Bab I
Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
fisik, mental dan sosial secara utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau
kelemahan, dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan
adalah suatu keadaan atau kondisi yang sehat mengenai fungsi, sistem dan proses
dianjurkan untuk kelangsungan hidup yang lebih baik, terutama remaja perlu
adanya pengetahuan yang lebih mengenai kesehatan reproduksi agar para remaja
menyebut kaum muda (youth) untuk usia antara 15 sampai 24 tahun. Sementara,
Amerika Serikat, rentang usia remaja adalah 11-21 tahun dan terbagi menjadi tiga
tahap yaitu remaja awal (11-14 tahun); remaja menengah (15-17 tahun) dan
remaja akhir (18-21 tahun). Definisi ini kemudian disatukan dalam terminologi
masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa yang
1
2
dewasa. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam perjalanan kehidupan
manusia. Golongan umur ini penting karena menjadi jembatan antara masa kanak-
kanak yang bebas menuju masa dewasa yang menuntut tanggung jawab, selain itu
remaja mempunyai sifat yang unik, salah satunya adalah sifat ingin meniru
individu dan penting dalam menentukan status kesehatan secara umum (overall
health) dan kualitas hidup (quality of life) individu. Bahkan tepatnya sejak abad
perempuan semakin sering didiskusikan, baik dalam forum ilmiah maupun forum
masyarakat awam.
dan masyarakat tanpa memandang status ras, usia, gender, agama, orientasi
seksual, ekonomi, dan sosial. Kesehatan dan permasalahan reproduksi dan seksual
spiritual, sosial dan subjek lainnya. Pelayanan kesehatan memiliki kualitas baik
dengan subjek pelayanan kesehatan fisik, psikologis, sosial, dan spiritual (Afiyanti
sehat mental, fisik dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang
berkaitan dengan sistem dan fungsi serta proses dan bukan hanya kondisi yang
bebas dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk berdasarkan atas perkawinan
yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan material yang layak,
bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, spiritual memiliki hal yang serasi, selaras,
seimbang antara anggota keluarga dan antara keluarga dan masyarakat dan
lingkungan.
Menurut WHO dalam Marmi (2013: 54) adalah “suatu keadaan fisik,
mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan
dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi dan
prosesnya”.
orang dapat menikmati kehidupan seks yang aman dan menyenangkan dan
seksnya secara aman dan bebas untuk menetapkan keinginan untuk bereproduksi.
kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat yang dimiliki oleh individu
secara fisik, mental dan sosial yang berhubungan dengan sistem reproduksi, tidak
4
hanya terhindar dari penyakit namun juga dapat menikmati kehidupan seks yang
serta memiliki kebebasan untuk menetapkan kapan dan seberapa sering mereka
ingin bereproduksi serta mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan material yang
baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Hal ini bisa terjadi karena
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang menjadi permasalahan utama dalam
menjaga kesehatan reproduksinya. Jika tidak ada tindakan preventif dari berbagai
mengenai kesehatan reproduksi remaja akan semakin meningkat, untuk itu perlu
guru, dan teman sebaya, serta sumber informasi mengenai kesehatan reproduksi.
Kamis, 7 Mei 2020 yang dilakukan oleh peneliti terhadap wakil ketua IPPNU
masalah kesehatan reproduksi yaitu AF, MPAW, dan ER dengan latar belakang
berlebihan.
MPAW sering menahan air kencing dan sering mengkonsumsi makanan dan
minuman yang tidak sehat seperti terlalu sering mengkonsumsi air soda dan
karena kurang memahami cara membersihkan organ intim dengan tepat dan sering
adalah:
Penerapan aneka ragam teknik dan prosedur yang berakar pada berbagai
teori tentang belajar. Terapi ini menyertakan penerapan yang sistematis prinsip-
prinsip belajar pada pengubahan tingkah laku ke arah cara-cara yang lebih adaptif.
behavioral.
adalah “meniru perilaku dan sikap orang lain, di mana orang yang di modelkan
merupakan suatu pola untuk dapat ditiru. Pola yang memberikan dorongan untuk
menjadi perilaku ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Model yang di
penting dalam kognitif sosial mengacu pada perubahan perilaku, sikap kognitif
7
dan afektif yang berasal dari pengamatan satu model atau beberapa model.
oleh Mandala, Dantes, dan Setuti (2013) dengan judul “Penerapan Konseling
Intelligence Siswa Pada Kelas XAP1 SMK Negeri 1 Seririt Kabupaten Buleleng”.
XAP1 SMK Negeri 1 Seririt. Subjek penelitian 9 orang siswa kelas XAP1 SMK
dibawah persentase 65%. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus. Data emotional
Emotional Intelligence siswa 56,36% menjadi 66,31% pada siklus I dan dari
66,31% menjadi 77,16% pada siklus II. Data tersebut menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan sebesar 18,02% dari kondisi awal ke siklus I dan 16,49% dari siklus I
dan teknik tersebut akan memudahkan konseli dalam menemukan solusi dari
bagaimana menjaga kesehatan reproduksi yang baik dan benar. Untuk itu peneliti
Reproduksi Remaja”.
reproduksi maka remaja akan terhindar dari segala macam jenis penyakit menular
seksual.
agar remaja bisa memahami seberapa pentingnya kesehatan reproduksi yang harus
1. Pakaian dalam dan celana dalam (CD) diganti minimal dua kali sehari.
2. Menggunakan CD berbahan menyerap keringat, jangan menggunakan
celana dalam ketat.
3. Pakai handuk yang bersih, kering, tidak lembab, dan bau.
4. Bagi wanita, setelah buang air kecil cara cebok yang benar dari arah depan
ke belakang agar kuman dari anus tidak ikut ke organ reproduksi.
5. Untuk pria, dianjurkan disunat atau dikhitan agar terhindar dari kanker
penis dan kanker leher rahim pada istrinya.
Akan tetapi pada kenyataannya masih ada beberapa dari anggota IPPNU
yang masih belum bisa menjaga kesehatan reproduksinya dengan baik bahkan
reproduksinya.
organ reproduksi dengan benar sehingga ada beberapa dari anggota IPPNU yang
penyakit kelamin yang bisa menganggu aktivitas kegiatan sehari-hari. Hal ini
reproduksi masih sering terjadi. Apabila hal ini tidak segera diatasi akan dapat
menimbulkan berbagai masalah yang muncul dan akan menghambat dalam proses
modeling dengan jenis teknik model langsung dimana peneliti akan menjadi
10
model bagi konseli, agar konseli bisa mengamati tingkah laku apa saja yang akan
dilakukan oleh konselor sebagai model dan konseli dapat mencontohkan apa yang
telah dilakukan oleh model. Tingkah laku tersebut dapat terbentuk melalui
konseling ini diharapkan siswa dapat merubah kebiasaan buruknya dalam menjaga
kesehatan reproduksinya.
sebagai berikut:
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
modeling serta remaja dapat mengetahui dan memahami cara menjaga organ
reproduksinya dengan baik dan benar agar terhindar dari permasalahan yang
serta dapat mengarahkan remaja IPPNU pada hal-hal yang positif terhadap
reproduksi remaja.