Makalah Kekeringan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KEKERINGAN AKIBAT EL-NINO DI INDONESIA

Disusun Oleh :
Hana Fazila Nisa
Chiara Rabbani Diandra
Kelas : X.2

SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI


TAHUN AJARAN 2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kekeringan adalah hubungan antara ketersediaan air yang jauh di
bawah kebutuhan air baik untuk kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan
ekonomi dan lingkungan. Bencana kekeringan adalah suatu peristiwa yang
mengancam atau mengganggu kehidupan asyarakat dimana kebutuhan air
tetap atau bahkan meningkat akan tetapi persediaan/cadangan air tanah
menurun, sehingga ketersediaan air tidak dapat mencukupi kebutuhan harian.
Fenomena kekeringan merupakan fenomena yang diakibatkan oleh
kurangnya persediaan air tanah disuatu wilayah karena adanya perubahan dari
musim penghujan ke musim kemarau (Soewandita, 2018). Perubahan musim
ini dapat menyebabkan musim kemarau yang asyara, yang diperparah jika
ketersediaan air di wilayah tersebut pada dasarnya rendah (Adiwicaksono
dkk., 2014) . Perubahan ini ditandai dengan adanya perubahan pola curah
hujan, perubahan musim tanam, naiknya permukaan air laut, pola cuaca
ekstrim, dan naiknya suhu permukaan (Pramasani & Roedy, 2018).
Di Indonesia, perubahan dari musim penghujan ke musim kemarau
dapat menyebabkan terjadinya kekeringan di sejumlah wilayah.
Keterlambatan musim hujan di Indonesia pada tahun 2019 telah
menyebabkan asyarak wilayahnya mengalami kekeringan yang cukup asyara.
Menurut Maarif (2011), kekeringan di Indonesia terutama di terjadi di Pulau
Jawa – Madura. Hal ini dikarenakan pulau ini lebih berbahaya dan rentan
dibandingkan pulau lainnya. Kabupaten Jember merupakan salah satu
Kabupaten di Provinsi Jawa Timur, dengan luas wilayah mencapai 3.293,34
Km2 yang terdiri dari tiga puluh satu wilayah kecamatan serta 248
desa/kelurahan. Kekeringan dapat memiliki efek yang luas dan kompleks.
Selain itu dampak yang ditimbulakan memiliki rentan waktu yang cukup
lama setelah kekeringan berakhir (Nuarsa dkk., 2015). Dampak dari
kekeringan tersebut adalah kurangnya sumber air yang dibutuhkan untuk
kehidupan sehari-hari di wilayah permukiman.
Pada wilayah pertanian kekeringan menyebabkan petani mengalami
gagal panen dan penurunan produksi. Sementara pada asyara hijau seperti
hutan dapat dengan mudah mengalami kebakaran.Jadi dengan demikian dapat
dikemukakan bahwa Fenomena kekeringan ini dapat merugikan asyarakat
baik secara finansial maupun non finansial.
Di Indonesia kekeringan sering terjadi pada musim kemarau. Pada
musim kemarau, curah hujan sangat rendah, sehingga persediaan air terbatas.
Terbatasnya persediaan air disebabkan keringnya sumber air seperti sumur,
asyar, waduk dan aliran air lainnya. Perilaku asyarakat juga dapat
menyebabkan kekurangan air bersih pada saat musim kemarau. Pertama,
adanya perilaku asyarakat boros dalam penggunaan air bersih. Misalnya ,
menghidupkan kran air secara berlebihan, mencuci piring menggunakan
volume air yang berlebihan, dan sebagainya. Kedua, masih ditemui asyarakat
yang tidak membuat penampungan air. Hal ini dikarenakan, asyarakat masih
belum mengetahui pentingnya membuat penampungan air asyar terjadi hujan,
agar memiliki tabungan air pada saat musim kemarau asyara. Sehingga,
apabila pada saat musim kemarau tidak perlui khawatir dengan stok air bersih
didaerahnya. Ketiga, minimnya pohon dan tanaman, yang berfungsi sebagai
resapan air dan mengurangi evaporasi air tanah.
Indonesia termasuk negara yang kerap terkena dampak El Nino. Ini
ditandai dengan suhu yang lebih tinggi dari biasanya. BMKG menjelaskan
bahwa El Nino merupakan fenomena pemanasan SML (Suhu Muka Laut)
yang terjadi di Samudera Pasifik bagian asyar sampai timur. Akibat
pemanasan ini, potensi pertumbuhan awan di Samudra Pasifik semakin
meningkat hingga mengurangi curah hujan di daerah sekitar, termasuk
Indonesia.
Intensitas El Nino sendiri terbagi ke dalam tiga kategori:
- Intensitas lemah antara 0.5 – 1.0
- Intensitas moderat antara 1.0 – 2.0
- Intensitas kuat lebih dari 2.0
El Nino sering dikaitkan dengan La Nina. Padahal dua fenomena ini
memiliki perbedaan yang signifikan. Kebalikan dari El Nino, fenomena La
Nina terjadi asyar Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian asyar
lebih dingin dari kondisi normal. Jika El Nino dapat memicu kemarau, La
Nina menyebabkan pertumbuhan awan berkurang sehingga membuat
intensitas hujan makin meningkat. Pemanasan SML meningkatkan potensi
pertumbuhan awan di Samudera Pasifik sehingga mengurangi curah hujan di
Indonesia. Dengan demikian, El Nino juga bisa mengakibatkan kondisi
kekeringan secara umum di Indonesia. Reuters menyebutkan El Nino terjadi
karena perairan menjadi sangat hangat di Pasifik timur. Kondisi ini terbentuk
setelah angin pasat yang bertiup dari timur ke barat di sepanjang Pasifik
khatulistiwa menjadi lambat atau berbalik arah seiring dengan perubahan
tekanan udara. “Ketika El Nino menggerakkan air hangat itu, ia bergerak ke
tempat badai petir terjadi. Itu domino atmosfer pertama yang turun,” kata
Tom DiLiberto, ahli meteorologi NOAA. “

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah uraikan, beberapa masalah
penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut.
1. Fenomena kekeringan merupakan bencana yang dapat mengancam
kehidupan manusia
2. Dampak kekeringan dalam berbagai bidang di kehidupan Masyarakat
3. Solusi bagi asyarakat terkait EL-NINO di Indonesia
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 DAMPAK EL-NINO


El Nino merupakan fenomena iklim yang dapat menyebabkan
kemarau asyara dan cuaca ekstrem di berbagai wilayah. Lantas, apa
penyebab El Nino dan bagaimana dampaknya? Dikutip dari laman resmi
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), El Nino
diperkirakan masih akan berlangsung hingga akhir Oktober 2023.El Nino
memberikan beberapa dampak yang signifikan di Indonesia. Di antaranya
kekeringan, kekurangan air bersih, gagal panen, serta kebakaran hutan
dan lahan. Daerah basah bisa mengalami kekeringan dan daerah kering
justru banjir.
Pengaruh El Nino terhadap Indonesia pada umumnya adalah membuat
suhu permukaan air laut di sekitar Indonesia menurun yang berakibat
padaberkurangnya pembentukan awan yang membuat curah hujan
menurun, namun kandungan klorofil-a pada lautan Indonesia meningkat.
Beberapa daerah diprediksi akan memiliki curah hujan paling rendah dan
berpotensi mengalami kekeringan yang ekstrem.
Daerah tersebut meliputi Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau,
Bengkulu, Lampung. Seluruh Pulau Jawa, Bali, NTT, NTB, Kalimantan
Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tengah, hingga Sulawesi Tenggara.Selain itu, El Nino juga akan
berdampak pada sektor pertanian, terutama tanaman pangan semusim
yang mengandalkan air. Rendahnya curah hujan dikhawatirkan akan
menyebabkan gagal panen. El Nino juga dapat memicu risiko kebakaran
hutan dan lahan meningkat. Minimnya curah hujan membuat sejumlah
wilayah mengalami kekeringan, sehingga dikhawatirkan akan
menyebabkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
A. Dampak Kesehatan
El Nino merupakan fenomena perubahan iklim secara global yang
diakibatkan oleh memanasnya suhu permukaan air laut pasifik bagian
timur. El Nino akan memicu terjadinya penurunan curah hujan atau
menuju kemarau sehingga meningkatkan risiko bencana seperti kebakaran
hutan dan kekeringan.
“Bencana tersebut dapat memunculkan masalah pada asyaraka,”
ujarnya, dikutip dari laman unair.ac.id.
Masalah yang timbul di antaranya seperti gangguan pelayanan
asyaraka, asyaraka jiwa, korban luka penyakit, kardiovaskular, dan
penyakit saluran pernafasan. El Nino juga mempengaruhi perkembangan
dan kelangsungan hidup asyar penyakit sehingga meningkatkan risiko
penyakit yang mengakibatkan dampak besar pada asyaraka.
“Peningkatan risiko penyakit yang signifikan di antaranya adalah
malaria, dengue, diare, dan infeksi saluran pernafasan,” ungkap Arti.
Terdapat pula beberapa peningkatan masalah asyaraka yang terkait
dengan perubahan iklim di Indonesia.Perubahan itu memberikan dampak
langsung maupun tidak langsung terhadap asyaraka, khususnya terhadap
pola kejadian penyakit. Pertama, menimbulkan penyakit asyaraka iklim.
Penyebab meningkatnya penyakit asyaraka ini terjadi karena adanya
kenaikan maupun penurunan curah hujan.
“Hal ini berpengaruh terhadap dinamika populasi asyar dan penularan
malaria di Indonesia,” tuturnya. Selanjutnya, terjadi gangguan pada
asyaraka jiwa yang mana fenomena El Nino secara tidak langsung dapat
memberikan dampak pada asyaraka jiwa. Berdasarkan penelitian oleh
UNESCO, manusia mengalami tekanan emosional karena perubahan
iklim.“Masalah psikologis ini menimbulkan masalah asyaraka jiwa
seperti cemas, asyar, dan depresi,” ujar anggota IKA UNAIR ini.
Selain itu hal ini juga terkait dengan masalah gizi. Pengaruh El Nino
berkaitan dengan malnutrisi melalui adanya asyarak antara ketahanan
pangan dan akses ke pelayanan asyaraka. “Penduduk yang terinfeksi
penyakit seperti malaria namun disisi lain memiliki ekonomi yang tidak
mendukung, maka akan menimbulkan malnutrisi,” terang Arti.
Efek dari El Nino seringkali dikaitkan dengan efeknya yang luas
terhadap pola cuaca dan ekosistem, namun selanjutnya pengaruhnya
ternyata meluas melampaui domain tersebut. Interaksi kompleks antara
kondisi laut dan atmosfer selama peristiwa El Nino juga dapat berdampak
besar terhadap asyaraka manusia.
El Nino dapat berpengaruh terhadap proses tahapan wabah penyakit
melalui perubahan kondisi iklim dan dinamika ekologi:
1. Peningkatan Suhu dan Penyakit yang Ditularkan oleh Nyamuk :
El Nino terkait dengan perubahan suhu yang lebih tinggi dan pola
curah hujan yang berubah, yang menciptakan lingkungan yang
kondusif untuk perkembangbiakan nyamuk. Hal ini menyebabkan
prevalensi penyakit yang lebih tinggi seperti malaria, demam
berdarah, dan virus Zika karena nyamuk berkembang biak dalam
kondisi yang lebih hangat dan lebih basah.
2. Banjir dan Penyakit yang Ditularkan Air :
Curah hujan yang tinggi dan banjir selama peristiwa El Nino dapat
mencemari sumber air, menyebabkan penyebaran penyakit yang
ditularkan melalui air seperti kolera, tifus, dan hepatitis A. Praktik
sanitasi dan kebersihan yang buruk memperparah risiko ini.
3. Masalah Gizi :
Kekeringan akibat El Nino dan terganggunya siklus pertanian
dapat menyebabkan kelangkaan pangan dan malnutrisi. Sistem
kekebalan yang lemah karena nutrisi yang tidak memadai
membuat populasi lebih rentan terhadap infeksi.
4. Kontribusi Tidak Langsung Permasalahan Kesehatan Mental di
Masyarakat Terdampak :
a. Peristiwa cuaca buruk dan bencana terkait dapat memaksa
orang meninggalkan rumah mereka, mengakibatkan
pemindahan, kehilangan mata pencaharian, dan meningkatnya
asyar;
b. Kegagalan panen, penurunan produktivitas pertanian, dan
gangguan ekonomi dapat menyebabkan tekanan finansial dan
ketidakpastian tentang masa depan, yang mempengaruhi
kesejahteraan mental;
c. Ketegangan yang disebabkan oleh tantangan terkait El Nino
dapat menyebabkan ketegangan asyar, konflik komunitas, dan
penurunan kohesi asyar, yang selanjutnya berdampak pada
asyaraka mental.
5. Gangguan kekurangan makanan sampai ke malnutrisi terjadi
karena gangguan ketersediaan ketahanan pangan (food security).
6. Peningkatan kejadian penyakit menular yang terjadi akibat
kombinasi menurunnya asyara sanitasi, perobahan pola hidup
penular penyakit, dll. Dan,peningkatan penyakit yang
berhubungan dengan air (water borne diseases), terjadi akibat
keterbatasan ketersediaan air dan sanitasi.
7. Penurunan akses asyarakat ke fasilitas asyaraka dan disrupsi
pelayanan Kesehatan karena cuaca panas, atau mungkin bencana
alam yang terjadi masa El Nino dll.
8. Peningkatan penyakit paru dan saluran napas, berhubungan
dengan terjadinya polusi udara.
9. Penyakit akibat cuaca panas (heat stress)
10. Dampak psikososial dan kejiwaan.
11. Peningkatan penyakit tular asyar (vector borne diseases) karena
perubahan pola hidup asyar seperti nyamuk, tikus dll dengan
segala dampaknya.
12. Terjadinya bencana alam yang dapat mengakibatkan orang
mengungsi dengan berbagai akibatnya.
13. Dampak langsung berupa kecederaan dan bahkan kematian akibat
cuaca ekstrem dan bencana yang terjadi
Dampak asyaraka dari El Nino berfungsi sebagai peringatan dari
kondisi jejaring hubungan antara lingkungan dan kesejahteraan
manusia. Karena peristiwa El Nino menjadi lebih sering dan
intens karena perubahan iklim, maka mengatasi konsekuensi
kesehatannya dari El Nino membutuhkan asyarak kolektif,
pembuatan kebijakan serta kerja sama semua pihak di tingkat
nasional dan internasional. Upaya untuk memperkuat asyar
pelayanan asyaraka, meningkatkan surveylans penyakit, dan
mendorong ketahanan asyarakat menjadi asyara penting untuk
memastikan bahwa ancaman tak kasat mata dari dampak asyaraka
El Nino dapat di respon dengan tanggapan yang komprehensif dan
efektif.
B. Dampak Transportasi
Perubahan iklim diperkirakan akan meningkatkan frekuensi dan intensitas
beberapa kejadian cuaca ekstrem. Secara khusus, gelombang panas
kemungkinan akan lebih parah, kenaikan permukaan air laut dapat
memperkuat gelombang badai di wilayah pesisir, dan curah hujan
kemungkinan akan lebih tinggi. Perubahan ini dapat meningkatkan risiko
penundaan, gangguan, kerusakan, dan kegagalan pada asyar transportasi
darat , udara , dan laut . Sebagian besar infrastruktur transportasi yang
sedang dibangun saat ini diperkirakan akan bertahan selama 50 tahun atau
lebih. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana iklim di masa
depan dapat mempengaruhi investasi ini dalam beberapa asyar
mendatang. Perubahan iklim kemungkinan besar akan merusak
infrastruktur transportasi melalui suhu yang lebih tinggi, badai dan banjir
yang lebih parah, serta gelombang badai yang lebih tinggi, sehingga
mempengaruhi keandalan dan kapasitas asyar transportasi. Jalan pesisir,
jalur kereta api, asyaraka, terowongan, dan bandara rentan terhadap
kenaikan permukaan laut, yang dapat menyebabkan penundaan serta
penutupan sementara dan permanen. Dampak perubahan iklim
kemungkinan besar akan meningkatkan biaya asyar transportasi nasional.
C. Dampak Sosial Ekonomi
Dampak kerugian kekeringan berlangsung pelan namun kerusakan
yang ditimbulkan bukanlah kerusakan fisik. Bencana kekeringan yang
terjadi akibat kondisi curah hujan yang menyimpang dari kondisi normal
di suatu wilayah. Pencirian iklim pada suatu daerah adalah air yang
merupakan sumber daya alam berupa hujan. Air berguna untuk
kepentingan rumah tangga, pertanian, asyarak juga diperlukan untuk
kehidupan hewan maupun tumbuhan.
Dampaknya merambah ke aspek asyar-ekonomi yang besar.
Kerusakan infrastruktur, penurunan produktivitas pertanian, dan lonjakan
permintaan energi karena suhu ekstrem, semuanya memberikan tekanan
pada ekonomi dan keuangan.
Dampak El Nino terhadap Kesehatan Manusia Efek El Nino sering
kali diasosiasikan dengan perubahan pola cuaca dan ekosistem, tetapi
dampaknya meluas ke asyaraka manusia. El Nino dapat memengaruhi
wabah penyakit melalui perubahan kondisi iklim dan dinamika ekologi.
1. Penyakit yang Ditularkan Nyamuk
El Nino dapat mempengaruhi penyebaran penyakit yang ditularkan
oleh nyamuk. Perubahan suhu dan pola hujan menciptakan kondisi
yang lebih cocok bagi perkembangbiakan nyamuk pembawa penyakit
seperti malaria, demam berdarah, dan virus Zika.
2. Banjir dan Penyakit yang Ditularkan Air Curah hujan tinggi dan banjir
bisa mencemari sumber air, menyebabkan penyebaran penyakit yang
ditularkan melalui air, seperti kolera dan tifus.
3. Masalah Gizi
Kekeringan dan perubahan pola pertanian dapat mengakibatkan
kelangkaan pangan dan malnutrisi. Kekebalan tubuh yang lemah
karena nutrisi yang tidak mencukupi membuat populasi lebih rentan
terhadap infeksi.
Dampak Mental, El Nino bisa memicu masalah asyaraka mental,
seperti akibat pemindahan akibat bencana, ketidakpastian ekonomi,
dan ketegangan asyar yang dapat mempengaruhi kesejahteraan
mental.
Mengatasi Dampak El Nino Upaya untuk menghadapi dampak
asyaraka El Nino memerlukan pendekatan serba-serbi:
a. Peringatan Dini
Membangun dan memperkuat asyar peringatan dini membantu
asyarakat asyara menghadapi wabah penyakit dan peristiwa cuaca
ekstrem.
b. Sistem Surveilans yang Kuat
Sistem pengawasan penyakit yang kuat dapat mendeteksi dan
merespons wabah dengan cepat, mencegah eskalasi.
c. Pendidikan Masyarakat tentang Kesehatan
Memajukan praktik kebersihan, pengelolaan air yang aman, dan
strategi pengendalian asyar dapat mengurangi risiko penularan
penyakit.
d. Infrastruktur Kesehatan yang Tahan Terhadap Iklim
Mengembangkan infrastruktur perawatan asyaraka yang asyara
terhadap dampak El Nino dan perubahan iklim lainnya penting
untuk menjaga layanan asyaraka yang berkelanjutan. Kekeringan
yang terjadi tersebut menyebabkan kerugian hasil panen,
penurunan hasil panen, terhambatnya pertumbuhan tanaman,
ancaman hidup tanaman pertanian serta terhambatnya kegiatan
asyar ekonomi penduduk dan lingkungan.
D. Pertanian
Selama periode El Nino, terjadi perubahan aliran angin dan distribusi
suhu di atmosfer. Dampaknya dapat meluas ke seluruh dunia dan
mempengaruhi cuaca dan iklim di berbagai daerah. El Nino adalah
fenomena alam yang dapat memiliki dampak signifikan terhadap sektor
pertanian. Dalam sektor pertanian, El Nino dapat menjadi tantangan besar
karena dapat mengganggu pola cuaca yang berdampak pada produksi
pertanian dan kesejahteraan petani. Oleh karena itu, pemantauan dan
pemahaman yang baik tentang El Nino sangat penting agar dapat
mengambil asyara-langkah pencegahan dan penyesuaian yang tepat untuk
mengurangi dampaknya.
Berikut adalah beberapa hal penting yang perlu diwaspadai terkait
dengan kejadian El Nino di sektor pertanian:
1. Kekeringan
El Nino sering dikaitkan dengan peningkatan suhu permukaan laut
dan penurunan curah hujan di beberapa wilayah. Hal ini dapat
menyebabkan kekeringan yang berkepanjangan, mengurangi
ketersediaan air untuk pertanian. Tanaman membutuhkan air yang
cukup untuk tumbuh dengan baik, dan kekurangan air dapat
menghambat pertumbuhan tanaman dan mengurangi hasil panen.
2. Gangguan Musim Tanam
El Nino dapat mengganggu musim tanam dan mengubah pola
cuaca yang biasanya terjadi. Perubahan ini dapat menyebabkan
penundaan dalam penanaman tanaman, penurunan luas tanam,
atau bahkan kegagalan panen. Petani perlu memperhatikan
perubahan cuaca yang terkait dengan El Nino agar dapat
menyesuaikan jadwal tanam mereka.
3. Penyakit dan Hama
El Nino dapat mempengaruhi persebaran penyakit dan hama
tanaman. Perubahan kondisi cuaca dapat menciptakan lingkungan
yang lebih menguntungkan bagi beberapa penyakit dan hama. Ini
dapat menyebabkan penyebaran yang lebih cepat dan lebih luas
dari serangan penyakit dan hama, yang dapat merusak tanaman
dan mengurangi hasil panen.
4. Penurunan Kualitas Tanaman
Kondisi cuaca yang ekstrem yang terkait dengan El Nino, seperti
suhu yang tinggi dan kekurangan air, dapat menyebabkan
penurunan kualitas tanaman. Buah-buahan dan sayuran yang
tumbuh dalam kondisi yang tidak ideal cenderung memiliki
ukuran yang lebih kecil, rasa yang kurang enak, dan kualitas yang
buruk secara keseluruhan.
5. Ketidakstabilan Pasar
Perubahan dalam produksi pertanian akibat El Nino dapat
menyebabkan ketidakstabilan pasar. Jika panen berkurang atau
gagal, pasokan dapat berkurang, yang dapat menyebabkan
kenaikan harga dan ketidakseimbangan pasokan dan permintaan.
Hal ini dapat mempengaruhi petani, pedagang, dan konsumen
secara keseluruhan.
E. Sosial Keamanan
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki wilayah
perairan yang lebih luas dari daratannya. Oleh karenanya interaksi antara
laut dan atmosfer memiliki dampak yang signifikan dalam pembentukan
pola cuaca dan iklim di wilayah Indonesia. Interaksi antara laut dan
atmosfer ini secara spasial bisa berskala asya, regional, dan global.
El Nino merupakan suatu gejala penyimpangan kondisi laut yang
ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan laut di samudera pasifik
sekitar equator khususnya di bagian asyar dan timur, wilayah ini berada di
sekitar asyar Peru. Karena lautan dan atmosfer adalah dua asyar yang
saling terhubung, maka penyimpangan kondisi laut ini menyebabkan
terjadinya penyimpangan pada kondisi atmosfer yang pada akhirnya
berakibat pada terjadinya penyimpangan iklim.
Dalam kondisi iklim normal, suhu permukaan laut di sekitar perairan
Indonesia umumnya hangat dan karenanya proses penguapan mudah
terjadi dan awan-awan hujan mudah terbentuk. Namun asyar El Nino
terjadi, saat suhu permukaan laut di pasifik equator bagian asyar dan
timur menghangat, justru perairan sekitar Indonesia umumnya mengalami
penurunan suhu. Akibatnya terjadi perubahan peredaran massa udara yang
berdampak pada berkurangnya pembentukan awan-awan hujan di
Indonesia.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam
siaran persnya pada 7 Juni 2023 melalui Kepala BMKG Dwikorita
Karnawati menyebut Indonesia perlu lebih mewaspadai potensi terjadinya
El Nino yang makin pasti. Selain memicu kekeringan, minimnya curah
hujan yang terjadi, juga akan berpotensi meningkatkan jumlah titik api,
sehingga makin meningkatkan kondisi kerawanan untuk terjadi kebakaran
hutan dan lahan.
Lebih lanjut Kepala BMKG juga mengatakan bahwa asyara-langkah
strategis perlu dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi dampak
lanjutan. Utamanya sektor-sektor yang sangat terdampak seperti sektor
pertanian, terutama tanaman pangan semusim yang sangat mengandalkan
air. Situasi saat ini perlu diantisipasi agar tidak berdampak pada gagal
panen yang dapat berujung pada krisis pangan.
Saya sependapat dengan yang disampaikan oleh Kepala BMKG. Dari
perspektif pertahanan negara, fenomena El Nino dapat digolongkan ke
dalam potensi ancaman non-militer. Dasar dari opini saya, jika fenomena
El Nino ini gagal diantisipasi, maka salah satunya akan menyebabkan
bencana alam yang berupa bencana kekeringan.
Ancaman dalam konteks pertahanan negara di bagi menjadi dua
kelompok, yaitu ancaman militer dan ancaman non-militer. Bencana alam
masuk ke dalam kategori ancaman non-militer. Mengacu kepada UU No.
3 tahun 2002 menyebutkan bahwa pertahanan negara adalah segala usaha
untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari
ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
Pertahanan negara bertujuan untuk menjaga dan melindungi
kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman.
Adapun asyar pertahanan negara dalam menghadapi ancaman non-militer
menempatkan asyara pemerintah di luar bidang pertahanan sebagai unsur
utama, sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi dengan
didukung oleh unsur-unsur lain dari kekuatan bangsa.
F. Dampak Perjalanan Udara
 Periode panas yang ekstrim dapat mempengaruhi kinerja pesawat
dan dapat menyebabkan pesawat menghadapi pembatasan kargo,
penundaan penerbangan, dan pembatalan. Namun, cuaca yang
lebih hangat di musim dingin akan mengurangi kebutuhan
penghilangan lapisan es di pesawat
2.2 AKIBAT EL-NINO
Penyebab El Nino dipicu oleh peningkatan suhu permukaan air di
Samudra Pasifik bagian asyar. Perubahan suhu ini akan menyebabkan
pergeseran angin dan arus laut. Akibatnya, pola cuaca secara global
berubah. Pengaruh El Nino terhadap Indonesia pada umumnya adalah
membuat suhu permukaan air laut di sekitar Indonesia menurun yang
berakibat pada berkurangnya pembentukan awan yang membuat curah
hujan menurun, namun kandungan klorofil-a pada lautan Indonesia
meningkat. Kandungan kloorofil-a yang meningkat berarti meningkatnya
pasokan makanan di lautan Indonesia yang tentunya meningkatkan
jumlah ikan yang ada di sekitar perairan Indonesia.
”Fenomena El Nino asyar selalu berakhir pada tahun berikutnya pada
Februari-Maret,” kata Pelaksana Tugas Deputi Bidang Klimatologi,
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ardhasena
Sopaheluawakan, di Jakarta, Selasa (22/8/2023). Pada belahan bumi lain,
dampak El Nino masih bisa berlanjut hingga tahun baru 2024. Misalnya
asya di Amerika Selatan, dampak El Nino menyebabkan kondisi basah
dan hujan yang banyak, berkebalikan dengan kondisi di Indonesia.
Monitoring BMKG mencatat, asyarak wilayah Indonesia saat ini telah
mengalami hari tanpa hujan berturut-turut dengan kategori ekstrem.
Di antaranya, Stasiun Kemanggih di Sumba Timur dan Busalangga di
Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur sudah tidak hujan selama 115 hari.
Sedangkan di Stasiun Maukaro, Ende juga di NTT selama 114 hari. Di
Jawa Tengah dan Jawa Timur, asyarak stasiun juga telah mencatat hari
tanpa hujan selama lebih dari 30 hari atau kategori sangat asyara.
Sebelumnya, El Nino secara resmi dinyatakan mulai berlangsung sejak
awal Juni 2023.
Fenomena El Nino adalah peristiwa peningkatan suhu lautan di
Pasifik asyar dan timur, yang menyebabkan kenaikan suhu udara di
seluruh dunia. Intensitas hujan pada November 2023 kemungkinan lebih
kecil dari rata-rata karena masih terdampak El Nino. Namun, karena
bersamaan awal musim hujan, maka pengurangannya menjadi tidak
signifikan. ”Periode Desember, Januari, Februari kajian menunjukkan
memang tidak tampak lagi dampak El Nino di Indonesia,” Supari.
Faktor yang mengakibatkan kekeringan diantaranya, berdasarakan
Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan bencana
mendefinisikan kekeringan sebagai ketersediaan air yang jauh dibawah
kebutuhan air untuk kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi dan
lingkungan. Adapun yang dimaksud kekeringan di bidang pertanian
adalah kekeringan yang terjadi di lahan pertanian yang ada tanaman (padi,
jagung, kedelai, dan lain-lain) yang sedang dibudidayakan (Adiningsih,
2014). Kekeringan sebenarnya adalah berkurangnya air untuk tujuan
tertentu.
Kekeringan didefinisikan sebagai sebagai suatu periode tertentu yang
curah hujannya kurang dari jumlah tertentu, definisi kekeringan juga tiga
asyar yang mempengaruhi kekeringan yaitu hujan, jenis tanaman yang
diusahakan dan asyar tanah (Wisnubroto dan Soekandarmodjo, 1999).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kekeringan antara lain:
a. Hujan
Tipe hujan di suatu daerah menentukan kemungkinan ada tidaknya
kekeringan di daerah itu, hujan dengan curah hujan yang cukup dan
terbagi merata tidak akan dirasakan sebagai penyebab kekeringan.
Kekeringan dapat terjadi asya hujan banyak terjadi tidak merata atau
menyimpang dari normal.
b. Jenis tanaman
Jenis tanaman khususnya tanaman pangan mempunyai jumlah
kebutuhan air yang diperlukan sendiri-sendiri, baik jumlah
keseluruhan maupun jumlah kebutuhan air dalam setiap tingkat
pertumbuhannya. Tanaman akan mengalami kekeringan jika jenis
tanaman yang ditanam mempunyai jumlah kebutuhan air setiap
tingkat pertumbuhan tidak sesuai dengan pola agihan hujan yang ada.
c. Tanah
Tanah adalah material gembur yang menyelimuti permukaan bumi
yang mampu menjadi media tumbuh tanaman berakar pada kondisi
lingkungan alami. Tanah sangat menentukan kemungkinan terjadinya
kekurangan air yang mengakibatkan besar kecilnya kekeringan.
Perbedaan fisik tanah akan menentukan cepat lambatnya atau besar
kecilnya kemungkinan terjadinya kekeringan. Parameter yang
mendominasi pada tanah yaitu jenis tanah serta solum tanah. Usaha
untuk memperbesar kemampuan tanah dalam menyimpan air yaitu
dengan memperbaiki sifat fisik tanah (Widiyartanto, 2004 ).
Selain definisi umum tersebut, kekeringan terbagi menjadi beberapa
macam dalam berbagai disiplin ilmu dan kepentingan.

Jayaseelan (2001) mengemukakan definisi kekeringan berupa


kekeringan meteorologis, kekeringan hidrologis, dan kekeringan
pertanian. Berikut definisi kekeringan tersebut (Jayaseelan, 2001) :
a. Kekeringan meteorologis adalah kekeringan yang berhubungan
dengan kurangnya curah hujan yang terjadi berada di bawah kondisi
normal dalam suatu musim. Perhitungan tingkat kekeringan
meteorologis merupakan indikasi pertama terjadinya kekeringan.
b. Kekeringan hidrologis adalah kekeringan akibat kurangnya pasokan
air permukaan dan air tanah. Kekeringan hidrologis diukur dari
ketinggian muka air waduk, danau dan air tanah. Ada jarak waktu
antara berkurangnya curah hujan dengan berkurangnya ketinggian
muka air asyar, danau dan air tanah, sehingga kekeringan hidrologis
bukan gejala awal terjadinya kekeringan.
c. Kekeringan pertanian berhubungan dengan kekurangan kandungan air
didalam tanah sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan tanaman
tertentu pada periode waktu tertentu sehingga dapat mengurangi
biomassa dan jumlah tanaman
El Nino dan La Nina terjadi akibat interaksi antara permukaan
laut dan atmosfer di Pasifik tropis. Perubahan suhu muka laut di
wilayah ini mempengaruhi atmosfer di atasnya.Perubahan atmosfer
juga mempengaruhi perubahan suhu dan arus laut melalui mekanisme
umpan balik (feedback) atmosfer-laut. Sistem interaksi atmosfer-laut
ini berosilasi antara kondisi hangat (El Nino) ke netral atau dingin (La
Nina) rata-rata memiliki siklus setiap 3-4 tahun, dan mempengaruhi
pola iklim di seluruh dunia setiap 3-4 tahun.
El Nino dan La Nina rata-rata terjadi setiap 3 sampai 5 tahun.
Namun, dalam catatan asyara interval antarperistiwa bervariasi dari 2
hingga 7 tahun.El Nino dan La Nina biasanya berlangsung sekitar 9-
12 bulan. Namun, beberapa kejadian La Nina dan El Nino bisa
berlangsung lebih lama tergantung dari intensitasnya.

Fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) yang asyar


dalam waktu bersamaan diprediksi membuat puncak musim kemarau
tahun ini lebih kering dari sebelumnya. Imbasnya ancaman gagal
panen pada lahan pertanian tadah hujan. Situasi tersebut berpotensi
mengganggu ketahanan pangan nasional.
Karena itu, menurut Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi,
dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, pemerintah daerah
perlu segera melakukan aksi mitigasi dan kesiapsiagaan. ”Lahan
pertanian berisiko mengalami puso alias gagal panen akibat
kekurangan pasokan air saat fase pertumbuhan tanaman,” ungkapnya
kemarin (22/7). Namun, lanjut Dwikorita, di sektor perikanan, kondisi
tersebut biasanya justru berpotensi meningkatkan tangkapan ikan. Itu
terjadi karena perubahan suhu laut dan pola arus selama El Nino dan
IOD positif yang mendingin. ”Karena itu, peluang dari kondisi ini
harus dimanfaatkan sehingga dapat mendukung ketahanan pangan
nasional,” jelas dia.
Dwikorita mengatakan, fenomena El Nino dan IOD positif
yang saling menguatkan membuat musim kemarau tahun ini menjadi
lebih kering dan curah hujan pada kategori rendah hingga sangat
rendah. Jika biasanya curah hujan berkisar 20 mm per hari, pada
musim kemarau ini menjadi sebulan sekali atau bahkan tidak ada
hujan sama sekali. ”Puncak kemarau kering ini diprediksi terjadi pada
Agustus hingga awal September dengan kondisi akan jauh lebih
kering dibandingkan 2020, 2021, dan 2022,” paparnya.
BAB III

DOKUMENTASI
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
El Nino meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera
Pasifik masyarakat, dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia.
Singkatnya, El Nino memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah
Indonesia secara umum. Selama periode El Nino, terjadi perubahan aliran
angin dan distribusi suhu di atmosfer. Dampaknya dapat meluas ke seluruh
dunia dan mempengaruhi cuaca dan iklim di berbagai daerah. El Nino adalah
fenomena alam yang dapat memiliki dampak signifikan terhadap sektor
pertanian. Dalam sektor pertanian, El Nino dapat menjadi tantangan besar
karena dapat mengganggu pola cuaca yang berdampak pada produksi
pertanian dan kesejahteraan petani. Oleh karena itu, pemantauan dan
pemahaman yang baik tentang El Nino sangat penting agar dapat mengambil
masyarakat-langkah pencegahan dan penyesuaian yang tepat untuk
mengurangi dampaknya. Kekeringan adalah kondisi dimana curah hujan
berada di angka di bawah normal, kemiringan lereng yang curam, tekstur
tanah yang tidak mampu menyimpan air atau kasar, dan jenis irigasi yang
mengandalkan hujan serta solum tanah yang memiliki kedalaman dangkal.
Fenomena iklim yang membuat penurunan curah hujan, El Nino,
diprakirakan akan terjadi hingga akhir tahun dengan puncaknya pada Agustus
hingga September.El Nino adalah fenomena atmosfer yang disebabkan oleh
peningkatan suhu muka laut di Samudera Pasifik bagian timur. Peningkatan
suhu ini membuat berkurangnya udara basah yang dibawa ke wilayah
Indonesia.Dengan demikian, udara yang masuk ke wilayah Indonesia
masyarakat kering dan membuat beberapa perubahan seperti curah hujan
yang berkurang, tutupan awan yang berkurang, dan suhu yang semakin
tinggi.
Seluruh Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara
Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi
Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara diprediksi memiliki curah
hujan paling rendah dan berpotensi mengalami musim kering yang
ekstrem.Selain wilayah-wilayah tersebut, prakiraan curah hujan bulanan
BMKG menunjukkan sebagai besar wilayah Indonesia akan mengalami curah
hujan bulanan kategori rendah bahkan masyarakat lainnya akan mengalami
kondisi tanpa hujan sama sekali hingga Oktober nanti.
Sektor paling terdampak dari fenomena El Nino adalah sektor
pertanian, terutama tanaman pangan semusim yang sangat mengandalkan air.
Rendahnya curah hujan pastinya akan mengakibatkan lahan pertanian
kekeringan dan dikhawatirkan menyebabkan gagal panen.BMKG pun
mendorong pemerintah daerah, khususnya bagi daerah yang diprediksi
terdampak serius untuk melakukan masyarakat mitigasi dan aksi
kesiapsiagaan secepat mungkin.
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu untuk daerah yang sering
mengalami kekeringan berat saat musim kemarau sebaiknya petani beralih
dari menanam padi menjadi palawija atau umbi-umbian seperti, bawang
merah, bawang putih, singkong dan kacang asyara. Sedangkan untuk daerah
yang sering mengalami kekeringan sedang dapat dialihkan dengan menanam
cabai, wortel, terong dan mentimun. Selain itu, pemerintah harus
memperhatikan ketersediaan air pada daerah tersebut. Penanganan
kekeringan di Indonesia membutuhkan kerja sama antara pemerintah dan
masyarakat. Hal itu sangat penting dalam mengatasi dampak dari kekeringan
menjelang musim kemarau.
Berikut adalah solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi kekeringan.
- Membangun dan melakukan rehabilitasi jaringan irigasi.
- Membangun waduk pada beberapa daerah yang potensial.
- Memelihara atau melakukan rehabilitasi konservasi lahan dan air.
- Melakukan sosialisasi kepada asyarakat untuk menghemat
penggunaan air.
- Melakukan reboisasi terhadap hutan dan penghijauan pada area
pemukiman warga maupun di jalan besar.

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BOGOR Juni,2020,


VI, Penyebab Terjadinya Kekeringan dan Dampaknya Bagi Kehidupan, BOGOR

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN KULON-


PROGO, Hujan Tak Kunjung Turun, Jiwa Terdampak Kekeringan Semakin
Bertambah, BOGOR

PERKIM.ID, 5 September 2023, Indonesia Krisis Kekeringan

Nurdin Cahyadi, Apa itu El Nino di Indonesia !! Bagaimana Dampak dan


Penyebabnya, 12 Oktober 2023, DISDIK

JUMADI, 7 September 2023 : DAMPAK FENOMENA EL NINO, PEMKAB


BATANG ANTISIPASI KEKERINGAN, KANAL BERITA PEMKAB BATANG

DINKES YOGYARKARTA, 17 Agustus 2023, Potensi Dampak “El Nino” terhadap


Kesehatan Manusia.

Sani Safitri, EL NINO, LA NINA DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN


DI INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai