RKS Peningkatan Kantor Kelurahan Sabaru 01
RKS Peningkatan Kantor Kelurahan Sabaru 01
RKS Peningkatan Kantor Kelurahan Sabaru 01
BAB. I
PERSYARATAN TEKNIS UMUM
PEKERJAAN PENINGKATAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN SAMBARU
DAN BG PARKIR
g. Peraturan Gubernur atau peraturan dan ketentuan lain daerah yang dikeluarkan
oleh Instansi Pemerintah setempat yang bersangkutan dengan permasalahan
Gedung Pemerintah.
h. Peraturan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung SIN 2874-2013
i. NI-2 PBI1971 Peraturan Beton Indonesia 1971
j. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan
Non Gedung SIN 1726-2012
k. Tata Cara Perhitungan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung SIN 03-1729- 2002
l. NI-2 PBI-19711 Peraturan Beton Indonesia ( 1971 )
m. PUBI — 1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
n. NI-3 PMI PUBB 1 Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
o. NI-4 Persyaratan Cat Indonesia.
p. NI-5 PKKI Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia.
q. NI-8 Peraturan Semen Portland Indonesia.
r. NI-10 Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan.
s. PPI-1979 Pedoman Plumbing Indonesia.
t. PUIL-1977 Peraturan Umum Instalasi Listrik.
u. PPBI-1984 Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di Indonesia.
5. Kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM)/ Pekerja (dan Persyaratan) dan Peralatan
(Umum dan Khusus)
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut
alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakan
pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan/material, alat-
alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga
seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna sampai dengan diserahterimakannya
pekerjaan tersebut kepada Pemberi Tugas.
a. Tenaga Kerja/Tenaga Ahli
• Kontraktor selaku pelaksana pekerjaan ini wajib menugaskan personalia yang
cakap dan berpengalaman sesuai bidang tugasnya untuk menyelesaikan tugas-
tugas di lapangan.
• Semua tenaga kerja yang terlibat di dalam pekerjaan ini harus menyerahkan
foto kopi kartu identitas yang masih berlaku kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi/Tim Teknis.
• Tenaga kerja dari proyek yang diperbantukan pada pelaksanaan pekerjaan ini,
misalnya: operator, mekanik, pengemudi (driver) menjadi tanggungan
Kontraktor.
• Tenaga kerja yang dikerahkan untuk pelaksanaan pekerjaan ini diusahakan
menggunakan tenaga kerja setempat. Dalam hal tenaga kerja setempat
kurang/tidak mencukupi tenaga, dapat mendatangkan tenaga kerja dari luar
daerah
• Apabila Kontraktor mendatangkan tenaga kerja dari luar daerah, maka pada
pekerjaan selesai, Kontraktor diwajibkan mengembalikan tenaga kerja tersebut
ke tempat asalnya (demobilisasi).
• Tenaga kerja dan tenaga ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis
dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.
b. Peralatan Bekerja
Kontraktor menyediakan alat-alat bantu seperti alat pertukangan (batu, kayu dll),
mesin las, alat bor, alat-alat pengangkat (mobile crane/tower crane dan lain-lain)
dan pengangkut (light truck, dump truck, pick up, dan lain-lain) jika diperlukan
3
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)
B. Administrasi
1. Standar Ukuran
• Pada dasarnya semua ukuran yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar
Pelengkap meliputi :
• As-as (Centreto Centre) pada ukuran jarak kolom, balok, rangka atap, rangka
plafon, dan lain - lain.
• Luar – luar (Clearance Outside) pada ukuran finishing lantai, plafon, dan lain - lain.
• Dalam dalam (Clearance Inside) pada ukuran diameter dalam pipa, volume
finishing lantai, dan lain-lain.
a. Cara perhitungan volume beton kolom, balok dan plat:
• Kolom : dihitung penuh tidak dikurangi balok dan plat
• Balok : Panjang dihitung bersih dikurangi kolom
• Balok anak : Panjang dihitung bersih dikurangi balok induk
• Plat : volume dikurangi void, kolom, dan balok
• Volume besi tetap dihitung penuh.
Selebihnya dapat dilihat pada tabel spesifikasi umum yang dilampirkan beserta
dokumen ini
b. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis
kepada Tim teknis/PPK yang selanjutnya akan memberikan keputusan ukuran
yang akan dipakai dan dijadikan pedoman. Bila ukuran sudah tertera dalam
gambar atau dapat dihitung, maka pengukuran skala tidak boleh dipergunakan
kecuali bila sudah disetujui oleh Tim Teknis.
c. Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akan
ditentukan oleh Tim Teknis dan disahkan secara tertulis.
d. Kontraktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran-ukuran yang
tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan tanpa sepengetahuan Tim Teknis, dan
segala akibat yang terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor baik dari segi mutu,
biaya maupun waktu.
4
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)
e. Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan ini dan tidak
boleh menambah ukuran tanpa seizin Tim Teknis. Setiap ada perbedaan dengan
ukuran-ukuran yang ada harus segera memberitahukan kepada Tim Teknis dan
atau Konsultan Perencana untuk segera ditetapkan sebagai mana mestinya.
f. Kontraktor diwajibkan senantiasa mencocokkan ukuran satu dengan yang lain
dalam setiap bagian pekerjaan dan segera melapor kepada Tim Teknis setiap
terdapat selisih/perbedaan ukuran untuk diberikan keputusan pembetulannya.
g. Kelalaian Kontraktor terhadap hal ini tidak dapat diterima dan Tim Teknis berhak
untuk membongkar pekerjaan dan memerintahkan untuk menepati ukuran sesuai
ketentuan.
h. Kerugian terhadap kesalahan pengukuran oleh Kontraktor sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
2. Dokumen Gambar
Penjelasan Dokumen dan Gambar
a. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Dokumen termasuk tambahan dan
perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
b. Bila gambar tidak sesuai dengan Dokumen dan atau tidak ada, maka Kontraktor
segera berkoordinasi dengan PPK/TimTeknis, untuk segera menanyakan kepada
Konsultan Perencana sehingga keputusan yang diambil adalah kesepakatan
antara pihak-pihak yang terkait.
c. Bila perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam
pelaksanaan akan menimbulkan kesalahan, Kontraktor wajib konfirmasi
kepadaTim Teknis dan atau Konsultan Perencana.
Perbedaan Gambar
a. Apabila terjadi pertentangan ketentuan antar dokumen, maka berlaku urutan
sebagai berikut :
• Adendum Surat Perjanjian
• Pokok Perjanjian
• Surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga
• Syarat – syarat Khusus Kontrak
• Syarat - syarat Umum Kontrak
• Spesifikasi Khusus,
• Spesifikasi Umum
• Gambar – gambar
• Dokumen lainnya, seperti; Jaminan - jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.
b. Bila suatu gambar tidak sesuai dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja,
maka konttaktor wajib melaporkan dan berkoordinasi dengan pihak terkait
(konsultan perencana, PPK dan tim teknis) sebelum pekerjaan dilaksanakan.
c. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja, maka Kontraktor wajib melaporkannya
kepada Tim Teknis, dan jika diperlukan dapat berkonsultasi dengan Konsultan
Perencana sebelum pekerjaan dilaksanakan.
d. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidaktelitian di dalam pelaksanaan satu
bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka
didalam halter dapat ketidakjelasan, kesimpangsiuran, perbedaan- perbedaan dan
ataupun ketidaksesuaian dan keragu-raguan di antara setiap Gambar Kerja,
Kontraktor diwajibkan membuat dan mengajukan shop drawing dan melaporkan
kepada Tim Teknis secara tertulis, selanjutnya diadakan pertemuan dengan Tim
Teknis dan atau Konsultan Perencana, untuk mendapat keputusan dokumen yang
akan dijadikan pegangan.
5
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)
e. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk
memperpanjang/mengklaim biaya maupun waktu pelaksanaan.
Shop Drawing
a. Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan dilapangan yang harus
dibuat oleh Kontraktor berdasarkan gambar Dokumen Kontrak yang telah
disesuaikan dengan keadaan lapangan.
b. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum tercakup
lengkap dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun yang diminta oleh Tim
Teknis.
c. Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data
yang diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan
produk, cara pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan
spesifikasi pabrik yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar
Kerja/Dokumen Kontrak ini.
d. Kontraktor wajib mengajukan Shop Drawing tersebut Tim Teknis untuk mendapat
persetujuan tertulis dari Tim Teknis.
e. Gambar shop drawing yang menjadi acuan For Construction adalah gambar yang
telah mendapatkan cap basah dari Tim Teknis.
f. Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor dan diajukan kepada Tim
Teknis untuk diminta persetujuannya, harus sesuai dengan format standar dari
proyek yang sedang dikerjakan.
g. Segala penambahan volume yang terjadi akibat kesalahan hitung/ukur oleh
Kontraktor, biaya yang ditimbulkan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
6
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)
Cara Pelaksanaan
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Gambar Rencana, Berita
Acara Penjelasan serta mengikuti petunjuk-petunjuk Tim Teknis dan persetujuan PPK.
9
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)
c. Apabila merasa perlu meneliti suatu bahan lebih lanjut, karena keragu-raguan,
maka berhak mengirimkan bahan tersebut ke Laboratorium Konstruksi/bahan
bangunan yang ditunjuk oleh pengguna Jasa dengan disesuaikan kebutuhan
pekerjaan.
d. Tim Teknis berhak menginstruksikan kepada Kontraktor untuk mengadakan/
melengkapi/menambah jumlah peralatan bila dirasa peralatan yang tersedia
kurang memadai dalam usaha mencapai target prestasi.
e. Keterlambatan pekerjaan yang diakibatkan oleh tidak adanya atau kekurangan
peralatan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
f. Semua biaya pengadaan dan pemeliharaan peralatan tersebut menjadi tanggung
jawab Kontraktor dan dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak.
g. Jaminan Kualitas
• Kontraktor menjamin pada Pemberi Tugas, bahwa semua bahan dan
perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru, kecuali ditentukan lain,
serta Kontraktor menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan
baik, bebas dari cacat teknis dan estetis serta sesuai dengan Dokumen Kontrak
• Apabila diminta, Kontraktor sanggup memberikan bukti-bukti mengenai hal- hal
tersebut pada butir pertama.
• Semua pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya,
sampai mendapat persetujuan dari PPK, Tim Teknis.
Nama Pabrik/Produsen/Distributor/agen/toko dan Merk yang Ditentukan
• Apabila pada Spesifikasi Teknis ini disebutkan beberapa nama pabrik/merk dari
satu jenis bahan/komponen, maka Kontraktor menawarkan dan memasang
sesuai dengan salah satu merk yang telah disebutkan dan dipilih sesuai saat
penawaran disertai surat dukungan dari distributor resmi material yang
diajukan. Tidak ada alasan bagi Kontraktor pada waktu pemasangan
menyatakan barang tersebut sudah tidak terdapat lagi di pasaran atau pun
sukar didapat di pasaran, kecuali Kontraktor dapat menyertakan bukti tertulis
dari pabrik/merk bahan/komponen mengenai hal tersebut.
• Untuk barang-barang yang harus diimpor, setelah ditunjuk sebagai pemenang,
Kontraktor harus sesegera mungkin, maksimal 30 hari memesan (PO) pada
agen/distributornya di Indonesia, jadi tidak ada alasan waktu pengadaannya
tidak cukup terkait pengiriman yang lama, pemesanan ini juga harus disertai
bukti surat dari agen/distributor bahwa barang tersebut memang sudah benar-
benar dipesan (PO).
• Apabila Kontraktor telah berusaha untuk memesan namun pada saat
pemesanan bahan/merk tersebut tidak/sukar diperoleh, yang dibuktikan oleh
surat dari principal/distributor (supplier), maka Kontraktor mengajukan alternatif
merk lain dengan spesifikasi minimum yang sama ke PPK, Tim Teknis dan atau
Konsultan Perencana untuk diperiksa kembali.
• Pada material ready mix dan besi beton diperkenankan bersumber dari
beberapa produsen dengan syarat hasil pengujiannya masuk dalam
persyaratan (lolos uji) sesuai ketentuan yang berlaku dan dibuktikan dengan
hasil uji lab.
• Setelah 1 (satu) bulan penunjukan pemenang, Kontraktor harus memberikan
kepada PPK, Tim Teknis dan atau Konsultan Perencana dari pemesanan
material yang diimpor pada agen/distributor resmi, yang menyatakan bahwa
material-material tersebut telah dipesan (import order) atau surat PO
(Purchasing Order) yang dilampiri jadwal kedatangan di lokasi proyek (on the
10
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)
11
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)
d. Kamar mandi, dan WC yang layak dan bersih bagi semua petugas dan pekerja.
e. Tidak diperkenankan membuat penginapan di dalam lapangan pekerjaan untuk
pekerja, kecuali untuk penjaga keamanan dengan seizin PPK.
f. Kontraktor wajib menjaga keselamatan seluruh personil yang terlibat didalamnya,
segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja wajib
diberikan oleh Kontraktor sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
10. Denda dan Ganti Rugi, Risiko dan Penyelesaian Perselisihan Denda dan Ganti Rugi
a. Besarnya denda kepada Kontraktor atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan
adalah 1 o/oo (satu per seribu) dari harga kontrak atau bagian kontrak untuk setiap
hari keterlambatan, mengacu pasal dalam kontrak antara Kontraktor dengan PPK
(Pejabat Pembuat Komitmen).
b. Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) atas
keterlambatan pembayaran adalah sebesar bunga terhadap nilai tagihan yang
terlambat dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu
menurut ketetapan Bank Indonesia, atau dapat diberikan kompensasi sesuai
ketentuan dalam dokumen kontrak.
c. Tata cara pembayaran denda dan/atau ganti rugi diatur di dalam dokumen
kontrak.
d. Jika Kontraktor, setelah mendapat peringatan tertulis 2 (dua) kali berturut-turut,
tidak mengindahkan kewajibannya sebagaimana tercantum dalam dokumen
kontrak, maka Pemberi Tugas dapat memutuskan hubungan kerja/kontrak secara
sepihak.
Risiko
a. Jika hasil pekerjaan Kontraktor musnah/rusak sebagian atau keseluruhan akibat
kelalaian Kontraktor sebelum diserahkan kepada PPK (Pejabat Pembuat
Komitmen), maka Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas segala
kerugian yang timbul akibat keadaan tersebut.
b. Jika hasil pekerjaan Kontraktor sebagian atau seluruhnya musnah/rusak di luar
kesalahan kedua belah pihak akibat keadaan memaksa, maka segala kerugian
yang timbul akibat keadaan ini akan ditanggung oleh kedua belah pihak.
c. Jika hasil pekerjaan Kontraktor sebagian atau seluruhnya musnah/rusak
disebabkan oleh suatu cacat cacat tersembunyi dalam struktur atau disebabkan
oleh retaknya tanah, maka Kontraktor bertanggung jawab selama 10 (sepuluh)
tahun sejak pekerjaan diserahterimakan untuk yang kedua kalinya.
d. Segala persoalan dan tuntutan tenaga kerja maupun pihak lain berkaitan dengan
pelaksanaan pekejaan ini sepenuhnya menjadi beban dan tanggung jawab
Kontraktor di dalam maupun di luar pengadilan.
e. Bilamana selama Kontraktor melaksanakan pekerjaan ini menimbulkan kerugian
Pihak Ketiga (orang lain yang tidak ada sangkut pautnya dalam pekerjaan ini),
maka risiko tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Penyelesaian Perselisihan
a. Jika terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, pada dasarnya akan
diselesaikan secara musyawarah.
b. Jika perselisihan itu tidak dapat diselesaikan dengan musyawarah, maka
diselesaikan oleh suatu Panitia Pendamai yang berfungsi sebagai juri/wasit,
dibentuk dan diangkat oleh kedua belah pihak yang terdiri dari :
• Seorang wakil dari PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) sebagai anggota.
• Seorang wakil dari Kontraktor sebagai anggota.
13
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)
• Seorang wakil dari pihak ketiga sebagai ketua yang disetujui oleh kedua belah
pihak.
c. Keputusan panitia pendamai ini mengikat kedua belah pihak.
d. Jika perselisihan sebagaimana dimaksud tidak dapat diselesaikan, maka akan
diselesaikan melalui Layanan Penyelesaian Sengketa LKPP maupun Pengadilan
Negeri setempat.
C. PEKERJAAN PERSIAPAN
Situasi Dan Persiapan Pekerjaan
1. Situasi/Lokasi
a. Lokasi proyek adalah di Bangunan Eksisting. Lokasi proyek akan diserahkan
kepada Kontraktor sebagaimana keadaannya waktu Rapat Penjelasan. Kontraktor
hendaknya mengadakan penelitian dengan seksama mengenai kondisi lahan
tersebut.
b. Kekurang telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat dijadikan alasan
untuk mengajukan klaim/ tuntutan.
2. Air Dan Daya
a. Kontraktor harus menyediakan air atas tanggungan/ biaya sendiri yang dibutuhkan
untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu:
• Air kerja untuk mencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi
persyaratan, bersih, bebas dari segala macam kotoran dan zat-zat seperti
minyak, asam, garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau mengurangi
kekuatan konstruksi.
• Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan
kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air tersebut harus cukup terjamin aman
untuk kesehatan.
b. Kontraktor harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/ biaya sendiri untuk
peralatan dan penerangan serta keperluan lainnya dalam melaksanakan
pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik harus memenuhi persyaratan yang
berlaku. Kontraktor harus mengatur dan menjaga agar jaringan dan peralatan
listrik tidak membahayakan para pekerja di lapangan. Kontraktor harus pula
menyediakan penangkal petir sementara untuk keselamatan para pekerja.
3. Saluran Pembuangan
Kontraktor harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar
daerah bangunan selalu dalam keadaan kering/ tidak basah tergenang air hujan atau
air buangan. Saluran dihubungkan ke parit/ selokan yang terdekat atau menurut
petunjuk Pengawas.
4. Kantor Kontraktor, Los Dan Halaman Kerja, Gudang Dan Fasilitas Lain
a. Kontraktor harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan
halaman kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan , sesuai yang diperlukan
sebagai diatur dalam Kontrak. Kontraktor harus menyediakan untuk pekerja
sementara (tempat mandi dan peturasan) yang memadai.
b. Kontraktor harus membuat tata letak/ denah halaman proyek dan rencana
konstruksi.
c. Dengan seijin Pejabat Pembuat Komitmen, Kontraktor dapat menggunakan
kembali kantor, los kerja, gudang dan halaman kerja yang sudah ada.
5. Kantor Pengawas (Direksi Keet)
a. Kontraktor harus menyediakan untuk Direksi di tempat pekerjaan ruang kantor
sementara beserta seperangkat furniture termasuk kursi, meja dan lemari.
14
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)
15
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)
BAB. II
PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR
A. Pekerjaan Persiapan
1. Umum
Sebelum pekerjaan di lapangan dimulai, lokasi dari tempat pekerjaan harus ditinjau
dahulu oleh tenaga ahli dari pihak kontraktor.
Apabila terdapat ketidaksamaan antara keadaan lapangan dengan yang ditunjukkan
dalam gambar, kontraktor harus segera menyampaikan kepada atau Konsultan
Pengawas secara tertulis untuk mendapatkan penyelesaian lebih lanjut.
2. Pengukuran Kembali
Kontraktor harus melakukan pengukuran kembali serta menentukan peil, pemasangan
patok batas pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan gambar bestek (Gambar
Rencana). Konsultan Pengawas akan menunjukkan /menentukan Benchmark (BM)
sebagai acuan awal pengukuran. Kontraktor berkewajiban membuat Benchmark (BM)
baru untuk keperluan pelaksanaan dilapangan. Semua biaya yang diperlukan untuk
melakukan pengukuran/ penentuan elevasi pekerjaan dan pembuatan Benchmark
serta patok menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Ukuran-ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran sebenarnya dan pada
umumnya adalah gambar berskala (kecuali ada penjelasan lain). Jika ada perbedaan
antara ukuran dan gambar, maka kontraktor harus segera meminta penjelasan dari
Konsultan Pengawas untuk menetapkan mana yang benar.
Semua informasi yang diterima dari Konsultan Pengawas seperti peta-peta, sketsa-
sketsa, titik-titik ketinggian, patok-patok dan lain-lain harus diperiksa di lapangan.
Semua biaya untuk pemeriksaan lapangan ditanggung oleh kontraktor.
3. Pembongkaran
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pembongkaran meliputi pembongkaran bangunan eksistingyang terdiri
dari:
Pek. Pembongkaran 1 Area Bangunan Gedung PKK
Pek. Pembongkaran Dinding Eksisting
Pek. Pembongkaran Dinding Partisi
Pek. Pembongkaran Keramik Lantai Eksisting
Pek. Pembongkaran Kusen, Pintu dan Jendela
Pek. Pembongkaran Toilet
Pek. Pembongkaran Penutup Plafond
Pek. Pembongkaran Rangka & Penutup Atap
Pek. Pengangkutan dan Perapihan Bekas Bongkaran
b. Pelaksanaan Pekerjaan
Peralatan bongkar menjadi tanggung jawab penyedia.
Penyedia harus memperhatikan keadaan sekeliling lokasi pekerjaan serta
keselamatan pengguna lahan tempat bongkaran
Penyedia harus menginventarisasi komponen-komponen yang akan
digunakankembali sebelum dibongkar dan sesudah dibongkar dan memberi
catatan tentangcacat dan rusak atas persetujuan Direksi Teknis
(Pengawas/Konsultan Pengawas).
Penyedia harus mengamankan barang yang akan digunakan kembali
danmenyimpannya pada tempat yang aman.
16
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)
B. Pekerjaan Tanah
a. Umum
Sebelum pekerjaan di lapangan dimulai, lokasi dari tempat pekerjaan harus ditinjau
dahulu oleh tenaga ahli. Kalau sekiranya tidak ada kesamaan antara keadaan
lapangan dan keadaan seperti yang ditunjukan dalam gambar, Kontraktor harus
segera menyampaikan kepada Konsultan Pengawas secara tertulis untuk
mendapatkan penyelesaian lebih lanjut. Penyedia barang/jasa harus menentukan letak
bangunan pelengkap seperti direksi keet, gudang dan sebagainya.
b. Pembersihan Tempat Pekerjaan
Seluruh pepohonan, semak belukar dan akar-akar pohon didalam daerah batas
pekerjaan harus dibersihkan dan ditebang, termasuk setiap pohon di luar batas-
batas yang diperkirakan dapat jatuh dan menghalangi bangunan, kecuali ada
pernyataan lain yang tertera didalam syarat-syarat khusus dan gambar rencana.
Bagian atas tanah tanaman harus tersendiri digali sampai kira-kira kedalaman 20 cm
dan ditimbun di satu tempat yang layak, agar dapat digunakan lagi.
Pembersihan dan pengupasan di luar batas daerah pekerjaan tidak diberikan
pembayaran kepada Kontraktor, kecuali pekerjaan tersebut atas permintaan dari
Pejabat Pembuat Komitmen dan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Bila dinyatakan dalam syarat-syarat khusus atau diperintahkan oleh Direksi bahwa
pepohonan rindang dan tanaman ornamen tertentu akan dipertahankan, maka
pepohonan/tanaman tersebut harus dijaga betul dari kerusakan atas biaya Penyedia
barang/jasa.
17
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)
Pepohonan yang harus disingkirkan, harus ditebang sedemikian rupa dengan tidak
merusak pepohonan/tanaman lain yang dipertahankan, semua pohon, batang pohon,
akar dan sebagainya harus dibongkar.
Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi pada saat pembersihan, harus
diperbaiki oleh Kontraktor atas tanggungannya sendiri. Bila akan dilakukan
pembakaran hasil penebangan, Kontraktor jasa harus memberitahukan kepada
penghuni yang berbatasan dengan pekerjaan minimal 48 jam. Kontraktor akan
bertindak sesuai dengan peraturan undang undang yang berlaku mengenai
pembakaran di tempat terbuka.
Pada pelaksanaan pembersihan, Kontraktor harus berhati-hati agar tidak mengganggu
setiap patok pengukuran, pipa atau tanda lainnya. Perhitungan pembiayaan untuk
pekerjaan ini mencakup penyediaan peralatan, tenaga dan pembuangan bahan sisa
dibebankan kepada Kontraktor.
c. Galian Tanah
a. Umum
Galian tanah dilaksanakan pada:
Semua bagian dari bangunan yang masuk dalam tanah
Semua bagian dari tanah harus dibuang
Galian tanah harus dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar, baik
mengenai lebar, panjang, dalam, kemiringan dan sebagainya, dan harus sesuai
dengan elevasi perencanaan.
Kalau ternyata akan menimbulkan kesulitan dalam pelaksanaan Kontraktor boleh
mengajukan usul kepada Konsultan Pengawas mengenai cara pelaksanaannya.
b. Klasifikasi Galian
Galian akan diklasifikasikan dalam pengukuran dan pembiayaan sebagai berikut:
Galian tanah biasa;
Galian tanah sedang, misalnya: pasir, lempung, cadas muda, dan sebagainya;
Galian dimana timbul persoalan air tanah pada kedalaman lebih dari 20cm dari
permukaan air konstan, dimana biasanya air tanah naik pada penggalian
pondasi.
c. Cara Pelaksanaan Pekerjaan
Penyedia barang/jasa harus memberitahukan kepada Konsultan Pengawas
sebelum mulai mengerjakan pekerjaan galian, sehingga penampang, peil, dan
pengukurannya dapat dilakukan pada keadaan tanah yang belum diganggu.
Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk inspeksi semacam
itu, termasuk inspeksi untuk semua pekerjaan dalam air. Permukaan tanah yang
berdekatan dengan konstruksi tidak dibenarkan untuk diganggu tanpa seijin dari
Konsultan Pengawas. Galian dari pondasi pada batas-batas kemiringan dan peil
yang dicantumkan pada gambar rencana atau atas petunjuk Konsultan Pengawas,
galian tersebut harus mempunyai ukuran yang cukup, agar penempatan konstruksi
atau lantai pondasi dengan dimensi yang sesuai dengan gambar rencana mudah
dilaksanakan. Peil dasar lantai pondasi seperti yang tercantum pada gambar
rencana, tidak boleh dianggap bersifat pasti. Konsultan Pengawas dapat
menentukan perubahan dimensi peil dari lantai pondasi jika dipandang perlu, agar
pondasi tersebut dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya. Batu- batu besar, kayu,
serta rintangan-rintangan lain yang mungkin ditemui dalam galian, harus dibuang.
Sesudah galian selesai, Kontraktor harus memberitahukan Konsultan Pengawas
akan hal ini, dan tidak diperkenankan untuk melaksanakan penaikan tanah dasar
pondasi dan melaksanakan lantai pondasi sebelum Direksi setuju dengan ukuran
18
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)
19
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)
C. Pekerjaan Beton
1. Lingkup Pekerjaan Beton Struktur Dan Non Struktur
a. Pek. Lantai Kerja Pondasi Footplate t = 5 cm Beton K-100
b. Pek. Pondasi Footplate 70x70x20 cm, Beton K-225
c. Pek. Kolom Pedestal (Leher Pondasi) 20/20 cm, Beton K-225
d. Pek. Sloof Beton 15/20 cm, Beton K-225
e. Pek. Kolom Praktis 15/15 cm, min. Beton K-175
f. Pek. Ring Balk 10/15, min. Beton K-175
g. Pek. Rabat Beton t = 7 cm Beton K-100
2. Bahan Bangunan
Bahan yang digunakan, pada dasarnya semua jenis bahan yang digunakan dalam
pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan diantaranya :
20
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)
a. Semen Portland
PC/semen : digunakan satu jenis semen sekualitas TIGA RODA atau yang
memenuhi persyaratan dalam peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau
ASTM C-150 Type I Atau Standard Inggris BS-12.
Semen yang telah mengeras sebagian / seluruhnya,tidak diperkenankan untuk
digunakan.
Tempat penyimpanan semen harus diusahakan sedemikian rupa sehingga
semen bebas dari kelembapan.
Konsultan Pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan dalam gudang
pada setiap waktu sebelum dipergunakan. Kontraktor harus bersedia untuk
memberi bantuan yang dibutuhkan oleh Konsultan Pengawas Pekerjaan untuk
pengambilan contoh-contoh tersebut, semen yang tidak dapat diterima sesuai
pemeriksaan oleh Konsultan Pengawas, harus diafkir.
Jika semen yang dinyatakan tidak memuaskan tersebut telah dipergunakan
untuk beton, maka Konsultan Pengawas dapat memerintahkan untuk dibongkar,
beton tersebut dan diganti dengan memakai semen yang telah disetujui atas
beban kontraktor.
Pasir Beton harus terdiri dari pasir dengan butir-butir yang bersih dan bebas
dari bahan - bahan organis,Lumpur dan lain sebagainya,serta memenuhi
komposisi butir dan kekerasan seperti yang tercantum dalam NI - 2 PBI 1971.
Koral yang digunakan harus bersih dan bermutu baik serta mempunyai gradasi
dan kekerasan sesuai persyaratan yang tercantum dalam NI-2 PBI 1971 ,koral
yang digunakan ukuran 2/3 cm.
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak asam,garam alkalis serta bahan-bahan organis/bahan lain yang
dapat merusak beton.
Apabila dipandang perlu Konsultan Pengawas dapat meminta kepada
pemborong supaya air yang dipakai diperiksa dilaboratorium pemerisaan
bahan yang resmi atas biaya pemborong.
b. Baja Tulangan
Baja tulangan yang dipakai harus dari mutu U-32 untuk baja diameter lebih
besar atau sama dengan 12 dan U-24 untuk baja diameter lebih kecil 12, kecuali
untuk diameter 16 keatas harus menggunakan U-32 (ulir) sesuai dengan PBI
1971, JIS SR 24 British Standard No 785 atau ASTM Designation A-15. dan
harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Konsultan Pengawas berhak meminta kepada kontraktor,surat keterangan
tentang pengujian oleh pabrik dari semua baja tulangan beton yang
disediakan untuk persetujuan konsultan pengawas sesuai dengan persyaratan
mutu untuk setiap bagian konstruksi seperti tercantum dalam gambar rencana
Baja tulangan Beton harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan bebas dari
cacat- cacat seperti serpih-serpih,karat dan zat kimia lainnya yang dapat
mengurangi/merusak daya lekat antara baja tulangan dengan beton.
Ukuran diameter baja tulangan harus sesuai dengan gambar rencana dan
tidak diperkenankan adanya toleransi bentuk ukuran.diameter besi ulir adalah
diameter dalam.
Ukuran baja tulangan tersebut harus sesuai dalam Gambar Kerja, penggantian
dengan diameter lain harus dengan persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas. Segala biaya yang diakibatkan oleh penggantian tulangan terhadap
21
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)
yang digambar sejauh bukan kesalahan Gambar Kerja adalah tanggung jawab
Kontraktor.
Semua baja tulangan harus disimpan pada tempat yang bebas lembab,
disesuaikan diameter serta asal pembelian. Semua baja tulangan harus
dilindungi terhadap semua macam kotoran dan lemak serta sejauh mungkin
dilindungi terhadap karat.
c. Bahan Campuran (Additives)
Pemakaian bahan tambahan kimiawi (Concrete admixture / Additives) kecuali
yang disebut tegas dalam Gambar Kerja atau RKS harus seijin tertulis dari
Konsultan Pengawas.
Bahan tambahan yang mempercepat pengerasan awal (initial set) tidak boleh
dipakai. Sedangkan untuk beton kedap air di bawah tanah (hydrostatic
pressure) tidak boleh bahan kedap air yang mengandung garam stearate.
Bahan campuran tambahan beton harus sesuai dengan iklim tropis dan
memenuhi AS 1978 & ASTM C 494 Type B dan Type D sekaligus sebagai
pengurang air adukan dan penunda pengerasan awal.
Semua Admixture yang akan digunakan, ditentukan berdasarkan hasil
pekerjaan benda uji / contoh- contoh yang dibuat dan telah mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas / Direksi.
Untuk penyambungan kembali akibat terhentinya suatu pengecoran beton
dipakai bahan perekat CALBOND sebelum dicor dengan beton baru, serta
permukaannya harus dikasarkan. Jumlah pemakaian untuk 1 m2 adalah 0,3 liter
calbond dicampur dengan larutan semen/PC sekitar 25% nya dengan cara
ditaburkan.
d. Bekisting
Bekisting dibuat dari Plywood/ Tripleks tebal 6 mm atau papan kayu kls II tebal
minimal 2 cm dengan rangka penguat penyokong dan penyangga dibuat dari
kayu dolken 5/7, 5/10 secukupnya, sehingga mampu mendapatkan kekuatan dan
kekakuan mendukung beton sampai selesai proses ikatan beton. Untuk kolom
struktur dipakai papan kayu klas 2 tebal 2/20.
Steger cetakan / Bekisting dipakai kayu dolken dengan ukuran minimum 5/10
cm atau pipa besi (scaffolding). Tidak diperkenankan memakai bambu.
Khusus cetakan bekisting untuk beton pracetak harus dibuat lebih kokoh dan
lebih kaku, permukaan panel lurus, halus sehingga menghasilkan bidang yang
rata dan halus.
3. Kelas Beton
a. Tabel Mutu Beton
Tabel Batasan Proporsi Takaran Campuran
Beton dinilai dengan pengertian bahwa kekuatan yang disyaratkan untuk kelas
tertentu lebih menentukan dari pada perbandingan campuran yang diperlihatkan.
Jika ternyata persyaratan kekuatan tidak terpenuhi, Konsultan Pengawas
berwenang untuk memperbaiki perbandingan campuran atas biaya Kontraktor
untuk mencapai kekuatan sesuai rencana.
4. Pengujian Beton dan Bahan-bahan Beton
Pada umumnya metoda pengujian sesuai dengan PBI 1971 bagian 4.7 dan dapat
juga mencakup pengujian slump dan kompersi. Jika beton tidak dapat memenuhi
syarat percobaan slump, adukan yang tidak disetujui tidak boleh dipakai dan harus
disingkirkan dari lapangan oleh Kontraktor. Jika pengujian tekan (kompresi) gagal,
harus diterapkan prosedur perbaikan sebagaimana diuraikan dalam PBI 1971.
Percobaan kubus harus dilaksanakan menurut instruksi dari Konsultan Pengawas, dari
3 sekurang-kurangnya 1 kubus untuk tiap 10m³ atau 5m³ minimal 3 kubus tiap hari.
Kubus- kubus tersebut harus ditempatkan dalam kondisi yang sama dengan kondisi
yang sebenarnya dan harus diuji setelah 7 atau 28 hari harus menurut keputusan
Konsultan Pengawas. Biaya percobaan ini akan dibebankan pada Kontraktor.
5. Pengontrolan Mutu Beton dan Pengujian Kekuatan Beton
Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya untuk menghasilkan beton yang seragam
yang memiliki kekuatan serta sifat-sifat lain sebagaimana ditetapkan. Untuk itu
Kontraktor harus menyediakan dengan biaya sendiri serta menggunakan alat
penimbang yang akurat, sistem volumetrik yang akurat untuk mengukur air, peralatan
yang sesuai untuk mengaduk dan mengecor beton serta peralatan dan fasilitas lain
yang diperlukan untuk pengujian sebagaimana yang diuraikan di sini atau menurut
petunjuk Konsultan Pengawas.
6. Penolakan Beton
Jika pengujian kekuatan tekan dari suatu kelompok kubus uji gagal mencapai standar
yang ditetapkan, maka Konsultan Pengawas berwenang untuk menolak seluruh
pekerjaan beton dari mana kubus-kubus tersebut diambil. Konsultan Pengawas juga
berwenang untuk menolak beton yang berongga, porous atau yang permukaan
akhirnya tidak baik. Dalam hal Kontraktor harus menyingkirkan beton yang ditolak
tersebut dan menggantinya menurut instruksi dari Konsultan Pengawas sehingga
hasilnya menurut penilaian Konsultan Pengawas sudah memuaskan.
7. Pengukuran Bahan-bahan Beton
Semua bahan untuk beton harus ditetapkan proporsinya menurut berat, kecuali
air yang boleh diukur menurut volume. Agregat halus dan kasar harus diukur menurut
volume terpisah dengan alat penimbang yang disetujui, yang memenuhi ketepatan
±1%. Pengukuran volume dapat diijinkan asal disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Peralatan yang dipakai untuk menimbang semua bahan dan mengukur air yang
ditambahkan serta metoda penentuan kadar air harus sudah disetujui oleh Konsultan
Pengawas sebelum beton di cor.
8. Pengadukan Beton
Beton harus diaduk di tempat yang sedekat mungkin dengan tempat pengecor,
pengadukan harus menggunakan mixer yang digerakkan dengan daya yang kontinyu
serta mempunyai kapasitas minimal 1m. Jenisnya harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas dan dijalankan dengan kecepatan sebagaimana dianjurkan oleh pabrikan.
Pengadukan beton dengan tangan tidak diijinkan, kecuali jika sudah disetujui oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas untuk mutu beton tertentu.
Pengadukan harus sedemikian sehingga beton tersebar merata ke seluruh massa, tiap
partikel terbungkus mortar dan mampu menghasilkan beton padat yang homogen
tanpa adanya air yang berlebihan.
23
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)
25
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)
BAB. III
PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR
26
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)
27
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)
Bata dipasang tegak lurus dan berada pada garis-garis yang seharusnya dengan
bentang benang yang sipat datar. Kayu penolong harus cukup kuat dan benar-
benar dipasang tegak lurus.
Dinding yang menempel pada kolom beton harus diberi angker besi setiap jarak
40 cm. Permukaan beton harus dibuat kasar. Pemasangan bata diatas kusen
harus dibuat balok latei 12/12 atau dilengkapi dengan pasangan rollaag.
Pemasangan harus dijaga kerapihannya, baik dalam arah vertikal maupun
horizontal. Sela-sela disekitar kusen-kusen harus diisi dengan aduk
c. Perawatan dan Perlindungan.
Pasangan batu bata harus dibasahi terus menerus selama sedikitnya 7 hari
setelah didirikan.
Pasangan batu bata yang terkena udara terbuka, selama waktu-waktu hujan
lebat harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok.
Siar atau celah antara dinding dengan kolom bangunan, dinding dengan bukaan
dinding atau dinding dengan peralatan, harus ditutup dengan bahan pengisi
celah.
d. Plesteran dan Pengacian.
Plesteran dan pengacian harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
Perbandingan butir-butir harus seragam mulai dari yang kasar sampai pada
yang halus, sesuai dengan ketentuan ASTM C 33.
b. Air.
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat–zat organik yang
bersifat merusak.
Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat diminum tidak perlu diuji. Pada
dasarnya semua air, kecuali yang telah disebutkan di atas, harus diuji sesuai
ketentuan AASHTO T26 dan/ atau disetujui Konsultan MK.
5. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Perbandingan Campuran Adukan dan/ atau Plesteran
Campuran 1 semen dan 3 pasir digunakan untuk adukan kedap air, adukan
kedap air 150 mm di bawah permukaan tanah sampai 500 mm di atas lantai,
tergambar atau tidak tergambar dalam Gambar Kerja, plesteran permukaan
beton yang terlihat dan tempat-tempat lain seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja.
Campuran 1 semen dan 5 pasir untuk semua pekerjaan adukan dan plesteran
selain tersebut di atas.
Bahan tambahan untuk menambah daya lekat dan meningkatkan kekedapan
terhadap air harus digunakan dalam jumlah yang sesuai dengan petunjuk
penggunaan dari pabrik pembuat.
b. Pencampuran.
Umum.
Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur atau alat
pencampur yang disetujui sampai diperoleh campuran yang merata, untuk
kemudian ditambahkan sejumlah air dan pencampuran dilanjutkan kembali.
Adukan harus dibuat dalam jumlah tertentu dan waktu pencampuran
minimal 1 sampai 2 menit sebelum pengaplikasian.
Adukan yang tidak digunakan dalam jangka waktu 45 menit setelah
pencampuran tidak diijinkan digunakan.
Adukan Khusus.
Adukan khusus untuk pasangan batu bata ringan harus dicampur sesuai
petunjuk dan rekomendasi dari pabrik pembuatnya.
c. Persiapan dan Pembersihan Permukaan.
Semua permukaan yang akan menerima adukan dan/atau plesteran harus
bersih, bebas dari serpihan karbon lepas dan bahan lainnya yang mengganggu.
Pekerjaan plesteran hanya diperkenankan setelah selesainya pemasangan
instalasi listrik dan air dan seluruh bagian yang akan menerima plesteran telah
terlindung di bawah atap. Permukaan yang akan diplester harus telah berusia
tidak kurang dari dua minggu. Bidang permukaan tersebut harus disiram air
terlebih dahulu dengan air hingga jenuh dan siar telah dikerok sedalam 10 mm
dan dibersihkan.
d. Pemasangan.
Plesteran Batu Bata.
Pekerjaan plesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan dan
pembersihan selesai.
Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempurna, bidang plesteran
dibagi- bagi dengan kepala plesteran yang dipasangi kelos–kelos sementara
dari bambu.
29
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)
Kepala plesteran dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang tegak dengan
menggunakan kepingan kayu lapis tebal 6 mm untuk patokan kerataan
bidang.
Setelah kepala plesteran diperiksa kesikuannya dan kerataannya,
permukaan dinding baru dapat ditutup dengan plesteran sampai rata dan
tidak kepingan- kepingan kayu yang tertinggal dalam plesteran.
Seluruh permukaan plesteran harus rata dan rapi, kecuali bila pasangan
akan dilapis dengan bahan lain.
Sisa–sisa pekerjaan yang telah selesai harus segera dibersihkan.
Tali air (naad) selebar 4 mm digunakan pada bagian-bagian pertemuan
dengan bukaan dinding atau bagian lain yang ditentukan dalam Gambar
Kerja, dibuat dengan menggunakan profil kayu khusus untuk itu yang telah
diserut rata, rapi dan siku. Tidak diperkenankan membu at tali air dengan
menggunakan baja tulangan.
Plesteran Permukaan Beton.
Permukaan beton yang akan diberi plesteran harus dikasarkan, dibersihkan
dari bagian–bagian yang lepas dan dibasahi air, kemudian diplester.
Permukaan beton harus bersih dari bahan-bahan cat, minyak, lemak, lumur
dan sebagainya sebelum pekerjaan plesteran dimulai.
Permukaan beton harus dibersihkan menggunakan kawat baja. Setelah
plesteran selesai dan mulai mengeras, permukaan plesteran dirawat dengan
penyiraman air.
Plesteran yang tidak sempurna, misalnya bergelombang, retak-retak, tidak
tegak lurus dan sebagainya harus diperbaiki.
Ketebalan Adukan dan Plesteran.
Tebal adukan dan/atau plesteran 10-25 mm, kecuali bila dinyatakan lain dalam
Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
e. Pengacian.
Pengacian dilakukan setelah plesteran disiram air sampai jenuh sehingga
plesteran menjadi rata, halus, tidak ada bag yang bergelombang, tidak ada bag
yang retak dan setelah plesteran berumur 8 (delapan) hari atau sudah kering
betul.
Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai dilakukan, Kontraktor harus
selalu menyiram bagian permukaan yang diaci dengan air sampai jenuh,
sekurang- kurangnya dua kali setiap harinya.
f. Pemeriksaan dan Pengujian.
Semua pekerjaan harus dengan mudah dapat diperiksa dan diuji. Kontraktor
setiap waktu harus memberi kemudahan kepada Konsultan Pengawas untuk
dapat mengambil contoh pada bag yang telah diselesaikan.
Bagian yang ditemukan tidak memuaskan harus diperbaiki dan dikerjakan
dengan cara yang sama dengan sebelumnya tanpa biaya tambahan dari Pemilik
Proyek.
30
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)
31
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)
h. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan atau
hal-hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
i. Pinggulan pasangan bila terjadi, harus dilakukan dengan gurinda, sehingga
diperoleh hasil pengerjaan yang rapi, siku, lurus dengan tepian yang sempurna.
j. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh lain selama 3 x 24 jam
dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada permukaannya.
k. Rencana pemasangan keramik dengan memperhatikan :
Gambar pelaksanaan keramik sebaiknya dibuat oleh pelaksana diajukan kepada
konsultan.
Tetapkan data level lantai yang tepat
Kontrol level finish lantai melalui beberapa spot level
Tetapkan posisi naat pergerakan
Untuk menghindari atau mengurangi pemotongan keramik
Untuk memastikan unit keramik yang terpotong menyajikan penampilan yang
seimbang ketika dipasang dan terpasang sebesar mungkin.
Untuk memastikan lokasi naat dan pola lantai sesuai dengan gambar dan
mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.
Bila tidak ada ketentuan lain dalam gambar, keramik akan dipasang mulai dari
center dari tiap-tiap bagian ruang dan pertemuan antara lantai dengan plint
adalah rata/lurus.
l. Grouting :
Keramik diberi grout ketika keramik sudah terpasang dengan tepat, tetapi
sebelum kotoran/pencemaran masuk ke dalam naat.
Lembabkan naat dan beri grout dengan perbandingan semen : pasir halus = 1:1.
Kerjakan grout dengan baik ke dalam naat sampai sama tinggi/rata, bahan grout
diproduksi pabrik.
Bersihkan grout yang berlebih dan buat bentuk naat sesuai yang diinginkan.
Ketika grout sudah mengeras, basahi keramik dengan air dan akhirnya poles
dengan kain.
kayu yang dipakai harus memenuhi standar, lurus dengan permukaan rata,
bebas dari cacat seperti cacat-cacat bekas pengangkutan.
ukuran-ukuran rangka kayu untuk kosen pintu dan jendela adalah 6/12 cm
berkualitas baik dan tidak cacat.
bentuk dan ukuran sesuai dengan gambar perencanaan, dibuat dengan lubang
dan pen.
c. Syarat-Syarat Pelaksanaan
Sebelum melaksanakan pemasangan, penimbunan kayu ditempat pekerjaan
harus ditempatkan pada area dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena
cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dankelembapan.
Apabila pembuatan dilakukan di luar proyek, pelaksana pekerjaan harus meminta
pemeriksaan dan persetujuan dari konsultan pengawas, sebelum melakukan
penyetelan kusen.
Detail kusen dan sambungan dengan material lain harus disesuaikan dengan
type kusen kayu yang akan dipasang. tiap yang berhubungan dengan dinding,
harus diberi angker dari besi beton sebanyak 2 buah untuk setiap kusen pintu
dan 4 buah untuk jendela, kemudian di cor dgn adukan 1pc: 2ps: 3kr.
Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut,
angker dan penguat lain yang diperlukan, hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan serta menjaga kerapian terutama untuk bidang-bidang tampak,
tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku satu sama lain sisi-
sisinya.
Setelah kusen terpasang, bidang permukaan kusen harus rata, waterpass serta
lot dan tidak terdapat cacat lainnya, serta diberi pelindung terhadap benturan dan
pengkotoran akibat pelaksanaan pekerjaan lain.
Pertemuan antar tembok dan kusen ditutup dengan list kayu profil, bentuk dan
ukurannya sesuai dengan gambar perencanaan.
Selanjutnya kusen di finish dengan material finishing sesuai dengan
perencanaan. pelaksanaan finishing sesuai persyaratan finishing untuk masing-
masing material.
2. Pekerjaan Kusen Alumunium
d. Lingkup Pekerjaan
pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan untuk mendapatkan
hasil yang baik.
pekerjaan kusen alumunium dilaksanakanan pada bagian bangunan pintu dan
jendela atau seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan
sesuai petunjuk pengawas lapangan sehingga fungsi masing-masing hasil
pekerjaan sempurna.
e. Persyaratan Bahan
Kusen rangka alumunium 3”
untuk pekerjaan kusen, bahan yang dipakai adalah bahan alumunium uk. 3”
aksesoris :
Skrup/ fischer, dynabolt dan paku rivet
Sealant
Besi Alumunium yang dipakai harus memenuhi standar, lurus dengan permukaan
rata, bebas dari cacat seperti cacat-cacat bekas pengangkutan.
33
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)
34
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)
35
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)
c. Syarat-Syarat Pelaksanaan
Sebelum pekerjaan dilakukan, pelaksana pekerjaan diwajibkan untuk meneliti
dengan seksama gambar-gambar dan keadaan lapangan yang ada (ukuran serta
lubang-lubang yang ada hubungannya dengan pekerjaan tersebut) termasuk
mempelajari bentuk, pola lay out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme
dan detail-detail sesuai gambar yang ada.
Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan di tempat pekerjaan
harus pada lokasi dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca
langsung dan terlindung dari kerusakan akibat pekerjaan lain dan tidak lembab.
Hasil pemasangan daun jendela harus rata dengan permukaan rangka kusen
frame, siku, tidak membentur permukaan kusen dan semua peralatan yang
dipasang dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.
37
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)
b. Semua kaca harus bebas dari noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercak-
bercak, tidak bergelombang dan harus memenuhi standar bahan yang berlaku di
Indonesia.
c. Untuk Rangka, mutu dan persyaratan bahannya sama bahan yang digunakan untuk
kosen.
d. Ukuran rangka pintu jendela sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar kerja,
persyaratan persyaratan atau sesuai petunjuk direksi. Pekerjaan ini harus
dilaksanakan dengan keahlian dan ketelitian.
b. Syarat dan Mutu.
Dimensi.
Toleransi ketebalan kaca lembaran tidak boleh melebihi dari 0.3 mm.
Toleransi lebar dan panjang tidak boleh melebihi 2 mm.
Kesikuan.
c. Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku serta tepi
potongan yang rata dan lurus. Toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan
adalah 1.5 mm/m, kecuali disyaratkan lain oleh direksi.
d. Ukuran, tebal warna dan jenis bahan yang dipasang sesuai dengan gambar kerja,
buku spesifikasi ini atau sesuai dengan petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
e. Pemotongan harus rapi dan lurus, menggunakan alat pemotong kaca khusus,
sesuai standar pabrik. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun tidak akibat pemotongan
harus digurinda dan dihaluskan sampai berbentuk tembereng.
f. Pekerjaan Pemasangan Kaca.
Sebelum pemasangan kaca, semua rangka pemegang sudah terpasang sesuai
dengan gambar kerja dan persyaratan pekerjaan untuk bahan rangka pemegang
tersebut. Tepi kaca pada sambungan atau antara kaca dengan rangka pemegang
harus diberi sealant atau dempul khusus untuk menutupi celah dengan rangka
seperti yang disyaratkan dalam gambar kerja.
Tidak diperkenankan sealant mengenai kaca terpasang lebih dari 0.5 cm batas garis
sambungan dengan kaca.
g. Kualitas Pekerjaan
Tidak boleh terjadi retak tepi pada semua kaca akibat pemasangan lis maupun
skrup.
Kaca harus telah terkunci dengan baik, sempurna dan tidak bergeser dari rangka
pemegang dan list yang ada.
Semua kaca pada saat terpasang tidak boleh bergelombang, retak dan tergores.
Apabila masih terlihat adanya gelombang, maka kaca tersebut harus dibongkar
dan diperbaiki/diganti. Biaya untuk hal ini menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa
Konstruksi dan tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan tambah.
Penyedia Jasa Konstruksi wajib memelihara dan melindungi hasil pekerjaan dari
kerusakan dan benturan, untuk itu pekerjaan kaca harus diberi tanda agar
mudah terlihat/diketahui. Semua kerusakan yang timbul menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa Konstruksi untuk memperbaiki sampai pekerjaan selesai.
38
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,, peralatan & alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.
Pekerjaan pasangan Kap, Atap dan Lisplank dilaksanakanan pada seluruh
bangunan Kantor Kelurahan Sabaru atau seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk pengawas lapangan
sehingga fungsi masing-masing hasil pekerjaan sempurna.
b. Persyaratan Bahan
Untuk konstruksi rangka atap/kuda-kuda pada bangunan menggunakan bahan
kayu klas II uk. 5/10 dan atau pasaran
Bahan rangka atap yang dipergunakan adalah :
Rangka Kuda–kuda digunakan bahan Kasau dan reng kayu klas II
Ukuran rangka kuda – kuda kayu yang tertera dalam gambar merupakan
ukuran terpasang, harus betul-betul berkualitas baik
Bahan Penutup Atap dan Bubungan :
Bahan Utama : Multi Color
Jenis : Atap genteng Metal
Mutu : SNI bergaransi pabrik tebal 0.30 mm
PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1982 (NI-3)
SII : Standart Industri Indonesia
ASTM, A 370 – 74
Listplank harus dengan bahan dari kayu klas II (Lanan)
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan teknis ini
dan pengawas lapangan.
Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contoh untuk mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas dan
Pengawas Lapangan.
Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas
terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Pengawas Lapangan.
c. Syarat-syarat pelaksanaan
Pemasangan jarak kuda-kuda yang satu dengan yang lainnya pemborong harus
mengikuti peraturan pemasangan dari pihak pabrik, karena perhitungan untuk
rangka kap adalah per meter kwadrat luas tutup kap/atap, bukan per buah kuda-
kuda.
Konstruksi harus dibuat sesuai dengan gambar detail, untuk ukuran maupun cara
pemasangan/ sesuai standar dari pabrik.
Konstruksi harus dibuat sesuai dengan gambar detail, untuk ukuran maupun cara
penyambungannya.
Sambungan harus dibuat rapi & penuh keahlian, memperhatikan peraturan yang
disyaratkan.
Penutup atap bangunan utama dipasang sesuai dengan gambar rencana dan
harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
Detail dari pasangan Atap dibuat sesuai dengan gambar, baik untuk petemuan
dengan unit penutup atap yang satu dengan lainnya ataupun pertemuan antara
atap bagian atas dengan atap bagian bawah harus dipasang rapi, dan baik serta
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
39
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)
Pemasangan Genteng metal, baik urut-urutan maupun jarak over lapping dan
toleransi-toleransi yang diperkenankan, harus sesuai dengan petunjuk yang
dikeluarkan pabrik.
Setelah penutup atap terpasang, susunannya harus rapi sehingga jika pada
susunan tersebut ditarik garis horizontal maupun diagonal, garis tersebut harus
lurus.
Overlapping galvalum harus tepat, sehingga tidak terjadi kebocoran karena
tampias.
Pemasangan atap dipasang/diperkuat dengan sekrup atau sesuai dengan
petunjuk teknis dari pabrik.
Untuk pemasangan bubungan atap di gunakan bubungan Zinculume Colour,
model C serta pemasangannya harus rata tidak bergelombang.
Semua pekerjaan tersebut diatas harus sesuai dengan ketentuan pabrik yang
mengeluarkannya.
Untuk lisplank menggunakan Kalsiplank ukuran 2/20cm, lisplank di pasang dan
diperkuat dengan paku atau sekrup.
2. Pekerjaan Plafond
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan untuk
mendapatkan hasil yang baik.
Pekerjaan pasangan Rangka Plafond dan Penutup Plafond dilaksanakanan pada
seluruh bangunan atau seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar
dan sesuai petunjuk pengawas lapangan sehingga fungsi masing-masing hasil
pekerjaan sempurna.
b. Persyaratan Bahan
Rangka Plafond digunakan adalah bahan kasau 5/5 kayu klas II
Penutup Plafond digunakan gypsum ukuran 9 mm
c. Syarat Pelaksanaan
Sebelum pemasangan rangka plafond, harus ditentukan terlebih dahulu elevasi
plafond dan buat garis sipatan pada dinding & as sumbu ruangan.
Sebelum pemasangan rangka plafond harus ditentukan terlebih dahulu jarak
penempatan penggantung.
Pemasangan rangka plafond harus menggunakan penggantung/hanger yang
benar-benar kuat.
Pemasangan harus menggunakan benang untuk pedoman penentuan titik paku
penggantung untuk menjamin kelurusan Pemasangan Rangka Plafond,
pemasangan diperkuat dengan sekrup.
Pemasangan rangka utama dan rangka pembagi dengan hollow ukuran sesuai
yg dipersyaratkan, dikerjakan sesuai gambar kerja.
Pemasangan pelapis Plapond menggunakan gypsum tebal 9 mm dan
pemasangan diperkuat dengan skrup dan baut, serta di pasang tanpa nat sesuai
dengan gambar kerja.
H. Pekerjaan Finishing
1. Pekerjaan Pengecatan
a. Lingkup Pekerjaan
Persiapan permukaan yang akan diberi cat.
Pengecatan permukaan dengan bahan yang telah ditentukan.
40
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)
Pengecatan semua permukaan dan area yang ada gambar tidak disebutkan
secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk
pengawas lapangan.
b. Standard Pengerjaan (Mock Up)
Sebelum pengecatan yang dimulai, Pemborong harus melakukan pengecatan
pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang
tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, texture, material dan cara
pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mockup ini akan
ditentukan oleh Pengawas Lapangan.
Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Pengawas Lapangan,
bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan pekerjaan
pengecatan.
c. Pengecatan Plafond
Permukaan plafond dibersihkan dari berbagai macam kotoran, lubang-lubang
paku/sekrup di isi dan diratakan dengan plamur/ wall filler.
Plafond yang akan dicat telah dikerok dan telah diamplas dibersihkan dan diberi
cat dasar.
Warna cat dan motif cat harus telah disetujui Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas/ Perencana.
Cara pengecatan harus mengikuti petunjuk/ spesifikasi yang dikeluarkan oleh
pihak pabrik cat.
d. Pengecatan Kilap
Pekerjaan Cat kilap pada permukaan papan lisplank, kusen, daun pintu, dan
ventilasi menggunakan Jenis dan merk cat yang dipakai adalah cat kilap setara
platon warna ditentukan setelah minta persetujuan pihak pengguna jasa.
Sebelum pengecatan terlebih dulu, khusus untuk kosen dilakukan pengecatan
dasar dan di amplas kemudian dilapisi cat kilap dua kali lapis.
Semua pekerjaan kayu yang akan dicat terlebih dahulu harus dibersihkan,
didempul dan dimenie kemudian dicat sampai rata.
Semua pekerjaan kayu yang akan dicat kilap terlebih dahulu dicat dasar
kemudian didempul lalu diplamir dan diampelas sampai rata, Pengecatan
dikerjakan 3 kali sampai rata warna disesuaikan
Bidang pengecatan harus dalam keadaan kering serta bebas dari debu, lemak,
minyak dan kotoran-kotoran lain yang dapat merusak atau mengurangi mutu
pengecatan.
Pekerjaan cat kilap harus dilaksanakan betul-betul rata, berwarna sama,
pengecatan dilakukan minimal 3 (tiga) kali lapis.
Pekerjaan cat kilap dikerjakan lapis demi lapis dengan memperhatikan waktu
pengeringan jenis dan bahan yang di gunakan.
Pekerjaan residu/teer pada kasau dan reng dilakukan betul-betul rata, dan
dilaksanakan minimal 2 (dua) kali lapis.
41
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)
BAB. IV
PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL
A. Pekerjaan Elektrikal
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan peralatan, pemasangan, pengujian-
pengujian dan perbaikan-perbaikan selama masa pemeliharaan. Pekerjaan tersebut
terdiri dari :
a. Pekerjaan Sistem Distribusi Daya Listrik
b. Pekerjaan Tegangan Rendah
Panel Penerangan (Lighting Panel Indoor & Outdor)
c. Pekerjaan Penerangan dan Kotak – Kotak
Armatur dan lampunya
Saklar-saklar (tunggal, seri, Switch)
Kotak-kontak biasa (KKB)
Kabel instalasi penerangan dan kotak-kontak
Pipa pelindung kabel instalasi penerangan dan kotak-kontak dengan
kelengkapannya
Flexible conduit dan kotak-kontak sambung ke titik-titik lampu
d. Pekerjaan-pekerjaan lainnya yang menunjang pekerjaan di atas.
2. Persyaratan Umum Pekerjaan Listrik
a. Pelaksana Pekerjaan harus menawar seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan
baik dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambargambar, dimana
bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan
atau peralatan yang dipakai dengan spesifikasi yang dipakai pada BAB ini,
merupakan kewajiban Pelaksana Pekerjaan untuk mengganti bahan atau peralatan
tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada BAB ini tanpa adanya tambahan
biaya.
b. Pada dasarnya semua bahan dan peralatan harus sesuai dengan ketentuan yang
tertera pada peraturan-peraturan seperti :
Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2002.
Peraturan Instalasi Listrik (PIL),
Syarat-Syarat Penyambungan Listrik (SBL),
Standart lain : AVE Belanda, VDE/DIN Jerman, IEC Standar, JIS Jepang, NFC
Perancis, NEMA USA.
Petunjuk dari pabrik pembuatan peralatan, Peraturan lainnya yang dikeluarkan
oleh instansi yang berwenang, seperti TELKOM, Dit.Jen. Bina Lindung, PLN
dan Pemerintah Daerah setempat.
c. Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki surat ijin
instalasi dari instansi yang berwenang dan telah biasa mengerjakannya dan suatu
daftar referensi pemasangan harus dilampirkan dalam surat penawaran.
3. Teknis Pekerjaan Elektrikal
a. Gambar – Gambar
Gambar-gambar rencana dan spesifikasi (persyaratan) ini merupakan suatu
kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
42
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)
Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,
sedang pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
bangunan yang ada. Dilakukan tambah kurang apabila ada perubahan.
Gambar-gambar arsitek dan struktur/sipil harus dipakai sebagai referensi untuk
pelaksanaan dan detail “finishing” instalasi.
Sebelum pekerjaan dimulai, Pelaksana Pekerjaan harus mengajukan gambar
kerja dan detail shop drawing kepada Konsultan Pengawas untuk dapat
diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan mengajukan gambar-gambar
tersebut, Pelaksana Pekerjaan dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi
yang berhubungan dengan instalasi ini.
Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi
terpasang yang disertai dengan dokumen asli operating and Maintenance
Instruction, technical instruction, spare part instruction dan harus diserahkan
kepada Konsultan Pengawas pada saat penyerahan pertama dalam rangkap 5
(lima). (Construction detail, electrical wiring diagram, control diagram dll).
b. Koordinasi
Pelaksana Pekerjaan instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Pelaksana
Pekerjaan dan pihak PLN, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar
sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi
kemajuan instalasi yang lain.
Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua
akibatnya menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
c. Pelaksanaan Pemasangan
Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pelaksana Pekerjaan
harus menyerahkan gambar kerja (shop drawing) dan detailnya kepada
Konsultan Pengawas dalam rangkap 4 (empat) untuk disetujui.
Pelaksana Pekerjaan harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala
ukuran dan kapasitas peralatan yang akan dipasang, apabila ada sesuatu yang
diragukan, Pelaksana Pekerjaan harus segera menghubungi Direksi.
Pengambilan ukuran dan atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan
menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
d. Testing & Commisioning
Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan
pengukuran yang dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan
instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan
yang ada.
Testing/pengujian meliputi : Uji Isolasi Minimal 100 MΩ (Mega Ohm) dan Uji
Beban Penuh.
Test elektrikal beban penuh selama 3 x 24 jam, harus disaksikan oleh
Direksi/Konsultan Pengawas dan bila terjadi kerusakan atau kesalahan harus
diperbaiki atas tanggungjawab Pelaksana Pekerjaan.
Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan
testing tersebut merupakan tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
Hasil Pengujian dituangkan dalam Berita Acara sebagai Syarat Penyerahan
Pertama.
e. Masa Pemeliharaan dan Serah Terima Pekerjaan
Peralatan instalasi ini harus digaransi secara tertulis dan bermaterai selama
satu tahun terhitung sejak saat penyerahan pertama.
43
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)
Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama enam bulan terhitung
sejak saat penyerahan pertama.
Selama masa pemeliharaan, Pelaksana Pekerjaan instalasi ini diwajibkan
mengatasi dan mengganti segala kerusakan yang terjadi tanpa adanya
tambahan biaya.
Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai
dilaksanakan masih merupakan tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan
sepenuhnya.
Selama masa pemeliharaan ini, apabila Pelaksana Pekerjaan instalasi ini tidak
melaksanakan teguran dari Konsultan Pengawas atas
perbaikan/penggantian/penyetelan yang diperlukan, maka Konsultan Pengawas
berhak menyerahkan perbaikan/penggantian/penyetelan tersebut kepada pihak
lain atas biaya Pelaksana Pekerjaan instalasi ini.
Selama masa pemeliharaan ini, Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus melatih
petugas-petugas yang ditunjuk oleh pemilik sehingga dapat mengenali sistem
instalasi dan dapat melaksanakan pemeliharaannya (maintenance operasional).
Serah terima pertama dari instalasi ini harus dapat dilaksanakan setelah ada
bukti pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditandatangani oleh Pelaksana
Pekerjaan dan Konsultan Pengawas serta dilampir Surat Ijin Pemakaian dari
Jawatan Keselamatan Kerja.
Apabila diperlukan oleh Pemberi Tugas, Pelaksana Pekerjaan harus bersedia
datang ke lokasi kegiatan untuk mengatasi dan memperbaiki kerusakan-
kerusakan yang terjadi. Petugas yang ditunjuk oleh Pelaksana Pekerjaan harus
sudah hadir paling lambat 3 jam setelah dihubungi oleh Pemberi Tugas.
f. Penambahan/Pengurangan/Perubahan Instalasi
Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan
dengan kondisi lapangan, harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan pihak
Direksi.
Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan
yang ada kepada pihak Konsultan Pengawas dalam rangkap 3 (tiga).
Perubahan material dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Pelaksana Pekerjaan
kepada Konsultan Pengawas secara tertulis. Dan pekerjaan
tambah/kurang/perubahan yang ada harus disetujui oleh Konsultan Pengawas
secara tertulis.
g. Ijin – Ijin
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh
biaya yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
h. Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran
Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam
pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikan seperti kondisi semula, menjadi
lingkup kerja instalasi ini.
Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada
persetujuan dari pihak Konsultan Pengawas secara tertulis.
44
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)
BAB. V
PENUTUP
A. Penutup
1. Guna menghindari kesalahan dalam hal teknis pemasangan maka apabila terdapat hal
yang kurang jelas ataupun meragukan, kontraktor harus segera memberitahukan
kepada Direksi/Pengawas Lapangan dan semua bahan sebelum dipasang terlebih
dahulu mendapat persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan.
2. Meskipun dalam spesifikasi teknis ini pada uraian pekerjaan dan bahan-bahan tidak
dinyatakan dengan kata-kata tetapi harus disediakan pemborong atau yang harus
dilaksanakan oleh pemborong, maka perkataan-perkataan tersebut dianggap ada,
termuat dalam spesifikasi teknis ini.
3. Pekerjaan tersebut harus tetap dilaksanakan dan diselesaikan oleh pemborong demi
untuk menuju penyerahan selesainya pekerjaan yang lengkap dan sempurna menurut
pertimbangan Direksi/Pengawas Lapangan.
4. Apabila ada perubahan pekerjaan bentuk dan tata letak Kontraktor di wajibkan
membuat As-Built Drawing sesuai dengan hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
Dan diperiksa oleh konsultan pengawas.
5. Hal-hal yang belum masuk ataupun belum diatur dalam persyaratan teknis ini akan
dibahas lebih lanjut pada saat pelaksanaan pekerjaan di lapangan atas dasar
persetujuan Direksi Teknis, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan
Pelaksana yang akan dituangkan di dalam Berita Acara Perubahan Pelaksanaan
Pekerjaan di Lapangan atau Tambah Kurang.
45