KR02-Armandya Rohadhian Megantara
KR02-Armandya Rohadhian Megantara
KR02-Armandya Rohadhian Megantara
Nama : Armandya Rohadhian Megantara NPM : 0906517180 Fakultas : Teknik Departemen : Elektro Kode Praktikum : KR 02 Tanggal Praktikum : 06 April 2010
Unit Pelaksana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Dasar (UPP-IPD) Universitas Indonesia Depok
II. Peralatan 1. Sumber tegangan yang dapat divariasikan 2. Kawat konduktor (bermassa 2 gr) 3. Termometer 4. Voltmeter dan Ampemeter 5. Adjustable power supply 6. Camcorder 7. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis
III. Landasan Teori Dalam fisika, kalor didefinisikan sebagai energi yang mengalir dari benda yang lebih panas ke benda yang lebih dingin ketika kedua benda bersentuhan satu sama lain sampai suhu keduanya sama dan keseimbangan termal tercapai. Kalor juga didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor : massa zat, jenis zat (kalor jenis), perubahan suhu Sehingga secara matematis dapat dirumuskan :
=m.c. ( T2T1 )
dimana : Q = Jumlah kalor yang diperlukan (joule) m = massa zat ( kg ) c = kalor jenis zat ( J/kgoK) T2 = suhu akhir zat (oK) T1= suhu mula-mula (oK)
Dalam pembahasan kalor ada dua kosep yang hampir sama tetapi berbeda yaitu kapasitas kalor (C) dan kalor jenis (c) Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda sebesar 1 derajat celcius. =(21) C = kapasitas kalor (J/oK) Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 derajat celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan besar kalor jenis adalah kalorimeter. =.(21) c = kalor jenis ( J/kgoK) Hubungan kalor jenis denga kapasitas kalor suatu benda dapat dinyatakan dengan =. Hukum kekekalan energi untuk kalor memenuhi asas yang diajukan oleh Joseph Black, atau kita biasa menyebutnya dengan asas Black. Pada percampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas oleh zat yang suhunya lebih tinggi, sama dengan banyaknya kalor yang diserap oleh zat yang suhunya lebih rendah. Secara matematis dinyatakan dengan =
Sedangkan menurut hukum kekekalan energi itu sendiri menyatakan bahwa energi tidak bisa diciptakan ataupun dimusnahkan. Dalam percobaan ini, energi yang berubah adalah energi kalor dan energi listrik. Sesuai dengan hukum kekekalan energi, energi kalor bisa diubah menjadi energi listrik ataupun sebaliknya, energi listrik bisa berubah menjadi energi kalor. Dapat di rumuskan
=
Dengan
=..
Dimana W = energi listrik (joule) V = tegangan listrik (volt) I = arus listrik (ampere) t = waktu (sekon)
Energi listrik adalah energi yang dihasilkan oleh muatan-muatan listrik akibat adanya arus listrik pada energi listrik tertutup. Dalam percobaan ini, sebuah kawat dililitkan pada sebuah sensor temperatur. Kawat tersebut akan dialiri arus listrik sehingga mendisipasikan energi kalor. Perubahan temperatur yang terjadi akan diamati oleh sensor kemudian dicatat oleh sistem instrumentasi. Tegangan yang diberikan ke kawat dapat diubah sehingga perbuahan temperatur dapat bervariasi sesuai dengan tegangan yang diberikan
IV. Prosedur Percobaan 1. Eksperimen rLab ini dapat dilakukan dengan meng-klik tombol rLab di bagian bawah halaman jadwal 2. Mengktifkan Web cam (meng-klik icon video pada halaman web r-Lab) 3. Memberikan tegangan sebesar V0 ke kawat konduktor 4. Menghidupkan Power Supply dengan mengklik radio button disebelahnya. 5. Mengambil data perubahan temperatur , tegangan dan arus listrik pada kawat konduktor tiap 1 detik selama 10 detik dengan cara mengklik icon ukur 6. Memperhatikan temperatur kawat yang terlihat di web cam, ditunggu hingga mendekati temperatur awal saat diberikan V0 . 7. Mengulangi langkah 2 hingga 5 untuk tegangan V1, V2 dan V3 :
V. Tugas & Evaluasi 1. Membuat grafik yang menggambarkan hubungan antara temperatur dan waktuuntuk setiap tegangan yang diberikan ke kawat konduktor, berdasarkan dari datayang didapat. 2. Menghitung nilai kapasitas panas ( c ) dari kawat konduktor yang digunakan, untuk tegangan V1 , V2 dan V3. 3. Menentukan jenis kawat konduktor yang digunakan, berdasarkan nilai c yang diperoleh. 4. Memberi analisis dari hasil percobaan.
V1
Waktu 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 I 35.36 35.36 35.36 35.36 35.36 35.36 35.36 35.36 35.36 35.36 V 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 Temp 19.7 19.8 20 20.2 20.4 20.6 20.7 20.8 20.9 21.1
V2
Waktu 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 I 51.56 51.56 51.56 51.56 51.56 51.56 51.67 51.67 51.67 51.67 V 1.57 1.57 1.57 1.57 1.57 1.57 1.57 1.57 1.57 1.57 Temp 20.3 20.6 21.6 22.6 23.5 24.4 25.2 25.9 26.5 27.1
V3
Waktu 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 I 42.43 42.43 42.43 42.43 42.43 42.43 42.43 42.43 42.43 42.43 V 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 Temp 24.3 24.2 24.3 24.5 24.8 24.9 25.1 25.2 25.3 25.4
Grafik hubungan antara temperatur dan waktu untuk setiap tegangan yang diberikan ke kawat konduktor.
30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
Menghitung nilai kapasitas panas ( c ) dari kawat konduktor yang digunakan dari setiap V1, V2 dan V3. Dengan t = 30 3 = 27 s
V1
..
V2
..
= 443.2629
V3
..
= 321.69023
=1093.537
menentukan jenis kawat konduktor yang digunakan berdasarkan nilai c yangdi peroleh.
1+2+3 3
= 619.4966
Dengan
( )2 1
= 23.96042
Maka kapasitas kalor dari kawat konduktor yang dipakai pada praktikum ini adalah:
(
) = ( 619.4966 23.96042 )
Untuk menentukan jenis kawat konduktor yang digunakan pada percobaan kali ini, praktikan mencoba mencarinya pada literatur. Ternyata tidak ada yang nilainya tepat sama dengan hasil percobaan. Nilai yang paling dekat adalah nilai c dari silikon yaitu sebesar 703 J/kg 0C. Apabila kawat tersebut kawat perak, maka dapat dihitung kesalahan relatifnya, sebesar Kesalahan relatif =
c percobaan c literatur c literatur
x100%
= 12,94 %
VIII. Analisa Percobaan kali ini berjudul Calori Work. Percobaan ini dilakukan dengan pengaliran listrik pada sebuah kawat tertentu. Lalu terjadi perubahan temperatur pada kawat yang dialiri listrik. Sehingga terbukti bahwa hukum kekekalan energi berlaku dimana energi tidak akan pernah hilang dan hanya akan berubah bentuk, pada percobaan kali ini perubhan bentuk energi tersebut adalah dari energi listrik menjadi energi kalor, karena adanya perubahan temperatur tersebut.
Terdapat empat kali pengukuran dengan V yang berbeda pada percobaan ini, antara lain percobaan dengan V=0, V=0.65, V=1.57, V=1.05 . Pengukuran ini dilakukan dalam tiga puluh detik dengan melakukan pendataan disetiap tiga detik. Pada setiap detik, kawat yang dialiri listrik akan mengalami kenaikan temepratur kecuali pada pengukuran yang dialiri listrik / 0V. Hasil yang saya dapatkan pada percobaan ini cukup besar, hal tersebut dapat terjadi akibat nilai kalor yang kecil mempunyai nilai konduktivitas yang tinggi dan dapat menaikkan suhu dengan energi yang kecil. Di sisi lain, untuk benda yang memiliki kalor jenis besar, berarti benda tersebut membutuhkan energi yang besar unutk menaikkan suhunya. Benda yang kalor jenisnya tinggi , berarti konduikvitasnya rendah. Untuk kapasitas kalor yang saya dapatkan sudah sesuai dengan teori dimana kalor yang terdisipasi pada kawat akan sebanding dengan perubahan tegangan dan arus namun dengan berbanding terbalik dengan kapasitas kalor yang sama pada ketiga percobaan maka kapasitas kalor yang diperoleh akan hampir sama pada ketiga percobaan. Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan melalui prinsip hukum kekekalan energi, Energi Listrik yang dihasilkan oleh catu daya berubah menjadi energi kalor yang mengakibatkan kenaikan temperature dari kawat. Dari sini kita dapat mencari kapasitas kalor (tenaga yang dibutuhkan untuk menaikkan temperature benda sebesar satu derajat) dari kawat konduktor. Berdasarkan perhitungan didapatkan kapasitas kalor: 619,4966 dengan ketidakpastian 23,96. IX. Kesimpulan Ketika kawat dialiri listrik, maka temperatur kawat tersebut akan naik. Semakin tinggi arus listrik yang mengalir maka temperatur kawat akan semakin besar. Benda yang memiliki kalor jenis kecil, hal tersebut menandakan bahwa benda tersebut mempunyai konduiktivitas yang tinggi, karena dapat menaikkan suhunya dengan energi yang kecil Benda yang memiliki kalor jenis besar, hal tersebut menandakan bahwa konduiktivitasnya rendah, karena berarti benda tersebut membutuhkan energi yang besar untuk menaikkan suhunya. Energi bersifat kekal dan dapat berubah bentuk. Percobaan ini membuktikan perubahan Energi Listrik menjadi Energi Kalor yang meningkatkan temperature kawat.
X. Referensi Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engeeners, Third Edition, Prentice Hall, NJ, 2000. Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended Edition, John Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.