Esdal - Komoditi Unggul
Esdal - Komoditi Unggul
Esdal - Komoditi Unggul
Disusun Oleh:
V. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman perlu dilakukan untuk mendapatkan tanaman yang sehat, baik,
seragam dan memperoleh hasil yang tinggi. Pemeliharaan ubi kayu meliputi:
Penyulaman
Apabila ada tanaman ubi kayu yang mati atau tumbuh sangat merana harus segera dilakukan
penyulaman. Waktu untuk penyulaman paling lambat 5 minggu setelah tanam.
Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan dilakukan apabila sudah mulai tampak adanya gulma (tanaman pengganggu).
Penyiangan kedua dilakukan pada saat ubi kayu berumur 2-3 bulan sekaligus dengan
melakukan pembumbunan. Pembumbunan dilakukan untuk memperbaiki struktur tanah
sehingga ubi kayu dapat tumbuh dengan sempurna, memperkokoh tanaman supaya tidak
rebah.
Pembuangan tunas
Pembuangan tunas dilakukan pada saat tanaman berumur 1-1,5 bulan, apabila dalam satu
tanaman tumbuh lebih dari dua tunas.
Masyarakat Indonesia khususnya di Sulawesi Tenggara, ubi kayu di olah dalam bentuk kaopi.
Produk kaopi merupakan hasil perasan dari ubi kayu yang telah di parut (masih dalam
keadaan basah) dan dalam produk kering kaopi dapat dijadikan sebagai tepung yang dapat
dimanfaatkan dalam upaya diversifikasi pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional
dan meningkatkan nilai ekonomi, serta mengurangi penggunaan tepung terigu. Konsumsi ubi
kayu sebaiknya tidak dalam bentuk ubi kayu saja tetapi perlu di olah dengan penambahan
lemak dan protein untuk menurunkan nilai indeks glikemiknya.
Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan pengembangan produk ubi kayu yang memiliki
indeks glikemik rendah yaitu dengan membuat produk. Kandungan produk pangan lokal
kaopi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Pemanfaatan tepung kaopi akan
menguntungkan secara ekonomi serta memberi manfaat kesehatan dan gizi bagi masyarakat.
Kaopi umumnya dimanfaatkan sebagai makanan tradisional yaitu kasami, sedangkan apabila
dikeringkan menjadi tepung, kaopi dapat diolah menjadi cookies, biskuit, cake, muffin, pizza
dan produk olahan lainnya.
Permasalahan yang dialami oleh masyarakat Buton, menjadi peluang emas bagi kelompok
Wanita Tani (KWT) Bangun Sejahtera Desa Bola, Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton
Selatan, dengan membuat terobosan tepung kaopi instan dengan nama Kaopiku yang telah di
lauching pelabelan Kaopiku maupun turunannya oleh Pemerintah Kabupaten Buton Selatan
melalui Dinas Ketahanan Pangan pada acara Pesta Adat Ma’acia Burangasi bertempat di
Desa Burangasi, Kecamatan Lapandewa, Kabupaten Buton Selatan, Provinsi Sulawesi
Tenggara pada hari Sabtu tanggal 26 Oktober 2019 (Idris Hayang, 2019), sebagaimana dapat
di lihat pada Gambar 3 berikut:
UMKM Kaopiku mulai berdiri sejak pertengahan tahun 2017 bertempat di salah satu rumah
anggota kelompok wanita tani bangun sejahtera. UMKM Kaopiku merupakan salah satu
usaha pengolahan hasil pertanian yang dikelola oleh Kelompok Wanita Tani Bangun
Sejahtera yaitu mengolah ubi kayu menjadi tepung Kaopi yang merupakan bahan baku dalam
pembuatan Kasoami, makanan tradisional khas Pulau Buton. Selain itu, ada beberapa produk
turunan dari tepung kaopiku, yaitu brownies, nastar, dan bolu gulung.
Proses Pembuatan
1. Pengupasan dan Pencucian
Tahap awal yaitu pengupasan ubi kayu terlebih dahulu, setelah itu ubi kayu di cuci sebanyak
3 kali menggunakan sikat agar bisa menghilangkan warna coklat pada ubi kayu, agar produk
kaopi yang dihasilkan berwarna putih
2. Pemarutan
Setelah selesai di cuci, kemudian ubi kayu tersebut di parut menggunakan mesin pemarut.
3. Pengepresan
Ubi kayu yang telah diparut, selanjutnya akan dilakukan proses pengepresan, terlebih dahulu
dimasukkan kedalam karung untuk mengeluarkan air pada saat dilakukan pengepresan.
Pengepresan dilakukan selama kurang lebih 1 (satu) jam.
4. Pengayakan
Setelah pengepresan, kemudian dilakukan proses pengayakan untuk memisahkan Kaopi dari
ampas ubi kayu yang tidak halus di parut, selanjutnya ke tahap Pengeringan.
5. Pengeringan
Setelah dilakukan proses pengayakan, selanjutnya yaitu tahap pengeringan. Pada Tahap ini,
dilakukan dua cara yaitu menggunakan sinar matahari langsung dan menggunakan mesin
oven pengering agar produk kaopi yang dihasilkan betulbetul kering sehingga lebih awet
ketika disimpan
6. Pengemasan
Tahap terakhir yakni pengemasan. Setelah melalui seluruh rangkaian proses produksi,
selanjutnya kaopi di kemas dalam plastik standing pouch dengan Takaran700 gram setiap
kemasannya.
Strategi pemasaran yang dilakukan pada Kelompok Wanita Tani Bangun Sejahtera,
agar usaha ini terdiri dari:
1. Sistem pesanan, yaitu konsumen terlebih dahulu memesan produk kemudian di buat
sesuai banyaknya pesanan yang diminta.
2. Sistem antar ke swalayan, minimarket yang ada, yaitu produk yang dihasilkan
kemudian di antar ke beberapa minimarket yang ada di Kota Baubau.
3. Sistem promosi melalui media sosial dan ikut serta dalam tiap event pameran baik
daerah maupun di luar daerah.
Selama kegiatan pengabdian ini berlangsung, ternyata strategi pemasaran yang diterapkan
dapat meningkatkan produksi dari 102 bungkus perbulan menjadi 124 bungkus perbulan,
walaupun adanya peningkatan namun penerimaan yang diperoleh masih tergolong kecil jika
jika dikalikan dengan Rp. 15.000, maka penerimaan yang di peroleh selama satu tahun yaitu
124 bungkus/bulan x 12 bulan = 1488 bungkus x Rp. 15.000., = Rp. 22.320.000.
Jika penerimaan yang ada dikurangi dengan biaya baik bahan baku, bahan bakar, kemasan,
upah atau gaji tenaga kerja, biaya penyusutan dan biaya Lain-lain totalnya Selama 1 (satu)
tahun Rp. 17.076.000, sehingga keuntungan bersih yang di terima selama Tahun 2021 yaitu
Rp. 22.320.000- Rp. 17.076.000 = Rp. 5.244.000. Hal ini terjadi karena masih adanya
pembatasan ruang gerak masyarakat untuk berkumpul dalam satu tempat, sehingga tenaga
kerja pun dibatasi, yang berdampak pada proses produksi menjadi lama, karena prosesnya
banyak kembali ke sistem manual.