Policy Brief - Pengembangan Kompetensi Kepala Puskesmas - PUSJAK PDK-SDM Kes

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

POLICY BRIEF

POLICY BRIEF
Pusat Kebijakan Pembiayaan dan Desentralisasi Kesehatan
Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

Penguatan Peran Daerah


dalam Pengembangan Kompetensi
Kepala Puskesmas
A. RINGKASAN EKSEKUTIF dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
Puskesmas dipimpin oleh Kepala Puskesmas 43 Tahun 2019. Selain itu untuk pelatihan
sesuai dengan ketentuan peraturan teknis organisasi perangkat daerah telah
perundang-undangan. Kepala Puskesmas ditetapkan Peraturan Menteri Kesehatan
merupakan penanggung jawab atas seluruh Nomor 10 Tahun 2020 tentang Standar
penyelenggaraan kegiatan di Puskesmas, Kompetensi Teknis Pejabat Perangkat Daerah
pembinaan kepegawaian di satuan kerjanya, Bidang Kesehatan. Hasil kajian “Penguatan
pengelolaan keuangan, dan pengelolaan Peran Daerah Dalam Pengembangan
bangunan, prasarana, dan peralatan. Kepala Kompetensi Kepala Puskesmas” yang
Puskesmas diangkat dan diberhentikan oleh dilaksanakan oleh Tim Kerja Desentralisasi
bupati/wali kota. Kesehatan, Pusat Kebijakan Pembiayaan dan
Desentralisasi Kesehatan sebagai berikut:
Salah satu persyaratan yang diatur dalam 1. Belum semua Kepala Puskesmas
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 mengikuti pelatihan manajemen
Tahun 2019 tentang Puskesmas, untuk puskesmas sesuai modul yang ditetapkan.
dapat diangkat sebagai Kepala Puskesmas Jika dilihat dari masukan google form
harus memenuhi persyaratan yaitu memiliki yang diisi 482 orang Kepala Puskesmas di
kemampuan manajemen di bidang kesehatan Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur dan
masyarakat. Melalui integrasi pelayanan beberapa wilayah lainnya di Indonesia
kesehatan primer, yang mendukung sekitar 70,1 % sudah mengikuti dan 29,9%
transformasi layanan primer, dan transformasi belum mengikuti. Mayoritas mengikuti
sumberdaya manusia kesehatan, peran Kepala pelatihan manajemen puskesmas setelah
Puskesmas sebagai penanggung jawab menduduki sebagai Kepala Puskesmas,
pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dimana seharusnya sebelum menduduki
menjadi semakin penting. Oleh karenanya jabatan tersebut.
penguatan dan pengembangan kompetensi 2. Anggaran pelatihan manajemen Kepala
Kepala Puskesmas perlu mendapatkan Puskesmas sebagian besar dianggarkan
perhatian dan dukungan pula dari Pemerintah oleh Kementerian Kesehatan yang
Daerah, baik kompetensi manajemen maupun tentunya terbatas untuk menjangkau
teknis. Untuk pelaksanaaan pelatihan Puskesmas di seluruh Indonesia.
manajemen puskesmas telah ditetapkan Dukungan APBD untuk pelatihan tersebut
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 masih terbatas.
Tahun 2016 yang ditetapkan berdasarkan 3. Data Kepala Puskesmas yang sudah
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun mengikuti pelatihan manajemen
2014 tentang Puskesmas yang sudah dicabut puskesmas belum terdokumentasi

Penguatan Peran Daerah dalam


Pengembangan Kompetensi Kepala Puskesmas
1
POLICY BRIEF

dengan baik secara Nasional, data belum mengikuti pelatihan teknis.


yang ada di Kemenkes merupakan data 5. Capaian SPM tidak ada daerah yang
penerima sertifikat pelatihan, bukan data mencapai 100%, sehingga dibutuhkan
Kepala Puskesmas yang bersangkutan. peran pelayanan kesehatan primer
Sedang data dari provinsi Jawa Barat, yang kuat untuk dapat menyediakan
Jawa Tengah dan Jawa Timur adalah pelayanan sesuai standar minimal bagi
data yang mengikuti pelatihan di seluruh masyarakat melalui peningkatan
Bapelkes/Latkesmas/Upelkes dimana kompetensi Kepala Puskesmas dan
ada pula lembaga pelatihan lainnya jajarannya.
Bapelkes Kemenkes melalui kolaborasi 6. Pelaksanaan koordinasi pelatihan mana-
melaksanakan pelatihan tersebut. jemen puskesmas perlu ditingkatkan oleh
4. Pelatihan teknis diatur dalam Peraturan Kementerian Kesehatan, Kementerian­
Menteri Kesehatan Nomor 10 Tahun Dalam Negeri, Pemerintah Daerah/Dinas
2020 tentang Standar Kompetensi Kesehatan, Kepala Puskesmas, BPSD-
Teknis Pejabat Perangkat Daerah Bidang M/D Provinsi/Kabupaten/Kota dan BBPK,
Kesehatan. Pelatihan teknis dilakukan Bapelkes Kemenkes, UPTD pelatihan
secara parsial oleh Dinas Kesehatan bidang kesehatan, Adinkes, dan ­Apkesmi
sesuai kebutuhan. Berdasarkan masukan secara kerjasama dan kolaborasi untuk
google form yang diisi 482 orang Kepala peningkatan dan kontinuitas pelaksa-
Puskesmas sekitar 50% menyatakan naan.

Rekomendasi kebijakan berdasarkan hasi kajian sebagai berikut :

NO. REKOMENDASI UNIT KERJA/ASOSIASI TINDAK LANJUT

1 Peningkatan pelatihan MP 1. Kemenkes • Koordinasi dan peningkatan kerja


2. Pemda /Dinkes/BPSDM/BPSDMD sama.
3. Lembaga pelatihan bidang • Peningkatan dukungan dana
kesehatan terakreditasi pelatihan dari APBD adisamping APBN
(Bapelkes, Upelkes, Latkesmas
dll)
4. Asosiasi Puskesmas/ Adinkes
2 Peningkatan pelatihan Kemenkes, Dinas Kesehatan, • Revisi regulasi PMK 10 Tahun 2020.
teknis lembaga pelatihan terakreditasi, • Pelatihan teknis lainnya sesuai
asosiasi profesi kebutuhan dan program
3 Anggaran APBN, APBD, BLUD Puskesmas Peningkatan anggaran dari APBD dan
BLUD Puskesmas. Tahun 2023 Dit
Takelkesmas menganggarkan melalui
BOK.
4 Metode Pelatihan Modul yang ditetapkan oleh Modul disesuaikan regulasi yang baru
Kemenkes dan perkembangan metode pelatihan
serta dukungan transformasi kesehatan.
5 Sarana dan Prasarana Lembaga pelatihan yang Peningkatan kerja sama BPSDM Pemda
terakreditasi dan lembaga pelatihan UPT Dinas/
Kemenkes
6 Revisi Regulasi
a. PMk Nomor 44 Tahun 2016 Direktorat Peningkatan Mutu Tenaga Pelatihan MP melalui kolaborasi dan
Pedoman Manajemen Kesehatan, BBPK, Bapelkes, Upelkes, metode yang baru daring/luring .
Puskesmas Latkesmas
b. PMK Nomor 43 Tahun 2019
• Direktorat Tata Kelola Kesehatan Revisi PMK No 44 dan 43 sesuai
tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat transformasi kesehatan , serta revisi
Masyarakat.
• Biro Hukum Kemenkes modul.
c. PMK No.10 Tahun Biro Hukum, Direktorat Peningkatan Modul pernah disusun Pusat Pelatihan
2020 tentang Standar Mutu Tenaga Kesehatan dan SDM Kesehatan BPSDMK Tahun 2018,
Kompetensi Teknis P2KASN tidak laksana di daerah
Pejabat Perangkat Daerah
Bidang Kesehatan

2 Penguatan Peran Daerah dalam


Pengembangan Kompetensi Kepala Puskesmas
POLICY BRIEF

B. PENDAHULUAN peralatan. Kepala Puskesmas diangkat dan


Pembangunan kesehatan yang diberhentikan oleh bupati/wali kota.
diselenggarakan di Puskesmas bertujuan
untuk mewujudkan wilayah kerja Puskesmas Untuk dapat diangkat sebagai Kepala
yang sehat, dengan masyarakat yang: Puskesmas harus memenuhi persyaratan:
a. memiliki perilaku sehat yang meliputi a. berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara;
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup b. memiliki pendidikan bidang kesehatan
sehat; b. mampu menjangkau Pelayanan paling rendah sarjana S-1 (strata satu)
Kesehatan bermutu; c. hidup dalam atau D-4 (diploma empat);
lingkungan sehat; dan d. memiliki derajat c. pernah paling rendah menduduki jabatan
kesehatan yang optimal, baik individu, fungsional
keluarga, kelompok, dan masyarakat. d. tenaga kesehatan jenjang ahli pertama
paling sedikit 2 (dua) tahun;
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan e. memiliki kemampuan manajemen di
Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas, bidang kesehatan masyarakat;
Puskesmas merupakan unit organisasi f. masa kerja di Puskesmas paling sedikit 2
bersifat fungsional dan unit layanan yang (dua) tahun; dan
bekerja secara professional. Puskesmas g. telah mengikuti pelatihan manajemen
berkedudukan sebagai unit pelaksana teknis Puskesmas.
yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala dinas kesehatan daerah Pedoman Manajemen Puskesmas sesuai
kabupaten/kota, sesuai dengan ketentuan ketentuan Permenkes Nomor 44 Tahun 2016
peraturan perundang-undangan. tentang Pedoman Manajemen Puskesmas
meliputi: a. perencanaan; b. penggerakkan
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan dan pelaksanaan; c. pengawasan,
kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pengendalian, dan penilaian kinerja; dan d.
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. dukungan dinas kesehatan kabupaten/kota
Untuk mencapai tujuan pembangunan dalam manajemen Puskesmas.
Kesehatan Puskesmas mengintegrasikan
program yang dilaksanakannya dengan Sesuai ketentuan tersebut, Pemerintah
pendekatan keluarga. Daerah khususnya dinas kesehatan
kabupaten/kota memberikan dukungan
Puskesmas dipimpin oleh Kepala Puskesmas dalam pelaksanaan manajemen Puskesmas
sesuai dengan ketentuan peraturan antara lain menyelenggarakan pelatihan
perundang-undangan. manajemen Puskesmas.

Dalam melaksanakan tugasnya, Puskesmas Sesuai tugas dan fungsi Puskesmas, Kepala
memiliki fungsi: a. penyelenggaraan UKM Puskesmas selain harus memiliki kompetensi
tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan b. manajemen juga kompetensi teknis, dalam
penyelenggaraan UKP tingkat pertama di melaksanakan tugasnya agar pelayanan
wilayah kerjanya. di Puskesmas berjalan dengan baik dan
sesuai dengan ketentuan dan standar yang
Kepala Puskesmas merupakan penanggung ditetapkan. Peraturan yang khusus mengatur
jawab atas seluruh penyelenggaraan kegiatan untuk peningkatan kompetensi teknis belum
di Puskesmas, pembinaan kepegawaian di diatur, jadi dapat mengacu pada Permenkes
satuan kerjanya, pengelolaan keuangan, Nomor 10 Tahun 2020 tentang Standar
dan pengelolaan bangunan, prasarana, dan Kompetensi Teknis Pejabat Perangkat Daerah

Penguatan Peran Daerah dalam


Pengembangan Kompetensi Kepala Puskesmas
3
POLICY BRIEF

Bidang Kesehatan. Upaya peningkatan D. HASIL KAJIAN


kompetensi Kepala Puskesmas dilaksanakan 1. Kajian dilaksanakan dengan pertemuan
untuk mendukung transformasi kesehatan /workshop dan focus group discussion/
dalam rangka mewujudkan pelayanan fgd dan kunjungan lapangan di Jawa
kesehatan primer yang komprehensif Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur
dan berkualitas dan sumberdaya manusia serta formulir google form yang diberikan
kesehatan yang kompeten. Oleh karena itu kepada Kepala Puskesmas dan diisi
Kepala Puskesmas harus secara regular oleh 482 orang Kepala Puskesmas yang
ditingkatkan kompetensinya. Pusat Kebijakan sebagian besar berada di Jawa Barat,
Pembiayaan dan Desentralisasi Kesehatan Jawa Tengah dan Jawa timur.
pada Tahun 2022 melakukan kajian 2. Kajian dilaksanakan bulan Juni-Desember
dengan judul “Penguatan Peran Daerah 2022 meliputi kegiatan persiapan,
Dalam Pengembangan Kompetensi Kepala inventarisasi peraturan perundang-
Puskesmas” undangan, workshop untuk masukan
pakar dan stakeholder, FGD untuk data
C. DESKRIPSI MASALAH di lapangan, penyusunan rekomendasi
1. Belum semua Kepala Puskesmas kebijakan dan advokasi kebijakan
ditingkatkan kompetensinya melalui 3. Kajian ini mengundang Dinas Kesehatan
pelatihan manajemen puskesmas Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
secara terprogram dengan baik dan Timur , Dinas Kesehatan Kabupaten
mengantisipasi adanya perpindahan Mojokerto UPTD Bapelkes/Latkesmas/
Kepala Puskesmas. Upelkes dan BPSDMD Jawa Barat,
2. Pelatihan teknis Kepala Puskesmas Jawa Tengah, Jawa Timur , Direktorat
belum terstruktur dengan baik, masih Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan,
secara parsial dilaksanakan berdasarkan Direktorat Tata Kelola Kesehatan
program. Masyarakat, Direktorat Sinkronisasi
3. Anggaran pelatihan manajemen Urusan Pemerintahan Daerah III
puskesmas sebagian besar merupakan Kementerian Dalam Negeri, para analis
anggaran APBN Kemenkes. Dukungan kebijakan BKPK, perwakilan Asosiasi
APBD masih terbatas. Puskesmas Indonesia dan Asosiasi Dinas
4. Data Kepala Puskesmas yang telah Kesehatan.
mengikuti pelatihan manajemen 4. Hasil Pembahasan:
puskesmas belum dilaksanakan secara a. Pelatihan manajemen puskesmas
komprehensif belum maksimal dilaksanakan sesuai
5. Capaian SPM Kesehatan jauh dari target ketentuan peraturan perundang-
sehingga perlu dukungan peningkatan undangan.
kompetensi Kepala Puskesmas. Demikian pula pelaksanaan pelatihan
Capaian SPM tidak ada yang mencapai teknis yang belum terstruktur tetapi
100%, dibutuhkan peran pelayanan dilaksanakan secara parsial, tidak
kesehatan primer yang kuat untuk dapat mengacu kepada peraturan yang ada.
menyediakan pelayanan sesuai standar b. Belum semua Kepala Puskesmas
minimal bagi seluruh masyarakat mengikuti pelatihan manajemen
6. Koordinasi pelaksanaan pelatihan puskesmas sesuai modul yang
peningkatan kompetensi Kepala ditetapkan. Jika dilihat dari masukan
Puskesmas belum optimal dilakukan. google form yang diisi 482 orang
Kepala Puskesmas di Jawa Tengah,
Jawa Barat, Jawa Timur dan beberapa

4 Penguatan Peran Daerah dalam


Pengembangan Kompetensi Kepala Puskesmas
POLICY BRIEF

wilayah lainnya di Indonesia sekitar dapat dilakukan koordinasi dan kerja


70,1 % sudah mengikuti dan 29,9% sama dengan Bapelkes/Latkesmas/
belum mengikuti. Mayoritas mengikuti Upelkes dalam pelatihan kesehatan
pelatihan manajemen puskesmas akan dapat menjangkau capaian lebih
setelah menduduki sebagai Kepala baik.
Puskesmas, dimana seharusnya h. Pelatihan manajemen puskesmas
sebelum menduduki jabatan. materinya terlalu umum, para peserta
c. Metode pelatihan juga perlu mengharapkan pendalaman materi
disesuaikan dengan perkembangan tertentu khususnya terkait dengan
saat ini secara luring/daring dengan tata Kelola keuangan dan pengadaan
metode blended learning, online class, barang dan jasa dan manajemen
pembelajaran mandiri. asset yang bisa dilakukan kerja
d. Perlu peningkatan peran Pemerintah sama dengan Lembaga Pelatihan/
Daerah dalam hal ini melalui Dinas BPSDM/D atau Lembaga Kebijakan
Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
termasuk dukungan anggaran dari ( LKPP).
APBD, dimana sesuai Permenkes i. Pelatihan teknis banyak diikuti secara
Nomor 44/2016 ditetapkan Dinas parsial baik itu diselenggarakan oleh
Kesehatan harus menyelenggarakan Kemenkes, Dinas Kesehatan, dan
pelatihan manajemen Puskesmas. organisasi profesi/asosiasi. Namun
e. Adanya kendala pelaksanaan selain jika dilihat dari hasil google form
karena adanya pandemi Covid masih banyak dari sekitar 482 orang,
19, keterbatasan anggaran untuk 46,5% belum mendapat pelatihan
pelaksanaan juga karena adanya teknis di bidangnya.
penggantian/alih tugas dari para j. Data Kepala Puskesmas yang sudah
Kepala Puskesmas ke unit kerja yang mengikuti pelatihan manajemen
lain dan untuk pejabat baru belum puskesmas belum terdokumentasi
mengikuti pelatihan. dengan baik , data tiap puskesmas di
f. Dukungan anggaran pelatihan seluruh Indonesia dan updatingnya
dari APBD untuk pelatihan ini karena data yang ada di Kemenkes
belum optimal sehingga pelatihan data perolehan sertifikat peserta
dengan dana APBN melalui dana pelatihan sedang yang mengikuti
dekon diharapkan meningkat untuk pelatihan ada Kepala Puskesmas, ada
capaian tersebut. Melalui Dana pula pejabat/staf lainnya.
BOK Tahun 2023 Dit.Takelkesmas k. Penguatan peran Pemerintah Daerah
menganggarkan adanya pelatihan dalam pengembangan kompetensi
manajemen puskesmas, posyandu Kepala Puskesmas menjadi bagian
dan posyandu prima. penting sekaligus dukungan bagi
g. BPSDM/D Provinsi/Daerah pencapaian tujuan Transformasi
mempunyai tugas pengembangan Pelayanan Kesehatan Primer guna
kompetensi aparatur bagi aparatur mewujudkan pelayanan kesehatan
sipil negara, untuk kompetensi yang lebih komprehensif, responsif,
teknis/manajemen bidang kesehatan dan terjangkau. Lintas program dan
menjadi tugas Bapelkes/Latkesmas/ sektor di pusat dan daerah memiliki
Upelkes yang ada di wilayah tersebut. peran penting yang menentukan
Namun demikian jika dilihat sarana untuk keberhasilan transformasi
prasarana dan sumber daya BPSDM/D pelayanan kesehatan primer.

Penguatan Peran Daerah dalam


Pengembangan Kompetensi Kepala Puskesmas
5
POLICY BRIEF

l. Melalui integrasi pelayanan belum final dan diimplementasikan.


kesehatan primer, peran Kepala p. Asosiasi Dinas Kesehatan juga
Puskesmas sebagai penanggung menyelenggarakan pula workshop
jawab pelayanan kesehatan di wilayah manajemen puskesmas untuk
kerjanya menjadi semakin penting. mendukung peningkatan kompetensi
Oleh karenanya penguatan dan Kepala Puskesmas, namun ini
pengembangan kompetensi Kepala bukan merupakan pelatihan sesuai
Puskesmas perlu mendapatkan ketentuan peraturan manajemen
perhatian dan dukungan dari puskesmas dan modulnya.
Pemerintah Daerah. q. Akselerasi Puskesmas Indonesia
m. Pelatihan Manajemen Puskesmas diharapkan juga dapat mendorong
bagi Kepala Puskesmas dan mendukung peningkatan
membutuhkan dukungan dan kompetensi Kepala Puskesmas
kolaborasi antara Kemenkes, Dinas bekerjasama dengan institusi yang
Kesehatan, dan organisasi profesi/ berwenang.
asosiasi. Pengembangan kompetensi r. Dalam diskusi pelaksanaan kajian
Kepala Puskesmas sebagai faktor juga berkembang masalah lainnya
pendorong kinerja Puskesmas dalam bahwa beban kerja Kepala Puskesmas
menerapkan transformasi kesehatan sebagai tugas tambahan lebih besar
yang diarahkan pada pencapaian dari pada beban jabatan fungsional
target Standar Pelayanan Minimal. yang bersangkutan, perbedaan
n. Pelaksanaan Permenkes Nomor 43 remunerasi Kepala Puskesmas tiap
Tahun 2019 tentang Puskesmas daerah, dan beberapa cepatnya
dan Permenkes Nomor 44 Tahun rotasi Kepala Puskesmas ke jabatan
2016 tentang Pedoman Manajemen lainnya serta jenjang karir yang belum
Puskesmas, untuk pelatihannya jelas. Selain itu juga perlu adanya
berjalan meskipun ada keterbatasan. perhatian bahwa kompetensi Kepala
Permenkes Nomor 44 Tahun 2016 Puskesmas merupakan bagian dari
ini juga ditetapkan berdasarkan pemenuhan akreditasi puskesmas.
Permenkes Nomor 75 Tahun 2014
tentang Puskesmas yang sudah E. ALTERNATIF SOLUSI
dicabut dengan Permenkes Nomor 1. Peningkatan peran Pemerintah Daerah
43 Tahun 2019.Sejalan dengan termasuk dukungan anggarannya
perubahan Permenkes Nomor 43 khususnya Dinas Kesehatan dalam
Tahun 2019 maka modul pelatihan peningkatan kompetensi Kepala
manajemen puskesmas harus Puskesmas baik manajemen maupun
disesuaikan. teknis dalam rangka pencapaian
o. Permenkes Nomor 10 Tahun 2020 tujuan Transformasi Kesehatan
tentang Standar Kompetensi Teknis mengenai peningkatan layanan
Pejabat Perangkat Daerah Bidang primer dan peningkatan kompetensi
Kesehatan berdasarkan hasil sumberdaya manusia kesehatan.
Workshop/FGD tidak terlaksana Kementerian Kesehatan melalui
di daerah. Meskipun tidak spesifik Direktorat Peningkatan Mutu Tenaga
untuk Puskesmas tetapi untuk Dinas Kesehatan dan Direktorat Tata Kelola
Kesehatan dan jajarannya, termasuk Kesehatan Masyarakat mendukung
UPTD tentunya. Sudah pernah disusun sesuai dengan tugas fungsinya. Hal ini
modulnya oleh Kemenkes namun dapat di koordinasikan oleh Kementerian

6 Penguatan Peran Daerah dalam


Pengembangan Kompetensi Kepala Puskesmas
POLICY BRIEF

Kesehatan bersama Kementerian Dalam Tahun 2014 yang sudah dicabut.


Negeri untuk penggerakan bahwa Sejalan dengan perubahan tersebut
pelatihan kompetensi Kepala Puskesmas modul pelatihan manajemen
penting untuk pencapaian kinerja. Untuk puskesmas juga disesuaikan
mendorong hal tersebut perlu ditegaskan termasuk metode pelatihannya.
kembali bahwa hal ini terkait pula dengan Perubahan peraturan puskesmas
pelaksanaan akreditasi puskesmas. juga dilakukan sinkronisasi dengan
perubahan peraturan Standar
2. Peningkatan kerjasama /kolaborasi Pelayanan Minimal.
Kemenkes, Dinas Kesehatan, Bapelkes/ b. Deregulasi Permenkes Nomor
Latkesmas/ Upelkes dengan BPSDM/D 10 Tahun 2020 tentang Standar
Provinsi/ Kabupaten/ Kota untuk Kompetensi Teknis Pejabat
peningkatan cakupan pelatihan Perangkat Daerah Bidang Kesehatan
kompetensi Kepala Puskesmas. Demikian berdasarkan hasil Workshop/FGD
pula perlu peningkatan peran Asosiasi tidak terlaksana di daerah. Meskipun
Puskesmas Indonesia dan Asosiasi tidak spesifik untuk Puskesmas tetapi
Dinas Kesehatan dalam mendorong untuk Dinas Kesehatan dan jajarannya
Kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan termasuk UPTD. Permenkes ini tidak
mengenai pentingnya peningkatan implementatif mengingat banyak
kompetensi Kepala Puskesmas. pejabat perangkat daerah sudah
beralih menjadi pejabat fungsional.
3. Deregulasi Peraturan Untuk peningkatan pelatihan
a. Deregulasi peraturan sesuai dengan teknis perlu disusun peraturan
kebijakan transformasi Kesehatan dan modul yang baru karena selain
yaitu perubahan Peraturan Menteri pelatihan manajemen puskesmas,
Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 pelatihan teknis juga penting untuk
tentang Puskesmas, dan Permenkes mendorong kinerja Puskesmas dalam
Nomor 44 Tahun 2016 tentang menerapkan transformasi kesehatan
Pedoman Manajemen Puskesmas yang diarahkan pada pencapaian
yang ditetapkan berdasarkan target Standar Pelayanan Minimal.
Permenkes Puskesmas Nomor 75

F. REKOMENDASI KEBIJAKAN

NO. REKOMENDASI UNIT KERJA/ASOSIASI TINDAK LANJUT

1 Peningkatan pelatihan MP 1. Kemenkes • Koordinasi dan peningkatan kerja


2. Pemda /Dinkes/BPSDM/BPSDMD sama.
3. Lembaga pelatihan bidang • Peningkatan dukungan dana
kesehatan terakreditasi pelatihan dari APBD adisamping APBN
(Bapelkes, Upelkes, Latkesmas
dll)
4. Asosiasi Puskesmas/ Adinkes
2 Peningkatan pelatihan Kemenkes, Dinas Kesehatan, • Revisi regulasi PMK 10 Tahun 2020.
teknis lembaga pelatihan terakreditasi, • Pelatihan teknis lainnya sesuai
asosiasi profesi kebutuhan dan program
3 Anggaran APBN, APBD, BLUD Puskesmas Peningkatan anggaran dari APBD dan
BLUD Puskesmas. Tahun 2023 Dit
Takelkesmas menganggarkan melalui
BOK.
4 Metode Pelatihan Modul yang ditetapkan oleh Modul disesuaikan regulasi yang baru
Kemenkes dan perkembangan metode pelatihan
serta dukungan transformasi kesehatan.

Penguatan Peran Daerah dalam


Pengembangan Kompetensi Kepala Puskesmas
7
POLICY BRIEF

NO. REKOMENDASI UNIT KERJA/ASOSIASI TINDAK LANJUT

5 Sarana dan Prasarana Lembaga pelatihan yang Peningkatan kerja sama BPSDM Pemda
terakreditasi dan lembaga pelatihan UPT Dinas/
Kemenkes
6 Revisi Regulasi
a. PMk Nomor 44 Tahun 2016 Direktorat Peningkatan Mutu Tenaga Pelatihan MP melalui kolaborasi dan
Pedoman Manajemen Kesehatan, BBPK, Bapelkes, Upelkes, metode yang baru daring/luring .
Puskesmas Latkesmas
b. PMK Nomor 43 Tahun 2019
• Direktorat Tata Kelola Kesehatan Revisi PMK No 44 dan 43 sesuai
tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat transformasi kesehatan , serta revisi
Masyarakat.
• Biro Hukum Kemenkes modul.
c. PMK No.10 Tahun Biro Hukum, Direktorat Peningkatan Modul pernah disusun Pusat Pelatihan
2020 tentang Standar Mutu Tenaga Kesehatan dan SDM Kesehatan BPSDMK Tahun 2018,
Kompetensi Teknis P2KASN tidak laksana di daerah
Pejabat Perangkat Daerah
Bidang Kesehatan

G. REFERENSI
1. Kementerian Kesehatan RI, 2009, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Jakarta, Kementerian Kesehatan RI

2. Kementerian Kesehatan RI, 2016, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang
Pedoman Manajemen Puskesmas, Jakarta, Kementerian Kesehatan RI.

3. Kementerian Kesehatan RI, 2019, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang
Puskesmas, Jakarta, Kementerian Kesehatan RI.

4. Kementerian Kesehatan RI, 2020, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 10 Tahun 2020 Standar
Kompetensi Teknis Pejabat Perangkat Daerah Bidang Kesehatan, Jakarta, Kementerian
Kesehatan RI

5. Pusat Kebijakan Pembiayaan dan Desentralisasi Kesehatan, Badan Kebijakan Pembangunan


Kesehatan, 2022, Prosiding Kajian “Penguatan Peran Daerah Dalam Pengembangan
Kompetensi Kepala Puskesmas”, Jakarta, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan.

8 Penguatan Peran Daerah dalam


Pengembangan Kompetensi Kepala Puskesmas

Anda mungkin juga menyukai