Christopel Natanael Purba - Laporan Praktikum Pangan Dan Gizi
Christopel Natanael Purba - Laporan Praktikum Pangan Dan Gizi
Christopel Natanael Purba - Laporan Praktikum Pangan Dan Gizi
Disusun oleh:
2210511061
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Status gizi adalah gambaran tubuh seseorang sebagai akibat dari konsumsi
pangan dan penggunaan zat-zat gizi dari pangan yang dikonsumsi di dalam
tubuh (Budiman, et al., 2021). Status gizi dapat memengaruhi masalah gizi dan
masalah gizi dapat terjadi pada semua golongan usia (Muchtar, et al., 2022).
Asupan makanan yang mengandung energi dan zat-zat gizi jika dikonsumsi
dengan tepat dan sesuai kebutuhan maka akan mencapai status gizi yang baik
(Afriani, 2022). Penilaian status gizi merupakan interprestasi dari data yang
didapatkan dengan menggunakan berbagai metode untuk mengidentifikasi
populasi atau individu yang berisiko atau dengan status gizi buruk. Penilaian
status gizi dengan metode antropometri secara umum bermakna ukuran tubuh
manusia yang berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh
dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Parameter
yang diukur antara lain BB dan TB. Indeks antropometri bisa merupakan rasio
dari satu pengukuran terhadap satu atau lebih pengukuran atau yang
dihubungkan dengan umur.
2.3 DKBM
Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) disusun pada tahun 1967 dari
data hasil analisis yang dilakukan oleh Lembaga Makanan Rakyat sejak tahun
1950 dan dilengkapi data dari DKBM negara lain. DKBM merupakan suatu
daftar yang memuat susunan kandungan zat-zat gizi berbagai jenis bahan
makanan. Daftar ini berfungsi untuk memperoleh nilai konsumsi kalori dan
protein dari hasil survei yang biasanya dilakukan dengan cara menghitung satu
persatu jenis bahan makanan berdasarkan beratnya dengan nilai kandungan gizi
dari bahan makanan tersebut. Penggunaan DKBM untuk menilai konsumsi hasil
survei skala besar memiliki beberapa kendala, antara lain: (1) Memerlukan
waktu yang cukupp lama untuk konversi zat gizi bahan makanan, dan (2)
Ketidaktepatan konversi bahan makanan yang tidak ada dalam DKBM, dimana
biasanya dikonversikan dengan bahan makanan lain yang sejenis dan memiliki
kandungan zat gizi yang mendekati. Berikut merupakan contoh dari tabel
DKBM:
2.4 URT
2.5 IMT
2.6 BMR
Selain itu, kebutuhan energi juga bergantung pada umur, jenis kelamin, berat
dan tinggi badan, serta berat ringannya aktivitas sehari-hari (Irianto, 2007).
Berikut merupakan contoh dari tabel energi olahraga:
METODE PENELITIAN
Metode kualitatif yang digunakan dalam praktikum penilaian status gizi dan
penilaian konsumsi pangan adalah metode pendaftaran makanan (food list).
Metode kualitatif biasanya digunakan untuk mengetahui frekuensi makan,
frekuensi konsumsi menurutt jenis bahan makanan dan menggali informasi
tentang kebiasaan makan serta cara-cara memperoleh makanan tersebut
(Supariasa, 2002). Metode food list dilakukan dengan cara menanyakan dan
mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi selama periode survei, yakni 2 hari
secara berturut-turut pada Kamis, 23 November 2023 dan Jumat, 24 November
2023. Berikut merupakan langkah-langkah metode food list:
1. Dicatat setiap jenis makanan yang dikonsumsi pada hari pertama survei
beserta dengan waktu pengonsumsiannya.
2. Dicatat porsi setiap makanan yang dikonsumsi.
3. Dilakukan tahapan-tahapan yang sama untuk hari kedua survei.
4. Dipindahkan data-data yang sudah terkumpul pada tabel hasil penelitian.
4.1 Hasil
Kand Kalori
BDD Berat Jumlah
Zat Gizi x x ungan x Zat
(%) (gram) (kkal)
(gram) Gizi
1 Potong Sari Roti Cokelat Keju (66 gram)
Dalam kemasan 220
1 Kotak Ultra Milk Rasa Karamel (200 ml)
Dalam kemasann 161
1 Potong Ayam Geprek (25 gram)
Protein 34,2 4 19,836
58 25
Lemak x x 16,8 x 9 21,924
100 100
Karbohidrat 0,1 4 0,058
3 Gelas Nasi Putih (375 gram)
Protein 2,1 4 31,5
100 375
Lemak x x 0,1 x 9 3,375
100 100
Karbohidrat 40,6 4 609
1 Potong Tahu Goreng Dipotong Dadu (25 gram)
Protein 1,4 4 5,6
100 25
Lemak x x 2,8 x 9 25,2
100 25
Karbohidrat 0,3 4 1,2
1 Sendok Sambal Hijau (20 gram)
Protein 0,7 4 0,4592
82 20
Lemak x x 0,3 x 9 0,4428
100 100
Karbohidrat 5,2 4 3,4112
2 Bungkus Nabati Big Rolls (32 gram)
Dalam kemasann 160
1 Gelas Teh Poci (440 ml)
Protein 0 4 0
100 440
Lemak x x 0 x 9 0
100 100
Karbohidrat 14,36 4 252,736
3 Gelas Nasi Putih (375 gram)
Protein 2,1 4 31,5
100 375
Lemak x x 0,1 x 9 3,375
100 100
Karbohidrat 40,6 4 609
2 Potong Tempe Goreng (50 gram)
Protein 4,6 4 36,8
100 50
Lemak x x 5,8 x 9 104,4
100 25
Karbohidrat 3,2 4 25,6
2 Potong Tahu Goreng (50 gram)
Protein 1,4 4 11,2
100 50
Lemak x x 2,8 x 9 50,4
100 25
Karbohidrat 0,3 4 2,4
2 Sendok Tepung Terigu (12 gram)
Protein 9 4 4,32
100 12
Lemak x x 1 x 9 1,08
100 100
Karbohidrat 77,2 4 37,056
1 Butir Telur Ayam Dadar (30 gram)
Protein 16,3 4 19,56
100 30
Lemak x x 19,4 x 9 52,38
100 100
Karbohidrat 1,4 4 1,68
Total 2.506,4932
Tabel 5. Perhitungan Kalori Makanan Hari Pertama
Kand Kalori
BDD Berat Jumlah
Zat Gizi x x ungan x Zat
(%) (gram) (kkal)
(gram) Gizi
2 Butir Telur Ayam Rebus (60 gram)
Protein 12,2 4 26,352
90 60
Lemak x x 11,5 x 9 55,89
100 100
Karbohidrat 0,7 4 1,512
1 Buah Pisang Cavendish (75 gram)
Protein 1,2 4 2,7
75 75
Lemak x x 0,2 x 9 1,0125
100 100
Karbohidrat 25,8 4 58,05
1 Buah Kesemek (300 gram)
Protein 0,8 4 9,312
97 300
Lemak x x 0,4 x 9 10,476
100 100
Karbohidrat 20 4 232,8
1 Gelas Es Kelapa Muda (700 ml)
Protein 1,2 4 17,808
53 700
Lemak x x 1 x 9 33,39
100 100
Karbohidrat 17,8 4 264,152
4 Sendok Gula Cair (32 gram)
Protein 0 4 0
100 32
Lemak x x 0 x 9 0
100 100
Karbohidrat 94 4 120,32
4 Gelas Nasi Goreng (500 gram)
Protein 1,6 4 32
100 500
Lemak x x 1,6 x 9 54
100 100
Karbohidrat 15,1 4 302
1 Butir Telur Dadar (30 gram)
Protein 16,3 4 19,56
100 30
Lemak x x 19,4 x 9 52,38
100 100
Karbohidrat 1,4 4 1,68
5 Potong Mendoan (125 gram)
Protein 4,89 4 24,45
100 125
Lemak x x 1,04 x 9 11,7
100 100
Karbohidrat 16,19 4 80,95
Total 1.412,4945
Tabel 6. Perhitungan Kalori Makanan Hari Kedua
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini, diteliti status gizi dan konsumsi pangan dari salah
seorang individu, yakni diri saya sendiri, penulis laporan praktikum.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil total energi harian yang
dibutuhkan individu yang diteliti adalah sebesar 3.242,869 kkal. Selain itu,
didapatkan hasil total kalori makanan yang dikonsumsi pada hari pertama
sebesar 2.506,4932 kkal dan pada hari kedua sebesar 1.412,4945 kkal, dengan
rata-rata sebesar 1.959,49385 kkal. Berdasarkan data tersebut, kebutuhan energi
individu tersebut tidak sebanding dengan asupannya, dimana energi yang
dibutuhkan sebanyak 3.242,869 kkal, tetapi asupannya hanya sebanyak
1.959,49385 kkal, sehingga masih memiliki selisih energi sebesar 1.283,37515
kkal. Dapat diketahui bahwa hal tersebut tidak sesuai dengan teori
keseimbangan energi, yaitu jumlah energi masuk sama dengan energi keluar.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Al Rahmad, A. H., et al. (2019). Standar konversi ukuran rumah tangga (URT)
kedalam nilai zat gizi di pedesaan Kecamatan Simpang Tiga Aceh Besar.
Jurnal SAGO gizi dan kesehatan. 1 (1). 101-112. DOI:
http://dx.doi.org/10.30867/gikes.v1i1.305.
Aprisuandani, S., et al. (2021). Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan
Ukuran Telapak Kaki pada Anak Usia 11-12 Tahun. Jurnal Kedokteran Ibnu
Nafis. 10 (2). 116-121. DOI: https://doi.org/10.30743/jkin.v10i2.141.
Cederholm, T., et al. (2018). GLIM criteria for the diagnosis of malnutrition - A
consensus report from the global clinical nutrition community. Clinical
Nutrition. 38 (1). 1-9. DOI: https://doi.org/10.1016/j.clnu.2018.08.002.
Hall, K. D., et al. (2012). Energy balance and its components: implications for body
weight regulation. American Society for Nutrition. 95 (4). 989-994. DOI:
https://doi.org/10.3945%2Fajcn.112.036350.
Handayati, S. P., Amini N., & Dadang S. (2008). KONVERSI SATUAN UKURAN
RUMAH TANGGA KE DALAM SATUAN BERAT (GRAM) PADA
BEBERAPA JENIS PANGAN SUMBER PROTEIN. Jurnal Gizi dan
Pangan. 3 (1). 49-60. DOI: https://doi.org/10.25182/jgp.2008.3.1.49-60.
Jauza, Z., et al. (2023). HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH (IMT)
DENGANBEN DENGAN BENTUK LENGKUNG KAKI PADA ANAK
USIA MASA KANAK-KANAK AKHIR. Jurnal Vokasi Indonesia. 10 (2).
107-112. DOI: https://doi.org/10.7454/jvi.v10i2.1018.
Muchtar, F., Sri R., & Hastian H. (2022). Pengukuran dan penilaian status gizi anak
usia sekolah menggunakan indeks massa tubuh menurut umur. Abdi
Masyarakat. 4 (2). 142-145. DOI:
http://dx.doi.org/10.58258/abdi.v4i2.4098.
Munawaroh, M., Wiwit W., & Okta Z. S. F. (2021). Komposisi Lemak Viseral,
Basal Metabolic Rate (BMR), Dan Usia Sel Terhadap Indeks Masa Tubuh
(IMT) Pada Remaja. Jurnal Untuk Masyarakat Sehat. 5 (1). 110-120. DOI:
https://doi.org/10.52643/jukmas.v5i1.
Rohmawati, N., Septi N. R., & Ruli B. A. (2023). BUKU AJAR Penilaian Konsumsi
Pangan. Jember: Digital Repository Universitas Jember. Diakses pada 27
November 2023, dari
https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/116145/FKM_B
UKUAJAR_Penilaian%20Konsumsi%20Pangan.pdf?sequence=1&isAllo
wed=y.
Who.int. (2021, 9 Juni). Obesity and overweight. Diakses pada 27 November 2023,
dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/obesity-and-
overweight.
- 13:50 WITA
- 16:20 WITA
- 22:10 WITA
- 17:50 WITA