Summary Model Pembelajaran Dan Keterampilan Proses Sains - Leoni Rannu Mangiri - 200107501023

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU

RINGKASAN MODEL PEMBELAJARAN DAN


KETERAMPILAN PROSES SAINS

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah: Belajar dan Pembelajaran Biologi

Dosen Pengampu: Dr. Muhiddin P, S.Pd., M.Pd.

Oleh:
LEONI RANNU MANGIRI (200107501023)

KELAS PENDIDIKAN BIOLOGI A


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
A. Pengertian dan Tujuan Model Pembelajaran dan Keterampilan Proses Sains
Menurut Gagne dalam Hamalik (2011:149-150) keterampilan proses dalam bidang ilmu
pengetahuan alam adalah pengetahuan tentang konsep konsep dan prinsip-prinsip dapat
diperoleh siswa bila dia memiliki kemampuan-kemampuan dasar tertentu, yaitu keterampilan
proses sains yang dibutuhkan untuk menggunakan sains. Menurut Bundu (2006:12)
keterampilan proses sains adalah sejumlah keterampilan untuk mengkaji fenomena alam
dengan cara-cara tertentu untuk memperoleh ilmu dan pengembangan ilmu itu selanjutnya.
Penerapan keterampilan proses sains, dapat melatih siswa untuk mempelajari sains layaknya
saintis.
Dari beberapa pengertian dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran keterampilan proses sains adalah serangkaian kegiatan yang berisi tentang
berbagai kegiatan siswa dalam mempelajari I ilmu pengetahuan alam. Model ini berisi
keterampilan yang dilatihkan secara bertahap. Siswa dituntut untuk melakukan serangkaian
kegiatan layaknya saintis.
Maka dari itu, adapun tujuannya yaitu dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan
reformasi kurikulum. Melalui pendekatan saintifik tersebut, siswa dapat memahahi aneka
fenomena atau gejala dan hubungannya satu sama lain secara mendalam, serta mengaitkan apa
yang dipelajari dengan dunia nyata yang luar sekolah (Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013 dalam Firdaus dan Hunaepi, 2016), dan dalam hal ini apa yang disebut
dengan pendekatan saintifk tersebut tidak lain adalah keterampilan proses sains (science procss
skills).
Bagi siswa KPS berguna sebagai pengenalan cara berpikir saintifik sejak dini sehingga
proses berpikir mereka bisa menjadi rapi dan runtut. Selain itu dengan metode ilmiah ini siswa
bisa mendapatkan dan mengembangkan sebuah pengetahuan secara mandiri. Dan dalam
praktiknya memiliki dua faktor keterampilan, yakni: 1). Keterampilan kognitif yang adalah
keterampilan dalam proses berpikir dan kemampuan daya nalar untuk menyelesaikan masalah
2). Keterampilan psikomotor yakni keterampilan dalam menyelesaikan masalah secara konkret
yang berasal dari gerakan.

B. Kelebihan dan Manfaat KPS (Keterampilan Proses Sains)


Berikut merupakan kelebihan dari keterampilan proses sains berdasarkan pernyataan
Dimyati (2009):
 Dalam pelaksanaanya KPS bisa menstimulus siswa dalam ilmu pengetahuan sehingga
konsep dan teori akan dikuasai dengan lebih solid.
 Membiasakan siswa untuk belajar dan bekerja menggunakan ilmu pengetahuan
(ilmiah). Sehingga siswa bisa mempraktekan dan berteori tentang ilmu pengetahuan
yang didapat. Selain itu siswa juga bisa lebih proaktif.
 KPS bisa menjadikan proses belajar menjadi menyenangkan dan siswa bisa
mengetahui proses serta hasil dari ilmu pengetahuan.

C. Perlunya Pembelajaran Keterampilan Proses Sains


Pendekatan keterampilan proses sains ini diperlukan karena sains tidak hanya merupakan
kumpulan pengetahuan saja, tetapi juga terkandung hal lain. Cain dan Evans (Rustaman,
2005:74) menyatakan bahwa sains mengandung empat hal, yaitu konten atau produk, proses
atau metode, sikap, dan teknologi.
Sains sebagai konten atau produk berarti bahwa dalam sains terdapat fakta-fakta, prinsip-
prinsip dan teori. Sains sebagai proses atau metode mengandung arti bahwa sains merupakan
suatu proses atau metode untuk mendapatkan pengetahuan. Selain sebagai produk dan proses,
sains juga sebagai sikap, artinya bahwa dalam sains terkandung sikap ilmiah, seperti terbuka,
jujur, tekun dan objektif. Sains sebagai teknologi mengandung pengertian bahwa sains
mempunyai keterkaitan dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Jika sains mengandung empat hal di atas, maka ketika belajar sains pun siswa perlu
mengalami keempat hal tersebut. Dalam belajar sains siswa seharusnya tidak hanya belajar
produk saja, tetapi harus belajar aspek proses, sikap dan teknologi agar siswa dapat benar-
benar memahami sains secara utuh. Selain itu, pembelajaran yang menekankan pada
pengembangan keterampilan proses berarti membimbing siswa untuk memiliki keterampilan
memperoleh pengetahuan dan mengemukakan hasilnya (Rustaman, 2005:74).

D. Penggolongan Model Pembelajaran Keterampilan Proses Sains


Menurut Rezba (2007:4-5) keterampilan proses sains dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1) The basic process skilss
Menurut Rezba (2007:4) “ Keterampilan proses dasar adalah keterampilan yang kita
gunakan saat melakukan sains. Anak-anak menggunakan keterampilan ini untuk secara
aktif menjelajahi dunia alam. Mereka menggunakan indra mereka untuk mengamati
objek dan peristiwa dan mereka mencari pola dalam pengamatan tersebut. Seringkali
memprediksi hasil yang mungkin sebelum benar-benar terjadi. Mereka kemudian
menyimpulkan penjelasan dan mengubah kesimpulan mereka ketika informasi baru
tersedia. Mereka berkalsifikasi untuk membentuk konsep baru dengan mencari
persamaan dan perbedaan. Secara lisan dan tertulis, mereka mengkomunikasikan apa
yang mereka ketahui dan mampu lakukan. Untuk mengukur deskripsi objek dan
peristiwa, mereka mengukur. Keterampilan ini penting untuk pelajaran sains kelas
dasar yang efektif. Belajar sains dengan cara ini mungkin sangat berbeda dengan cara
Anda belajar sains di SD dan SMP”.
Maka dari itu, keterampilan proses dasar adalah pengamatan,meramalkan,
menyimpulkan, menggolongkan, mengkomunikasikan dan mengukur. Siswa
mengkomunikasikan menggunakan keterampilan mereka untuk mengembangkan
kegiatan Mereka menggunakan indera mereka untuk mengamati. Seringnya siswa juga
meramalkan sesuatu yang mungkin terjadi di alam, kemudian mereka menyimpulkan
suatu keterangan dan merubah kesimpulan sebagai informasi baru yang lebih
meyakinkan. Langkah selanjutnya adalah menggolongkan menjadi konsep yang lebih
nyata dengan mencari persamaan dan perbedaanya untuk dikomunikasikan secara lisan
maupun tertulis.
2) Integrated science process skills
Menurut Rezba (2007-5) Integrated science process skills include identifying
variables, constructing hypotheses, analyzing investigations tabulating and graphing
data, defining variables, designing investigations and experimenting. Menurut Rezba,
keterampilan proses sains terapan adalah identifikasi masalah, merancang hipotesis,
meneliti masalah, menyusun data berupa tabel dan grafik, menerka masalah, menyusun
penelitian dan mengadakan percobaan. Keterampilan proses sains terapan biasanya
diterapkan pada jenjang sekolah atas.
Jadi dapat disimpulkan keterampilan proses sains dapat dibagi dalam dua kelompok,
yaitu keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terintegrasi. Keterampilan proses
dasar merupakan pondasi untuk mempelajari keterampilan proses terintegrasi.
Keterampilan proses dasar meliputi mengobservasi, menginferensi, mengukur,
mengkomunikasikan, mengklasifikasikan dan memprediksi, sedangkan yang termasuk
dalam keterampilan proses terintergrasi adalah mengontrol variabel, memberikan definisi
oprasional, merumuskan hipotesis, menginterpretasikan data, melakukan eksperimen, dan
merumuskan model.

E. Langkah –langkah Pelaksanaan Proses Sains


Menurut Rustaman (2005:78) keterampilan proses meliputi: 1) keterampilan melakukan
pengamatan (observasi), 2) mengelompokkan (klasifikasi), 3) menafsirkan pengamatan
(interpretasi), 4) meramalkan (prediksi), 5) sains mengajukan pertanyaan, 6) berhipotesis, 7)
merencanakan percobaan atau penyelidikan, 8) menggunakan alat dan bahan , 9) menerapkan
konsep atau prinsip, 10) berkomunikasi. Adapun penjelasan dari setiap proses sains tersebut
adalah :
1) Mengamati
Suatu proses untuk mengenal sesuatu dengan jalan memperhatikan atau menyadari
obyek/peristiwa, untuk hal ini siswa harus menggunakan semua alat inderanya seperti
penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan, dan penciuman. Dalam kegiatan
ilmiah mengamati berarti menyeleksi fakta-fakta yang relevan dan memadai dari hal-
hal yang diamati. Dengan membandingkan hal-hal yang diamati siwa mengembangkan
kemampuan mencari persamaan dan perbedaan suatu benda/peristiwa.
2) Mengelompokkan/Klasifikasi
Mengelompokkan adalah suatu sistematika yang digunakan untuk menggolongkan
sesuatu berdasarkan syarat-syarat tertentu. Proses mengklasifikasikan tercakup
beberapa kegiatan seperti mencari kesamaan, mencari perbedaan, mengontraskan ciri-
ciri, membandingkan, dan mencari dasar penggolongan.
3) Menafsirkan
Menafsirkan hasil pengamatan ialah menarik kesimpulan tentatif dari data yang
dicatatnya. Hasil-hasil pengamatan tidak akan berguna bila tidak ditafsirkan. Karena
itu, dari mengamati langsung, lalu mencatat setiap pengamatan secara terpisah,
kemudian menghubung-hubungkan hasil-hasil pengamatan itu. Selanjutnya siswa
mencoba menemukan pola dalam suatu seri pegamatan, dan akhirnya membuat
kesimpulan.
4) Meramalkan
Keterampilan meramalkan atau mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum
terjadi berdasarkan suatu pola yang sudah ada, menggunakan pola-pola atau hubungan
informasi/ukuran/hasil observasi dan mengantisipasi suatu peristiwa berdasarkan pola
atau kecenderungan. Apabila siswa dapat mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang
belum terjadi berdasarkan fakta yang menunjukkan suatu kecenderungan atau pola
yang sudah ada.
5) Mengajukan pertanyaan
Kemampuan mengajukan pertanyaan baik pertanyaan yang meminta penjelasan
tentang apa, mengapa dan bagaimana ataupun menanyakan sesuatu hal yang berlatar
belakang hipotesis. Keterampilan proses mengajukan pertanyaan memberi kesempatan
kepada siswa untuk mengungkapkan apa yang ingin diketahuinya, baik yang bersifat
penyelidikan maupun yang tidak secara langsung bersifat penyelidikan, pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan mencerminkan cara berpikir siswa dan dapat pula dikatakan
bahwa kualitas pertanyaan yang diajukan menunjukkan tinggi rendahnya tingkat
berpikir siswa.
6) Merumuskan hipotesis
Keterampilan proses menggunakan informasi dengan mengemukakan dugaan atau
generalisasi sementara yang dapat menjelaskan atau menghubungkan sifat-sifat benda
peristiwa, berhipotesis melibatkan keterampilan menduga sesuatu, menguraikan
sesuatu yang menunjukkan hubungan sebab akibat antara dua variabel pengetahuan
yang telah dimilikinya.
7) Merencanakan percobaan
Agar siswa dapat memiliki keterampilan merencanakan percobaan maka siswa
tersebut harus dapat menentukan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
percobaan. Selanjutnya, siswa harus dapat menentukan variabel-variabel, menentukan
variabel yang harus dibuat tetap, dan variabel mana yang berubah. Demikian pula siswa
perlu untuk menentukan apa yang akan diamati, diukur, atau ditulis, menentukan cara
dan langkah-langkah kerja. Selanjutnya siswa dapat pula menentukan bagaimana
mengolah hasil-hasil pengamatan.
8) Menggunakan alat/bahan
Untuk dapat memiliki keterampilan menggunakan alat dan bahan, dengan
sendirinya siswa harus menggunakan secara langsung alat dan bahan agar dapat
memperoleh pengalaman langsung. Selain itu, siswa harus mengetahui mengapa dan
bagaimana cara menggunakan alat dan bahan.
9) Menerapkan konsep
Mampu menjelaskan peristiwa baru dengan menggunakan konsep yang telah
dimiliki dan mampu menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru atau
menemukan penjelasan (konsep) tentang suatu peristiwa yang sedang terjadi.
Keterampilan menerapkan konsep/prinsip menjadi penunjang dalam memantapkan dan
mengembangkan konsep/prinsip yang telah dimiiki siswa, mengembangkan
kemampuan intelektual siswa dan merangsang siswa untuk lebih banyak mempelajari
Ilmu Pengetahuan Alam.
10) Berkomunikasi
Keterampilan berkomunikasi mengandung arti mencatat hasil pengamatan yang
relevan dengan penyelidikan, mentransfer suatu bentuk penyajian ke bentuk penyajian
yang lainnya atau menggunakan kriteria untuk menyajikan data ke bentuk yang dapat
dipahami dan dimengerti oleh orang lain. Untuk mencapai keterampilan berkomunikasi
siswa harus dapat menyusun dan menyampaikan laporan kegiatan yang telah
dikerjakan dengan sistematis dan jelas, selain itu diharapkan siswa mampu
menjelaskan hasil kegiatan, mendiskusikan dan menggambarkan data yang diperoleh
ke bentuk diagram, grafik atau tabel.

Anda mungkin juga menyukai