Malah Kewirausahaan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH EPIDEMIOLOGI

PENYAKIT MENULAR DIARE

Disusun oleh : Muhamad Rifal alfani, 20213101015


Prodi : kesehatan masyarakat
Semester :3

FAKULTAS FAKULTAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS AL-IHYA KUNINGAN
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam

semoga selalu tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarganya. Penulisan

makalah ini bertujuan untuk memaparkan pengetahuan mengenai penyakit menular

(PM) Diare

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa

makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena masih dalam tahap pembelajaran.

Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi terciptanya

makalah yang lebih baik lagi untuk masa mendatang.

KUNINGAN, 6 NOVEMBER 2022

M RIFAL A
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................1

DAFTAR ISI.................................................................................................................1

BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................................1

1.1. Latar Belakang........................................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN..............................................................................................1

BAB III. PENUTUP......................................................................................................1

1.1. Kesimpulan.............................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


penyakit menular adalah gangguan yang disebabkan oleh organisme seperti bakteri,
virus, jamur, atau parasit. Disamping itu juga ada banyak organisme yang ada di dalam
tubuh yang bersifat membantu kekebalan tubuh, namun dalam kondisi tertentu, beberapa
organisme menyebabkan penyakit. Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, beberapa
penyakit menular dapat ditularkan dari orang ke oranga. Beberapa juga bisa ditularkan
oleh serangga atau hewan lainnya. Penyakit menular disebabkan oleh agen biologi seperti
mikroorganisme pategonik (virus, bakteri, dan fungi) serta parasit. Keberadaan mereka
ada di dalam atau permukaan tubuh, sehingga dapat menyebabkan infeksi. Perpindahan
agen infeksi atau parasit tersebut dari individu yang sakit ke individu sehat dinamakan
penularan penyakit.
Jika seseorang terkena suatu bakteri atau terinfeksi namun kesehatan dalam tubuh
tidak berubah maka proses ini disebut infeksi subklinis. Prinsip tersebut diilustrasikan
dengan penggunaan vaksin untuk pencegahan penyakit menular. Misalnya, virus yang
menyebabkan campak dapat dilemahkan atau digunakan sebagai agen imunisasi.
Kelompok penyakit menular Penyakit menular yang disebabkan oleh suatu agen infeksi
atau produk racun dari orang maupun hewan bisa terjadi baik secara langsung maupun
tidak langsung. Terdapat tiga kelompok utama penyakit menular, yaitu:
1. Penyakit sangat berbahaya karena angka kematian cukup tinggi
2. Penyakit menular tertentu yang menimbulkan kematian dan cacat, walaupun
akibatnya lebih ringan dari yang pertama.
3. Penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian dan cacat tetapi dapat mewabah
yang menimbulkan kerugian materi dan kesehatan.
Agen menular atau infeksi ini dapat dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan
ukuran, karakteristik bikokima, atau cara mereka berinteraksi dengan inang manusia.
berikut beberapa kelompok agen menular :
A. Bakteri
Bakteri dapat bertahan hidup di dalam tubuh tetapi di luar sel individu. Beberapa
bakteri diklasifikasikan sebagai aerob, membutuhkan oksigen untuk pertumbuhan.
Sementara beberapa bakteri yang lain ditemukan di usus kecil orang sehat, tumbuh tidak
dengan oksigen, sehingga disebut anaerob. Infeksi bakteri umumnya disebabkan oleh
pneumokokus, stafilokokus, dan treptokokus yang sifatnya komensal (organismen yang
hidup tidak berbahaya pada inangnya) di saluran pernapasan atas. Namun dibeberapa
kondisi serius dapat menjadi ganas seperti pneumonia, septikemia (keracunan darah), dan
meningitis.
B. Klamidia
Klamidia adalah organisme intraseluler yang ditemukan di banyak vertebrata,
termasuk burung, mamalia, dan manusia. Penyakit klinis disebabkan oleh spesies
chlamydia trachomatis, yang sering menjadi penyebab infeksi genital pada wanita. Jika
seorang bayi melewati jalan lahir yang terinfeksi, maka bayi akan mengalami penyakit
mata (konjungtivitis) dan pneumonia. Anak-anak kecil kadang mengalami infeksi telinga,
radang tenggorokan, dan penyakit saluran pernapasan karena Kalmidia. Klamidia lainnya
adalah chlamydophila psittaci yang menghasilkan psittacosis dari paparan unggas yang
terinfeksi. Penyakit ini ditandai oleh paru-paru, sakit kepala, lemah, lelah, mual, dan
muntah.
C. Rickettsia
Manusia tertular sebagian besar penyakit rickettsia hanya ketika mereka masuk ke
dalam siklus di mana rickettsia hidup, biasanya pada parasit tikus yang ada pada tikus
kemudian menggigit manusia.
D. Mikoplasma dan ureaplasma
Memiliki ukuran dari 150 hingga 850 nanometer. Mereka ada di alam dan mampu
menyebabkan penyakit meluas. Namun biasannya penyakit yang diakibatkan dari kedua
agen ini lebih ringan daripada disebabkan oleh bakteri. Mikoplasma dapat menyebabkan
ruam merah, beberapa orang yang terinfeksi organisme ini mengalami mual, muntah,
diare, dan kram nyeri perut. Biasanya mikoplasma menyebabkan peradangan pankreas
atau hato, serta infeksi otak dan sumsum tulang belakang merupakan komplikasi serius.
E. Virus
Virus Virus bukanlah organisme hidup, sebaliknya mereka adalah fragmen asam
nukleat yang dikemas dalam mantel protein yang membutuhkan sel hidup untuk
bereplikasi. Yang menyebabkan infkesi pada manusia adalah virus varicella zoster, herpes
zoster, virus epstein barr dan masih banyak yang lainnya. Ada banyak virus lain yang
ditransmisikan antara manusia dan yang secara signifikan menyebabkan penyakit dan
kematian. Virus influenza musiman, misalnya beredar secara global setiap tahun
menyebabkan penyakit influenzza musiman dan kematian setiap tahun. Selain itu, jenis
baru virus menular muncul secara berkala. Beberapa diantaranya kini ditularkan dari
reservoir hewan seperti kelelawar, babi, atau primata ketika manusia berada dalam kontak
dekat dengan hewan yang membawa virus tersebut.
F. Parasit
Di antara parasit yang paling menular adalah protozoa. Organisme uniseluler yang
tidak memiliki dinding sel, menyebabkan penyakit seperti malaria.
G. Rantai infeksi
Suatu agen penyakit berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lain. Rantai infeksi
diawali dengan bermigrasinya agen penyakit dari reservoir melalui portal keluar, lalu
berpindah dengan melalui portal masuk.
H. Reservoir
Merupakan habitat atau tempat hidup dan berkembangnya agen penyakit. Baikn
manusia, hewan , benda mati dan lingkungan berperan sebagai reservoir agen penyakit.
I. Portal keluar
Portal keluar adala tempat atau lokasi agen infeksi meninggalkan reservoir
atau inangnya. Misalnya virus influenza meninggalkan tubuh melalui saluran
pernapasan dengan batuk atau bersin.
J. Cara penularan
Metode penularan terbagi menjadi dua, secara langsung dan tidak langsung. Penularan
langsung terjadi saat individu melakukan kontak fisik atau berada dalam jarak dekat
yang memungkinkan penularan secara aerosol. Sedangkan penularan tidak langsung
adalah menggunakan perantara, seperti udara, benda mati (makanan, pakaian, dan air),
maupun vektor (nyamuk, lalat, dan lainnya).
K. Portal masuk
Tempat atau lokasi agen infeksi memasuki inang yang baru, misalnya pada kulit atau
mulut.
L. Inang
Bagian terakhir dari rantai infeksi yang rentan. Rentannya inang disebabkan oleh
beberapa hal, misalnya genetis atau sistem kekebalan tubuh yang lemah.
1.2. Tujuan
Pada pembuatan makalah ini memiliki tujuan diantaranya mulai dari Definisi, Etiologi,
Manifestasi Klinis, Patofisiologi, Pemeriksaan Penunjang, hingga Penatalaksanaan dalam
bidang gizi dari penyakit menular Diare.

1.3. Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada makalah ini akan membahas mengenai beberapa diantaranya :
1. Definisi penyakit diare
2. Etiologi penyakit diare
3. Manifestasi Klinis penyakit diare
4. Patofisiologi penyakit diare
5. Pemeriksaan Penunjang penyakit diare
6. Penatalaksanaan dalam bidang gizi mengenai penyakit diare
BAB II
Tinjauan Teoritis

1.1. Definisi penyakit diare

Diare merupakan sebuah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang dapat

menular melalui makanan dan minuman. Diare juga dapat ditandai dengan dengan

bentuk tinja dengan intensitas buang air besar secara cair dengan frekuensi sering

(Prawati Haqi, 2019). Diare berasal dari infeksi berbagai bakteri yang terjadi karena

infeksi organisme disentri basiler, bakteri disamping virus dan protozoa. (Tahir A,

W,2013).

1.2. Etiologi penyakit diare

Ada 4 yangg merupakan etiogi pada penyakit diare diantaranya adalah :

A. Faktor infeksi

1. Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan

penyebab utama diare pada anak. Infeksi enteral meliputi:

a. Infeksi bakteri: Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia,

Aeromonas dan sebagainya

b. Infeksi virus: Enterovirus (virus ECHO, Coxackie, Poliomyelitis). Adenovirus,

Rotavirus, Astrovirus.

c. Infeksi parasit: cacing (Ascaris,Trichuris, Oxyuris, Strogyloides); protozoa

(Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis); jamur (Candida

albicans)

2. Infeksi parenteral ialah infeksi dari luar alat pencernaan makanan seperti otitis

media akut (OMA), tonsillitis/ tonsilofaringitis, bronkopneumoni, ensefalitis dan

sebagainya. Keadaan ini terutama pada bayi dan anak berusia dibawah 2 tahun.

Faktor ini bisa diawali dengan adanya mikroorganisme (kuman) yang masuk ke
dalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak

sel mukosa intestinal yang dapat menurunkan daerah permukaan intestinal

sehingga terjadinya p erubahan kapasitas dari intestinal yang akhirnya

mengakibatkan gangguan fungsi intestinal dalam absorpsi cairan elektrolit.

Adanya toksin bakteri juga akan menyebabkan system transport menjadi aktif

dalam usus, sehingga sel mukosa mengalami iritasi dan akhirnya sekresi cairan

dan elektrolit akan meningkat.

B. Faktor malabsorbsi

1. Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa),

monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada bayi dan anak

yang terpenting dan tersering intoleransi laktosa.

2. Marlabsorbsi lemak

3. Malabsorbsi protein Merupakan kegagalan dalam melakukan absorbsi yang

mengakibatkan tekanan osmotik meningkat kemudian akan terjadi pergeseran air

dan elektrolit ke rongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga

terjadilah diare.

C. Faktor makanan/keracunan/alergi/intoleran laktosa

Faktor makanan yang dapat menyebabkan diare diantaranya adalah

makanan basi, beracun, makanan yang merangsang, alergi terhadap makanan.

Apabila terdapat toksin yang tidak mampu diserap dengan baik dan dapat terjadi

peningkatan peristaltik usus yang akhirnya menyebabkan penurunan kesempatan

untuk menyerap makanan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Astuti, dkk

(2011) perilaku ibu masih banyak yang merugikan kesehatan salah satunya kurang

memperhatikan kebersihan makanan seperti pengelolaan makanan terhadap


fasilitas pencucian, penyimpanan makanan, penyimpanan bahan mentah dan

perlindungan bahan makanan terhadap debu.

D. Faktor psikologis

Rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih

besar).18 Hal tersebut dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan peristaltic usus

yang dapat mempengaruhi proses penyerapan makanan.

1.3. Manifestasi Klinis penyakit diare

Manisfestasi klinis anak diare menurut Wijayaningsh (2013) ialah: Berawal

dari anak yang mulai gelisah, cengeng, demam, dan nafsu makan menurun. Muncul

gejala sering buang air besar dengan frekuensi sering, konsistensi tinja cair dan

berwarna kehiajauan karena bercampur empedu. Bagian anus dan sekitarnya terlihat

lecet hingga luka karena seringnya difekasi dan tinja lebih asam karena banyaknya

asam laktat. Tanda dan gejala yang lain pada anak biasanya turgor kulit jelas

menurun, dan pada anak terlihat di bagian ubun – ubun dan mata cekung, membran

mukosa kering hingga terjadi penurunan berat badan karena asupan makanan yang

diterima pada tubuh tidak adekuat. Yang mana Manifestasi klinis pada anak penderita

diare terbagi menjadi 3 yaitu sebagai berikut:

1. Diare akut: diare ini biasanya terbagi menjadi 3 yaitu diare

dehidrasi berat, diare dehidrasi ringan, dan diare tanpa

dehidrasi.

2. Diare persisten atau biasanya disebut dnegan diare kronis

tanpa dehidrasi.

3. Diare disentri: pada diare ini ada darah dalam tinja


(kementerian kesehatan RI, 2015).

1.4. Patofisiologi penyakit diare

Gangguan gangguan fungsi yang muncul dari penyakit diare, adalah sebagai berikut :

A. Dehidrasi Kehilangan cairan dan elektrolit karena kehilangan air/output lebih

banyak daripada asupan/input yang mengakibatkan gangguan keseimbangan asam

basa.

B. Gangguan keseimbangan asam basa/metabolik asidosis Metabolic asidosis terjadi

karena:

1. Kehilangan Natrium bikarbonat bersama feses

2. Adanya ketosis kelaparan. Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga

benda keton tertimbun di dalam tubuh.

3. Terjadi penimbunan asam laktat karena adanya anoksia jaringan.

4. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat

dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria).

5. Pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler ke dalam intraseluler.

C. Hipoglikemia Hipoglikemia terjadi pada 2 – 3% pada anak-anak yang menderita

diare. Pada orang dengan gizi cukup/baik, hipoglikemia jarang terjadi. Gejala

hipoglikemi akan muncul jika kadar glukosa darah menurun 40% yang berupa

anak lemah, apatis, pek rangsang, tremor, berkeringat, puca, syok, kejang hingga

koma.

D. Gangguan gizi Ketika orang menderita diare, sering terjadi gangguan gizi dengan

akibat terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat. hal ini disebabkan

karena :
1. Makanan sering diberhentikan orangtua karena takut bertambah berat diare

dan muntahnya. Orang tua hanya memberikan the saja dan pengenceran

susu yang diberikan terlalu lama

2. Makanan yang sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi baik karena

adanya hiperperistaltik.

E. Gangguan sirkulasi darah Sebagai akibat diare dengan atau tanpa disertai muntah,

dapat terjadi gangguan sirkulasi darah berupa renjatan (syok) hipovolemik. Akibat

perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat

mengakibatkan perdarahan dalam otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera

ditolong penderita dapat meninggal.

1.5. Pemeriksaan Penunjang penyakit diare

Menurut Susilaningrum (2013) pada pasien diare pemeriksaan penunjang yang

dapat dilakukan yaitu:

1. Pemeriksaan tinja

Pada pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis, Ph dan

kadar gula dalam tinja hingga colok dubur.

2. Menganalisa gas darah ketika didapatkan tanda – tanda gangguan keseimbangan

asam basa

3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal

4. Pemeriksaan elektrolit terutama pada kadar Na, Kalsium dan prosfat.

1.6. Penatalaksanaan dalam bidang gizi mengenai penyakit diare

Menurut Rianto (2017) penatalaksanaan merupakan pengobatan dengan cara

pengeluaran diet dan pemberian cairan:

1. Diare tanpa dehidrasi:


diare ini hanya memerlukan cairan tambahanseperti air putih, sari buah segar,air

teh, dan air tajin.

2. Diare dengan dehidrasi:

pada diare ini memerlukan cairan yang khusus, seperti campuran gula dan garam

yang biasanya disebut dengan larutan dehidrasi oral.Biasanya dalam pembuatan

larutan ini di campur dengan garam rehidrasi ke dalam air 1 liter air besar.
BAB III

PENUTUP

1.1. Kesimpulan

1.2. Saran.
DAFTAR PUSTAKA

(Tahir A, W,2013). 2013. definisi penyakit diare. 2013.

definisi penyyakit diare. (Tahir A, W,2013). 2013. 2013.

diare pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan. (2013), Menurut Susilaningrum.

2013. 2013.

klasifikasi diare. (kementerian kesehatan RI, 2015. 2015. 2015.

Manisfestasi klinis anak diare menurut Wijayaningsh (2013) . (2013), Manisfestasi klinis

anak diare menurut Wijayaningsh. 2013. 2013.

penatalaksanaan merupakan pengobatan dengan cara pengeluaran diet dan pemberian

cairan. (2017), Rianto. 2017. 2017.

perilaku ibu masih merugikan. oleh Astuti, dkk (2011). 2011. 2011.

((Prawati Haqi, definisi penyakit diare, 2019)

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2224/3/CHAPTER%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai