Asuhan Keperawatan Kritis Dengan Pasien CHF-2
Asuhan Keperawatan Kritis Dengan Pasien CHF-2
Asuhan Keperawatan Kritis Dengan Pasien CHF-2
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah berjudul
“ Asuhan Keperawatan pada Klien CHF ”. Dan makalah ini disusun agar
pembaca dapat mengetahui fisiologi nyeri dalam keperawatan. Tidak lupa
penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pengampuh
Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
Kelompok 11
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………..2
DAFATR ISI………………………………………………………………3
Bab 1 PENDAHULUAN
1.1 Lata Belakang…………………………………………………………4
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………….6
1.3 Tujuan ………………………………………………………………..7
1.4 Manfaat……………………………………………………………….7
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Defensi………………………………………………………………...8
2.2 Anatomi Dan Fisiologis ………………………………………………9
2.3 Etiologi………………………………………………………………..10
2.4 Patofisologis ………………………………………………………….11
2.5 Klasifikasi……………………………………………………………..12
2.6 Manifestasi Klinis …………………………………………………….15
2.7 Penatalaksanaan………………………………………………………16
2.8 Pemeriksaan Penunjang ……………………………………………..18
BAB III ASUHANAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian…………………………………………………………….20
3.2 Analisa Data………………………………………………………….23
3.3 Diagnosa …………………………………………………………….25
3.4 Intervensi ……………………………………………………………28
BAB IV PENITUP
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………..32
4.2 Saran ………………………………………………………………...32
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit kardiovaskuler merupakan salah satu jenis penyakit yang saat ini
banyak diteliti dan dihubungkan dengan gaya hidup seseorang. Salah satu penyakit
(WHO, 2013). Congestive Heart Failure (CHF) merupakan suatu keadaan patologis
Gagal jantung dikenal dalam beberapa istilah yaitu gagal jantung kiri, kanan,dan
kombinasi atau kongestif. Pada gagal jantung kiri terdapat bendungan paru, hipotensi,
jantung kanan ditandai dengan adanya edema perifer, asites dan peningkatan tekanan
vena jugularis. Gagal jantung kongestif adalah gabungan dari kedua gambaran
tersebut. Namun demikian, kelainan fungsi jantung kiri maupun kanan sering terjadi
Data WHO tahun 2013 dilaporkan bahwa lebih dari 6 juta jiwa penduduk di
Amerika teridentifikasi penyakit gagal jantung kongestif dan diperkirakan lebih dari
15 juta kasus baru gagal jantung setiap tahunnya diseluruh dunia. Insiden
penyakit ini meningkat sesuai dengan usia, berkisar kurang dari 1% pada usia kurang
dari 50 tahun hingga 5% pada usia 50-70 tahun dan 10% pada usia 70 tahunke atas.
Penyakit gagal jantung sangatlah buruk jika penyebab yang mendasarinyatidak segera
ditangani dikarenakan hampir 50% klien gagal jantung meninggal dalam kurun waktu
4 tahun dan 50% klien stadium akhir meninggal dalam kurun waktu 1 tahun.
Presentase penyebab gagal jantung terbanyak adalah ischemic heart disease (65%),
penyakit jantung hipertensif (10%), penyakit katup jantung dan murmur (10%),
perikard (1%).
tahun 2013, prevalensi gagal jantung pada umur ≥ 15 tahun sebesar 0,13% atau
klien penyakit gagal jantung terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Barat sebanyak
96.487 orang.
Data dari rekam medik RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya periode Januari 2018
Heart Failure dengan jumlah 875 kasus (18,0%), Diare dengan jumlah 797 kasus
(16,4%), Soft Tissue Tumor dengan jumlah 613 kasus (12,6%), Chronic Kidney
Desease jumlah 507 kasus (10,4%), Anemia dengan jumlah 415 kasus (8,5%), Stroke
Infark dengan jumlah 389 kasus (8,0%), Pneumonia dengan jumlah353 kasus (7,2%),
jumlah 290 kasus (5,9%), Hernia Inguinal Lateral dengan jumlah 283 kasus (5,8%).
Dari data diatas didapatkan hasil bahwa pasien dengan Congestive Heart
Failure (CHF) menduduki peringkat pertama dari 10 penyakit terbesar dengan jumlah
pasien sebanyak 875 orang dengan persentase 18,0%. Pada pasien CHF masalah
keperawatan yang muncul adalah sesak napas, penurunan curah jantung, intoleransi
Dari masalah keperawatan tersebut diatas tanda dan gejala yang muncul pada
pasien CHF antara lain dyspnea, fatigue dan gelisah. Dyspnea merupakan gejala yang
paling sering dirasakan oleh penderita CHF. Hal ini menyebabkan jantung tidak dapat
berfungsi dengan maksimal dalam memompa darah. Dampak lain yangmuncul adalah
menyebabkan dyspnea pada saat istirahat dan pada malam hari (ortopnea). Jika
seseorang memiliki gagal jantung kongestif, ia bisa terbangun di malam hari akibat
sesak nafas dan harus duduk atau berdiri untuk bisa meringankan sesak. Kondisi ini
dikenal sebagai paroxysmal nocturnal dyspnea. Hal ini karena dyspnea berpengaruh
aktifitas pasien sehari-hari juga akan menurun yang dapat menurunkankualitas hidup
Diagnosa keperawatan klien yang muncul pada pasien dengan dyspnea yaitu
perubahan pola napas dapat diberikan intervensi seperti latihan napas dalam,
pemberian posisi semi fowler dan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian oksigen
(Doenges, 2014).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan keperawatan secara komprehensif baik
2. Tujuan Khusus
(CHF)
(CHF)
(CHF)
1.5 Manfaat
a. Bagi perawat
Manfaat praktis penulisan karya ilmiah ini bagi perawat adalah agardapat
Failure.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Congestive Heart Failure (CHF)
Congestive Heart Failure (CHF) merupakan suatu keadaan patologis dimana
dari ventrikel kiri atau keduanya, sehingga tekanan kapiler paru meningkat
(Asikin, 2018).
sekumpulan tanda dan gejala yang ditandai dengan sesak napas dan kelelahan
(saat istirahat atau saat aktivitas) yang disebabkan oleh kelainan struktur atau
glukosa, asam amino, asam lemak, hormon, dan elektrolit ke sel. Dan
serangkaian pengiriman panas oleh komponen darah dari jaringan yang aktif
seperti pengiriman panas dari jaringan otot menuju ke kulit dan disebarkan ke
lingkungan luar. Aliran darah jaringan yang aktif diregulasi oleh pengatur
transpor cairan tubuh dan elektrolit. Kedua substansi ini dikirim ke sel-sel
tubuh melalui cairan intertestial dengan proses filtrasi, difusi, dan reabsorpsi.
agar sel - sel tubuh memiliki cairan dan elektrolit akan disesuaikan dan
Majid, 2018).
a. Anatomi Jantung
Jantung merupakan struktur kompleks yang terdiri atas jaringanfibrosa,
fungsi utama untuk memompakan darah. Hal ini dapat dilakukan dengan
1) Kedudukan Jantung
Sebuah garis yang ditarik dari tulang rawan iga ketiga kanan,2 cm
dan keluar. Titik di sebelah kiri antara iga kelima dan keenam, atau
ventrikel. Dengan menarik garis antara dua tanda itu maka dalam
2) Struktur Jantung
2018).
pompa ganda yang berkontraksi 100.000 kali setiap harinya dan memompa
muara dari aorta dan arteri pulmonalis, serta katup atrioventrikular. Cincin
ini merupakan tempat perlekatan yang kuat untuk katup dan otot jantung
(Asikin,2018).
b. Pembuluh Darah
paru ke atrium kiri. Aorta membawa darah keluar dari ventrikel kiri.
Katup antara ventrikel kiri dan aorta disebut katup aortik, yang
ventrikel kanan.
c. Sirkulasi Darah
pulmonal.
arteri terbesar, yaitu aorta. Aorta ini berjalan naik ke bagian atas
dan kanan, dan menyuplai darah ke daerah pelvis dan tungkai. Arteri
besar yang menyuplai kepala, lengan, jantung, berasal dari arkus aorta
aorta desendens. Oleh sebab itu, semua organ mayor, kecuali hati
mendapat suplai darah dari arteri-arteri yang muncul dari aorta. Aorta
cacat septum ventrikel. Afterload meningkat pada kondisi di mana terjadi stenosis
aorta atau dilatasi ventrikel. Pada infark miokard dan kariomiopati, kontraktilitis
miokardium dapat menurun Gagal jantung dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Gagal jantung kiri (gagal jantung kongestif), dibagi menjadi dua jenis yang dapat
b) Gagal jantung diastolic yaitu kongesti paru meskipun curah jantung dan output
jantung normal.
memberikan aliran darah yang cukup ke sirkulasi paru pada tekanan vena sentral
Bila cadangan jantung untuk berespons terhadap stres tidak adekuat dalam
pada tingkat awal, disfungsi komponen pompa secara nyata dapat mengakibatkan
perfusi organ vital tetap normal. Terdapat empat mekanisme respons primer
c. Hipertrofi ventrikel
jantung pada tingkat normal atau hampir normal pada gagal jantung dini dan pada
keadaan istirahat. Tetapi, kelainan pada kerja ventrikel dan menurunnya curah
Grade gagal jantung menurut New York Heart Association, terbagi dalam4
kelainan fungsional :
Skala Definisi
latihan fisik yang dapat menyebabkan timbulnya gejala. Pada awalnya, secara khas
gejala hanya muncul saat melakukan aktivitas fisik. Namun, semakin berat kondisi
gagal jantung, semakin menurun toleransi terhadap latihan, dan gejala muncul lebih
Dampak dari curah jantung dan kongesti yang terjadi pada sistem vena atau
5. Anoreksia
6. Mual, kembung.
8. Letih, lemas
9. Oliguria/ nokturia
10. Gejala otak bervariasi mulai dari ansietas hingga gangguan memori dan konfusi
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena ventrikel kiri tidak
mampu memompa darah yang datang dari paru, sehingga peningkatan tekanan
Kongestif jaringan perifer dan visceral menonjol. Karena sisi kanan jantung
tidak mampu mengosongkan volume darah dengan adekuat sehingga tidak dapat
mengakomodasikan semua darah yang secara normal kembali dari sirkulasi vena.
5) Nokturia
Curah jantung membaik sehingga perfusi renal meningkat dan terjadidiuresis.
6) Kelemahan
tidak adekuat.
meliputi :
a. Syok Kardiogenik
b. Edema Paru
Edema paru terjadi dengan cara yang sama seperti edema dimana saja
alveoli.
(Padila, 2012).
Gagal jantung ditangani dengan tindakan umum untuk menurunkan beban kerja
jantung dan manipulasi selektif terhadap ketiga penentu utama dari fungsi
menurunkan retensi cairan. Jika gejala menetap dengan pembatasan garam yang
sedang, maka diperlukan diuretik oral untuk mengatasi retensi natrium dan air.
b. Peningkatan kontraktilitas
Dua respon kompensatorik terhadap gagal jantung (aktivasi sistem saraf simpatis
Dengan meningkatnya beban akhir, maka kerja jantung meningkat dan curah jantung
menurun. Obat vasodilator akan menekan efek negatif tersebut (Asikin 2018).
a. Medis
Terapi farmakologis :
1) Glikosida jantung.
2) Terapi diuretik.
3) Terapi Vasodilator.
diturunkan.
b. Keperawatan
Terapi nonfarmakologis :
edema.
2) Membatasi cairan
dalam tubuh.
3) Manajemen stres
a. Elektrokardiogram (EKG)
b. Kateterisasi jantung
2018).
e. Oksimetri nadi
yang dapat terjadi pada gagal jantung atau sebagai efek samping medikasi
h. Pemeriksaan tiroid
1. Identitas Klien
Inisial Klien :
Usia :
Jenis kelamin :
Agama :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Status Perkawinan :
Alamat :
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Keluhan yang paling sering menjadi alasan klien untuk memintapertolongan
kesehatan
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pengkajian riwayat penyakit sekarang yang mendukung keluhan utama dilakukan
dengan mengajukan serangkaian pertanyaan mengenai kelemahan fisik klien
secara PQRST
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pengkajian riwayat penyakit dahulu yang mendukung denganmengkaji apakah
diminum oleh klien pada masa lalu yang masih relevan (Muttaqin, 2009).
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Perawat menanyakan tentang penyakit yang pernah dialami oleh keluarga, serta
bila ada anggota keluarga yang meninggal, maka penyebab kematian juga
ditanyakan. Penyakit jantung iskemik pada orang tua yang timbulnya pada usia
muda merupakan faktor resiko utama untuk penyakit jantung iskemik pada
keturunannya(Muttaqin, 2009).
e. Pemeriksaan Fisik
Pengkajian ABCDE
Tgl./Jam Pengkajian Diagnosa
Keperawatan
14-03- AIRWAY (Jalan Nafas)
2020 Sumbatan
( ) Benda asing pola nafas tidak
08.00 ( ) Darah efektif
( ) Bronkospasme berhubungan
( ) Sputum dengan
( ) Lendir auskultasi Hambatan
( ) Ronchi Upaya napas
( ) Wheezing
( ) Crecles
BREATHING (Pernafasan / Pola Nafas)
pola nafas tidak
Sesak nafas dengan:
efektif
( v ) Aktivitas
berhubungan
( ) Tanpa aktivitas
dengan
( ) Menggunakan otot tambahan
Frekuensi (RR) : 23x/menit Hambatan
SpO2 : 97% Upaya napas
Irama : Teratur
Kedalaman : Dangkal
Batuk : Tidak
Sputum : Tidak ada
1. Warna :-
2. Konsistensi : -
30 April CIRCULATION (Sirkulasi)
2019 Nadi : 105x/menit
21.15 Irama : Teratur
Denyut : Sedang
Tekanan Darah : 150/100 mmHg
Ekstremitas : Dingin
Penurunan
Warna kulit
curah jantung
( ) Sianosis
berhubungan
( v ) Pucat
dengan
( ) Kemerahan
perubahan
Pengisian kapiler : 3 detik
kontraktilitas
Edema : Ya
Jika ya
( ) Muka
( ) Tangan
( v ) Tungkai atas derajat +1
( ) Anasarka
14-03- DISABILITY (Status Neurologi)
2020 Keadaan umum pasien: Lemah
Nyeri akut
09.00 Kesadaran: Compos mentis
berhubungan
Nilai GCS (Glasgow Comma Scale)
dengan agens
E: 4, M: 6, V:5
pencedera
Total: 15
fisiologis
Persepsi Nyeri:
P (Paliatif): Saat kelelahan atau kaget
Q (Quality): Seperti tertimpa beban berat
R (Regio): Dada kiri
S (Skala): 6
T (Time): Hilang-timbul
14-03- PENCERNAAN
2020 Lidah kotor: ( ) Ya ( v ) Tidak
09.20 Nyeri:
( ) Ya ( ) Ulu hati
( ) Kuadran kanan
( ) Menyebar
( v ) Tidak
14-03- E: 4, M: 6, V: 5
2020 Terjadi:
09.25 ( ) Kejang
( ) Pelo
( ) Kelumpuhan
( ) Mulut mencong
( ) Afasia
( ) Disatria
Nilai Kekuatan Otot
Kanan Kiri
5 5
5 5
Refleks:
Babinski (+)
Patella (+)
Bisep/Trisep (+)
Do :
1. Klien tampak lemas dan
pucat
2. Tampak edema pada
tungkai atas klien dengan
derajat +1
3. Pengisian kapiler klien 3
detik dan ekstremitas
klien dingin
Do :
Klien tampak meringis dan
memegangi dada kirinya
ketika nyeri muncul
4.3 INTERVENSI
Diagnosa Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi
pola nafas tidak Setelah dilakukan Pemantauan Respirasi
efektif
Tindakan keperawatan (I.01014)
berhubungan
dengan Hambatan selama 2x24 jam Observasi :
Upaya napas di
diharapkan pola nafas Monitor frekuensi, irama,
tandai dengan klien
sesak napas D.0005 membaik dengan kedalaman dan upaya napas
kriteria hasil : Pola Monitor pola napas (seperti
Napas I.01004 bradypnea, takipnea,
- Pemanjangan hiperventilasi, kussmaul,
fase ekspirasi Cheyne-stokes, biot, ataksik)
menurun Monitor kemampuan batuk
- Frekuensi napas efektif
membaik Monitor adanya produksi
sputum
Monitor adanya sumbatan jalan
napas
Palpasi kesimetrisan ekspansi
paru
Auskultasi bunyi napas
Monitor saturasi oksigen
Monitor nilai analisa gas darah
Monitor hasil x-ray thoraks
Terapeutik :
Atur interval pemantauan
respirasi
sesuai kondisi pasien
Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi :
Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Informasikan hasil pemantauan,
jika perlu
Penurunan curah Setelah dilakukan Perawatan Jantung I.02075
jantung Tindakan keperawatan Observasi :
berhubungan selama 2x24 jam Monitor tekanan darah
dengan perubahan diharapkan Penurunan Monitor intake dan output
kontraktilitas curah jantung Membaik cairan
ditandai dengan dengan kriteria hasil : Monitor saturasi oksigen
mudah kelelahan Curah Jantung Montor keluhan nyeri dada
saat beraktivitas L.02008 Terapeitik :
dan Klien tampak - Takikardi Posisikan pasien semi-Fowler
lemas dan pucat - Lelah atau fowler
D.0008 Edukasi :
Anjurkan aktivitas secara
bertahap
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian terapi
Edukasi
- Jelaskan penyebab
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
Analgetik Jika perlu
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Gagal jantung yaitu suatu keadaan patofisiologi adanya kelainan fungsi jantung yang
jaringan atau peningkatan tekanan pengisian diastolikdari ventrikel kiri atau keduanya,
Gagal jantung dikenal dalam beberapa istilah yaitu gagal jantung kiri, kanan, dan
kombinasi atau kongestif. Pada gagal jantung kiri terdapat bendungan paru, hipotensi,
jantung kanan ditandai dengan adanya edema perifer, asites dan peningkatan tekanan
vena jugularis. Gagal jantung kongestif adalah gabungan darikedua gambaran tersebut.
Namun demikian, kelainan fungsi jantung kiri maupun kanan sering terjadi secara
bersamaan
4.2 Saran
sebaiknya kita sebagai perawat mengetahui tentang CHF supaya bisa maksimal
melayani pasien dan melakukan asuhan keperawatan. Manfaat praktis penulisan karya
ilmiah ini bagi perawat adalah agardapat memberikan intervensi yang tepat pada klien
Congestive Heart Failure. Latihan tarik napas dalam ini dapat diterapkan diruangan
sebagai tindakan mandiri yang dapat dilakukan oleh pasien Congestive Heart Failure.
DAFTAR PUSTAKA
Bararah, T dan Jauhar, M. 2013. Asuhan Keperawatan Panduan Lengkap Menjadi. Perawat
Profesional. Jakarta : Prestasi Pustakaraya.
Brunner & Suddarth. 2013. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 12. Jakarta: EGC
Doenges E. Marlynn. 2010. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
Gloria M. Bulechek, et al. 2013. Nursing Interventions Classifications (NIC),
Edisi Keenam. Missouri: Mosby Elsevier
Morhedd, dkk. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC), Edisi Kelima.
Missouri: Mosby Elsevier
NANDA. 2015. Diagnosis Keperawatan : Definisi & Klasifikasi 2015-2017. Edisi
10. Jakarta: EGC
Nurarif, A.H. & Kusuma, H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC, Edisi Revisi Jilid 2. Jogjakarta: MediAction
Publishing
Smeltzer, Suzanne C. 2016. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddarth, Edisi: 12. Jakarta: EGC
Asmoro, Didik Aji.2017. “ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CONGESTIVE
HEART FAILURE (CHF) DENGAN PENURUNAN CURAH JANTUNG
MELALUI PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN DI RUANG ICU PKU
MUHAMMADIYAH GOMBONG”.Sekolah tinggi ilmu kesehatan muhammadiyah
gombong.
Mutaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler . Jakarta
: Salemba Medika.
Mutaqin, Arif. 2009. Buku Ajar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler dan Hematologi . Jakarta : Salemba Medika.
Nurarif, Amin Huda,dkk. 2015.Keperawatan kardiovaskuler. Jakarta : Salemba Medika.
Potter, A Pactricia.1996. Pengkajian Kesehatan Jilid 3. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Sari, novitanimala.2017. DEEP BREATHING EXERCISE DAN ACTIVE RANGE OF
MOTION EFEKTIF MENURUNKAN DYSPNEA PADA PASIEN CONGESTIVE
HEART FAILURE.VOL 2.Nomor 2 November 2017 https://media.neliti.com.
Udjianti, Wajan Juni.2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta : Salemba Medik