Stunting Dan Wasting
Stunting Dan Wasting
Stunting Dan Wasting
TAHUN 2022
MUKADIMAH
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi
kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Stunting mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan otak. Anak stunting juga memiliki risiko lebih tinggi
menderita penyakit kronis di masa dewasanya. Bahkan, stunting dan malnutrisi
diperkirakan berkontribusi pada berkurangnya 2-3% Produk Domestik Bruto (PDB)
setiap tahunnya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
masukan sehingga makalah pelaksanaan prevelensi stunting/wasting dapat di
selesaikan. Selanjutnya, makalah ini akan dimutakhirkan secara periodik berdasarkan
pembelajaran dari penerapannya.
Kehidupan anak sejak dalam kandungan ibu hingga berusia dua tahun (1.000
HPK) merupakan masa-masa kritis dalam mendukung pertumbuhan dan
perkembangan anak yang optimal. Faktor lingkungan yang baik, terutama di awal-awal
kehidupan anak, dapat memaksimalkan potensi genetik (keturunan) yang dimiliki anak
sehingga anak dapat mencapai tinggi badan optimalnya. Faktor lingkungan yang
mendukung ditentukan oleh berbagai aspek atau sektor.
Upaya penurunan stunting dilakukan melalui dua intervensi, yaitu intervensi gizi
spesifik untuk mengatasi penyebab langsung dan intervensi gizi sensitif untuk
mengatasi penyebab tidak langsung. Selain mengatasi penyebab langsung dan tidak
langsung, diperlukan prasyarat pendukung yang mencakup komitmen politik dan
kebijakan untuk pelaksanaan, keterlibatan pemerintah dan lintas sektor, serta kapasitas
untuk melaksanakan. Penurunan stunting memerlukan pendekatan yang menyeluruh,
yang harus dimulai dari pemenuhan prasyarat pendukung. Kerangka konseptual
Intervensi penurunan stunting terintegrasi (Gambar 1.4.).
Kerangka konseptual intervensi penurunan stunting terintegrasi di atas
merupakan panduan bagi pemerintah kabupaten/kota dalam menurunkan kejadian
stunting. Pemerintah kabupaten/kota diberikan kesempatan untuk berinovasi untuk
menambahkan kegiatan intervensi efektif lainnya berdasarkan pengalaman dan praktik
baik yang telah dilaksanakan di masing-masing kabupaten/kota dengan fokus pada
penurunan stunting. Target indikator utama dalam intervensi penurunan stunting
terintegrasi adalah:
1. Prevalensi stunting pada anak baduta dan balita
2. Persentase bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
3. Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita
4. Prevalensi wasting (kurus) anak balita
5. Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif
6. Prevalensi anemia pada ibu hamil dan remaja putri
7. Prevalensi kecacingan pada anak balita
8. Prevalensi diare pada anak baduta dan balita.
Pemetaan kegiatan sektor atau OPD terkait dengan penurunan stunting untuk
tahun 2019 telah dilakukan. Hasil pemetaan kegiatan sektor OPD terkait dapat dilihat
secara lebih rinci pada tabel 1-3. di bawah ini.
e. Kebijakan Nasional Penurunan Stunting
Penyusunan dan implementasi rencana aksi pangan dan gizi dalam bentuk
Rencana Aksi Pangan dan Gizi Daerah (RAD-PG) sedang berlangsung di provinsi dan
kabupaten/kota. Sebagai panduan dalam mengintegrasikan pembangunan pangan dan
gizi, pemerintah telah menetapkan Peraturan Presiden Nomor 83 tahun 2017 tentang
Kebijakan Strategis Pangan dan Gizi yang selanjutnya diikuti penetapan Peraturan
Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pedoman Rencana Aksi
Nasional Pangan dan Gizi yang menetapkan RAN-PG, Pedoman Penyusunan RAD-
PG, dan Pedoman Pemantauan dan Evaluasi RAN/RAD-PG.