Materi 7 - Perancangan Elemen Landasan Dan Expansion Joint
Materi 7 - Perancangan Elemen Landasan Dan Expansion Joint
Materi 7 - Perancangan Elemen Landasan Dan Expansion Joint
MODUL - 7
PERANCANGAN ELEMEN
LANDASAN (BEARING) DAN SIAR
MUAI (EXPANSION JOINT)
Mampu melaksanakan
perencanaan teknik terkait elemen
landasan jembatan dan expansion
joint
INDIKATOR HASIL
BELAJAR
Tipe perletakan yang umum digunakan untuk jembatan, diantaranya perletakan sendi, rol, baja, pot
dan ayunan. Setiap jenis perletakan memiliki kelebihan dan keterbatasan dalam
penggunaannya.Tipe perletakan yang paling banyak digunakan untuk jembatan di Indonesia adalah
tipe perletakan elastomer.
PERANCANGAN ELEMEN LANDASAN (BEARING)
Tipe – Tipe Perletakan (Bearing)
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 10/SE/M/2015 Pedoman Perancangan Bantalan Elastomer Untuk Perletakan Jembatan
PERANCANGAN ELEMEN LANDASAN (BEARING)
Tipe – Tipe Perletakan (Bearing)
Perletakan Rol
(Roller Bearing)
a. Perletakan rol pada intinya terdiri dari satu atau lebih
silinder diantara baja pararel atas dan bawah,
b. Beban maksimum pada arah vertikal sebesar 16000 kN
c. Tidak mampu menahan beban arah memanjang jembatan
d. Beban maksimum pada arah melintang jembatan sebesar
400 kN
e. Memungkinkan perpindahan pada arah memanjang
jembatan yang tidak terbatas
f. Memungkinkan perputaran pada arah memanjang jembatan
± 0.05 rad
g. Lemah terhadap gempa
h. Membutuhkan perawatan secara berkala
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 10/SE/M/2015 Pedoman Perancangan Bantalan Elastomer Untuk Perletakan Jembatan
PERANCANGAN ELEMEN LANDASAN (BEARING)
Tipe – Tipe Perletakan (Bearing)
Perletakan Ayunan
(Rocker Bearing)
a. Perletakan ayunan pada intinya tediri dari baja melengkung yang bertemu dengan baja yang datar,
b. Beban maksimum pada arah vertikal sebesar 20000 kN
c. Beban maksimum pada arah memanjang jembatan sebesar 1000 kN
d. Beban maksimum pada arah melintang jembatan sebesar 1000 kN
e. Tidak memungkinkan perpindahan
f. Memungkinkan perputaran pada arah memanjang jembatan ± 0,05 rad
g. Lemah terhadap gempa
h. Membutuhkan perawatan secara berkala
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 10/SE/M/2015 Pedoman Perancangan Bantalan Elastomer Untuk Perletakan Jembatan
PERANCANGAN ELEMEN LANDASAN (BEARING)
Tipe – Tipe Perletakan (Bearing)
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 10/SE/M/2015 Pedoman Perancangan Bantalan Elastomer Untuk Perletakan Jembatan
PERANCANGAN ELEMEN LANDASAN (BEARING)
Tipe – Tipe Perletakan (Bearing)
Perletakan Daun
(Leaf Bearing)
a. Perletakan daun terdiri dari sendi yang melewati plat baja yang menumpu di atas dan bawah,
b. Beban maksimum pada arah vertikal sebesar 12 kN/mm
c. Beban maksimum pada arah memanjang jembatan sebesar 12 kN/mm
d. Membutuhkan modifikasi untuk dapat menahan beban pada arah melintang jembatan
e. Tidak memungkinkan perpindahan
f. Memungkinkan perputaran pada arah memanjang jembatan ± 0,09 rad
g. Cukup tahan terhadap gempa
h. Membutuhkan perawatan secara berkala
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 10/SE/M/2015 Pedoman Perancangan Bantalan Elastomer Untuk Perletakan Jembatan
PERANCANGAN ELEMEN LANDASAN (BEARING)
Tipe – Tipe Perletakan (Bearing)
Perletakan Bertautan
(Link Bearing)
a. Perletakan bertautan terdiri dari plat, batang, I, atau tubular.
b. Bagian yang tersambung di ujungnya dengan sendi,
c. Mengizinkan perputaran dan gerakan pada sumbu vertikal.
d. Gerakannya terbatas yaitu tidak melebihi ±2,9ᵒ
e. Beban horizontal lebih besar 5% dari beban vertikalnya.
f. Membutuhkan perawatan secara berkala
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 10/SE/M/2015 Pedoman Perancangan Bantalan Elastomer Untuk Perletakan Jembatan
PERANCANGAN ELEMEN LANDASAN (BEARING)
Tipe – Tipe Perletakan (Bearing)
Perletakan Geser
(Sliding Bearing)
a. Terdiri dari dua permukaan yang memiliki material yang sama atau berbeda di sisi gesernya,
b. Beban maksimum pada arah vertikal sebesar 3000 kN
c. Membutuhkan modifikasi untuk dapat menahan beban memanjang jembatan
d. Membutuhkan modifikasi untuk dapat menahan beban melintang jembatan
e. Memungkinkan perpindahan ke segala arah
f. Tidak memungkinkan perputaran
g. Baik untuk menahan gempa
h. Membutuhkan perawatan minimum
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 10/SE/M/2015 Pedoman Perancangan Bantalan Elastomer Untuk Perletakan Jembatan
PERANCANGAN ELEMEN LANDASAN (BEARING)
Tipe – Tipe Perletakan (Bearing)
Perletakan Pot
(Pot Bearing)
a. Terdiri dari piston baja yang didukung oleh lempeng elastomer yang tipis.
b. Beban maksimum pada arah vertikal sebesar 50000 kN
c. Beban maksimum pada arah Memanjang jembatan sebesar 2500 kN
d. Beban maksimum pada arah melintang jembatan sebesar 2500 kN
e. Tidak memungkinkan perpindahan
f. Memungkinkan perputaran pada arah memanjang jembatan + 0,01 rad
g. Baik untuk menahan gempa
h. Membutuhkan perawatan minimum
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 10/SE/M/2015 Pedoman Perancangan Bantalan Elastomer Untuk Perletakan Jembatan
PERANCANGAN ELEMEN LANDASAN (BEARING)
Tipe – Tipe Perletakan (Bearing)
Perletakan Piringan
(Disc Bearing)
a. Berbahan polyether urethane disc yang menyediakan perputaran
antara dua plat baja
b. Beban maksimum pada arah vertikal sebesar 45000 kN
c. Beban maksimum pada arah memanjang jembatan sebesar 4500 kN
d. Beban maksimum pada arah melintang jembatan sebesar 4500 kN
e. Tidak memungkinkan perpindahan
f. Memungkinkan perputaran pada arah memanjang jembatan dan
melintang jembatan sebesar + 0,04 rad
g. Baik untuk menahan gempa
h. Membutuhkan perawatan minimum
Perletakan Elastomer
(Elastomer Bearing)
a. Terdiri dari satu atau lebih lapis elastomer yang ditempel pada plat baja.
b. Beban maksimum pada arah vertikal sebesar 5000 kN
c. Membutuhkan modifikasi untuk dapat menahan beban memanjang jembatan
d. Membutuhkan modifikasi untuk dapat menahan beban melintang jembatan
e. Memungkinkan perputaran
f. Baik untuk menahan gempa
g. Tanpa perawatan
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 10/SE/M/2015 Pedoman Perancangan Bantalan Elastomer Untuk Perletakan Jembatan
PERANCANGAN ELEMEN LANDASAN (BEARING)
Tipe – Tipe Perletakan (Bearing)
Perletakan Sendi Beton
(Concrete Hinges)
a. Terbuat dari beton
b. Beban maksimum pada arah vertikal sebesar 6 kN/mm
c. Beban maksimum pada arah memanjang jembatan sebesar 3 kN/mm
d. Membutuhkan modifikasi untuk dapat menahan beban melintang
jembatan
e. Tidak memungkinkan perpindahan
f. Memungkinkan perputaran pada arah memanjang jembatan sebesar +
0,09 rad
g. Lemah menahan gempa
h. Membutuhkan perawatan berkala
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 10/SE/M/2015 Pedoman Perancangan Bantalan Elastomer Untuk Perletakan Jembatan
PERANCANGAN ELEMEN LANDASAN (BEARING)
Pokok Tujuan Beban dan Gerakan
Tabel 7.1 – Kriteria Beban dan Gerakan Rencana
Bantalan Elastomer • Terdapat lapisan baja yang akan membantu menerima tekanan dari atas.
Berlapis Baja di • Bagian tengah pada struktur tidak akan mendapatkan tekanan terlalu besar.
atasnya • Saat tekanan dari atas semakin besar, peluang terjadi bulging akan rendah.
• Deformasi pada bagian karet atau elastomernya sangat rendah.
Lead Rubber Bearing • Elastomer di bagian tengah, dua lempeng baja di atas dan bawah serta baja di bagian tengah
yang berfungsi sebagai alat untuk rotasi.
• Saat jembatan mendapatkan tekanan besar, kemungkinan terjadi kerusakan akan kecil.
• Sangat awet dan tidak memerlukan banyak perawatan selama tidak ada tanda kerusakan.
• memiliki kapasitas redaman yang tinggi (high damping capacity) serta kemampuannya untuk
mengembalikan struktur pada posisi semula setelah gempa berakhir
Sumber: https://sigtech.co.id/mengenal-jenis-dan-manfaat-elastomeric-bearing-pad/
PERANCANGAN ELEMEN LANDASAN (BEARING)
Karakteristik Landasan Elastomer
Membutuhkan
modifikasi untuk
Memungkinkan
dapat menahan gaya
adanya rotasi
memanjang dan
melintang jembatan
Tipikal beban
maksimum pada Tipikal perpindahan
arah vertikal sebesar 50 mm
5000 kN
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 10/SE/M/2015 Pedoman Perancangan Bantalan Elastomer Untuk Perletakan Jembatan
PERANCANGAN ELEMEN LANDASAN (BEARING)
Karakteristik Landasan Elastomer
Bantalan elastomer yang telah selesai diproduksi harus diuji untuk mengetahui pemenuhan kriteria terhadap spesifikasi
sesuai yang diatur dalam SNI 3967:2008, meliputi pengujian fisik (bahan) dan pengujian mekanik (pembebanan).
Elastomer
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 10/SE/M/2015 Pedoman Perancangan Bantalan Elastomer Untuk Perletakan Jembatan
PERANCANGAN ELEMEN LANDASAN (BEARING)
Karakteristik Landasan Elastomer
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 10/SE/M/2015 Pedoman Perancangan Bantalan Elastomer Untuk Perletakan Jembatan
PERANCANGAN ELEMEN LANDASAN (BEARING)
Perancangan Bantalan Elastomer (1/2)
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 10/SE/M/2015 Pedoman Perancangan Bantalan Elastomer Untuk Perletakan Jembatan
PERANCANGAN ELEMEN LANDASAN (BEARING)
Perancangan Bantalan Elastomer (2/2)
• Beban yang diterima oleh bantalan adalah beban hidup ditambah beban mati rencana.
• Perhitungan beban – beban ini di konversi menjadi tegangan rata-rata berdasarkan luas area bantalan yang
menerima beban.
σL = PLL
A
Keterangan :
σs adalah tegangan rata-rata akibat beban total (MPa) Keterangan :
σL adalah tegangan rata-rata akibat beban hidup (Mpa) G adalah modulus geser elastomer (Mpa)
PDL adalah beban mati rencana (N) S adalah faktor bentuk
PLL adalah beban hidup rencana (N) σs adalah tegangan rata-rata akibat beban total (Mpa)
A adalah luas keseluruhan (Bondedn surface area) (mm2)
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 10/SE/M/2015 Pedoman Perancangan Bantalan Elastomer Untuk Perletakan Jembatan
PERANCANGAN ELEMEN LANDASAN (BEARING)
Perancangan Bantalan Elastomer
Faktor Bentuk (S)
Kekakuan bantalan karet kondisi terbebani pada permukaan terkekang terhadap
gelincir, tergantung pada faktor bentuk (S) untuk lapisan-lapisan elastomer tanpa
lubang
A
S=
I𝑝 . h𝑟𝑖
Ip = 2(L + W)
A=L.W
𝐿 θs,x 𝑊 2 θs,x
σs ≥ 0.5 G.S
2
σs ≥ 0.5 G.S
hri 𝑛 hri 𝑛
keterangan :
n adalah jumlah lapisan internal karet
G adalah modulus geser elastomer (MPa)
θs,x adalah maksimum perputaran pada setiap sumbu (rad)
S adalah faktor bentuk
hri adalah ketebalan lapisan internal (mm)
W adalah lebar dari bantalan elastomer (tegak lurus terhadap sumbu memanjang jembatan) (mm).
L adalah panjang dari bantalan elastomer (sejajar dengan sumbu memanjang jembatan) (mm).
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 10/SE/M/2015 Pedoman Perancangan Bantalan Elastomer Untuk Perletakan Jembatan
PERANCANGAN ELEMEN LANDASAN (BEARING)
Perancangan Bantalan Elastomer
Tebal Pelat yang Dibutuhkan
Tegangan Tarik akan terjadi pada pelat baja karena menahan pergerakan karet. Tegangan Tarik ini
dapat menentukan tebal pelat yang dibutuhkan, sehingga tebal pelat harus ditentukan berdasarkan :
hs ≥3hrmax σs
fy
Untuk perhitungan ketahanan fatik berdasarkan AASHTO LRFD 4th Ed 2007 pasal 6.6.1.2.5, kebutuhan
pelat ditentukan berdasarkan
hs ≥2hrmax σL
ΔFTH
Keterangan :
hrmax adalah ketebalan maksimum lapisan elastometer pada bantalan elastomer (mm)
hs adalah ketebalan lapisan plat pada elastometer berlapis plat (mm)
fy adalah batas ulur dari pelat baja yang digunakan (Mpa)
FTH adalah batas fatik (constant amplitude fatique threshold) yang digunakan (Mpa)
σs adalah tegangan rata-rata akibat beban total (Mpa)
σL adalah tegangan rata-rata akibat beban hidup (Mpa)
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 10/SE/M/2015 Pedoman Perancangan Bantalan Elastomer Untuk Perletakan Jembatan
PERANCANGAN ELEMEN LANDASAN (BEARING)
Proses Perencanaan Bantalan Elastomer
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 10/SE/M/2015 Pedoman Perancangan Bantalan Elastomer Untuk Perletakan Jembatan
PERANCANGAN ELEMEN LANDASAN (BEARING)
Contoh Perhitungan
Perancangan Bantalan Elastomer Berlapis Berdasarkan Daya Layan
(METODE – A, AASHTO LRFD BRIDGE DESIGN SPECIFICATION 4th EDITION 2007)
DIKETAHUI
Diketahui ;
Beban Mati (DL) ; 2400 kN
Beban Hidup (LL) ; 1200 kN
Perpindahan Memanjang jembatan ; 100 mm
Rotasi ; 0,015 rad
Lebar Girder ; 750 mm
Data Fisik Elastomer ;
Hardness ; 55 Shore A
Modulus Geser (G) ; 0.70 s.d 0.91 Mpa
Total Beban Kompresi (PT) ; 3600 kN
Batas Tegangan Delaminasi ; 7 MPa
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 10/SE/M/2015 Pedoman Perancangan Bantalan Elastomer Untuk Perletakan Jembatan
PERANCANGAN ELEMEN LANDASAN (BEARING)
Contoh Perhitungan Sumber: SE Menteri PUPR Nomor
PERHITUNGAN 10/SE/M/2015 Pedoman
Perancangan Bantalan Elastomer
1. Luas Area Elastomer yang diperlukan
Untuk Perletakan Jembatan
3600(1000)
> 7 = 514285.71 mm2
Ip=2(L+W)
725 𝑥 740
S=2 𝑥 15 𝑥 (725+740
=11.44
𝑃𝐿𝐿 1.200.000
σs= = = 2.24 Mpa
𝐴 536500.0
7. Cek Stabilitas ;
𝐿 740
H≤3= 3
= 246.67 mm > 239 mm memenuhi
𝑊 725
H≤3 = = 241.67 mm > 239 mm memenuhi
3
PERHITUNGAN RESUME
8. Menentukan Tebal Pelat ; Sifat fisik :
Kondisi Layan Mutu pelat baja (fy) = 240 MPa
3hrmaxσs)
Mutu Elastomer (G) = 0.6 Mpa
h s≥ fy
Geometri :
3 𝑥 16 𝑥 6.71
hs≥ 240 Dimensi Bantalan L x W x H = 740 mm x 725 m x 239 mm
Tebal Cover Atas = 4 mm
hs ≥ 1.342 mm Tebal Cover Bawah = 4 mm
Tebal Lapisan Internal = 16 mm
Kondisi Fatik Jumlah Lapisan = 12 buah
2ℎ𝑟𝑚𝑎𝑥σL) Tebal pelat baja = 3 mm
hs≥ 𝐹 Jumlah Lapisan pelat = 13 buah
𝑇𝐻
2 𝑥 16 𝑥 2.24
hs≥ 240
hs ≥ 2.309 mm
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 10/SE/M/2015 Pedoman Perancangan
Tebal pelat baja yang digunakan adalah 3 mm. Bantalan Elastomer Untuk Perletakan Jembatan
PERANCANGAN ELEMEN LANDASAN (BEARING)
Contoh Perhitungan
Gambaran Rancangan
Bantalan Karet
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 10/SE/M/2015 Pedoman Perancangan Bantalan Elastomer Untuk Perletakan Jembatan
PERANCANGAN ELEMEN LANDASAN (BEARING)
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 10/SE/M/2015 Pedoman Perancangan Bantalan Elastomer Untuk Perletakan Jembatan
MATERI 02.
PERANCANGAN ELEMEN SIAR
MUAI (EXPANSION JOINT)
PERANCANGAN ELEMEN SIAR MUAI (EXPANSION JOINT)
Pendahuluan
Pergerakan menengah :
25 - 80 mm → asphaltic plug,
strip seal
Total
Pergerakan
Siar Muai
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 11/SE/M/2015 Pedoman Perencanaan
Sambungan Siar Muai Pada Lantai Jembatan
PERANCANGAN ELEMEN SIAR MUAI (EXPANSION JOINT)
Prosedur Perencanaan Sambungan Siar Muai
Penentuan
lokasi
Faktor sambungan
korosifitas siar muai
Jenis bangunan
atas dan
Kondisi iklim
material
jembatan
Kelas jalan,
beban dan Bentang
kepadatan lalu jembatan
lintas
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 11/SE/M/2015 Pedoman Perencanaan Sambungan Siar Muai Pada Lantai Jembatan
PERANCANGAN ELEMEN SIAR MUAI (EXPANSION JOINT)
Perhitungan Pergerakan Maksimum
➢ Sambungan siar muai harus mampu mengakomodasi pergerakan akibat panas (thermal).
➢ Setelah survei lapangan didapatkan data temperatur udara yang terjadi secara periodik, ambil temperatur udara
tertinggi (maksimum) dan temperatur udara terendah (minimum) yang kemudian dimasukan kedalam persamaan di
bawah ini.
∆𝑇 = 1/2(𝑇𝑚𝑎𝑥𝐷𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 − 𝑇𝑚𝑖𝑛𝐷𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛)
∆𝐿𝑡𝑒𝑚𝑝 = 𝛼 𝐿 ∆𝑇
Keterangan :
ΔT adalah nilai rata-rata temperature udara tertinggi dan temperature udara terendah, (oC)
Δttemp adalah perubahan panjang yang mungkin terjadi akibat perbedaan temperature, (mm)
Α adalah koefisien muai panas, dimana untuk gelagar beton dengan nilai 10 x 10-6,(/oC), dan untuk
gelagar baja dengan nilai 12 x 10-6,(/oC).
TmaxDesain adalah temperature rata-rata tertinggi, (oC) ditentukan dari survei.
TminDesain adalah temperature rata-rata terendah, , (oC) ditentukan dari survei.
L adalah struktur yang mengalami variasi pergerakan (panjang bentang), (m).
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 11/SE/M/2015 Pedoman Perencanaan Sambungan Siar Muai Pada Lantai Jembatan
PERANCANGAN ELEMEN SIAR MUAI (EXPANSION JOINT)
Perhitungan Pergerakan Maksimum
➢ sambungan siar muai juga harus mampu mengakomodasi pergerakan akibat rangkak (creep) dan
susut beton (shrink)
ΔLsh = ε.sh L
ΔLcr = ε. Cr L
Keterangan :
ΔLsh adalah perubahan panjang yang mungkin terjadi akibat susut, (mm)
ΔLcr adalah perubahan panjang yang mungkin terjadi akibat rangkak, (mm)
ε.sh adalah nilai regangan susut
ε. cr adalah koefisien rangkak
L adalah panjang struktur yang mengalami variasi pergerakan (panjang bentang), (m).
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 11/SE/M/2015 Pedoman Perencanaan Sambungan Siar Muai Pada Lantai Jembatan
PERANCANGAN ELEMEN SIAR MUAI (EXPANSION JOINT)
Perhitungan Pergerakan Maksimum
Keterangan gambar :
Θ adalah skew angle [sudut kemiringan]
A adalah jarak yang dibuat saat pemasangan lantai (mm)
Mn adalah pergerakkan normal yang akan terjadi = ΔLtemp,sh xcos Θ(mm)
Pergerakan akibat lantai yang membentuk sudut Mp adalah pergerakan parallel yang akan terjadi = ΔLLtemp,sh xsin Θ(mm)
(Mn atau Mp) dihitung pengaruhnya terhadap
perubahan temperatur, rangkak dan susut.
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 11/SE/M/2015 Pedoman Perencanaan Sambungan Siar Muai Pada Lantai Jembatan
PERANCANGAN ELEMEN SIAR MUAI (EXPANSION JOINT)
Perhitungan Pergerakan Maksimum
Keterangan :
ΔLsambungan siar muai adalah pergerakan total yang harus di akomodasi sambungan siar muai (mm)
ΔLcr adalah pergerakan akibat rangkak, (mm).
ΔLTemp adalah pergerakan akibat temperature, (mm).
ΔLsh adalah pergerakan akibat susut (mm)
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 11/SE/M/2015 Pedoman Perencanaan Sambungan Siar Muai Pada Lantai Jembatan
PERANCANGAN ELEMEN SIAR MUAI (EXPANSION JOINT)
Tipe Sambungan Siar Muai
JENIS-JENIS JOINT
TERBUKA
• Butt joints
• Joints pelat geser
• Finger joints
TERTUTUP
• Poured seals
• Asphaltic plug joint
• Seal kompresi
• Strip seal
• Joint elastomer lapis baja
• Modular joint elastomer
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 11/SE/M/2015 Pedoman Perencanaan Sambungan Siar Muai Pada Lantai Jembatan
PERANCANGAN ELEMEN SIAR MUAI (EXPANSION JOINT)
Tipe Sambungan Siar Muai
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 11/SE/M/2015 Pedoman Perencanaan Sambungan Siar Muai Pada Lantai Jembatan
PERANCANGAN ELEMEN SIAR MUAI (EXPANSION JOINT)
Tipe Sambungan Siar Muai
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 11/SE/M/2015 Pedoman Perencanaan Sambungan Siar Muai Pada Lantai Jembatan
PERANCANGAN ELEMEN SIAR MUAI (EXPANSION JOINT)
Tipe Sambungan Siar Muai
tipe strip seal
• Untuk pergerakan sampai 80 mm
• Terdiri atas membrane neoprene yang fleksibel yang dipasang pada kedua sisinya
• Kemungkinan dapat sobek, berlubang atau rusak akibat akumulasi kotoran yang tinggi
• Secara normal mempunyai umur rencana cukup Panjang, dengan ankur yang sangat baik dan kedap air
Jenis sambungan siar muai Pergerakan total memanjang yang Pergerakan vertikal Jenis pergerakan
diizinkan maksimum yang
Minimum (mm) Maksimum (mm) diizinkan (mm)
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 11/SE/M/2015 Pedoman Perencanaan Sambungan Siar Muai Pada Lantai Jembatan
PERANCANGAN ELEMEN SIAR MUAI (EXPANSION JOINT)
Tipe Sambungan siar muai Kelebihan Kekurangan
Compression seal - Cocok digunakan untuk jembatan - Sambungan ini perlu perawatan lebih
bersudut (skew angle> 30o) - Umur rencananya pendek
- Pengerjaan mudah dan cepat - Digunakan pada yang beban lalu
lintasnya kecil
One finger plate - Memiliki drainase yang baik - Perlu perawatan lebih karena rentan
- Ekonomis terhadap korosi dan vegetasi yang bisa
- Mudah pelaksanaannya tumbuh di sekitarnya
- Dapat menahan beban vertical yang - Cukup bising akibat penggunaan finger
cukup besar plate – kadang finger plate (penutup)
tidak bisa dipasang pas kembali
apabila ada pergerakan bebas.
Modular joint - Tidak terlalu bising karena - Perlu perawatan lebih kaena rentan
menggunakan rail yang diberi anti skid terhadap korosi dan vegetasi yang bisa
- Lebih efektif mengakomodasi gerakan tumbuh di sekitarnya
horizontal karena menggunakan - Proses pengerjaan mahal karena
sliding bearing sebagai pengaku membutuhkan alat berat
- Sistem drainase lebih baik daripada
Open Finger Plate Joint
PERANCANGAN ELEMEN SIAR MUAI (EXPANSION JOINT)
Contoh Perhitungan
DIKETAHUI
➢ jembatan balok beton bertulang pada ruas jalan dengan lalu lintas rendah dengan panjang 20m;
➢ menggunakan mutu beton K-350 (fc’ 30 MPa);
➢ sambungan siar muai yang tegak lurus arah memanjang jembatan;
➢ asumsi beban maksimum pada sambungan sebesar 112,5 kN sesuai standar pembebanan;
➢ temperatur maksimum di lapangan 40ºC; dan
➢ temperatur minimum 27ºC.
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 11/SE/M/2015 Pedoman Perencanaan Sambungan Siar Muai Pada Lantai Jembatan
PERANCANGAN ELEMEN SIAR MUAI (EXPANSION JOINT)
Contoh Perhitungan Perhitungan Pergerakan Maksimum
• perhitungan yang digunakan:
𝑟𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑘 20 25 30 35 40-60
Kekuatan karakteristik f ’[Mpa]
c
∆Lsh = εcs.t.L
εcs.t= (t/(35+t)).εcs.u
εcs.t= (50 / (35 + 50)) * 0.000163
εcs.t = 9.588* 10-5
∆sh= 9.588 * 10-5 *20000
∆Lsh = 1.917mm
Keterangan:
εcs.t adalah koefisien regangan susut beton pada umur t hari.
t adalah umur beton yang dirawat basah di lokasi pekerjaan, terhitung
sejak 7 hari pengecoran (t = 50 hari).
εcs.u adalah koefisien susut maksimum beton. Diasumsikan pada suatu kondisi
standar, untuk fc’ = 30 MPa, nilai ɛcs.u= 0.000163 (RSNI T-122004).
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 11/SE/M/2015 Pedoman Perencanaan Sambungan Siar Muai Pada Lantai Jembatan
PERANCANGAN ELEMEN SIAR MUAI (EXPANSION JOINT)
Keterangan:
Tmax adalah 40ºC
Tmin adalah 27ºC
α adalah koefisien muai panjang beton = 10 * 10-6per ºC (RSNI T-122004).
Sehingga celah yang mungkin terjadi padasambungan siar muai lantai adalah 5,027mm.
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 11/SE/M/2015 Pedoman Perencanaan Sambungan Siar Muai Pada Lantai Jembatan
PERANCANGAN ELEMEN SIAR MUAI (EXPANSION JOINT)
Contoh Perhitungan
Didapatkan hasil perhitungan celah sambungan siar muai sebesar 5,027 mm,
sehingga dipilih jenis sambungan siar muai yang efisien berdasarkan table 1 adalah:
Sambungan tertanam atau sambungan tipe seal yang dituang.
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 11/SE/M/2015 Pedoman Perencanaan Sambungan Siar Muai Pada Lantai Jembatan
PERANCANGAN ELEMEN SIAR MUAI (EXPANSION JOINT)
Contoh Tipikal Kerusakan Pada Sambungan Siar Muai
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 11/SE/M/2015 Pedoman Perencanaan Sambungan Siar Muai Pada Lantai Jembatan
PERANCANGAN ELEMEN SIAR MUAI (EXPANSION JOINT)
Contoh Tipikal Kerusakan Pada Sambungan Siar Muai
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 11/SE/M/2015 Pedoman Perencanaan Sambungan Siar Muai Pada Lantai Jembatan
PERANCANGAN ELEMEN SIAR MUAI (EXPANSION JOINT)
Contoh Tipikal Kerusakan Pada Sambungan Siar Muai
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 11/SE/M/2015 Pedoman Perencanaan Sambungan Siar Muai Pada Lantai Jembatan
PERANCANGAN ELEMEN SIAR MUAI (EXPANSION JOINT)
Contoh Tipikal Kerusakan Pada Sambungan Siar Muai
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 11/SE/M/2015 Pedoman Perencanaan Sambungan Siar Muai Pada Lantai Jembatan
TERIMAKASIH