Pijat Sangkal Putung

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pekerjaan adalah kebutuhan manusia untuk memenuhi kebutuhan ekonomi hidupnya.
Pekerjaan yang dipilih orang biasanya pekerjaan yang mudah, ringkas, dan mudah dijangkau
oleh masyarakat. Masyarakat Dusun Gilang, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri
masyarakatnya banyak bekerja sebagai pemijat Sangkal Putung.

Pekerjaan Pijat Sangkal Putung dibawa oleh H.A. Syarief dari Dusun Gilang. Setelah
beliau meninggal pada tahun 2002, kemudian dilanjutkan oleh anak cucunya. Pijat Sangkal
Putung adalah pengobatan patah tulang dengan cara tradisional.

Hasil upah pekerjaan itu tidak tertentu karena biasanya pemijat Sangkal Putungnya
mengikhlaskan untuk tidak membayar apabila ada pasien yang keterbatasan ekonomi. Prospek
ekonomi yang dimaksud dalam penelitian ini menyangkut kepada keluarga keturunan H.A.
Syarief untuk harapan perekonomiannya ke depan.

Orang yang melakukan pekerjaan Pijat Sangkal Putung kebanyakan laki-laki. Karena
laki-laki tidak mudah jijik atau takut melihat pasien yang mempunyai luka parah. Selain itu,
laki-laki juga tidak histeris apabila mendengar jeritan pasien. Meskipun didominasi oleh
lakilaki, perempuan juga ada yang bekerja sebagai pemijat Sangkal Putung, namun tidak
banyak jumlahnya, biasanya perempuan yang terlibat dalam pekerjaan tersebut untuk
menjamu pasien, merawat, serta mengurusi pasien yang dianjurkan untuk rawat inap, apabila
di rumah pemijat Sangkal Putungnya melayani rawat inap .

Pentingnya saya melakukan penelitian berusaha memahami tentang prospek ekonomi


orang yang bekerja sebagai pemijat Pijat Sangkal Putung dan juga untuk melestarikan
pengobatan tulang alternatif agar tidak punah.

Berdasarkan dari hal tersebut maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan
judul“Prospek Ekonomi dan Proses Pelestarian Pijat Sangkal Putung pada Masyarakat
Dusun Gilang, Kabupaten Kediri”
1.2 Identifikasi Masalah
1.2.1 Pijat Sangkal Putung tidak dikenakan tarif, kecuali orang yang membuka rawat
inap
1.2.2 Sedikitnya generasi muda yang ingin belajar Pijat Sangkal Putung
1.2.3 Terkadang pemijat semi komersial dan non-komersial tidak mendapat bayaran

1.3 Pembatasan Masalah


1.3.1 Penelitian ini dibatasi hanya melihat prospek ekonomi dan proses pelestarian
Pijat Sangkal Putung di Dusun Gilang

1.4 Rumusan Masalah


1.4.1 Bagaimana prospek ekonomi Pijat Sangkal Putung di Dusun Gilang?

1.4.2 Bagaimana proses pelestarian Pijat Sangkal Putung di Dusun Gilang?

1.5 Tujuan Penelitian


1.5.1 Mengetahui prospek ekonomi Pijat Sangkal Putung di Dusun Gilang
1.5.2 Mengetahui proses pelestarian Pijat Sangkal Putung di Dusun Gilang

1.6 Manfaat Penelitian


1. Bagi Masyarakat :
a) Dapat menyebarkan kearifan lokal Dusun Gilang tentang Pijat Sangkal Putung
b) Menumbuhkan rasa untuk ikut serta melestarikan Pijat Sangkal Putung
c) Memotivasi masyarakat untuk bekerja sama dengan pemijat Sangkal Putung
untuk meningkatkan prospek ekonominya di masa depan

2. Bagi Pemijat Sangkal Putung :


a) Dapat melestarikan ilmu Pijat Sangkal Putung sebagai warisan nenek moyang
b) Secara tidak langsung Pijat Sangkal Putung akan banyak dikenal oleh
masyarakat
c) Dapat memotivasi pemijat Sangkal Putung untuk meningkatkan kualitas dan
pengembangan pelayanan Pijat Sangkal Putung

3. Bagi Peneliti :
a) Mengetahui kondisi ekonomi orang yang bekerja sebagai pemijat Sangkal
Putung
b) Mengetahui tentang proses pelestarian Pijat Sangkal Putung
c) Menjadi tertarik untuk meneliti pelestarian Pijat Sangkal Putung
d) Memberi tambahan ilmu dan wawasan tentang Pijat Sangkal Putung
BAB II

LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Teoritik


Teori yang mendasari penelitian ini adalah Teori Ekonomi Kreatif dan Teori

Pelestarian Budaya. Berikut adalah penjelasan mengenai kedua teori tersebut:

2.1.1 TEORI EKONOMI KREATIF

Teori ini dikemukakan oleh John Howkins. Menurut definisi Howkins, isi dari teori
tersebut, ekonomi kreatif adalah kegiatan ekonomi dimana input dan outputnya adalah
gagasan. Gagasan yang dimaksud yaitu gagasan yang orisinil dan dapat diproteksi oleh HKI.

Ekonomi kreatif adalah sebuah konsep di era ekonomi baru yang mengitensifkan
informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya
manusia sebagai faktor produksi yang utama. Sumber daya utama dalam ekonomi kreatif
adalah kreativitas (creativity)1. Di bidang ilmiah, kreativitas dapat bermakna rasa ingin tahu
dan kesediaan untuk bereksperimen dan membuat koneksi baru dalam pemecahan masalah2.

Konsep biasanya akan didukung dengan keberadaan industri kreatif yang menjadi
pengejawantahannya3. Berdasarkan penjelasan teori ini Pijat Sangkal Putung ini memerlukan
kreativitas untuk peningkatan ekonominya dan agar peminat dari Pijat Sangkal Putung ini
lebih banyak.

Kreativitas ini bisa digambarkan seperti peningkatan ilmu Pijat Sangkal Putung yang
tidak hanya bisa menyembuhkan tulang saja, meningkatkan cara melayani pasien dengan baik,
dan kerjasama dengan pihak medis tentang cara pengobatan menurut medis.

2.1.2 TEORI PELESTARIAN BUDAYA


Teori ini dikemukakan oleh A.W. Widjaja (1986). Isi dari teori tersebut adalah
pelestarian sebagai kegiatan atau yang dilakukan secara terus-menerus, terarah dan terpadu

1 Dr. AL. Sentot Sudarwanto, S.H. Hum. Dona Budi Kharisma S.H, M.H. Koperasi di era ekonomi kreatif.
THAFAMEDIA. Halaman : 51
2 Dr. AL. Sentot Sudarwanto, S.H. Hum. Dona Budi Kharisma S.H, M.H. Koperasi di era ekonomi kreatif.
THAFAMEDIA. Halaman : 2
3 “ Apa itu Ekonomi Kreatif”, diakses dari https://indonesiakreatif.bekraf.go.id. Pada tanggal 8 Juli
guna mewujudkan tujuan tertentu yang mencerminkan adanya sesuatu yang tetap dan abadi,
bersifat dinamis, luwes, dan selektif (Jacobus, 2006:115).
Teori ini dikemukakan oleh Jacobus Ranjabar (2006:114) bahwa pelestarian norma
lama bangsa (budaya lokal) adalah mempertahankan nilai-nilai seni budaya, nilai tradisional.
Dari teori ini peneliti menjelaskan bahwa pelestarian pengobatan tulang alternatif yaitu
Pijat Sangkal Putung. Pijat Sangkal Putung ini banyak dikenal masyarakat Kediri, namun
belum secara nasional. Pijat Sangkal Putung ini merupakan pengobatan alternatif lama, yang
potensial untuk dikembangkan dan dilestarikan agar terkenal dimana-mana dan agar tidak
punah keberadaannya4.

2.2 Kajian Literatur


2.2.1 Definisi Prospek Ekonomi
Prospek adalah harapan atau kemungkinan. Ekonomi adalah ilmu mengenai
asasasas produksi, hal keuangan, perindustrian, dan perdagangan 5. Prospek ekonomi
yang peneliti jelaskan ini tentang harapan pelaku Pijat Sangkal Putung. Harapan ini
tentang perekonomian terkait dengan masa depan ekonomi profesi Pijat Sangkal
Putung.

2.2.2 Definisi Pelestarian Budaya


Pelestarian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI offline QT Media, 2014)
berasal dari kata dasar lestari, yang artinya adalah tetap selama-lamanya tidak
berubah6. Penggunaan awalan pe- dan akhiran -an artinya digunakan untuk
menggambarkan sebuah proses atau upaya. Jadi, maksud pelestarian adalah upaya
atau proses untuk membuat sesuatu tetap selama-lamanya tidak berubah ataupun tidak
punah.

2.2.3 Cara-Cara Melestarikan Budaya7


1. Memahami tentang budaya yang akan dilestarikan
2. Mengikuti kegiatan budaya tersebut
3. Ikut bergabung dengan komunitas-komunitas yang juga melestarikan budaya
tersebut
4. Mengenalkan budaya tersebut kepada masyarakat lewat media sosial
5. Mengenalkan budaya lokal ke luar negeri

4 “penjelasan pelestarian budaya”, diakses di repository.uin-suska.ac.id. pada tanggal 7 Juli 2019


5 KBBI hal 899 dan 287 Hasan Alwi, 2001 : PT.(persero) penerbitan dan percetakan BALAI PUSTAKA BPNO.3658
6 “penjelasan pelestarian budaya”, diakses di repository.uin-suska.ac.id. pada tanggal 7 Juli 2019

7 Diakses pada link https://duniapendidikan.co.id. Pada tanggal 9 Juli


6. Menjadikan budaya sebagai identitas kita

2.2.4 Pengertian Pijat Sangkal Putung


Sangkal Putung adalah istilah populer untuk pengobatan alternatif penyambungan
tulang yang patah akibat kecelakaan dengan metode tradisional tanpa operasi bedah8.
Dibandingkan berobat di rumah sakit dengan ilmu kedokteran modern. Pengobatan
tradisional Pijat Sangkal Putung lebih dipercaya manjur dan dipilih masyarakat. Selain
hasilnya telah nyata, biaya yang harus dikeluarkan pun jauh lebih murah daripada biaya
operasi di rumah sakit.
Sebagian masyarakat memandang Pijat Sangkal Putung ini adalah teknik pengobatan
yang sakti. Tidak hanya sanggup menyembuhkan tulang yang dislokasi, bahkan tulang yang
putus pun bisa disambung lagi. Memandang kesaktian yang luar biasa dari sangkal putung ini,
maka tidak heran kalau kemudian banyak orang yang memilihnya sebagai solusi utama dari
berbagai masalah soal patah tulang.
Banyak alasan masyarakat lebih mendahulukan Pijat Sangkal Putung daripada dokter
ortopedi karena Pijat Sangkal Putung memberikan hasil yang lebih cepat meskipun dalam
prosesnya banyak yang bilang sangat menyakitkan. Jika lewat cara biasa dan umum,
seseorang yang patah tulang akan sembuh berbulan-bulan. Namun, dengan Pijat Sangkal
Putung waktu sembuhnya dapat lebih cepat. Diyakini hal tersebut karena pijatan, ramuan,
serta doa-doa yang dipanjatkan oleh pemijat selama masa pengobatan berlangsung.
Banyak orang bilang bahwa semua pemijat Sangkal Putung, rata-rata mereka
mendapatkan ilmu ini lewat jalan turun-temurun. Ilmu turunan ini maksudnya adalah yang
diturunkan dari generasi ke generasi.

2.2.5 Gerakan dan Manfaat Pijat Sangkal Putung


Adapun manfaat Pijat Sangkal putung antara lain :
1. Menata kembali tulang yang patah atau tulang yang bermasalah agar
seperti semula
2. Gerakannya menata atau memijat tulang yang bermasalah. Pemijat
akan memijat sesuai keluhan pasien

Media yang digunakan saat pijat berlangsung yaitu minyak pijat, untuk mempermudah
proses penyembuhan. Kalau ada, tambahan khusus tulang yang patah memakai alat bantu tali
(thensocref, perban) agar tulang yang patah yang sudah ditata tidak berubah.Untuk membantu
dan mempercepat proses penyembuhan masalah pada tulang tanpa melalui proses operasi atau
pemasangan gipsum.

8 “ Pengertian sangkal putung”. Diakses dari https://mastercom.wordpress.com. Diakses pada 16 Mei 2019
2.3 Penelitian yang Relevan
Pada tahun 2016 telah dilakukan penelitian oleh Miftahul Millah Wijaya dengan judul
“Presepsi Pasien Fraktur tentang Pengobatan Alternatif di Cimande Ciputat Tanggerang”
dalam rangka Progam Studi lmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Kesimpulan dari penelitian tersebut menyatakan bahwa karakteristik demografi pasien


pengobatan alternatif fraktur yaitu Suku Jawa lebih banyak pada pengobatan alternatif dan
gambaran persepsi pasien fraktur terhadap pengobatan alternatif yaitu 38 orang memiliki
definisi yang baik mengenai pengobatan alternatif.
NO Ringkasan dan Hasil Penelitian Persamaan dan Perbedaan
1. Nama Peneliti : Miftahul Millah Persamaan :
Wijaya 1. Peneliti meneliti tentang pengobatan
Asal Institusi : Universitas Islam tulang alternatif Perbedaan
Negeri Syarif Hidayatullah :
Ringkasan : 1. Peneliti ini menggunakan metode
Fraktur adalah tulang yang patah. kuantitatif
Penanganan fraktur yang salah dapat
2. Tidak menjelaskan prospek ekonomi
menyebabkan kecacatan fisik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui persepsi pasien fraktur
terhadap pengobatan alternatif
fraktur. Penelitian ini menggunakan
metode kuantitatif dengan jenis
deskriktif eksploratif. Sekitar
delapan juta orang mengalami
kejadian fraktur yang berbeda dan
penyebab yang berbeda. Faktor yang
mempengaruhi pasien memilih
pengobatan alternatif atau
tradisional, yaitu faktor sosial, faktor
ekonomi, faktor budaya, faktor
psikologis, faktor kejenuhan
terhadap pelayanan medis, faktor
manfaat dan keberhasilan, dan faktor
pengetahuan. Pada umumnya
caracara penyembuhan tradisional di
Indonesia dapat dikategorikan dalam
upaya penyembuhan dengan ramuan
tumbuhan obat, cara fisik, meditasi,
pernapasan, penyembuhan dengan
cara spiritual doa. Penelitian ini
dilakukan selama 5 hari, dengan
sampel yang akan didapat dari
penelitian ini yaitu sebanyak 100
orang.
Hasil :
Penelitian ini dilakukan di Klinik
Pusat Patah Tulang Cimande. Pasien
yang berobat ke klinik patah tulang
ini per hari sekitar 20 pasien.
Karakteristik responden yang didapat
suku yang terbanyak adalah suku
jawa (44%). Faktor sosial, faktor
ekonomi, faktor manfaat dan
keberhasilan, faktor budaya
mempengaruhi persepsi pada pasien
fraktur tentang pengobatan
9
alternatif.

Tabel 2.1 Skirpsi Miftahul Millah Wijaya

Telah dilakukan penelitian pada tahun 2016 dengan judul “Transfer of Knowledge
Keterampilan Pengobatan Tradisional Pijat Sangkal Putung” oleh Fista Bagus Sugiharto,
Supriyono, Ach. Rasyad, Pendidikan Luar Sekolah Pascasarjana-Universitas Negeri Malang.

Dari penelitian itu menyimpulkan bahwa proses pewarisan kearifan lokal pengobatan
tradisional pijat sangkal putung terjadi dalam kaidah pendidikan informal, yang mana dalam
proses Transfer of Knowledge keterampilan pengobatan tradisional Pijat Sangkal Putung
terdapat kegiatan pembelajaran, pengorganisasian belajar, dan hal-hal unik yang berperan.

9 Diakses dari repository.uinjkt.ac.id. Pada tanggal 17 Juli 2019. Oleh MM Wijaya


No. Ringkasan dan Hasil Penelitian Persamaan dan Perbedaan
1. Nama peneliti: Persamaan:
1. Fista Bagus Sugiharto 1. Meneliti tentang Pijat Sangkal Putung
2. Supriyono 2. Meneliti tentang proses pelestarian
3. Ach. Rasyad Asal Pijat Sangkal Putung
Institusi: 3. Menggunakan metode penelitian
Pendidikan Luar Sekolah kualtatif
Pascasarjana-Universitas Negeri Perbedaan:
Malang. 1. Tidak menjelaskan tentang prospek
Ringkasan: ekonomi
Pengobatan tradisional merupakan
kearifan lokal yang berfokus pada
dunia medis atau kesehatan, dan hal
ini telah diwariskan secara
turuntemurun dalam konsep
kekeluargaan. Tujuan dari pewarisan
kearifan lokal adalah guna menjaga
eksistensi dari kearifan lokal yang
mana hal ini menjadi roh dan jati diri
dari sebuah masyarakat dan bangsa.
Metode penelitian ini menggunakan
penelitian kualitatif. Penelitian ini
bertempat di Desa Jeblog,
Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar.
Jenis peneltian ini adalah studi kasus,
dimana peneliti berusaha
mendeskripsikan dan menjelaskan
kasus yang terjadi di lapangan yaitu
bagaimana proses Transfer of
Knowledge keterampilan, sikap, dan
ilmu atau pengetahuan pemijat
Sangkal Putung dalam prespektif
pendidikan informal.
Hasil:
Hasil yang didapat berdasarkan
penggalian data dan penelitian di
lapangan adalah proses Transfer of
Knowledge keterampilan pengobatan
tradisional Pijat Sangkal Putung
berlangsung dalam kaidah
pendidikan informal, dimana
pendidikan informal merupakan
konsep pendidikan yang berlangsung
secara luwes dan fleksibel di
masyarakat. Peserta didik dalam
proses Transfer of Knowledge
keterampilan Pijat Sangkal
Putungnya lazim dan telah
menguasai dan membuka praktek
Pijat Sangkal Putung yang cukup
lama.10

Tabel 2.2 Penenlitian milik Sekolah Pascasarjana-Universitas Negeri Malang.

Telah dilakukan penelitian pada tahun 2008 dengan judul “Latar Belakang Masyarakat
dalam Memilih Jasa Pengobatan Tradisional Patah Tulang Sangkal Putung di Dusun
Petinggen, Desa Kalirandu, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang” oleh Beny Dwi
Ariyanto.
No. Ringkasan dan Hasil Penelitian Persamaan dan Perbedaan
1. Nama Peneliti: Persamaan:
Beni Dwi Ariyanto 1. Meneliti tentang pengobatan tradisional
Asal Institusi: Sangkal Putung
Universitas Negeri Semarang 2. Menggunakan metode deskriptif
Ringkasan: kualitatif
Pengobatan secara tradisisonal di 3. Teknik pengambilan sampel secara
Indonesia telah berkembang selama purposive sampling Perbedaan:
berabad-abad sehingga merupakan
kebutuhan sebagian besar 1. Tidak meneliti tentang
masyarakat Indonesia. Permasalahan prospek ekonomi
yang dikaji dalam penelitian ini
2. Perbedaan tempat penelitian

10 Jurnal Pendidikan: Teori, Peneltian, dan Pengembangan Volume: 1 Nomor: 9 Bulan September Tahun 2016
Halaman: 1864-1868. Diakses dari id.portalgaruda.org. Pada tanggal 18 Juli 2019.
adalah melatar belakangi masyarakat
dalam memilih penggunaan jasa
pengobatan patah tulang sangkal
putung di Dusun Petinggen, Desa
Kalirandu, Kecamatan Petarukan,
Kabupaten Pemalang. Peneliti
menggunakan metode kualitatif.
Teknik pengambilan sampel dengan
cara purposive sampling dan
didapatkan jumlah sampel sebesar 32
responden. Populasi dalam penelitian
ini adalah pasien yang memilih
berobat ke jasa pengobatan H.
Tarono di Dusun Petinggen, Desa
Kalirandu, Kecamatan Petarukan,
Kabupaten Pemalang.
Hasil:
Dari hasil penelitian didapatkan
bahwa latar belakang masyarakat
memilih pengobatan tradisional
patah tulang sangkal putung karena
biaya terjangkau atau relatif lebih
murah sebanyak 71.88%, pendidikan
rendah tamatan sekolah dasar
sebanyak 53.13%, persepsi
kemampuan penyembuhan yakni ada
perkembangan setelah mendapatkan
pengobatan sebanyak 100.00%, dan
tingkat kepuasan pengobatan setelah
mendapatkan pelayanan dan
penanganan pengobatan sebanyak
100.00%.11

Tabel 2.3 Skripsi Beni Dwi Ariyanto

11 ‘skripsitentangPijatSangkalPutung’. Diakses dari https://lib.unnes.ac.id. Pada tanggal 18 Juli 2019


2.4 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir saya sebagai peneliti ingin menggambarkan bagan yang menjadi

suatu pondasi dalam penelitian ini. Bagan yang awal dimulai dari Dusun Gilang.

Dusun Gilang, disana banyak masyarakatnya yang bekerja sebagai Pijat Sangkal
Putung. Pijat Sangkal putung biasa menjadi alternatif tentang penyembuhan tulang, seperti
patah tulang, keseleo, urat terjepit, dan lain sebagainya. Pijat Sangkal Putung juga dapat
menyembuhkan rasa sakit pada badan, masuk angin, pegal linu, orang yang tidak bisa

berjalan.

Orang yang berprofesi sebagai Pijat Sangkal Putung yang saya teliti ini ada tiga jenis

yaitu:

1. Komersial
Komersial adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh orang baik pribadi atau badan
yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan, baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Komersial dalam penelitian ini adalah orang yang membuka rawat inap, dan memberikan
fasilitas.

2. Semi Komersial
Semi Komersial adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh orang yang bertujuan
untuk mendapatkan keuntungan ataupun tidak mendapatkan keuntungan, baik secara
langsung maupun tidak langsung.

3. Non – Komersial
Non – komersial adalah suatu kegiatan yang dilakukan baik secara pribadi ataupun
badan yang tidak untuk mendapatkan suatu keuntungan, baik secara langsung maupun tidak
langsung.12
Prospek ekonomi ini adalah harapan pemijat untuk ekonomi pada masa mendatang.
Bagan dibawah ini menunjukkan setelah komersial adalah generasi selanjutnya, yang
dimaksud generasi selanjutnya adalah generasi penerus Pijat Sangkal Putung pada masa
depan. Non-komersial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemijat yang tarifnya
seikhlasnya tanpa mematok tarif sedikitpun.
Generasi muda ini harus belajar mendalami ilmu sangkal putung agar kedepannya

12 “ pengertian komersial dan non komersial”. Diakses dari https://www.pengertianmenurutparaahli.net. Pada


tanggal 7 Juli 2019
Pijat Sangkal Putung menjadi Trending untuk pengobatan alternatif tulang di masa yang akan
datang. Generasi muda harus lebih baik dalam pelestarian pengobatan alternatif yang langka
ini.

BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dusun Gilang dan Desa Turus, Kecamatan Gampengrejo

Kabupaten Kediri. Penelitian ini berlangsung mulai bulan Maret – Agustus 2019.
Peta Desa
Gambar 3.1 Peta Desa Plosorejo, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri

1.2 Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif
adalah mengungkapkan kejadian atau fakta, keadaan, fenomena, variabel, dan keadaan yang

terjadi saat penelitian berlangsung dengan menyuguhkan apa yang sebenarnya terjadi.

Bogdan dan Biklen (1982:3) menyatakan bahwa penelitian kualitatf adalah penelitian
atau inkuiri naturalistik atau alamiah, etnografi, interaksionis simbolik, prepektif ke dalam,
etnometodologi, the Chicago School, fenomenologis, studi kasus, interprestasi, ekologis, dan

deskriptif.13

13 Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A, 2017. Metode Penelitian Kualitatif : PT. REMAJA ROSDAKARYA.
Halaman : 2 2Sulistyaningsih, MetodologiPenelitianKebidananKuantitatif – Kualitatif, (Yogyakarta: GrahaIlmu,
2011), Cet.1, halaman: 74.
3.3 Sumber Data dan Sampel Penelitian
3.3.1 Sumber Data
Setiap penelitian pasti memerlukan data. Sumber data yang didapatkan untuk
melakukan penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder.
Pada penelitian ini sumber data primer adalah hasil pengumpulan informasi-informasi
dari keluarga keturunan H.A. Syarief dan orang – orang yang bersangkutan dan memahami
atas permasalahan yang diajukan. Pengumpulan data primer dengan teknik wawancara
dilakukan dengan orang yang berprofesi sebagai pemijat Pijat Sangkal Putung generasi tua,
generasi muda, kepala desa, dan masyarakat Dusun Gilang. Sumber data sekunder diperoleh
dari masyarakat sekitar wilayah Dusun Gilang.

3.3.2 Sampel Penelitian


Penentuan partisipan penelitian dilakukan dengan menggunakan Purposive Sampling.
Purposive Sampling sendiri adalah teknik penentuan sampel berdasarkan pertimbangan
tertentu2. Pertimbangan tersebut dianggap oleh peneliti, bahwa narasumber yang akan
diwawancarai mengetahui apa yang diharapkan oleh peneliti agar informasi yang didapat
lebih jelas.
Berkenaan dengan ini penelitian ini adalah “Prospek Ekonomi dan Proses
Pelestarian Pijat Sangkal Putung pada Masyarakat Dusun Gilang, Kabupaten Kediri.”
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah informasi-informasi yang didapatkan
sementara.
Sampel penelitian ini diambil dari tokoh tua generasi penerus Pijat Sangkal Putung
yang berjumlah 3 orang, tokoh generasi muda Pijat Sangkal Putung yang berjumlah 7 orang,
dan masyarakat Dusun Gilang yang berada di sekitar tempat praktek Pijat Sangkal Putung
yang berjumlah 5 orang, dan 1 kepala desa.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data kualitatif untuk penelitian ini dilakukan dengan teknik pengamatan

(observation), wawancara mendalam (in depth interview), dan kajian dokumen.

3.4.1 Pengamatan (observation)

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Sutrisno Hadi (1986)
mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.
Larry Cristensen (2004), menyatakan bahwa “In research observation is define as
watching of behavioral patterns of people in certain situations to obtain information about
phenomenon of interest. Observation is a important way of collecting information about
people because people do not always they say do”.

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observation berperanserta


(Participant Observation), maksudnya adalah peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari
orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian14.

Peneliti akan melakukan pengamatan (observation) secara langsung terhadap proses


berlangsungnya kegiatan Pijat Sangkal Putung sehari-hari. Pengamatan (observation) ini
dilakukan pada pemijat Sangkal Putung dan masyarakat sekitar Dusun Gilang dan Desa Turus
yang ingin peneliti gali.

3.4.2 Wawancara Mendalam (in-depth interview)


Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab bertatap muka (face to face) antar
pewawancara dan responden dengan menggunakan pedoman wawancara, dimana
pewawancara terlibat dalam kehidupan sosial informan (Rahmat, 2009)15.
Creswell (2012) menyatakan, wawancara dalam penelitian survey dilakukan oleh
peneliti dengan cara merekam jawaban atas pertanyaan yang diberikan ke responden. Peneliti
mengajukan pertanyaan kepada responden dengan pedoman wawancara, mendengarkan atas
jawaban, mengamati semua perilaku, dan merekam semua respon dari yang di survei.
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam dengan
terstruktur. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama,
dan pengumpul data mencatatnya. Dengan wawancara terstruktur ini pula, pengumpulan data
dapat menggunakan beberapa pewawancara sebagai pengumpul data.16
Wawancara mendalam dengan terstruktur ini akan ditujukan kepada:
1. Generasi Tua Pijat Sangkal Putung di Dusun Gilang dan Desa Turus
2. Generasi Muda Pijat Sangkal Putung di Dusun Gilang
3. Masyarakat sekitar Pijat Sangkal Putung
4. Kepala Desa Plosorejo

14 Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Method).
ALFABETA. Halaman : 196-197
15 “pengertian wawancara mendalam”, oleh T Alhamid. Diakses dari https://osf.io/s3kr6/download/?
format=pdf. Pada tanggal 17 Juli 2019
16 Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Method).
ALFABETA. Halaman : 188-189
3.4.3 Dokumentasi
Dokumentasi adalah aktivitas atau proses sistematis dalam melakukan pengumpulan,
pencarian, penyelidikan, pemakaian, dan penyediaan dokumen untuk mendapatkan
keterangan, penerangan pengetahuan dan bukti serta menyebarkannya kepada pengguna.
Dokumentasi yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data-data di lapangan yaitu
dokumen berbentuk primer, sekunder, dan tersier.
Dokumentasi primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dari
beberapa responden. Dokumentasi sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah cerita
dari beberapa orang tentang sejarah-sejarah asal mula Pijat Sangkal Putung. Dokumentasi
tersier diambil dari Direktori.

3.5 Teknik Analisis Data


Pada dasarnya, terdapat dua metode pengolahan dan analisis data kualitatif. Pertama,
pengolahan dan analisis data dilakukan secara bersamaan dengan pengumpulan data. Kedua,
pengolahan dan analisis data dilakukan setelah pengumpulan data selesai dilakukan.

Pengumpulan data:
a. Transkripsi hasil wawancara
b. Entraksi hasil transkripsi
c. Pengelompokan data sejenis hasil entraksi (Kategorisasi)
d. Analisis hasil kategorisasi
e. Pengambilan kesimpulan17

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Pada bab ini peneliti akan membahas hasil dari wawancara mendalam yang dilakukan
dengan narasumber yang peneliti sebut sebagai partisipan. Data yang diperoleh dalam
penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari pengumpulan
informasi dari keluarga keturunan H. A. Syarief dan orang-orang yang memahami atas
permasalahan yang diajukan. Data sekunder berasal dari wawancara masyarakat sekitar Dusun
Gilang dan juga Kepala Desa Plosorejo.

Partisipan yang menjadi narasumber adalah HAT, HS, HC, MLK, SH, SC, AS, AS2,
MDA, HS2, R,SW, M, W, PFA, MAS.

17 M. Soekarni, Syarif Hidayat, Tri Nuke Pudjiastuti, Abdul Malik Gismar. Metodologi Penelitian Bidang Ilmu
Pengetahuan Sosial bagi Peneliti Pemula. LIPI Press : 2018. Halaman : 67
Wawancara dilakukan pada tanggal 21 Juli 2019 s.d 24 Juli 2019. Setiap partisipan
diwawancara sebanyak 1-2 kali. Observasi dilakukan di tempat praktek Pijat Sangkal Putung
dan sekitarnya selama 5 hari.

Dari data-data yang telah dianalisis oleh peneliti, pembaca dapat mengetahui
bagaimana awal mula berdirinya Pijat Sangkal Putung, serta prospek ekonomi dan proses
pelestariannya di Dusun Gilang, Plosorejo, Gampengrejo, Kediri, Jawa Timur.

4.1. Gambaran Umum


4.1.1 Deskripsi Lokasi
Dusun Gilang, masuk ke dalam Desa Plosorejo. Lokasi Desa Plosorejo berada di utara
Kota Kediri kurang lebih 10 km. Di dekat Desa Plosorejo ada beberapa pabrik besar.
Wilayahnya masih terdiri atas area persawahan yang jadi mata pencaharian utama bagi 1.417
masyarakat Desa Plosorejo.

Di Dusun Gilang ada 10 keluarga yang bekerja sebagai jasa pengobatan alternatif
tulang. Pemijat Sangkal Putung yang masih mempunyai garis keturunan dari H.A. Syarief.
Pijat Sangkal Putung menjadi pengobatan alternatif penyembuhan tulang, seperti patah tulang,
keseleo, urat terjepit, dan sejenisnya. Pijat Sangkal Putung juga dapat menyembuhkan rasa
sakit pada badan, masuk angin, pegal linu dan orang yang tidak bisa berjalan.

4.1.2 Informasi Partisipan


Dalam penelitian ini partisipan sebanyak 16 orang yang terdiri atas pemijat Sangkal
Putung, 1 kepala desa dan 5 masyarakat sekitar tempat praktek Sangkal Putung.

Partisipan HAT adalah lelaki yang berprofesi sebagai pemijat Sangkal Putung.Usia
HAT 51 tahun. Beliau anak dari H. A. Syarief yang ke-8 dari 10 bersaudara. Beliau berstatus
menikah dan memiliki 3 orang anak. Anak pertamanya meneruskan ilmu Sangkal Putung
darinya. HAT bertempat tinggal di Dusun Gilang, sudah 32 tahun berprofesi sebagai pemijat
Sangkal Putung, beliau juga memiliki tempat rawat inap.

Partisipan HS berprofesi sebagai pemijat Sangkal Putung dan juga petani, berjenis
kelamin laki-laki. HS berusia 54 tahun, beliau anak H. A. Syarief ke-7 dari 10 bersaudara.
Beliau berstatus menikah dan memiliki 4 orang anak. Anak ketiganya meneruskan ilmu
Sangkal Putung darinya. HS bertempat tinggal di Dusun Gilang, beliau berprofesi sebagai
pemijat Sangkal Putung selama 33 tahun.

Partisipan HC adalah lelaki yang berprofesi sebagai pemijat Sangkal Putung dan juga
petani. Usia HC 80 tahun, bertempat tinggal di Desa Plosorejo. Beliau menikah dengan anak
ke-4 H. A. Syarief dan merupakan menantu ke-4 dari H. A. Syarief. Beliau mempunyai 4
orang anak, 3 orang anaknya dan salah satu menantunya juga berprofesi sebagai pemijat
sangkal putung. Beliau berprofesi sebagai pemijat Sangkal Putung selama 36 tahun.

Partisipan MLK berprofesi sebagai pemijat Sangkal Putung, berjenis kelamin laki-laki.
MLK berusia 24 tahun, dia adalah anak pertama dari HAT. MLK masih bertempat tinggal
dengan orang tuanya. Dia adalah tokoh generasi muda dari Pijat Sangkal Putung.

Partisipan SH berprofesi sebagai pemijat Sangkal Putung dan petani, berjenis kelamin
laki-laki, berusia 35 tahun, cucu ke-8 H. A. Syarief. Berstatus sudah menikah dan memiliki 2
orang anak. SH belajar ilmu Pijat Sangkal Putung dari ayahnya (HN) dan juga kakeknya (H.
A. Syarief), bertempat tinggal di Dusun Gilang, Kabupaten Kediri.

Partisipan SC berprofesi sebagai pegawai kantor dan tenaga medis Sangkal Putung,
berjenis kelamin perempuan, berusia 41 tahun. Dia mendapatkan ilmu Pijat Sangkal Putung
dari kakeknya (H. A. Syarief), cucu ke-14 H. A. Syarief. SC tidak membuka sendiri praktek
Pijat Sangkal Putung dan rawat inap, tetapi bergabung dengan ayahnya yaitu HC. SC
bertempat tinggal di Desa Turus, Kabupaten Kediri.

Partisipan AS berprofesi sebagai pemijat Sangkal Putung, berjenis kelamin laki-laki,


berusia 38 tahun. Dia mendapatkan ilmunya dari ayahnya (HAS). AS adalah cucu ke-3 H. A.

Syarief. AS menggantikan posisi ayahnya sebagai pemijat Sangkal Putung. Dia juga
membuka rawat inap bagi pasien yang memang diperlukan menginap.Bertempat tinggal di
Desa Turus.

Partisipan AS2 berprofesi sebagai pemijat Sangkal Putung dan petani. Dia belajar
Sangkal Putung dari ayah (HN) dan kakeknya (H. A. Syarief). AS2 berusia 39 tahun.
Bertempat tinggal di Dusun Gilang. Berstatus menikah dan mempunyai 2 orang anak. AS2
cucu ke-7 H. A. Syarief.

Partisipan MDA berprofesi sebagai pemijat Sangkal Putung, berjenis kelamin laki-laki
dan berusia 36 tahun. Dia mendapatkan ilmu Pijat Sangkal Putung dari pamannya (alm. Moh.
Toha). Berstatus menikah dan mempunyai satu orang anak. Bertempat tinggal di Dusun
Gilang, Kabupaten Kediri. MDA adalah cucu ke-17 H. A. Syarief.

Partisipan HS2 adalah seorang pemijat Sangkal Putung, berjenis kelamin laki-laki,
berusia 53 tahun. Mendapatkan ilmu Pijat Sangkal Putung dari ayah (HIS) dan kakeknya (H.
A. Syarief). HS2 adalah cucu H. A. Syarief yang ke-9. Dia juga membuka rawat inap Pijat
Sangkal Putung yang bertempat di Dusun Gilang. Berstatus sudah menikah dan memiliki 3
orang anak.

Partisipan R berprofesi sebagai ibu rumah tangga, berjenis kelamin perempuan, berusia
43 tahun. Bertempat tinggal di Dusun Gilang. R biasa bekerja sama dengan pemijat Sangkal
Putung dalam merawat tempat rawat inap pemijat Sangkal Putung tersebut. R berstatus
menikah dan mempunyai 2 orang anak.

Partisipan SW berprofesi sebagai pedagang/wiraswasta, berjenis kelamin perempuan,


berusia 46 tahun. Rumahnya berada di dekat rawat inap HC. SW sudah menikah dan memiliki
1 orang anak.

Partisipan M adalah seorang pedagang/wiraswasta, berjenis kelamin laki-laki, berusia


48 tahun. Bertempat tinggal di Dusun Gilang, dekat dengan tempat praktek Pijat Sangkal
Putung. M sudah menikah dan memiliki 1 orang anak.

Partisipan W adalah seorang pembantu rumah tangga dan ibu rumah tangga. Berjenis
kelamin perempuan, berusia 54 tahun. W bertempat tinggal di Dusun Gilang.

Partisipan FKA adalah seorang pelajar, berjenis kelamin perempuan dan berusia 16
tahun. FKA adalah putri dari Bapak M dan Ibu SW. FKA bertempat tinggal di Dusun Gilang,
Kabupaten Kediri.

Partisipan MAS adalah seorang kepala Desa Plosorejo, berjenis kelamin laki-laki, dan
berusia 44 tahun. Bertempat tinggal di Desa Turus. Berstatus menikah dan mempunyai 1
orang anak. Sudah satu periode menjabat sebagai Kepala Desa.

4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan


Hasil penelitian ini, peneliti akan memaparkan data hasil penelitian terkait dengan
rumusan masalah, yaitu prospek ekonomi dan proses pelestarian Pijat Sangkal Putung di
Dusun Gilang, Kabupaten Kediri.

Peneliti akan memaparkan jawaban partisipan pada saat diwawancarai, serta hasil
pengamatan (observation), dan dokumentasi dan menyesuaikan data tersebut dengan teori dan
kajian pustaka yang menjelaskan tentang bagaimana prospek ekonomi Pijat sangkal Putung,
dan bagaimana proses pelestarian Pijat Sangkal Putung. Pada saat wawancara ada 24
pertanyaan untuk tokoh generasi tua Pijat Sangkal Putung, 13 pertanyaan untuk tokoh
generasi muda Pijat Sangkal Putung, 8 pertanyaan bagi masyarakat sekitar praktek Pijat
Sangkal Putung dan 4 pertanyaan bagi Kepala Desa Plosorejo. Hasil dari wawancara dibuat
transkip, kemudian peneliti mereduksi data, menyajikan data, dan menyimpulkan data. Data
tersebut disajikan dalam bentuk poin-poin, berdasarkan pertanyaan wawancara. Setelah itu,
peneliti menyimpulakan secara deskriptif dan menjawab pertanyaan penelitian, dan
bagaimana data tersebut menjawab penelitian ini.

Untuk membuat paparan hasil penelitian ini mudah dibaca dan dipahami, maka peneliti
membuat 6 pembahasan, yaitu: (1) Usaha Pijat Sangkal Putung adalah wirausaha sosial
(socialpreneur) yang bertujuan membantu orang yang kesusahan namun memiliki nilai
ekonomi oleh karena itu pemijat tidak mematok tarif atas jasanya; (2) Pijat Sangkal Putung
semakin dikenal masyarakat dan pemijat ingin terus meningkatkan prestasinya; (3) Untuk
meningkatkan kualitas dan jasa layanan Pijat Sangkal Putung perlu adanya kerjasama dengan
pemerintah dan rumah sakit; (4) Proses pelestarian Pijat Sangkal Putung dilakukan secara
turun temurun kepada anggota keluarga H. A. Syarief; (5) Pijat Sangkal Putung dipromosikan
dari mulut ke mulut tidak menggunakan media sosial; (6) Syarat tertentu untuk bisa Pijat
Sangkal Putung adalah puasa/tirakat.

4.2.1 Usaha Pijat Sangkal Putung adalah wirausaha sosial (social preneur)
yang bertujuan membantu orang yang kesusahan namun memiliki nilai
ekonomi oleh karena itu pemijat tidak mematok tarif atas jasanya
Usaha Pijat Sangkal Putung adalah wirausaha social (socialpreneur) yang bertujuan
membantu orang yang kesusahan namun memiliki nilai ekonomi oleh karena itu pemijat tidak
mematok tarif atas jasanya, hal ini dibuktikan dengan wawancara sebagai berikut:

Wawancara dengan HS, merupakan narasumber ke-2 dan tokoh generasi tua Pijat
Sangkal Putung. Wawancara pada tanggal 22 Juli 2019.

“Ya gak mesti (ya tidak pasti), kadang kalau orang yang pijat banyak, ya kalau
gak ada ya gak ada. Kadang-kadang kan ya gak mesti, kadang kan banyak kadang kan
sedikit. Itu dari ratusan ribu mungkin jutaan kadang juga sampai dua juta juga. Kan
gak mesti (kan tidak pasti) ya lihat situasi dan juga lihat orang yang sakit juga, kalau
orang nya banyak yang gak mampunya, mereka ikhlasnya sedikit ya sedikit.”

Hal ini juga dibuktikan pada saat narasumber memijat, lalu ada pasien yang bertanya
berapa upah untuk Pijat Sangkal Putung,

“Untuk setagennya 50.000 kalau untuk pijatnya nurut njenengan mawon...” .

Setelah melakukan wawancara, Pijat Sangkal Putung menurut HS tidak digunakan


sebagai penghasil uang/ tidak mengharapkan uang dari Pijat Sangkal Putung ini karena
digunakan untuk membantu sesama. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya HS bekerja petani,
tetapi Pijat Sangkal Putung juga membantu perekonomiannya karena ada pasien yang
membayar untuk jasa pijatnya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Pijat Sangkal
Putung bertujuan untuk membantu masyarakat tetapi tetap ada nilai ekonominya.

Wawancara dengan MDA, merupakan narasumber ke-8 dan tokoh generasi muda Pijat
Sangkal Putung. Wawancara dilakukan pada 24 Juli 2019. Kutipan wawancara sebagai
berikut:

“Ya saya harap ini dapat membantu keluarga, juga perekonomian keluarga, juga
membantu orang lain penyembuhan. Selain dapat membantu orang-orang umum,
terutama orang ekonomi menengah ke bawah yang tidak mampu berobat ke medis”

Dari wawancara tersebut dapat dijelaskan bahwa bagi MDA Pijat Sangkal Putung ini
dapat membantu meningkatkan perekonomian keluarganya dan juga membantu orang
kesusahan. Karena, bagi keturunan H. A. Syarief pekerjaan Pijat Sangkal Putung digunakan
untuk orang yang tertimpa musibah seperti orang yang kecelakaan atau mempunyai masalah
tulang. MDA masih dalam proses pembuatan surat izin melakukan profesi Pijat Sangkal
Putung, yang akan disetujui oleh dinas kesehatan Kabupaten Kediri.

Wawancara dengan AS, merupakan narasumber ke-7 dan tokoh generasi muda Pijat
Sangkal Putung. Wawancara dilakukan pada tanggal 24 Juli 2019. Kutipan wawancara
sebagai berikut:

“Untuk mencukupi kebutuhan keluarga, kalau turah yo wes alhamdulillah. Yo


untuk ibadah lah (kalau masih tersisa ya untuk ibadahlah) yang penting sebagian lagi
untuk mencukupi ibadah, sebagian lagi untuk mencukupi kebutuhan keluarga”
Dari kutipan wawancara tersebut menjelaskan bahwa Pijat Sangkal Putung memenuhi
kebutuhan keluarganya dan sebagian dari hasil Pijat Sangkal Putungnya digunakan untuk
ibadah umroh ataupun haji. Saat observasi di rumah AS, peneliti melihat pasiennya ramai
berdatangan untuk menginap di tempat rawat inapnya dan juga untuk kontrol kesembuhan si
pasien. Pijat Sangkal Putung menurut AS digunakan sebagai pekerjaan dan juga untuk
membantu masyarakat yang kesusahan, karena pesan dari kakeknya bahwa Pijat Sangkal
Putung digunakan unutk membantu orang. Hasil dari Pijat Sangkal Putung juga digunakan
untuk investasi dan membeli alat transportasi, seperti kutipan wawancara berikut:

“Jadi investasi engko yo kadang kenek dingge tuku montor yo ngono kui, kenek
dingge tabungan cah-cah sok-sok kan ngono kui te. Kan enek-enek turahe.”
Pada 2-4 tahun akan melaksanakan ibadah haji dari uang hasil memijat. Hal ini dapat
menjelaskan bahwa meskipun Pijat Sangkal Putung merupakan pekerjaan wirausaha sosial
(social preneur), tetapi Pijat Sangkal Putung dapat membantu perekonomian keluarga dan
juga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. AS berprofesi sebagai pemijat Sangkal Putung
sudah 20 tahun lamanya. AS merupakan pengawas dalam perkumpulan Sangkal Putung
seluruh Indonesia.

Wawancara dengan HC merupakan narasumber ke-3 dan merupakan tokoh generasi


tua Pijat Sangkal Putung. Wawancara dilakukan pada tanggal 22 Juli 2019. Kutipan
wawancara sebagai berikut:

“Lek harapan biaya pengobatan Sangkal Putung tidak ada sama sekali, iki dari
nalurine dewe (kalau harapan biaya pengobatan Sangkal Putung tidak ada sama
sekali, itu dari nalurinya sendiri). Terkecuali obat herbal iku baru bayar. Tidak ada
tarif, seikhlasnya”
Dari kutipan wawancara tersebut dijelaskan bahwa untuk biaya Pijat Sangkal Putung
seikhlasnya tetapi kalau untuk biaya obat kimia atau alat-alat, seperti setagen, kasa, perban itu
membayar.

Dari hasil observasi, perekonomian HC berkembang pesat daripada sebelumya. Anak


turun dari HC yang bekerja sebagai pemijat Sangkal Putung yang bernama RF perekonomian
yang dihasilkan dari Pijat Sangkal Putungnya juga meningkat, hal ini dapat dibuktikan bahwa
pada tanggal 28 Juli 2019 melaksanakan ibadah haji dari hasil tabungan yang dikumpulkan
dari Pijat Sangkal Putung.

Wawancara dengan HAT, merupakan narasumber pertama dari 17 narasumber. HAT


adalah tokoh generasi tua Pijat Sangkal Putung. Wawancara dilakukan pada tanggal 21 Juli
2019. Kutipan wawancara sebagai berikut:

“Rata-rata 20 pasien. (untuk biaya rawat inap per kamar 70.000).”

Dari hasil wawancara tersebut dapat dinyatakan bahwa perekonomian HAT


meningkat, karena rata-rata pasien per hari 20 orang, dan biaya rawat inap per kamar 70.000.
Saat observasi berlangsung, rawat inap HAT dipenuhi orang setiap harinya baik untuk rawat
inap dan juga untuk pijat ataupun kontrol. HAT dapat membiayai ketiga anaknya untuk
sekolah di pondok dan juga perguruan tinggi, juga telah mendaftar haji dengan istrinya dan
ketiga anaknya, yang akan berangkat ke tanah suci pada 1-3 tahun yang akan datang, dan
memiliki motor baru yang dibeli dari hasil Pijat Sangkal Putung. Ibadah haji yang akan
dilaksanakan itu adalah ibadah haji yang kedua. HAT memiliki hubungan dengan salah satu
perusahaan obat-obatan herbal terbesar di Indonesia, oleh karena itu untuk membantu
penyembuhan pasien ia memberikan obat-obatan dari perusahaan tersebut.
Gambar 4.1 keadaan rawat inap HAT yang ramai sampai belakang

Dari hasil wawancara dari HS, MDA, AS, HAT, HC, dapat dinyatakan bahwa Pijat
Sangkal Putung adalah wirausaha sosial (social preneur), digunakan untuk membantu orang
yang kesusahan namun memiliki nilai ekonomi. Hasil wawancara tersebut juga menjelaskan
bahwa perekonomian pemijat Sangkal Putung meningkat meskipun upah hasil memijat tidak
menentu. Peningkatan ekonomi tersebut dapat dilihat dari gaya hidup, sarana dan prasarana
yang dimiliki pemijat, dan pendidikan anak-anaknya.

4.2.2 Pijat Sangkal Putung semakin dikenal masyarakat dan pemijat ingin
terus meningkatkan prestasinya
Pemijat Sangkal Putung ingin meningkatkan prestasi Sangkal Putungnya. Karena,
semakin banyak masyarakat mengenal Pijat Sangkal Putung ini, maka pemijat Sangkal Putung
harus meningkatan prestasinya agar masyarakat lebih percaya kepada Pijat Sangkal Putung
yang merupakan pengobatan tradisional tentang tulang di Indonesia. Hal ini dibuktikan
dengan kutipan wawancara di bawah ini:

“Memperbaiki prestasi agar lebih baik, penanganan lebih baik, sehingga orang lain
percaya pada kita”
Kutipan wawancara tersebut merupakan hasil jawaban dari SH, yang merupakan
narasumber ke-5. Wawancara ini dilakukan pada tanggal 22 Juli 2019. Pada kutipan hasil
wawancara tersebut membahas bahwa SH ingin memperbaiki prestasi Pijat Sangkal
Putungnya agar mendapatkan kepercayaan kepada pasien-pasiennya. Prestasi ini dibuktikan,
SH menggunakan ilmu Pijat Sangkal Putung tidak untuk mengobati patah tulang saja. Tetapi,
Pijat Sangkal Putung untk SH digunakan untuk mengobati orang yang tidak bisa berjalan,
orang kecetet(terkilir), kelainan (seperti gangguan pendengaran, tidak bisa berbicara) namun
kelainan itu dapat disembuhkan apabila pasien masih anak-anak, kalau pasiennya dewasa itu
kesembuhannya belum pasti.
“Kalau kita harus menangani yang lebih baik lagi untuk kesembuhan pasien,
kedepannya untuk lebih memberi obat yang lebih bagus lagi”
Kutipan di atas merupakan hasil wawancara dengan SC, pada tanggal 22 Juli 2019,
yang dilakukan di tempat praktek Pijat Sangkal Putung (tempat praktek milik ayahnya, HC).
Kutipan itu membahas, bahwa SC ingin meningkatkan prestasinya dalam pengobatan pasien
dengan cara memberi obat yang lebih bagus lagi kepada pasiennya. SC memberikan
obatobatan kimia yang diimpor dari Australia.

Peningkatan prestasi Pijat Sangkal Putung, mempengaruhi peningkatan ekonomi


pemijat. Dengan meningkatnya prestasi Pijat sangkal Putung ini, maka masyarakat akan lebih
percaya bahwa Pijat Sangkal Putung memberikan hasil yang terbaik untuk pengobatan yang
diberikannya.

4.2.3 Untuk meningkatkan kualitas dan jasa layanan Pijat Sangkal Putung
perlu adanya kerjasama dengan pemerintah dan rumah sakit
Kerjasama dengan pemerintah dan rumah sakit diperlukan untuk peningkatan kualitas
dan jasa layanan Pijat Sangkal Putung. Kerjasama dengan pemerintah ini berupa pengurusan
surat izin untuk membuka praktek pengobatan alternatif Pijat Sangkal Putung ini. Dengan
adanya kerjasama ini, maka pemerintah juga dapat memberikan pengajaran/membuat
kelompok yang digunakan untuk menambah ilmu pengobatan pasien. Hal dilakukan
pemerintah untuk keamanan pengobatan kepada masyarakat, agar tidak terjadi kesalahan yang
menyebabkan kerugian kepada pasien dan pemijat sendiri. Kerjasama antara pemerintah
dengan pemijat Sangkal Putung dinyatakan dalam kutipan wawancara di bawah ini:

“E.., sementara untuk saat ini untuk proses dari dinas kesehatan kan tergantung
dengan izin. Tapi, untuk masalah izin kita sudah membuka asosiasi Sangkal Putung
seluruh Indonesia cuma masih jalan proses ke e… kementerian, KEMENKES Jakarta
untuk izin STPT nya sudah dilakukan dan disetujui oleh dinas kesehatan”

Kutipan wawancara di atas, merupakan hasil wawancara antara peneliti dengan SC,
pada tanggal 22 Juli 2019 di tempat praktek Pijat Sangkal Putung milik ayahnya (HC). Pada
kutipan wawancara tersebut, dijelaskan bahwa SC melakukan kerjasama denganpemerintah
untuk membuka perkumpulan Sangkal Putung seluruh Indonesia. Perkumpulan ini disetujui
oleh menteri hukum dan hak asasi manusia Republik Indonesia.
Gambar 4.2 surat pengesahan perkumpulan Sangkal Putung seluruh Indonesia. Hal ini
sebagai bukti kerjasama antara pemijat Sangkal Putung dengan pemerintah

Kerja sama antara pemijat Sangkal Putung dengan pemerintah juga dinyatakan oleh
HS yang dilakukan pada tanggal 22 Juli 2019, dirumah HS yang berada di Dusun Gilang.
Kutipan wawancara sebagai berikut:

“Kita mengurus perizinan, kemudian kadang-kadang mengikuti kalau ada


seperti apa itu, pengarahan itukan ada dari dinas kesehatan bagaimana cara-cara yang
benar untuk mengobati orang”
Dari kutipan hasil wawancara tersebut, dijelaskan bahwa HS bekerja sama dengan
pemerintah untuk mengurus surat perizinan untuk melakukan praktek Pijat Sangkal Putung.
HS juga diberikan pengarahan atau bimbingan dari dinas kesehatan. Pengarahan itu berupa
cara-cara mengobati pasien yang baik dan benar. Pengarahan dan bimbingan tersebut didapat
dari dinas kesehatan Kabupaten Kediri. Dilakukannya bimbingan ini juga dinyatakan oleh
kepala Desa Plosorejo, sebagai berikut:

“Pemerintah Desa kerjasama dengan dinas kesehatan dan khususnya


puskesmas untuk memberi pengetahuan kepada pemijat Sangkal Putung agar supaya
melakukan Pijat Sangkal Putung sesuai dengan prosedur cara-cara medis, agar tidak
melakukan kesalahan saat melakukan Pijat Sangkal Putung”
Pada kutipan hasil wawancara kepada kepala Desa Plosorejo, dijelaskan bahwa kepala
Desa Plosorejo telah mengadakan kerjasama dengan dinas kesehatan untuk meningkatkan
kualitas dan jasa Pijat Sangkal Putung. Hal ini juga dijelaskan oleh SC dan HS.

Hubungan antara rumah sakit ataupun pemerintah dengan pemijat Sangkal Putung juga
dijelaskan dalam kutipan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 24 Juli 2019, kepada
AS2, sebagai berikut:

“E rumah sakit rontgen iyo. Terus sing tahun 2001 kui pernah diklat neng
nggone (di tempat) rumah sakit Dokter Sutomo, dadi neng kono diwei (jadi di sana
dikasih) pengarahan, penyuluhan”
Kutipan wawancara di atas, menjelaskan bahwa AS2 pernah melakukan diklat di
Rumah Sakit Dr. Sutomo Surabaya pada tahun 2001. Diklat tersebut dilakukan untuk
menambah pengetahuan pemijat Sangkal Putung dalam menangani pasien.

Kemudian penjelasan dari hasil wawancara kepada SC, HS, kepala Desa Plosorejo,
dan AS2 dikuatkan dengan dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti. Pada gambar ini
mengarahkan bahwa kerjasama dengan pemerintah ini juga seperti pembukaan asosiasi
Sangkal Putung seluruh Indonesia. Gambar 4.3

Gambar 4.3 ASPSI yang sudah diizinkan oleh pemerintah

Asosiasi Sangkal Putung Seluruh Indonesia (ASPSI), yang diusulkan oleh SC kepada
pemerintah dan sekarang sudah disetujui. ASPSI ini dibentuk, untuk meringankan beban
pasien apabila harus menanggung banyak biaya untuk keperluan medis yang harus membayar.
Dengan adanya ASPSI ini, biaya BPJS akan lebih meringankan.
4.2.4 Proses pelestarian Pijat Sangkal putung dilakukan secara turun
temurun kepada anggota keluarga H. A. Syarief
Proses pelestarian Pijat Sangkal Putung ini dilakukan dengan menurunkan ilmu Pijat Sangkal
Putungnya kepada keturunannya, keluarga, dan saudaranya. Proses penurunan ilmu Pijat
Sangkal Putung akan dijelaskan pada hasil kutipan wawancara sebagai berikut:

“Ya…, kita turunkan kepada anak atau keluarga”

Kutipan wawancara di atas adalah hasil wawancara antara peneliti dengan HS, yang
dilakukan dirumahnya pada tanggal 22 Juli 2019. Kutipan hasil wawancara tersebut
menjelaskan bahwa cara HS melestarikan Pijat Sangkal Putung ini dengan menurunkannya
kepada anak atau saudaranya. Hal ini juga dikemukakan oleh kepala Desa Plosorejo, yang
memberikan saran untuk para pemijat Sangkal Putung agar menurunkan keahliannya kepada
anak turunnya. Seperti dalam kutipan wawancara berikut:

“Untuk melestarikan Pijat Sangkal Putung dengan cara memberikan


pengetahuan atau saran kepada pemijat Sangkal Putung agar mewariskan atau
memberikan keahlian Pijat Sangkal Putung kepada sanak saudaranya agar keahlian
Sangkal Putung tadi tidak akan mati atau redup”
Pijat Sangkal Putung ini diturunkan kepada keturunan H. A. Syarief. Menurunkan ke
anaknya atau kepada saudaranya dengan cara yang akan dijelaskan pada hasil wawancara
sebagai berikut:

“Sama seperti bapak dulu, disuruh puasa dulu, melihat. Kalau saya praktek
anak saya disuruh melihat dulu bagaimana caranya praktek.”

Kutipan tersebut menjelaskan tentang awal mula cara menurunkannya ilmu Pijat
Sangkal Putung kepada anaknya, yaitu awal mulanya dengan menyuruh orang yang akan
diajari Pijat Sangkal Putung untuk berpuasa/tirakat, dan dilanjutkan dengan melihatkan
kepada orang yang akan diajri Pijat Sangkal Putung cara praktek yang baik dan benar.

Cara selanjutnya setelah melihatkan langsung cara Pijat Sangkal Putung yang baik dan
benar yaitu dijelaskan dalam kutipan wawancara yang disampaikan ole HS, sebagai berikut:

“harus ikhlas, ketiga tidak boleh mengharap imbalan jasa.”

Dari kutipan tersebut menjelaskan, bahwa cara ketiga untuk dapat menyerap ilmu Pijat
Sangkal Putung ini adalah dengan memiliki niat ikhlas dalam membantu sesama. Setelah itu,
proses penurunannya yaitu dengan cara memberikan kesempatan bagi orang yang akan belajar
Pijat Sangkal Putung ini untuk praktek langsung degan pasien atau keluarganya sendiri.
Dalam praktek langsung ini, masih dalam pengawasan orang yang sudah profesional dalam
ilmu Pijat Sangkal Putungnya. Proses ini diambil dari kutipan di bawah ini:

“Diajak waktu bapak praktek diajak disuruh mempraktekkan. Waktu itu masih
ditunggui, jadi tidak langsung praktek"

Dari pembahasan pada proses pelestarian Pijat Sangkal Putung dilakukan secara turun
temurun kepada anggota keluarga H.A. Syarief, dapat dijelaskan secara inti bahwa Pijat
Sangkal Putung yang berada di Dusun Gilang ini dilestarikan dengan cara menurunkan ilmu
Pijat Sangkal Putung kepada keturunan H. A. Syarief. Cara menurunkannya yaitu; (1)
Memberi perintah kepada orang yang akan diberi ilmu Pijat Sangkal Putung ini untuk
melaksanakan puasa sunnah/tirakat; (2) Memperlihatkan praktek Pijat Sangkal Putung secara
langsung yang dilakukan dengan baik dan benar; (3) memberikan kesempatan untuk orang
yang akan belajar Pijat Sangkal Putung, untuk melakukan praktek secara langsung.

4.2.5 Pijat Sangkal Putung dipromosikan dari mulut ke mulut tidak


menggunakan media sosial
Pijat Sangkal Putung ini dikenal masyarakat luas lewat mulut ke mulut. Karena dulu tidak ada
media sosial, bahkan handphone pun juga jarang. Tetapi sekarang sudah ada media sosial dan
alat elektroniknya pun juga canggih-canggih. Namun, pemijat Sangkal Putung tidak
mempromosikan Pijat Sangkal Putung ini lewat media sosial. Pembahasan ini dinyatakan
dalam kutipan hasil wawancara sebagai berikut:

“Dari mulut ke mulut”

Kutipan di atas dijelaskan oleh MLK, wawancara dilakukan pada tanggal 21 Juli 2019
di rumahnya (masih bergabung dengan ayahnya/HAT). Kutipan itu menjelaskan bahwa Pijat
Sangkal Putung dikenal masyatrakat memang lewat mulut ke mulut. Di bawah ini kutipan
yang menjelaskan bahwa Pijat Sangkal Putung tidak boleh dipromosikan:

“Saya tidak tahu ya untuk saya sendiri untuk radio atau TV kita memang gak
boleh dari mbah Syarief dulu memang tidak boleh untuk mensosialisasikan di televisi
atau radio tapi kalau mungkin jaman dulu mbah kong tidak ada media google jadi buka
lewat google”

Kutipan wawancara di atas adalah hasil wawancara dari SC, yang dilakukan di tempat
rawat inap milik ayahnya (HC). Kutipan tersebut menjelaskan bahwa Pijat Sangkal Putung
tidak boleh dipromosikan, itu adalah amanat dari H. A. Syarief kepada anak turunnya. Hal ini
juga disampaikan oleh HS, yang dijelaskan seperti di bawah ini:

“Tidak ada pengenalan untuk promosi tidak ada tidak boleh memang.”
Dari hasil kutipan wawancara dari MLK, HS, dan SC, menjelaskan bahwa amanat dari
H. A. Syarief untuk tidak mempromosikan Pijat Sangkal Putung ini. Namun, seiring
berkembangnya zaman, para pemijat Sangkal Putung mempromosikan Pijat Sangkal Putung
ini lewat media sosial, meskipun hanya sekedar memberikan alamat praktek dan juga jam
praktek.

4.2.6 Syarat tertentu untuk bisa Pijat Sangkal Putung adalah puasa/tirakat.
Syarat utama untuk bisa Pijat Sangkal Putung ini adalah puasa/tirakat. Tirakat ini
berupa puasa Senin Kamis, mempunyai niat ikhlas, tidak mengharap imbalan jasa, wiritan
(membaca doa), puasa mutih, puasa ngrowot (tidak memakan binatang hidup), puasa 99
Senin, puasa 99 Kamis. Syarat tertentu untuk bisa Pijat Sangkal Putung ini adalah
puasa/tirakat, hal ini dijelaskan dalam beberapa kutipan wawancara di bawah ini:

“Poso o mutih 40 hari”


Kutipan wawancara tersebut dikemukakan oleh AS, wawancara dilakukan di rumah
AS yang berada di Desa Turus. Kutipan itu menjelaskan bahwa syarat utama untuk melakukan
Pijat Sangkal Putung adalah puasa mutih.

“Puasa Senin Kamis”

Kutipan wawancara tersebut dikemukakan oleh MLK (anak pertama dari HAT),
wawancara dilakukan di rumah MLK yang masih bergabung dengan ayahnya (HAT),
wawancara dilakukan pada tanggal 21 Juli 2019. MLK menjelaskan bahwa syarat utama
untuk bisa Pijat Sangkal Putung adalah puasa Senin Kamis.

“Puasa ngrowot 1 tahun”


Kutipan wawancara tersebut dikemukakan oleh SH, wawancara dilakukan di rumah
SH, pada tanggal 22 Juli 2019. SH menjelaskan bahwa sayrat utama Pijat Sangkal Putung
adalah puasa ngrowot yang dilakukan selama 1 tahun.

“lek poso jelas ada. insyaAllah lak poso niku 99 senin, 99 kamis, lan biasane
wiritane akhire Surat Al-Ashr”

Kutipan wawancara tersebut dikemukakan oleh HC, wawancara dilakukan di tempat


rawat inapnya, pada tanggal 22 Juli 2019. Dari kutipan tersebut, HC menyimpulkan bahwa
syarat utama Pijat Sangkal Putung merupakan puasa 99 Senin, 99 Kamis, dan wiritan.
Dari kutipan wawancara yang dikemukakan oleh AS, MLK, SH, dan HC, menjelaskan
bahwa syarat utama untuk bisa Pijat Sangkal Putung adalah puasa/tirakat. Hal ini adalah
spiritualnya, karena semua pemijat Sangkal Putung yakin bahwa kesemnuhan semua
pasiennya itu dari Allah Swt, mereka hanyalah perantara kesembuhan pasien-pasiennya.

Anda mungkin juga menyukai