Skripsi Eka Subandi Penjaskesrek 2018

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 146

PENGARUH LATIHAN PENGULANGAN PENAMBAHAN BEBAN

TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN DEPAN DADA


PADA SILAT IKSPI KERA SAKTI RANTING
SMK SANTU ANTONIUS MERAUKE

SKRIPSI

EKA SUBANDI

2014 85 201 059

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUSAMUS
MERAUKE
2018
PENGARUH LATIHAN PENGULANGAN PENAMBAHAN BEBAN
TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN DEPAN DADA
PADA SILAT IKSPI KERA SAKTI RANTING
SMK SANTU ANTONIUS MERAUKE

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

EKA SUBANDI

2014 85 201 059

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUSAMUS
MERAUKE
2018

i
ii
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertandatangan di bawah ini, saya :

Nama : Eka Subandi

NPM : 2014-85-201-154

Jurusan : Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Judul : Pengaruh Latihan Pengulangan Penambahan Beban Terhadap

Kecepatan Tendangan Depan Dada Pada Silat IKSPI Kera Sakti

Ranting SMK Santu Antonius Merauke

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini hasil karya saya

sendiri dan tidak menjiplak (plagiat) karya ilmiah orang lain, baik seluruhnya

maupun sebagian. Bagian di dalam tulisan ini yang merupakan kutipan dari karya

ahli atau orang lain, telah diberi penjelasan sumbernya sesuai tata cara pengutipan.

Apabila pernyataan saya tidak benar, saya bersedia menerima sangsi akademik

dari Universitas Musamus Merauke dan sangsi hukum yang berlaku di wilayah

Negara Republik Indonesia.

Merauke, 15 November 2018

Eka Subandi
NPM. 2014-85-201-059

iv
RIWAYAT HIDUP

Yufenius fernandus, lahir di flores, 08 juni 1994 adalah anak

pertama dari 6 bersaudara yang lahir dari pasangan bapak

Ambrosius Ambon dan ibu Putri Padarina. Pada tahun 2008

penulis menyelesaikan Pendidikan sekolah dasar di SD Inpres

Jagebob X yang berlokasikan di Jagebob X Distrik Jagebob.

Penulis menyelesaikan pendidikan di SMP Negeri 6 Merauke yang berlokasikan

di mimi baru, tahun 2011 Kemudian setelah lulus dari SMP Negeri 6 Merauke dan

melanjutkan pendidikan di SMA YPPK Yoanes XXIII Merauke, Kabupaten

Merauke, dan lulus pada tahun 2014. Kemudian pada tahun 2014. Kemudian

penulis melanjutkan Pendidikan ke perguruan tinggi di Universitas Musamus di

jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan (FKIP) Universitas Musamus Merauke.

v
MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

“takut adalah perasaan yang umum. Kita mengkahwatirkan orang yang kita cintai,
kebutuhan kita, dan masa depan yang belum kita ketahui. Bagaimana kita dapat
belajar untuk beriman?
Tuhan telah memberi kita suatu dasar untuk membangun keyakinan kita
kepadanya. Ibrani 13:5-6 berkata,
“karena Allah telah berfirman: ‘Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan
engkau.’sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: ‘tuhan adalah penolongku aku
tidak akan takut. ’”
PERSEMBAHAN

 Kedua orang tuaku Bapak ( Ambrosius ambon ) dan Ibunda ku ( Putri


padarina ) Tercinta yang tak pernah lelah membesarkanku dengan penuh
kasih sayang, serta memberi dukungan, perjuangan, motivasi dan
pengorbanan dalam hidup ini. Terima kasih buat Bapak dan Mama.
 Adikku Susana saru, yosep ariato, maria Serlinda, Estakia nurak, fransiskus
moa dan seluruh anggota keluarga besarku, dan orang – orang spesial yang
senantiasa memberikan kasih sayang, motivasi, dan doa yang tiada henti-
hentinya.
 Sahabat seperjuanganku ( Marliz rante AlLo Gunawan, Febrianto, William
Saili dan selururh mahasiswa penjas angkatan tahun 2014) dan yang selalu
memberi semangat dan dukungan serta canda tawa yang sangat
mengesankan selama masa perluliahan, susah senang dirasakan bersama dan
sahabat-sahabat seperjuanganku yang lain yang tidak bisa disebutkan satu-
persatu. Terima kasih buat kalian semua.

vi
ABSTRAK

Yufensius Fernandus (NPM.201485201018). Pengaruh Latihan Lompat Kijang


Terhadap Kecepatan Tendangan Sabit Pada Siswa Putra Persaudaraan Setia
Hati Terate Ranting Musamus Cabang Merauke .Di bimbing oleh Chyntia Novita
Kalalo, S.Kep., M.Kep (Pembimbing I) dan Emanuel Lewar, S.Pd., M.Pd
(Pembimbing II).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang signifikan latihan


Lompat Kijang terhadap kemampuan tendangan Sabit pada Pada Siswa Putra
Persaudaraan Setia Hati Terate Ranting Musamus Cabang Merauke.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan selama 16
kali pertemuan dengan dilakukan pretes sebelum, dan posttes sesudah perlakuan.
Perlakuan berupa treatmen selama 14 kali pertemuan.Tempat penelitian
dilaksanakan di depan lapangan gedung PKM Universitas Musamus Merauke
JL.Kamizaun Mopah Lama , Kecamatan Merauke, Kabupaten Merauke, Propinsi
Papua. Subyek dari penelitian ini adalah seluruh siswa pencak silat PSHT yang
berjumlah 20 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Observasi,Teknik Pustaka,Tes dan Pengukuran, dan Pelaksanaan
perlakuan (treatment).Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
kecepatan tendangan Sabit. Dalam penelitian ini teknik analisis data yaitu
menngunakan analisis statistic deskriptif dengan menggunakan aplikasai SPSS
Versi.20

Hasil Penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari


latihan lompat kijang terhadap kemampuan tendangan sabit pada siswa putra
Persaudaraan Setia Hati Terate Ranting Musamus Cabang Merauke. Hal ini
ditunjukkan dari sig hitung data antara hasil postest dengan hasil pretest adalah
0,004 yang artinya lebih kecil dari 0,05 (0,004<0,05). Dengan nilai Thitung
sebesar 10.387 dan nilai Ttabel sebesar 1,725 (10.387 >1,725) Maka hipotesis
alternatif (Ha) dalam penelitian ini diterima. Artinya terdapat pengaruh yang
signifikan dari latihan lompat kijang terhadap kemampuan tendangan sabit Pada
Siswa Putra Persaudaraan Setia Hati Terate Ranting Musamus Cabang Merauke.
. Hasil analisis data diketahui bahwa nilai mean posttest pada siswa setelah
melakukan latihan pengulangan penambahan beban lebih besar dari nilai mean
pretest sebelum melakukan latihan pengulangan penambahan beban
(21.40>25.35).

Kata kunci: Latihan lompat kijang.,KemampuanTendangan

vii
viii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha kuasa, atas

segala limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Pengaruh Latihan lompat kijang Terhadap Kemampuan

Tendangan sabit Pada Siswa putra pencak siat persaudaraan setia hati terate

Ranting Musamus cabang Merauke”, dengan lancar. Penulis menyadari dalam

penyusunan skripsi ini banyak mengalami kesulitan dan kendala. Dengan segala

upaya, skripsi ini dapat terwujud dengan baik berkat uluran tangan dari berbagai

pihak, terutama pembimbing. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Dr. Philipus Betaubun, ST., MT, selaku Rektor Universitas Musamus

Merauke yang telah menerima penulis kuliah di Universitas Musamus

Merauke.

2. Drs Lay Riwu M.Hum selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(FKIP) yang telah banyak membantu penulis memfasilitasi dan memberi

kemudahan dalam penyusunan proposal ini.

3. Bapak Carolus Wasa, S.Pd., M.Or, Selaku Ketua Jurusan Penjaskesrek, yang

telah banyak memberikan pandangan serta masukan yang bermanfaat

sehingga proposal ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Chyntia Novita Kalalo, S.Kep., M.Kep Selaku dosen Penjaskesrek dan

sekaligus dosen pembimbing I, yang telah banyak memberikan banyak

pandangan serta masukan dan arahan yang sangat bermanfaat bagi penulis

sehingga proposal ini dapat terselesaikan dengan baik.

ix
5. Emanuel lewar, S.Pd., M.Pd, Selaku dosen Penjaskesrek dan sekaligus dosen

pembimbing II, yang juga telah banyak memberikan banyak pandangan serta

masukan dan arahan yang sangat bermanfaat bagi penulis sehingga proposal

ini dapat terselesaikan dengan baik.

6. Para dosen yang banyak membantu dan membekali ilmu pengetahuan kepada

penulis selama perkuliahan di Universitas Musamus Merauke.

7. Ketua Perguruan PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate) Cabang Merauke

Bapak Murnie Hadi Prayetno, Mas Iwan Nurkhirom Selaku Ketua Dewan

Tekhnik Cabang Merauke, dan Saudara Sandi Selaku Ketua Ranting

Perguruan PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate) Ranting Universitas

Musamus Merauke. yang telah berkenan memberikan ijin untuk mengadakan

penelitian ini.

8. Rekan-rekan Warga Perguruan PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate)

Ranting Universitas Musamus Merauke, yang telah memberikan bantuan

tenaga, pikiran dan waktu, sehingga memperlancar penulisan skripsi ini.

9. Para Siswa Perguruan PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate) Ranting

Universitas Musamus Merauke selaku sampel yang penuh tanggung jawab

dan perhatian dalam melaksanakan latihan selama penelitian.

10. Kepada seluruh anggota UKM Pencak Silat Universitas Musamus Merauke,

yang telah memberi banyak pengalaman, pengetahuan, dan semangat dalam

penyelesaian skripsi ini.

11. Seluruh Mahahasiswa PJKR Angkatan Tahun 2014 yang selalu kompak dan

solit selalu memberi semangat dalam penyelesaiaan skripsi ini.

x
12. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih, semoga Tuhan Allah selalu

membalas amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut. Semoga skripsi ini dapat

memberi ilmu pengetahuan terhadap yang membacanya. Penulis menyadari

bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mohon kritik dan saran.

Merauke, 15 oktober 2019

Yufensius fernandus
NPM. 2014-85-201-018

xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………….……………i
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI Error! Bookmark not
defined.
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN iv
RIWAYAT HIDUP v
MOTO DAN PERSEMBAHAN vi
ABSTRAK vii
ABSTRACT..........................................................................................................viii
KATA PENGANTAR ix
DAFTAR ISI.................................................................................................... …xii
DAFTAR TABEL............................................................................................ …xv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ ...xiv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................4
D. Manfaat Penelitian........................................................................................4
BAB II KAJIAN PUSTAKA 6
A. Deskripsi Teori..............................................................................................6
1. Hakikat Pencak Silat.................................................................................6
2. Teknik Dasar Pencak Silat......................................................................10
3. Teknik Dasar Tendangan Depan Dada....................................................46
4. Hakikat Latihan.......................................................................................48
5. Pengertian Beban Latihan.......................................................................50
6. Pengertian Latihan Pengulangan Penambahan Beban............................54
7. Pengertian Kecepatan..............................................................................55
8. Karakteristik Usia 18 – 24 Tahun............................................................57
B. Penelitian Yang Relevan.............................................................................58
C. Kerangka Berfikir.......................................................................................60

xii
D. Hipotesis Penelitian.....................................................................................61
BAB III METODE PENELITIAN 62
A. Jenis Penelitian............................................................................................62
B. Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................................64
C. Populasi dan Sampel Penelitian..................................................................65
D. Variable Penelitian......................................................................................66
E. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................67
F. Instrument Penelitian..................................................................................71
G. Validitas dan Reabilitas Intrumen...............................................................73
H. Teknik Analisis Data...................................................................................75
BAB IV HASIL PENEITIAN DAN PEMBAAHASAN 80
A. Deskripsi Hasil Penelitian...........................................................................80
1. Data Hasil Pretest....................................................................................81
2. Data Hasil Posttest..................................................................................84
B. Teknik Analisis Data...................................................................................87
1. Uji Prasyarat............................................................................................87
a) Uji Normalitas.........................................................................................87
b) Uji Homogenitas......................................................................................88
c) Uji Hipotesis............................................................................................88
C. Pembahasan.................................................................................................89
BAB V PENUTUP 93
A. Simpulan.....................................................................................................93
B. Saran............................................................................................................93
DAFTAR PUSTAKA 96
DAFTAR LAMPIRAN 98
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian.......................................................................99
Lampiran 2 Surat Ijin Dari Perguruan..............................................................100
Lampiran 3. Program Latihan....................................................................... ..101
Lampiran 4. Data Siswa...................................................................................117
Lampiran 5. Format Hasil Pretest Kecepatan Tendangan Depan Dada...........118
Lampiran 6. Format Hasil Posttest Kecepatan Tendangan Depan Dada.........119

xiii
Lampiran 7. Hasil Analisi Data Pretest Kecepatan Tendangan Depan Dada. .120
Lampiran 8.Hasil Analisis Data Posttest Kecepatan Tendangan Depan Dada121
Lampiran 9. Hasil Data Tes Normalitas...........................................................122
Lampiran 10. Hasil Data Tes Homogenitas.....................................................123
Lampiran 11.Hasil Data korelasi Uji t Dependent...........................................124
Lampiran 12 Absen Treatment Latihan........................................................ ..125
Lampiran 13. Dokumentasi Penelitian.......................................................... ..126

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1. Penilaian Kecepatan Tendangan Ketrampilan Atlet............................73


Tabel 3. 2. Ringkasan Hasil Uji Validitas Data.....................................................74
Tabel 3. 3 Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data..................................................75
Tabel 3. 4 Tabel Range Kategori Reliabilitas........................................................75
Tabel 4. 1. Distribusi table pretest kecepatan tendangan depan dada……………82
Tabel 4. 2. Distribusi frekuensi hasil pretest tendangan depan dada.....................83
Tabel 4. 3. Distribusi table posttest kecepatan tendangan depan dada..................85
Tabel 4. 4. Distribusi frekuensi hasil posttest tendangan depan dada....................86
Tabel 4. 5. Uji Normalitas......................................................................................87
Tabel 4. 6. Data Uji Homogenitas..........................................................................88
Tabel 4. 7.Hasil Uji Paried Test (Uji T Dependendt)............................................89

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1.Kuda-Kuda Depan.............................................................................11


Gambar 2. 2.Kuda-Kuda Belakang........................................................................12
Gambar 2. 3. Kuda-Kuda Tengah..........................................................................12
Gambar 2. 4. Pukulan Depan.................................................................................15
Gambar 2. 5. Pukulan Samping.............................................................................16
Gambar 2. 6. Pukulan Sangkol...............................................................................16
Gambar 2. 7. Pukulan Lingkar...............................................................................17
Gambar 2. 8. Tebasan............................................................................................17
Gambar 2. 9. Tebangan..........................................................................................18
Gambar 2. 10. Sangga............................................................................................18
Gambar 2. 11. Tamparan........................................................................................19
Gambar 2. 12. Kepret.............................................................................................19
Gambar 2. 13. Tusukan..........................................................................................20
Gambar 2. 14. Totokan..........................................................................................20
Gambar 2. 15. Patukan...........................................................................................21
Gambar 2. 16. Cengkraman...................................................................................21
Gambar 2. 17. Gentusan.........................................................................................22
Gambar 2. 18. Sikuan.............................................................................................22
Gambar 2. 19. Dobrakan........................................................................................22
Gambar 2. 20. Tendangan Lurus............................................................................25
Gambar 2. 21. Tendangan Tusuk...........................................................................25
Gambar 2. 22. Tendangan Kepret..........................................................................26
Gambar 2. 23. Tendangan Jejag.............................................................................26
Gambar 2. 24. Tendangan Gajul............................................................................27
Gambar 2. 25. Tendangan “T”...............................................................................27
Gambar 2. 26. Tendangan Celorong......................................................................27
Gambar 2. 27. Tendangan Belakang......................................................................28
Gambar 2. 28. Tendangan Kuda............................................................................28
Gambar 2. 29. Tendangan Taji...............................................................................28

xvi
Gambar 2. 30. Tendangan Sabit.............................................................................29
Gambar 2. 31. Tendangan Baling..........................................................................29
Gambar 2. 32. Hentak Bawah................................................................................29
Gambar 2. 33. Gajig...............................................................................................30
Gambar 2. 34. Sapuan Tegak.................................................................................30
Gambar 2. 35. Sapuan Rebah.................................................................................31
Gambar 2. 36. Sabetan...........................................................................................31
Gambar 2. 37. Beset...............................................................................................31
Gambar 2. 38. Dengkulan Depan...........................................................................32
Gambar 2. 39. Dengkulan Samping.......................................................................32
Gambar 2. 40. Dengkulan Samping Luar..............................................................32
Gambar 2. 41. Guntingan.......................................................................................33
Gambar 2. 42. Tangkisan Dalam...........................................................................35
Gambar 2. 43. Tangkisan Luar...............................................................................36
Gambar 2. 44. Tangkisan Atas...............................................................................36
Gambar 2. 45. Tangkisan Bawah...........................................................................37
Gambar 2. 46. Tepisan...........................................................................................37
Gambar 2. 47. Tangkisan Dua Lengan..................................................................38
Gambar 2. 48. Tangkisan Dua Lengan Depan Dada..............................................38
Gambar 2. 49. Tangkisan Belah.............................................................................39
Gambar 2. 50. Tangkisan Dua Lengan Silang Rendah.........................................39
Gambar 2. 51. Tangkisan Dua Lengan Buang ke Samping...................................40
Gambar 2. 52. Tangkisan Siku Dalam...................................................................40
Gambar 2. 53. Tangkisan Siku Atas......................................................................41
Gambar 2. 54. Tangkisan Siku Bawah...................................................................41
Gambar 2. 55. Tangkisan Tutup Samping.............................................................42
Gambar 2. 56. Tangkisan Tutup Depan.................................................................42
Gambar 2. 57. Tangkisan Buang Luar...................................................................43
Gambar 2. 58. Tangkisan Busur Luar/Dalam........................................................43
Gambar 2. 59. Teknik jatuhan dengan tarikan.......................................................44
Gambar 2. 60. Teknik Jatuhan Dengan Dorongan.................................................44

xvii
Gambar 2. 61. Teknik Jatuhan Dengan Merubah Arah Serangan Lawan
Dengan tarikan...............................................................................45
Gambar 2. 62. Teknik Jatuhan Dengan Merubah Arah Serangan Lawan
Dengan Dorongan...........................................................................45
Gambar 2. 63. Teknik Jatuhan Dengan Merubah Arah Serangan Lawan
Dengan Putaran..............................................................................45
Gambar 2. 64 Tendangan Lurus.............................................................................47
Gambar 2. 65.Alat Pemberan Kaki........................................................................53
Gambar 2. 66.Penggunaan Alat Pemberat Kaki....................................................54
Gambar 2. 67.Alur Pembuatan Hipotesis...............................................................61
Gambar 3. 1. Tes Awal Dan Tes Akhir Desain Dengan Satu Kelompok..............66
Gambar 3. 2. Rumus Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov/Uji K-S...................79
Gambar 3. 3. Rumus uji F......................................................................................80
Gambar 3. 4 .Rumus uji homogenitas....................................................................80
Gambar 3. 5. Rumus uji-T Dependen....................................................................81
Gambar 4. 1. Diagram pretest tendangan depan
dada…………………………...83
Gambar 4. 2. Diagram posttest tendangan depan dada..........................................86

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Olahraga merupakan salah satu alternatif untuk menghindari hipokinetik

(kekurangan gerak) dan juga sebagai usaha untuk mempertahankan kebugaran

jasmani. Hal ini disebabkan fungsi optimal dari organ-organ tubuh tercapai

apabila tubuh beserta organnya mendapat latihan yang cukup. Olahraga sebagai

salah satu aspek yang penting dalam peningkatan kualitas manusia yang

membutuhkan upaya pembinaan dan pengembangan guna melaksanakan

terciptanya sumberdaya manusia Indonesia yang utuh secara mental, fisik,

sportifitas, kepribadian serta pencapaian prestasi dalam cabang-cabang

olahraga.

Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan

olahragawan secara terencana, berjenjang dan berkelanjutan melalui kompetisi

untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi

keolahragaan. Prestasi dalam olahraga dapat dicapai dengan persiapan yang

matang dan memerlukan proses yang baik dilakukan dan dikelola secara

professional dengan tujuan untuk memperoleh prestasi optimal pada cabang-

cabang olahraga.

Pencak silat merupakan olahraga tradisional yang terus berkembang di

Indonesia dengan semakin banyaknya generasi muda yang mempelajarai ilmu

bela diri pencak silat, olahraga ini merupakan olahraga body contact yang

memungkinkan terjadinya cidera yang sangat tinggi dan relatif besar. Atlet

1
pencak silat harus memiliki kemampuan dan kualitas yang baik dalam

melakukan pertandingan. Kualitas atlet pencak silat dipengaruhi kualitas fisik

dan psikis. Kualitas fisik mencakup komponen biomotor yaitu kekuatan,

ketahanan, kecepatan, fleksibilitas, dan koordinasi. Kualitas psikis dipengaruhi

oleh faktor motivasi, ketegangan, kecemasan, konsentrasi dan perhatian dari

atlet pencak silat.

Dalam pertandingan pencak silat, tendangan merupakan serangan

menggunakan kaki yang sangat kuat dalam menghadapi lawan karena memiliki

kekuatan yang lebih besar dan jangkauan lebih jauh dibandingkan dengan

pukulan. Tendangan juga merupakan salah satu bentuk serangan yang sring

kali menghasilkan point atau angka yang lebih jelas dan telak dibandingkan

dengan serangan lainya. Karena itu, sebagai seorang pesilat harus memiliki

keterampilan tendangan yang cukup kuat, cepat dan akurat sehingga

keterampilan tendangan dikategorikan sebagai keterampilan khusus. Oleh

sebab itu tendangan yang baik adalah tendangan yang sulit untuk dibaca atau

diantisipasi maupun ditangkap oleh lawan. Ada beberapa teknik tendangan

dalam pencak silat yaitu tendangan depan, tendangan samping, tendangan

gajul, tendangan jejag, tendangan belakang, dan tendangan sabit. Kempat

tendangan ini yang sering digunakan dalam pertandingan kategori laga.

Bentuk latihan pengulangan penambahan beban adalah suatu metode

latihan yang lebih menekankan pada kerja dengan intensitas sangat tinggi

kemudian dilakuakan istirahat penuh dengan waktu istirahat yang lebih

panjang. Diantara sisi materi latihan dengan intensitas beban yang sangat tinggi

2
terdapat interval-interval membawa kepemulihan sempurna (penuh). Jadi

apabila tendangan depan dilakukan berulang-ulang dapat meningkatkan

kemampuan tendangan yang lebih cepat, baik dan terarah.

Berdasarkan observasi penelitian yang dilakukan diperguruan pencak silat

IKSPI Kera Sakti Ranting SMK Santu Antonius Merauke bulan Mei 2018

selama 1 bulan, dapat dilihat dari sebagian besar para pesilat dalam melakukan

latihan dan sparing (tanding) kurang efektif dalam melakukan tendangan

depan. Kemudian keterangan yang disampaikan pelatih menunjukan bahwa,

serangan atlet mudah diantisipasi oleh lawan dan mudah di tangkap meskipun

tidak selalu terbanting oleh pihak lawan kemudian tendangan mereka sering

tidak mengenai sasaran, hal ini juga dapat dipengaruhi kurang cepat dan

kuatnya tendangan seorang pesilat. Tendangan yang sering mereka gunakan

adalah tendangan depan dan tendangan sabit sebagai serangan maupun bela

serang, alasanya karena tendangan ini lebih praktis dari tendangan lain, lebih

cepat sehingga memungkinkan untuk menghasilkan point atau nilai.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti berkesimpulan bahwa kualitas

tendangan depan pada pesilat IKSPI Kera Sakti Ranting SMK Santu Antonius

Merauke kurang cepat. Oleh karena itu penulis menganggkat masalah ini

dengan melakukan pengukuran terhadap kecepatan tendangan depan dada.

Dengan cepatnya sebuah tendangan maka sulit bagi lawan untuk memprediksi

atau membaca srangan, sehingga tendangan tidak mudah di halau atau di

tangkap oleh lawan. Dari bebrapa hal di atas, peneliti bermaksud melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Latihan Pengulangan Penambahan Beban

3
Terhadap Kecepatan Tendangan Depan Dada Pada Silat IKSPI Kera Sakti

Ranting SMK Santu Antonius Merauke”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah

penelitian ini adalah bagaimana pengaruh latihan pengulangan penambahan

beban terhadap kecepatan tendangan depan dada pada silat IKSPI Kera Sakti

Ranting SMK Santu Antonius Merauke?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarakan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah mengetahui pengaruh yang signifikan latihan pengulangan

penambahan beban terhadap kecepatan tendangan depan dada pada silat IKSPI

Kera Sakti Ranting SMK Santu Antonius Merauke.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pelatih

Memberikan pengetahuan dan wawasan bagi pelatih terkait dengan latihan

pengulangan penambahan beban.

2. Bagi Guru Olahraga

Sebagai bahan pemikiran pendidik penjaskes untuk mewujudkan usaha

penyempurnaan kemampuan tendangan depan dada dalam pertandingan

pencak silat.

4
3. Bagi Club atau Sekolah

Sebagai masukan dalam rangka mengefektifkan pembinaan serta

pengembangan, agar dapat lebih professional dalam melaksanakan proses

latihan sehingga mutu latihan dapat ditingkatkan.

4. Bagi Organisasi atau IPSI

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran dalam upaya pengkajian

latihan pengulangan penambahan beban terhadap kecepatan tendangan

pesilat.

5
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Hakikat Pencak Silat

Pencak silat merupakan suatu bentuk seni bela diri khas bangsa

Indonesia. Perkembangannya sangat pesat dengan semakin banyak orang

dari berbagai negara lain mempelajari pencak silat. Begitu pula

perkembangannya di dalam negeri. Kejuaraan-kejuaraan pencak silat sering

digelar untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari proses pembinaan.

Keterampilan gerak dalam olahraga pencak silat diantaranya meliputi

tendangan, pukulan, tangkisan, hindaran dan jatuhan. Masing-masing teknik

gerak tersebut mempunyai fungsi dan kegunaannya sendiri.

Pencak silat secara umum merupakan metode bela diri yang

diciptakan untuk mempertahankan diri dari bahaya yang dapat mengancam

keselamatan dan kelangsungan hidup. Sedangkan di dalam kamus bahasa

Indonesia, pengertian pencak silat diartikan sebagai suatu permainan atau

keahlian dalam mempertahankan diri dengan kepandaian menangkis,

menyerang dan membela diri dengan atau tanpa senjata.

Menurut Kriswanto (2015: 19) di tinjau dari identitas dan kaidahnya,

pencak silat pada hakikatnya adalah substansi dan sarana pendidikan mental

spiritual dan pendidikan jasmani untuk membentuk manusia yang mampu

menghayati dan mengamalkan ajaran falsafah budi pekerti luhur serta

mengandung 4 aspek utama, yaitu: (1) aspek mental spiritual, (2) aspek seni,

6
(3) aspek beladiri, dan (4) aspek olahraga. Penerapan tentang belajar pencak

silat harus mengandung arti yang dijelaskan oleh (Kriswanto, 2015: 20)

sebagai berikut:

a. Manusia sebagai makhluk Tuhan harus mematuhi dan melaksanakan

secara konsisten dan konsekuen nilai-nilai ketuhanan dan keagamaan,

baik secara vertical maupun horizontal.

b. Manusia sebagai makhluk individu atau makhluk pribadi wajib

meningkatkan dan mengembangkan kualitas kepribadianya untuk

mencapai kepribadian yang luhur, yakni kepribadian yang bernilai dan

berkualitas tinggi serta ideal menurut pandangan masyarakat dan ajaran

agama.

c. Manusia sebagai makhluk sosial wajib memiliki pemikiran, orientasi,

wawasan, pandangan, motivasi, sikap, tingkah laku, dan perbuatan sosial

yang luhur, dalam arti bernilai dan berkualitas tinggi serta ideal menurut

pandangan masyarakat.

d. Manusia sebagai makhluk alam semesta berkewajiban untuk

melestarikan kondisi dan keseimbangan alam semesta yang memberikan

kemajuan, kesejahteraan, dan kebahagiaan kepada manusia sebagai

karunia Tuhan.

Menurut Muhajir (2004: 136) pencak silat merupakan salah satu

bentuk kebudayaan bangsa Indonesia. Pencak silat juaga merupakan sarana

yang ampuh untuk membina mental spiritual, terutama untuk mewujudkan

budi pekerti yang luhur, dan memantapkan jiwa. Pencak silat telah

7
mewujudkan identitas yang khas Indonesia dan telah terbukti membentuk

kepribadian kokoh bagi pengikutnya. Tidak hanya pembinaan terhadap

aspek olahraganya, seni dan bela diri semata-mata, melainkan dapat

mengembangkan watak luhur, sikap kesatria, percaya diri sendiri dan taqwa

terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Menurut Lubis dalam Cahyono & Nurhayati (2014: 551) pencak Silat

merupakan unsur-unsur kepribadian bangsa Indonesia yang dimiliki dari

hasil budi luhur yang turun temurun. Selain itu, pencak silat merupakan

warisan budaya nenek moyang bangsa Indonesia yang mengandung nilai-

nilai luhur dan merupakan salah satu bentuk bela diri tradisional yang

tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat, dimana setiap daerah

memiliki ciri-ciri khusus dalam mengolah keterampilan gerak

danpenggunaan senjata tradisional dalam pertandingan olahraga seni bela

diri pencak silat.

Berdasarkan teori-teori di atas dapat dijelaskan bahwa pencak silat

merupakan suatu kemahiran bela diri tingkat tinggi dengan berdasarkan

persaudaraan yang kuat, selain sebagai ilmu bela diri dan budaya bangsa

Indonesia, juga sebagai sarana pembentukan mental spiritual untuk

menjadikan pribadi yang memiliki sikap dan watak yang luhur serta

menjunjung tinggi nilai-nilai ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Selain itu ada empat komponen dalam pencak silat yang tidak bisa di

pisahkan satu sama lain, yaitu mental spiritual, seni budaya, bela diri, dan

olahraga. Pencak silat juga memiliki beberapa aspek, salah satunya aspek

8
olahraga, baik olahraga pendidikan, olahraga kesehatan, olahraga rekreasi

maupun olahraga prestasi.

Menurut Ariga, Saifuddin, & Iskandar (2016: 9) olahraga Pencak Silat

merupakan olahraga bela diri warisan nenek moyang Bangsa Indonesia yang

mengandung nilai-nilai luhur, dan merupakan salah satu bentuk beladiri

tradisional yang berkembang dimasyarakat dan banyak digemari oleh

kalangan masyarakat. Pencak silat yang sudah berkembang di negara-negara

Asia, Eropa, Australia, Timur Tengah dan Afrika, serta Amerika, oleh

karena itu PB IPSI secara terus menerus melakukan pembinaan.

Menurut Haryono dan Siswantoyo dalam Kamarudin (2014: 79)

Pencak silat merupakan olahraga bela diri yang berfungsi sebagai

pembelaan diri dari bahaya yang mengancam. Berkenaan dengan hal

tersebut, R. Kotot Slamet Hariyadi dalam Kamarudin (2014: 79)

menjelaskan bahwa pencak silat lebih berfungsi pada upaya

mempertahankan diri dari berbagai ancaman, khusus yang datang dari

sesama manusia.

Berdasarkan teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa pencak silat

merupakan gerak bela diri yang bertujuan untuk menjaga diri dari hal-hal

yang membahayakan dan dapat mengancam keselamatan. Pencak silat juga

berfungsi sebagai seni pertunjukan, sebagai olahraga untuk kesegaran

jasmani, pertandingan, prestasi dan pengendalian diri, yaitu pembentukan

kepribadian, akhlak, budi pekerti, beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa.

9
2. Teknik Dasar Pencak Silat

Teknik dasar pencak silat adalah suatu gerakan dasar yang harus di

kuasai seorang pesilat. Penguaasaan terhadap teknik dasar ini sangat penting

agar pesilat dapat menguasai gerak rangkaian selanjutnya. Teknik dasar

dalam pencak silat yang paling utama dilatih yaitu. sikap pasang kuda-kuda,

pukulan, tendangan, tangkisaan, dan jatuhan. Teknik-teknik tersebut

merupakan rangkaian gerakan yang saling berhubungan dan memiliki

keterkaitan yang erat dalam pelaksanaan pencak silat. Untuk mencapai

prestasi yang tinggi dalam pencak silat, maka macam-macam teknik dasar

pencak silat seperti tersebut diatas harus dikuasai dengan baik.

Menurut Sudiana & Sepyanawati (2017: 19) gerak dasar pencak silat

adalah suatu gerak terencana, terarah, terkoordinasi dan terkendali, yang

mempunyai empat asspek sebagai satu kesatuan, yaitu aspek mental

spiritual, aspek beladiri, aspek olahraga dan aspek seni budaya. Dengan

demikian, pencaksilat merupakan cabang olahraga yang cukup lengkap

untuk dipelajari karena memiliki empat aspek yang merupakan satu

kesatuan utuh dan tidak dapat dipisah-pisahkan.

a. Sikap Kuda- Kuda

Menurut Nasution & Pasaribu (2017: 16) kuda-kuda adalah situasi

atau posisi menapak kaki untuk memperkokoh atau memperkuat posisi

tubuh saat berdiri agar tidak mudah dijatuhkan dan di mulai saat

penyerangan ataupun tangkisan dari serangan lawan. Kuda-kuda juga

10
penting untuk menjadi dasar titik tolak tendangan atau pukulan dan

menahan dorongan.

Menurut Sudiana & Sepyanawati (2017: 21) kuda-kuda merupakan

posisi dasar dalam melakukan teknik pencak silat selanjutnya. Kuda-kuda

adalah teknik yang memperlihatkan sikap dari keadaan kaki dalam

keadaan statis. Teknik ini digunakan untuk mendukung sikap pasang

pencak silat. Kuda-kuda juga digunakan sebagai latihan dasar pencak

silat untuk memperkuat otot-otot kaki.

Menurut Nenggala & Rismiati (2007: 47) sikap kuda-kuda dalam

bela diri pencak silat terdiri atas tiga jenis kuda-kuda, yaitu sebagai

berikut:

1) Kuda-Kuda Depan

Cara melakukan kuda-kuda depan adalah dengan menempatkan salah

satu kaki di depan dan di belakang. Kaki depan menopang berat badan

( membentuk sudut 30°).

Gambar 2. 1.Kuda-Kuda Depan


Sumber: Kriswanto, (2015: 45)

11
2) Kuda-Kuda Belakang

Tempatkan salah satu kaki di depan dan di belakang. Kaki belakang

menopang berat badan. Lurusakan kaki depan dan kaki belakaang

membentuk sudut 60°.

Gambar 2. 2.Kuda-Kuda Belakang


Sumber: Kriswanto, (2015: 47)

3) Kuda-Kuda Tengah

Tempatkan kedua kaki sejajar dan dibuka lebar. Kedua kaki

menopang berat badan.

Gambar 2. 3. Kuda-Kuda Tengah


Sumber: Kriswanto, (2015: 45)

Menurut Faruq (2009: 72) penguasaan teknik dasar kuda-kuda yang

benar dan kuat merupakaan syarat utama untuk melanjutkaan keteknik


12
berikutnya dalam permainan dan olahraga pencak silat. Setiap pesilat

harus mempunyai kuda-kuda yang kuat dan kokoh karena dengan itu ia

bisa melakukan serangan, tangkisan, kuncian yang tepat. Kuda-kuda

terletak pada bagian tungkai, agar kuda-kuda semakin kuat diperlukan

tungkai yang kuat.

Berdasarkan teori-teori di atas dapat dijelaskan bahwa kuda-kuda

adalah teknik dasar utama yang sangat penting dan harus di kuasai oleh

seorang pesilat. Karena kuatnya pertahanan dan penyerangan dalam

sebuah pertandingaan di tinjau dari kekuatan kuda-kuda pesilat. Kuda-

kuda yaitu teknik dasar yang harus dikuasai pesilat untuk memperkokoh

atau memperkuat posisi berdiri di saat kita melakukan penyerangan

maupun tangkisan terhadap lawan.

Menurut Maryono (2017: 14) kuda-kuda yang biasanya dilakukaan

dengan posisi lutut tertekuk, merupakan salah satu ciri utama pencak

silat. Kuda-kuda merupakan unsur penting untuk menguatkan sikap

pasang pesilat ketika menyerang maupun bertahan.

Menurut Kriswanto (2015: 43) istilah kuda-kuda berasal dari kata

“kuda”, yang berarti posisi kaki seperti orang menunggang kuda. Dalam

pencak silat kuda-kuda diartikan sebagai suatu posisi yang menjadi

tumpuan untuk melakukan sikap pasang (sikap standar), teknik-teknik

serangan dan teknik pembelaan diri.

Berdasarkan teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa sikap

kuda-kuda maksudnya adalah sikap tungkai atau kaki yang

13
menyesuaiakan jenis serangan (pukulan) yang digunakan dan tergantung

pada situasi yang ada. Pada dasarnya sikap tungkai (kuda-kuda) saat

menyerang adalah situasional sekali, dan berat badan biasanya pindah ke

tungkai yang terdekat dengan sasaran. Ketahanan kuda-kuda yang kuat

dan kokoh dapat menunjang pertahanan terhadap serangan lawan dan

tidak mudah dijatuhkan, karena dengaan memiliki sikap pasng kuda-kuda

yang baik dapat menjaga keseimbangan seorang pesilat secara

fungsional.

b. Pukulan

Menurut Mukholid (2007: 44) pukulan dalam pencak silat

merupakan salah satu serangan yang menggunakan lenggan atau tangan.

Setiap serangan mempunyai tiga unsur: (1) sikap tangan atau lengan

sebagai alat serang, (2) sikap kuda-kuda dan (3) sikap tubuh. Sikap

tangan atau lengan yang digunakan untuk menyerang (memukul)

disesuaikan dengan jenis pukulan yang digunakan, sedangkan tangan

atau lengan yang lain berada di depan dada dalam keadaan rileks (tidak

tegang). Menurut Kriswanto (2015: 59) teknik penggunaan lengan

sebagai alat serang disebut pukulan. Pengertian pukulan dalam pencak

silat adalah serangan yang dilakukan menggunakan tangan kosong

sebagai komponennya.

Berdasarkan teori-teori di atas dapat dijelaskan bahwa pukulan

merupakan salah satu teknik penyerangan yang mengggunakan tangan.

Pada prinsipnya segala teknik pukulan yang terdapat dalam pencak silat

14
boleh digunakan untuk menyerang bagian-bagian tubuh lawan yang

disahkan untuk diserang dalam upaya memperoleh angka. Untuk

memeperoleh angka semaksimal mungkin, maka pesilat harus

memastikan sebuah pukulan sampai kepada sasaran tanpa di halang atau

di tangkis oleh lawan.

Menurut Kriswanto (2015 : 59) pencak silat adalah bela diri yang

menggunakaan lengan dan tungkai. Lengan mempunyai peranan penting

sebagai alat serang maupun alat bela. Teknik penggunaan lengan sebagai

alat serang disebut pukulan.

Menurut Sudiana & Sepyanawati (2017: 41) serangan tangan

terdiri dari beberapa jenis yaitu :

1) Pukulan depan, serangan yang menggunakan lengan dengan tangan

mengepal, lintasanya lurus ke depan, dengan titik sasaran atas,

tengah, dan bawah.

Gambar 2. 4. Pukulan Depan


Sumber: Sudiana & Sepyanawati (2017: 41)

2) Pukulan samping, serangan yang menggunakaan lengan dengan

tangan mengepal, lintasanya kea rah samping badan, posisi tangan

mengepal.

15
Gambar 2. 5. Pukulan Samping
Sumber: Sudiana & Sepyanawati (2017: 42)

3) Pukulan sangkol, serangan yang menggunakan lengan dengan tangan

mengepal, lintasan dari bawah ke atas dengan kenaan kepalan

terbalik kesasaran kemaaluan, ulu hati, dan dagu.

Gambar 2. 6. Pukulan Sangkol


Sumber: Sudiana & Sepyanawati (2017: 42)

4) Pukulan lingkar, serangan yang menggunakaan lengan dengan

tangan mengepal, lingkaranya melingkar dari luar ke dalam, titik

sasaranya rahang dan rusu, posisi tangan mengepal dan menghadap

ke bawaah, titik sasarannya rahang dan rusuk, posisi tangan

mengepal menghadap ke bawaah, dengan sasaran muka, leher, bahu,

dan pinggang.

16
Gambar 2. 7. Pukulan Lingkar
Sumber: Sudiana & Sepyanawati (2017: 43)

5) Tebasan, seraangan satu atau dua telapak tangan terbuka dengan

kenaanya sisi telapak tanganluar, lintasan dari luar ke dalam atau

dari atass ke bawah,dengan sasaran muka, leher, bahu, dan pinggang.

Gambar 2. 8. Tebasan
Sumber: Sudiana & Sepyanawati (2017: 43)
6) Tebangan, serangan satu atau dua telapak tangan terbuka dengaan

kenaanya sisi telapak tangan dalam, lintasanya dari dalam ke luar

atau dari luar ke dalam , sasaranya leher.

17
Gambar 2. 9. Tebangan
Sumber: Sudiana & Sepyanawati (2017: 44)

7) Sangga, serangan dengan satu atau dua telapak tangan terbuka

dengan kenaannya pangkal telapaak tangan dalam, dengaan lintasan

dari bawah ke atas, dengan sasaran dagu dan hidung.

Gambar 2. 10. Sangga


Sumber: Sudiana & Sepyanawati (2017: 44)

8) Tamparan, serangan dengaan telapak tangan dalam yang kelima jari

tanganya merapat satu dengan yang lainya, lintasanya dari luar ke

dalam, dengan sasaran telinga.

18
Gambar 2. 11. Tamparan
Sumber: Sudiana & Sepyanawati (2017: 45)

9) Kepret, serangan dengan telapak tangan luar yang kelima jari

tanganya merapat satu dengan yang lainya, lintasan dari luar ke

dalam, dengan sasaran telinga.

Gambar 2. 12. Kepret


Sumber: Sudiana & Sepyanawati (2017: 45)

10) Tusukan, serangan dengan menggunakan jari tangan, dengan posisi

jari merapat, arahnyaa lurus ke depan, dengan saasaran mata dan

tenggorokan.

19
Gambar 2. 13. Tusukan
Sumber: Sudiana & Sepyanawati (2017: 46)

11) Totokan, serangan dengan tangan setengah mengenggam yang

kenaanya ruas kedua dari buku jari-jari, arahnya lurus ke depan

dengan sasaran mata dan tenggorokan.

Gambar 2. 14. Totokan


Sumber: Sudiana & Sepyanawati (2017: 46)

12) Patukan, serangan dengan lima jari tangan yang mengucup,

tekniknya sedikit di tarik ke belakang, dengan sasaran mata.

20
Gambar 2. 15. Patukan
Sumber: Sudiana & Sepyanawati (2017: 47)

13) Cengkraman, serangan yang menggunakan lima jari tangan

mencengkram, dengan lintasan luar ke dalam, dengan sasaran muka

dan kemaaluan.

Gambar 2. 16. Cengkraman


Sumber: Sudiana & Sepyanawati (2017: 47)

14) Gentusan, serangan yang menggunakan sisi lengan begian dalam dan

luar, dengan posisi tangan mengepal, dengan sasaran leher dan

pelipis.

21
Gambar 2. 17. Gentusan
Sumber: Sudiana & Sepyanawati (2017: 48)

15) Sikuan, serangan yang menggunakan siku tangan, siku atas dan siku

bawah.

Gambar 2. 18. Sikuan


Sumber: Sudiana & Sepyanawati (2017: 48)

16) Dobrakan, serangan dengan menggunakan kedua telapak tangan

dengan sasaran dada.

Gambar 2. 19. Dobrakan


Sumber: Sudiana & Sepyanawati (2017: 48)
22
Berdasarkan teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa pukulan

adalah teknik serangan yang dilakukan dengan mempergunakan tangan

kosong sebagai komponennya untuk menyerang bagian-bagian tubuh

lawan yang disahkan untuk diserang dalam upaya memperoleh angka.

Untuk menghasilkan pukulan yang baik yaitu harus memiliki power dan

speed yang maksimal. Untuk menghasilkan pukulan yang cepat dan kuat

maka perlu adanya latihan yang secara terus menerus dan

berksinambungan. Dengan intensitas latihan yang terjadwal dan

menggunakan bobot latihan yang baik dan benar.

c. Tendangan

Menurut Amrullah (2015: 89) tendangan merupakan salah satu

teknik gerak dalam olahraga pencak silat yang mempunyai nilai tinggi

dan merupakan salah satu teknik yang sering digunakan dalam

pertandingan. Teknik tendangan yang baik membutuhkan kekuatan serta

kecepatan semaksimal mungkin agar tidak mudah ditangkap oleh lawan.

Karena jika tendangan tidak memiliki speed dan power, maka setiap

serangan tendangan yang dilakukan dapat begitu mudah dihalau atau

ditaklukan lawan melalui tangkisan, elakan ataupun bantingan.

Menurut Kriswanto (2015: 71) serangan tungkai lebih di kenal

dengan tendangan. Teknik tendangan yang membutuhkan kekuatan dan

kecepatan yaitu: (1) tendangan lurus, (2) tendangan jejak, (3) tendangan

T, (4) tendangan belakang, (5) tendangan sabit, (6) sapuan, (7) guntingan.

23
Berdasarkan teori-teori di atas dapat dijelaskan bahwa penggunaan

teknik tendangan dalam pertandingan cenderung lebih efektif terhadap

pengumpulan angka dan pencapaian sasaran serang, tetapi didalam

pengamatan pada berbagai pertandingan olahraga bela diri pencak silat di

Merauke sering sekali di jumpai para atlet dalam melakukan serangan

kurang memiliki kemampuan tendangan depan yang baik akibatnya

serangan-serangan yang menggunakan unsur-unsur kecepatan (speed),

daya ledak (power), daya tahan (enduren) yang dilakukan berulang-ulang

menjadi kurang terpola dan tidak mempunyai efek terhadap lawan

sehingga serangan tendangan dapat mudah ditaklukan oleh lawan.

Menurut Sudiana & Sepyanawati (2017: 50) serangan dengan

tungkai dan kaki terdiri dari tendangan, sapuan, dengkulan, dan

guntingan. Semua teknik serangan baik yang menngunakan tangan

ataupun kaki harus dilakukan dengan cepat dan kuat agar tidak mudah

ditaklukan oleh lawan saat bertanding. Berikut adalah paparan dari

serangan menggunakan tungkai dan kaki.

1. Tendangan

a) Tendaangan lurus, serangan yang menggunakan sebelah kaki dan

tungkai, lintasanya ke arah depan posisi badan menghadap ke

depan, dengan kenaanya pangkal jari-jari kaki bagian dalam,

dengan sasaran ulu hati dan dagu.

24
Gambar 2. 20. Tendangan Lurus
Sumber: Sudiana & Sepyanawati (2017: 50)
b) Tendangan tusuk, serangan yang menggunakan sebelah kaki dan

tungkai, lintasanya ke arah depan dengan posisi badan menghadap

ke depan, dengan kenaanya ujung jari-jari kaki, dengan sasaran ulu

hati.

Gambar 2. 21. Tendangan Tusuk


Sumber: Sudiana & Sepyanawati (2017: 51)

c) Tendangan kepret, serangan yang menggunakan sebelah kaki dan

tungkai, lintasanya ke arah depan dengan posisi badan menghadap

ke depan, dengan kenaanya punggung kaki, dengan sasaran

kemaluan.

25
Gambar 2. 22. Tendangan Kepret
Sumber: Sudiana & Sepyanawati (2017: 51)

d) Tendangan jejag, serangan yang menggunakan sebelah kaki dan

tungkai, lintasanya ke arah depan, dengan posisi badan menghadap

ke depan, dengan kenaanya telapak kaki penuh, sifatnya

mendorong, dengan sasaran dada.

Gambar 2. 23. Tendangan Jejag


Sumber: Sudiana & Sepyanawati (2017: 52)

e) Tendangan gajul, serangan yang menggunakan sebelah kaki dan

tungkai, lintasanya ke arah depan dengaan posisi badan menghadap

ke depan, dengan kenaanya tumit dari arah bawah ke atas, dengan

sasaran dagu dan ulu hati.

26
Gambar 2. 24. Tendangan Gajul
Sumber: Sudiana & Sepyanawati (2017: 52)

f) Tendangan “T”, serangan yang menggunakan sebelah kaki dan

tungkai, lintasanya lurus ke depan dan kenaanya tumit, telapak kaki

dan sisi luar telapak kaki, posisi lurus, biasanya digunakan untuk

serangan samping, dengan sasaran seluruh bagian tubuh.

Gambar 2. 25. Tendangan “T”


Sumber: Sudiana & Sepyanawati (2017: 53)
g) Tendangan celorong, yakni tendaangan “T” dengan posisi

merebahkan badan dengan sasaran lutut dan kemaluan.

Gambar 2. 26. Tendangan Celorong


Sumber: Sudiana & Sepyanawati (2017: 53)

27
h) Tendangan belakang, yakni tendangan dengan sebelah kaki dan

tungkai dengan lintasan lurus ke belakang tubuh (membelakangi

lawan), dengan sasaran seluruh bagian tubuh.

Gambar 2. 27. Tendangan Belakang


Sumber: Sudiana & Sepyanawati (2017: 54)

i) Tendangan kuda, tendangan dengan dua kaki menutup atau

membuka, lintasanya lurus kke belakang tubuh, dengan sasaran

seluruh bagian tubuh.

Gambar 2. 28. Tendangan Kuda


Sumber: Sudiana & Sepyanawati (2017: 54)

j) Tendangan taji, tendangan dengan seblah kaki dan tungkai dengan

kenaan tumit yang lintasanya ke arah belakang dengan sasaran

kemaaluan.

Gambar 2. 29. Tendangan Taji


Sumber: Sudiana & Sepyanawati (2017: 55)
28
k) Tendangan sabit, tendangaan yang lintasanya setengah lingkaran ke

dalam, dengan sassaaran seluruh bagiaan tubuh, dengan punggung

telapak kaki atau jari telapak kaki.

Gambar 2. 30. Tendangan Sabit


Sumber: Sudiana & Sepyanawati (2017: 55)

l) Tendangan baling, tendangan melingkar ke arah luar dengan

kenaanya tumit luar daan posisi tubuh berputar, dengan sasaran

seluruh bagian tubuh.

Gambar 2. 31. Tendangan Baling


Sumber: Sudiana & Sepyanawati (2017: 56)

m)Hentak bawah, serangan yang menggunakan telapak kaki

menghadap ke luar, yang dilaksananakan dengaan posisi badan

direbahkan, bertujuan untuk mematahakan persendian kaki.

Gambar 2. 32. Hentak Bawah


Sumber: Sudiana & Sepyanawati (2017: 56)
29
n) Gajig, serangan yang menggunakan sebelah kaki dan tungkai,

lintasanya lurus ke samping ke arah persendian kaki atau dengkul

dengan tujuan mematahkan.

Gambar 2. 33. Gajig


Sumber: Sudiana & Sepyanawati (2017: 57)

2. Sapuan

a) Sapuan tegak, serangan menyapu kaki dengan kenaanya telapak

kaki ke arah bawah mata kaki, lintasanya dari luar ke dalam,

bertujuan menjatuhkan.

Gambar 2. 34. Sapuan Tegak


Sumber: Sudiana & Sepyanawati (2017: 58)

b) Sapuan rebah, serangan menyapu kaki dengan caraa merebah diri

bertujuan menjatuhkan, bisa dengan saapuan rebah belakang (sirkel

bawah).

30
Gambar 2. 35. Sapuan Rebah
Sumber: Sudiana & Sepyanawati (2017: 58)

c) Sabetan, serangan menjatuhkan lawan dengan kenaaan tulang

kering ke saasaran betis dengan lintasan dari luar ke dalam.

Gambar 2. 36. Sabetan


Sumber: Sudiana & Sepyanawati (2017: 59)

d) Beset, serangan menjatuhkan lawan dengan alat penyesar betis.

Gambar 2. 37. Beset


Sumber: Sudiana & Sepyanawati (2017: 59)

3. Dengkulan

a) Dengkulan depan, yakni serangan dengan dengkulan, lintasan dari

atas ke bawah, dengan sasaran dada dan kemaluan.

31
Gambar 2. 38. Dengkulan Depan
Sumber: Sudiana & Sepyanawati (2017: 60)

b) Dengkulan samping, yakni lintasan seperti busur dari luar ke

dalam dengaan saasaran ke arah dada.

Gambar 2. 39. Dengkulan Samping


Sumber: Sudiana & Sepyanawati (2017: 61)

c) Dengkulan samping luar, yakni lintasanya dari dalam ke luar,

dengan saasaran perut.

Gambar 2. 40. Dengkulan Samping Luar


Sumber: Sudiana & Sepyanawati (2017: 61)

32
4. Guntingan

Guntingan yakni teknik menjatuhkan lawan yang dilakukan

dengaan menjepit kedua tungkai pada sasaran leher, pnggang atau

tungkai lawan sehingga lawan jatuh. Guntingan terdiri dari guntingan

luar dan guntingan dalam.

Gambar 2. 41. Guntingan


Sumber: Sudiana & Sepyanawati (2017: 62)

Berdasarkan teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa

tendangan merupakan serangan dengan menggunakan kaki yang

bertujuan untuk mengenai atau menjatuhkan lawan agar memperioleh

point dalam suatu pertandingan pencak silat. Dalam olahraga pencak

silat tendangan yang efektif harus dilakukan dengan keras, cepat,

lincah disertai kemampuan jangkauan pada sasaran agar lawan sulit

melakukan tangkisan dan elakan.

d. Tangkisan

Menurut Roji (2006: 110) tangkisa dalam pencak silat merupakan usaha

pembelaan dengan cara mengadakan kontak langsung dengan serangan,

yang tujuanya: (1) mengalihkan serangan dan lintasanya, (2)

membendung atau menahan serangan, jika terpaksa.Tangkisan selalu

33
disertai dengan kuda-kuda, sikap tangan dan sikap tubuh yang baik,

sedangkan tangkisan itu sendiri dapat menggunakan satu lengan, dua

lengan, siku dan kaki.

Menurut Nasution & Pasaribu (2017: 24) teknik dasar dalam dalam

mempelajari seni bela diri pencak silat adalah dengan mempelajari teknik

tangkisan. Tangkisan digunakaan untuk menahan atau menangkis

serangan lawan.

Berdasarkan teori-teori di atas dapat di jelaskan bahwa tangkisan

adalah usaha untuk membela serangan lawan agar tidak smpai pada

saasaran. Tangkisan juga dapat berfungsu sebagai teknik pertahanan yang

mampu menghalau serangan lawan baik pukulan maupun tendangan.

Dengan tangkisan yang kuat dan cepat maka serangan dapaat mudah

dihalau. Tangkisan dapat secara refleks dilakukaan ketika pesilat sudah

terbiasa dalam melakukan fighter.

Menurut Sudiana & Sepyanawati (2017: 33) tangkisan adalah

teknik belaan untuk menggagalkan serangan lawan dengan melakukan

tindakan menahan serangan lawan dengan tangan, kaki, dan tubuh.

Tangkisan yang baik yaitu tangkisan yang dilakukan dengan cepat dan

membutuhkan kekuatan dan kemampuan dalam menahan

serangan ,hingga serangan yang dilakukan oleh lawan dapat di halau dan

ntidak menjangkau sasaran.

Menurut Kriswanto (2015: 83) Tangkisan adalah belaan dengan

cara kontak langsung bagian anggota badan dengan serangan. Kontak

34
langsung yang dilakukan bertujuan untuk memindahkan atau

membendung serangan lawan. Anggota badan yang dapat digunakan

untuk menangkis adalah tangan, lengan,siku, dan kaki. Sikap menangkis

selalu disertai sikap kuda-kuda dan sikap tubuh dengan menggunakan:

(1) satu/dua lengan, (2) siku, dan (3) kaki/tungkai. Terhadap serangan

yang mempunyai bentuk dan arah/lintasan yang bervariasi, maka variasi

tangkisannya antara lain posisi tinggi atau rendah, dengan tangan terbuka

atau tertutup, dan arah ke dalam atau keluar.

1) Tangkisan Satu Lengan

Tangkisan satu lengan terdiri dari:

a) Tangkisan dalam, yaitu tangkisan dari luar ke dalam menangkis

serangan lurus khususnya pukulan dengan perkenaan pada lengan

bawah bagian luar, tangan yang lainnya melindungi dada.

Gambar 2. 42. Tangkisan Dalam


Sumber: Kriswanto (2015: 84)

b) Tangkisan luar, yaitu tangkisan dari dalam ke luar menangkis

serangan lurus khususnya pukulan dengan perkenaan pada lengan

bawah bagian dalam, tangan yang lainnya melindungi dada.

35
Gambar 2. 43. Tangkisan Luar
Sumber: Kriswanto (2015: 84)

c) Tangkisan atas, yaitu tangkisan dari bawah ke atas, berfungsi

melindungi kepala dari serangan lawan yang arahnya dari atas ke

bawah, tangan yang lainya melindungi dada.

Gambar 2. 44. Tangkisan Atas


Sumber: Kriswanto (2015: 85)

d) Tangkisan bawah, yaitu tangkisan dari atas ke bawah di depan

badan, perkenaan pada lengan bawah di depan badan, perkenaan

pada lengan bawah bagian luar, tangan yang lainya melindungi

dada. tangkisan ini disebut tangkisan gedig.

36
Gambar 2. 45. Tangkisan Bawah
Sumber: Kriswanto (2015: 86)

e) Tepisan, yaitu tangkisan dengan menggunakan tangan terbuka

dengan perkenaannya telapak tangan, arah gerakanya dari luar ke

dalam.

Gambar 2. 46. Tepisan


Sumber: Kriswanto (2015: 86)

2) Tangkisan Dua Lengan

Tangkisan dua lengan terdiri dari:

a) Tangkisan dua lengan depan dada dengan telapak tangan, tangkisan

ini dilakukan dengan posisi kedua tangan berada di depan dada,

kedua telapak tangan saling berhadapan (jarijari tangan terbuka).

Perkenaan tangkisan pada kedua telapak tangan.

37
Gambar 2. 47. Tangkisan Dua Lengan
Sumber: Kriswanto (2015: 87)

b) Tangkisan dua lengan depan dada dengan lengan bawah, tangkisan

ini dilakukan dengan posisi kedua tangan berada di depan dada

mengepal dengan kepalan menghadap dada. Perkenaan tangkisan

pada kedua lengan bawah.

Gambar 2. 48. Tangkisan Dua Lengan Depan Dada


Sumber: Kriswanto (2015: 88)

c) Tangkisan belah (tinggi/rendah), tangkisan ini dilakukan dengan

posisi maju atau mundur saat menangkis. gerakan dilakukan oleh

kedua lengan atau tangan secara bersamaan. Saat bergerak pada

awalnya kedua tangan saling berhadapan, namun setelah kedua

lengan hampir lurus secara mendadak kedua tangan diputar dan

masing-masing di bawa keluar atau samping sehingga kedua

telapak tangan saling membelakangi dan dan secara bersamaan


38
menjauh, biasannya digunakan untuk menangkis pukulan yang

menggunakan dua tangan seperti pukulan dobrak.

Gambar 2. 49. Tangkisan Belah


Sumber: Kriswanto (2015: 89)

d) Tangkisan dua lengan silang tinggi rendah, tangkisan ini dilakukan

dengan saling menyilangkan lengan ke atas atau ke bawah.

Gerakan dilakukan oleh kedua lengan secara bersamaan, jari-jari

rapat dan tidak mengepal. Kedua telapak tangan menghadap keluar,

sehingga punggung tangan salung berhadapan.

Gambar 2. 50. Tangkisan Dua Lengan Silang Rendah


Sumber: Kriswanto (2015: 90)

e) Tangkisan dua lengan buang ke samping, gerakan ini dilakukan

dengan menjulurkan kedua lengan ke depan. Gerakan tangan dari

depan badan sampai di samping badan. Perkenaan pada kedua

telapak tangan dan serangan lawan dibuang kea rah samping badan.
39
Gambar 2. 51. Tangkisan Dua Lengan Buang ke Samping
Sumber: Kriswanto (2015: 90)

3) Tangkisan Siku

Tangkisan siku adalah gerakan menangkis serangan lawan dengan

menggunakan siku. Tangkisan siku terdiri dari:

a) Tangkisan siku dalam, yaitu tangkisan yang menggunakan siku,

dengan lintasan dari luar ke dalam. Tangkisan ini digunakan untuk

menangkis serangan lurus.

Gambar 2. 52. Tangkisan Siku Dalam


Sumber: Kriswanto (2015: 92)

b) Tangkisan siku atas, yaitu tangkisan yang menggunakan siku,

dengan lintasan dari bawah ke atas. Tangkisan ini di gunakan untuk

menangkis serangan yang arahnya bersal dari bawah ke atas.

40
Gambar 2. 53. Tangkisan Siku Atas
Sumber: Kriswanto (2015: 92)

c) Tangkisan siku bawaah, yaitu tangkisan yang menggunakan siku,

dengan lintasan dari atas ke bawah. Tangkisan ini digunakan untuk

menangkis serangan yang arahnya berasal dari atas ke bawah.

Gambar 2. 54. Tangkisan Siku Bawah


Sumber: Kriswanto (2015: 93)

4) Tangkisan Kaki

Tangkisan kaki adalah gerakan menangkis dengan menggunakan kaki.

Tangkisan kaki terdiri dari:

a) Tutup samping, tangkisan ini dilakukaan dengan badan agak

condong ke belaakang, kaki di angkat menyamping, seperti

41
melakukan awalan tendangan “T”, perkenaan tangkisan pada

telapak kaki.

Gambar 2. 55. Tangkisan Tutup Samping


Sumber: Kriswanto (2015: 94)

b) Tutup depan, tangkisan ini dilakukan dengan mengangkat paha ke

atas dengan ujung kaki mengarah ke depan.

Gambar 2. 56. Tangkisan Tutup Depan


Sumber: Kriswanto (2015: 94)

c) Buang luar, tangkisan ini dilakukan dengan mengangkat paha ke

atas dilakukan dengan mengarahkan ke luar seperti gerakan

membuang atau melemparkan serangan lawan ke samping.

42
Gambar 2. 57. Tangkisan Buang Luar
Sumber: Kriswanto (2015: 95)

d) Busur luar/ dalam, tangkisan ini dilakukan dengan cara melakukan

tangkisan dengan menggunakan telapak kaki yang mengarah ke

luar atau dalam seperti busur yang dilakukan untuk membuang

serangan lawan. Tangkisan ini biasa di sebut juga dengan tangkisan

kibas.

Gambar 2. 58. Tangkisan Busur Luar/Dalam


Sumber: Kriswanto (2015: 95)

Berdasarkan teori- teori di atas dapat disimpulkan bahwa tangkisan

adalah usaha menghalau atau menggagalkan serangan lawan yang

sifatnya membahayakan. Tangkisan juga harus disertai dengaan kuda-

kuda yang kokoh, karena jika pertahanan kuda-kuda lemah maka

43
meskipun serangan mapu digaglkan tubuh akan mudah terjatuh atau

berpindah dari posisi.

e. Jatuhan

Menurut Kriswanto (2015: 104) jatuhan adalah teknik dan taktik

serangan pada jarak jangkau jauh dan sedang yang dilaksanakan dengan

menggunakan tungkai atau kaki untuk menjatuhkan lawan. Jatuhan

merupakan teknik menjatuhkan lawan sebagai pembelaan akibat tindak

lanjut dari teknik tangkapan atau serangan langsung. Teknik jatuhan

dapat dilakukan dengan menambah tenaga pada serangan lawan,

merubah arah serangan lawan, menghilangkan tumpuan badan lawan.

1. Teknik jatuhan dengan tarikan

Gambar 2. 59. Teknik jatuhan dengan tarikan


Sumber: Kriswanto (2015: 105)

2. Teknik Jatuhan Dengan Dorongan

Gambar 2. 60. Teknik Jatuhan Dengan Dorongan


Sumber: Kriswanto (2015: 106)

44
3. Teknik Jatuhan Dengan Merubah Arah Serangan Lawan Dengan

tarikan.

Gambar 2. 61. Teknik Jatuhan Dengan Merubah Arah Serangan


Lawan Dengan tarikan
Sumber: Kriswanto (2015: 107)

4. Teknik Jatuhan Dengan Merubah Arah Serangan Lawan Dengan

Dorongan

Gambar 2. 62. Teknik Jatuhan Dengan Merubah Arah Serangan


Lawan Dengan Dorongan
Sumber: Kriswanto (2015: 108)

5. Teknik Jatuhan Dengan Merubah Arah Serangan Lawan Dengan

Putaran

Gambar 2. 63. Teknik Jatuhan Dengan Merubah Arah Serangan


Lawan Dengan Putaran
Sumber: Kriswanto (2015: 109)

45
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa jatuhan adalah

teknik dasar bela diri yang bertujuan untuk menggagalkan serangan

lawan sekaligus menjatuhkan posisi lawan ke lantai. Jatuhan yang baik

harus dilakukan dengan cepat dan kuat, karena membutuhkan tenaga

untuk menghalau, mengankat, serta menjatuhkan lawan dengan bentuk

membanting.

3. Teknik Dasar Tendangan Depan Dada

Dalam olahraga pencak silat tendangan sama pentingnya dengan

teknik pukulan dan teknik yang lainnya, namun tendangan lebih cenderung

menguntungkan, karena mempunyai nilai yang lebih tinggi kekuatan yang

lebih besar dan jangkauan yang lebih panjang. Dalam suatu pertandingan,

teknik serangan berupa tendangan yang memiliki nilai 2 (dua).

Menurut Nasution & Pasaribu (2017: 22) tendangan depan, jenis

tendangan ini dilakukan dengan cara mengangkat satu kaki baik kaki kanan

atau kiri lalu menenendang dengan posisi kaki lurus ke depan. Menurut

Sudiana & Sepyanawati (2017: 50) tendangan lurus atau tendangan depan

adalah serangan yang menggunakan sebelah kaki dan tungkai, lintasanya ke

arah depan posisi badan menghadap ke depan, dengan kenaanya pangkal

jari-jari kaki bagian dalam, dengan sasaran ulu hati dan dagu.

Menurut Kriswanto (2015 : 71) tendangan lurus yaitu tendangan yang

menggunakan ujung kaki dengan tungkai lurus. tendangan ini mengarah ke

depan pada sasaran dengan meluruskan tungkai sampai ujung kaki. bagaian

46
kaki yang kena saaat menendang adalah pangkaal bagian dalam jari-jari

kaki. Posisi badan menghadap ke sasaran.

Tendangan depan merupakan tendangan termudah pelaksanaannya.

Banyak perguruan pencak silat bahkan aliran-aliran beladiri lain

menempatkan tendangan lurus sebagai teknik yang diperkenalkan kepada

siswa-siswa baru. Prinsip kerja tendangan lurus memang sederhana, yakni

melempar tungkai ke depan, setelah terlebih dahulu mengangkat lutut

setinggi sasaran. Untuk melatih tendangan depan dengan benar, dalam

gerakan lambat langkah pertama yang dilakukan adalah berdiri pada posisi

sikap pasang yang baik, kemudian angkat lutut setinggi pinggang. Kedua,

julurkan tungkai bawah ke depan diikuti oleh dorongan pinggul searah

tendangan. Kunci lutut (untuk latihan dengan tenaga penuh, hindari cara

mengunci lutut ini) dan rasakan bahwa kaki (yang menendang) telah berada

dalam posisi lurus. Selanjutnya tarik tungkai bawah anda dan kembali pada

posisi semula. Perkenaan tendangan lurus adalah pada pangkal jari-jari kaki.

Gambar 2. 64 Tendangan Lurus


(Sumber : R. Kotot Slamet Hariyadi, 2002:74 dalam Skripsi
Agus Kholid Nurul Asyhar)

Berdasarkan teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa tendangan

depan tendangan dengan lintasan lurus ke depan, sasaran adalah ulu hati,
47
atau perut lawan, serta pesilat bisa mengombinasikan tendangan ini dengan

kombinasi lompatan, tendangan ini merupakan teknik dasar pencak silat

yang sangat penting dan membutuhkan kecepatan untuk menyerang lawan

dalam keadan jarak yang jauh ataupun dekat . Dengan tendangan depan

yang kuat dan cepat maka lawan dapat mudah di taklukan karena sasaranya

yang sangat ekstrim dengan sasaran uluhati maupun perut.

4. Hakikat Latihan

Menurut Anggoro dalam Pranata & Yarmani (2017: 107) latihan

merupakan suatu proses yang sistematis dalam menyiapkan atlet pada suatu

kegiatan. Proses dilakukan secara berulang-ulang dengan beban yang

semakin meningkat. Latihan pada prinsipnya adalah memberikan tekanan

atau stress secara teratur, sistematis, berkesinambungan, sedemikian rupa

sehingga dapat meningkatkan kemampuan fisik di dalam kemampuan kerja.

Menurut Bompa & Haf dalam Sucipto & Widiyanto (2015: 115)

“Training is usually defined as systematic process of repetitive, progressive

exercises, having the ultimate goal of improving atletic perfor-mance”.

Maksudnya latihan sebagai suatu proses sistematis yang dilakukan secara

berulang-ulang, progresif, dan mempunyai tujuan untuk meningkatkan

penampilan fisik. Dalam olahraga diperlukan tidak hanya sekedar praktek

tetapi harus merupakan proses yang memerlukan pengalaman. Semakin atlet

melakukan latihan maka pengenalan terhadap teknik akan meningkat dan

pengembangan penampilan di lapangan pun juga akan meningkat. Faktor

yang menentukan dalam proses latihan adalah seorang pelatih dan teori-teori

48
ilmu keolahragaan. Seorang pelatih harus mengetahui teknik-teknik melatih

yaitu metode melatih.

Berdasarkan teori-teori di atas dapat dijelaskan bahwa latihan adalah

suatu proses kegiatan olahraga yang dilakukan secara sadar, sistematis,

bertahap dan berulang-ulang, dengan waktu yang relatif lama, untuk

mencapai tujuan akhir dari suatu penampilan yaitu peningkatan prestasi

yang optimal. Agar latihan mencapai hasil prestasi yang optimal, maka

program atau bentuk latihan yang disusun hendaknya mempertimbangkan

kemampuan dasar individu, dengan memperhatikan dan mengikuti prinsip-

prinsip atau azas-azas pelatihan. Sistematis berarti berencana, menurut

jadwal dan menurut pola sistem tertentu, metodis dari yang mudah ke yang

sukar, latihan yang teratur dari yang sederhana ke yang kompleks.

Menurut Harsono dalam Purba (2014: 26) latihan adalah suatu proses

yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang-

ulang dengan kian hari menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya.

Berdasarkan dari pendapat Harsono tersebut, Purba (2014: 26) menyatakan

bahwa latihan pada prinsipnya adalah memberikan tekanan fisik pada tubuh

secara teratur, sistematis, berkesinambungan untuk meningkatkan

kemampuan fisik. Untuk itu program latihan sangat penting untuk

menunjang tercapainya latihan yang teratur.

Menurut Tangkudung dalam Amrullah (2015: 92) menjelaskan tujuan

latihan antara lain untuk membantu atlet meningkatkan keterampilan dari

prestasi olahraganya memperoleh dan menyempurnakan tehnik olahraga

49
yang dipilih, memperbaiki dan menyempurnakan strategi, menanamkan

kualitas kemaauan, menjamin dan mengamankan persiapan tim secara

optimal, untuk mencapai dan memperluas perkembangan fisik secara

menyeluruh, untuk mempertahankan keadaan kesehatan.

Berdasarkan teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa latihan yaitu

suatu proses kerja yang dilakukan secara terus-menerus, berkesinambungan,

dan dalam waktu yang cukup panjang, dilakukan secara tepat dan berulang-

ulang dengan tujuan meningkatkan kesegaran dan kebugaran jasmani. Oleh

karena itu, latihan bukanlah upaya untuk menjadikan sempurna akan tetapi

latihan adalah usaha untuk menjadikan permanen.

5. Pengertian Beban Latihan

Menurut Thomas dalam Setiawan & Setiabudi (2016: 53 ) latihan

beban merupakan aktivitas olahraga menggunakan barbell, dumbell,

peralatan mekanis dan lain sebagainya dengan tujuan untuk meningkatkan

kesehatan dan penampilan fisik. Irianto dalam Sucipto & Widianto (2016:

113) menyatakan bahwa latihan beban merupakan salah satu bentuk latihan

yang menggunakan alat beban untuk menunjang proses latihan dengan

tujuan untuk meningkatkan kebugaran, kekuatan otot, kecepatan,

pengencangan otot, hypertrophy otot, rehabilitasi pascacedera, penurunan

berat badan, dan lain lain.

Menurut Awan Hariono dalam Sudiman (2015: 61) menyatakan

latihan adalah suatu proses berlatih yang dilakukan dengan sistematis dan

berulang-ulang dengan pembebanan yang diberikan secara progresif. Selain

50
itu, latihan merupakan upaya yang dilakukan seseorang untuk

mempersiapkan diri dalam upaya untuk mencapai tujuan tertentu. Berbagai

pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa latihan adalah proses

penyempurnaan keterampilan (olahraga) yang dilakukan peserta didik

ataupun atlet secara sistematis, terstruktur, berulang-ulang, serta

berkesinambungan, dan bertahap dari bentuk maupun beban latihannya.

Berdasarkan teori-teori di atas dapat di jelaskan bahawa latihan beban

merupakan suatu metode latihan yang menggunakan pemberat beban dalam

aktifitasnya, yang bertujuan untuk meningkatkan kecepataan dan kekuatan

baik kekuatan otot maupun kecepatan. Dengan adanya beban yang

digunakan untuk menambah berat dalam latihan maka dengan secara

berkelanjutan dapat mampu meningkatkan kecepatan gerakan yang di latih

tersebut. Beban latihan yaitu sejumlah intensitas, volume, durasi dan

frekuensi dari suatu aktivitas yang harus dijalani oleh atlet dalam jangka

waktu tertentu untuk meningkatkan kemampuan fungsional dari sistem

organ tubuhnya agar mampu beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi

sesuai dengan tujuan latihan.

Menurut Dreger dalam Sucipto & Widiyanto (2016: 112) latihan

beban weight training adalah aktivitas fisik yang dilakukan secara sistematis

dengan menggunakan beban sebagai alat untuk meningkatkan kekuatan otot

untuk mencapai tujuan seperti memperbaiki kondisi fisik members,

mencegah terjadinya cedera atau untuk tujuan kesehatan. Menurut

Soekarman dalam Ariga, Saifuddin, & Iskandar (2016 :11) perlu diberikan

51
penekanan bahwa latihan pada dassarnya harus ada kekhususan untuk

meningkatkan kekuatan dan kecepatan, sistem energi yang digunakan

dalamolahraga yang bersangkutan.

Menurut Harsono dalam Wibowo, Hariyanto & Tomi (2016: 400)

menjelaskan latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja,

yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah

jumlah beban latihan atau pekerjaannya. Peningkatan berat beban dilakukan

tidak sekaligus, tetapi bertahap. Diawali dengan beban rendah dan

dilanjutkan ke beban yang semakin tinggi.

Berdasarkan teori-teori di atas dapat dapat disimpulan bahwa, beban

latihan adalah suatu aktivitas olahraga yang dilakukan dengan berulang-

ulang secara kontinyu dengan peningkatan beban secara periodic dan

berkelanjutan yang dilakukan berdasarkan jadwal, pola dan sistem serta

metode tertentu untuk mencapai tujuan yaitu meningkatkan prestasi

olahraga. Dengan demikian secara sistematis tubuh yang di latih akan

terbiasa menggunakan pemberat beban, setelah tidak di kenakan maka maka

secara otomatis kecepatan dapat meningkat secara fungsional. Peningkatan

pemberian beban hendaknya dilakukan secara progresif dan bertahap.

Progresif artinya beban latihan selalu meningkat, dari awal sampai akhir

latihan. Beban latihannya dapat berupa berat beban yang harus diangkat,

banyaknya repetisi, set, lama istirahat per set, kecepatan, frekuensi

perminggu dan sebagainya. Dalam program latihan beban terdapat istillah

52
repetisi. Repetisi adalah salah satu gerakan teknik mengangkat atau

melakukan gerakan secaara berulang-ulang.

Dalam penelitian ini, peneliti membuat beban latihan dengan sebuah

alat pemeberat kaki berupa barbel yang terbuat dari karet ban dalam sepeda

yang diisi pasir. Benda ini bersifat elastis karena terbuat dari karet sehingga

aman saat digunakkan. Penggunaan alat ini digunakan pada kaki bagian

bawah tepat di atas mata kaki dengan cara di lilitkan . Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan 3 kali penambahan berat beban selama 14 kali

pertemuan. Berat beban untuk tahap awal penggunan alat ini yaitu 1kg

selama 5 kali pertemuan, kemudian meningkat menjadi 1,5kg selama 5 kali

pertemuan, dan meningkat lagi 2kg. Peningkatan penambahan beban ini

bertujuan untuk meningkatkan kecepatan tendangan secara bertahap untuk

menuju sempurna.

Gambar 2. 65. Alat Pemberan Kaki


(Sumber: Foto Buatan Peneliti, diambil pada: Rabu 29 Agustus 2018)

53
Gambar 2. 66. Penggunaan Alat Pemberat Kaki
(Sumber: Foto Buatan Peneliti, diambil pada: Rabu 29 Agustus 2018)

6. Pengertian Latihan Pengulangan Penambahan Beban

Menurut Syafrudin dalam Waryanti (2013: 8) latihan pengulangan

adalah salah satu bentuk metode latihan yang lebih menekan pada kerja

dengan intensitas yang sangat tinggi kemudian dilakukan istirahat penuh

dengan waktu istirahat yang lebih panjan. Diantara sisi materi latihan

dengan intensitas latihan yang sangat tinggi terdapat interval-interval yang

membawa kepemulihan sempurna (penuh).

Latihan pengulangan penambahan beban bertujuan untuk

meningkatkan perkembangan kemampuan tubuh. Pembebanan latihan yang

lebih berat dari sebelumnya tersebut akan merangsang tubuh untuk

beradaptasi dengan beban tersebut, sehingga kemampuan tubuh akan

meningkat. Kemampuan tubuh akan meningkat di mungkinkan akan mampu

memcapai prestasi yang lebih baik. Salah satu hal yang harus di ingat,

dalam peningkatan beban latihan tidak boleh terlalu tinggi atau berlebihan.

54
Dalam olahraga latihan beban diperlukan latihan yang baik dan teratur

untuk mencapai hasil yang maksimum dan menuju prestasi yang lebih baik.

Selain itu juga ada beberapa faktor yang harus dikuasai oleh setiap member

agar mampu mencapai prestasi yang tinggi. Pengulangan maksudnya adalah

gerakan-gerakan yang sukar dilakukan menjadi semakin mudah dan reflektif

pelaksanaannya dengan adanya pengulangan latihan. Penambahan beban

yaitu makin bertambah dalam frekuensi latihan yang telah ditentukan, secara

perodik setelah tiba saatnya maka beban ditambah demi meningkatkan

perubahan-perubahan dan tercapainya prestasi.

7. Pengertian Kecepatan

Pertandingan pencak silat kategori tanding dilaksanakan selama 3

menit bersih dalam waktu tiga babak. Dalam waktu itu dibutuhkan serangan

yang ditujukan terhadap lawan untuk memperoleh nilai. Untuk memperoreh

nilai dalam pertandingan serangan yang dilakukan harus secepat-cepatnya.

Kecepatan merupakan kualitas kondisional yang memungkinkan seorang

olahragawan dapat melakukan gerakan sesingkat-singkatnya bila

dirangsang. Kecepatan merupakan kemampuan genetika atau bawaan sejak

lahir,oleh karena itu komponen kecepatan mempunyai keterbatasan tertentu

tergantung pada struktur otot dan syaraf, sehingga peningkatan kecepatan

juga relatif terbatas.

Menurut Nusufi (2015: 40) kecepatan merupakan kemampuan untuk

melakukan gerakan-gerakan secara berturut-turut dalam waktu yang

sesingkat-singkatnya, Dalam olahraga beladiri pencak silat tendangan

55
ditentukan oleh gerakan paha/ kaki yang dilakukan secara cepat. Roji dalam

Nusufi (2015: 40) mengemukakan bahwa: “Kecepatan (Speed) merupakan

kemampuan seseorang untuk melakukan gerakan bersikenambungan dalam

bentuk yang sama waktu sesingkat-singkatnya”.

Menurut Harsono dalam Hanafi (2010: 6) bahwa kecepatan adalah

kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-

turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, atau kemampuan untuk

menempuh suatu jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Akan tetapi

kecepatan bukan hanya berarti menggerakkan seluruh tubuh dengan cepat,

namun dapat pula terbatas pada menggerakkan anggota-anggota tubuh

dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Berdasarkan teori-teori di atas dapat di jelaskan bawha kecepatan

merupakan salah satu aspek kemampuan yang diperlukan dalam olahraga

tertentu. Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan yang

sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, atau

kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang sesingkat-

singkatnya.

Menurut Abdul Kadir Ateng dalam Hanafi (2010: 6) bahwa

“kecepatan adalah kemampuan individu untuk melakukan gerakan yang

sama berulang-ulang dalam waktu yang sesingkat-singkatnya atau jumlah

gerakan perunit waktu”.Menurut Ismiryati dalam Lestari (2017: 60)

kecepatan adalah kemampuan dasar mobilitas sistem saraf pusat dan

perangkat otot untuk menampilkan gerakan-gerakan pada kecepatan

56
tertentu. Menurut Lubis dalam Lestari (2017: 60) penilaian kecepatan

tendangan kategori baik sekali putra >24, kategori baik 20-24, kategori

cukup 17-19, kategori kurang 15-16 dan kategori kurang sekali <14.

Berdasarkan teori-teori di atas dapat di simpulkan bahwa kecepapatn

merupakan komponen penting dalam efektifitas untuk melakukan gerakan

dalam olahraga tertentu. Dalam pencak silat khususnya tendangan depan

sangat membutuhkan kecepatan dan kekuatan yang maksimal agar dapat

menempuh sasaran dalam waaktu yang sangat cepat dan tidak dapat di

prediksi oleh lawan saat bertanding di dalam arena pertarungan atau laga .

8. Karakteristik Usia 18 – 24 Tahun

Masa ini adalah masa peralihan dari masa remaja ke masa dewasa

awal. Masa remaja yang ditandai dengan pencarian identitas diri, pada masa

dewasa awal, identitas diri ini didapat sedikit demi sedikit sesuai dengan

umur kronologis dan mentalnya. Seseorang yang digolongkan dalam usia

dewasa awal berada dalam tahap hubungan hangat, dekat dan komunikatif

dengan atau tidak melibatkan kontak seksual. Bila gagal dalam bentuk

keintiman maka ia akan mengalami apa yang disebut isolasi (merasa

tersisihkan dari orang lain, kesepian, menyalahkan diri karena berbeda

dengan orang lain).

Pada masa dewasa awal, perkembangan fisik adalah masa dari puncak

perkebangan fisik. Perkembangan fisik sesudah masa ini akan mengalami

degrasi sedikit demi sedikit, mengikuti umur seseorang menjadi lebih tua.

Segi emosional, pada masa dewasa awal adalah masa dimana motivasi

57
untuk meraih sesuatu sangat besar yang didukung oleh kekuatan fisik yang

prima. Sehingga, pada masa ini lebih mengutamakan kekuatan fisik dari

pada kekuatan rasio dalam menyelesaikan suatu masalah.

Pada aspek psikologis, mereka lebih banyak mengarah pada hubungan

sosial, dan perkembangan intelektual, pekerjaan dan perkawinan di usia

dewasa awal, dan pengoptimalan perkembangan dewasa awal serta perilaku

penghayatan keagamaan. Yang ditandai dengan ciri-ciri kedewasaan atau

kematangan, yaitu mampu mengendalikan perasaan, tidak lekas marah,

sedih, cemas, gugup, frustasi, atau tidak mudah tersinggung, bersikap

toleran terhadap pendapat orang lain yang berbeda, mudah menerima

kenyataan, dan tidak menyalahkan orang lain dan keadaan apabila

menghadapi kegagalan.

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan biasa digunakan untuk mencari persamaaan dan

perbedaan antara penelitian yang lain dan penelitian yang sedang diteliti atau

membandingkan penelitian yang satu dengan penelitian yang lainya. Manfaat

dari penelitian yang relevan yaitu sebagai acuan agar penelitian yang sedang

dilakukan menjadi lebih jelas. Penelitian yang relevan denga penelitian ini

adalah:

1. Penelitian dari Yunita Khusharyati (2010) ”Perbedaan Pengaruh Latihan

Berbeban Dan Panjangtungkai Terhadap Kecepatan Tendangan Depan

Pencak Silat Pada Perguruan Persaudaraan Setia Hati Teratecabang Solo

Tahun 2008” Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh simpulan bahwa

58
sebagai berikut: (1) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan

berbeban dengan beban linier dan non linier terhadap kecepatan tendangan

depan pencak silat pada pesilat putra PSHT cabang Solo tahun 2008.

Pengaruh peningkatan kecepatan tendangan depan yang ditimbulkan oleh

latihan berbeban non linier lebih baik daripada latihan berbeban linier, (

Fhitung 5,46875> Ftabel 4,08), dengan rata-rata peningkatan 1,39 dan

0,0009, (2) Adanya perbedaan pengaruh antara panjang tungkai tinggi dan

panjang tungkai rendah, yang hasilnya panjang tungkai rendah lebih baik

daripada panjang tungkai tinggi terhadap kecepatan tendangan depan pada

pesilat putra PSHT cabang Solo tahun 2008 sebesar 0,000275 dan 0,00025,

(3) Tidak terdapat interaksi antara latihan berbeban dan panjang tungkai

terhadap kecepatan tendangan depan pada pesilat putra PSHT cabang Solo

tahun 2008 ( Fhitung 0,78125< tabel F 4,08).

2. Penelitian dari Marthon Corry Ferdenand (2010) dengan judul penelitian

“Pengaruh Latihan Weight Training Dan Pliometrik Terhadap Kecepatan

Tendangan Ap Chagi Taekwondoin Putra Usia 15-19 Tahun di PMS

Surakarta Tahun 2010”. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1)

Ada Pengaruh yang signifikan antara latihan Pliometrik dan latihan Weight

training terhadap peningkatan kecepatan tendangan ap chagi dalam

Taekwondo. Hal ini dibuktikan dari hasil penghitungan analisis Uji T yaitu,

thitung 1.85 lebih besar dari ttabel 1.76 dengan taraf signifikan 5 %.(2)

Latihan Pliometrik lebih baik pengaruhnya dari pada latihan Weight training

terhadap peningkatan kecepatan tendangan ap chagi dalam Taekwondo.

59
Berdasarkan persentase peningkatan kecepatan tendangan ap chagi

menunjukkan bahwa kelompok 1 ( kelompok yang mendapatkan perlakuan

latihan Pliometrik ) adalah 15.79 % lebih besar dari pada kelompok 2

(kelompokyang mendapatkan perlakuan latihan Weight training) adalah

7.16 %.

C. Kerangka Berfikir

Pencak silat merupakan cabang olahraga body contact yang

memungkinkan terjadinya cidera yang sangat tinggi dan relatif besar. Atlet

pencak silat harus memiliki kemampuan dan kualitas yang baik dalam

melakukan pertandingan. Kualitas atlet pencak silat dipengaruhi kualitas fisik

dan psikis. Kualitas fisik mencakup komponen biomotor yaitu kekuatan,

ketahanan, kecepatan, fleksibilitas, dan koordinasi. Kualitas psikis dipengaruhi

oleh faktor motivasi, ketegangan, kecemasan, konsentrasi dan perhatian dari

atlet pencak silat.

Tendangan depan dada dalam cabang olahraga pencak silat adalah salah

satu komponen yang sangat penting yang harus dikuasai oleh setiap atlet. Agar

dapat melakukan tendangan yang baik, maka perlu adanya latihan yang mampu

meningkatkan kecepatan tendangan. Dengan demikian peneliti ingin membuat

intensitas latihan yang dilakukan dengan pengulangan secara kontinyu dan di

beri bobot berupa beban dalam aktifitasnya.

Dalam penelitian ini beban yang digunakan berupa barbell pemberat

kaki, dengan cara ini diharapkan dapat meningkatkan kecepatan tendangan

depan dada. Dengan demikian pentingnya kecepatan tendangan depan dada

60
dalam pertandingan pencak silat, maka peneliti berkeinginan untuk meneliti

pengaruh latihann pengulangan penambahan beban terhadap kecepatan

tendangan depan dada pada silat IKSPI Kera Sakti ranting SMK Santu

Antonius Merauke.

D. Hipotesis Penelitian

Menurut Kusumawati (2015: 11) hipotesis adalah jawaban sementara

yang di buat berdasarkan teori yang relevan dengaan rumusaan masalah yang

dibuat oleh peneliti , sehingga akan menjadi sebuah rangkaiaan yang

berhubungan :

Gambar 2. 67. Alur Pembuatan Hipotesis


Sumber: Kusumawati (2015: 11)
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir maka diajukan hipotesis

penelitian sebagai berikut :

ha:Ada pengaruh yang signifikan latihan pengulangan penambahan beban

terhadap kecepatan tendangan depan dada pada silat IKS.PI Kera Sakti

Ranting SMK Santu Antonius Merauke.

ho:Tidak ada pengaruh yang signifikan latihan pengulangan penambahan

beban terhadap kecepatan tendangan depan dada pada silat IKS.PI Kera

Sakti Ranting SMK Santu Antonius Merauke.

61
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Menurut Sugiono (2017: 2) metode penelitian pada dasarnya merupakan

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

eksperimen. Metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian

yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan (treatment) tertentu

terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Metode eksperimen

merupakan bagian dari metode kuantitatif.

Menurut Maksum dalam Kurniawan & Hartati (2017: 864) jenis

penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu dengan pendekatan

kuantitatif. Penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang dilakukan

secara ketat untuk mengetahui hubungan sebab akibat diantara variabel-

variabel. Ciri pokok dari penelitian eksperimen adalah adanya perlakuan

(treatment) yang diberikan kepada subjek penelitian.

Dalam memecahkan permasalahan sangat diperlukan sebuah metode

penelitian yang tepat, dimana metode penelitian merupakan suatu cara untuk

memecahkan permasalahan dengan melihat berbagai gejala-gejala di masa

lampau, sekarang maupun masa yang akan datang. Dalam penelitian ini penulis

ingin mengungkap pengaruh dari variabel tertentu terhadap variabel lainnya.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen

dengan Pre-Experimental Design model One-Group Pretest-Posttest Design.

62
Pre Experimentel Design adalah eksperimen tidak murni atau semu yang masih

harus diuji kebenaranya, (Kusumawati, 2015: 36). Peneliti menggunakan

model jenis ini karena menjadikan populasi sebagai total sampling (kesulurah

sampel) dengan tidak adanya kelompok control atau pembanding.

Model jenis penelitian eksperimen One-Group Pretest-Posttest Design

penelitian eksperimen ini dilakukan pada suatu kelompok eksperimen

tanpa ada kelompok pembanding, (Kusumawati, 2015: 37). Dalam model

ini terdapat tes awal pretest dan tes akhir posttest sehingga data yang

diambil lebih akurat.

Q1 X Q2
Gambar 3. 1. Tes Awal Dan Tes Akhir Desain Dengan Satu Kelompok
Sumber: Kusumawati (2015: 37)

Keterangan:

Q1 : Nilai pretest atau tes awal

X : Treatment atau perlakuan

Q2 : Nilai posttest atau tes akhir

Maka akan terlihat perbedaan antara tes awal dan tes akhir setelah

dilakukan penelitian dan tentunya hasilnya akan lebih akurat. Berikut adalah

langkah-langkah yang dilakukan dalam model jenis penelitian eksperimen

One-Group Pretest-Posttest Design menggunakan metode latihan pengulangan

penambahan beban terhadap kecepataan tendangaan depan dada pada pencak

silat :

63
1. Pre Test

Pelaksanaan pre test dilakukan sebelum perlakuan Treatment diberikan. Pre

test dilakukan untuk mengidentifikasi sejauh mana keterampilan kecepatan

tendangan depan yang mamapu di lakukan atlet pada kelompok

eksperimen. Untuk mengetahui skor pre test tersebut kelompok eksperimen

digunakan kisi-kisi penilaian keterampilan teknik dasar tendangan.

2. Treatment

Treatment atau perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen adalah

metode random practice dengan materi tendangan depan dada atau

tendangan lurus pada pencak silat dengan penambahan beban berupa barbell

pemberat kaki. Perlakuan ini dilakukan sebanyak 16 kali pertemuan selama

kurang lebih 6 minggu.

3. Post test

Setelah diberikan perlakuan/treatment, maka langkah terakhir untuk

mengetahui hasil analisis yaitu dilakukan uji hipotesis untuk menjawab

semua pertanyaan penelitian yang telah diajukan sebelumnya.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Perguruan Pencak Silat IKSP.I Kera Sakti

Ranting SMK Santu Antonius Merauke. Alamat: JL. Misi II, Kelurahan

Mandala, Kecamatan Merauke, Kabupaten Merauke, Propinsi Papua, Kode

Pos: 99616

64
2. Waktu Penelitian

Waktu Penelitian yaitu tanggal 4 Oktober – 8 November 2018, dilaksakan 3

kali dalam seminggu yaitu pada hari Senin, Kamis dan Sabtu dengan

intensitas latihan yaitu 2 x 60 menit setiap pertemuan.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Menurut Arikunto dalam Hasyim & Dolores (2014:62) populasi

adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti

semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya

merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi

populasi atau sensus. Menurut Maksum dalam Khafid & Wibowo

(2013:198) populasi adalah keseluruan individu atau objek yang

dimaksudkan untuk diteliti dan yang nantinya akan dikenai generalisasi.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa pencak silat IKSPI Kera

Sakti Ranting SMK Santu Antonius Merauke yang berjumlah 15 orang.

2. Sampel

Menurut Sugiyono dalam Abidin & Priambodo (2017:602) sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Menurut Arikunto dalam Sucipto & Widiyanto (2016: 116) bahwa

sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Sampel adalah

obyek yang diteliti dengan sejumlah populasi. Karena semua populasi yang

akan diteliti maka menjadi total sampling (sampel secara keseluruhan) yaitu

65
seluruh siswa pencak silat IKSPI Kera Sakti Ranting SMK Santu Antonius

Merauke yang berjumlah 15 orang.

D. Variable Penelitian

Menurut Maksum dalam Ahlam & Hartono (2015: 255) variabel adalah

suatu konsep yang memiliki variabilitas atau keragaman yang menjadi fokus

penelitian. Menurut Musfiqon dalam Kusumawati (2015: 11) variabel itu

adalah totalitas objek penelitian. Totalitas disini meliputi gejala, fenomena dan

fakta yang akan ditelliti. Keseluruhan objek penelitian ini merupakan wujud

variabel dalam penelitian.

Menurut Arikunto dalam Waryanti (2013) “variabel adalah objek

penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Ada dua

variabel yang terlibat dalam penelitian ini, yakni variabel bebas dan variabel

terikat. Kedua variabel tersebut akan diidentifikasikan ke dalam penelitian ini

sebagai berikut:

a. Variabel Bebas (Independent Variable)

Menurut Sugiyono (2017: 39) variable independent sering disebut sebagai

variabel stimulus, predictor, antecendent. Dalam bahasa Indonesia sering di

sebut variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahanya atau timbulnya

variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

“Latihan pengulangan penambahan beban”.

66
b. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena adanya variabel

bebas, (Kusumawati, 2015: 32). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

“kecepatan tendangan depan dada”.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam suatu penelitian merupakan faktor yang

sangat penting karena berhubungan langsung dengan data yang akan digunakan

dalam penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode

eksperimen. Metode eksperimen adalah metode yang memberikan atau

menggunakan suatu gejala yang dinamakan latihan atau percobaan. Dengan

adanya latihan atau percobaan tersebut akan terlihat hubungan sebab akibat

dari pengaruh latihan dan percobaan tersebut.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tendangan

depan dada. Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data Pre

test melakukan tes tendangan depan sebelum sampel diberikan

perlakuan/treatment, dan data Post test setelah sampel diberikan

perlakuan/treatment dengan menggunakan latihan pengulangan penambahan

beban. Program latihan yang dilakukan tiga kali dalam satu minggu selama 16

kali pertemuan yaitu hari Senin, Kamis, Dan Sabtu, mulai pukul 15.00-17.00

WIB.

Dalam penelitian ini penulis mengggunakan teknik pengumpulan data

sebagai berikut:

67
a) Observasi

Observasi adalah teknik yang dilakukan penulis dengan pengamatan

langsung ke objek atau tempat penelitian dilapangan guna untuk

mendapatkan dan mencari informasi mengenai adanya pengarul latihan

pengulangan penambahan beban terhadap kecepatan tendangan pada silat

IKSPI Kera Sakti di ranting SMK Santu Antonius Merauke.

b) Teknik Pustaka

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang penjelasan-

penjelasan teori yang berhubungan dengan masalah yang diteliti sehingga

dapat menunjang dan mendukung landasan teori dalam penelitian.

c) Tes dan Pengukuran

Menururt Fenamlampir & Faruq (2015: 1-2) tes adalah intrumen atau alat

yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang individu atau objek.

Pengukuran adalah proses pengumpulan data atau informasi yang dilakukan

secara objektif. Hasil pengukuran kuantifikasi dari jarak, waktu, jumlah,

ukuran dan sebagainya. Hasil dari pengukuran dinyatakan dalam bentuk

angka yang dapat diolah secara statistic.

d) Pelaksanaan (treatment)

Kegiatan latihan ini dilaksanakan di perguruan pencak silat IKSPI Kera

Sakti di ranting SMK Santu Antonius Merauke. Latihan dilakukan 3 kali

dalam satu minggu yaitu pada hari Senin, Kamis dan Sabtu. Pemberian

perlakuan dalam penelitian ini mengikuti penyajian latihan sebagai berikut :

68
Sebelum pengumpulan data, ada beberapa hal yang perlu dilakukan tentang

langkah-langkah penelitian :

1) Perijinan

Guna keperluan pelaksanaan penelitian maka dibuat surat ijin yang

ditujukan kepada perguruan pencak silat IKSPI Kera Sakti di ranting

SMK Santu Antonius Merauke, supaya diberi ijin untuk sampel.

2) Tempat Penelitian

Tempat penelitian yang digunakan adalah lapangan basket SMK Santu

Antonius Merauke dan ijin penggunaannya melalui surat ijin yang

ditujukan Kepala Sekolah SMK Santu Antonius Merauke.

3) Tes Awal (Pre test)

Pelaksanaan tes awal (pre test) dilakukan di lapangan basket SMK Santu

Antonius Merauke. Sebelum tes dimulai sampel diberi penjelasan

pelaksanaan tes yang akan dilakukan.

4) Persiapan Alat dan Perlengkapan

Alat dan pelengkapan latihan yang digunakan adalah : meteran, alat tulis,

stop wach dan hand box (sasaran tendangan).

5) Tenaga Pembantu

Dalam penelitian ini peneliti dibantu oleh tenaga pembantu yang

sebelumnya telah diberi penjelasan tentang jalannya penelitian sehingga

petugas pembantu tersebut tahu tugas-tugas yang dilaksanakan. Sebelum

tes dimulai, sampel diberi kesempatan untuk pemanasan atau mencoba

terlebih dahulu. Setelah sampel siap, oleh petugas diberi aba-aba peluit

69
sebagai tanda tes dimulai, sample menendang alat pengukur kecepatan 3

kali kesempatan, dan diambil salah satu hasil yang terbaik. Adapun

langkah-langkah yang dilakukan dalam tes awal (pre test) tersebut adalah

a. Sampel dipanggil.

b. Sampel yang telah dipanggil memasuki posisi yang telah ditentukan,

yaitu di depan pecing box sebagai sasaran tendangan.

c. Sebelum tes dimulai, sampel diberi kesempatan untuk pemanasan atau

mencoba terlebih dahulu. Setelah sampel siap, oleh petugas diberi

aba-aba peluit sebagai tanda tes dimulai, sample menendang alat

pengukur kecepatan 3 kali kesempatan dalam waktu 10 detik, dan

diambil salah satu hasil yang terbaik.

6) Susunan Pelaksanaan treatment

a. Pembukan/Pendahuluan

Dalam pembukaan berisi penjelasan tentang tujuan latihan, dan

harapan yang ingin dicapai pada latihan tersebut serta pemberian suatu

penjelasan tentang materi yang akan dipelajari dalam latihan tersebut,

kemudian diberikan motivasi tersendiri agar latihan dalam pertemuan

itu dapat berlangsung dengan baik sehingga dalam pelaksanaanya

nanti tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

b. Pemanasan

Maksud diadakan pemanasan adalah siswa disiapkan agar beban

latihan dapat diterima dengan baik. Pemanasan dilakukan selama 10

menit.

70
c. Kegiatan inti

Dalam kegiatan inti seluruh sampel diberi diperkenankan untuk

menggunakan pemberat kaki selama dalam proses latihan.

d. Penenangan/Pendinginan

Penenangan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengendalikan

kondisi anak sesudah latihan agar menjadi pulih kembali seperti

keadaan semula (recoveri).

7) Tes Akhir

Maksud dari pelaksanaan tes akhir dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui kemampuan kecepatan menendang depan ke alat pengukur

kecepatan yang terbaik dari 3 kali kesempatan. Setelah sampel menjalani

latihan sebanyak 14 kali pertemuan diadakan tes akhir. Instrumen tes

yang digunakan yaitu tes kecepatan tendangan depan. Adapun langkah-

langkah tes akhir seperti tes awal.

F. Instrument Penelitian

Menurut Sugiono dalam Pranata & Yarmani (2017: 108) instrumen

penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun

sosial yang diamati karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan

pengukuran, maka dalam melakukan penelitian harus ada alat ukur yang baik.

Jadi dapat di tarik kesimpulan bahwa instrumen adalah alat ukur yang

digunakan untuk mengumpulkan data dalam sebuaah penelitian.

Menurut Arikunto dalam Hadi & K (2014: 76) instrumen penelitian

merupakan suatu yang penting dan strategis kedudukannya dalam keseluruan

71
kegiatan penelitian. Instrumen Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah tes kecepatan tendangan depan pada atlet pencak silat. Skor berdasarkan

waktu tercepat penampilan atlet dalam perolehan tendangan selama 10 detik.

Adapun langkah-langkah pelaksanaannya yaitu: pertama, melakukan tes

awal (pre test) kemudian kemudian melakukan treatment setelah itu melakukan

tes akhir (post test) untuk mengetahui hasil dari treatment. Penjelasan

mengenai Tes Kecepatan Tendangan sebagai berikut:

a) Tujuan:

Tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan kecepatan tendangan

pencak silat atlet (untuk teknik tendangan depan, samping, dan sabit) dalam

penelitian ini peneliti secara khusus meneliti kecepatan tendangan depan.

b) Alat/perlengkapan:

Alat-tes diantaraya yang di gunakan adalah target tendang (pecing/ hand

box), meteran,stop watch dan lapangan.

c) Petugas bertugas mengukur ketinggian sansack/pecing/hand box, pencatat

waktu, dan pemegang hand box.

d) Atlet bersiap-siap berdiri di belakang hand box/samsack dengan satu

tumpuan kaki berada di belakang garis sejauh 60 cm untuk putra dan 50cm

untuk putri. Pada saat aba-aba “ya‟, atlet melakukan tendangan dengan kaki

kanan dan kembali ke posisi awal dengan menyentuh lantai yang berada di

belakang garis, kemudian melakukan tendangan depan kaki kanan secepat-

secepatnya dan sebanyak-banyaknya selama 10 detik. Demikian juga

dengan kaki kiri. Pelaksanaan dilakukan 3 kali kesempatan dan diambil

72
hasil yang terbaik, dengan ketinggian bok/pecing 100 cm untuk putra dan 75

cm untuk putri.

Tabel 3. 1. Penilaian Kecepatan Tendangan Ketrampilan Atlet

Kategori Putri Putra


Baik Sekali > 24 > 25
Baik 19-23 20-24
Cukup 16-18 17-19
Kurang 13-15 15-16
Kurang Sekali < 12 < 14
Sumber : Johansyah Lubis 2003 dalam skripsi Agus Kholid Nurul Asyhar 2012

G. Validitas dan Reabilitas Intrumen

1. Validitas

Validitas alat ukur adalah akurasi alat ukur terhadap yang diukur walaupun

dilakukan berkali-dan di mana-mana. Validitas alat ukur sama pentingnya

dengan reabilitas alat ukur itu sendiri haruslah memiliki akurasi yang baik

terutama apabila alat ukur tersebut sehingga akan meningkatkan bobot

kebenaran data yang diinginkaan peneliti. Untuk mencapai tingkat validitas

instrumen penelitian, maka alat ukur yang dipakai dalam instrument juga

harus memiliki tingkat validasi yang baik. Dalam penelitian ini peneliti

mengukur kecepatan tendangan depan dada dengan menggunakan pencatat

waktu yaitu stop watch untuk mengukur lamanya waktu tendangan, dan

banyaknya tendangan menggunakan target yaitu Hand Box.

73
Tabel 3. 2. Ringkasan Hasil Uji Validitas Data

Hasil Tes Validitas T table Kategori


Awal 0, 9904 0,482 Valid
Akhir 0,999 Valid
Sumber : Hasil Penelitian Agus Kholid Nurul Asyhar 2012

Dari data diatas didapat koefisien validitas kecepatan tendangan depan

pada tes awal adalah sebesar 0,9904 jelas lebih besar dari 0,482 dan tes

akhir sebesar 0,999 lebih besar dari 0,482. Jadi dapat disimpulkan bahwa

hasil pre-stes valid dan begitu juga untuk pos-tes, sehingga tes tersebut

dapat dijadikan sebagai alat ukur.

2. Reliabilitas

Reliabilitas alat ukur adalah kesesuaian alat ukur dengan yang diukur,

sehingga alat ukur itu dapat dipercaya atau diandalkan. Hal ini karena

peneliti peneliti tidak ingin proses pengumpulan data aakan gagal karena

peneliti memiliki instrument yang buruk. Stop Wach dan Hand Box adalah

alat ukur yang di gunakan dalam penelitian ini kareana untuk mengukur

cepatnya suatu tindakan dalam waktu yang sesingkat mungkin diperlukan

alat pengukur waktu berupa Stop Watch dan fungsi Hand Box dalam

penelitian ini adalah sebagai target untuk menghitung banyaknya tendangan

dalam waktu yang sesingkat mungkin.

74
Tabel 3. 3 Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data

Hasil Tes Reliabilitas Kategori


Awal 0,9904 Tinggi Sekali
Akhir 0,999 Tinggi sekali
Sumber : Hasil Penelitian Agus Kholid Nurul Asyhar 2012

Dari data diatas didapat koefisien reliabilitas kecepatan tendangan

depan pada tes awal adalah sebesar 0,9904 dan tes akhir sebesar 0,999.

Reliabilitas kecepatan tendangan depan pada tes awal dikategorikan tinggi

sekali dan tes akhir dikategorikan tinggi sekali, sehingga tes tersebut dapat

dijadikan sebagai alat ukur.

Tabel 3. 4 Tabel Range Kategori Reliabilitas

Kategori Validitas Reliabilitas Obyektivit


as
Tinggi Sekali 0,8-1,00 0,9-1,00 0,95-1,00
Tinggi 0,7-0,79 0,8-0,89 0,85-0,94
Cukup 0,5-0,69 0,6-0,79 0,7-0,84
Kurang 0,3-0,49 0,4-0,59 0,5-0,69
Tidak Signifikan 0,00-0,39 0,00-0,39 0,00-0,49
Sumber : Hasil Penelitian Agus Kholid Nurul Asyhar 2012

H. Teknik Analisis Data

Untuk menentukan apakah terdapat pengaruh latihan pengulangan

penambahan beban terhadap kecepatan tendangan depan dada pada silat IKSPI

Kera Sakti ranting SMK Santu Antonius Merauke, maka uji statistik yang

digunakan yaitu uji-t dependent. Syarat uji-t dependent yaitu data yang

diperoleh dari pre- test dan Post- test harus berasal dari populasi yang

berdistribusi normal dan homogen. Pengujian normalitas menggunakan uji

75
liliefort yaitu menggunakan data dasar yang belum diolah untuk menentukan

normalitas sedangkan untuk menentukan homogenitas menggunakan test

barlet yaitu menguji apakah sampel berasal dari populasi dengan varians yang

sama (mencari kesamaan). Data dikumpulkan dalam distribusi frekuensi

selanjutnya uji prasyarat. Perhitunganya menggunakan program SPSS Windows

Versi 20.

1. Uji Prasyarat

Sebelum dilakukan uji-t dependent, terlebih dahulu diuji normalitas

untuk mengetahui apakah kelas eksperimen berdistribusi normal atau tidak.

Jika kelas tersebut berdistribusi normal, maka statistik yang digunakan

adalah statistik parametris. Sedangkan jika menggunakan statistik non-

parametris, maka kelas tersebut tidak harus berdistribusi normal. Metode

untuk menganalisis data adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengolah data nilai pre-test dalam

menentukan apakah kelas yang telah diuji berdistribusi normal atau

tidak. Kriteria pengujian menunjukan bahwa H0 ditolak bila a max > D-

tabel dan H0 diterima bila a max D-tabel, (Putrawan, 2017: 134).

Rumus yang akan digunakan adalah sebagai Kolmogorov-Smirnov/Uji

K-S, dengan rumus sebagai berikut :

Gambar 3. 2 Rumus Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov/Uji K-S

76
Sumber: (Putrawan, 2017: 132)

Keterangan:
= Adalah skor tiap sampel
= Adalah rata-rata skor sampel
= Simpangan baku skor

b. Uji Homogenitas

Untuk menguji varians kedua sampel homogen atau tidak, pengujian

homogenitas varians digunakan uji-F (Sugiyono, 2015: 174) dengan

Rumus:

Gambar 3. 3 Rumus uji F


Sumber : Sugiyono (2015: 174)

Sebelum dilakukan uji-F, tentukan terlebih dahulu nilai varians

terbesar dan varians terkecil. Karena sampel yang digunakan hanya satu

kelas dari populasi maka untuk n adalah jumlah dari sampel tersebut.

Rumus untuk varians , (Sugiyono, 2014: 57).

Gambar 3. 4 . Rumus uji homogenitas


Sumber: (Sugiyono, 2014: 57)

Untuk menguji apakah varians tersebut sama atau tidak maka Fhitung

dikonsultasikan dengan Ftabel menggunakan taraf signifikan sebesar =

5%. Kriteria pengujiannya adalah jikaFhitung Ftabel, maka kedua varians

tersebut sama atau homogen dan jika Fhitung Ftabel maka tidak homogen.

77
2. Uji Hipotesis

Setelah uji prasyarat, dilakukan uji hipotesis penelitian untuk

mengetahui ada atau tidaknya pengaruh latihan pengulangan penambahan

beban terhadap kecepatan tendangan depan dada sebelum dan sesudah diberi

perlakuan.Untuk menguji hipotesis di atas digunakan statistik uji-t dependen

sebagai berikut:

Gambar 3. 5. Rumus uji-T Dependen


Sumber: (Sugiyono, 2014: 69)

Keterangan :

= rata-rata deviasi (selisih sampel sebelum dan sampel sesudah)


= standar deviasi dari δ (selisih sampel sebelum dan sampel sesudah)
= banyaknya sampel
DF = n-1

Analisis data menggunakan uji-t dependent yang telah ditetapkan

dengan hipotesis nihil (Ho) menyatakan bahwa tidak ada pengaruh positif

latihan pengulangan penambahan beban terhadap kecepatan tendangan depan

dada pada silat IKSPI Kera Sakti ranting SMK Santu Antonius Merauke.

Hipotesis alternative (Ha) menyatakan bahwa ada pengaruh positif latihan

pengulangan penambahan beban terhadap kecepatan tendangan depan dada

pada silat IKSPI Kera Sakti ranting SMK Santu Antonius Merauke. Apabila

nilai terhitung lebih kecil dari t tabel, maka Ha ditolak dan jika t hitung

lebih besar dibandingkan dengan t tabel, maka Ha diterima. Data

78
dikumpulkan dalam distribusi frekuensi selanjutnya uji prasyarat

perhitungan menggunakan program SPSS Windows Versi 20.

79
BAB IV

HASIL PENEITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan di perguruan pencak silat IKSPI Kera Sakti Ranting

SMK Santu Antonius Merauke yang merupakan salah satu ranting dari kurang

lebih 30 ranting perguruan IKSPI Kera Sakti Cabang Merauke. Perguruan silat

IKSPI Kera Sakti merupakan perguruan silat yang memiliki empat unsur yang

diantaranya adalah olahraga,bela diri, kerohanian (tenaga dalam) dan seni.

Selaian itu memiliki lima tingkatan sabuk yaitu: sabuk hitam (sabuk dasar

tingkat 1), sabuk kuning (sabuk dasar tingkat 2), sabuk biru (warga), sabuk

merah (pendekar), dan merah strip emas (suhu atau dewan guru). Perguruan

IKSPI Kera Sakti cabang Merauke di pimpin oleh Bapak Muhammad

Nurkholis selaku ketua cabang dan Bapak Cahyo Purnomo S.Sos, selaku ketua

dewan tekhnik cabang. Sedangkan ranting SMK Santu Antonius dipimpin oleh

Saudara Leo Agung Yoseph Bugit selaku ketua ranting dan ketua dewan

tekhnik ranting yang memiliki kurang lebih 30 angota warga dan 15 siwa

dengan sabuk dasar tingkat 2.

Penelitian ini dimaksud untuk dapat mengetahui pengaruh latihan

pengulangan penambahan beban terhadap kecepatan tendangan depan dada

pada silat IKSPI Kera Sakti ranting SMK Santu Antonius Merauke.

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di lapangan basket SMK Santu Antonius

Merauke. Pertemuan pertama dilakukan pelaksanaan pengambilan data pretest

dilakukan pada tanggal 4 Oktober 2018, dilanjutkan dengan melakukan

80
treatmen/perlakuan selama 14 kali pertemuan dan di pertemuan ke 16 pada

tanggal 8 November 2018 di lakukan pengambilan data posttest.

1. Data Hasil Pretest

Pretest yang dilakukan pada tanggal 4 Oktober 2018 dengan dimulai dari

siswa berbaris di lapangan dan melakukan doa sebelum melakukan aktivitas

latihan yang dipimpin langsung oleh pelatih dan peneliti, setelah berdoa

kemudian dilakukan pemanasan setelah itu peneliti memeberikan materi

kepada siswa sebelum melakukan pengambilan data pretest, peneliti

menjelaskan cara melakukan pretest dan menjelaskan kepada petugas pretes

tentang cara pengambilan data pretest, setelah selesai memeberikaan

pengarahan kepada siswa dan petugas pretes, siswa melakukan tes satu persatu

dengan melakukan pretest tendangan depan dada dengan cara menendang

target berupa hand box secepat-cepatnya dalam waktu 10 detik dan setiap

siswa mendapatkan 3 kali kesempatan untuk melakukan tes.

Setelah melakukan pretest, maka dilakukan evaluasi dari pelaksanaan

pretest, dan peneliti menjelaskan tentang program latihan selama 14 kali

pertemuan dan pertemuan terakhir dilakukan postes. Setelah itu kemudian

siswa melakukan latihan selanjutnya hingga selesai. Pada penelitian ini,

populasinya adalah seluruh siswa IKSPI Kera Sakti Ranting SMK Santu

Antonius yang berjumlah 15 orang. Sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh

siswa IKSPI Kera Sakti ranting SMK Santu Antonius yang berjumlah 15

orang. Hasil penelitian data pretest tendangan depan dada sebelum

81
menggunakan latihan pengulangan penambahan beban dapat di deskripsikan

sebagai berikut.

Tabel 4. 1. Distribusi table pretest kecepatan tendangan depan dada

No Subjek R.Pretest

1 AN 19 kali
2 AHS 18 kali
3 A 18 kali
4 AA 19 kali
5 ABA 18 kali
6 DY 19 kali
7 E 20 kali
8 F 17 kali
9 J 18 kali
10 F 19 kali
11 LR 20 kali
12 M 19 kali
13 N 19 kali
14 NK 21 kali
15 Y 18 kali

Distribusi data pretest kecepatan tendangan depan dada pada silat IKSPI

Kera Sakti ranting SMK Santu Antonius dalam mencapai suatu tujuan dari

perolehan hasil penelitian data pretest kecepatan tendangan depan dada pada

silat IKSPI Kera Sakti ranting SMK Santu Antonius saat pretest, maka kita

dapat melihat hasil yang telah diperoleh dari beberapa aspek yaitu nilai

minimum = 17 nilai maksimum = 21 rerata = 18,43 median = 18,50 modus =

18 apabila tampak data di susun menjadi distribusi frekuwensi maka akan

tampak sebagai berikut:

82
Tabel 4. 2. Distribusi frekuensi hasil pretest tendangan depan dada

No Interval Skor (M) Frekuensi Presentase


1 17-18 6 40 %
2 19-20 8 53.3 %
3 21 1 6.7 %
4 Total 15 100 %

Berdasarkan tabel di atas dapat di paparkan bahwa dari 15 siswa terdapat 6

siswa atau sebanyak 40 % yang terletak pada kolom nilai 17-18, terdapat 8

siswa atau sebanyak 53,3 % yang terletak pada kolom nilai 19-20, dan terdapat

1 siswa atau sebanyak 6,7 % yang terletak pada kolom nilai 21,. Berdasarkan

tabel distribusi frekuensi di atas adapun diagram hasil pretest kecepatan

tendangan depan dada pada silat IKSPI Kera Sakti ranting SMK Santu

Antonius.

Hasil Pretest Tendangan Depan Dada

53.3 %

40 %

6.7 %

Interval Skor

Gambar 4. 1. Diagram pretest tendangan depan dada

83
2. Data Hasil Posttest

Posttest yang di lakukan pada tanggal 8 November 2018 dengan di mulai

dari siswa di bariskan di lapangan kemudian sebelum mulai kegiatan dilakukan

pembukaan dengan doa, setelah berdoa peneliti bersama-sama pelatih dan

siswa IKSPI Kera Sakti ranting SMK Santu Antonius melakukan pemanasan,

setelah selesai pemanasan siswa bersiap untuk melakukan posttest kecepatan

tendangan depan dada dengan penagmbilan data sebanyak 3 kali.

Setelah melakukan posttest, setelah itu siswa beristirahat sambil peneliti

mengevaluasi berjalannya pengambilan data posttest, setelah beristirahat

sekitar lima belas menit, selanjutnya siswa mengevaluasi kegiatan posttest dan

berterimakasih kepada pelatih dan peserta siswa IKSPI Kera Sakti Ranting

SMK Santu Antonius Merauke karena peneliti telah menyelesaikan penelitian,

peneliti meminta satu orang untuk memberikan kesempatan kepada siswa

untuk memaparkan perasaannya selama mendapatkan pelatihan pengulangan

penambahan beban setelah itu selanjutnya siswa bersama pelatih melakukan

pelemasan, di lanjutkan berdoa dan berjabat tangan dengan seluruh siswa dan

pelatih. Pada penelitian ini, populasinya adalah seluruh siswa IKSPI Kera

Sakti Ranting SMK Santu Antonius yang berjumlah 15 orang. Sampel dalam

penelitian ini yaitu seluruh siswa IKSPI Kera Sakti ranting SMK Santu

Antonius yang berjumlah 15 orang. Hasil penelitian data pretest tendangan

depan dada sebelum menggunakan latihan pengulangan penambahan beban

dapat di deskripsikan sebagai berikut.

84
Tabel 4. 3. Distribusi table posttest kecepatan tendangan depan dada

No Subjek R.Posttes

1 AN 20 kali
2 AHS 19 kali
3 A 19 kali
4 AA 21 kali
5 ABA 19 kali
6 DY 19 kali
7 E 21 kali
8 F 18 kali
9 J 19 kali
10 F 20 kali
11 LR 21 kali
12 M 20 kali
13 N 20 kali
14 NK 21 kali
15 Y 19 kali

Distribusi data posttest kecepatan tendangan depan dada pada silat IKSPI

Kera Sakti ranting SMK Santu Antonius dalam mencapai suatu tujuan dari

perolehan hasil penelitian. Data posttest kecepatan tendangan depan dada pada

silat IKSPI Kera Sakti ranting SMK Santu Antonius Merauke saat posttest

menunjukan bahwa kecepatan tendanngan depan dada mengalami peningkatan

, maka kita dapat melihat hasil yang telah diperoleh dari beberapa aspek yaitu

nilai minimum = 18 nilai maksimum = 22 rerata = 19,57 median = 19,50

modus = 19 apabila tampak data di susun menjadi distribusi frekuwensi maka

akan tampak sebagai berikut:

85
Tabel 4. 4. Distribusi frekuensi hasil posttest tendangan depan dada
No Interval Skor (M) Frekuensi Presentase
1 18-19 7 46,7 %
2 20-21 7 46.7 %
3 22 1 6.6 %
5 Total 15 100 %

Berdasarkan tabel di atas dapat di paparkan bahwa dari 15 siswa terdapat 7

siswa atau sebanyak 46,7 %yang terletak pada kolom nilai 18-19, terdapat 7

siswa atau sebanyak 46,7 % yang terletak pada kolom nilai 20-21, dan terdapat

1 siswa atau sebanyak 6,6 % yang terletak pada kolom nilai 22. Berdasarkan

tabel distribusi frekuensi di atas adapun diagram hasil posttest kecepatan

tendangan depan dada pada silat IKSPI Kera Sakti ranting SMK Santu

Antonius.

Hasil Postest Tendangan Depan Dada

46,7% 46,7%

6,6 %

Interval Skor

Gambar 4. 2. Diagram posttest tendangan depan dada

B. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat
Analisis data digunakan untuk menjawab hipotesis yang telah di

ajukan, Uji analisis yaitu dengan uji normalitas, uji homogenitas dan uji
86
hipotesis menggunakan uji t. Hasil uji normalitas dan uji t dapat dilihat

sebagai berikut:

a) Uji Normalitas
Perhitungan normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sample

berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Kriteria jika nilai Sig.

Atau signifikasi atau nilai probabilitas <0,05, distribusi adalah normal.

Data uji normalitas diperoleh dari hasil pretest dan posttest kecepatan

tendangan depan dada pada silat IKSPI Kera Sakti ranting SMK Santu

Antonius dengan bantuan progrsm SPSS versi 20, hasil uji normalitas

penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. 5. Uji Normalitas

No Data Signifikan Keterangan


1 Pretest 0,200 Normal
2 Posttest 0,200 Normal

Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan, bahwa data

hasil pretest dan posttest subjek uji coba yang diberi treatment

berdistribusi normal, karena pada kolom Kolmogorov-Smirnov tertera

bahwa nilai sig data pretest adalah sebesar 0,200 dan sig data posttest

adalah 0,200, kedua signifikan data lebih besar dari signifikansi 0,05

(0,200>0,05 dan 0,200>0,05) Sehingga layak untuk dilanjutkan ke uji

homogenitas.

87
b) Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel

berasal dari varians yang sama atau tidak. Pada penelitian ini, uji

homogenitas dilakukan melalui uji F dengan menggunakan program

SPSS 20. Hasil data pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel.

Tabel 4. 6. Data Uji Homogenitas

No Kelompok Sig Keterangan


1 Pretest
0.786 Homogen
2 Posttest

Berdasarkan tabel 4.6, hasil uji homogenitas penelitian pada pretest

dan posttest diketahui bahwa nilai sig Pretest dan Posttest 0,786 lebih

besar dari 0,05 (0,786>0,05). Maka dapat disimpulkan data pretest dan

posttest memiliki varians yang homogen sehingga dapat disimpulkan

bahwa data pretest dan posttest dapat di uji t.

c) Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini berbunyi “terdapat

pengaruh yang signifikan dari latihan pengulangan penamabahan beban

terhadap kecepatan tendangan depan dada pada silat IKSPI Kera Sakti

ranting SMK Santu Antonius Merauke”. Untuk pengujian hipotesis,

langkah yang dilakukan adalah menganalisis hasil uji-t dependent.

Kriteria hipotesis akan terima apabila harga thitung lebih besar dari ttabel

pada taraf signifikansi 5%, dan signifikansinya lebih kecil dari 0,05

maka hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima.

Tabel 4. 7.Hasil Uji Paried Test (Uji T Dependendt)

88
No Kelompok Mean Sig
1 Pretest 18.43
0,000
2 Posttest 19.50

Berdasarkan out put analisis paired samples test di atas dapat

diketahui bahwa sig hitung data antara hasil posttest dengan hasil pretest

adalah 0,000 yang artinya lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05). Dengan nilai

Thitung sebesar 9.025 dan nilai Ttabel sebesar 1,753 (9.025 >1,753) Maka

hipotesis alternatif (Ha) dalam penelitian ini diterima. Artinya terdapat

pengaruh yang signifikan dari latihan pengulangan penambahan beban

terhadap krecepatan tendangan depan dada pada silat IKSPI Kera Sakti

Ranting SMK Santu Antonius Merauke. Pengaruh latihan pengulangan

penambahan beban terhadap krecepatan tendangan depan dada pada silat

IKSPI Kera Sakti Ranting SMK Santu Antonius Merauke, ditunjukkan

dari hasil nilai rata-rata dimana diketahui bahwa nilai rata-rata pada pretest

sebesar 36,87 dan nilai rata-rata pada posttest sebesar 39,00.

C. Pembahasan

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti memiliki tujuan untuk

mengetahui pengaruh latihan pengulangan penambahan beban terhadap

krecepatan tendangan depan dada pada silat IKSPI Kera Sakti Ranting SMK

Santu Antonius Merauke. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan krecepatan tendangan depan dada pada silat IKSPI Kera Sakti

Ranting SMK Santu Antonius Merauke sebelum dan sesudah dilaksanakan

latihan pengulangan penambahan beban.

89
Berdasarkan hasil analisis data pada hipotesis dalam penelitian ini

diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari latihan pengulangan

penambahan beban terhadap krecepatan tendangan depan dada pada silat

IKSPI Kera Sakti Ranting SMK Santu Antonius Merauke. Hal ini ditunjukkan

dari nilai thitung lebih besar dari pada ttabel (9.025 >1,753). dengan nilai

signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari signifikansi 0,05 (0,000<0,05).

Dalam kejuaraan pencak silat sebuah prestasi adalah tujuan dalam

pencapaiannya sehingga pemain haruslah bisa menguasai berbagai macam

tekhnik dasar. Kecepatan melakukan gerakan adalah komponen tepenting agar

setiap usaha penyerangan tidak mudah diantisipasi oleh lawan dalam laga

pertandingan. Seorang pesilat dinyatakan menang dalam laga mendapatkan

skor terbanyak dalam 3 babak pertandingan dengan waktu 2 menit setiap

babak. Pencak silat adalah salah satu cabang olahraga bela diri yang sangat

ekstrim dan memungkinkan terjadinya cidera yng cukup besar, karena

pertandingan bersifat bodi kontak. Tendangan depan merupakan tendangan

yang sangat simple dilakukan dan memiliki jangkauan yang relatif jauh,

kecepatan merupakan salah satu bagian dari evektifitas keberhasilan tendangan

depan dada .

Dalam penelitian latihan pengulangan penambahan beban siswa sangat

antusias dalam melakukan latihan, di buktikan dengan kehadiran mereka saat

datang latihan, meskipun awalnya sedikit memberatkan fisik mereka namun

pada akhirnya terasa mudah karna sudah terbiasa di lakukan. Pelatihan

pengulanagn penambahan beban memiliki keunggulan untuk meningkatkan

90
kecepatan tendangan karena bentuk latihan yang dilakukan dengan

pengulangan dengan peningkatan berat beban baik repetisi, set dan juga jumlah

berat beban, dan juga pada latihan ini memiliki keungulan karena siswa tidak

merasakan bosan saat berlatih, karena metode latihan pengulangan

penambahan beban menggunakan bentuk latihan yang berbeda beda pada

setiap pertemuan, bukan hanya latihan inti tendangaan depan saja, tetapi juga

ada latihan gerak dasar lainya dan gerak rangkaiaan serta seni sehingga jika

penelitian ini di lakukan perguruan pencak silat lainya bisa di lakukan karena

dengan peralatan yang mudah di dapatkan dan latihan dapat disesuaikan

dengan keadan dan kondidi tempat latihan.

Dalam Perguruan IKSPI Kera Sakti kediplinan merupakan point terpenting

yang harus diterapkan dalam setiap kali latihan. Hal ini dapat di lihat dari

kehadiran para siswa lebih awal sebelum para pelatih datang ke tempat latihan.

Selain itu juga dengan adanya latihan pengulangan penambahan beban

merupakan metode yang baru pertama kalinya di gunakan, sangat efektif untuk

meningkatkan kecepatan tendangan para siswa , ungkap pelatih Saudara Leo

Agung Yoseph Bugit. Kemudian para objek yang diteliti pun mengungkapkan

bahwa setelah menggunakan beban latihan berupa pemberat dan peningkatan

berat serta repetisi setiap kali latihan, membuat tendangan semakin cepat dan

ringan. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis alternative benar terbukti bahwa

ada pengaruh yang signifikan latihan pengulangan penambahan beban terhadap

kecepatan tendaangan depan dada.

91
Dengan demikian maka latihan pengulangan penambahan beban dapat di

gunakan sebagai metode laatihan umtuk meningkatkan kecepatan tendangan

depan dada. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa latihan pengulangan

penambahan beban juga dpat di gunakan untuk menungkatkan kecepatan

pukulan, tangkisan, kelincahan dan latihan fisik lainya.

92
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan dari latihan pengulangan penambahan beban

terhadap kecepatan tendangan depan dada pada silat IKSPI Kera Sakti ranting

SMK Santu Antonius Merauke Hal ini ditunjukkan dari sig hitung data antara

hasil postest dengan hasil pretest adalah 0,000 yang artinya lebih kecil dari

0,05 (0,000<0,05). Dengan nilai Thitung sebesar 9.025 dan nilai Ttabel sebesar

1,753 (9.025 >1,753) Maka hipotesis alternatif (Ha) dalam penelitian ini

diterima. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari latihan pengulangan

penambahan beban terhadap krecepatan tendangan depan dada pada silat

IKSPI Kera Sakti Ranting SMK Santu Antonius Merauke. Hasil analisis data

diketahui bahwa nilai mean posttest pada siswa setelah melakukan latihan

pengulangan penambahan beban lebih besar dari nilai mean pretest sebelum

melakukan latihan pengulangan penambahan beban (19.50>18.43).

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan mengenai latihan pengulangan penambahan

beban terhadap kecepatan tendangan depan dada pada silat IKSPI Kera Sakti

ranting SMK Santu Antonius Merauke , maka peneliti mengajukan saran-saran

yang bersifat membangun dan sebagai bentuk metode latihan agar dapat

meningkatkan efektifitas latihan terutama dalam kontek bela diri pencak silat

adapun saran diantaranya yaitu sebagai berikut:


93
1. Bagi Pelatih

Dari penelitian ini diharapkan pelatih mampu melanjutkan penggunaan

latihan pengulangan penambahan beban dan mampu memvariasikan dengan

model latihan lainnya dalam program latihan pencak silat sesuai dengan

kondisi siswa tersebut sehingga dapat meningkatkan kualitas kecepatan

tendangan depan dada pada siswa dalam pencak silat IKSPI Kera Sakti.

2. Bagi Guru Olahraga

Dari hassil penelitian ini , latihan pengulangan penambahan beban dapat di

gunakan sebagai bahan pemikiran pendidik penjaskes untuk mewujudkan

usaha penyempurnaan kemampuan tendangan depan dada dalam

pertandingan pencak silat.

3. Bagi Club atau Sekolah

Sebagai masukan dalam rangka mengefektifkan pembinaan serta

pengembangan, agar dapat lebih professional dalam melaksanakan proses

latihan sehingga mutu latihan dapat ditingkatkan.

4. Bagi Organisasi atau IPSI

Dari uraian hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran dalam upaya

pengkajian latihan pengulangan penambahan beban terhadap kecepatan

tendangan pesilat.

94
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, A. M., & Priambodo, A. (2017). Motivasi Partisipasi Peserta UKM


Olahraga di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Surabaya.
Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, 05(03), 600 - 606.ISSN:
2338-798X.

Ahlam, A. C., & Hartono, S. (2015). Jurnal Motivasi Belajar Matakuliah Pencak
Silat Pada Mahasiswa Peserta Unit Kegiatan Mahasiswa Pencak
Silat.Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, 3(2), 254-259.ISSN : 2338-
798X.

Amrullah, R. (2015:89). Pengaruh Latihan Training Resistense Xander Terhadap


Kemampuan Tendangan Sabit Pencak Silat. Jurnal Pendidikan Olahraga,
4(1), 88-100.

Asyhar, A. K. (2012). Keefektifan Latihan Sprint Antara Interval Statis Dan


Dinamis, Terhadap Kecepatan Tendangan Depan Pencak Silat Pada Atlet
Remaja Padepokan Silat Naga Hitam Indonesia Kelurahan Lamper
Tengah Kota Semarang Tahun 2012. Skripsi. Semarang: Universitas .

Ariga, B., Saifuddin, & Iskandar. (2016). Pengaruh Latihan Leg Press Terhadap
Kecepatan Tendangan Sabit Atlet Pencak Silat Universitas Serambi
Mekkah. Serambi Saintia, IV(1), 9.

Cahyono, M. E., & Nurhayati, F. (2014). Profil Tingkat Kecukupan Energi Siswa
Pada Ekstrakurikuler Pencak Silat di SMA Negeri 1 Nganjuk. Jurnal
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, 02(03), 551.

Faruq, M. M. (2009). Meningkatkan Kebugaran Jasmani Melalui Permainan Dan


Olahraga Pencak Silat. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
(GRASINDO).

Fenamlampir, A., & Faruq, M. M. (2015). Tes Dan Pengukuran Dalam Olahraga.
Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET.

Ferdenand, M. C. (2010). Pengaruh Latihan Weight Training Dan Pliometrik


Terhadap Kecepatan Tendangan Ap Chagi Taekwondoin Putra Usia 15-
19 Tahun Di Pms Surakarta Tahun 2010. Skripsi. Surakarta: Universitas.

Hadi, S. M., & K, R. F. (2014). Persepsi Siswa Terhadap Perguruan Ikataan


Keluarga Silat Putera Indonesia Kera Sakti (di Kec. Sugio
Kab.Lamongan). Jurnal Kesehatan Olahraga, 2(3), 76.

95
Hanafi, S. (2010). Efektifitas Latihan Beban Dan Latihan Pliometrik Dalam
Meningkatkan Kekuatan Otot Tungkai Dan Kecepatan Reaksi. Jurnal
ILARA, 1(2), 1-9.

Hasyim, Z., & Dolores, J. (2014). Analisis Tingkat Kecukupan Energi Siswa
Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Pencak Silat di SMK Negeri 1 Kemlagi
Mojokerto. Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, 02(01), 61-
63.ISSN : 2338-798X.

Kamarudin. (2014). Pengaruh Metode Berbeban Terhadap Kecepatan Tendangan


Sabit Pada Atlet Pencak Silat Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Islam
Riau. Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, 3(2), 79.

Khafid, A. T., & Wibowo, S. (2013). Perbandingan Tingkat Kesegaran Jasmani


Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Pencak Silat Dan Siswa Yang
Tidak Mengikuti Ekstrakurikuler Pencak Silat di SMP Bahrul Ulum
Surabaya. Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, 01(01), 196 - 200.

Khusharyati, Y. (2010). Perbedaan Pengaruh Latihan Berbeban Dan Panjang


Tungkai Terhadap Kecepatan Tendangan Depan Pencak Silat Pada
Perguruan Persaudaraan Setia Hati Terate Cabang Solo Tahun 2008.
Surakarta: Skripsi.

Kriswanto, E. S. (2015). Pencak Silat. Yogyakarta: Pustaka Baru.

Kurniawan, A., & Hartati, S. C. (2017). Pengaruh Permainan Slagball Terhadap


Rasa Percayadiri Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan
Jasmani,Olahraga Dan Kesehatan Pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1
Cerme Gresik. Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, 05(03), 862 -
867.ISSN: 2338-798X.

Kusumawati, M. (2015). Penelitian Pendidikan Penjasorkes. Bandung:


Alvabeta,CV.

Lestari, H. (2017). Pengaruh Latihan Hurdle Jump (Lompat Rintangan) Terhadap


Peningkatan Kemampuan Kecepatan Tendangan Sabit Kegiatan
Ekstrakurikuler Pencak Silat Pada Siswa Putra SMP Negeri 19 Palembang.
Jurnal Pendidikan Rokania, 2(1), 57 - 65.ISSN. 2527-6018.

Maryono , O. (2017). Pencak Silat Untuk Generasi Penerus . Jakarta: Yayasan


Pustaka Obor Indonesia.

96
Muhajir. (2004). Pendidikan Jasmani Teori dan Praktek SMA kelas XI . Jakarta:
Erlangga.

Mukholid, A. (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan Sma Kelas


X. Jakarta: PT Ghalia Indonesia Printing.

Nasution, F. H., & Pasaribu, F. S. (2017). Buku Pintar Pencak Silat. Jakarta:
Anugrah.

Nenggala, A. K., & Rismiati, R. (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga Dan


Kesehatan Untuk Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama.
Bandung,Jakarta: Grafindo Media Pratama.

Nusufi, M. (2015). Hubungan Kelentukan Dengan Kemampuan Kecepatan


Tendangan Sabit Pada Atlet Pencak Silat Binaan Dispora Aceh (PPLP dan
Diklat) Tahun 2015. Jurnal Ilmu Keolahragaan, 14(1), 35-46.

Pranata, L. D., & Yarmani. (2017). Pengaruh Latihan Beban Gaya-Pegas Karet
Ban Terhadap Kecepatan Pukulan Kumite Gyaku Tzuki Untuk Atlet
Karate Inkanas Kota Bengkulu. Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani,
01(02), 106-110.ISSN 2477-3311.

Purba, P. H. (2014). Perbedaan Pengaruh Latihan Decline Push-Up Dengan


Latihan Stall Bars Hops Terhadap Power Otot Lengan Dan Kecepatan
Pukulan Gyaku Tsuki Chudan Pada Atlet Putra Karateka Wadokai Dojo
Unimed Tahun 2013. Jurnal Ilmu Keolahragaan, 13(1), 23-33. ISSN
1693-1475.

Putrawan, I. M. (2017). Pengujian Hipotesis Dalam Penelitian-Penelitian.


Bandung: Alfabeta,CV.

Roji. (2006). Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan Untuk SMP Kelas
VIII. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Setiawan, A., & Setiabudi, M. A. (2016). Pengaruh Penggunaan Rompi Berbeban


Terhadap Gerakan Dasar (Kihon) Karate Zenkutsu Dachi Pada Atlit
Sekolah Karate Dojo Satria Banyuwangi. Jurnal Kejaora, 1(2), 53.

Sugiyono.(2014). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta,CV

Sugiyono.(2015). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alvabeta,CV.

Sugiyono.(2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung:


Alvabeta,CV.

97
Sucipto, Eko & Widiyanto. (2016). Pengaruh Latihan Beban Dan Kekuatan Otot
Terhadap Hypertrophy Otot dan Ketebalan Lemak. Jurnal Keolahragaan,
4(1), 111- 121. ISSN: 2339-0662.

Sudiana, I. K., & Sepyanawati, N. L. (2017). Keterrampilan Dasar Pencak Silat.


Depok: PT. Raja Grafindo Persada .

Sudiman. (2015). Upaya Peningkatan Passing Mendatar Menggunakan Bantuan


Tembok Pada Permainan Sepak Bola Siswa Kelas IV SD Negeri Kajoran
1 Kabupaten Magelang. Jurnal Ilmiah Mitra Swara Ganesha, 2(1), 57-71.
ISSN: 2356-3443.

Waryanti, E.(2013). Pengaruh Metode Latihan Pengulangan Terhadap Kecepatan


Tendangan Depan Dada Pada Atlet Pencak Silat SMP Negeri 1 Gunung
Toar. Pekan Baru: Skripsi.

Wibowo, A., Hariyanto, E., & Tomi, A. (2016). Pengaruh Latihan Plyometric
Frog Jump Dan Single Leg Speed Hop Terhadap Kemampuan Shooting
Sepakbola Siswa SMPN 21 Malang Judul. Pendidikan Jasmani, 26(02),
398-411.

98
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

99
Lampiran 2 Surat Ijin Dari Perguruan

100
Lampiran 3.Program Latihan

PRE TES
(KECEPATAN TENDANGAN DEPAN DADA)
Pertemuan :1
Hari/Tanggal : Kamis, 4 Oktober 2018
Waktu : 120 menit
Jumlah Peserta: 15
Perlengkapan : Hand Box, Meteran, Stop Watch, Alat Tulis dan Lapangan
Pertemuan Hari/Tanggal Kegiatan

1 Senin, 17 September Pembukaan


2018 - Berbaris
- Berdoa
- Presensi
- Penjelasan Materi Tes
Pemanasan
- Peregangan
- Jogging Keliling Lapangan
Pelaksanaan Tes Awal ( Pretest) Tes Kecepatan
Tendangan Depan Dada

- Berbaris
- Mencatat nama peserta tes
- Atlet dipanggil sesuai urutan
- Atlet diberi kesempatan melaukan tendangan
depan kanan dan tendangan depan kiri secepat
mungkin dalam waktu 10 detik
- Tes dilakukan sebanyak 3 kali setiap atlet

Penutup
- Berbaris
- Pendinginan
- Evaluasi
- Pemberian informasi tentang treatmen yang
akan diberlakukan selama 16 kali pertemuan
- Berdoa

101
TREATMENT
(LATIHAN PENGULANGAN PENAMBAHAN BEBAN)
Pertemuan :2
Hari/Tanggal :Sabtu, 6 Oktober 2018
Waktu : 120 menit
Jumlah Peserta: 15
Perlengkapan : Barbell Pemberat kaki dan Lapangan

No Materi Waktu Dosisi Formasi Keterangan


1 Pendahuluan 10 Menit  Penjelasan
- Berbaris  Pelaksanaan
- Berdoa
- Presensi 
- Penjelasan Materi 
2 Pemanasan 10 Menit  Atlet
- Peregangan  Melakukan
- Jogging Keliling Pereganga &
Lapangan  pemanasan

3 Latihan Inti 1 20 Menit 5x Repetisi  Melatih
- Pus Up dalam 1 Set  Kekuatan
- Sit Up Recorvery 5 Daya Tahan
- Back Up Menit  Atlet
- Rol 
Latihan Inti 2 30 Menit 10x Repetisi Pelaksanaan
- Latihan Dalam 1 Set Latihan
Tendangan Dilakkukan Tendangan
Depan Dada Sebanyak 3 Dengan
Menggunakan Set Menggunakan
Beban Pemberat Recorvery Beban
Kaki Dengan 30 Detik
Berat Beban 1kg
- Tendangan
Depan Kanan &
Kiri
Latihan Inti 3 30 Menit Dalam
- Latihan Teknik Intruksi
Dasar Pukulan Pelatih
4 Penutup 20 Menit  Pemberian
- Berbaris  Motivasi
- Pendinginan Memberi
- Evaluasi  Semangat
- Berdoa  Atlet Dalam
Pelaksanaan
Latihan

102
TREATMENT
(LATIHAN PENGULANGAN PENAMBAHAN BEBAN)
Pertemuan :3
Hari/Tanggal : Senin, 8 Oktober 2018
Waktu : 120 menit
Jumlah Peserta: 15
Perlengkapan : Barbell Pemberat kaki dan Lapangan

No Materi Waktu Dosisi Formasi Keterangan


1 Pendahuluan 10 Menit  Penjelasan
- Berbaris  Pelaksanaan
- Berdoa
- Presensi 
- Penjelasan Materi 
2 Pemanasan 10 Menit  Atlet
- Peregangan  Melakukan
- Jogging Keliling Pereganga &
Lapangan  pemanasan

3 Latihan Inti 1 20 Menit 10 x  Melatih
- Pus Up Repetisi  Kekuatan
- Sit Up dalam 1 Set Daya Tahan
- Back Up Recorvery 5  Atlet
- Rol Menit 
Latihan Inti 2 30 Menit 10x Repetisi Pelaksanaan
- Latihan Dalam 1 Set Latihan
Tendangan Dilakkukan Tendangan
Depan Dada Sebanyak 3 Dengan
Menggunakan Set Menggunakan
Beban Pemberat Recorvery Beban
Kaki Dengan 30 Detik
Berat Beban 1kg
- Tendangan
Depan Kanan &
Kiri Mengarah
Sasaran
Berpasangan
Latihan Inti 3 30 Menit Dalam
- Latihan Teknik Intruksi
Dasar Pukulan Pelatih
4 Penutup 20 Menit  Pemberian
- Berbaris  Motivasi
- Pendinginan Memberi
- Evaluasi  Semangat
- Berdoa  Atlet Dalam
Pelaksanaan
Latihan

103
TREATMENT
(LATIHAN PENGULANGAN PENAMBAHAN BEBAN)
Pertemuan :4
Hari/Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2018
Waktu : 120 menit
Jumlah Peserta: 15
Perlengkapan : Barbell Pemberat kaki dan Lapangan

No Materi Waktu Dosisi Formasi Keterangan


1 Pendahuluan 10 Menit  Penjelasan
- Berbaris  Pelaksanaan
- Berdoa
- Presensi 
- Penjelasan Materi 
2 Pemanasan 10 Menit  Atlet
- Peregangan  Melakukan
- Jogging Keliling Pereganga &
Lapangan  pemanasan

3 Latihan Inti 1 20 Menit 15 x  Melatih
- Pus Up Repetisi  Kekuatan
- Sit Up dalam 1 Set Daya Tahan
- Back Up Recorvery 5  Atlet
- Rol Menit 
Latihan Inti 2 30 Menit 10x Repetisi Pelaksanaan
- Latihan Dalam 1 Set Latihan
Tendangan Dilakkukan Tendangan
Depan Dada Sebanyak 3 Dengan
Menggunakan Set Menggunakan
Beban Pemberat Recorvery Beban
Kaki Dengan 30 Detik
Berat Beban 1kg
- Tendang Tangkap
Bergantian
Berpasangan

Latihan Inti 3 30 Menit Dalam


- Latihan Teknik Intruksi
Dasar Tendangan Pelatih
4 Penutup 20 Menit  Pemberian
- Berbaris  Motivasi
- Pendinginan Memberi
- Evaluasi  Semangat
- Berdoa  Atlet Dalam
Pelaksanaan
Latihan

104
TREATMENT
(LATIHAN PENGULANGAN PENAMBAHAN BEBAN)
Pertemuan :5
Hari/Tanggal : Sabtu, 13 Oktober 2018
Waktu : 120 menit
Jumlah Peserta: 15
Perlengkapan : Barbell Pemberat kaki dan Lapangan

No Materi Waktu Dosisi Formasi Keterangan


1 Pendahuluan 10 Menit  Penjelasan
- Berbaris  Pelaksanaan
- Berdoa
- Presensi 
- Penjelasan Materi 
2 Pemanasan 10 Menit  Atlet
- Peregangan  Melakukan
- Jogging Keliling Pereganga &
Lapangan  pemanasan

3 Latihan Inti 1 20 Menit 15 x  Melatih
- Pus Up Repetisi  Kekuatan
- Sit Up dalam 1 Set Daya Tahan
- Back Up Recorvery 5  Atlet
- Rol Menit 
Latihan Inti 2 30 Menit 10x Repetisi Pelaksanaan
- Latihan Dalam 1 Set Latihan
Tendangan Dilakkukan Tendangan
Depan Dada Sebanyak 3 Dengan
Menggunakan Set Menggunakan
Beban Pemberat Recorvery Beban
Kaki Dengan 30 Detik
Berat Beban 1kg
- Tendangan depan
menggunakan
penghalang /box
(karton)
Latihan Inti 3 30 Menit Dalam
- Latihan Teknik Intruksi
Dasar Tendangan Pelatih
4 Penutup 20 Menit  Pemberian
- Berbaris  Motivasi
- Pendinginan Memberi
- Evaluasi  Semangat
- Berdoa  Atlet Dalam
Pelaksanaan
Latihan

105
TREATMENT
(LATIHAN PENGULANGAN PENAMBAHAN BEBAN)
Pertemuan :6
Hari/Tanggal : Senin, 15 Oktober 2018
Waktu : 120 menit
Jumlah Peserta: 15
Perlengkapan : Barbell Pemberat kaki dan Lapangan

No Materi Waktu Dosisi Formasi Keterangan


1 Pendahuluan 10 Menit  Penjelasan
- Berbaris  Pelaksanaan
- Berdoa
- Presensi 
- Penjelasan Materi 
2 Pemanasan 10 Menit  Atlet
- Peregangan  Melakukan
- Jogging Keliling Pereganga &
Lapangan  pemanasan

3 Latihan Inti 1 20 Menit 20 x  Melatih
- Pus Up Repetisi  Kekuatan
- Sit Up dalam 1 Set Daya Tahan
- Back Up Recorvery 5  Atlet
- Rol Menit 
Latihan Inti 2 30 Menit 10x Repetisi Pelaksanaan
- Latihan Dalam 1 Set Latihan
Tendangan Dilakkukan Tendangan
Depan Dada Sebanyak 3 Dengan
Menggunakan Set Menggunakan
Beban Pemberat Recorvery Beban
Kaki Dengan 30 Detik
Berat Beban 1kg
- Tendangan depan
dengan lompatan
Latihan Inti 3 30 Menit Dalam
- Latihan Teknik Intruksi
Dasar Tangkisan Pelatih
4 Penutup 20 Menit  Pemberian
- Berbaris  Motivasi
- Pendinginan Memberi
- Evaluasi  Semangat
- Berdoa  Atlet Dalam
Pelaksanaan
Latihan

106
TREATMENT
(LATIHAN PENGULANGAN PENAMBAHAN BEBAN)
Pertemkiuan : 7
Hari/Tanggal : Kamis, 18 Oktober 2018
Waktu : 120 menit
Jumlah Peserta: 15
Perlengkapan : Barbell Pemberat kaki dan Lapangan

No Materi Waktu Dosisi Formasi Keterangan


1 Pendahuluan 10 Menit  Penjelasan
- Berbaris  Pelaksanaan
- Berdoa
- Presensi 
- Penjelasan Materi 
2 Pemanasan 10 Menit  Atlet
- Peregangan  Melakukan
- Jogging Keliling Pereganga &
Lapangan  pemanasan

3 Latihan Inti 1 20 Menit 20 x  Melatih
- Pus Up Repetisi  Kekuatan
- Sit Up dalam 1 Set Daya Tahan
- Back Up Recorvery 5  Atlet
- Rol Menit 
Latihan Inti 2 30 Menit 15x Repetisi Pelaksanaan
- Latihan Dalam 1 Set Latihan
Tendangan Dilakkukan Tendangan
Depan Dada Sebanyak 3 Dengan
Menggunakan Set Menggunakan
Beban Pemberat Recorvery Beban
Kaki Dengan 30 Detik
Berat Beban
1,5kg
- Tendangan depan
zigzak
Latihan Inti 3 30 Menit Dalam
- Latihan Teknik Intruksi
Jatuhan Pelatih
4 Penutup 20 Menit  Pemberian
- Berbaris  Motivasi
- Pendinginan Memberi
- Evaluasi  Semangat
- Berdoa  Atlet Dalam
Pelaksanaan
Latihan

107
TREATMENT
(LATIHAN PENGULANGAN PENAMBAHAN BEBAN)
Pertemuan :8
Hari/Tanggal : Sabtu, 20 Oktober 2018
Waktu : 120 menit
Jumlah Peserta: 15
Perlengkapan : Barbell Pemberat kaki dan Lapangan

No Materi Waktu Dosisi Formasi Keterangan


1 Pendahuluan 10 Menit  Penjelasan
- Berbaris  Pelaksanaan
- Berdoa
- Presensi 
- Penjelasan Materi 
2 Pemanasan 10 Menit  Atlet
- Peregangan  Melakukan
- Jogging Keliling Pereganga &
Lapangan  pemanasan

3 Latihan Inti 1 20 Menit 25x  Melatih
- Pus Up Repetisi  Kekuatan
- Sit Up dalam 1 Set Daya Tahan
- Back Up Recorvery 5  Atlet
- Rol Menit 
Latihan Inti 2 30 Menit 15x Repetisi Pelaksanaan
- Latihan Dalam 1 Set Latihan
Tendangan Dilakkukan Tendangan
Depan Dada Sebanyak 3 Dengan
Menggunakan Set Menggunakan
Beban Pemberat Recorvery Beban
Kaki Dengan 30 Detik
Berat Beban
1,5kg
- Tendangan depan
dengan langkah
maju
Latihan Inti 3 30 Menit Dalam
- Latihan Teknik Intruksi
Elakan Pelatih
4 Penutup 20 Menit  Pemberian
- Berbaris  Motivasi
- Pendinginan Memberi
- Evaluasi  Semangat
- Berdoa  Atlet Dalam
Pelaksanaan
Latihan

108
TREATMENT
(LATIHAN PENGULANGAN PENAMBAHAN BEBAN)
Pertemuan :9
Hari/Tanggal : Senin, 22 Oktober 2018
Waktu : 120 menit
Jumlah Peserta: 15
Perlengkapan : Barbell Pemberat kaki dan Lapangan

No Materi Waktu Dosisi Formasi Keterangan


1 Pendahuluan 10 Menit  Penjelasan
- Berbaris  Pelaksanaan
- Berdoa
- Presensi 
- Penjelasan Materi 
2 Pemanasan 10 Menit  Atlet
- Peregangan  Melakukan
- Jogging Keliling Pereganga &
Lapangan  pemanasan

3 Latihan Inti 1 20 Menit 25x  Melatih
- Pus Up Repetisi  Kekuatan
- Sit Up dalam 1 Set Daya Tahan
- Back Up Recorvery 5  Atlet
- Jatuh Bangun Menit 
Kip
Latihan Inti 2 30 Menit 15x Repetisi Pelaksanaan
- Latihan Dalam 1 Set Latihan
Tendangan Dilakkukan Tendangan
Depan Dada Sebanyak 3 Dengan
Menggunakan Set Menggunakan
Beban Pemberat Recorvery Beban
Kaki Dengan 30 Detik
Berat Beban
1,5kg
- Tendangan depan
kombinasi
pukulan
Latihan Inti 3 30 Menit Dalam
- Latihan Teknik Intruksi
hindaran Pelatih
4 Penutup 20 Menit  Pemberian
- Berbaris  Motivasi
- Pendinginan Memberi
- Evaluasi  Semangat
- Berdoa  Atlet Dalam
Pelaksanaan
Latihan

109
TREATMENT
(LATIHAN PENGULANGAN PENAMBAHAN BEBAN)
Pertemuan : 10
Hari/Tanggal : Kamis, 25 Oktober 2018
Waktu : 120 menit
Jumlah Peserta: 15
Perlengkapan : Barbell Pemberat kaki dan Lapangan

No Materi Waktu Dosisi Formasi Keterangan


1 Pendahuluan 10 Menit  Penjelasan
- Berbaris  Pelaksanaan
- Berdoa
- Presensi 
- Penjelasan Materi 
2 Pemanasan 10 Menit  Atlet
- Peregangan  Melakukan
- Jogging Keliling Pereganga &
Lapangan  pemanasan

3 Latihan Inti 1 20 Menit 25x  Melatih
- Pus Up Repetisi  Kekuatan
- Sit Up dalam 1 Set Daya Tahan
- Back Up Recorvery 5  Atlet
- Rol Menit 
Latihan Inti 2 30 Menit 15x Repetisi Pelaksanaan
- Latihan Dalam 1 Set Latihan
Tendangan Dilakkukan Tendangan
Depan Dada Sebanyak 3 Dengan
Menggunakan Set Menggunakan
Beban Pemberat Recorvery Beban
Kaki Dengan 30 Detik
Berat Beban
1,5kg
- Tendangan depan
dengan
kombinasi Seni
Latihan Inti 3 30 Menit Dalam
- Latihan Teknik Intruksi
Bantingan Pelatih
4 Penutup 20 Menit  Pemberian
- Berbaris  Motivasi
- Pendinginan Memberi
- Evaluasi  Semangat
- Berdoa  Atlet Dalam
Pelaksanaan
Latihan

110
TREATMENT
(LATIHAN PENGULANGAN PENAMBAHAN BEBAN)
Pertemuan : 11
Hari/Tanggal : Sabtu, 27 Oktober 2018
Waktu : 120 menit
Jumlah Peserta: 15
Perlengkapan : Barbell Pemberat kaki dan Lapangan

No Materi Waktu Dosisi Formasi Keterangan


1 Pendahuluan 10 Menit  Penjelasan
- Berbaris  Pelaksanaan
- Berdoa
- Presensi 
- Penjelasan Materi 
2 Pemanasan 10 Menit  Atlet
- Peregangan  Melakukan
- Jogging Keliling Pereganga &
Lapangan  pemanasan

3 Latihan Inti 1 20 Menit 30x  Melatih
- Pus Up Repetisi  Kekuatan
- Sit Up dalam 1 Set Daya Tahan
- Back Up Recorvery 5  Atlet
- Rol Menit 
Latihan Inti 2 30 Menit 15x Repetisi Pelaksanaan
- Latihan Dalam 1 Set Latihan
Tendangan Dilakkukan Tendangan
Depan Dada Sebanyak 3 Dengan
Menggunakan Set Menggunakan
Beban Pemberat Recorvery Beban
Kaki Dengan 30 Detik
Berat Beban
1,5kg
- Tendangan depan
dengan Target
Latihan Inti 3 30 Menit Dalam
- Sparing (Fighter) Intruksi
Pelatih
4 Penutup 20 Menit  Pemberian
- Berbaris  Motivasi
- Pendinginan Memberi
- Evaluasi  Semangat
- Berdoa  Atlet Dalam
Pelaksanaan
Latihan

111
TREATMENT
(LATIHAN PENGULANGAN PENAMBAHAN BEBAN)
Pertemuan : 12
Hari/Tanggal : Senin, 29 Oktober 2018
Waktu : 120 menit
Jumlah Peserta: 15
Perlengkapan : Barbell Pemberat kaki dan Lapangan

No Materi Waktu Dosisi Formasi Keterangan


1 Pendahuluan 10 Menit  Penjelasan
- Berbaris  Pelaksanaan
- Berdoa
- Presensi 
- Penjelasan Materi 
2 Pemanasan 10 Menit  Atlet
- Peregangan  Melakukan
- Jogging Keliling Pereganga &
Lapangan  pemanasan

3 Latihan Inti 1 20 Menit 30x  Melatih
- Pus Up Repetisi  Kekuatan
- Sit Up dalam 1 Set Daya Tahan
- Back Up Recorvery 5  Atlet
- Rol Menit 
Latihan Inti 2 30 Menit 20x Repetisi Pelaksanaan
- Latihan Dalam 1 Set Latihan
Tendangan Dilakkukan Tendangan
Depan Dada Sebanyak 3 Dengan
Menggunakan Set Menggunakan
Beban Pemberat Recorvery Beban
Kaki Dengan 30 Detik
Berat Beban 2kg
- Tendangan depan
dengan lompat
maju
Latihan Inti 3 30 Menit Dalam
- Latihan Intruksi
Guntingan Pelatih
4 Penutup 20 Menit  Pemberian
- Berbaris  Motivasi
- Pendinginan Memberi
- Evaluasi  Semangat
- Berdoa  Atlet Dalam
Pelaksanaan
Latihan

112
TREATMENT
(LATIHAN PENGULANGAN PENAMBAHAN BEBAN)
Pertemuan : 13
Hari/Tanggal : Kamis, 1 November 2018
Waktu : 120 menit
Jumlah Peserta: 15
Perlengkapan : Barbell Pemberat kaki dan Lapangan

No Materi Waktu Dosisi Formasi Keterangan


1 Pendahuluan 10 Menit  Penjelasan
- Berbaris  Pelaksanaan
- Berdoa
- Presensi 
- Penjelasan Materi 
2 Pemanasan 10 Menit  Atlet
- Peregangan  Melakukan
- Jogging Keliling Pereganga &
Lapangan  pemanasan

3 Latihan Inti 1 20 Menit 30x  Melatih
- Pus Up Repetisi  Kekuatan
- Sit Up dalam 1 Set Daya Tahan
- Back Up Recorvery 5  Atlet
- Rol Menit 
Latihan Inti 2 30 Menit 20x Repetisi Pelaksanaan
- Latihan Dalam 1 Set Latihan
Tendangan Dilakkukan Tendangan
Depan Dada Sebanyak 3 Dengan
Menggunakan Set Menggunakan
Beban Pemberat Recorvery Beban
Kaki Dengan 30 Detik
Berat Beban 2kg
- Tendangan depan
Menendang
Samasak
Latihan Inti 3 30 Menit Dalam
- Latihan Gerak Intruksi
Rangkaian Seni Pelatih
4 Penutup 20 Menit  Pemberian
- Berbaris  Motivasi
- Pendinginan Memberi
- Evaluasi  Semangat
- Berdoa  Atlet Dalam
Pelaksanaan
Latihan

113
TREATMENT
(LATIHAN PENGULANGAN PENAMBAHAN BEBAN)
Pertemuan : 14
Hari/Tanggal : Sabtu, 3 November 2018
Waktu : 120 menit
Jumlah Peserta: 15
Perlengkapan : Barbell Pemberat kaki dan Lapangan

No Materi Waktu Dosisi Formasi Keterangan


1 Pendahuluan 10 Menit  Penjelasan
- Berbaris  Pelaksanaan
- Berdoa
- Presensi 
- Penjelasan Materi 
2 Pemanasan 10 Menit  Atlet
- Peregangan  Melakukan
- Jogging Keliling Pereganga &
Lapangan  pemanasan

3 Latihan Inti 1 20 Menit 35x  Melatih
- Pus Up Repetisi  Kekuatan
- Sit Up dalam 1 Set Daya Tahan
- Back Up Recorvery 5  Atlet
- Rol Menit 
Latihan Inti 2 30 Menit 20x Repetisi Pelaksanaan
- Latihan Dalam 1 Set Latihan
Tendangan Dilakkukan Tendangan
Depan Dada Sebanyak 3 Dengan
Menggunakan Set Menggunakan
Beban Pemberat Recorvery Beban
Kaki Dengan 30 Detik
Berat Beban 2kg
- Tendangan depan
Dengan
kombinasi
pukulan
Latihan Inti 3 30 Menit Dalam
- Latihan Gerak Intruksi
rangkaiaan dan Pelatih
kombinasi
4 Penutup 20 Menit  Pemberian
- Berbaris  Motivasi
- Pendinginan Memberi
- Evaluasi  Semangat
- Berdoa  Atlet Dalam
Pelaksanaan
Latihan

114
TREATMENT
(LATIHAN PENGULANGAN PENAMBAHAN BEBAN)
Pertemuan : 15
Hari/Tanggal : Senin, 5 November 2018
Waktu : 120 menit
Jumlah Peserta: 15
Perlengkapan : Barbell Pemberat kaki dan Lapangan

No Materi Waktu Dosisi Formasi Keterangan


1 Pendahuluan 10 Menit  Penjelasan
- Berbaris  Pelaksanaan
- Berdoa
- Presensi 
- Penjelasan Materi 
2 Pemanasan 10 Menit  Atlet
- Peregangan  Melakukan
- Jogging Keliling Pereganga &
Lapangan  pemanasan

3 Latihan Inti 1 20 Menit 35x  Melatih
- Pus Up Repetisi  Kekuatan
- Sit Up dalam 1 Set Daya Tahan
- Back Up Recorvery 5  Atlet
- Rol Menit 
Latihan Inti 2 30 Menit 20x Repetisi Pelaksanaan
- Latihan Dalam 1 Set Latihan
Tendangan Dilakkukan Tendangan
Depan Dada Sebanyak 3 Dengan
Menggunakan Set Menggunakan
Beban Pemberat Recorvery Beban
Kaki Dengan 30 Detik
Berat Beban 2kg
- Tendangan depan
Berhadapan
Latihan Inti 3 30 Menit Dalam
- Latihan Gerak Intruksi
sapuan Pelatih
4 Penutup 20 Menit  Pemberian
- Berbaris  Motivasi
- Pendinginan Memberi
- Evaluasi  Semangat
- Berdoa  Atlet Dalam
Pelaksanaan
Latihan

115
POST TES
(KECEPATAN TENDANGAN DEPAN DADA)
Pertemuan : 16
Hari/Tanggal : Kamis, 8 November 2018
Waktu : 120 menit
Jumlah Peserta: 15
Perlengkapan : Hand Box, Meteran, Stop Watch, Alat Tulis dan Lapangan
Pertemuan Hari/Tanggal Kegiatan

1 Senin, 17 September Pembukaan


2018 - Berbaris
- Berdoa
- Presensi
- Penjelasan Materi Tes
Pemanasan
- Peregangan
- Jogging Keliling Lapangan
Pelaksanaan Tes Awal ( Pretest) Tes Kecepatan
Tendangan Depan Dada

- Berbaris
- Mencatat nama peserta tes
- Atlet dipanggil sesuai urutan
- Atlet diberi kesempatan melaukan tendangan
depan kanan dan tendangan depan kiri secepat
mungkin dalam waktu 10 detik
- Tes dilakukan sebanyak 3 kali setiap atlet

Penutup
- Berbaris
- Pendinginan
- Evaluasi
- Ucapan Terimakasih kepada perguruan dan
seluruh Sampel dan pelatih
- Berdoa

116
Lampiran 4. Data Siswa

Jenis
No Nama
Kelamin
1 AGUSTINUS N L
2 ANDIKA HARI S L
3 ANZI P
4 AMRULLAH A L
5 APRIANTO BENARDUS A L
6 DOMINIKUS YIBIN L
7 EFRAIM L
8 FAHMA P
9 JESICKO L
10 FREDY L
11 LERIYAN RONALDO L
12 MARDINUS L
13 NANDO L
14 NORBERTUS KATOM L
15 YEMON L

117
Lampiran 5. Format Hasil Pretest Kecepatan Tendangan Depan Dada

Tendangan Kanan Tendangan Kiri


No Nama Terbaik Terbaik Total Rata-rata
1 2 3 1 2 3
1 AGUSTINUS N 17 18 19 19 17 17 18 18 37 19
2 ANDIKA HARI S 18 17 18 18 18 17 17 18 36 18
3 ANZI 17 18 17 18 16 17 17 17 35 18
4 AMRULLAH A 19 20 19 20 18 17 18 18 38 19
APRIANTO 18
5 BENARDUS A 18 18 18 18 17 17 17 17 35
6 DOMINIKUS YIBIN 18 18 19 19 17 18 17 18 37 19
7 EFRAIM 19 20 20 20 19 18 18 19 39 20
8 FAHMA 16 17 17 17 16 16 17 17 34 17
9 JESICKO 17 17 18 18 17 16 17 17 35 18
10 FREDY 18 19 19 19 18 17 18 18 37 19
11 LERIYAN RONALDO 19 20 21 21 17 18 17 18 39 20
12 MARDINUS 18 19 18 19 17 18 17 18 37 19
13 NANDO 19 20 19 20 18 18 18 18 38 19
14 NORBERTUS KATOM 21 20 22 22 18 18 19 19 41 21
15 YEMON 17 17 18 18 17 17 17 17 35 18

118
Lampiran 6. Format Hasil Posttest Kecepatan Tendangan Depan Dada

Tendangan Kanan Tendangan Kiri


No Nama Terbaik Terbaik Total Rata-rata
1 2 3 1 2 3
1 AGUSTINUS N 18 19 20 20 18 18 19 19 39 20
2 ANDIKA HARI S 18 19 19 19 18 19 18 19 38 19
3 ANZI 17 18 19 19 16 17 18 18 37 19
4 AMRULLAH A 20 21 22 22 19 20 19 20 42 21
APRIANTO 19
5 BENARDUS A 18 19 19 19 17 18 19 19 38
6 DOMINIKUS YIBIN 18 19 20 20 17 18 18 18 38 19
7 EFRAIM 20 20 21 21 19 20 20 20 41 21
8 FAHMA 17 18 17 18 17 17 18 18 36 18
9 JESICKO 18 18 19 19 17 18 18 18 37 19
10 FREDY 19 20 21 21 18 18 19 19 40 20
11 LERIYAN RONALDO 20 21 22 22 18 19 20 20 42 21
12 MARDINUS 18 19 20 20 17 18 19 19 39 20
13 NANDO 20 20 21 21 18 19 19 19 40 20
14 NORBERTUS KATOM 21 22 23 23 19 19 20 20 43 21
15 YEMON 18 18 19 19 18 18 17 18 37 19

119
Lampiran 7. Hasil Analisi Data Pretest Kecepatan Tendangan Depan Dada

Statistics
Pretest
Valid 15
N
Missing 0
Mean 18.43
Median 18.50
Mode 18a
Minimum 17
Maximum 21
a. Multiple modes exist. The
smallest value is shown

Pretest
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
17 1 6.7 6.7 6.7
18 4 26.7 26.7 33.3
18 1 6.7 6.7 40.0
19 4 26.7 26.7 66.7
Valid
19 2 13.3 13.3 80.0
20 2 13.3 13.3 93.3
21 1 6.7 6.7 100.0
Total 15 100.0 100.0

120
Lampiran 8. Hasil Analisis Data Posttest Kecepatan Tendangan Depan Dada

Statistics
Posttes
Valid 15
N
Missing 0
Mean 19.57
Median 19.50
Mode 19a
Minimum 18
Maximum 22
a. Multiple modes exist. The
smallest value is shown

Posttes
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
18 1 6.7 6.7 6.7
19 3 20.0 20.0 26.7
19 3 20.0 20.0 46.7
20 2 13.3 13.3 60.0
Valid 20 2 13.3 13.3 73.3
21 1 6.7 6.7 80.0
21 2 13.3 13.3 93.3
22 1 6.7 6.7 100.0
Total 15 100.0 100.0

121
Lampiran 9. Hasil Data Tes Normalitas

Tests of Normality
Jenis Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
*
Pretest .168 15 .200 .942 15 .414
Data
Posttest .165 15 .200* .938 15 .353
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

Case Processing Summary


Jenis Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pretest 15 100.0% 0 0.0% 15 100.0%
Data
Posttest 15 100.0% 0 0.0% 15 100.0%

122
Lampiran 10. Hasil Data Tes Homogenitas

Test of Homogeneity of Variance


Levene Statistic df1 df2 Sig.
Based on Mean .075 1 28 .786
Based on Median .112 1 28 .740
Data Based on Median and with
.112 1 27.083 .740
adjusted df
Based on trimmed mean .057 1 28 .812

123
Lampiran 11.Hasil Data korelasi Uji t Dependent

Paired Samples Statistics


Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Posttest 19.50 15 .964 .249
Pair 1
Pretest 18.43 15 .961 .248

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig.
Pair 1 Posttest & Pretest 15 .887 .000

Paired Samples Test


Paired Differences t df Sig. (2-
Mean Std. Std. Error 95% Confidence tailed)
Deviation Mean Interval of the
Difference
Lower Upper
Posttest
Pair 1 1.067 .458 .118 .813 1.320 9.025 14 .000
- Pretest

124
Lampiran 12 Absen Treatment Latihan

125
Lampiran 13 Dokumentasi Penelitian

Siswa Melakukan Pemanasan Dan Mendapat Arahan

Siswa Melakukan Pretest

126
Siswa di Beri Perlakuan (Treatment)

Siswa Melakukan Postets

Foto Bersama Pelatih dan Siswa PSHT Ranting Musamus Meraueke

127

Anda mungkin juga menyukai