Makalah Kel 3 Shalat

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SHALAT
Ditujukan Untuk Memenuhi salah satu tugas mata kuliah yang diampu Oleh:

ALFITRI, Lc., M.Pd

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3

MUHAMMAD SULTHAN DAFFA AL HISYAM (223110835)


ROSTIANA (223110941)
NUR FADLI ALAMSYAH (223110361)
ABI HABIBI (223110313)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKLUTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
TP 2022/2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga
makalah dengan topik “Shalat” dapat selesai tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas dari bapak Al fitri, Lc., M.Pd pada
mata kuliah ibadah muamalah. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah
wawasan kepada pembaca tentang Thaharah.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada bapak Al fitri, Lc., M.Pd selaku
dosen pengampu. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan kami
berkaitan dengan topik yang diberikan. Kami juga mengucapkan terima kasih yang
sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih banyak terdapat
kesalahan. Oleh karena itu Kami memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan
yang pembaca temukan dalam makalah ini. Kami juga mengharap adanya kritik serta saran
dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Pekanbaru, 15 Maret 2023

Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslimin yang sudah mukallaf dan
harus dikerjakan baik bagi mukimin maupun da perjalanan. Shalat merupakan rukun Islam
kedua setelah syahadat. Islam didirikan atas lima sendi (tiang) salah satunya adalah shalat,
sehingga barang siapa mendirikan shalat,maka ia mendirikan agama (Islam), dan barang siapa
meninggalkan shalat,maka ia meruntuhkan agama (Islam). Shalat harus didirika. dalam satu
hari satu malam sebanyak lima kali, berjumlah 17 rakaat. Shalat tersebut merupakan wajib
yang harus dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim mukallaf baik sedang sehat maupun sakit.
Selain shalat wajib ada juga shalat - shalat sunah. Untuk membatasi bahasan penulisan dalam
permasalahan ini, maka penulis hanya membahas tentang shalat wajib kaitannya dengan
kehidupan sehari-hari.

2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apa itu definisi Shalat?
2. Apa dasar hukum dari Shalat?
3. Apa saja keutamaan Shalat?
4. Apa saja rukun-rukun Shalat?
5. Bagaimana tata cara melaksanakan Shalat?
6. Apa saja macam-macam Shalat?
7. Berapa hal yang membatalkan Shalat?
8. Apa saja hikmah atau filosofi dari Gerakan Shalat?
9. Masalah apa saja dalam Khilafiyah dalam Shalat?

3. Tujuan
Adapun manfaat dari dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Agar pembaca mengetahui bagaimana segala hal tentang Shalat baik definisi, rukun,
keutamaan, dan lain-lain.
2. Agar menambah wawasan para pembaca serta menjadi referensi bagi kelompok-
kelompok yang lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian
Dalam mendefinisikan tentang arti kata shalat, Imam Rafi’i mendefinisikan bahwa shalat
dari segi bahasa berarti do’a, dan menurut istilah syara’ berarti ucapan dan pekerjaan yang
dimulai dengan takbir, dan diakhiri/ditutup denngan salam, dengan syarat tertentu. Kemudian
shalat diartikan sebagai suatu ibadah yang meliputi ucapan dan peragaan tubuh yang khusus,
dimulai dengan takbir dan di akhiri dengan salam (taslim). Dari pengertian tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan shalat adalah suatu pekerjaan yang diniati
ibadah dengan berdasarkan syaratsyarat yang telah ditentukan yang dimulai dengan takbiratul
ikhram dan diakhiri dengan salam. Shalat menghubungkan seorang hamba kepada
penciptanya, dan shalat merupakan menifestasi penghambaan dan kebutuhan diri kepada
Allah SWT. Dari sini maka, shalat dapat menjadi media permohonan, pertolongan dalam
menyingkirkan segala bentuk kesulitan yang ditemui manusia dalam perjalanan hidupnya. Di
samping shalat wajib yang harus dikerjakan, baik dalam keadaan dan kondidi apapun,
diwaktu sehat maupun sakit, hal itu tidak boleh ditinggalkan, meskipun dengan kesanggupan
yang ada dalam menunaikannya, maka disyariatkan pula menunaikan shalat sunah sebagai
nilai tambah dari shalat wajib.

2. Dasar Hukum Shalat


Shalat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dan harus dilaksanakan berdasarkan
ketetapan Al-Qur'an, sunnah, dan ijma'. Nabi Muhammad SAW secara langsung yang
diperintahkan oleh Allah di “sidratulmuntaha” sewaktu isra' dan mi'raj. Berikut dalil-dalil
nya.

‫َو َأِقيُم وا الَّصالَة َو آُتوا الَّز َكاَة َو اْر َك ُعوا َم َع الَّراِكِع يَن‬
Artinya: “Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang
rukuk.” (QS.al Baqarah (2): 43).

3. Keutamaan Shalat
1. Shalat adalah penyejuk hati dan penghibur jiwa Shalat merupakan penyejuk hati,
penghibur dan penenang jiwa. Shalat adalah dzikir, dan dengan berdzikir kepada Allah Ta’ala,
hati pun menjadi tenang. Shalat adalah interaksi antara seorang hamba dengan Rabb-nya.
Seorang hamba berdiri di hadapan Rabb-nya dengan ketundukan, perendahan diri, bertasbih
dengan memuji-Nya, membaca firman Rabb-nya, mengagungkan Allah baik dengan
perkataan dan perbuatan, memuji Allah Ta’ala dengan pujian yang memang layak ditujukan
untuk diri-Nya, dia meminta kepada Allah Ta’ala berupa kebutuhan dunia dan akhirat.
2. Shalat mencegah perbuatan keji dan mungkar Jika seorang hamba mendirikan shalat
sesuai dengan ketentuan dan petunjuk syariat, maka shalat tersebut akan mencegah dari
perbuatan keji dan mungkar.
3. Shalat sebagai penolong manusia terkait urusan agama dan dunia.
4. Pahala dan kebaikan yang besar telah disiapkan untuk hamba-Nya yang mendirikan
shalat.
5. Shalat adalah penggugur atas dosa-dosa kecil dan membersihkan kesalahan.
Sebagaimana dalam salah satu hadits Nabi yang berarti. “Shalat lima waktu, shalat Jum’at ke
shalat Jum’at berikutnya, adalah penggugur dosa di antara keduanya, selama dosa-dosa besar
ditinggalkan.” (HR. Muslim no. 233).
6. Shalat adalah penghubung paling kuat antara hamba dengan Rabb-nya. Diriwayatkan
dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang
berarti “Allah Ta’ala berfirman, “Aku membagi shalat (yaitu surat Al-Fatihah) untuk-Ku dan
hamba-Ku menjadi dua bagian. Dan untuk hamba-Ku sesuai dengan apa yang dia minta.”

4. Rukun Shalat
Rukun Shalat terbagi menjadi 13 rukun, yaitu:
1. Niat Shalat
2. Berdiri tegak (apabila mampu)
3. Takbiratul Ikhram
4. Membaca Surat Al-Fatihah
5. Ruku’ dan tuma’ninah
6. I’tidal dan tuma’ninah
7. Sujud dan tuma’ninah
8. Duduk diantara dua sujud dan tuma’ninah
9. Duduk Tasyahud Akhir
10. Membaca Tasyahud Akhir
11. Membaca Shalawat Nabi di Tasyahud Akhir
12. Membaca salam
13. Tertib

5. Tata Cara Shalat


Adapun tata cara Shalat sesuai dengan rukun shalat. Namun sebelum melaksanakan Shalat,
kita hendak menyucikan baik dari hadas besar maupun hadas kecil dan dilanjutkan dengan
ber-wudhu.

6. Macam-Macam Shalat
Adapun macam-macam Shalat terbagi menjadi 2 berdasarkan hukum pelaksanaannya.
1. Shalat Fardhu (wajib)
Salat Fardu adalah salat dengan status hukum Fardu, yakni wajib dilaksanakan. Salat
Fardhu sendiri menurut hukumnya terdiri atas dua golongan yakni: Fardhu 'Ain yakni yang
diwajibkan kepada individu. Termasuk dalam salat ini adalah salat lima waktu dan salat
Jumat untuk pria. Fardhu Kifayah yakni yang diwajibkan atas seluruh muslim namun akan
gugur dan menjadi sunnat bila telah dilaksanakan oleh sebagian muslim yang lain. Yang
termasuk dalam kategori ini adalah salat jenazah
2. Shalat Sunnah
Salat sunah adalah beragam jenis salat yang dianjurkan untuk dikerjakan, akan tetapi
tidak diwajibkan. Seorang muslim tidak berdosa ketika tidak melaksanakan salat sunah,
sedangkan melaksanakannya berarti memperoleh pahala. Salat sunah terbagi lagi menjadi
dua, yaitu salah sunah muakkad dan salat sunah ghairu muakkad. Salat sunah muakkad adalah
salat sunah yang dianjurkan dengan penekanan yang kuat (hampir mendekati wajib), seperti
salat dua hari raya muslim dan salat tarawih. Sedangkan salat sunah ghairu muakkad adalah
salat sunah yang dianjurkan tanpa anjuran dengan penekanan yang kuat. Salat sunah
merupakan salah satu jenis dari salat nawafil yang dibedakan dari salat mustahab dan salah
tathawwu'.
Salat sunah menurut hukumnya terdiri atas dua golongan yakni: Salat sunah muakkad,
adalah salat sunah yang dianjurkan dengan penekanan yang kuat (hampir mendekati wajib),
seperti salat dua hari raya, salat sunah witr dan salat sunah thawaf. Salat sunah ghairu
muakkad, adalah salat sunah yang dianjurkan tanpa penekanan yang kuat, seperti salat
rawatib dan salat sunah yang sifatnya insidentil (tergantung waktu dan keadaan, seperti salat
kusuf/khusuf hanya dikerjakan ketika terjadi gerhana).

7. Hal-Hal yang Membatalkan Shalat


Adapun beberapa hal yang dapat membatalkan Shalat seperti contoh berikut.
1. Dalam keadaan hadas kecil dan hadas besar. Hadas kecil seperti melakukan hal yang
membatalkan wudhu dan hadas besar misalnya haid, nifas maupun dalam keadaan junub.
2. Sebagian aurat terbuka saat sholat.
3. Mengkonsumsi makanan dan minuman saat sholat.
4.Terdapat najis pada badan maupun pakaian.
5. Bergerak hingga lebih dari tiga kali berturut-turut.
6. Melakukan gerakan yang besar seperti melompat dan memukul.
7. Mendahului maupun terlambat mengikuti gerakan sholat imam sampai dua rukun.
Contohnya ketika imam masih dalam keadaan sujud, makmum sudah bangun dari sujud.
8. Memiliki niat membatalkan sholat dengan kondisi tertentu.
9. Mengurangi rukun sholat.
10.Tertawa dengan keras, berdahak, batuk tanpa disengaja.

8. Filosofi dari Gerakan Shalat


Gerakan sholat memiliki makna tersendiri. Syekh Imam An-Nawawi Al-Bantani di dalam
kitab Tanqihul Qaul Al-Hatsits fi Syarhi Lubbabil Hadits telah menerangkan bahwa terdapat
beberapa filosofi dalam gerakan sholat, yaitu sebagai berikut.
1. Takbiratul Ihram
Makna dari gerakan tersebut yaitu menunjukkan bahwa seorang hamba itu seakan-akan
tenggelam dalam lautan kesalahan-kesalahan dan kemaksiatan.
2. Ruku’
Ruku' memiliki makna seakan-akan seorang yang sedang melaksanakan shalat itu
mengatakan, "Akulah hamba-Mu, dan sungguh aku telah menghamparkan tanganku
kepadaMu.”
3. Sujud
Makna dari sujud yang pertama saat diletakkannya dahi di atas tanah yaitu seakan-akan
seorang hamba sedang berkata "dari tanahlah Engkau menciptakanku." Lalu makna
mengangkat kepala dari sujud yang pertama adalah seakan-akan seseorang mengatakan,
"darinya (tanah) Engkau mengeluarkanku", kemudian makna sujud yang kedua adalah
seakan-akan mengatakan, "dan di dalamnya lah Engkau akan mengembalikanku (dikubur di
dalam tanah ketika meninggal dunia)." Setelah itu, makna ketika bangun dari sujud yaitu
seakan-akan mengatakan, "dan darinya (tanah) Engkau mengeluarkanku lagi (dibangkitkan di
hari Kiamat untuk dihisab)."
4. Gerakan Salam
Setelah membaca attahiyat, seseorang akan mengucap salam sambil menoleh ke kanan
lalu ke kiri. Gerakan salam memiliki makna doa. "Ya Allah berikanlah aku catatan amalku
dengan tangan kananku, dan janganlah Engkau memberikan catatan amalku dengan tangan
kiriku."

9. Masalah yang Terjadi di Khilafiyah dalam Shalat


Khilafiyah adalah perbedaan pendapat antara dua orang atau lebih terhadap suatu objek
atau masalah dalam urusan agama. Permasalahan Khilafiyah sempat ada ketika pelaksanaan
Doa Qunut ketika Shalat Subuh. Dari riwayat Muhammad radhiyallahu 'anhu, dia bertanya
kepada Anas bin Malik: "Apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membaca Qunut
pada sholat Subuh?". Anas bin Malik menjawab: "Ya, setelah rukuk, sejenak". (HR Muslim)
Anas bin Malik juga berkata: "Rasulullah terus menerus membaca Qunut pada sholat Subuh
hingga beliau meninggal dunia". (HR Ahmad, Ad-Daraquthni dan Al-Baihaqi) Lalu,
bagaimana dengan hadis yang lain, yang juga diriwayatkan oleh Anas bin Malik yang
menyatakan bahwa Rasulullah membacakan doa Qunut Subuh (hanya) selama satu bulan, dan
kemudian setelah itu meninggalkannya? Hadis inilah yang dipakai oleh mereka yang tidak
mengamalkan doa Qunut Subuh. Hadis ini kemudian menjadi polemik dan dianggap
bertentangan dengan hadis sebelumnya.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir
dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat –
syarat yang telah ditentukan. Sedangkan secara hakikinya ialah berhadapan hati (jiwa) kepada
Allah, secara yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa
kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya atau melahirkan hajat dan keperluan kita
kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua – duanya.
Orang beriman melaksanakan shalat sesuai dengan apa yang telah diperintahkan oleh Allah
SWT, serta sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Selain itu sholat juga
mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan manusia, untuk kesehatan manusia itu sendiri,
ketenangan hati dan pikiran, dan keselamatan di akhirat karena amal yang pertama dihisab
adalah sholat.

Anda mungkin juga menyukai