Dokumen tersebut membahas pentingnya keterampilan proses IPA di SD, yang mencakup observasi, hubungan ruang dan waktu, serta prinsip pemilihan media pembelajaran. Keterampilan tersebut membantu siswa mengembangkan pemahaman ilmiah dan berpikir kritis melalui pengamatan dan eksperimen.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan6 halaman
Dokumen tersebut membahas pentingnya keterampilan proses IPA di SD, yang mencakup observasi, hubungan ruang dan waktu, serta prinsip pemilihan media pembelajaran. Keterampilan tersebut membantu siswa mengembangkan pemahaman ilmiah dan berpikir kritis melalui pengamatan dan eksperimen.
Dokumen tersebut membahas pentingnya keterampilan proses IPA di SD, yang mencakup observasi, hubungan ruang dan waktu, serta prinsip pemilihan media pembelajaran. Keterampilan tersebut membantu siswa mengembangkan pemahaman ilmiah dan berpikir kritis melalui pengamatan dan eksperimen.
Dokumen tersebut membahas pentingnya keterampilan proses IPA di SD, yang mencakup observasi, hubungan ruang dan waktu, serta prinsip pemilihan media pembelajaran. Keterampilan tersebut membantu siswa mengembangkan pemahaman ilmiah dan berpikir kritis melalui pengamatan dan eksperimen.
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6
TUGAS TUTORIAL 2
NAMA : Dina Bahari
NIM 856617488 MK : PEMBELAJARAN IPA DI SD
1. Jelaskan pentingnya keterampilan proses IPA di SD!
Jawab: Keterampilan proses IPA adalah suatu pendekatan yang menekankan kepada fakta dan pendekatan konsep, yang digunakan dalam pembelajaran IPA yang didasarkan pada langkah-langkah kegiatan dalam menguji sesuatu hal yang biasa dilakukan oleh para ilmuwan pada waktu membangun atau dalam membuktikan suatu teori. Keterampilan proses IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) memiliki peran yang sangat penting dalam pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar (SD). Berikut adalah beberapa alasan mengapa keterampilan proses IPA penting: 1. Mengembangkan pemahaman ilmiah: Keterampilan proses IPA membantu siswa untuk memahami dan menerapkan konsep-konsep ilmiah. Mereka belajar tentang metode ilmiah, seperti pengamatan, pengukuran, pengklasifikasian, inferensi, dan pengujian hipotesis. Melalui keterampilan ini, siswa belajar berpikir secara kritis, logis, dan sistematis, yang merupakan keterampilan penting dalam pemahaman ilmiah. 2. Mengamati fenomena alam: IPA melibatkan pengamatan fenomena alam di sekitar kita. Keterampilan proses IPA memungkinkan siswa untuk melakukan pengamatan yang sistematis dan teliti terhadap benda, peristiwa, atau makhluk hidup di sekitar mereka. Hal ini membantu mereka mengembangkan keterampilan pengamatan yang penting untuk memahami alam dan membangun pengetahuan tentang dunia di sekitar mereka. 3. Mendorong pembelajaran aktif: Keterampilan proses IPA mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Mereka diajak untuk melakukan eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis informasi, dan membuat kesimpulan berdasarkan temuan mereka sendiri. Melalui kegiatan ini, siswa belajar dengan cara yang praktis dan langsung, yang membantu mereka memahami konsep-konsep ilmiah dengan lebih baik. 4. Membantu mengembangkan keterampilan berpikir kritis: Keterampilan proses IPA melibatkan pemecahan masalah dan analisis data. Siswa diajak untuk menarik kesimpulan berdasarkan bukti dan data yang mereka kumpulkan. Hal ini membantu mereka mengembangkan keterampilan berpikir kritis, evaluasi informasi, dan mengambil keputusan yang berdasarkan fakta. 5. Menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari: Keterampilan proses IPA membantu siswa menghubungkan ilmu pengetahuan dengan kehidupan sehari- hari mereka. Melalui pengamatan dan eksperimen, siswa dapat melihat bagaimana ilmu pengetahuan digunakan dalam kehidupan nyata. Hal ini membantu mereka mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang dunia di sekitar mereka dan memahami implikasi ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam keseluruhan, keterampilan proses IPA penting karena membantu siswa mengembangkan pemahaman ilmiah, keterampilan berpikir kritis, dan hubungan antara ilmu pengetahuan dengan kehidupan sehari-hari. Keterampilan ini memberikan dasar yang kuat untuk pembelajaran ilmu pengetahuan di tingkat yang lebih tinggi dan mempersiapkan siswa untuk menjadi individu yang berpikir analitis dan mampu menghadapi tantangan di masa depan. Menurut Funk (1979) menyatakan bahwa ada beberapa macam pendekatan yang biasa digunakan dalam pembelajaran IPA, yaitu pendekatan yang mendekatkan pada fakta, menekankan pada konsep dan mendekatkan pada proses. Pendekatan-pendekatan ini dalam praktiknya tidaklah berdiri sendiri tetapi seringkali merupakan suatu kombinasi tunggal lebih cenderung kemana arah pengembangan pendekatan proses dilaksanakan atas kegiatan yang bisa dilakukan oleh para ilmuwan dalam mengembangkan dan mendapatkan ilmu pengetahuan. Keterampilan proses dianggap penting untuk pembelajaran IPA. Wynnie Harlen (1992) mengemukakan beberapa alasan untuk itu, yaitu sebagai berikut: 1) Pengubahan ide-ide kearah yang lebih ilmiah (dengan fenomena yang lebih cocok) tergantung pada cara dan pengujian yang digunakan. Pengujian yang digunakan ini berhubungan erat dengan penggunaan keterampilan proses. 2) Pengembangan-pengembangan dalam IPA tergantung pada kemampuan melakukan keterampilan proses dalam perilaku ilmiah, itulah sebabnya mengapa pengembangan keterampilan proses mendapat perhatian. 3) Peranan keterampilan proses sangat besar dalam pengembangan konsep-konsep ilmiah. Carin (1992) menyampaikan pula beberapa alasan tentang pentingnya keterampilan proses, yaitu sebagai berikut: 1) Dalam praktiknya apa yang dikenal dalam IPA merupakan hal yang tak terpisahkan dari media penyelidikan. Mengetahui IPA tidak hanya sekedar mengetahui materi ke IPA-an saja, tetapi terkait pula dengan bagaimana cara mengumpulkan fakta, dan menghubungkan fakta membuat suatu penafsiran atau kesimpulan. Ilmuwan menggunakan berbagai proses empiris dan analisis dalam usahanya untuk menjelaskan misteri alam semesta. Prosedur ini disebut proses IPA. 2) Keterampilan proses IPA merupakan keterampilan belajar sepanjang hayat yang dapat digunakan bukan saja untuk belajar berbagai macam ilmu tetapi juga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, Semiawan dkk (1992) mengemukakan beberapa alasan yang melandasi perlunya pendekatan pembelajaran, yaitu: Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan pengetahuan dewasa ini maka tidak mungkin lagi seorang guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada para siswanya. Jika pun dipaksakan untuk melaksanakan, para guru akan mengambil jalan pintas yaitu mengajarkan secara terburu-buru dengan metode ceramah. Akibatnya, siswa mendapatkan banyak pengetahuan tetapi tidak dilatih untuk menemukan pengetahuan meliputi keterampilan memformulasikan hipotesis, menanamkan variabel, membuat definisi yang operasional, melakukan eksperimen, menginterprestasi data, dan melakukan penyelidikan. Mengaplikasikan keterampilan proses pada pembelajaran IPA, peserta didik akan terlibat langsung dengan objek nyata sehingga mempermudah peserta didik dalam memahami materi pelajaran, peserta didik juga dapat menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari, dan dengan keterampilan proses ini juga akan melatih siswa untuk bertanya dan terlihat aktif dalam pembelajaran serta mendorong mereka untuk menemukan konsep-konsep baru keterampilan proses ini juga akan membantu siswa atau memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menggunakan metode ilmiah itulah pentingnya keterampilan proses IPA di SD.
2. Jelaskan keterampilan observasi menurut Carin (1992) dalam pembelajaran
IPA di SD! Jawab: Keterampilan observasi menurut Carin (1992) dalam pembelajaran IPA di SD adalah menjadi dasar akan suatu objek atau kejadian dengan menggunakan segenap panca indera atau alat bantu dari panca indera untuk mengidentifikasi sifat dan karakteristik. Kegiatan yang dapat dilakukan yang berkaitan dengan kegiatan mengobservasi misalnya menjelaskan sifat-sifat yang dimiliki oleh benda-benda, sistem-sistem, dan organisme hidup. Sifat yang dimiliki ini dapat berupa tekstur, warna, bau, bentuk ukuran. Contoh yang lebih konkret, seorang guru sering membuka pelajaran dengan menggunakan kalimat tanya seperti apa yang engkau lihat? Atau bagaimana rasa, bau, bentuk, dan tekstur, atau mungkin guru meminta siswa untuk menjelaskan suatu kejadian secara menyeluruh sebagai pendahuluan dari suatu diskusi.
3. Jelaskan keterampilan mengenal hubungan ruang dan waktu menurut Esler
dan Esler (1984) dalam pembelajaran IPA di SD? Jawab: Keterampilan mengenal hubungan ruang dan waktu menurut Esler dan Esler meliputi keterampilan menjelaskan posisi suatu benda terhadap lainnya atau terhadap waktu atau keterampilan mengubah bentuk dan posisi suatu benda setelah beberapa waktu. Untuk membantu mengembangkan pengertian siswa terhadap hubugan ruang-waktu, seorang guru dapat memberikan pelajaran tentang pengenalan dan persamaan bentuk-bentuk dua dimensi (seperti kubus, prisma, dan elips). Seorang guru dapat meminta semua menjelaskan posisinya terhadap sesuatu, misalnya seorang siswa dapat menyatakan bahwa dia berada dibarisan ketiga bangku kedua dari kiri gurunya.
4. Jelaskan prinsip pemilihan dan penggunaan media! (minimal
5) Jawab: Prinsip pemilihan dan penggunaan media yaitu: 1) Media digunakan dan diarahkan untuk mempermudah siswa belajar dalam upaya memahami materi pelajaran. Dengan demikian penggunaan media harus dipandang dari sudut kebutuhan siswa, bukan dipandang dari sudut kepentingan guru. 2) Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media tidak digunakan sebagai alat hiburan, atau tidak semata-mata dimanfaatkan untuk mempermudah guru menyampaikan materi, akan tetapi benar-benar untuk membantu siswa belajar sesuai dengan tujuan yang ingin di capai. 3) Media yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran. Setiap materi pelajaran memiliki ke khas-an, dan kekompleks-an. Media yang akan digunakan harus sesuai dengan kompleksitas materi pelajaran. Contohnya: untuk membelajarkan siswa memahami pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia, maka guru perlu mempersiapkan semacam grafik yang mencerminkan pertumbuhan penduduk. 4) Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi siswa. Siswa yang memiliki kemampuan mendengar yang kurang baik, akan sulit memahami pelajaran manakala digunakan media yang bersifat auditif. Demikian pula sebaliknya, siswa yang memiliki kemampuan penglihatan yang kurang, akan sulit menangkap bahan belajar/pelajaran yang disajikan melalui media visual. 5) Media yang digunakan harus memperhatikan efektivitas dan efisien. Media yang memerlukan peralatan yang mahal belum tentu efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Demikian juga media yang sangat murah belum tentu tidak memiliki nilai. Setiap media yang dirancang guru perlu memperhatikan efektivitas penggunaanya. 6) Penggunaan media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai bagian integral dari suatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan sewaktu-waktu. 7) Guru hendaknya benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu media pengajaran yang digunakan. 8) Penggunaan media pengajaran harus di organisasi secara sistematis. 9) Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatkan suatu media pengajaran. 10) Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar. 5. Sebutkan dan jelaskan 3 pertimbangan kelayakan untuk memilih alat peraga yang baik! Jawab: Ada 3 pertimbangan kelayakan untuk memilih alat paraga yang baik, antara lain: (a) Kelayakan Praktis. Dalam praktek pemilihan alat paraga IPA sering dilakukan atas dasar pertimbangan praktis, yaitu: 1) Pengenalan dan pemahaman guru dengan jenis alat peraga. 2) Ketersediaan alat peraga dilingkungan belajar setempat 3) Ketersediaan waktu untuk mempersiapkannya. 4) Ketersediaan sarana dan fasilitas pendukungnya. 5) Keluwesan, yaitu: mudah dibawa serta mudah dipergunakan pada waktu kapan dan digunakan oleh siapa saja. (b) Kelayakan Teknis/Pedagogis. Yaitu alat peraga yang dipilih harus memenuhi ketentuan kualitas yaitu: 1) Relevan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai 2) Merangsang motivasi terjadinya proses belajar yang optimal (c) Kelayakan Biaya. Biasanya faktor kelayakan biaya baru ditinjau bila alat peraga yang memenuhi persyaratan teknis lebih dari satu jenis. Biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan alat peraga seimbang dengan manfaat yang akan diperoleh. Alat peraga IPA sederhana memang dibuat dengan desain dan perencanaan yang matang dengan mempertimbangkan beberapa hal diantaranya: 1) Analisis untung rugi secara ekonomis. 2) Jumlah dan jenis perkakas yang akan digunakan. 3) Keterampilan yang diperlukan. 4) Gambar atau bagan yang akan dibuat. 5) Rancangan/kontruksi alat. 6) Evaluasi alat yang dibuat. Selain memiliki nilai praktis dan nilai ekonomis, setiap alat peraga IPA sederhana yang akan dibuat harus memiliki nilai pedagogis. Jadi alat peraga yang dihasilkan dapat menanamkan suatu konsep, prinsip, atau teori IPA, sehingga apabila konsep sudah dipahami oleh siswa, alat peraga tersebut dapat merangsang siswa untuk berpikir, menyusun kesimpulan dari materi yang disampaikan yang akhirnya dapat mengefektifkan proses belajar mengajar.
6.Sebutkan karakteristik pembelajaran
terpadu! Jawab: Karakteristik pembelajaran terpadu: Sebagai suatu proses pembelajaran terpadu memiliki karakteristik/ciri- ciri sebagaimana yang dikemukakan oleh tim pengembangan PGSD (1997:7) yaitu: a) Bersifat holistik. b) Berpusat pada anak didik c) Memberikan pengalaman langsung kepada anak didik. d) Pemisahan topik materi atau bidang studi tidak begitu jelas. e) Menyajikan konsep-konsep dari berbagai topik materi/bidang studi dalam sebuah pembelajaran. f) Hasil pembelajaran dapat mendorong perkembangan anak lebih lanjut dengan minat dan kebutuhannya.
7. Sebutkan kelebihan-kelebihan dari diterapkannya pembelajaran terpadu di
SD! Jawab: Kelebihan-kelebihan dari diterapkannya pembelajaran terpadu di SD yaitu: 1) Pengalaman dan kegiatan belajar anak-anak selalu relevan dengan diangkat perkembangan anak. 2) Kegiatan yang dipilih sesuai dan bertolak dari minat dan kebutuhan anak 3) Seluruh kegiatan lebih bermakna bagi anak, sehingga hasil belajar akan bertahan lebih lama 4) Menumbuhkembangkan keterampilan sosial anak. 5) Dengan bekerja dalam kelompok, siswa juga dapat mengembangkan kemampuan belajarnya dalam aspek efektif dan psikomotorik, selain aspek kognitif 6) Pembelajaran terpadu mengakomodir jenis kecerdasan siswa. 7) Dengan pendekatan pembelajaran terpadu guru dapat dengan mudah menggunakan belajar siswa aktif sebagai metode pembelajaran.