diri anak. Pada masa ini, anak sedang dalam
proses pengembangan kepribadian yang unik dan menuntut
kebebasan. Perilaku anak sulit diatur, bandel, keras kepala,
dan sering membantah dan melawan orang tua. Hal ini
memang sangat menyulitkan para pendidik. Tak heran, apabila para
guru playgroup sampai SD harus lebih bersabar dalam
melangsungkan pembelajaran atau mendidik siswa. Disiplin mulai
bisa diterapkan pada anak sehingga anak dapat mulai belajar hidup
secara tertib. Dan sikap para pedidik sangat berpengaruh
terhadap perkembangan anak.
2. Krakteristik perkembangan masa anak akhir (6-12 tahun)
Karakteristik atau ciri-ciri periode masa anak akhir,
sama halnya dengan ciri-ciri periode masa anak awal dengan
memperhatikan sebutan atau label yang digunakan pendidik. Orang
tua atau pendidik menyebut masa anak akhir sebagai masa yang
menyulitkan karena pada masa ini anak lebih banyak dipengaruhi

8
Nur Anna Irvanda Dan Nurhasana Karunia, Karakteristik Umum Peserta Didik
(Usia, Gender, Latar Belakang), (Universitas Negeri Jakarta: Teknologi Pendidikan fakultas
Ilmu Pendidikan, 2013), h. 7

11
oleh teman-teman sebaya daripada oleh orang tuanya. Kebanyakan
anak pada masa ini juga kurang memperhatikan dan tidak
bertanggung jawab terhadap pakaian dan benda-benda
miliknya. Para pendidik memberi sebutan anak usia sekolah
dasar, karena pada rentang usia ini (6-12 tahun) anak bersekolah di
sekolah dasar. Di sekolah dasar, anak diharapkan memperoleh
dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang dianggap
penting untuk keberhasilan melanjutkan studi dan penyesuaian
diri dalam kehidupannya kelak.9
3. Krakteristik perkembangan masa puber (11/12 – 14/15 tahun)
Masa puber adalah suatu periode tumpang tindih antara masa
anak akhir dan masa remaja awal. Periode ini terbagi atas
tiga tahap, yaitu tahap: prapuber, puber, dan pascapuber. Tahap
prapuber bertumpang tindih dengan dua tahun terakhir masa anak
akhir. Tahap puber terjadi pada batas antara periode anak
dan remaja, di mana ciri kematangan seksual semakin jelas (haid dan
mimpi basah). Tahap pascapuber bertumpang tindih dengan
dua tahun pertama masa remaja. Waktu masa puber relatif singkat (2-
4 tahun) ini terjadi pertumbuhan dan perubahan yang sangat pesat dan
mencolok dalam proporsi tubuh, sehingga menimbulkan
keraguan dan perasaan tidak aman pada anak puber.
Peubahan fisik dan sikap puber ini berakibat pula pada menurunnya
prestasi belajar, permasalahan yang terkait dengan penerimaan konsep
diri, serta persoalan dalam berhubungan dengan orang di
sekitarnya. Orang dewasa maupun pendidik perlu memahami
sikap perilaku anak puber yang kadang menaik diri, emosional,

9
Nur Anna Irvanda Dan Nurhasana Karunia, Karakteristik Umum Peserta Didik
(Usia, Gender, Latar Belakang), (Universitas Negeri Jakarta: Teknologi Pendidikan fakultas
Ilmu Pendidikan, 2013), h. 8

12
perilaku negative dan lain-lain, serta membantunya agar anak dapat
menerima peran seks dalam kehidupan bersosialisasi dengan orang
atau masyarakat di sekitarnya.10

Menurut Piaget perkembangan intelektual anak usia Taman Kanak-


Kanak pada taraf pra operasional konkrit sedangkan peserta didik Sekolah
Dasar berada pada tahap operasional konkrit, dan peserta didik Sekolah
Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas serta Sekolah Menengah
Kejuruan pada tahap operasional formal.

Usia yang setiap peserta didik akan mempengaruhi terhadap


pendekatan pembelajaran yang diberikan, media, dan jenis evaluasi yang
akan digunakan oleh guru. Ketika guru menghadapi peserta didik Taman
Kanak-kanak pada umumnya berusia 5-6 tahun, sudah tentu akan berbeda
pendekatan, metode, dan media yang digunakan ketika menghadapi
peserta didik Sekolah Dasar yang umumnya berusia 7-11 tahun, dan
peserta didik Sekolah Menengah Pertama yang usianya berkisar 12-14
tahun dan juga peserta didik Sekolah Menengah Atas atau Sekolah
Menengah Kejuruan , yang umumnya berusia 15-17 tahun, karena dilihat
dari perkembangan intelektualnya saja jelas berbeda.11

C. Karakteristik Umum Peserta Didik dari Segi Gender


Pada dasarnya manusia diciptakan berbeda-beda, salah satunya adalah
perbedaaan gender yaitu laki-laki dan perempuan. Dari perbedaan itu

10
Nur Anna Irvanda Dan Nurhasana Karunia, Karakteristik Umum Peserta Didik
(Usia, Gender, Latar Belakang), (Universitas Negeri Jakarta: Teknologi Pendidikan fakultas
Ilmu Pendidikan, 2013), h. 9
11
Jambo Guru, Karakteristik Umum Peserta Didik,
https://www.jamboguru.com/2019/11/karakteristik-umum-peserta-didik.html#comments
(diakses 9 Oktober 2022)

13
harus disadari dan diperhatikan oleh guru bahwa masing-masing gender
memiliki karakteristik masing-masing.12
Kata gender berasal dari bahasa Inggris yang berarti berarti jenis
kelamin. Dapat diartikan juga sebagai perbedaan antara laki-laki dan
perempuan dilihat dari segi nilai dan perilaku.13
Berikut teori yang menjelaskan hubungan antara kemampuan pemecahan
masalah dan perbedaan gender:14
1. Siswa laki-laki lebih cenderung berpikir dengan memfungsikan
belahan otak kanannya dibandingkan belahan otak kiri dalam
mengambil suatu keputusan. Hal ini dapat meminimalisi ekspresi
emosi dan intuisi perasaan sehingga laki-laki dapat berpikir secara
terstruktur dalam rangkaian yang rumit.
2. Siswa perempuan cenderung berpikir dengan menggunakan dua otak
secara bersamaan sehingga wanita berpikir secara menyeluruh dan
penuh keraguan. Pada hakikatnya cara kerja belahan otak kanan dan
belahan otak kiri pada wanita dipengaruhi oleh nuansa emosi yang
tinggi. Hal ini menyebabkan keputusan-keputusan yang diambil kaum
wanita pada umumnya memiliki warna emosional di dalamnya.

Perbedaan gender dapat menjadi faktor pembeda seseorang berpikir


dan menentukan pemecahan masalah yang diambil. Oleh karena itu,
ketika dihadapkan pada soal yang berbasis pemecahan masalah, peserta
didik laki-laki dan perempuan memiliki kecenderungan pemecahan
masalah yang berbeda. Peserta didik laki-laki banyak yang cenderung
12
Putri Wulan dan Heni Pujiastuti, Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika ditinjau Dari Segi Gender, Jurnal Matematika Kreatif dan inovatif, vol. 11, no.
01, 2022. h. 3.
13
Achmad Saeful, Kesetaraan Gender dalam Dunia Pendidikan, Jurnal tarbawi, vol.
01 Februari 2019. h. 19.
14
Dwi Novitasari, Analisis Kreativitas Siswa Dalam Pemecahan Masalah Visual
Spasial dan Logis Matematis Ditinjau Dari Gender, Jurnal Media Pendidikan Matematika,
vol. 5, no.2, Desember 2017, h.77.

14
acuh pada saat proses pembelajaran berlangsung apabila mereka
menganggap pelajaran itu tidak menarik dan sulit. Berbeda dengan
peserta didik perempuan yang cenderung tekun dalam mempelajari
pelajaran yang belum mereka pahami. Kemampuan pemecahan masalah
dalam pembelajaran antara laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan
yang terletak dari bagaimana cara peserta didik laki-laki dan peserta didik
perempuan dalam menyelesaikan soal, sehingga terjadi kesenjangan
antara tingkat partisipasi laki-laki dan perempuan.15

Ada beberapa perbedaan anak perempuan dan anak laki-laki, anak


perempuan menunjukkan kinerja yang lebih baik di bidang seni bahasa,
pemahaman bacaan, dan komunikasi tertulis dan lisan. Sedangkan anak
laki-laki terliha sedikit unggul di bidang matematika dan penalaran
matematis.16

Umumnya, anak laki-laki lebih banyak menghabiskan waktu diluar


ruangan. Lingkungan luar yang tidak terstruktur menyebabkan anak laki-
laki lebih tergantung pada ruang (lokasi) daripada waktu. Anak laki-laki
merancang permainan sendiri, selama bermain anak laki-laki lebih
banyak menggunakan keterampilan visual daripada keterampilan verbal,
dan penggunaan bahasa hanya terbatas untuk keperluan menyelesaikan
pekerjaan. Perilaku ini meningkatkan perkembangan keterampilan visual
dan spasial. Perbedaan ini akan memengaruhi keberadaan siswa
perempuan dan siswa laki-laki di sekolah. Sekolah adalah lingkungan
terstruktur yang berjalan berdasarkan jadwal waktu, fakta-fakta yang

15
Febriani, Muhammmad Tawil, Salamang Salmiah, Pengaruh Model Pembelajaran
Berbasis Masalah terhadap Keterampilan Pemecahan Masalah Peserta Didik dalam
Pembelajaran Fisika Ditinjau dari Gender, Al-Musannif: Jurnal Pendidikan Islam dan
Keguruan, vol.03 no. 2 July-December, 2021, h. 69
16
Nur Anna, Nurhasanah Kurnia, Analisis Peserta didik,
https://docplayer.info/73069023-Analisis-peserta-didik-karakteristik-umum-peserta-didik-
usia-gender-latar-belakang.html (Diakses 6 Oktober 2022).

15
dipilih, peraturan-peraturan dengan pola tertentu, serta menyampaikan
pengajaran sebagian besar menggunakan instruksi verbal. Hal ini berarti
anak perempuan merasa lebih nyaman dalam lingkungan seperti ini,
sebaliknya anak laki-laki tidak merasa nyaman dengan lingkungan seperti
ini.17

D. Karakteristik Umum Peserta Didik dari Segi Latar Belakang


Seorang guru dalam proses perencanaan pembelajaran perlu
memahami tentang karakteristik dan kemampuan awal peserta didik.
Analisis kemampuan awal peserta didik merupakan kegiatan
mengidentifikasi peserta didik dari segi kebutuhan dan karakteristik untuk
menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan perilaku atau tujuan
dan materi. Karakteristik peserta didik didefinisikan sebagai ciri dari
kualitas perorangan peserta didik yang ada pada umumnya meliputi
antara lain kemampuan akademik, usia dan tingkat kedewasaan, motivasi
terhadap mata pelajaran, pengalaman, ketrampilan, psikomotorik,
kemampuan kerjasama, serta kemampuan sosial.18
Ada dua karakteristik kemampuan awal peserta didik yang perlu
dipahami oleh guru yakni:
1. Latar belakang akademik
a. Jumlah peserta didik
Guru perlu mengetahui beberapa jumlah peserta didik yang
akan diajar untuk mengetahui apakah mengajar pada kelas kecil
atau kelas besar. Pemahaman guru terhadap jumlah peserta didik
akan mempengaruhi persiapan guru dalam menentukan materi,
metode, media, waktu yang dibutuhkan, dan evaluasi
17
Dyah Malini dan Diah Fridari, Perbedaan motivasi belajar siswa ditinjau dari
jenis kelamin dan urutan kelahiran di SMAN 1 Tabanan dengan sistem full day school,
Jurnal Psikologi Ubadaya, 2019, h. 146.
18
Atwi Suparman, Mengajar di Perguruan Tinggi (Konsep Dasar Pengembangan
Kurikulum), (Jakarta: PAU-PPAI UT, 2001), h. 21

16
pembelajaran yang dilaksanakan. Untuk mengetahui jumlah
peserta didik maka guru dapat berkoordinasi dengan bagian
akademik.
b. Latar belakang peserta didik
Pemahaman guru terhadap latar belakang peserta didik seperti
latar belakang keluarga, ekonomi, tingkat hobi dan lain
sebagainya juga berpengaruh terhadap proses perumusan
perencaan sistem pembelajaran. Untuk memperoleh data tentang
latar belakang peserta didik dapat diperoleh melalui pengisian
biodata oleh peserta didik.19
c. Indeks prestasi
Indeks prestasi peserta didik juga menjadi penting untuk
diketahui oleh guru, agar materi yang diberikan sesuai dengan
kemampuan:
1) Dapat disesuaikan dengan tingkat prestasi yang mereka miliki.
2) Bahkan peserta didik yang memiliki tingkat prestasi yang
homogen dapat ditempatkan pada kelas yang sama.
3) Guru juga bisa mempertimbangkan tingkat keluasaan dan
kedalaman materi yang disampaikan dengan prestasi yang
dimiliki peserta didik. Untuk mengetahui indeks prestasi
peserta didik dapat diperoleh melalui nilai raport sebelumnya
atau seleksi kemampuan awal peserta didik yang
diselenggarakan oleh Lembaga
d. Tingkat intelegensi
Memahami tingkat intelegensi peserta didik juga dapat
mengukur dan memprediksi:

19
Ahmad Taufik, Analisis Karakteristik Peserta Didik, Jurnal el-Ghiroh. Vol. XVI,
No. 01. Februari 2019, h. 7

17
1) Tingkat kemampuan mereka dalam menerima materi
pelajaran.
2) Mengukur tingkat kedalaman dan keluasan materi.
3) Bahkan dengan memahami tingkat intelegensi peserta didik
guru dapat menyusun materi, metode, media, serta tingkat
kesulitan evaluasi terhadap tingkat intelegensi peserta didik.
Tingkat intelegensi peserta didik dapat diperoleh melalui tes
intelegensi peserta didik atau tes potensi akademik.
e. Keterampilan membaca
Salah satu kecakapan yang harus dimiliki oleh peserta didik
dalam belajar adalah keterampilan membaca. Keterampilan
membaca adalah menyangkut tentang kemampuan peserta didik
dalam menyimpulkan secara tepat dan akurat tentang bahan
bacaan yang mereka baca. Untuk mengetahui tingkat ketrampilan
membaca peserta didik dapat dilakukan melalui tes membaca dan
menyimpulkan bahan bacaan dalam rentang waktu yang telah
ditentukan.20
f. Nilai ujian
Nilai ujian juga dapat dijadikan sebagai pedoman untuk
memahami karakteristik awal peserta didik. Untuk memperoleh
nilai ujian peserta didik perlu dilakukan kemampuan awal peserta
didik terhadap mata pelajaran yang diampu oleh guru yang
bersangkutan.
g. Kebiasaan belajar/ gaya belajar
Aspek lain yang perlu diperhatikan oleh guru dalam proses
pembelajaran adalah memahami gaya belajar peserta didik atau
disebut juga dengan learning style. Gaya belajar mengacu pada
20
Ahmad Taufik, Analisis Karakteristik Peserta Didik, Jurnal el-Ghiroh. Vol. XVI,
No. 01. Februari 2019, h. 8

18
cara belajar yang lebih disukai oleh peserta didik. Dalam proses
pembelajaran, banyak para peserta didik yang mengikuti belajar
pada mata pelajaran tertentu, diajar dengan menggunakan strategi
yang sama, akan tetapi mempunyai tingkat pemahaman yang
berbeda-beda.
Perbedaan ini tidak hanya disebabkan oleh tingkat kecerdasan
peserta didik yang berbeda-beda, akan tetapi ditentukan oleh cara
belajar yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik. Seorang
peserta didik yang senang membaca, kurang terbiasa belajar
dengan baik jika dia harus mendengarkan ceramah atau diskusi.
Demikian juga, peserta didik yang senang bergerak atau melalui
berdiskusi tidak akan belajar dengan baik jika dia harus
mendengarkan ceramah dari para guru. Lebih lanjut, gaya belajar
atau learning style sering diartikan sebagai karakteristik dan
preferensi atau pilihan peserta didik mengenai cara
mengumpulkan informasi, menafsirkan, mengorganisir, merespon,
dan memikirkan informasi tersebut.21 Keanekaragaman gaya
belajar peserta didik perlu diketahui oleh para guru pada awal
belajar. Sehingga guru memiliki dasar dalam menentukan
pendekatan dan media pembelajaran sangat ditentukan oleh
kesesuaian antara pendekatan pembelajaran berdasarkan tingkat
perkembangan psikologis dengan gaya belajar yang disukai oleh
para peserta didik. Adapun prinsip efektivitas pembelajaran
adalah kesesuaian pendekatan mengajar seorang guru dengan
gaya belajar peserta didik.
h. Minat belajar

21
Hisyam Zaini, Desain Pembelajaran Perguruan Tinggi, Yogyakarta: IAIN Sunan
Kalijaga, 2002), h. 35

19
Minat belajar juga dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam
memahami karakteristik peserta didik. Hal ini dilakukan agar guru
dapat memprediksi atau melihat tingkat antusias peserta didik
terhadap pembelajaran yang disampaikan. Oleh sebab itu guru
perlu melakukan wawancara atau pengisian angket, agar dapat
merangkum seluruh penilaian yang mencerminkan tentang minat
peserta didik terhadap mata pelajaran yang akan disampaikan.
i. Harapan atau keinginan peserta didik
Harapan atau keinginan peserta didik terhadap mata pelajaran
yang akan diberikan juga bisa dijadikan sebagai patokan guru
dalam memahami karakteristik peserta didik. Hal ini dapat
dilakukan dengan meminta peserta didik untuk mengemukakan
pendapatnya tentang harapan mereka terhadap mata pelajaran
yang akan diberikan, suasana yang diinginkan, serta tujuan yang
ingin diperoleh dari mata pelajaran yang disajikan.
j. Lapangan kerja yang diinginkan
Hal ini yang dapat dilakukan dengan pengisian angket.
Sehingga berdasarkan informasi ini seorang guru dapat
memberikan bimbingan dan motivasi terhadap peserta didik
dalam upaya pencapaian cita-cita mereka inginkan.22

22
Ahmad Taufik, Analisis Karakteristik Peserta Didik, Jurnal el-Ghiroh. Vol. XVI,
No. 01. Februari 2019, h. 15

20
21
PENUTUP

Kesimpulan
Penting dalam mengembangkan karakteristik anak didik. Peran guru
dalam memahami karakteristik anak didik dapat dioptimalkan dalam proses
pembelajaran normal atau pembelajaran di kelas atau dalam dunia
persekolahan formal. Peran ini akan semakin menghilang apabila guru tidak
berinteraksi intens dengan anak. Semakin baik guru memahami karakteristik
anak, maka proses tersebut dapat berdampak pada: Optimalisasi pencapaian
tujuan pembelajaran, Membantu proses pertumbuhan dan perkembangan
anak, Mempermudah anak untuk memaksimalkan potensi yang dimilikinya,
Mempermudah guru dan orang tua atau pihak yang berkepentingan untuk
mendiagnostik anak, apabila anak memiliki masalah-masalah tertentu, dan
Mempermudah anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.

Guru sebagai tenaga pendidik memiliki tanggung jawab besar terhadap


dirinya, masyarakat, dan lingkungannya (dunia pendidikan). Tanggung jawab
tersebut tidak dapat diabaikan dan bahkan telah dituangkan dalam undang-
undang pendidikan nasional. Itulah sebabnya bahwa guru berada di garda
terdepan proses pendidikan di Indonesia. Bahkan Professional atau tidaknya
guru tergantung dengan kemampuannya dalam memahami peerta didik. Hal-
hal mendasar yang mutlak dipahami dan dituangkan dalam proses
pembelajaran adalah karakteristik dan potensi belajar anak.

21
DAFTAR PUSTAKA

Anna, N dan Nurhasanah Kurnia, "Analisis Peserta Didik,"


https://docplayer.info/73069023-Analisis-peserta-didik-karakteristik-
umum-peserta-didik-usia-gender-latar-belakang.html, Diakses 6
Oktober 2022.
Febriani, dkk. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap
Keterampilan Pemecahan Masalah Peserta Didik dalam Pembelajaran
Fisika Ditinjau dari Gender. Al-Musannif: Jurnal Pendidikan Islam
dan Keguruan. Vol.03 No. 2. December 2021.
Hanifah, Hani dkk. Perilaku dan Karakteristik Peserta Didik Berdasarkan
Tujuan Pembelajaran. Jurnal Manajemen dan Ilmu Pendidikan. Vol.
2, No. 1. Februari 2020.
Irvanda, N. A Dan Nurhasana Karunia. Karakteristik Umum Peserta Didik
(Usia, Gender, Latar Belakang). Universitas Negeri Jakarta:
Teknologi Pendidikan fakultas Ilmu Pendidikan, 2013.
Jambo Guru. “Karakteristik Umum Peserta Didik.”
https://www.jamboguru.com/2019/11/karakteristik-umum-peserta-
didik.html#comments, diakses 9 Oktober 2022.
Malini, D dan Diah Fridari, Perbedaan motivasi belajar siswa ditinjau dari
jenis kelamin dan urutan kelahiran di SMAN 1 Tabanan dengan
sistem full day school. Jurnal Psikologi Ubadaya. 2019.
Munawaroh, I. Konsep Dasar Ilmu Pendidikan. Modul Pendidikan Profesi
Guru. T. tp: T.pn, 2019.
Novitasari, D. Analisis Kreativitas Siswa Dalam Pemecahan Masalah Visual
Spasial dan Logis Matematis Ditinjau Dari Gender. Jurnal Media
Pendidikan Matematika. Vol. 5, No.2. Desember 2017.
Saeful, Achmad. Kesetaraan Gender dalam Dunia Pendidikan. Jurnal
tarbawi. Vol. 01. Februari 2019.
Suparman, Atwi. Mengajar di Perguruan Tinggi (Konsep Dasar
Pengembangan Kurikulum). Jakarta: PAU-PPAI UT, 2001.
Taufik, A. Analisis Karakteristik Peserta Didik. Jurnal el-Ghiroh. Vol. XVI,
No. 01. Februari 2019.

22
Wulan, P dan Heni Pujiastuti. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika ditinjau Dari Segi Gender. Jurnal Matematika Kreatif
dan inovatif. Vol. 11, No. 01. 2022.
Yanto, Taufik E. Karakteristik Peserta Didik. Guru Pembelajar Modul
Pelatihan Guru. Direktorat Jenderal Guru Tenaga Kependidikan
Kementrian Pendidikan dan Kebudadayaan, 2016.
Zaini, Hisyam. Desain Pembelajaran Perguruan Tinggi. Yogyakarta: IAIN
Sunan Kalijaga, 2002.

23

Anda mungkin juga menyukai