Panduan Skripsi 2023-2024 Aj
Panduan Skripsi 2023-2024 Aj
Panduan Skripsi 2023-2024 Aj
SARJANA KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
Tim Penulis
BAB I
KETENTUAN-KETENTUAN UMUM
1. Tugas akhir adalah tugas yang harus diselesaikan oleh mahasiswa sebelum
menyelesaikan studinya
2. Skripsi adalah tugas akhir seorang mahasiswa program sarjana berupa karya tulis
ilmiah berdasarkan hasil penelitian lapangan.
3. Skripsi pada Program Studi Sarjana Keperawatan (S1) merupakan tugas
perseorangan mahasiswa yang ditujukan sebagai salah satu persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep), skripsi ini merupakan suatu
tugas akhir (final assignment), memiliki bobot 4 sks untuk Reguler dan 2 SKS
untuk Alih Jenjang.
4. Skripsi berisi paparan tulisan tentang hasil penelitian yang membahas suatu
masalah dalam bidang ilmu keperawatan dengan menggunakan kaidah-kaidah
yang berlaku.
5. Penelitian adalah kegiatan yang terencana, terarah, sistematik dan terkendali yang
berupaya untuk memperoleh data dan informasi tentang suatu masalah untuk
menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis.
6. Penelitian dapat dilaksanakan di Rumah Sakit, Puskesmas, Tempat Layanan
Kesehatan Lainnya serta Komunitas/Masyarakat.
7. Kegiatan penulisan skripsi terdiri dari penulisan dan seminar proposal serta
penelitian dan ujian hasil penelitian.
8. Dalam penulisan skripsi, mahasiswa memiliki Pembimbing 1/ Pembimbing Utama
dan Pembimbing 2/ Pembimbing Pendamping yang ditetapkan melalui SK Rektor
Universitas Perintis Indonesia.
9. Capaian pembelajaran pada mata kuliah Skripsi ini adalah mahasiswa mampu
a. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat,
berbangsa,bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila (S6).
b. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang
keahliannya secara mandiri (S10).
c. Menguasai metode penelitian ilmiah (P12).
d. Mampu melakukan penelitian dalam bidang keperawatan untuk
menghasilkan langkah-langkah pengembangan strategis ilmu pengetahuan
dan teknologikeperawatan (KK14).
e. Menyusun laporan atau kertas kerja atau menghasilkan karya desain di
bidang keahliannya berdasarkan kaidah rancangan dan prosedur baku, serta
kode etikprofesinya, yang dapat diakses oleh masyarakat akademik (KU3).
f. Mengkomunikasikan pemikiran/argumen atau karya inovasi yang
bermanfaat bagi pengembangan profesi, dan kewirausahaan, yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan etika profesi, kepada masyarakat
terutama masyarakat profesinya (KU4).
g. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah penelitian
h. Membuat rancangan penelitian
i. Melakukan penelitian
j. Menyusun laporan penelitian dalam bentuk skripsi
k. Mempertanggungjawaban melalui uji sidang skripsi.
10. Bidang pokok skripsi adalah ilmu keperawatan sedangkan topik dan judul skripsi
ditentukan oleh mahasiswa bersama Pembimbing.
11. Judul penelitian singkat, jelas, menggambarkan variable penelitian dan tempat
penelitian.
12. Ruang Ruang lingkup skripsi addalah penelitian di rumah sakit, lapangan atau di
tempat lain dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif atau kualitatif atau
gabungan kedua metode tersebut
BAB II
1. Ketentuan Akademik
a. Bagi mahasiswa yang akan ujian Hasil Penelitian mahasiswa yang
bersangkutan harus selesai Mata Kuliah dan mendapatkan surat
keterangan lulus Mata Kuliah dari Bidang evaluasi program studi.
2. Ketentuan Administrasi
a. Mahasiswa yang sudah registrasi pada semester yang bersangkutan (
status aktif )
b. Mahasiswa yang sudah mencantumkan Mata Kuliah skripsi di KRS-nya.
c. Mahasiswa yang sudah melunasi pembayaran yang berkaitan dengan
skripsi.
BAB III
1. Ketentuan Pembimbing
a. Pembimbing 1 / Pembimbing Utama
1) Dosen ber NIDN/ NIDK yang sesuai dengan bidang ilmunya
2) Jabatan akademik minimal Lektor.
4. Area Bimbingan
a. Pembimbing Utama bertanggungjawab atas keseluruhan konten penelitian,
menyetujui judul bersama dengan mahasiswa.
b. Pembimbing pendamping bertugas memberikan pembimbingan terkait metode
penelitian yang sesuai dengan masalah penelitian serta pembimbingan kaidah
penulisan ilmiah.
c. Kedua pembimbing secara bersama dan simultan dalam melakukan
pembimbingan sesuai dengan kesepakatan keduanya
5. Peran Pembimbing
a. Membantu mahasiswa dalam mengarahkan pembuatan usulan (proposal)
penelitian, mahasiswa bersama pembimbing mendiskusikan Judul yang
definitif, outline (garis besar), memberi konsep rencana penelitian, desain
penelitian dan alat ukur yang digunakan, membimbing penyusunan skripsi
dan memeriksa konsep skripsi. Dalam hal ini pembimbing hanya bersifat
pengarah saja.
b. Pembimbing membantu mahasiswa mencarikan solusi dalam kesulitan yang
mungkin ditemukan selama penyusunan proposal penelitian atau saat
melakukan penelitian, misal memberikan nasehat untuk menemui pakar,
seandaianya mahasiswa mendapat kesulitan dalam metode penelitian atau
bantuan lainnya.
c. Pembimbing memotivasi mahasiswa dengan baik, memberikan dorongan
sehingga mahasiswa tidak mendapat kesulitan dan tepat waktu dalam
menyelesaikan skripsinya.
d. Pembimbing boleh mengingatkan mahasiswa tentang poin apa saja yang
dinilai dalam ujian skripsi dan untuk itu mengingatkan mahasiswa untuk
mematuhi pedoman pembuatan skripsi.
e. Pembimbing diwajibkan menyediakan waktu untuk konsultasi bagi
mahasiswa bimbingan, sekurang-kurangnya 2 jam setiap minggu
6. Penggantian Pembimbing
Penggantian pembimbing dapat dilakukan karena alasan tersebut dibawah ini:
a. Penggantian pembimbing dapat dilakukan apabila pembimbing berhalangan
secara menetap, misalnya: sakit dan cuti lebih dari 2 bulan, mendapat
tugas belajar, atau mengundurkan diri dengan alasan yang dapat diterima.
b. Dosen Pembimbing yang tidak memberikan pembimbingan minimal 2 kali
selama 1 bulan, tanpa alasan yang jelas dan dapat diterima
c. Dosen pembimbing menyatakan keberatan untuk melakukan pembimbingan
dikarenakan tidak terkait dengan bidang keilmuannya dan atau
mengembalikan mahasiswa dengan alasan mahasiswa telah dibimbing selama
2 semester, namun belum mengalami kemajuan.
7. Penguji Skripsi
a. Setiap mahasiswa mendapatkan tiga orang penguji yang ditentukan oleh
Ketua Program Studi.
b. Penggantian penguji proposal skripsi dapat dilakukan jika penguji yang
ditunjuk mengundurkan diri dari penugasan.
c. Penguji ujian proposal skripsi adalah sama dengan penguji ujian hasil skripsi.
8. Sanksi
Sanksi Bagi Dosen
a. Seorang Pembimbing yang terbukti tidak menjalankan tugas sebagaimana
mestinya dikenakan sanksi berupa teguran lisan atau tertulis.
b. Seorang Penguji yang terbukti melanggar kaedah-kaedah pemberian nilai
ujian yang berlaku, dikenakan sanksi tidak dibenarkan menjadi pembimbing
atau penguji pada kegiatan skripsi mahasiswa.
c. Pembimbing yang membatalkan kehadiran pada hari H pelaksanaan seminar
proposal, maksimal 3 kali tanpa alasan kedinasan, sakit dan alasan yang
dapat diterima lainnya, akan diberikan sanksi pengurangan jumlah mahasiswa
bimbingan pada periode bimbingan berikutnya.
d. Dosen Penguji yang membatalkan kehadiran pada hari H, maksimal 3 kali,
diberikan sanksi akademik pengurangan jumlah mahasiswa yang diuji pada
periode pembimbingan berikutnya.
e. Dosen Penguji yang membatalkan kehadiran pada 1 hari sebelum hari
H/pada hari H, wajib mencarikan dosen penguji pengganti, yang
dilaporkan kepadasekretariat skripsi.
A. Proposal
1. Topik Penelitian
Topik penelitian mahsiswa diutamakan mengacu pada road map penelitian tim
pembimbing khususnya pembimbing 1.
c. Melakukan pengajuan uji layak etik (ethical approval) bagi penelitian yang
akan melibatkan manusia dan hewan coba sebelum penelitian kepada subjek
dilakukan.
e. Bila dinyatakan nilai similarity > 30%, maka ujian belum bisa dilaksanakan,
melakukan perbaikan dan dilakukan penegecekan kembali status
plagiarismnya.
B. Skripsi
1. Tata cara konsultasi penyusunan laporan penelitian
a. Setelah mahasiswa menyelesaikan pengumpulan data di lapangan (tempat
penelitian), maka mahasiswa diwajibkan melaporkan buku data-data tersebut
pada pembimbing untuk mendapat persetujuan untuk diolah.
b. Bila ada kesulitan dalam pengolahan data, sebaiknya berkonsultasi dengan
pembimbing atau penyedia layanan pengolahan data.
c. Setelah diolah, peneliti melaporkan print out hasil analisa statistiknya, agar
hasil penelitian dapat disusun secara tepat.
d. Pada pertemuan berikutnya pembimbing memeriksa dan mengoreksi bab
hasil penelitian yang telah disusun.
e. Setelah itu, pembimbing memeriksa dan megoreksi bab pembahasan dan
penutup (simpulan dan saran) laporan penelitian.
1. Citasi
3. Hak Pengarang
Mahasiswa sebagai peneliti utama dapat mengajukan Uji Laik Etik (ethical approval) dari
penelitiannya yang melibatkan manusia dan hewan coba. Ujik etik penelitian ini diajukan
sebelum mahasiswa melakukan penelitian kepada subjek penelitian, dan dapat diajukan
segera setelah proposal penelitian setelah diperbaiki dan disetujui anggota sidang proposal
penelitian.
Prosedur pengajuan Uji Laik Etik Penelitian (ethical approval) di KEPK Universitas
Perintis Indonesia:
1. Peneliti melakukan pendaftaran ke link google-form https://bit.ly/EthicsUPERTIS yang
sebelumnya telah memiliki bukti transfer biaya kaji etik kepada rekening lembaga KEPK
UPERTIS berdasarkan ketentuan yang berklaku.
2. Selanjutnya, peneliti mengisi formulir protokol pengajuan kaji etik yang telah dikirim ke
email peneliti sebelumnya.
3. Peneliti mengisi formulir protokol pengajuan etik F1 untuk manusia sebagai subjek
penelitian, atau formulir F2 untuk subjek penelitian menggunakan hewan coba.
4. Peneliti meng-emailkan isian protocol kaji etik penelitian, CV peneliti, dan surat
pernyataan peneliti ke email resmi KEPK UPERTIS ( [email protected] ).
5. Untuk cek status kaji etik berdasarkan keputusan dewan penelaah (reviewer) apakah
sedang direview, layak dengan rekomendasi, disetujui/tidak disetujui akan diumumkan
melalui email peneliti langsung.
6. Perbaikan protokol (sesuai hasil review) diupload diupload kembali ke email resmi
KEPK UPERTIS.
7. Surat lulus etik (ethical approval) dapat didownload di email jika telah dinyatakan luls
dari beberapa reviewer.
8. Biaya kaji etik (administration fee):
9. Surat Lulus Etik Penelitian (ethical approval) harus dilampirkan sebagai syarat mengikuti
ujian sidang akhir/ komprehensif skripsi.
BAB VI
Dalam penulisan Proposal dan Skripsi terdiri atas tiga bagian, yaitu Bagian Awal, Bagian
Utama dan Bagian Akhir. Ketiga bagian ini merupakan susunan terstruktur untuk penjilidan
naskah akhir skripsi.
A. Bagian Awal Proposal dan Hasil Penelitian Skripsi
Bagian awal terdiri proposal dimulai dengan sampul luar sampai dengan daftar arti
dan lambang (bila ada). Untuk semua jenis skripsi, susunan bagian awal dapat dirinci
sebagai berikut:
1. Halaman sampul skripsi 1 (hard cover paper pada skripsi)
2. Halaman sampul skripsi 1 (pada proposal dan skripsi)
3. Halaman sampul skripsi 2 (pada skripsi)
4. Halaman Pernyataan keaslian skripsi (pada skripsi)
5. Halaman persetujuan
6. Halaman Pengesahan Penguji
7. Abstrak 2 bahasa (B.Indonesia dan B.Inggris pada skripsi)
8. Daftar Riwayat Hidup (pada skripsi)
9. Kata Pengantar
10. Daftar Isi
11. Daftar Tabel
12. Daftar Gambar/ Skema
13. Daftar Lampiran
BAB 1 Pendahuluan
Penjelasan secara terinci dari struktur penulisan skripsi dapat dilihat sebagai
berikut :
A. BAGIAN AWAL
1. Halaman Sampul Depan
Halaman sampul luar untuk proposal maupun skripsi berwarna orange
Halaman sampul dalam dibuat pada kertas berwarna orange. Pada halaman
sampul luar dan dalam berisi komponen (lampiran 1):
a. Judul penelitian
b. Logo berwarna Universitas Perintis Indonesia
c. Nama peneliti (tanpa gelar apapun)
d. Nomor Induk Mahasiswa
e. Nama program studi
f. Nama Fakultas
g. Nama Perguruan Tinggi
h. Tahun penelitian
2. Lembar Pernyataan
Merupakan halaman yang berisi pernyataan bahwa penulisan skripsi ini
merupakan hasil karya sendiri bukan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap
hasil karya orang lain (lampiran 4).
3. Halaman pengesahan
Halaman pengesahan berisi pertanyaan persetujuan dengan kalimat yang
menyatakan bahwa pembimbing telah menyetujui laporan penelitian. Adapun
komponennya adalah sebagai berikut (lampiran 3):
a. Tempat, bulan dan tahun disetujui
b. Nama pembimbing dan tanda tangan
4. Abstrak
Abstrak merupakan bentuk mini karangan ilmiah yang terdiri dari 150-250
kata. (lampiran 5).
Abstrak yang digunakan adalah abstrak terstruktur (structured abstract),
yang terdiri dari 4 paragraf, yaitu:
1) Latar Belakang (Background): alasan utama mengapa penelitian
dilakukan, atau Tujuan (Objective): tujuan penelitian
2) Metode (Methods): Bagaimana proses pengambilan data penelitian
dilakukan dan dipresentasikan.
3) Hasil (Result): Hasil utama yang diperoleh
4) Simpulan (Conclusions) dan saran: Simpulan utama penelitian yang
disertai saran praktis yang ditujukan secara umum dari hasil penelitian
Oleh karena itu untuk dapat mengidentifikasi dengan baik dan teliti tentang
masalah penelitian, perlu penguasaan yang baik tentang substansi penelitian
melalui penelusuran pustaka, diskusi dan konsultasi dengan pakar, senior
atau teman sejawat.
2) Rumusan Masalah
3) Tujuan Penelitian
Perlu disebutkan secara eksplisit; karena satu materi penelitian yang sama dapat
digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang berbeda.
Dibedakan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.
a) Tujuan Umum (Ultimate goal, ultimate objective); dinyatakan secara
kategoris apakah tujuan akhir dari penelitian yang hendak dilaksanakan
tersebut, yang mungkin merupakan aspek yang lebih luas atau tujuan jangka
panjang.
b) Tujuan Khusus (Spesific objectives); disebutkan dengan tajam hal-hal yang
akan langsung diukur, dinilai, atau diperoleh dari penelitian.
Contoh:
Tujuan umum:
Mengetahui efektifitas edukasi kesehatan terhadap perilaku
pencegahan DHF Di....
Tujuan khusus:
(a) Mengidentifikasi edukasi kesehatan pada DHF.
(b) Mengidentifikasi perilaku pencegahan DHF
(c). Mengetahui efektifitas edukasi kesehatan terhadap perilaku
pencegahan DHF Di....
4) Manfaat Penelitian
Berisi uraian mengenai manfaat apa yang diharapkan diperoleh dari penelitian
yang dilakukan nanti. Manfaat di dalam bidang akademik atau ilmiah
(perkembangan ilmu keperawatan), pelayanan masyarakat (pelayanan
keperawatan), serta pengembangan penelitian itu sendiri.
b. Tinjauan Pustaka
Berisi uraian mendalam mengenai berbagai aspek teoritis yang mendasari
penelitian. Tinjauan pustaka merinci hal-hal yang telah diuraikan dengan singkat di
dalam latar belakang masalah, juga mengenai hubungan antar variabel. Merupakan
analisis dan sintesis terhadap sumber-sumber literatur yang diperlukan untuk
menggambarkan suatu fenomena yang diketahui atau belum diketahui yang
berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan, juga berasal dari ramuan
pendapat atau mosaic hasil penelitian terdahulu yang mendukung penelitian yang
akan dilakukan.
Beberapa catatan yang perlu diperhatikan:
1) Harus dicerna dan diintrepretasi sebaik mungkin, diberi pengantar yang baik
untuk memberikan informasi yang komprehensif dan akurat.
2) Perlu kajian yang cermat (analisis dan sintesis) dalam merangkum beberapa hal,
terutama hal-hal yang kontroversi. Pendekatan meta-analysis teknik terbaik dan
paling sahih untuk mengambil kesimpulan akhir dari hal-hal yang bersifat
kontoversi, khususnya uji klinis yang kontroversial.
3) Tinjauan pustaka bukan buku ajar yang memerlukan pembahasan seluruh aspek
secara seimbang. Penekanan pertama dalam tinjauan pustaka adalah tinjauan
yang komprehensif terhadap aspek yang diteliti dengan penekanan khusus pada
hubungan antar variabel yang dipermasalahakan, serta variabel-variabel lain
yang mungkin berperan. Pengertian-pengertian dasar tetap perlu dikemukakan,
tetapi tidak seperti menulis buku ajar.
4) Seyogyanya menggunakan sumber pustaka yang terbaru (5 – 10 tahun terakhir),
agar informasi yang digunakan tidak kadaluarsa. Biasanya artikel asli dan
tinjauan pustaka dalam majalah ilmiah atau makalah dalam pertemuan ilmiah.
5) Pada pemaparan rujukan yang diambil dari penelitian lain, perlu disebutkan:
area yang diteliti, sampel dan tempat serta waktu penelitian.
6) Alur pikiran yang logis harus tetap terjaga, disamping bahasa yang taat azas,
tidak menggunakan kalimat yang terlalu panjang, kalimat yang tidak bersubyek
atau ejaan yang tidak taat azas. Begitupula dengan penulisan rujukan sangat
perlu diperhatikan dan harus taat azas.
7) Tinjauan pustaka bukan merupakan hasil copy – paste dari literatur yang
ditemukan melainkan hasil ramuan dari berbagai sumber informasi yang diramu
secara apik menggunakan bahasa peneliti sendiri sesuai kaidah bahasa Indonesia
yang baik dan benar. Hal ini termuat dalam surat pernyataan keaslian atau
originalitas dari skripsi Anda yg ditempeli materai Rp. 10.000 (Lampiran 4).
8) Kelalaian dalam menuliskan kutipan atau melakukan referensi dapat berakibat
pada pembatalan nilai skripsi, pemberian sanksi akademik maupun
pelaporan pada pihak yang berwajib!!!
9) Detail dari cara menulis referensi pada penelitian dapat dilihat pada BAB IV
c. Kerangka Teori
Kerangka konsep bukan alur penelitian atau kerangka desain penelitian. Kerangka
konsep berasal dari ringkasan berbagai aspek teoritis (kerangka teori) yang telah
disajikan dalam tinjauan pustaka. Biasanya dibuat dalam bentuk diagram yang
menunjukkan jenis serta hubungan antar variabel yang diteliti dalam batas-batas
ruang lingkup penelitian. Kerangka konsep yang baik dapat memberikan informasi
yang jelas khususnya hipotesis penelitian dan bagaimana usaha mengatasi hipotesis
tandingan dalam suatu penelitian, serta mempermudah peneliti untuk memilih
disain penelitian. Diagram tidak menunjukkan populasi terjangkau, sampel,
randomisasi interverensi, dan urutan kronologis dari kegiatan penelitian.
Langkah-langkah membuat kerangka konsep:
1) Identifikasi dan klasifikasi variabel penelitian; variabel yang diteliti maupun
yang tidak diteliti, variabel utama dan klasifikasi variabel lainnya.
2) Uraikan konsep masing-masing hubungan variabel penelitian.
3) Kaitkan masalah penelitian dengan konsep yang telah diuraikan.
4) Buat beberapa diagram dan pilih diagram yang informatif dan efisien.
d. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara atas pertanyaan penelitian yang
telah diajukan yang didasarkan pada rujukan yang memadai, yang harus diuji
kesahihannya secara empiris melalui uji hipotesis (uji statika atau uji kemaknaan)
yang tepat. Dapat pula didefinisikan sebagai: “Penjelasan sementara yang diajukan
untuk menerangkan fenomena problematic atau persoalan penelitian yang
dihadapi” dari analisis-sintesis sumber-sumber yang diperlukan pada tinjauan
pustaka. Secara operasional dapat pula didefinisikan sevagai: “Suatu pernyataan
tentang hubungan (yang diharapkan) antara dua variabel atau lebih yang
memungkinkan untuk pembuktian secara empiris”.
Untuk pengembangan landasan teoritis, ada 3 hal yang dapat dijadikan dasar oleh
peneliti, yaitu:
1) Teori yang mapan, yang berkaitan dengan permasalahan penelitian yang
dihadapi.
2) Fakta empiris atau informasi yang diketahui dari penelitian yang terdahulu.
3) Konsep atau teori imajinatif peneliti sendiri (asumsi), yang dimunculkan dalam
rangka melengkapi teori dan fakta empiris agar dapat menjawab permasalahan
penelitian yang dihadapi.
Ketiga hal di atas dirangkai secara logis dan sistematis oleh peneliti, sehingga
hipotesis yang diajukan “masuk akal” dan mempunyai dasar yang kuat. Untuk
pengembangan landasan teoritisnya ini, kemampuan analisis peneliti, termasuk di
dalamnya cara berpikir secara logis dan sistematis, baik yang diwujudkan secara
lisan maupun tulisan, merupakan hal yang amat membantu kemampuan
metodologis peneliti.
Petunjuk praktis yang sederhana untuk mengembangkan landasan teori adalah
sebagai berikut:
1) Identifikasi variabel-variabel dari rumusan permasalahan penelitian,
2) Cari informasi sedalam dan seluas mungkin dari teori dan fakta penelitian yang
telah ada, yang berkaitan dengan variabel-variabel diatas,
3) Hubungkan kenyataan yang ada dengan informasi tersebut, sehingga peneliti
dapat “mereka-reka” konsep atau hubungan imajinatifnya, sehingga antara
kenyataan, teori dan permasalahan terdapat juga hubungan yang jelas.
Apabila informasi ilmiah yang ada tidak cukup tersedia, misalnya permasalahan
penelitian menyangkut suatu hal yang sama sekali baru (baik dalam substansi
maupun dalam konteks kondisonalnya), maka tidak perlu peneliti mengembangkan
hipotesis. Misalnya, pada penelitian eksploratif atau deskriptif murni. Sebaliknya,
apabila cukup tersedia informasi ilmiah, maka peneliti perlu mengembangkan
hipotesis. Untuk itu peneliti dapat mempersiapkan suatu penelitian analitik,
misalnya berbagai model survey analitik. Survey deskriptif, reviu program,
penelitian sejarah, dan penelitian grounded tidak perlu hipotesis. Dalam penelitian
analitik, hipotesis merupakan suatu keharusan mutlak.
Dikenal dua jenis hipotesis kerja, yaitu hipotesis satu ekor (one tail), hubungan
yang sudah jelas arahnya dan dua ekor (two tail), hubungan yang belum jelas
arahnya. Misalnya: Norvask menurunkan tekanan darah penderiata hipertensi
(one tail): Norvask mempengaruhi tekanan darah penderita hipertensi(two tail).
Untuk dapat merumuskan hipotesis yang adekuat pada prinsipnya ada 2
pertimbangan, yaitu: (1) menyangkut substansi atau isi hipotesis itu sendiri; (2)
menyangkut fomulasinya. Adekuantitas substansi hipotesis ditentukan oleh
seberapa jauh dapat menjawab permasalahan penelitian yang diajukan, dan
seberapa lengkap informasi teoritis maupun fakta penelitian terdahulu
digunakan dalam mengembangkan landasan teori bagi penyusunan hipotesis
tersebut.
Kriteria formulasi atau rumusan hipotesis yang baik, antara lain:
1) Merupakan kalimat deklaratif, yang menjawab pertanyaan penelitian,
2) Mengekspresikan jenis hubungan antara dua variabel atau lebih,
3) Operasional (memungkinkan dilakukan pembuktian secara empiris), yaitu
keterukuran variabel (measurable) dan keterujian kolerasi (provable)
4) Berkaitan dengan teori yang sudah mapan atau hasil penelitian sebelumnya,
5) Mempunyai cakupan yang “cukupan”, tidak terlalu umum tau luas, juga tidak
terlalu sempit atau spesifik.
b. Metode Penelitian
Di bawah ini akan diuraikan komponen-komponen metode penelitian, sebagai
berikut:
1) Desain Penelitian
Merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan penelitian atau menguji
kesahihan hipotesis. Dikemukakan dengan satu kalimat desai penelitian apa
yang dipergunakan.
Desain penelitian dibagi menjadi 2 kelompok besar, termasuk dalam
penelitian keperawatan; yaitu: a) desain kualitatif, dan b) kuantitatif.
a) Penelitian kualitatif dapat dibagi: (1) pendekatan fenomologis, (2)
pendekatan etnografis, (3) pendekatan antropologis, (4) pendekatan historis,
dan (5) pendekatan Grounded Theory.
b) Penelitian kuantitatif dapat dibagi 2 desain utama; yaitu: (1) disain
eksperimental dan (2) disain non-eksperimental.
(1) Disain eksperimental merupakan desain yang umum digunakan dalam
ilmu pengetahuan alam atau ilmu dasar. Disain ini memungkinkan
peneliti untuk menegakkan hubungan sebab-akibat secara akurat dan
selanjutnya digunakan untuk meramalkan dan menjelaskan fenomena.
Disain ini ditandai oleh suatu perbandingan antara kelompok-kelompok
yang sama, manipulasi variabel bebas, pengukuran setiap variabel
terikat, penggunaan statistic inferensial, dan control ketat terhadap
variabel-variabel pengganggu.
Menurut Campbell & Stanley, disain penelitian eksperimental dapat
dibagi 4 kategori, yaitu: (1) Pre-experimental designs, (2) True
experimental design, (3) Quasi-experimental design, dan (4)
Correlational and ex post facto designs.
ganda (double blind clinical trial) dan uji klinis tersamar tunggal (one
blind clinical trial).
(2) Disain noneksperimental biasanya berorientasi pada waktu sekarang
ini, yakni menggambarkan apa yang ada pada suatu waktu tertentu.
Variabel-variabel tidak dengan sengaja dimanipulasi, dan keadaan
tidak dikontrol. Peneliti tidak melakukan intervensi pada subyek
penelitian. Observasi-observasi ditampilkan dengan angka-angka yang
dapat dianalisis secara statistic. Data biasanya dikumpulkan melalui
penggunaan suatu kuisioner, wawancara, observasi, penelusuran
literature atau teknik insiden kritis. Dalam bidang epidemiologi, untuk
studi eksplanatoris dikenal beberapa bentuk disain, yaitu : (a) studi
potong-melintang (cross sectional study), (b) studi kohort (Cohort
study), dan (c) studi kasus-kontrol (Case-control study).
(3) Disain cross sectional, dapat digunakan untuk studi deskriptif
maupun untuk studi eksplanatoris. Untuk studi deskriptif, hana
digunakan untuk mendeskripsi fenomena yang ditemukan, baik yang
berupa faktor risiko maupun efek atau hasil. Fenomena hasil penelitian
disajikan secara apa adanya, peneliti tidak mencoba menganalisis
bagaimana dan mengapa fenomena tersebut dapat terjadi, tidak perlu
hipotesis dan tidak dilakukan analisis statistic mengenai hubungan
antara variable; misalnya studi prevalens (prevalence study).
Sebaliknya, untuk studi eksplanatoris (penelitian analitik), peneliti
mencoba mencari hubungan antar variable. Dilakukan analisis terhadap
data yang dikumpulkan untuk menguji hipotesis. Disini, variable bebas,
variable tergantung dan variable lainnya dinilai atau diukur pada saat
yang sama.
Contoh 1 :
Penelitian ini merupakan studi kasus-kontrol untuk menilai peran gen
ACE terhadap terjadinya hipertropi ventrikel pada penderita hipertensi.
Contoh 2 :
Tidak jarang dalam satu penelitian diperlukan 2 atau lebih disain; untuk
itu diperlukan penjelasan disain apa yang digunakan pada setiap
bagian.
Contoh 1 :
Contoh 2 :
Contoh :
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dengan cara tertentu. Data
yang diperoleh dari suatu penelitian adalah hasil pengukuran atau observasi
yang diperoleh dari sampel suatu populasi. Dalam usulan penelitian cara
pemilihan sampel penelitian harus ditegaskan secara eksplisit.
Semua penelitian dengan subyek manusia, baru dapat dilakukan apabila telah
diperoleh persetujuan subyek atau orang orang-orang yang bertanggungjawab
atas responden. Formulir persetujuan disertakan pada lampiran skripsi di bagian
akhir.
5) Cara Kerja
Beberapa hal yang perlu dijelaskan pada cara kerja penelitian, antara lain : (a)
alokasi subyek; (b) pengukuran dan intervensi; dan (c) criteria penghentian
penelitian.
Pada setiap penelitian harus disebutkan secara jelas subyek mana yang menjadi
kelompok yang diteliti dan subyek mana yang menjadi kelompok kontrol (bila
ada). Pada penelitian observasional (non-eksperimental) peneliti tidak
mengalokasi subyek terpajan dan yabg tidak terpajan, melainkan hanya
mengobservasi pajanan yang terjadi secara alamiah. Pada studi intervensional
(eksperimental) peneliti mengalokasikan subyek yang mendapat perlakuan dan
mana yang tidak dapat perlakuan. Cara alokasi tersebut harus disebutkan secara
eksplisit. Cara randomisasi (simple randomization, block randomization,
stratified randomization), atau bukan randomisasi, misalnya dengan matching.
Semua konsep yang ada dalam penelitian harus dibuat batasan dalam istilah
yang operasional, agar tidak ada makna ganda. Harus didefinisikan dengan
tegas supaya kerancuan dalam pengukuran, analisis, serta kesimpulan dapat
dihindari.
c. Hasil Penelitian
1) Teknik Penulisan
a) Dalam mengemukakan hasil tidak perlu diberikan ulasan atau komentar dan
lain-lain. Agar terdapat alur pemikiran yang mudah diikuti, diperlukan
kalimat pengantar.
b) Tidak perlu mengulang dalam naskah hal yang telah disajikan dalam tabel
atau gambar, kecuali menyebut sebagian diantaranya untuk memberi
penekanan, misalnya yang paling menonjol, controversial, dan lain-lain.
2) Bagian Deskriptif
3) Bagian Analitik
Bagian analitik pada hasil penelitian dikemukakan dengan urutan yang logis.
Analisis bersifat lebih umum dikemukakan terlebih dahulu, disusul dengan
analisis yang lebih rinci.
Berikut ini akan dikemukakan beberapa patokan yang lazim, antara lain :
a) Bilangan yang terdiri dari satu digit (angka 9 atau kurang) yang tidak diikuti
oleh satuan (unit) dapat ditulis dengan huruf.
b) Bilangan satu digit yang diikuti dengan satuan (unit) ditulis dengan angka.
c) Bilangan yang terdiri dari 2 digit atau lebih ditulis dengan angka.
d) Bilangan pada awal kalimat tidak ditulis dengan angka, tetapi dengan huruf.
5). Statistik
a) Ketepatan Numerik
1. Dalam menyajikan nilai rerata, SD, dan statistic lainnya harus dilihat
ketepatan data aslinya. Nilai rerata hanya perlu diberi satu decimal
lebih dari data aslinya.
2. Standard deviation (SD) dan standard error (SE) ditulis dengan satu
atau dua desimal lebih dari nilai asli.
3. Nilai t, x2 dan r hanya memerlukan dua desimal.
4. Untuk menulis persentase, jarang diperlukan lebih dari satu desimal,
kecuali bila jumlah subyek sangat besar. Bila jumlah subyek sangat
kecil, maka penulisan persen tidak diperkenankan, cukup dituliskan
angka yang diobservasi. Tidak ada kesepakatan berapa penyebut
minimal agar sesuatu fraksi dapat dinyatakan dalam persen, namun
penyebut di atas 100 pasti layak, dan di bawah 20 pasti tidak layak.
Sebagian mengambil jalan tengah, yakni penyebut minimal adalah 40
– 50.
• Nilai p
Contoh :
g) Tabel
Tabel diperlukan di semua bagian, namun yang paling sering adalah pada
Bab Hasil. Dalam penggunaan table ini perlu dipertimbangkan beberapa hal,
sebagai berikut :
1. Judul tabel diletakkan ditengah (center), ukuran 10, ditulis dengan huruf
kecil, tiap awal kata dimulai dengan huruf kapital.
i) Ilustrasi
Sama halnya dengan tabel, ilustrasi juga seringkali dibatasi oleh editor
Cropping, tanda-tanda, singkatan dan legenda gambar harus benar-benar
diperhatikan. Jangan sampai ada ketidaksesuaian antara naskah dengan
gambar, sehingga ilustasi yang seharusnya memperjelas naskah bahkan
membuat pembaca menjadi bingung.
d. Diskusi (Pembahasan)
Dalam tahap ini peneliti mengemukakan atau menganalisis secara mendalam
makna penemuan penelitian yang telah dinyatakan dalam tahap hasil dan
menghubungkannya dengan pertanyaan penelitian. Tidak hanya sekedar
memindahkan data yg ada pada hasil!!!! Peneliti menjelaskan apa saja hasil
temuannya dilapangan yg dijabarkan secara detail dan runut lalu dibandingkan
dengan temuan-temuan peneliti-peneliti sebelumnya. Apakah memperkuat,
berlawanan, atau sama sekali baru. Tiap pernyataan harus dijelaskan dan didukung
oleh literatur yang memadai.
e. Keterbatasan Penelitian
Dalam pembahasan ini perlu pula dikemukakan juga keterbatasan penelitian, baik
dalam disain maupun dalam eksekusinya. Tidak jarang disain suatu penelitian
secara inheren mengandung kelemahan, dan pelaksanaan penelitian tidak selalu
sesuai dengan dengan yang direncanakan, misalnya banyak data yang tidak
lengkap karena kehilangan jejak. Hal-hal tersebut harus dinyatakan dan dibahas
dampaknya terhadap hasil. Peneliti harus jujur bila dia mengetahui terdapat
kelemahan dalam penelitiannya, dia harus menyebut dan membahasnya, bukan
membicarakan dengan harapan orang lain tidak melihatnya.
Pada akhir karangan harus dinyatakan simpulan yang diperoleh dari penelitian
tersebut, dan relevansinya dengan ilmu pengetahuan, praktek serta manfaatnya
untuk penelitian yang akan datang. Simpulan penelitian merupakan sintesis dari
keseluruhan aspek penelitian yang terdiri dari masalah, kerangka teoritis (kerangka
konsep), hipotesis, metode dan penemuan penelitian. Seintesis ini membuahkan
simpulan yang ditopang oleh suatu kajian yang bersifat terpadu dengan meletakkan
berbagai aspek penelitian dalam presfektif yang menyeluruh. Oleh karena itu,
biasanya diuraikan kembali secara ringkas pernyataan-pernyataan pokok dari aspek
tersebut di atas dengan meletakkan dalam kerangka yang mengarah ke simpulan.
Dalam mengkaji simpulan penelitian, disebabkan sifatnya yang terpadu dan
menyeluruh, maka seorang penelitimeninggalkan perannya sebagai ilmuwan dan
beralih menjadi seorang filsuf. Hal ini berarti bahwa seorang peneliti harus mampu
menarik simpulan yang utuh dari data yang bersifat terpisah dengan tidak
meninggalkan sifat keilmuan. Persyaratan ini patut diingat karena sering ditemukan
bahwa seorang peneliti menarik simpulan yang berada di luar batas
kewenangan
lingkup penelitian serta simpulan analisis data yang dikumpulkan. Simpulan ini
semestinya telah dibahas dengan hasil penelitian lain dan pengetahuan yang relevan.
Berdasarkan analisis tersebut di atas, maka seorang peneliti dapat melihat berbagai
implikasi yang ditimbulkan oleh simpulan penelitian. Implikasi ini umumnya bias
berupa pengembangan ilmu, kegunaan terapan yang bersifat praktis dan
penyususnan kebiijaksanaan. Hal ini kemudian dijabarkan dalam serangkaian
tindakan yang berupa saran-saran.
Dalam prakteknya, kesalahan yang sering dilakukan, antara lain:
1). Pembahasan hanya merupakan pengulangan apa yang telah dikemukakan
dalam bab hasil. Hal ini tidak tepat; tidak perlu mengulang hal yang
telah disajikan dalam hasil.
2). Tidak dilakukan pembahasan secara adekuat tentang apa yang ditemukan
pada hasil. Hal ini sangat disayangkan karena data tetap dibiarkan
sebagai data, tidak dihubungkan dengan ilmu yang sudah ada.
3). Simpulan yang tidak didukung oleh data. Meskipun pengarang diberi
hak yang seluas-luasnya untuk mengajukan pendapat dalam
pembahasan, namun hal yang berupa simpulan harus yang benar-benar
didukung oleh data yang diperoleh dalam penelitian. Saran, usul atau
perkiraan dapat dikemukakan, namun bukan sebagai simpulan. Apabila
cukup alasan untuk menganjurkan pembaca agar melakukan atau tidak
melakukan sesuatu, maka penelitian harus mengemukakannya dengan
wajar. Bila masih terdapat hal-hal yang controversial, maka dapat
diusulkan untuk dilakukan penelitian lanjutan.
Kemampuan peneliti untuk menyatakan makna penemuannya tidak
kalah pentingnya dengan kemampuannya merancang dan melaksanakan
penelitian.
Daftar pustaka tidak hanya yang bersangkutan dengan substansi yang diteliti,
melainkan juga dapat metodologi dan teknik statistika yang dipergunakan. Lebih
lanjut mengenai cara penulisan atau sistem referensi APA yg digunakan, dapat dilihat
pada BAB IV dari buku panduan ini.
3. Lampiran
Data dasar, rumus sampel dan perhitungannya, rumus statistika, tabel prosedur dan
lain-lain yang relevan dapat disertakan. Daftar nama repsonden, baik inisial maupun
nomor rekam medis, alamat jelas atau identitas lain yang dapat memberi informasi ttg
siapa sebenarnya responden tidak boleh dituliskan!!!
2. Jenis huruf
Hendaknya diketik dengan komputer, menggunakan program Windows, dengan jenis
huruf (font) Times New Roman. Jenis huruf ini disebut huruf proporsional, karena
jarak antar huruf tergantung pada besar kecilnya huruf tersebut.
3. Ukuran huruf
Judul bab, judul sub bab, teks induk, abstrak, lampiran, daftar rujukan menggunakan
ukuran huruf 12 point.
Kutipan blok, abstrak makalah dan artikel, judul tabel, judul bagan/gambar, teks tabel,
teks bagan/gambar, catatan akhir, catatan kaki, indeks, header, footer menggunakan
ukuran huruf 10 point.
4. Model huruf
Penggunaan huruf normal, miring (italic) tebal (bold) dan garis bawah (underline)
sebagai berikut:
a) Normal
Teks induk, abstrak, kata-kata kunci, tabel, gambar, bagan, catatan, lampiran.
b) Miring
Kata non Indonesia (bahasa asing atau bahasa daerah). Istilah yang belum lazim.
Bagian penting (untuk bagian penting tidak boleh digunakan bold-normal, tetapi
boleh italic-bold). Contoh yang disajikan pada teks utama. Judul subbab
peringkat 4 pada alternative 1. Judul buku, jurnal, majalah dan surat kabar dalam
teks utama dalam daftar rujukan.
c) Tebal
Judul bab, judul subbab (heading). Bagian penting dari suatu contoh dicetak
bold-italic.
d) Garis bawah
Garis bawah tidak boleh dipergunakan, kecuali dalam hal-hal yang amat khusus.
Garis bawah dipergunakan untuk teks yang dicetak dengan huruf mesin ketik.
Pada teks yang dicetak dengan Times New Roman, garis bawah diganti dengan
huruf miring (italic).
5. Spasi
a. Antarbaris. Dicetak dengan spasi 2 (ganda), kecuali keterangan gambar, grafik,
lampiran, tabel, dan daftar rujukan dicetak dengan spasi tunggal. Judul bab dicetak
turun 4 spasi dari garis tepi atas bidang ketikan. Jarak antara akhir judul bab dan
awal teks adalah 4 spasi. Jarak antara akhir teks dengan subjudul 3 spasi dan jarak
antara subjudul dengan awal teks berikutnya 2 spasi. Jarak antara paragraf sama
dengan jarak antarabaris, yaitu 2 spasi. Jarak antara satu macam bahan pustaka
dengan bahan pustaka lain dalam daftar rujukan menggunakan spasi ganda (2
spasi).
b. Antarkata. Spasi antara dua kata tidak boleh terlalu renggang. Spasi yang
dibolehkan maksimal sama dengan satu huruf. Tepi kanan boleh rata (full
justification) atau tidak rata. Jika tepi kanan rata harap diupayakan spasi antarkata
cukup rapat. Agar spasi antar kata cukup rapat, kata yang terletak di pinggir jika
perlu diputus menurut suku katanya (fasilitas hypernation diaktifkan: on)
mengikuti kaidah bahasa Indonesia yang baku.
6. Tanda pisah dan built
Tanda pisah (dash) dalam huruf proporsional (seperti Times New Roman) dinyatakan
dengan satu garis panjang (_). Tanda pisah hendaknya rapat (tidak diberi spasi)
dengan kata yang mendahului dan megikutinya.
Tanda butir nonhierarkis dengan garis pendek (-) tidak boleh digunakan, dan
hendaknya dinyatakan dengan tanda built (berbentuk bulat atau persegi).
Contoh:
Hal-hal berikut yang perlu diperhatikan dalam memilih kertas untuk tugas akhir:
• Jenis
• Ukuran
• Bobot
Bukan (X)
- Jenis
- Ukuran
- Bobot
8. Penjilitan
Penjilidan tugas akhir menggunakan karton tebal (hard cover). Pada punggung tugas
akhir hendaknya dimuat nama penulis dan judul. Dijilid sebanyak 3 eksemplar (satu
untuk perpustakaan, lahan penelitian, dan untuk arsip penulis).
Halaman sampul harus dicetak dengan tinta hitam di atas kertas berwarna
orange.
1. Titik (.), koma (,) titik dua (:), tanda seru (!), tanda tanya (?), dan tanda persen
(%) diketik rapat dengan huruf yang mendahuluinya.
2. Tanda kutip (“….”) dan tanda kurung ( ) diketik rapat dengan huruf dari kata
atau frasa yang diapit.
3. Tanda hubung (-), tanda pisah ( ), dan garis miring (/) diketik rapat dengan
huruf yang mendahului dan mengikutinya.
4. Tanda sama dengan (=), lebih besar (>), lebih kecil (<), tambah (+), kurang (-),
kali (x), dan bagi (:) diketik dengan spasi satu ketukan sebelum dan sesudahnya.
5. Tanda bagi (:) yang dipakai untuk memisahkan tahun penerbitan dengan nomor
halaman pada rujukan diketik rapat dengan angka yang mendahului dan
mengikutinya.
Tabel yang baik seharusnya sederhana dan dipusatkan pada beberapa ide.
Memasukkan terlalu banyak data dalam suatu tabel dapat mengurangi nilai
penyajian tabel. Lebih baik menggunakan banyak tabel daripada menggunakan
sedukit tabel yang isinya terlalu padat. Tabel yang baik hasur dapat
menyampaikan ide dan hubungannya secara efektif.
Jika suatu tabel cukup besar (lebih dari setengah halaman), maka tabel hasrus
ditempatkan di halaman tersendiri; dan jika tabell cukup pendek (kurang dari
setengah halaman) sebaiknya diintegrasikan dengan jelas.
Tabel harus diberi identitas (berupa nomor dan nama tabel) dan ditempatkan di
atas tabel. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah perujukan. Bila tabel lebih
dari satu halaman, maka bagian dari kepala tabel (termasuk teksnya) harus
diulang pada halaman berikutnya, tuliskan Lanjutan Tabel … pada tepi kiri, tiga
spasi dari garis horizontal teratas tabel. Hanya huruf pertama kata tabel ditulis
dengan menggunakan huruf besar. Kata “Tabel” ditulis di pinggir, diikuti nomor
dan judul tabel. Judul tabel ditulis dengan huruf besar pada huruf pertama setiap
kata kecuali kata penghubung. Jika judul tabel lebih dari satu baris, baris kedua
dan seterusnya ditulis sejajar dengan huruf awal judul dengan jarak satu spasi.
Judul tabel yanpa diakhiri tanda titik. Berilah jarak 3 spasi antara teks sebelum
tabel dan teks sesudah tabel. Nomor tabel ditulis dengan angka Arab sebagai
identitas tabel.
2. Penyajian Gambar
Istilah gambar mengacu pada foto, grafik, chart, peta, sket, diagram, bagan, dan
gambar lainnya. Gambar dapat menyajikan dalam bentuk-bentuk visual yang
dapat dengan mudah dipahami. Gambar tidak harus dimaksudkan untuk
membangun deskripsi, tetapi dimaksudkan untuk menekankan hubungan
tertentu yang signifikan. Gambar juga dapat digunakan untuk menyajikan data
statistic berbentuk grafik.
yang infomasinya anda ambil untuk memperkaya tulisan akademik anda (lihat contoh
dibagian akhir).
Contoh:
Smith (2000) dalam studi terbarunya menuliskan bahwa, peletak dasar gerakan
keperawatan modern adalah Florence Nightingale.
atau
”Program Studi Ilmu Keperawatan pertama kali dibuka pada tahun 1985 di
Universitas Indonesia”(FIK UI, 2002, p.3).
atau
”Indonesia adalah salah satu negara yang berhasil menjalankan program keluarga
berencana” (Hudson & Bolton, 1997, p. 9).
3. Merangkum secara keseluruhan isi sebuah karya tulis (hanya ide atau konsep)
Dalam hal ini anda tidak perlu mencantumkan nomor halaman karena Anda
menyimpulkan secara keseluruhan isi dari penulis tersebut.
Contoh:
Larsen dan Greene (2005) melakukan studi tentang efek polusi udara pada tiga kota
besar...
Teori relativitas dijabarkan secara gamblang oleh Einstein (1930) dalam bukunya
yang berjudul.......
4. Mengutip dari sebuah artikel dalam jurnal (baik jurnal cetak maupun online)
Jika anda melakukan kutipan secara langsung, maka harus tetap mencantumkan
nomor halaman.
Contoh:
Jika hanya ide secara keseluruhan saja, maka tidak perlu mencantumkan nomor
halaman.
Contoh:
(Malarangeng, 2004).
5. Jika merujuk lebih dari satu karya tulis dengan penulis berbeda tapi memiliki
ide yang sama.
Pisahkan nama penulis tersebut menggunakan tanda titik koma (;) atau
menggunakan kata dan. Nama penulis disusun menurut tahun.
Contoh:
(Catatan: Nama penulis ditulis lengkap maksimal tiga orang penulis saja. Jika
lebih dari tiga orang penulis, maka gunakan hanya nama penulis pertama diikuti et
al.)
Contoh:
8. Jika satu penulis memiliki lebih dari satu karya tulis ditahun yang berbeda-
beda:
Susun kutipan menurut tahun dipublikasikan (terlama ke terbaru):
Contoh:
9. Jika ada dua penulis yang memiliki nama belakang sama dan tahun publikasi
yang sama:
Gunakan inisial nama pertama mereka untuk menunjukkan penulis yang berbeda:
Contoh:
Teori ini pertama kali dikembangkan di abad ini (Kalla, J, 2002) akan tetapi dalam
perkembangan selanjutnya ditolak dengan beberapa alasan mendasar (Kalla, Z,
2002).
10. Jika penulis mempublikasikan lebih dari satu karya tulis pada tahun yang
sama
Tambahkan huruf a, b, c, d setelah tahun publikasi.
Contoh:
12. Jika tidak ada nama penulis maupun nama organisasi yang bertanggungjawab
Diusahakan untuk mencari tahu nama penulis atau organsisasi yang bertanggung
jawab jika anda ingin menggunakan sumber referensi untuk mendukung tulisan
anda. Catatan: Jika Anda tidak dapat menemukan siapa yang bertanggungjawab
mengeluarkan informasi tersebut, ada baiknya Anda tidak menggunakannya sebagai
bahan referensi.
Contoh:
Kemajemukan suatu bangsa bisa menjadi pemecah belah persatuan jika pemerintah
tidak mampu mengelola perbedaan tersebut (Universitas Hasanuddin, 2006).
Contoh:
(Catatan: Smith adalah penulis asli, sedangkan Basset adalah penulis kedua yang
mengutip pernyataan Smith).
atau:
Penelitian yang dilakukan oleh Smith (dikutip dalam Basset, 2007) menemukan
bahwa...
Referensi dalam bentuk konteks kalimat, harus mencantumkan nama penulis, tahun
dan halaman untuk mempermudah pembaca mengklarifikasi data anda.
Contoh:
Jika sumber data adalah bukan milik si penulis, maka itu berubah menjadi sumber
sekunder dan harus mengikuti kaidah berikut:
Contoh:
(Jawa Pos, 7 Maret 2008, p.8)
Jika ada nama penulisnya, maka kutip seperti halnya mengutip sebuah buku:
(Manggabarani, 2008).
Contoh:
Contoh:
(Waskito, 2008).
atau
Jika nama penulis tidak ada, maka cantumkan URL website resmi saja (bukan
website lengkap):
Contoh:
Contoh:
Penulis, Inisial., (Tahun). Judul buku (tidak perlu menggunakan huruf capital pada
setiap kata). Edisi. Penerbit: Tempat.
Penulis, Tahun, Judul buku, [tipe media], Tanggal akses, <website lengkap>
Contoh:
atau:
❖ Nama penulis tidak dicantumkan dalam artikel surat kabar (ganti dengan judul)
Contoh:
Indonesia mendapat posisi terhormat di bidang olahraga sepak takraw. (30 February,
2004) Tribun Timur, p.21.
(Catatan: Jika tidak ada nama penulis, maka judul artikel koran yang ditempatkan
pertama)
❖ Sumber yang diambil dari film, video, televisi dan program radio
Contoh:
Contoh:
Format:
Penulis, Inisial nama pertama. (Tahun). Judul artikel, Nama dan Sponsor Website,
diakses tanggal, URL <alamat situs secara lengkap>.
Contoh:
Atau:
Format:
Contoh:
❖ Karya Terjemahan
Contoh:
Ary, D., Jcobs, L.C.& Razavieh, A. (2008). Pengantar Penelitian Pendidikan.
Terjemahan oleh Arief Furchan. Usaha Nasional: Surabaya.
Proposal Penelitian
Oleh:
MUHAMMAD ALI
2114201001
SKRIPSI
Oleh:
MUHAMMAD ALI
2114201001
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Pendidikan Sarjana di
Program Studi Sarjana Keperawatan
Oleh:
MUHAMMAD ALI
2114201001
Halaman Persetujuan
Oleh
MUHAMMAD ALI
2114201001
Bukittinggi, .....
Dosen Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Diketahui,
Ketua Program Studi,
70
Lampiran 5 : Contoh halaman persetujuan Skripsi Untuk Seminar Hasil Penelitian
Halaman Persetujuan
Oleh
MUHAMMAD ALI
2114201001
Bukittinggi,.....
Dosen Pembimbing
Diketahui,
Ketua Program Studi,
71
Lampiran 6: Contoh lembar pengesahan perbaikan proposal penelitian
Halaman Pengesahan
Pada
Oleh
Muhammad Ali
1514201001
LULUS
Tim Penguji :
Mengetahui,
Ketua Program Studi,
72
Lampiran 7 : Contoh lembar pengesahan skripsi
Halaman Pengesahan
Pada
Oleh
Muhammad Ali
2114201001
LULUS
Tim Penguji :
Mengetahui,
Ketua Program Studi,
73
Lampiran 8 : Contoh lembar pernyataan keaslian skripsi
Nama :
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan
hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pemikiran orang
lain. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau
keseluruhan skripsi ini merupakan hasil karya orang lain, maka saya bersedia
mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima saknsi yang seberat-beratnya atas
perbuatan tidak terpuji tersebut.
Demikian, surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa ada paksaan sama
sekali.
Bukittinggi,
Yang membuat pernyataan,
Matrai
Rp 10.000
( Nama Lengkap
74
Lampiran 9 : Contoh Abstrak (Times New Roman ukuran 10)
MUHAMMAD ALI
1514201001
Pengaruh Edukasi Kesehatan Promotif Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester
Ketiga Dalam Hal Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Gulai Bancah Bukittinggi
ABSTRAK
Latar belakang: Memberikan ASI Ekslusif adalah kewajiban setiap ibu terhadap bayinya. Namun, pada
kenyataannya masih banyak ibu yang melalaikan tanggung jawab dikarenakan kurangnya informasi yang
memadai mengenai apa itu ASI Eksklusif dan pentingnya ASI Eksklusif bagi kecukupan nutrisi bayi. Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian edukasi kesehatan promotif terhadap peningkatan
pengetahuan ibu hamil trimester ketiga dalam hal pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Gulai
Bancah Bukittinggi. Metode: Desain penelitian menggunakan metode Pre-Experimental Design, dalam
bentuk One Group Pretest-Posttest Design. Intervensi berupa edukasi kesehatan promotif selama 40 menit
tentang ASI Eksklusif, yang dilakukan dengan didahului pre test dan diakhiri dengan post test untuk
mengevaluasi pencapaian intervensi edukasi. Sampel pada penelitian ini berjumlah 45 orang ibu hamil
trimester ketiga (7-9 bulan) yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Gulai Bancah Bukittinggi. Hasil:
Pada penelitian ini diperoleh hasil yaitu terjadi peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang ASI Eksklusif
setelah pemberian intervensi edukasi kesehatan promotif, dimana terjadi peningkatan pengetahuan pada 87%
sampel dari total sampel yang diteliti. Kesimpulan & Saran: Disimpulkan bahwa pemberian edukasi
kesehatan promotif dapat meningkatkan level pengetahuan ibu hamil dalam bidang kesehatan. Ada banyak hal
yang dapat mempengaruhi keberhasilan transfer informasi tersebut ditinjau dari aspek petugas kesehatan,
peserta didik, instrumental (media dan metode edukasi), timing, serta lingkungan fisik tempat dimana edukasi
kesehatan dilaksanakan. Oleh karena itu strategi edukasi kesehatan yang ampuh perlu digalakkan dengan
memperhatikan beberapa aspek tersebut diatas, sehingga penyebarluasan dan edukasi mengenai pentingnya
ASI Eksklusif dapat menjadi lebih efektif dan tepat sasaran.
Kata Kunci : ASI ekslusif, edukasi kesehatan, promotif (Sesuai abjad maksimal 3 frasa/
maksimal 6 kata)
Sumber kepustakaan : 45 kepustakaan (2005 – 2010)
75
Lampiran 10 : Template Artikel Mahasiswa
Penulis11), Penulis22)dst. [Font Times New Roman 10 Cetak Tebal dan Nama Tidak Boleh Disingkat]
1
Nama program studi, nama Perguruan Tinggi (penulis 1)
email: [email protected]
2
Nama program studi, nama Perguruan Tinggi (penulis 2)
email: [email protected]
Keywords : Maksimum 5 kata kunci dipisahkan dengan tanda koma. [Font Times New Roman 11
spasi tunggal, dan cetak miring]
kajian empiris (penelitian sebelumnya).
1. PENDAHULUAN [Times New Roman
11 bold] [Times New Roman, 11, normal].
Pendahuluan mencakup latar belakang
3. METODE PENELITIAN
atas isu atau permasalahan serta urgensi dan
Metode penelitian menjelaskan rancangan
rasionalisasi kegiatan (penelitian atau
kegiatan, ruang lingkup atau objek, bahan dan
pengabdian). Tujuan kegiatan dan rencana
alat utama, tempat, teknik pengumpulan data,
pemecahan masalah disajikan dalam bagian
definisi operasional variable penelitian, dan
ini. Tinjauan pustaka yang relevan dan
teknik analisis. [Times New Roman, 11,
pengembangan hipotesis (jika ada)
normal].
dimasukkan dalam bagian ini. [Times New
Roman, 11, normal]. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
2. KAJIAN LITERATUR DAN Bagian ini menyajikan hasil penelitian.
PEGEMBANGAN HIPOTESIS (JIKA Hasil penelitian dapat dilengkapi dengan
ADA) tabel, grafik (gambar), dan/ atau bagan.
Bagian ini berisi kajian literatur yang Bagian pembahasan memaparkan hasil
dijadikan sebagai penunjang konsep pengolahan data, menginterpretasikan
penelitian. Kajian literature tidak terbatas penemuan secara logis, mengaitkan dengan
pada teori saja, tetapi juga bukti-bukti sumber rujukan yang relevan. [Times New
empiris. Hipotesis peneltiian (jika ada) harus Roman, 11, normal].
dibangun dari konsep teori dan didukung oleh
76
5. KESIMPULAN
Kesimpulan berisi rangkuman singkat atas hasil
penelitian dan pembahasan.[Times New Roman, 11,
normal].
6. REFERENSI
Penulisan naskah dan sitasi yang diacu dalam naskah
ini disarankan menggunakan aplikasi referensi (reference
manager) seperti Mendeley, Zotero, Reffwork, Endnote
dan lain-lain. [Times New Roman, 11, normal].
Lampiran 11: Contoh penulisan tael
Contoh 1
Contoh 2
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Kategori Aktivitas Fisik Responden Infark Miokard Di
Poliklinik Jantung RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2021
Kategori Frekuensi Persentase
Ringan 41 42,3
Sedang 34 35,1
Berat 22 22,7
Total 97 100