Ardi Muharam Rahmansyah LK. 1.3 Penentuan Penyebab Masalah

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

LK 1.

3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan pada pembelajaran peserta
didik SMK

Nama Mahasiswa : Ardi Muharam Rahmansyah

Alas Sekolah : SMKS PGRI Cisaat

Masalah pembelajaran adalah: Kesenjangan antara tujuan yang direncanakan dengan realisasi pencapaian oleh siswa.
Tujuan pembelajaran terbagi pada dua hal yaitu capaian kompetensi (KD/TP) dan proses pencapaian kompetensi
(proses belajar). Pada terminologi ABCD (Audience, Behavoir, Condition and Degree), maka B dan D merupakan
representasi capaian kompetensi, sedangkan C adalah proses pencapaiannya.
Identifikasi masalah adalah: proses menemukan kesenjangan yang terjadi pada siswa sebagaiaman definisi maslah
pembelajaran.

Eksplorasi penyebab masalah adalah: Mengidentifikasi semua kemungkinan penyebab terjadinya kesenjangan
pencapaian tujuan pembelajaran oleh siswa. Penyebab tersebut dapat bersumber dari metode yang diterapkan oleg guru,
sarana prasarana pembelajaran, lingkungan belajar, sikap dan perilaku guru, lingkungan sosial dan keluarga, dan diri
siswa yang bersangkutan.
Penentuan penyebab masalah adalah: proses memilah dan menentukan penyebab yang paling dominan atas timbulnya
kesenjangan pencapaian tujuan pembelajaran oleh siswa. Jika penyebab ini diatasi, maka harapannya penyebab lain
yang tereksplorasi akan selesai dengan sendirinya.

Masalah terpilih
Hasil eksplorasi penyebab Akar penyebab
No. Analisis akar penyebab masalah yang akan
masalah masalah
diselesaikan
1 Guru kurang maksimal Materi yang Pemahaman guru terhadap pembelajaran 1. Metode yang
menerapkan model pembelajaran disajikan pada inovatif masih kurang merupakan akar digunakan tidak
yang inovatif. Metode yang kegiatan belajar penyebab Guru belum maksimal dalam sesuai dengan
digunakan tidak sesuai dengan mengajar masih pemanfaatkan model-model karakteristik
karakteristik materi memakai cara pembelajaran yang inovatif berdasarkan materi
belajar yang lebih karakteristik materi pelajaran.
1. Pemahaman guru terhadap didominasi oleh Hasil Analisisnya Sebagai berikut: 2. Media
pembelajaran inovatif yang guru. Hal ini diperkuat berdasarkan jurnal milik pembelajaran
masih kurang. Kurnia, R. E., Herawati, N., & Makmur. yang digunakan
2. Guru sudah terbiasa dan 2022. Penerapan Problem Based Learning tidak sesuai
nyaman dengan metode Untuk Meningkatkan Keaktifan Peserta dengan
ceramah. Didik Pada Mata Pelajaran Pendidikan karakteristik
Pancasila. Jurnal Pendidikan dan Profesi materi
Keguruan, 2 (1) : 100-101.
https://ojs.unm.ac.id/progresif/article/dow
nload/30229/17443
1. Penggunaan model pembelajaran
yang sesuai oleh guru dapat
menciptakan suatu proses belajar
mengajar yang efektif serta peserta
didik dapat berperan aktif selama
pembelajaran berlangsung (Kurnia,
R. E., dkk, 2022 : 100).
2. Model pembelajaran yang digunakan
harus disesuaikan dengan materi
yang akan diajarkan supaya
pelajaran itu bisa dipahami, diterima
dan diaplikasikan dengan benar pada
peserta didik melalui kegiatan
belajar mengajar (Kurnia, R.
E., dkk, 2022 : 100).
3. Penggunaan model pembelajaran
yang tidak sesuai oleh guru menjadi
pemicu kurang aktifnya peserta
didik selama proses pembelajaran
Pendidikan Pancasila berlangsung.
Oleh karena itu, guru perlu
menggunakan model pembelajaran
yang dapat meningkatkan keaktifan
peserta didik (Kurnia, R. E., dkk,
2022 : 100
2. Guru masih belum Pemanfaatan TIK Kurangnya Pemahaman guru tentang
mengoptimalkan pemanfaatan dalam penggunaan teknologi dalam media
Teknologi Informasi (TIK) dalam pembelajaran pembelajaran. merupakan akar penyebab
pembelajaran Pendidikan belum optimal. Guru masih belum mengoptimalkan
Pancasila pemanfaatan Teknologi Informasi (TIK)
dalam pembelajaran.
1. Kurangnya ketersediaan Hasil analisisnya sebagai berikut:
teknologi di sekolah Hal ini diperkuat berdasarkan jurnal milik
2. Guru sudah Ambarwati, D., dkk. 2021. Peran
terbiasa dengan Inovasi Pendidikan pada Pembelajaran
pembelajaran Berbasis Teknologi Digital. Universitas
konvensional. Negeri Yogyakarta, 8 (2) : 173
3. Kurangnya Pemahaman https://journal.uny.ac.id/index.php/jitp/a
guru tentang penggunaan rticle/view/43560
teknologi sebagai 1. Dunia pendidikan memerlukan
media pembelajaran. inovasi untuk terus berkembang
4. Kurangnya pelatihan- dan dapat mengikuti perkembangan
pelatihan yang mendukung bidang lainnya (Dewi
tentang Ambarwati,dkk, 2021 : 173)
pemahaman teknologi. 2. Peran inovasi pendidikan pada
pembelajaran berbasis teknologi
digital sangatlah penting. Inovasi
dibutuhkan agar pemanfaatan
teknologi digital bisa dilakukan
secara optimal dan menyeluruh
(Dewi Ambarwati,dkk, 2021 : 173)
3. Kehadiran teknologi saat ini,
harapannya dapat dimanfaatkan
dengan baik oleh semua pihak
seperti guru dan pelaku pendidikan
lainnya (Dewi Ambarwati,dkk,
motivasikepada
Kurangnya
diberikan
yang
dukungan
guru
peserta didik
oleh
atau 2021 : 173)
3. Kurangnya motivasi belajar Pembelajaran yang dilakukan tidak berpusat
peserta didik pada mata pelajaran pada siswa. (Teacher Sentris) dan Gaya guru
Pendidikan Pancasila mengajar kurang menantang dan
 Saat guru menjelaskan materi menyenangkan merupakan akar penyebab
Pendidikan Pancasila beberapa motivasi belajar yang rendah.
peserta didik kurang antusias Hasil analisisnya sebagai berikut:
dan tidak 1. Motivasi peserta didik untuk belajar
konsentrasi bahkan merasa Pendidikan Pancasila masih kurang. Hal
acuh. ini tampak pada perilaku peserta didik
 Peserta didik yang kurang semangat dalam belajar,
mengeluhkan materi kurang tekun dalam
Pendidikan Pancasila terutama
materi yang bersifat hafalan
 Di akhir pembelajaran guru
memberikan evaluasi
terkait materi
pembelajaran dalam
bentuk post test dan masih
banyak peserta didik
yang remedial.
4. Kemampuan pemecahan pada soal- Peserta didik masih Kurangnya pemahaman guru tentang konsep
soal HOTS masih rendah belum terbiasa dan penerapan HOTS. merupakan akar
 Peserta didik kesulitan menganalisis dan penyebab Pembelajaran yang dilakukan di
menyelesaikan soal-soal HOTS mengerjakan soal- kelas masih belum berbasis HOTS.
 Peserta didik masih belum soal HOTS Hasil analisisnya sebagai berikut:
terbiasa menganalisis dan Hal ini diperkuat dengan Jurnal milik
mengerjakan soal-soal HOTS Sofyan (2019). Berjudul Implementasi
 Guru sering memberikan soal HOTS pada kurikulum2013.
LOTS kepada peserta didik https://jurnal.unipasby.ac.id/index.php/jurna
karena dirasa lebih mudah l_inventa/article/download/1803/1625/5119
dikerjakan dan dipahami peserta 1. Dalam menghadapi tantangan yang
didik. akan menimpa dunia pendidikan,
kurikulum 2013 dianggap mampu
untuk menjawab persoalan dan
implementasi HOTS sangat dibutuhkan
untuk membenahi kinerja pendidikan
yang jauh tertinggal dengan negara-
negara maju di dunia.

2. Selanjunya berdasarkan Usaha tersebut


mesti dilakukan demi menciptakan
generasi masa depan, bukan hanya
berkarakter, produktif, kreatif, dan
inovatif namun juga yang memahami
jati diri bangsanya dan menciptakan
anak yang unggul dan mampu bersaing
di dunia internasional.

5. Membangun relasi/hubungan Kurangnya Kurangnya kolaborasi antara guru


dengan siswa dan orang tua siswa. komunikasi yang dan orang tua terkait
 Kebanyakan orangtua sibuk baik antara guru Pembelajaran merupakan akar
dengan pekerjaannya tanpa dan orangtua penyebab Hubungan komunikasi antar guru
memperhatikan pendidikan peserta didik dan orangtua siswa terkait pembelajaran
anaknya. Hal ini disebabkan yang masih kurang dan terbatas.
karena orangtua peserta didik Hasil analisisnya sebagai
menganggap bahwa pendidikan berikut:
anaknya merupakan Hal ini diperkuat dari jurnal milik Kholil, A.
tanggungjawab guru. (2021). Berjudul Kolaborasi Peran serta
 Kurangnya komunikasi yang Orang Tua dan Guru dalam
baik antara guru dan orangtua Pembelajaran.
peserta didik https://jurnal.literasikitaindonesia.com/index.
php/jurpendigu/article/view/191
1. Pendidikan saat ini menuntut adanya
kolaborasi dengan berbagai pihak dalam
berbagai kegiatan pendidikan.
Kolaborasi adalah kegiatan di mana
terjadi kerjasama antara berbagai pihak
dalam mewujudkan tujuan pendidikan,
baik pihak dari dalam maupun dari luar
lembaga pendidikan.
2. Dalam pembelajaran ini diperlukannya
kolaborasi yang baik antara orangtua dan
guru dalam menciptakan suatu proses
pembelajaran yang baik yang dapat
membuat para peserta didik memahami
materi pelajaran dan dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari

Anda mungkin juga menyukai